Cara Bijak Mengatur Keuangan Pribadi di Usia 20-an: Langkah Demi Langkah
Usia 20 itu rerata merupakan first jobber. Usia yang kata orang merupakan garis start untuk memasuki hidup yang sebenarnya. Tsah. Mulai punya tanggung jawab, mulai punya penghasilan sendiri, termasuk usia yang pas untuk mulai belajar cara bijak mengatur keuangan pribadi.
Memang, kondisi orang akan berbeda. Ada yang memang sudah melek sejak awal mengenai pentingnya mengelola keuangan, tetapi enggak sedikit juga penganut paham YOLO—alias you only live once. Alias, kita cuma hidup sekali, masa enggak mau senang-senang sih?
Ya, hidup memang cuma sekali. Tapi kalau dihabiskan hanya untuk senang-senang tanpa mau bijak memiliki rencana keuangan, pada akhirnya ya sama saja. You only live once, ketika kamu salah dan tidak tahu cara bijak mengatur keuangan, kamu juga enggak bisa mengulanginya lagi untuk memperbaiki kesalahan itu.
Jadi, mau pilih yang mana?
Table of Contents
Pentingnya Mengatur Keuangan Pribadi di Usia 20-an
Yes, mulai belajar cara bijak mengatur keuangan pribadi sejak dini itu baik. Sejak dini itu kapan? Ya, sejak kamu mulai punya penghasilan. Hal ini adalah langkah krusial yang menentukan kualitas hidup di masa depan.
Di usia ini, kamu sudah memulai karier, yang umumnya disertai dengan penghasilan tetap pertama. So, pengelolaannya bukan cuma soal bagaimana menyimpan uang saja, tapi juga tentang memahami cara mengalokasikannya untuk kebutuhan, keinginan, dan tabungan.
Mengelola keuangan pada usia ini juga berarti belajar untuk menyeimbangkan antara menikmati masa muda dan merencanakan masa depan finansial yang stabil.
Di sisi lain, tantangan finansial di usia 20-an itu memang cukup banyak. Mulai dari gaji awal yang masih belum seberapa, adanya tekanan untuk mengikuti gaya hidup, sampai soal menjadi sandwich generation.
Di saat yang sama, ini adalah masa ketika peluang untuk bertumbuh sangat besar. Mulai dari peluang investasi yang bisa dimulai dengan modal kecil, hingga kesempatan untuk menaikkan skor kredit yang akan sangat berguna di masa mendatang.
Dengan mengetahui cara bijak mengatur keuangan, si usia 20 akan dapat membangun fondasi keuangan yang kuat untuk masa depannya sendiri. Karenanya, memahami dan menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan pribadi di usia 20-an bukan hanya penting, tapi juga menjadi kunci untuk masa depan yang lebih cerah dan terjamin.
Cara Bijak Mengatur Keuangan di Usia 20-an
1. Menetapkan Tujuan Keuangan
Tujuan lo apa? Kamu pengin apa di hidupmu nanti? Nah, inilah yang harus ditentukan pertama kali dalam cara bijak mengatur keuangan.
So, tentukan targetmu baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Karena kamu berusia 20 tahun, kamu bisa mulai dari beberapa tujuan jangka pendek dulu. Enggak perlu ngadi-ngadi, kamu bisa mulai dari membangun dana darurat, menabung untuk liburan, sampai membeli gadget terbaru
Seiring waktu, kamu juga perlu menyusun tujuan jangka menengah hingga panjang. Misalnya mempersiapkan dana menikah, dana rumah, sampai dana pensiun.
Ingat, setiap tujuan harus ada judul, nominal, dan waktu. Tujuan yang jelas dan terukur memberikanmu arah yang jelas dalam membuat keputusan finansial sehari-hari, memastikan bahwa setiap pengeluaran atau investasi yang dilakukan selaras dengan apa yang ingin dicapai di masa depan.
2. Membuat Anggaran
Setelah menentukan tujuan, kamu bisa mulai melakukan proses cara bijak mengatur keuangan dengan mencatat secara jelas semua sumber pendapatan. Di dalamnya termasuk gaji, pendapatan sampingan, atau sumber lainnya.
Setelah mengetahui total pendapatan, langkah selanjutnya adalah mendokumentasikan semua pengeluaran, mulai dari biaya tetap seperti sewa rumah atau cicilan kendaraan, hingga pengeluaran variabel seperti makanan, hiburan, dan belanja.
Dengan memahami aliran masuk dan keluar uang secara detail, kamu dapat mengidentifikasi area di mana penghematan bisa dilakukan. Catatan ini juga akan membantumu memprioritaskan pengeluaran. Artinya kamu bisa memastikan kebutuhan wajib terpenuhi dulu, sebelum kamu memenuhi keinginan. Dalam jangka panjang, catatan ini akan menjadi alat penting dalam mencapai keseimbangan finansial dan mencapai tujuan finansial kamu.
3. Mengelola Utang
Usia 20 artinya juga kamu mulai berkenalan dengan utang. Umumnya sih, mulai pada punya kartu kredit.
Dalam menggunakan kartu kredit, bijaksana dan terkendali adalah kuncinya. Cara bijak mengatur keuangan termasuk di dalamnya menggunakan kartu kredit untuk transaksi yang kamu yakin bisa dibayar penuh setiap bulannya, sehingga menghindari akumulasi bunga. Memanfaatkan manfaat tambahan seperti poin reward atau cashback juga bisa menjadi strategi cerdas asalkan tidak mengundang pembelian impulsif.
4. Menabung dan Investasi
Untuk keduanya, kamu akan memerlukan disiplin dan konsistensi. Cara bijak mengatur keuangan terbaik adalah dengan menetapkan tujuan tabungan yang spesifik dan realistis, lalu secara rutin menyisihkan sebagian pendapatan ke dalam tabungan tersebut.
Sebuah metode efektif adalah dengan menggunakan prinsip “sisihkan di depan”, yaitu mengalokasikan sejumlah uang untuk ditabung segera setelah menerima penghasilan, sebelum uang tersebut digunakan untuk keperluan lain.
Sementara menabung fokus pada penyimpanan dan perlindungan aset, investasi bertujuan untuk pertumbuhan aset tersebut. Pengenalan dasar tentang investasi meliputi pemahaman terhadap pilihan investasi seperti saham, obligasi, dan reksa dana. Mana yang bisa dimanfaatkan, nah, kamu perlu mengenali tujuan keuangan, jangka waktu investasi, serta toleransi risiko.
Ikut kelasnya saja, makanya! Biar dapat penjelasan langsung dari trainer tentang cara bijak mengatur keuangan, plus langsung berkenalan dengan berbagai produk keuangannya. Nggak pakai ribet.
5. Miliki Proteksi
Enggak harus semua jenis asuransi kamu miliki. Minimal kamu harus punya asuransi kesehatan dulu. Biasanya sih setiap perusahaan secara otomatis akan mengikutsertakan karyawannya di program asuransi milik pemerintah ini, karena memang sudah jadi aturannya. Mengapa asuransi ini penting? Karena risiko kesehatan bisa datang tiba-tiba dan biaya perawatan medis terus meningkat.
Selain itu, kamu juga bisa mempertimbangkan untuk punya asuransi jiwa, apalagi kalau misalnya kamu adalah tulang punggung keluarga besar alias menjadi sandwich generation. Asuransi ini penting untuk melindungi orang-orang yang kamu sayang,
Selain asuransi, proteksi juga mencakup dana darurat, yang berfungsi sebagai jaring pengaman finansial untuk menghadapi situasi tak terduga. Umumnya, dianjurkan untuk memiliki dana darurat setidaknya sejumlah 3 hingga 6 kali pengeluaran bulanan.
6. Optimalkan Penghasilan
Di usia 20-an, peluang karier dan pengembangan diri itu berlimpah. Jadi, jangan sia-siakan peluangmu, mumpung energi juga masih full.
So, jajaki apakah kamu bisa mendapatkan sumber pendapatan tambahan. Mungkin dengan melakukan pekerjaan sampingan atau hobi yang dapat menghasilkan uang, seperti freelance, menjual produk atau jasa secara online, atau bahkan mengikuti gig ekonomi.
Sumber pendapatan tambahan ini enggak hanya menambah pemasukan, tapi juga bisa menjadi jaring pengaman finansial jika terjadi masalah dengan pekerjaan utama.
Selain itu, berusaha mendapatkan promosi di tempat kerja adalah cara lain untuk meningkatkan penghasilan. Ini bisa dicapai dengan meningkatkan keterampilan dan kinerja, atau dengan mengambil peran dan tanggung jawab tambahan.
Nah, gimana nih kamu yang sekarang usia 20-an? Apakah beberapa cara bijak mengatur keuangan pribadi di atas sudah kamu lakukan?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Pengenalan Biaya Investasi: Apa Itu dan Mengapa Penting
Biaya investasi adalah salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan dalam melakukan investasi. Seperti halnya transaksi bisnis di masa kini, investasi umumnya juga disertai dengan biaya.
Pada beberapa kasus, kamu akan mendapati rincian biaya dan pengeluaran saat melakukan bisnis. Perlu diketahui bahwa ada biaya tambahan yang dibebankan ke dalam investasi yang mungkin bahkan tidak kamu ketahui.
Penetapan biaya investasi ini biasanya dicantumkan dalam profil perusahaan, atau di Syarat dan Ketentuan, atau di dokumen lainnya. Sebagian besar investor nge-skip bagian ini, karena dinilai sebagai pengeluaran kecil. Namun, realitanya biaya tersebut sebenarnya bisa menjadi beban tersendiri, apalagi jika kamu melakukan jual beli aset secara aktif.
Oleh karena itu, penting sekali untuk memahami biaya investasi dan dampaknya pada keuntungan investasi untuk memastikan agar kamu memperoleh hasil yang maksimal.
Table of Contents
Apa itu Biaya Investasi?
Biaya investasi adalah biaya yang dibebankan kepada investor untuk memakai produk keuangan, seperti biaya perdagangan, biaya broker, dan rasio biaya. Biaya investasi termasuk salah satu faktor yang menentukan kinerja investasi.
Seiring berjalannya waktu, meminimalkan biaya tersebut dapat menjadi alternatif untuk memaksimalkan kinerja. Namun, sebaiknya jangan membiarkan biaya investasi menjadi faktor utama dalam pengambilan keputusan investasi kamu.
Lalu, biaya apa saja yang akan dipotong dari hasil investasi?
Biaya yang umumnya dibebankan di muka adalah biaya distribusi, manajemen, layanan, administrasi, dan operasional. Hal ini tentu tidak terlalu buruk, apalagi jika kamu membayar mereka untuk membantu dalam memperoleh hasil terbaik dari investasi yang dijalankan. Biaya tersebut berkisar antara 1%-3% dan diambil setiap tahunnya.
Meskipun bernilai penting, perlu diingat bahwa biaya investasi mengurangi jumlah keseluruhan portofolio kamu. Bahkan ketika persentase biayanya terlihat kecil, rupanya akan semakin bertambah dari waktu ke waktu.
Alasan Pentingnya Biaya Investasi
Biaya investasi adalah total pengeluaran keuangan yang dibutuhkan untuk membeli, mengembangkan, dan mempertahankan investasi. Biaya ini meliputi beberapa faktor, mulai dari biaya permodalan, pembelian aset, biaya pemeliharaan, pajak, dan lain sebagainya.
Biaya investasi juga dapat berpengaruh terhadap tingkat pengembalian, hasil investasi, dan keberlanjutan portofolio investasi seseorang. Adapun alasan pentingnya biaya investasi di antaranya sebagai berikut.
Pengaruh terhadap Keuntungan Bersih
Biaya investasi adalah faktor yang mampu memengaruhi keuntungan bersih yang akan didapatkan dari investasi yang dimiliki. Semakin tinggi biaya investasi, maka semakin besar pula potensi keuntungan bersihnya. Itulah mengapa para investor sering berusaha untuk menekan biaya investasi agar keuntungannya lebih maksimal.
Memengaruhi Keputusan Investasi
Biaya investasi dapat memengaruhi keputusan investor dalam memilih jenis investasi dan menetapkan strategi investasi tertentu. Umumnya, biaya yang tinggi cenderung membuat investor memilih alternatif yang lebih terjangkau atau efisien dari segi biaya.
Pengaruh terhadap Tingkat Pengembalian Investasi (ROI)
Biaya investasi juga turut memengaruhi tingkat pengembalian investasi. Hal ini merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur kinerja investasi.
Tingginya biaya investasi adalah faktor yang dapat menurunkan ROI, sehingga menekan nilai investasi seiring berjalannya waktu. Namun, perlu diingat bahwa investor yang cerdas cenderung mencari investasi dengan biaya rendah agar tingkat pengembalian investasinya lebih optimal.
Pertimbangan Diversifikasi Portofolio
Ketika membuat portofolio investasi yang terdiversifikasi, kamu perlu mengalkulasi biaya investasi dari berbagai macam aset. Biaya yang tinggi pada beberapa produk investasi membuat investor perlu memilih alternatif investasi lain yang lebih efisien dari segi biaya, sehingga diversifikasi dapat tercapai lebih optimal.
Berguna untuk Perencanaan Keuangan
Biaya investasi adalah termasuk salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam mengelola finansial jangka panjang. Jika mempertimbangkan perencanaan pensiun atau investasi lainnya, biaya investasi yang besar bisa mengurangi anggaran yang tersedia di masa depan. Oleh karena itu, penting sekali untuk merefleksikan biaya investasi yang perlu dikeluarkan.
Transparansi dan Kepercayaan
Biaya investasi yang terbuka dan jelas membantu dalam mewujudkan transparansi antara pihak investor dengan penyedia layanan keuangan. Investor membutuhkan data yang akurat tentang biaya investasi untuk membuat keputusan investasi yang lebih terencana.
Secara umum, biaya investasi adalah salah satu elemen penting yang berpengaruh besar terhadap keputusan investasi. Dengan memilih produk investasi yang biayanya efisien, maka investor berpotensi meningkatkan peluang hasil investasinya agar lebih optimal.
Jadi, jangan lupa untuk memperhitungkan biaya investasi saat kamu membuat rencana investasi ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Belajar Financial secara Fun dengan 3 Board Game Ini!
Belajar financial itu sebuah proses mempelajari dan memahami cara mengelola uang dan keuangan secara efektif. Termasuk di dalamnya adalah mengelola pengeluaran, membuat anggaran, menyimpan uang, melakukan investasi, memahami produk keuangan seperti deposito, asuransi, dan investasi, yang nantinya akan bisa bermanfaat untuk masa depanmu sendiri.
Intinya, belajar financial itu penting untuk dilakukan demi membantu dirimu sendiri membuat keputusan keuangan yang bijak dan membangun kemandirian finansial.
Semua orang wajib belajar financial, terutama di masa sekarang. Apalagi mereka yang:
- Pemula yang baru mulai bekerja dan memiliki pendapatan bulanan, untuk membantu memahami bagaimana mengelola uang dan membuat anggaran yang baik sejak dini.
- Keluarga dengan tanggung jawab keuangan yang besar, untuk membantu memahami bagaimana mengelola pengeluaran dan membuat keputusan keuangan yang bijak demi tujuan keuangan keluarga (yang sangat banyak).
- Mereka yang sedang berjuang dengan utang, untuk membantu memahami bagaimana mengelola utang dengan baik, dan membangun kemandirian finansial.
- Mereka yang akan pensiun, untuk membantu mempersiapkan masa depan finansial dan memastikan bahwa mereka memiliki sumber pendapatan yang stabil saat pensiun.
Intinya, ya wajib untuk semua orang yang ingin memastikan kemandirian finansial dan mencapai tujuan keuangan jangka panjang, untuk membantu memahami bagaimana mengelola uang dan melakukan investasi yang bijak.
Belajar Financial secara Fun: Gimana Caranya?
Belajar keuangan tidak selalu membosankan. Tergantung pada cara kamu mempelajarinya. Apalagi di zaman sekarang, zaman dengan teknologi yang pesat dan informasi yang terbuka bebas. Dengan belajar financial secara fun, maka akan lebih mudah buat kamu untuk memahami dan mengaplikasikan keterampilan ini dalam kehidupan sehari-hari.
Ada beberapa cara untuk membuat belajar financial menyenangkan, misalnya dengan:
- Cari sumber informasi yang menyenangkan, misalnya baca buku atau artikel yang menarik tentang finansial, ikuti akun media sosial yang fokus pada keuangan, atau ikuti podcast finansial. Sudah follow QM Financial di semua platform kan?
- Berdiskusi dengan orang lain juga bisa jadi cara belajar financial yang fun, karena kalau nyambung tuh bisa seru banget. Betul nggak?
- Buat anggaran yang kreatif, karena belajar financial paling afdal itu ya sambil praktik. Jadi, sambil buat anggaran misalnya dengan bullet journalling.
- Belajar financial sambil main games! Nah, yang satu ini sudah kamu coba belum?
Permainan untuk Belajar Financial yang Fun
Beberapa permainan yang bisa mengasah keterampilan mengelola keuangan adalah sebagai berikut.
Monopoli
Monopoli adalah board game yang sangat populer, yang dimainkan oleh 2-8 orang. Tujuan permainan adalah membeli properti, membangun rumah dan hotel, dan mengumpulkan uang dari pemain lain melalui pajak dan sewa properti.
Bermain monopoli membuat kita belajar perencanaan keuangan, bernegosiasi, hingga berbisnis lo!
Kalau ada yang belum pernah belajar financial dengan bermain monopoli, berikut langkah-langkah untuk memainkannya.
- Setiap pemain mendapat modal untuk bisa mulai bermain.
- Setiap pemain kemudian secara bergantian memutar dadu dan bergerak sejauh jumlah angka yang tercantum pada dadu. Jika pemain berhenti di sebuah properti yang belum dibeli, mereka memiliki pilihan untuk membeli properti tersebut dari bank atau membiarkan properti itu tetap terbuka untuk dibeli oleh pemain lainnya.
- Jika pemain berhenti di sebuah properti yang dimiliki oleh pemain lain, mereka harus membayar sewa kepada pemilik properti. Jika pemain tidak memiliki uang untuk membayar sewa, mereka dapat meminjam uang dari bank atau menjual properti mereka.
- Pemain juga dapat membeli rumah dan hotel pada properti yang mereka miliki. Hal ini akan meningkatkan nilai properti dan meningkatkan jumlah sewa yang harus dibayar oleh pemain lain ketika mereka berhenti di properti tersebut.
- Permainan berlangsung sampai satu pemain memiliki semua properti dan memaksa pemain lain bangkrut. Pemain dengan uang terbanyak pada akhir permainan adalah pemenangnya.
Seru kan? Untuk lebih detailnya, kamu bisa membaca petunjuk bermain yang biasanya disertakan dalam produk permainan ini ketika kamu membelinya. in.
The Game of Life
The Game of Life adalah board game yang mencerminkan perjalanan hidup manusia. Goals dari permainan adalah mengumpulkan uang dan aset sebanyak mungkin selama perjalanan hidup, sambil menghadapi berbagai situasi dan pilihan yang menentukan nasib pemain. Pemain memutar roda untuk menentukan jumlah uang yang mereka dapatkan atau kehilangan, serta acara-acara yang harus mereka hadapi.
Permainan ini mencakup beberapa aspek hidup, seperti karier, pendidikan, pernikahan, keluarga, dan pensiun. Pemain membuat pilihan dan mengambil risiko untuk memenangkan permainan. Dengan The Game of Life, kita bisa belajar financial yang berhubungan dengan perencanaan keuangan, membuat keputusan hidup, dan menghadapi situasi yang tidak dapat diprediksi.
Berikut adalah langkah-langkah untuk bermain The Game of Life:
- Sama seperti Monopoli, setiap pemain akan menerima modal dari bank seperti yang tercantum dalam petunjuk permainan.
- Setelah itu, setiap pemain memilih sebuah kendaraan untuk bergerak sekitar papan permainan.
- Pemain bergerak sekitar papan dengan memutar roda, dan ikuti petunjuk yang tercantum pada papan. Bisa jadi pemain harus memilih karier, membayar uang sekolah, menikah, memiliki anak, membeli rumah, dan pensiun.
- Setiap pemain harus membuat pilihan hidup dan mengambil risiko untuk memenangkan permainan. Termasuk di dalamnya adalah aktivitas membeli aset seperti rumah atau mobil, atau membeli asuransi untuk melindungi aset mereka.
- Permainan berlangsung sampai setiap pemain mencapai tujuannya, yaitu pensiun dengan uang dan aset terbanyak.
Cashflow 101
Cashflow 101 adalah permainan strategi keuangan yang dikembangkan oleh Robert Kiyosaki, penulis buku “Rich Dad Poor Dad”. Goals-nya adalah untuk membantu pemain memahami konsep dan prinsip keuangan dan mengasah keterampilan pengelolaan uang.
Permainan ini mirip dengan permainan Monopoli, tetapi lebih fokus pada perencanaan dan pengelolaan keuangan daripada memiliki properti. Pemain memainkan karakter mereka dan berusaha untuk memperbaiki kondisi keuangan mereka dengan membeli saham, properti, dan bisnis, serta membayar tagihan serta mengelola pendapatan dan pengeluaran mereka.
Cashflow 101 mengajarkan konsep passive income, investasi, dan perencanaan keuangan. Permainan ini sangat cocok untuk orang yang ingin belajar tentang pengelolaan uang dan membuat keputusan keuangan yang cerdas.
Berikut adalah langkah-langkah untuk bermain Cashflow 101:
- Setiap pemain menerima modal dari bank seperti yang tercantum dalam petunjuk permainan.
- Setelah itu, setiap pemain membuat pilihan karier dan memulai dengan pendapatan bulanan yang sesuai.
- Pemain memainkan karakter mereka dan berusaha untuk memperbaiki kondisi keuangan mereka dengan membeli saham, properti, dan bisnis, serta membayar tagihan dan mengelola pendapatan dan pengeluaran mereka.
- Setiap pemain memilih untuk membeli atau menjual aset, mengambil pinjaman, atau membeli asuransi untuk melindungi aset mereka.
- Pemain berusaha untuk memperbaiki cash flow mereka dan memperoleh passive income dengan menginvestasikan uang mereka dengan bijak.
- Permainan berlangsung sampai setiap pemain memiliki cash flow positif dan sukses finansial.
Nah, gimana nih? Kamu tertarik belajar financial secara fun dengan permainan apa?
Atau kamu lebih suka melakukan cara lain untuk belajar financial secara fun? Dengan bergabung di kelas-kelas FCOS QM Financial, barangkali?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Begini Cara Kerja Asuransi yang Perlu Dipahami
Asuransi adalah salah satu produk keuangan yang sebaiknya dimiliki oleh tiap individu. Karena dengan asuransi, secara langsung kita sudah melakukan mitigasi risiko untuk kemungkinan terburuk yang akan terjadi dalam hidup. Tentunya sebelum membeli, kamu perlu memahami cara kerja asuransi tersebut.
Citra produk keuangan yang satu ini selama beberapa tahun terakhir agak buruk di mata publik sebagai imbas atas kasus penyelewengan dana. Contoh kasus asuransi terbesar yang pernah terjadi dan masih akan terus diingat, ada tuh yang dengan total kerugian negara Rp27 triliun, lalu ada juga yang menelan kerugian hingga Rp15 triliun. Jangan ditanya betapa pilu para nasabahnya yang harus merelakan uang mereka—yang ditabung bertahun-tahun—hilang karena tindak korupsi.
Terlepas dari berbagai kasus asuransi yang terjadi, kita tidak boleh menutup mata bahwa produk keuangan ini penting untuk dimiliki. Apalagi kamu sudah rutin berinvestasi, maka sebaiknya asuransi pun disediakan.
Bagi yang masih maju-mundur untuk membeli produk asuransi, barangkali manfaat asuransi di bawah ini bisa dijadikan pertimbangan.
Yes, ini adalah bagian kedua dari seri artikel asuransi, setelah kemarin kita ngobrolin soal cara klaim asuransi.
Mengapa Perlu Membeli Produk Asuransi?
Kata kunci yang bisa menggambarkan produk asuransi adalah perlindungan. Yup, memiliki asuransi kamu bisa melindungi diri kamu dan keluarga dari risiko. Ibaratnya sedia payung sebelum hujan.
Sebagai contoh, salah satu anggota keluarga sakit dan membutuhkan biaya yang cukup besar untuk melakukan tindakan medis. Uang di tabungan tidak cukup menutupi total biaya, tapi ketika kamu memiliki asuransi maka ada beberapa item biaya yang dicover oleh perusahaan asuransi.
Contoh yang lebih konkrit adalah BPJS Kesehatan. Setiap bulan kamu membayar iuran yang disesuaikan dengan kelas dan kamu bisa menikmati layanan kesehatan di berbagai rumah sakit gratis. Kalaupun ada tambahan biaya, biasanya tidak terlalu besar.
Seperti itulah cara kerja asuransi memberikan perlindungan bagi kita. Tapi, yang jadi masalah banyak yang menganggap asuransi itu mahal dan tidak butuh. Padahal ada berbagai manfaat asuransi yang bisa menjaga kamu dari segi finansial, jiwa, kesehatan, pendidikan bahkan properti.
Dalam ilmu perencanaan keuangan, mengelola risiko itu wajib hukumnya. Dan asuransi adalah bagian dari manajemen risiko.
Coba kamu bayangkan jika tidak memiliki asuransi dan mengalami kondisi seperti di atas, maka kamu harus menanggung risiko keuangan. Di sini kestabilan keuangan kamu pun bisa terganggu bahkan kamu terancam mengalami kerugian.
Oleh karena itu, ada baiknya kamu pikirkan terlebih dulu produk asuransi apa yang kamu butuhkan saat ini, jangan sampai terlalu membeli banyak asuransi yang tidak perlu. Dan tak kalah penting pahami cara kerja asuransi agar terhindar dari penipuan yang dengan motif investasi.
Pahami Cara Kerja Asuransi Sebelum Membeli
Literasi keuangan di masyarakat kita masih rendah. Jadi, tidak mengherankan penipuan berkedok produk keuangan ini masih terus terjadi dari tahun ke tahun, bahkan bertumbuh subur.
Tak terkecuali dengan produk asuransi. Masih ingat dengan polemik asuransi unit link? Kasus ini bahkan dikawal sampai ke DPR. Dari kasus tersebut kita sama-sama belajar bahwa nasabah yang mengalami kerugian ternyata belum paham dengan cara kerja asuransi tersebut. Di sisi lain, agen asuransi pun penjelasannya kurang memadai sehingga terjadi miss-selling atau kesalahan menjual.
Agar kamu terhindar dari hal-hal yang merugikan, berikut cara kerja asuransi yang harus diketahui.
1. Pilih asuransi yang sesuai dengan kebutuhan
Untuk membeli produk asuransi, kamu bisa mendapatkannya melalui agen asuransi atau broker. Umumnya agen atau broker akan memberikan beberapa data seperti :
- Jenis asuransi (jiwa, motor, mobil, properti, kesehatan, perjalanan)
- Manfaaat yang akan diperoleh
- Biaya premi asuransi
- Cara proses pengajuan klaim
- Berapa besar dana yang akan didapat saat klaim
- Risiko kerugian yang mesti ditanggung
Nah, di cara kerja asuransi yang pertama ini sebaiknya pertimbangkan dengan matang, coba dituliskebutuhan kamu atau keluarga yang urgent apa? Setelah itu, cek ketersediaan dana yang kamu miliki, sanggup tidak membayar premi setiap bulan?
2. Pembuatan dan dilanjutkan tanda tangan polis asuransi
Apabila kamu tertarik dengan salah satu produk asuransi, maka cara kerja asuransi berikutnya adalah proses pembuatan dan tanda tangan polis.
Di bagian ini, bacalah polis dengan cermat. Tanyakan jika ada poin-poin yang tidak kamu mengerti terkait hak dan kewajiban. Pasalnya, miskomunikasi antara agen dan pembeli sering terjadi di bagian ini.
Nantinya pihak asuransi akan meminta data diri dan menjelaskan kembali apa saja manfaat, pengecualian hingga tata cara pengajuan klaim.
3. Bayar biaya premi asuransi setiap bulan
Polis telah selesai ditandatangani maka cara kerja asuransi selanjutnya adalah kamu harus membayar kewajiban premi setiap bulan. Adapun besaran biaya premi ditentukan oleh beberapa faktor seperti :
- Usia
- Manfaat asuransi yang akan diperoleh
- Lingkungan kerja
- Gaya hidup
- Besaran dana yang akan diberikan ketika mengajukan klaim
4. Pengajuan klaim dan proses pengembalian
Jika kamu rutin membayar premi per bulan dan membaca hak serta kewajiban di polis dengan teliti, semestinya proses pengajuan klaim bisa berjalan dengan lancar.
Umumnya cara kerja asuransi untuk proses klaim, pihak asuransi akan melakukan pengecekan atas kejadian yang dialami oleh nasabah. Proses pemeriksaan ini akan dilakukan setelah seluruh syarat administrasi dilengkapi. Lalu, pihak asuransi akan melakukan verifikasi ke kerabat, rumah sakit dan instansi terkait. Jika kejadian yang dialami nasabah itu valid dan tidak ada unsur penipuan, maka dana klaim akan segera dicairkan.
Sekali lagi, produk asuransi tujuannya untuk melindungi namun perlu diperhatikan apa saja kebutuhan kamu dan kemampuan. Dan pahami secara cermat poin-poin cara kerja asuransi di atas agar terhindar dari kerugian di kemudian hari.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Satgas Waspada Investasi: Siapa Mereka dan Apa Tugasnya?
Kamu pasti sering mendengar nama Satgas Waspada Investasi disebut-sebut. Biasanya sih mereka ada di berita-berita yang terkait investasi bodong, dan berperan layaknya penegak hukum yang sedang mengatasi pihak-pihak yang melanggar.
Semacam polisi, tapi kaitannya dengan produk keuangan. Betul enggak?
Nah, kita akan bahas nih mengenai Satgas Waspada Investasi itu pada artikel kali ini. Yah, sekadar kamu tahu, siapa mereka, apa tugasnya, dan sebagainya, supaya kalau muncul di pemberitaan kamu juga paham, lagi ada apa.
Siapa Satgas Waspada Investasi?
Satgas Waspada Investasi adalah tim khusus yang dibuat oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Satgas ini dibentuk lantaran masyarakat yang mulai bertambah penghasilannya dan banyaknya produk keuangan yang dapat diakses, seperti investasi.
Seperti yang kamu tahu, seseorang enggak bisa melakukan investasi tanpa dasar pemahaman yang cukup. Sayangnya, hal ini justru dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk mendapatkan keuntungan pribadi sebanyak-banyaknya. Nah, muncullah berbagai investasi bodong, penipuan berkedok investasi, dan berbagai tindakan curang lainnya.
Satgas Waspada Investasi (SWI) merupakan satuan yang dibentuk hasil koordinasi dari para pemangku kepentingan dalam bidang investasi dan pihak yang punya wewenang sebagai penegak hukum, regulator, pengawas, dan pihak terkait yang lainnya. Tujuannya yaitu untuk menanggapi dan menangani masalah yang berhubungan dengan pelanggaran hukum dalam penghimpunan dana publik dan pengelolaan investasi.
Satgas Waspada Investasi ini beranggotakan 12 kementerian dan lembaga, di antaranya yaitu:
- Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
- Bank Indonesia
- Kementerian Investasi/BKPM
- Kementerian Dalam Negeri
- Kementerian Perdagangan
- Kementerian Komunikasi dan Informasi
- Kementerian Koperasi dan UKM
- Kementerian Pendidikan
- Kementerian Agama
- Kejaksaan Republik Indonesia
- Kepolisian Negara Republik Indonesia
- Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
Banyak ya? Iya. Karena aktivitas investasi memang merupakan aktivitas penting yang berkaitan dengan banyak orang dan banyak hal. Karena itu, regulasinya juga banyak. Celah untuk menyalahgunakannya juga tak kalah banyak.
Tugas Satgas Waspada Investasi
Satgas Waspada Investasi bertugas melakukan edukasi dan juga sosialisasi pada masyarakat mengenai bahayanya berinvestasi pada pihak-pihak ilegal yang tidak memiliki izin atau yang menyalahgunakan izin.
SWI juga bertugas untuk memberikan rekomendasi dalam menyusun produk hukum dan kebijakan terkait pencegahan investasi ilegal, pun melakukan pemantauan terkait potensi terjadinya investasi ilegal. Umumnya, seluruh anggota SWI ini punya tugas yang sama dalam mencegah tahapan atau praktik investasi ilegal, yaitu melakukan penyebaran informasi pada masyarakat untuk melek aturan investasi.
Dalam penanganannya, tindak lanjut ini disesuaikan dengan wewenang tiap-tiap anggota. Contohnya OJK yang mendapatkan peran untuk mengatur dan juga mengawasi produk dan lembaga dari jasa keuangan, seperti asuransi, perbankan, pegadaian, pembiayaan, P2P, sampai pasar modal.
Apa Saja Wewenang Satgas Waspada Investasi?
- Menganalisis dugaan tindak pelanggaran dalam bidang pengelolaan investasi dan penghimpunan dana publik berdasarkan aturan pemerintah atau undang-undang yang berlaku.
- Membuat inventaris terhadap tindak dugaan pelanggaran apabila ada kegiatan pengelolaan dana dan investasi yang dilakukan punya potensi yang bisa merugikan orang banyak.
- Menghentikan berbagai macam kasus yang diduga dapat menimbulkan kerugian banyak orang jika dibiarkan. Kegiatan tersebut dilakukan oleh satgas sesuai dengan kewenangannya masing-masing.
- Melakukan penyelidikan dan klarifikasi terkait dugaan tindakan pelanggaran hukum mengenai investasi dan pengumpulan dana publik.
- Mengecek situs mencurigakan yang diduga dimanfaatkan sebagai alat untuk mendapatkan dana dari masyarakat dengan tujuan investasi ilegal atau tanpa ada izin dari Otoritas Jasa Keuangan.
- Membuat rancangan terkait rekomendasi lanjutan penanganan dari dugaan pelanggaran yang bisa diusut sesuai dengan aturan yang ada.
Keberadaan SWI di Tengah Makin Populernya Investasi
Semakin meleknya masyarakat terhadap produk investasi membawa banyak pengaruh di dalamnya, salah satunya memberikan dampak yang mengkhawatirkan. Edukasi dan sosialisasi tentang investasi yang belum merata masih banyak membuat orang tergoda dengan iming-iming investasi keuntungan tinggi, padahal yang diimingi tersebut adalah investasi bodong yang hanya merugikan.
So, keberadaan Satgas Waspada Investasi hadir bukan hanya untuk menghindari investasi bodong saja, melainkan juga membuat para oknum atau pelaku pelanggaran hukum dalam bidang investasi menjadi jera.
Membuat para oknum jera sejatinya bukan hanya tugas Satgas Waspada Investasi saja, tetapi juga perlu dukungan masyarakat dengan cara selektif dan berhati-hati dalam memilih produk investasi. Setiap kali hendak berinvestasi, kita mesti memastikan perusahaan investasi yang dipilih sudah mengantongi izin beroperasi dari Otoritas Jasa Keuangan, agar dana bisa benar-benar diinvestasikan dengan aman dan memberikan keuntungan sesuai dengan harapan.
Selain itu, kita sendiri juga harus update dengan berbagai berita. Penting banget, agar kita waspada berbagai bentuk dan skema penipuan, seperti penawaran binary option dan broker ilegal yang tidak terdaftar Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi dan Kementerian Perdagangan yang dilakukan para oknum atau influencer yang punya potensi merugikan.
Per Februari 2022, SWI sudah menghentikan 21 entitas yang diduga melakukan kegiatan usaha tanpa izin dari otoritas yang berwenang dan berpotensi merugikan masyarakat. Di antaranya meliputi 16 kegiatan money game, 3 perdagangan aset kripto, dan 2 robot trading yang tidak punya izin.
Nah, itu dia acara kenalan kita dengan Satgas Waspada Investasi. Lain kali kalau menemukan mereka dalam pemberitaan-pemberitaan, kamu sudah tahu siapa dan apa tugas mereka. Semoga pengetahuan seperti ini juga bisa membuatmu lebih bijak berinvestasi ke depannya ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Literasi Keuangan: Pengertian, Manfaat, dan 3 Cara Meningkatkannya
Dalam kehidupan, kita akan banyak terlibat dengan berbagai produk keuangan untuk dimanfaatkan demi memenuhi kebutuhan hidup. Karenanya, literasi keuangan adalah hal penting yang mesti kita miliki, agar kemudian kita bisa mengelola kebutuhan kita tersebut dengan baik.
Pasalnya, keuangan bukan semata-mata soal dapat uang dan kemudian beli barang. Enggak sesimpel itu kan? Ada banyak hal yang harus dikelola dalam hal keuangan, baik untuk kebutuhan hari ini bahkan hingga jauh ke depan.
Data survei Otoritas Jasa Keuangan mengungkapkan, bahwa sebesar 21.84% masyarakat kita sudah termasuk dalam level well literate dalam hal literasi keuangan. Angka yang bagus? Ternyata belum. Pasalnya, sebesar 75.69% masih dalam level sufficient literate, yang artinya belum terlalu baik literasinya, meski sudah mulai berkenalan dengan berbagai produk finansial. Sementara itu 2.06% tergolong less literate, dan 0.14% masyarakat kita termasuk not literate.
Di sisi industri jasa keuangan, baru 7 dari 100 orang Indonesia baru memanfaatkan jasa layanan pembiayaan. Hanya 1 dari 100 penduduk menjadi peserta dana pensiun, dan hanya 0.15 orang berinvestasi di pasar modal.
Nah, kesimpulannya gimana? Masih jadi PR!
Tapi, apa sih maksudnya level-level itu? Dan, bagaimana cara kita meningkatkannya? Yuk, kita bahas satu per satu.
Pengertian Literasi Keuangan
Beberapa pakar keuangan memberikan definisi yang berbeda tetapi satu benang merah terkait pengertian literasi keuangan ini. Misalnya, ada yang berpendapat, bahwa literasi keuangan adalah pengetahuan dan keterampilan untuk membuat keputusan yang bijak dan efektif untuk berbagai tujuan dengan memanfaatkan sumber daya keuangan yang ada.
Pakar yang lain menyebutkan, bahwa literasi keuangan adalah kemampuan kita untuk memahami berbagai informasi terkait finansial dan ekonomi yang didapatkan, dan kemudian bisa dimanfaatkan sebagai dasar pengambilan keputusan rencana keuangan.
Nah, kalau menurutmu sendiri bagaimana?
Well, kalau mau disimpulkan dari berbagai sumber sih, literasi keuangan, atau financial literacy, adalah pengetahuan dan keterampilan untuk memanfaatkan berbagai produk lembaga keuangan untuk membantu pengelolaan keuangan pribadi, sehingga nantinya kita dapat mencapai apa yang kita cita-citakan.
Meski demikian, tidak pernah ada indikator yang baku dan pasti mengenai tingkat literasi keuangan ini, karena layanan produk keuangan sendiri juga memiliki indikator masing-masing untuk menilai para nasabah. Ditambah lagi dengan kondisi “personal finance is very personal”, sehingga bisa jadi memang sangat relatif.
Mengapa Kita Butuh Literasi Keuangan yang Baik?
Semakin banyak dari kita yang paham cara kerja, dan kemudian terampil dalam pemanfaatannya, maka transaksi keuangan akan dapat meningkat juga. Efeknya, roda ekonomi negara akan berjalan dengan lancar.
Itu jika dilihat dari kacamata yang luas. Lalu, bagaimana dengan cakupan kecilnya; secara pribadi? Ya, pastinya, dengan literasi keuangan yang baik, kita dapat memanfaatkan berbagai layanan dan produk keuangan dengan baik untuk membantu kita mencapai tujuan keuangan. Kita dapat memanfaatkan sumber daya keuangan dengan baik, sehingga hidup pun akan lebih produktif. Siapa yang akan diuntungkan? Ya, kita sendiri kan? Pasalnya, dengan begitu, kualitas hidup lebih baik, kita pun dapat hidup dengan lebih sejahtera.
Beberapa Tingkat dalam Literasi Keuangan
Seperti yang sudah disebutkan di awal artikel, ada beberapa tingkat literasi keuangan yang kita kenal.
1. Not Literate
Tingkatan ini menunjukkan bahwa seseorang tidak punya pengetahuan, pemahaman, ataupun kepercayaan, terhadap produk keuangan mana pun.
2. Less Literate
Tingkatan ini menunjukkan seseorang yang hanya memiliki pengetahuan terhadap berbagai layanan dan produk keuangan, tetapi tidak menggunakannya.
3. Sufficient Literate
Tingkatan ini menunjukkan seseorang yang sudah memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup baik terkait produk keuangan, dan sudah mulai memanfaatkan meski belum terlalu banyak.
4. Well Literate
Tingkatan ini menunjukkan kepercayaan dan pemahaman penuh dari seseorang akan berbagai produk keuangan dengan sangat baik. Ia sudah memanfaatkan banyak di antaranya dalam hidup sehari-hari, dan mampu memahami berbagai fitur, risiko, keuntungan, hak, dan kewajibannya dalam hal keuangan.
Lalu, apa saja sih yang ada dalam literasi keuangan itu? Saat kita dikatakan sudah well literated, aspek apa saja yang ada di dalamnya yang sudah kita pahami dan ketahui dengan baik?
Aspek-Aspek Literasi Keuangan
1. Dasar pengelolaan keuangan pribadi
Tentang bagaimana kita mengatur keseimbangan arus kas antara pendapatan dan pengeluaran, membuat penganggaran, dan sebagainya.
2. Tabungan dan pinjaman
Tentang seberapa besar saving ratio kita, juga tentang rasio utang kita. Misalnya, pemanfaatan kartu kredit, seberapa baik kita tahu produk-produk tabungan yang bisa dimanfaatkan, dan sebagainya.
3. Asuransi
Tentang bagaimana kita melakukan upaya perlindungan terhadap aset yang sudah kita miliki. Apakah kita sudah ter-cover dalam asuransi kesehatan dan asuransi jiwa? Apakah kita juga membutuhkan asuransi jenis lainnya, dan bagaimana kita mengatur keuangan agar dapat konsisten membayar premi.
4. Investasi
Tentang bagaimana kita dapat memanfaatkan berbagai produk investasi yang ada, agar kita dapat mencapai tujuan keuangan, termasuk memahami cara kerja, risiko, dan keuntungannya.
3 Cara Meningkatkan Literasi Keuangan
Faktanya, tingkat literasi keuangan orang Indonesia memang masih jadi PR besar. Masih banyak yang harus struggle di setiap harinya untuk bisa mengelola keuangan dengan baik. Hal yang banyak terjadi adalah orang punya penghasilan yang baik, dan sudah bisa membuat anggaran yang sesuai pula. Tetapi, ketika harus berinvestasi, rasa percaya dirinya hilang. Atau, ketika mau utang, kebingungan sendiri.
Nah, itulah tanda-tanda pertama bahwa kamu perlu meningkatkan literasi keuangan kamu. Caranya bagaimana?
1. Lihat kembali hubunganmu dengan uang
Wih, kayak sama mantan ya? Eits, jangan salah, relationship kita dengan uang kurang lebih ya beda-beda tipislah dengan relationship kita dengan pasangan. Akan banyak melibatkan emosi, impulsivitas, dan persepsi saat kita lagi mikirin duit.
Coba lihat ke beberapa waktu ke belakang, misalnya kita bisa melihat dari orang tua kita. Apakah kita melihat bagaimana orang tua kita kesulitan dalam mencari uang? Apakah kita terbiasa melihat orang tua kita “menggampangkan” uang? Dan sebagainya.
Hal-hal seperti itu akan dapat memengaruhi hubungan kita dengan uang. Jika kita terbiasa untuk melihat uang sebagai hal yang menyusahkan, maka mindset itu akan memengaruhi bagaimana kita memperlakukan uang juga pada akhirnya.
So, mari kita refleksikan dulu mengenai hal ini, sebelum menginjak ke langkah kedua.
2. Ketahui dengan pasti, jumlah uang yang harus kamu kelola
Sering kita dapati, bahwa kita tak tahu dengan pasti seberapa banyak kita bisa menghasilkan uang, dan seberapa banyak juga yang kita keluarkan. Kalau begitu, bagaimana kita bisa mengelolanya dengan baik?
So, buat catatan, berapa uang yang dapat kamu hasilkan dalam satu periode waktu, bulanan misalnya. Dan kemudian buat catatan juga, berapa banyak kamu mengeluarkan uang untuk berbagai keperluan dalam periode yang sama.
Dengan mengetahui angkanya dengan pasti, kita pun dapat membuat rencana keuangan yang lebih detail dan solid. Dengan rencana keuangan yang detail, kita pun tahu produk dan instrumen apa yang kita butuhkan agar kita dapat mencapai tujuan keuangan dengan sumber daya keuangan yang ada itu.
3. Rumuskan tujuan secara realistis
Mimpi itu mahal. Karena itu, harus direncanakan. Karena pada dasarnya, manusia itu memang banyak maunya, tetapi sayang, sumber dayanya terbatas. Jadi, prioritas harus ditentukan, dan diwujudkan dalam bentuk rencana yang komprehensif.
Saat rencana keuangan sudah cukup detail, kamu akan dapat melihat dan mengidentifikasi, hal-hal apa yang perlu dilakukan dan instrumen apa yang kamu butuhkan untuk dapat mencapai tujuan keuangan itu.
Nah, itu dia ulasan lengkap mengenai apa itu literasi keuangan, juga mengapa kita perlu untuk meningkatkannya, serta bagaimana cara untuk meningkatkan literasi keuangan pribadi. Bagaimana? Sudah cukup memberikan gambaran, tentang apa yang harus kamu lakukan kan?
Selamat berjuang ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
4 Cara Meningkatkan Literasi Keuangan Syariah untuk Kebutuhan Pribadi
Seberapa banyak pemahaman kamu tentang keuangan syariah? Kalau menurut catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat literasi keuangan syariah di Indonesia masih berada di angka yang cukup rendah, yakni sekitar 8,39 persen.
Sayang sekali, padahal sebagai negara yang mayoritas penduduknya muslim, sebenarnya kan Indonesia punya potensi besar dalam pertumbuhan ekonomi syariah. Betul nggak? Tak heran jika, literasi ini jadi hal yang cukup digencarkan oleh pemerintah.
Di tahun 2013, OJK menyusun Cetak Biru Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia sebagai pedoman seluruh lembaga keuangan dan stakeholders untuk mengoptimalisasi peran mereka terkait keuangan syariah. Ya, kita sih enggak perlu ikut jadi penyusunnya, kita bisa kok berpartisipasi ikut meningkatkan literasi keuangan syariah dengan menerapkannya dalam pengelolaan keuangan sehari-hari.
Tapi, kamu sudah tahu, apa itu literasi keuangan syariah?
Apa Itu Literasi Keuangan Syariah?
Dalam bahasa Inggris, financial literacy, atau literasi keuangan, diartikan sebagai upaya untuk melek keuangan. Dalam pedoman Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia, literasi keuangan adalah suatu proses atau aktivitas untuk meningkatkan pengetahuan, keyakinan, dan keterampilan konsumen dan masyarakat agar mereka dapat mengelola keuangan dengan baik.
Artinya, masyarakat tak hanya diimbau untuk mengetahui dan memahami tentang lembaga jasa keuangan dan produknya saja, tetapi mereka mesti mampu memperbaiki cara pengelolaan keuangan dengan memanfaatkan berbagai produk dan layanan yang ada, agar dapat meningkatkan kesejahteraan hidup.
Nah, terus literasi keuangan syariah itu apa?
Masih merujuk pada pengertian di atas, hanya saja ditambahkan dengan konteks pembangunan keuangan syariah. Artinya, dengan literasi keuangan syariah masyarakat dapat memahami dan menggunakan jasa keuangan dan produk syariah, yang dikelola sesuai prinsip ajaran agama Islam, di kehidupan sehari-hari.
Kenapa literasi keuangan syariah ini penting? Di samping rendahnya tingkat literasi ini, pemerintah juga melihat pertumbuhan ekonomi masyarakat yang cukup stabil. Apalagi jika kita melihat mayoritas masyarakat Indonesia yang memeluk agama Islam. Jadi yakin kan ya, bahwa kebutuhan produk dan jasa keuangan syariah ini dapat memicu pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat yang mana akan mengurangi jumlah penduduk miskin?
Tujuan Literasi Keuangan Syariah
Oleh karenanya, program pembangunan literasi ini menjadi program nasional sebagai upaya pemerintah khususnya OJK untuk mencapai kesejahteraan finansial masyarakat. Beberapa tujuannya yaitu:
1. Memperluas Pengetahuan Finansial
Pertama, tentunya pemerintah ingin masyarakat lebih melek atau menyadari pentingnya pemahaman dan peran mereka sebagai konsumen yang menggunakan produk dan jasa keuangan.
Gagasan ini penting tak hanya untuk orang dewasa, keuangan syariah bersifat universal untuk semua golongan. Bahkan keuangan syariah itu enggak hanya untuk umat muslim saja loh, tapi universal alias bisa dimanfaatkan oleh semua agama! Yang penting, memang paham akan prinsip dan cara kerjanya.
Hal ini guna meningkatkan efektivitas pengelolaan dan penggunaan pendapatan dengan menggunakan prinsip keuangan syariah. Selain itu, OJK menekankan bahwa keuangan syariah tentunya memiliki perbedaan dengan keuangan konvensional.
2. Mengubah Perilaku Masyarakat dalam Mengelola Keuangan
Dengan kesadaran ini, diharapkan masyarakat mampu memperbaiki dan mulai menata ulang perencanaan keuangan secara syariah di setiap kegiatan ekonomi mereka. Tak hanya bermanfaat untuk kesejahteraan pribadi, tetapi ini juga dapat membantu meningkatkan ekonomi negara.
3. Memahami dan Memilih Produk dan Jasa Keuangan Syariah
Masyarakat tentunya akan lebih mengenal produk dan jasa keuangan syariah, termasuk manfaat, risiko, fitur, hak dan kewajiban sebagai konsumen.
Dengan pemahaman ini, keterampilan dalam penggunaan dan pemanfaatan produk pun diharapkan dapat meningkat. Hal ini akan mendorong industri keuangan untuk aktif dalam mengembangkan produk jasa keuangan syariah sesuai kebutuhan masyarakat.
Cara Meningkatkan Literasi Keuangan Pribadi
Nah, lalu apa yang bisa kita lakukan? Nggak perlu terlalu jauh, kita bisa kok mulai menerapkan prinsip syariah ini dalam pengelolaan keuangan pribadi sehari-hari. Mulailah dari hal kecil.
Apa saja? Misalnya saja beberapa hal berikut.
1. Dedikasikan waktu untuk belajar keuangan syariah
Untuk menyadari dan memahami sesuatu, setiap orang butuh meluangkan waktu khusus untuk mendalaminya. Setuju? Setidaknya dalam seminggu, luangkan waktu 1 jam untuk mengulik cara efektif pengelolaan keuangan syariah.
Waktu yang kamu luangkan ini dapat digunakan untuk memantau anggaran, melakukan pembaruan arus kas, memantau pembiayaan tagihan dan cicilan, hingga melakukan evaluasi secara rutin.
Kamu perlu berkomitmen pada diri sendiri untuk mau belajar dan menerima segala pengetahuan terbaru terkait literasi keuangan syariah. Cobalah untuk mengulik produk-produk syariah untuk digunakan secara lebih mendalam. Lakukan hal ini secara rutin dengan mengikuti tren berita keuangan atau lainnya.
2. Perbanyak diskusi
Selain mencari informasi keuangan sendiri, jangan malu untuk bertanya dan berdiskusi dengan rekan atau kerabat yang kamu anggap memiliki literasi keuangan syariah yang lebih baik.
Kamu juga bisa bergabung dengan komunitas yang fokus di bidang keuangan. Ini akan meningkatkan pengetahuan dan belajar lebih banyak dari orang-orang soal literasi keuangan syariah.
3. Mencoba berbagai produk keuangan syariah yang ada
Belajar saja tak cukup jika tidak dibarengi dengan praktik. So, mulailah mencoba apa yang telah kamu pelajari. Misalnya mulai dari membuat anggaran keuangan yang berprinsip pada ajaran islam, buat anggaran rutin setiap bulan, mingguan bahkan harian guna mempermudah analisis pengeluaran.
Dalam perencanaan keuangan, cobalah untuk mengalokasikan dana untuk mencoba produk investasi syariah, baik itu saham, reksa dana, atau lainnya.
4. Konsultasi Keuangan
Kamu masih ragu dengan pemahaman terkait keuangan syariah? Jangan ragu untuk melakukan konsultasi dengan mereka yang lebih profesional, dan orang-orang yang ahli atau sumber asli dari program keuangan syariah itu sendiri. Pastinya, mereka akan dengan senang hati membantu mencari produk keuangan syariah yang cocok sesuai dengan kebutuhan dan kondisi finansial kamu saat ini.
Untuk melancarkan pembangunan literasi keuangan syariah di Indonesia, perlu ada kerja sama dan peran aktif dari berbagai komponen masyarakat, mulai dari pegiat ekonomi syariah hingga setiap lapisan masyarakat.
Nah, gimana? Simpel aja kan untuk bisa meningkatkan literasi keuangan syariah untuk kebutuhan finansial pribadi seperti ini? Enggak beda jauh dengan perencanaan keuangan pada umumnya kan?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Produk Keuangan Syariah yang Paling Banyak Dimanfaatkan Masyarakat Indonesia
Produk keuangan syariah memang masih sedikit jika dibandingkan dengan konvensional. Usianya pun masih terbilang muda. Tapi, ternyata kehadirannya disambut gembira oleh masyarakat pada umumnya.
Sekarang ini kamu nggak perlu khawatir menggunakan berbagai layanan produk keuangan karena terbentur dengan prinsip syariah. Ada produk keuangan syariah yang membuat kamu bisa dengan leluasa menikmati segala kemudahan teknologi dan juga layanan keuangan pada umumnya.
Prinsip Utama Produk Keuangan Syariah
Di keuangan syariah, layanan dan produk harus memenuhi tiga prinsip utama yaitu :
Maisir
Pengertian maisir adalah memperoleh imbal hasil tanpa bekerja keras. Contoh kegiatan ini adalah judi karena dalam praktiknya seseorang akan mendapatkan keuntungan dengan cara yang sangat mudah. Di sini, kamu bisa untuk dan juga rugi.
Perjudian sudah jelas dilarang dalam agama Islam dan tidak sesuai dengan prinsip keadilan juga keseimbangan sehingga haram untuk diterapkan dalam sistem keuangan syariah.
Gharar
Pengertian gharar adalah pertaruhan. Gharar merujuk pada satu hal yang mengandung ketidakjelasan, sebuah pertaruhan. Ringkasnya, transaksi yang belum jelas barangnya atau berada di luar jangkauan termasuk ke dalam gharar.
Riba
Riba secara harfiah berarti kelebihan, peningkatan, pertumbuhan atau pertambahan. Riba secara teknis berarti penambahan akan harta pokok atau modal.
Lalu apa saja produk keuangan syariah yang sudah ada sekarang ini dan dinikmati oleh masyarakat Indonesia? Berikut ulasannya.
5 Produk Keuangan Syariah yang Sering Digunakan Masyarakat Indonesia
Tabungan Syariah
Produk keuangan syariah yang pertama adalah tabungan. Ini merupakan produk yang banyak digunakan oleh nasabah muslim. Di tabungan syariah mengenal istilah wadi’ah yang berarti tabungan tersebut tidak memperoleh bunga karena bersifat titip.
Tabungan syariah bisa diperoleh dengan menjadi nasabah di Bank Syariah Indonesia. Untuk layanan pun sama seperti tabungan konvensional. Ada mobile banking, SMS banking, ATM.
Deposito Syariah
Salah satu jenis investasi yang disukai oleh masyarakat adalah deposito. Ini merupakan jenis instrumen investasi yang rendah risiko tapi penarikannya tidak bisa sewaktu-waktu; ada tenor waktu yang mesti dipatuhi apabila memilih deposito. Seiring dengan munculnya lembaga keuangan syariah, maka deposito syariah pun hadir.
Deposito syariah menggunakan akad mudharabah. Yang berarti, untuk sistem bagi hasil diatur antara bank dan nasabah. Hal yang membuat deposito syariah menarik adalah perbandingannya 60:40. Semakin besar keuntungan dari bank maka semakin besar juga imbal hasil yang akan diterima oleh nasabah.
Pinjaman Syariah
Kebutuhan masyarakat akan pinjaman terbilang tinggi. Biasanya masyarakat menggunakan pinjaman sebagai modal usaha, sewa guna, maupun pembelian barang.
Pinjaman syariah ini merupakan produk keuangan syariah yang bisa kamu temui melalui bank syariah atau lembaga keuangan syariah lainnya. Transaksi dalam pinjaman syariah ini tidak termasuk riba selama tujuan utamanya adalah tolong-menolong dan sesuai dengan syariat Islam.
Lembaga keuangan syariah mendapatkan imbal hasil dari margin harga beli barang di toko dengan harga jual ke nasabah yang membeli. Untuk contoh lain adalah ketika kamu meminjam uang sebagai modal usaha, maka lembaga keuangan akan memperoleh persen dari keuntungan usaha kamu nantinya. Untuk persentase dari profit sharing disetujui di akad.
Sukuk
Sukuk ritel termasuk ke dalam obligasi syariah. Ya, ini merupakan instrumen investasi yang bisa kamu pilih karena sesuai dengan prinsip syariah. Sukuk telah dijamin juga diakui oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), untuk perdagangannya sendiri sesuai dengan prinsip syariat Islam. Yang membuat sukuk ini termasuk dalam kategori produk keuangan syariah adalah tidak mengandung riba (tidak ada bunga).
Penerbitan sukuk memang dilakukan oleh emiten nonsyariah, tapi proses di dalamnya menggunakan prinsip syariah yang berlaku.
P2P Lending Syariah
P2P lending syariah atau fintech pendanaan syariah adalah platform pinjam-meminjam secara online yang menggunakan prinsip syariah dalam menjalankannya. Fintech pendanaan syariah diatur secara langsung oleh Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Majelis Ulama Indonesia.
Di P2P lending ada pendana atau disebut borrower dan peminjam (lender). Karena tidak diberlakukan bunga, maka ada akad atau perjanjian yang mesti disetujui dulu oleh kedua belah pihak.
Sharia Online Trading System (SOTS)
SOTS merupakan sistem transaksi saham-saham syariah secara online yang telah memenuhi prinsip syariah di pasar modal. Kehadiran SOTS ini seperti oase bagi masyarakat muslim yang ingin melakukan transaksi saham sesuai dengan prinsip syariah.
Di SOTS, hanya bisa melakukan transaksi dengan saham syariah saja, tidak ada namanya margin trading dan juga tidak bisa melakukan transaksi saham yang belum dimiliki (short selling).
Ternyata sudah banyak juga ya produk keuangan syariah yang hadir sekarang ini ya. Semuanya muncul seiring dengan kebutuhan masyarakat kita.
Mau tahu seluk-beluk produk keuangan syariah lebih dalam lagi? Join di seri FCOS Get To Know Your Syariah Financial Products. Cek jadwalnya, dan segera daftarkan dirimu supaya tak kehabisan tempat.
Jangan lupa juga follow Instagram QM Financial untuk berbagai update kelas finansial online dan tip praktis lainnya.
Ini Dia Beda Keuangan Syariah dan Konvensional
Seiring dengan perkembangan zaman dan juga pergeseran kebiasaan masyarakat, keuangan syariah pun hadir sebagai solusi atas permintaan masyarakat muslim yang menginginkan transakasi berbasis syariat Islam.
Pertumbuhan keuangan syariah mengalami peningkatan yang pesat. Sebut saja kehadiran perbankan, asuransi, investasi, reksa dana, obligasi, pensiunan hingga pembiayaan berbasis syariah sangat berkembang dalam satu dekade belakangan ini.
Walaupun keuangan syariah mulai banyak diminati, tapi keuangan konvensional pun masih terus berjalan. Kedua jenis keuangan ini memiliki basis pengguna yang besar. Sebenarnya apa sih perbedaan keuangan syariah dan konvensional? Untuk mengetahui lebih lanjut, yuk, ikuti ulasannya.
Perbedaan Keuangan Syariah dan Konvensional
Pengertian
Keuangan syariah merupakan segala bentuk kegiatan ataupun produk keuangan dengan dasar prinsip syariah Islam yang diatur di dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia. Beberapa prinsip yang diterapkan antara lain kemaslahatan (maslahah), keadilan juga keseimbangan (‘adl wa tawazun), universal (alamiyah) dan tidak ada unsur riba, zalim, masyir, gharar dan objek yang haram hukumnya.
Sedangkan keuangan konvensional adalah segala bentuk kegiatan keuangan dan juga produk yang dilakukan secara konvensional dengan menerapkan sistem bunga di dalamnya. Nasabah akan mendapatkan imbal hasil dari produk keuangan konvensional dari suku bunga yang berlaku.
Prinsip dasar
Untuk segala bentuk kegiatan usaha keuangan syariah dan konvensional memiliki prinsip dasar yang akan menjadi pegangan kelak dalam menjalankan seluruh kegiatan. Ada tiga prinsip dasar yang mesti dipatuhi oleh keuangan syariah dan juga konvensional
- Prinsip nilai. Untuk keuangan konvensional memiliki prinsip bebas nilai, sedangkan keuangan syariah sangat menjunjung tinggi prinsip syariah Islam yang menyatakan bahwa tidak ada pembebasan nilai di sini.
- Pandangan akan uang. Keuangan konvensional melihat uang sebagai bentuk komoditas di mana bisa untuk diperjualbelikan. Keuangan syariah memandang uang sebagai bentuk alat tukar. Jadi di keuangan syariah, uang nggak bisa diperjualbelikan tapi bisa banget ditukar ke bentuk lain disesuaikan dengan kebutuhan.
- Pertumbuhan dana nasabah. Di keuangan konvensional, uang akan bertambah seiring dengan adanya bunga yang diperoleh dari pengelolaan dari pihak-pihak terkait. Tapi, di keuangan syariah sangat menolak sistem bunga atau riba. Jadi, agar bisa menumbuhkan uang dari nasabahnya, keuangan syariah menerapkan sistem berupa bagi hasil.
Bentuk transaksi
Metode transaksi untuk keuangan konvensional mengikuti sistem yang berdasarkan pada hukum keuangan Indonesia. Mulai dari Bank Indonesia hingga Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Sedangkan keuangan syariah, untuk transaksi mesti didasarkan pada fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), seperti :
- Al musyarakah (kongsi)
- Al Ba’I (bagi hasil)
- Al wakalah (keagenan)
- Al ijarah (sewa-menyewa)
- Al musaqat (kerja sama tani)
Sumber likuiditas
Keuangan syariah dan konvensional memiliki dua sumber likuiditas yang sama yaitu bank sentral dan juga pasar uang. Untuk keuangan konvensional memperoleh uang bebas dari emiten-emiten apa pun. Sedangkan keuangan syariah sumber likuiditas dari segala bentuk kegiatan operasional yang menerapkan hukum Islam di dalamnya.
Denda keterlambatan
Beberapa produk keuangan misalnya layanan pinjam meminjam pastinya memiliki denda keterlambatan yang akan dibebankan pada nasabah apabila terlambat menyetor dana.
Pengguna keuangan konvensional yang terlambat dalam membayar cicilan ataupun tidak sanggup lagi melunasi tagihan sesuai waktu yang ditentukan maka mereka akan dikenakan sejumlah bunga dari keterlambatan juga denda.
Tapi, ini tidak berlaku di keuangan syariah. Jadi, di keuangan syariah tidak memiliki sebuah ketentuan khusus tentang denda keterlambatan yang mesti dibayar. Apabila kamu tidak mampu membayar dan tidak ada itikad baik untuk menyelesaikan maka akan ada sanksi yang harus diterima. Sanksi di sini berupa pembayaran sejumlah uang yang disesuaikan dengan kesepakatan di awal akad di mana kedua belah pihak telah menyetujui dan menandatangani. Ini dilakukan agar pengguna keuangan syariah bisa tertib dan patuh akan kewajibannya.
Dewan pengawas
Semua kegiatan dan produk keuangan baik konvensional maupun syariah, wajib untuk memiliki dewan pengawas. Untuk apa? Agar semua kegiatan dan layanan tersebut tidak keluar jalur aturan yang sudah ditentukan.
Keuangan konvensional, untuk posisi dewan pengawas ada dewan komisaris dari tiap perusahaan maupun lembaga keuangan. Sedangkan keuangan syariah, memiliki yang namanya Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang berasal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Pengurusnya diambil dari anggota MUI. Tugas dari DPS ini untuk mengawasi serta memberikan saran juga nasihat pada direksi dalam menjalankan segala kegiatan operasional sesuai dengan prinsip Islam.
Apakah keuangan syariah bisa digunakan oleh masyarakat non muslim? Bisa banget! Tidak ada batasan untuk pengguna segala bentuk keuangan syariah mesti masyarakat muslim saja. Bagi non muslim yang tertarik produk dan layanan keuangan syariah silahkan untuk menggunakannya.
Semoga perbedaan keuangan syariah dan konvensional di atas membantu kamu untuk lebih memahaminya, ya.
Di QM Financial juga ada FCOS khusus kelas keuangan syariah loh! Sudah tahu belum? Coba yuk, cek jadwalnya, apalagi jika kamu memang tertarik untuk lebih banyak menggunakan produk-produk keuangan yang dikelola sesuai ajaran agama. Segera daftarkan dirimu ya.
Jangan lupa juga follow Instagram QM Financial untuk berbagai update kelas finansial online dan tip praktis lainnya.
Belajar Finansial dan 5 Manfaatnya untuk Hidup
Percayakah kamu, bahwa sebagian besar masalah hidup itu rata-rata memiliki akar permasalahan yang sama, yaitu keuangan? Dan hal ini bisa diatasi dengan kita belajar finansial.
Ada banyak cara untuk belajar finansial, mulai dari baca buku, dengerin podcast, sampai ikut kelas online yang biasanya full ilmu sekalian praktik juga.
Banyak manfaat yang bisa kita rasakan dengan belajar finansial. Apa saja?
5 Manfaat yang Bisa Kamu Dapatkan dengan Belajar Finansial
1. Financial is personal
Di QM Financial, kami percaya bahwa setiap orang bisa menjadi financial planner untuk diri mereka sendiri. Begitu pun dengan kamu.
Kondisi hidup kamu sudah pasti berbeda dengan orang lain. Berdasarkan hal tersebut, maka kamu perlu mengatur keuangan yang pas untuk dirimu sendiri, tanpa ada intervensi dari pihak mana pun. Karena hidupmu ya kamu sendiri yang menjalani, bukan?
Tetapi, untuk mengaturnya dengan baik, kamu perlu belajar finansial. Hal-hal teori haruslah dikuasai dulu, untuk kemudian kamu aplikasikan dengan penyesuaian terhadap kondisimu. Tanpa tahu teorinya, praktik akan lebih sulit.
So, yes, financial is personal. Begitulah yang diajarkan oleh lead trainer QM Financial, Ligwina Hananto. Tidak pernah ada single solution untuk setiap hal dan masalah, termasuk keuangan, because financial is personal.
2. Bisa membuat keputusan sendiri
Pada akhirnya, setelah belajar finansial dan juga mengenal diri sendiri, kamu pun pasti akan bisa membuat keputusan finansialmu sendiri.
Masalah hidup mana yang pengin kamu cari solusi terlebih dahulu, dengan biaya berapa besar, akan menjadi keputusanmu sendiri. Karena, sekali lagi, financial is personal.
Prioritas setiap orang kan berbeda, dan hal ini akan lebih tepat dicari solusinya oleh si pelaku prioritas tersebut. Hanya kita sendiri yang tahu, bagaimana menentukan prioritas ini, dan akhirnya mengambil keputusannya.
3. Bertanggung jawab terhadap keuangan sendiri
Sudah bisa memutuskan yang terbaik untuk diri sendiri, selanjutnya ya harus bertanggung jawab untuk diri sendiri juga. Dan, dengan belajar finansial, kita jadi tahu, sebesar apa tanggung jawab yang bakalan kita terima jika ingin mengelola uang.
Because, your money, your responsibility.
Keuangan kita adalah tanggung jawab kita sendiri, bukan tanggung jawab orang lain. So, kenapa enggak jadi financial planner untuk diri sendiri? Tentu saja, kita harus membekali diri sendiri dengan ilmu keuangan yang cukup lebih dahulu.
Kita sendiri yang bisa mengukur risikonya, kita sendiri pula yang bisa menentukan apakah kita cukup toleran terhadap risiko tersebut.
4. Bisa menentukan masa depan kita sendiri
Sekali lagi, karena financial is very personal.
Kita sendiri yang mengerti masalah keuangannya, kita pula yang memutuskan solusi mana yang paling efektif, kita sendiri pula yang bertanggung jawab atas keputusan tersebut, dan kita jugalah yang harus menentukan masa depan kita sendiri.
Ya dong. Kan ini hidup kita, bukan hidup orang lain! Masa masa depan aja orang lain juga yang buatin. Masalah hidup harus ditangani sendiri.
5. Kenal dengan berbagai produk keuangan
… sehingga bisa menentukan mana yang cocok dan sesuai dengan tujuan dan cita-cita kita, dan mana yang kurang cocok.
Dengan penyesuaian ini, tujuan keuangan tercapai, pun kita bisa memitigasi risiko jika rencana tidak berjalan seperti harapan. Kita enggak akan menyalahkan siapa-siapa, tetapi justru menjadi semakin haus ilmu untuk memperbaiki kesalahan yang sama.
Hingga akhirnya, kita naik kelas juga skill pengelolaan uangnya.
Belajar finansial itu asyik! Sekali belajar, kita bisa pula belajar hal yang lain, dan semuanya itu bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup kita.
Sudah waktunya bagi setiap orang untuk menjadi financial planner untuk dirinya sendiri (dan juga untuk keluarganya), sehingga apa yang terbaik bisa dipilih dan disesuaikan dengan kondisi diri sendiri.
Yuk, belajar finansial bareng QM Financial! Ada berbagai kelas finansial online QM Financial yang bisa dipilih sesuai kebutuhanmu, mulai dari yang basic sampai advanced. Mulai belajar mengatur arus kas dulu, sampai belajar asuransi dan investasi. Dengan modul yang komprehensif dan trainer yang terampil, siapa pun pasti mudah mengikuti materinya. Cek jadwalnya, dan segera daftar ya!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.