Biaya Menikah di Masa New Normal: Lebih Hemat atau Malah Membengkak?
Aturan-aturan berubah. Semua jadi punya prosedur panjang, setelah datangnya pandemi COVID-19. Termasuk kalau kamu ingin mengadakan pesta pernikahan. Sudah enggak ada lagi resepsi standing party yang dihadiri oleh ribuan orang dalam satu ruangan. Lalu, bagaimana dengan biaya menikah di era baru ini? Apakah juga berubah?
Ya, sudah pasti. Karena banyak prosedur tambahan pun banyak yang harus dikurangi, maka sudah tentu bujet biaya menikah sekarang berubah.
Nah, mari langsung saja kita lihat satu per satu skema upacara pernikahan yang bisa menjadi alternatif kamu ini, sekaligus kita lihat budgeting biaya menikah yang harus kamu siapkan di masa new normal.
Biaya Menikah yang Tetap Harus Disiapkan
Ada biaya yang disesuaikan, tetapi ada juga biaya yang akan harus tetap kamu siapkan, antara lain:
- Baju pengantin untuk pria dan wanita: Rp3.000.000 – Rp5.000.000. Mau lebih hemat? Sewa saja, enggak usah beli.
- Baju seragam untuk keluarga: Rp8.000.000 – Rp10.000.000. Ini juga sama, kalau mau hemat, sewa saja untuk seluruh keluarga.
- MUA: Rp1.500.000
- Alat perlengkapan protokol kesehatan (masker, hand sanitizer, sarung tangan, thermogun, disinfektan, dll): Rp1.000.000
- Undangan: Rp500.000 (ini sangat bisa ditekan, karena mungkin cukup dengan kirim WhatsApp saja karena yang diundang hanya keluarga).
- Seserahan dan maskawin (tergantung kesepakatan): minimal kira-kira Rp500.000
- Dekorasi venue: Rp1.000.000
- Video dan foto dokumentasi: Rp2.500.000
Nah, total kamu butuh bujet biaya menikah Rp18.000.000 saja untuk keperluan paling esensial di atas. Mungkin kamu perlu tambahan, jika memutuskan untuk mengadakan upacara adat. Sila ditambahkan sesuai kebutuhan ya.
Mari kita lanjut ke resepsi pernikahannya.
Skema Resepsi dan Biaya Menikah di Masa New Normal
1. Menikah di KUA atau tempat ibadah
Skema pertama, menikah di KUA atau tempat ibadah.
Untuk tempat, bisa jadi kamu enggak perlu membayar. Tetapi setidaknya, kamu perlu memberi “uang kebersihan” di tempat ibadat. Upacara pernikahan di sini enggak perlu prosedur terlalu kompleks. Cukup akad, dan kemudian tamu bisa pulang setelah selesai acara. Kamu bisa bawakan hampers berisi makanan dan suvenir.
Undangan bisa sangat terbatas, mungkin hanya keluarga saja. Misalnya di KUA, masjid atau gereja, yang boleh masuk ke dalam ruangan mungkin tak boleh lebih dari 5 – 10 orang. Sedangkan sisa keluarga harus menunggu di luar.
Rincian biaya menikah di KUA atau tempat ibadah kurang lebih sebagai berikut, dengan dihadiri oleh 20 orang:
- Uang kebersihan: Rp500.000 – Rp1.000.000
- Administrasi: Rp500.000
- Katering yang dikemas apik untuk dibawa pulang: 20 @ Rp100.000 = Rp2.000.000
- Suvenir: 20 @ Rp50.000 = Rp1.000.000 (dianggap setiap orang bisa mendapatkan suvenir, karena tidak ada undangan keluar)
Jadi, dengan kebutuhan esensial di atas plus kebutuhan di venue ini, kamu total butuh bujet biaya menikah sekitar minimal Rp22 juta.
Jangan lupa untuk menyiapkan dana cadangan sebesar 10 – 20% untuk keperluan di luar rencana.
2. Menikah di rumah
Untuk biaya menikah di rumah, kurang lebih sama.
Alternatif, kamu bisa saja mengundang lebih banyak orang, tetapi dengan sistem shift. Gantian per kelompok, dengan pembatasan masing-masing kelompok 20 – 30 orang, yang berarti sekitar 10 – 15 undangan. Setiap shift-nya harus ada jeda, agar ada waktu untuk beberes dan membersihkan segala sesuatunya, sebelum kelompok berikutnya.
Kamu perlu mengerahkan keluarga dan tetangga, untuk ikut mengatur dan memastikan setiap undangan yang hadir mematuhi protokol kesehatan.
- Bayar tenaga untuk beres-beres, bersih-bersih, mengatur parkir kendaraan, dll: Rp1.000.000
- Katering untuk dibawa pulang: 30 @ Rp100.000 = Rp3.000.000
- Suvenir: 15 undangan @ Rp50.000 = Rp750.000
Total, kamu perlu menyiapkan biaya menikah sebesar kurang lebih minimal Rp22.750.000. Jangan lupa lagi, untuk menyiapkan dana cadangan sebesar 10 – 20% untuk keperluan di luar rencana.
3. Menikah di gedung
Mau tetap mengadakan resepsi pernikahan di gedung? Tetap bisa kok. Hanya saja ada beberapa protokol yang harus diperhatikan:
- Kapasitas gedung enggak boleh diisi full. Jadi gedung berkapasitas 1000 orang, hanya boleh diisi oleh 500 orang yang sudah termasuk keluarga. Ini berarti kurang lebih kita hanya bisa menyebar 200 undangan.
- Resepsi harus dibagi dalam beberapa sesi, yang berarti durasi penyewaan gedung akan lebih panjang.
- Tidak boleh ada prasmanan dan standing party. Alternatif selain membuat paket katering untuk dibawa pulang adalah dengan mengadakan pesta berformat theater, round atau long table. Ini berarti akan ada biaya tambahan untuk waiter/waitress, karena butuh tambahan orang untuk bisa melayani undangan yang hadir. Dan, tentu saja, para waiter dan waitress ini butuh perlengkapan tambahan, seperti mengenakan face shield dan masker, serta sarung tangan.
- Sesi foto juga tidak boleh bergerombol, jadi pertimbangkan solusi untuk membuat booth foto kecil saja.
- Kamu mungkin juga akan butuh bilik kesehatan khusus untuk undangan yang datang tetapi “mencurigakan” secara kesehatan. Jadi, akan ada tenaga medis yang juga mengawasi.
Terlihat lebih kompleks ya? Iya. Pusing? Well, kalau iya, mungkin kamu perlu menghubungi wedding organizer untuk bisa membantumu merencanakan pernikahan di gedung di masa new normal ini.
Nah, bagaimana? Semoga sekarang kamu sudah mendapat gambaran umum untuk menyiapkan biaya menikah di masa new normal ini.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Memulai Bisnis Kecil di Masa New Normal: 5 Hal yang Harus Disiapkan
Pemerintah telah menetapkan bahwa Indonesia sudah memasuki masa the new normal, demi bisa mengembalikan kegiatan ekonomi seperti semula. Lalu, bagaimana dengan kamu yang sudah memiliki cita-cita untuk memulai bisnis di tahun 2020, tetapi harus terhambat karena pandemi COVID-19? Apakah sekarang waktu yang tepat untuk mulai membangun bisnis kecil yang sudah kamu idamkan?
Ya, kenapa enggak? Selalu ada waktu terbaik untuk memulai bisnis, termasuk sekarang: pasca pandemi. Hanya saja, memang perlu persiapan yang berbeda. Nah, kita bahas yuk! Kamu boleh menambahkan jika sekiranya ada hal yang terlewatkan di kolom komen nanti.
5 Persiapan untuk Memulai Bisnis Kecil Kamu di Masa New Normal
1. Buat rencana bisnis
Rencana bisnis adalah hal terpenting yang harus kamu buat saat hendak memulai bisnis, kapan pun, terlebih sekarang saat kamu akan membangun bisnis di masa new normal.
Mengapa? Karena kebiasaan orang (yang mungkin termasuk dalam target pasarmu) yang berubah.
Jadi, milikilah rencana dan strategi bisnis yang realistis, yang kemudian bisa kamu breakdown atau pecahkan dalam beberapa tahap.
Misalnya, kamu ingin mulai bisnis online jualan baju ala-ala Korea. Satu bulan ke depan, kamu targetkan untuk sudah punya beberapa saluran penjualan online, mulai dari membuat Instagram, membuat Facebook Page (supaya bisa jualan di marketplace-nya), dan buka lapak di beberapa platform marketplace yang paling ramai.
Dalam 3 bulan ke depan, semua lapak sudah harus aktif transaksi. Enam bulan lagi, sudah bisa bekerja sama dengan beberapa ecommerce besar di Indonesia. Satu tahun nanti, kamu sudah punya website ecommerce sendiri. Dan seterusnya.
Dengan rencana yang realistis, kamu akan bisa menentukan langkah-langkah pengembangan bisnis kecil ini dengan sistematis.
2. Survei pasar
Nah, ini juga adalah hal yang sangat penting untuk kamu lakukan. Temukan kebutuhan dan permasalahan orang-orang yang akan menjadi target pasarmu.
Jangan sampai, kamu buka bisnis yang tidak dibutuhkan pasar, karena bisnis pada dasarnya adalah “membantu” orang lain menemukan solusi atas permasalahan yang mereka alami atau rasakan.
Berbekal permasalahan pasar ini, maka berikutnya, kamu akan mudah untuk berinovasi dalam pengembangan produk, pun untuk mengembangkan bisnis kecil yang kamu rintis ini.
3. Go digital
Inilah yang dimaksud dengan perubahan perilaku pasar. Selama pandemi, sudah bisa dilihat, bahwa orang-orang lebih suka berbelanja secara online ketimbang offline dengan mengunjungi toko konvensional.
So, kamu harus bersiap pula dengan hal ini.
Belajar menggunakan berbagai perangkat teknologi yang bisa membantumu memasarkan produk yang kamu jual. Jangan lupa untuk sediakan juga layanan antar, dengan menggunakan fitur apa pun.
Banyak bisnis yang harus terhambat aktivitasnya, lantaran belum siap untuk berpindah ke platform digital loh.
4. Siapkan laporan keuangan
Yes, laporan keuangan, meski bisnismu adalah bisnis kecil, itu sangat penting untuk disiapkan sejak awal, karena inilah yang akan membedakan bahwa kamu sedang berbisnis, dan bukan sekadar berdagang.
Enggak ada yang salah dengan berdagang, karena bisa dibilang setiap bisnis kecil selalu berawal dari berdagang. Tetapi ternyata, tidak semua usaha dagang bisa berkembang menjadi bisnis yang mendatangkan keuntungan dalam jangka panjang.
Dan, biasanya, yang membuat usaha dagang itu failed adalah laporan keuangan.
Dengan laporan keuangan yang rapi sejak awal, banyak hal bisa kamu dapatkan dan gunakan untuk mengembangkan bisnis kecil yang kamu bangun. Misalnya saja, untuk bisa mendapatkan suntikan modal dari investor, kamu harus bisa mengajukan laporan keuangan bisnis yang komprehensif pada mereka.
Untuk lebih detailnya, kamu bisa membaca artikel tentang berdagang versus berbisnis yang sudah ditautkan di atas.
5. Update, update, update!
Perubahan akan sering terjadi, seiring pemulihan ekonomi yang terjadi. So, sebagai pemilik bisnis kecil yang serius menggarap bisnisnya, kamu harus selalu update dengan perkembangan yang ada, supaya kamu pun bisa menyesuaikan model bisnismu sesuai kebutuhan pasar.
Menjadi pemilik bisnis kecil, berarti kamu mesti siap untuk bekerja keras dan terus berinovasi. Sudah terlalu banyak kasus bisnis gagal, hanya karena strategi bisnisnya tidak dikembangkan.
Sayang kan, sudah berusaha sejauh itu, tapi hanya karena kurang disesuaikan dengan kebutuhan pasar, akhirnya ditinggalkan oleh pelanggannya. Pasti kamu juga tidak pengin bisnis yang dirintis akan berakhir seperti ini.
Nah, bagaimana? Sudah semakin besar niatmu untuk memulai bisnis kecil yang kamu idamkan di masa new normal ini?
Semoga bisnis kecil yang kamu bangun ini memberi kontribusi positif untuk negeri ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Kembali Bekerja ke Kantor di Masa New Normal: 9 Tip Agar Tetap Aman
Pemerintah sudah memutuskan untuk mengembalikan kegiatan ekonomi secepatnya, meski pandemi COVID-19 masih terjadi.
Enggak bisa disalahkan sih, karena dalam 3 bulan masa pembatasan sosial ini saja, sudah begitu banyak membawa korban–tak hanya korban karena terserang oleh penyakitnya, tetapi juga termasuk korban PHK. Bisa dibayangkan jika pembatasan ini berlangsung lebih lama.
So, buat kamu yang sekarang bersiap untuk kembali bekerja ke kantor dalam waktu dekat (atau malahan sudah mulai kembali bekerja), berikut ada 9 tip yang bisa kamu lakukan, untuk memastikan dirimu sendiri aman dan nyaman saat kembali bekerja.
9 Tip Kembali Bekerja di Masa New Normal
1. Pastikan tempat kerja sudah disesuaikan
Ada beberapa protokol yang harus dipenuhi oleh pemilik bisnis atau perusahaan yang memiliki karyawan terkait pembatasan jarak. Misalnya saja, area kerja harus disiapkan sehingga karyawan bisa saling berjarak minimal 1 meter satu dengan yang lain. Atau, perlunya memasang tirai mika atau pembatas, atau pentingnya menyediakan hand sanitizer atau hand soap di setiap sudut area kerja, dan seterusnya.
Pastikan perusahaan tempat kamu bekerja peduli dan mematuhi protokol-protokol kesehatan yang dianjurkan oleh WHO ataupun pemerintah ini sebelum kamu kembali bekerja ya.
2. Jangan lupa starter kit new normal milikmu sendiri
Meskipun mungkin di perusahaan tempat kamu bekerja sudah disiapkan semua, tapi ada baiknya kamu juga membawa starter kit new normalmu sendiri.
Pastikan barang-barang ini ada di tasmu atau kamu bawa setiap kali kamu ke kantor:
- Hand sanitizer dan hand soap.
- Air / surface sanitizer
- Tisu basah dan kering
- Masker dan/atau face shield, sarung tangan jika perlu
- Alat makan sendiri
- Alat beribadah sendiri
- Bawa helm sendiri juga, kalau misalnya kamu adalah pelanggan ojek online.
Dan, pelajaran berharga nih selama pandemi: jangan lupa bawa hand lotion juga, karena kulit tangan jadi gampang kering lantaran terlalu sering cuci tangan atau pakai hand sanitizer. Duh!
Bawa juga peralatan kerjamu sendiri, seperti pensil, bolpen, apa pun. Jangan pinjam dari teman dulu, sesehat apa pun dia.
3. Siapkan dana di e-wallet
Minimalkan penggunaan uang cash saat kamu kembali bekerja dan beraktivitas, jadi siapkan dana di e-wallet agar bisa digunakan sewaktu-waktu.
Mungkin kamu bisa pertimbangkan juga untuk menggunakan beberapa macam e-wallet, agar lebih serbaguna, karena kadang tempat yang satu enggak menerima jenis e-wallet tertentu, sedangkan tempat lain bisa.
4. Lebih baik pakai kendaraan pribadi lebih dulu
Inget nggak sih, belum lama sebelum pandemi mulai, kita selalu disarankan untuk menggunakan transportasi umum demi mengurangi kemacetan. Bahkan masih inget ketika MRT pertama kali diresmikan.
Tapi, sekarang, akan lebih aman jika kamu menggunakan kendaraan pribadi saja dulu, jika memang memungkinkan. Transportasi umum menjadi salah satu sumber tempat penyebaran virus corona terjadi, pun kita enggak bisa mengendalikan orang lain yang masih sering mengabaikan protokol kesehatan kan?
5. Pastikan meja kerja selalu bersih dan rapi
Sudah bukan saatnya lagi kerja sambil ngeberantakin meja kerja, biar kelihatan sibuk. Jagalah supaya meja kerja selalu bersih dan rapi, karena kebersihan sekarang benar-benar merupakan pangkal dari kesehatan.
Semprot disinfektan atau surface sanitizer yang disediakan atau yang kamu bawa sendiri secara berkala, apalagi jika baru saja ada teman yang mampir. Rasanya memang enggak sopan, tapi di masa-masa begini, orang pasti maklum jika ada yang melakukannya.
6. Bawa bekal
Akan lebih aman juga jika kamu bisa membawa bekal makan siang sendiri, ketimbang ramai-ramai beli makanan di warung sebelah atau di kantin kantor.
Atau, kalau enggak ya, pesan saja makanan untuk dimakan di ruangan ataupun kubikelmu sendiri. Untuk sementara waktu, libur ngumpul makan siang sambil gosipnya enggak apa kan?
Siapa tahu, next, pengeluaran juga jadi lebih terkendali karena bawa bekal sendiri ini.
7. Pantau dana darurat
Pandemi memberikan banyak pelajaran buat kita, termasuk dalam hal keuangan. Salah satunya adalah kita jadi mengerti dan paham, betapa pentingnya dana darurat.
So, jangan lengah ya. Kalau kemarin kamu sempat ngos-ngosan hidup lantaran penghasilan berkurang dan dana darurat enggak ada, maka sekarang saatnya kamu membangunnya. Mulailah dengan rencana dan kemudian jalankan secara bertahap.
8. Pertahankan hidup hemat
Sebagian dari kita akhirnya bisa membuktikan bahwa hidup hemat itu enggak mustahil dilakukan selama menjalani masa pandemi ini. Yuk, yang bisa mengetatkan pengeluaran, coba mana suaranya?
Selamat ya! Meski sekarang kita sudah mulai menjalankan new normal dengan kembali bekerja, tapi tetap pertahankan hidup hematmu! Enggak perlu dijelaskan kan, kenapa? Semangat!
9. Ikuti protokol yang sudah ditentukan
Yah, apalah artinya perusahaan sudah memfasilitasi kita untuk kembali bekerja, kalau kita sendiri mengabaikan protokol kesehatan, ya kan? So, pelajarilah dan patuhilah apa saja yang harus dilakukan selama kita berada di kantor.
Kenakan masker begitu sampai di kantor sampai pulang, ganti setiap 4 jam sekali. Jaga jarak dengan teman-teman lain, minimal 1 meter. Kalau harus bersin atau batuk, lakukan dengan cara yang benar. Dan, kalau badan terasa enggak sehat, segeralah minta izin untuk istirahat di rumah.
Nah, sekiranya dengan 9 tip di atas, kamu pun siap kembali bekerja di masa new normal ini. Ingat, tetap jaga kesehatanmu dengan makan makanan bergizi, minum air putih yang cukup, dan rutin berolahraga ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Tahun Ajaran Baru 2020/2021 Akan Berbeda, Ini yang Harus Dipersiapkan Secara Finansial
Sebentar lagi Juli datang, yang berarti tahun ajaran baru sekolah-sekolah sudah dimulai. Tentunya akan sangat berbeda di tahun 2020 ini, apalagi kita telah menjalani belajar dari rumah sejak awal tahun karena pandemi virus corona.
Sejak beberapa minggu kemarin, sudah beredar berbagai prediksi mengenai bagaimana tahun ajaran baru akan dimulai. Ada beberapa skenario: melanjutkan proses belajar dari rumah, membuka sekolah tetapi dengan protokol kesehatan yang superketat, atau mengundurkan tahun ajaran baru ke 2021.
Opsi terakhir tampaknya sudah disinyalkan enggak mungkin dilakukan oleh pemerintah, karena bakalan ada risiko ekonomi yang lebih berat terkait sinkronisasi awal pendidikan tinggi, eksistensi sekolah swasta, gaji para guru, hingga stres anak karena menganggur terlalu lama di rumah (yang berarti juga akan menjadi tambahan beban bagi orang tua, yang juga harus menjalani the new normal dalam bekerja).
Karena itu, beberapa hari yang lalu, sudah ada pengumuman resmi pula dari Kemendikbud RI, bahwa tahun ajaran baru sekolah akan tetap dimulai Juli 2020. Sudah ada pula pedoman belajar untuk sistem pembelajaran jarak jauhnya, meski sepertinya masih perlu dikembangkan lagi lebih detail. Telah ditekankan pula berkali-kali, bahwa mulainya tahun ajaran baru ini berbeda dengan pembukaan sekolah. So, bisa jadi, tahun ajaran baru 2020 dimulai dalam kondisi masih belajar di rumah.
Ini pun bisa berbeda antara satu daerah dengan yang lainnya. Beberapa sumber yang sudah ditelusuri menyebutkan, bahwa daerah zona hijau dan biru mungkin sudah diperkenankan untuk menjalankan kegiatan lagi dalam tatanan baru (the new normal). Sedangkan, zona kuning dan merah tetap harus belajar dari rumah.
Lalu bagaimana dengan orang tua? Siapkah mengembalikan anak-anak ke sekolah? Bagaimana harus menyiapkan diri dan anak-anak untuk tahun ajaran baru 2020/2021 kali ini? Pasti akan berbeda, karena semua masih belum ada kepastian.
Well, sembari menunggu keputusan-keputusan penting pemerintah terkait protokol pembelajaran kembali di sekolah, lebih baik kita juga mempersiapkan beberapa hal untuk menyambut tahun ajaran baru ini. Terutama soal pengeluaran. Beberapa hal yang basic saja, sambil menunggu update informasi, ya kan?
Beberapa Hal untuk Disiapkan Menjelang Dimulainya Tahun Ajaran Baru 2020/2021
1. Uang tahunan/pendaftaran ulang/uang pangkal
Baik yang bersekolah di sekolah yang baru atau yang naik kelas, tahun ini tetap harus menyiapkan uang tahunan, uang pendaftaran ulang, dan uang pangkal sesuai ketentuan dari sekolah, yes?
Jadi, semoga para orang tua sudah siap dengan biaya-biaya pokok ini. Cek lagi ke sekolah, bagaimana cara dan mekanisme pembayarannya, serta dokumen apa saja yang harus dipenuhi. Tentunya prosedurnya akan berbeda untuk siswa baru dan siswa lama, kan?
Tak ketinggalan soal seragam bagi siswa baru. Apakah semua sudah termasuk dalam uang pangkal sekolah, yang berarti seragam akan didapatkan dari pihak sekolah, ataukah ada seragam yang harus dibeli di luar sekolah? Memang, mungkin anak-anak belum akan masuk sekolah dalam waktu dekat, tetapi di beberapa sekolah kemarin ada juga yang memberikan peraturan, bahwa siswa pun harus mengenakan seragam selama proses belajar di rumah.
2. Uang SPP
Untuk siswa baru, biasanya uang SPP bulan pertama sudah include dalam uang pangkal. Tetapi, ada baiknya dicek lagi. Jangan-jangan enggak termasuk. Kalau memang nggak termasuk, berarti harus segera disiapkan juga.
Kadang ada yang bikin kecele. Misalnya, waktu aktif kembali bersekolah itu kan biasanya di minggu ketiga atau keempat Juli. Di bulan pertama ini, uang SPP sudah ditagihkan. Lalu, selang 2 minggu sudah harus membayar SPP lagi untuk bulan Agustus. Jadi agak berasa ya, kayak sekali bayar untuk 2 bulan.
Ini kadang yang bikin kecele. Dalam pikiran, kita sudah membayar, kok sudah ganti bulan lagi dan bayar lagi?
3. Kuota internet
Kuota internet sekarang jadi pengeluaran yang penting lo, apalagi jika saat tahun ajaran baru nanti, anak-anak masih harus belajar dari rumah. Sebisa mungkin diatur, supaya enggak rebutan dengan kita yang mungkin masih bekerja dari rumah juga.
Cari informasi, barangkali nanti akan banyak video-video pembelajaran yang harus diunduh, harus streaming acara TV, nonton Youtube, sampai upload tugas. Info ini akan bisa jadi gambaran, seberapa besar kuota internet yang harus kita siapkan.
4. Cek buku-buku pelajaran, perlengkapan, dan media belajar lainnya
Apakah butuh install aplikasi tertentu untuk memperlancar proses belajar nanti?
Atau, kalau memang nanti bakalan bisa mulai masuk sekolah, apakah ada perlengkapan kesehatan yang harus dipenuhi? Barangkali butuh masker cadangan lebih banyak, begitu juga dengan hand sanitizer. Atau, mungkin bahkan perlu sarung tangan latex atau face shield?
Bagaimana dengan buku-buku sekolah? Apakah perlu membeli? Atau, sudah dipinjamkan oleh pihak sekolah? Bagaimana dengan buku dan alat tulis? Sudah cukupkah?
5. Tetap perhatikan asupan gizi anak-anak
Jika sekolah akhirnya memutuskan untuk menjalankan pembelajaran jarak jauh lagi, maka tetap pastikan anak-anak mendapatkan gizi yang cukup agar bisa konsentrasi belajar di rumah.
Namun, jika diputuskan sudah bisa masuk sekolah kembali, maka pertimbangkan untuk membawakan bekal saja ke sekolah, agar lebih higienis dan pastinya, lebih aman.
So, mari berharap yang terbaik, apa pun yang menjadi keputusan pemerintah. Patuhi protokol kesehatan yang sudah ditentukan, dan tetap berdoa agar si virus nakal ini segera bisa diatasi dengan tuntas.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Menyusun Anggaran Hari Lebaran di Tengah Pandemi
Lebaran sebentaaar lagi! *autonyanyi* Apa kabar puasamu sampai dengan hari ini? Semoga lancar, meski harus menjalaninya di tengah pandemi dan ‘the new normal’ ini. Dan, iya, kira-kira satu minggu lagi, kita akan segera merayakan hari Lebaran.
Dan, pastinya, kita juga akan merayakan hari Lebaran dengan kondisi the new normal. Lalu, bagaimana menyusun anggarannya? Pasti juga berbeda dengan anggaran Lebaran tahun lalu. Apa saja yang beda?
Well, semoga sih kamu benar-benar enggak merencanakan mudik di momen Lebaran tahun ini. Coba tunggu saja sampai kondisi aman dan memungkinkan. Kamu juga harus membatalkan niat untuk silaturahmi ke sanak saudara, teman-teman, dan kolega-kolega. Mungkin juga, kalau memang butuh baju baru, kamu harus belanja secara online, bukan lagi beramai-ramai ke mal atau ke Tanah Abang.
Belum lagi, soal THR yang diterima. Bisa jadi enggak sebanyak sebelumnya juga, atau malah enggak bisa terima uang THR tahun ini dengan berbagai alasan yang harus kita maklumi juga.
Dengan berbagai kondisi yang berubah, maka kita pun harus menyiapkan diri. Ada banyak pengeluaran barangkali yang bisa kamu hemat karena kondisi ini, sehingga kamu bisa mengalokasikannya ke pos pengeluaran yang lain.
Tetaplah bersyukur dengan apa yang ada, setidaknya kita masih bertemu dengan bulan Ramadan dan hari Lebaran tahun ini. Jadi, yuk, coba kita menyusun anggaran Lebaranmu tahun ini, supaya enggak mubazir dan tetap terkendali.
5 Pos untuk Anggaran Merayakan Hari Lebaran dengan Kondisi The New Normal
1. Bayar zakat dan sedekah
Alhamdulillah, jika kamu masih mendapatkan uang THR tahun ini ya. Karena hak kamu sudah dipenuhi, maka pemenuhan hak orang lain harus menjadi prioritasmu juga sekarang. Kalau kamu mampu, iringi juga dengan sedekah.
Bayarlah zakat sesuai ketentuan. Jadikanlah ini sebagai prioritas utama, selain karena perintah agama.
Seandainya kamu tidak mendapatkan THR pun, bukan berarti kita bisa “libur” memberi zakat. Jadi, anggarkan ya.
2. Hidangan Lebaran
Of course kamu harus menyiapkan hidangan hari Lebaran di rumah, sebagai wujud dari rasa syukur telah menjalani bulan puasa dengan baik dan lancar.
Untuk tahun ini, coba buat sendiri hidangan hari Lebaran di rumah dengan bahan-bahan yang sederhana dan mudah. Toh, kamu hanya akan menikmatinya bersama keluarga inti (atau bahkan kamu nikmati sendiri karena enggak bisa mudik). Enggak apa, yang penting ada dan halal semuanya.
Begitu juga dengan kue Lebaran. Nggak perlu pesan atau beli berlebihan. Cukuplah sediakan untuk dicemal-cemil sendiri di rumah bersama keluarga. Bagaimanapun, momen Lebaran adalah momen penting yang harus dirayakan. Tetapi, merayakan enggak selalu berarti dengan yang mewah-mewah kan. Kali ini, kita buat suasana yang berbeda, sembari berprihatin agar kondisi lekas membaik.
3. Kirim parsel
Karena enggak mungkin bersilaturahmi atau mudik, maka kirim parsel Lebaran bisa jadi pengganti.
Coba cari informasi layanan-layanan penyedia parsel Lebaran yang bisa mengantar parselmu sampai tujuan dan bisa dipesan melalui online. Dengan begini, meski raga di rumah aja di hari Lebaran, tetapi kamu tetap bisa menjalin komunikasi dan menyampaikan perhatian pada mereka yang kamu kirimi parsel.
Atau, kamu juga bisa membuat parsel sendiri di rumah, lalu kirim dengan memanfaatkan ojol atau kurir yang lain.
4. Beli kuota
Karena enggak bisa bersilaturahmi secara langsung juga, maka siapin deh kuota biar bisa video call-an sama teman-teman, saudara, bahkan keluarga di kampung.
Karena lagi-lagi deh, kita mesti melakukan physical distancing selama hari Lebaran besok, tapi bukan berarti kita enggak bisa menghubungi dan mengobrol asyik dengan orang-orang tercinta itu kan?
5. Perkuat dana darurat
Jika masih ada anggaran, maka alokasikan ke dana darurat yang akan berguna banget untuk bertahan hidup sampai kondisi stabil lagi. Karena, entah sampai kapan kondisi ini harus kita jalani.
Ketidakpastian ini membuat kita harus benar-benar bijak dalam mengatur anggaran dan juga pengeluaran setiap harinya. Kalau di hari Lebaran ini kamu masih mendapatkan THR, maka sebaiknya kamu juga atur dengan amat hati-hati, agar tak mubazir. Simpan bersama dana daruratmu yang lain akan lebih baik untuk sekarang ini.
Nah, selamat menyambut hari Lebaran yang tinggal menghitung hari ini ya. Semoga kita semua selalu diberkahi kesehatan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Atur Penghasilan Freelancer Selama Krisis Pandemi COVID-19
Sejumlah proyek batal mengakibatkan penghasilan freelancer terkena imbas selama pandemi COVID-19. Para pekerja lepas rugi puluhan hingga ratusan juta karenanya.
Survei yang pernah dilakukan di Inggris juga memberikan fakta, sebanyak 46% pekerja lepas di negaranya Prince William itu sudah kehilangan pekerjaan selama krisis ini berlangsung sejak awal tahun. Dalam survei ini, 83% responden adalah pekerja film, televisi, live tour, teater, dan galeri seni.
Dengan diprediksinya pelarangan untuk berkumpul dalam event pertunjukan dan seni sampai batas waktu yang belum pasti ini, tak bisa dibayangkan juga seberapa panjang harus bertahan hidup tanpa penghasilan freelancer mereka.
Bagaimana di Indonesia? Sepertinya tak jauh berbeda. Pemerintah memang sudah menyiapkan beberapa jaring pengaman sosial agar masyarakat bisa terbantu. Tetapi, sejauh ini, bantuan baru menyasar pada mereka yang bekerja di sektor informal dan para buruh yang terkena PHK. Para pekerja lepas, yang bahkan sering harus bekerja tanpa kontrak, masih belum termasuk dalam daftar penerima bantuan sosial.
Jadi, harus bagaimana?
Ya, tak bisa tidak, harus bertahan, bantu diri sendiri dengan penghasilan freelancer yang ada sekarang. Setidaknya, kita harus bertahan sampai kondisi dinyatakan aman bagi kita untuk kembali berkarya–meski belum jelas juga kapan.
5 Hal Mengatur Keuangan dan Penghasilan Freelancer Selama Pandemi COVID-19
1. Tetap tenang
Mari kita join no panic panic club. Susah memang, tapi mulailah dengan tenang. Kalau kita tenang menghadapi situasi, maka kita bisa mencari solusi yang paling tepat.
Tidak panik juga akan menghindarkan kita dari hal-hal impulsif, yang bisa jadi akan kita sesali kemudian.
So, penghasilan freelancer memang menurun, tetapi jangan panik dulu. Mari kita hadapi, dan cari solusinya.
2. Evaluasi pemasukan
Pada dasarnya, penghasilan freelancer memang merupakan pendapatan tidak tetap. Setiap bulannya bisa berbeda nominalnya, tergantung proyek yang dikerjakan. Kadang, bahkan bisa jadi enggak ada pemasukan sama sekali dalam sebulan, sedangkan di waktu lain, pemasukan bak air bah membanjiri rekening.
Kamu pasti sudah paham, bahwa kalau penghasilannya tidak tetap, maka yang harus dibikin tetap adalah pengeluarannya.
Jadi, mari evaluasi penghasilan freelancer selama pandemi yang masuk ke rekeningmu. Apakah benar-benar sudah hilang alias zero income? Ataukah, ada sih pemasukan, meski sedikit? Cek, jika masih ada pemasukan, bagaimana posisinya terhadap pengeluaran bulanan rutinmu. Apakah masih bisa meng-cover? Jika tidak, seberapa besar yang tidak ter-cover?
Setelah itu, mari kita buat budgeting baru dengan menyesuaikan kondisi yang berubah ini. Apa saja yang perlu diperhatikan? Yuk, lihat poin berikutnya.
3. Menyesuaikan diri the ‘the new normal’
Kebiasaan hidup sudah berubah. So, kita harus segera bisa menyesuaikan diri. Karena penghasilan freelancer kamu berubah, maka ayo segera sesuaikan pengeluarannya juga.
Mulai dari menurunkan standar hidup. Carilah barang-barang substitusi. Yang biasanya pakai produk impor, coba cari merek lokal. Biasa pakai produk-produk merek super, sekarang gantilah dengan merek second grade.
FYI yah, kalau kamu belanja di minimarket, supermarket, atau hipermarket, kadang mereka punya beberapa produk private label. Produk-produk ini harganya bisa sampai 30% lebih rendah ketimbang produk-produk store brand lo.
Beberapa pos pengeluaran lain juga mungkin akan terhapus atau dikurangi, bisa juga ditunda. Cek lagi catatan pengeluaranmu bulan-bulan sebelumnya, dan lakukan penghematan di sana-sini. Prinsipnya: sebanyak mungkin uang bisa dialokasikan ke kebutuhan utama atau pokok, yaitu makanan dan kesehatan.
4. Kelola klien dan cari klien baru
Tetaplah menjalin kontak dengan klien kamu yang sekarang masih ada. Bisa jadi mereka memotong fee atau menunda pencairan invoice, sehingga penghasilan freelancer juga menurun. Tetapi, kita harus maklum juga dengan kondisi mereka. Prinsipnya: Pertahankan sebisa mungkin klien yang ada.
Alih-alih, berikanlah penyesuaian harga atau diskon pada klien. Beri mereka ide-ide segar, agar bisnis mereka bisa bertahan. Ingat, bisnis mereka survive, kamu pun akan survive juga lo. Jadi, sejenak lupakan orientasi cuan semata, tapi mari saling bantu untuk bisa bertahan.
Cobalah untuk mencari klien baru, karena meski semua sektor dan bisnis terpengaruh, tapi ada juga yang malah moncer perkembangan bisnisnya. Kamu bisa menyesuaikan jenis servis jasa atau produk yang kamu jual dengan kebutuhan (calon) klien. Misalnya, kamu terbiasa bekerja untuk urusan branding produk, sekarang coba tawarkan jasa untuk mengelola akun media sosial mereka juga.
Uliklah apa yang kamu bisa berikan, meski mungkin itu di luar area jasamu sekarang.
5. Cari alternatif sumber pemasukan lain
Sebenarnya kondisi paceklik seperti ini adalah kondisi yang harus siap dihadapi oleh freelancer mana pun, bahkan sejak sebelum pandemi terjadi. So, meski skalanya berbeda, tetapi mereka biasanya lebih siap mental untuk menghadapi kondisi dengan penghasilan freelancer menurun (bahkan hilang) seperti ini.
Yuk, coba cari alternatif sumber pemasukan lain selama masa krisis ini berlangsung. Siapa tahu, kalau berhasil, malah bisa jadi penghasilan sampingan dari profesi pekerja lepasmu kan?
Yang pasti, persiapkan dana daruratmu! Dana darurat seorang freelancer idealnya adalah sebesar 12 kali pengeluaran bulanan. Dan sekaranglah saatnya kamu bisa memanfaatkan dana darurat yang besar itu. Setidaknya kamu bisa bertahan hidup sampai 12 bulan ke depan, sembari kamu bisa mencari alternatif lain.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.