Pemotongan Gaji Karyawan: Bagaimana Harus Disikapi?
Sejak awal tahun 2021, wacana pemotongan gaji ASN dan TNI/Polri untuk zakat mulai bergulir. Dikabarkan, bahwa Bapak Presiden sendiri juga mendukung penuh hal ini. Rencananya, gaji PNS dulu yang akan dipotong, selanjutnya gaji para karyawan BUMN dan swasta.
Pemotongan gaji untuk zakat ini perhitungannya adalah setara dengan 85 gram emas, kurang lebih Rp85 juta per tahun, atau Rp7 juta per bulannya. Inilah yang menjadi dasar perhitungan pemotongan gaji untuk zakat sebesar 2.5%. Ini artinya, bagi yang memiliki gaji di bawah Rp7 juta, pemotongan gaji untuk zakat ini belum berlaku. Tidak wajib.
Lalu, apakah ini juga berlaku untuk karyawan nonmuslim? Tidak, tetapi mereka yang nasrani juga punya kewajiban sepersepuluhan, menurut agama yang dianut.
Pemotongan Gaji Tak Bisa Dihindari
Pemotongan gaji juga sempat menjadi kontroversi saat PP 25 tahun 2020 diteken. Dalam undang-undang tersebut, gaji para pekerja akan dipotong untuk tabungan Tapera, sebesar 3%. Meskipun pemotongan gaji ini tak hanya merupakan kewajiban karyawan sepenuhnya, lantaran dibagi dua dengan pemberi kerja, tetapi tetap saja terdengar protes dan nada-nada ketidaksetujuan di sana-sini.
Apalagi bagi para pekerja swasta mandiri, besaran iuran 3% akan langsung dipotong dan dibayarkan penuh oleh si pekerja tersebut sendiri. Perhitungannya kurang lebih mirip dengan perhitungan pajak, yakni mengambil total penghasilan selama setahun, dan kemudian diambil rata-rata per bulan.
Kedua jenis pemotongan gaji di atas tak sekaligus diterapkan, melainkan bertahap. Biasanya akan diberlakukan bagi ASN dulu, baru kemudian para pekerja sektor swasta menyusul.
So, pemotongan gaji ini—baik untuk zakat maupun untuk Tapera—cepat atau lambat akan diterapkan di semua sektor, sehingga tak mungkin dihindari lagi. Dan, bukan tak mungkin, akan ada pemotongan-pemotongan gaji lagi berikutnya.
Kena Pemotongan Gaji, Kita Harus Bagaimana?
Pemotongan gaji ini sudah pasti harus disikapi dengan bijak. Memang, ada dari kita yang merasa keberatan dengan berbagai alasan.
Misalnya pemotongan gaji untuk Tapera, karena mungkin yang bersangkutan tidak membutuhkan tabungan untuk beli rumah lagi, karena toh sekarang sudah punya rumah warisan yang bisa ditempati. Pemotongan sebesar 2.5% tentu nominalnya ya lumayan juga, bisa dipakai untuk kebutuhan lain yang lebih prioritas.
Tetapi, yah, kalau sudah diatur dan diketok palu oleh pemerintah, mau tak mau kita harus mendukungnya, bukan? Lihat sisi baiknya, jika nanti bisa beli rumah lagi, bisa saja rumah tersebut disewakan hingga bisa mendatangkan passive income buat kita. Lumayan juga, buat bekal masa pensiun.
So, mesti gimana dong, sekarang? Coba lihat beberapa poin berikut ya.
1. Lakukan financial check up
Pemotongan gaji sudah pasti akan memengaruhi cash flow kamu secara keseluruhan. Nggak perlu panik, lantaran gaji terasa semakin kecil sedangkan kebutuhan sama, bahkan mungkin bertambah seiring waktu. Yuk, diatur lagi.
Lakukan financial check up secara menyeluruh lagi. Cek rasio penghasilan dan pengeluaran, juga cek rasio yang menjadi sinyal kesehatan keuangan lainnya. Seperti rasio menabung dan investasi, rasio likuiditas, dan rasio utang. Jika semuanya masih dalam rasio yang wajar, sepertinya kamu tak perlu khawatir dengan adanya pemotongan gaji ini. Kamu bahkan bisa memasukkannya juga ke pos menabung dan investasi, dan ini berarti menambah rasio menabungmu kan?
Cek secara keseluruhan lagi ya, sehingga kamu bisa mendapatkan pola keuangan yang baru.
2. Lakukan penyesuaian penganggaran
Buat penyesuaian dengan penganggarananmu. Misalnya saja, kamu seorang freelancer, dan pengahsilan rata-ratamu setiap bulannya—katakanlah—Rp10 juta. Jika dipotong 3% untuk Tapera, maka itu berarti ada potongan sebesar Rp300.000, yang harus kamu tanggung sendiri. Jika perlu, adakah pos lain yang bisa kamu sesuaikan?
Setelah financial check up yang menggambarkan kesehatan keuanganmu setelah adanya pemotongan gaji di sana-sini ini, implementasikan dalam penganggaran. Sesuaikan prioritasnya.
3. Pastikan cicilan utang, dana darurat, dan proteksi tetap aman
Pos-pos yang wajib untuk tetap diamankan adalah cicilan utang, dana darurat, dan proteksi berupa asuransi.
Pastikan ketiganya tetap aman ya. Ini penting, karena kalau sampai terganggu, masalah yang lebih besar bisa jadi harus kamu hadapi ke depannya.
4. Jajaki kemungkinan penghasilan tambahan
Memang, besar ataupun kecil pemotongan gaji, tetap saja akan memengaruhi cash flow kamu. Namun, bukan berarti enggak bisa disesuaikan. Bagaimanapun, kita harus bertahan hidup kan?
Buat kamu para karyawan—baik ASN maupun swasta—jika sekarang belum pernah menjajaki peluang tambahan penghasilan, ini bisa jadi alasan untuk mulai nih. Kamu bisa mulai dengan mencari informasi, ada demand apa di sekitarmu.
Buat kamu para pekerja mandiri—meski sekarang belum diterapkan—juga mesti bersiap tuh. Terus semangat untuk cari proyekan ya. Atau, mungkin kamu bisa menyesuaikan juga tarif jasamu?
Kesimpulan
Yes, pemotongan gaji kadang memang tak bisa dihindari. Tapi, daripada mengeluh saja, akan lebih baik jika kamu mulai menyesuaikan lagi dengan pola anggaran dan pengeluaran. Ini akan jauh lebih efektif untuk mengatasi masalahmu.
Apakah kantor atau komunitasmu mengalami masalah pada pengelolaan penghasilan atauupun masalah keuangan yang lain? Butuh training finansial, untuk meningkatkan kemampuan mengelola keuangan karyawan? Sila kontak WA 0811 1500 688 untuk mendiskusikan kebutuhan training finansialmu. Semua modul dibuat SIMPEL, PRAKTIS, dan tentu saja FUN!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Fakta tentang Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) yang Perlu Diketahui
Beberapa hari terakhir, media ramai oleh pemberitaan tentang Tapera, atau Tabungan Perumahan Rakyat, sebuah program yang baru saja diteken oleh Presiden RI.
Dan, seperti bisa ditebak, pro dan kontra pun mengalir. Sebagian yang kontra berpendapat, hal ini jadi semakin memberatkan rakyat, lantaran sudah ada potongan untuk BPJS Kesehatan pun BPJS Ketenagakerjaan. Nggak perlu lagi disebutkan bahwa ada kenaikan iruan BPJS Kesehatan, betul?
Nah, bagaimana dengan kamu? Menurut kamu, bagaimana program Tabungan Perumahan Rakyat ini? Apakah bisa membantu, ataukah butuh direview lagi?
Kalau kamu belum banyak tahu mengenai program ini, ada baiknya kamu simak dulu beberapa faktanya berikut ini.
5 Fakta Tabungan Perumahan Rakyat
1. Latar belakang program
Apa sih sebenarnya program Tabungan Perumahan Rakyat ini? Adalah iuran yang dimanfaatkan untuk dana rumah pertama para pekerja di Indonesia, baik pekerja tetap ataupun mandiri. Tujuannya sih jelas, untuk membantu para pekerja mewujudkan salah satu tujuan keuangan mahapenting, yaitu punya rumah pertama. Tapera ini menjadi solusi untuk masalah defisit perumahan (backlog) yang dialami oleh negara kita.
Dengan adanya Tapera ini, diharapkan sih, semua pekerja di Indonesia punya rumah sendiri, sehingga lebih mapan kehidupannya.
2. Pengambil manfaat
Peserta Tapera adalah seluruh pekerja di Indonesia, baik WNI maupun warga negara asing pemegang visa kerja di Indonesia setidaknya selama 6 bulan.
Cuma memang ada yang bersifat wajib, ada pula yang bersifat sukarela. Yang wajib adalah para pekerja tetap dan pekerja mandiri yang berpenghasilan setara UMR, sedangkan yang bersifat sukarela adalah pekerja mandiri yang berpenghasilan di bawah upah minimum.
Bagaimana dengan yang lebih dari UMR, atau seperti yang disebutkan oleh Deputi Komisioner Bidang Pengerahan Dana Tapera Eko Ariantoro, yang bergaji lebih dari Rp8 juta? Nah, pekerja golongan ini ternyata menjadi tanggung jawab SMF (Secondary Mortgage Facility) dan swasta.
Jadi, memang Tapera ini ditargetkan untuk masyarakat berpenghasilan rendah, karena suku bunga pinjamannya juga kecil. Untuk yang berpenghasilan di atas UMR, diharapkan untuk bisa dana rumah mandiri.
Prosedurnya, untuk para pekerja tetap atau mandiri yang berada di bawah suatu perusahaan, akan didaftarkan oleh perusahaan tempatnya bekerja ke BP Tapera. Sedangkan, untuk pekerja mandiri yang bekerja secara lepas, bisa mendaftarkan diri sendiri langsung ke BP Tapera. Yah, kurang lebih sama dengan BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan deh jadinya.
3. Besarnya iuran
Dalam peraturannya sudah disebutkan, bahwa untuk iuran Tabungan Perumahan Rakyat ini, akan dibagi 2.5% oleh pekerja (yang bekerja dalam sebuah perusahaan) dan 0.5%-nya disubsidi oleh perusahaan. Sedangkan, untuk pekerja mandiri besarnya iuran adalah 3%.
Keduanya diperhitungkan dari besar rata-rata penghasilan
Nah, di sinilah yang menjadi salah satu penyebab timbulnya pro dan kontra, karena dikhawatirkan jadi menambah beban para pengusaha.
Nah, kamu, para pemilik bisnis, apa pendapatmu nih, tentang ini? Boleh yuk, diskusi di komen ya.
4. Pemupukan
Dana Tapera yang sudah dikumpulkan dari masyarakat akan diinvestasikan, antara lain ke instrumen investasi konvensional–seperti deposito, surat utang, dan surat berharga lainnya–dan instrumen investasi Syariah–seperti deposito Syariah dan sukuk.
Pada akhir kepesertaan nanti, dana yang sudah berkembang bisa diambil dan kemudian kita manfaatkan deh.
5. Program sejenis di luar negeri
Ternyata, program Tabungan Perumahan Rakyat seperti ini juga sudah ada di negara lain.
Misalnya, di Tiongkok. Pemanfaatnya juga adalah pekerja dan pemberi kerja. Pekerja informal tidak termasuk. Besaran iurannya masing-masing 5% dan 20%.
Di Mexico juga ada, namanya Infonavit dan Fovissste untuk pekerja formal, dengan porsi pekerja dan pemberi kerja masing-masing 5%. Juga ada program Fonhapo, tabungan perumahan untuk pekerja sektor informal.
Di Malaysia, tabungan perumahan rakyat ini disebut EPF, dengan iuran pekerja 11%, dan pemberi kerja 12 – 13%. Manfaatnya lebih banyak, karena meliputi tabungan pensiun juga selain tabungan perumahan.
Singapura juga punya program serupa dan lebih lengkap lagi. Tak hanya untuk perumahan, tetapi juga bisa dimanfaatkan untuk pensiun, dana pendidikan, sekaligus kesehatan. Porsi iuran pekerja sebesar 20%, sedangkan pemberi kerja 17%.
Nah, bagaimana dengan kamu? Apakah kamu merasa terbantu dengan adanya program tabungan perumahan rakyat yang bakalan dimulai Januari 2021 ini? Ataukah, kamu ada pemikiran lain, apalagi setelah melihat beberapa faktanya di atas.
Yuk, diskusi di kolom komen!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.