Memilih Gedung Pernikahan yang Sesuai Bujet
Salah satu anggaran yang cukup besar dalam perencanaan pernikahan adalah memilih gedung pernikahan. Maunya sih pastinya yang bagus, fasilitas lengkap, lokasi strategis, dan harga sewanya murah. Ya kan?
Memang, semua orang juga maunya begitu. Sayangnya, akan selalu ada hal-hal yang harus dipertimbangkan. Kalau gedung bagus dan lokasi strategis, biasanya harga sewa ya sepadan. Mau fasilitas lengkap, ya apalagi, tambah sepadan.
Jadi ingat tentang berita yang viral tempo hari. Tentang sepasang pengantin baru yang mengeluh terjerat utang karena mengadakan pesta pernikahan mewah. Ya, memang, pemilihan gedung sangat menentukan bujet dana menikah. Kalau mau yang mewah, pilihlah gedung besar, berfasilitas lengkap, berdesain wah, dengan lokasi strategis. Jika ingin yang sederhana, ya pilihlah gedung yang juga lebih sederhana.
Mau yang bagus, lokasi strategis, dan murah? Nah, ini harus dipikirkan dengan saksama.
Memilih Gedung Pernikahan
Seiring masa pandemi yang semakin melonggar, kini pesta-pesta pernikahan kembali dirayakan di gedung lagi. Memang ada banyak pertimbangan mengapa banyak pengantin memilih merayakan pesta resepsi di gedung. Salah satunya adalah kepraktisan. Gedung pastinya lebih luas daripada rumah biasa, mudah dijangkau pula oleh para tamu. Belum lagi urusan parkir mobil, katering, dekorasi, sampai acara bersih-bersih setelah acara selesai, yang bakalan bikin pening kalau diselenggarakan di rumah.
Karena itu, enggak salah sama sekali kalau lebih memilih menyelenggarakan resepsi di gedung. Apalagi pilihan gedung pernikahan sekarang juga banyak banget. Mau tema apa saja, enggak masalah.
Satu-satunya yang menentukan adalah bujet.
Lalu, bagaimana caranya memilih gedung pernikahan yang sesuai bujet ini? Supaya semua mau bisa terakomodasi dengan baik, yaitu tamu bisa datang dengan mudah, keluarga juga nyaman, pun pengantin juga bisa menikmati hari bahagia secara maksimal. Jangan sampai sedang pesta tapi dihantui perasaan waswas, “Nanti buat bayar gedung, pakai uang apa ya?”
Waduh …
Tanggal adalah koentji
Tanpa ada hitam di atas putih, sebenarnya di Indonesia itu bisa dilihat dan diprediksi kapan saat-saat banyak pesta pernikahan diadakan. Musim kawin, katanya. Biasanya sih di sekitar akhir tahun, di sekitar tanggal Valentine, atau sebelum bulan puasa.
Saat itu, bisa diduga harga sewa gedung pernikahan akan merangkak naik. Pasalnya, seperti halnya hukum ekonomi, demand naik sementara supply tetap. Jadi, wajar kalau harga sewa juga naik. So, coba carilah tanggal resepsi ketika di luar tanggal-tanggal populer itu. Hindari juga tanggal cantik, karena biasanya selain diskon, tanggal cantik juga laris dipilih sebagai tanggal menikah.
Lokasi
Lokasi yang strategis artinya adalah lokasi gedung pernikahan tersebut mudah dijangkau ataupun gampang dicari oleh tamu. Sebenarnya, ini tidak harus selalu berada di dalam atau di tengah-tengah kota juga kok. Kamu juga bisa agak melipir ke pinggir kota, jika memang perlu.
Surveilah lokasi gedung pernikahan secara langsung, agar kamu mendapat gambaran riilnya. Sesuaikan dengan rencana tamu undangan yang datang. Apakah mayoritas mengendarai mobil, atau mungkin motor? Apakah bisa dijangkau dengan transportasi umum dengan mudah juga, buat tamu yang mungkin tidak memiliki kendaraan pribadi?
Perlu kamu perhitungkan juga, bahwa semakin dekat venue atau gedung pernikahan dengan rumahmu, maka ongkos transportasi juga bisa ditekan lo.
Fasilitas
Ingat, bahwa semakin lengkap fasilitas sebuah gedung pernikahan, maka semakin mahal pula pasti harga sewanya. Namun, sebenarnya yang menentukan adalah kebutuhan kita.
Maksudnya begini. Di gedung pernikahan dengan fasilitas lengkap, mungkin akan ada ruang ganti, ruang makeup, ruang ini itu, ada panggung untuk pengantin, ada panggung untuk performer, dan sebagainya. Nah, yang harus dipikirkan adalah apakah kita akan menggunakan semua fasilitas itu?
Misalnya, jika pengantin dijadwalkan untuk makeup dan berdandan di rumah, pastinya enggak butuh gedung pernikahan dengan ruang makeup yang terlalu gimana-gimana kan? Bahkan mungkin enggak butuh ruangan tambahan, karena pengantin datang sudah dalam kondisi siap, dan langsung menerima tamu.
Nah, pertimbangkan kebutuhan ini dengan baik, lalu sesuaikan fasilitas gedung dengan kebutuhanmu tersebut.
Jumlah undangan
Jumlah undangan akan menentukan besar kecilnya space gedung pernikahan yang akan dipilih. Tetapi, hal ini juga bisa diakali dengan menerapkan shift. Misalnya kelompok tamu A diundang pukul 18.30 hingga pukul 19.30. Kelompok tamu B diundang pukul 20.00 hingga pukul 21.30.
Dengan demikian, gedung tidak terlalu penuh, tamu juga lebih nyaman. Kamu pun bisa memilih gedung yang lebih kecil.
Rekanan
Ada kalanya pihak pengelola gedung pernikahan punya rekanan tertentu, misalnya ada vendor dekorasi, ada vendor katering, fotografi dan videografi, dan sebagainya. Kamu bisa mencari informasi lebih lanjut kepada pengelola ya. Bisa jadi, kalau kamu menyewa dalam paket, jatuhnya lebih murah dan kamu juga enggak repot harus mengurus semuanya sendirian.
Misalnya, untuk semua yang ada di venue, kamu serahkan saja pada pengelola gedung pernikahan, mungkin kamu tinggal memikirkan makeup dan outfit, dan tetek bengek yang ada di luar paket.
Selain itu, kamu juga perlu tahu rekanan ini, terutama terkait jika ternyata kamu tidak boleh membawa vendor di luar rekanan.
Nah, itu dia tip memilih gedung pernikahan yang bisa kamu coba terapkan. Yang pasti, tentukan dulu anggaranmu ya, sebelum memutuskan gedung mana yang hendak dipilih. Agar nantinya kamu enggak kerepotan sendiri karena memilih gedung yang harga sewanya di luar kemampuanmu.
Jangan sampai setelah menikah, hidupmu berdua dengan pasangan malah jadi sulit lantaran harus membayar utang karena sewa gedung yang kemahalan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Menikah di Rumah atau di Gedung? Ini Plus Minusnya
Salah satu pos terbesar saat kita sedang membuat anggaran acara pernikahan adalah biaya sewa gedung. Apalagi jika tanggal yang kita pilih adalah tanggal cantik atau unik, tanggal nikahnya sejuta umat. Atau, pengin lokasi yang strategis, kapasitas besar, dekorasi mewah. Sudahlah, harga bisa melangit banget. Makanya kadang muncul opsi selain menyelenggarakan resepsi pernikahan di gedung: mendingan menikah di rumah aja apa?
Ini juga dulu yang menjadi pertimbangan salah satu teman yang hendak menikah di tanggal 09-09-09. Karena hampir semua gedung yang biasa menjadi venue pernikahan full booked, maka keputusan akhirnya mereka mengadakan semua tahapan upacara menikah di rumah, termasuk upacara adat hingga resepsi.
Nah, untuk membantumu mempertimbangkan, berikut ada beberapa plus minus opsi menikah di rumah atau sewa gedung pernikahan.
Menikah di Rumah
Plusnya menyelenggarakan acara pernikahan di rumah:
- Tak perlu khawatir full booked, bahkan di tanggal-tanggal cantik dan unik. Kamu bisa menyelenggarakan acara di hari baik apa pun. Jika di hari yang sama, tetamu juga harus menghadiri acara pernikahan yang lain, biarkan saja mereka sendiri yang mengaturnya bukan?
- Kamu bisa lebih menghemat pengeluaran di pos sewa gedung yang bisa mencapai puluhan juta rupiah, tergantung lokasi dan jenis gedungnya. FYI, untuk bisa menggelar pesta pernikahan di Half Patiunus, kamu perlu menyediakan dana sekitar Rp100 – 200 juta/paketnya. Sedangkan, kalau mau yang lebih terjangkau, misalnya di gedung Museum Purna Bhakti Pertiwi, kamu perlu merogoh kocek sekitar Rp5 juta untuk sewanya.
- Waktu acara tidak terbatas. Kamu boleh saja mengadakan pesta tujuh hari tujuh malam–dengan catatan sudah seizin RT/RW. Rumahmu sendiri ini kan? Bebas!
- Bisa lebih banyak mendapat bantuan tetangga. Biasanya kalau di kampung-kampung–kayak kampung saya–kalau ada salah satu warga yang punya hajat, se-RT yang bantuin; mulai dari masak, keamanan, penerima tamu, dan lain sebagainya. Memang tidak ada kewajiban uang jasa, tetapi kita sebagai yang punya hajat ya mesti tahu dirilah ya. Biasanya ada sedikit uang saku buat keamanan, yang buat masak ya nanti boleh kalau mau bawa tupperware dari rumah, dan sebagainya. Pastinya sih enggak sebesar uang jasa vendor pernikahan.
Minusnya menyelenggarakan acara pernikahan di rumah:
- Jelas lebih repot persiapannya. Sewaktu ada saudara yang menikah di rumah dulu, rumahnya sudah mulai disiapkan sejak beberapa bulan sebelumnya, termasuk merenovasi bagian-bagian tertentu, mengecat ulang, dan sebagainya. Tentunya ini opsional sih. Kalau memang rumahnya sudah dirasa cukup representatif, enggak harus direnovasi juga kan? Dan, biaya renovasi rumah itu juga enggak sedikit lo.
- Area di rumah juga lebih terbatas, enggak kayak gedung yang memang dipersiapkan untuk menampung orang banyak. Jadi, ya mesti pinter-pinter atur waktu kunjung tamu, atur parkir mobil dan kendaraan lain, juga atur sirkulasi gerak tamu. Karena kalau enggak, duh, jadi kayak sarden kegencet di dalam kaleng. Apalagi kalau rumahnya enggak seberapa besar.
- Pos pengeluaran sewa gedung memang bisa dicoret, tapi butuh pos pengeluaran lain, misalnya sewa tenda, tambahan kursi, plus dekorasi.
- Beres-beres setelah pesta juga melelahkan lo, jadi harus diperhitungkan juga.
Menikah dengan Sewa Gedung
Plusnya mengadakan resepsi pernikahan di gedung:
- Area lebih lega, tentu saja. Bisa disesuaikan dengan jumlah tamu yang ingin kita undang. Undangan 300, berarti cari gedung yang muat menampung setidaknya 1000 orang. Undangan 500, berarti mencari gedung yang lebih besar lagi, mungkin yang berkapasitas 1500 orang. Dan seterusnya.
- Hemat energi dan tenaga, karena biasanya gedung pernikahan juga ada yang menawarkan sepaket dengan dekorasi, bahkan katering. Lumayan juga kan, enggak perlu atur sana-atur sini lagi. Serahkan saja pada ahlinya, kita bisa fokus pada kesakralan upacara saja.
- Biasanya lokasinya juga cukup strategis, sehingga memudahkan tamu yang akan datang.
- Bersih-bersih? Nggak kayak menikah di rumah, sudah ada orang yang bertugas di gedung pernikahan. Setelah acara selesai, kita bisa langsung pulang atau capcus bulan madu.
Minusnya menyelenggarakan pesta pernikahan di gedung:
- Pastinya, kamu harus menyediakan dana yang cukup besar, berbeda dengan acara menikah di rumah. Untuk sekelas Balai Sarbini, Hotel Mulia, dan sejenisnya sudah pasti harga sewanya mencapai ratusan juta rupiah. Kalau mau yang lebih murah, ya kamu bisa menyewa gedung-gedung milik pemerintah, misalnya Auditorium Gelanggang Remaja Jakarta atau gedung Aula Sudirman Makodam Jaya yang harga sewanya paling banter Rp10 juta saja untuk waktu 6 jam.
- Risiko full booked di tanggal-tanggal tertentu, sehingga mungkin kamu harus memilih tanggal baik yang lain daripada yang lain.
- Dalam satu hari, bisa saja ada 2 acara resepsi. Sehingga waktunya pun jadi terbatas dan sempit banget. Misalnya, acara resepsimu siang hari pukul 12.00, sedangkan malamnya pukul 19.00 sudah akan dipakai lagi, berarti setidaknya pukul 15.00, dekorasi pestamu sudah harus dibersihkan, baik acara sudah selesai atau belum.
Nah, sudah ada banyak pertimbangan plus dan minusnya menikah di rumah atau mengadakan resepsi di gedung. Kamu pilih yang mana? Pastinya sesuaikan dengan bujet yang sudah kamu buat dan juga kemampuan finansialmu ya.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.