Investasi Properti di Kota Kecil: Potensi dan Risiko
Salah satu pilihan terpopuler untuk mendapatkan penghasilan pasif dan bisa menjadi aset aktif adalah investasi properti. Namun, tak sembarang investasi properti. Orang-orang sekarang mulai banyak yang melirik untuk berinvestasi properti di kota-kota kecil yang nyaman.
Tapi, apa sih definisi kota kecil? Ya, kalau secara awam sih, pastinya bukan di Kota Jakarta. Yang pasti lagi, harus dipastikan bahwa kota yang dipilih itu haruslah nyaman. Nyaman buat hidup, nyaman buat beraktivitas.
Table of Contents
Kota-Kota Ternyaman di Indonesia
Sudah tahu belum, ada beberapa kota “kecil” di Indonesia yang dikatakan paling nyaman lo. Dengan adanya “deklarasi” kota ternyaman ini, bukan enggak mungkin jadi mengundangmu untuk berinvestasi properti di kota tersebut bukan?
Berikut beberapa kota kecil di Indonesia yang disebut ternyaman, dikutip dari Katadata.
1. Solo
Kota Solo meraih skor tertinggi dalam penilaian kenyamanan oleh Ikatan Ahli Perencanaan pada tahun 2022, dengan skor 77. Dikenal karena infrastruktur dan tata ruang yang baik, Solo menawarkan fasilitas lengkap.
Keindahan alam dan warisan budaya, seperti Keraton Solo dan Pasar Klewer, menjadikannya destinasi menarik bagi wisatawan. Solo terkenal dengan keramahan penduduknya yang menambah kenyamanan bagi pengunjung.
2. Yogyakarta
Yogyakarta, dengan skor 75, menduduki posisi kedua sebagai kota ternyaman. Kota ini berperan sebagai pusat pendidikan dan budaya di Indonesia, sering disebut sebagai “Kota Pelajar”.
Di Yogyakarta terdapat universitas ternama seperti Universitas Gadjah Mada dan beragam seniman serta budayawan. Keraton Yogyakarta, istana kerajaan yang masih berfungsi, merupakan simbol penting budaya Jawa. Pengunjung dapat menyaksikan pertunjukan seni tradisional dan mencicipi kuliner lokal, yang mencerminkan keunikan Yogyakarta.
3. Cirebon
Cirebon, dikenal sebagai “Kota Udang”, berada di urutan ketiga dengan skor 74. Kota ini terkenal dengan sumber daya kelautan yang melimpah, seperti udang vanamei.
Cirebon juga memiliki peran penting dalam sejarah Islam di Jawa Barat, dengan tempat-tempat bersejarah seperti Masjid Agung Sang Cipta Rasa dan Keraton Kasepuhan. Kuliner khas seperti nasi jamblang dan tahu gejrot menambah daya tarik Cirebon, yang menawarkan suasana tenang namun dinamis.
Nah, selain ketiga kota di atas, masih ada beberapa kota kecil lain yang mendapat predikat kota ternyaman juga, di antaranya Magelang, Kediri, hingga Pangkal Pinang. Jadi, dengan data di atas, kira-kira kota mana yang membuatmu tertarik?
Baca juga: Ini Dia Contoh Aset Aktif yang Bisa Dibangun Selagi Muda
Investasi Properti di Kota Kecil (dan Ternyaman)
Investasi properti di kota kecil menawarkan sejumlah potensi dan risiko yang unik dibandingkan dengan pasar yang lebih besar. Berikut ini beberapa poin penting yang bisa dipertimbangkan.
Potensi
- Harga Lebih Terjangkau: Di kota kecil, harga properti biasanya lebih rendah dibandingkan dengan kota besar, sehingga memungkinkan investor untuk memasuki pasar dengan modal yang lebih sedikit.
- Peningkatan Nilai Jangka Panjang: Seiring berkembangnya kota, properti yang awalnya murah bisa mengalami kenaikan nilai yang signifikan.
- Permintaan Sewa: Jika kota memiliki atraksi tertentu seperti universitas atau pabrik besar, bisa terjadi permintaan tinggi untuk sewa yang stabil.
- Persaingan Lebih Rendah: Lebih sedikit investor berarti lebih sedikit persaingan, yang bisa menguntungkan saat membeli properti.
Risiko
- Pertumbuhan yang Lambat: Kota kecil mungkin mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat, yang berarti properti Anda mungkin tidak cepat meningkat nilai atau bahkan bisa stagnan.
- Likuiditas Rendah: Mungkin lebih sulit untuk menjual properti Anda ketika Anda ingin melikuidasi investasi, karena ada lebih sedikit pembeli di pasar.
- Ketergantungan pada Industri Tertentu: Jika ekonomi kota sangat bergantung pada satu industri (seperti pertambangan atau manufaktur), penurunan di sektor tersebut bisa berdampak negatif pada nilai properti.
- Infrastruktur dan Fasilitas: Kota kecil mungkin kurang memiliki infrastruktur dan fasilitas yang memadai, yang bisa mempengaruhi daya tarik properti untuk penyewa atau pembeli potensial.
Tip untuk Investasi Properti di Kota Kecil
1. Riset Pasar
Riset pasar melibatkan pengumpulan informasi mendetail tentang kondisi ekonomi lokal, mencakup segala hal mulai dari proyek yang sedang berjalan hingga rencana pengembangan yang akan datang. Hal ini penting untuk memahami potensi pertumbuhan ekonomi di area tersebut dan membantu dalam membuat keputusan investasi yang tepat.
Informasi ini bisa diperoleh dari berbagai sumber, termasuk data pemerintah, berita lokal, dan wawancara dengan pengusaha setempat. Dengan mengetahui arah perkembangan ekonomi lokal, peluang investasi yang mungkin muncul bisa lebih mudah diidentifikasi dan dievaluasi.
2. Diversifikasi
Diversifikasi adalah strategi mengurangi risiko dengan menyebarkan investasi ke berbagai area atau jenis properti. Alih-alih menaruh semua modal di satu kota atau satu jenis properti, menyebarkan investasi dapat membantu melindungi dari fluktuasi pasar di satu lokasi atau segmen pasar.
Misalnya, jika satu area mengalami penurunan nilai properti, investasi di area lain yang mungkin sedang berkembang bisa menyeimbangkan atau mengkompensasi kerugian tersebut. Ini adalah cara cerdas untuk menjaga keseimbangan dan memaksimalkan potensi keuntungan dalam investasi properti.
Mungkin ini enggak bisa langsung kamu lakukan di awal, karena butuh modal besar. Namun, perencanaan diversifikasi sebaiknya sudah kamu miliki sejak permulaan, agar nantinya memudahkanmu untuk mengembangkan investasi ini.
3. Membangun Relasi Lokal
Membangun relasi lokal adalah tentang menciptakan koneksi yang kuat dengan komunitas dan pejabat setempat. Dengan menjalin hubungan yang baik, bisa didapatkan informasi yang lebih mendalam dan dukungan yang kuat dalam berbagai aspek, terutama saat menghadapi tantangan atau membutuhkan bantuan dengan regulasi.
Interaksi yang sering dan positif dengan masyarakat lokal serta pejabat pemerintah enggak hanya membuka pintu untuk peluang baru tetapi juga mempermudah dalam menentukan arah perkembangan seanjutnya. Selain itu, relasi yang baik ini dapat meningkatkan reputasi dan kepercayaan, yang sangat penting dalam dunia investasi properti.
4. Manajemen Properti
Manajemen properti merupakan pilihan cerdas bagi mereka yang ingin meminimalkan kesulitan dalam mengelola properti, terutama jika lokasi properti jauh dari tempat tinggal. Dengan menggunakan jasa manajemen properti lokal, berbagai aspek seperti penyewaan, perawatan, dan isu hukum dapat ditangani oleh ahlinya.
Tim manajemen properti akan memastikan bahwa semua kegiatan terkait properti berjalan lancar, dari memilih penyewa yang tepat hingga menangani pemeliharaan rutin dan masalah mendesak. Ini enggak hanya menghemat waktu tetapi juga memastikan bahwa properti dijaga dengan baik, memaksimalkan potensi penghasilan dan menjaga nilai investasi tetap tinggi.
Dengan pendekatan yang hati-hati dan strategi yang tepat, investasi properti di kota kecil bisa menjadi peluang yang menguntungkan dengan risiko yang dapat dikelola.
Baca juga: 6 Instrumen Investasi yang Harus Diketahui oleh Investor Pemula Sebelum Mulai Menanam Dana
Gimana? Tertarik ingin investasi properti di kota kecil, terutama untuk membangun penghasilan pasif?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
4 Contoh Aset Finansial yang Cocok untuk Rencana Pensiun
Mengenali beragam contoh aset finansial sebagai langkah awal dalam merencanakan masa depan finansial sangat penting. Memilih untuk berinvestasi sebagai bagian dari rencana pensiun menjadi strategi jitu dalam memastikan keamanan finansial setelah masa kerja berakhir.
Investasi ini enggak cuma tentang menyisihkan uang, melainkan juga mencari keuntungan tambahan yang dapat menunjang hidup ketika pendapatan reguler sudah enggak ada lagi.
Table of Contents
Pentingnya Tahu Contoh Aset Finansial yang Tepat
Memilih aset yang tepat untuk investasi dana pensiun itu sangatlah penting. Aset-aset ini harus memiliki nilai yang cenderung meningkat seiring waktu, sehingga dapat memberikan keuntungan yang signifikan di masa mendatang.
So, pengelolaan dana pensiun itu memang enggak hanya sekadar menabung, tetapi juga menginvestasikan uang tersebut pada aset-aset yang dapat tumbuh nilai investasinya.
Pentingnya merencanakan dana pensiun melalui investasi enggak bisa diremehkan. Dengan persiapan yang matang, kehidupan finansial di hari tua bisa lebih aman dan nyaman.
Oleh karena itu, memahami cara berinvestasi, mengenali berbagai contoh aset finansial, dan bisa memilih yang tepat menjadi langkah fundamental dalam membangun fondasi keuangan yang kuat untuk masa pensiun.
Dengan strategi yang tepat, masa depan finansial bisa lebih terjamin.
4 Contoh Aset Finansial yang Bisa Dipertimbangkan Masuk dalam Rencana Pensiun
Memulai investasi sejak dini adalah langkah bijak untuk memastikan masa pensiun yang tenang dan nyaman. Ada berbagai contoh aset finansial yang cocok menjadi investasi dana pensiun yang bisa menjadi pilihan, masing-masing dengan kelebihan dan risikonya sendiri.
1. Saham
Contoh aset finansial yang sering menjadi topik pembicaraan kalau membahas rencana pensiun adalah saham. Aset ini dikenal dengan pergerakan nilai yang dinamis, bisa naik atau turun dengan cepat.
Ketika nilai saham dapat meningkat, potensi keuntungan untuk investor juga besar. Namun juga sebaliknya, penurunan nilai yang tajam bisa berakibat pada kerugian serius, bahkan risiko kebangkrutan.
Saham termasuk dalam kategori aset berisiko tinggi. Pengelolaan yang cermat dan strategis sangat diperlukan untuk meminimalkan risiko kerugian. Dengan karakteristiknya ini, pelaku investasi harus memahami pasar dan membuat keputusan berdasarkan analisis yang tepat.
Untuk rencana pensiun, saham bisa diandalkan dari dividennya. Jadi, perhitungkan dengan cermat, seberapa banyak kamu harus menyimpan aset ini agar nantinya dividen bisa kamu gunakan untuk menyambung hidup setelah enggak produktif lagi.
2. Reksa Dana
Contoh aset finansial untuk masa pensiun dengan risiko yang relatif rendah yang bisa banget dipertimbangkan adalah reksa dana. Aset ini menarik bagi mereka yang mencari cara untuk memenuhi kebutuhan finansial di hari tua tanpa harus menghadapi fluktuasi pasar yang ekstrem.
Reksa dana dikelola oleh manajer investasi profesional. Tugas mereka adalah mengelola dana investor untuk mencapai pertumbuhan modal yang optimal dengan risiko yang dikelola dengan baik.
Keuntungan dari reksa dana terletak pada stabilitas sistem bunganya. Hal inilah yang membuat reksa dana menjadi pilihan yang menarik bagi yang mencari pengembalian investasi yang solid dalam jangka panjang, termasuk rencana pensiun.
Penting untuk memahami bahwa nilai reksa dana terpengaruh oleh pergerakan harga efek di pasar. Efek ini termasuk saham, obligasi, dan surat berharga lainnya.
Jadi, meskipun reksa dana dianggap sebagai investasi berisiko rendah, perubahan nilai efek di pasar tetap dapat memengaruhi nilai investasi reksa dana. Oleh karena itu, meskipun risikonya lebih rendah dibandingkan dengan investasi langsung pada saham atau obligasi, masih ada kebutuhan untuk memonitor kinerja investasi secara berkala untuk memastikan bahwa tujuan keuangan tetap tercapai.
3. Obligasi
Contoh aset finansial lainnya yang sering dipilih untuk investasi dana pensiun adalah obligasi. Investasi ini menawarkan keuntungan jangka panjang yang stabil.
Keuntungan dari obligasi, atau yang sering disebut return, diatur sesuai dengan kesepakatan di awal pembelian. Ini diberikan dalam bentuk kupon, yaitu bunga yang berasal dari penerbit obligasi, yang bisa berupa lembaga pemerintah atau entitas swasta.
Meskipun obligasi dianggap sebagai pilihan investasi yang stabil, risiko tetap ada. Risiko tersebut terkait dengan kondisi finansial dari penerbit obligasi.
Jika penerbit menghadapi masalah keuangan atau bahkan kebangkrutan, dana investasi beserta keuntungannya bisa jadi tidak dapat dikembalikan. Oleh karena itu, memilih penerbit obligasi dengan kondisi finansial yang kuat sangat penting untuk mengurangi risiko kerugian.
Salah satu yang bisa dipertimbangkan adalah Surat Berharga Negara. Ada seri ORI, Sukuk Ritel, dan sebagainya. Masing-masing memiliki karakteristik dan keuntungannya sendiri-sendiri. Tinggal investor saja yang kudu jeli dalam menentukan aset mana yang hendak dimanfaatkan.
Yang perlu diingat, obligasi ada jatuh temponya. Ketika jatuh tempo tiba, maka uang pokok akan dikembalikan secara utuh. Selanjutnya, kita harus memikirkan obligasi mana lagi yang bisa dibeli untuk menyambung investasi selanjutnya. So, ini bukan skema yang sekali beli doang. Kamu harus terus memantau dan mengikuti perkembangan.
4. Properti
Contoh aset finansial yang keempat ini bisa dibilang merupakan primadona bagi kebanyakan orang yang membuat rencana pensiun. Yes, investasi properti.
Aset ini umumnya berbentuk rumah atau bangunan yang dimanfaatkan untuk disewakan. Dengan cara ini, properti berperan sebagai sumber penghasilan pasif yang tidak memerlukan kehadiran fisik untuk mengelolanya secara langsung.
Nilai properti cenderung stabil dan menunjukkan tren peningkatan setiap tahun, memberikan keuntungan signifikan atas investasi yang dilakukan.
Namun, investasi properti memerlukan komitmen modal awal yang besar. Enggak hanya biaya pembelian, tetapi juga biaya perawatan yang harus diperhitungkan.
Terutama, keberhasilan investasi properti sangat tergantung pada lokasi. Properti di lokasi strategis lebih cenderung memberikan return yang tinggi. Sebaliknya, properti di lokasi kurang strategis berisiko mengalami kerugian. Oleh karena itu, pemilihan lokasi menjadi kunci utama dalam investasi properti untuk memaksimalkan potensi keuntungan.
Contoh aset finansial yang telah dibahas menawarkan berbagai pilihan untuk investasi dana pensiun. Setiap jenis investasi memiliki karakteristik uniknya. Memilih yang paling tepat akan menjadi kunci suksesnya pensiun kita kelak.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Mengapa Diversifikasi Penting: Contoh Investasi dan Bagaimana Cara Menyeimbangkannya
Kamu pasti pernah mendengar ungkapan “jangan taruh semua telurmu dalam satu keranjang”. Betul? Dalam dunia investasi, ungkapan ini memperoleh makna yang lebih mendalam dan menjadi prinsip utama yang harus diterapkan oleh setiap investor: diversifikasi. Sebagai contoh investasi, katakanlah kamu memiliki sejumlah uang yang ingin kamu investasikan. Alih-alih menempatkan seluruhnya pada satu jenis investasi, seperti saham teknologi, akan lebih bijaksana untuk ‘mendiversifikasi’ dan membaginya ke berbagai jenis investasi, seperti obligasi, reksa dana, atau bahkan real estat.
Kenapa sih penting banget untuk melakukan diversifikasi? Alasannya sederhana: untuk mengurangi risiko dan melindungi portofolio investasimu dari fluktuasi pasar yang tidak terduga.
Dengan diversifikasi, kerugian yang mungkin terjadi dari satu jenis investasi dapat diimbangi dengan keuntungan dari jenis investasi lain. Maka dari itu, diversifikasi tidak hanya penting, tetapi sebenarnya sangat penting, dalam strategi investasi jangka panjangmu.
So, kali ini kita bahas yuk, mengapa diversifikasi penting, memberikan beberapa contoh investasi, dan menjelaskan bagaimana cara menyeimbangkannya.
Apa yang Dimaksud dengan Diversifikasi dalam Investasi?
Dalam dunia investasi, diversifikasi adalah metode yang melibatkan pendistribusian dana investasi ke berbagai jenis aset atau contoh investasi. Inti dari diversifikasi adalah menurunkan risiko investasi dengan membagi dananya ke berbagai instrumen investasi, yang mungkin tidak semuanya bergerak seiring dengan kondisi pasar yang sama. Dengan demikian, kemungkinan kerugian dari satu contoh investasi tertentu dapat diperkecil dengan potensi keuntungan dari jenis investasi lainnya.
Diversifikasi menjadi penting dalam dunia investasi, karena berperan dalam mengendalikan risiko dan membuka kesempatan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih stabil. Dengan strategi ini, kamu bisa mendapatkan imbal hasil yang lebih baik sepanjang waktu dan mengurangi efek negatif dari fluktuasi pasar yang seringkali tak terduga.
Walaupun diversifikasi tidak dapat sepenuhnya menghindari kerugian, tetapi strategi ini bisa menjadi alat efektif untuk mencapai tujuan investasi jangka panjang kamu.
Contoh Investasi untuk Diversifikasi
Sekarang setelah kamu mengerti apa itu diversifikasi dan mengapa hal itu penting, mari kita masuk ke dalam beberapa contoh investasi yang bisa kamu pertimbangkan untuk diversifikasi.
Memilih investasi yang tepat bukan hanya tentang memilih aset dengan pengembalian tertinggi, tetapi juga tentang memilih berbagai jenis aset yang dapat bersinergi untuk membantumu mencapai tujuan finansial. Dari saham hingga properti, komoditas hingga investasi internasional, berikut ini adalah beberapa contoh investasi yang bisa kamu pertimbangkan untuk diversifikasi portofolio kamu.
1. Saham
Misalkan kamu berinvestasi dalam saham dari berbagai sektor seperti teknologi, kesehatan, manufaktur, dan keuangan. Untuk menyeimbangkannya, kamu sebaiknya memastikan bahwa enggak ada satu sektor pun yang mendominasi portofolio investasimu. Misalnya, jika teknologi menjadi 60% dari portofoliomu, maka itu tandanya kamu terlalu terpapar terhadap risiko dalam sektor teknologi.
Jadi harus gimana? Coba tengok sektor lain. Mungkin sektor perbankan, retail, atau energi, ada yang menarik? Lakukan analisis dan riset seperlunya, sesuai dengan kebutuhan investasimu.
2. Obligasi
Jika kamu berinvestasi dalam contoh investasi berbasis surat utang, seperti obligasi pemerintah dan korporasi, maka opsi menyeimbangkannya adalah berdasarkan tingkat risiko dan pengembalian.
Obligasi pemerintah biasanya lebih aman tetapi menawarkan pengembalian yang lebih rendah, sementara obligasi korporasi bisa menawarkan pengembalian yang lebih tinggi tetapi juga risiko yang lebih besar.
3. Reksa Dana
Misalkan kamu berinvestasi dalam beberapa reksa dana atau dana indeks yang mencakup berbagai sektor dan aset, kamu bisa menyeimbangkannya dengan memastikan bahwa kamu memiliki alokasi yang seimbang ke berbagai aset dan sektor yang berbeda.
4. Properti
Jika kamu berinvestasi dalam properti, kamu bisa menyeimbangkannya dengan contoh investasi lainnya. Misalnya, jika pasar properti sedang turun, kamu masih memiliki saham, obligasi, atau aset lainnya yang bisa tumbuh.
Cara umum untuk menyeimbangkan portofolio adalah dengan melakukan “rebalancing” secara berkala. Rebalancing ini merupakan penyesuaian proporsi investasi dalam portofolio untuk memastikan bahwa proporsi tersebut tetap sesuai dengan tujuan dan toleransi risiko kamu.
Misalnya, jika saham telah berperforma sangat baik dan sekarang alokasinya 70% dari portofolio kamu, padahal tujuan awalmu adalah memiliki 60% saham, maka kamu mungkin perlu untuk menjual beberapa saham dan membeli lebih banyak aset lainnya untuk membawa proporsi tersebut kembali ke 60%.
Tip untuk Menyeimbangkan Portofolio agar Tercapai Diversifikasi dengan Baik
Menyeimbangkan portofolio investasi membutuhkan pemahaman dan strategi yang tepat. Berikut adalah beberapa tips untuk menyeimbangkan portofolio investasimu dengan baik.
Pahami Tujuan Investasi
Sebelum menyeimbangkan portofolio, penting untuk memahami tujuan investasimu. Apakah kamu berinvestasi untuk pensiun, pembelian rumah, pendidikan anak, atau tujuan lainnya? Tujuan ini akan memengaruhi bagaimana kamu harus menyeimbangkan portofolio tersebut.
Tentukan Alokasi Aset Ideal
Alokasi aset ideal kamu akan bergantung pada tujuan, usia, toleransi risiko, dan jangka waktu investasi. Sebagai contoh, investor muda dengan toleransi risiko tinggi dan horizon waktu panjang mungkin akan lebih cocok untuk memiliki alokasi aset yang lebih berat ke saham. Sementara, investor dengan usia yang lebih tua dengan toleransi risiko rendah, bisa jadi akan lebih cocok ke obligasi atau aset lain yang lebih stabil.
Rebalancing Berkala
Lakukan peninjauan berkala portofolio investasimu dan buat penyesuaian jika perlu. Beberapa ahli merekomendasikan rebalancing setidaknya sekali atau dua kali setahun. Namun, keputusan ini sangat bergantung pada situasi dan kebutuhanmu.
Tetap Kalem dan Jangan Terbawa Emosi
Pasar keuangan bisa sangat volatil, sehingga tak jarang menciptakan banyak emosi, seperti ketakutan, kepanikan, keserakahan, euforia berlebihan, dan sejenisnya. So, cobalah untuk tetap kalem dan jangan biarkan emosi mengendalikan keputusan investasi kamu.
Ingatlah, tujuan utama menyeimbangkan portofolio adalah untuk memastikan bahwa investasi yang kamu lakukan tetap sejalan dengan tujuan dan rencana keuanganmu, serta risiko yang dapat kamu ambil masih dalam batas toleransimu.
So, dalam perjalanan investasi kamu, diversifikasi menjadi suatu prinsip yang penting untuk diterapkan. Dengan memahami berbagai contoh investasi dan bagaimana cara menyeimbangkan mereka dalam portofolio kamu, kamu telah mengambil langkah penting untuk mengelola risiko dan potensi pengembalian investasi kamu.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Jenis-Jenis Investasi sesuai Jangka Waktu dan Tujuan Keuangan
Mengambil langkah pertama dalam dunia investasi dapat terasa mengintimidasi, terutama dengan adanya berbagai jenis-jenis investasi yang tersedia di pasaran. Dari saham, obligasi, reksa dana, properti, hingga emas, pilihan tampaknya tak ada habisnya.
Sementara, untuk mengambil keputusan yang tepat, salah satu aspek krusial yang harus dipertimbangkan adalah jangka waktu dan tujuan keuangan dari investasi yang akan dipilih. Membedah dan memahami karakteristik masing-masing jenis-jenis investasi akan memungkinkan kita untuk mengalokasikan dana dengan lebih efisien dan efektif.
Jangka waktu investasi adalah salah satu faktor penentu dalam pemilihan instrumen investasi. Ini berkisar dari jangka pendek, menengah, hingga panjang. Investasi jangka pendek seperti deposito dan reksa dana pasar uang biasanya lebih likuid dan memiliki risiko yang relatif rendah, cocok untuk tujuan keuangan dalam jangka waktu singkat. Sementara itu, jenis-jenis investasi jangka menengah dan panjang seperti saham, obligasi, dan properti, cenderung menawarkan potensi imbal hasil yang lebih tinggi, namun dengan tingkat risiko yang lebih tinggi pula.
Di sisi lain, tujuan keuangan merupakan faktor yang tak kalah pentingnya dalam menentukan pilihan investasi. Apakah kita berinvestasi untuk dana darurat, pendidikan anak, pensiun, atau akumulasi net worth, setiap tujuan ini memerlukan strategi dan instrumen investasi yang berbeda.
Dengan menyelaraskan jangka waktu investasi dengan tujuan keuangan yang ingin dicapai, kita dapat merancang portofolio investasi yang tidak hanya mencerminkan preferensi risiko, tetapi juga memberi kita kesempatan terbaik untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Jenis-jenis investasi dapat dikategorikan berdasarkan jangka waktu dan tujuan keuangan. Berikut adalah beberapa jenis investasi berdasarkan dua aspek tersebut:
Jenis-Jenis Investasi Jangka Pendek (kurang dari 1 tahun)
Tabungan berjangka
Tabungan berjangka adalah produk perbankan di mana nasabah menyimpan uang dengan periode tetap dan tingkat bunga yang ditentukan sebelumnya. Periode penyimpanan bisa bervariasi, namun untuk jangka pendek biasanya kurang dari satu tahun. Tingkat bunganya lebih menarik dibanding tabungan biasa karena bank menggunakannya untuk investasi mereka.
Dianggap aman dengan risiko rendah, tabungan berjangka juga dilindungi oleh LPS, dan memberikan kepastian pengembalian. Cocok untuk tujuan keuangan jangka pendek seperti dana darurat, liburan, atau pembelian gadget.
Deposito
Deposito adalah salah satu jenis-jenis investasi jangka pendek di mana kita menempatkan sejumlah uang di bank untuk periode waktu tertentu dengan tingkat bunga yang tetap.
Tingkat bunga pada deposito umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan tabungan berjangka ataupun biasa. Selama periode waktu yang telah ditentukan, dana tidak dapat diambil tanpa dikenakan denda. Karena sifatnya yang relatif aman dan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan tabungan biasa, deposito sering dianggap sebagai pilihan investasi yang baik untuk tujuan keuangan seperti dana darurat, atau tujuan lain yang harus dilakukan sebelum 1 tahun.
Reksa Dana Pasar Uang
Reksa dana pasar uang adalah jenis-jenis investasi jangka pendek yang mengumpulkan dana dari banyak investor untuk diinvestasikan dalam instrumen pasar uang, seperti sertifikat deposito, surat berharga, dan instrumen utang jangka pendek lainnya.
Reksa dana pasar uang umumnya menawarkan likuiditas yang tinggi dan risiko yang relatif rendah, menjadikannya pilihan yang populer bagi investor yang mencari tempat yang aman untuk menempatkan dana dalam jangka pendek sambil mendapatkan pengembalian yang wajar.
Reksa dana pasar uang juga cocok untuk tujuan keuangan seperti membangun dana darurat, untuk mengumpulkan DP rumah atau kredit kendaraan, dan sebagainya.
Jenis-Jenis Investasi Jangka Menengah (1-10 tahun)
Obligasi
Obligasi adalah surat utang yang dikeluarkan oleh perusahaan, pemerintah, atau lembaga lainnya sebagai cara untuk mengumpulkan dana. Investor yang membeli obligasi pada dasarnya memberikan pinjaman kepada penerbit, dan sebagai gantinya, penerbit berjanji untuk membayar bunga atau kupon pada interval tertentu dan mengembalikan pokok pinjaman ketika obligasi jatuh tempo.
Obligasi biasanya memberikan pembayaran bunga yang tetap atau variabel kepada pemegangnya sebagai imbalan atas pinjaman yang diberikan. Setiap obligasi memiliki tanggal jatuh tempo, yang merupakan tanggal di mana penerbit harus mengembalikan pokok pinjaman kepada pemegang obligasi.
Obligasi memiliki tingkat risiko yang berbeda tergantung pada kredibilitas penerbit. Peringkat kredit dapat memberikan gambaran tentang risiko default penerbit. Kalau diterbitkan oleh pemerintah, termasuk dalam jenis-jenis investasi yang cenderung berisiko rendah.
Karena karakteristiknya ini, obligasi cocok dimanfaatkan untuk tujuan keuangan seperti rencana pensiun (karena mendapatkan kupon tetap), rencana dana pendidikan anak, beli kendaraan, dan sejenisnya.
Reksa Dana Pendapatan Tetap
Kalau merasa belum yakin untuk berinvestasi pada obligasi secara langsung, ada reksa dana pendapatan tetap yang bisa jadi alternatif.
Reksa dana pendapatan tetap adalah jenis investasi yang mengumpulkan dana dari sejumlah investor dan menginvestasikannya dalam portofolio beragam instrumen utang seperti obligasi, surat utang, dan sekuritas pendapatan tetap lainnya. Tujuannya adalah untuk memberikan pendapatan reguler kepada investor melalui pembayaran bunga dan, dalam beberapa kasus, apresiasi modal.
Jenis-Jenis Investasi Jangka Panjang (lebih dari 10 tahun)
Saham
Saham adalah instrumen keuangan yang mewakili kepemilikan dalam sebuah perusahaan. Ketika kita membeli saham dari sebuah perusahaan, kita menjadi pemegang saham dan memiliki bagian dari aset dan keuntungan perusahaan tersebut. Saham diperdagangkan di bursa saham dan harganya dapat berfluktuasi secara signifikan.
Beberapa perusahaan membagikan sebagian dari keuntungan mereka kepada pemegang saham dalam bentuk dividen, sementara kita juga berpeluang mendapatkan capital gain dari selisih harga jual saham dengan harga belinya. Harga saham dapat sangat fluktuatif dalam jangka pendek, sehingga investasi dalam saham merupakan risiko tinggi—yang hanya cocok untuk tujuan jangka panjang. Umumnya orang memanfaatkan saham untuk investasi dana pensiun, dana pendidikan, hingga warisan.
Reksa Dana Saham
Nah, buat yang merasa tidak yakin bisa mengelola saham sendiri, atau terlalu sibuk untuk melakukan analisis saham, ada reksa dana saham yang bisa jadi opsi.
Reksa dana saham adalah jenis investasi kolektif yang mengumpulkan dana dari sejumlah investor untuk diinvestasikan dalam portofolio saham. Dana ini dikelola oleh manajer investasi profesional yang membuat keputusan pembelian dan penjualan saham berdasarkan analisis pasar dan tujuan investasi dana tersebut.
Seperti saham, reksa dana saham juga cenderung volatil tetapi memiliki potensi keuntungan yang tinggi dalam jangka panjang. Tujuan keuangan yang cocok juga sama dengan saham.
Properti
Investasi properti melibatkan pembelian real estat seperti rumah, gedung, tanah, atau properti komersial lainnya dengan tujuan mendapatkan keuntungan melalui apresiasi harga, rental, atau keduanya. Ini adalah salah satu bentuk investasi yang telah populer selama bertahun-tahun dan sering dianggap sebagai sarana untuk membangun kekayaan dalam jangka panjang.
Salah satu keuntungan dari investasi properti adalah potensi kenaikan harga properti seiring waktu. Properti dapat disewakan untuk menghasilkan pendapatan tetap dalam bentuk sewa. Dibandingkan dengan saham atau reksa dana, properti umumnya memiliki likuiditas yang rendah, yang berarti mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk menjualnya. Memiliki properti melibatkan biaya perawatan dan, jika disewakan, manajemen properti.
Umumnya sih, investor memilih properti sebagai salah satu jenis-jenis investasi yang dimanfaatkan sebagai instrumen penambah net worth, dan sebagai dana pensiun.
Perlu diperhatikan bahwa setiap dari jenis-jenis investasi di atas memiliki tingkat risiko dan imbal hasil yang berbeda-beda. Penting untuk memahami profil risiko dan tujuan keuangan kita sendiri sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada instrumen tertentu.
Selain itu, diversifikasi portofolio juga bisa menjadi strategi yang baik untuk mengelola risiko dan mencapai tujuan keuangan dalam jangka waktu yang berbeda.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Ini Dia Contoh Aset Aktif yang Bisa Dibangun Selagi Muda
Memiliki penghasilan tidak melulu tentang gaji, ada aset aktif yang bisa memberikan kamu penghasilan dan menopang kehidupan kamu di kemudian hari. Barangkali kamu akan bertanya, apa saja contoh aset aktif?
Sekarang ini kamu bekerja dan mempunyai gaji, itu disebut pemasukan aktif. Tapi, apakah gaji ini bisa mencukupi kebutuhan kamu di masa yang akan datang? Apakah kamu akan terus-terusan bekerja dari pukul 8 pagi hingga 5 sore? Yakin enggak pengin menikmati hidup di masa pensiun tanpa memikirkan harus bekerja aktif?
Nah, di sinilah peran penting aset aktif. Selagi kamu masih kuat bekerja, kondisi fisik masih bugar, bangunlah aset aktif demi mendapatkan pendapatan pasif sebagai persiapan untuk masa pensiun nanti.
Aset aktif adalah aset yang dimiliki seseorang di mana bisa mendatangkan penghasilan tambahan tanpa perlu bekerja secara aktif. Ringkasnya nih, aset aktif ini akan memberikan kamu uang walaupun kamu sedang tidur.
3 Alasan Mengapa Aset Aktif Perlu Dimiliki Selagi Muda
Memberikan waktu
Pernah mendengar kalimat, waktu tidak bisa dibeli dengan uang?
Yup, kalimat ini memang benar adanya. Waktu adalah aset bagi semua orang dan jauh lebih berharga daripada uang. Uang bisa kamu habiskan dalam satu waktu dan bisa dicari dengan berbagai cara, namun waktu hanya bisa habis tapi sekali saja. Ketika waktu berlalu, maka kita tidak bisa kembali lagi.
Itulah mengapa membangun aset aktif selagi muda itu penting. Lantaran ini bisa memberikan kamu kebebasan waktu.
Akan ada satu titik, kamu tidak perlu lagi terburu-buru ke kantor, kamu memiliki kebebasan waktu melakukan hal yang ingin dilakukan sejak lama seperti traveling bersama pasangan. Dan semuanya bisa terwujud dengan memiliki contoh aset aktif.
Mengurangi kecemasan tentang masa depan
Kecemasan akan gaji yang tidak bisa mencukupi kebutuhan di masa yang akan datang itu nyata terjadi. Apakah uang kita bisa mencukupi biaya kuliah anak-anak? Apakah kebutuhan primer keluarga bisa tercukupi? Apa bisa menikmati masa senja dengan nyaman? Ini hanyalah sekelumit kecil pertanyaan tentang keuangan yang berujung kecemasan dalam diri.
Itulah mengapa kita perlu memiliki passive income dari aset aktif untuk bisa menambah nominal di tabungan dan bisa meredakan kecemasan. Jadikan kecemasan tersebut sebagai bentuk motivasi dalam membangun aset aktif.
Bisa bekerja here, there and everywhere
Ada sebagian besar orang yang bekerja di perusahaan maupun instansi tidak bisa melakukan traveling atau mengunjungi satu kota karena alasan pekerjaan. Ya, pekerjaannya tidak bisa ditinggal dalam waktu yang lama karena berpengaruh terhadap gaji. Makin banyak izin, maka makin banyak pula potongan gajinya.
Berbeda dengan orang-orang yang bisa melakukan pekerjaan di mana saja. Maka mereka memiliki waktu yang fleksibel untuk melakukan berbagai hal.
Pengin bisa seperti golongan orang bekerja di mana saja? Maka bagunlah salah satu contoh aset aktif yang akan memberikanmu pekerjaan yang tidak terbatas waktu dan tempat.
Salah satu contoh aset aktif yang lagi tren beberapa tahun belakangan ini adalah menjadi vloger. Selain menjadi vloger, apa saja contoh aset aktif yang bisa kamu mulai selagi muda? Berikut ulasannya.
4 Contoh Aset Aktif untuk Dibangun Sejak Muda
Ada banyak jalan menuju Roma, begitu pula dalam membangun aset aktif. Ada beberapa contoh aset aktif yang bisa kamu jadikan rujukan untuk memperoleh pendapatan pasif.
Surat Berharga
Contoh aset aktif pertama adalah investasi surat berharga.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa investasi bisa menghasilkan pendapatan pasif. Kamu bisa memilih berbagai instrumen investasi surat berharga, mulai dari saham, surat utang negara, reksa dana, deposito dan lain sebagainya.
Tapi, perlu diingat gunakan uang dingin ya untuk memulai investasi dan pastikan memilih instrumennya disesuaikan dengan profil risiko bukan bermodalkan ikut-ikutan. Jangan lupa, tentukan dulu #TujuanLoApa, agar kamu bisa berinvestasi secara fokus karena adanya tujuan.
Bisnis
Sejak pandemi, banyak yang banting setir ke bisnis dengan memanfaatkan media sosial dan berbagai e-commerce untuk jualan. Memang sih kalau dibilang bisnis sebagai contoh aset aktif, cakupannya sangat luas. Kamu bisa kurasi bisnis apa saja sesuai dengan modal yang kamu miliki. Nah, kuncinya, kamu harus menyesuaikan jenisnya dengan tujuanmu untuk mendapatkan aset aktif. Karena tidak semua bisnis berpeluang menjadi aset aktif.
Salah satu contoh bisnis yang bisa menjadi aset aktif adalah bisnis waralaba atau franchise. Ada banyak pilihan untuk bisnis waralaba seperti produk ayam crispy, kopi kekinian, jasa pengiriman, kedai kopi, es krim, crepes dan lain sebagainya.
Tentukan model bisnis yang sustainable, artinya bisa berkelanjutan, hingga nantinya kamu tak perlu terlibat terlalu banyak lagi tetapi bisa mendapatkan dividen. Dengan begini, nantinya kamu bisa mendapatkan penghasilan pasif dari bisnis tersebut.
Properti
Penjualan properti sejak pandemi mengalami kelesuan. Banyak yang menjual properti tapi sedikit peminatnya. Apabila kamu memiliki properti daripada dijual sebaiknya disewakan atau membuat bisnis kos-kosan.
Tidak bisa dimungkiri bisnis kos-kosan ini contoh aset aktif yang everlasting lantaran dicari banyak orang dan memberikan kamu pendapatan pasif rutin setiap bulannya.
Jenis properti lain yang bisa dijadikan sebagai sumber penghasilan pasif adalah menyewakan rumah atau bangunan untuk difungsikan sebagai ruko, rukan, hingga disewakan untuk hunian. Jika kamu punya apartemen, kamu juga bisa menyewakannya sebagai hunian ataupun bergabung di jaringan penginapan seperti Air BnB.
Kekayaan Intelektual
Selain 3 contoh aset aktif di atas, ada satu lagi jenis yang sekarang juga menjanjikan penghasilan pasif yang cukup menarik. Yaitu kekayaan intelektual.
Misalnya saja, kamu bisa menulis buku, menulis lagu, mengomposisi musik, membuat desain web, hingga fotografi. Penghasilan dari kekayaan intelektual bisa didapatkan dari royalti.
Misalnya, kamu unggah foto-fotomu di situs penyedia image CC0, seperti ShutterStock, maka saat ada orang yang mengunduh fotomu, kamu akan mendapatkan royalti. Begitu juga dengan lagu, atau berbagai karya intelektual lainnya.
Nah, itu dia contoh aset aktif yang bisa dibangun sejak masih muda.
Dari 4 contoh aset aktif di atas, yang mana nih mau kamu lakukan sekarang ini? Selamat memulai, semangat!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Ini Beda Aset Akumulatif dan Aset Generatif Beserta Contohnya
Bahas obrolan Keisha dan Erina yang ada di bagian visual narrative lesson di aplikasi Levio x QM Financial lagi yuk! Iya, seru banget soalnya. Nah, di sini ada bagian ketika mereka ngobrolin soal aset akumulatif dan aset generatif.
Apa sih bedanya, sebenarnya?
Yuk, kita lihat
Aset Akumulatif dan Aset Generatif: Ini Bedanya
Aset Akumulatif
Aset akumulatif adalah aset yang didapatkan ketika kita melakukan investasi atau menabung hingga mencapai jumlah tertentu, sesuai dengan perhitungan kita di awal. Tabungan atau investasi yang mencapai jumlah tertentu ini kemudian dapat kita pergunakan, tetapi kita harus ingat, bahwa jumlah tabungan ini nantinya akan habis pada waktunya.
Misalnya begini.
Kita mengumpulkan uang, katakanlah di tabungan, secara konsisten sesuai rencana hingga akhirnya dapat mencapai Rp100 juta. Pada waktunya, uang Rp100 juta ini kemudian dipakai untuk kebutuhan tertentu. Maka uang Rp100 juta ini pun habis.
Untuk punya uang lagi, kita harus mulai menabung lagi dari awal.
Contoh produk untuk aset akumulatif ini adalah tabungan, deposito, reksa dana, emas, dan unitlink.
Mari kita lihat contohnya pada tabungan dan deposito
Tabungan dan deposito sama-sama merupakan produk perbankan. Keduanya bisa menjadi aset akumulatif yang bisa menjadi instrumen kita untuk memenuhi beberapa jenis kebutuhan.
Biasanya, kita menabung untuk suatu tujuan dengan cara menyisihkan penghasilan dengan alokasi tertentu. Kamu dapat menabung kapan saja dan kamu dapat mengambil uang di tabungan kamu kapan saja, untuk keperluan apa saja.
Meskipun dengan tabungan kamu bisa mendapatkan bunga, tetapi kalau pokok tabungan itu sendiri kamu pergunakan, maka di suatu titik, tabungan akan habis.
Begitu juga dengan deposito. Jika dilihat sekilas, deposito hampir mirip dengan tabungan karena keduanya dapat berfungsi untuk menyimpan uang. Namun keduanya adalah hal yang berbeda. Deposito adalah produk dari bank yang dapat dikategorikan sebagai investasi. Deposito dapat habis, ketika kamu memakai pokok deposito saat sudah jatuh tempo untuk suatu kebutuhan.
Misalnya saja. Kita mendepositokan dana sebesar Rp200 juta, dengan suku bunga 5% untuk tenor 2 tahun. Di masa akhir jatuh tempo, dana pokok deposito tersebut cair. Berikut dengan bunganya, dana deposito kita ambil semua untuk membayar biaya sekolah anak di luar negeri.
Nah, ini artinya, dana di deposito habis. Untuk bisa mendapatkannya lagi, maka kita harus menyetorkan dana segar lagi ke deposito tersebut.
Aset Generatif
Aset generatif adalah aset aktif yang dikumpulkan dan kemudian bisa dikonversi sedemikian rupa sehingga mampu mendatangkan passive income.
Misalnya kita memiliki uang Rp2 miliar, lalu uang tersebut disimpan di bank dalam bentuk deposito. Bunga deposito yang diperoleh, katakanlah, 5% dalam satu tahun. Itu artinya, dalam satu bulan, kita akan menerima bunga yang bisa dipakai untuk mencukupi kebutuhan hidup kita. Dana pokok deposito tidak terganggu, kita “hanya” mengambil hasil pengembangannya saja untuk digunakan. Ini artinya, kita menggunakan deposito tersebut sebagai aset generatif.
Selain deposito, yang termasuk aset generatif lainnya adalah surat berharga dan properti.
Surat berharga
Surat berharga merupakan surat yang memiliki nilai dan diakui serta dilindungi oleh hukum sehingga dapat digunakan untuk alat transaksi perdagangan, penagihan, pembayaran dan sejenisnya. Terdapat 2 jenis surat berharga yaitu saham dan obligasi.
Saham merupakan surat berharga perusahaan yang memberikan peluang kepada investor untuk mendapatkan keuntungan. Aset generatif saham misalnya didapatkan dari pembagian dividen.
Obligasi atau surat utang merupakan aset aktif yang berupa surat pernyataan peminjaman dana yang berasal dari suatu pihak. Pihak yang mendapatkan pinjaman dana harus memenuhi beberapa kewajiban kepada pihak yang memberi pinjaman atau investor.
Salah satu kewajiban pihak peminjam yang biasanya disepakati adalah membayar bunga atau kupon secara berkala. Nah, kupon atau bunga ini bisaa digunakan untuk memenuhi kebutuhan, sedangkan pokok pinjamannya “tidak terganggu” dan tetap utuh. Di sinilah, surat utang ini berfungsi sebagai aset generatif.
Properti
Aset aktif properti juga bisa menjadi aset generatif. Misalnya saja rumah petak. Kita punya dua rumah petak; yang satu ditinggali bersama keluarga, sedangkan yang lain disewakan, yang kemudian dapat memberikan penghasilan berupa uang sewa. Maka properti kedua ini adalah aset generatif.
Nah, sekarang sudah jelas kan ya, bedanya?
Kalau dalam modul di Levio, aset akumulatif dan aset generatif ini dianalogikan dengan ayam pedaging dan ayam petelur.
Pengin tahu lebih jauh tentang aset akumulatif dan aset generatif, atau mungkin penasaran dengan pelajaran finansial apa lagi yang bisa didapatkan di aplikasi Levio x QM Financial ini?
Yuk, segera daftarkan dirimu untuk bisa mencoba pengalaman belajar finansial seru dengan metode gamified microlearning di sini!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Financial Dialogue 03: Wujudkan Mimpi Punya Properti di Usia Muda
Banyak orang ciut nyali ketika ngomongin soal membeli properti. Padahal punya properti ini bisa jadi simbol kemapanan, belum lagi kalau kamu punya properti sebagai investasi. Bisa menjadi penghasilan pasif loh!
Kalau kamu mengamati, di setiap tahapan hidup, selalu akan ada satu hal yang akan kita jalani, yaitu yang terkait dengan properti. Di usia 20 – 30 tahun, kita merencanakan untuk DP rumah pertama. Di usia 30 – 40 tahun, kita akhirnya memiliki rumah pertama. Di usia 40 – 50 tahun, kita mulai memikirkan punya properti kedua, dan di usia 50 tahun seharusnya kita juga sudah punya rumah di mana kita akan menghabiskan masa pensiun yang mandiri, sejahtera, dan tenang.
See? Lihat kan, bagaimana kita seumur hidup harus berurusan dengan properti? Tak perlu ciut nyali untuk merencanakannya, karena kebutuhan ini memang benar-benar nyata.
Financial Dialogue 03 Tak Hanya Mengajak Kamu untuk Tak Takut Punya Properti Tapi Juga Bijak Merencanakannya
Dibuka oleh Ligwina Hananto, lead trainer QM Financial, selaku Nyonya Rumah Financial Dialogue volume 03 yang menyatakan bahwa properti itu enggak hanya dapat dimanfaatkan sebagai tempat tinggal kita sendiri saja, tetapi bisa juga untuk disewakan, atau dibisniskan, atau untuk mendapatkan capital gain. Maka dari itu, kembali lagi, semua tergantung pada #TujuanLoApa saat berniat untuk punya properti.
Setelah tujuannya sudah terumuskan, selanjutnya kita bisa merencanakan dan kemudian merealisasikannya.
Ada 4 pembiayaan properti yang bisa kita pilih sebagai opsi, mulai dari cash keras, cash bertahap, pinjaman lunak, dan KPR. Mau pilih yang mana? Tentu saja, tergantung pada kemampuan dan kondisimu. Setiap orang bisa saja memilih opsi yang berbeda, dan itu nggak ada yang salah sepanjang memang mampu dan sesuai. Lokasi juga sangat menentukan loh! Karena itu, sesuaikan lokasi dengan kemampuan finansialmu juga ya.
Panelis 1: Irvan Ariesdhana
Panelis pertama, Irvan Ariesdhana yang merupakan Real Estate Tech Advisor, juga setuju bahwa lokasi menjadi hal terpenting yang harus dipertimbangkan. Daerah-daerah di sekitar Jabodetabek masih menempati urutan pertama demand properti sepanjang tahun ini.
Kalau menyoal ketakutan masyarakat membeli properti, sebenarnya di setiap generasi kita menghadapi problem yang sama. Namun, dengan perencanaan keuangan yang realistis, tak ada yang tak mungkin bisa diusahakan.
Panelis 2: Adhitya Mulya
Panelis kedua, Adhitya Mulya adalah seorang property enthusiast yang bahkan sudah memiliki channel Youtube sendiri yang khusus membahas pernak-pernik properti. Di diskusi kali ini, Adhitya membahas sisi lain dari KPR. Menurut Adhitya, tak ada cara lain untuk bisa punya properti di usia muda kecuali kerja sampai keringetan.
Ada beberapa poin yang diajukan oleh Adhitya bagi kamu yang hendak merencanakan punya properti.
- Coba pertimbangkan opsi beli rumah jadi versus beli tanah lalu bangun rumah sendiri. Pertimbangkan nilai tanahnya, nilai bangunannya, nilai sarananya, hingga kemudahan aksesnya.
- Buat rencana keuangan untuk membeli properti ini–apa pun opsi yang akhirnya diputuskan–sedini mungkin.
Panelis 3: Pratiwi Hamdhana AM
Panelis ketiga adalah Pratiwi Hamdhana AM, yang akrab disapa dengan Tiwi–yang ternyata di usianya yang masih kepala 2 sudah memiliki 4 properti yang tersebar di Indonesia, dan kesemuanya telah menjadi bisnis yang sangat menguntungkan.
Pratiwi terlibat dalam pendirian Woywoy Paradise, sebuah resort di tepi pantai yang indah di Sulawesi, juga pemilik Roemah Renjana, sebuah guest house di Yogyakarta, dan sebentar lagi akan dibuka juga Woywoy Resort di Ubud, Bali, serta Roemah Renjana di Makassar dan di Bandung.
Saran Tiwi, kalau mau punya mimpi dalam bisnis properti, selalu mulailah dari yang kamu punya dulu. Tak perlu dipaksakan, yang penting menabung dan punya rencana yang realistis. Seiring berjalannya waktu, opportunity datang, kamu sudah siap.
Begitu banyak pencerahan dan insight seputar kepemilikan properti dalam Financial Dialogue Vol. 03: Wujudkan Mimpi Punya Properti di Usia Muda yang diselenggarakan pada 19 September 2020 kemarin. Persis seperti pendekatan yang selalu dibawa oleh tim QM Financial dalam setiap edukasinya seputar dunia keuangan, yaitu melalui pencapaian dreams and achievement, tidak sekadar menakut-nakuti, lebih banyak fokus pada diskusi finansial yang sehat dan bisa memberdayakan semua orang.
Terima kasih pada panelis yang luar biasa, nyonya rumah yang ramah, moderator yang cerdas, dan tentunya, 350+ Teman Dialog yang sudah bergabung di Financial Dialogue Vol. 03.
Sampai ketemu di Financial Dialogue Vol. 04, 17 Oktober 2020 dengan tema yang berbeda! Follow akun Instagram QM Financial agar kamu tak ketinggalan update-nya ya!
Investasi Dana Pendidikan Anak Baiknya Disimpan di Instrumen Apa Ya?
Pendidikan anak yang baik menjadi tanggung jawab untuk setiap orang tua. Karena itu, hendaknya dana pendidikan disiapkan sejak dini. Karena kebutuhannya akan sangat besar, pun akan menjadi pengeluaran tetap selama bertahun-tahun. Menabung saja enggak cukup, karena ada inflasi yang mengiringi, so harus dibantu dengan investasi dana pendidikan yang tepat.
Tetapi, memilih instrumen investasi dana pendidikan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan ini juga masalah tersendiri. Agak tricky memang, karena tak semua jenis instrumen investasi cocok dipakai untuk menampung dana pendidikan anak ini.
Jadi, sebelum mulai memilih instrumen investasi dana pendidikan anak, apa dulu yang harus dipertimbangkan? Yuk, simak artikel berikut sampai selesai ya.
3 Hal untuk Diperhatikan Sebelum Mulai Investasi Dana Pendidikan
1. Tentukan kapan dana akan digunakan
Panjangnya horizon waktu kita investasi akan menentukan, instrumen mana yang paling baik untuk dipilih.
Misalnya saja, ingin mempersiapkan dana pendidikan sebagai biaya masuk TK dan SD, 2 tahun lagi. Atau, ingin menyiapkan dana pendidikan untuk sekolah strata satunya, maka dana ini harus siap 10 tahun lagi.
Enggak masalah juga kok, kalau mau menyiapkan one thing at a time, atau mau langsung siapkan semua. Misalnya, mau menyiapkan dana pendidikan untuk seluruh jenjang pendidikan sekaligus, itu juga akan sangat baik.
Sesuaikan dengan kemampuan dan karakter masing-masing saja.
2. Tentukan berapa kebutuhannya
Setelah tahu horizon waktunya, yang berikutnya adalah menghitung kebutuhan.
Ingat, bahwa Rp100 juta saat ini akan berbeda dengan Rp100 juta 10 tahun lagi, karena ada inflasi. Jadi sila diperhitungkan dengan tingkat inflasi Indonesia yang sekitar 10 – 12%.
Misalnya saja, untuk biaya masuk perguruan tinggi sekarang Rp100 juta, maka 10 tahun lagi, dengan tingkat inflasi 10%, maka bisa dihitung kebutuhannya berapa. Rp100 juta dikali 1,1 sampai 10 kali.
Pusing? Ikut kelas online-nya QM Financial saja yang membahas khusus mengenai dana pendidikan anak. Akan ada worksheet yang bisa langsung dimasukkan angkanya, enggak perlu pusing-pusing menghitung manual.
Setelah ketemu angka kebutuhannya, nah, itu dia jumlah dana pendidikan anak yang harus disiapkan.
3. Iringi dengan asuransi jiwa
Adalah penting bagi orang tua untuk juga memiliki asuransi jiwa. Akan percuma juga, jika rencana dana pendidikan anak sudah kita siapkan, tetapi akhirnya kita tidak dapat meneruskannya karena satu dan lain hal.
Nah, setelah tahu berapa lama waktu dan dana yang dibutuhkan, selanjutnya kita bisa memilih investasi dana pendidikan yang pas. Ada beberapa instrumen yang bisa menjadi opsi, sesuai dengan horizon waktu dan tingkat risiko masing-masing.
Kita lihat ya.
5 Instrumen Investasi Dana Pendidikan yang Bisa Jadi Pilihan
1. Deposito
Deposito sebagai instrumen dengan tingkat risiko paling rendah ini cocok untuk investasi dana pendidikan yang akan dipergunakan 2 atau 3 tahun lagi. Namun, karena tingkat imbal hasilnya juga kecil, maka harus diperhatikan modal pertama yang harus disetorkan; harus sesuai dengan kebutuhan dana pendidikan yang sudah dihitung tadi.
Selain deposito, ada juga tabungan berjangka. Keduanya sifatnya hampir sama; jangka pendek, imbal tidak terlalu besar, tetapi sangat aman. Cocok untuk investasi dana pendidikan jangka pendek.
2. Emas
Emas atau logam mulia termasuk investasi dana pendidikan jangka menengah hingga panjang. Kalau sekarang beli emas, untuk dipergunakan 2 – 3 tahun lagi, mungkin perkembangannya juga belum signifikan. Mungkin ya hanya sebatas sebagai pelawan inflasi.
Tetapi, kalau mau dipakai 5 tahun lagi, harga emas (semoga) sudah bertumbuh sesuai harapan. Kenapa begitu? Karena seperti yang kita tahu, harga emas juga sangat fluktuatif tergantung pada kondisi pasar.
3. Reksa dana
Ada 4 jenis reksa dana yang bisa dipilih sebagai opsi investasi dana pendidikan anak. Mulai dari reksa dana pasar uang, reksa dana pendidikan tetap, reksa dana campuran, dan reksa dana saham.
Nah, masing-masing juga punya karakteristik sendiri-sendiri yang perlu kita ketahui untuk dapat menyesuaikan dengan kebutuhan kita. Boleh dibaca masing-masing artikel yang sudah ditautkan, untuk tahu mana reksa dana yang paling tepat untuk investasi dana pendidikan yang hendak disiapkan.
4. Saham
Saham dinilai paling tepat digunakan untuk investasi dana pendidikan jangka panjang, misalnya saja untuk menyiapkan biaya masuk perguruan tinggi yang kadang butuh sampai ratusan juta rupiah.
Dengan horizon waktu yang lebih dari 10 tahun, saham (diharapkan) akan mampu mengcover kebutuhan dana yang besar. Saham apa yang bisa dibeli? Nah, ini butuh sedikit pengetahuan untuk melakukan analisis teknikal dan fundamental.
5. Properti
Properti juga bisa jadi salah satu alternatif opsi investasi dana pendidikan jangka panjang.
Hanya saja, perlu diingat, investasi properti butuh modal yang cukup besar juga. Jadi, perhitungkan juga hal ini jika ingin menggunakan instrumen ini sebagai “alat” untuk mencapai tujuan.
Nah, begitulah gambaran umum mengenai bagaimana cara memilih investasi dana pendidikan anak.
Paling afdal sih ikutan kelas-kelas finansial online QM Financial saja. Selain bisa belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi, kita juga bisa mengikuti beberapa kelas tematik, seperti kelas dana pendidikan anak. Coba cek jadwal ya, siapa tahu, ada kelas khusus dana pendidikan anak di bulan ini.
Stay tuned juga di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Setelah Lama Menikah, Pasangan Suami Istri Harus Cek 5 Hal Keuangan Ini
Sebagai pasangan suami istri yang telah lama menikah, biasanya apa sih yang selalu jadi bahan obrolan? Rencana sekolah lanjutan untuk anak? Rencana pensiun mau ngapain aja?
Yes, sebagai pasangan suami istri yang telah lama menikah, pastinya kita harus tetap memelihara komunikasi yang baik satu sama lain, bahkan seharusnya jalan komunikasi semakin baik lantaran sudah begitu lama berkeluarga. Iya kan? Yang dulu, saat masih menjadi pasangan pengantin baru masih tergagap-gagap, sekarang sudah biasa.
Tapi kadang, karena sebegitu biasanya, justru malah makin jarang mengobrol serius berdua. Apalagi sudah ada anak-anak yang “ngerecokin”–dalam arti baik ya. Kadang rasanya susah banget untuk sekadar sendirian berdua saja ngobrol sana-sini sama pasangan.
Apalagi ngobrolin keuangan keluarga. Beugh. Rasanya nggak sempat lagi.
Padahal, seiring waktu berjalan, banyak hal yang harus selalu pasangan suami istri pantau ketika mereka sudah lama menikah, termasuk keuangan keluarga. Kalau dulu, saat masih berada di awal masa pernikahan sudah pernah mengobrol berdua tentang apa saja yang pengin dijadikan cita-cita keluarga, sekarang waktunya untuk me-review, apa saja yang sudah didapatkan dan apa yang masih harus diperjuangkan.
Jadi, sebagai pasangan suami istri yang sudah lama menikah, hal keuangan apa saja nih yang harus diobrolkan lagi?
1. Cek aset yang dimiliki sekarang
Sudah berapa tahun menjadi keluarga, seharusnya sih sudah ada sedikit aset yang terkumpul. Betul nggak? Jadi, mari kita cek aset apa sajakah yang berhasil kita miliki sejak kita mulai membangun keluarga hingga sekarang.
Kamu bisa cek:
- Posisi tabungan di bank
- Posisi kepemilikan surat berharga
- Posisi investasi lainnya, misalnya kamu sempat berinvestasi di P2P Lending, dan sebagainya.
- Posisi kepemilikan properti
- Posisi kepemilikan barang lain yang bisa menjadi aset pribadi
Nah, coba bicarakan berdua ya, karena seharusnya sebagai pasangan, kalian masing-masing harus tahu posisi aset real kalian ini.
2. Cek kondisi utang
Apa saja utang yang masih ongoing sampai dengan hari ini? KPR? Kredit kendaraan? Beberapa kredit panci dan blender?
Pastikan satu sama lain tahu, utang apa saja yang harus menjadi beban keluarga, dan kapan utang ini harus diselesaikan. Pastikan juga, bahwa posisi cicilan utang maksimal 30% dari penghasilan bulanan ya. Jika sudah melebihi batas, maka cari cara untuk bisa mengurangi porsi cicilan utang ini. Coba cek artikel mengenai cara efektif melunasi utang ini ya?
Hal ini juga penting untuk dilakukan jika ternyata–karena suatu keadaan tertentu–kita belum juga dapat melunasi utang, sedangkan masa pensiun semakin dekat. Wah, mesti segera dicari cara ya, jangan sampai di masa pensiun kita masih terbebani oleh utang.
Karena itu, masalah kondisi utang ini adalah salah satu hal keuangan yang harus dibicarakan oleh pasangan suami istri secara periodik atau rutin.
3. Cek rasio tabungan
Rasio tabungan terideal adalah 10% dari penghasilan per bulannya. Jadi, apakah sampai saat ini, kamu dan pasangan kamu masih dapat menabung minimal 10% dari penghasilan bulanan kalian? Atau, kurang? Atau malah lebih?
Jika masih stagnan di 10%, mungkin enggak kalau ditambah lagi porsinya? Kalau misalnya posisi menabung sekarang kurang dari 10%, apa yang menjadi penyebab kurangnya porsi ini? Adakah hal-hal yang bisa dilakukan untuk menambah porsinya? Nah, terus, kalau lebih gimana? Ya, bagus! Keep going!
4. Cek rasio likuiditas
Hal keuangan berikutnya yang harus dicek oleh pasangan suami istri yang telah lama menikah adalah rasio likuiditas, yaitu perbandingan antara pengeluaran bulanan dengan aset lancar yang sudah dimiliki sampai sekarang.
Yang termasuk aset lancar itu apa? Adalah uang tunai, tabungan, deposito, reksa dana pasar uang, dan sebagainya–yang bisa dicairkan ke dalam bentuk uang tunai dalam waktu singkat. Likuiditas ini paling ideal besarnya 3 – 6 kali pengeluaran bulanan.
Bisa dibilang, posisi rasio likuiditasmu ini adalah posisi real dana daruratmu. Dana darurat akan menjadi “payung” jika suatu saat ada kendala dalam hidup kita. Namanya juga darurat kan?
So, likuiditas ini penting juga untuk dicek secara periodik, bagi pasangan suami istri. Jangan sampai kecolongan, karena sering dipakai untuk kondisi darurat, tapi lupa diganti ya.
5. Cek posisi tujuan keuangan
Dan, akhirnya, apa kabar tujuan keuangan yang dulu pernah dibuat saat masih pengantin baru? Semoga masih tetap istikhomah dan konsisten berjuang mencapainya.
Adakah tujuan keuangan yang sudah berhasil diwujudkan? Banyak sih harusnya. Apa saja? Coba dibikin daftar, supaya bisa menambah motivasi untuk mencapai tujuan keuangan lain yang belum terlaksana.
Itu dia beberapa hal keuangan yang harus dicek oleh pasangan suami istri yang sudah lama menikah secara periodik dan rutin.
Sudah punya kebiasaan ngobrolin 5 hal di atas belum sama pasangan? Kalau belum, hayuk, segera diawali deh kebiasaan baik ini ya. Bermanfaat banget lo, agar bisa konsisten di jalur yang sudah disepakati untuk mencapai tujuan bersama.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Investasi Properti: 3 Hal untuk Diketahui Sebelum Memulainya
Salah satu bentuk aset aktif yang sering dimanfaatkan untuk mendapatkan passive income–atau pendapatan pasif–adalah investasi properti.
Jenis investasi ini sepertinya juga menjadi favorit cukup banyak orang, lantaran beberapa keuntungannya dibandingkan instrumen investasi yang lain. Nilainya yang cukup besar memungkinkan kita mendapatkan keuntungan yang juga besar, dengan risiko yang relatif kecil.
Nah, mungkin ada di antara kamu yang sekarang juga sedang mempertimbangkan untuk mulai membangun aset aktif berupa properti ini demi tujuan finansialmu? Yuk, ikuti artikel ini sampai selesai ya, sebelum kamu memulainya.
Apa Saja yang Termasuk dalam Aset Aktif Properti?
Pada dasarnya, yang aset aktif berupa properti ini adalah semuanya yang berhubungan dengan bangunan, yang kemudian bisa disewakan untuk mendapatkan uang kembali.
Aset aktif ini bisa digolongkan dalam 2 tipe:
- Residential: yaitu menyewakan properti untuk keperluan hunian. Misalnya rumah kontrakan, kamar kontrakan alias kos-kosan, ataupun apartemen.
- Commercial: yaitu menyewakan properti untuk kemudian dijadikan tempat usaha. Misalnya seperti ruko, rukan, restoran, warung kopi, dan sebagainya.
Kamu lebih cenderung memilih tipe yang mana, pastinya tergantung pada tujuan finansial, dan berbagai faktor lainnya–kita akan bahas lebih lanjut pada poin-poin berikutnya.
Keuntungan Investasi Properti
Ada beberapa hal menguntungkan yang dimiliki properti sebagai aset aktif dibandingkan instrumen investasi yang lain. Di antaranya:
1. Nilainya cenderung lebih stabil
Dibandingkan instrumen investasi yang lain–misalnya, saham–properti cenderung stabil nilainya dari waktu ke waktu. Bahkan cenderung naik dari tahun ke tahun.
Memang sih, mungkin ada beberapa faktor eksternal yang mungkin bisa memengaruhi harga properti, tetapi tidak sesensitif naik turunnya pasar modal dan pasar uang.
2. Prospek baik sepanjang tahun
Kecenderungan harga properti yang selalu naik dari tahun ke tahun juga juga dipengaruhi oleh semakin berkurangnya lahan yang tersedia, namun populasi manusia semakin meningkat. Apalagi di kota-kota besar.
Lokasi kepemilikan aset aktif properti ini juga sangat menentukan sih. Misalnya, kalau lokasinya dekat dengan fasilitas umum maka tentunya nilainya akan lebih tinggi ketimbang properti yang jauh dari fasilitas-fasilitas seperti rumah sakit, sekolah, mal, dan sebagainya.
3. Bisa dijadikan agunan
Punya investasi properti juga bisa dimanfaatkan sebagai agunan, jika seumpama kita hendak mengambil kredit.
Kecenderungannya, kalau kita mengajukan kredit dengan agunan maka sifat kreditnya akan lebih lunak ketimbang kredit tanpa agunan; bunga lebih manusiawi dengan jatuh tempo yang juga lebih masuk akal.
4. Relatif rendah risiko
Dibandingkan saham terutama, investasi properti relatif lebih rendah risikonya. Hal ini terlebih karena harga properti yang tidak sefluktuatif harga saham.
5. Bisa dijadikan sebagai sumber pendapatan tetap
Dan, tidak seperti instrumen investasi lain yang belum pasti memberikan pendapatan tetap setiap bulannya–bahkan mungkin harus merugi–investasi properti akan memberimu penghasilan yang relatif tetap. Misalnya, kos-kosan yang dibayar per bulan.
Jika kita menyewakan rumah atau apartemen untuk dikontrak, meski bukan bulanan, tapi kita akan menerima uang untuk kontrak jangka waktu 2 tahun, misalnya.
Berbeda dengan emas, yang enggak bisa diapa-apain selain dijual. Atau saham, kalau enggak ada dividen, ya berarti hanya mendapatkan penghasilan saat menjual sahamnya saja.
Risiko Properti sebagai Aset Aktif
Ingat kan ya, bahwa selalu ada risiko pada setiap langkah investasi yang kita lakukan? Begitu juga kalau kita memilih investasi properti ini.
1. Biaya perawatan tinggi
Rumah, apartemen, bangunan apa pun yang kita sewakan butuh perawatan, dan biayanya tidaklah kecil.
2. Butuh modal banyak
Ini dia yang menjadi faktor mundurnya banyak orang untuk memulai investasi properti. Kita akan butuh modal banyak.
Seenggaknya, kamu akan butuh sekian ratus juta untuk DP dan kemudian dilanjut KPR selama sekian belas atau puluh tahun hingga lunas. Ya, kecuali kamu punya privilege untuk bisa beli rumah secara cash.
Berbeda dengan reksa dana, misalnya, yang hanya butuh Rp100.000 saja untuk mulai. Bahkan ada lo, reksa dana yang bisa dimulai dari Rp10.000 dan bayar pakai Gopay.
3. Pajak relatif tinggi
Meski konon ada wacana bahwa Pajak Bumi dan Bangunan akan dihapuskan, tapi sementara ini kan belum. Jadi, ya harus siap-siap juga dengan pajak kalau mau berinvestasi di properti sekarang ini.
Lumayan juga, pajaknya lo! Beda dengan reksa dana, yang bebas pajak.
4. Risiko bencana alam
Kamu juga harus bersiap menghadapi bencana alam yang akhir-akhir ini makin sering terjadi. Terutama, jika lokasi propertimu memang berada dalam lokasi yang rawan bencana.
Well, kalau di Indonesia sih ya, bencana yang sering terjadi dan sewaktu-waktu harus siap dihadapi adalah gempa bumi, banjir, dan angin ribut.
5. Likuiditas rendah
Jika sewaktu-waktu kamu butuh uang, properti juga tidak bisa dengan cepat terjual. Pun saat disewakan. Enggak bisa langsung mendapatkan pembeli ataupun penyewa.
Kadang kamu juga harus menunggu beberapa bulan untuk mendapatkan orang yang mau menyewa propertimu. Padahal, sementara properti kosong, kamu tetap harus mengeluarkan biaya perawatan kan?
Nah, semakin tertarik untuk mulai investasi properti?
Yuk, ikutan kelas finansial online QM Financial, agar kamu lebih paham dan mengerti mengenai seluk beluk investasi–terutama untuk mengelola aset aktif yang sudah kamu punya. Cek jadwalnya, dan pilih kelas sesuai kebutuhanmu ya!