Tahun Ajaran Baru 2020/2021 Akan Berbeda, Ini yang Harus Dipersiapkan Secara Finansial
Sebentar lagi Juli datang, yang berarti tahun ajaran baru sekolah-sekolah sudah dimulai. Tentunya akan sangat berbeda di tahun 2020 ini, apalagi kita telah menjalani belajar dari rumah sejak awal tahun karena pandemi virus corona.
Sejak beberapa minggu kemarin, sudah beredar berbagai prediksi mengenai bagaimana tahun ajaran baru akan dimulai. Ada beberapa skenario: melanjutkan proses belajar dari rumah, membuka sekolah tetapi dengan protokol kesehatan yang superketat, atau mengundurkan tahun ajaran baru ke 2021.
Opsi terakhir tampaknya sudah disinyalkan enggak mungkin dilakukan oleh pemerintah, karena bakalan ada risiko ekonomi yang lebih berat terkait sinkronisasi awal pendidikan tinggi, eksistensi sekolah swasta, gaji para guru, hingga stres anak karena menganggur terlalu lama di rumah (yang berarti juga akan menjadi tambahan beban bagi orang tua, yang juga harus menjalani the new normal dalam bekerja).
Karena itu, beberapa hari yang lalu, sudah ada pengumuman resmi pula dari Kemendikbud RI, bahwa tahun ajaran baru sekolah akan tetap dimulai Juli 2020. Sudah ada pula pedoman belajar untuk sistem pembelajaran jarak jauhnya, meski sepertinya masih perlu dikembangkan lagi lebih detail. Telah ditekankan pula berkali-kali, bahwa mulainya tahun ajaran baru ini berbeda dengan pembukaan sekolah. So, bisa jadi, tahun ajaran baru 2020 dimulai dalam kondisi masih belajar di rumah.
Ini pun bisa berbeda antara satu daerah dengan yang lainnya. Beberapa sumber yang sudah ditelusuri menyebutkan, bahwa daerah zona hijau dan biru mungkin sudah diperkenankan untuk menjalankan kegiatan lagi dalam tatanan baru (the new normal). Sedangkan, zona kuning dan merah tetap harus belajar dari rumah.
Lalu bagaimana dengan orang tua? Siapkah mengembalikan anak-anak ke sekolah? Bagaimana harus menyiapkan diri dan anak-anak untuk tahun ajaran baru 2020/2021 kali ini? Pasti akan berbeda, karena semua masih belum ada kepastian.
Well, sembari menunggu keputusan-keputusan penting pemerintah terkait protokol pembelajaran kembali di sekolah, lebih baik kita juga mempersiapkan beberapa hal untuk menyambut tahun ajaran baru ini. Terutama soal pengeluaran. Beberapa hal yang basic saja, sambil menunggu update informasi, ya kan?
Beberapa Hal untuk Disiapkan Menjelang Dimulainya Tahun Ajaran Baru 2020/2021
1. Uang tahunan/pendaftaran ulang/uang pangkal
Baik yang bersekolah di sekolah yang baru atau yang naik kelas, tahun ini tetap harus menyiapkan uang tahunan, uang pendaftaran ulang, dan uang pangkal sesuai ketentuan dari sekolah, yes?
Jadi, semoga para orang tua sudah siap dengan biaya-biaya pokok ini. Cek lagi ke sekolah, bagaimana cara dan mekanisme pembayarannya, serta dokumen apa saja yang harus dipenuhi. Tentunya prosedurnya akan berbeda untuk siswa baru dan siswa lama, kan?
Tak ketinggalan soal seragam bagi siswa baru. Apakah semua sudah termasuk dalam uang pangkal sekolah, yang berarti seragam akan didapatkan dari pihak sekolah, ataukah ada seragam yang harus dibeli di luar sekolah? Memang, mungkin anak-anak belum akan masuk sekolah dalam waktu dekat, tetapi di beberapa sekolah kemarin ada juga yang memberikan peraturan, bahwa siswa pun harus mengenakan seragam selama proses belajar di rumah.
2. Uang SPP
Untuk siswa baru, biasanya uang SPP bulan pertama sudah include dalam uang pangkal. Tetapi, ada baiknya dicek lagi. Jangan-jangan enggak termasuk. Kalau memang nggak termasuk, berarti harus segera disiapkan juga.
Kadang ada yang bikin kecele. Misalnya, waktu aktif kembali bersekolah itu kan biasanya di minggu ketiga atau keempat Juli. Di bulan pertama ini, uang SPP sudah ditagihkan. Lalu, selang 2 minggu sudah harus membayar SPP lagi untuk bulan Agustus. Jadi agak berasa ya, kayak sekali bayar untuk 2 bulan.
Ini kadang yang bikin kecele. Dalam pikiran, kita sudah membayar, kok sudah ganti bulan lagi dan bayar lagi?
3. Kuota internet
Kuota internet sekarang jadi pengeluaran yang penting lo, apalagi jika saat tahun ajaran baru nanti, anak-anak masih harus belajar dari rumah. Sebisa mungkin diatur, supaya enggak rebutan dengan kita yang mungkin masih bekerja dari rumah juga.
Cari informasi, barangkali nanti akan banyak video-video pembelajaran yang harus diunduh, harus streaming acara TV, nonton Youtube, sampai upload tugas. Info ini akan bisa jadi gambaran, seberapa besar kuota internet yang harus kita siapkan.
4. Cek buku-buku pelajaran, perlengkapan, dan media belajar lainnya
Apakah butuh install aplikasi tertentu untuk memperlancar proses belajar nanti?
Atau, kalau memang nanti bakalan bisa mulai masuk sekolah, apakah ada perlengkapan kesehatan yang harus dipenuhi? Barangkali butuh masker cadangan lebih banyak, begitu juga dengan hand sanitizer. Atau, mungkin bahkan perlu sarung tangan latex atau face shield?
Bagaimana dengan buku-buku sekolah? Apakah perlu membeli? Atau, sudah dipinjamkan oleh pihak sekolah? Bagaimana dengan buku dan alat tulis? Sudah cukupkah?
5. Tetap perhatikan asupan gizi anak-anak
Jika sekolah akhirnya memutuskan untuk menjalankan pembelajaran jarak jauh lagi, maka tetap pastikan anak-anak mendapatkan gizi yang cukup agar bisa konsentrasi belajar di rumah.
Namun, jika diputuskan sudah bisa masuk sekolah kembali, maka pertimbangkan untuk membawakan bekal saja ke sekolah, agar lebih higienis dan pastinya, lebih aman.
So, mari berharap yang terbaik, apa pun yang menjadi keputusan pemerintah. Patuhi protokol kesehatan yang sudah ditentukan, dan tetap berdoa agar si virus nakal ini segera bisa diatasi dengan tuntas.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Menjadi Korban PHK Akibat Pandemi COVID-19, Harus Bagaimana?
Pemerintah mencatat sebanyak 2,8 juta orang pekerja kini sudah menjadi korban PHK lantaran tempat mereka bekerja terdampak oleh pandemi COVID-19.
Bahkan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menyebutkan angka yang lebih mengejutkan lagi; 15 juta! Kadin memperkirakan, jumlah 2 juta yang dirilis oleh pemerintah adalah jumlah korban PHK dari perusahaan-perusahaan besar, tetapi belum termasuk mereka yang bekerja di usaha mikro, usaha kecil, hingga usaha menengah yang juga telah kehilangan pekerjaan akibat pandemi ini.
Kalau baca beritanya, jadi speechless enggak sih? Sepertinya memang benar apa yang diprediksi oleh para ahli, bahwa dunia sedang berada di ambang resesi terburuk.
Apa kabarmu? Apakah kamu juga merupakan salah satu korban PHK, dampak dari pandemi virus corona ini? Jika iya, QM Financial turut prihatin yang sedalam-dalamnya ya. Hanya bisa membantu dengan doa dan harapan, semoga kesulitan ini akan segera berlalu.
Tapi sementara itu, kita pastinya enggak bisa cuma menunggu kondisi membaik dengan sendirinya, bukan? Kita harus segera melakukan sesuatu, setidaknya berusaha agar napas kita lebih panjang sampai badai ini benar-benar tuntas teratasi dan kondisi menjadi baik lagi.
Apa yang harus dilakukan jika kamu sekarang menjadi korban PHK akibat pandemi COVID-19?
1. Financial check up
Yang pertama harus dilakukan pastinya adalah memastikan kondisi keuangan kita seriil-riilnya. Karena itu, yuk, lakukan financial check up; periksa kesehatan keuangan kita sendiri agar tahu letak “penyakitnya” di mana, dan bisa diperbaiki segera.
Apa yang perlu diperiksa? Di antaranya:
- Pemasukan. Tentunya dengan “status” sebagai korban PHK, pemasukan akan berkurang. Seberapa banyak berkurangnya? Apakah benar-benar zero income? Ataukah, sebenarnya kamu masih punya pemasukan yang lain? Juga, apakah kamu menerima pesangon? Seberapa banyak, dan kira-kira bisa digunakan sampai kapan? Perhitungkan dengan pengeluaran bulananmu ya.
- Status utang. Bagaimana posisi utangmu saat ini? Masih ada utang apa saja? Masih kurang berapa banyak cicilannya? Masih berapa lama?
- Aset lancar. Apakah kamu punya tabungan? Dana darurat? Punya investasi yang bisa segera dicairkan? Punya simpanan emas? Ada piutang?
- Pengeluaran. Cermati pengeluaran-pengeluaran yang ada, mulai dari kebutuhan pokok, tagihan rutin, dan pengeluaran lainnya yang mungkin ada.
Selain keempat hal di atas, periksa juga hal-hal lain yang berkaitan dengan keuanganmu. Lakukan pemeriksaan secara menyeluruh.
2. Amankan utang
Utang adalah salah satu pos pengeluaran terbesar, yang bisa dibilang–meski kondisi sesulit apa pun, ya mesti tetap dibayar. Meskipun kamu berstatus sebagai korban PHK, tetapi utang tetap menjadi kewajiban.
So, kalau kamu menerima uang pesangon, maka utang adalah pos pertama yang harus segera diamankan dengan uang pesangon. Kamu bisa menyisihkan dulu di awal.
Jika memang kamu mengalami kesulitan untuk membayar cicilan, enggak ada salahnya jika kamu meminta keringanan kredit pada pihak pemberi pinjaman.
OJK sendiri sudah mengeluarkan ketetapan mengenai relaksasi kredit sesuai instruksi pemerintah bagi kita yang terdampak COVID-19, mulai dari pekerja informal, pekerja berpenghasilan harian, termasuk juga para korban PHK. Stimulus ini tidak secara otomatis datang sendiri ya, jadi kamu yang harus mengajukan permohonan untuk kemudian baru diproses. Keringanan kredit ini juga bukan berarti bebas enggak bayar sama sekali, tetapi bisa berupa keringanan suku bunga, perpanjangan waktu, keringanan angsuran pokok, dan berbagai kebijakan lain.
Manfaatkanlah jika memang memungkinkan. Sedikit keringanan dalam bentuk apa pun akan membantu.
3. Hemat pengeluaran
Ubah gaya hidup! Ini sudah harus segera dilakukan begitu pemasukanmu berkurang sebagai korban PHK.
Cermati catatan pengeluaranmu yang terbagi dalam 5 pos–pos pengeluaran kebutuhan hidup rutin, cicilan utang (yang sudah dibahas di poin kedua), investasi, sosial, dan lifestyle–apakah ada yang bisa dihemat, dikurangi, disesuaikan, ditunda, atau bahkan dihapus.
Untuk investasi, boleh saja jika sekarang kamu memutuskan untuk setop investasi dulu, karena kamu akan butuh fresh cash untuk bertahan hidup. Nanti setelah kondisi membaik, kamu bisa mulai lagi. Begitu juga pos pengeluaran sosial, jika memang dirimu sendiri lebih membutuhkannya.
Lifestyle? Jelas harus dihemat. Coret dulu jajan-jajan bobanya. Masak sendiri dulu di rumah, dengan bahan-bahan makanan yang terjangkau. Pastikan belanja hanya barang-barang yang penting, kurangi yang tidak urgent, tunda yang bisa ditunda.
4. Pakai dana darurat
Ya, semoga kamu sudah memiliki dana darurat. Meskipun jumlahnya mungkin belum ideal, tapi setidaknya ada, dan bisa kamu gunakan untuk menyambung hidup sampai kamu bisa memiliki pemasukan lagi.
Jangan lupa, berkomitmen untuk menggantinya nanti ketika kondisi membaik ya.
5. Segera cari alternatif pemasukan lain
Boleh saja berstatus korban PHK, tapi sebaiknya, kamu jangan menyerah sampai di situ saja. Yuk, usaha, cari peluang untuk mempunyai pemasukan lagi.
Coba amati, apa yang lingkungan sekitarmu butuhkan? Mungkin tetangga-tetangga butuh pasokan lauk-pauk atau camilan, dan kebetulan kamu jago memasak, kamu bisa menawarkan jasa memasak untuk mereka. Atau, coba cari peluang untuk menjadi agen distributor frozen food atau kebutuhan lainnya, dan juallah melalui WhatsApp groups. Jangan lupa untuk menawarkan layanan antar ya.
Sudah mulai terdengar klise, tapi hanya harapan, “Semoga badai ini segera berlalu!” yang bisa kita miliki. Bertahan ya, teman-teman QM Financial! Kita pasti bisa melakukannya bersama-sama.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Persiapan Ibadah Puasa di Tengah Pandemi COVID-19
Nggak terasa ya, kurang lebih satu minggu lagi kita akan memasuki bulan Ramadan. Lalu apa saja persiapan ibadah puasa yang harus kita lakukan di tengah pandemi ini? Pastinya sih, ibadah puasa kali harus lebih banyak kamu jalani #dirumahaja.
Ya, pasti juga akan berbeda dari bulan-bulan Ramadan sebelumnya ya? Semoga kamu enggak bersedih ya, tapi justru menganggap momen Ramadan kali ini sebagai momen untuk benar-benar serius beribadah. Semoga dengan puasa kamu, semua kesulitan diangkat dan diringankan. Amin?
So, meski berbeda dengan Ramadan yang sudah-sudah, kita tetap harus melakukan beberapa persiapan nih. Salah satunya, yang terpenting adalah persiapan secara finansial. Karena kondisi berubah, arus kas berubah, maka harus ada penyesuaian juga saat kita menjalani ibadah puasa di tengah pandemi COVID-19 seperti ini.
Apa saja yang bisa kita lakukan untuk persiapan ibadah puasa di tengah pandemi ini?
1. Anggarkan
Persiapan ibadah puasa secara finansial yang pertama pastinya adalah membuat anggaran.
Sekali lagi, kita akan menjalani Ramadan yang berbeda tahun ini. So, mungkin sekarang sudah enggak ada badai bukber lagi ya? Undangan-undangan buka bersama akan sangat berkurang, atau malah enggak ada sama sekali.
Jadi, kalau tahun kemarin kita harus memiliki anggaran khusus untuk bukber lantaran cukup bikin dompet kewalahan, tahun ini anggaran ini mungkin bisa dialihkan untuk menyusun menu sahur dan buka sendiri di rumah.
Berarti tabungan aman dari bocor dong? Belum tentu. Kita kan baru sekali ini menjalani ibadah puasa di tengah bencana wabah penyakit seperti ini? So, tetap waspada dengan pengeluaran-pengeluaran yang nggak perlu ya. Minimalkan dengan membuat anggaran. Catat setiap pengeluaran yang ada, dan evaluasi secara berkala.
Cek juga penghasilanmu, karena mungkin berubah juga. Jadi sesuaikan antara penghasilan dan pengeluaran.
2. Susun menu dan masak sendiri
Paling aman untuk tabungan adalah ketika kita bisa memasak sendiri untuk hidangan sahur dan buka puasa. So, selama masa persiapan ibadah puasa ini, kita bisa manfaatkan untuk menyusun menu.
Pastikan menu-menunya bergizi ya, karena kita benar-benar membutuhkan asupan baik belakangan ini. Kamu bisa menyusun menu secara mingguan atau sekaligus untuk sebulan.
Ya, enggak apa sih kalau mau sesekali juga pesan makanan online lewat aplikasi. Anggap saja sebagai selingan dan rekreasi. Atau, kamu juga bisa beli makanan atau bahannya dari bisnis teman-temanmu. Di WAG RT dan RW aja sekarang nggak ubahnya marketplace. Tiap hari ada promo ini itu, jualan anu apa saja. Ramai bener, dan menyenangkan.
Tapi ada baiknya, tetap kamu perhitungkan dan sesuaikan dengan kondisimu ya.
3. Stok seperlunya
Kalau sudah menyusun menu, maka selanjutnya kamu pasti butuh stok bahan makanan.
Satu saja rule-nya: jangan kebanyakan. Stok seperlunya, disesuaikan dengan menu yang sudah disusun dan juga banyaknya anggota keluarga di rumah. Selalu ingat, bahwa banyak yang lain yang juga memiliki kebutuhan yang sama, jadi berbagi ya.
Lagi pula, kulkasnya juga mungkin nggak muat kan?
4. Fokus pada sesama yang butuh bantuan
Ibadah puasa kali ini sepertinya akan sangat baik kalau kita lebih fokus lagi pada sesama dengan lebih banyak perhatian pada mereka dan berbagi.
Anggaran untuk buka bersama yang tahun ini berkurang juga bisa dialihkan nih ke pos sosial ini.
Yuk, kita bantu lebih banyak orang lagi yang terdampak COVID-19. Bisa mulai dari orang-orang di sekitar kita; tukang angkut sampah, pasukan penyapu jalan, tukang becak, dan lainnya. Kita juga bisa mendonasikan sebagian untuk mendukung para tenaga medis yang berada di garis depan. Karena mereka akan selalu butuh bantuan untuk mendapatkan APD.
5. Pindah online
Karena kita harus menghindari atau meminimalkan aktivitas di luar rumah, maka kita bisa memfokuskan diri lebih banyak untuk ibadah di rumah.
Kalau biasanya, kita bisa ngabuburit sambil lapar mata, sekarang ngabuburitnya ya di rumah saja. Siapkan saja rencana untuk melakukan beberapa aktivitas seru saat ngabuburit di rumah. Sepertinya, bakal banyak hal yang bisa dikerjakan sih. Mungkin juga akan banyak acara atau event online yang bisa diikuti untuk melewatkan ngabuburit dengan lebih berfaedah, semacam webinar, atau IG Live talkshow, atau kajian-kajian online.
Jadi, siapkan kuota yang cukup. Jangan lupa masukkan ke dalam anggaran ya.
Itu dia beberapa persiapan ibadah puasa yang bisa kita lakukan, untuk menikmati bulan Ramadan di tengah masa pandemi COVID-19 seperti sekarang. Percaya deh, kualitas ibadahmu tidak akan berkurang kok dengan hanya mengurangi aktivitas di luar rumah.
Tetap semangat menjalaninya ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Mau Pakai Dana Darurat? Lakukan 5 Hal Ini!
Dana darurat memang ada sebagai cadangan dana di saat-saat sulit, seperti di masa pandemi COVID-19 ini. So, kalau sekarang kamu mengalami kesulitan arus kas, mungkin kamu bisa mempertimbangkan untuk pakai dana darurat untuk menyambung hidup.
Banyak orang yang kehilangan pekerjaan–yang berarti pengurangan penghasilan–selama kegiatan perekonomian terhenti. Di saat ini, yang harus kita utamakan memang kesehatan, sehingga semaksimal mungkin kita bekerja dari rumah. Tetapi, enggak semua orang punya privilege untuk membawa pulang pekerjaannya. Mereka yang mendapatkan imbalan harian agaknya akan harus mengalami masa sulit.
Sekarang, baru kerasa kan betapa pentingnya memiliki dana darurat? Dana darurat akan bisa memperpanjang napas, setidaknya beberapa bulan ke depan.
So, kamu mau pakai dana darurat untuk bertahan hidup? Boleh saja mulai kamu pertimbangkan. Karena dana darurat adalah dana cadangan, maka enggak boleh sembarangan juga dipakai; harus lebih berhati-hati. Karena, ingat, untuk sementara waktu, penghasilan kamu berhenti loh! Sungguh ketidakpastian yang membuat waswas kan? Makanya, harus diperhitungkan dengan baik.
Berikut beberapa pertimbangan yang harus kamu pikirkan jika kamu mau pakai dana darurat untuk bertahan hidup
1. Berapa kebutuhannya?
Berapa sih kekurangan biaya hidup yang harus kamu tanggung selama masa pandemi virus korona ini? Sudah kamu hitungkah?
Ayo, dihitung secara realistis. Berapa pengeluaranmu untuk kebutuhan hidup? Cobalah untuk membuat catatan pengeluaran lagi, karena pola arus kas sebelumnya sudah enggak relevan lagi. Banyak pos yang berubah kan? Pun banyak kebiasaan keuangan baru yang kita lakukan. Jangan sampai nih, kamu memutuskan untuk pakai dana darurat, tetapi sebenarnya masih ada pos pengeluaran lain yang belum dihemat.
Jadi, coba hitung lagi pengeluaran kamu, dan bandingkan dengan penghasilan yang mungkin masih ada. Dari situ akan terlihat, berapa banyak kebutuhanmu.
2. Cairkan sesuai kebutuhan
Biasanya, kita menaruh dana darurat di beberapa instrumen sekaligus, mulai dari tabungan biasa, tabungan berjangka, Reksa Dana Pasar Uang, logam mulia, dan lain sebagainya. Enggak perlu semua langsung dicairkan dong ya?
Kalau kamu sudah melakukan perhitungan kekurangan biaya hidup seperti di poin 1, mestinya kamu pun sudah bisa membayangkan seberapa banyak kamu harus pakai dana darurat itu. Lalu, cek besaran dana darurat yang ada di instrumennya, mana nih yang jumlah nominalnya mendekati?
Kamu juga perlu memperhitungkan kecepatan pencairannya ya. Untuk Reksa Dana Pasar Uang, mungkin bisa butuh beberapa hari. Begitu juga dengan logam mulia–emas misalnya, kamu akan butuh waktu untuk menjualnya. Kalau tabungan biasa dan tabungan berjangka mungkin enggak perlu waktu terlalu lama.
Namun, untuk tabungan berjangka dan deposito, kamu kan harus menanggung penalti jika dicairkan sebelum jatuh tempo. Nah, ini juga harus kamu perhitungkan ya, ketika hendak pakai dana darurat.
3. Gunakan dengan bijak
Keep in mind ya, bahwa kalau kamu pakai dana darurat, ini berarti kamu sedang menggunakan dana cadangan hidup kamu. Bukan uang kaget, uang yang tiba-tiba jatuh dari langit. Bukan uang yang bisa dihambur-hamburkan begitu saja.
Jadi, pergunakanlah dengan bijak. Kalau perlu buatlah anggaran pemakaian dana darurat ini, supaya tepat sasaran.
4. Catat pemakaiannya
Begitu pakai dana darurat, buatlah juga catatannya. Berapa banyak yang kamu pakai, dan berapa yang sudah dikeluarkan.
Dengan cara ini, kamu akan bisa mengevaluasi kembali nantinya saat kondisi sudah lebih baik. Untuk apa dievaluasi kembali? Nah, ini penjelasannya ada di poin selanjutnya.
5. Buat komitmen untuk mengganti
Ya, untuk menggantinya. Dana darurat ini memang bisa menjadi penolong di masa sulit, tetapi setelah pakai dana darurat ya harus diganti. Ke depannya kan hidup kita juga masih panjang. Siapa yang akan jamin semua akan lurus-lurus saja? Bisa saja masa sulit akan datang lagi kan, meski bentuknya lain.
Jadi, memang, untuk pakai dana darurat, kamu harus bijak dan setelah itu, buatlah komitmen untuk menggantinya ketika kondisinya sudah membaik nanti.
Bagaimana caranya? Kita akan bahas di artikel terpisah, supaya enggak terlalu panjang ya.
Nah, semoga dengan sedikit tip di atas, kamu bisa bijak ketika harus pakai dana darurat untuk bertahan hidup di masa sulit ini.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Hal tentang Alokasi Arus Kas di Masa Karantina Mandiri
Apa kabar kamu yang masih karantina mandiri? Semoga masih survive lahir batin sampai hari ini. Salah satu hal keuangan yang harus kamu sesuaikan selama masa karantina mandiri (yang sudah diperpanjang) ini adalah alokasi arus kas kamu.
Bisa ngebayangin nggak sih, sudahlah badan kurang sehat, eh … keuangan ternyata juga enggak mendukung.
QM Financial sudah beberapa kali membuat artikel dan juga sharing di media sosial mengenai betapa pentingnya mengatur keuangan dan terutama soal alokasi arus kas ini. Salah satu tujuan terbesarnya adalah agar keuangan bisa menjadi pendukungmu untuk keep going and surviving, alih-alih menjadi bakal masalah yang bikin tambah runyam.
Itu harapannya.
So, sekarang rutinitas hidup kita berubah. Yang tadinya berangkat ke kantor untuk bekerja, sekarang harus kerja dari rumah. Yang sekolah, juga harus menjalani pendidikan secara online. Begitu juga beribadah, kita beribadah sendiri-sendiri di rumah.
Yes, semua berubah. Tak pelak, kita pun harus menyusun lagi kebiasaan-kebiasaan kita, termasuk dalam hal keuangan. Apa saja yang berubah dan harus diubah, dalam arti disesuaikan?
5 Hal Alokasi Arus Kas yang Harus Disesuaikan di Masa Karantina Mandiri
1. Cicilan utang
Apa kabar cicilan utangmu? Masih berapa lagi tagihannya?
Alokasi arus kas yang paling penting memang ada di pos cicilan utang. Jadi, kalau kamu mau mengatur ulang, di pos ini kamu bisa memulainya. Kalau kamu kewalahan lantaran bisnis atau pekerjaanmu terimbas oleh pandemi ini, kamu bisa mengajukan keringanan pada pihak pemberi pinjaman.
Pemerintah sendiri menjanjikan kelonggaran pelunasan kredit hingga satu tahun bagi para pekerja informal. Bagaimana dengan kita, orang kantoran, yang bergaji UMR, bukan pekerja informal tapi gaji juga nggak gede-gede amat? Selamat! Kita sudah dianggap mampu untuk mengatur keuangan kita sendiri, tanpa harus dibantu oleh pemerintah. Jadi, coba cari jalan untuk bisa mengulur waktu.
Toh, dengan kondisi seperti ini, pihak pemberi pinjaman kemungkinan besar juga akan memahami. Semua orang terimbas kan? Jadi, tak ada salahnya meminta keringanan jika memang kamu kewalahan.
2. Efisiensi belanja
Salah satu opsi mengubah alokasi arus kas yang bisa kamu lakukan adalah menurunkan standar kualitas hidup untuk sementara waktu. Kalau tadinya apa-apa harus merek super, sekarang bolehlah diturunkan sedikit. Misalnya, beras juga enggak harus grade A, grade B pun masih enak kok dimakan. Harganya lebih bersahabat. Bisa dipakai untuk tambahan lauk yang bergizi.
Selain itu, coba efisien dan efektifkan waktu belanja. Cukup belanja sekali seminggu, tanpa mesti menimbun. Bagi-bagilah dengan sesama yang lain. Mereka juga punya kebutuhan yang sama. Buatlah daftar kebutuhan, and stick to it! Segera pulang setelah selesai belanja.
Seminggu kemudian, kita bisa keluar dan belanja lagi. Cukupkan perbekalan hasil belanja kali ini untuk seminggu.
Bisa kan? Bisa dong.
3. Sosial
Alokasi arus kas untuk pengeluaran sosial juga bisa berubah. Tanpa menghilangkannya sama sekali, kita bisa mengalihkannya ke bentuk solidaritas pada sesama yang membutuhkan. Apalagi jika kamu memang punya lebih.
Seperti tempo hari, ada gerakan untuk membelikan makanan untuk para driver ojol. Nominalnya mungkin kecil, tapi efeknya bagi mereka yang butuh pasti sangat besar.
Kamu juga bisa ikut merawat tetangga kiri kanan, atau saudara, yang sudah lanjut usia. Kalau mau ke supermarket, sekalian deh tanya, mereka butuh apa? Sekalian dibelanjain.
Pengeluaran sosial justru tidak boleh dikurangi di masa sulit seperti ini. Percaya deh, kalau kita punya solidaritas tinggi terhadap sesama, pasti nanti suatu saat kebaikan itu akan kembali juga pada kita.
4. Cek investasi
Apa kabar investasimu? Apakah kamu sedang menekuri nasib lantaran investasi sahammu bergerak ke arah yang kurang menyenangkan?
Tenang. Jangan terburu-buru untuk panik dulu. Ingatlah untuk selalu balik lagi ke #TujuanLoApa, dan rencana semula. Kamu investasi untuk apa? Berapa lama? Lakukan analisis, apakah dengan jangka waktu sekian itu, investasimu masih aman? Jika memang waktunya masih panjang, kamu enggak perlu panik. Sejarahnya, grafik investasi memang selalu berfluktuasi, sehingga nanti akan bounce back juga pada waktunya.
Namun, jika sekarang kamu butuh dananya, maka boleh saja kamu pertimbangkan untuk dicairkan. Perhitungkan untung ruginya dengan saksama ya.
5. Lifestyle
Kalau dalam alokasi arus kas biasanya, kamu bisa “menghabiskan” 20% dari gaji untuk pos lifestyle. Nah, sekarang kamu perlu cermati kembali. Bisakah dihemat lagi? Mungkin mereknya yang harus diganti dari grade A menjadi grade B? Atau bahkan bisa ditunda saja?
Toh, kamu akan lebih banyak melewatkan waktumu di rumah kan? Pos buat nongkrong di kafe mungkin bisa kamu alihkan untuk menambah kuota internet untuk memperlancar kerjaan.
Cek lagi ya, di setiap posnya.
Hidup memang lagi berubah. Alokasi arus kas juga akan berubah, menyesuaikan kondisi. Namun, kita pasti bisa mengatasinya. Intinya: catat ulang semua pengeluaranmu, sehingga kamu akan menemukan polanya lagi.
Semangat ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
9 Jenis Pengeluaran Tahunan Keluarga
Selain pengeluaran bulanan rutin, keluarga juga biasanya membutuhkan banyak hal yang harus dipenuhi secara tahunan. Karena itu, adalah penting bagi kita untuk juga membuat anggaran untuk pengeluaran tahunan ini.
Kadang, lupa aja soalnya. Dipikir sudah rapi anggaran keuangan bulanannya, tapi eh, pas jatuh tempo salah satu pos pengeluaran tahunan ternyata jumlahnya lumayan juga. Kaget sendiri.
Kayak pengalaman salah seorang teman. Anaknya sudah mulai masuk kuliah tahun kemarin, sekitar September. Tentunya, sudah mengeluarkan biaya besar untuk membayar tetek-bengek, termasuk SPP semester satu. Karena terbiasa membayar SPP bulanan di SD, SMP, dan SMA, beliau lupa kalau kuliah dibayar per semester. Saat semester ganjil berganti semester genap, kelabakan deh. Kaget dengan jumlahnya. Lupa, kalau harus membayar SPP semesteran.
Nah, jadi, apa saja pengeluaran tahunan yang biasanya menjadi kebutuhan keluarga? Yuk, lihat satu per satu. Kamu boleh menambahi juga, kalau ada yang lain di kolom komen nanti ya.
9 Jenis Pengeluaran Tahunan yang Harus Dipersiapkan
1. Bayar kontrakan
Buat kamu yang masih mengontrak rumah, ada yang harus bayar kontrakan secara tahunan. Ada juga yang per dua tahunan, bulanan juga ada.
Jadi,kalau kamu termasuk mereka yang harus bayar setahun sekali, jangan lupa nih dianggarkan sebagai pengeluaran tahunan ya. Lumayan juga nih, kalau sampai lupa nganggarin pos pengeluaran yang satu ini.
2. Kurban
Berkurban menjadi sunah bagi umat muslim saat Iduladha. Enggak wajib, tapi kalau kamu mampu, mengapa enggak kurban?
Nah, ayo, niatkan untuk bisa berkurban setiap tahun. Caranya ya dianggarkan dalam pengeluaran tahunan. Mulailah untuk menabung dalam satu tahun, sehingga berkurban tak lagi menjadi berat. So, selepas Iduladha tahun ini, kamu sebaiknya segera buat rencana dan menabung untuk bisa berkurban di Iduladha yang akan datang.
Coba simak beberapa tip merencanakan kurban dari QM Financial ini ya. Sudah cukup lengkap ditulis.
3. THR untuk para pekerja di rumah
Selain kita sendiri yang menerima tunjangan hari raya, alias THR, kalau di rumah ada pekerja rumah tangga–mulai dari ART, babysitter, tukang kebun, sopir, dan sebagainya–jangan lupa juga untuk membayarkan THR pada mereka.
Besarnya tentu saja tergantung kesepakatan kita dengan mereka. Biasanya sih ya minimal satu kali gaji pokok. Ingat lo, pemberi kerja yang tidak memberikan hak THR pada pekerjanya bisa diancam hukuman penjara dan denda lo!
Lagi pula, senang kan, berbagi kebahagiaan dengan orang-orang yang sudah membantu kita sehari-hari itu? Jadi, siapkan dalam anggaran pengeluaran tahunan ya.
4. Kebutuhan hari raya
Selain THR, ada juga kebutuhan hari raya yang bakalan bikin pengeluaran tahunan jadi lebih banyak.
Buat yang muslim, biasanya sudah dimulai di bulan puasa, dan kemudian lanjut ke Lebaran. Untuk yang nasrani, biasanya anggaran akan lebih banyak di akhir tahun. Natalan.
Meski sudah berusaha mengendalikan pengeluaran, tapi ya tetep saja harus siap dengan dana ekstra. Karena, ya, memang kebutuhannya jadi lebih banyak. Apalagi kalau merencanakan untuk mudik.
5. Pajak-pajak
Kemarin baru saja menerima tagihan Pajak Bumi dan Bangunan, dan ternyata tahun ini ada kenaikan. Konon, NJOP disesuaikan, semakin mendekati harga riil tanah bangunan yang kita tempati.
Untungnya, sudah sempat mendengar rumor sejak akhir tahun lalu, jadi bisa siap-siap deh. Masih September sih jatuh temponya, jadi masih bisa menabung dulu beberapa bulan.
Kalau enggak siap ya shock juga. Apalagi buat yang rumahnya di pinggir jalan. Katanya kenaikannya bisa sampai 4 kali lipat.
Juga pajak kendaraan. Jangan lupa dibayar setahun sekali ya. Harus jadi wajib pajak yang taat sebagai warga negara yang baik.
Jadi, pajak-pajak ini harus diperhitungkan dalam pengeluaran tahunan juga. Jangan sampai lupa.
6. Premi asuransi
Premi asuransi jiwa biasanya juga ditagihkan setahun sekali. Jadi, jangan lupa juga untuk memasukkannya ke dalam anggaran pengeluaran tahunan.
Asuransi ini penting lo, jadi jangan sampai alpa untuk bayar.
7. Keperluan tahun ajaran baru
Nanti di bulan Juni-Juli juga jangan lupa untuk menyiapkan anggaran untuk kebutuhan sekolah. Jangan sampai kaget sendiri melihat berbagai keperluan yang harus diurus.
Tahun kemarin, saya sendiri juga cukup kaget. Baru sadar kalau butuh seragam sekolah baru. Geli juga sih, karena seragam lama itu saya beli saat anak baru masuk kelas 1. Dan, sekarang anaknya sudah kelas 5 SD. Kasihan banget lihat roknya sudah cukup mini. Yaiyalah, lupa kalau anak itu tambah gede. Akhirnya langsung beli 4 setelan seragam. Habisnya ya lumayan juga ya.
Juga iuran tahunan sekolah, jika ada, jangan sampai lupa dimasukkan dalam anggaran pengeluaran tahunan ya.
8. Membership
Membership gym atau apa pun yang ditagihkan setiap tahun, juga harus masuk ke dalam list pengeluaran tahunan.
Sebelumnya, coba dicek lagi. Apakah kita masih bisa aktif menjadi anggota? Jangan sampai anggaran membership ini malah jadi pengeluaran yang mubazir ya.
9. Liburan
Liburan itu harus dianggarkan. Saya sendiri punya agenda liburan setahun sekali bareng keluarga. Memang sengaja, hanya setahun sekali. Biar bisa sampai puas, dan nabungnya juga cukup.
Makanya, agenda ini juga masuk ke dalam anggaran pengeluaran tahunan. Jadi, enggak ada liburan pakai utang. Malahan kadang, pulang masih nyisa. Lumayan, buat agenda liburan berikutnya.
Nah, bagaimana dengan kamu? Punya daftar pengeluaran tahunan yang belum disebutkan di atas? Boleh lo, kalau mau share di kolom komen. Ditunggu ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Mengatur Gaji UMR 2020 Supaya Cukup Sebulan? Bisa!
Berdasarkan surat edaran Menteri Ketenagakerjaan bernomor B-M/308/HI.01.00/2019, di bulan November 2019 yang lalu, para gubernur di 34 Provinsi di Indonesia secara serentak mengumumkan kenaikan gaji UMR di wilayah masing-masing. Apa kabar gaji UMR Jakarta nih?
Kenaikan gaji UMR ini berdasarkan pada laju inflasi nasional yang mencapai 3,39% dan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,12%. Dengan demikian, diputuskan ada kenaikan gaji UMR 2020 bagi pekerja di Indonesia sebesar 8,51%.
Kalau menurut hitungan, berarti seharusnya sih di tahun 2020 ini, gaji UMR Jakarta itu sebesar Rp4.267.349.
Apakah ini kabar gembira untukmu?
Bisa jadi, tapi harus kamu ingat. Bahwa kenaikan gaji UMR secara nasional ini diputuskan atas dasar inflasi. Sehingga enggak cuma gaji kamu saja yang naik, barang-barang kebutuhan pokok juga akan naik. Belum lagi uang sekolah, harga rumah, dan lain sebagainya.
Sudah harus mengelap keringat di dahi sekarang? Well, no worries. Gaji besar ataupun kecil sebenarnya enggak masalah, yang penting bagaimana kita bisa mengaturnya dengan bijak. Termasuk jika sekarang kamu menerima gaji UMR Jakarta.
Punya gaji UMR terus merasa paling menderita, sengsara, nelangsa? No, no. Enggak. Bahkan dengan gaji UMR pun, kamu seharusnya masih bisa menabung dan investasi kok.
Bagaimana caranya?
5 Langkah Mengatur Gaji UMR
1. Pisahkan dalam 5 pos pengeluaran
Di QM Financial, kami memisahkan pos-pos pengeluaran dalam 5 jenis, yaitu:
- Cicilan dan utang, hanya boleh maksimal 30% dari penghasilanmu. Jadi–kalau mau pakai UMR Jakarta sebesar Rp4.267.349, maka maksimal kamu hanya mampu mempunyai cicilan sebesar Rp1.280.204,7. Jangan lebih ya, ini adalah besarnya maksimal cicilan semua utang: kartu kredit, cicilan gawai, panci, sampai KPR sekalipun.
- Tabungan dan investasi, sebesar 10 – 30% dari penghasilan bulanan. So, untuk gaji UMR Jakarta, seharusnya sih kamu bisa menyisihkan minimal Rp426.734,9. Bulatkan ke Rp500.000 deh. Bisa kan? Bisa dong. Pilihlah instrumen tabungan dan investasi yang sesuai dengan profil risikomu. Kalau masih pemula, kamu bisa simpan di deposito atau di Reksa Dana Pasar Uang, yang lebih minim risiko.
- Pengeluaran sosial, seperti zakat, donasi, dan sebagainya. Besarnya tergantung pada aturan masing-masing. Ada zakat yang 2,5%, ada persepuluhan untuk yang beragama Nasrani.
- Pengeluaran rutin, untuk berbagai keperluan sehari-hari seperti token listrik, pulsa, makan, transportasi, dan sebagainya. Sebagai karyawan, kamu perlu waspada terhadap pengeluaran transportasi. Coba baca artikel mengenai tip hemat pengeluaran transportasi di web ini ya. Siapa tahu kamu bisa mendapatkan pencerahan. Besarnya pengeluaran rutin ini maksimal banget adalah 40% dari penghasilanmu. Jadi, dengan gaji UMR Jakarta 2020, anggaran seharusnya sih enggak lebih dari Rp1.706.939,6. Yes, kamu harus benar-benar berhemat di pos ini ya. Hiduplah sewajarnya. Pasti bisa kok!
- Pengeluaran lifestyle, tempat segala dosa keuangan bisa ditemukan. Boleh kok kalau kamu pengin nongki-nongki di weekend bareng teman-temanmu. Kan, harus piknik ya, biar enggak stres? Tapi, bujetmu jangan sampai melebihi 20% dari penghasilanmu, yaitu sebesar Rp853.469,8 untuk gaji UMR Jakarta. Ini udah maksimal banget ya!
Jadi, sudah berapa banyak uangmu yang masuk ke pos-pos? Nggak bersisa ya? Enggak apa-apa, sembari jalan kamu bisa berhemat lagi di sana-sini. Sesuaikan saja dengan kondisi.
Semangat ya!
2. Investasi dan menabung di awal
Agar kamu tetap bisa menabung meski kamu hanya punya gaji UMR saja, maka menabunglah di depan. Jangan tunggu sisa uang, karena bakalan susah deh nyisain uang. Apalagi hidup di Jakarta. Bener nggak nih?
Jadi, enggak ada alasan, “Gajiku kecil, buat kebutuhan hidup aja kurang. Mana bisa investasi?” Bisa kok, bisa.
Kamu tahu enggak, beli reksa dana sekarang bisa dengan Rp100.000 saja. Bahkan ada juga kok yang lebih murah lagi. Hanya saja, kamu memang perlu lebih smart dalam memilih ya. Sekali lagi, sesuaikan dengan profil risikomu.
3. Buat dana darurat
Jangan lupa untuk membuat dana darurat. Nah, agar tabunganmu bisa konsisten, kamu memang perlu memberinya judul. Kalau kamu menabung tanpa “judul”, maka motivasimu mungkin akan kurang maksimal.
Jadi, ingat selalu #TujuanLoApa.
Untuk yang pertama, kamu perlu membuat dana darurat dulu dengan tabunganmu. Untuk kamu yang masih lajang, besarnya adalah 4 x pengeluaran bulanan. Nah, kamu bisa membaca trik mengumpulkan dana darurat di artikel ini.
4. Punya rekening tambahan
Untuk mempermudah dalam pengelolaan keuangan pribadi dengan gaji UMR ini, kamu harus punya metode. Ada beberapa cara yang bisa kamu pakai sih, tergantung kamu nyamannya yang mana.
Bisa pakai amplop-amplop, bisa juga kamu membuat rekening tambahan khusus selain rekening tempat kamu biasa menerima gaji. Rekening tambahan ini bisa kamu fungsikan sebagai rekening tabungan, atau malahan sebagai rekening khusus belanja.
Jadi, setiap kali hendak belanja, kamu transfer ke rekening tambahan. Begitu uang di situ sudah habis, maka setop belanja sampai tiba gajian berikutnya.
5. Seminggu sekali aja ke ATM
Nah, ini sih trik langsung dari Ligwina Hananto, lead trainer QM Financial. Kalau mau pengin lebih bisa mengendalikan keuanganmu, ke ATMlah seminggu sekali saja. Ambil uang sesuai bujet, lalu hiduplah dengan uang itu sampai tiba waktunya ke ATM lagi minggu depan.
Bisa? Bisalah. Asalkan kamu sudah membuat bujet bulanan juga ya, sebagai patokan.
Nah, ternyata simpel kan, mengatur gaji UMR ini? Apalagi gaji UMR Jakarta, bisa bangetlah diatur.
Selanjutnya, mungkin kamu bisa mempertimbangkan untuk menambah penghasilan.
Semangat ya, untuk tahun 2020!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Bulan Ramadan, Begini 4 Langkah Membuat Anggaran yang Bijak
Tidak terasa, sebentar lagi kita memasuki bulan Ramadan. Dan di bulan yang suci inilah umat muslim di seluruh dunia bersama-sama menjalankan ibadah puasa.
Dari sisi rohani, pastilah kita sudah mempersiapkan diri dengan baik. Nah, dari sisi keuangan, ternyata juga butuh persiapan yang baik.
Sebenarnya anggaran yang perlu kita siapkan untuk menjalani bulan Ramadan ini tidaklah terlalu rumit. Tapi yang pasti, supaya keuangan tetap sehat, ada beberapa pengeluaran yang harus dijaga.
Yang pertama adalah biaya untuk makan. Kebiasaan yang kita lakukan di bulan Ramadan adalah, walaupun makan hanya tinggal dua kali saja dalam sehari, kita tetap membeli banyak makanan untuk persiapan berbuka. puasa. Bahkan kalau terlalu lapar mata, kita akhirnya membeli porsi dan variasi makanan yang jauh lebih banyak dari yang bisa kita makan saat berbuka.
Kebiasaan berikutnya yang sering dilakukan di bulan Ramadan adalah berbuka dengan teman-teman di luar. Hal ini tentu saja bisa membuat pengeluaran kita membengkak jika kita makan malam atau berbuka di luar lebih sering dari biasanya. Makanan-makanan sederhana yang bisa jadi hidangan berbuka mendadak harus digantikan dengan makanan ala-ala resto yang harganya berkali-kali lipat. Bisa masak sendiri di rumah, akhirnya harus ikutan antre dimasakin sama chef.
Hmmm, pantas saja kan, pengeluaran di bulan Ramadan bisa beberapa kali lipat dari pengeluaran biasanya.
Lalu gimana nih? Supaya pengeluaran makan tidak membengkak pada bulan Ramadan, mari dianggarkan pengeluaran makan per minggu, atau lebih baik lagi per hari. Dengan membuat anggaran ini, maka kita punya ‘rem’ ketika mau berbelanja.
Bagaimana caranya? Ikuti beberapa langkah berikut.
4 langkah membuat anggaran selama bulan Ramadan
1. Membuat catatan
Yang pertama bisa dilakukan adalah mencatat kebutuhan mingguan atau sebulan penuh untuk pos pengeluaran makanan dan minuman.
Misal, yang biasanya makan tiga kali sehari sebesar Rp100.000 (untuk sekali makan), maka selama puasa di bulan Ramadan, anggaran makan kita menjadi dua kali sehari masing-masing sebesar Rp100.000. Sehingga selama seminggu, pengeluaran makan dan minum seharusnya “hanya” sebesar Rp200.000 x 7 hari = Rp1.400.000.
Nah, sudah dibuat anggaran bulan Ramadan, maka selanjutnya yang harus kita lakukan adalah disiplin. Sebisa mungkin, kalau makan jangan melebihi yang sudah dianggarkan.
2. Buat rencana menu
Kalau bisa masak sendiri sih, seharusnya hal ini akan lebih mudah. Buat rencana menu yang cukup dengan anggaran kebutuhan makanan dan minuman yang sudah dicatat selama bulan Ramadan. Menu makanan dan minuman haruslah disesuaikan dengan dana anggaran poin di atas.
Kalau memang mesti beli, ya kita bisa kok beli makanan yang sewajarnya saja. Nggak usah dilebih-lebihkan. Juga nggak perlu selalu ke resto mahal kan? ;) Ke warung sebelah juga sudah cukup.
3. Mengelola sisa
Menu berbuka puasa masih tersisa? Tersisa tanpa terencana, berbeda dengan beli makanan banyak berlebihan, hingga masih tersisa ya.
Nah, agar lebih hemat di bulan Ramadan, gunakan menu berbuka sebagai bahan makanan saat sahur. Kita bisa olah kembali, jadi menu baru. Misalnya saja, menu berbuka puasanya adalah ayam bakar. Kalau masih ada sisa dapat dipergunakan sebagai pelengkap nasi goreng untuk sahur. Tinggal disuwir-suwir saja, misalnya.
4. Bijak mengelola pos pengeluaran
Terus, gimana dong, kalau ajakan buka bersama di bulan Ramadan juga membanjir? Masa ditolak terus? Kan nggak enak juga lama-lama. Karena buka bersama juga jadi ajang silaturahmi kan?
Bener banget. Kita nggak harus selalu menolak ajakan buka bersama kok. Hanya saja, coba dipilih dan diprioritaskan. Nggak harus semua diiyakan juga kan? So, kita harus bijak dalam hal ini.
Begitu juga dengan kebutuhan hari raya. Padahal salah satu trik belanja hemat kan juga dengan memanfaatkan banyaknya penawaran diskon dari pusat perbelanjaan? Di bulan Ramadan, pasti banyak sale–apalagi menjelang Idulfitri nanti. Semua gerai dan toko pasti menawarkan harga diskon.
Nah, agar anggaran di bulan Ramadan yang sudah kita tetapkan tadi tidak terganggu, maka untuk pengeluaran yang satu ini kita bisa ambil dari alokasi pengeluaran pribadi yang besarnya maksimal 20% dari penghasilan bulanan. Jadi, aman kan?
Nah, bagaimana? Mudah bukan untuk membuat anggaran saat bulan Ramadan? Ikutan kelas finansial online yuk, supaya kamu lebih terampil mengatur keuangan pribadimu. Cek kelas-kelas yang tersedia, dan jangan lupa untuk follow akun Instagram QM Financial juga ya!