Indra Bekti Sakit, Ini Pentingnya Punya Asuransi Kesehatan yang Sesuai Kebutuhan Sejak Dini
Minggu lalu, dikabarkan Indra Bekti mengalami sakit mendadak dan harus dilarikan ke rumah sakit. Karena kondisinya yang tak baik, Indra Bekti pun harus dioperasi. Untuk itu, pasti butuh biaya yang sangat besar.
Mungkin sebagian besar dari kita lantas berpikir, seorang selebriti seperti Indra Bekti pasti sudah memiliki perlindungan yang memadai. Asuransi lengkap, memadai, dana darurat juga tersedia. Namun ternyata, konon, biaya perawatan Indra Bekti sudah ratusan juta pada hari pertamanya. Setelah tindakan operasi, beredar kabar bahwa biaya perawatannya di rumah sakit sudah mencapai miliaran.
Kemudian terdengar kabar pula bahwa ada penggalangan dana untuk biaya kesehatan Indra Bekti yang diidekan oleh rekan sesama artis, dan kemudian dieksekusi oleh istri Indra Bekti, Aldila Jelita. Namun di sini kemudian muncul pertanyaan dari netizen mahakritis, kok menggalang dana? Asuransinya apa kabar? Masa nggak punya BPJS Kesehatan?
Ternyata—dijawab oleh salah satu anggota keluarga—bahwa sakitnya Indra Bekti tergolong sakit kritis. Karena kondisi darurat, pihak keluarga juga memasukkan Indra Bekti ke rumah sakit, tanpa mengecek dulu apakah rumah sakit tersebut bekerja sama dengan asuransi ataupun BPJS Kesehatan atau tidak. Sementara, Indra Bekti baru memiliki asuransi untuk critical illness 6 bulan lamanya, padahal ada masa tunggu asuransi ini yang selama 1 tahun.
Karena berbagai kondisi yang ada, asuransi kesehatan Indra Bekti tidak dapat digunakan alias ditolak.
Pelajaran Berharga dari Sakitnya Indra Bekti
Kondisi sakit itu tak akan bisa dihindari. Bisa sih dicegah, tetapi risiko untuk sakit akan selalu ada sepanjang kita masih hidup. Inilah pentingnya kita memiliki asuransi kesehatan.
BPJS Kesehatan adalah salah satu produk asuransi kesehatan standar yang wajib dimiliki. Enggak hanya oleh kamu saja, tetapi juga seluruh anggota keluargamu—terutama mereka yang menjadi tanggunganmu. Pastikan faskes yang kamu pilih sesuai dengan kondisi dan kebutuhan ya.
Sementara, bagi yang memiliki risiko kesehatan lebih tinggi—bisa jadi karena pekerjaan, riwayat, atau genetika, dan kondisi lainnya—bisa dipertimbangkan juga untuk menambah asuransi kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan. Inilah yang terpenting dari pemilihan produk asuransi. Banyak orang asal melihat harga premi murah untuk perlindungan. Padahal seharusnya kebutuhanlah yang seharusnya menjadi bahan pertimbangan utama untuk membeli polis asuransi kesehatan. Hingga akhirnya, asuransi tidak dapat dimanfaatkan secara optimal. Mau klaim, eh … ditolak.
Proses klaim asuransi kesehatan adalah sebuah proses ketika kita mengajukan penggantian biaya atas risiko kesehatan yang terjadi terhadap tertanggung. Dalam proses ini, ada 2 hal yang bisa terjadi: klaim disetujui dan pihak perusahaan asuransi akan menanggung biaya pengobatan, yang kedua klaim ditolak karena berbagai alasan.
Memang ada banyak alasan mengapa klaim asuransi ditolak. Salah satunya karena kita mendapatkan perawatan di rumah sakit yang tidak berekanan dengan asuransi yang kita miliki.
Agar lebih jelas, mari kita lihat satu per satu alasan mengapa klaim asuransi ditolak.
1. Tidak termasuk dalam perlindungan asuransi
Setiap produk asuransi memiliki manfaat masing-masing. Semua itu bisa kamu temukan dalam polis asuransi. Misalnya, ada asuransi kesehatan yang hanya meng-cover rawat inap saja. Saat kamu mengajukan klaim untuk perawatan jalan, maka tentu saja klaim kamu akan ditolak.
So, adalah penting bagi kamu untuk memahami manfaat apa saja yang diberikan oleh asuransi kesehatan yang hendak kamu beli, dan adalah penting juga untuk tahu kebutuhanmu sendiri. Kesesuaian antara manfaat dan kebutuhan ini menjadi kunci agar fungsi perlindungan dari asuransi bisa optimal.
2. Syarat tidak lengkap atau tidak terpenuhi
Alasan mengapa klaim asuransi ditolak adalah syarat yang kurang lengkap. Perlu kamu ketahui ya, bahwa setiap perusahaan asuransi memiliki syarat tertentu untuk bisa menyetujui klaim yang diajukan. Jika ada yang tidak lengkap, maka klaim bisa jadi ditolak.
Dalam kasus yang dialami oleh Indra Bekti, klaim asuransi diajukan 6 bulan setelah Indra Bekti menjadi nasabah asuransi kesehatannya. Padahal, ada syarat masa tunggu 1 tahun untuk jenis asuransi critical illness seperti yang dimiliki oleh Indra Bekti. Ini juga termasuk dalam syarat yang tidak terpenuhi, sehingga klaim asuransi pun ditolak.
Karena itu, ada baiknya kamu mempelajari, memahami, dan mencermati polis asuransi yang ada, terutama pada syarat-syaratnya. Termasuk di dalamnya adalah apa saja syarat dokumen yang harus disediakan, dan juga syarat lain seperti soal masa tunggu ini.
3. Data tidak sesuai
Ada juga kemungkinan ketika data tertanggung ternyata tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Misalnya saja, seseorang mengajukan klaim asuransi. Namun, kemudian diketahui bahwa yang bersangkutan memiliki kondisi tertentu yang tidak pernah terdata saat polis ditandatangani. Hal ini akan dapat menghambat proses pengajuan klaim, bahkan bisa jadi klaim ditolak.
4. Melebihi batas waktu
Klaim asuransi bisa diajukan dalam tenggat tertentu, dan tenggat ini biasanya ada di dalam polis. Jika melebihi tenggat ini, maka klaim apa pun yang diajukan akan ditolak.
Miliki Asuransi Kesehatan Sejak Masih Sehat
Belajar dari apa yang dialami oleh Indra Bekti, kita jadi tahu betapa pentingnya untuk memiliki asuransi saat kita masih sehat. Pilihlah produk asuransi kesehatan yang paling sesuai.
Faktanya, itulah kesalahan paling umum terjadi. Banyak orang baru sadar akan pentingnya asuransi saat risiko sudah terjadi. Kalau saat risiko terjadi dan kita baru punya asuransi, maka saat itu sebenarnya sudah terlambat.
Ada banyak keuntungan yang bisa kita dapatkan jika kita bisa memiliki asuransi saat masih muda atau berbadan sehat. Salah satu keuntungan terbesarnya adalah harga premi akan relatif lebih ringan. Mengapa preminya lebih murah? Karena kita dianggap tidak berisiko tinggi, sehingga pihak asuransi tidak harus menanggung biaya risiko yang terlalu besar.
Jika pun nanti kita terkena penyakit-penyakit yang kronis, masa tunggu yang biasanya diterapkan juga mungkin sudah lewat. Kita bisa mendapatkan perlindungan yang optimal.
Nah, jadi, apakah kamu sudah memiliki asuransi kesehatan yang sesuai kebutuhan sekarang?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Begini Cara Kerja Asuransi yang Perlu Dipahami
Asuransi adalah salah satu produk keuangan yang sebaiknya dimiliki oleh tiap individu. Karena dengan asuransi, secara langsung kita sudah melakukan mitigasi risiko untuk kemungkinan terburuk yang akan terjadi dalam hidup. Tentunya sebelum membeli, kamu perlu memahami cara kerja asuransi tersebut.
Citra produk keuangan yang satu ini selama beberapa tahun terakhir agak buruk di mata publik sebagai imbas atas kasus penyelewengan dana. Contoh kasus asuransi terbesar yang pernah terjadi dan masih akan terus diingat, ada tuh yang dengan total kerugian negara Rp27 triliun, lalu ada juga yang menelan kerugian hingga Rp15 triliun. Jangan ditanya betapa pilu para nasabahnya yang harus merelakan uang mereka—yang ditabung bertahun-tahun—hilang karena tindak korupsi.
Terlepas dari berbagai kasus asuransi yang terjadi, kita tidak boleh menutup mata bahwa produk keuangan ini penting untuk dimiliki. Apalagi kamu sudah rutin berinvestasi, maka sebaiknya asuransi pun disediakan.
Bagi yang masih maju-mundur untuk membeli produk asuransi, barangkali manfaat asuransi di bawah ini bisa dijadikan pertimbangan.
Yes, ini adalah bagian kedua dari seri artikel asuransi, setelah kemarin kita ngobrolin soal cara klaim asuransi.
Mengapa Perlu Membeli Produk Asuransi?
Kata kunci yang bisa menggambarkan produk asuransi adalah perlindungan. Yup, memiliki asuransi kamu bisa melindungi diri kamu dan keluarga dari risiko. Ibaratnya sedia payung sebelum hujan.
Sebagai contoh, salah satu anggota keluarga sakit dan membutuhkan biaya yang cukup besar untuk melakukan tindakan medis. Uang di tabungan tidak cukup menutupi total biaya, tapi ketika kamu memiliki asuransi maka ada beberapa item biaya yang dicover oleh perusahaan asuransi.
Contoh yang lebih konkrit adalah BPJS Kesehatan. Setiap bulan kamu membayar iuran yang disesuaikan dengan kelas dan kamu bisa menikmati layanan kesehatan di berbagai rumah sakit gratis. Kalaupun ada tambahan biaya, biasanya tidak terlalu besar.
Seperti itulah cara kerja asuransi memberikan perlindungan bagi kita. Tapi, yang jadi masalah banyak yang menganggap asuransi itu mahal dan tidak butuh. Padahal ada berbagai manfaat asuransi yang bisa menjaga kamu dari segi finansial, jiwa, kesehatan, pendidikan bahkan properti.
Dalam ilmu perencanaan keuangan, mengelola risiko itu wajib hukumnya. Dan asuransi adalah bagian dari manajemen risiko.
Coba kamu bayangkan jika tidak memiliki asuransi dan mengalami kondisi seperti di atas, maka kamu harus menanggung risiko keuangan. Di sini kestabilan keuangan kamu pun bisa terganggu bahkan kamu terancam mengalami kerugian.
Oleh karena itu, ada baiknya kamu pikirkan terlebih dulu produk asuransi apa yang kamu butuhkan saat ini, jangan sampai terlalu membeli banyak asuransi yang tidak perlu. Dan tak kalah penting pahami cara kerja asuransi agar terhindar dari penipuan yang dengan motif investasi.
Pahami Cara Kerja Asuransi Sebelum Membeli
Literasi keuangan di masyarakat kita masih rendah. Jadi, tidak mengherankan penipuan berkedok produk keuangan ini masih terus terjadi dari tahun ke tahun, bahkan bertumbuh subur.
Tak terkecuali dengan produk asuransi. Masih ingat dengan polemik asuransi unit link? Kasus ini bahkan dikawal sampai ke DPR. Dari kasus tersebut kita sama-sama belajar bahwa nasabah yang mengalami kerugian ternyata belum paham dengan cara kerja asuransi tersebut. Di sisi lain, agen asuransi pun penjelasannya kurang memadai sehingga terjadi miss-selling atau kesalahan menjual.
Agar kamu terhindar dari hal-hal yang merugikan, berikut cara kerja asuransi yang harus diketahui.
1. Pilih asuransi yang sesuai dengan kebutuhan
Untuk membeli produk asuransi, kamu bisa mendapatkannya melalui agen asuransi atau broker. Umumnya agen atau broker akan memberikan beberapa data seperti :
- Jenis asuransi (jiwa, motor, mobil, properti, kesehatan, perjalanan)
- Manfaaat yang akan diperoleh
- Biaya premi asuransi
- Cara proses pengajuan klaim
- Berapa besar dana yang akan didapat saat klaim
- Risiko kerugian yang mesti ditanggung
Nah, di cara kerja asuransi yang pertama ini sebaiknya pertimbangkan dengan matang, coba dituliskebutuhan kamu atau keluarga yang urgent apa? Setelah itu, cek ketersediaan dana yang kamu miliki, sanggup tidak membayar premi setiap bulan?
2. Pembuatan dan dilanjutkan tanda tangan polis asuransi
Apabila kamu tertarik dengan salah satu produk asuransi, maka cara kerja asuransi berikutnya adalah proses pembuatan dan tanda tangan polis.
Di bagian ini, bacalah polis dengan cermat. Tanyakan jika ada poin-poin yang tidak kamu mengerti terkait hak dan kewajiban. Pasalnya, miskomunikasi antara agen dan pembeli sering terjadi di bagian ini.
Nantinya pihak asuransi akan meminta data diri dan menjelaskan kembali apa saja manfaat, pengecualian hingga tata cara pengajuan klaim.
3. Bayar biaya premi asuransi setiap bulan
Polis telah selesai ditandatangani maka cara kerja asuransi selanjutnya adalah kamu harus membayar kewajiban premi setiap bulan. Adapun besaran biaya premi ditentukan oleh beberapa faktor seperti :
- Usia
- Manfaat asuransi yang akan diperoleh
- Lingkungan kerja
- Gaya hidup
- Besaran dana yang akan diberikan ketika mengajukan klaim
4. Pengajuan klaim dan proses pengembalian
Jika kamu rutin membayar premi per bulan dan membaca hak serta kewajiban di polis dengan teliti, semestinya proses pengajuan klaim bisa berjalan dengan lancar.
Umumnya cara kerja asuransi untuk proses klaim, pihak asuransi akan melakukan pengecekan atas kejadian yang dialami oleh nasabah. Proses pemeriksaan ini akan dilakukan setelah seluruh syarat administrasi dilengkapi. Lalu, pihak asuransi akan melakukan verifikasi ke kerabat, rumah sakit dan instansi terkait. Jika kejadian yang dialami nasabah itu valid dan tidak ada unsur penipuan, maka dana klaim akan segera dicairkan.
Sekali lagi, produk asuransi tujuannya untuk melindungi namun perlu diperhatikan apa saja kebutuhan kamu dan kemampuan. Dan pahami secara cermat poin-poin cara kerja asuransi di atas agar terhindar dari kerugian di kemudian hari.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Asuransi Unit Link Penipuan? Ini Fakta dan 4 Cara Memilihnya Agar Tak Kecele
Asuransi unit link masih menjadi polemik. DPR sudah melontarkan usul untuk melakukan moratorium, yaitu penundaan pembayaran hingga batas waktu yang ditentukan, agar tak semakin meresahkan. Mereka yang mengaku menjadi korban bahkan sudah membentuk asosiasi, dan meminta agar produk ini dihapus.
Tetapi, sampai dengan saat ini, produk asuransi yang digabung dengan investasi ini masih menjadi produk unggulan, diminati oleh pasar. Bahkan nasabah juga semakin bertambah.
Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu juga salah satu nasabah asuransi unit link ini? Atau, jangan-jangan kamu adalah salah satu yang mengaku korban?
Keluh Kesah Korban Asuransi Unit Link
Masalah asuransi unit link ini memang seperti tak ada habisnya. Bulan berganti, tahun berlalu, masih banyak saja yang mengaku rugi setelah menjadi nasabahnya. Banyak yang bingung, dana investasi yang disetorkan berkurang, alih-alih berkembang sesuai yang diilustrasikan di awal.
OJK, atau Otoritas Jasa Keuangan, telah menerima 593 laporan pengaduan dari masyarakat soal asuransi unit link ini di tahun 2020. Angka ini meningkat dibandingkan tahun 2019, yang sejumlah 360 laporan.
Kebanyakan korban asuransi unit link mengaku, bahwa mereka tidak tahu skema dan cara kerja produk asuransi yang digabung dengan investasi ini. Yang jelas, mereka dijanjikan hanya melakukan pembayaran premi selama sekian tahun, dan jika tidak ada klaim, maka uang akan kembali dengan jumlah tertentu setelahnya. Jika masih tidak ada klaim, nasabah juga masih akan bisa mendapatkan manfaat hingga 90 tahun, atau seumur hidup. Biasanya, nasabah juga “diiming-imingi” gratis premi asuransi jiwa jika mampu membayar premi tanpa cuti.
Asuransi vs Tabungan
Kasus asuransi unit link ini sampai juga ke DPR, yang kemudian mengadakan pertemuan dengan komunitas korban asuransi unit link dan juga OJK. Dari pertemuan ini, DPR lantas mengusulkan diadakannya moratorium untuk produk asuransi satu ini.
Salah satu alasannya adalah karena masyarakat sendiri masih belum kuat tingkat literasinya, sehingga masih sering bingung dengan cara kerja produk dan jenis asuransi ini. Selain itu, penjelasan dari pihak agen asuransi juga masih kurang memadai. Dengan tak ketemunya tingkat pemahaman (calon) nasabah dan tingkat keterampilan agen asuransi untuk memberi penjelasan ini, maka terjadilah miss-selling atau kesalahan menjual.
Sebagai informasi, OJK sendiri pernah mengadakan survei nasional literasi dan inklusi keuangan (SLINK) tahun 2019, dan menunjukkan data bahwa tingkat literasi keuangan di Indonesia baru mencapai 38.03%. Terkhusus untuk tingkat literasi keuangan pada asuransi baru 19% saja. Sementara, tingkat inklusi keuangan sebenarnya sudah mencapai 76.19%, sayangnya tingkat inklusi dalam produk asuransi hanya 13% saja.
Literasi keuangan adalah tingkat kemampuan seseorang untuk memahami dan memanfaatkan berbagai produk layanan jasa keuangan. Sedangkan, inklusi keuangan artinya tingkat aksesibilitas seseorang terhadap berbagai produk dan layanan keuangan yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan.
Kondisi ini menggambarkan, bahwa kita sebenarnya sudah tahu ada bank, bisa dan percaya untuk menyimpan uang di bank. Sayangnya, pemahaman soal asuransi masih sangat rendah.
Karena tingkat pemahaman terhadap prinsip dan cara kerja asuransi rendah, maka ketika ada penawaran produk unit link, yang “tertangkap” oleh calon nasabah adalah bahwa produk ini adalah tabungan. Padahal, sebenarnya bukan. Tabungan dan asuransi adalah dua hal yang sama sekali berbeda. Apalagi, asuransi yang digabungkan dengan investasi, di situ akan disertai risiko juga.
Lantas, bagaimana cara memilih asuransi unitlink agar tidak kecele?
1. Kenali prinsip dan cara kerja asuransi unit link
Untuk selalu dipahami dan diingat, bahwa asuransi unit link adalah produk keuangan yang menggabungkan manfaat asuransi dengan investasi. Karena itu, seperti dalam investasi pada umumnya, akan datang juga risiko dan tak pernah ada jaminan keuntungan yang pasti. Jika memang ada imbal hasil, maka hal tersebut akan tergantung pada kompetensi pengelola investasi, yakni si perusahaan asuransi.
Bagi nasabah, pembelian produk asuransi unit link sama saja dengan berinvestasi, tetapi ada potongan yang kemudian menjadi preminya. Cara kerja dan skema dalam jenis asuransi ini sebenarnya tidak salah. Namun, karena kurangnya tingkat literasi nasabah, maka kemudian muncul ketidaksesuaian antara kebutuhan dengan jenis manfaat yang diberikan. Inilah yang kemudian tampak sebagai kerugian.
2. Sesuaikan dengan kebutuhan
Produk asuransi unit link memang praktis, efisien, dan fleksibel, sehingga cocok banget untuk kamu yang nggak punya banyak waktu tapi pengin memanfaatkan dua produk sekaligus, yaitu untuk perlindungan dan investasi. Dengan sekali setor, dua fungsi bisa didapatkan.
Memang menguntungkan, tetapi di sisi lain, juga harus berhati-hati. Pasalnya, ketika nilai investasi sedang tak sesuai harapan, maka bisa saja manfaat perlindungan juga kena efek. Apalagi jika ternyata manfaatnya juga tak sesuai dengan kebutuhanmu.
Dengan demikian, semua memang harus kembali pada kebutuhan. Misalnya, kamu pengin memanfaatkan asuransi unit link sebagai instrumen untuk dana pendidikan anak 5 tahun ke depan, umrah 3 tahun ke depan, dan perlindungan jiwa, maka produknya harus dipilih yang bisa mengakomodasi ketiga kebutuhan tersebut.
Asuransi unit link pada dasarnya merupakan instrumen yang idealnya dimanfaatkan untuk jangka panjang. Jika ternyata kebutuhanmu adalah untuk jangka pendek, maka perlu kamu perhatikan nilai investasinya. Jika kurang dari angka harapan hidup, akan ada risiko nilai investasi habis, yang berakibat polis menjadi tidak aktif. Jika ini terjadi, kalau kita mengajukan klaim, maka akan ada risiko tidak dibayar.
3. Sesuaikan dengan kemampuan
Premi yang ideal adalah yang sesuai dengan kemampuan dan kondisi finansial setiap orang. Semakin pendek jangka waktunya, maka premi juga akan semakin mahal. Semakin berisiko hidup seseorang, maka premi juga akan semakin mahal.
Harga premi memang dipengaruhi oleh banyak hal, selain juga kebijakan perusahaan asuransi masing-masing. Karena itu, jika ilustrasi premi yang diberikan oleh satu perusahaan dirasa kurang sesuai dengan kemampuan, cobalah untuk mendapatkan ilustrasi dari perusahaan yang lain, dan kemudian lakukan komparasi.
Ingat, hak kamu sebagai nasabah produk asuransi apa pun adalah mendapatkan perlindungan sebaik-baiknya, dengan premi yang serendah-rendahnya.
4. Lakukan riset terhadap perusahaan dan produk
Ada 3 cara untuk memilih produk asuransi unit link:
- Pilih perusahaan yang sehat, dengan rasio kecukupan modal terhadap risiko, atau RBC, sekurang-kurangnya 120% pada laporan keuangannya.
- Cek kinerja investasinya, dengan menelusuri fund fact sheet yang biasanya disediakan. Bandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis.
- Cermati setiap syarat dan ketentuan polis asuransi. Jika ada hal yang tidak jelas, bertanyalah pada agen asuransi yang bersangkutan. Jika agen kurang dapat memberikan jawaban yang memuaskan, ada baiknya mencari alternatif produk asuransi lain dengan agen yang lebih berkompeten.
Nah, itu dia seluk beluk asuransi unit link dan kondisinya yang harus dipahami. Sekali lagi, tak ada yang salah dengan produk ini, hanya saja kamu perlu untuk mencermatinya agar dapat menyesuaikan dengan kebutuhanmu.
Tak hanya asuransi unit link, produk keuangan apa pun juga tak akan dapat memberikan manfaat yang baik jika tidak sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan. So, ada baiknya memang kita perlu untuk mempelajarinya lebih dulu, sehingga kita tahu dan paham betul bagaimana cara kerja, risiko, serta keuntungan dari produk tersebut sebelum mulai menggunakannya. Produk apa pun itu.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Ada Berbagai Jenis Asuransi, Mana yang Harus Didahulukan jika Bujet Premi Terbatas?
Memang ada berbagai jenis asuransi, dan sepertinya semua penting, ya kan? Ada asuransi jiwa, asuransi kesehatan, critical illness insurance, sampai asuransi kecelakaan. Yah, namanya juga hidup, selalu dipenuhi risiko. Betul?
Kalau mau aman dan terlindungi, kayaknya mau deh punya semua jenis asuransi. Kayaknya, bakalan nyaman aja gitu menjalani hidup. Tapi … preminya kan lumayan juga ya? Belum lagi, soal kebutuhan. Bisa jadi kan, kita sebenarnya nggak perlu semua perlindungan itu sekaligus.
Terus, kalau memang bujet kita terbatas, yang mana dulu nih yang mesti dimiliki? Beli polis asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi penyakit kritis, atau asuransi kecelakaan dulu?
Memilih Jenis Asuransi
Memang, memilih jenis asuransi ini gampang-gampang susah. Gampangnya, ya sesuaikan saja dengan kebutuhan. Ini adalah prinsip paling basic. Tapi susahnya, kadang kita merasa butuh semua-muanya.
Kalau begitu—dan masih bingung—coba jawab beberapa pertanyaan berikut untuk membantu memilih jenis asuransi yang paling sesuai dengan kebutuhan.
- Berapa usiamu?
- Apakah pekerjaan yang sekarang sedang kamu geluti memiliki risiko rendah ataukah tinggi?
- Bagaimana kondisi kesehatan kamu sekarang? Sehat, ataukah memiliki risiko atau riwayat penyakit tertentu?
- Kalau memiliki risiko atau riwayat penyakit, apakah sekarang sedang dialami ataukah dalam kondisi terkendali? Apakah tergolong ringan, sedang, ataukah berat? Apakah kamu harus rutin mengunjungi dokter?
- Bagaimana kondisi keuanganmu? Sampai seberapa mampu kami menyisihkan dana untuk premi yang teratur secara tahunan atau bulanan?
Yang perlu kamu sadari dan pahami juga, bahwa sebuah produk asuransi tak hanya soal harga premi yang murah dan mahal, tetapi harus kamu pertimbangkan juga dengan manfaat yang diberikan. Selain itu, juga soal syarat dan ketentuannya.
Untuk lebih jelas mengenai hal ini, mari kita lihat beberapa skenario.
Skenario 1.
Sebut saja Mawar. Tentu saja bukan nama sebenarnya.
Ia perempuan, 25 tahun dan dalam kondisi fit. Setiap hari berolahraga ringan, di hari minggu suka jogging di gelora. Bekerja sebagai staf promosi di sebuah perusahaan di Jakarta. Jam kerja normal saja, masuk pukul 09.00 dan pulang pukul 06.00. Sesekali lembur, apalagi kalau akhir bulan untuk susun laporan. Tapi masih wajar, karena benefit kantor buat yang lembur juga lumayan.
Dengan kondisi Mawar, maka yang ia perlukan adalah memiliki asuransi kesehatan lebih dulu. Mengapa? Satu, usia Mawar masih muda, dan kondisi tubuhnya sehat. Premi pasti tidak mahal, mungkin cukup dengan BPJS Kesehatan yang difasilitasi oleh kantor. Mawar tidak butuh asuransi kecelakaan, karena ia melakukan tugasnya sebagian besar di dalam kantor. Asuransi penyakit kritis juga mungkin belum diperlukan, karena saat ini kondisi tubuhnya prima.
Asuransi jiwa bisa jadi prioritas selanjutnya, jika Mawar adalah tulang punggung keluarga—misalnya ia adalah seorang sandwich generation, yang harus membiayai hidup orang tua dan masih menyekolahkan adiknya.
Skenario 2.
Sebut saja Bapak Budi. Tentu ia adalah ayah dari Budi. Usia 40 tahun, bekerja sebagai pilot pesawat komersial.
Risiko pekerjaan Pak Budi sangat tinggi, meskipun kesehatan tubuhnya dalam kondisi yang sangat baik. Olahraga teratur (kalau sempat mendarat), menjauhi makanan berlemak dan alkohol. Hidupnya sangat sehat, singkatnya.
Untuk Bapak Budi, asuransi kesehatan sudah disediakan oleh perusahaan. Ada BPJS Kesehatan dan juga tunjangan kesehatan tersendiri. Karena ia juga dalam kondisi prima, maka tak perlu menambah asuransi kesehatan swasta. Yang lebih baik untuk ditambahkan barangkali adalah asuransi jiwa. Apalagi jika Pak Budi—sebagai kepala keluarga—menanggung biaya hidup istri dan anak-anaknya.
Asuransi kecelakaan kerja barangkali juga penting untuk Pak Budi, tetapi biasanya kalau perusahaannya sudah bereputasi, asuransi kecelakaan kerja sudah tercover dalam kesepakatan kerja. Jadi, bisa dicek dulu, apakah memang sudah tercover atau belum. Kalau belum, dan juga secara finansial mampu, sangat tidak salah untuk membelinya sendiri.
Keputusan Memilih Jenis Asuransi yang Tepat
Jadi, bisa disimpulkan, bahwa memilih jenis asuransi mana yang hendak dibeli akan sangat bergantung pada kebutuhan dan kondisi kita sehari-hari. Dan, kebutuhan masing-masing orang bisa saja berbeda. Begitu juga dengan kondisinya.
Mana yang lebih penting untuk dibeli lebih dulu kalau bujet premi terbatas, apakah asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan kerja, asuransi jiwa, atau critical illness insurance—ini akan sangat tergantung pada kondisi masing-masing.
Pengin gambaran lebih jelas mengenai bagaimana memilih jenis asuransi yang tepat, sekaligus memperhitungkannya?
Join di kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu. Ada juga kelas khusus untuk membahas asuransi. Segera cek jadwal, and save your seat!
Jangan lupa juga follow Instagram QM Financial untuk berbagai update kelas finansial online dan tip praktis lainnya.
Asuransi Unit Link: 3 Hal Terbesar dan Paling Prinsip yang Harus Dipahami
Asuransi unit link merupakan salah satu produk keuangan yang paling banyak ditawarkan oleh institusi keuangan. Banyak orang juga tertarik untuk menjadi nasabah lantaran beberapa keuntungan yang biasanya dijanjikan oleh para agen penjualnya.
Salah satu keuntungan yang memang sangat menggiurkan adalah kita bisa mendapatkan 2 manfaat sekaligus, yaitu perlindungan (asuransi) dan investasi. Jadi, enggak perlu repot-repot harus mengurus premi tersendiri, seperti halnya asuransi jiwa, dan kemudian berinvestasi sendiri–misalnya di reksa dana atau saham ataupun produk investasi yang lain.
Dengan unit link, seolah-olah sekali dayung dua tiga pulau terlampaui.
Hmmm, tapi bener gitu enggak sih? Sebermanfaat itu, sebaik itukah produk ini?
Untuk memahaminya, kita memang perlu untuk paham dulu dengan beberapa pengetahuan dasar mengenai asuransi unit link. Simak terus artikel ini sampai selesai ya.
Apa Itu Unit Link
Ada satu hal terbesar yang membuat banyak orang enggan untuk mempunyai ataupun membeli polis asuransi jiwa murni, yaitu seakan-akan kita mengeluarkan uang untuk sesuatu yang belum pasti dirasakan manfaatnya. Seolah-olah, kita membayar for nothing.
Berbeda dengan produk satu ini yang menawarkan “paket lengkap”: asuransi sekaligus investasi. Karena menjadi paket lengkap inilah, maka unit link bisa laris manis. Produk ini menjanjikan pertambahan nilai terhadap uang yang kita keluarkan, lantaran dana juga dialokasikan ke produk investasi. Hingga pada tahun tertentu, biasanya perusahaan asuransi akan menjanjikan kita tidak perlu membayar premi lagi karena nilai polis bisa dipenuhi dari nilai investasi yang sudah didapatkan.
So, apa itu asuransi unit link?
Asuransi unit link adalah produk asuransi yang menawarkan perlindungan terhadap kerugian ekonomi yang mungkin terjadi akibat kecelakaan, musibah, ataupun risiko-risiko lain yang bisa terjadi selama hidup dengan biaya premi yang diambil dari kumpulan investasi yang dilakukan oleh si pemegang polis.
Cara Kerja Asuransi Unit Link
Sangatlah penting untuk memahami cara kerja suatu produk keuangan, agar kemudian kita bisa memilih instrumen yang sesuai dengan tujuan finansial kita. Demikian pula dengan instrumen keuangan yang satu ini.
Ilustrasi yang tergampang mengenai cara kerja asuransi unit link adalah seperti berikut ini:
1. Pembayaran premi
Premi yang kita bayarkan akan dipotong dulu untuk membayar biaya-biaya operasional, mulai dari biaya administrasi, biaya alokasi premi, dan biaya pengelolaan investasi. Jika diakumulasikan, biaya-biaya ini cukup besar juga memotong harga premi yang kita bayarkan. Biasanya kita akan diwajibkan membayar premi dasar selama 5 tahun penuh di awal.
Setelah dipotong biaya-biaya, baru kemudian dana kita sebagai nasabah akan diinvestasikan ke instrumen investasi yang dipilih. Dari investasi ini, kita lantas (diharapkan) mendapatkan imbal.
Jadi, besarnya dana yang diinvestasikan itu adalah nominal yang sudah dipotong administrasi.
2. Hasil investasi dipakai untuk membayar premi dan biaya lain
Setelah investasi menghasilkan imbal, maka hasil investasi ini akan dipakai untuk membayar biaya asuransi jiwa, biaya asuransi tambahan (rider), dan biaya operasional (administrasi).
So, bisa dilihat ya, bahwa kita harus melakukan 2 kali pemotongan dana, yaitu pemotongan nilai premi untuk membayar biaya operasional di 5 tahun pertama (berarti nilai investasi kita = 0), dan kemudian imbal investasi kita juga dipotong untuk biaya asuransi, selama polis masih hidup.
3. Nilai polis
Dengan demikian, setelah semua pemotongan sana-sini itu, barulah kita mendapatkan nilai polis bersih, yang bisa kita ambil sebagai dana pendidikan ataupun dana pensiun.
Kalau nilai investasinya masih sedikit, dan kemudian masih juga dipotong untuk biaya-biaya itu, terus gimana dong? Ya, bisa jadi, kita tidak bisa mengambil apa pun dari apa yang sudah kita berikan pada perusahaan asuransi.
Kalau minus? Ya, di sinilah berarti nasabah harus melakukan topup dana di luar biaya premi yang sudah disepakati di awal. Kalau enggak mau topup? Ya, polis berhenti, dan sebagai akibatnya tidak bisa meneruskan fasilitas proteksi.
Sehingga nilai polis kita itu tergantung pada 2 elemen:
- Besarnya premi yang kita bayarkan, yang disebut dengan premi dasar.
- Kinerja imbal investasi yang dilakukan oleh sang manajer investasi di perusahaan asuransi tersebut, yang dipengaruhi pula oleh pilihan instrumen investasi. Berbeda dengan reksa dana–yang kalau kita merasa manajer investasinya kurang cakap, kita bisa dengan mudah “memecatnya”–di sini kita mau enggak mau harus melanjutkan investasi lantaran ada asuransi yang menjadi risikonya.
Risiko Unit Link
Memang banyak orang tergiur pada perkawinan antara proteksi dan investasi pada asuransi unit link ini, tapi saya sering juga menemukan banyak orang yang mengutarakan kekecewaannya, lantaran nilai investasi unit link yang diikutinya terus menurun, hingga kemudian perusahaan asuransi memintanya untuk melakukan topup dana.
Pertanyaan terbesarnya adalah, mengapa nilai investasinya meluncur turun saat dibutuhkan (untuk menyekolahkan anak, dan tujuan finansial lainnya yang sudah ditentukan sejak awal)? Dan, di saat butuh uang, mengapa nasabah malah diminta untuk topup dana (meski sudah disiplin membayar premi dasar)–kalau enggak di-topup maka rider asuransinya akan terhenti?
Nah, inilah yang kurang dipahami oleh para pemegang polis asuransi unit link.
Bahwa setiap bentuk dari investasi selalu disertai dengan risiko. Besar kecilnya risiko tergantung pula pada jenis dan produk investasinya. Yang pasti prinsipnya, high risk high return.
Sebagian dari premi kita memang diinvestasikan oleh perusahaan asuransi ke berbagai instrumen investasi, mulai dari saham, obligasi, dan produk lainnya. Sehingga, bisa saja terjadi, di satu titik kita tidak mendapatkan imbal sama sekali dari investasinya–atau bahkan malah dana kita menurun lantaran harga saham, obligasi, ataupun instrumen investasi lainnya ini jatuh.
Padahal, risiko investasi akan selalu ditanggung oleh investor–dalam hal ini adalah pemegang polis. Bukan perusahaan asuransinya, bukan pula agen penjualnya. Jadi, kita sendirilah yang harus bertanggung jawab.
Nah, semoga setelah membaca penjelasan singkat ini, kamu sekarang lebih paham mengenai asuransi unit link, dan kemudian bisa memutuskan apakah produk ini sesuai dengan tujuan finansialmu.
Kalau memang sesuai, dan kamu juga paham betul risiko asuransi unit link ini dan tetap pengin membeli polisnya, then go for it. Namun tetap ingat ya, bahwa setiap keputusanmu terkait keuanganmu maka akan menjadi tanggung jawabmu pribadi.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Jenis Asuransi Umum yang Ada di Indonesia
Asuransi berfungsi untuk memberikan perlindungan terhadap kerugian materi akibat terjadinya peristiwa atau musibah yang tidak pasti atau risiko-risiko yang bisa terjadi dalam hidup. Kamu sudah mengenal asuransi jiwa, asuransi kesehatan, dan juga “asuransi pendidikan“.
Selain ketiga jenis asuransi di atas yang penting untuk kamu miliki, ada pula beberapa jenis asuransi umum lain yang juga penting untuk dimiliki, tentunya tergantung pada kondisi dan kebutuhanmu.
Apa saja? Kenalan yuk, dengan beberapa jenis asuransi umum ini.
5 Jenis Asuransi Umum
1. Asuransi Kecelakaan Diri
Jenis asuransi umum yang pertama ini akan memberikan perlindungan terhadap kerugian ekonomi yang dialami oleh tertanggung akibat kecelakaan. Ada santunan meninggal, cacat tetap, pengobatan, hingga memberikan jaminan perlindungan terhadap kerusakan kendaraan juga.
Pemerintah juga punya produk asuransi kecelakaan diri ini, yang dikelola oleh BPJS Ketenagakerjaan. So, menjadi bagian dari asuransi kecelakaan kerja.
Ada perusahaan asuransi yang menawarkan jenis asuransi umum ini dengan istilah Asuransi Mikro, yang preminya sangat murah bahkan bisa dibayar melalui gerai minimarket terdekat, dengan uang pertanggungan yang juga tak terlalu besar tapi ya lumayanlah.
2. Asuransi Kendaraan Bermotor
Asuransi kendaraan bermotor merupakan jenis asuransi umum yang akan memberikan ganti rugi jika terjadi risiko-risiko pada kendaraan bermotor milik kita. Kendaraan apa saja yang dijamin perlindungannya? Ya pasti adalah kendaraan-kendaraan yang digerakkan oleh motor, seperti sepeda motor dan mobil (pastinya yang punya surat-surat lengkap ya).
Asuransi ini bisa digolongkan lagi berdasarkan perlindungannya, yaitu:
- Komprehensif, yang memberikan ganti rugi jika terjadi tabrakan, benturan, terperosok, dan berbagai bentuk kecelakaan kendaraan bermotor lainnya.
- Total loss only, yang memberikan jaminan perlindungan yang hampir sama dengan asuransi komprehensif, tetapi hanya bisa diklaim jika harga kerusakan yang terjadi mencapai 75% dari harga kendaraan tersebut di pasaran.
- Third party liability, yang tak hanya memberikan jaminan perlindungan terhadap kerugian ekonomi yang dialami oleh pemilik kendaraan bermotor, tetapi pihak asuransi juga akan memberikan manfaat perlindungan tanggung jawab hukum kepada pihak lain dan penggantian biaya pengobatan pengemudi dan penumpang.
3. Asuransi Rumah
Jenis asuransi umum ketiga ini akan memberikan manfaat perlindungan rumah atau properti yang kita miliki dari risiko fire (kebakaran), lightning (tersambar petir), explosion (ledakan), aircraft impact (menjadi korban pesawat jatuh), dan smoke (asap)–yang disingkat FLEXAS.
Well, kalau dilihat lagi, risiko yang terjadi akibat bencana alam tidak ter-cover ya, dalam perlindungan asuransi rumah di atas? Memang. Kalau kita butuh perlindungan tambahan terhadap bencana alam (yang sekarang semakin sering terjadi), kita bisa membeli premi asuransi property all risk.
Di beberapa produk asuransi property all risk, ada yang sudah meng-cover kerugian yang terjadi akibat gempa bumi, letusan gunung berapi, hingga tsunami.
4. Asuransi Perjalanan
Jenis asuransi umum keempat ini merupakan salah satu jenis asuransi yang berjangka waktu pendek, karena produk ini hanya akan memberikan manfaat perlindungan buat kita ketika sedang bepergian hingga kembali pulang.
Manfaat yang diberikan meliputi penanggungan biaya pengobatan jika terjadi kecelakaan pada pembeli premi selama dalam perjalanan, atau ketika sakit di tujuan kita bepergian. Selain itu, juga ada manfaat perlindungan terhadap kehilangan barang, pembatalan, hingga pengurusan jenazah.
5. Asuransi Bisnis
Nah, jenis asuransi yang terakhir ini biasanya dimiliki oleh para pelaku bisnis untuk keperluan bisnis juga.
Ada beberapa ynag cukup familier:
- Asuransi pengangkutan barang: jenis asuransi umum yang memberikan manfaat perlindungan terhadap barang-barang yang dikirim, baik dalam maupun ke dan dari luar negeri.
- Asuransi rekayasa teknik: jenis asuransi yang memberi manfaat perlindungan terhadap alat-alat konstruksi, peralatan elektronik, dan barang-barang teknikal lainnya saat sedang dilangsungkan proyek pembangunan atau pemasangan mesin.
- Asuransi kredit: jenis asuransi yang memberikan jaminan perlindungan atas kegagalan bayar peminjam dana. Biasanya ini disediakan sebagai fasilitas di aplikasi pinjaman online legal yang sudah diawasi oleh OJK.
Sesudah mengetahui dan kenalan dengan beberapa jenis asuransi umum di atas, tentunya kita kemudian bisa memilih asuransi mana yang kita butuhkan, pun bisa disesuaikan dengan kemampuan finansial kita.
Ingat, membuat rencana keuangan apa pun–termasuk membeli polis asuransi–juga harus diawali dengan #TujuanLoApa. So, pastikan kita tahu betul tujuan kita membeli polis asuransi, agar manfaat yang bisa kita dapatkan juga optimal.
Mau mendapatkan berbagai tip keuangan? Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Asuransi Pendidikan: 3 Hal yang Harus Diketahui
Biaya pendidikan di Indonesia setiap tahunnya meningkat 10 – 20%. Karena itu, banyak orang tua yang lantas memutuskan untuk memanfaatkan berbagai tabungan untuk bisa “mengejar” peningkatan ini, sehingga menjamin masa depan anak masing-masing. Salah satunya dengan membeli premi asuransi pendidikan.
Pasti familier kan dengan asuransi ini?
Jujur, saat ini, saya dan suami juga punya asuransi pendidikan. Ya maklum, saat membuatnya, saya dan suami masih belum cukup pengetahuan dan bekal literasi keuangan. Tetapi kami sudah sadar bahwa banyak hal harus dipersiapkan sejak dini, terutama masalah finansial. Asuransi pendidikan anak-anak kami sudah dipersiapkan begitu kami menikah dan berencana untuk segera punya momongan.
Sampai sekarang, asuransi kami masih terus berjalan. Tapi, seiring tambahnya pemahaman mengenai asuransi dan investasi, kami pun menambah produk pendukung lainnya. Just in case ….
Nah, barangkali ada nih di antara pembaca artikel ini yang sekarang juga sedang berencana untuk membeli premi asuransi pendidikan, ada baiknya baca dulu artikel ini sampai selesai. Agar kemudian punya bekal pemahaman yang cukup, mengenai dana pendidikan itu sendiri dan juga seputar produk yang disebut asuransi pendidikan ini.
Dengan demikian, ya harapannya simpel saja: bisa memutuskan produk mana yang paling tepat untuk dimanfaatkan demi menjamin masa depan anak-anak kita.
Apa Itu Asuransi Pendidikan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, asuransi berarti:
pertanggungan (perjanjian antara dua pihak, pihak yang satu berkewajiban membayar iuran dan pihak yang lain berkewajiban memberikan jaminan sepenuhnya kepada pembayar iuran apabila terjadi sesuatu yang menimpa pihak pertama atau barang miliknya sesuai dengan perjanjian yang dibuat)
Sedangkan menurut UU No. 2 tahun 1992, disebutkan bahwa asuransi berarti:
perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Perhatikan frasa “apabila terjadi sesuatu yang menimpa pihak pertama atau barang miliknya”, “penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan atau tanggung jawab hukum”, juga “peristiwa tidak pasti” dan “meninggal”.
Apakah dana pendidikan adalah bentuk kerugian, kerusakan, tanggung jawab hukum? Apakah pendidikan merupakan peristiwa tidak pasti?
Enggak.
Inilah yang sering disalahartikan. Bahwa sebenarnya tidak ada yang namanya asuransi pendidikan. Produk yang biasa ditawarkan dengan istilah “asuransi pendidikan” adalah produk asuransi whole life atau asuransi dwiguna yang kemudian disertai jenis asuransi lainnya.
Jenis “Asuransi Pendidikan”
Yes, ada 2 jenis produk yang ditawarkan oleh agen asuransi sebagai “asuransi pendidikan”.
1. Asuransi Jiwa Dwiguna
Jenis asuransi ini sudah pernah dibahas juga di artikel mengenai jenis-jenis asuransi jiwa murni.
Asuransi yang juga disebut Endowment Insurance ini menawarkan 2 manfaat, yaitu perlindungan sekaligus tabungan. Karena itu, asuransi ini memungkinkan kita untuk menerima manfaat tunai meski kontrak belum selesai. Biasanya ada jangka waktunya, misalnya 10 tahun atau lebih.
2. Asuransi Unit Link
Asuransi ini sistem kerjanya kurang lebih seperti reksa dana, yaitu pihak asuransi–selain menawarkan perlindungan–juga akan menginvestasikan dana kita secara kolektif pada produk tertentu.
Khusus untuk unit link, kita akan bahas secara khusus di artikel lain sih, supaya mempersingkat juga.
Plus Minus “Asuransi Pendidikan”
Sebagai tabungan, asuransi pendidikan ini memang cukup membantu jika dipersiapkan demi menjamin pendidikan anak-anak kita nantinya. Namun, dengan berbagai syarat, ketentuan, dan kondisi yang berlaku pada asuransi itu sendiri, membuat manfaatnya jadi kurang maksimal.
So, bukan berarti tidak merekomendasikan, namun ada baiknya kita perhatikan tujuan finansial dan horizon waktu yang kita punya. Jangan sampai nih, karena salah memilih produk investasi, tujuan finansial kita enggak tercapai. Karena terlalu mengandalkan asuransi pendidikan, saat anak kita benar-benar harus sekolah ternyata dananya enggak mencukupi.
Cuma bisa gigit jari kan?
Beberapa hal yang harus diperhatikan mengenai asuransi pendidikan (yang kadang enggak pernah dijelaskan oleh agen penjualnya):
- Potongan biaya. Yes, akan ada biaya administrasi dan komisi yang harus dibebankan pada pemegang polis. Biaya-biaya ini besarnya lumayan, hingga kadang total manfaat yang kita dapatkan selama 5 tahun pertama itu sangat kecil. Bahkan rasanya enggak berkembang.
- Ada risiko. Kenapa? Karena uang premi akan diinvestasikan ke berbagai produk, mulai dari produk pasar uang, obligasi, hingga saham. Nah, masih ingat akan hukum investasi kan? Bahwa setiap investasi pasti mengandung risiko? Maka demikian juga dengan asuransi pendidikan. Kadang akan terjadi, pada akhirnya uang pertanggungan yang diterima jumlahnya lebih kecil ketimbang proyeksi awal, karena mungkin pihak perusahaan asuransi menginvestasikan pada produk yang kurang maksimal perkembangannya. Bahkan bisa saja terjadi, uang pertanggungan jadi habis akibat diinvestasikan pada produk yang merugi.
- Banyak dari kita yang salah mencantumkan nama anak sebagai tertanggung. Padahal asuransi yang kita beli adalah asuransi jiwa, yang seharusnya memberikan perlindungan pada orang tua sebagai pemberi nafkah jika ada musibah atau kecelakaan terjadi. Hal ini bisa jadi fatal lo!
Selain itu, hendaknya kita sebagai nasabah juga mempertimbangkan secara masak-masak jika agen menawarkan berbagai macam rider–atau asuransi tambahan. Memang benar-benar perlu, atau tidak? Jangan sampai karena tergiur oleh berbagai fasilitas, kita malah jadi membuat bengkak anggaran asuransi tapi tidak mendapatkan manfaat yang jelas dan pasti.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Yuk, Kenalan dengan 3 Jenis Asuransi Jiwa Murni
Pasti sudah pernah mendengar tentang asuransi jiwa kan? Yes, asuransi jiwa–terutama asuransi jiwa murni–penting untuk dimiliki oleh mereka yang menjadi tulang punggung keluarga–yang menanggung hidup beberapa orang kesayangan.
Asuransi jiwa akan memberikan proteksi terhadap diri sendiri atau orang-orang tertanggung dari kerugian finansial yang diakibatkan oleh risiko-risiko yang terjadi dalam hidup. Risiko-risiko ini misalnya musibah atau kecelakaan yang membuat pihak yang ditanggung tidak dapat bekerja lagi, atau enggak lagi produktif mendapatkan penghasilan.
Jadi, misalnya seorang suami yang sudah memiliki asuransi jiwa, ketika harus mengalami musibah yang menyebabkannya tidak dapat mencari uang untuk keluarganya lagi, akan mendapatkan santunan sesuai jenis asuransi jiwa murni yang dimilikinya. Santunan ini diberikan pada keluarga, untuk menyambung hidup lantaran tulang punggung keluarga tak dapat lagi melaksanakan tugasnya.
So, umpamanya sang istri nantinya memang bisa bekerja menggantikan suami, dengan santunan asuransi ini, ia masih akan dapat bernapas sedikit lebih lega sampai ia mendapatkan pekerjaan yang layak dan menggantikan peran suami sebagai tulang punggung keluarga. Saat si istri berperan sebagai pencari nafkah, maka otomatis ia pun membutuhkan asuransi jiwa juga untuk melindungi dirinya sendiri.
Sayangnya, meski penting, masih banyak orang yang belum memiliki asuransi jiwa. Bahkan, ada hasil survei yang menyatakan, bahwa dari 10 orang produktif di Indonesia hanya 2 orang saja yang sudah punya asuransi jiwa.
Oh wow! Prevalensi yang sangat memprihatinkan, ya?
Hal ini pastinya enggak lepas dari kurangnya informasi mendalam mengenai asuransi jiwa itu sendiri. Salah satunya, ada asuransi jiwa murni yang kemudian preminya hangus begitu jangka waktu sudah terlampaui. Bagi kebanyakan orang, “duit hilang” begini pastilah jadi pertimbangan berat.
Nah, makanya, yuk kita kenalan dengan 3 jenis asuransi jiwa murni yang bisa dipilih sesuai kebutuhan kita.
3 Jenis Asuransi Jiwa Murni yang Harus Diketahui
1. Term Life Insurance
Sering juga disebut dengan asuransi jiwa berjangka. Jenis asuransi jiwa murni ini adalah asuransi yang memberikan proteksi pada tertanggung pada jangka waktu tertentu. Kontraknya berkisar antara 5, 10, hingga 20 tahun. Harga preminya terhitung cukup terjangkau dan bersifat tetap.
Beberapa keuntungan asuransi jiwa berjangka:
- Pemegang premi bisa menentukan besarnya premi yang bisa dibayarkan, sesuai kemampuan finansial kita.
- Uang pertanggungan yang kita terima jika seandainya ada klaim akan mencapai miliaran rupiah, selama klaim dilakukan saat kontrak masih aktif.
Meski demikian, jika sampai kontrak berakhir dan enggak ada klaim yang dilakukan, maka uang pertanggungan tidak akan dikembalikan–seberapa pun jumlahnya.
Nah, ini barangkali yang menjadi pertimbangan bagi sebagian besar dari kita sehingga menunda untuk mempunyai asuransi jiwa murni ini ya? Duitnya hilang, gitu lo!
Tapi, coba pertimbangkan dengan risiko yang harus dihadapi, seperti ilustrasi yang sudah digambarkan di atas. Dengan begini, seharusnya kita punya mindset yang berbeda. Jika kontrak habis dan tidak ada klaim, maka kita harus bersyukur bahwa kita senantiasa diberi kesehatan dan keselamatan sepanjang hidup.
Betul?
2. Whole Life Insurance
Asuransi jiwa murni kedua ini sering juga disebut dengan istilah asuransi seumur hidup. Sesuai dengan namanya, asuransi ini akan memberikan perlindungan terhadap risiko-risiko yang terjadi pada tertanggung seumur hidupnya.
Ehtapi, meski disebutkan “seumur hidup”, tapi tetap ada batasnya juga lo, yaitu 100 tahun. Meski memang ada–tetapi sepertinya harapan hidup orang Indonesia tidak mencapai 100 tahun juga sih.
Beberapa keuntungan asuransi jiwa seumur hidup:
- Pemegang polis bisa mendapatkan sejumlah uang tunai dari hasil “nabung” premi setelah beberapa tahun kontrak. So, kita bisa saja menggunakan uang ini untuk membayar premi selanjutnya. Jadi ya, kayak “muterin” uang saja.
- Jika sampai akhir kontrak tidak ada klaim, uang pertanggungan akan dikembalikan seutuhnya.
Keuntungan-keuntungan yang didapat pada asuransi jiwa murni ini sepaket dengan beberapa kekurangannya.
Karena angka harapan hidup orang Indonesia hanya sampai rata-rata usia 75 tahun, maka akan ada peluang terjadi klaim sebelum masa kontrak habis. Karenanya, premi yang dibayarkan pun jauh lebih besar ketimbang asuransi berjangka. Bisa sampai 2 kali lipat.
Selain itu, nilai uang pertanggungannya juga jauh lebih kecil ketimbang asuransi berjangka. Karena meski ada bunga dari premi yang sudah kita kumpulkan, tapi besarnya hanya 4% saja, plus masih dipotong pajak.
3. Endowment Insurance
Atau sering juga disebut asuransi dwiguna. Seperti namanya, ada 2 manfaat yang ditawarkan oleh asuransi jiwa jenis ini, yaitu perlindungan sekaligus tabungan.
Nah, asuransi inilah yang biasanya dipasarkan sebagai asuransi pendidikan. Karena juga berfungsi sebagai tabungan, maka preminya bisa diambil dalam jangka waktu dan jumlah tertentu. Semuanya diatur dalam polis.
Jika sampai akhir kontrak tetap tidak ada klaim, maka uang pertanggungan akan dikembalikan sepenuhnya. Karena itu, harga preminya juga cukup tinggi.
Nah, sampai di sini, sudah semakin paham kan mengenai asuransi jiwa murni ini, dan apa pentingnya kita memiliki asuransi jiwa?
Yuk, ikutan kelas finansial online QM Financial, khususnya kelas asuransi agar kamu semakin paham sebelum kamu mulai membeli preminya. Cek jadwalnya, dan pilih kelas sesuai kebutuhanmu ya!
5 Hal untuk Memastikan Seluruh Anggota Keluarga Tercover Asuransi Kesehatan
Selamat Hari Kesehatan Nasional! Yes, tanggal 12 November ditetapkan menjadi Hari Kesehatan Nasional, seiring keberhasilan Indonesia memberantas malaria di tahun 1964. Of course, setiap Hari Kesehatan Nasional tiba, pemerintah akan kembali mengingatkan kita untuk selalu hidup sehat. Untuk mendukung upaya pemerintah ini, QM Financial juga mengingatkanmu–dan siapa saja–supaya jangan lupa untuk punyai asuransi kesehatan.
Masih rendah betul kesadaran masyarakat kita akan arti pentingnya asuransi kesehatan. Apa buktinya? Buktinya, banyak yang menunggak iuran BPJS Kesehatan. Banyak orang mendaftar ketika mereka sakit. Setelah sembuh, lupa bayar iuran. Baru nanti saat kembali sakit, diurus lagi. Duh.
BPJS Kesehatan sebenarnya sudah cukup bagus untuk kita semua. Memang ada beberapa prosedur panjang yang harus dilalui. Namun, banyak pula keuntungannya. Misalnya, dari premi saja, BPJS Kesehatan ini terhitung murah. Apalah daya, sekarang harus dinaikkan.
However, sebagian dari kita memang menerima ‘privilege’ otomatis menjadi peserta BPJS Kesehatan lantaran bekerja di suatu perusahaan. Selain BPJS Kesehatan, kita juga mungkin menerima tunjangan kesehatan lainnya juga, berupa penggantian biaya pengobatan dan sebagainya.
Tapi enggak semua perusahaan mau mengcover kita, sekaligus keluarga kita kan? Hingga akhirnya, kita pun jadi menanggung uang kesehatan yang terlalu besar untuk keluarga, meski kesehatan kita sendiri ditanggung kantor. Kalau sudah begini, mau enggak mau, ya kita harus punyai asuransi kesehatan sendiri. Seenggaknya ya yang bisa menolong jika anggota keluarga yang sakit.
Beberapa hal untuk memastikan seluruh anggota keluarga kita juga tercover oleh asuransi kesehatan
1. Lakukan financial checkup
Dengan semua kebutuhan hidup yang harus dipenuhi, plus masa depan yang harus terjamin, kita punya modal apa saja nih untuk bisa membeli asuransi kesehatan untuk seluruh anggota keluarga?
Hal ini bisa diketahui jika kita melakukan financial checkup. Ketahui penghasilan dan pengeluaranmu secara pasti setiap bulannya. Apakah masih ada ruang untuk membeli premi tambahan asuransi?
2. Ketahui kebutuhan
Dari financial checkup, kita kemudian bisa melakukan analisis kebutuhan anggota keluarga.
Ada beberapa kondisi yang mengharuskan kita untuk punyai asuransi kesehatan, yaitu sakit (apalagi jika harus rawat inap atau menjalani operasi), kecelakaan, atau mengalami sakit kronis dan kritis. Nah, siapa sajakah di antara keluargamu yang mempunyai faktor risiko kesehatan seperti ini?
Untuk kondisi sakit dan kecelakaan, setiap orang bisa saja berisiko–dari mulai bayi hingga dewasa, perempuan ataupun laki-laki. Namun, jika di dalam keluarga kita ada yang memiliki riwayat penyakit kritis, seperti kanker misalnya, maka akan perlu perhatian secara khusus.
3. Kenali produk asuransi
Ada beberapa jenis produk asuransi kesehatan yang biasanya ditawarkan oleh marketing asuransi. Salah satunya, mau asuransi kesehatan cashless atau reimbursement? Ini adalah jenis asuransi kesehatan berdasarkan cara klaimnya.
Asuransi kesehatan cashless memungkinkan kita untuk dirawat tanpa harus membayar fasilitas kesehatannya lebih dulu. Pembayaran akan langsung diurus oleh pihak asuransi.
Asuransi kesehatan dengan sistem reimbursement mengharuskan kita untuk menalangi dulu biaya perawatan dan pengobatan yang ada. Baru kemudian pihak asuransi akan menggantinya. Ini berarti kita harus punya dana darurat dulu dalam jumlah yang cukup besar.
Selain dari cara klaim, kita juga perlu menentukan kelas rawat inap di rumah sakit. Mau VIP, kelas 1, 2, atau 3? Pastinya harga premi akan berbeda untuk masing-masing kelas, karena tindakannya juga berbeda.
Masih banyak hal yang harus digali lebih lanjut, sebelum memutuskan hendak memakai asuransi kesehatan seperti apa untuk seluruh anggota keluarga. Kamu akan terbantu jika bergabung dengan kelas finansial online QM Financial. Follow akun Instagram QM Financial untuk tahu kapan kelas asuransi kesehatan diadakan, supaya enggak ketinggalan info.
4. Beli sesuai kemampuan
Setelah financial checkup dan kemudian mengenali produk-produk asuransi kesehatan, maka selanjutnya belilah premi yang sesuai dengan kemampuan.
Perlu untuk diketahui, bahwa premi asuransi kesehatan umumnya merupakan tagihan tahunan, sehingga kita seharusnya bisa mengalokasikan pemasukan tahunan–misalnya seperti THR atau bonus–untuk membayar preminya.
Bagaimana caranya menghitung kemampuan kita membayar premi? Nah, ini ada di kelas finansial online-nya QM Financial. Makanya, jangan sampai ketinggalan kelas asuransi berikutnya ya!
5. Jangan lupa bayar iuran
Yang terakhir, ya jangan lupa bayar iuran. Jangan sampai, pas sakit ternyata malah zonk! Sakitnya tuh jadi berlipat-lipat lo, kalau ditambah sama kenyataan tagihan rumah sakit yang sampai dua digit.
Apalagi kalau sumber pemasukan satu-satunya dari kita. Bakalan kerasa banget ketika ada yang sakit–entah itu pasangan atau anak-anak. Well, memang sih fasilitas asuransi kesehatan kantor kadang juga termasuk untuk pasangan dan anak (sampai anak kedua, biasanya). Lalu, kalau ada anak ketiga, gimana dong? Masa enggak punya asuransi kesehatan sendiri?
Ditambah lagi, kalau orang tua sudah sepuh? Masa iya, kalau sakit harus berobat sendiri? Kalau kita bisa membantu, pahalanya tentu akan lebih besar sebagai anak, bukan?
Nah, sudah semakin yakin kan, bahwa asuransi itu penting? Enggak cuma untuk diri kita sendiri, tapi juga seluruh anggota keluarga. Pastikan semuanya punya asuransi kesehatan.