Cara Mulai Berinvestasi dengan Pendapatan Terbatas untuk Ibu Muda
Mulai berinvestasi sering kali terasa sulit, terutama bagi ibu muda dengan pendapatan terbatas. Namun, dengan strategi yang tepat dan pemahaman yang cukup, investasi bisa menjadi cara efektif untuk mencapai kestabilan finansial jangka panjang.
Artikel ini akan membahas cara-cara mulai berinvestasi yang dapat diikuti oleh ibu muda tanpa harus mengorbankan kebutuhan sehari-hari.
Table of Contents
Cara Mulai Berinvestasi untuk Ibu Muda
Siapa bilang ibu muda tak perlu paham investasi? Justru karena ibu umumnya adalah “menteri keuangan” keluarga, makanya harus tahu investasi yang bener.
Namun, faktanya, banyak ibu muda merasa terintimidasi oleh konsep investasi karena khawatir akan risiko dan minimnya pengalaman. Nah, sekarang sih enggak perlu khawatir lagi. Dengan langkah-langkah sederhana dan alat investasi yang mudah digunakan, proses ini bisa menjadi lebih mudah dan terjangkau.
Berikut adalah panduan praktis yang bisa membantu ibu muda mulai berinvestasi dengan aman dan efisien.
1. Mulai dari yang Kecil
Mulailah dengan menanamkan dana dalam investasi kecil seperti tabungan berjangka atau deposito. Kedua opsi ini memberikan hasil yang stabil dan aman, ideal bagi yang baru memulai perjalanan investasi.
Tabungan berjangka memungkinkan menabung dengan jangka waktu tertentu dan bunga yang lebih tinggi dibanding tabungan biasa. Sementara deposito menawarkan keuntungan pasti dengan tingkat bunga tetap selama periode yang ditentukan, memberikan ketenangan karena bebas dari fluktuasi pasar.
Pilihan ini membantu membangun fondasi finansial yang kuat sebelum mencoba investasi yang lebih berisiko.
Baca juga: Pentingnya Perencanaan Keuangan untuk Ibu Rumah Tangga
2. Gunakan Aplikasi Investasi
Manfaatkan aplikasi investasi yang mudah digunakan. Sekarang ada banyak kok. Aplikasi ini memungkinkan untuk mulai berinvestasi dengan nominal kecil, sehingga cocok bagi pemula yang ingin mencoba investasi tanpa risiko besar.
Selain itu, umumnya aplikasi seperti ini juga menawarkan berbagai pilihan produk investasi, mulai dari saham, reksa dana, hingga obligasi, cukup dari satu tempat saja. Dengan begitu, dapat memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan dan profil risiko.
Pastikan saja aplikasinya juga dilengkapi dengan fitur edukasi dan analisis, sehingga dapat membantu membuat keputusan investasi lebih baik dan bijak.
3. Saham dan Reksa Dana
Mulai berinvestasi dalam saham atau reksa dana bisa dilakukan dengan modal kecil. Dua instrumen ini adalah yang paling populer. Kenapa bisa mulai dari keduanya? Kalau ada masalah, ibu muda bisa punya banyak tempat untuk bertanya.
Lagi pula, platform investasi zaman sekarang memungkinkan pembelian saham atau reksa dana dengan jumlah minimum. Ada yang bisa mulai dari Rp10.000 dan bisa bayar pakai ewallet loh! Dengan begitu, jadi lebih terjangkau bagi pemula.
Dengan investasi dalam saham, dapat berpartisipasi langsung dalam kepemilikan perusahaan dan mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga saham. Reksa dana, di sisi lain, menawarkan diversifikasi dengan mengumpulkan dana dari banyak investor untuk diinvestasikan dalam portofolio yang terdiri dari berbagai instrumen keuangan, mengurangi risiko dan memberikan potensi keuntungan yang stabil.
Pilihan ini memberikan fleksibilitas dan kemudahan untuk mulai membangun portofolio investasi yang solid dengan dana terbatas.
4. Dana Darurat
Sebelum mulai berinvestasi, penting untuk menyiapkan dana darurat. Dana ini berfungsi sebagai penyangga finansial untuk mengatasi kejadian tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan atau biaya medis mendadak.
Punya dana darurat yang cukup membantu menjaga stabilitas keuangan keluarga dan mencegah penggunaan dana investasi untuk kebutuhan mendesak. Idealnya, dana darurat sebaiknya mencakup pengeluaran hidup selama 6-12 bulan, sehingga memberikan waktu yang cukup untuk menyesuaikan diri dengan situasi keuangan yang baru.
5. Pelajari dan Edukasi Diri
Sisihkan waktu untuk belajar mengenai berbagai jenis investasi. Pengetahuan ini penting untuk membuat keputusan keuangan yang cerdas.
Manfaatkan sumber online gratis yang banyak tersedia, seperti artikel, video, dan podcast QM Financial. Dengan memahami risiko dan potensi keuntungan dari berbagai instrumen investasi, dapat lebih siap dan percaya diri dalam mengelola portofolio. Edukasi diri terus-menerus adalah kunci untuk sukses dalam berinvestasi jangka panjang.
6. Diversifikasi
Sebarkan investasi ke berbagai instrumen seperti emas, properti, atau saham untuk mengurangi risiko. Diversifikasi membantu meminimalkan potensi kerugian dengan enggak menempatkan seluruh dana di satu tempat.
Misalnya, jika saham mengalami penurunan, nilai investasi di emas atau properti mungkin tetap stabil atau bahkan meningkat. Ini memberikan keseimbangan dalam portofolio investasi dan melindungi dari fluktuasi pasar yang tajam.
Dengan diversifikasi yang baik, dapat mencapai pertumbuhan yang lebih konsisten dan mengurangi dampak negatif dari investasi yang kurang menguntungkan.
7. Konsisten dan Disiplin
Buat rencana investasi yang jelas dan patuhi dengan konsisten. Disiplin dalam menyisihkan sebagian pendapatan untuk diinvestasikan sangat penting untuk mencapai keberhasilan jangka panjang.
Rutinitas ini akan membantu membangun portofolio yang kuat seiring waktu. Dengan konsistensi dan disiplin, tujuan finansial lebih mudah tercapai dan masa depan keuangan lebih terjamin.
Baca juga: Beauty on a Budget: Perawatan Kulit Efektif dan Hemat untuk Ibu Modern
Dengan langkah-langkah praktis ini, ibu muda dapat mulai berinvestasi dengan pendapatan terbatas tanpa merasa kewalahan. Edukasi, disiplin, dan pemilihan investasi yang tepat akan membantu mencapai kestabilan finansial di masa depan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Contoh Rencana Investasi Pribadi untuk Tujuan Finansial Dana Pendidikan Anak
Merencanakan masa depan finansial, terutama untuk dana pendidikan anak, membutuhkan strategi yang matang dan sesuai dengan kebutuhan. Contoh rencana investasi pribadi bisa menjadi panduan untuk mencapai tujuan ini dengan efektif.
Dengan berbagai pilihan instrumen investasi, seperti reksa dana, obligasi, dan deposito, langkah awal untuk mempersiapkan dana pendidikan bisa dilakukan dengan lebih terencana.
Penting untuk memahami bahwa setiap rencana investasi harus disesuaikan dengan profil risiko dan jangka waktu yang diinginkan. Dengan memilih instrumen yang tepat dan mengalokasikan dana secara bijaksana, tujuan finansial dapat tercapai tanpa perlu menghadapi risiko yang terlalu tinggi.
Table of Contents
Langkah-Langkah Membuat Rencana Investasi Pribadi
Berikut adalah langkah-langkah untuk membuat rencana investasi guna mencapai tujuan dana pendidikan anak.
1. Menentukan Tujuan Finansial dengan Jelas
Tentukan jumlah dana yang dibutuhkan untuk pendidikan anak. Misalnya, biaya kuliah di universitas yang diinginkan. Tentukan juga jangka waktu untuk mencapai tujuan ini, seperti 15 tahun ke depan.
2. Menghitung Dana yang Perlu Diinvestasikan
Hitung jumlah dana yang perlu diinvestasikan secara rutin berdasarkan target dana pendidikan dan jangka waktu yang telah ditentukan. Gunakan rumus Future Value (FV) untuk menghitung berapa besar investasi bulanan yang diperlukan untuk mencapai target dana dengan asumsi tingkat pengembalian tertentu.
3. Menilai Profil Risiko
Tentukan profil risiko yang sesuai dengan kondisi keuangan dan toleransi terhadap risiko. Profil risiko akan memengaruhi pemilihan jenis instrumen investasi. Untuk tujuan pendidikan yang biasanya berjangka menengah hingga panjang, investasi dengan risiko moderat seperti reksa dana campuran dan obligasi bisa dipertimbangkan.
4. Memilih Instrumen Investasi yang Tepat
Pilih instrumen investasi yang sesuai dengan tujuan dan profil risiko. Misalnya, kombinasi reksa dana campuran, obligasi pemerintah, dan deposito. Diversifikasi ini bertujuan untuk mengurangi risiko sekaligus memaksimalkan potensi pertumbuhan dana.
5. Membuat Alokasi Dana yang Diversifikasi
Tetapkan alokasi dana untuk setiap instrumen investasi. Misalnya, 40% untuk reksa dana campuran, 30% untuk obligasi, dan 30% untuk deposito. Alokasi ini bisa disesuaikan sesuai dengan perubahan kondisi keuangan atau pasar.
6. Menyisihkan Dana Secara Berkala
Lakukan investasi secara konsisten, misalnya setiap bulan, untuk memastikan pertumbuhan dana yang stabil. Otomatiskan setoran ke dalam instrumen investasi yang telah dipilih untuk menjaga disiplin finansial.
7. Menyiapkan Dana Darurat
Sebelum mulai berinvestasi, pastikan sudah memiliki dana darurat yang setara dengan 3-6 bulan biaya hidup. Dana darurat ini penting untuk melindungi keuangan dari kejadian tak terduga dan tidak memengaruhi rencana investasi.
8. Memantau dan Mengevaluasi Investasi Secara Berkala
Lakukan evaluasi terhadap kinerja investasi secara berkala, misalnya setiap 6 bulan atau setahun sekali. Jika ada instrumen yang tidak memberikan hasil sesuai harapan, pertimbangkan untuk melakukan rebalancing portofolio.
9. Menyesuaikan Rencana Investasi Sesuai Perubahan Kondisi
Sesuaikan rencana investasi jika ada perubahan dalam kondisi finansial, tujuan, atau profil risiko. Misalnya, ketika mendekati waktu kuliah, bisa mengalihkan sebagian dana dari instrumen berisiko tinggi ke instrumen yang lebih aman seperti deposito atau obligasi.
10. Menghindari Pengeluaran Dana Investasi Kecuali untuk Tujuan yang Ditetapkan
Jaga agar dana yang diinvestasikan tetap berada dalam portofolio hingga mencapai tujuan. Hindari penggunaan dana investasi untuk kebutuhan lain agar rencana keuangan tetap berjalan sesuai target.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, tujuan dana pendidikan anak dapat tercapai secara lebih terencana dan terukur.
Contoh Rencana Investasi Pribadi untuk Dana Pendidikan Anak
Berikut adalah contoh rencana investasi pribadi untuk tujuan dana pendidikan anak sebesar Rp200 juta yang harus tercapai dalam 15 tahun ke depan. Rencana ini menggunakan berbagai instrumen investasi dengan tingkat risiko moderat.
Target: Rp200 juta dalam 15 tahun
Strategi Investasi:
1. Reksa Dana Campuran (40% dari total investasi bulanan)
- Alokasi: 40% dari dana investasi bulanan dialokasikan ke reksa dana campuran. Instrumen ini cocok untuk investor dengan profil risiko moderat karena menggabungkan saham dan obligasi.
- Estimasi Imbal Hasil: Rata-rata imbal hasil tahunan sekitar 8-10%.
- Keuntungan: Diversifikasi antara saham dan obligasi memberikan potensi pertumbuhan yang lebih baik daripada hanya obligasi saja, sambil tetap mengurangi risiko dibandingkan investasi saham murni.
2. Obligasi Pemerintah (30% dari total investasi bulanan)
- Alokasi: 30% dari dana investasi bulanan ditempatkan di obligasi pemerintah, seperti Obligasi Negara Ritel (ORI) atau Sukuk Ritel.
- Estimasi Imbal Hasil: Rata-rata imbal hasil tahunan sekitar 6-7%.
- Keuntungan: Risiko yang relatif rendah dengan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan deposito. Obligasi pemerintah juga aman dan memberikan pendapatan tetap.
3. Deposito Berjangka (20% dari total investasi bulanan)
- Alokasi: 20% dari dana investasi bulanan dimasukkan ke dalam deposito berjangka di bank.
- Estimasi Imbal Hasil: Rata-rata imbal hasil tahunan sekitar 4-5%.
- Keuntungan: Risiko sangat rendah dengan imbal hasil yang stabil. Cocok untuk menjaga likuiditas dana dan memberikan kepastian pengembalian.
4. Reksa Dana Pasar Uang (10% dari total investasi bulanan)
- Alokasi: 10% dari dana investasi bulanan ditempatkan di reksa dana pasar uang.
- Estimasi Imbal Hasil: Rata-rata imbal hasil tahunan sekitar 4-5%.
- Keuntungan: Risiko sangat rendah dengan likuiditas tinggi. Cocok untuk dana darurat atau kebutuhan jangka pendek.
Contoh Perhitungan Investasi Bulanan
Untuk mencapai target Rp200 juta dalam 15 tahun dengan asumsi imbal hasil rata-rata 7% per tahun dari keseluruhan portofolio:
Total Investasi Bulanan yang Dibutuhkan:
Dengan menggunakan rumus FV (Future Value), total investasi bulanan yang dibutuhkan kira-kira sekitar Rp600.000 – Rp700.000 per bulan, tergantung pada fluktuasi pasar dan kinerja masing-masing instrumen investasi.
Pro tips
- Evaluasi secara Berkala: Setiap 6 bulan atau setahun sekali, evaluasi portofolio untuk memastikan kinerja investasi sesuai dengan target yang ditetapkan.
- Penyesuaian: Jika ada perubahan signifikan dalam kondisi pasar atau keuangan, pertimbangkan untuk menyesuaikan alokasi investasi.
- Pertimbangkan Inflasi: Imbal hasil dan target dana pendidikan harus mempertimbangkan inflasi yang bisa mempengaruhi biaya pendidikan di masa depan.
Dengan strategi diversifikasi ini, tujuan dana pendidikan anak sebesar Rp200 juta dalam 15 tahun diharapkan dapat tercapai dengan risiko yang moderat dan pengelolaan yang lebih aman.
Of course, yang di atas adalah contoh rencana investasi pribadi, yang dilakukan sebagai studi kasus saja. Kamu bisa mengganti angka, instrumen, dan detail lainnya sesuai kondisi dan kemampuan kamu. Diharapkan juga kamu selalu ingat, bahwa asumsi selalu salah.
Bagaimana, tertarik untuk mempelajari cara membuat rencana keuangan seperti ini lebih lanjut? Tak hanya berhenti di contoh rencana investasi pribadi untuk dana pendidikan, tetapi juga untuk dana pensiun, dana rumah pertama, dan lain sebagainya?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Reksa Dana untuk Pemula sebagai Instrumen Investasi Ideal
Reksa dana untuk pemula merupakan pilihan investasi yang menarik. Alasan utamanya adalah kemudahan pengelolaan dan risiko yang relatif lebih rendah dibandingkan instrumen pasar saham.
Apalagi dengan beragam pilihan jenis reksa dana, mulai dari pasar uang, pendapatan tetap, hingga campuran, memudahkan penyesuaian dengan tujuan keuangan yang ingin dicapai.
Reksa dana untuk pemula juga menawarkan keuntungan dari diversifikasi aset secara otomatis. Hal ini berarti, meski dengan modal yang terbatas, peluang untuk mengakses berbagai instrumen investasi bisa terbuka lebar. Selain itu, adanya pengelolaan oleh manajer investasi profesional membantu dalam memonitor dan mengoptimalkan kinerja investasi.
Mau tahu tentang reksa dana, sebelum mulai berinvestasi, dan lanjut ke cara mulai investasi ke reksa dana? Yuk, kita bahas di artikel kali ini.
Table of Contents
Pengertian dan Cara Kerja Reksa Dana
Mari kita mundur dulu, untuk mengingat kembali pengertian reksa dana dan bagaimana cara kerjanya.
Reksa dana adalah sebuah instrumen investasi yang mengumpulkan dana dari banyak investor untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio sekuritas oleh manajer investasi. Tujuannya adalah untuk mendapatkan keuntungan bersama.
Ada beberapa jenis reksa dana berdasarkan jenis investasinya, seperti reksa dana pasar uang, obligasi, campuran, dan saham. Masing-masing memiliki karakteristik yang unik, sehingga sangat penting bagi kamu untuk kenalan dulu lebih jauh sebelum memilih yang sesuai dengan kebutuhan.
Begini prinsip cara kerja reksa dana:
- Pengumpulan Dana: Investor membeli unit penyertaan reksa dana. Satu unit penyertaan mewakili bagian kepemilikan atas portofolio yang dikelola reksa dana tersebut.
- Pengelolaan oleh Manajer Investasi: Manajer investasi akan mengelola dana yang terkumpul dengan membeli berbagai instrumen investasi. Pilihan instrumen tersebut berdasarkan analisis dan strategi untuk mencapai tujuan investasi dari reksa dana yang bersangkutan.
- Distribusi Hasil Investasi: Keuntungan dari investasi tersebut akan dibagi kepada para investor sesuai dengan jumlah unit penyertaan yang mereka miliki. Sebaliknya, jika terjadi kerugian, nilai investasi investor juga bisa turun.
- Biaya Pengelolaan: Manajer investasi mengambil fee atau biaya pengelolaan untuk jasa mereka dalam mengelola reksa dana. Biaya ini biasanya berupa persentase tertentu dari total dana kelolaan.
Di reksa dana, kita sebagai investor dapat kapan saja menjual kembali unit penyertaan invetasi kepada manajer investasi sesuai dengan nilai aktiva bersih (NAB) per unit pada saat itu, yang diumumkan secara berkala. Tidak ada ikatan durasi waktu penyimpanan di reksa dana, berbeda dengan obligasi ataupun deposito.
Reksa dana untuk pemula sangat populer karena memberikan kesempatan kepada investor kecil untuk dapat berinvestasi di pasar modal dan instrumen investasi lainnya. Modalnya enggak banyak, sementara dikelola secara profesional, serta risiko yang relatif lebih terdiversifikasi.
Baca juga: Mengukur Kinerja Reksa Dana
Reksa Dana untuk Pemula: Mengapa Tepat?
Setiap kali bertanya pada ahli keuangan—atau mungkin QM Financial trainer—instrumen investasi apa yang paling pas untuk pemula, pasti rata-rata akan dijawab reksa dana. Mengapa?
Reksa dana untuk pemula sering dianggap sebagai pilihan investasi yang cocok karena beberapa alasan utama.
1. Dikelola Secara Profesional
Salah satu keuntungan terbesar dari reksa dana adalah pengelolaannya yang dilakukan oleh manajer investasi profesional. Bagi investor pemula yang mungkin belum memiliki pengetahuan atau pengalaman yang cukup dalam berinvestasi, memiliki seorang ahli yang mengelola investasi mereka bisa sangat membantu.
2. Diversifikasi
Reksa dana memberikan diversifikasi “instan”, karena dana dari investor digunakan untuk membeli berbagai jenis sekuritas. Cara ini akan dapat menurunkan risiko secara relatif, karena enggak semua investasi akan mengalami penurunan nilai pada waktu yang sama.
3. Kemudahan Akses
Berinvestasi dengan reksa dana untuk pemula cukup mudah. Investor hanya perlu membuka rekening investasi dengan agen penjual reksa dana, dan bisa mulai berinvestasi dengan nominal yang relatif kecil. Ada yang Rp100.000, bahkan ada yang menawarkan mulai dari Rp10.000. Hal ini menjadikan reksa dana pilihan yang terjangkau dan mudah diakses.
4. Likuiditas
Reksa dana menawarkan likuiditas yang cukup tinggi. Investor bisa menjual unit penyertaannya kembali kepada manajer investasi atau di pasar sekunder dengan cepat jika diperlukan, sesuai dengan nilai aktiva bersih (NAB) pada saat itu.
5. Risiko Relatif Lebih Rendah
Karena adanya diversifikasi dan pengelolaan profesional, reksa dana cenderung memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan membeli saham individual. Ini membuat reksa dana menjadi pilihan yang menarik bagi investor pemula yang mungkin lebih berhati-hati dengan risiko.
6. Ada Banyak Pilihan Investasi
Ada berbagai jenis reksa dana untuk pemula yang tersedia, dari yang berinvestasi di pasar uang yang sangat aman, hingga yang berinvestasi di saham yang lebih berisiko. Hal ini memberi investor pemula kesempatan untuk memilih jenis reksa dana yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan mereka.
Dengan kelebihan-kelebihan ini, reksa dana dapat menjadi langkah awal yang baik bagi mereka yang baru memulai perjalanan investasi, memberikan pengalaman belajar sambil tetap mendapatkan eksposur pada berbagai jenis aset dan strategi investasi.
Cara Memulai Investasi Reksa Dana untuk Pemula
Berinvestasi reksa dana untuk pemula bisa menjadi langkah pertama yang mengasyikkan. Berikut adalah langkah-langkah dasar yang bisa diikuti oleh pemula untuk mulai berinvestasi di reksa dana.
1. Tentukan Tujuan Investasi
Tujuan lo apa? Sebelum memulai, tentukan apa tujuan kamu berinvestasi. Apakah untuk dana pensiun, pendidikan, pembelian rumah, atau tujuan jangka pendek, menengah, atau panjang lainnya?
Tujuan ini akan membantumu untuk dapat memilih jenis reksa dana yang sesuai dengan profil risiko dan jangka waktu investasi yang dibutuhkan.
2. Pahami Profil Risiko
Evaluasi seberapa besar risiko yang dapat kamu terima dan berapa lama kamu berencana untuk berinvestasi. Hal ini akan menentukan apakah kamu harus memilih reksa dana pasar uang, obligasi, campuran, atau saham.
3. Lakukan Riset tentang Reksa Dana
Cari informasi tentang berbagai reksa dana yang tersedia. Fokus pada histori performa, manajer investasi, strategi investasi, biaya yang dibebankan, dan ulasan dari investor lain.
Paling praktis, ya ikut kelas FCOS Memilih Reksa Dana dong. Sudah paket lengkap; ketemu trainer, dijelaskan, diberi tools untuk memilih dan menghitung reksa dana. Kurang apa lagi, coba?
4. Pilih Platform atau Agen Penjual
Kamu bisa membeli reksa dana melalui bank, perusahaan sekuritas, atau platform investasi online. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan, jadi pilih yang paling sesuai dengan kebutuhanmu, dan pastikan untuk riset dan membandingkan semua layanan yang tersedia ya. Saran terbaik adalah pilih layanan yang memiliki aplikasi mobile yang mudah digunakan.
5. Daftarkan Diri dan Buka Rekening Investasi
Ikuti proses pendaftaran yang diminta oleh platform atau agen penjual yang kamu pilih. Prosesnya bisa jadi berbeda antara satu penyedia layanan dan yang lainnya. Namun, biasanya meliputi pengisian data diri, kemudian ada verifikasi—bisa jadi harus foto dengan kartu identitas atau melakukan video call—dan setelah itu, biasanya akun sudah aktif.
6. Lakukan Deposit dan Pembelian Unit Penyertaan
Setelah rekening investasi aktif, kamu sudah bisa melakukan deposit awal. Kemudian, pilih reksa dana yang ingin kamu beli dan tentukan berapa banyak uang yang ingin kamu investasikan. Ikuti petunjuk dalam aplikasi.
Baca juga: Investasi Reksa Dana Terbuka dan Tertutup: Ini 6 Perbedaannya
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, kamu bisa memulai perjalanan investasi reksa dana untuk pemula dengan lebih teratur, konsisten, dan disiplin. Jangan lupa, untuk selalu memantau performa reksa danamu. Akses laporan dan pembaruan yang biasanya disediakan oleh manajer investasi untuk melihat bagaimana investasimu berkinerja.
Berdasarkan perubahan kondisi pasar atau perubahan dalam tujuan atau toleransi risikomu, mungkin diperlukan untuk melakukan rebalancing atau penyesuaian pada alokasi aset.
Untuk memudahkan investasi reksa dana untuk pemula yang lebih rutin, kamu bisa menggunakan fasilitas auto-debit yang banyak ditawarkan oleh platform investasi, sehingga investasimu bisa berjalan secara otomatis setiap bulan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
6+ Investasi Terbaik untuk Meningkatkan Uang Pensiun
Uang pensiun adalah salah satu hal yang sangat penting untuk dipersiapkan sejak dini. Tahu kan, kalau menabung saja sering kali tidak cukup, karena inflasi dan biaya hidup yang terus meningkat.
Oleh karena itu, investasi menjadi salah satu cara yang efektif untuk memastikan masa pensiun yang nyaman dan aman. Banyak pilihan investasi yang bisa dipertimbangkan, masing-masing dengan kelebihan dan risikonya.
Table of Contents
Investasi untuk Meningkatkan Uang Pensiun
Uang pensiun yang dikelola dengan baik dapat memberikan kebebasan finansial di masa tua. Salah satu jalan untuk bisa meningkatkan uang pensiun adalah dengan berinvestasi.
Investasi yang tepat bisa memberikan imbal hasil yang signifikan sehingga kebutuhan hidup sehari-hari terpenuhi tanpa khawatir. Mulai dari reksa dana, saham, obligasi, hingga properti, semuanya menawarkan potensi untuk meningkatkan nilai uang pensiun. Pemahaman yang baik tentang berbagai instrumen investasi ini sangat penting untuk membuat keputusan yang tepat.
Investasi terbaik untuk meningkatkan uang pensiun tergantung pada berbagai faktor seperti usia, toleransi risiko, dan tujuan keuangan. Berikut adalah beberapa opsi investasi yang bisa dipertimbangkan untuk meningkatkan uang pensiun.
1. Reksa Dana
Reksa dana menawarkan diversifikasi dan dikelola oleh profesional. Diversifikasi berarti investasi tersebar ke berbagai jenis aset, sehingga risiko bisa lebih tersebar dan tidak terfokus pada satu jenis aset saja.
Pengelolaan oleh profesional memberikan keuntungan karena keputusan investasi dilakukan oleh manajer investasi yang berpengalaman dan memiliki pengetahuan lebih dalam tentang pasar.
Ada berbagai jenis reksa dana yang bisa dipilih untuk meningkatkan uang pensiun. Ada reksa dana saham, pendapatan tetap, dan campuran.
Baca juga: 4 Contoh Aset Finansial yang Cocok untuk Rencana Pensiun
2. Saham
Investasi saham dapat memberikan potensi pengembalian uang pensiun yang tinggi, tetapi juga memiliki risiko yang lebih tinggi. Saham mewakili kepemilikan di perusahaan, dan nilai saham dapat naik atau turun tergantung pada kinerja perusahaan tersebut serta kondisi pasar secara keseluruhan. Karena fluktuasi harga saham yang signifikan, penting untuk memiliki pemahaman yang baik tentang perusahaan tempat berinvestasi.
Pilih saham dari perusahaan yang stabil dan memiliki prospek pertumbuhan yang baik. Perusahaan yang stabil biasanya memiliki sejarah kinerja yang solid, manajemen yang baik, dan model bisnis yang kuat.
Prospek pertumbuhan yang baik berarti perusahaan tersebut memiliki potensi untuk berkembang lebih lanjut di masa depan, misalnya melalui ekspansi pasar, inovasi produk, atau peningkatan efisiensi operasional. Melakukan riset yang saksama dan mempertimbangkan laporan keuangan, berita industri, dan analisis pasar dapat membantu dalam memilih saham yang tepat untuk portofolio investasi.
3. Obligasi
Obligasi menawarkan pendapatan tetap dan lebih stabil dibandingkan saham, cocok untuk pengembangan uang pensiun.
Obligasi adalah instrumen utang. Prinsip kerjanya adalah investor meminjamkan uang kepada penerbit obligasi (pemerintah atau perusahaan) dengan imbalan pembayaran bunga secara berkala serta pengembalian pokok pada saat jatuh tempo.
Stabilitas obligasi berasal dari pendapatan bunga yang tetap, yang biasanya dibayarkan setiap bulan atau sesuai ketentuan. Juga dari kepastian pengembalian pokok investasi pada akhir periode obligasi.
Obligasi pemerintah relatif lebih aman dibandingkan obligasi korporasi. Pemerintah memiliki kemampuan yang lebih besar untuk membayar kembali utangnya karena bisa mengumpulkan dana melalui pajak atau menerbitkan uang. Karena itu, risiko gagal bayar obligasi pemerintah cenderung lebih rendah, terutama untuk negara dengan ekonomi yang stabil.
Di sisi lain, obligasi korporasi, meskipun sering menawarkan tingkat bunga yang lebih tinggi, datang dengan risiko yang lebih besar karena tergantung pada kesehatan finansial perusahaan penerbit. Perusahaan dapat menghadapi kesulitan keuangan yang bisa menyebabkan gagal bayar, sehingga investasi di obligasi korporasi memerlukan analisis kredit yang cermat.
4. Properti
Investasi properti, seperti membeli rumah untuk disewakan, dapat memberikan penghasilan pasif yang dibutuhkan sebagai uang pensiun, dan apresiasi nilai properti dari waktu ke waktu. Penghasilan pasif dihasilkan dari uang sewa yang diterima setiap bulan, yang dapat digunakan untuk menutupi biaya perawatan, pajak, sampai memberikan aliran pendapatan tambahan.
Apresiasi nilai properti terjadi ketika nilai properti meningkat seiring waktu. Faktor-faktor seperti lokasi, perkembangan infrastruktur, pertumbuhan ekonomi, dan permintaan perumahan dapat berkontribusi pada peningkatan nilai properti.
5. ETF (Exchange Traded Fund)
ETF mirip dengan reksa dana tetapi diperdagangkan seperti saham. ETF (Exchange Traded Fund) adalah kumpulan aset yang bisa berupa saham, obligasi, atau komoditas, yang dikelola untuk mencapai tujuan investasi tertentu.
Seperti saham, ETF diperdagangkan di bursa efek, yang memungkinkan investor untuk membeli dan menjualnya sepanjang hari perdagangan. Harganya tentu berfluktuasi berdasarkan permintaan dan penawaran di pasar.
ETF menawarkan diversifikasi dengan biaya yang lebih rendah, cocok untuk peningkatan uang pensiun. Diversifikasi dalam ETF berarti investor memiliki akses ke berbagai aset dalam satu produk investasi, mengurangi risiko yang terkait dengan kinerja aset secara individu.
Biaya yang lebih rendah dibandingkan reksa dana konvensional berasal dari struktur manajemen pasif ETF. ETF umumnya mengikuti indeks tertentu (seperti indeks LQ45) tanpa memerlukan manajemen aktif yang intensif. Artinya, biaya operasional dan manajemen ETF cenderung lebih rendah, sehingga lebih efisien bagi investor yang ingin mendapatkan diversifikasi luas dengan biaya minimal.
Baca juga: Fungsi Dana Pensiun: Mengapa Masa Depan Finansial Kita Bergantung Padanya?
6. Investasi Alternatif
Investasi alternatif mencakup berbagai jenis investasi di luar aset tradisional seperti saham, obligasi, dan properti. Contohnya apa saja? Berikut beberapa di antaranya:
- Peer-to-peer lending adalah platform yang mempertemukan peminjam dengan pemberi pinjaman secara langsung, tanpa melalui lembaga keuangan tradisional seperti bank. Investor dalam peer-to-peer lending dapat mendapatkan pengembalian yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk keuangan tradisional, tetapi juga menghadapi risiko gagal bayar yang relatif besar juga dari peminjam. Diversifikasi portofolio pinjaman dan memilih platform yang memiliki reputasi baik dapat membantu mengurangi risiko ini.
- Crowdfunding adalah metode mengumpulkan dana dari sejumlah besar orang, biasanya melalui platform online, untuk mendanai proyek atau usaha bisnis. Investor dapat memilih berbagai proyek atau perusahaan yang ingin mereka dukung, imbalannya bisa berupa ekuitas atau hadiah lain. Crowdfunding memberikan kesempatan untuk berinvestasi dalam ide-ide inovatif dan mendukung usaha kecil, tetapi juga memiliki risiko tinggi karena banyak proyek yang tidak berhasil atau gagal mencapai target.
- Investasi dalam startup melibatkan pemberian modal kepada perusahaan baru yang berada di tahap awal pengembangan. Startup memiliki potensi pertumbuhan yang besar, tetapi juga memiliki risiko kegagalan yang tinggi. Investor dalam startup biasanya mencari peluang untuk mendapatkan keuntungan besar jika perusahaan tersebut berhasil berkembang dan menjadi sukses. Memang butuh analisis yang dalam terhadap model bisnis, tim manajemen, dan potensi pasar dari startup yang dipilih.
Penting untuk menyesuaikan portofolio investasi dengan profil risiko dan tujuan keuanganmu. Yuk, belajar mengenai uang pensiun lebih jauh, agar kamu bisa menjamin masa depanmu sendiri, tanpa bergantung pada orang lain.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
4 Contoh Aset Finansial yang Cocok untuk Rencana Pensiun
Mengenali beragam contoh aset finansial sebagai langkah awal dalam merencanakan masa depan finansial sangat penting. Memilih untuk berinvestasi sebagai bagian dari rencana pensiun menjadi strategi jitu dalam memastikan keamanan finansial setelah masa kerja berakhir.
Investasi ini enggak cuma tentang menyisihkan uang, melainkan juga mencari keuntungan tambahan yang dapat menunjang hidup ketika pendapatan reguler sudah enggak ada lagi.
Table of Contents
Pentingnya Tahu Contoh Aset Finansial yang Tepat
Memilih aset yang tepat untuk investasi dana pensiun itu sangatlah penting. Aset-aset ini harus memiliki nilai yang cenderung meningkat seiring waktu, sehingga dapat memberikan keuntungan yang signifikan di masa mendatang.
So, pengelolaan dana pensiun itu memang enggak hanya sekadar menabung, tetapi juga menginvestasikan uang tersebut pada aset-aset yang dapat tumbuh nilai investasinya.
Pentingnya merencanakan dana pensiun melalui investasi enggak bisa diremehkan. Dengan persiapan yang matang, kehidupan finansial di hari tua bisa lebih aman dan nyaman.
Oleh karena itu, memahami cara berinvestasi, mengenali berbagai contoh aset finansial, dan bisa memilih yang tepat menjadi langkah fundamental dalam membangun fondasi keuangan yang kuat untuk masa pensiun.
Dengan strategi yang tepat, masa depan finansial bisa lebih terjamin.
4 Contoh Aset Finansial yang Bisa Dipertimbangkan Masuk dalam Rencana Pensiun
Memulai investasi sejak dini adalah langkah bijak untuk memastikan masa pensiun yang tenang dan nyaman. Ada berbagai contoh aset finansial yang cocok menjadi investasi dana pensiun yang bisa menjadi pilihan, masing-masing dengan kelebihan dan risikonya sendiri.
1. Saham
Contoh aset finansial yang sering menjadi topik pembicaraan kalau membahas rencana pensiun adalah saham. Aset ini dikenal dengan pergerakan nilai yang dinamis, bisa naik atau turun dengan cepat.
Ketika nilai saham dapat meningkat, potensi keuntungan untuk investor juga besar. Namun juga sebaliknya, penurunan nilai yang tajam bisa berakibat pada kerugian serius, bahkan risiko kebangkrutan.
Saham termasuk dalam kategori aset berisiko tinggi. Pengelolaan yang cermat dan strategis sangat diperlukan untuk meminimalkan risiko kerugian. Dengan karakteristiknya ini, pelaku investasi harus memahami pasar dan membuat keputusan berdasarkan analisis yang tepat.
Untuk rencana pensiun, saham bisa diandalkan dari dividennya. Jadi, perhitungkan dengan cermat, seberapa banyak kamu harus menyimpan aset ini agar nantinya dividen bisa kamu gunakan untuk menyambung hidup setelah enggak produktif lagi.
2. Reksa Dana
Contoh aset finansial untuk masa pensiun dengan risiko yang relatif rendah yang bisa banget dipertimbangkan adalah reksa dana. Aset ini menarik bagi mereka yang mencari cara untuk memenuhi kebutuhan finansial di hari tua tanpa harus menghadapi fluktuasi pasar yang ekstrem.
Reksa dana dikelola oleh manajer investasi profesional. Tugas mereka adalah mengelola dana investor untuk mencapai pertumbuhan modal yang optimal dengan risiko yang dikelola dengan baik.
Keuntungan dari reksa dana terletak pada stabilitas sistem bunganya. Hal inilah yang membuat reksa dana menjadi pilihan yang menarik bagi yang mencari pengembalian investasi yang solid dalam jangka panjang, termasuk rencana pensiun.
Penting untuk memahami bahwa nilai reksa dana terpengaruh oleh pergerakan harga efek di pasar. Efek ini termasuk saham, obligasi, dan surat berharga lainnya.
Jadi, meskipun reksa dana dianggap sebagai investasi berisiko rendah, perubahan nilai efek di pasar tetap dapat memengaruhi nilai investasi reksa dana. Oleh karena itu, meskipun risikonya lebih rendah dibandingkan dengan investasi langsung pada saham atau obligasi, masih ada kebutuhan untuk memonitor kinerja investasi secara berkala untuk memastikan bahwa tujuan keuangan tetap tercapai.
3. Obligasi
Contoh aset finansial lainnya yang sering dipilih untuk investasi dana pensiun adalah obligasi. Investasi ini menawarkan keuntungan jangka panjang yang stabil.
Keuntungan dari obligasi, atau yang sering disebut return, diatur sesuai dengan kesepakatan di awal pembelian. Ini diberikan dalam bentuk kupon, yaitu bunga yang berasal dari penerbit obligasi, yang bisa berupa lembaga pemerintah atau entitas swasta.
Meskipun obligasi dianggap sebagai pilihan investasi yang stabil, risiko tetap ada. Risiko tersebut terkait dengan kondisi finansial dari penerbit obligasi.
Jika penerbit menghadapi masalah keuangan atau bahkan kebangkrutan, dana investasi beserta keuntungannya bisa jadi tidak dapat dikembalikan. Oleh karena itu, memilih penerbit obligasi dengan kondisi finansial yang kuat sangat penting untuk mengurangi risiko kerugian.
Salah satu yang bisa dipertimbangkan adalah Surat Berharga Negara. Ada seri ORI, Sukuk Ritel, dan sebagainya. Masing-masing memiliki karakteristik dan keuntungannya sendiri-sendiri. Tinggal investor saja yang kudu jeli dalam menentukan aset mana yang hendak dimanfaatkan.
Yang perlu diingat, obligasi ada jatuh temponya. Ketika jatuh tempo tiba, maka uang pokok akan dikembalikan secara utuh. Selanjutnya, kita harus memikirkan obligasi mana lagi yang bisa dibeli untuk menyambung investasi selanjutnya. So, ini bukan skema yang sekali beli doang. Kamu harus terus memantau dan mengikuti perkembangan.
4. Properti
Contoh aset finansial yang keempat ini bisa dibilang merupakan primadona bagi kebanyakan orang yang membuat rencana pensiun. Yes, investasi properti.
Aset ini umumnya berbentuk rumah atau bangunan yang dimanfaatkan untuk disewakan. Dengan cara ini, properti berperan sebagai sumber penghasilan pasif yang tidak memerlukan kehadiran fisik untuk mengelolanya secara langsung.
Nilai properti cenderung stabil dan menunjukkan tren peningkatan setiap tahun, memberikan keuntungan signifikan atas investasi yang dilakukan.
Namun, investasi properti memerlukan komitmen modal awal yang besar. Enggak hanya biaya pembelian, tetapi juga biaya perawatan yang harus diperhitungkan.
Terutama, keberhasilan investasi properti sangat tergantung pada lokasi. Properti di lokasi strategis lebih cenderung memberikan return yang tinggi. Sebaliknya, properti di lokasi kurang strategis berisiko mengalami kerugian. Oleh karena itu, pemilihan lokasi menjadi kunci utama dalam investasi properti untuk memaksimalkan potensi keuntungan.
Contoh aset finansial yang telah dibahas menawarkan berbagai pilihan untuk investasi dana pensiun. Setiap jenis investasi memiliki karakteristik uniknya. Memilih yang paling tepat akan menjadi kunci suksesnya pensiun kita kelak.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Aset Finansial: Pengertian, Contoh, dan Perbedaannya dengan Aset Riil yang Perlu Diketahui
Pasti kamu sudah pernah mendengar istilah aset finansial, ya kan? Memang, di zaman sekarang, dari saham di perusahaan teknologi hingga obligasi pemerintah, contoh aset finansial begitu beragam dan memiliki peran krusial dalam ekonomi modern.
Aset ini, dengan sifatnya yang tidak berwujud, sering kali menjadi kontras dengan aset riil seperti properti dan barang-barang fisik. Meskipun keduanya merupakan bagian integral dari kekayaan seseorang atau entitas, ada perbedaan mendasar yang membedakan keduanya.
Nah, di artikel kali ini, kita akan mendalami pengertian, jenis dan contoh aset finansial, serta bagaimana aset jenis ini berbeda dengan aset riil yang mungkin lebih familier di kehidupan sehari-hari kita.
Pengertian Aset Finansial
Aset finansial merujuk pada aset yang mewakili klaim atas aliran kas atau pendapatan di masa depan dari suatu entitas, seperti piutang, investasi saham, obligasi, dan instrumen-instrumen keuangan lainnya.
Secara umum, aset finansial dapat didefinisikan berdasarkan beberapa karakteristik berikut:
- Tidak Berwujud: Berbeda dengan aset riil seperti tanah, bangunan, atau mesin, aset finansial tidak memiliki bentuk fisik.
- Dibentuk Berdasarkan Perjanjian: Aset finansial biasanya tercipta berdasarkan suatu kontrak atau perjanjian yang menentukan hak dan kewajiban pihak-pihak yang terlibat.
- Potensi Aliran Kas: Aset finansial memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima aliran kas di masa depan. Misalnya, jika Anda memegang obligasi, Anda berhak menerima pembayaran bunga dan pengembalian pokok pada tanggal jatuh tempo.
- Dapat Diperdagangkan: Banyak aset finansial yang dapat diperdagangkan di pasar keuangan, seperti saham dan obligasi. Namun, ada juga aset finansial yang tidak diperdagangkan secara aktif di pasar terbuka.
- Penilaian: Nilai dari aset finansial seringkali ditentukan berdasarkan ekspektasi aliran kas masa depan dan tingkat diskonto yang sesuai.
Jenis dan Contoh Aset Finansial
Dalam era globalisasi dan kemajuan teknologi, pemahaman tentang keuangan menjadi semakin penting. Salah satu konsep dasar yang sering ditemui tetapi mungkin belum sepenuhnya dimengerti oleh banyak orang adalah aset finansial.
Aset finansial memiliki berbagai jenis berdasarkan karakteristik dan fungsi masing-masing. Berikut beberapa jenis dan contoh aset finansial yang sering kita temui—atau bahkan sudah kita manfaatkan keuntungannya.
1. Uang Tunai dan Setara Kas
Aset finansial berupa uang tunai dan setara kas ini bisa dibilang adalah aset yang paling likuid yang dapat digunakan langsung untuk transaksi ataupun pembayaran.
Contoh aset finansial uang tunai atau setara kas ini misalnya uang dalam bentuk uang fisik, saldo rekening bank, ataupun deposito berjangka pendek.
2. Piutang
Piutang adalah aset yang berupa klaim atas pihak lain sebagai hasil penjualan barang atau jasa dengan pembayaran yang tertunda, yang penerimaannya sudah dijadwalkan kemudian.
Contoh aset finansial berupa piutang ini misalnya piutang usaha. Atau, bisa juga piutangmu kepada teman yang kalau ditagih lebih galakan dia daripada kamu.
3. Surat Utang
Surat utang adalah aset finansial yang mewakili pinjaman yang harus dibayar kembali dengan bunga atau kupon, sesuai dengan kesepakatan saat surat utang tersebut diterbitkan.
Contoh aset finansial surat utang ini misalnya surat utang korporasi, atau juga obligasi negara seperti ORI, SBR, Sukuk, dan sejenisnya.
4. Ekuitas (saham)
Instrumen ini adalah instrumen yang mewakili kepemilikan dalam sebuah perusahaan atau entitas. Pemilik saham umumnya berhak atas dividen yang dibagikan sesuai kebijakan, dan juga memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham.
Contoh aset finansial ini misalnya adalah saham biasa—yang bisa kamu beli melalui sekuritas yang menjadi anggota bursa—dan saham preferen.
5. Reksa Dana
Reksa dana adalah kumpulan dana yang dikumpulkan dari banyak investor, yang kemudian dikelola oleh manajer investasi dan diinvestasikan dalam portofolio aset finansial. Dalam hal ini, bisa berupa saham, obligasi, atau jenis-jenis aset lain yang ada di pasar uang maupun pasar modal.
Contoh aset finansial reksa dana misalnya reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana campuran, dan jenis lainnya.
6. Instrumen Derivatif
Aset finansial ini merupakan instrumen yang nilainya bergantung pada harga dari aset acuan atau aset lainnya. Biasanya instrumen ini digunakan sebagai lindung nilai, spekulaso, ataupun leverage.
Contoh aset finansial derivatif misalnya adalah opsi, futures, dan sejenisnya.
7. Kontrak Asuransi dan Dana Pensiun
Instrumen ini gampangnya adalah kontrak dengan satu pihak yang berjanji untuk memberikan pembayaran dengan jumlah tertentu, dengan kesepakatan tertentu, berdasarkan suatu kejadian yang tidak pasti. Misalnya seperti ada kecelakaan, pensiun, atau bahkan kematian.
Contohnya adalah polis asuransi jiwa, atau keanggotaan program dana pensiun, dan sejenisnya.
8. Deposito dan Tabungan
Deposito dan tabungan ini kadang ya dimasukkan ke dalam kategori setara kas sih, karena cukup likuid, apalagi jika dibandingkan aset lainnya. Deposito dan tabungan adalah dana yang disimpan di institusi keuangan, yang memberikan bunga sebagai imbalan penyimpanannya.
Contohnya seperti deposito berjangka ataupun sertifikat deposito.
Perbedaan dengan Aset Riil
Lalu, di atas juga disinggung aset riil. Apa bedanya aset finansial dan aset riil?
Aset finansial dan aset riil adalah dua kategori utama aset yang dimiliki oleh individu, perusahaan, atau entitas lain. Masing-masing memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda. Berikut perbedaan utama antara aset finansial dan aset riil.
1. Secara Definisi
- Aset Finansial: Aset yang mewakili klaim atas aliran kas atau pendapatan di masa depan. Ini termasuk instrumen keuangan seperti saham, obligasi, dan piutang.
- Aset Riil: Aset yang memiliki bentuk fisik dan nilai intrinsik. Ini termasuk barang-barang seperti tanah, bangunan, mesin, dan komoditas.
2. Tangibility
- Aset Finansial: Tidak berwujud. Misalnya, saham dalam perusahaan hanya merupakan klaim atas kekayaan perusahaan dan tidak memiliki bentuk fisik.
- Aset Riil: Berwujud dan bisa dilihat atau disentuh.
3. Penilaian
- Aset Finansial: Nilainya sering kali diturunkan dari ekspektasi aliran kas masa depan atau klaim atas aset riil lainnya.
- Aset Riil: Nilainya biasanya didasarkan pada kegunaan, kualitas, dan permintaan di pasar.
4. Tujuan Investasi
- Aset Finansial: Umumnya diinvestasikan untuk mendapatkan pendapatan dalam bentuk bunga, dividen, atau apresiasi modal.
- Aset Riil: Diinvestasikan untuk mendapatkan manfaat dari penggunaannya (misalnya, properti untuk disewakan) atau apresiasi nilai di masa depan.
5. Risiko
- Aset Finansial: Rentan terhadap risiko pasar, seperti fluktuasi harga saham atau suku bunga. Risiko ini sering kali lebih volatile dibandingkan dengan aset riil.
- Aset Riil: Meskipun juga terpengaruh oleh kondisi pasar, aset riil cenderung memiliki volatilitas yang lebih rendah dan mungkin memberikan perlindungan terhadap inflasi.
6. Likuiditas
- Aset Finansial: Umumnya lebih likuid, artinya dapat dengan mudah diubah menjadi uang tunai. Misalnya, saham yang diperdagangkan di bursa dapat dengan cepat dijual.
- Aset Riil: Cenderung kurang likuid. Membutuhkan waktu lebih lama untuk menjual properti atau komoditas dibandingkan dengan menjual aset finansial.
7. Contoh
- Contoh Aset Finansial: Saham Apple Inc., obligasi pemerintah, reksa dana.
- Contoh Aset Riil: Sebidang tanah di Jakarta, mesin produksi di pabrik, emas batangan.
Kedua jenis aset ini sering kali dimiliki oleh investor untuk diversifikasi portofolio dan mengurangi risiko keseluruhan. Sebagai contoh, ketika pasar saham mengalami penurunan, nilai properti atau emas mungkin tetap stabil atau bahkan meningkat.
Contoh aset finansial yang telah kita bahas menunjukkan betapa beragam dan kompleksnya dunia keuangan saat ini. Memahami perbedaan antara aset finansial dan aset riil tidak hanya membantu kita dalam membuat keputusan investasi yang tepat, tetapi juga memberikan perspektif yang lebih luas tentang bagaimana ekonomi berfungsi.
Dengan mengetahui karakteristik, kelebihan, dan kekurangan dari masing-masing aset, kita dapat mengambil langkah yang lebih bijaksana dalam mengelola keuangan dan memaksimalkan potensi keuntungan.
Semoga melalui artikel ini, pemahaman kamu tentang aset finansial dan aset riil menjadi lebih mendalam, membantumu dalam membuat perencanaan keuangan dengan lebih baik di masa depan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Fungsi Dana Pensiun: Mengapa Masa Depan Finansial Kita Bergantung Padanya?
Ada banyak fungsi dana pensiun yang berguna bagi masa depan finansial kita. Dana pensiun sendiri merupakan dana investasi yang dibangun untuk memberikan manfaat finansial untuk kebutuhan di masa yang akan datang
Dana pensiun bisa bersifat pribadi, misalnya kamu yang membangun dana pensiun secara mandiri, dan juga ada yang kolektif, seperti dana pensiun lembaga keuangan, misalnya.
Dana pensiun bisa dalam bentuk program iuran pasti atau program manfaat pasti. Jika memilih program manfaat pasti, maka manfaat pensiun tersebut akan diperhitungkan dengan mengacu pada formula yang mempertimbangkan berbagai faktor, seperti masa kerja, gaji karyawan, dan usia pensiun.
Tetapi, kenapa sih kita harus memastikan bahwa ke depannya kita aman dalam hal finansial?
Pentingnya Memastikan Stabilitas Keuangan di Masa Pensiun
Memastikan stabilitas keuangan di masa pensiun sangat penting karena beberapa alasan berikut.
Masa Hidup yang Lebih Lama
Dengan meningkatnya harapan hidup, masa pensiun bisa menjadi fase yang sangat panjang dari kehidupan seseorang. Oleh karena itu, memastikan bahwa kita memiliki dana yang cukup untuk mendukung gaya hidup kita selama bertahun-tahun atau bahkan puluhan tahun sangat penting.
Kesehatan yang Menurun
Seiring dengan bertambahnya usia, risiko mengalami masalah kesehatan juga meningkat. Dengan memiliki stabilitas keuangan, kita akan lebih mudah untuk menanggung biaya medis yang mungkin timbul.
Kemandirian
Memiliki kestabilan keuangan di masa pensiun memungkinkan kita untuk menjalani hidup yang mandiri tanpa harus bergantung pada orang lain, baik itu keluarga atau pemerintah. Terutama anak. So, kita bisa memutus mata rantai sandwich generation ini di kita saja.
Mewujudkan Impian
Masa pensiun bisa menjadi waktu yang tepat untuk mengejar hobi lama atau memulai proyek baru yang selama ini kita impikan. Dengan kestabilan keuangan, kita memiliki kebebasan untuk mengejar impian tanpa khawatir mengenai masalah keuangan.
Perlindungan terhadap Ketidakpastian Ekonomi
Ekonomi selalu berfluktuasi, dan dengan memiliki dana pensiun yang stabil, kita dapat melindungi diri kita sendiri dari ketidakpastian ekonomi yang bisa saja terjadi di masa depan.
Mengurangi Stres dan Kecemasan
Mengetahui bahwa kita memiliki dana yang cukup untuk mendukung diri sendiri di masa pensiun dapat mengurangi stres dan kecemasan yang sering dihubungkan dengan ketidakpastian finansial.
Mendukung Keluarga
Di beberapa kesempatan, bisa saja kita ingin atau perlu memberikan dukungan finansial kepada anggota keluarga lain, seperti pasangan, anak-anak, atau bahkan cucu. Stabilitas keuangan memungkinkan kita untuk melakukan ini tanpa mengorbankan kesejahteraan finansial kita sendiri.
Memfasilitasi Perencanaan Warisan
Jika ingin mewariskan harta kepada ahli waris kita nantinya, memiliki stabilitas keuangan di masa pensiun akan memudahkan proses perencanaan warisan ini juga.
Karena alasan-alasan ini, memastikan kestabilan keuangan di masa pensiun harus menjadi prioritas utama dalam perencanaan keuangan jangka panjang kita.
Fungsi Dana Pensiun dalam Mencapai Tujuan Keuangan Jangka Panjang
Fungsi dana pensiun mampu menginvestasikan dan memobilisasi tabungan dalam jumlah besar ke pasar keuangan. Pada akhirnya, upaya ini turut mendukung pertumbuhan dan pembangunan ekonomi secara luas.
So, terkait dengan pentingnya memastikan stabilitas keuangan di masa pensiun yang sudah dijabarkan di atas, ada beberapa fungsi dana pensiun dalam mencapai tujuan keuangan jangka panjang. Di antaranya sebagai berikut.
Pembentukan Tabungan Jangka Panjang
Dana pensiun dapat mendorong kita untuk dapat menyisihkan sebagian dari penghasilan kita selama periode waktu yang panjang. Tujuannya untuk membentuk tabungan yang akan membantu kita memenuhi kebutuhan di masa pensiun nanti.
Investasi
Dana pensiun biasanya diinvestasikan oleh manajer dana profesional untuk memastikan pertumbuhan dana seiring waktu dan membantu dalam mencapai tujuan keuangan jangka panjang.
Pengelolaan Risiko
Fungsi dana pensiun juga dapat membantu dalam mengelola risiko keuangan yang terkait dengan investasi, melalui diversifikasi dan strategi pengelolaan portofolio profesional.
Perlindungan terhadap Inflasi
Beberapa instrumen dan program dana pensiun dirancang untuk melindungi kita saat pensiun nanti dari efek merugikan inflasi, memastikan bahwa daya beli tetap terjaga seiring waktu.
Asuransi dan Manfaat Tambahan
Selain menyediakan pendapatan pensiun, beberapa dana pensiun juga menawarkan asuransi dan manfaat tambahan lainnya, seperti cakupan kesehatan.
Perencanaan Warisan
Dana pensiun dapat berfungsi sebagai alat perencanaan warisan, memungkinkan kita untuk mewariskan kekayaan yang telah kita kumpulkan kepada ahli waris yang kita tunjuk.
Peningkatan Kesejahteraan Sosial
Dari perspektif yang lebih luas, dana pensiun dapat mempromosikan kesejahteraan sosial dengan memastikan bahwa sejumlah besar populasi memiliki akses ke sumber daya keuangan yang cukup di masa pensiun, mengurangi beban pada sistem bantuan sosial. Hal ini pada akhirnya akan dapat memperbaiki ekonomi secara keseluruhan.
Dalam mempertimbangkan berbagai fungsi dana pensiun, menjadi jelas bahwa tujuan keuangan ini memegang peran sentral dalam memastikan keamanan finansial dan kesejahteraan di masa pensiun.
Dengan fokus pada pembentukan tabungan jangka panjang, manajemen risiko dan pengelolaan investasi yang efektif, dana pensiun memungkinkan kita untuk merencanakan dan membangun masa depan yang lebih cerah dan lebih aman. Lebih dari sekadar alat perencanaan keuangan, dana pensiun juga berfungsi untuk mendorong kesejahteraan sosial, mengurangi beban pada sistem bantuan sosial dan mempromosikan kemandirian finansial.
Dengan demikian, memahami dan memanfaatkan fungsi dana pensiun seperti di atas seharusnya menjadi prioritas bagi siapa saja yang ingin menjalani masa pensiun yang tenang dan terjamin. Seiring waktu berlalu, berinvestasi dalam dana pensiun tidak hanya berfungsi sebagai jaminan untuk keamanan finansial kita sendiri, tetapi juga sebagai fondasi untuk kualitas hidup yang lebih baik di hari tua.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Mengapa Diversifikasi Penting: Contoh Investasi dan Bagaimana Cara Menyeimbangkannya
Kamu pasti pernah mendengar ungkapan “jangan taruh semua telurmu dalam satu keranjang”. Betul? Dalam dunia investasi, ungkapan ini memperoleh makna yang lebih mendalam dan menjadi prinsip utama yang harus diterapkan oleh setiap investor: diversifikasi. Sebagai contoh investasi, katakanlah kamu memiliki sejumlah uang yang ingin kamu investasikan. Alih-alih menempatkan seluruhnya pada satu jenis investasi, seperti saham teknologi, akan lebih bijaksana untuk ‘mendiversifikasi’ dan membaginya ke berbagai jenis investasi, seperti obligasi, reksa dana, atau bahkan real estat.
Kenapa sih penting banget untuk melakukan diversifikasi? Alasannya sederhana: untuk mengurangi risiko dan melindungi portofolio investasimu dari fluktuasi pasar yang tidak terduga.
Dengan diversifikasi, kerugian yang mungkin terjadi dari satu jenis investasi dapat diimbangi dengan keuntungan dari jenis investasi lain. Maka dari itu, diversifikasi tidak hanya penting, tetapi sebenarnya sangat penting, dalam strategi investasi jangka panjangmu.
So, kali ini kita bahas yuk, mengapa diversifikasi penting, memberikan beberapa contoh investasi, dan menjelaskan bagaimana cara menyeimbangkannya.
Apa yang Dimaksud dengan Diversifikasi dalam Investasi?
Dalam dunia investasi, diversifikasi adalah metode yang melibatkan pendistribusian dana investasi ke berbagai jenis aset atau contoh investasi. Inti dari diversifikasi adalah menurunkan risiko investasi dengan membagi dananya ke berbagai instrumen investasi, yang mungkin tidak semuanya bergerak seiring dengan kondisi pasar yang sama. Dengan demikian, kemungkinan kerugian dari satu contoh investasi tertentu dapat diperkecil dengan potensi keuntungan dari jenis investasi lainnya.
Diversifikasi menjadi penting dalam dunia investasi, karena berperan dalam mengendalikan risiko dan membuka kesempatan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih stabil. Dengan strategi ini, kamu bisa mendapatkan imbal hasil yang lebih baik sepanjang waktu dan mengurangi efek negatif dari fluktuasi pasar yang seringkali tak terduga.
Walaupun diversifikasi tidak dapat sepenuhnya menghindari kerugian, tetapi strategi ini bisa menjadi alat efektif untuk mencapai tujuan investasi jangka panjang kamu.
Contoh Investasi untuk Diversifikasi
Sekarang setelah kamu mengerti apa itu diversifikasi dan mengapa hal itu penting, mari kita masuk ke dalam beberapa contoh investasi yang bisa kamu pertimbangkan untuk diversifikasi.
Memilih investasi yang tepat bukan hanya tentang memilih aset dengan pengembalian tertinggi, tetapi juga tentang memilih berbagai jenis aset yang dapat bersinergi untuk membantumu mencapai tujuan finansial. Dari saham hingga properti, komoditas hingga investasi internasional, berikut ini adalah beberapa contoh investasi yang bisa kamu pertimbangkan untuk diversifikasi portofolio kamu.
1. Saham
Misalkan kamu berinvestasi dalam saham dari berbagai sektor seperti teknologi, kesehatan, manufaktur, dan keuangan. Untuk menyeimbangkannya, kamu sebaiknya memastikan bahwa enggak ada satu sektor pun yang mendominasi portofolio investasimu. Misalnya, jika teknologi menjadi 60% dari portofoliomu, maka itu tandanya kamu terlalu terpapar terhadap risiko dalam sektor teknologi.
Jadi harus gimana? Coba tengok sektor lain. Mungkin sektor perbankan, retail, atau energi, ada yang menarik? Lakukan analisis dan riset seperlunya, sesuai dengan kebutuhan investasimu.
2. Obligasi
Jika kamu berinvestasi dalam contoh investasi berbasis surat utang, seperti obligasi pemerintah dan korporasi, maka opsi menyeimbangkannya adalah berdasarkan tingkat risiko dan pengembalian.
Obligasi pemerintah biasanya lebih aman tetapi menawarkan pengembalian yang lebih rendah, sementara obligasi korporasi bisa menawarkan pengembalian yang lebih tinggi tetapi juga risiko yang lebih besar.
3. Reksa Dana
Misalkan kamu berinvestasi dalam beberapa reksa dana atau dana indeks yang mencakup berbagai sektor dan aset, kamu bisa menyeimbangkannya dengan memastikan bahwa kamu memiliki alokasi yang seimbang ke berbagai aset dan sektor yang berbeda.
4. Properti
Jika kamu berinvestasi dalam properti, kamu bisa menyeimbangkannya dengan contoh investasi lainnya. Misalnya, jika pasar properti sedang turun, kamu masih memiliki saham, obligasi, atau aset lainnya yang bisa tumbuh.
Cara umum untuk menyeimbangkan portofolio adalah dengan melakukan “rebalancing” secara berkala. Rebalancing ini merupakan penyesuaian proporsi investasi dalam portofolio untuk memastikan bahwa proporsi tersebut tetap sesuai dengan tujuan dan toleransi risiko kamu.
Misalnya, jika saham telah berperforma sangat baik dan sekarang alokasinya 70% dari portofolio kamu, padahal tujuan awalmu adalah memiliki 60% saham, maka kamu mungkin perlu untuk menjual beberapa saham dan membeli lebih banyak aset lainnya untuk membawa proporsi tersebut kembali ke 60%.
Tip untuk Menyeimbangkan Portofolio agar Tercapai Diversifikasi dengan Baik
Menyeimbangkan portofolio investasi membutuhkan pemahaman dan strategi yang tepat. Berikut adalah beberapa tips untuk menyeimbangkan portofolio investasimu dengan baik.
Pahami Tujuan Investasi
Sebelum menyeimbangkan portofolio, penting untuk memahami tujuan investasimu. Apakah kamu berinvestasi untuk pensiun, pembelian rumah, pendidikan anak, atau tujuan lainnya? Tujuan ini akan memengaruhi bagaimana kamu harus menyeimbangkan portofolio tersebut.
Tentukan Alokasi Aset Ideal
Alokasi aset ideal kamu akan bergantung pada tujuan, usia, toleransi risiko, dan jangka waktu investasi. Sebagai contoh, investor muda dengan toleransi risiko tinggi dan horizon waktu panjang mungkin akan lebih cocok untuk memiliki alokasi aset yang lebih berat ke saham. Sementara, investor dengan usia yang lebih tua dengan toleransi risiko rendah, bisa jadi akan lebih cocok ke obligasi atau aset lain yang lebih stabil.
Rebalancing Berkala
Lakukan peninjauan berkala portofolio investasimu dan buat penyesuaian jika perlu. Beberapa ahli merekomendasikan rebalancing setidaknya sekali atau dua kali setahun. Namun, keputusan ini sangat bergantung pada situasi dan kebutuhanmu.
Tetap Kalem dan Jangan Terbawa Emosi
Pasar keuangan bisa sangat volatil, sehingga tak jarang menciptakan banyak emosi, seperti ketakutan, kepanikan, keserakahan, euforia berlebihan, dan sejenisnya. So, cobalah untuk tetap kalem dan jangan biarkan emosi mengendalikan keputusan investasi kamu.
Ingatlah, tujuan utama menyeimbangkan portofolio adalah untuk memastikan bahwa investasi yang kamu lakukan tetap sejalan dengan tujuan dan rencana keuanganmu, serta risiko yang dapat kamu ambil masih dalam batas toleransimu.
So, dalam perjalanan investasi kamu, diversifikasi menjadi suatu prinsip yang penting untuk diterapkan. Dengan memahami berbagai contoh investasi dan bagaimana cara menyeimbangkan mereka dalam portofolio kamu, kamu telah mengambil langkah penting untuk mengelola risiko dan potensi pengembalian investasi kamu.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Jenis Pendapatan Pasif dan Aktif yang Bisa Dimiliki oleh Karyawan
Kerja keras bagai quda setiap hari sebagai karyawan, tapi penghasilan masih kurang? Mungkin kamu perlu mempertimbangkan dua jenis pendapatan ini, yaitu pendapatan pasif dan aktif.
Memiliki dua jenis pendapatan pasif dan aktif, memberimu beberapa keuntungan, sebagai karyawan. Misalnya saja, jika kamu hanya mengandalkan pendapatan aktif, kamu mungkin akan mengalami masalah jika kamu kehilangan pekerjaan atau tidak bisa bekerja karena alasan tertentu. Dengan pendapatan pasif, kamu memiliki sumber pendapatan lain yang bisa membantu menutupi kebutuhan kamu.
Memiliki dua jenis pendapatan pasif dan aktif ini juga bisa meningkatkan total pendapatan kamu. Pendapatan aktif mungkin terbatas, tergantung pada jam kerja dan gaji kamu. Tapi pendapatan pasif bisa terus mengalir, bahkan ketika kamu tidur atau berlibur. Dengan pendapatan lebih tinggi, kamu bisa lebih cepat mencapai tujuan finansial kamu, seperti membeli rumah, mobil, atau mungkin pensiun lebih awal.
Sementara, dengan mencari dan mengelola pendapatan pasif, maka hal ini bisa memberi kamu peluang untuk belajar hal baru dan mengembangkan keterampilan lebih baik lagi. Misalnya, kamu belajar tentang investasi saham atau properti, atau mungkin belajar cara menulis buku atau membuat blog.
Jadi, bagi karyawan, memiliki dua jenis pendapatan pasif dan aktif ini tidak hanya bisa memberi kamu keamanan finansial, tapi juga potensi pendapatan lebih tinggi dan peluang untuk belajar dan berkembang.
Kenalan dengan Pendapatan Pasif dan Aktif
Pendapatan Aktif
Ini pendapatan yang kamu peroleh dari kerja keras kamu sehari-hari. Misalnya, gaji dari pekerjaan kantor, bonus, atau komisi. Jadi, semakin banyak kamu kerja, semakin besar pendapatan yang kamu peroleh. Tapi ingat, badan juga butuh istirahat ya, jangan sampai overwork.
Beberapa jenis pendapatan aktif yang bisa didapatkan oleh karyawan di antaranya:
Gaji atau Upah
Ini adalah pendapatan paling umum dan paling sering ditemui. Kamu bekerja untuk sebuah perusahaan atau organisasi, dan mereka membayar kamu atas waktu dan usaha yang kamu berikan.
Komisi atau Bonus
Kalau kamu bekerja di bidang penjualan atau pemasaran, kamu mungkin mendapatkan komisi dari setiap penjualan yang berhasil kamu lakukan, sebagai bagian dari benefit pekerjaan. Atau mungkin kamu mendapatkan bonus atas kinerja kamu.
Freelancing atau Kerja Lepas
Kalau kamu punya keahlian khusus, seperti desain grafis atau penulisan, kamu bisa mendapatkan pendapatan aktif dengan menjual jasa kamu kepada orang lain.
Bisnis atau Usaha Sendiri
Kalau kamu punya bisnis atau usaha sendiri, pendapatan yang kamu peroleh dari usaha tersebut juga termasuk pendapatan aktif. Misalnya, kamu punya warung makan atau toko online.
Pekerjaan Sampingan
Banyak orang memiliki pekerjaan sampingan untuk menambah pendapatan mereka. Misalnya, mengajar privat, menjadi driver ojek online, atau mungkin menjual kue yang kamu buat sendiri.
Nah, pada prinsipnya, untuk bisa menerima pendapatan aktif, maka kamu akan perlu untuk menukarkan waktu, energi, dan usaha yang cukup besar dengan imbalannya. Jadi, penting untuk menemukan keseimbangan antara kerja dan waktu istirahat.
Pendapatan Pasif
Lalu, bagaimana dengan pendapatan pasif?
Ini nih yang banyak dicari orang. Pendapatan pasif adalah pendapatan yang kamu peroleh meskipun sedang tidur atau berlibur. Keren, kan? Misalnya, dari investasi saham atau properti, hasil sewa rumah atau apartemen, atau mungkin dari buku yang kamu tulis atau aplikasi yang kamu buat. Dengan pendapatan pasif, kamu bisa mendapatkan uang tanpa harus kerja keras setiap hari.
Pendapatan pasif adalah jenis pendapatan yang tidak memerlukan usaha yang aktif secara terus menerus. Jadi, setelah kamu melakukan investasi awal, baik dalam bentuk uang atau waktu, kamu bisa mendapatkan pendapatan secara berkala tanpa perlu banyak usaha lagi.
Berikut beberapa contoh dari pendapatan pasif yang dimungkinkan untuk didapatkan oleh karyawan.
Investasi Saham
Kamu bisa mendapatkan dividen dari kepemilikan saham di perusahaan. Jumlah dividen tergantung pada laba perusahaan dan kebijakan pembagian dividen.
Investasi Properti
Jika kamu memiliki properti seperti rumah, apartemen, atau tanah, kamu bisa menyewakannya dan mendapatkan pendapatan sewa.
Investasi Obligasi
Obligasi adalah instrumen investasi di mana kamu meminjamkan uang kamu ke pemerintah atau perusahaan, dan mereka akan membayar kamu bunga secara berkala.
Royalti
Jika kamu menulis buku, membuat musik, atau menciptakan produk lainnya yang bisa dijual, kamu bisa mendapatkan royalti dari penjualan produk tersebut.
Investasi Reksa dana atau ETF
Reksa dana dan ETF memungkinkan kamu untuk berinvestasi dalam portofolio saham atau obligasi. Kamu bisa mendapatkan pendapatan dari kenaikan nilai investasi dan dividen.
P2P Lending
Peer-to-peer lending memungkinkan kamu meminjamkan uang ke individu atau bisnis kecil melalui platform online, dan mendapatkan bunga dari pinjaman tersebut.
Blog atau YouTube
Jika blog atau channel YouTube kamu cukup populer, kamu bisa mendapatkan pendapatan dari iklan, sponsor, atau penjualan produk.
Aplikasi atau Perangkat Lunak
Jika kamu bisa membuat aplikasi atau perangkat lunak, kamu bisa menjualnya dan mendapatkan pendapatan dari penjualan atau iklan.
Ingat, meski pendapatan pasif bisa memberi kamu pendapatan tanpa harus kerja keras setiap hari, memulainya biasanya membutuhkan investasi awal yang cukup besar, baik itu uang atau waktu. Jadi, penting untuk mempertimbangkan risikonya dan melakukan penelitian sebelum memulai.
Kesimpulan
Jadi, bagaimana? Tertarik untuk mencari pendapatan pasif dan aktif? Ingat, memulainya mungkin sulit dan butuh waktu. Tapi, sekali kamu bisa mendapatkan pendapatan pasif, kamu akan memiliki lebih banyak waktu untuk beristirahat, berlibur, atau mungkin mengejar hobi kamu.
Baik pendapatan pasif dan aktif, semuanya bisa jadi alat yang ampuh untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan keuangan, termasuk di dalamnya adalah kebebasan finansial.
Tapi, ingat ya, apa pun jenis pendapatan yang kamu miliki, yang paling penting adalah bagaimana kamu mengelolanya. Uang adalah alat, bukan tujuan. Jadi, gunakanlah uang tersebut untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai rencana finansial kamu, bukan untuk memenuhi keinginan sesaat.
Nah, untuk bisa mengelola uang dengan baik, karyawan perlu punya keterampilan keuangan yang mumpuni. Untuk itu, ada baiknya kamu mengikuti financial training bareng QM Financial. Bersama trainers yang berpengalaman, kamu bisa belajar banyak hal tentang manajemen keuangan pribadi, investasi, dan perencanaan keuangan. Yuk, investasi di pengetahuan dan keterampilan keuangan untuk masa depan yang lebih baik dan lebih cerah!
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Contoh Aset Akumulatif yang Perlu Dimiliki Sejak Muda
Dalam upaya untuk mempersiapkan masa depan (baca: masa pensiun) yang sejahtera, maka selagi masih berusia produktif, kita bisa mengumpulkan aset yang sesuai. Di QM Financial, kita mengenal ada 2 jenis aset, yaitu aset akumulatif dan aset generatif.
Aset akumulatif adalah suatu bentuk aset yang memiliki kemampuan untuk meningkat nilai dalam jangka waktu yang panjang. Konsepnya—dalam konteks mengumpulkan aset sebagai dana pensiun ini—adalah kumpulkan aset akumulatif dan kemudian mengubahnya menjadi aset generatif.
Contohnya seperti properti, saham, reksa dana, asuransi jiwa dengan manfaat investasi, dan tabungan atau deposito berjangka. Aset akumulatif membutuhkan waktu dan kesabaran untuk mencapai nilai optimal, namun dapat memberikan manfaat jangka panjang dan membantu seseorang mempersiapkan masa depan finansial yang lebih baik.
Ada beberapa alasan mengapa seseorang sebaiknya memiliki aset akumulatif:
- Memiliki aset akumulatif membantu seseorang memanajemen keuangan dengan lebih baik dan memastikan bahwa mereka memiliki sumber pendapatan yang stabil di masa depan.
- Aset akumulatif dapat memberikan passive income, yaitu sumber pendapatan yang diterima secara terus-menerus tanpa harus bekerja atau melakukan aktivitas apa pun.
- Aset akumulatif membantu seseorang mempersiapkan masa depan finansial dengan lebih baik dan memastikan bahwa mereka memiliki sumber pendapatan yang stabil di masa tua.
- Memiliki aset akumulatif dapat menambah net worth seseorang, yaitu perbedaan antara aset dan utang, dan membantu seseorang membangun kekayaan jangka panjang.
- Dengan memiliki aset akumulatif, seseorang memiliki lebih banyak sumber pendapatan dan memiliki keandalan finansial yang lebih tinggi, membantu mereka mengatasi masalah keuangan yang mungkin timbul di masa depan.
Kamu sebaiknya mulai mengumpulkan aset akumulatif sejak muda, atau secepat mungkin setelah mereka memiliki sumber pendapatan yang stabil. Hal ini karena memiliki aset ini membutuhkan waktu dan kesabaran untuk mencapai nilai optimal, dan memiliki waktu yang lebih panjang memungkinkan seseorang untuk memanfaatkan potensi kenaikan nilai aset dalam jangka panjang. Selain itu, memiliki aset akumulatif sejak muda juga membantumu mempersiapkan masa depan finansial dengan lebih baik.
Contoh Aset Akumulatif untuk Dimiliki sejak Muda
Properti
Properti dapat diklasifikasikan sebagai aset akumulatif karena memiliki potensi untuk meningkat nilainya dalam jangka waktu yang panjang. Berikut adalah beberapa poin mengenai properti sebagai aset akumulatif:
- Properti memiliki nilai investasi yang relatif tinggi dan sering kali mengalami kenaikan nilai dalam jangka panjang.
- Properti dapat memberikan passive income melalui sewa atau penjualan kembali pada harga yang lebih tinggi.
- Properti dapat memberikan stabilitas finansial karena memiliki nilai investasi yang tinggi dan memberikan sumber pendapatan melalui sewa atau penjualan kembali.
- Properti memiliki kemampuan untuk memanfaatkan inflasi dan mempertahankan nilainya karena permintaan akan properti sering kali meningkat saat inflasi meningkat.
- Properti dapat menjadi bagian penting dari diversifikasi portofolio dan membantu seseorang meminimalkan risiko investasi.
Namun, perlu diingat bahwa investasi properti membutuhkan modal awal yang besar dan memerlukan waktu dan usaha untuk memahami pasar dan mengelola properti dengan baik. Oleh karena itu, kamu harus mempertimbangkan dengan cermat sebelum memutuskan untuk berinvestasi dalam properti.
Jenis properti yang baik sebagai aset akumulatif bervariasi tergantung pada tujuan dan kebutuhan masing-masing individu. Namun, beberapa jenis properti yang sering dianggap sebagai aset akumulatif yang baik meliputi:
- Rumah atau apartemen untuk disewakan
- Properti investasi komersial, seperti kantor, ruko, atau gedung
- Tanah, yang memiliki potensi kenaikan nilai yang baik dalam jangka panjang dan dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti bangunan rumah atau bisnis.
Namun, perlu diingat bahwa setiap jenis properti memiliki risiko dan potensi keuntungan yang berbeda. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan riset secara mendalam terlebih dulu sebelum memutuskan untuk berinvestasi dalam properti.
Produk pasar modal
Produk pasar modal seperti saham, reksa dana, dan obligasi juga merupakan contoh aset akumulatif yang menguntungkan jika dipilih dan dikelola dengan benar. Berikut adalah beberapa poin mengenai produk pasar modal sebagai aset akumulatif:
- Produk pasar modal memiliki potensi keuntungan yang tinggi jika dipilih dan dikelola dengan benar.
- Produk pasar modal dapat membantumu mendiversifikasikan portofolio dan meminimalkan risiko investasi.
- Produk pasar modal dapat dengan mudah diakses melalui platform investasi online atau dengan bantuan sekuritas.
- Produk pasar modal memungkinkan kamu untuk membeli dan menjual aset dengan cepat dan mudah.
Namun, perlu diingat bahwa produk pasar modal memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan aset lain seperti deposito atau emas. So, jangan lupa juga untuk do your own research ya.
Berikut adalah beberapa jenis produk pasar modal yang bisa dimanfaatkan sebagai aset akumulatif:
- Saham, atau tanda kepemilikan dalam perusahaan, yang memungkinkanmu untuk berpartisipasi dalam kenaikan harga perusahaan dan mendapatkan dividen.
- Reksa dana, yaitu wadah yang mengumpulkan dana dari banyak investor untuk berinvestasi dalam berbagai produk pasar modal, seperti saham, obligasi, atau deposito.
- Obligasi, yaitu surat utang jangka panjang yang diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah dan memberikan imbalan bunga yang tetap.
- ETF (Exchange Traded Fund), yaitu reksa dana terbuka yang diperdagangkan seperti saham dan memungkinkan seseorang untuk berinvestasi dalam berbagai jenis aset sekaligus, seperti saham, obligasi, atau komoditas.
Berikut adalah beberapa tip untuk membangun aset akumulatif sejak usia muda:
- Ingat, #TujuanLoApa. Identifikasi dan tetapkan tujuan keuangan jangka panjangmu untuk membantu menentukan jenis aset akumulatif yang sesuai untuk kebutuhanmu.
- Belajar mengelola keuangan dengan baik, sehingga kamu dapat membuat perencanaan keuangan yang komprehensif.
- Fokus pada aset yang memiliki nilai jangka panjang.
- Mulailah dengan jumlah yang kecil, dan kemudian berinvestasilah secara teratur sesuai rencana. Investasi yang teratur dapat membantu Anda mencapai tujuan keuangan jangka panjang Anda.
- Belajarlah dan terus pantau asemu. Pelajari sebanyak mungkin mengenai aset yang kamu miliki dan terus memantau kinerjanya untuk memastikan bahwa kamu membuat keputusan investasi yang bijak.
Proses membangun aset akumulatif membutuhkan waktu dan usaha yang konsisten. Jangan menyerah dan terus berusaha untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjangmu.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!