Contoh Literasi Keuangan Paling Sederhana yang Perlu Kamu Tahu
Tahukah kamu seberapa penting peran literasi keuangan dalam kehidupan sehari-hari? Memahami literasi keuangan sama pentingnya dengan menerapkan perencanaan keuangan. Contoh literasi keuangan yang paling mudah ditemukan misalnya ketika seseorang mampu membedakan mana kebutuhan dan keinginan dalam mengelola finansial.
Memang ada bedanya? Keduanya jelas berbeda. Kebutuhan merupakan berbagai hal yang harus diprioritaskan dan tidak dapat ditunda. Sementara keinginan datang dari hasrat dan nafsu konsumtif kita semata.
Meski terlihat sepele, jika memahami konsep dasar contoh literasi keuangan tersebut, kamu dapat mengubah cara pandang dalam mengelola keuangan. Singkatnya, begitulah literasi keuangan bekerja.
Namun, dampak dari pemahaman literasi keuangan oleh seseorang bisa begitu signifikan. Ketika satu individu menyadarinya, maka ini dapat menciptakan reaksi berantai dan menciptakan kesadaran di antara teman, keluarga, kolega, tetangga, hingga klien.
Lantas, apa itu literasi keuangan?
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengartikan literasi keuangan sebagai proses individu dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan dalam mengelola keuangan dengan baik.
Dengan kata lain, literasi keuangan merupakan kemampuan untuk memahami produk dan konsep yang dibutuhkan untuk mengelola keuangan. Tujuan di balik memahami literasi keuangan adalah untuk membantu orang mengembangkan pemahaman tentang konsep keuangan dasar agar dapat menangani uang dengan lebih baik.
Kita tahu, sangat penting untuk mewujudkan tujuan jangka panjang seperti pendidikan anak, membeli rumah, atau pensiun. Tak hanya itu, literasi keuangan juga mencakup pemahaman yang baik soal dana darurat, asuransi, dan perencanaan perumahan.
Dengan kesadaran akan pentingnya literasi keuangan, maka datanglah perencanaan, tujuan keuangan, dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Selain itu, literasi keuangan membuka pintu ke pendapatan pasif, pembuatan anggaran, pengurangan strategi pengeluaran, investasi yang rajin, dan risiko minimalisasi kredit.
Mengapa Literasi Keuangan Penting?
Kurangnya literasi keuangan dapat menyebabkan sejumlah jebakan, seperti akumulasi beban utang yang tidak berkelanjutan, baik melalui keputusan pengeluaran yang buruk atau kurangnya persiapan jangka panjang. Ini, pada gilirannya, dapat menyebabkan kredit yang buruk, kebangkrutan, penyitaan perumahan, atau konsekuensi negatif lainnya.
Lalu, bagaimana cara kita meningkatkan literasi keuangan? Untuk meningkatkan pengetahuan keuangan, kamu dapat memulainya dengan membaca majalah dan surat kabar keuangan. Saat ini pun, banyak kursus online jangka pendek khusus di bidang keuangan, kayak FCOS punya QM Financial. Kamu juga bisa membaca artikel keuangan seperti yang ada di web QM Financial ini. Belum lagi berbagai jenis konten lainnya, seperti nonton YouTube, dengerin podcast, dan sebagainya, yang bisa free kamu lakukan.
Tingkat Literasi Keuangan
OJK memberikan 4 tingkatan dalam literasi keuangan untuk mengukur tingkat pemahaman seseorang terkait hal tersebut. Berikut ini 4 tingkat literasi keuangan yang perlu diketahui:
1. Well Literate
Seseorang yang berada di tingkat ini artinya pengetahuan dan keyakinan terkait berbagai produk dan jasa keuangannya sudah cukup kuat. Bahkan, individu di tingkat ini memahami dan menerapkan fitur, manfaat, risiko, hak dan kewajiban terkait produk dan jasa keuangan dengan baik.
2. Sufficient Literate
Di tingkat ini, seseorang telah disebut memiliki pengetahuan dan keyakinan terkait lembaga jasa keuangan termasuk produk dan jasa keuangan yang ditawarkan. Dalam hal ini, dia juga memahami fitur, manfaat risiko, hak, dan kewajiban terkait produk tersebut namun belum benar-benar menerapkannya.
3. Less Literate
Seseorang di tingkat ini hanya memiliki pengetahuan terkait lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan saja. Tanpa mengetahui apa saja fitur hingga manfaat yang dapat diperolehnya.
4. Not Literate
Seseorang di tingkat ini masih belum menyadari pentingnya pengetahuan terkait lembaga jasa keuangan termasuk produk dan jasanya. Mereka tidak memahami apalagi menggunakan keterampilan dalam memanfaatkan berbagai produk dan jasa keuangan.
Contoh Literasi Keuangan
Nah, supaya jelas, mari kita lihat satu contoh literasi keuangan yang paling sederhana. Mari kita asumsikan bahwa Meri dan Reni menghasilkan Rp7.000.000 setiap bulan. Meri merupakan seseorang yang berada di tingkat well literate (melek finansial). Oleh karena itu, dia mengalokasikan gajinya sebagai berikut:
Pengeluaran = Rp3.800.000
Berinvestasi dalam reksa dana = Rp1.000.000
Dana darurat = Rp600.000
Rekening tabungan = Rp800.000
Pada akhir tahun, Meri menginvestasikan Rp1.200.000 dalam reksa dana, dan Rp960.000 ke dalam rekening tabungannya. Rata-rata, total apresiasi uang dalam reksa dana adalah 13%, yaitu Rp1.600.000 dan rekening tabungan menghasilkan bunga Rp360.000.
Reni, di sisi lain, tidak memiliki pengetahuan keuangan yang baik, sehingga dia pun menghabiskan secara impulsif dan tanpa perencanaan apa pun. Dia meninggalkan sisanya di rekening gajinya. Akibatnya, Reni menghabiskan uang untuk barang-barang yang tidak perlu dan kehabisan uang tunai dalam waktu singkat.
Intinya, literasi keuangan adalah pengetahuan tentang bagaimana membuat keputusan cerdas dengan uang. Ini termasuk menyiapkan anggaran, mengetahui berapa banyak yang harus ditabung, memutuskan persyaratan pinjaman yang menguntungkan, memahami dampak terhadap kredit, hingga membuat perencanaan untuk pensiun. Keterampilan ini membantu individu membuat keputusan yang lebih cerdas dan bertindak lebih bertanggung jawab dengan keuangan pribadi mereka.
Nah, sudah jelas ya tentang contoh literasi keuangan ini? Gimana, kamu terwakilkan oleh Meri atau Reni nih?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Literasi Keuangan: Pengertian, Manfaat, dan 3 Cara Meningkatkannya
Dalam kehidupan, kita akan banyak terlibat dengan berbagai produk keuangan untuk dimanfaatkan demi memenuhi kebutuhan hidup. Karenanya, literasi keuangan adalah hal penting yang mesti kita miliki, agar kemudian kita bisa mengelola kebutuhan kita tersebut dengan baik.
Pasalnya, keuangan bukan semata-mata soal dapat uang dan kemudian beli barang. Enggak sesimpel itu kan? Ada banyak hal yang harus dikelola dalam hal keuangan, baik untuk kebutuhan hari ini bahkan hingga jauh ke depan.
Data survei Otoritas Jasa Keuangan mengungkapkan, bahwa sebesar 21.84% masyarakat kita sudah termasuk dalam level well literate dalam hal literasi keuangan. Angka yang bagus? Ternyata belum. Pasalnya, sebesar 75.69% masih dalam level sufficient literate, yang artinya belum terlalu baik literasinya, meski sudah mulai berkenalan dengan berbagai produk finansial. Sementara itu 2.06% tergolong less literate, dan 0.14% masyarakat kita termasuk not literate.
Di sisi industri jasa keuangan, baru 7 dari 100 orang Indonesia baru memanfaatkan jasa layanan pembiayaan. Hanya 1 dari 100 penduduk menjadi peserta dana pensiun, dan hanya 0.15 orang berinvestasi di pasar modal.
Nah, kesimpulannya gimana? Masih jadi PR!
Tapi, apa sih maksudnya level-level itu? Dan, bagaimana cara kita meningkatkannya? Yuk, kita bahas satu per satu.
Pengertian Literasi Keuangan
Beberapa pakar keuangan memberikan definisi yang berbeda tetapi satu benang merah terkait pengertian literasi keuangan ini. Misalnya, ada yang berpendapat, bahwa literasi keuangan adalah pengetahuan dan keterampilan untuk membuat keputusan yang bijak dan efektif untuk berbagai tujuan dengan memanfaatkan sumber daya keuangan yang ada.
Pakar yang lain menyebutkan, bahwa literasi keuangan adalah kemampuan kita untuk memahami berbagai informasi terkait finansial dan ekonomi yang didapatkan, dan kemudian bisa dimanfaatkan sebagai dasar pengambilan keputusan rencana keuangan.
Nah, kalau menurutmu sendiri bagaimana?
Well, kalau mau disimpulkan dari berbagai sumber sih, literasi keuangan, atau financial literacy, adalah pengetahuan dan keterampilan untuk memanfaatkan berbagai produk lembaga keuangan untuk membantu pengelolaan keuangan pribadi, sehingga nantinya kita dapat mencapai apa yang kita cita-citakan.
Meski demikian, tidak pernah ada indikator yang baku dan pasti mengenai tingkat literasi keuangan ini, karena layanan produk keuangan sendiri juga memiliki indikator masing-masing untuk menilai para nasabah. Ditambah lagi dengan kondisi “personal finance is very personal”, sehingga bisa jadi memang sangat relatif.
Mengapa Kita Butuh Literasi Keuangan yang Baik?
Semakin banyak dari kita yang paham cara kerja, dan kemudian terampil dalam pemanfaatannya, maka transaksi keuangan akan dapat meningkat juga. Efeknya, roda ekonomi negara akan berjalan dengan lancar.
Itu jika dilihat dari kacamata yang luas. Lalu, bagaimana dengan cakupan kecilnya; secara pribadi? Ya, pastinya, dengan literasi keuangan yang baik, kita dapat memanfaatkan berbagai layanan dan produk keuangan dengan baik untuk membantu kita mencapai tujuan keuangan. Kita dapat memanfaatkan sumber daya keuangan dengan baik, sehingga hidup pun akan lebih produktif. Siapa yang akan diuntungkan? Ya, kita sendiri kan? Pasalnya, dengan begitu, kualitas hidup lebih baik, kita pun dapat hidup dengan lebih sejahtera.
Beberapa Tingkat dalam Literasi Keuangan
Seperti yang sudah disebutkan di awal artikel, ada beberapa tingkat literasi keuangan yang kita kenal.
1. Not Literate
Tingkatan ini menunjukkan bahwa seseorang tidak punya pengetahuan, pemahaman, ataupun kepercayaan, terhadap produk keuangan mana pun.
2. Less Literate
Tingkatan ini menunjukkan seseorang yang hanya memiliki pengetahuan terhadap berbagai layanan dan produk keuangan, tetapi tidak menggunakannya.
3. Sufficient Literate
Tingkatan ini menunjukkan seseorang yang sudah memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup baik terkait produk keuangan, dan sudah mulai memanfaatkan meski belum terlalu banyak.
4. Well Literate
Tingkatan ini menunjukkan kepercayaan dan pemahaman penuh dari seseorang akan berbagai produk keuangan dengan sangat baik. Ia sudah memanfaatkan banyak di antaranya dalam hidup sehari-hari, dan mampu memahami berbagai fitur, risiko, keuntungan, hak, dan kewajibannya dalam hal keuangan.
Lalu, apa saja sih yang ada dalam literasi keuangan itu? Saat kita dikatakan sudah well literated, aspek apa saja yang ada di dalamnya yang sudah kita pahami dan ketahui dengan baik?
Aspek-Aspek Literasi Keuangan
1. Dasar pengelolaan keuangan pribadi
Tentang bagaimana kita mengatur keseimbangan arus kas antara pendapatan dan pengeluaran, membuat penganggaran, dan sebagainya.
2. Tabungan dan pinjaman
Tentang seberapa besar saving ratio kita, juga tentang rasio utang kita. Misalnya, pemanfaatan kartu kredit, seberapa baik kita tahu produk-produk tabungan yang bisa dimanfaatkan, dan sebagainya.
3. Asuransi
Tentang bagaimana kita melakukan upaya perlindungan terhadap aset yang sudah kita miliki. Apakah kita sudah ter-cover dalam asuransi kesehatan dan asuransi jiwa? Apakah kita juga membutuhkan asuransi jenis lainnya, dan bagaimana kita mengatur keuangan agar dapat konsisten membayar premi.
4. Investasi
Tentang bagaimana kita dapat memanfaatkan berbagai produk investasi yang ada, agar kita dapat mencapai tujuan keuangan, termasuk memahami cara kerja, risiko, dan keuntungannya.
3 Cara Meningkatkan Literasi Keuangan
Faktanya, tingkat literasi keuangan orang Indonesia memang masih jadi PR besar. Masih banyak yang harus struggle di setiap harinya untuk bisa mengelola keuangan dengan baik. Hal yang banyak terjadi adalah orang punya penghasilan yang baik, dan sudah bisa membuat anggaran yang sesuai pula. Tetapi, ketika harus berinvestasi, rasa percaya dirinya hilang. Atau, ketika mau utang, kebingungan sendiri.
Nah, itulah tanda-tanda pertama bahwa kamu perlu meningkatkan literasi keuangan kamu. Caranya bagaimana?
1. Lihat kembali hubunganmu dengan uang
Wih, kayak sama mantan ya? Eits, jangan salah, relationship kita dengan uang kurang lebih ya beda-beda tipislah dengan relationship kita dengan pasangan. Akan banyak melibatkan emosi, impulsivitas, dan persepsi saat kita lagi mikirin duit.
Coba lihat ke beberapa waktu ke belakang, misalnya kita bisa melihat dari orang tua kita. Apakah kita melihat bagaimana orang tua kita kesulitan dalam mencari uang? Apakah kita terbiasa melihat orang tua kita “menggampangkan” uang? Dan sebagainya.
Hal-hal seperti itu akan dapat memengaruhi hubungan kita dengan uang. Jika kita terbiasa untuk melihat uang sebagai hal yang menyusahkan, maka mindset itu akan memengaruhi bagaimana kita memperlakukan uang juga pada akhirnya.
So, mari kita refleksikan dulu mengenai hal ini, sebelum menginjak ke langkah kedua.
2. Ketahui dengan pasti, jumlah uang yang harus kamu kelola
Sering kita dapati, bahwa kita tak tahu dengan pasti seberapa banyak kita bisa menghasilkan uang, dan seberapa banyak juga yang kita keluarkan. Kalau begitu, bagaimana kita bisa mengelolanya dengan baik?
So, buat catatan, berapa uang yang dapat kamu hasilkan dalam satu periode waktu, bulanan misalnya. Dan kemudian buat catatan juga, berapa banyak kamu mengeluarkan uang untuk berbagai keperluan dalam periode yang sama.
Dengan mengetahui angkanya dengan pasti, kita pun dapat membuat rencana keuangan yang lebih detail dan solid. Dengan rencana keuangan yang detail, kita pun tahu produk dan instrumen apa yang kita butuhkan agar kita dapat mencapai tujuan keuangan dengan sumber daya keuangan yang ada itu.
3. Rumuskan tujuan secara realistis
Mimpi itu mahal. Karena itu, harus direncanakan. Karena pada dasarnya, manusia itu memang banyak maunya, tetapi sayang, sumber dayanya terbatas. Jadi, prioritas harus ditentukan, dan diwujudkan dalam bentuk rencana yang komprehensif.
Saat rencana keuangan sudah cukup detail, kamu akan dapat melihat dan mengidentifikasi, hal-hal apa yang perlu dilakukan dan instrumen apa yang kamu butuhkan untuk dapat mencapai tujuan keuangan itu.
Nah, itu dia ulasan lengkap mengenai apa itu literasi keuangan, juga mengapa kita perlu untuk meningkatkannya, serta bagaimana cara untuk meningkatkan literasi keuangan pribadi. Bagaimana? Sudah cukup memberikan gambaran, tentang apa yang harus kamu lakukan kan?
Selamat berjuang ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!