Investasi Saham Selama Bulan Puasa Ramadan: Peluang dan Risiko
Bulan puasa Ramadan merupakan bulan suci bagi umat Islam di seluruh dunia. Selama bulan ini, umat Islam menjalani puasa dari fajar hingga maghrib. Nah, ternyata ya, gaes, bulan puasa Ramadan itu juga dapat memengaruhi pasar saham secara langsung maupun tidak langsung karena perubahan perilaku konsumen dan investor lo!
Seperti apa misalnya?
Yes, mumpung sudah semakin mendekati bulan suci, yuk, kita bahas ya. Siapa tahu, selain mempertebal iman, kamu juga pengin memanfaatkan momen demi mempertebal aset. Ya kan? Enggak ada salahnya kok, karena faktanya, memang ada momen-momen tertentu yang kalau kita jeli, bisa membawa berkah juga buat kita.
Pengaruh Bulan Puasa Ramadan terhadap Pasar Saham dan Peluangnya

Berikut adalah beberapa pengaruh bulan puasa Ramadan terhadap pasar saham yang menarik untuk dicermati.
Fenomena Ramadan Rally
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pasar saham di negara-negara mayoritas Muslim cenderung mengalami kenaikan selama bulan puasa. Hal ini dikenal sebagai “Ramadan Rally.”
Alasannya sih sebenarnya masih belum pasti, tetapi beberapa analis berpendapat bahwa faktor-faktor seperti suasana positif, rasa optimisme, dan nilai-nilai religius dapat memengaruhi perilaku investor dan meningkatkan kepercayaan pasar.
So, sebagai investor, kamu dapat memanfaatkan fenomena ini dengan membeli saham pada awal bulan puasa dan menjualnya ketika harganya meningkat.
Penurunan volatilitas pasar
Selama bulan puasa Ramadan, aktivitas perdagangan di pasar saham mungkin menurun. Hal ini karena jam kerja yang lebih pendek dan penurunan energi fisik dan mental para pelaku pasar.
Nah, penurunan volatilitas ini dapat mengurangi risiko investasi jangka pendek dan memberi kesempatan kepada investor untuk mengambil keputusan yang lebih matang.
Peningkatan konsumsi jelang Lebaran
Menjelang akhir bulan puasa Ramadan, konsumsi masyarakat umumnya meningkat karena persiapan hari raya Idulfitri atau Lebaran. Hal ini dapat meningkatkan pendapatan perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor konsumsi, seperti ritel, makanan, dan minuman, serta perbankan dan keuangan.
Nah, di sini artinya, kamu bisa mempertimbangkan investasi pada perusahaan yang bergerak di sektor konsumsi, seperti ritel, makanan, dan minuman, yang berpotensi mendapatkan keuntungan dari peningkatan konsumsi tersebut.
Pengaruh terhadap sektor tertentu
Beberapa sektor mungkin lebih terpengaruh oleh bulan puasa daripada sektor lain. Contohnya, sektor perbankan dan keuangan mungkin melihat peningkatan aktivitas karena pinjaman konsumen dan perusahaan untuk kebutuhan jelang Lebaran.
So, sebagai investor, kamu juga bisa melirik perusahaan-perusahaan dalam sektor perbankan dan keuangan yang berpotensi memperoleh keuntungan dari peningkatan permintaan pinjaman tersebut.
Sementara itu, sektor pariwisata dan transportasi mungkin mengalami penurunan aktivitas karena jumlah perjalanan yang berkurang selama bulan puasa. Cuma, nanti saat menjelang libur Lebaran, bisa jadi naik lagi juga.
So, pengaruh bulan puasa terhadap pasar saham memang bervariasi, dan dapat berbeda antar daerah dan sektor. Namun, investor yang memahami tren dan perubahan perilaku selama bulan puasa dapat memanfaatkannya untuk mengambil keputusan investasi yang lebih bijaksana.
Serta, yang terpenting, tetap aware dengan risiko yang sudah “sepaket” dengan keuntungan investasi saham. Apa saja risikonya?
Risiko Investasi di Bulan Puasa Ramadan

Berinvestasi selama bulan puasa juga memiliki risiko yang perlu diwaspadai agar potensi kerugian bisa diminimalkan. Berikut adalah beberapa risiko yang perlu diperhatikan.
Fluktuasi pasar saham yang tak terduga
Meski dari data-data historis, pasar saham akan lebih lowkey, tapi seperti investasi pada waktu lain, fluktuasi pasar saham selama bulan puasa tetap saja bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor. Misalnya seperti kejadian ekonomi global, kebijakan pemerintah, dan perubahan suku bunga.
Oleh karena itu, penting untuk memonitor berita dan perkembangan ekonomi secara berkala.
Faktor risiko berbasis perusahaan
Kinerja keuangan perusahaan, reputasi, dan tata kelola perusahaan dapat memengaruhi nilai saham. Pastikan untuk melakukan analisis fundamental perusahaan sebelum berinvestasi untuk mengurangi risiko terkait faktor ini.
Risiko sektor
Beberapa sektor mungkin lebih terpengaruh oleh bulan puasa daripada sektor lain. Sebagai contoh, sektor pariwisata dan transportasi mungkin mengalami penurunan aktivitas selama bulan puasa Ramadan.
Oleh karena itu, penting untuk memahami dinamika sektor yang kamu investasikan dan mempertimbangkan risiko yang mungkin timbul.
Faktor risiko psikologis
Emosi dan perilaku kamu sebagai investor dapat memengaruhi keputusan investasi. FOMO (Fear of Missing Out) dan kurangnya disiplin dalam berinvestasi bisa mengakibatkan keputusan yang buruk.
So, penting untuk tetap objektif dan tidak terbawa emosi saat berinvestasi.
Tip Investasi Saham di Bulan Puasa Ramadan

Nah, jadi, selama bulan puasa, terdapat beberapa contoh investasi yang bisa dimanfaatkan untuk mencapai keuntungan ya. Agar bisa mengoptimalkan keuntungan, coba lakukan beberapa hal berikut.
#TujuanLoApa
Yes, selalu ingat yang satu ini dulu ya, untuk mau mulai berinvestasi apa saja, kapan saja, di mana saja.
Selalu tentukan tujuan investasi, sehingga kamu pun bisa membuat rencana keuangan untuk bisa berinvestasi yang lebih optimal.
Diversifikasi portofolio
Diversifikasi portofolio investasi kamu dengan menginvestasikan dana pada berbagai sektor dan instrumen investasi. Hal ini membantumu mengurangi risiko dan memanfaatkan peluang yang ada di berbagai sektor selama bulan puasa.
Analisis fundamental perusahaan
Sebelum mengambil keputusan investasi, lakukan analisis fundamental perusahaan yang kamu minati. Pertimbangkan kinerja keuangan, prospek pertumbuhan, dan tata kelola perusahaan.
Dengan menganalisis perusahaan secara mendalam, kamu dapat menemukan peluang investasi yang lebih menguntungkan.
Investasi jangka panjang
Fokus pada investasi jangka panjang dengan memilih perusahaan yang memiliki prospek pertumbuhan yang baik dan fundamental yang kuat.
Investasi jangka panjang cenderung lebih menguntungkan dan mengurangi risiko yang dihadapi selama periode fluktuasi pasar, seperti yang mungkin terjadi selama bulan puasa.
Manfaatkan reksa dana atau ETF
Jika kamu enggak ingin mengelola investasi secara aktif, pertimbangkan untuk berinvestasi melalui reksa dana atau exchange-traded funds (ETF) yang mencakup berbagai sektor yang berpotensi tumbuh selama bulan puasa.
Hal ini memudahkan kamu dalam mengakses berbagai peluang investasi dengan risiko yang lebih terkendali.
Kesimpulan
Bulan puasa Ramadan memberikan peluang unik bagi investor untuk memanfaatkan tren pasar yang khas selama periode ini. Namun, penting untuk memahami dan mengantisipasi risiko yang mungkin dihadapi agar investasi tetap aman dan menguntungkan.
Dengan melakukan analisis fundamental perusahaan, diversifikasi portofolio, dan fokus pada investasi jangka panjang, kamu dapat mengurangi risiko dan memaksimalkan potensi keuntungan. Selalu ingat untuk memonitor perkembangan pasar dan perusahaan yang kamu investasikan agar kamu dapat menyesuaikan strategi jika diperlukan. Tetap objektif dan disiplin dalam pengambilan keputusan investasi.
Semoga peluang untuk berinvestasi di pasar saham di bulan puasa Ramadan ini bisa membantumu mencapai tujuan investasi jangka panjang lebih cepat ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Seluk Beluk dan Tip Terbaik Investasi Emas Digital yang Legit
Lagi ramai emas digital ya? Apakah di antara kamu juga ada yang memilihnya sebagai instrumen investasi? Atau mungkin kamu lebih memilih berinvestasi pada emas batangan, atau emas fisik?
Mungkin ada juga di antara kamu yang belum berinvestasi emas, dan malah bingung. Emas digital dan emas batangan, memang beda ya? Lebih untung yang mana ya?
Untuk bisa menjawab pertanyaanmu, yuk, simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Investasi Emas Investasi Favorit Sepanjang Masa

Kalau orang tua kita umumnya menyimpan emas dalam bentuk fisik. Mulai dari perhiasan emas, koin emas, sampai emas batangan. Tak lupa, berbagai nota pembeliannya juga disimpan.
Memang instrumen ini sedari dulu dianggap selalu lebih “aman” dibandingkan instrumen lain. Katanya, keamanannya ini lantaran harganya yang cenderung naik dari tahun ke tahun.
Namun, seiring perkembangan teknologi yang luar biasa, kini investasi emas juga bisa dilakukan secara digital. Biarlah emas-emas batangannya disimpan sama oma, opa, om, tante, bapak, ibu, opung kita. Milenial dan gen Z kayaknya bakalan lebih cocok untuk berinvestasi emas digital.
Sebenarnya konsep investasi emas digital ini sama dengan kalau kita menabung di bank. Ketika kamu ke bank, kamu menyetor uang dan uang itu akan masuk ke dalam saldo rekening.
Emas digital sebenarnya sama saja dengan emas fisik, tetapi diperdagangkan secara online lewat aplikasi. Saat kamu menyetorkan uang ke platform yang bersangkutan, maka uang itu akan dikonversikan dalam bentuk saldo emas.
Keuntungan Berinvestasi Emas Digital

1. Bisa mulai dari nominal kecil
Tak seperti emas fisik yang harus siap dengan modal yang menyesuaikan dengan harga satuan emas yang dijual, kamu bahkan bisa berinvestasi dengan recehan sisa belanja untuk berinvestasi emas digital.
Iya, itu betul. Terutama ini bisa dilakukan kalau kamu berinvestasi di marketplace. Jadi, sembari belanja, transferannya dilebihkan sedikit. Sisanya masuk ke pos investasi emas digital. Lama-lama lumayan juga lo. Istilahnya kan jadi nabung emas dari sisa uang belanja. And it works!
Tak hanya emak-emak yang suka melakukannya, bapack-bapack juga banyack.
2. Nggak perlu pusing dengan tempat penyimpanan
Kalau kamu berinvestasi pada emas fisik, maka kamu harus menyediakan tempat penyimpanan yang baik dan aman. Mungkin kamu perlu mengeluarkan extra cost lantaran harus menyewa safety deposit box di bank, jika kamu berinvestasi dalam jumlah besar. Pasalnya, kalau hanya disimpan di rumah; di bawah kasur atau di bawah tumpukan pakaian di lemari, risiko pencurian akan membayangi.
Dengan berinvestasi secara digital, kamu enggak perlu memusingkan soal penyimpanan, karena ya emasmu tersimpan dalam bentuk digital. Ini kurang lebih seperti saham, yang tidak dapat dipegang fisik tetapi ada pencatatan asetnya.
Lebih jauh, kalau butuh fisiknya, kamu bisa banget meminta emasmu untuk dicetak. Tentu saja, akan ada biaya tambahan lagi ya.
3. Bisa dijadikan sebagai agunan
Seperti halnya emas fisik, emas digital juga bisa dimanfaatkan sebagai agunan, ketika kamu mengajukan pinjaman. Asyik kan?
Risiko Investasi Emas Digital
However, namanya juga instrumen investasi, pasti akan selalu ada risiko. Dengan semua keuntungan yang ada di atas, emas digital juga punya risiko? Pasti ada. Beberapa risiko yang harus kamu perhatikan untuk berinvestasi emas digital di antaranya:
- Risiko penurunan harga, yang akan kamu alami jika kamu harus menjual emas digital milikmu saat harga emas sedang menurun.
- Risiko hilang, yaitu ketika platform di mana kamu memiliki emas digital bermasalah. Seperti yang belakangan ada di berita-berita. Yes, jadi kalau emas fisik bisa hilang diambil pencuri, emas digital bisa juga hilang jika terjadi masalah pada platform.
So, ini memang harus kamu pahami ya. Bahwa setiap instrumen investasi itu akan punya risiko. Tinggal peluangnya tinggi atau rendah. Semakin dijamin oleh pemerintah, maka risiko juga akan bisa ditekan seminimal mungkin. Karena itu, meski terdengar sangat edgy, kekinian, dan modern, ada baiknya kamu juga belajar dulu mengenai seluk beluk investasi emas digital itu sebelum benar-benar membelinya.
Tip Investasi Emas Digital

Instrumen digital, seperti halnya emas digital ini, menawarkan cara berinvestasi yang praktis dan mudah, dengan modal kecil. Namun, di balik kepraktisan, kemudahan, dan modal yang kecil, kita pun harus tetap ingat, bahwa instrumen investasi—apa pun itu—akan selalu membawa risiko.
Salah satu risiko terbesar cara investasi emas digital adalah terkait legalitas platformnya. Jika kita sudah telanjur berinvestasi di platform tersebut, dan ternyata platform belum terdaftar di Bappebti, maka nantinya akan timbul masalah. Emas digital yang kita miliki tidak dijamin oleh pemerintah, kalau hendak dijual, harganya bisa merosot jauh. Padahal kalau tidak segera dilepas, kita juga enggak tahu nasibnya akan seperti apa.
Karena itu, seperti juga dengan produk investasi lain, kita harus melakukan analisis mendalam dulu sebelum mulai membeli emas digital.
Cek legalitas
Di Indonesia, sudah ditetapkan beberapa lembaga yang bertugas mengawasi berbagai aktivitas keuangan dengan wewenang masing-masing. Misalnya, untuk layanan keuangan seperti misalnya asuransi, sekuritas, pembiayaan, dan sejenisnya harus sudah terdaftar di OJK. Sementara, yang berbasis komoditas, misalnya minyak, kripto, dan termasuk emas, platform yang bersangkutan harus sudah terdaftar di Bappebti.
Selain OJK dan Bappebti, kalau layanan tersebut memiliki platform elektronik, misalnya website, aplikasi, dan sejenisnya yang dioperasikan melalui internet, juga harus terdaftar sebagai PSE di Kominfo.
So, hal ini harus kamu pahami dulu sebelum mulai membeli berbagai produk investasi, juga yang selain emas digital. Kenali produknya, kemudian cari apakah platformnya sudah terdaftar di lembaga yang berwewenang mengawasi regulasinya.
Riset dan survei mendalam
Jangan hanya mengandalkan rekomendasi seseorang saja, influencer misalnya, tapi kamu juga harus melakukan riset dan survei kamu secara mandiri, terkait platform investasi yang bersangkutan.
Jika sudah yakin bahwa platformnya sudah berizin dan legal, selanjutnya cek jejak digitalnya dari berbagai sumber. Kamu bisa memanfaatkan mulai dari Google, media massa, hingga media online dan media sosial.
Cari apakah platform yang bersangkutan pernah terlibat masalah yang serius? Apakah pernah ada komplain-komplain yang sangat memberatkan? Di mana kantor fisiknya? Siapa saja yang berada di balik platform tersebut? Apakah rekam jejak mereka juga bagus?
Hal ini berpengaruh besar pada trust, jadi jangan sampai di-skip ya. Jangan sampai kamu berinvestasi di perusahaan yang dipimpin atau diinisiasi oleh orang yang belum ada pengalaman sama sekali.
Nah, itu dia beberapa hal terkait investasi emas digital yang perlu kamu perhatikan.
Selalu ingat, #tujuanloapa, dan cek apakah instrumen tersebut memang sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, dan tujuanmu. Tak perlu merasa FOMO, jika orang lain sudah melakukannya dan kamu belum. Selama kamu masih di dalam track rencana keuangan yang sudah kamu buat sendiri, kamu akan aman.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Ini Dia Contoh Investasi Jangka Pendek, Menengah, dan Panjang
Berinvestasi adalah salah satu cara untuk mengembangkan aset untuk mewujudkan cita-cita, mimpi, dan tujuan keuangan, karena di zaman sekarang, menabung saja tidak akan cukup. Lalu, contoh investasi seperti apa yang bisa kita manfaatkan.
Eits, sebelum melihat beberapa contoh investasi, kamu perlu tahu bahwa kita enggak bisa sembarangan investasi. Kita mesti melakukannya dengan penuh pertimbangan dan perhitungan. Mengapa? Karena bersama dengan investasi, datang pula sederetan risiko yang tak bisa lepas—yang perlu kita kelola dengan baik. Pasalnya kalau tidak, risiko tersebut bisa membuat kita mengalami kerugian, alih-alih imbal yang diharapkan.
Pada prinsipnya, kita mengeluarkan uang untuk membeli instrumen investasi adalah untuk tujuan mengembangkan aset, bukan untuk konsumsi atau kebutuhan sehari-hari. Investasi dilakukan agar kita nantinya mendapatkan keuntungan yang bisa dimanfaatkan untuk mencapai tujuan keuangan.
Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum kita berinvestasi. Apa saja?

Sebelum Investasi, Perhatikan 3 Hal Ini!
Ada 3 hal besar yang sangat berpengaruh pada proses investasi yang kita lakukan.
Tujuan
Berinvestasi tanpa tujuan, sama saja kita pengin pergi ke suatu tempat tapi enggak tahu tempatnya di mana. Alhasil, kendaraan yang dipilih kurang tepat, waktunya juga tidak efisien.
Tujuan adalah hal paling penting pertama yang harus ditentukan dulu, agar kita kemudian bisa menghitung kebutuhan dananya. Misalnya, pengin ibadah ke tanah suci, butuh berapa banyak? Nah, dari perhitungan kebutuhan dan kemudian ditarik ke sekarang, kamu akan mendapatkan berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai target tersebut.
Waktu
Waktu investasi yang pendek sudah pasti akan memberikan imbal hasil yang berbeda dengan waktu investasi yang panjang. So, panjang pendeknya waktu investasi bisa memengaruhi hasil investasi pada akhirnya.
Nah, yang perlu diperhatikan di sini adalah bahwa pembagian waktu investasi akan berguna banget untuk memastikan tercapainya tujuan keuangan. Tanpa dibagi dalam waktu, seakan kita itu kebanyakan mau. Padahal, sumber daya terbatas. Kan, enggak boleh halu! Makanya, harus atur waktu.
Bagilah waktu investasi sesuai target tujuan keuangan, ada jangka pendek, menengah, dan panjang. Jangka pendek adalah berbagai hal yang harus dipenuhi kurang dari 1 tahun. Jangka menengah ini bisa dibagi 2, yaitu jangka 1 – 5 tahun dan 5 – 10 tahun. Jangka panjang lebih dari 10 tahun. Dengan begini, nantinya akan lebih mudah bagi kamu untuk menyusun rencana keuangan secara realistis, tanpa melupakan kebutuhan hari ini.
Imbal hasil dan risiko
Berbeda jangka waktunya, maka akan berbeda juga imbal hasil yang bisa didapatkan. Semakin pendek jangka waktunya, semakin kecil tingkat imbal hasil yang bisa didapatkan, pun semakin rendah tingkat risikonya. Begitu juga sebaliknya.
So, untuk tujuan dengan target waktu pendek, kamu perlu mencari instrumen dengan tingkat risiko rendah. Pasalnya, instrumen dengan risiko tinggi akan berpeluang semakin ekstrem risikonya dengan adanya fluktuasi di pasar modal. Hanya saja, ini berarti imbalnya juga enggak tinggi. Begitu juga sebaliknya, untuk target waktu menengah dan panjang.
Nah, mari kita lihat contoh investasi untuk masing-masing target waktu; pendek, menengah, dan panjang.

Contoh Investasi Jangka Pendek
Untuk tujuan keuangan yang kurang dari 1 tahun, maka kamu akan butuh instrumen investasi yang rendah risiko, meskipun imbal hasilnya juga tidak tinggi. Namun, hal ini bisa diatasi dengan perhitungan modal yang disesuaikan. Tujuan investasi jangka pendek ini misalnya membangun dana darurat, menabung untuk liburan, atau membeli gadget, dan sebagainya.
Contoh investasi yang dapat kamu manfaatkan antara lain seperti di bawah ini.
Deposito
Deposito adalah salah satu contoh investasi yang cocok untuk tujuan jangka pendek. Enggak hanya bisa tenor 10 tahun, deposito juga bisa tenor pendek, misalnya 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan. Jadi, kamu bisa atur sesuai tujuan keuanganmu. Memang imbalnya relatif paling kecil di antara instrumen lain, tetapi tetap lebih tinggi daripada rekening tabungan biasa.
Reksa Dana Pasar Uang
Reksa dana pasar uang adalah contoh investasi dengan tingkat risiko paling minim di antara jenis reksa dana yang lain. Berinvestasi di reksa dana modalnya juga bisa mulai dari Rp100.000, dengan tingkat pengembalian masih di atas deposito.
Contoh Investasi Jangka Menengah
Tujuan keuangan jangka menengah adalah berbagai kebutuhan yang akan harus dipenuhi mulai dari 1 tahun hingga 10 tahun ke depan. Biar enggak terlalu pusing, kamu masih bisa membaginya lagi menjadi 2 kategori jangka waktu, yakni 1 tahun hingga 5 tahun, dan sampai 10 tahun.
Misalnya saja seperti dana menikah, dana melahirkan, DP rumah pertama, beli mobil, dan sebagainya.
Contoh investasi yang bisa kamu manfaatkan antara lain seperti yang diinformasikan di bawah ini.
Surat Berharga Negara
Surat Berharga Negara adalah contoh investasi yang cukup bagus imbal hasilnya, dan sejauh ini relatif rendah risiko karena penjaminnya adalah pemerintah. Selama sejarah, pemerintah Indonesia belum pernah mengalami gagal bayar.
Jenis Surat Berharga Negara ada beberapa macam, mulai dari ORI, SBR, Sukuk Ritel, dan Sukuk Tabungan. Setiap tahun pemerintah menjadwalkan beberapa surat utang ini terbit. So, kalau kamu pengin memanfaatkannya, pantengin saja akun resmi Kemenkeu di media sosial.
Reksa Dana Pendapatan Tetap
Reksa dana pendapatan tetap juga bisa menjadi pilihan contoh investasi untuk mencapai tujuan jangka menengah. Tingkat imbal hasilnya lebih tinggi daripada reksa dana pasar uang, tetapi juga memiliki risiko yang juga lebih tinggi.
Produk reksa dana pendapatan tetap adalah surat utang atau obligasi. Dengan adanya peran manajer investasi yang mumpuni, risiko bisa dikelola dengan baik.

Contoh Investasi Jangka Panjang
Untuk berbagai kebutuhan yang harus dipenuhi dalam waktu 10 tahun atau lebih, kamu bisa memilih instrumen investasi yang imbal hasilnya lebih tinggi. Tingkat risiko yang tinggi juga akan menyertai, sehingga kamu perlu mengelolanya dengan baik. Salah satu strategi yang bisa kamu lakukan untuk meminimalkan potensi risiko ini adalah dengan strategi Dollar Cost Averaging dan juga strategi diversifikasi portofolio.
Contoh investasi yang berjangka panjang misalnya untuk membangun dana pendidikan anak hingga universitas, atau dana pensiun.
Contoh investasi yang bisa kamu manfaatkan misalnya seperti berikut ini.
Saham
Instrumen saham bisa berpotensi memberikanmu imbal hasil hingga ratusan persen. Belum lagi, ada keuntungan berupa dividen yang dibagikan oleh perusahaan tertentu pada para pemegang sahamnya secara teratur.
Namun, saham sangat peka terhadap pergerakan pasar, sehingga tingkat risikonya cukup tinggi. Belum lagi, jika kita sembarangan dalam memilih saham, risikonya bisa semakin ekstrem. Untuk meminimalkan potensi risiko ini—selain melakukan dollar cost averaging atau diversifikasi—kamu sebaiknya mempelajari dulu cara menganalisis saham yang baik, sehingga kamu bisa mengenali saham mana yang potensial memberimu keuntungan yang optimal.
Jangan sekadar ikut-ikutan, apalagi FOMO.
Emas
Emas, meskipun sering disebut sebagai contoh investasi paling aman, tetapi tetap harus disimpan dalam jangka panjang jika kamu ingin keuntungan yang signifikan. Pasalnya, harga emas juga tidak sestabil yang dibayangkan. Bahkan kadang, fluktuatif banget.
Selain itu, adanya faktor harga buyback—yang akan selalu lebih rendah daripada harga beli—membuat emas tidak cocok jika menjadi instrumen jangka pendek.
Jika kamu berminat berinvestasi dengan emas, simpanlah setidaknya 5 – 10 tahun ke depan, untuk mendapatkan keuntungan yang optimal. Hati-hati juga jika hendak menyimpannya di rumah, apalagi jika dalam jumlah besar.
Reksa Dana Saham atau Reksa Dana Campuran
Ada juga jenis reksa dana yang juga menjanjikan untuk contoh investasi jangka panjang, yaitu reksa dana saham dan reksa dana campuran.
Produk kedua reksa dana ini juga berbasis instrumen pasar modal, yakni saham, yang juga diformulakan dengan instrumen lainnya.
Itu dia sejumlah contoh investasi yang bisa kamu manfaatkan untuk masing-masing target waktu tujuan keuanganmu. Semoga cukup jelas ya, sampai di sini.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Ini Cara Main Saham yang Sesuai untuk Pemula, Bikin Nggak Takut Rugi!
Punya banyak mau? Ya, biasalah ya. Namanya juga manusia. Yang penting, rencana keuangan harus komprehensif, meliputi tujuan dan instrumen yang bisa dimanfaatkan untuk mencapai tujuan tersebut. Nah, salah satu cara untuk mempercepat proses mencapai tujuan adalah kalau kamu tahu cara main saham yang benar.
Tapi kan, cara main saham itu berisiko! Takut rugi!
Ingat berita tentang seorang penjaga sekolah yang uang simpanannya untuk umrah habis dimakan rayap karena disimpan di celengan kan? Yah, memang, yang namanya menyimpan uang akan selalu ada risikonya. Yang menyimpan uang di celengan saja ada risikonya. Apalagi investasi.
Namun, risiko bisa dikelola. Kalau pengelolaannya baik, cara investasi—yang salah satunya dengan cara main saham—akan memberikan keuntungan yang optimal, sehingga memungkinkan kita mencapai tujuan keuangan dengan sukses dan lebih cepat.
Hal ini memang kudu dipahami betul, begitu kamu mulai belajar literasi keuangan.
Memangnya kenapa sih dengan menabung saja? Mengapa harus investasi?
Karena menabung saja enggak cukup. Ada inflasi, ada kenaikan harga ini itu, ada kebutuhan lain juga yang perlu dipenuhi. Semua itu harus “dilawan” dengan instrumen yang bisa memberikan imbal di atasnya.
So, saham ini memang hanya salah satu instrumen. Kamu punya berbagai jenis pilihan yang lain, tapi di artikel kali ini kita akan membahas mengenai cara main saham yang benar, agar kamu tak perlu takut rugi.

Keuntungan dan Risiko Cara Main Saham
Sebelum ke tip dan trik cara main saham yang baik dan benar, yuk, pahami dulu apa saja keuntungan dan risiko investasi saham. Keuntungan di sini akan memberimu motivasi untuk bisa berinvestasi secara konsisten, sementara risiko perlu dipahami agar bisa dikelola dengan baik sehingga bisa menekan peluangnya hingga seminimal mungkin.
So, ini dia keuntungan dan risiko yang harus siap dihadapi kalau kamu mau tahu cara main saham yang benar.
Dividen
Dividen adalah salah satu keuntungan yang bisa kamu dapatkan dari berinvestasi saham.
Beberapa perusahaan besar secara konsisten membagikan dividen atau laba perusahaan kepada para pemegang saham sesuai jumlah kepemilikan masing-masing. So, semakin banyak saham yang kamu miliki, maka semakin banyak pula dividen yang bisa kamu dapatkan.
Dengan strategi reinvestasi, maka kamu pun bisa mempercepat pertumbuhan portofoliomu di sini.
Capital gain
Capital gain adalah keuntungan yang didapatkan dari selisih harga jual ketika kamu menjual saham dengan harga yang lebih tinggi daripada harga belinya.
Capital gain ini bisa kamu peroleh ketika harga saham yang kamu miliki sudah bertumbuh seiring waktu, dan sudah mendekati tujuan jangka panjangmu.
Misalnya begini.
Kamu membeli saham QWER dengan harga per saham Rp1.000 sebanyak 5 lot, yang berarti 500 lembar. Artinya, kamu berinvestasi dengan nominal sebesar Rp500.000. Beberapa lama kemudian, kamu sudah mendekati tujuan keuanganmu, dan bermaksud ingin mencairkan dana di saham. Ternyata, harga saham QWER sudah menembus Rp3.000 per lembar. Kamu bermaksud menjual 5 lot, dan berarti kamu mendapatkan dana sebesar Rp1.500.000.
Dari penjualan saham tersebut, artinya kamu sudah mengantongi untung sebesar Rp1.000.000.

Capital loss
Namanya berinvestasi, kamu harus siap menghadapi risiko juga. Risiko pertama dari cara main saham adalah capital loss, yaitu kerugian yang bisa terjadi karena menjual saham dengan harga jual yang lebih rendah daripada harga belinya.
Misalnya, masih saham QWER. Ternyata setelah beberapa waktu, harga saham anjlok menjadi Rp900 per lembar. Maka kerugian investasi tak dapat dihindari.
Namun, risiko ini bisa diatasi atau diminimalkan dengan kamu melakukan average down secara teratur, yaitu membeli saham QWER saat harganya anjlok. Dengan demikian, kamu akan mendapatkan harga rata-ratanya. Memang cara main saham yang paling baik bagi kita yang berorientasi pada tujuan keuangan adalah dengan jangka waktu yang panjang. Dengan demikian, fluktuasi harga saham bisa diatasi seiring waktu.
Risiko likuidasi
Risiko likuidasi terjadi ketika perusahaan yang sahamnya ada dalam portofolio kamu dinyatakan bangkrut atau delisting dari bursa saham. Artinya, sahamnya tidak bisa dijual ataupun dibeli lagi oleh publik.
Untuk itu, sebenarnya perusahaan ada kewajiban untuk melunasi berbagai pembayaran, tetapi sayangnya, pembayaran pada investor ada di prioritas terakhir. Artinya, kalau tidak aset tersisa setelahnya, maka modal dari investor hilang dan tidak bisa dikembalikan.
Tenang, risiko ini pun bisa diminimalkan, dengan cara main saham yang benar, yaitu melakukan analisis mendalam terhadap bisnis perusahaan yang bersangkutan ke depannya. Pastikan mereka punya pasar yang bagus dan bertumbuh, sehingga bisnis tetap berjalan bahkan semakin maju.

Jadi, Bagaimana Cara Main Saham yang Benar?
Tepat dalam memilih saham
Pemilihan saham yang tepat menjadi koentji terbesar cara main saham yang menguntungkan. So, jangan sampai salah deh, di sini.
Lalu, bagaimana cara memilih saham yang benar?
Sebenarnya ada banyak cara sih, tetapi sebagai pemula, kamu bisa lakukan cara main saham berikut:
- Pilih saham yang termasuk dalam indeks LQ45 ataupun IDX30—yang isinya juga saham-saham berkualitas seperti halnya LQ45. Dengan shortlist ini, kamu sudah bisa mulai melakukan analisis terhadap fundamentalnya.
- Pilih saham yang bisnis perusahaannya long lasting, tahan banting terhadap krisis, dan sudah berusia cukup matang. Misalnya saham-saham perusahaan consumer goods atau perbankan. Setelah ada shortlist lagi, kamu kemudian bisa melakukan analisis fundamental terhadap saham yang kamu incar.
Disclaimer: saham-saham di atas bukan merupakan rekomendasi ya. Lakukan riset mendalam dan sesuaikan dengan profil risiko, tujuan keuangan, kebutuhan, dan kemampuanmu.
Intinya, buat shortlist terhadap saham tertentu, dan lakukan analisis fundamental. Dengan demikian, kamu bisa menekan peluang muncul risiko-risiko seperti yang sudah dijelaskan di atas.
Pilih sekuritas yang tepercaya
Pastikan kamu hanya melakukan cara main saham di platform sekuritas yang sudah tepercaya dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan.
Sekuritas akan menjadi perantara kamu saat kamu hendak membeli ataupun menjual saham. Sekuritas akan mengambil dana investasi yang sudah kamu simpan di Rekening Dana Investor yang ada di bank kustodian yang sudah ditunjuk, dan kemudian membeli saham yang kamu inginkan. Demikian pula ketika kamu menjual saham, dananya akan disimpan ke Rekening Dana Investor di bank kustodian.
Mengingat pentingnya peranan mereka, maka pilihlah yang tepercaya. Jauhi yang abal-abal.
Sesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan
Cara main saham sebagian besar akan berhubungan dengan sisi psikologis kita masing-masing. So, akan lebih baik jika kamu selalu berpegang pada kebutuhan (tujuan) dan kemampuanmu sesuai rencana keuangan yang sudah dibuat.
Karena kalau tidak, kita akan mudah terbawa euforia ketika harga saham naik, pun akan mudah panik kalau harganya anjlok. Hal ini bisa membuat kita melakukan panic buying ataupun panic selling, yang pastinya tidak akan membuat portofolio investasi kamu bertumbuh dengan baik.
Selalu lakukan riset, berpeganglah pada rencana keuangan yang sudah ada. Jikalau memang harus diubah portofolionya, pastikan memang sudah diperhitungkan dengan cermat, bukan FOMO semata.
Beli saat murah, jual saat mahal
Nah, ini dia prinsip cara main saham yang benar. Dan, ini pula dampak yang bisa kita dapatkan jika kita dapat mengelola emosi dan faktor psikologis yang muncul saat berinvestasi saham.
Jika kita melakukan panic buying atau panic selling bisa jadi malah terbalik, kita menjual saham saat harganya murah, dan membeli saat harganya tinggi. Ya pastinya akan rugi dong, kalau begini cara main saham yang kita lakukan.
Karena itu, sekali lagi, analisis itu penting untuk dilakukan sebelum mulai berinvestasi maupun sebelum mulai melakukan aktivitas membeli ataupun menjual saham
Nah, itu dia cara main saham yang ramah pemula, dan tidak membuat takut rugi. Simpel saja, kan, sebenarnya?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Sebelum Menceburkan Diri ke Dunia Investasi Online: Perhatikan Rambu-Rambu Ini!
Yash, perkembangan teknologi memang seharusnya memudahkan. Apa yang tadinya rumit, seharusnya kemudian menjadi lebih praktis dengan hadirnya teknologi. Termasuk dalam hal ini, berkembangnya dunia investasi online.
Investasi dulunya harus dilakukan secara manual, dengan mendatangi kantor sekuritas atau broker, dan kemudian ada paperworks yang banyak banget untuk diurus, baru kemudian kita bisa berinvestasi. Karena itu, untuk investasi juga butuh modal yang banyak. Dengar-dengar, dulu kita bisa berinvestasi saham mulai dari Rp50 juta. Ya pantas saja, sempat terdengar anggapan, bahwa investasi—khususnya investasi saham—itu hanya untuk orang kaya.
Untungnya, perkembangan teknologi sekarang juga merambah ke sektor finansial. Malahan, sepertinya, sektor keuanganlah yang paling pesat perkembangannya. Betul nggak? Sekarang, mau bayar apa pun, gampang. Mau belanja, gampang. Mau donasi, mudah. Termasuk investasi, semudah menjentikkan jari. Modalnya cuma smartphone dan kuota internet. Semua mungkin dilakukan, karena semua-mua sudah online, bisa diakses menggunakan internet.
Dunia investasi lantas tak lagi menjadi dunia yang tak terjangkau. Siapa pun sekarang bisa berinvestasi, dengan instrumen apa pun sesuai kebutuhan. Modalnya juga bisa minim banget, mulai dari Rp100.000. Bahkan ada reksa dana yang dijual mulai dari harga Rp10.000, dan bisa dibayar dengan e-wallet. Mau investasi emas, juga enggak harus selalu beli batangan di butik emas. Bisa juga kita beli investasi emas online; nggak perlu pusing mikir disimpan di mana.
Dunia investasi menjadi dunia yang lekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Hari gini belum investasi rasanya belumlah lengkap. Apalagi kebutuhan kita juga meningkat. Kalau hanya mengandalkan gaji dan tabungan, rasanya bakal keteteran untuk bisa mewujudkan semua keinginan dan cita-cita kita.
So, dunia investasi adalah jawabannya.

Sebelum Mulai Terjun ke Dunia Investasi …
Namun, meski tampak menawarkan begitu banyak keuntungan, sejatinya seseorang perlu memperhatikan beberapa hal dulu sebelum benar-benar terjun ke dunia investasi, terutama dunia investasi online.
1. Pelajari risikonya
Dalam artikel sebelumnya, kita pernah membahas mengenai 6 jenis risiko dalam dunia investasi. Sudah baca belum? Boleh lo, dibaca lagi.
Memahami dan mempelajari risiko investasi bukan berarti lantas menakut-nakuti, atau membuat kita jadi parno. Justru, dengan memahami risiko, maka kita kemudian bisa berinvestasi dengan bijak dan secara dewasa.
Pasalnya, pada dasarnya, setiap investasi memang membawa risiko. Dan besar kecilnya risiko ini juga ada kaitannya dengan potensi imbal hasil yang bisa diberikan oleh instrumennya. Semakin tinggi imbalnya, maka semakin besar pula risiko yang harus dihadapi oleh investor.
Sebelum benar-benar terjun ke dunia investasi, pelajari dulu setiap risiko investasi yang bisa terjadi. Bandingkan risiko satu instrumen dengan yang lainnya, dan pertimbangkan pula dengan tujuan keuangan yang ingin dicapai. Setidaknya, kamu harus memilih instrumen dengan risiko yang paling sanggup kamu toleransi kerugiannya.
2. Mempelajari cara manajemen risiko
Salah satu cara manajemen risiko yang wajib untuk dipelajari dulu sebelum benar-benar terjun ke dunia investasi adalah diversifikasi portofolio.
Diversifikasi portofolio artinya kamu melakukan investasi ke dalam beberapa instrumen dalam variasi imbal dan risiko tertentu—sesuai profil risikomu. Hal ini penting untuk dilakukan agar ketika nilai satu produk investasi menurun, kamu tetap masih berpeluang mendapatkan imbal hasil dari instrumen yang lain yang ada dalam koleksi portofoliomu. Dengan demikian, potensi kerugian bisa ditekan, tidak terlalu besar.
Karena untuk berinvestasi ke beberapa instrumen sekarang mudah—thanks to technology—maka kamu perlu memperhatikan jenis instrumennya. Jangan sampai instrumennya merupakan instrumen dalam tingkat risiko yang sama ya.

3. Mengenali pelaku dunia investasi online
Seperti juga aplikasi yang semakin beragam di dunia investasi, pelakunya pun sekarang juga semakin banyak. Untuk bisa berinvestasi, kamu perlu peran banyak pihak, mulai dari manajer investasi, broker, sekuritas, dan sebagainya, hingga penjual emas sekalipun.
Kenalilah mereka, dan pahami cara kerjanya. Hal ini penting, agar kemudian kamu bisa melakukan aktivitas investasi dengan lancar dan mudah. Dengan mengenali mereka, kamu juga akan lebih mudah dalam mengenali kredibilitas mereka. Pasalnya, ingat, bahwa kamu akan menginvestasikan sejumlah uang melalui mereka lo! Kalau mereka tidak tepercaya, bagaimana aktivitasmu di dunia investasi bisa terlaksana dengan baik, kan?
4. Memahami regulasinya
Aturan di dunia investasi dibuat oleh pemerintah pada umumnya bertujuan untuk melindungi kepentingan semua pihak yang terlibat di dalamnya.
Misalnya saja, kamu perlu tahu regulasi perusahaan sekuritas yang resmi itu seperti apa. Dengan demikian, kamu bisa memilih perusahaan sekuritas yang terdaftar dan diawasi oleh otoritas sehingga kamu terhindar dari kemungkinan terjerat modus penipuan investasi.
Contoh lain, kamu perlu tahu bahwa pedagang kripto seharusnya berada di bawah pengawasan Bappebti, dan harus tunduk pada aturan yang ada. Jika ada pihak yang mengaku bisa menjadi perantara investasi kripto dan terdaftar di OJK, maka ini seharusnya sudah harus diwaspadai. Pasalnya, cryptocurrency seperti halnya komoditas berjangka, perdagangannya diawasi oleh Bappebti, bukan OJK.

5. Belajar cara memilih instrumen yang tepat
Dunia investasi online memang menawarkan banyak pilihan instrumen, dengan karakteristiknya masing-masing. Salah memilih bisa jadi tujuan keuangan menjadi tak tercapai.
So, penting untuk belajar dulu memahami instrumen-instrumen tersebut, agar bisa memilih dengan tepat sesuai kebutuhan, kemampuan, dan kondisi masing-masing.
Nggak perlu jauh-jauh kok belajarnya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Cara Investasi Saham Pemula, Tekan Risiko Deg-Degan!
Namanya juga investasi. Pasti selalu akan ada risiko yang menyertai. Begitu juga saham. So, kalau kamu adalah salah satu yang baru mulai, cara investasi saham pemula yang benar adalah dengan memahami risiko investasi.
Risiko investasi saham sebenarnya adalah hal yang lazim. Lumrah. Buat yang jam terbangnya sudah tinggi, bisa dipastikan pernah mengalaminya. Dan saham bukan satu-satunya instrumen berisiko loh. Misalnya kamu memilih investasi properti, tetap saja akan muncul risiko misalnya kena bencana. Mau deposito? Ya tetap saja ada risikonya, misalnya bank yang bersangkutan tiba-tiba dilikuidasi, dan simpanan kita lebih dari Rp2 miliar, yang berarti tidak dijamin LPS.
See? Benar kan, bahwa setiap instrumen punya risiko? Yang membedakan memang potensinya. Potensi bencana alam tentulah tidak setinggi fluktuasi pasar saham. Bank dilikuidasi pun tak setiap waktu terjadi. Meski demikian, risiko bukannya tidak bisa dikelola. Risiko di pasar saham pun demikian.
So, memang ada baiknya bagi investor pemula untuk tahu cara investasi saham pemula yang benar, agar bisa menekan risiko deg-degan dan senam jantung.

Mengenal Jenis-jenis Risiko Investasi
Memulai cara investasi saham pemula, kamu perlu mengenali dulu jenis risikonya.
Risiko Pasar
Cara investasi saham pemula yang benar yang pertama adalah dengan memahami risiko pasar. Risiko pasar terjadi ketika terjadi perubahan suku bunga, nilai tukar mata uang, inflasi, dan berbagai peristiwa yang kemudian menyebabkan harga komoditas di pasar anjlok. Biasanya hal ini juga akan sangat memengaruhi pasar keuangan.
Misalnya seperti di awal tahun 2020, ketika pandemi COVID-19 dimulai. Pasar pun bergejolak, bereaksi terhadap segala kondisi yang berubah. Saat The Fed menaikkan suku bunga di bulan Juni 2022 yang lalu, Wall Street juga runtuh, yang akhirnya memengaruhi pasar modal di negara lainnya.
Jika kamu menjual saham saat harganya terkena koreksi karena berbagai sebab seperti di atas, maka kerugianmu ini akan disebut capital loss.
Risiko Likuidasi
Risiko likuidasi terjadi jika perusahaan yang kamu tanami modal harus bangkrut. Sebagai investor dan pemegang saham, kamu berada di urutan atau prioritas terakhir untuk mendapatkan kembali modalmu sesudah perusahaan menuntaskan kewajibannya pada kreditur dan stakeholder lainnya.
Jika tidak ada aktiva yang tersisa, berarti modalmu tidak akan kembali.
Risiko delisting
Emiten atau perusahaan terbuka yang memperdagangkan sahamnya di lantai Bursa Efek Indonesia, karena berbagai alasan, juga bisa dihapus pencatatannya. Istilahnya delisting. Akibatnya, saham perusahaan tersebut tidak akan bisa diperjualbelikan lagi. Memang ada imbauan pada emiten untuk bisa buyback saham sebelum delisting, tetapi sifatnya ya hanya imbauan.

Bagaimana Cara Mengurangi Risiko Investasi?
So, sudah mengetahui berbagai risiko investasi di atas, lalu pertanyaannya: cara investasi saham pemula seperti apa yang bisa dilakukan, agar risiko tersebut bisa ditekan? Biar kita enggak senam jantung terus-terusan?
Banyak investor pemula yang lebih memilih instrumen rendah risiko demi menjaga “kewarasan”. Tapi faktanya, instrumen rendah risiko perkembangan nilai asetnya juga akan lambat. Padahal, kita punya tujuan keuangan besar yang butuh pengembangan aset yang lebih besar potensinya. Mau tidak mau, memilih instrumen tinggi risiko menjadi solusinya.
Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menekan risiko sebagai cara investasi saham pemula yang benar.
Lakukan analisis sebelum membeli saham
Sebelum mulai cara investasi saham pemula, ada baiknya bagi kita untuk selalu melakukan analisis terlebih dulu. Apalagi untuk instrumen tinggi risiko.
Analisis sangat penting, karena akan menjadi dasar pertimbangan kita apakah saham tertentu layak dan bisa memenuhi kebutuhan investasi kita. Ibaratnya seperti membeli barang, kita perlu tahu dulu spesifikasinya, cara kerjanya, sampai dengan ada garansi atau tidak. Jika memang sesuai dengan yang dibutuhkan, baru kita beli. Begitu, bukan?
Saham juga sama. Fokusnya adalah pada instrumen yang mampu melayani kebutuhan, bukan sekadar cuan-cuan-cuan. Karena itu, fokuslah pada fundamental perusahaan atau emitennya. Pastikan perusahaannya memang punya pengelolaan operasional dan keuangan yang baik.
Investasi jangka panjang
Investasi pada instrumen risiko tinggi akan lebih tinggi peluangnya untuk mendapatkan keuntungan jika dilakukan dalam jangka panjang. Dengan demikian, risiko fluktuasi harga bisa ditekan karena time frame yang lebar. Jika ada fluktuasi harga, dalam jangka panjang, ada harapan harga sudah rebound dan bahkan bertumbuh lebih baik.

Pakai alokasi dana investasi
Di QM Financial, kita menggunakan proporsi investasi minimal sebesar 10% dari penghasilan rutin. Bisa lebih besar tentu lebih bagus, semuanya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing.
Cara investasi saham pemula yang benar adalah menggunakan dana yang sudah teralokasi untuk investasi, dan yang mampu kamu tanggung jika risiko terjadi. Artinya, gunakan dana dingin. Bukan dana yang mau dipakai untuk kebutuhan lainnya, misalnya uang SPP anak, uang belanja bulanan, uang kontrakan, dan sebagainya.
Diversifikasi
10% dari penghasilan rutin sebaiknya juga tak dihabiskan semuanya untuk membeli saham. Bagilah 10% tersebut ke dalam beberapa instrumen dari berbagai tingkat risiko dan sektor. Misalnya dibagi untuk reksa dana, obligasi negara, dan saham. Atau bisa juga instrumen lainnya.
Ini namanya adalah diversifikasi, salah satu teknik manajemen risiko investasi yang banyak direkomendasikan. Dengan begini, ketika salah satu nilai aset investasimu menurun, kamu masih punya aset lain yang bertahan dan memberimu keuntungan.
Kelola emosi
Cara investasi saham pemula juga termasuk mengelola emosi dengan baik. Dalam perjalanan investasimu, kamu akan menemui banyak fenomena dan peristiwa yang entah bikin panik berlebihan atau mengalami euforia. Jika tidak dikelola dengan baik, kamu bisa jadi melakukan panic buying ataupun panic selling. Dua hal yang seharusnya dihindari kalau kita hendak berinvestasi saham.
Jadi kembali lagi ke poin pertama di atas setiap kali kamu hendak membeli atau menjual saham, yaitu lakukan analisis mendalam. Ambillah keputusan saat kepala dingin dan tidak dalam posisi emosi.
Itu dia cara investasi saham pemula yang benar untuk menekan risiko investasi yang bisa terjadi.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Investasi Reksa Dana: Pengertian, Keuntungan, Risiko, Jenis, dan Cara Membelinya
Investasi reksa dana biasanya menjadi rekomendasi pertama untuk kamu yang masih pemula. Hal ini terkait dengan tingkat risiko instrumen investasi “patungan” ini yang relatif lebih rendah, terutama jika dibandingkan dengan saham, apalagi cryptocurrency.
Meski dibilang relatif rendah risiko, tetapi untuk bisa mengoptimalkannya, kamu tetap mesti belajar dulu, mulai memahami apa itu arti reksa dana, apa saja jenisnya, hingga bagaimana cara membelinya.
Rumit? Tidak sama sekali. Justru, ini juga jadi salah satu alasan lain mengapa instrumen ini sering menjadi rekomendasi untuk investor pemula; karena cara investasinya sangat sederhana.
So, mari ikuti ulasan selengkapnya di artikel ini, sampai selesai.

Apa Itu Reksa Dana?
UU Pasar Modal nomor 8 tahun 1995 kurang lebih menyebutkan definisi reksa dana adalah wadah untuk menghimpun dana dari pemodal, yang kemudian diinvestasikan ke berbagai instrumen efek, baik di pasar modal maupun pasar uang, oleh pihak yang disebut manajer investasi.
Jadi, kalau mau dijelaskan dengan bahasa awam, reksa dana itu cara kerjanya investor “menitipkan” dana investasi, “berpatungan” dengan investor-investor lainnya ke pihak yang dipercaya dan sudah berpengalaman untuk dikelola demi mendapatkan keuntungan tertentu.
Manajer investasi adalah pihak yang dititipi dana investasi untuk kemudian dibelikan berbagai macam instrumen investasi yang sesuai dengan jenisnya. Nantinya, jika ada imbal hasil, maka dana imbal hasil tersebut juga akan dikelolakan lagi, sehingga menghasilkan keajaiban dunia ketujuh yang bernama compound interest. Perkembangan kelolaan dana investasi ini kemudian dilaporkan pada investor dalam bentuk nilai aktiva bersih, yang bisa kita lihat pada aplikasi si manajer investasi.

Jenis-Jenis Reksa Dana
Kita mengenal beberapa jenis reksa dana, di antaranya:
1. Reksa dana pasar uang
Penempatan dana investasi pada reksa dana pasar uang didominasi oleh instrumen-instrumen pasar uang, minimal 80%, bertenor pendek, kurang dari 1 tahun. Misalnya seperti deposito berjangka, sertifikat Bank Indonesia, surat berharga tenor pendek, dan sebagainya.
Keuntungan instrumen ini cukup stabil meski relatif tidak besar, dengan tingkat risiko yang juga sangat minim, sehingga cocok banget untuk instrumen investasi jangka pendek atau dimanfaatkan untuk menyimpan dana darurat.
2. Reksa dana pendapatan tetap
Penempatan instrumen pada jenis investasi reksa dana ini paling banyak ditempatkan pada surat utang, sebesar minimal 80%. Tingkat risiko instrumen surat utang tetap relatif rendah, meskipun lebih tinggi daripada reksa dana pasar uang.
3. Reksa dana saham
Penempatan dana investor akan paling banyak berada di instrumen saham, minimal 80%. Sesuai dengan pergerakan saham yang fluktuatif, maka tingkat risiko jenis investasi reksa dana ini juga akan tinggi. Meski demikian, tingkat keuntungan juga akan lebih tinggi dibandingkan jenis reksa dana yang lain.
4. Reksa dana campuran
Dengan investasi reksa dana campuran, kamu dimungkinkan untuk bisa berinvestasi di berbagai jenis instrumen, mulai dari produk pasar uang, obligasi, hingga saham. Tingkat risikonya sudah pasti juga disesuaikan.

Keuntungan dan Risiko Investasi Reksa Dana
Setiap instrumen investasi, selain akan memberikan keuntungan bagi investornya, juga akan membawa serta risiko. Tidak pernah ada instrumen investasi yang mampu menjanjikan keuntungan pasti dan tinggi, dengan zero risk alias tanpa risiko. Kalau ada yang menawarkan instrumen investasi dengan janji seperti ini, maka kamu perlu meningkatkan kewaspadaan karena bisa jadi itu adalah investasi bodong.
Begitu juga dengan reksa dana. Ada berbagai keuntungan yang ditawarkan, selain ada risiko yang juga harus dikelola. Karena itu, penting bagi kamu untuk paham profil risiko diri sendiri.
Keuntungan investasi reksa dana:
- Bisa mulai dengan modal yang kecil. Dengan dana Rp100.000 saja, kamu sudah bisa mulai investasi reksa dana. Seiring waktu, kamu bisa menambah sesuai kemampuanmu
- Tak butuh keahlian dan pengetahuan khusus, karena pada dasarnya pengelolaan akan diserahkan pada manajer investasi. Namun, kamu perlu tetap mempelajari cara kerjanya, agar kemudian kamu bisa melakukan review atas perkembangannya, sudah sesuai dengan tujuan keuanganmu atau perlu ada penyesuaian lagi.
- Mudah, karena sekarang hampir setiap manajer investasi memiliki aplikasi mobile yang memungkinkanmu berinvestasi secara online, sehingga lebih praktis. Juga tersedia marketplace reksa dana, tempat berbagai manajer investasi berkumpul. Beli reksa dana di sini akan lebih mudah; semua data juga tersedia secara lengkap.
- Pilihan produknya banyak. Dengan kepiawaianmu menyesuaikannya dengan tujuan keuangan dan jangka waktu, maka perkembangan dana investasimu akan bisa optimal.
Kerugian investasi reksa dana:
- Satu investor rugi, maka semua ikut rugi, jika manajer investasi kurang bisa mengelola dana dengan baik sehingga nilai unit penyertaan berkurang.
- Adanya risiko likuiditas yang terjadi ketika manajer investasi tak mampu mencairkan dana akibat terlalu banyaknya investor yang ingin menarik dana.
- Ada biaya pengelolaan, baik dari manajer investasinya sendiri maupun dari bank kustodian.
- Peluang manajer investasi yang disuspensi atau bangkrut, sehingga dana investasi enggak balik.
Meskipun ada beberapa kelemahan investasi reksa dana, tetapi hal ini bisa ditekan peluangnya dengan cara memilih manajer investasi yang bereputasi baik dan tepercaya. So, do your homework, lakukan riset dan analisis terlebih dulu terhadap (calon) manajer investasi sebelum kamu membeli produk reksa dananya.

Cara Membeli Reksa Dana
Sudah melakukan riset dan survei terhadap manajer investasi, sekarang kamu pun siap untuk mulai investasi reksa dana. Ikuti langkah berikut agar investasimu lancar.
1. Beli di mana?
Tentukan, mau beli produk reksa dana di mana? Mau langsung ke manajer investasi atau melalui marketplace reksa dana?
Yang pasti, pilih yang bereputasi baik ya. Kamu juga wajib untuk menelusuri fund fact sheet yang sudah disediakan. Cermati perkembangan dana kelolaannya, dan juga penempatan instrumennya.
2. Buka rekening
Untuk investasi reksa dana online, caranya enggak pakai ribet sama sekali. Bisa jadi berbeda step by step-nya, tetapi secara umum tahapan buka rekeningnya kurang lebih:
- Registrasi, isi form data diri.
- Lampirkan dokumen-dokumen persyaratan, seperti foto KTP, NPWP, foto selfie sambil memegang KTP, hingga fotokopi buku tabungan.
- Tunggu adanya tahapan verifikasi yang akan dilakukan, ada yang minta voice call/video call juga ya. So, kamu ikuti saja prosedurnya.
- Saat rekening sudah aktif, kamu sudah bisa mulai investasi reksa dana.
3. Beli produk
Di manajer investasi, juga akan ada berbagai produk reksa dana yang ditawarkan sesuai jenisnya. Pilihlah yang sesuai dengan tujuan keuanganmu, cermati data-data yang disertakan. Lakukan simulasi perkembangan dana investasi jika perlu. Hampir setiap aplikasi reksa dana ada fitur untuk simulasi perhitungan investasi ini, so, manfaatlah dengan baik.
Jika sudah menemukan yang pas, pilih opsi “beli”, dan selanjutnya ikuti petunjuk yang ada. Ada manajer investasi yang meminta kamu untuk menyetorkan deposit sebelum mulai memilih produk. Tetapi ada juga yang memintamu untuk transfer dana setelah pembelian, sehingga kamu bisa menyetorkan sejumlah yang diminta saja. Mana yang lebih baik? Semua baik, sesuaikan dengan kondisimu.
4. Review
Selanjutnya, lakukan review berkala terhadap dana investasi reksa dana yang sudah kamu lakukan. Bandingkan dengan rencana keuanganmu, apakah sudah sesuai? Jika belum sesuai, mungkin ada yang bisa kamu perbaiki lagi. Misalnya, setoran ditambah, atau bahkan memindahkan ke produk lain. Mau pindah manajer investasi? Boleh saja, asalkan sudah kamu perhitungkan.
5. Konsisten
Kunci sukses investasi, termasuk juga investasi reksa dana, adalah konsisten. So, pastikan kamu konsisten berinvestasi sesuai rencana keuangan yang sudah kamu buat.
Nah, bagaimana? Ternyata simpel kan, investasi reksa dana itu? Iya, ini memang salah satu instrumen investasi yang simpel dan menguntungkan, cocok banget buat kamu yang baru mulai berkenalan dengan berbagai produk pengembangan dana.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Investasi Adalah Bagian Penting dalam Perencanaan Keuangan: Pahami Makna dan Risikonya!
Investasi adalah penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. Itulah definisi investasi yang ada dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Memang benar. Investasi adalah penanaman aset pada suatu bisnis dengan tujuan untuk mendapatkan imbal balik yang lebih besar dalam jangka waktu tertentu. Ada banyak hal dan pihak yang terlibat dalam proses ini.
Sebenarnya aktivitas investasi itu sendiri bukanlah hal yang baru. Hal ini sudah sekian lama dilakukan oleh umat manusia. Hanya saja, seiring waktu dan perkembangan yang terjadi, sekarang investasi menjadi semakin mudah dan dapat dilakukan oleh siapa saja.
Bahkan bagi perseorangan atau individu seperti kita-kita ini, investasi adalah salah satu bagian penting dalam perencanaan keuangan pribadi. Dan, adalah penting bagi kita untuk memahami cara kerja investasi itu sendiri, agar kemudian kita tahu bagaimana mengelolanya dengan baik.

Yang Terpenting dari Investasi Adalah Memahami Prinsipnya
Berinvestasi tanpa memahami prinsip dan risikonya maka dapat membahayakan rencana keuanganmu. Bisa-bisa kamu salah dalam mengambil keputusan, yang berujung memberimu kerugian finansial. Nggak jadi untung supaya bisa dipakai untuk mewujudkan tujuan keuangan, malahan buntung dan modal pun hilang.
Pastinya hal seperti ini harus dihindari, betul?
Karena itu, pahamilah dari prinsip dasarnya. Prinsip investasi adalah sebagai berikut:
- Harus diawali dengan tujuan keuangan, dan investasi adalah ‘kendaraan’ untuk mencapai tujuan tersebut
- Setiap instrumen investasi membawa serta risiko, yang berbanding lurus dengan imbal yang berpotensi untuk didapatkan. Karena itu, penting bagi kamu untuk memahaminya, dan juga mengetahui profil risikomu sendiri
- Punyai dulu kondisi keuangan yang sehat; miliki proteksi dan dana darurat yang memadai.
- Memiliki kedewasaan dalam berinvestasi, karena dalam investasi nanti, kamu akan banyak menghadapi momen emosional yang kalau tidak diatasi dengan bijak, bisa jadi akan membahayakan tujuan keuanganmu.
- Investasi butuh konsistensi, apalagi jika jangka waktunya cukup panjang di atas 5 tahun.
Lalu, mengapa sih kita harus berinvestasi? Mengapa investasi adalah bagian dari perencanaan keuangan. Coba kita lihat beberapa manfaat investasi itu sendiri.

Manfaat Investasi
Melawan inflasi
Inflasi menyebabkan nilai uang menurun dari tahun ke tahun. Hal ini membuat tabungan yang kita miliki juga ikut tergerus seiring peningkatan inflasi yang terjadi. Lama kelamaan bisa habis dong? Bisa banget.
Namun, hal ini bisa teratasi jika kita bisa menemukan instrumen yang tingkat pengembaliannya lebih besar daripada inflasi. Dengan demikian, ketika inflas ‘menggerogoti’ aset kita, kita pun sudah punya ‘lawan’-nya yang akan mempertahankan nilai aset tersebut. Syukur-syukur, malah menambahnya seiring waktu.
Karena itu, penting untuk bisa menemukan instrumen yang bisa melaju lebih cepat ketimbang inflasi tersebut.
Sumber penghasilan alternatif
Untuk memenuhi kebutuhan hidup, kita harus mendapatkan penghasilan. Nah, penghasilan ini bisa didapatkan dari bekerja secara aktif, dan juga sumber penghasilan alternatif lainnya.
Kita bisa memanfaatkan investasi sebagai sumber penghasilan alternatif ini. Banyak yang menyebutnya sebagai passive income; penghasilan yang kita dapatkan tanpa harus bekerja secara aktif.
Untuk bisa menjadi sumber penghasilan alternatif, kita harus mencari instrumen investasi yang tepat juga, karena tak semua instrumen bisa mendatangkan passive income. Hanya yang bersifat aset lancar saja yang bisa, seperti kupon dari surat utang, dividen dari saham, ataupun uang sewa properti.
Alat untuk mewujudkan tujuan keuangan
Investasi merupakan ‘kendaraan’ kita agar bisa sampai ke tujuan keuangan yang kita rencanakan. Tanpa investasi, bisa jadi kita akan kesulitan untuk bisa mewujudkan tujuan tersebut. Pasalnya, memang ada beberapa tujuan yang nominalnya sangat besar.
Kalau hanya mengandalkan gaji, di atas kertas, jelas tidak akan mampu terkejar, mengingat banyak pula kebutuhan hidup di masa sekarang yang harus dipenuhi. Mau mengandalkan tabungan juga kurang optimal, karena pada umumnya bunga tabungan itu tipis banget. Apa kabar inflasi, kalau gitu?
Membangun portofolio investasi adalah jalan ninja terbaik untuk bisa mewujudkan tujuan keuangan lebih cepat.

Risiko Investasi
Di balik manfaat dan keuntungannya yang banyak sekali, juga ada beberapa risiko investasi yang akan datang dalam paket yang sama. Inilah yang harus dikelola dengan baik. Jangan sampai, karena kita mengabaikan risiko ini, investasi justru jadi bumerang bagi kita. Alih-alih mendapatkan keuntungan, malah kerugian dan kehilangan modal yang didapat. Oh no! Jangan sampai deh!
Beberapa risiko investasi adalah sebagai berikut:
- Risiko suku bunga: ketika nilai relatif aktiva berbunga memburukakibat peningkatkan suku bunga.
- Risiko pasar: ketika terjadi fluktuasi harga di pasar, sehingga menyebabkan nilai aktiva bersih kena efeknya juga.
- Risiko likuiditas: ketika ada kesulitan dalam penyediaan uang tunai, misalnya ketika kita hendak mencairkan reksa dana dan ternyata manajer investasi tak bisa memenuhinya karena kurang dana.
- Risiko valas: ketika terjadi fluktuasi kurs valuta asing
- Risiko negara: ketika kondisi perpolitikan negara memengaruhi ekonomi
Memang dalam investasi, berlaku hukum ‘high risk, highh return’, yang artinya semakin tinggi potensi imbal yang bisa didapatkan, maka risiko yang ada juga akan semakin tinggi. Demikian juga sebaliknya, jika potensi imbal kecil, maka risiko yang bisa terjadi juga kecil.
Karena itu, harus disesuaikan, mana tujuan keuangan yang butuh instrumen dengan imbal tinggi (tetapi juga berisiko tinggi), dan mana yang butuh instrumen berimbal rendah (dengan risiko yang rendah juga). Di titik inilah, kita harus belajar mengenali berbagai instrumen investasi beserta karakteristiknya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Seputar Pasar Modal: 5 Pertanyaan Paling Sering Diajukan
Tahukah kamu, bahwa setiap tanggal 3 Juni, kita memperingati Hari Pasar Modal Indonesia?
Sejarahnya, pada tanggal 3 Juni 1952, Bursa Efek Jakarta–atau yang sekarang dikenal dengan nama Bursa Efek Indonesia–dibuka kembali di era pemerintahan Ir. Sukarno, pasca kemerdekaan Indonesia. So, enggak terasa, genap 68 tahun Bursa Efek Indonesia berdiri.
Well, kita enggak akan bahas sejarah Bursa Efek Indonesia sebagai satu-satunya pasar modal di Indonesia sih di artikel ini. Alih-alih, kita akan membahas beberapa pertanyaan yang paling sering diajukan seputar pasar modal, terutama oleh kamu yang masih cukup asing dengan topik ini tapi tertarik dan pengin belajar lebih jauh.
Siapa tahu, setelah kenal dengan beberapa hal yang dasar banget berikut ini, next kamu lantas ingin ikut berpartisipasi investasi di pasar modal Indonesia–ikut menyumbang untuk perekonomian Indonesia. Ya kan?
So, mulai saja yuk!
5 Pertanyaan yang Paling Sering Diajukan Seputar Pasar Modal

1. Apa itu pasar modal?
Pasar modal adalah tempat terjadinya transaksi atau jual beli instrumen keuangan antara para penerbit surat berharga dengan para investor. Sering juga disebut dengan pasar saham, ataupun bursa efek.
Pasar ini memberi alternatif investasi lain pada para investor selain cara menabung dan investasi lainnya melalui perbankan; seperti tabungan, deposito, giro, dan lain sebagainya.
Kegiatan transaksi di pasar ini sebenarnya sudah berlangsung sejak abad ke-19 lo, tepatnya di tahun 1892. Dan yes, kamu pasti sudah bisa menebak, bahwa pasar modal pertama di Indonesia dijalankan oleh pemerintah kolonial Belanda. Hanya saja, waktu itu pencatatan transaksinya belum selengkap dan secanggih (tentu saja!) sekarang.
Sekarang, di Indonesia, hanya ada satu bursa efek sebagai transaksi antara penerbit surat berharga dan investor ini, yaitu Bursa Efek Indonesia.
2. Siapa pelaku pasar modal di Indonesia?
Ada beberapa pihak yang saling berinteraksi dalam aktivitas di pasar saham ini, yaitu:
- Menteri keuangan, sebagai regulator segala aktivitas yang terjadi di pasar modal.
- Badan pengawas pasar modal, dalam hal ini OJK
- Si bursa efek itu sendiri, sebagai fasilitator dan pengontrol aktivitas perdagangan
- Investor, yaitu pihak yang menanamkan modalnya dengan membeli berbagai bentuk surat berharga yang diperdagangkan.
- Emiten, yaitu pihak yang memperjualbelikan surat berharga atau melakukan emisi di bursa saham.
- Lembaga penunjang, yang terdiri atas kustodian, biro administrasi efek, dan wali amanat.
- Lembaga kliring dan penjaminan, yaitu KPEI atau Kliring Penjaminan Efek Indonesia.
- Lembaga penyimpanan dan penyelesaian, yaitu KSEI atau Kustodian Sentral Efek Indonesia.
- Perusahaan efek, yang terdiri atas penjamin (underwriter), broker, dan para manajer investasi.
- Profesi lain, seperti akuntan, pengacara, notaris, dan sebagainya.
Wah, banyak ya? Iya, karena pasar modal sendiri mewadahi aktivitas yang sangat besar dan penting artinya bagi negara.

3. Instrumen investasi apa saja yang bisa kita beli di pasar modal?
Setidaknya ada 4 instrumen investasi yang umum diperjualbelikan di bursa efek, yaitu:
- Saham. Nah, instrumen yang satu ini pasti enggak asing ya? Di web QM Financial ini juga sudah beberapa kali dibahas beberapa hal mendasar mengenai saham. Bisa dilihat lagi: 13 Istilah Investasi Saham Paling Dasar yang Harus Dipahami Lebih Dahulu dan 5 Hal Tentang Investasi Saham yang Harus Diketahui oleh Pemula. Lanjutkan dengan artikel-artikel lain yang setopik, agar kenal lebih jauh tentang saham.
- Obligasi, boleh baca lagi juga: 4 Hal Tentang Investasi Obligasi yang Harus Investor Pemula Ketahui.
- Reksa dana, yang ada 4 jenis yaitu Reksa Dana Pasar Uang, Reksa Dana Pendapatan Tetap, Reksa Dana Saham, dan Reksa Dana Campuran.
- Derivatif, yaitu surat berharga turunan dari saham dan obligasi.
Nah, mana nih yang kamu sudah punya? Saham, obligasi, reksa dana, atau keempatnya sudah punya semua?
4. Apa saja risiko berinvestasi di pasar modal?
Nah, ini yang harus dipahami betul sebelum kamu benar-benar berpartisipasi di perdagangan efek. Kamu pasti sudah tahu kan, bahwa setiap bentuk investasi selalu memiliki risiko, baik tinggi maupun rendah. Untuk berinvestasi di pasar modal, risikonya cukup besar apalagi jika kamu langsung terjun di dalamnya, tanpa melalui manajer investasi yang biasanya sudah sarat dengan pengalaman.
Apa saja risikonya?
- Risiko capital loss, yaitu kerugian yang harus kita tanggung akibat adanya selisih harga jual saham yang lebih rendah daripada harga belinya.
- Risiko likuidasi, yaitu risiko yang terjadi jika emiten yang sahamnya kita miliki dinyatakan pailit dan dilikuidasi. Investor akan menjadi prioritas terakhir untuk dikembalikan dananya.
Sekali lagi, risiko ini harus benar-benar dipahami sebelum mulai berinvestasi, agar kita kemudian bisa mengelolanya dengan baik juga ya. Rata-rata investor yang gagal disebabkan oleh kurang baiknya mengelola emosi ketika terjadi fluktuasi pasar. Padahal pergerakan harga yang sangat cepat adalah hal yang wajar terhadi di pasar modal.

5. Bagaimana cara investasi di pasar modal?
Mudah kok. Kamu hanya tinggal menemukan perusahaan sekuritas yang menurutmu paling cocok. Bagaimana cara menemukannya? Pastinya kamu harus melakukan riset dan bisa melihat dari track record-nya. Apakah pernah terlibat masalah yang cukup serius?
Zaman sekarang, banyak perusahaan sekuritas yang memiliki aplikasi yang dengan mudah diunduh di smartphone. Selanjutnya, kamu tinggal daftar, ikuti prosedurnya, dan enggak lama kemudian kamu pun bisa mulai bertransaksi langsung untuk membeli ataupun menjual saham.
Mau belajar lebih jauh soal investasi saham?
Yuk, cek jadwal kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu. Kamu juga bisa stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Nah, itulah beberapa hal seputar pasar modal yang harus kamu pahami sebelum mulai berinvestasi di dalamnya. Enggak terlalu rumit kan?