Investasi Saham yang Menguntungkan ala Lo Kheng Hong di Tahun 2022
Investasi saham yang begitu menggiurkan. Konon, keuntungan yang didapatkan bisa ratusan bahkan ribuan persen. Banyak orang tajir mendadak, asetnya bertumbuh pesat dari investasi saham. Nggak heran, banyak yang tergoda untuk ikut nyemplung ke pasar modal.
Sayangnya, tak sedikit pula yang sekadar ikut-ikutan, tanpa punya bekal pemahaman yang cukup. Bahkan mereka tak bisa (atau tak mau?) melihat, bahwa di balik kesuksesan seorang investor, bisa jadi ia juga harus jatuh bangun terlebih dulu—mengalami kerugian yang tak terhitung sebelum akhirnya investasinya berkembang sesuai harapan.
So, ada baiknya belajar investasi saham dulu yuk. Zaman sekarang belajar saham itu mudah kok, kamu bisa belajar dari siapa saja, dari mana saja.
Salah satunya, kamu bisa belajar dari Lo Kheng Hong, yang sering disebut-sebut sebagai Warren Buffett-nya Indonesia.
Kebetulan banget kan kita sudah akan masuk ke tahun 2022, yang pastinya kamu mau dong menjadi lebih baik daripada tahun 2021 ini. Dari segi apa pun, termasuk soal keuangan dan investasi.
Jadi, mari kita belajar dari beberapa tip investasi saham ala Lo Kheng Hong, agar di tahun 2022 nanti, investasi saham kamu bisa berkembang dengan lebih baik. Juga bisa jadi bekal kamu nih, yang baru mau mulai investasi.
Investasi Saham ala Lo Kheng Hong
1. Invest at bad time, sell at good time
Tip investasi saham yang pertama ini mirip dengan prinsip investasi Warren Buffett nih, yaitu “fearful when others are greedy, and greedy when others are fearful.” Yaitu kita mesti memanfaatkan momentum ketika pasar justru sedang mengalami kelesuan.
Contohnya, seperti ketika di awal pandemi, saat IHSG anjlok hingga menembus Rp3.900-an. Jika banyak orang mengeluhkan portofolionya ‘kebakaran’, justru saat itulah kita berkesempatan untuk bisa mendapatkan saham diskon.
Yang kemarin sempat serok-serok lucu di awal 2020, pasti sekarang sudah bertumbuh berkali lipat. Betul nggak? Nah, tinggal berharap agar tahun 2022 nanti, kondisi menjadi lebih baik lagi, sehingga investasi pun semakin bertumbuh dengan lebih baik juga.
2. Pantau sektor terbaik
Lo Kheng Hong punya sektor favorit miliknya sendiri, yaitu perbankan konvensional dan komoditas, dan berharap bisa jadi preferensi khusus investasi saham di tahun 2022 nanti. Menurutnya, sektor perbankan itu bisnis yang enggak ada matinya, sehingga dalam beberapa tahun ke depan akan terus tumbuh.
Begitu juga dengan komoditas, Lo Kheng Hong percaya pertumbuhan bisnis batu bara dan perkebunan kelapa sawit di tahun 2022 akan semakin baik.
Apakah ini artinya kamu juga harus membeli saham sektor perbankan, komoditas kelapa sawit dan batubara juga seperti Lo Kheng Hong? Tunggu dulu, mari kita lihat dari poin of view lain.
Lo Kheng Hong berinvestasi di sektor perbankan karena ia percaya pertumbuhannya. Kamu sebaiknya juga melakukan hal yang sama: berinvestasilah pada sektor yang kamu sangat percayai pertumbuhannya. Enggak selalu perbankan, bisa jadi kamu percaya pertumbuhan sektor yang lain.
Intinya: lakukan risetmu sendiri, pantau sektor terbaik di tahun 2022 menurut hasil risetmu, dan berinvestasilah.
3. Berinvestasilah untuk jangka panjang
Jumlah investor pasar modal belakangan memang meningkat dengan pesat. Lebih takjub lagi, bahwa jumlah investor barunya didominasi oleh milenial.
Meski demikian, menurut Lo Kheng Hong, meski banyak, tetapi nominal yang diinvestasikan oleh milenial masih relatif terlalu kecil. Salah satu hal yang menyebabkannya adalah banyaknya milenial yang masih belum berpenghasilan, atau sudah berpenghasilan tetapi memang belum bisa berinvestasi dalam nominal banyak. Selain itu, kemudahan membuka rekening sekuritas juga memengaruhi, lantaran dengan hanya Rp100.000 saja, milenial sudah bisa melakukan investasi saham.
Ditambahkan oleh Lo Kheng Hong, bahwa potensi keuntungan untuk saham yang dibeli oleh para milenial di tahun ini, baru akan nampak hasilnya di 10 hingga 20 tahun mendatang. Karena nominal kecil dan memang pertumbuhan investasi saham itu sendiri juga baru tampak setidaknya 10 tahun ke depan, maka disarankan bagi milenial untuk segera mulai investasi saham sekarang untuk jangka waktu yang panjang.
4. Belajar cara membaca laporan keuangan
Dalam memilih sektor andalan, Lo Kheng Hong memperhitungkan saham-saham dengan valuasi murah tetapi beraset besar, dengan keuntungan bisnis yang masuk akal. Semua itu hanya bisa didapatkan jika kita bisa membaca laporan keuangan perusahaan dengan benar.
Karena itu, saran terbaik untuk bisa sukses investasi saham di tahun 2022 adalah jangan abaikan laporan keuangan. Pasalnya, dari situ kita bisa lihat, perusahaan mana yang tidak bertumbuh, dan mana yang prospektif.
Jangan sekadar dengar tukang pompom atau dengar influencer, demikian tegas Lo Kheng Hong dalam satu kesempatan. Kalau beli kucing dalam karung, bisa habis dana kita.
So, buat yang di tahun 2020 dan 2021 terlalu banyak tergiur apa kata orang lain (padahal jelas-jelas kurang berkompeten), yuk, diubah di tahun 2022. Mulai belajar membaca laporan keuangan dengan benar, dan belajar analisis sendiri.
5. Belajar teknik analisis yang tepat
Nah, ini adalah lanjutan dari belajar membaca laporan keuangan dengan benar, karena Lo Kheng Hong percaya, bahwa analisis fundamental menjadi preferensinya saat mempertimbangkan kelayakan suatu saham untuk dibeli.
Hal ini juga sejalan dengan Warren Buffett, yang dalam mengambil keputusan investasi saham tak pernah menggunakan analisis teknikal. Ia hanya melihat annual report, alias laporan keuangan tahunan perusahaan yang bersangkutan.
Nah, bagaimana? Apakah kamu sekarang sudah siap untuk menyambut tahun 2022 dengan strategi investasi saham yang baru, setelah membaca berbagai tip investasi dari Lo Kheng Hong di atas?
Yang paling penting, mau investasi apa saja, harus ada dananya. Apalah arti investasi saham, kalau ternyata kamu enggak punya uang untuk dikembangkan? Karena itu, yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Pengin Memulai Trading Saham? Yuk, Kenalan Dulu dengan 6 Metodenya!
Dalam trading, baik itu trading saham, emas, forex, crypto, dan lain sebagainya, agar bisa mendapatkan keuntungan, maka kita memerlukan metode dan strategi. Tanpa keduanya, bisa jadi alih-alih untung, malahan kita merugi.
So, sesuai dengan pengertiannya, trading adalah aktivitas jual beli dalam periode waktu yang umumnya singkat, untuk mendapatkan keuntungan dari selisih harga jual dan beli barang yang diperjualbelikan. Prinsip dalam trading saham ini sama saja dengan perdagangan pada umumnya, yaitu beli pada harga terendah dan menjual kembali dengan harga tertinggi.
Karena itu, butuhkan trik dan metode tertentu agar jangan sampai mengalami kerugian.
Nah, barangkali sekarang kamu lagi penasaran banget dengan cara kerja para trader saham? Mungkin karena pengin mengikuti jejak mereka? Lagi berusaha mengenali medan pasar saham? Mari, berkenalan dengan beberapa metode trading saham berikut ini.
Jenis-jenis Metode Trading Saham
Berikut adalah beberapa jenis metode trading saham yang sering digunakan oleh para trader. Perlu diingat bahwa metode yang diterapkan oleh trader bisa berbeda antara satu dan lainnya, ini terjadi karena menyesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Jadi, strategi yang cocok untuk satu trader, belum tentu juga cocok untuk trader lainnya. Begitu pun sebaliknya. Hal ini wajib kamu ingat, kalau memang kamu berminat untuk menjadi seorang trader.
Pada dasarnya, hampir tidak ada metode trading saham yang akan berhasil secara terus menerus, karena itu trader perlu memahami mana metode yang paling tepat untuk digunakan. Dalam pelaksanaannya, trader biasanya lebih sering menggunakan analisis teknikal, walaupun ada juga yang tetap dibarengi dengan analisis fundamental.
1. Scalping
Scalping bisa dikatakan sebagai metode jual beli tercepat dalam strategi trading. Dalam scalping, para trader umumnya membuka beberapa posisi trading dan berupaya untuk mempertahankan posisi tersebut dalam waktu yang singkat saja. Bahkan terkadang hanya dalam hitungan menit atau jam.
Trader yang melakukan strategi ini biasa disebut scalper. Tidak semua trader mampu menjadi scalper, ini dikarenakan proses scalping yang membutuhkan mental dan pengalaman yang sudah panjang. Scalping biasanya membutuhkan modal yang tidak sedikit, jadi scalper harus selalu punya uang cash.
2. Position Trading
Position trading adalah salah satu metode yang membutuhkan kesabaran tingkat tinggi. Mengapa begitu? Karena strategi ini umumnya berlangsung dalam periode waktu yang panjang, mulai dari hitungan minggu, bulan, sampai tahunan.
Pada strategi ini, analisis teknikal dan analisis fundamental biasanya dilakukan secara bersamaan.
3. Swing Trading
Jika scalping adalah strategi dengan periode pendek, dan position trading dalam periode panjang, maka swing trading ada di antara keduanya alias strategi trading saham periode menengah.
Disebut strategi dengan periode menengah karena biasanya saham yang akan dijual ditahan dulu dalam jangka waktu tertentu untuk mendapatkan harga jual tertinggi. Istilah bekennya, “Beli saat swing low, jual saat swing high”.
Ketepatan hasil analisis yang dilakukan trader akan sangat berpengaruh pada keuntungan yang didapat.
4. Following Trend Trading
Strategi yang satu ini adalah yang paling umum digunakan oleh para trader dalam trading saham.
Konsepnya adalah melihat dan mengikuti tren apa yang sedang terjadi di pasar bursa. Trader akan mencari beberapa saham yang sedang naik, membelinya, namun tidak segera menjualnya. Mereka akan menahan (hold) saham-saham tersebut sampai menemukan waktu yang tepat untuk menjualnya. Strategi ini erat hubungannya dengan swing trading.
5. Day Trading
Sesuai namanya, day trading merupakan strategi trading saham hanya dalam hitungan satu hari.
Dalam satu hari artinya posisi trading yang telah dibuka pada hari itu tidak dialihkan pada sesi atau hari trading berikutnya. Strategi ini sesuai untuk trader yang ingin segera mendapatkan kepastian mengenai keuntungannya, dan tidak ingin menunggu terlalu lama.
Orang yang melakukan strategi ini disebut day trader. Day trader umumnya sudah berpengalaman banyak di bursa trading saham, dan bisa dibuktikan dengan pemahaman fundamental mengenai pasar yang mumpuni. Day trading juga umumnya memerlukan modal yang cukup besar untuk terus mampu mengimbangi pergerakan yang terjadi.
6. Contrarian Trading
Strategi trading saham berikut ini adalah strategi out of the box. Kenapa bisa disebut seperti itu? Karena yang dilakukan oleh para trader di sini adalah hal yang sebaliknya dari strategi umum para trader.
Jika biasanya trader membeli saham yang sedang memiliki prospek bagus, maka yang terjadi adalah sebaliknya. Pada strategi ini, trader akan membeli saat saham berada pada kinerja yang buruk dan akan menjualnya kembali saat kinerja sudah terlihat membaik. Contrarian trading dikenal sebagai strategi dengan risiko yang sangat tinggi.
Seperti yang sudah dijelaskan di awal artikel ini, strategi yang digunakan oleh masing-masing trader bisa saja tidak sama. Bagaimana memilih saham, menentukan kapan waktu yang tepat untuk membeli atau menjual, dan seperti apa analisis yang harus dilakukan, perlu dipahami dengan baik oleh para trader.
Salah mengambil langkah atau keputusan, maka bukan hanya gagal mendapatkan keuntungan, namun reputasi dan kredibilitas trader tersebut pun bisa ikut dipertaruhkan. Jika kamu adalah trader pemula yang baru saja memasuki dunia trading saham, maka ingatlah untuk terus memperkaya wawasan dengan pengetahuan dasar seperti ini.
Gimana? Masih bernyali untuk menjadi seorang trader sukses? Kalau iya, selamat belajar ya. Yang pasti, dasar pengelolaan keuangan harus kamu kuasai betul sebelum akhirnya memutuskan untuk menjadi seorang trader.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Mau Investasi, Rekomendasi Saham Hari Ini Bisa Didapatkan di 4 Tempat Ini!
Rekomendasi saham hari ini biasanya dicari banget oleh para investor, terutama yang berencana untuk menambah koleksi saham.
Tapi, mengapa mereka harus mencari rekomendasi saham sih? Bukankah seharusnya mereka melakukan analisis sendiri, yang kemudian disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan keuangan masing-masing?
Pentingnya Tahu Rekomendasi Saham Hari Ini
Well, mencari rekomendasi saham hari ini kadang dilakukan sebagai tambahan bahan pertimbangan bagi investor dalam menentukan langkah berinvestasi selanjutnya. Mereka memang melakukan analisis sendiri, tetapi biasanya mereka juga akan butuh data dan analisis lain sebagai pembanding. Yah, namanya sedang mempertimbangkan untung dan rugi, pastinya jalannya juga cukup panjang. Apalagi jika rekomendasinya datang dari mereka yang sudah ahli atau sangat berpengalaman di pasar modal. Wah, bisa jadi pegangan banget, sebagai bahan analisis kita sendiri.
So, bedakan dengan sekadar ikut-ikutan ya. Rekomendasi saham hari ini didapatkan sebagai bahan pertimbangan, bukannya langsung main beli saja secara impulsif. Ini investasi kan, bukan spekulasi?
Apa Sih Rekomendasi Saham Hari Ini?
Sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan rekomendasi saham hari ini? Rekomendasi tersebut bisa dibilang menyerupai sebuah bentuk laporan yang terdiri dari beberapa informasi penting mengenai perkembangan saham yang dibuat oleh para analis saham.
Umumnya, di bagian awal laporan berisi ulasan tentang hasil penutupan dagang saham kemarin. Lebih tepatnya seperti di level berapa IHSG ditutup, dan juga alasannya. Kemudian, diikuti dengan informasi mengenai gambaran pergerakan yang terjadi di IHSG beserta dengan beberapa faktor yang memengaruhinya.
Lalu ada juga hasil analisis teknikal dan juga riset dari para analis saham berupa rekomendasi saham hari ini. Rekomendasi di sini maksudnya adalah analis akan menyebutkan kira-kira mana saham yang memiliki prospek bagus dan layak untuk dibeli pada hari tersebut.
Rekomendasi saham ini bukan hanya disajikan untuk hari ini, melainkan ada juga rekomendasi saham mingguan sampai dengan empat bulanan.
Nah, tapi sekali lagi, rekomendasi ini seharusnya memang hanya dipakai sebagai bahan untuk kita melakukan analisis lebih lanjut ya.
Lalu, dari mana kita bisa mendapatkan rekomendasi saham hari ini?
4 Sumber Rekomendasi Saham Hari Ini
Berikut adalah beberapa sumber yang bisa kamu manfaatkan untuk melihat rekomendasi saham hari ini.
Media Online
Ada beberapa media online yang bisa kamu jadikan sebagai tempat untuk mendapatkan rekomendasi saham hari ini. Misalnya, CNBC Indonesia, Bisnis.com, dan Kontan.
Biasanya, di situ, kamu akan mendapatkan informasi pergerakan saham terbaru yang paling up to date, sekaligus analisis saham yang memiliki nilai beli menarik, dan tentunya rekomendasinya.
Bursa Efek Indonesia (BEI)
Bisa dibilang Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah sumber resmi dari informasi-informasi penting mengenai saham. Tenang, semua informasi tersebut bisa kamu akses secara online, kok. Dan gratis!
Akses untuk memantau kegiatan di bursa saham ini adalah fasilitas gratis yang disediakan oleh BEI. Jika kamu ingin melihat kegiatan apa yang terjadi pada bursa sahamnya, masuk saja ke laman idx.co.id.
Namun, jika ingin mendapatkan informasi dan rekomendasi saham hari ini, kamu bisa mengaksesnya melalui laman idxchannel. Buka opsi market news dan semua informasi yang kamu butuhkan akan terpampang di situ. Apabila tidak ingin ketinggalan berita, kamu juga bisa mengikuti akun resmi media sosial BEI lho.
Komunitas Saham
Di masa yang sudah mengalami kecanggihan internet ini, dalam melakukan investasi, jangan pernah merasa sendirian. Ada banyak sekali grup atau komunitas yang berisikan para investor, baik senior maupun pemula. Di sana, para investor ini bisa saling bertukar pengalaman dan informasi yang dibutuhkan.
Jika kamu bergabung ke dalam komunitas tersebut, kamu akan dengan mudah mendapatkan informasi mengenai saham dan segala hal yang berhubungan dengannya. Dari situ, kamu bisa belajar melakukan analisis sendiri mengenai langkah apa yang bisa kamu ambil berikutnya. Dan pastinya, informasi mengenai rekomendasi saham hari ini pun akan bisa menjadi topik bahasan yang menarik di komunitas tersebut. Komunitas-komunitas seperti ini biasanya berkomunikasi dengan memanfaatkan media berkirim pesan seperti Telegram, Line, atau WhatsApp.
Situs Resmi Perusahaan Sekuritas
Saat ini, perusahaan sekuritas sudah menyediakan fasilitas rekomendasi saham harian yang bisa kamu akses pada situs resmi dan aplikasi investasi sahamnya. Rekomendasi tersebut bisa kamu akses secara gratis. Apalagi jika kamu sudah punya akun pada aplikasinya, biasanya disediakan berbagai data saham yang akan berguna untukmu.
Rekomendasi saham hari ini biasanya menjadi fitur unggulan pada aplikasi sekuritas, dan bisa menjadi bahan pertimbangan utama yang sangat recommended. Kenapa bisa begitu? Hal ini dikarenakan tim analis yang ada pada perusahaan sekuritas (seharusnya) memiliki skill yang baik, berasal dari sumber daya yang baik dan tentunya berpengalaman, sehingga hasil analisisnya pastilah sudah melalui berbagai tahapan dan bisa diandalkan sebagai bahan pertimbangan.
Apa pun sumber rekomendasi saham harian yang kamu percayai, tetaplah untuk berpegang pada keyakinan dirimu sendiri. Jangan sekadar menuruti semata, semua informasi dan rekomendasi yang ada secara sembarangan, walau mungkin sumber tersebut sudah tepercaya.
Setelah membaca dan mengetahui rekomendasi saham hari ini dari sumber yang kamu percaya, ada baiknya untuk tetap melakukan analisis pribadi dengan metode yang kamu yakini sendiri. Karena investasimu adalah tanggung jawabmu, tidak ada orang lain yang memegang tanggung jawab atas investasi yang kamu lakukan.
Akan lebih baik jika sebelum masuk ke dunia saham, kamu sudah memahami betul risiko yang bisa saja terjadi. Saat membeli saham sebagai bentuk investasi, ingatlah bahwa bukan hanya return yang tinggi yang bisa kamu dapatkan, melainkan juga ada beberapa macam risiko, seperti capital loss, risiko pasar, dan juga risiko likuiditas. Perlu kamu ingat juga bahwa rekomendasi saham hari ini yang cocok untuk investor lain, belum tentu cocok untuk kamu. Begitu pun sebaliknya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Investasi Saham Tanpa FOMO: 5 Cara untuk Melakukannya
Kami di QM Financial sering merasa sedih, ketika membaca atau mendengar berita mengenai terjebaknya banyak orang dalam berbagai bentuk investasi yang tak bertanggung jawab. Termasuk adalah investasi saham.
Memang, saham menjadi salah satu instrumen investasi yang dikatakan dapat memberikan keuntungan yang relatif besar, sehingga banyak orang pun tergiur.
Tapi sayangnya, hal ini tak dibarengi dengan kedewasaan dalam berinvestasi. Pasalnya, saat kita memutuskan untuk mulai berinvestasi—terutama pada instrumen dengan risiko tinggi—maka akan ada faktor psikologis yang harus dikendalikan. FOMO, atau fear or missing out, adalah salah satunya.
Apa Itu FOMO?
FOMO, atau fear of missing out, adalah perasaan takut atau khawatir yang berlebihan akibat ketinggalan tren atau update kekinian.
FOMO pertama kali diperkenalkan sebagai istilah untuk menyebut perasaan cemas atau berlebih yang dirasakan seseorang, ketika tahu bahwa orang-orang di sekitarnya bisa berkumpul, tanpa dirinya. Misalnya, ketika kamu tahu, bahwa semua rekan kerjamu diundang pesta pernikahan atasan di kantor, sedangkan kamu tidak menerima undangan sama sekali. Nah, perasaan ‘left out’ itulah yang disebut sebagai FOMO.
Meski bisa saja disebabkan oleh berbagai hal, tetapi rata-rata FOMO dikaitkan dengan kecanduan media sosial.
Ya enggak heran sih, karena media sosial sekarang menjadi salah satu sumber berita (dan ajang pamer) terbesar akhir-akhir ini. Jadi salah kalau main media sosial? Ya, pastinya enggak salah. Hanya saja, kembali pada kita bagaimana memanfaatkannya.
Tanpa ada kecerdasan dan kebijakan yang menyertai, media sosial memang bisa menjerumuskan. Kayak yang terjadi pada kasus investasi saham selama pandemi. Jumlah investor baru yang meningkat ternyata juga dibarengi oleh angka kerugian yang juga bertambah. Semua karena postingan dan berita di media sosial yang hanya ditelan begitu saja, tanpa dicermati dan dicerna dengan baik.
FOMO dan Investasi Saham
Investasi saham sendiri—seperti yang sudah kita pelajari—memiliki risiko yang tinggi. Risikonya berupa risiko pasar, yaitu ketika harga atau nilainya anjlok dalam tempo yang cukup cepat, selain juga bisa meningkat tajam dalam hitungan jam saja.
Roller coaster ini, kalau untuk investor yang sudah senior sih B aja. Tapi, bagi pemula, bisa menyebabkan panic attack, yang kemudian dimanifestasikan dalam bentuk panic selling ataun panic buying.
Nah, inilah yang bahaya. FOMO. Serbatakut; takut ketinggalan nggak kebagian cuan, takut juga rugi terlalu banyak.
Mengatasi FOMO saat Investasi Saham
Jadi gimana dong ya? FOMO bisa dikatakan sebagai ‘gangguan emosi’ jika dalam konteks investasi saham. Karena merasa FOMO, kita jadi takut ketinggalan tren, hingga melupakan langkah-langkah yang diperlukan untuk menganalisis kondisi saham. Akibatnya, bisa terjadi salah beli. Pastinya, hal ini akan menimbulkan kerugian. Besar ataupun kecil, kerugian dalam investasi saham, ya tetaplah kerugian. Seharusnya, hal ini bisa dihindari.
Karena itu, penting bagi kita untuk bisa mengatasi FOMO jika ingin berinvestasi saham.
1. Sadari risiko investasi
Setiap instrumen investasi akan menyimpan risiko, dan hal ini berbanding lurus dengan potensi keuntungannya. So, ketika kamu berinvestasi pada instrumen yang memberikan potensi keuntungan besar, seperti saham, kamu juga harus siap dengan segala risikonya yang tinggi.
Ini sudah dalil, dan merupakan basic knowledge banget buat investor pemula di semua instrumen.
Masalahnya, keuntungan yang besar inilah yang sering kali menjadi penyebab utama timbulnya FOMO. So, coba deh, mindset-nya dibuat benar terlebih dulu. Bahwa risiko akan meningkat, seiring potensi keuntungan yang besar. Siap enggak menerima segala risikonya, kalau seumpama mengejar profit yang tinggi seperti ini?
Kalau tidak, nah, ini bisa jadi rem buatmu agar tidak FOMO.
2. Balik ke #TujuanLoApa
Yes, ini akan selalu jadi “senjata” ampuh untuk kembali ke track, saat kita tergoda untuk berjalan ke arah yang lain.
Tujuan pertama mau investasi itu untuk apa sih? Untuk dana pendidikan anak, dana pensiun, … dan lainnya?
Investasi tanpa tujuan, pada akhirnya pasti akan sia-sia belaka. Memiliki tujuan investasi yang pasti, akan menghindarkanmu dari sekadar ikut-ikutan apa yang lagi tren. Punya rencana investasi yang komprehensif akan membuatmu tetap bisa berada di jalur yang benar, dan tidak akan membahayakan tujuan keuanganmu sendiri karena pengin coba ini dan itu.
3. Endapkan berita dan cerna dengan baik
Berita dan isu-isu biasanya adalah pemantik timbulnya FOMO. So, kalau mau supaya FOMO-nya nggak muncul, ya hindari membaca berita-berita atau isu-isu yang enggak jelas sumbernya. Jika memang sumbernya tepercaya, maka kamu juga sebaiknya mencernanya dulu dengan baik, sebelum bereaksi.
Jika bombardir isu membuatmu terus menerus merasa cemas akan rencana investasimu—hingga tergoda untuk FOMO—segera tinggalkan dulu media sosial. Hindari dulu membaca berita, kalau perlu jeda sejenak dari internet.
Lakukan hal lain yang mengasyikkan, sembari mengendapkan segala berita dan isu yang ada, sehingga pikiran akan menjadi lebih jernih untuk mengambil keputusan.
4. Cek statistik
Data tak pernah bohong, betul? Karena itu, jika kamu melihat lonjakan harga pada instrumen investasi saham tertentu, coba deh cermati statistik harga yang selama ini ada. Di situ, kamu akan melihat, apakah kenaikan itu tren sesaat semata, ataukah memang fundamental yang memengaruhinya?
Jika terlihat hanya tren semata, maka lebih baik kamu hindari saja. Kecuali jika kamu berniat (dan berkemampuan) untuk trading jangka pendek, demi mengejar keuntungan singkat.
5. Evaluasi
Kita sudah banyak melihat, betapa orang banyak yang terjebak kerugian akibat FOMO. So, ada baiknya, kamu tak mengulangi kesalahan yang sama.
Lakukan evaluasi terhadap rencana keuangan dan realisasinya sampai sejauh ini; apakah ada yang perlu disesuaikan, atau semua masih berkembang sesuai harapan? Jika masih berkembang, maka ada baiknya kamu biarkan investasimu bertumbuh sesuai rencana. Jangan diutak-atik, kecuali ada situasi dan kondisi yang berubah lagi.
So, investasi saham tanpa FOMO? Harus!
FOMO bisa banget dihindari dengan 5 hal di atas. jadi, sudah enggak ada alasan lagi buat takut ketinggalan dapat cuan.
Teruslah belajar dan membuka pikiranmu akan perubahan dunia investasi, agar kamu kemudian bisa membuat rencana yang sesuai, tanpa harus terjebak FOMO.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
7 Cara Investasi Sukses ala Warren Buffett, sang Peramal dari Omaha
Siapa investor paling sukses di dunia? Mungkin yang terpikirkan adalah satu nama ini: Warren Buffett, meskipun ada banyak sekali sederet nama investor lain yang sama suksesnya. Tapi, kita memang harus mengakui, bahwa pemilik Berkshire Hathaway inilah ‘empu’ dunia investasi.
Jika kamu menelusuri sosoknya, kamu akan dapat menemukan banyak profilnya di internet. Sepak terjangnya di dunia saham sudah puluhan tahun. Jam terbang dan keterampilan yang sudah master membuatnya dijuluki The Oracle of Omaha, sang peramal dari Omaha, saking setiap kata-katanya terbukti nyata terjadi di dunia pasar modal.
Kamu mau berguru darinya? Bisa kok, Warren Buffett terkenal enggak pernah pelit bagi-bagi ilmu. Berikut adalah rangkumannya, yang dikumpulkan dari berbagai sumber. Kamu bisa mulai belajar dulu dari sini, kemudian lanjut mencari sumber yang lainnya nanti.
Cara Investasi Sukses ala Warren Buffett
1. Temukan guru yang tepat
Orang yang mau belajar, pasti harus dimulai dengan mencari guru yang tepat. Tak ketinggalan Warren Buffett. Di tahun 1949, ia membaca buku The Intelligent Investor yang ditulis oleh Benjamin Graham. Dari situlah, ia mengaku mendapat banyak pelajaran tentang investasi. Hal ini juga akhirnya membawa Buffett untuk kuliah di Columbia Business School, sekolah yang salah satu dosennya adalah Benjamin Graham.
Warren Buffett mengatakan, bahwa dalam perjalanannya, seorang investor bisa saja mengembangkan metode dan strateginya sendiri, tetapi pada titik awal, mau tak mau, ia harus berguru dulu pada orang lain. Ketepatan dalam memilih guru adalah kunci terbesar, karena akan menentukan akan jadi investor seperti apa kita ke depannya nanti.
2. Investasi pada diri sendiri
Setelah menemukan guru yang tepat, maka sekarang waktunya untuk belajar banyak darinya. Inilah yang disebut Buffett dengan investasi pada diri sendiri.
Buffett percaya bahwa aset terbesar yang bisa kita miliki dalam hidup adalah diri sendiri. Dengan berinvestasi pada diri sendiri, itu artinya kita telah memulai proses membangun kekayaan untuk jangka waktu yang sangat panjang.
Investasi sekarang, tuai hasilnya di masa depan. Ikutan kursus, mentoring, dan berbagai kelas; membaca buku-buku, artikel, atau gabung di berbagai webinar dari segala bidang ilmu sesuai minat.
3. Investasikan pada produk yang kamu pahami betul
Strategi investasi Warren Buffett yang terbesar adalah ia hanya mau berinvestasi pada produk yang benar-benar ia kenali dan akan berjalan jangka panjang. Jadi, kamu mungkin tak akan pernah melihat Buffett berinvestasi pada produk-produk yang baru banget atau yang sifatnya hanya musiman. Kripto, misalnya.
Bukan karena kripto adalah instrumenn yang enggak bagus, tetapi memang Buffett tidak punya ketertarikan dengan jenis instrumen ini, dan ia tak peduli meskipun lagi hype setinggi langit.
Berinvestasi pada hal-hal yang musiman atau lagi ngehype seperti ini memang bisa jadi akan bisa menghasilkan keuntungan dalam waktu yang singkat, tetapi biasanya juga harus segera direview apakah lanjut atau segera berhenti, sebelum hype-nya menghilang. Kalau sampai terlambat berhenti, bisa jadi kita malah menanggung kerugian.
So, paling penting adalah mengenali instrumen tersebut akan bisa diandalkan dalam waktu yang lama atau tidak, dan kemudian menyusun strategi yang sesuai.
4. Jadikan kebiasaan dan rutinitas
Investasi seharunya memang menjadi kebiasaan dan rutinitas yang kamu lakukan dalam hidup. Ya, kurang lebih sama saja seperti kamu harus membayar tagihan listrik, air, beli pulsa, beli gas, beli beras, dan lainnya.
Dengan menjadi kebiasaan dan rutinitas, lambat laun pasti kamu akan mendapatkan hasil, sesuai yang diharapkan.
Warren Buffett memulai perjalanan investasinya sejak usia 11 tahun. Sejak itu, ia—dengan sangat passionately—terus belajar berinvestasi. Hasilnya kamu lihat sendiri kan?
5. Dukung dengan gaya hidup yang sesuai
Apalah artinya investasi, kalau ternyata di kehidupan sehari-hari kamu sulit banget untuk hidup hemat?
Warren Buffett—meskipun merupakan salah satu orang terkaya di dunia—tak pernah bermewah-mewah. Ia tetap tinggal di rumah yang sama, yang dibelinya tahun 1958 hingga sekarang. Ia masih sarapan dengan menu hemat McDonald’s. Ia juga tetap mengendarai mobil tuanya, meskipun banyak karyawannya yang mendorongnya untuk beli mobil baru.
Gaya hidup hemat yang dijalani oleh Warren Buffett justru membuatnya jadi punya lebih banyak uang untuk diinvestasikan. Semakin banyak dan bertumbuh dana investasinya, semakin besar pula nilai kekayaan bersihnya.
6. Kelola utang dengan baik
Mungkin kita sepintas lalu juga sempat bertanya-tanya, orang sekaya Warren Buffett ngerasain ditagih kartu kredit berbulan-bulan enggak ya?
Faktanya, Warren Buffett memang tak punya utang kartu kredit. Ia juga membeli mobil secara cash. Ya, buat apa berutang, karena ia punya banyak uang? Tetapi, bukan di situ poinnya. Poinnya adalah Warren Buffett paham, bahwa sekali kita terlanjut memiliki utang, maka uang kita akan tergerogoti oleh biaya administrasi dan bunga.
Jadi, supaya dana investasi bisa lebih besar lagi, kurangi deh utang. Atau, seminimal mungkin, kelola utang dengan baik—jika memang butuh—agar terhindar dari denda, biaya admin, dan bunga tambahan yang bisa membuat keuangan kacau balau.
Segera lunasi utang, dan dengan begitu, alokasi investasi bisa lebih banyak lagi.
7. Sabar dan tidak emosional
Warren Buffett, sejak dulu, dikenal sebagai investor yang sangat fokus. Ternyata hal ini dipelajarinya dari Todd Combs, salah satu manajer investasi di Berkshire, yang memintanya untuk membaca dokumen-dokumen investasi dan laporan keuangan sebelum akhirnya membeli saham suatu perusahaan.
Dan memang begitulah seharusnya seorang investor yang sukses: sabar, tidak emosional, sehingga bisa mengendalikan diri saat krisis maupun ketika lagi ada yang hype. Tidak mudah panik, pun merasakan euforia berlebihan.
Hal ini akan banyak menyelamatkan kita dari bias dalam mengambil keputusan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Saham Adalah Judi? Cek Kebenarannya Yuk!
Meskipun data jumlah investor pasar modal bertambah hingga lebih dari 50% menurut data Bursa Efek Indonesia, tetapi ternyata masih banyak yang menganggap bahwa saham adalah judi.
Benarkah saham adalah judi? Apakah kamu juga salah satu yang beranggapan begitu? Bisa jadi, hal ini juga yang membuatmu masih saja ragu untuk melakukan investasi terutama pada saham.
Yuk, coba simak penjelasan berikut, apakah benar saham adalah judi. Semoga dengan begini, pemahamanmu tentang saham akan lebih baik.
Awal Munculnya Persepsi Saham Adalah Judi
Pastinya, semua juga ada sebabnya. Begitu juga dengan anggapan ini, dan sepertinya sih hanya sejauh kesalahpahaman saja.
Beberapa hal yang ada pada saham, yang bisa disalahpersepsikan dengan judi adalah:
1. Tidak adanya pertukaran barang fisik
Dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, jual beli saham pun dilakukan dengan teknologi. Penyelesaiannya juga dilakukan melalui sistem pemindahbukuan, yang prinsipnya sama persis dengan transfer dana antarbank yang sering kamu lakukan.
Lalu, dengan adanya perpindahan dana ini, maka saham pun dipertukarkan. Kepemilikannya dibuktikan dengan pencatatan di perusahaan sekuritas.
Zaman dulu, ketika kita membeli saham, kita masih akan mendapatkan sertifikat efek fisik. Ada cetakannya, mirip ijazah sekolah. Sekarang, ada di rekening efek pada KSEI. Tidak ada lagi bentuk fisik. Karena itu, hal ini sering disalahkaprahkan, bahwa saham adalah judi, karena kita tak pernah “memegang” barang yang kita beli. Tidak ada wujudnya.
2. Banyaknya orang bertransaksi saham seperti judi
Hal ini juga banyak terjadi sekarang. Masih ingat kan, kasus orang-orang demam saham di awal pandemi, yang membuat mereka memborong saham-saham tertentu yang tengah diisukan hangat, dengan menggunakan dana hasil gadai BPKB, dana titipan arisan orang lain, bahkan dana hasil pinjol.
Tanpa melakukan analisis, mereka pun membeli saham yang “katanya” bakalan memberi keuntungan banyak dalam waktu singkat.
Lalu, hasilnya? Bisa kita lihat sendiri kan?
Hal inilah yang semakin meyakinkan anggapan bahwa saham adalah judi. Padahal ya, enggak gitu mainnya.
Judi biasanya dilakukan dengan spekulasi, tanpa analisis, hanya feeling, dan keberuntungan. Investasi dilakukan harus dengan dasar pengetahuan dan pemahaman yang cukup. Dalam investasi, ada rencana dan strategi, juga sistem, yang memengaruhi.
Judi dilakukan demi mencari untung besar dalam waktu singkat. Dalam investasi saham, tidak pernah ada rumus “untung besar, waktu singkat”. Yang ada adalah hight risk, high return. Agresivitas instrumen dilawan dengan horizon waktu yang panjang.
Judi itu mengharap keuntungan secara instan, sedangkan investasi saham butuh waktu untuk bisa menghasilkan keuntungan.
Agar Kamu Tak Berinvestasi Saham Seperti Berjudi
So, bisa dibilang, bahwa memang bisa saja saham adalah judi, jika kamu melakukannya seperti sedang berjudi. Misalnya berspekulasi, mengharap hasil instan, hanya ikut-ikutan orang tanpa melakukan riset dan analisis sendiri.
Fatwa No. 80/DSN-MUI/III/2011 juga menyebutkan, bahwa investasi saham dapat dianggap sesuai perintah agama, jika membeli saham syariah dan tidak melakukan transaksi yang dilarang sesuai ajaran agama, yaitu transaksi spekulatif.
Jadi, bagaimana supaya kamu bisa berinvestasi saham dengan benar, dan bukan berjudi?
1. Beli saham syariah
Di Bursa Efek Indonesia, ada loh saham-saham syariah yang bisa kamu pilih. Ada 2 jenis saham syariah:
- Saham yang dinyatakan memenuhi kriteria syariah berdasar atas peraturan OJK Nomor 35/POJK.04/2017 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah.
- Saham yang didaftarkan sebagai saham syariah oleh emiten yang bersangkutan, dengan berpedoman pada peraturan OJK no. 17/POJK.04/2015.
Ada 4 indeks saham syariah yang bisa kamu lihat-lihat, yaitu Indeks Syariah Saham Indonesia, Jakarta Islamic Index, Jakarta Islamic Index 70, dan IDX-MES BUMN 17. Kamu bisa mencari informasi lebih banyak tentang indeks-indeks saham ini di website Bursa Efek Indonesia langsung.
2. Lakukan riset dan analisis
Lakukan riset dan analisis setiap kali kamu hendak membeli dan menjual saham. Karena memang begitulah cara kerja investasi saham, dan yang tak membuat saham adalah judi.
Ada 2 teknik analisis yang bisa kamu lakukan, yaitu:
- Analisis fundamental, yang berfokus pada penggalian informasi seputar perusahaan penerbit saham, mulai dari laporan keuangannya, perkembangan bisnisnya, hingga kecenderungan pasar terhadap sektornya.
- Analisis teknikal, yang berfokus pada data historis harga saham yang ada di bursa.
Keduanya memiliki fungsinya sendiri-sendiri, yang bisa kamu terapkan sesuai kebutuhan dan tujuan investasimu.
3. Pakai dana yang halal dan sudah dialokasikan untuk investasi
Pakai dana yang halal untuk berinvestasi saham, bukan uang ‘panas’ apalagi yang sebenarnya akan kamu pakai untuk memenuhi kebutuhan dan kewajiban.
Alokasi dana investasi dalam rencana keuangan biasanya ideal pada 10% dari penghasilan rutin. Tentu angka ini bukan angka mutlak. Artinya, kamu bisa mengaturnya sesuai kondisi dan kemampuanmu.
4. Kelola risiko dengan baik
Kelola risiko dengan melakukan diversifikasi instrumen investasi seperlunya, sesuai dengan kebutuhan, tujuan, dan profil risiko yang kamu miliki.
Dengan demikian, jika terjadi apa-apa yang tidak diinginkan, tidak semua instrumen akan kena dampak. Ada instrumen lain yang bisa tetap menjadi pelindung aset.
Nah, gimana? Apakah kamu masih menganggap bahwa saham adalah judi setelah membaca artikel ini sampai di sini? Semoga tidak ya.
Cari tahu lebih banyak tentang saham dan juga berbagai instrumen investasi lainnya ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Bank Indonesia Menurunkan Suku Bunga Acuan ke 3.5%, Apa Dampaknya terhadap Keuangan Pribadi Kita?
Beberapa hari yang lalu, tepatnya tanggal 17 – 18 Februari 2021, Bank Indonesia menyelenggarakan Rapat Dewan Gubernur periode Februari 2021. Salah satu hasil keputusan rapat tersebut adalah Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan, atau BI 7 Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) dari 3.75% menjadi 3,5%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%.
Oleh pelaku pasar, hal ini sebenarnya sudah diperkirakan dan diharapkan.
Dengan demikian, suku bunga acuan BI kini ada di level paling rendah sepanjang sejarah, setelah sebelumnya mencapai 3.75% di bulan November 2020. Keputusan pemangkasan suku bunga acuan ini diambil dengan mempertimbangkan perkiraan pertumbuhan inflasi yang tetap rendah, dan yang paling penting, untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional yang lebih cepat.
Dampak Penurunan Suku Bunga Acuan Bank Indonesia
Biaya bunga kredit menjadi murah
Dengan adanya penurunan suku bunga acuan BI ini, maka ada beberapa sektor yang langsung terimbas, seperti perbankan, properti, dan infrastruktur.
Yang pasti, biaya bunga kredit properti dan konstruksi pun dapat ditekan, sehingga dapat mendorong permintaan kredit konsumsi, investasi, dan bisnis. Dengan demikian, bisnis perbankan pun terungkit mengalami peningkatan.
DP 0% untuk kredit kendaraan bermotor
Salah satu poin yang juga disambut baik dalam pengumuman penurunan suku bunga acuan BI kemarin adalah kelonggaran uang muka kredit kendaraan bermotor mulai dari 0% untuk semua jenis kendaraan baru. Kebijakan ini berlaku mulai 1 Maret 2021 mendatang, hingga 31 Desember 2021.
DP 0% untuk kredit properti
Selain kendaraan bermotor, pihak Bank Indonesia juga melonggarkan loan to value kredit dan pembiayaan properti menjadi 100%. Artinya, siapa pun yang hendak membeli properti—semua jenis properti—mulai Maret 2021 nanti, juga bisa meminta down payment sebesar 0%.
Yes, ini berlaku untuk pembelian segala jenis properti, mulai dari rumah tapak, rusun, ruko, hingga rukan bagi bank dengan kriteria tertentu.
Saham
Di pasar saham sendiri, sudah mulai terlihat adanya potensi aliran dana yang meningkat.
Hal ini wajar sih, lantaran dengan turunnya suku bunga acuan BI ini, investor akan cenderung untuk mengalihkan dana ke instrumen dengan potensi return yang lebih menarik ketimbang instrumen seperti tabungan ataupun deposito yang pasti akan terdampak oleh tren penurunan suku bunga ini.
Karena adanya penurunan suku bunga acuan ini, banyak perusahaan juga lantas berani untuk kembali meminjam dana untuk berbagai upaya surviving, sehingga secara fundamental akan dapat mengerek tren saham emiten sektor tertentu.
Obligasi
Penurunan BI 7 DRR juga berpengaruh pada naiknya harga obligasi. FYI, harga obligasi selalu berbanding terbalik dengan tren suku bunga. Ketika suku bunga turun, maka harga obligasi akan cenderung naik. Demikian pula sebaliknya, ketika suku bunga acuan ditetapkan naik, maka harga obligasi cenderung turun.
Ketika harga obligasi naik, kinerja reksa dana pendapatan tetap—yang proporsi surat utangnya mencapai 80%–ikut terkatrol naik.
Apa Pengaruhnya untuk Keuangan Pribadi?
Tak hanya bisnis dan ekonomi negara yang akan merasakan dampak penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia ini, tetapi efeknya juga akan sampai pada kita yang memiliki berbagai tujuan keuangan pribadi.
Beli properti atau kendaraan
Jika kamu memang berencana untuk membeli kendaraan bermotor ataupun properti dengan pembiayaan kredit, maka kamu bisa saja memanfaatkan kelonggaran DP 0% dari Bank Indonesia ini.
Namun sekali lagi, ini akan baik dilakukan jika memang sesuai dengan kebutuhanmu. Jangan dibalik ya, karena ada DP 0% jadi lantas “seolah-olah” butuh beli mobil baru. Yang paling penting adalah kebutuhan, dan kemudian cek kemampuan.
DP 0% memang bagus, tetapi harus dicek juga bagaimana efeknya pada cicilan-cicilan berikutnya. Apakah ini lantas ikut mengerek ketentuan cicilan kredit per bulannya? Jika iya, maka kamu harus membuat rencana skema cicilan utang ke depannya. Cek, agar jangan sampai melebihi rasio utang 30% untuk seluruh kredit yang kamu miliki.
Investasi
Penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia yang berefek pada pasar modal dan obligasi juga bisa jadi membuatmu ingin melakukan review dan rebalancing.
Sekali lagi, selalu berpijaklah pada #TujuanLoApa.
Harga obligasi bisa jadi naik, pasar saham bisa jadi rally lagi—terutama untuk sektor-sektor tertentu yang industrinya paling kena dampak penurunan suku bunga acuan ini, misalnya seperti industri otomotif, properti, dan perbankan. Namun, kembali lagi ke tujuan investasimu.
Tak perlu memaksakan diri untuk ikut bereaksi pada pergerakan pasar, jika memang tujuan keuanganmu tidak sesuai. Semua tetap harus dikembalikan pada kebutuhan kita. Cek juga horizon waktunya ya, sehingga kamu bisa mengoptimalkan hasil investasimu.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Saham vs Obligasi: Mana yang Lebih Untung? Ini Dia 4 Perbandingannya
Saham vs Obligasi, mana sih yang lebih untung?
Yah, penginnya sih pasti punya investasi dengan keuntungan yang banyak, tapi risiko yang minim–kalau perlu nggak usah pakai risiko. Betul enggak? Tapi, sayangnya, yang kayak gitu tuh enggak ada. Jadi, kalau kamu penasaran saham vs obligasi, mana yang lebih untung, akan lebih baik jika kamu mempertimbangkannya sesuai dengan tujuan dan kebutuhanmu.
Untuk tujuan dan kebutuhan tertentu, bisa jadi saham akan lebih sesuai. Sedangkan untuk tujuan dan kebutuhan yang lain, obligasi akan lebih cocok. Ini lebih karena masing-masing instrumen punya karakternya sendiri-sendiri.
Nah, buat kamu yang sekarang lagi bingung, pengin investasi sih, mumpung ORI018 masih dalam masa penawaran dan saham lagi banyak diskon–tapi ya yang namanya dana bukannya tak terbatas, jadi harus memutuskan mana yang lebih baik antara saham vs obligasi, berikut beberapa pertimbangannya.
Pengertian
Saham
Mari kita lihat perbandingan saham vs obligasi mulai dari pengertiannya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, saham berarti surat bukti pemilikan bagian modal perseroan terbatas yang memberi hak atas dividen dan lain-lain menurut besar kecilnya modal yang disetor.
Surat berharga ini dijual dalam satuan lot (= 100 lembar), dengan harga yang sudah ditentukan dan bisa berubah sewaktu-waktu, tergantung situasi dan kondisi pasar modal itu sendiri. Saham bisa dibeli di bursa saham, di Indonesia ada Bursa Efek Indonesia. Pembeliannya bisa melalui perusahaan sekuritas yang kini semakin banyak jumlahnya.
Obligasi
Obligasi, dalam hal ini yang dikeluarkan oleh pemerintah, adalah surat pinjaman dengan bunga tertentu dari pemerintah yang dapat diperjualbelikan. Demikian pengertiannya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Dalam artikel yang lalu, kita sudah berkenalan dengan beberapa jenis obligasi. Nah, obligasi pemerintah adalah salah satu jenisnya. Obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia sendiri ada beberapa jenis. ORI, atau Obligasi Ritel Indonesia, adalah salah satunya.
Keuntungan Saham vs Obligasi
Dalam hal keuntungan, saham vs obligasi juga punya keunggulannya sendiri-sendiri.
Dalam saham, kita bisa mendapatkan beberapa bentuk keuntungan:
- Capital gain, yaitu keuntungan yang bisa kita dapatkan ketika menjual saham dengan harga yang lebih tinggi daripada harga belinya.
- Dividen, yaitu pembagian keuntungan perusahaan yang kita terima sebagai hak sebagai salah satu pemilik saham. Namun, tidak semua perusahaan membagikan dividen, pun punya jadwal yang tetap. Pembagian dividen diputuskan melalui Rapat Umum Pemegang Saham.
Dalam obligasi–utamanya obligasi pemerintah–kita bisa mendapatkan beberapa keuntungan juga, yaitu:
- Kupon, yaitu bunga yang diterima atas dana yang kita pinjamkan. Besaran kupon biasanya sudah ditentukan di awal. Seperti misalnya pada ORI018 ini, besaran kupon adalah 5.70% per tahun.
- ORI juga bisa diperjualbelikan di pasar sekunder, sehingga memungkinkan kita mendapatkan capital gain. Tetapi ada juga yang tidak bisa diperdagangkan di pasar sekunder, seperti SBR. Tetapi SBR ada fasilitas early redemption, yang memungkinkan kita menarik dana sejumlah tertentu sesuai kesepakatan sebelum jatuh tempo.
Risiko Saham vs Obligasi
Saham memiliki risiko berupa:
- Capital loss, yang terjadi ketika kita menjual saham perusahaan yang kita miliki dengan harga yang lebih rendah ketimbang harga belinya. Harga saham sangat fluktuatif di pasar saham. Seperti sekarang misalnya, ketika IHSG sedang merosot, maka harga saham sudah pasti menurun. Ini bisa jadi menimbulkan kerugian kalau kita harus melepas saham sekarang. Karena itu, banyak investor yang hold sahamnya, menunggu sampai harga naik lagi.
- Risiko likuidasi, yang bisa terjadi ketika perusahaan tempat kita menanam dana harus bangkrut.
Seperti instrumen yang lain, ada risiko yang juga dimiliki oleh obligasi, yaitu:
- Capital loss, jika kita menjual obligasi di pasar sekunder dengan harga yang lebih rendah ketimbang harga beli.
- Gagal bayar, ketika penerbit obligasi tidak bisa membayar kembali pinjaman dana yang dilakukannya. Namun, untuk obligasi pemerintah, risiko yang kedua ini bisa dibilang sangat kecil. Dalam sejarah, pemerintah Indonesia belum pernah gagal bayar sampai sekarang.
Masa Berlaku
Masa berlaku saham tidak terbatas, selama perusahaan yang kita miliki sahamnya terus beroperasi dan selama sahamnya belum kita jual atau hibahkan pada orang lain.
Sedangkan obligasi, ada masa jatuh tempo yang menyertai dan biasanya tercantum pada surat perjanjiannya. Misalnya, untuk ORI, jatuh temponya adalah 3 tahun. Ada yang lebih panjang? Ada, karena hal ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan si penerbit surat utang, dan tentunya jika si pemberi pinjaman juga sepakat.
Nah, semoga cukup jelas ya, penjelasan mengenai saham vs obligasi ini.
Jadi, mana yang lebih untung? Ya, kembali lagi ke #TujuanLoApa. Saham merupakan instrumen investasi yang akan membantu tujuan keuangan jangka panjang, lantaran fluktuasi harga yang cukup tajam. Sedangkan, obligasi cocok untuk tujuan jangka pendek dan menengah.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Bagaimana Cara Mengenali Produk Investasi yang Cocok untuk Kebutuhan Kita?
Salah satu hal yang harus dipahami sebelum kita mulai investasi adalah mengenali produk investasi, mana yang paling pas dengan keuangan kita. Karena kesesuaian antara produk dan tujuan keuangan, akan menjadi salah satu faktor penentu sukses tidaknya kita berinvestasi.
Ibaratnya, mau pergi ke suatu tempat, kita akan harus menentukan dengan kendaraan apa kita akan menuju ke tempat tersebut. Kalau kita mau ke Bali dari Jakarta, ya pastinya kita nggak bisa naik sepeda. Bisa berbulan-bulan sampainya. Ya, enggak apa sih, kalau memang niatnya touring dengan sepeda Jawa – Bali. Tapi, kalau untuk urusan bisnis atau berlibur, hmmm … sepertinya akan lebih baik kalau naik pesawat, biar cepat. Atau setidaknya naik kereta, lalu disambung kapal, misalnya.
Begitu juga ketika kita berinvestasi. Kesalahan dalam memilih “kendaraan” akan berakibat kurang maksimalnya hasil dari investasi sehingga tujuan keuangan pun jadi tidak tercapai.
Jadi, apa saja yang harus diperhatikan untuk bisa mengenali produk investasi yang cocok untuk kebutuhan keuangan kita? Mari disimak sampai artikel ini selesai.
Cara Mengenali Produk Investasi yang Sesuai dengan Kebutuhan Kita
Cek Profil Risiko
Setiap orang memiliki kecenderungan, kenyamanan, kebiasaan, dan preferensi masing-masing dalam mengelola keuangan pribadinya. Enggak ada yang salah dengan hal tersebut, selama sudah kita sesuaikan dengan target dan tujuan keuangan kita.
Profil risiko seseorang menunjukkan tingkat toleransinya terhadap risiko yang mungkin dibawa oleh produk investasi itu sendiri. Ada 3 tipe profil risiko, yaitu:
- Konservatif, yaitu mereka yang tingkat toleransinya terhadap risiko masih rendah.
- Moderat, yaitu mereka yang sudah dapat menghandle risiko yang sifatnya sedang dengan lebih baik.
- Agresif, yaitu mereka yang sudah terbiasa menghadapi risiko tinggi, karena mereka memang mengharapkan imbal yang besar juga.
Ketika kamu masih berkarakter konservatif tetapi sudah memaksakan diri untuk berinvestasi di instrumen yang berisiko tinggi, maka kamu tidak akan merasa nyaman, bahkan bisa jadi stres tersendiri. Ketika kamu bertipe agresif dan terlalu banyak berinvestasi di instrumen risiko rendah, kamu akan melihat bahwa investasimu terlalu lambat pertumbuhannya, dan kamu jadi tak nyaman juga karenanya.
Cek Tujuan Keuangan dan Horizon Waktu
Setiap produk investasi memiliki manfaatnya masing-masing, sesuai dengan karakternya sendiri-sendiri juga. So, ada baiknya kamu menyesuaikan hal ini dengan tujuan keuangan dan horizon waktu yang kamu miliki.
Misalnya, kamu pengin berinvestasi untuk membangun dana pensiun. Kamu merencanakan untuk pensiun di usia 65 tahun, sedangkan saat ini usia kamu 25 tahun. Berarti ada waktu 40 tahun untuk menyiapkan dana pensiun–yang sudah kamu hitung dan ketemu angka sekian miliar itu–sejak sekarang. Dengan analisis dan perhitungan yang sudah kamu lakukan–karena kamu sudah ikutan kelas Dana Pensiun di QM Financial–maka kamu memutuskan produk investasi yang paling sesuai untuk tujuan keuangan ini adalah saham.
Begitulah contoh menyesuaikan antara produk investasi dengan tujuan keuangan dan juga horizon waktu.
Contoh lain lagi. Kamu butuh untuk menyiapkan dana liburan ke Jepang tahun depan (pakai contoh yang mudah ya, abaikan fakta bahwa sekarang kita masih pandemi corona). Kira-kira kamu butuh Rp20 juta. Dengan waktu satu tahun, dan nominal Rp20 juta, kamu bisa menabung dan investasi di Reksa Dana Pasar Uang.
Nah, tujuan keuangan ini merupakan “judul” dari investasimu, dan jangka waktu akan jadi acuan pertumbuhan investasimu. Jadi, selalulah berpegang pada keduanya ketika kamu memilih produk investasi mana yang sesuai untuk keuanganmu.
Cek Kemampuan Finansial
Yang terakhir ini juga penting. Jangan sampai saking semangatnya investasi, sampai pakai uang yang seharusnya dipakai untuk kebutuhan sehari-hari. Ada malahan yang mau pakai dana darurat, demi investasi.
Ada gitu, emangnya? Ada.
Ya, bagus dong semangat investasinya! Berarti sudah sadar betul akan pentingnya investasi. Tapi, kemampuan finansial diri sendiri juga harus dipertimbangkan. Idealnya, porsi investasi adalah 10% dari penghasilan rutin bulanan. Nggak boleh lebih? Boleh dong! Tapi sesuaikan dengan kondisimu. Jangan sampai kita beli saham, tapi malah jadi nggak punya uang buat beli susu anak.
Nah, apakah masih bingung sampai di sini?
Yuk, belajar mengelola keuangan dan investasi, langsung dari para trainer QM Financial! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Investasi Dana Pendidikan Anak Baiknya Disimpan di Instrumen Apa Ya?
Pendidikan anak yang baik menjadi tanggung jawab untuk setiap orang tua. Karena itu, hendaknya dana pendidikan disiapkan sejak dini. Karena kebutuhannya akan sangat besar, pun akan menjadi pengeluaran tetap selama bertahun-tahun. Menabung saja enggak cukup, karena ada inflasi yang mengiringi, so harus dibantu dengan investasi dana pendidikan yang tepat.
Tetapi, memilih instrumen investasi dana pendidikan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan ini juga masalah tersendiri. Agak tricky memang, karena tak semua jenis instrumen investasi cocok dipakai untuk menampung dana pendidikan anak ini.
Jadi, sebelum mulai memilih instrumen investasi dana pendidikan anak, apa dulu yang harus dipertimbangkan? Yuk, simak artikel berikut sampai selesai ya.
3 Hal untuk Diperhatikan Sebelum Mulai Investasi Dana Pendidikan
1. Tentukan kapan dana akan digunakan
Panjangnya horizon waktu kita investasi akan menentukan, instrumen mana yang paling baik untuk dipilih.
Misalnya saja, ingin mempersiapkan dana pendidikan sebagai biaya masuk TK dan SD, 2 tahun lagi. Atau, ingin menyiapkan dana pendidikan untuk sekolah strata satunya, maka dana ini harus siap 10 tahun lagi.
Enggak masalah juga kok, kalau mau menyiapkan one thing at a time, atau mau langsung siapkan semua. Misalnya, mau menyiapkan dana pendidikan untuk seluruh jenjang pendidikan sekaligus, itu juga akan sangat baik.
Sesuaikan dengan kemampuan dan karakter masing-masing saja.
2. Tentukan berapa kebutuhannya
Setelah tahu horizon waktunya, yang berikutnya adalah menghitung kebutuhan.
Ingat, bahwa Rp100 juta saat ini akan berbeda dengan Rp100 juta 10 tahun lagi, karena ada inflasi. Jadi sila diperhitungkan dengan tingkat inflasi Indonesia yang sekitar 10 – 12%.
Misalnya saja, untuk biaya masuk perguruan tinggi sekarang Rp100 juta, maka 10 tahun lagi, dengan tingkat inflasi 10%, maka bisa dihitung kebutuhannya berapa. Rp100 juta dikali 1,1 sampai 10 kali.
Pusing? Ikut kelas online-nya QM Financial saja yang membahas khusus mengenai dana pendidikan anak. Akan ada worksheet yang bisa langsung dimasukkan angkanya, enggak perlu pusing-pusing menghitung manual.
Setelah ketemu angka kebutuhannya, nah, itu dia jumlah dana pendidikan anak yang harus disiapkan.
3. Iringi dengan asuransi jiwa
Adalah penting bagi orang tua untuk juga memiliki asuransi jiwa. Akan percuma juga, jika rencana dana pendidikan anak sudah kita siapkan, tetapi akhirnya kita tidak dapat meneruskannya karena satu dan lain hal.
Nah, setelah tahu berapa lama waktu dan dana yang dibutuhkan, selanjutnya kita bisa memilih investasi dana pendidikan yang pas. Ada beberapa instrumen yang bisa menjadi opsi, sesuai dengan horizon waktu dan tingkat risiko masing-masing.
Kita lihat ya.
5 Instrumen Investasi Dana Pendidikan yang Bisa Jadi Pilihan
1. Deposito
Deposito sebagai instrumen dengan tingkat risiko paling rendah ini cocok untuk investasi dana pendidikan yang akan dipergunakan 2 atau 3 tahun lagi. Namun, karena tingkat imbal hasilnya juga kecil, maka harus diperhatikan modal pertama yang harus disetorkan; harus sesuai dengan kebutuhan dana pendidikan yang sudah dihitung tadi.
Selain deposito, ada juga tabungan berjangka. Keduanya sifatnya hampir sama; jangka pendek, imbal tidak terlalu besar, tetapi sangat aman. Cocok untuk investasi dana pendidikan jangka pendek.
2. Emas
Emas atau logam mulia termasuk investasi dana pendidikan jangka menengah hingga panjang. Kalau sekarang beli emas, untuk dipergunakan 2 – 3 tahun lagi, mungkin perkembangannya juga belum signifikan. Mungkin ya hanya sebatas sebagai pelawan inflasi.
Tetapi, kalau mau dipakai 5 tahun lagi, harga emas (semoga) sudah bertumbuh sesuai harapan. Kenapa begitu? Karena seperti yang kita tahu, harga emas juga sangat fluktuatif tergantung pada kondisi pasar.
3. Reksa dana
Ada 4 jenis reksa dana yang bisa dipilih sebagai opsi investasi dana pendidikan anak. Mulai dari reksa dana pasar uang, reksa dana pendidikan tetap, reksa dana campuran, dan reksa dana saham.
Nah, masing-masing juga punya karakteristik sendiri-sendiri yang perlu kita ketahui untuk dapat menyesuaikan dengan kebutuhan kita. Boleh dibaca masing-masing artikel yang sudah ditautkan, untuk tahu mana reksa dana yang paling tepat untuk investasi dana pendidikan yang hendak disiapkan.
4. Saham
Saham dinilai paling tepat digunakan untuk investasi dana pendidikan jangka panjang, misalnya saja untuk menyiapkan biaya masuk perguruan tinggi yang kadang butuh sampai ratusan juta rupiah.
Dengan horizon waktu yang lebih dari 10 tahun, saham (diharapkan) akan mampu mengcover kebutuhan dana yang besar. Saham apa yang bisa dibeli? Nah, ini butuh sedikit pengetahuan untuk melakukan analisis teknikal dan fundamental.
5. Properti
Properti juga bisa jadi salah satu alternatif opsi investasi dana pendidikan jangka panjang.
Hanya saja, perlu diingat, investasi properti butuh modal yang cukup besar juga. Jadi, perhitungkan juga hal ini jika ingin menggunakan instrumen ini sebagai “alat” untuk mencapai tujuan.
Nah, begitulah gambaran umum mengenai bagaimana cara memilih investasi dana pendidikan anak.
Paling afdal sih ikutan kelas-kelas finansial online QM Financial saja. Selain bisa belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi, kita juga bisa mengikuti beberapa kelas tematik, seperti kelas dana pendidikan anak. Coba cek jadwal ya, siapa tahu, ada kelas khusus dana pendidikan anak di bulan ini.
Stay tuned juga di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.