Pentingnya Keterampilan Mengelola Keuangan untuk Para Lajang
Sebagai lajang, kita rentan banget dengan yang namanya godaan. Enggak, nggak salah kok! Namanya juga darah muda. *autonyanyi* Tapi karena itulah, jadi sangat penting bagi kita untuk punya keterampilan mengelola keuangan.
Jadi lajang, seakan nggak punya tanggungan. Pada faktanya, banyak di antara lajang yang belum juga punya tujuan keuangan yang jelas. Merasa masih jauh dari pensiun, merasa sehat walafiat, merasa masih penuh energi, dan things are going well.
Tapi, siapa yang bisa menjamin, kalau things are going well terus?
Jangankan hidup, cuaca saja pagi cerah, siang sedikit sudah bisa mendung dan hujan besar kan? Kalau mau contoh yang paling nyata ya, pandemi dan resesi ekonomi yang sedang kita jalani saat ini. Siapa yang mengira, hal seperti ini harus kita jalani di sepanjang tahun 2020?
Jangan terlena dengan ‘status lajang’. Memang sih bebas merdeka, tapi ada baiknya kamu mulai pikirkan juga masa depanmu. Enggak selamanya things are going well kan?
Berikut beberapa alasan mengapa kamu, justru karena masih lajang, harus punya keterampilan mengelola keuangan.
1. Agar dapat hidup sesuai kemampuan
Adalah penting bagi kita untuk sadar seberapa kita punya kemampuan finansial. Tanpa memahaminya, kita bisa terjebak dalam gaya hidup berlebihan, melebihi kemampuan yang akibatnya bisa fatal bagi kehidupan kita kelak.
Dengan memiliki keterampilan mengelola keuangan, kita jadi kenal prioritas, serta tahu mana kebutuhan yang harus diprioritaskan dan mana yang bisa ditangguhkan demi bisa memenuhi hal lain yang lebih besar.
2. Terhindar dari masalah keuangan di kemudian hari
Jika kita punya keterampilan mengelola keuangan dengan baik, di kemudian hari, kita bisa menghindarkan diri sendiri dari masalah keuangan yang mungkin timbul.
Salah satunya, yang terbesar, adalah utang. Justru, jika kita bisa mengelola keuangan dengan baik, utang bisa jadi bukan masalah, melainkan jadi alat untuk menumbuhkan aset. Kok bisa? Iya, bisa, tapi ya keterampilan kita dalam mengelola uang memang harus mumpuni.
3. Memberi perlindungan pada diri sendiri
Dari waktu ke waktu, kita memang akan selalu dihadapkan pada masalah keuangan. Selain kita manfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup, uang juga menjadi alat perlindungan.
Kok gitu? Iya, misalnya saja, ketika kita sakit. Butuh berobat ke dokter, atau bahkan dirawat inap di rumah sakit. Tanpa uang, kita tidak bisa melakukannya, bukan? Tambahan lagi, sakit itu mahal. Tetapi, dengan pengelolaan keuangan yang baik–dengan cara membeli asuransi–biaya berobat dan rumah sakit jadi lebih ringan. Dengan mengelola keuangan, kita jadi punya perlindungan terhadap risiko yang lebih besar.
4. Memberi rasa aman
Ketika kita tahu bahwa keuangan kita sehat, uang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sampai tiba gajian lagi, plus tahu bahwa kita punya perlindungan terhadap jiwa dan kesehatan yang memadai, maka kita pun akan merasa aman dan tenang beraktivitas.
Rasa aman ini penting loh! Tanpa rasa aman, kamu bakalan susah fokus, dan akhirnya bisa memengaruhi kinerjamu di kantor dan di setiap aktivitasmu sehari-hari. Mau mengeluarkan uang untuk apa pun juga dengan tenang, karena sudah dalam rencana dan anggaran, dan sudah pasti cukup. Nggak pernah merasakan tanggal tua-tanggal muda, dan nggak perlu terpaksa harus makan mi instan di akhir bulan. Ya, maksudnya kalau mau makan mi instan ya makan saja sih, nggak perlu nunggu tanggal tua. #ehgimana
5. Memungkinkan kita untuk punya tabungan demi masa depan
Kamu pasti menginginkan yang terbaik untuk dirimu sendiri di masa depan, yang harus mulai direncanakan sejak sekarang. Tanpa keterampilan mengelola uang yang baik, rasanya sulit untuk menabung apalagi investasi.
Alhasil, boro-boro mikirin masa depan, buat yang sekarang saja ngos-ngosan.
So, buat kamu para lajang yang pengin menambah keterampilan mengelola keuangan, bisa banget join di online course QM Financial di Udemy ya. Sudah tersedia paket Journey for Singles yang pasti cocok untukmu. Di dalamnya ada topik yang membahas mengenai Dana Darurat, Dana Menikah, sampai Dana Liburan, termasuk bagaimana caranya agar tetap bisa berinvestasi di masa sulit.
Enaknya belajar di Udemy, kamu enggak terikat oleh waktu. Kamu bisa mempelajari semua materi kapan pun, karena aksesnya lifetime untuk sekali pembayaran saja.
Asyik kan?
Yuk, belajar bareng di Udemy. Tim QM Financial tunggu di sana ya!
Blueprint of Your Money dan 5 Elemen Paling Prinsip yang Ada di Dalamnya
Blueprint of Your Money merupakan konsep asli dalam perencanaan keuangan pribadi yang ditemukan dan dirumuskan oleh Ligwina Hananto, lead trainer QM Financial. Diibaratkan sebagai rumah, prinsip inilah yang menjadi basic-nya basic ilmu mengelola keuangan yang akan kita pakai seumur hidup, untuk berbagai tujuan.
So, adalah penting buat kamu untuk memahami dulu konsep Blueprint of Your Money ini, sebelum melangkah ke step selanjutnya dalam pengelolaan keuangan pribadi. Karena, tanpa memahami basic-nya basic ilmu, kamu akan lebih sulit untuk merencanakan keuanganmu sendiri. Bisa jadi, kamu hanya tahu tetapi kurang paham secara mendalam, mengapa kita perlu punya perencanaan keuangan yang menyeluruh. Bahkan, mungkin kamu juga tak memandang pentingnya tujuan keuangan, dan segala macam pernak-pernik yang perlu kita pikirkan sampai mendetail untuk bisa mencapainya.
Padahal, tanpa punya tujuan keuangan sama saja enggak punya tujuan hidup. Karena, kita enggak bisa memungkiri, bahwa uang kita perlukan untuk bisa survive dan bernapas. Uang bukan segalanya, tetapi segalanya butuh uang.
Nah, lalu mulai dari mana agar bisa paham mengenai prinsip Blueprint of Your Money ini? Sebenarnya, prinsip ini cukup sederhana kok, enggak aneh-aneh dan nggak rumit sama sekali. Kamu hanya perlu memperhatikan dan memahami cara main 5 elemen ini saja.
5 Elemen Terpenting dalam Blueprint of Your Money
1. Financial Check Up
Financial check up merupakan fondasi dari Blueprint of Your Money dan menjadi modal untuk membuat perencanaan keuangan hingga jauh ke depan. Mengapa? Karena dengan melakukan financial check up–seperti halnya melakukan medical check up–kita jadi tahu seperti apa kondisi kesehatan keuangan kita.
Kalau sehat, maka kita bisa melanjutkan dengan membuat rencana keuangan hingga tujuan jangka panjang. Tetapi kalau belum sehat, ya kita “obati” dulu penyakitnya.
Ada 3 rasio dasar keuangan yang harus dicek dalam financial check up ini, yaitu:
- Rasio cicilan utang, yaitu maksimal 30% dari penghasilan rutin bulanan, yang berlaku untuk semua cicilan utang yang kamu miliki.
- Rasio menabung atau investasi, yaitu rasio kemampuanmu untuk bisa menyisihkan uang dari penghasilan setiap bulan ke rekening tabungan atau investasi, yang besarnya minimal 10% dari penghasilanmu.
- Rasio likuiditas, yaitu rasio jumlah aset lancar yang kamu miliki terhadap jumlah pengeluaran bulanan, yang besarnya setidaknya 3 – 6 kali pengeluaran rutin.
Nah, lakukan pencatatan terhadap ketiga rasio ini agar kamu tahu, sebenarnya saat ini keuangan kamu sudah sehat atau belum.
2. Financial Plan
Selanjutnya, jika keuangan sudah cukup sehat, kamu bisa merumuskan financial plan, alias rencana keuanganmu. Ibarat rumah, financial plan dalam Blueprint of Your Money ini adalah lantai satu, di mana terdapat ruang-ruang inti yang paling dibutuhkan. Mulai dari ruang tamu, dapur, dan sebagainya.
Setiap rencana harus punya judul, nilai, dan jangka waktu.
Apa tujuan keuangan yang pengin kamu capai? Dana darurat, dana menikah, dana pendidikan, dana pensiun, atau ada yang lain? Inilah yang akan menjadi judul rencana keuanganmu. Banyak ya? Ya, bagus, itu berarti banyak juga impian yang ingin (dan pasti bisa) kamu raih.
Selanjutnya, tentukan nilai masing-masing tujuan keuangan. Butuh berapa dana daruratnya? Butuh berapa banyak untuk dana pensiun? Baru kemudian, kamu tentukan jangka waktunya, 3 tahun, 5 tahun, sampai 20 tahun.
3. Proteksi
Ibaratnya, kamu sudah punya fondasi dan lantai satu, selanjutnya kamu butuh atap untuk melindungi asetmu dari hujan dan panas.
Dalam keuangan, “atap” yang akan melindungimu berupa asuransi. Proteksi ini akan melindungimu dari berbagai risiko keuangan yang berpotensi menjadi masalah ke depannya.
Ada berbagai asuransi yang bisa kamu beli, tetapi tentunya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan.
4. Status harta dan utang, akses dana darurat, zakat, serta waris
Hal-hal ini yang akan menjadi pilar dari “rumah” keuangan yang kamu miliki, biar asetnya juga nggak ambyar ke mana-mana.
Terutama bagi Muslim, status harta dan utang sangat penting untuk diketahui, karena akan berkaitan dengan waris. Zakat juga menjadi kewajiban bagi umat Muslim.
Sedangkan, akses dana darurat akan menjadi sangat penting. Yang sering terjadi adalah ketika si pengatur keuangan dalam rumah mengalami sakit atau kesulitan, anggota keluarga yang di rumah lainnya malah enggak bisa mengakses dana darurat ini.
5. Aset aktif
Sudah punya fondasi, lantai satu dengan ruangan-ruangan inti, juga ada pilar dan atap, sekarang kamu bisa mulai memikirkan lantai kedua dari “rumah keuangan”-mu.
Di lantai dua ini, ada berbagai aset aktif yang perlu untuk kamu miliki, yang bisa berupa bisnis, properti, dan surat berharga.
Nah, jika kamu ingin lebih mendalami mengenai Blueprint of Your Money, ayo, segera cek jadwal kelas finansial online QM Financial! Kelas Blueprint of Your Money merupakan kelas-sangat-wajib yang harus kamu ikuti sebelum ikut kelas-kelas keuangan yang lain, sehingga selalu akan ada jadwalnya di setiap bulan, dan langsung diampu oleh lead trainer Ligwina Hananto.
Segera cek jadwalnya, dan daftarkan dirimu ya.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Begini Cara Karyawan Merumuskan Tujuan Keuangan Jangka Pendek di Tahun 2020
Sebagai karyawan, tentulah kita memiliki gaji yang diterima secara rutin. Besar kecil, itu adalah masalah nominal. Mau berapa pun, kalau kita tak bisa mengelolanya dengan baik, kebutuhan sekecil apa pun ya akan sulit untuk dipenuhi. Yah, apalagi ini tahun 2020, ya kan? Tahun yang memprihatinkan buat sebagian besar dari kita. Karenanya, untuk berbagai tujuan keuangan yang kita miliki, kita harus punya rencana yang komprehensif agar dapat mencapai tujuan tersebut dengan baik.
Nah, kamu pasti sudah tahu juga, bahwa tujuan keuangan kita itu terbagi dalam 3 kelompok besar berdasarkan jangka waktunya, yaitu tujuan keuangan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Tujuan jangka pendek adalah cita-cita atau semua keinginan yang pengin kamu capai dalam waktu kurang dari 5 tahun. Kalau sesingkat itu, berarti perlukah kamu membuat rencana keuangannya?
Ya perlu sekali, karena–kembali lagi–bahwa gaji kita memang terbatas, meski nominalnya mungkin besar. Tujuan jangka pendek juga butuh biaya kan? Tetapi kebutuhan akan selalu besar, karenanya kita perlu membuat rencana keuangan jangka pendek juga, sama seperti kita membuat rencana keuangan jangka panjang. Tanpa rencana yang realistis dan komprehensif, tujuan jangka pendek juga bisa membuat kondisi keuangan jadi nggak stabil loh!
Misalnya nih, laptop kesayangan sudah mulai menampakkan tanda-tanda kerewelan. Ya maklum, sudah 4 tahun dipakai nonstop setiap hari, 7 hari dalam seminggu. Kayaknya bisa sih diservis dulu, tapi ya butuh dana juga. Nah, kalau kayak gini, kita bisa nih atur. Servis misalnya pakai dana darurat, lalu segera buat rencana untuk membeli laptop baru. Seenggaknya satu tahun lagi bisa punya laptop baru. Dengan begini, kondisi keuangan tetap stabil, kebutuhan yang penting lainnya tetap terpenuhi, kamu pun punya planning untuk membeli laptop baru, nggak perlu pakai utang.
Cara yang Bisa Dilakukan Karyawan untuk Merumuskan Rencana dan Tujuan Keuangan Jangka Pendek
1. Tentukan tujuan
Yes, selalu kembali ke #TujuanLoApa, baik saat kita menentukan rencana jangka panjang maupun pendek.
Jadi, apa nih yang kamu inginkan dalam jangka waktu maksimal satu tahun ke depan? Banyak ya? Kalau begitu, susunlah secara prioritas. Mungkin dibagi dalam 3 bulan, 6 bulan, 1 hingga 5 tahun. Ganti laptop, ganti smartphone, beli air fryer, robot pengepel, … apa lagi? Mana nih yang paling urgent. Jangan jawab urgent semua ya, karena pasti ada yang harus lebih diprioritaskan ketimbang yang lain.
Semuanya adalah pilihan, dan kamu sendirilah yang harus memutuskan.
Dengan tujuan yang jelas, kamu bisa menentukan kebutuhan dana dengan tepat pula. Dengan demikian, kamu bisa memperkirakan, kamu harus saving berapa setiap bulannya hingga kemudian bisa mencapai jumlah yang ditargetkan.
2. Financial check up
Berapa modal yang kamu punya sekarang? Seberapa besar kemampuanmu untuk menyisihkan sebagian gaji agar dapat mencapai target tujuan keuangan jangka pendekmu? Apakah arus kas kamu saat ini sudah baik, dan memungkinkan untuk “ditambah” beban lagi? Sudah berapa rasio utangmu saat ini?
Yuk, lakukan financial check up!
Dengan melakukan financial check up, kamu akan tahu dengan pasti seberapa mampu kamu bisa mencapai tujuanmu. Ingat, jangan memaksakan diri. Kalau memang belum mampu, coba cari alternatif lain yang lebih terjangkau. Menurunkan spesifikasi laptop incaran, misalnya.
3. Tentukan “kendaraan”-nya
Sekarang, tentukan dengan “kendaraan” apa kamu bisa mencapai tujuan keuangan yang sudah kamu tentukan di atas.
Buatlah rekening khusus untuk menampung dana yang kamu simpan untuk tujuan keuangan jangka pendek ini. Kamu bisa memilih di tabungan biasa, tabungan berjangka, deposito (pilihlah yang bertenor pendek), atau di Reksa Dana Pasar Uang. Tabungan biasa dan Reksa Dana Pasar Uang cukup likuid sehingga dengan mudah kamu ambil kapan saja. Tabungan berjangka dan deposito bisa membantu menjauhkan dari “tangan usil” yang selalu pengin banget pakai uang buat ini itu yang bukan jadi tujuan utama.
Sesuaikan dengan kebutuhanmu dan juga profil dirimu sendiri ya.
4. Komitmen dan konsisten
Sebagai karyawan, kita seharusnya sudah terbiasa dengan komitmen. Ya kan? Jadi, agar bisa mewujudkan tujuan kita memang perlu punya komitmen dan konsisten terhadap rencana yang sudah disusun.
Percuma juga rencana sudah detail dan rapi, eh kitanya malah nggak disiplin melakukannya. Jadi niatkan yang besar dulu deh, sebelum mulai ya.
5. Hemat pengeluaran
Sudah punya planning untuk menyisihkan dana demi tujuan keuangan jangka pendek, maka mesti juga di-support dengan gaya hidup hemat. Rasanya sulit juga tuh, kita bisa konsisten menabung demi tujuan keuangan kalau kita sendiri punya gaya hidup yang berlebihan. Ya enggak?
Nah, saat pandemi begini memang kita mesti lebih bijak lagi atur keuangan terutama mengelola gaji kita. Ingat, di luar sana ada banyak orang harus kehilangan pekerjaan. Maka dari itu, kita yang saat ini masih dikasih kesempatan untuk tetap bisa bekerja, harus bisa bersyukur dan mewujudkan rasa syukur itu dalam bentuk mengelola keuangan yang lebih baik.
Yuk, usulkan pada perusahaan tempat kamu bekerja untuk mengadakan training keuangan.
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
3 Tujuan Keuangan Terbesar yang Harus Segera Dimiliki oleh First Jobbers
Sebagai karyawan di entry level, barangkali para first jobber saat ini belum memiliki gaji yang sebesar mereka yang sudah lama menjalani karier. Namun, bisa dibilang di sinilah saat-saat krusial untuk segera mendapatkan keterampilan mengelola keuangan pribadi, dan segera merumuskan tujuan keuangan.
Karenanya, financial training pada level ini sangat diperlukan.
Entry level akan membentuk budaya dan etos kerja seseorang yang baru saja bekerja–yang disebut dengan first jobber ini–hingga ke masa yang akan datang.
Lalu, harus mulai dari mana? Dorong para first jobbers untuk membangun financial habit yang baik, dan membuat tujuan keuangan.
3 Tujuan Keuangan yang Seharusnya Dimiliki oleh Para First Jobber
1. Dana Darurat
Yes, inilah tujuan keuangan pertama yang seharusnya menjadi prioritas first jobbers.
Dana darurat adalah jaring pengaman saat sedang dalam kondisi darurat. Misalnya, seperti ketika kita mulai masuk ke masa pandemi. Tanpa dana darurat yang kuat, rasanya cukup susah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, sementara gaji dikurangi karena WFH, proyek-proyek berhenti, bonus juga tertunda.
Tak ada yang pernah mengira kalau tahun 2020 akan seperti ini, bukan? Ini tak terencana, dan akibatnya bisa menimbulkan risiko kerugian finansial untuk hidup kita.
Di saat-saat seperti inilah dana darurat akan berperan. Tidak ada yang bisa menjamin hidup juga akan baik-baik saja ke depannya. So, persiapkan jika hari hujan dengan sedia payung yang cukup–berupa dana darurat.
2.Dana pensiun
Yes, walaupun karyawan baru mulai bekerja, saat ini mereka pun seharusnya sudah memiliki rencana untuk membangun dana pensiun. Inilah tujuan keuangan kedua yang harus diprioritaskan.
Karena, pensiun itu sudah pasti akan datang, akan membawa dampak finansial (karena kita sudah tak bisa bekerja lagi saat itu), dan butuh persiapan yang sangat panjang.
Dana pensiun akan menjadi bekal biaya hidup menjalani masa pensiun yang mandiri dan sejahtera. Ya, masa mau menggantungkan hidup pada anak cucu? Enggak dong ya, mereka sudah punya hidup mereka masing-masing. Kita harus tetap survive sebagai pensiunan mandiri.
Nah, mulailah membuat rencana untuk menyiapkan pensiun sejak dini, karena waktu adalah teman terbaik untuk rencana jangka panjang seperti ini.
3.Rumah pertama
Apalah artinya sudah punya penghasilan sendiri, jika kamu nggak juga punya aset properti atas nama sendiri. Tsah. Karena rumah adalah simbol kemandirian.
Ya, rumah pertama di sini berarti properti. Tentu saja, bentuknya enggak harus berupa rumah petak. Kamu juga bisa mempertimbangkan untuk membeli apartemen. Setiap orang punya kebutuhan masing-masing, yang harus diakomodasi sebaik-baiknya, bukan?
Dana untuk properti pertama ini juga butuh nominal yang besar.
Kebanyakan angkatan pekerja zaman sekarang (millenials dan generasi Z) merasa ciut nyali kalau menyangkut pembelian properti. Mengapa? Karena dengan harga yang melangit setiap tahunnya, dengan gaji yang “hanya” naik sesuai inflasi, cita-cita punya rumah itu seperti terlalu tinggi untuk dijangkau.
Tanpa perencanaan yang komprehensif, memang akan mustahil. Tapi, dengan keterampilan mengelola keuangan yang cukup, dengan gaji berapa pun, tujuan keuangan paling besar juga bisa dicapai.
Caranya gimana? Nah, ya butuh financial training.
Nah, selain 3 tujuan keuangan terbesar di atas, tentu karyawan harus punya planning untuk menikmati hasil jerih payahnya. Mengapa harus ada perencanaan? Karena kebutuhan karyawan ke depannya akan semakin banyak dan berkembang seiring waktu mereka bekerja. Tanpa perencanaan, rasanya sulit banget bisa memenuhi segala kebutuhan mendesak, yang semuanya butuh uang itu.
Mau liburan ke Korea atau ke Eropa? Mau gadget tercanggih? Pengin berangkatkan umrah orang tua, jika sudah memungkinkan? Semua itu adalah pemanfaatan gaji yang memang sudah seharusnya. Memangnya bisa, merencanakan liburan ke Eropa sekaligus pengin punya rumah sendiri? Bisa dong, asalkan ada perencanaan keuangan pribadi yang komprehensif.
Lalu yang terakhir, jangan lupa lengkapi dengan proteksi, yaitu berupa asuransi.
Bisa? Bisa!
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Berbagai Risiko Keuangan dan Bagaimana Cara Kita Menghadapinya
Pandemi COVID-19 masih belum menampakkan hilal kapan akan berakhir. Bisa dibilang, ini adalah salah satu kondisi di mana risiko keuangan muncul dalam hidup.
Risiko, kalau menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan”. So, kalau risiko keuangan berarti adalah segala hal yang dapat menimbulkan kerugian secara keuangan.
Pada dasarnya, kita hidup selalu dibayangi risiko, dalam bentuk apa pun. Maka, sebagai makhluk yang adaptif, kita pun berusaha menyiapkan diri dengan segala cara agar meminimalkan munculnya risiko. Salah satu bentuk risiko yang bisa dan harus kita antisipasi adalah risiko keuangan ini.
Manajemen risiko keuangan yang baik merupakan salah satu komponen penting dalam perencanaan keuangan yang komprehensif. Risiko adalah salah satu hal atau elemen yang wajib ada dan dipertimbangkan dengan saksama saat kita membuat perencanaan keuangan.
Istilahnya, kita berharap yang terbaik (yaitu tujuan keuangan tercapai) tetapi juga siap untuk hal terburuk yang terjadi (dalam bentuk risiko keuangan).
Risiko tidak bisa dihindari atau dihilangkan, tetapi kita bisa meminimalkan efeknya dengan beberapa langkah antisipatif. Ibaratnya, kalau kena pukulan, ya nggak lebam-lebam amat karena ada samsak di depan kita. Samsak inilah yang berfungsi sebagai jaring penyelamat. Tinggal seberapa bagus samsak yang bisa kita siapkan. Betul? Semakin bagus, pastinya efek pukulan ya semakin tak terasa.
Apa Saja Risiko Keuangan yang Biasa Terjadi dalam Hidup?
Banyak hal yang bisa terjadi dalam hidup, ada yang berefek baik ada yang tidak baik. Ada yang menimbulkan risiko terhadap fisik, mental, dan sebagainya, ada juga yang berefek secara keuangan.
Beberapa hal yang bisa menimbulkan efek kerugian secara keuangan antara lain:
- Bencana alam, misalnya saja banjir. Kita mendapatkan risiko finansial ketika rumah kita kebanjiran. Banyak barang rusak sehingga harus diperbaiki atau diganti, dan sebagainya.
- Penyakit. Risiko finansialnya adalah ongkos untuk membayar rumah sakit, obat, dan seterusnya.
- Tindakan kriminal, misalnya pencurian atau perampokan yang mengakibatkan hilangnya aset, dalam bentuk apa pun.
- Hilangnya mata pencaharian, misalnya PHK, atau kematian orang yang menjadi tempat kita menggantungkan hidup
Ada orang yang risiko keuangannya lebih tinggi daripada yang lain, ada pula yang relatif lebih kecil. Nggak akan ada yang sama, karena memang sangat tergantung pada hidup yang dijalani masing-masing. Buat A, ada hal yang tidak dipandang sebagai risiko, padahal bagi B, hal yang sama bisa dianggap risiko yang paling berat.
Misalnya saja, soal keluarga. Buat keluarga A dengan suami istri yang bekerja, maka risiko keuangan akibat hilangnya mata pencaharian akan relatif lebih ringan ketimbang keluarga B yang hanya suami saja yang bekerja. Tapi bukan berarti juga keluarga B salah dalam pengelolaan manajemen risiko, karena mungkin ada satu dua hal lain yang menjadi pertimbangan penting.
Yes, karena memang tidak pernah ada pengelolaan keuangan yang selalu salah dan selalu benar, because personal finance is very personal.
Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk meminimalkan efek risiko keuangan dalam hidup kita ini?
Banyak, di antaranya–yang paling penting–adalah sebagai berikut:
1.Dana darurat
Dana darurat adalah jaring penyelamat pertama dan paling penting dalam manajemen risiko keuangan pribadi kita.
Untuk pengelolaan dana darurat, kamu bisa membaca artikel-artikel yang membahas detail mengenai dana darurat di web ini. Ada mulai dari peran dana darurat di saat darurat, bagaimana pertimbangan mempergunakannya, hingga strategi untuk mengembalikan dana darurat.
2.Diversifikasi instrumen investasi
Berbicara soal risiko keuangan tentu tak lepas dari membahas risiko investasi.
Mengapa? Karena investasi memang seharusnya ada dalam rencana keuangan kita, sebagai cara untuk mewujudkan tujuan keuangan. Dan, investasi selalu tentang manajemen risiko dan imbal hasil. Di mana kita mengharapkan imbal hasil, di situ pula kita harus menghadapi risiko.
Salah satu cara untuk meminimalkan risiko investasi adalah dengan melakukan diversifikasi instrumen investasi. Langkah awalnya adalah dengan mengenali produk-produk investasi itu dulu, baru kemudian merencanakan dan merealisasikan sesuai rencana dan manajemen risiko yang sudah dibuat.
3.Asuransi
Hal ketika yang bisa kita lakukan untuk meminimalkan efek risiko keuangan adalah dengan memiliki perlindungan terhadap aset, baik itu aset bergerak maupun tidak bergerak. Bahkan, diri sendiri pun merupakan aset yang harus dilindungi, ketika kita membicarakan risiko keuangan ini. Sudah dijelaskan kan, bahwa hilangnya mata pencaharian merupakan salah satu risiko keuangan terbesar yang mesti siap dihadapi.
Jadi, berikanlah perlindungan terhadap risiko keuangan yang bisa terjadi pada diri sendiri dengan asuransi jiwa dan asuransi kesehatan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Mau Jadi Perencana Keuangan untuk Diri Sendiri? 7 Hal Ini Harus Dipelajari Dulu!
Seorang perencana keuangan dibutuhkan ketika kita merasa kesulitan mengatasi permasalahan keuangan yang terjadi, atau ketika kita merasa kewalahan mengelola keuangan pribadi kita. Mereka akan membantu menawarkan berbagai macam solusi, agar kemudian kita bisa sukses meraih tujuan-tujuan finansial kita.
Pernahkah kamu mempertimbangkan untuk menjadi perencana keuangan untuk dirimu sendiri?
Hmmm, sounds interesting ya? Iyaps, karena dengan menjadi perencana keuangan bagi diri sendiri (dan keluarga), kita bisa membuat berbagai keputusan keuangan sendiri. Semua bisa dipertimbangkan menurut kebutuhan dan keinginan kita sendiri. Kita juga bisa bertanggung jawab atas keputusan-keputusan itu terhadap diri sendiri. Rasanya, bebas banget mau menentukan, pengelolaan seperti apa yang kita inginkan dan bisa mengoptimalkannya sesuai kemampuan dan kebutuhan kita.
Yes banget kan? Nah, mari kita lihat beberapa hal yang perlu kamu pelajari jika kamu ingin menjadi perencana keuangan untuk dirimu sendiri.
7 Hal untuk Menjadi Perencana Keuangan Bagi Diri Sendiri
1. Membuat catatan atau laporan keuangan
Nah, kamu pasti sudah tahu, apa pentingnya membuat laporan arus kas keuangan pribadi ini kan?
Yes, catatan atau laporan keuangan yang detail dan rapi dapat membantumu untuk mencermati jika ada hal-hal yang perlu diperbaiki dalam keuangan, bisa mencari solusinya, dan dengan catatan pengeluaran, kamu juga bisa mengendalikan belanja sehingga kamu bisa lebih banyak menabung demi tujuan finansialmu.
2. Membuat anggaran
Anggaran belanja ini sepenting catatan pengeluaran. Buku catatan keuanganmu belumlah lengkap tanpa adanya anggaran belanja.
Untuk bisa menjadi perencana keuangan untuk diri sendiri–dan kemudian membuat rencana keuangan yang komprehensif–kamu harus bisa membuat anggaran untuk berbagai macam keperluan.
Ingat, kebutuhan akan selalu lebih banyak daripada sumber daya yang kita miliki. Tanpa anggaran, kita bisa salah prioritas, sehingga bisa jadi kita malah terlalu banyak membelanjakan uang ke hal-hal yang kurang penting.
3. Merumuskan tujuan keuangan
Tak semua orang tahu apa yang mereka inginkan. Banyak loh, yang hanya sekadar menjalani hidup, tanpa ada intensi untuk meningkatkan kualitasnya, karena menjadikan penghasilan yang pas-pasan sebagai alasan.
Padahal, dengan pengelolaan keuangan yang baik, gaji atau penghasilan seberapa besar pun tak akan menjadi masalah. Ini bisa diatasi jika kamu mau menjadi perencana keuangan untuk dirimu sendiri.
Salah satunya, kita harus memiliki tujuan keuangan yang disusun berdasarkan prioritas. Ini butuh keterampilan khusus, karena yah, sekali lagi, keinginan dan kebutuhan akan selalu lebih banyak daripada sumber daya. Jadi, kita mesti pintar-pintar mengatur sumber daya itu agar semua kebutuhan bisa terpenuhi.
4. Memilih instrumen investasi yang tepat
Untuk merealisasikan tujuan keuangan yang sudah kamu susun, kamu perlu bantuan beberapa instrumen investasi yang tepat. Hal ini harus kamu pelajari betul jika ingin menjadi perencana keuangan bagi diri sendiri.
Jangan mikir yang ribet dulu. Belajar investasi itu layaknya sekolah. Kamu enggak bisa tahu-tahu duduk di bangku SMA, tapi harus menjalani pendidikan di playgroup dulu, kemudian TK, SD, SMP, dan kemudian baru SMA dan melanjutkan ke perguruan tinggi. Yes, bertahap.
Jadi, belajar investasi itu seharusnya bisa dilakukan oleh semua orang, apalagi buat mereka yang sudah punya niat kuat untuk menjadi perencana keuangan untuk diri sendiri dan keluarga. Pasti akan terasa lebih mudah ketika kamu belajar one step at a time. Yang penting, kenalan dulu!
5. Bijak kelola utang
Utang bisa jadi penghambat besar untukmu, jika kamu tidak bisa mengelola keuangan dengan baik. Padahal, di sisi lain, utang juga dibutuhkan agar kita bisa meraih hal-hal di luar jangkauan yang dapat meningkatkan kualitas hidup kita di depan.
Karenanya, kalau mau menjadi perencana keuangan bagi diri sendiri, bisa bijak mengelola utang adalah satu skill yang mutlak untuk dimiliki.
6. Mengenal berbagai jenis proteksi
Tanpa proteksi, rencana keuangan bisa hanya tinggal rencana. Tujuan keuangan bisa gagal dicapai. Karenanya, proteksi ini mutlak dimiliki, seperti yang sudah dijelaskan dalam Blueprint of Your Money.
Ada 2 jenis proteksi yang wajib kamu miliki sebagai jaring pengaman rencana keuanganmu: asuransi kesehatan dan asuransi jiwa. Bagaimana cara memilih asuransi yang paling cocok, dan bagaimana perhitungannya? Kamu bisa mempelajarinya dengan mudah kok.
7. Memotivasi diri sendiri
Menjadi perencana keuangan untuk diri sendiri pastinya bukan proses yang mudah, tetapi juga enggak sesulit yang dibayangkan. Setidaknya, kamu enggak perlu sertifikat-sertifikat tertentu untuk menjadi seorang perencana keuangan untuk diri sendiri, karena kamu “hanya” perlu bertanggung jawab pada dirimu sendiri, terhadap keputusan-keputusanmu sendiri.
Tentunya, kamu mau yang terbaik dong untuk dirimu sendiri?
Karena itu, kamu perlu belajar untuk memotivasi diri sendiri untuk terus belajar mengelola keuangan. Tanpa motivasi, rasanya mustahil untuk bisa konsisten, ya kan? Padahal konsistensi sangat diperlukan, terutama untuk mewujudkan rencana jangka panjang.
Nah, tertarik untuk menjadi perencana keuangan untuk diri sendiri dan juga untuk keluarga?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Kenapa Membuat Laporan Arus Kas Pribadi Itu Penting? Ini 5 Alasannya!
Pengin mencapai kebebasan finansial? Pengin mewujudkan keinginan-keinginan dan cita-cita di masa depan? Pengin memperbaiki kualitas hidup? Semua itu ternyata bisa dicapai “hanya” dengan membuat laporan arus kas pribadi loh!
Iya, beneran, karena untuk semua yang kamu inginkan untuk hidupmu itu, kamu harus membuat suatu rencana keuangan yang komprehensif. Sedangkan untuk membuat rencana keuangan yang menyeluruh seperti ini, kamu perlu mengetahui bagaimana kondisi pemasukan dan pengeluaranmu.
Nah, kebayang kan korelasinya?
Posisi arus kas keuangan pribadi kamu memang menjadi fondasi bagi semua rencana dan cita-cita hidup kamu, bahkan sampai jauh ke depan nanti.
Mari kita lihat 5 alasan pentingnya membuat laporan arus kas pribadi ini, agar kamu yang sampai sekarang belum pernah melakukannya bisa termotivasi untuk mengelola keuangan dengan lebih baik dan bisa mulai dari sini.
5 Alasan Pentingnya Membuat Laporan Arus Kas Pribadi
1. Tahu posisi keuangan
Ini yang paling penting. Tanpa membuat laporan arus kas pribadi, mana bisa kita tahu dengan persis bagaimana posisi keuangan kita: sehat atau enggak?
Apa sih tanda keuangan sehat? Nah, ini kamu bisa baca lengkap di artikel sebelumya, yang sudah ditautkan ya.
Kita akan bisa menilai, apakah posisi keuangan kita sudah baik atau belum, dari mencermati laporan arus kas pribadi ini, karena di sini ada perhitungan penghasilan dan anggaran pengeluaran secara detail, termasuk juga ada catatan aset dan kewajiban–kalau kamu sudah bisa membuat laporan arus kas secara lengkap.
Dengan tahu posisi keuangan kita dengan pasti, maka selanjutnya akan lebih mudah bagi kita untuk menyusun rencana keuangan dengan baik hingga jangka panjang.
2. Bantu sesuaikan atau kendalikan pengeluaran
Dengan laporan arus kas pribadi ini, kamu akan tahu bagaimana satu jenis pengeluaran saja berdampak pada posisi keuangan secara keseluruhan. Bahkan, dengan catatan ini, kamu akan bisa memperhitungkan dengan baik jika hendak menambah pos pengeluaran; memang perlu banget, ataukah bisa ditunda. Atau, malah kemudian kamu memutuskan untuk membatalkannya, karena di catatan kamu belum capable untuk melakukannya.
Catatan arus kas akan dapat membantu kita menyortir, mana kebutuhan yang sangat urgent sehingga perlu diprioritaskan, dan mana yang kurang urgent. Dengan demikian, keuangan akan dapat terkendali secara keseluruhan, karena kita tahu, mana yang harus disesuaikan dan mana yang bisa dilakukan.
3. Tahu kapasitas diri sendiri
Adalah wajar, ketika manusia punya banyak kebutuhan dan keinginan, tetapi punya sumber daya yang terbatas. Dengan membuat laporan arus kas pribadi, kita tahu kemampuan finansial kita sampai seberapa.
Keterbatasan kita ini kemudian bisa dimanfaatkan untuk membuat perencanaan keuangan yang strategis, sehingga meski dengan sumber daya terbatas, semua cita-cita tetap bisa terwujud,
Sepertinya mustahil sih, kita bisa melakukannya jika tidak ada laporan arus kas pribadi.
4. Bantu siapkan tujuan
Catatan pemasukan dan anggaran setiap bulan akan membantu kita untuk mengetahui apa yang perlu disiapkan untuk merealisasikan rencana demi tercapainya tujuan keuangan.
Kalau perlu, demi bisa mencapai tujuan lebih cepat, kita pun memotong anggaran di pos-pos pengeluaran tertentu. Kita bisa menentukan, pengeluaran mana yang harus dihemat dari mencermati laporan arus kas keuangan pribadi bulanan ini.
Tanpa laporan, akan sulit menentukan, pengeluaran sebelah mana yang bisa disesuaikan. Iya nggak sih?
5. Kelola lebih baik untuk kesehatan keuangan yang lebih baik
Dengan membuat laporan arus kas pribadi yang rapi dan baik akan membantu kita untuk melihat kondisi keuangan kita secara keseluruhan, dan mereview-nya sewaktu-waktu. Kita bisa tahu, apakah rasio menabung kita sudah ideal, apakah rasio pengeluaran kita masih dalam batas wajar, apakah utang kita tidak berlebihan, sampai kita juga bisa tahu, rasio likuiditas keuangan kita.
Hal-hal seperti ini penting banget lo, kita ketahui kalau pengin bisa membuat rencana keuangan kita sendiri hingga jangka panjang. Jika ada pengeluaran atau anggaran yang tak wajar, kita juga bisa dengan cepat aware, sehingga bisa melakukan sesuatu untuk antisipasi.
Ya, pendeknya, membuat laporan arus kas pribadi itu penting banget buat kita.
Lalu, apakah kamu sudah tahu cara membuat laporan arus kas pribadi ini? Gampang kok. Kamu bisa belajar di kelas online QM Financial! Akan ada worksheet dalam bentuk .xls yang bisa kamu pakai untuk laporan arus kas pribadi kamu, sekaligus kamu bisa belajar mengisinya juga.
Mau? Yuk, segera daftarkan dirimu ya!
Quarter Life Crisis dan Finansial: Ketika Orang Lain Tampak Lebih Sukses Ketimbang Diri Kita Sendiri
Hei, kamu yang sekarang berusia 20-an! Apakah kamu sering bertanya-tanya pada diri sendiri, “Kok teman-teman sudah punya rumah, aku belum ya? Kok dia udah jadi CEO, aku kok gini-gini aja ya? Kok dia bisa sukses gitu bisnisnya, aku kok kayak stuck gini ya?” Kalau iya, maka, waspada deh. Itu salah satu tanda bahwa kamu di ambang quarter life crisis.
Alexandra Robbins dan Abby Wilner, seorang penulis, menyebutkan beberapa ciri orang yang sedang berada dalam fase quarter life crisis dalam bukunya yang berjudul Quarter-life Crisis: The Unique Challenges of Life in Your Twenties, yaitu:
- Sering minder, karena kerjaan yang enggak bisa dibanggakan
- Bingung, karena ada berbagai pilihan hidup dan enggak tahu mesti gimana
- Khawatir akan masa depan
- Merasa nggak punya kemampuan
- Kehilangan tujuan hidup
- Suka membandingkan diri sendiri dengan orang lain
- Merasa kecewa akan banyak hal yang sudah didapat dalam hidup
Sebenarnya ini fase yang sangat wajar, dan sebagian besar orang juga mengalaminya. So, you’re not alone. Sini, pukpuk!
Justru, fase ini merupakan satu fase tahap perkembangan yang lebih baik lagi buatmu loh! Sudah menjelang lewat waktunya untuk hanya berhura-hura menikmati apa yang sudah kamu raih, tetapi ini juga menjadi garis start ketika kamu harus mulai serius memandang hidupmu sendiri, dan kemudian merencanakan masa depanmu sendiri.
Kamu yang sedang mengalami quarter life crisis ini sedang diberi sentilan, bahwa, hey, ini sudah bukan waktunya lagi sekadar hura-hura dan hanya hidup di masa kini saja. Kamu harus punya rencana untuk masa depanmu.
Nah, dari sini, kamu berarti harus melakukan beberapa langkah berikut agar quarter life crisis kamu segera teratasi, dan kamu pun melangkah menyongsong masa depan dengan lebih pasti.
5 Langkah Bebas Quarter Life Crisis
1. Rencanakan masa depanmu sekarang
So, first of all, kamu harus menyadari bahwa nasib tidak membawamu ke mana-mana, karena kamu sendirilah yang seharusnya mengatur nasibmu. Jadi jika kamu menginginkan sesuatu (di masa depan), maka kamu sendirilah yang harus merencanakannya.
Jika hari ini kamu sibuk mengkhawatirkan masa depanmu, maka di masa depan kamu juga akan hanya sibuk menyesali hari ini yang enggak juga membuat rencana untuk masa depanmu.
Jadi, ayo, bangun dari rebahanmu, dan mulai rencanakan masa depanmu sekarang. Quarter life crisis kamu harus segera diatasi.
Bulan depan, kamu pengin apa? Setahun lagi, pengin di posisi di mana? Lima tahun lagi, pengin gimana? Sepuluh tahun lagi, pengin hidup seperti apa?
Tuliskan semuanya di atas kertas, atau di mana saja. Di smartphone-mu juga bisa.
Memangnya harus ditulis? Ya, enggak sih. Tapi biasanya kalau ditulis, kita juga jadi lebih mudah mengingatnya, dan kapan-kapan mulai lospokus, kita bisa membacanya lagi and get back on track immadiately.
2. Atur keuanganmu demi mewujudkan rencana masa depan
Rencana sudah ada. Terus, apa? Tentu saja, kamu harus cari cara supaya rencana tersebut bisa diwujudkan.
Yang pertama, pastinya kamu harus memastikan bahwa finansialmu cukup kuat. Karena, uang memang bukan segalanya, tetapi segalanya butuh uang. Kita hidup akan butuh biaya, dan ini nggak sedikit. Kamu bisa saja bekerja banting tulang untuk bisa mendapatkan imbalan berupa uang yang kemudian kamu pakai untuk mewujudkan rencana-rencanamu, tetapi tanpa manajemen keuangan yang baik, hajat hidupmu akan berantakan. Jangankan mewujudkan rencana jangka panjang 10 – 15 tahun lagi, buat hidup bulan depan saja ngos-ngosan.
So, segera keluar dari fase quarter life crisis ini dengan belajar mengatur keuangan, yang kamu sesuaikan dengan rencana dan kebutuhanmu di depan.
3. Linimasa orang berbeda, fokuslah pada linimasamu sendiri
Sudah sampai tahap membuat rencana-rencana hidup, dan masih saja membandingkan diri sendiri dengan orang lain. No more!
Ingat, setiap orang punya linimasa sendiri-sendiri. Banyak orang yang sukses menjadi CEO di usia muda, tetapi banyak pula yang menjadi seorang biliuner di usianya yang berkepala 5. So, tak perlu khawatir, kamu akan punya masamu sendiri.
Tetapi, ini juga bukan berarti kamu tinggal menunggu nasib menjadi biliuner bisa datang begitu saja. Tentunya, kamu harus berusaha. Namun, alih-alih terus membandingkan usaha dan nasibmu dengan orang lain, lebih baik fokuslah pada rencana yang sudah kamu buat seperti pada poin pertama.
Quarter life crisis yang kamu alami akan berakhir sesegera kamu bisa fokus pada diri sendiri. Percaya deh.
4. Keluar dari zona nyaman
Zona nyaman memang bikin nyaman, hingga lupa bahwa kita perlu mengembangkan diri sesuai zaman dan juga rencana-rencana kita.
Gimana mau jadi CEO di usia 30 tahun, kalau ditambahi tugas oleh atasan saja selalu menggerutu panjang pendek?
Pendeknya, yuk, belajar lebih banyak! Belajar apa saja, pada siapa saja, di kesempatan apa pun, dari mana pun, dengan cara apa pun. Quarter life crisis boleh saja datang, tapi itu bukan alasan untuk berhenti belajar kan?
5. Diskusi dengan teman dekat atau keluarga
Sesuatu yang hanya dipendam sendiri, apalagi yang bikin khawatir, stres, atau bingung, bisa membuat kita menjadi depresi. Begitu juga kalau kamu sekarang sedang mengalami quarter life crisis. Support system yang baik akan membantumu segera keluar dari fase ini, dan bisa menambah semangat untuk melangkah mencapai mimpi-mimpimu.
Jadi, temukan orang yang tepat untuk diajak bicara dan berdiskusi. Bisa siapa saja; teman, sahabat, pacar, hingga keluarga. Ketika mereka (pernah) merasakan hal yang sama, maka setidaknya kamu merasa tidak sendirian. Akan lebih baik, jika mereka bisa menawarkan solusi. Jika tidak pun, kamu sudah lega ketika mereka mau mendengarkan.
Quarter life crisis memang merupakan fase wajar dalam hidup seseorang. Siapa pun bisa mengalaminya. Jangan pernah merasa sendirian. Dengan membuka pikiran, kamu pasti bisa melaluinya dengan mudah.
Mau curhat dan ngobrol soal quarter life crisis yang sedang kamu alami? Yuk, gabung di acara QM Financial: Financial Dialogue Vol. 2 Career & Money: Quarter Life Crisis! Cek poster, dan segera daftar ya.
5 Kelas Online Keuangan yang Bisa Kamu Ikuti di Masa New Normal
Hi, Planners! Saat masa pandemi COVID-19 mulai merebak di bulan Maret, QM Financial enggak bosan-bosannya mengajak kamu untuk mengecek kembali kondisi keuangan–terutama arus kas–agar kamu bisa menyesuaikan dengan kebiasaan baru. Sekarang, kita sudah mulai masuk ke masa new normal, maka kamu pun perlu untuk menyesuaikannya lagi dengan ikut beberapa kelas online keuangan yang materinya khusus diolah untuk kebutuhann di masa yang baru ini.
Yup, sebagai financial planners untuk diri sendiri, kita memang enggak boleh berhenti menyesuaikan kebiasaan keuangan dengan kondisi ya. Begitu berhenti, sudah pasti deh, ada banyak hal yang akan dikorbankan atau ‘hilang’.
Jadi, mari belajar lagi untuk mengatur keuangan kita secara lebih baik lagi dengan ikutan beberapa kelas online keuangan berikut ini.
5 Jenis Kelas Online Keuangan yang Bisa Kamu Ambil di Masa New Normal dari QM Financial
1. Kelas Online Pengelolaan Keuangan Rutin
Yang rutin selalu menjadi basic untuk pengelolaan yang lebih baik nantinya. So, take your time untuk upgrade ilmu-ilmu keuangan basic mulai dari sini:
- Kelas Blueprint of Your Money: kelas yang akan memberimu ilmu untuk meletakkan fondasi keuangan yang kuat, melalui konsep Blueprint of Your Money–sebuah konsep keuangan original dari Ligwina Hananto, lead trainer QM Financial.
- Kelas How to Manage Your Cash Flow: kelas online yang akan mengajakmu menyusun rencana keuangan yang lebih komprehensif dan menyeluruh, mulai dari caranya melakukan financial check up hingga mengecek rasio kesehatan keuanganmu sendiri.
- Kelas How to Set Your Financial Goals: karena hidup tanpa tujuan akhirnya tak akan membawa kita ke mana-mana, demikian pula dengan keuanganmu. Adalah penting untuk merumuskan tujuan finansial secara realistis, tetapi butuh strategi juga agar bisa mengatur agar semua bisa terpenuhi dengan baik. Semua bisa kamu pelajari di kelas online ini.
- Kelas Get to Know Your Investment Products: kelas yang harus banget kamu ambil setelah kamu menentukan tujuan finansialmu.
2. Kelas Online buat yang Pengin Mencapai Tujuan Finansial
Orang boleh punya sebanyak mungkin tujuan finansial, dan pengin mewujudkan semuanya sekaligus. Iya, boleh banget kan?
Tapi, kan mesti diatur keuangannya, karena yang namanya kebutuhan hidup pada dasarnya akan selalu lebih banyak dari penghasilan kita. Dan, memang ada banyak jalan yang bisa ditempuh untuk mencapai tujuan finansial, dan QM Financial menawarkan beberapa di antaranya.
So, buat kamu yang tahun ini atau dalam waktu dekat pengin merencanakan punya rumah atau mulai membangun dana pendidikan anak, di bulan Juli ini ada 2 kelas online yang ditawarkan untuk kamu ikuti, yaitu Kelas Dana Pendidikan dan Kelas Dana Rumah Pertama.
Kok cuma dua?
Iya, tunggu saja lagi untuk jadwal bulan berikutnya. Siapa tahu, akan ada kelas tujuan finansial yang lain lagi. Tenang saja. Atau, kamu bisa usulkan kelas keuangan seperti apa yang kamu butuhkan dan tulis di kolom komen, and we will see what we can do!
3. Kelas Online untuk Masa Depan Lebih Terjamin
Untuk mewujudkan masa depan yang lebih terjamin, kamu butuh mendapatkan cara yang paling tepat. Untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan finansialmu, maka kamu perlu mencari cara untuk mewujudkannya dengan segera.
Ada 2 hal yang harus kamu lakukan untuk memastikan masa depan yang lebih terjamin ini (lepas dari apa pun tujuan finansialmu), yaitu berinvestasi dan mempunyai proteksi.
Nah, buat kamu, berikut kelas online keuangan yang bisa diikuti:
- Kelas Menghitung Kebutuhan Investasi. Sekali lagi, tujuan tanpa ada rencana, maka sekadar mimpi. Rencana, tanpa tindakan nyata, maka ya tinggal rencana. Mulailah dengan menghitung kebutuhan hingga didapatkan angka secara realistis. Dengan kebutuhan yang jelas, itu berarti separuh dari rencana keuangan sudah terjalani.
- Kelas Memilih Reksa Dana: kelas online khusus bagi yang memilih reksa dana sebagai jalan ninja untuk mewujudkan tujuan finansial.
- Kelas Asuransi. Ada 2 asuransi yang akan dibahas secara mendalam, yaitu asuransi kesehatan dan asuransi jiwa–dua jenis asuransi terpenting dan terwajib yang harus kamu miliki, karena percuma saja kamu punya rencana keuangan yang terinci dan detail, jika dirimu sendiri tak terlindungi untuk bisa mewujudkannya.
4. Kelas Online buat yang Pengin Makin Pinter Keuangan
Buat kamu yang benar-benar pengin mewujudkan mimpi untuk menjadi financial planner untuk diri sendiri dan juga untuk keluarga, kamu mesti banget ambil beberapa kelas online untuk menuju level keuangan tingkat dewa ini.
Tenang, kalau kamu sudah lulus kelas basic dan intermediate, kamu pasti bisa menyerap semua ilmu di kelas ini dengan cukup mudah kok.
Di sini ada kelas online khusus untuk mereview reksa dana, kelas yang membahas aset aktif secara khusus, dan kelas yang akan menunjukkan gimana cara membuat rencana keuangan yang komplit tanpa rumit.
5. Kelas Curhat
Buat kamu yang pengin curhat finansial, QM Financial juga menyiapkan “jalur khusus”. Ada kelas online private 1 on 1, yang memungkinkanmu untuk curhat finansial secara pribadi dengan trainer QM Financial yang bisa dipilih.
Atau, kamu ajak saja seluruh keluarga atau teman-temanmu untuk ikutan kelas online yang diperuntukkan kelompok kecil, yang bisa diikuti sampai 10 orang 1 kelasnya. Jadi, kamu boleh ajak tante, om, saudara sepupu, teman kantor, teman arisan, teman nongkrong, teman se-RT, dan yang lainnya untuk ikutan juga.
Topiknya bebas pilih, dengan jadwal yang kamu tentukan sendiri.
Nah, gimana? Semakin banyak pilihan kelas online keuangan yang bisa kamu ikuti kan?
Kelas-kelas ini bisa kamu ikuti melalui handphone ataupun laptop, bisa sambil rebahan atau sambil mengurus anak. Santuy abis, dengan modul yang pasti mudah diserap dan dipahami.
Segera daftarkan dirimu sendiri sekarang di sini!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Joker & Mental Health: Apakah Kecemasan Finansial Juga Berpengaruh pada Kesehatan Mental?
Pas banget dunia sedang merayakan World Mental Health Day 10 Oktober lalu, saya juga menyempatkan diri untuk nonton film Joker. Berbekal review dari beberapa akun film di Twitter yang saya follow, dan juga rekomendasi teman-teman moviegoers, saya berangkat ke bioskop dengan sedikit keraguan: apakah saya akan baik-baik saja selepas nonton film satu ini nanti?
Ternyata, ya saya baik-baik saja. Namun, tak pelak film Joker jadi membuat saya berpikir (terlalu) jauh mengenai kesehatan mental, terutama yang berawal dari anxiety atau kecemasan yang berlebih.
Anxiety Awal Semua Penyakit Mental?
Kalau sudah nonton filmnya, pasti bisa merasakan bahwa penyakit Pseudobulbar Affect yang diderita oleh Joker akan muncul gejalanya saat yang bersangkutan sedang mengalami kecemasan. Saat dia ditegur oleh ibu-ibu di bus, saat dia menyaksikan 3 orang sedang ngebully seorang perempuan yang naik kereta sendirian, saat dia diminta naik panggung standup comedy, dan seterusnya. Gejalanya muncul selalu di saat yang tidak tepat.
Nah, bayangkan kalau pada dasarnya kita punya tingkat kecemasan yang berlebih, seperti Joker yang selalu mendapatkan perundungan dari sekitarnya. Sudah begitu, dia juga dipermalukan dan disiarkan di televisi lagi. Bisa jadi gejala PBA yang diderita oleh Joker yang diakibatkan oleh cedera otak itu akan terus terjadi.
Anxiety atau kecemasan memang rasa-rasanya hampir selalu menjadi akar masalah dari setiap gangguan kesehatan mental. Rasa cemas berlebih ini lantas bisa jadi stres, depresi, hingga memicu penyakit-penyakit mental lain bermunculan. Kalau mau dianalogikan dengan penyakit tubuh, mungkin bisa dibandingkan dengan tekanan darah tinggi ya?
Ah, entahlah. Saya toh bukan psikolog maupun dokter. Semuanya saya hubungkan berdasarkan logika sederhana seseorang yang kadang suka merasa cemas berlebihan dan hobi overthinking.
Tapi, sebenarnya hal ini bisa saja terjadi pada setiap orang. Yakin deh setiap dari kita punya kecemasan terhadap sesuatu—hanya saja levelnya berbeda dan juga kita masing-masing punya cara untuk mengatasinya.
Lalu, Bagaimana dengan Kecemasan Finansial?
Memangnya, apa yang biasanya membuat orang merasakan cemas secara finansial?
Ya, sepertinya sama saja sih: kalau nggak punya duit. Duit untuk apa? Itu dia yang mungkin berbeda untuk setiap orang. Ada yang cemas nggak punya duit untuk makan besok pagi, untuk sekolah anak-anak, untuk beli rumah sendiri, untuk liburan, untuk bekal pensiun, dan sebagainya.
Apakah kamu masih punya satu dua hal yang menjadi pangkal kecemasan finansialmu sekarang ini?
Jujur sih, kalau saya masih concern tentang dana pensiun. Rasanya saya masih belum punya bekal apa pun sampai sekarang, padahal yang namanya waktu itu semakin merangkak mendekati senja. Iya, saya telat sih sadar bahwa saya butuh dana pensiun. Saat sadar, ya langsung saja ambil beberapa langkah untuk mengamankan masa depan saya itu.
Pertanyaannya: jika kita mengalami kecemasan finansial, lalu diabaikan atau dianggap remeh, mungkinkah kemudian bisa mengakibatkan kesehatan mental kita terganggu?
Jawabannya: mungkin banget. Misalnya saja, cemas akan masa pensiun. Sampai hampir tiba masa pensiun, kita tetap tidak bisa memastikan bahwa kita akan baik-baik saja setelah ini. Gimana dong rasanya? Stres? Bisa jadi banget. Selanjutnya? Entahlah. Hanya waktu yang menjawab, apakah kita akan baik-baik saja.
Karena itu, setiap orang mestinya mencegah kecemasan finansial ini terjadi. Bagaimana caranya?
1. Pastikan kita punya rencana keuangan
Adalah penting bagi setiap orang untuk punya rencana keuangan. Kapan sebaiknya orang mulai punya rencana keuangan? Secepatnya, sejak ia bisa menghasilkan uang sendiri.
Saya telat punya rencana keuangan. Tapi terlambat masih lebih baiklah, ketimbang tidak ada sama sekali sampai sekarang. Setidaknya, kalau boleh dibilang, saya sudah mengurangi satu tingkat level kecemasan finansial yang berpotensi membuat kesehatan mental saya terganggu.
So, bagaimana denganmu? Apa kecemasan finansial terbesar kamu? Kalau sudah ketemu akar permasalahannya, segera deh susun rencana keuangan. Selalulah berawal dari #TujuanLoApa, dan kemudian kamu bisa merencanakan jalan menuju tujuan keuangan itu.
2. Pastikan kita punya pengetahuan literasi keuangan yang cukup
Rencana keuangan enggak akan jalan tanpa pengetahuan keuangan yang cukup. Mungkin malah ngeblank, dan akan jadi masalah kecemasan baru lagi.
Misalnya, saya tahu bahwa problem utama kecemasan finansial saya adalah enggak punya dana pensiun. Tapi, dengan apa saya bisa membuat dana pensiun? Padahal, kebutuhan dana pensiun itu bisa miliaran!
Nah, kan. Jadi stres lagi deh.
Makanya punya pengetahuan keuangan yang cukup ini penting banget. Berbekal pengetahuan, kita jadi mengenali berbagai produk keuangan yang bisa kita manfaatkan sebaik-baiknya sesuai dengan kebutuhan dan tujuan keuangan kita.
Butuh membuat dana pensiun? Berarti coba ikutan kelas investasi. Belajar dari ahlinya langsung kalau perlu. Butuh dana pendidikan? Berarti coba ikut kelas dana pendidikan. Dan, kebetulan banget kan, QM Financial selalu punya kelas finansial online untuk berbagai tujuan keuangan.
Nah, buruan daftar makanya. Biar nggak ketinggalan, sebelum negara api penyakit mental menyerang, seperti halnya Joker.
3. Stick to our financial goals
Tetap berpegang pada tujuan keuangan kita juga akan menyelamatkan kita dari kecemasan finansial. Kalau enggak? Wah, bisa-bisa ambyar semua. Kejadian deh, misalnya, gaji besar utang juga besar lantaran gaji naik lifestyle juga naik.
Percuma juga sudah membuat rencana dan punya pengetahuan yang cukup mengenai seluk-beluk keuangan, kalau kita sendiri enggak disiplin dan konsisten memegang tujuan keuangan kita. Bener nggak?
So, ayo, kita atasi kecemasan finansial kita masing-masing. Jangan tunggu sampai parah, kayak Joker.
Follow Instagram QM Financial agar mendapatkan tip-tip keuangan praktis dan aplikatif, ikut nonton kalau lagi ada Instagram Live yang membahas berbagai masalah keuangan, dan join di kelas-kelas finansial online-nya.
Sampai ketemu di kelas!