Idul Adha 2020 Datang, Sudah Siapkah Kamu Berkurban?
Banyak hal akhirnya harus kita jalani secara digital atau virtual di tahun 2020. Setelah Idulfitri harus dirayakan secara virtual, Idul Adha 2020 sepertinya juga harus dijalani dengan protokol kesehatan yang ketat atau secara virtual saja.
Yah, semua juga demi kesehatan kita sendiri sih. Jadi, mari kita patuhi anjuran pemerintah.
Bagaimana denganmu? Apakah kamu sudah siap berkurban Idul Adha 2020 besok? Meski harus dirayakan secara berbeda, tetapi maknanya tetap sama; kita berkurban untuk menunaikan kewajiban sebagai muslim karena kita juga mampu melakukannya.
Berikut beberapa hal terkait persiapan untuk berkurban Idul Adha 2020 ini yang bisa kamu lakukan.
Persiapan Menyambut Idul Adha 2020
1. Cek kemampuan finansial
Kemampuan finansial akan menjadi hal pertama yang harus kamu cek untuk dapat ikut berkurban Idul Adha 2020 sekarang ini. Coba cek harga hewan kurban tahun ini, seberapa besar kenaikannya dibandingkan tahun lalu.
Karena pandemi COVID-19, banyak penjual hewan kurban sepi pembeli. Demikian beritanya beberapa hari belakangan. Hal ini bisa saja memengaruhi harga hewan kurban yang mereka jual, sehingga ada baiknya kamu memang melakukan survei dan cek dulu langsung ke penjual.
Kalau dari hasil riset secara cepat dan digital baru saja, harga kambing tahun 2020 ini kisarannya ada di angka Rp2 juta hingga Rp4 juta, tergantung ukurannya. Sedangkan sapi, kisarannya masih di belasan sampai puluhan juta, tetapi boleh patungan 7 orang.
Dengan mempertimbangkan kemampuan finansialmu, tentukan hewan kurbanmu.
2. Niatkan beribadah
Niat untuk berkurban dalam Idul Adha 2020 ini adalah beribadah. Masih tetap begitu, dan akan selalu begitu. Betul? Bukan hal-hal lain, so, jadikan ini sebagai yang utama dan pertama.
Sering terdengar kasus, pembagian hasil penyembelihan hewan kurban yang kisruh di sana-sini, karena ada kepentingan-kepentingan tersembunyi. Semoga tahun ini bisa berkurang, dan kamu bisa memulainya dari diri kamu sendiri.
Niatkan beribadah. Sudah, itu saja, sehingga kamu bisa melakukan kewajiban ini dengan ikhlas.
3. Miliki tabungan khusus
Berkurban bisa dikategorikan sebagai pengeluaran rutin tahunan, seperti halnya membayar Pajak Bumi dan Bangunan, pajak kendaraan bermotor, dan yang lainnya. Bukan pengeluaran dadakan, yang membuatmu jadi kelimpungan mempersiapkan dananya.
Dengan demikian, seharusnya, berkurban saat Idul Adha 2020 ini juga bisa kamu jalani dengan lancar karena kamu telah mempersiapkan sejak awal. Milikilah tabungan (atau investasi) khusus untuk bujet Idul Adha setiap tahunnya. Kamu bisa menyimpannya dalam instrumen investasi berisiko rendah, seperti di Reksa Dana Pasar Uang, dan konsistenlah topup setiap bulan selama setahun.
Jika saat Idul Adha 2020 ini kamu masih belum merasa mampu secara finansial, kamu bisa segera mulai menyisihkan bulan ini juga untuk berkurban tahun depan.
4. Dukung dengan pendapatan tahunan
Selain memiliki tabungan khusus, kamu juga bisa mendukung niatmu untuk berkurban dengan mengalokasikan sebagian pendapatan tahunanmu ke pos yang sama.
Misalnya seperti THR yang diterima setiap kali menjelang Idulfitri. Jangan semuanya dipakai untuk merayakan Lebaran saja, tetapi sebagian kecil masukkan juga ke pos anggaran untuk Iduladha. Begitu juga dengan bonus-bonus tahunan, juga bisa dialokasikan sebagian ke pos anggaran ini.
Untuk nonkaryawan juga bisa kok melakukannya. Asal ada rezeki lebih, alokasikan dulu sebagian kecil ke pos anggaran kurban, baru deh yang lain dipakai sesuai kebutuhan.
5. Alternatif kurban digital
Momen Idul Adha 2020 di tengah pandemi ini juga memunculkan ide lain untuk berkurban, yakni secara digital. Sebenarnya sih, hal ini sudah mulai ada beberapa tahun belakangan, hanya saja sekarang menjadi salah satu alternatif yang patut untuk dipertimbangkan.
Banyak platform fintech ataupun bank yang menawarkan cara-cara untuk berkurban digital akhir-akhir ini. So, kamu barangkali juga bisa mempertimbangkan untuk berkurban dengan cara ini.
Melalui program kurban digital ini, daging kurban akan langsung didistribusikan pada mereka yang berhak menerimanya. Caranya juga cukup mudah dan praktis untukmu.
Yuk, cari info lebih lanjut di sekitarmu ya.
Nah, seharusnya ikut berkurban sudah tidak menjadi masalah untukmu dalam Idul Adha 2020 ini, begitu juga tahun-tahun mendatang. Semoga amal ibadahmu diterima ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
7 Jenis Aset Lancar untuk Dicek Selama Masa Pandemi
Banyak ahli memprediksi bahwa krisis ekonomi yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 ini akan berlangsung setidaknya sampai Desember 2020. Apa kabar kamu yang harus bertahan hidup sampai Desember dengan penghasilan yang minim? Apakah kamu sudah mengecek aset lancar yang kamu miliki?
Apa sih aset lancar itu? Mengapa penting, hingga harus menjadi hal pertama yang harus kamu ketahui kondisinya dengan pasti, terkhusus di masa-masa sulit seperti ini?
Aset lancar–atau yang disebut dengan current asset–adalah jenis aset atau harta yang dapat digunakan dalam jangka waktu dekat, biasanya dalam 1 tahun (Wikipedia). Dengan kata lain, aset lancar merupakan dana yang siap dicairkan jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
Berhubung kita harus memperpanjang napas sampai beberapa bulan ke depan, maka penting untuk melakukan pengecekan terhadap aset lancar yang kamu miliki sebagai langkah awal.
Yuk, Cek Aset Lancarmu Berikut Ini!
1. Fresh cash
Uang yang sekarang ada di dompetmu, di bawah kasur, di dalam celengan babi, di bawah tumpukan pakaian di lemari, adalah aset lancar yang paling lancar.
Cobalah untuk membuat catatan, sampai sekarang berapa besarnya secara total? Aset ini adalah yang pertama kali bisa digunakan untuk membeli segala kebutuhan hidup sehari-hari.
2. Tabungan
Tabungan yang ada di bank biasanya disebut dengan aset setara kas. Termasuk juga dana-dana yang tersebar di berbagai dompet digital yang kamu miliki.
Yah, kan sekarang zamannya e-wallet dan e-money kan? Makanya, mesti juga dicek kondisinya untuk saat ini.
Bagaimana dengan tabungan berjangka dan deposito?
Well, sebenarnya tabungan berjangka juga cukup mudah dicairkan ya, hanya saja kamu harus siap dengan penalti yang menyertainya jika harus dicairkan sebelum waktunya.
Sedangkan, deposito ada yang berjangka waktu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan satu tahun. Jadi, bisa dimasukkan ke dalam jenis aset lancar kamu juga, setidaknya dananya akan bisa kamu manfaatkan dalam waktu 1 tahun ke depan.
3. Cek, wesel, dan lainnya yang belum diuangkan
Apakah kamu punya cek, wesel, ataupun dokumen yang bisa diuangkan dalam waktu dekat? Masukkan juga ke dalam catatan keuanganmu ya.
Misalnya saja, kamu mendapatkan hibah dalam bentuk cek, tapi karena satu dua alasan belum dicairkan sampai sekarang. Ini juga termasuk dana yang siap pakai, hanya saja masih tersimpan di lembaga penyimpanan dana.
4. Logam mulia
Jika kamu memiliki simpanan logam mulia atau emas–terutama yang berbentuk batangan dan bersertifikat–ini juga bisa dimasukkan ke dalam jenis aset lancar.
Logam mulia termasuk mudah dijual–atau digadaikan–dan dijadikan fresh cash, yang bisa kita pakai untuk menutup kebutuhan hidup.
5. Investasi jangka pendek
Berbagai investasi jangka pendek dengan tenor waktu kurang dari satu tahun juga bisa dimasukkan ke dalam jenis aset lancar. Misalnya seperti reksa dana pasar uang, yang nilai investasinya tidak terpengaruh oleh suku bunga.
Surat utang yang memiliki jatuh tempo beberapa bulan ke depan hingga kurang dari satu tahun juga bisa dimasukkan ke dalam jenis aset lancar yang kamu miliki. Begitu juga jika ada bunga yang dapat kamu terima hingga beberapa bulan mendatang, juga bisa menjadi salah satu sumber aset lancar.
6. Gaji yang masih akan diterima
Buat kamu yang sampai saat ini masih menerima gaji, penghasilanmu ini dalam beberapa bulan ke depan juga termasuk dalam current asset ini.
Termasuk juga di dalamnya jika kamu akan menerima Tunjangan Hari Raya, ataupun bonus-bonus yang memang sudah dijadwalkan ada.
7. Penghasilan tambahan lain
Jika kamu mempunyai sumber penghasilan lainnya selain gaji, dan akan kamu terima dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, maka ini juga termasuk aset lancar.
Misalnya saja, kamu punya indekos, dan akan segera menerima setoran uang sewa kamar bulan depan (abaikan kemungkinan penunggakan anak kos yang nakal), maka ini juga termasuk dalam aset lancar yang kamu miliki.
Nah, sudah jelas ya apa yang dimaksud dengan aset lancar? Pada prinsipnya adalah semua dana (atau calon dana) yang kamu miliki saat ini hingga setidaknya dalam waktu satu tahun ke depan, yang dengan mudah kamu gunakan untuk memenuhi kebutuhanmu.
Siap untuk melakukan pengecekan aset lancar sekarang? Semoga kamu bisa bertahan sampai masa pandemi ini berakhir ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Mau Pakai Dana Darurat? Lakukan 5 Hal Ini!
Dana darurat memang ada sebagai cadangan dana di saat-saat sulit, seperti di masa pandemi COVID-19 ini. So, kalau sekarang kamu mengalami kesulitan arus kas, mungkin kamu bisa mempertimbangkan untuk pakai dana darurat untuk menyambung hidup.
Banyak orang yang kehilangan pekerjaan–yang berarti pengurangan penghasilan–selama kegiatan perekonomian terhenti. Di saat ini, yang harus kita utamakan memang kesehatan, sehingga semaksimal mungkin kita bekerja dari rumah. Tetapi, enggak semua orang punya privilege untuk membawa pulang pekerjaannya. Mereka yang mendapatkan imbalan harian agaknya akan harus mengalami masa sulit.
Sekarang, baru kerasa kan betapa pentingnya memiliki dana darurat? Dana darurat akan bisa memperpanjang napas, setidaknya beberapa bulan ke depan.
So, kamu mau pakai dana darurat untuk bertahan hidup? Boleh saja mulai kamu pertimbangkan. Karena dana darurat adalah dana cadangan, maka enggak boleh sembarangan juga dipakai; harus lebih berhati-hati. Karena, ingat, untuk sementara waktu, penghasilan kamu berhenti loh! Sungguh ketidakpastian yang membuat waswas kan? Makanya, harus diperhitungkan dengan baik.
Berikut beberapa pertimbangan yang harus kamu pikirkan jika kamu mau pakai dana darurat untuk bertahan hidup
1. Berapa kebutuhannya?
Berapa sih kekurangan biaya hidup yang harus kamu tanggung selama masa pandemi virus korona ini? Sudah kamu hitungkah?
Ayo, dihitung secara realistis. Berapa pengeluaranmu untuk kebutuhan hidup? Cobalah untuk membuat catatan pengeluaran lagi, karena pola arus kas sebelumnya sudah enggak relevan lagi. Banyak pos yang berubah kan? Pun banyak kebiasaan keuangan baru yang kita lakukan. Jangan sampai nih, kamu memutuskan untuk pakai dana darurat, tetapi sebenarnya masih ada pos pengeluaran lain yang belum dihemat.
Jadi, coba hitung lagi pengeluaran kamu, dan bandingkan dengan penghasilan yang mungkin masih ada. Dari situ akan terlihat, berapa banyak kebutuhanmu.
2. Cairkan sesuai kebutuhan
Biasanya, kita menaruh dana darurat di beberapa instrumen sekaligus, mulai dari tabungan biasa, tabungan berjangka, Reksa Dana Pasar Uang, logam mulia, dan lain sebagainya. Enggak perlu semua langsung dicairkan dong ya?
Kalau kamu sudah melakukan perhitungan kekurangan biaya hidup seperti di poin 1, mestinya kamu pun sudah bisa membayangkan seberapa banyak kamu harus pakai dana darurat itu. Lalu, cek besaran dana darurat yang ada di instrumennya, mana nih yang jumlah nominalnya mendekati?
Kamu juga perlu memperhitungkan kecepatan pencairannya ya. Untuk Reksa Dana Pasar Uang, mungkin bisa butuh beberapa hari. Begitu juga dengan logam mulia–emas misalnya, kamu akan butuh waktu untuk menjualnya. Kalau tabungan biasa dan tabungan berjangka mungkin enggak perlu waktu terlalu lama.
Namun, untuk tabungan berjangka dan deposito, kamu kan harus menanggung penalti jika dicairkan sebelum jatuh tempo. Nah, ini juga harus kamu perhitungkan ya, ketika hendak pakai dana darurat.
3. Gunakan dengan bijak
Keep in mind ya, bahwa kalau kamu pakai dana darurat, ini berarti kamu sedang menggunakan dana cadangan hidup kamu. Bukan uang kaget, uang yang tiba-tiba jatuh dari langit. Bukan uang yang bisa dihambur-hamburkan begitu saja.
Jadi, pergunakanlah dengan bijak. Kalau perlu buatlah anggaran pemakaian dana darurat ini, supaya tepat sasaran.
4. Catat pemakaiannya
Begitu pakai dana darurat, buatlah juga catatannya. Berapa banyak yang kamu pakai, dan berapa yang sudah dikeluarkan.
Dengan cara ini, kamu akan bisa mengevaluasi kembali nantinya saat kondisi sudah lebih baik. Untuk apa dievaluasi kembali? Nah, ini penjelasannya ada di poin selanjutnya.
5. Buat komitmen untuk mengganti
Ya, untuk menggantinya. Dana darurat ini memang bisa menjadi penolong di masa sulit, tetapi setelah pakai dana darurat ya harus diganti. Ke depannya kan hidup kita juga masih panjang. Siapa yang akan jamin semua akan lurus-lurus saja? Bisa saja masa sulit akan datang lagi kan, meski bentuknya lain.
Jadi, memang, untuk pakai dana darurat, kamu harus bijak dan setelah itu, buatlah komitmen untuk menggantinya ketika kondisinya sudah membaik nanti.
Bagaimana caranya? Kita akan bahas di artikel terpisah, supaya enggak terlalu panjang ya.
Nah, semoga dengan sedikit tip di atas, kamu bisa bijak ketika harus pakai dana darurat untuk bertahan hidup di masa sulit ini.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Mengumpulkan Dana Menikah dalam 5 Langkah
Sebentar lagi akan mengakhiri masa lajang? Congrats, kalau begitu ya! Pastinya sekarang pikiran lagi mbulet, karena memikirkan acara pernikahan yang sebentar lagi dilangsungkan. Biasanya sih yang jadi masalah pertama yang muncul adalah gimana caranya mengumpulkan dana menikah.
Mumpung sudah masuk Februari–yang biasanya identik dengan bulan romantis–maka, mari kita mulai bahasan di bulan ini dengan share tip mengumpulkan dana menikah, shall we?
Dana menikah–paling ideal sih–harus sudah disiapkan sejak beberapa tahun sebelumnya. Yah, katakanlah 2 – 3 tahun sebelum acara pernikahan dilangsungkan. Tapi, seandainya enggak, juga nggak masalah sih. Kan, selalu ada jalan kalau memang sudah ada niat kan?
Terus, gimana caranya menyiapkan dan mengumpulkan dana menikah sebanyak itu? Dari mana harus mulai? Kadang, karena begitu banyak PR yang harus diselesaikan, kita jadi ngeblank deh, nggak ngerti harus mulai dari mana. No worries, cobalah untuk mulai dari beberapa langkah menyiapkan dana menikah ala QM Financial berikut ini.
5 Langkah Menyiapkan dan Mengumpulkan Dana Menikah
1. Sepakati konsep pernikahan
Acara pernikahan biasanya akan melibatkan banyak pihak–sekampung! Maka, perlu untuk menyepakati konsepnya sejak awal. Enggak hanya mendiskusikannya dengan (calon) pasangan, tetapi juga dengan keluarga besar. Apalagi jika nanti, acara ini juga akan disponsori oleh keluarga–dalam artian, enggak cuma calon pengantin yang membiayai keseluruhan acara.
Apalagi jika ada tradisi-tradisi tertentu–namanya juga di Indonesia kan? Biasanya banyak upacara adat yang harus disiapkan juga.
So, mau pakai acara atau tradisi yang seperti apa nanti? Pengin menjalani upacara adat lengkap, atau sebagian saja menurut kepercayaan dan keyakinan kalian sebagai generasi kekinian? Pengin konsep pesta resepsi seperti apa? Pesta di hotel mewah, di rumah, pesta kebun, atau cukup di KUA saja, terus selanjutnya langsung tamasya?
Apa pun keputusannya, jadikanlah konsep hasil diskusi bersama ini sebagai garis start untuk memulai rencana acara pernikahanmu.
2. Survei
Langkah kedua dalam menyiapkan dana menikah adalah survei.
Survei apa? Ya segala hal yang akan diperlukan dalam acara pernikahan nanti. Mulai dari gedung (karena biasanya inilah yang paling susah dicari, apalagi kalau kamu memilih tanggal pernikahan dengan angka cantik), katering, makeup, baju, dekorasi, suvenir, undangan, fotografi dan videografi, hingga MC.
Kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya ya, lalu catat masing-masing untuk kemudian bisa kamu komparasi satu sama lain. Enggak hanya memilih yang paling murah, tapi kamu harus mencari yang sepadan dan pastinya harus disesuaikan dengan bujet serta kemampuan.
Maksudnya bagaimana?
Misalnya saja, vendor A menawarkan harga Rp10 juta untuk suvenir, undangan, sekaligus sesi foto-foto prewedding. Vendor B menawarkan harga Rp6 juta hanya suvenir dan undangan. Mungkin kamu perlu mempertimbangkan untuk memilih yang sudah paket lengkap saja, demi penghematan energi dan tenaga.
Itu hanya contoh saja ya. So, selalu buka diskusi–terutama dengan calon pasangan–untuk mempertimbangkan berbagai kemungkinan.
3. Buat anggaran
Setelah data yang kamu perlukan lengkap, maka selanjutnya kamu bisa melanjutkan tahap menyiapkan dan mengumpulkan dana menikah dengan membuat anggaran.
Buatlah secara terperinci, apa saja yang kamu butuhkan, mulai dari upacara adat yang mungkin dilaksanakan hingga resepsinya. Bahkan, kamu juga sekalian membuat anggaran untuk honeymoon, jika memang berencana pengin bulan madu berdua.
4. Komitmen
Setelah ada anggaran yang lengkap sedetail mungkin, maka selanjutnya kamu dan pasangan masing-masing harus berkomitmen untuk bersama-sama mengumpulkan dana menikah sesuai kesepakatan.
Kalau perlu, masing-masing membuat rekening khusus untuk dana menikah, yang sebaiknya terpisah antara pasangan. Jadi, kamu punya sendiri, begitu pun dengan calon pasanganmu.
Sepakatilah–dengan memperhitungkan dana yang harus dicapai dan jangka waktunya–masing-masing harus menabung seberapa banyak. Untuk itu, masing-masing juga harus berkomitmen untuk mengurangi pos-pos lain yang sekiranya bisa dikurangi ataupun ditunda. Misalnya, kurangi dulu nongkrong di kafe, bawa bekal makan siang dari rumah alih-alih selalu pesan makanan online, dan berbagai cara penghematan lainnya.
5. Pilih instrumen yang paling sesuai
Kalau waktu untuk mengumpulkan dana menikah ini mepet, mungkin kamu hanya bisa menyimpannya dalam bentuk tabungan.
Tapi, kalau masih ada waktu, mungkin 2 – 3 tahun lagi, kamu bisa menginvestasikannya di instrumen yang tepat. Misalnya saja, di reksa dana pasar uang.
Misalnya saja, dengan nilai tabungan awal Rp10 juta, kemudian kamu berdua dengan pasangan bisa menabung Rp5 juta setiap bulannya, dengan imbal balik 11%, maka di tahun ketiga kamu kira-kira bisa mendapatkan hasil sebesar Rp200-an juta. Ini dihitung dengan kalkulator salah satu manajer investasi yang cukup bereputasi.
Lumayan kan? Rp200 juta cukup bangetlah ya, untuk acara dan resepsi pernikahan yang enggak terlalu mewah, tapi juga nggak sederhana-sederhana banget.
Nah, gimana? Siap untuk merencanakan keuanganmu untuk mengumpulkan dana menikah sekarang?
Good luck dan, sekali lagi, congrats ya!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Reksa Dana Campuran: 5 Hal yang Harus Diketahui Lebih Dulu
Selain Reksa Dana Pasar Uang dan Reksa Dana Pendapatan Tetap, ada satu lagi jenis reksa dana yang juga bisa menjadi alternatif investasi, hanya saja produk satu ini memang kurang populer di Indonesia. Yaitu Reksa Dana Campuran.
Apa Itu Reksa Dana Campuran
Seperti halnya es campur yang terdiri atas berbagai macam buah, Reksa Dana Campuran juga terdiri atas berbagai jenis instrumen investasi, yaitu saham, obligasi, dan instrumen pasar uang seperti sertifikat deposito ataupun surat utang yang berjangka waktu pendek.
Kalau mau diproporsikan, masing-masing instrumen investasi porsinya enggak boleh lebih dari 79%. Namun, untuk pencampurannya, manajer investasi punya kebebasan untuk mengalokasikan.
Mengapa harus 79%? Karena kalau 80% obligasi, berarti ini termasuk Reksa Dana Pendapatan Tetap. Kalau 80% saham? Juga tidak bisa, karena kalau porsinya demikian, berarti masuk ke Reksa Dana Saham.
Beberapa Jenis Reksa Dana Campuran
- Reksa Dana Campuran Defensif, yaitu Reksa Dana Campuran dengan profil risiko yang paling rendah. Sebagian besar porsinya ada di instrumen investasi obligasi dan pasar uang, dengan jangka waktu yang pendek, yang menempati porsi 70 – 79%-nya. Sisanya saham.
- Reksa Dana Campuran Berimbang, yaitu Reksa Dana Campuran yang menempatkan investasinya secara seimbang pada produk obligasi, pasar uang, dan saham. Biasanya sih diambil perbandingan produk obligasi dan pasar uang terhadap saham adalah 50 – 50. Dibandingkan Reksa Dana Campuran Defensif, Reksa Dana Campuran Berimbang lebih tinggi profil risikonya, tetapi punya potensi imbal yang juga lebih besar.
- Reksa Dana Campuran Agresif, yaitu reksa dana yang menempatkan 70 – 79% investasinya pada produk saham, sisanya baru obligasi dan pasar uang. Sudah pasti bisa diduga, reksa dana ini memiliki profil risiko yang lebih tinggi ketimbang dua jenis Reksa Dana Campuran sebelumnya, tetapi juga menawarkan imbal yang lebih tinggi pula.
- Reksa Dana Campuran Dinamis, yaitu reksa dana yang memungkinkan manajer investasi secara cepat mengalokasikan dana pada produk-produk obligasi, pasar uang, dan saham, secepat fluktuasi yang terjadi di pasar modal dan pasar uang. Jadi, bisa jadi hari ini manajer investasi menempatkan 79%-nya di obligasi karena dianggap lebih berpotensi, dan besok sudah dipindahkan ke saham karena tiba-tiba pasar saham mengalami koreksi yang signifikan. Tujuan dari jenis reksa dana ini adalah untuk mengejar keuntungan semaksimal mungkin, sehingga profil risikonya adalah yang paling tinggi di antara yang lain.
Keuntungan Reksa Dana Campuran
Imbal besar
Seperti yang sudah disebutkan di atas, imbal yang bisa diperoleh oleh investor yang menanamkan dananya di Reksa Dana Campuran bisa jadi lebih besar ketimbang Reksa Dana Pasar Uang dan Reksa Dana Pendapatan Tetap.
Menurut pengamatan beberapa manajer investasi saat ini, rata-rata masing-masing produk reksa dana jenis ini menawarkan imbal antara 8 – 15% per tahunnya.
Mudah pembeliannya
Seperti juga jenis reksa dana yang lain, kamu juga mudah membelinya. Hanya perlu registrasi saja di aplikasi fintech yang sekarang banyak bermunculan, lengkapi data diri, dan setelah ada verifikasi, kamu pun bisa mulai membeli reksa dana jenis ini.
Hanya dengan Rp100.000, kamu sudah bisa mendapatkan portofolio investasimu sendiri.
Risiko Reksa Dana Campuran
Namun, seperti juga prinsip high return, high risk–maka risiko yang bisa terjadi pada jenis reksa dana ini juga lebih tinggi jika dibandingkan dengan Reksa Dana Pasar Uang dan Reksa Dana Pendapatan Tetap.
Risiko yang mungkin terjadi adalah risiko gagal bayar pada investasi obligasi, dan risiko ikut terseret turun nilainya akibat nilai saham yang juga merosot di pasar modal.
Mengapa Reksa Dana Campuran?
Saat berinvestasi, adalah penting bagi kita untuk menyesuaikannya dengan profil risiko dan tujuan finansial kita. Tapi, kadang kita memang mengalami kesulitan untuk mengontrol emosi, terutama jika ini adalah pertama kalinya kita investasi. Suka panik tiba-tiba kalau melihat harga-harga saham dan reksa dana anjlok, dan suka girang dengan lebaynya kalau angka-angka itu naik secara drastis.
Panik dan over-excited seperti ini tentunya akan membawa efek yang kurang baik dalam berinvestasi. Disiplin dan dewasa dalam berpikir sangat diperlukan jika kamu ingin berinvestasi demi mencapai tujuan finansial.
Nah, ini bisa dicapai salah satunya adalah dengan memilih Reksa Dana Campuran sebagai investasimu. Dengan alokasinya yang beragam, kamu sudah melakukan diversifikasi terhadap produk investasi yang kamu miliki. Hal ini akan mempertipis risiko yang mungkin terjadi, dan juga mencegahmu kalap, sehingga keputusanmu jadi kurang bijak.
Nah, bagaimana? Tertarik untuk berinvestasi di jenis reksa dana ini? Meski kurang populer di Indonesia, tentunya hal ini tidak akan menyurutkan niatmu untuk berinvestasi dong ya, asalkan sesuai dengan profil risiko dan tujuan finansial yang kamu punya.
Yuk, ikutan kelas finansial online QM Financial, agar kamu lebih paham dan mengerti mengenai kinerja reksa dana sebelum kamu mulai berinvestasi. Cek jadwalnya, dan pilih kelas sesuai kebutuhanmu ya!
Reksa Dana Pendapatan Tetap: Investor Pemula Harus Tahu 5 Hal Ini!
Kalau mendengar istilah “Reksa Dana Pendapatan Tetap”, apa yang pertama kali muncul di pikiran kamu? Anggap saja, kamu belum tahu apa itu Reksa Dana Pendapatan Tetap.
Kalau saya sih awalnya langsung tertarik dengan frasa “pendapatan tetap”. Yang terlintas adalah, kalau saya beli jenis reksa dana ini apakah kemudian saya bisa dapat pendapatan tetap layaknya gaji bulanan?
Ternyata enggak. Bukan itu yang dimaksud dengan pendapatan tetap pada Reksa Dana Pendapatan Tetap.
Apa Itu Reksa Dana Pendapatan Tetap?
Sama halnya dengan Reksa Dana Pasar Uang, Reksa Dana Pendapatan Tetap memungkinkan manajer investasi untuk mengumpulkan dana dari para investor, untuk kemudian dialokasikan ke produk-produk investasi secara kolektif.
Bedanya, kalau Reksa Dana Pasar Uang dana diinvestasikan ke instrumen pasar uang yang punya jatuh tempo kurang dari 1 tahun, Reksa Dana Pendapatan Tetap menginvestasikan dana pada 80% produk obligasi atau sukuk–yaitu surat utang, yang punya jatuh tempo antara 1 hingga 5 tahun. Sisanya ke instrumen pasar uang lain.
Seperti yang sudah dijelaskan di beberapa artikel sebelumnya, obligasi atau surat utang merupakan surat pernyataan dari pihak peminjam dana untuk investor, bahwa mereka telah meminjam dana dalam jumlah tertentu, dan akan mengembalikannya dalam jangka waktu tertentu. Untuk itu, peminjam dana akan memberikan kupon atau bunga secara berkala kepada investor, antara 3 – 6 bulan sekali.
Nah, ini dia asal mula istilah “pendapatan tetap” pada Reksa Dana Pendapatan Tetap. So, kita sebagai investor akan memperoleh pendapatan tetap yang berupa bunga atau kupon tersebut.
Tujuan Finansial
Karena produk yang dibeli adalah produk pasar modal–obligasi atau surat utang–yang berjangka waktu lebih dari 1 tahun, dan kurang dari 5 tahun, maka tujuan finansial yang cocok untuk Reksa Dana Pendapatan Tetap ini adalah juga yang punya jangka waktu pendek hingga menengah.
Siapa dan Di Mana Bisa Beli Reksa Dana Pendapatan Tetap
Siapa saja bisa berinvestasi di Reksa Dana Pendapatan Tetap, asal perhatikan profil risiko masing-masing. Karena, meski masih tergolong risiko kecil, tetapi risiko yang bisa terjadi pada jenis investasi ini lebih besar ketimbang Reksa Dana Pasar Uang. Jadi, kurang cocok buat para investor dengan karakter yang sangat konvensional.
Reksa Dana Pendapatan Tetap bisa dibeli di fintech-fintech yang sekarang menjamur.
Tinggal pilih aplikasinya di handphone, download, dan install. Kemudian, kamu perlu untuk melakukan registrasi dengan memberikan semua data diri yang diminta–termasuk foto identitas, dan beberapa aplikasi juga minta foto buku tabungan. Setelah ada verifikasi, kamu pun bisa langsung melakukan investasi.
Yes, semudah itu.
Atau, kalau kamu pengin membeli di bank atau langsung ke kantor manajer investasinya juga bisa sih. Tapi, ya lebih repot sedikit. Kalau ada cara yang lebih praktis, kenapa mesti pakai cara yang rempong sih? :)
Keuntungan Reksa Dana Pendapatan Tetap
Modal kecil
Seperti halnya Reksa Dana Pasar Uang, kamu enggak perlu modal gede untuk bisa berinvestasi di Reksa Dana Pendapatan Tetap. Kamu hanya butuh Rp100.000 saja untuk mulai. Kalau enggak salah, bahkan ada fintech yang menawarkan minimal Rp10.000 untuk mulai berinvestasi, dan bisa membayar via GoPay.
Duh, kalau segini mah, yang mahasiswa aja juga bisa nih ikut mulai berinvestasi sejak sekarang kan?
Fleksibel
Meski Reksa Dana Pendapatan Tetap ini sebenarnya paling ideal dimanfaatkan untuk tujuan finansial jangka menengah, namun tetap enggak masalah kalau misalkan kamu hendak mencairkan dananya kapan saja.
Tak terikat sama sekali oleh waktu, enggak seperti deposito yang akan ada penalti jika diambil lebih cepat dari jatuh temponya.
Imbal Lebih Besar
Reksa Dana Pendapatan Tetap memberikan imbal yang lebih besar ketimbang Reksa Dana Pasar Uang. Bisa naik ataupun turun, tapi saat artikel ini ditulis rata-rata return yang ditawarkan oleh manajer investasi adalah berkisar di 11 – 15% setiap tahunnya.
Wih, bandingkan dengan bunga deposito yang di pertengahan tahun 2019 ini diturunkan lagi ke level 5%. Jauh ya?
Risiko Reksa Dana Pendapatan Tetap
Nah, dengan imbal yang lebih besar itu, pastinya risiko pun menjadi lebih besar. Ini sudah hukum yang berlaku di dunia investasi. Apa saja risiko yang bisa terjadi dalam Reksa Dana Pendapatan Tetap?
Risiko fluktuasi pasar modal
Namanya juga diinvestasikan ke instrumen pasar modal, jadi nilai investasi Reksa Dana Pendapatan Tetap juga bisa dipengaruhi oleh fluktuasi yang terjadi di pasar modal.
Namun, biasanya hal ini sudah bisa diantisipasi oleh manajer investasi dengan prinsip diversifikasi investasi. Makanya, perlu bagi kita untuk memilih manajer investasi yang cerdas dan tanggap terhadap perubahan ekonomi global.
Risiko bangkrut
Salah satu risiko yang cukup besar yang bisa terjadi dalam investasi obligasi–terutama jika kita berinvestasi pada surat utang perusahaan–adalah risiko perusahaan tersebut bangkrut.
Sebagai investor, kita akan menempati prioritas terakhir untuk dikembalikan dananya setelah perusahaan memenuhi kewajiban terhadap stakeholder lain, seperti karyawan, vendor, dan sebagainya.
Risiko gagal bayar
Selain risiko bangkrut, ada juga risiko gagal bayar yang bisa terjadi. Penyebabnya sih bisa bermacam-macam, ya salah satunya ya ketika perusahaan bangkrut itu tadi.
Namun, enggak perlu khawatir. Biasanya sih manajer investasi sudah sangat jeli akan situasi yang terjadi. Mereka akan bisa mengantisipasi risiko-risiko ini agar seminimal mungkin terjadi.
Ya, inilah enaknya berinvestasi dengan reksa dana. Kita tinggal pantau aja sih secara berkala, untuk melihat pertumbuhannya. Kalau kurang baik, ya tinggal pindahkan saja dana ke manajer investasi lainnya.
Nah, jadi, gimana nih? Mau ikut berinvestasi di Reksa Dana Pendapatan Tetap? Kamu bisa ikutan dulu kelas finansial online QM Financial yang khusus membahas tentang reksa dana, mulai dari pengenalan, menghitung kebutuhan, memilih produk, hingga melakukan review terhadap reksa dananya lo!
Dengan bekal ilmu yang cukup, pastinya akan membantumu berinvestasi dengan lebih baik kan?
Ketahui 4 Jenis Reksa Dana Sebelum Mulai Berinvestasi
Semakin banyak orang melek akan arti pentingnya berinvestasi. Hal ini seiring dengan semakin banyak orang yang concern atas masa depan masing-masing. Salah satu instrumen investasi yang belakangan ini semakin populer adalah reksa dana. Apakah kamu sudah tahu apa saja jenis reksa dana yang ada, yang bisa kamu manfaatkan untuk membantumu mencapai tujuan finansialmu?
Kalau belum, ayo, kita cari tahu lebih banyak mengenai beberapa jenis reksa dana yang banyak ditemui, agar kemudian kamu bisa memutuskan reksa dana mana yang cocok untuk tujuan finansialmu. Kesalahan dalam memilih reksa dana yang pas dengan kebutuhanmu bisa berakibat gagalnya pencapaian tujuan finansialmu lo. Gigit jari deh.
Simak artikel ini sampai selesai ya!
4 Jenis Reksa Dana yang Harus Kamu Kenali Lebih Dulu Sebelum Mulai Berinvestasi
1. Reksa Dana Pasar Uang
Reksa Dana Pasar Uang merupakan instrumen investasi yang paling cocok dicoba oleh kamu yang baru mulai berinvestasi, lantaran risikonya yang paling rendah di antara instrumen investasi yang lain.Reksa dana ini cocok buat kamu yang punya tujuan finansial jangka pendek, kurang lebih 1 tahun saja.
Mengapa dianggap paling rendah risikonya? Ya, karena sejauh ini terbukti, jenis reksa dana ini paling stabil meski kondisi ekonomi sedang goyah. Kemarin-kemarin nih, saat terjadi perang dagang antara Amerika dan Tiongkok yang menyebabkan bursa saham memerah, Reksa Dana Pasar Uang tetap stabil memberikan imbal sebesar 5 – 6% setahun.
Jika kamu berinvestasi di Reksa Dana Pasar Uang, maka 100% danamu akan diinvestasikan pada produk-produk pasar uang, seperti deposito, surat utang jangka pendek atau yang jatuh temponya kurang dari 1tahun, dan lain-lain. Makanya disebut sebagai Reksa Dana Pasar Uang.
2. Reksa Dana Pendapatan Tetap
Jangan tertipu oleh namanya. Reksa Dana Pendapatan Tetap bukan lantas berarti jenis reksa dana ini akan memberi kita pendapatan tetap setiap bulan layaknya gaji ya.
Disebut “pendapatan tetap” lantaran sebagian besar (80% lebih) dana yang kita investasikan akan di-“belanja”-kan pada obligasi atau surat utang. Obligasi–seperti yang bisa kamu baca pada artikel sebelumnya–akan memberimu kupon atau bunga yang besarnya sesuai ketentuan atau kesepakatan secara berkala dan teratur.
Makanya disebut sebagai “pendapatan tetap”.
Dari segi faktor risiko, Reksa Dana Pendapatan Tetap memang lebih berisiko ketimbang Reksa Dana Pasar Uang, namun tetap saja termasuk kecil–apalagi jika dibandingkan dengan Reksa Dana Saham yang akan kita bahas berikutnya. Jenis reksa dana ini cocok jika kamu manfaatkan untuk membantumu mencapai tujuan finansial jangka menengah hingga panjang, lantaran biasanya surat utang juga punya jatuh tempo antara 5 hingga 10 tahun.
3. Reksa Dana Saham
Reksa Dana Saham adalah jenis reksa dana yang akan menginvestasikan sebagian besar dana investor (80%-nya) ke instrumen saham, baru sisanya akan dialokasikan untuk instrumen pasar uang maupun obligasi.
Reksa Dana Saham merupakan jenis reksa dana yang mempunyai tingkat risiko paling tinggi di antara jenis reksa dana yang lain, karena sangat tergantung pada fluktuasi harga saham yang kadang sangat tajam. Namun juga reksa dana ini memiliki potensi memperoleh imbal yang paling tinggi. Ingat kan, dalil “high risk, high return”? Ini berlaku juga di Reksa Dana Saham ini.
Karena itu, Reksa Dana Saham jelas bukan instrumen yang aman untuk investasi jangka pendek, misalnya di bawah 5 tahun. Ya karena instrumen saham yang sangat fluktuatif tadi.
4. Reksa Dana Campuran
Reksa Dana Campuran memungkinkan manajer investasi untuk mengalokasikan dana investor ke berbagai instrumen pasar uang, obligasi, dan saham sesuai porsi masing-masing. Karena manajer investasi memiliki kebebasan untuk menentukan instrumen investasinya, maka porsi investasi dalam jenis reksa dana ini bisa sangat fleksibel dan beragam. Tujuannya untuk memperoleh imbal semaksimal mungkin dalam jangka menengah, antara 3 – 5 tahun.
Karena instrumennya bermacam-macam, maka tingkat risikonya juga menjadi lebih rendah jika dibandingkan dengan Reksa Dana Saham, namun lebih tinggi dibandingkan Reksa Dana Pasar Uang dan Reksa Dana Pendapatan Tetap. Sedangkan imbalnya, bisa jadi lebih tinggi ketimbang Reksa Dana Pasar Uang dan Reksa Dana Pendapatan Tetap namun lebih rendah dibandingkan Reksa Dana Saham. Diversifikasi alokasi dana membuatnya jadi lebih terlindung terhadap fluktuasi pasar. Ya berpengaruh sih, tapi masih kecil.
Lalu, jenis reksa dana mana yang paling cocok untuk kebutuhan finansialmu?
Nah, hal ini bisa kamu ketahui dengan ikutan kelas finansial online QM Financial. Enggak hanya memilih jenis reksa dana yang pas, tapi kamu juga akan tahu bagaimana caranya menghitung kebutuhan investasi dan juga bagaimana caranya mereview investasi reksa dana yang sudah kamu lakukan.
Mau? Cek jadwalnya, dan segera daftarkan dirimu ya!