Siapkan Diri Menyambut Sang Buah Hati
Memiliki buah hati adalah hal yang sangat dinanti bagi pasangan suami istri, baik yang baru saja menikah maupun yang sudah lama membangun bahtera rumah tangga. Menanti kelahiran sang buah hati tentulah menjadi kebahagiaan tersendiri. Segala persiapan dilakukan mulai dari proses kehamilan hingga kelahiran.
Kalau kamu belum dikaruniai buah hati, janganlah berkecil hati. Ada beberapa cara untuk bisa memiliki buah hati, salah satunya dengan proses bayi tabung. Dalam rangka merayakan anniversary ke 20, Morula IVF Indonesia menyelenggarakan acara seru yang bernama Fertility Science Week. Dengan mengangkat tema A Journey of Making Dreams Come True, Morula IVF Indonesia ingin memperlihatkan bahwa science itu penting di dalam kehidupan khususnya untuk mendukung proses bayi tabung agar sang buah hati bisa lahir dengan sehat dan kuat.
Acara Fertility Science Week ini berlangsung selama 4 hari dari tanggal 6-9 September 2018 di Atrium Central Park Jakarta. Acara ini dikemas dengan sangat menarik dan seru. Banyak pengisi acara yang hadir, salah satunya adalah Lead Trainer QM Financial, Ligwina Hananto. Ligwina memberikan tips bagaimana cara mengatur keuangan sebelum hingga sesudah melahirkan sang buah hati.
1. Siapkan Anggaran Kehamilan
Memiliki buah hati tentu sangat membahagiakan, namun perlu diingat banyak proses yang harus dilalui dengan biaya yang tidak sedikit. Buatlah anggaran periksa rutin ke dokter, diantaranya biaya konsultasi, biaya obat, biaya cek ultrasonografi atau USG, biaya cek laboratorium, dan biaya administrasi.
Usahakan sebelum memiliki buah hati, kamu sudah mengatur keuangan yang baik untuk proses kehamilan. Jadi ketika masa kehamilan tiba, anggaran pemeriksaan rutin sudah tersedia dan tak perlu lagi mengambil uang dari pos lain.
2. Pertimbangkan Untuk Investasi Jangka Pendek
Setelah kehamilan diketahui, kamu punya waktu 9 bulan berinvestasi untuk kebutuhan persalinan nanti. Kamu bisa menyimpan dana tersebut dalam bentuk tabungan, deposito atau reksadana pasar uang. Instrumen investasi ini memiliki resiko yang rendah dan mudah untuk dicairkan terutama jika ada keadaan darurat. Intinya, investasikan uang Anda dalam bentuk-bentuk yang mudah dan dicairkan. Tidak masalah bila bunganya kecil, karena tujuan investasi bukan untuk mendapatkan return yang sebesar-besarnya.
3. Pertimbangkan Untuk Investasi Jangka Panjang
Selain investasi jangka pendek untuk persiapan persalinan, kamu juga perlu mengatur keuangan dan mulai untuk berinvestasi jangka panjang. Pasca persalinan, masih banyak pengeluaran yang harus dianggarkan dan budgetnya bisa lebih besar lho, salah satunya adalah untuk dana pendidikan anak. Karena jangka waktunya masih panjang, kamu bisa menyimpan dana tersebut dalam instrumen investasi yang memiliki return tinggi seperti reksadana campuran dan reksadana saham.
Nah, kalau kamu adalah pasangan suami istri yang baru menikah, gak ada salahnya mengatur keuangan untuk masa kehamilan mulai dari sekarang. Semakin dini dimulai, keuangan pun bakal lebih matang ketika sang buah hati datang.
Nita Kurniawati
Milenial, Kamu Mampu Kok Beli Properti
Masa muda adalah masa kejayaan. Demikian jargon yang sering kita dengar di kalangan milenial. Walaupun usia rata-rata masih di bawah 30 tahun, mereka sudah mampu memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya. Umumnya mereka sudah memiliki penghasilan yang terbilang cukup dari pekerjaannya.
Meski punya penghasilan besar, kalangan milenial ini justru diprediksi tidak mampu untuk membeli properti seperti rumah atau apartemen sebagai hunian pribadi bahkan sebagai investasi. Penyebab utamanya adalah gaya hidup mereka yang tinggi. Kalangan milenial cenderung mengikuti tren yang terjadi saat ini mulai dari teknologi, fesyen, travelling, hingga menggunakan berbagai produk dari brand ternama. Hal inilah yang membuat kalangan milenial melupakan pentingnya menabung dan investasi dalam bentuk properti.
Sebagai wujud kepedulian terhadap karyawannya yang mayoritas milenial, pada tanggal 15 Agustus 2018 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali mengundang Ligwina Hananto – lead trainer QM Financial – untuk memberikan edukasi finansial kepada para karyawan OJK.
Sharing session kali ini membahas tentang pengelolaan keuangan untuk investasi dalam menjaga nilai kekayaan. Pengelolaan keuangan disini lebih mengarahkan agar para karyawan mempunyai minat untuk memiliki properti seperti rumah atau apartemen di usia muda. Ada beberapa hal yang perlu diketahui sebelum membeli properti:
- Pilih Lokasi yang Tepat. Lokasi adalah salah satu penentu utama ketika kita hendak membeli properti. Lokasi akan sangat mempengaruhi harga properti itu sendiri. Selain itu, pemilihan lokasi ini juga perlu sekali dipertimbangkan jika properti yang dibeli akan digunakan untuk hunian pribadi. Pilihlah lokasi terbaik yang dekat dengan akses ke berbagai tempat. Misalnya transportasi umum, pusat perbelanjaan, sekolah, rumah sakit, taman bermain, dan sebagainya.
- Periksa Reputasi Developer. Sebagaimana investasi lainnya, membeli properti juga memiliki risiko. Hal ini tentu sangat penting diketahui oleh investor pemula atau kamu yang ingin membeli properti untuk hunian pribadi. Untuk meminimalisir terjadinya risiko, pilihlah developer yang memiliki reputasi terbaik di pasaran. Cek juga izin pembangunan dan hal lainnya yang terkait dengan properti yang akan kamu beli, sehingga properti yang akan kamu beli tidak akan menimbulkan masalah/kerugian di masa yang akan datang.
- Ajukan KPR. Kamu bisa mengajukan KPR jika ingin membeli properti. Hal ini dapat meringankan beban biaya yang harus dikeluarkan. Siapkan uang muka atau down payment (DP) sebesar 30% dari harga properti. Kamu bisa mulai investasi bulanan untuk mencapai target DP properti ini. Misalnya dengan harga properti Rp600.000.000, kamu perlu menyiapkan DP sebesar Rp180.000.000. Jika kamu ingin mencapai target DP dalam jangka waktu 5 tahun, kamu perlu berinvestasi sebesar Rp2.500.000/bulan ke dalam produk yang bisa memberikan imbal hasil 8% per tahun.
- Siapkan Dana Tambahan. Ada beberapa biaya tambahan yang perlu dipenuhi saat hendak membeli properti, antara lain biaya provisi, biaya administrasi, biaya asuransi, biaya legalisir notaris, appraisal, clearance sertifikat dan pajak jual beli. Besaran biaya ini bisa mencapai 5-10% dari harga rumah. Siapkan dananya bersama dengan DP ya.
- Pilihlah Jangka Waktu Pembayaran yang Sesuai. Kemampuan finansial setiap orang berbeda. Pilihlah jangka waktu yang sesuai dengan kemampuan kamu. Jangan memaksakan diri bila memang belum mampu mengambil jangka waktu pendek. Jangka waktu cicilan akan mempengaruhi seberapa besar cicilan yang harus kamu bayar setiap bulannya. Ingat, selain cicilan KPR, masih ada kebutuhan hidup lainnya yang perlu dipenuhi. Atur jangka waktu pelunasan agar besaran cicilan maksimum 30% dari pendapatan bulanamu. Jadikan cicilan KPR sebagai salah satu pos terpenting di dalam keuangan. Kamu juga harus mengelola keuangan dengan baik, yakni dengan melakukan penghematan untuk berbagai pengeluaran yang tidak begitu penting.
Memiliki properti menjadi hal yang kerap terlupakan di kalangan milenial yang cenderung memilih gaya hidup yang tinggi ketimbang membeli properti. Dengan kenaikan harga properti yang tinggi, yuk mulai prioritaskan properti sebagai salah satu salah satu aset yang wajib dimiliki sejak muda. Milenial, kamu mampu kok beli properti. Selamat memulai perjalanan memiliki properti pertamamu sendiri!
Nita Kurniawati
Tak Perlu Panik Saat Dolar Naik
Beberapa waktu terakhir, terjadi pelemahan berbagai nilai mata uang terhadap dolar AS – termasuk rupiah. Apakah kamu ikutan panik saat dolar naik?
Apakah kamu khawatir gak bisa beli gadget baru?
Mengingat sebagian besar produk-produk elektronik masih impor, terasa sekali perbedaan harganya kalau mau beli gadget baru. Efek ke industri juga besar karena banyak bahan baku yang impor. Imbasnya, harga jual terpaksa dinaikkan dan daya beli masyarakat jadi melemah. Namun, hal ini tidak bisa dipukul rata. Beberapa pemilik bisnis sudah melakukan strategi hedging (lindung nilai) dengan kontrak pembelian dengan harga dan periode yang sudah disepakati atau bahkan sudah menyetok bahan baku untuk satu hingga dua tahun ke depan.
Apakah kamu khawatir akan terjadi krisis?
Krisis terjadi kalau pertumbuhan ekonomi minus. Faktanya, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada di kisaran 5%. Cara mengukur pertumbuhan ekonomi.
Y=C+I+G+(X-M)
Pertumbuhan ekonomi atau pertumbuhan GDP (Y) akan dipengaruhi oleh: Consumption (C), Investment (I), Government Tax (G) dan Net Export (X-M).
Kita perlu bersama-sama mendorong pertumbuhan C, I, G dan net export (X-M). Dengan mengelola keuangan pribadi dengan baik, kita akan memiliki kemampuan beli sehingga mendorong konsumi (C). Kita juga akan memiliki kemampuan berinvestasi (I) yang lebih besar. Hal ini akan mendorong penerimaan pajak negara (G). Kita juga bisa memilih mengonsumi produk lokal untuk menekan impor.
Pemerintah kita pastinya sudah menyiapkan langkah-langkah untuk mencegah perlambatan ekonomi. Pertanyannya, apa sih efeknya dolar naik pada keuangan pribadimu? Apakah sudah waktunya saya investasi dalam dolar AS? Jawabannya adalah YA untuk 3 alasan berikut.
- Kamu punya penghasilan dan atau pengeluaran dolar
Kamu perlu menyimpan uang dalam dolar AS kalau home currency-mu dolar. Home currency adalah mata uang utama yang digunakan dalam keluarga. Kalau penghasilan atau pengeluaranmu dolar, YA kamu perlu menyimpan dolar AS. Kalau penghasilan dan pengeluaran rupiah sih, anteng aja ya ☺
- Kamu punya tujuan finansial dalam bentuk dolar
Ada tiga tujuan finansial yang biasanya membutuhkan mata uang asing, yaitu dana pendidikan, dana naik haji dan dana travelling.
Misal, untuk Dana Pendidikan S1 anak di AS. Untuk menghindari risiko nilai tukar, tiga tahun sebelum dibutuhkan, sebaiknya dana dipindah bertahap ke mata uang yang akan digunakan.
Ligwina Hananto pernah punya pengalaman pribadi saat kuliah di Australia. Dia bisa tetap melanjutkan pendidikan meski sedang krisis karena orang tuanya sudah menyimpan dana kuliahnya dalam dolar Australia.
Untuk tujuan finansial naik haji atau umroh, kamu perlu cek ke travel agent, apakah pembayaran menggunakan rupiah atau dolar AS. Simpan sesuai mata uang yang dibutuhkan.
Untuk tujuan finansial travelling – baik untuk tujuan liburan maupun business trip – kamu perlu menyimpan mata uang asing yang dibutuhkan. Namun, berhubung penukaran uang dolar AS harus dalam bentuk sempurna (tidak terlipat atau ada noda), riskan untuk menyimpan dolar dalam jumlah banyak. Simpan sesuai kebutuhanmu ya.
- Kamu punya dana mengangur dalam jumlah besar
Kalau semua dana untuk tujuan finansial sudah terpenuhi, dan kamu masih punya ‘dana menganggur’ yang besar – silakan saja jika ingin membuat variasi portofolio. Definisi untuk uang menggangur dalam jumlah besar adalah uang kas minimal Rp5M. Punya gak? ☺
Jadi, dari tiga alasan untuk menyimpan dana dalam dolar AS, kamu termasuk tipe yang mana? Kalau bukan ketiganya, gak ada alasan untuk panik ya ☺
Yuk, terus perbaharui pengetahuan dan kemampuan kita dalam mengelola uang. Butuh lebih banyak info finansial? Kamu bisa manfaatkan program khusus Financial Education At Your Budget. Edukasi finansial gak perlu mahal kok. Sila ngobrol dulu dengan tim QM Project di 0811 1500 688 (MIA/NITA) atau langsung daftar di . Hanya di September ya!
QM Admin
Jalan Panjang Menyiapkan Dana Pendidikan Untuk Berbagai Jenjang
Senin, waktunya #FinClic! Kini Financial Clinic tak hanya hadir dalam bentuk stories loh. Kamu juga bisa bertanya langsung pada lead trainer Ligwina Hananto melalui fitur instagram live. Follow dulu instagram @QM_Financial ya.
Topik kali ini adalah tentang Dana Pendidikan. Dana Pendidikan ini adalah topik sepanjang zaman. Selalu seru membahas bagaimana sebaiknya menyiapkan dana pendidikan anak yang terdiri dari berbagai jenjang, mulai dari play group hingga S1 atau bahkan S2. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menyiapkan Dana Pendidikan di berbagai jenjang.
Inflasi
Yang paling mengkhawatirkan dari besarnya Dana Pendidikan adalah tingginya inflasi. Inflasinya bervariasi antara 10-20%. QM Financial menggunakan asumsi inflasi TK-SMA sebesar 12%, sedangkan S1 sebesar 10%. Sekolah yang kamu tuju mungkin berbeda tingkat inflasinya. Dari salah satu pesan yang masuk, ada sekolah yang inflasinya mencapai 28%! Silakan survei dulu inflasi di sekolah tujuanmu ya.
Jangka waktu
Sejak kapan kita harus menyiapkan Dana Pendidikan? Sedini mungkin, kalau bisa setelah kehamilan diketahui. Dengan jangka waktu yang panjang, kita punya lebih banyak waktu untuk mempersiapkan dana di masing-masing jenjang pendidikan. Jumlah investasi bulanan pun akan lebih ringan.
Komponen biaya
Untuk jenjang PG-SMA, siapkan dulu uang pangkalnya. SPP bulanan nantinya dibayar dengan penghasilan bulanan. Psst, uang pangkal SD biasanya yang paling berat. Untuk S1, biaya meliputi biaya masuk hingga lulus. Kalau berencana menyekolahkan anak di luar negeri, biaya hidup juga harus disiapkan ya.
Baca juga: Lanjut Studi Ke Luar Negeri, Kenapa Enggak?
Pilihan produk
Jangan setia sama produk, setialah sama tujuan finansial, eh setia sama pasangan aja. ☺
Dengan kebutuhan dana di berbagai jenjang pendidikan, pilihan produk pun bisa disesuaikan dengan jangka waktu: pendek, menengah atau panjang. Untuk tujuan jangka pendek, misal uang pangkal PG-TK kita perlu meminimalkan risiko. Selisih menabung dan investasi tidak terlalu besar. Sebaliknya, untuk tujuan jangka panjang, toleransi kita terhadap risiko lebih besar. Jika hasil investasi tidak sesuai yang diharapkan, masih ada waktu untuk mengejar. Di sini, selisih menabung dan investasi akan jadi berarti. Kalau gak sanggup menabung jumlah besar dalam jangka waktu panjang, ambil risiko dengan berinvestasi.
Baca juga: Lawan Inflasi Dana Pendidikan Dengan Investasi
Membuat PLAN Dana Pendidikan untuk berbagai jenjang dan beberapa anak sekaligus tentu bikin keriting. Kamu enggak sendirian kok! Yuk gabung di Financial Clinic Workshop Modul 3&4 yang akan membahas gimana caranya mencapai tujuan finansial seperti Dana Pendidikan. Kelasnya akan diadakan 27-28 Oktober 2018. Sila hubungi tim QM Project di 0811 1500 688 (MIA).
QM Admin
Financial Clinic Workshop Modul 1&2: Serunya Bikin PLAN ala Financial Planner
Halo!
Akhir bulan Agustus lalu, QM Financial kembali mengadakan Financial Clinic Workshop Modul 1&2. Workshop ini merupakan batch kedua setelah sebelumnya batch pertama sukses dijalankan di awal Maret 2018.
Liputan batch 1 bisa dilihat di sini: http://qmfinancial.com/2018/04/mau-bikin-plan-sendiri-bisa/
Selama dua hari, peserta akan belajar bagaimana membuat PLAN sendiri ala Financial Planner. Makin seru dengan pembahasan studi kasus bersama QM Trainer.
Modul 1: Cashflow
Untuk memulai membuat PLAN, kita harus memastikan keuangan kita sehat. Karena itulah kita perlu melakukan financial check up. Kita akan membutuhkan data neraca dan arus kas pribadi. Sudah siap untuk mengetahui kesehatan keuanganmu?
Langkah kedua adalah menentukan tujuan finansial. Tujuan finansial terdiri atas judul, nilai dan jangka waktu. Ibarat mau naik angkot, kita harus tahu tujuan akan ke mana agar bisa memilih armada yang tepat. Jadi, TujuanLoApa?
Langkah ketiga, peserta akan belajar menghitung kebutuhan dana untuk mencapai tujuan finansialnya dengan The Formula – rumus keuangan praktis dari QM Financial. Dari sini kamu bisa tahu harus mengalokasikan berapa, ke produk apa untuk mencapai masing-masing tujuan finansial.
Asyik kan? Belajar sekali, rumus praktisnya bisa kamu manfaatkan seumur hidup!
Modul 2: Reksa dana dan Asuransi
Di hari kedua, peserta akan belajar dua produk yang paling sering digunakan dalam PLAN: Reksa dana dan asuransi. Reksa dana merupakan salah satu produk investasi yang memberikan kemudahan alokasi dana ke berbagai instrumen keuangan dengan tingkat risiko dan imbal hasil bervariasi. Sedangkan asuransi adalah produk proteksi yang memberikan perlindungan selama kita dalam upaya pencapaian berbagai tujuan finansial.
Di QM Financial kami menganut prinsip bahwa produk harus melayani tujuan. Di hari kedua ini dibahas bagaimana memilih reksa dana dan asuransi sesuai dengan kebutuhan. Peserta juga bisa membawa polis asuransi yang sudah dimiliki untuk mengecek apakah asuransi yang sudah dibeli sesuai dengan kebutuhan.
Lebih lanjut tentang asuransi: http://qmfinancial.com/2018/04/seperti-rumah-yang-butuh-atap-plan-juga-butuh-proteksi/
Ini kata mereka yang sudah mengikuti Financial Clinic Workshop Modul 1&2.
“Dari dulu saya belajar menghasilkan uang, namun tidak pernah belajar bagaimana mengelolanya. Kini saya bisa membuat PLAN sendiri. Workshop ini worth it banget! Simpel dan langsung bisa diaplikasikan.
-Fajar, karyawan swasta
“Setelah mengikuti workshop, saya jadi lebih tahu goals mana yang harus lebih diprioritaskan dan produk apa yang bisa membantu saya mencapai tujuan. Tiga kata untuk workshop ini: fun, seru, nagih.”
-Gusti Tanake, karyawan BUMN
“Sebagai ibu rumah tangga, saya kaget dengan tingginya biaya pendidikan. Apalagi saya dan suami hobi jalan-jalan. Promo tiket murah sungguh jadi godaan. Sekarang saya jadi tahu kebutuhan finansial apa saja yang harus disiapkan hingga 25 tahun ke depan. Workshopnya bermanfaat dan actionable banget deh!
-Dwi, Ibu rumah tangga
Gimana? Workshopnya seru dan bermanfaat banget kan. Jangan sampai ketinggalan jadwal Financial Clinic Workshop Modul 3&4 yang akan diadakan tanggal 27&28 Oktober 2018. Sila hubungi tim QM Project di 0811 1500 688 untuk mendaftar.
Mia Damayanti
Pentingnya Asuransi Untuk Melindungi Aset
Beberapa kejadian alam yang menimpa wilayah di Indonesia membuat mata kita kian terbuka bahwa hidup di Indonesia berarti harus siap berhadapan dengan kejadian alam yang mungkin bisa menimbulkan kerugian bagi kita. Beberapa kejadian alam yang kemudian menjadi bencana antara lain: banjir, gunung meletus serta gempa bumi. Beberapa bencana alam berlangsung cukup lama. Misalnya kejadian meletusnya Gunung Sinabung yang terjadi di tahun 2013 dan hingga saat ini pun masih sesekali memunculkan aktivitasnya. Masih segar pula di ingatan kita kejadian gempa bumi yang menimpa Lombok Utara Agustus lalu.
Selain menimbulkan korban jiwa, aktivitas atau bencana alam juga menimbulkan kerugian materi. Salah satu materi dengan nilai signifikan adalah rumah atau properti. Agar tidak menimbulkan kerugian yang besar, sebaiknya kita mengambil asuransi untuk melindungi rumah atau properti yang kita miliki.
Asuransi rumah atau asuransi kebakaran minimal melindungi beberapa resiko yang biasa disingkat FLEXAS (Fire, Lightning, Explosion, Impact of Falling Aircraft & Smoke) atau kebakaran, tersambar petir, ledakan, tertimpa pesawat terbang dan asap. Jika kita mengambil jenis asuransi ini, tentu belum bisa melindungi resiko yang diakibatkan oleh kejadian gempa bumi, banjir, tanah longsor dan beberapa kejadian lainnya. Oleh karena itu, kita bisa mengambil perluasan perlindungan asuransi. Beberapa perluasan perlindungan yang mungkin bisa dipertimbangkan :
- Gempa bumi
- Banjir
- Aksi mogok, kerusuhan, huru-hara
- Tanah longsor
- Pencurian dengan kekerasan
- Pencurian tanpa kekerasan
Kita bisa menentukan sendiri berapa nilai pertanggungan rumah yang mau kita ambil. Kita bisa berpatokan pada biaya pembangunan per meter persegi yang mungkin berlaku di tempat kita. Misal kita punya rumah dengan luas bangunan 50m2. Biaya borongan membangun rumah diketahui sekitar Rp5.000.000. Berarti untuk membangun rumah seluas 50m2 kita perlu mengalokasikan dana sebesar Rp250.000.000. Nilai ini bisa dijadikan nilai uang pertanggungan maksimal asuransi kebakaran.
Premi asuransi yang harus dibayar tergantung dari nilai uang pertanggungan yang kita ajukan. Biayanya bisa mulai dari 0,35 per mil (per seribu) dari nilai uang pertanggungan. Jika kita mengambil perluasan perlindungan, premi asuransinya tentu bisa lebih mahal. Kita juga bisa mengasuransikan isi rumah seperti barang-barang elektronik jika diperlukan.
Kejadian alam beberapa waktu terakhir ini menjadi pengingat, apakah kamu sudah melindungi asetmu dengan asuransi?
Jerry Adriaan / Financial Trainer
Serba-serbi Investasi
Halo! Sudahkah kamu berinvestasi?
Investasi adalah kegiatan menempatkan dana pada satu atau lebih aset selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan dan atau peningkatan nilai investasi. Bedakan dengan menabung ya. Bunga atau imbal hasil tabungan prosentasenya sangat kecil, itupun masih harus berkejaran dengan tingginya biaya administrasi bulanan bank. Menabung memang memiliki risiko relatif kecil karena dana hingga Rp2 M dijamin oleh pemerintah melalui Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Namun untuk jangka waktu panjang, kegiatan menabung ini kurang cepat membantu kita meraih tujuan finansial.
Kenapa harus investasi?
Kita punya dana terbatas tapi punya banyak tujuan. Beberapa tujuan finansial punya nilai yang tinggi. Tujuan-tujuan finansial ini akan berat kalau dicapai hanya dengan menabung saja. Misal tujuan finansial mengumpulkan Dana DP Rumah Rp100.000.000 dalam waktu 5 tahun. Untuk mencapai target dana ini dengan menabung, kita harus menyisihkan Rp1.600.000 per bulan. Sedangkan kalau berinvestasi melalui produk yang diasumsikan memberikan imbal hasil 7% per tahun, maka cukup menyisihkan sekitar Rp188.000 per bulan. Jauh ya bedanya?
Pilihan produk investasi
Ada berbagai macam produk investasi yang bisa kamu pilih. Pilihan produk investasi sebaiknya disesuaikan dengan tujuan finansial ya.
baca juga: Memilih Produk Yang Melayani Tujuan Finansial
Saat berinvestasi, kita sedang mengakumulasikan aset. Ada tiga macam aset aktif yang bisa dipilih.
-
- Bisnis. Bisnis bisa memberikan tingkat imbal hasil tinggi dengan modal yang relatif kecil. Kalau sudah punya ide bisnis, kamu bisa mulai dengan menyusun rencana bisnis dan menetapkan strategi yang dimulai dari finansial.
Ikuti workshopnya yang akan berlangsung September ini: #FinClicBisnisWorkshop 8-9 SEP 2018
2. Properti. Investasi properti bisa berupa tanah, rumah, kebun atau sawah.
3. Surat berharga. Kita bisa berinvestasi langsung dalam bentuk saham, obligasi, sukuk, SUN serta SBR & atau secara tidak langsung dengan membeli reksadana.
Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum mulai berinvestasi
Selain menetapkan tujuan finansial, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan sebelum mulai berinvestasi.
- Kenali produknya. Produk seperti apa yang ditawarkan? Apakah imbal hasil yang dijanjian masuk akal? Kita perlu waspada terhadap tawaran investasi yang menjanjian imbal hasil tinggi dan stabil dalam jangka waktu pendek.
- Kenali pengelolanya. Untuk produk keuangan, pastikan pengelola produk investasi yang kita pilih terdaftar dan diawasi oleh OJK.
- Kenali risikonya. Saat berinvestasi kita berhadapan dengan risiko. Untuk meniminimalkan risiko kita bisa melalukan diversifikasi dan menyesuaikan risiko dengan jangka waktu investasi. Semakin dekat jangka waktunya, semakin rendah toleransi kita terhadap risiko.
Dengan tujuan finansial yang banyak dan beragam, kita perlu membekali diri dengan pengetahuan berinvestasi. Bingung memilih produk investasi yang bisa melayani tujuan finansialmu? QM Planner bisa membantu. Hubungi kami via WA di 0811 1500 68 (Mia/Nita).
Titis / Financial Trainer
Memilih Produk Yang Melayani Tujuan Finansial
“Aku mau investasi nih. Produk apa ya yang bagus?”
Sejak menjadi bagian dari QM Financial, saya sering sekali mendapatkan pertanyaan semacam ini. Produk keuangan apa yang akan dipilih? Tentunya produk yang melayani tujuan finansial. Jadi, saya tanya balik nih, “Tujuan Lo Apa?”
Produk investasi itu ibarat kendaraan. Kendaraan bisa bergerak kalau ada tujuannya. Misal nih, tujuan kita ke Bogor, maka kendaraannya bisa pakai mobil, motor, KRL atau bus. Kalau kita tidak menentukan tujuan kita lebih dulu, bisa-bisa kendaraan tadi hanya berkeliling dalam kota saja dan kita tidak akan sampai ke tujuan.
Tujuan finansial terdiri dari judul, nilai dan jangka waktu. Dari sisi jangka waktu, tujuan finansial dibagi menjadi 3: jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Tujuan finansial jangka pendek biasanya punya target waktu pencapaian kurang dari 5 tahun. Contohnya Dana Darurat, Dana Liburan.
Untuk tujuan finansial jangka menengah, target waktu pencapainnya sekitar 5-10 tahun, contohnya Dana Pendidikan Anak. Sedangkan tujuan jangka panjang perlu waktu lebih dari 10 tahun untuk mencapainya, seperti Dana Pensiun.
Saat berinvestasi, kita berhadapan dengan risiko. Untuk meminimalkan risiko, kita bisa memilih produk berdasarkan jangka waktu. Untuk tujuan finansial jangka pendek, kita cenderung menghindari risiko. Produk yang bisa dipakai deposito, obligasi, reksa dana pasar uang atau reksa dana pendapatan tetap. Produk untuk jangka menengah bisa memakai reksadana campuran dan untuk jangka panjang bisa dengan reksadana saham atau saham.
Belakangan sedang ramai dibahas Savings Bond Ritel (SBR) seri 004. Savings Bond Ritel merupakan salah satu instrumen pembiayaan negara yang ditawarkan kepada individu Warga Negara Indonesia. Pembiayaan melalui utang ini akan digunakan pemerintah untuk kegiatan yang produktif. Dengan waktu jatuh tempo selama 2 tahun, kupon bunga mengambang mulai dari 8.05% p.a dan nilai investasi terjangkau mulai dari Rp1.000.000, SBR004 menjadi instrumen investasi yang menarik.
Namun, sebelum kamu ‘latah’ ikut berinvestasi, tentukan dulu tujuan finansialmu. Nilai investasi SBR 004 baru bisa dicairkan saat jatuh tempo 2 tahun mendatang, atau dicairkan lebih cepat setahun mendatang dengan fasilitas early redemption. Obligasi seperti SBR004 memberikan pendapatan tetap setiap bulannya. Kupon diberikan setiap tanggal 20. Besaran kupon mengambang dengan nilai minimal 8.05% p.a. Nilai ini belum dipotong pajak 15% ya. Dengan pemberian kupon bulanan, prinsip bunga ber bunga tidak bekerja. Untuk bisa menggulung dana awalmu, kamu perlu menginvestasikan kembali kupon yang kamu peroleh. Ketahui detailnya di sini: https://www.kemenkeu.go.id/sbr
Jadi produk seperti apa yang melayani tujuan finansialmu? Apakah yang mampu memberikan pendapatan tetap setiap bulannya? Atau kamu masih perlu instrumen untuk menggulung dana investasimu? Produk investasi yang kita pilih harus mampu melayani tujuan finansial. Tujuan dulu, baru produk. Jadi, TujuanLoApa?
Bingung memilih produk yang melayani tujuan finansialmu? QM Planner bisa membantu. Hubungi kami via WA di 0811 1500 68 (Mia/Nita).
Honey JT
Merdeka Dan Setara: Kemandirian Finansial Dalam Perspektif Gender
Sepanjang bulan Agustus, QM Financial banyak mengangkat isu merdeka. Mulai dari Merdeka Dalam Berkarya, Merdeka Untuk Pensiun, Merdeka Dari Utang dan terakhir Merdeka Dan Setara. Senin lalu, dalam siaran PowerTalk PowerYourMoney, Ligwina Hananto mengundang Hannah Al Rashid sebagai narasumber. Hannah adalah aktris sekaligus aktivis kesetaraan gender.
Menurut Hannah, kesetaraan adalah salah satu bentuk kemerdekaan. Kesetaraan akan mendorong kita untuk berdiri di kaki sendiri, menentukan arah hidup kita sendiri – tentunya dengan pilihan yang baik. Kebebasan untuk memilih ini sangat penting.
Tahun lalu, Hannah membuat campaign YouTube “16 Days of Activism”. Dalam salah satu video, Ligwina Hananto mengemukakan pendapatnya tentang hubungan antara finansial dengan kekerasan. Ketika bertemu dengan perempuan yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga, yang pertama kali kita pikirkan adalah: “Kenapa enggak ditinggalin aja”. Jawabannya: “Nanti saya makan apa, tinggal di mana? Anak-anak sekolahnya gimana?”
Ternyata mereka enggak punya keberanian untuk meninggalkan karena punya ketergantungan finansial! Jadi urusan keuangan jadi lebih penting dibahas untuk para perempuan. Kalau mereka bisa menghasilkan uang sendiri, mereka akan punya keberanian dan kekuatan untuk meninggalkan lingkaran yang tidak sehat tadi untuk bisa berdiri di kaki sendiri.
Apa saja yang bisa dilakukan perempuan untuk bisa merdeka dan setara?
- Belajar menghasilkan uang. Penting bagi setiap orang untuk belajar menghasilkan uang – termasuk ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga bisa mulai dengan memperlakukan uang bulanan dari pasangan sebagai penghasilan. Lalu naik kelas dengan belajar menghasilkan uang sendiri, misalnya berdagang. Enggak harus meninggalkan rumah kok. Banyak pintu penghasilan yang bisa dikerjakan di rumah. Jadi, tanggung jawab sebagai ibu dan istri tetap terlaksana.
- Belajar mengelola pengeluaran. Setelah menghasilkan uang, kita perlu belajar mengelola pengeluaran. Ada 5 kategori pengeluaran bulanan yang biasa digunakan QM Financial. Coba cek apakah pengeluaranmu sudah sesuai dengan batasan yang tertera di bawah ini.
- Pengeluaran Rutin: 20 – 40%
- Cicilan Utang: maks. 30%
- Pengeluaran Sosial: min 2.5%
- Menabung/Investasi: 10 – 30%
- Pengeluaran Lifestyle: maks. 20%
3. Menyiapkan proteksi kesehatan. Setiap orang tanpa terkecuali perlu proteksi kesehatan, baik melalui BPJS Kesehatan, fasilitas kesehatan dari kantor maupun asuransi kesehatan swasta yang dibeli sendiri. Pastikan seluruh keluarga terlindungi dengan plafon yang cukup ya.
4. Mengelola aset. Mari belajar mengelola aset, terutama aset aktif yang bisa berupa:
- Bisnis. Bisnis yang yang dimaksud adalah bisnis yang bisa tetap berjalan tanpa si pemilik harus mengurusi. Sudah ada profesional yang mengelola dan kamu tinggal terima bagi hasil secara reguler.
- Properti. Properti menjadi aset aktif saat sudah mampu memberikan penghasilan pasif berupa uang sewa, sehingga kamu bisa menerima penghasilan rutin.
- Surat berharga. Surat berharga dengan basis instrumen pendapatan tetap seperti obligasi akan memberikan imbal hasil reguler berupa kupon obligasi. Kamu juga bisa mendapatkan dividen dari saham. Yuk berkenalan dengan produk pasar modal seperti saham dan obligasi.
5. Menyiapkan pensiun. Semua orang perlu pensiun. Ada banyak alternatif untuk menyiapkan dana pensiun, diantaranya mengikuti program dana pensiun dari kantor, BPJS Ketenagakerjaan atau menyiapkan Dana Pensiun mandiri hasil investasi rutin di produk keuangan seperti reksadana.
Enggak ada alasan lagi perempuan tidak merdeka dan setara karena ketergantungan finansial ya. Yuk, terus perbaiki cara kita berhubungan dengan uang. Your money, your responsibility.
QM Admin
Perkenalan Pertama Dengan Reksadana
Dalam setiap hal, selalu ada yang pertama. Demikian juga pengalaman berinvestasi melalui reksadana. Perkenalan pertama saya dengan reksadana dimulai tahun 2013. Saat itu, teman kantor mengenalkan saya kepada seorang agen penjual reksadana. Sebagai pemula, reksadana menjadi produk favorit karena ada manajer investasi yang berkompeten yang mengelola investasi kolektifnya. Awalnya, saya membeli produk reksadana tanpa memiliki tujuan finansial. Setiap bulan saya rutin mengalokasikan dana untuk membeli tiga jenis reksadana: pasar uang, campuran dan saham.
Baca juga: Reksadana: Investasi Asyik Untuk Pemula
Di tahun 2014, saya mengikuti Quantum Magna Planning Certification (QMPC) yang diadakan oleh QM Financial. Dari pelatihan dua hari inilah saya disadarkan bahwa produk keuangan harus melayani tujuan finansial.
Tujuan finansial terdiri dari judul, nilai dan jangka waktu – dan terbagi dalam tiga horison waktu: jangka pendek, menengah dan panjang. Sebagai seorang first jobber, saya termasuk BM alias banyak mau. Dengan tujuan finansial yang beragam dan mayoritas jangka pendek (< 5 tahun), saya mengalokasikan sebagian besar dana ke reksadana pasar uang. Sejauh ini saya sudah mencairkan reksadana pasar uang sebanyak dua kali: 1 untuk Dana Menikah dan 1 lagi untuk Dana Rumah. Tentu saja dana untuk tujuan finansial jangka panjang seperti Dana Pendidikan dan Dana Pensiun masih terus berkembang di reksadana campuran dan reksadana saham.
Kamu juga ingin berkenalan dengan reksadana? Siapkan 3 hal ini ya.
Tentukan Tujuan Lo Apa. Produk harus melayani tujuan. Tentukan dulu tujuan finansial apa yang ingin kamu capai – berapa besaran dananya dan kapan target waktu pencapaiannya. Dengan memiliki tujuan finansial yang jelas, kamu akan terhindar dari godaan mensabotase keuangan sendiri.
Pilih Produk Berdasarkan Jangka Waktu. Umumnya reksadana dibagi menjadi empat jenis berdasarkan instrumen penempatannya: pasar uang, pendapatan tetap, campuran dan saham. Setiap jenis reksadana memiliki potensi imbal hasil dan risikonya masing-masing. Semakin tinggi nilai imbal hasil yang diharapkan, semakin tinggi pula risikonya.
Untuk tujuan jangka pendek, kita perlu meminimalkan risiko. Sebaliknya, untuk tujuan jangka panjang, toleransi kita terhadap risiko lebih besar. Jika hasil investasi tidak sesuai yang diharapkan, masih ada waktu untuk mengejar.
Lakukan Review Berkala. Yang sering terlupa, kita secara rutin menginvestasikan dana, namun tidak melakukan review atau evaluasi atas performa reksadana yang kita beli. Di awal, kita sudah sepakat bahwa produk harus melayani tujuan. Saat memilih produk, kita sudah menyesuaikan asumsi imbal hasil yang akan kita terima. Kita perlu mengecek apakah target imbal hasil ini tercapai. Lakukan review ini minimal setahun sekali ya. Kamu bisa minta agen penjual reksadana untuk memberikan rekap data pembelianmu dan membandingkannya dengan laporan bulanan account statement yang kamu terima.
Misal untuk tujuan Dana DP Rumah, investasi rutin ke reksadana campuran dengan dengan target imbal hasil 10% per tahun. Kalau performa produk XYZ yang kamu beli ternyata 12%, berarti aman. Namun kalau imbal hasilnya hanya 7%, kamu perlu membandingkan dengan kinerja produk sejenis dan mempertimbangkan untuk tetap lanjut atau mengganti produk. Setialah kepada tujuan, bukan kepada produk.
Apakah kamu sudah siap berkenalan dengan reksadana?
Fransisca Emi