5 Hal Yang Sering Ditanyakan Tentang Dana Melahirkan
Rasa bahagia memenuhi relung hati saat mengetahui kalau hasil alat tes kehamilan dinyatakan positif! Itu artinya buah hati yang ditunggu-tunggu akan lahir dalam waktu kurang lebih sembilan bulan kedepan.
Biasanya, calon orangtua baru sangat antusias menyambut calon buah hati sehingga habis-habisan hanya sekadar membeli perlengkapan bayi serta kebingungan mempersiapkan Dana Melahirkan!
Calon orangtua baru sebaiknya mengetahui 5 Hal tentang Dana Melahirkan seperti di bawah ini:
5 Resep Untuk Masalah Cashflow
“Kamu memiliki penghasilan yang cukup tinggi tapi seringkali merasa tidak memiliki cukup uang untuk bertahan hidup menjelang gajian berikutnya?” atau “Penghasilanmu besar tapi tidak punya tabungan?” Itu artinya kamu mengalami masalah dengan cashflow karena keuangan pribadi yang sehat berawal dari cashflow.
Berikut permasalahan cashflow dan cara mengatasinya:
Saya enggak tahu kemana perginya uang saya. agar kamu tahu kemana perginya uangmu, lakuakn langkah mudah berupa mencatat keuangan selama 30 hari. Kamu bisa menggunakan aplikasi pencatatan keuangan yang bisa diunduh di ponselmu. Dengan begitu tidak ada alasan lagi untuk tidak mencatat pengeluaranmu. Mencatat pengeluaran selama 30 hari bisa memberikan gambaran berapa besar uang yang kamu habiskan untuk cicilan utang, pengeluaran rutin, sosial, lifestyle dan menabung setiap bulannya. Jadi, udah bisa kathuan kan kemana larinya uangmu?!
Besar pasak daripada tiang. Dari pencatatan keuangan di poin pertama, kamu bisa melihat kebutuhan pengeluaran harian, mingguan serta bulanan bahkan bocor halus yang terjadi di keuanganmu. Untuk menghindari bocor terus menerus, kamu cukup pergi ke ATM 1x seminggu. Uang tersebut seharusnya mampu membiayai kebutuhan kamu selama seminggu, pintar-pintar saja mengaturnya. Mulai juga proses penghematan dengan berhenti melakukan pengeluaran yang sifatnya tersier, mengubah perilaku konsumsi serta lakukan substitusi untuk barang yang biasanya kamu pakai atau konsumsi.
Terhimpit cicilan yang terlalu besar. Seringkali banyak orang yang tidak menyadari bahwa maksimal kemampuan mencicil utang adalah sebesar 30% dari penghasilan sehingga banyak yang terlilit utang. Saya pernah punya teman kerja yang mencicil rumah melebihi kemampuannya, cicilan utangnya melebihi 50% dari penghasilan bulanannya. Tahun awal saat suku bunga masih fixed memang tidak terasa tapi begitu suku bunga menjadi floating, teman saya terpaksa melakukan over credit rumah kepada orang lain. Sayang bukan? Nah agar cicilan yang telalu besar ini bisa teratasi maka stop mengambil utang tambahan. Memang saat keadaan menghimpit begini yang terpikirkan meminjam tapi sebenarnya itu membahayakan karena hanya gali lubang tutup lubang, enggak akan selesai! Stop pengeluaran yang bisa ditunda, biasanya berupa pengeluaran lifestyle yang kalau tidak ada tidak membuat kita kehilangan nyawa misalnya langganan tv cable, liburan , keanggotaan pusat kebugaran dan lainnya. Bila utang sudah terlalu besar, dengan terpaksa kau harus stop menabung sementara. Kerahkan semua sumber dana yang kamu miliki agar utang dapat terlunasi dengan cepat sehingga kamu bisa membenahi keuanganmu segera!
Tidak bisa menabung karena terpakai terus. Hal ini dapat terus menerus terjadi karena kamu menabung bila ada sisa padahal seharusnya kamu menabung di awal. Tidak jarang juga kamu menyabotase tabunganmu karena tidak memiliki tujuan keuangan yang jelas, maka penting untuk menabung dengan tujuan. Tips selanjutnya, menabung di rekening terpisah yang menjadi rekening lalu lintas pengeluaran bulananmu.
Biaya lifestyle terlalu besar. Apakah kamu hobi belanja? A gadget freak? Mungkin pos pengeluaran lifestyle-mu melebihi 20% dari penghasilanmu. Coba deh untuk menabung dengan tujuan untuk hobi belanjamu, di QM kami menyebutnya magical shopping account. Atau menabung dengan tujuan ponsel pintar terbaru, dan buat deklarasi bahwa kamu akan mengganti ponselmu bila uangnya sudah terkumpul.
Selamat mencoba tips praktis mengatasi permasalahan cashflow di atas ya!
Agar kamu tidak menyesali dosa keuanganmu terus menerus, yuk belajar mengatur keuangan secara online dengan aplikasi zoom! Informasi lanjutan sila follow instagram @QM_Financial!
-FDV Wulan-
Pusing Saat Anak Merengek Tambahan Uang Jajan? Ayo Praktikkan Solusi Cerdas Ini!
Lia* (SMA kelas X) sering minta uang tambahan untuk nongkrong akhir pekan bersama teman-teman SMA-nya atau beli pulsa. Jika tidak diberi, Lia* akan merajuk seharian di kamarnya.
Arya* (SMP kelas VIII) minta beli telepon seluler (ponsel) baru supaya tidak diejek teman karena pakai ponsel jadul. Dia tidak mau sekolah jika tidak dibelikan smartphone.
Bintang* (SD kelas V) hobi makan di restoran cepat saji, sehingga kesal saat tidak dituruti orangtuanya.
Nina* (PAUD) setiap hari selalu merengek minta jajan di warung. Menangis keras saat ibunya bilang tidak ada uang untuk jajan.
Terdengar familiar? Atau memang ini kisah klasik yang sering Anda hadapi sebagai orang tua sehari-hari?
Beberapa ilustrasi di atas menunjukkan betapa anak bisa membuat orang tua kelabakan saat harus memenuhi permintaannya. Jika dituruti, tidak ada uangnya. Jika tidak dituruti, anak akan menangis dan merajuk lama.
Saat dihadapkan pada situasi di atas, ada sebagian orang tua yang memilih tidak mau ribut dan memenuhi permintaan anaknya yaitu beri tambahan uang saku, belikan ponsel baru, ajak makan di restoran, dan jajan di warung. “Toh uangnya ada, atau kasihan juga kalau anak jadi malu karena kalah gaya di sekolah.” pikir orang tua.
related article: What We Do As Parents – Our Children Will Follow
Dalam kondisi ini, tanpa sadar, kita sudah mendidik anak untuk menghiraukan masalah keuangan. Tidak mendidik anak untuk belajar keuangan dengan baik sejak dini. Padahal, permintaan mereka merupakan kesempatan baik untuk mengajarkan anak tentang manajemen keuangan secara sederhana.
related article: Parenting Skill Lebih Penting
Jika si anak SMA minta uang jajan tambahan terus, selayaknya Anda tega dengan tegas berkata “TIDAK”. Minta dia untuk membuat anggaran dan pegelolaan uang sakunya supaya mencukupi kebutuhan saat hari sekolah dan saat akhir pekan. Jika memang kurang, ajari berhemat atau mari berdiskusi mencari ide pekerjaan sampingan yang bisa dilakukan.
Jika si anak SMP minta ponsel baru, ajak dia menabung supaya bisa mencapai keinginannya dengan uang saku sendiri. Buat celengan khusus dan tempelkan gambar ponsel idamannya di depan celengan itu supaya dia terinspirasi. Jika mau menabung di bank, coba alokasikan satu rekening khusus untuk tujuan ini dan tempel gambar ponsel idamannya di kamarnya agar dia selalu ingat tujuannya. Minta dia simpan juga uang hadiah (angpao) dari kerabat yang berkunjung saat ulang tahun atau hari raya supaya tujuannya semakin cepat tercapai.
Tentunya, pastikan juga anak Anda sudah paham aturan dan batas usia penggunaan berbagai aplikasi smartphone yang ada. Jangan sampai kelabakan seperti beberapa waktu lalu saat whatsapp membuka akses browsing gambar GIF di aplikasinya.
Jika si anak SD meminta makan di restoran, ajaklah dia menyusun menu anatara sarapan dan makan siang di akhir pekan. Pilih masakan favoritnya, cari resep dan tulis kebutuhan belanja bahan-bahan makanan. Lalu ajak dia belanja dan masak bersama. Kebersamaan melakukan aktivitas di akhir pekan akan menjadi kenangan berharga. Selain itu, Anda juga punya kesempatan mengajarkan anak berbelanja cerdas, antara lain dengan membuat daftar belanja dan belajar membandingkan harga.
Jika si anak TK kerap minta jajan di warung, berikan batasan tegas untuk hanya jajan 1-2x seminggu, misalnya. Lalu, ajak ngobrol tentang mainan idamannya yang ingin dibeli. Berikan ilustrasi bahwa jika dia bersedia hanya jajan 1x seminggu, maka uangnya dapat ditabung untuk membeli mainan favoritnya dalam sekian bulan. Ajak dia membuat celengan dari bahan bekas yang ada di rumah dan minta dia menabung uang yang biasanya dipakai untuk jajan.
Nah, itulah beberapa tips kids & money yang bisa dipraktikkan.
Ada solusi lain yang pernah Anda terapkan? Bagaimana pengalaman Anda?
related article: Nggak Punya Rumah Karena Memanjakan Anak
FDV Wulansari / Planner
Dilema Fresh Graduate: Lulus S-1, Lanjut Kuliah atau Langsung Kerja?
Hai, QM Readers!
Apakah kamu baru saja lulus kuliah dan jadi sarjana? Yay, selamat ya!
Lalu, sekarang… apa rencanamu setelah lulus? Cari kerja atau langsung kuliah lagi? Mana sih yang lebih baik, yuk kita bahas beberapa pro-kontra berikut.
Life Expectancy Perempuan Indonesia = 72 Tahun! Kamu Siap Pensiun?
Hi, QM Readers!
Tahukah kamu bahwa perempuan hidup lebih lama daripada laki-laki?
Menurut data WHO, perempuan hidup lebih lama daripada laki-laki di seluruh penjuru dunia, kecuali di negara Tonga. Secara global, rata-rata perempuan hidup hingga usia 73 tahun sementara laki-laki hingga 68 tahun.
Mana yang Lebih Baik? Deposito, Obligasi IDR, atau Reksadana Pasar Uang?
Halo, QM readers!
Apakah kamu masih awam dalam berinvestasi? Atau, memang baru memiliki tabungan saja?
Tak apa kalau kamu memang belum pernah berinvestasi, yang penting kamu sudah mulai memiliki kebiasaan baik untuk menyisihkan penghasilanmu setidaknya 10%.
Nah, langkah berikutnya apa, ya?
Writing Workshop: 11 Langkah Mudah Menulis ala Hanny @beradadisini
Halo! Apakah ada di antara kamu yang tidak suka menulis tetapi terpaksa harus menulis? Atau, ingin bisa menulis dengan lebih baik?
Cek 3 Hal Penting Ini Sebelum Memutuskan Resign!
Liputan Mommies Daily Lunch #MDLunch Februari 2016.
Mungkin banyak di antara para ibu yang gamang dan ingin resign setelah memiliki anak. Atau karena menghadapi kendala klasik ibu masa kini, yaitu kesulitan memperoleh asisten rumah tangga yang andal? Kesibukan bekerja yang menyita waktu atau pun tekanan pekerjaan? (more…)
Couple in Business: Dream or Disaster?
#QMInterview Ria Miranda dan Pandu Rosadi
Halo QM readers, siapa yang ingin punya bisnis sendiri? Rasanya, hampir semua orang pasti ingin punya bisnis, walau mungkin banyak yang ragu untuk memulainya. Salah satu alasan orang belum memulai berbisnis mungkin adalah kendala mencari mitra bisnis yang tepat.
Bahas Pengeluaran Bersama Pasangan, Yuk!
Hello, newlyweds and old-married-couples! Ehm, saya termasuk yang mana yaaa, the in-betweens deh, haha… Anyway, mumpung masih di awal tahun nih, mari kita wujudkan kondisi keuangan keluarga yang lebih sehat!
Langkah pertamanya sebenarnya sangat sederhana, lho. Apa itu? Ngobrol keuangan, buka-bukaan dengan pasangan! Mudah kan? Tapiii… ehm, sudah dijalankan belum?