Mengapa Dana Kesehatan Lebih Penting dari yang Kamu Kira
Pernah enggak kamu sakit dan dirawat di rumah sakit? Coba cek, berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan kalau harus dirawat di rumah sakit? Banyak kan? Apalagi kalau perlu tindakan-tindakan medis tertentu, atau harus pakai ICU, atau dokter spesialis. Karena itu dana kesehatan itu enggak kecil.
Makanya enggak heran, banyak orang yang mendadak miskin ketika ada anggota keluarga—atau dirinya sendiri—harus sakit dan perlu dirawat. Ada yang harus jual rumah, jual sawah, mobil, dan aset lainnya untuk menutup biaya rumah sakit ini. Sedihnya lagi, ada yang sampai utang ke pinjol untuk bayar ongkos rumah sakit.
Yah, namanya sakit, kapan datangnya kita enggak pernah tahu. Memangnya ada orang yang mau sakit? Kita juga enggak bisa menghindarinya kan? Mencegah bisa, tapi kalau sudah datang, ya mau enggak mau, kita hanya bisa berobat.
Table of Contents
Dana Kesehatan Kenapa Harus Ada?
Namanya musibah. Kapan saja bisa tiba-tiba datang. Kalau datang, enggak pakai izin dulu. Kita hanya bisa punya pilihan untuk mempersiapkan diri sebelum musibah datang. Inilah pentingnya dana kesehatan.
Tapi kan, sudah ada asuransi kesehatan? Sudah ada BPJS Kesehatan? Apakah masih perlu punya dana kesehatan lagi?
Ya, meskipun sudah memiliki asuransi kesehatan, menyiapkan dana kesehatan khusus tetap penting. Berikut alasan-alasannya.
1. Asuransi Memiliki Cakupan Terbatas
Asuransi kesehatan itu punya batasan. Seperti batasan plafon, jenis perawatan yang di-cover, dan berbagai kebijakan lain. Nah, kalau ternyata kita butuh, terus gimana dong?
Ya, di sinilah dana kesehatan tambahan menjadi penting untuk dipakai menutup biaya-biaya yang enggak tercover oleh asuransi tersebut. Dengan begitu, kita enggak perlu ganggu tabungan, atau harus nyairin investasi, bahkan sampai utang.
Baca juga: Cara Perencanaan Keuangan untuk Perawatan Kesehatan Rutin Keluarga
2. Mengantisipasi Pengeluaran Saat Klaim Ditolak atau Dibatasi
Ya namanya asuransi, ada peluang klaim ditolak. Atau bisa juga dibatasi, karena klaim memang ada syarat dan ketentuannya. Seperti misalnya ada kondisi pre-existing atau ketentuan lainnya.
Kalau ditolak, ya mau enggak mau, kita harus mengeluarkan biaya sendiri. Kalau dana kesehatan sudah siap, pastinya enggak bikin kita kelabakan. Enggak harus mencairkan investasi, enggak harus utang juga.
3. Menutupi Biaya Self-Payment atau Co-Payment
Kadang juga ada asuransi kesehatan tertentu yang menerapkan sistem self-payment atau co-payment, yang membuat sebagian biaya perawatan harus ditanggung sendiri oleh pemegang polis. Artinya, meskipun asuransi menanggung sebagian besar biaya, masih ada porsi pengeluaran yang perlu dibayar mandiri. Ya uang dari mana kalau bukan dari dana kesehatan kan?
So, memang kudu ada cadangan untuk menutupi pengeluaran tersebut, sehingga perawatan bisa dijalani tanpa tekanan finansial tambahan. Dengan dana tambahan ini, biaya yang tidak di-cover oleh asuransi dapat ditangani tanpa mengganggu anggaran atau tabungan lain.
4. Menghadapi Masa Tunggu Asuransi
Pada banyak produk asuransi kesehatan, terdapat masa tunggu sebelum manfaat perlindungan dapat digunakan, terutama untuk penyakit tertentu atau kondisi pre-existing yang memerlukan waktu sebelum klaim bisa diajukan. Selama masa tunggu ini, jika ada kebutuhan medis yang mendesak, biaya pengobatan harus ditanggung sendiri.
Dengan memiliki dana kesehatan khusus, kebutuhan biaya selama masa tunggu ini dapat terpenuhi. Dana tambahan ini berperan penting untuk menjamin akses ke layanan kesehatan yang dibutuhkan, bahkan sebelum manfaat asuransi mulai aktif sepenuhnya.
5. Perlindungan untuk Anggota Keluarga yang Tidak Tercover
Yah, idealnya memang semua anggota keluarga harus tercover asuransi, kayak BPJS Kesehatan. Tapi, mungkin ada kondisi tertentu yang enggak memungkinkan. Misalnya kayak orang tua belum sempa disertakan.
Dalam situasi ini, biaya perawatan ya kudu ditanggung secara mandiri. So, dana ini memberikan jaminan ekstra agar kesehatan seluruh keluarga terjaga, meskipun mereka enggak tercakup dalam perlindungan asuransi formal.
6. Mengurangi Beban Biaya Lain Saat Sakit
Ketika sakit, selain biaya medis, sering muncul pengeluaran tambahan yang tak terduga, seperti transportasi untuk berobat, biaya hidup ekstra selama pemulihan, tambahan nutrisi yang bergizi, hingga hilangnya penghasilan kalau enggak bisa kerja.
Pengeluaran-pengeluaran ini bisa membebani kondisi finansial, terutama jika berlangsung dalam jangka waktu lama. Dengan adanya dana kesehatan khusus, beban biaya tambahan ini dapat ditanggulangi tanpa harus menguras tabungan atau aset lain.
Dana ini berperan sebagai penyangga finansial yang membantu menjaga kestabilan ekonomi keluarga selama masa sakit, sehingga pemulihan dapat berlangsung dengan lebih tenang tanpa tekanan biaya tambahan.
Baca juga: Trik Memilih Asuransi Kesehatan Terbaik
Dana kesehatan dalam financial planning dapat dianggap sebagai “self-insure,” yaitu perlindungan mandiri untuk diri sendiri dan keluarga. Menyiapkannya secara bertahap dengan mengalokasikan sebagian investasi rutin sangat penting. Tujuan seperti dana liburan atau rumah idaman memang lebih seru, tetapi mikirin dana kesehatan juga penting, karena mampu memberikan ketenangan sekaligus menjaga stabilitas finansial.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Begini Cara Kerja Asuransi yang Perlu Dipahami
Asuransi adalah salah satu produk keuangan yang sebaiknya dimiliki oleh tiap individu. Karena dengan asuransi, secara langsung kita sudah melakukan mitigasi risiko untuk kemungkinan terburuk yang akan terjadi dalam hidup. Tentunya sebelum membeli, kamu perlu memahami cara kerja asuransi tersebut.
Citra produk keuangan yang satu ini selama beberapa tahun terakhir agak buruk di mata publik sebagai imbas atas kasus penyelewengan dana. Contoh kasus asuransi terbesar yang pernah terjadi dan masih akan terus diingat, ada tuh yang dengan total kerugian negara Rp27 triliun, lalu ada juga yang menelan kerugian hingga Rp15 triliun. Jangan ditanya betapa pilu para nasabahnya yang harus merelakan uang mereka—yang ditabung bertahun-tahun—hilang karena tindak korupsi.
Terlepas dari berbagai kasus asuransi yang terjadi, kita tidak boleh menutup mata bahwa produk keuangan ini penting untuk dimiliki. Apalagi kamu sudah rutin berinvestasi, maka sebaiknya asuransi pun disediakan.
Bagi yang masih maju-mundur untuk membeli produk asuransi, barangkali manfaat asuransi di bawah ini bisa dijadikan pertimbangan.
Yes, ini adalah bagian kedua dari seri artikel asuransi, setelah kemarin kita ngobrolin soal cara klaim asuransi.
Mengapa Perlu Membeli Produk Asuransi?
Kata kunci yang bisa menggambarkan produk asuransi adalah perlindungan. Yup, memiliki asuransi kamu bisa melindungi diri kamu dan keluarga dari risiko. Ibaratnya sedia payung sebelum hujan.
Sebagai contoh, salah satu anggota keluarga sakit dan membutuhkan biaya yang cukup besar untuk melakukan tindakan medis. Uang di tabungan tidak cukup menutupi total biaya, tapi ketika kamu memiliki asuransi maka ada beberapa item biaya yang dicover oleh perusahaan asuransi.
Contoh yang lebih konkrit adalah BPJS Kesehatan. Setiap bulan kamu membayar iuran yang disesuaikan dengan kelas dan kamu bisa menikmati layanan kesehatan di berbagai rumah sakit gratis. Kalaupun ada tambahan biaya, biasanya tidak terlalu besar.
Seperti itulah cara kerja asuransi memberikan perlindungan bagi kita. Tapi, yang jadi masalah banyak yang menganggap asuransi itu mahal dan tidak butuh. Padahal ada berbagai manfaat asuransi yang bisa menjaga kamu dari segi finansial, jiwa, kesehatan, pendidikan bahkan properti.
Dalam ilmu perencanaan keuangan, mengelola risiko itu wajib hukumnya. Dan asuransi adalah bagian dari manajemen risiko.
Coba kamu bayangkan jika tidak memiliki asuransi dan mengalami kondisi seperti di atas, maka kamu harus menanggung risiko keuangan. Di sini kestabilan keuangan kamu pun bisa terganggu bahkan kamu terancam mengalami kerugian.
Oleh karena itu, ada baiknya kamu pikirkan terlebih dulu produk asuransi apa yang kamu butuhkan saat ini, jangan sampai terlalu membeli banyak asuransi yang tidak perlu. Dan tak kalah penting pahami cara kerja asuransi agar terhindar dari penipuan yang dengan motif investasi.
Pahami Cara Kerja Asuransi Sebelum Membeli
Literasi keuangan di masyarakat kita masih rendah. Jadi, tidak mengherankan penipuan berkedok produk keuangan ini masih terus terjadi dari tahun ke tahun, bahkan bertumbuh subur.
Tak terkecuali dengan produk asuransi. Masih ingat dengan polemik asuransi unit link? Kasus ini bahkan dikawal sampai ke DPR. Dari kasus tersebut kita sama-sama belajar bahwa nasabah yang mengalami kerugian ternyata belum paham dengan cara kerja asuransi tersebut. Di sisi lain, agen asuransi pun penjelasannya kurang memadai sehingga terjadi miss-selling atau kesalahan menjual.
Agar kamu terhindar dari hal-hal yang merugikan, berikut cara kerja asuransi yang harus diketahui.
1. Pilih asuransi yang sesuai dengan kebutuhan
Untuk membeli produk asuransi, kamu bisa mendapatkannya melalui agen asuransi atau broker. Umumnya agen atau broker akan memberikan beberapa data seperti :
- Jenis asuransi (jiwa, motor, mobil, properti, kesehatan, perjalanan)
- Manfaaat yang akan diperoleh
- Biaya premi asuransi
- Cara proses pengajuan klaim
- Berapa besar dana yang akan didapat saat klaim
- Risiko kerugian yang mesti ditanggung
Nah, di cara kerja asuransi yang pertama ini sebaiknya pertimbangkan dengan matang, coba dituliskebutuhan kamu atau keluarga yang urgent apa? Setelah itu, cek ketersediaan dana yang kamu miliki, sanggup tidak membayar premi setiap bulan?
2. Pembuatan dan dilanjutkan tanda tangan polis asuransi
Apabila kamu tertarik dengan salah satu produk asuransi, maka cara kerja asuransi berikutnya adalah proses pembuatan dan tanda tangan polis.
Di bagian ini, bacalah polis dengan cermat. Tanyakan jika ada poin-poin yang tidak kamu mengerti terkait hak dan kewajiban. Pasalnya, miskomunikasi antara agen dan pembeli sering terjadi di bagian ini.
Nantinya pihak asuransi akan meminta data diri dan menjelaskan kembali apa saja manfaat, pengecualian hingga tata cara pengajuan klaim.
3. Bayar biaya premi asuransi setiap bulan
Polis telah selesai ditandatangani maka cara kerja asuransi selanjutnya adalah kamu harus membayar kewajiban premi setiap bulan. Adapun besaran biaya premi ditentukan oleh beberapa faktor seperti :
- Usia
- Manfaat asuransi yang akan diperoleh
- Lingkungan kerja
- Gaya hidup
- Besaran dana yang akan diberikan ketika mengajukan klaim
4. Pengajuan klaim dan proses pengembalian
Jika kamu rutin membayar premi per bulan dan membaca hak serta kewajiban di polis dengan teliti, semestinya proses pengajuan klaim bisa berjalan dengan lancar.
Umumnya cara kerja asuransi untuk proses klaim, pihak asuransi akan melakukan pengecekan atas kejadian yang dialami oleh nasabah. Proses pemeriksaan ini akan dilakukan setelah seluruh syarat administrasi dilengkapi. Lalu, pihak asuransi akan melakukan verifikasi ke kerabat, rumah sakit dan instansi terkait. Jika kejadian yang dialami nasabah itu valid dan tidak ada unsur penipuan, maka dana klaim akan segera dicairkan.
Sekali lagi, produk asuransi tujuannya untuk melindungi namun perlu diperhatikan apa saja kebutuhan kamu dan kemampuan. Dan pahami secara cermat poin-poin cara kerja asuransi di atas agar terhindar dari kerugian di kemudian hari.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Produk Asuransi yang Harus Dimiliki untuk Setiap Stage of Life
Mengelola risiko itu adalah bagian dari perencanaan keuangan lo! Kok bisa? Iya, karena rata-rata risiko yang bisa terjadi dalam hidup selalu ada kaitannya dengan keuangan. Karena itu, ada baiknya kita mengenal berbagai produk asuransi yang sesuai.
Nggak percaya?
Coba kita lihat. Misalnya sakit, maka akan muncul risiko keuangan di situ. Kita harus membayar biaya perawatan dan obat, belum lagi kalau ternyata harus opname. Jelas bakalan ada biaya rawat inap. Misalnya kena bencana alam, juga akan muncul risiko keuangan ketika rumah atau isinya ada yang rusak. Apa lagi ya? Banyak kan?
Terus, siapa yang mau mengalami kerugian besar karena munculnya risiko-risiko tersebut? Pastinya kita nggak mau kan ya, tabungan terkuras, aset habis, bahkan terjerat utang karena dipakai untuk mengatasi dampak risiko-risiko itu?
Nah, salah satu cara untuk meminimalkan efek terjadinya risiko adalah dengan memiliki produk asuransi yang sesuai dan memadai.
Namun, kita enggak harus punya semua produk asuransi kok untuk bisa meminimalkan dampak risiko yang terjadi. Faktanya, kita bisa punya asuransi sesuai tahapan hidup kita, karena saat kita menginjak stage of life yang berbeda, maka risikonya juga akan berbeda. Contoh yang paling jelas, risiko yang bisa terjadi pada lajang akan berbeda dengan dengan yang bisa terjadi pada yang sudah menikah. So, kebutuhan akan perlindungannya juga akan berbeda.
Untuk lebih jelasnya, ikuti penjabaran berikut ini.
Kebutuhan Asuransi di Setiap Tahapan Hidup
Baru bekerja dan masih lajang
Si lajang biasanya baru saja menyelesaikan pendidikan dan siap untuk bekerja untuk mendapatkan penghasilan pertama. Biasanya masih entry level, dan baru saja lepas dari tanggungan orang tua, baru first step untuk menjadi mandiri. Kisaran penghasilan mungkin masih sekitar UMR.
So, perlindungan pertama yang dibutuhkan oleh si lajang adalah produk asuransi kesehatan. Ini penting supaya kalau sakit, kita enggak harus mengambil tabungan atau mencairkan investasi hanya untuk membayar pengobatan dan perawatan.
Preminya biasanya masih cukup rendah, karena usia yang masih muda dan fisik yang masih fit membuat tertanggung ini menjadi lebih rendah risiko. Umumnya, kalau si lajang bekerja di sebuah perusahaan, maka secara otomatis akan diikutkan dalam BPJS Kesehatan. Sebenarnya ini sudah sangat cukup, mengingat coverage BPJS Kesehatan cukup luas. Namun, jika memang ada kondisi tertentu, boleh saja menambah asuransi kesehatan swasta.
Sudah berkeluarga
Kalau sudah menikah, maka kebutuhan perlindungannya bisa jadi berubah. Pastinya, harus memilih produk asuransi yang manfaatnya lebih luas.
Pertama, tentu saja, masih akan butuh asuransi kesehatan. Tapi, enggak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk seluruh keluarga: pasangan dan anak. Pastikan cakupan perlindungannya memadai. Paling basic memang punya BPJS Kesehatan. Tapi, jika ada kondisi lainnya, boleh saja menambah asuransi kesehatan swasta. Yang pasti, harus disesuaikan dengan kebutuhan.
Produk asuransi kedua yang harus dimiliki adalah asuransi jiwa, terutama bagi si pencari nafkah. Fungsinya, jika suatu kali si pencari nafkah tidak dapat mencari penghasilan lagi, maka asuransi akan dapat memberikan uang pertanggungan pada keluarga yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Karena itu, di sini fokusnya bukan lagi sekadar premi murah, tetapi apakah uang pertanggungannya memadai. Namun, tentu saja tetap harus memperhatikan kemampuan finansial kita sendiri.
Selain dua produk tersebut, ada baiknya melengkapi dengan beberapa asuransi yang berfungsi melindungi aset lain, sesuai kepemilikan. Misalnya asuransi mobil, asuransi rumah jika memang rumahnya ada di lokasi yang tinggi risiko, atau mungkin butuh juga asuransi perjalanan, jika memang sangat sering harus bepergian.
Masa pensiun
Sesudah pensiun apakah itu berarti kita bisa bebas dari risiko hidup? Enggak, justru ada risiko kesehatan yang semakin meningkat. Karena itu, penting bagi para pensiunan untuk tetap melanjutkan asuransi kesehatan yang sudah dimiliki sejak masih muda.
Jangan sampai terputus iurannya ya. Ada kemungkinan harga premi akan naik, tetapi pasti tidak akan sebanyak kalau kita baru punya asuransi saat usia sudah menjelang senja.
Nah, itu dia berbagai produk asuransi yang sebaiknya kita miliki seiring kita menapaki tahapan hidup, dari mulai masih lajang dan baru bekerja, sudah menikah dan punya anak, hingga nanti saatnya pensiun.
Bagaimana? Kamu sudah masuk ke tahapan hidup yang mana? Apakah kamu sudah punya produk asuransi yang sesuai, yang bisa memberimu perlindungan yang dibutuhkan? Jika belum, masih ada waktu untuk mulai mempertimbangkannya lo. Tak pernah ada kata terlambat untuk memproteksi diri kita sendiri dari segala macam risiko hidup yang bisa terjadi.
Yang pasti, punya asuransi itu harus sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, dan kondisi. Jangan lupa untuk mempelajari polis asuransi dengan cermat, agar kamu tahu semua hak dan kewajibanmu.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
3 Simple Steps Baca Polis Asuransi dan Memahaminya
Memang, membaca polis asuransi itu tidak semengasyikkan membaca novel, atau enggak seseru membaca update gosip artis. Bahkan polis asuransi itu penuh dengan istilah hukum, yang pasti terasa ribet bagi orang awam.
Namun, kalau kamu memang ingin mendapatkan manfaat asuransi secara maksimal, mau enggak mau kamu harus meluangkan waktu untuk baca polis asuransi dengan saksama. Apalagi jika ini adalah pertama kalinya kamu berurusan dengan polis asuransi, apa pun jenis asuransinya. Semacam mau beli mesin cuci, ya, kita harus tahu dulu cara pakainya gimana. Memasukkan bajunya gimana, takaran detergennya seberapa, airnya harus dialirkan dari mana, dan seterusnya. Pengoperasian yang sembarangan akan berakibat cepat rusaknya mesin cuci.
Demikian juga dengan asuransi. Salah paham, dan salah mengerti bisa berakibat kita tak bisa mendapatkan manfaatnya dengan maksimal. Ingat, bahwa setiap klausul yang ada dalam polis asuransi dibuat secara sepihak oleh perusahaan asuransi, sehingga kita wajib untuk membaca dan memahaminya agar manfaat perlindungan asuransi bisa didapatkan secara optimal.
Prinsip Asuransi
Sebelum mulai baca polis asuransi, ingat dulu beberapa hal berikut ini:
- Belilah perlindungan yang sesuai kebutuhan. Manfaat asuransi tidak akan optimal didapatkan jika coverage-nya tidak sesuai dengan kebutuhanmu.
- Manfaatkan cooling off period selama 7 – 14 hari sejak polis asuransi diterbitkan. Pelajari dengan saksama, dan jika ada yang membuatmu berubah pikiran, kamu masih bisa membatalkan pembelian polis asuransimu dalam masa tenggang ini.
- Setelah cooling off period selesai, selanjutnya kita harus bertanggung jawab terhadap keputusan yang sudah diambil.
Nah, berikut beberapa hal yang akan membantumu baca polis asuransi dengan lebih mudah, dan kemudian memahaminya.
Simple Steps Baca Polis Asuransi
1. Niat
Yah, kayaknya sih simpel, tapi nyatanya kalau enggak ada niat ya kita akan malas banget buat duduk dan baca polis asuransi dengan saksama. Pasalnya, kita akan selalu merasa nggak punya waktu; sibuk dengan pekerjaan, keluarga, ini dan itu.
Tapi ya, memang setiap hari kita sibuk, dan semua orang juga sama sibuknya. Jadi, seharusnya sih ini bukanlah merupakan alasan untuk enggak punya waktu untuk mempelajari polis asuransi. Ingat, jika nanti kita jadi memilikinya, manfaatnya kan juga kita sendiri yang akan mendapatkan. Jadikanlah hal ini menjadi kebutuhan penting, sehingga patut diprioritaskan.
2. Baca glosarium
Nah, kebanyakan menyepelekan bagian polis asuransi yang satu ini, padahal sebagai pemula dalam bidang asuransi, adalah penting bagi kita untuk memahami segala istilah yang bakalan sering disebut dalam polis tersebut.
Karena itu, jangan skip baca glosarium, apalagi jika ini pengalaman pertama kamu membeli polis asuransi. Jika kamu sudah paham arti istilah-istilahnya, kamu akan lebih cepat paham saat baca polis asuransi yang hendak kamu beli.
3. Tulis yang penting
Di salah satu bagian dalam polis asuransi, akan ada yang menerangkan data-data meliputi data tertanggung, data pemegang polis, besarnya uang pertanggungan, jangka waktu, besarnya premi, berbagai biaya yang ada, dan lain sebagainya.
Catatlah lagi dalam buku atau catatan tersendiri, sesuai poin-poin yang penting. Dengan membuat catatan sendiri, kamu akan lebih mudah memahami polis asuransi. Atau kamu bisa juga memfotokopi polis, dan kemudian bagian-bagian yang penting kamu tandai dengan highlighter atau digaris bawah.
Temukan caramu sendiri untuk mempelajari polis asuransi sampai paham betul. Jika ada yang kurang jelas, jangan ragu untuk bertanya pada agen asuransi.
Satu bagian lagi yang harus diperhatikan adalah klausul pengecualian, yang akan menjelaskan kondisi atau hal yang dikecualikan. Pelajarilah bagian ini dengan saksama, karena di sinilah terdapat penjelasan mengenai bagaimana klaim bekerja.
Masih Kesulitan Baca Polis Asuransi?
Nah, bagaimana? Apakah masih menemui kesulitan untuk mempelajari dan baca polis asuransi?
No worries, QM Financial juga menyediakan kelas khusus untuk bedah polis asuransi loh! Dalam kelas ini, kamu bisa membawa serta polis asuransi kesehatan, asuransi jiwa, atau unitlink yang kamu miliki dan akan belajar baca polis asuransi bareng-bareng dengan dipandu oleh trainer QM Financial yang berpengalaman.
Cek jadwal kelas-kelas finansial online QM Financial, dan pilih sesuai kebutuhanmu.
Jangan lupa juga follow Instagram QM Financial untuk berbagai update kelas finansial online dan tip praktis lainnya.
Mengapa Banyak Orang Indonesia Belum Punya Asuransi?
Data OECD mengungkapkan, bahwa penetrasi asuransi di Indonesia di tahun 2019 hanyalah 1.7%. Penetrasi asuransi adalah rasio premi asuransi dibandingkan PDB. Sementara, Singapura bisa sampai 9%, dan Malaysia pun 4.5%.
Apa sih ini artinya?
Well, kalau diterjemahkan secara bebas, orang Indonesia males banget untuk beli dan punya asuransi.
Coba yuk, kita ikuti dulu video berikut ini.
Lalu, apa ya sebabnya orang Indonesia pada belum punya asuransi? Menelusur dari berbagai berita, dan setelah menelaahnya, bisa jadi dikarenakan sebab-sebab berikut ini.
Alasan Orang Indonesia Masih Belum Punya Asuransi
1. Dianggap bukan kebutuhan utama
Kita di Indonesia mengenal kebutuhan pokok hidup itu meliputi pangan, sandang, dan papan. Asuransi tidak termasuk di dalamnya, sehingga banyak orang yang belum memandangnya sebagai barang penting yang wajib diusahakan dan dimiliki.
Padahal, soal kesehatan itu bisa jadi sangat penting. Bayangkan, kalau kita tidak sehat, lalu bagaimana kita bisa bekerja untuk mencari penghasilan demi memenuhi ketiga kebutuhan pokok tersebut?
Begitu juga dengan asuransi jiwa, yang dapat memberikan santunan saat kita tak bisa lagi mencari penghasilan.
Sayangnya, hal ini masih banyak yang belum menyadari.
2. Asuransi memiliki citra negatif
Citra negatif yang menempel pada produk asuransi sedikit banyak karena pemberitaan kasus-kasus yang melibatkan beberapa perusahaan asuransi. Kasus-kasus seperti ini sudah cukup lama terjadi, nggak hanya baru-baru ini saja.
Hal ini tak pelak membuat kepercayaan masyarakat terhadap produk asuransi menjadi menurun. Hasilnya, semakin banyak yang anti dan enggak mau punya asuransi.
3. Kurang paham cara kerja asuransi
Citra negatif asuransi, selain berhubungan dengan kasus-kasus yang terjadi, juga terbentuk oleh masih belum pahamnya masyarakat umum di Indonesia mengenai cara kerja asuransi.
Misalnya saja, kenapa uang asuransi hangus dan tidak bisa dikembalikan jika tidak ada klaim? Karena itu, asuransi sering dianggap menipu.
Padahal dengan telah membeli asuransi, itu artinya kita telah membeli perlindungan. Kalau membeli barang—apa pun itu, sudah pasti uang tak akan kembali kan, mau barangnya dipakai atau tidak. Prinsip yang sama juga berlaku dalam asuransi.
Lalu, kapan “barang”-nya kita pakai? Tentu saja kalau kita mengalami sesuatu yang kemudian menimbulkan risiko keuangan terhadap hidup kita. Nah, saat itulah, kita bisa merasakan manfaat besarnya.
4. Prosedur sulit
Padahal ya enggak juga. Bahkan sekarang sudah ada asuransi yang bisa kamu beli polisnya secara online. Sebelumnya, kamu juga bisa membandingkan berbagai produk asuransi secara online dalam platform market aggregator, untuk bisa memastikan produk asuransi yang sesuai kebutuhan.
Untuk masalah klaim, jika semua sudah sesuai prosedur dan kesepakatan, juga tidak akan sulit. Apa saja yang bisa membuat klaim ditolak?
- Asuransi sudah tidak aktif, premi tidak dibayar
- Klaim tidak tercakup dalam klausul. Misalnya kita hanya memiliki asuransi kesehatan biasa, tetapi kita mengklaim yang termasuk penyakit kritis
- Pengajuannya melebihi waktu yang sudah ditentukan
- Dokumen pendukung tidak lengkap
- Masih dalam masa tunggu, atau waiting period
- Pemegang polis melanggar hukum
- Di luar daftar rekanan
Nah, sebagai pemegang polis asuransi, kamu memang harus tahu, kondisi-kondisi seperti apa yang bisa membuat klaim asuransi ditolak, juga apa saja syarat yang harus dipenuhi untuk mengajukan klaim ini. Penuhi semuanya dengan baik, sesuai klausul dalam polis serta kesepakatan. Dengan demikian, klaim pun tidak akan ditolak.
5. Merasa masih sehat dan produktif
Sebagian besar orang merasa dirinya sangat sehat dan masih dalam usia produktif, sehingga prioritas punya asuransi adalah nomor sekian. Ya, ini kurang lebih sama saja sih dengan poin pertama di atas. Toh, kebutuhan lain masih banyak yang lebih penting untuk dipenuhi terlebih dahulu.
Namun, tahukah kamu, bahwa semakin banyak usia kita, maka harga premi pun akan semakin tinggi? Ini berlaku baik untuk asuransi jiwa maupun asuransi kesehatan. Karenanya, banyak orang belum punya asuransi karena saat muda merasa masih sehat dan dapat bekerja dengan baik. Baru kemudian ketika usia terus berjalan, kita sudah sering sakit, mengajukan asuransi.
Tentu saja, proses polis disetujui akan lebih rumit, dan harga premi pun melambung, karena perusahaan asuransi sudah melihat bahwa kita memiliki risiko hidup yang lebih tinggi.
Karena itu, justru di masa muda dan produktif inilah, seseorang harusnya sudah mulai punya asuransi. Mulailah dari asuransi yang paling penting, yaitu asuransi kesehatan. BPJS Kesehatan, misalnya. Cek lagi apakah masih perlu menambah dengan asuransi swasta. Kemudian, bisa dilanjutkan dengan punya asuransi jiwa, terutama jika kamu adalah tulang punggung keluarga.
Mau belajar seluk-beluk asuransi lebih banyak, sebelum benar-benar membeli polisnya?
Yuk, belajar dengan mengikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu. Ada kelas khusus yang membahas asuransi juga loh! Segera cek, and save your seat!
Jangan lupa juga follow Instagram QM Financial untuk berbagai update kelas finansial online dan tip praktis lainnya.
Trik Memilih Asuransi Kesehatan Terbaik
Kamu sudah punya askes dari BPJS Kesehatan dari kantor tempat kamu bekerja? Bagus! Itu sebenarnya sudah cukup sebagai proteksi terhadap risiko keuangan akibat kesehatan yang menurun. Tetapi, kalau ternyata setelah dipertimbangkan dan dianalisis, kamu butuh asuransi kesehatan tambahan, lalu bagaimana cara memilih asuransi kesehatan terbaik, yang pas dengan kebutuhanmu ini?
Apa Manfaat Asuransi Kesehatan?
Kamu pasti sudah tahu betul, apa pentingnya asuransi kesehatan.
Asuransi kesehatan merupakan asuransi yang akan memberikan penggantian biaya perawatan kesehatan kalau kita—sebagai pemegang polis—mengalalami sakit atau kecelakaan dan harus menjalani perawatan. Besarnya penggantian tentu harus sesuai dengan kebijakan yang biasanya sudah disepakati dan ada dalam polis asuransi.
Nah, faktanya, kadang ada begitu informasi yang kita terima seputar asuransi kesehatan ini, yang justru membuat kita bingung. Masing-masing pasti mengklaim diri sendiri sebagai asuransi kesehatan terbaik. Lalu bagaimana cara memilih asuransi kesehatan terbaik itu?
Nggak perlu bingung, kita bahas cara memilih asuransi kesehatan terbaik dalam artikel ini ya. Yuk, ikuti sampai selesai.
Beberapa Kriteria yang Bisa Mendefinisikan Asuransi Kesehatan Terbaik
Fokus rawat inap
Ada beberapa fasilitas dan jenis yang ditawarkan, yang akhirnya membuat kita bingung memilih asuransi kesehatan terbaik.
Akan lebih baik, jika kita memilih yang memiliki fasilitas klaim rawat inap, karena kalau kita sakit, biaya rumah sakitlah yang porsinya paling besar.
Nah, kalau ternyata kamu punya dana lebih, bolehlah menambah dengan asuransi untuk rawat jalan.
Berjaringan luas
Ada beberapa sistem klaim asuransi kesehatan yang harus kamu ketahui, di antaranya cashless dan reimbursement. Dua-duanya sama saja sebenarnya, sama-sama sangat membantu. Tetapi, sistem klaim secara cashless itu lebih mudah.
Kalau kita sakit dan harus opname, maka kita nggak perlu nalangin atau membayar dulu. Pihak asuransi yang akan langsung membayarkannya.
Namun, untuk bisa cashless ini, kamu harus memastikan dulu bahwa asuransi kamu bekerja sama dengan rumah sakit yang bersangkutan. Kalau tidak ada kerja sama, meski asuransi menyediakan sistem cashless, ya tetap saja kamu harus membayar dulu, reimburse kemudian.
Karena itu, pastikan kamu memilih asuransi kesehatan yang memiliki jaringan kerja sama dengan rumah sakit yang luas.
Pilih yang murni
Ada beberapa layanan asuransi yang menyatukan produknya dengan produk investasi. Biasanya, asuransi kesehatan akan menjadi rider. Nah, produk jenis seperti ini kurang disarankan.
Mengapa? Karena biasanya porsi untuk asuransi kesehatan menjadi lebih kecil, karena premi akan dibagi ke dalam 3 alokasi. Yang terbesar adalah untuk asuransi jiwa—sebagai produk utama—lalu kedua ke investasi, dan baru ke asuransi kesehatan.
Memang tampaknya praktis, karena dalam satu produk ada 3 layanan yang bisa kita dapatkan. Tetapi, tak semua yang all in one itu manfaatnya bisa dirasakan secara optimal. Ada kalanya, kalau kita dapatkan sendiri-sendiri secara terpisah, manfaatnya bisa maksimal.
Perhatikan limit
Pihak asuransi akan memberlakukan plafon untuk klaim kesehatan. Ada 2 jenis plafon atau limit, yaitu limit gabungan semua perawatan dan limit per perawatan.
Pilihlah sesuai kebutuhanmu. Tetapi, kalau misalnya kamu tak memiliki penyakit dengan perawatan tertentu, lebih baik kamu memilih asuransi kesehatan dengan limit gabungan semua perawatan. Manfaatnya, kamu tidak akan dibatasi biaya per perawatannya, sehingga kamu bisa berobat terus selama limit belum habis.
Terdapat limit atau plafond yang membatasi jumlah maksimum klaim biaya kesehatan. Umumnya, asuransi menerapkan dua jenis limit, pertama adalah limit gabungan semua perawatan dan kedua adalah limit per perawatan.
Premi yang sesuai kemampuan
Besar premi akan ditentukan oleh limit. Jika kamu menginginkan plafon atau limit yang tinggi, sudah pasti premi akan menyesuaikan.
So, akan lebih baik jika kamu menyesuaikannya juga dengan kemampuan. Jangan sampai premi asuransi malah membuat keuangan kita tekor.
Nah, bagaimana? Apakah sedikit ulasan mengenai tip memilih asuransi kesehatan terbaik di atas sudah cukup jelas?
Kalau belum, mungkin akan baik adanya jika kamu bergabung dengan kelas finansial online QM Financial dan memilih topik yang sesuai dengan kebutuhan, dalam hal ini kelas asuransi kesehatan. Cek jadwal kelas-kelas finansial online QM Financial di sini, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Fakta Asuransi Jiwa yang Wajib Diketahui
Ada banyak jenis asuransi yang penting untuk dimiliki, salah satunya asuransi jiwa.
Sudahkah kamu memilikinya? Kalau kamu masih belum tahu apa itu asuransi jiwa dan bertanya-tanya apakah perlu atau tidak memilikinya, kamu harus menyimak fakta-fakta menarik terlebih dahulu berikut ini.
Apa Itu Asuransi Jiwa
Asuransi jiwa adalah asuransi yang mampu melindungi kamu dari risiko kerugian finansial tak terduga yang diakibatkan oleh musibah. Dengan adanya asuransi ini, jika ada yang terjadi dengan dirimu, tak akan membuat orang-orang yang kamu tanggung biaya hidupnya jadi tetap bisa menyambung hidup mereka.
Asuransi jiwa mewajibkan pemilik polis untuk membayar premi setiap bulan ataupun tahun. Sebagai benefit, pemilik polis akan mendapatkan hak berupa apa uang pertanggungan—yang bisa diterima oleh ahli waris—ketika ada klaim.
Nggak ada yang tahu dengan pasti, sampai berapa lama seseorang dapat tetap hidup dan terus bekerja. Sebagai tulang punggung keluarga, tentunya kita harus bertanggung jawab terhadap hajat hidup beberapa orang. Asuransi jiwalah yang dapat memberikan perlindungan finansial ketika suatu saat tulang punggung keluarga nggak dapat lagi mendapatkan penghasilan.
Ini dia beberapa faktanya yang harus kamu ketahui, dan bisa jadi alasan mengapa kamu seharusnya tak menunda untuk memiliki asuransi ini.
Fakta-Fakta Asuransi Jiwa yang Harus Kamu Ketahui
Melindungi pemilik polis
Fakta asuransi jiwa pertama yang harus diketahui adalah manfaatnya yang luar biasa untuk melindungi pemilik polis atau pencari nafkah dalam keluarga.
Tubuh yang digunakan untuk terus bekerja dapat mengalami kelelahan. Pun tidak ada yang bisa menjamin, bahwa selamanya pencari nafkah akan bisa terus melakukan tugasnya. Ada banyak risiko hidup yang harus dihadapi, dan kita perlu memiliki sejumlah langkah antisipasi.
Beberapa risiko hidup yang bisa terjadi ini ada beragam, salah satunya adalah kecelakaan. Saat terjadi kecelakaan kerja yang dapat menyebabkan pencari nafkah mengalami cacat total atau permanen, di sinilah asuransi ini berfungsi, yaitu dengan memberikan santunan melalui ahli waris polis yang sudah ditunjuk dan ditetapkan dalam perjanjian polisnya.
Asuransi tidak mahal
Banyak orang berpikir bahwa premi asuransi itu mahal sehingga mereka berpikir panjang untuk membelinya.
Padahal, jika dibandingkan dengan manfaatnya yang memberikan uang pertanggungan, harga premi tidaklah terlalu mahal. Apalagi jika didukung dengan kemampuan kita mengelola keuangan.
Faktanya, besar kecilnya premi dipengaruhi oleh besar kecilnya risiko hidup seseorang. Semakin tinggi risiko kematian seseorang maka semakin besar pula dana yang harus dibayarkan. Jadi, kalau kamu pengin punya premi yang murah, belilah polis asuransi ketika kamu masih muda dan sehat.
Terdapat beberapa pilihan
Selain besar kecilnya biaya premi, kamu harus mengetahui fakta bahwa terdapat berbagai pilihan dalam asuransi jiwa.
Pertama, ada term life insurance, yang bisa kamu tentukan sendiri jangka waktunya. Dan, kedua ada whole life insurance, yang akan memberikan perlindungan sampai tertanggung berusia 99 tahun atau 100 tahun.
Sekali lagi, pahamilah bahwa semakin tinggi umur seseorang maka risikonya akan semakin besar.
Tidak semua orang butuh asuransi jiwa
Yes, faktanya tidak semua orang butuh asuransi ini. Mereka yang tidak menjadi tulang punggung keluarga, tidak menafkahi orang-orang di sekitarnya, tidak wajib memiliki asuransi jiwa.
Asuransi jiwa wajib dimiliki oleh mereka yang menjadi pencari nafkah utama dalam keluarga. Dengan demikian, jika ada sesuatu yang terjadi dan membuat si pencari nafkah tak lagi dapat menafkahi keluarga, orang-orang yang bergantung hidup padanya tidak lantas mendapatkan kesulitan keuangan.
Beli asuransi jiwa itu mudah
Beli asuransi jiwa itu memang mudah, bahkan di zaman sekarang juga bisa dilakukan secara online.
Tapi, beli asuransi jiwa itu ribet! Agen asuransi kadang sibuk menawarkan produk lain yang kita sebenarnya tidak butuh.
Yah, namanya juga usaha. Yang penting, kita memang harus paham akan kebutuhan kita sendiri, dan jelaskan pada agen asuransi apa yang kita butuhkan. Jika kita sendiri jelas dan mengerti kebutuhan kita sendiri, segala macam tawaran produk juga tidak akan mempan kok.
So, kenali dulu kebutuhanmu, pahami betul apa yang kamu mau, dan mulailah mencari yang paling pas dengan kebutuhanmu.
Pengin mengenal asuransi jiwa lebih baik? Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Premi Asuransi Murah atau Mahal, 5 Faktor Ini yang Memengaruhinya
Premi asuransi murah atau yang mahal sih yang bagus? Pertanyaan ini sering muncul ketika kita berdiskusi soal keuangan.
Ya, asuransi memang memegang peranan penting dalam rencana keuangan kita yang sehat. Dalam Blueprint of Your Money, asuransi diibaratkan sebagai atap yang melindungi rumah keuangan kita. Tanpa adanya asuransi, ya kita akan harus siap menghadapi risiko yang lebih besar, yang bisa terjadi pada aset-aset yang kita miliki–termasuk diri kita sendiri.
Seiring dengan kemudahan teknologi, asuransi pun sekarang lebih mudah dimiliki. Jenisnya pun ada banyak, sesuai aset yang hendak dilindungi. Namun, tak sedikit orang yang terkejut tatkala mendapati bahwa premi asuransi yang akan dibeli ternyata butuh dana yang tak sedikit.
For your information, ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi harga premi asuransi, sehingga membuat ada yang murah dan yang mahal. Nah, inilah yang harus kamu pahami juga sejak awal.
5 Faktor yang Memengaruhi Premi Asuransi Murah dan Mahal
1. Usia tertanggung
Mudahnya, jika usia tertanggung semakin muda saat membeli polis asuransi, maka besar kemungkinan harga preminya juga akan lebih murah. Ini terutama berlaku baik untuk asuransi jiwa maupun asuransi kesehatan.
Usia sangat berpengaruh pada risiko kesehatan yang bisa terjadi. Semakin muda usia seseorang, maka logikanya akan semakin kecil risiko ia akan mengalami sakit. Di beberapa perusahaan asuransi bahkan tak mensyaratkan tes kesehatan bagi calon tertanggung yang berusia 30 tahun, untuk bisa menjadi nasabah dan mendapatkan perlindungan.
Semakin bertambah usia, maka risiko kesehatan semakin besar. Dan ini artinya, semakin besar pula risiko yang dipindahkan pada perusahaan asuransi, sehingga premi asuransi murah tak bisa lagi didapatkan.
2. Riwayat kesehatan
Faktor kedua ini juga cukup mudah untuk dijelaskan secara logika. Jika kamu memiliki riwayat pernah (atau saat ini memiliki) sakit berat, atau secara garis keturunan pernah memiliki riwayat penyakit, maka premi asuransi akan lebih besar ketimbang mereka yang tak punya riwayat penyakit berat.
Sekali lagi, risikolah yang menjadi faktor penentu harga premi asuransi dalam hal ini.
Untuk mengetahuinya, perusahaan asuransi akan meminta kamu untuk melakukan tes kesehatan, serta memintamu untuk menjelaskan kondisi riwayat kesehatan–baik pribadi maupun dari keluarga–secara jujur.
Hal terkait kesehatan lainnya yang bisa menentukan premi asuransi murah atau mahal adalah apakah kamu seorang perokok aktif atau bukan.
Perusahaan asuransi umumnya berasumsi, bahwa seseorang yang aktif merokok akan memiliki risiko kesehatan yang lebih tinggi ketimbang mereka yang tidak. Jika (calon) tertanggung adalah perokok aktif, maka biasanya premi asuransi akan lebih mahal.
3. Jenis pekerjaan
Jenis pekerjaan juga menjadi faktor penentu premi asuransi murah atau mahal, karena jenis pekerjaan juga memberikan sumbangan besar kecilnya risiko akan terjadinya kematian ataupun gangguan kesehatan pada tertanggung.
Misalnya, jika kamu bekerja di sektor dengan risiko kecelakaan dan kematian tinggi–misalnya pilot atau awak maskapai penerbangan, tenaga konstruksi, pekerja di tambang, petugas pemadam kebakaran, dan sejenisnya–maka premi asuransi akan menjadi lebih mahal.
4. Nilai uang pertanggungan dan masa kontrak polis
Semakin besar uang pertanggungan yang kamu butuhkan, maka semakin mahal pula harga premi yang harus dibayarkan. Karenanya, bijaklah dalam mengenali kebutuhanmu, serta perhitungkan dengan tingkat inflasi yang ada. Nggak masalah sih, jika kamu memang menginginkan uang pertanggungan yang tinggi, asalkan tetap sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.
Masa kontrak polis juga akan memengaruhi apakah premi asuransi murah atau mahal yang harus dibayarkan. Semakin lama perlindungan asuransi yang diperlukan, maka umumnya harga premi juga akan semakin mahal.
Dengan demikian, kamu memang perlu untuk menghitung, seberapa besar kebutuhanmu akan perlindungan ini bisa didapatkan. Misalnya, jika kamu hendak membeli asuransi jiwa, maka kamu bisa memperhitungkannya dari usia anak. Jika anak terkecil misalnya berusia 5 tahun, dengan perkiraan sudah dapat mandiri dalam usia 25 tahun, maka kamu perlu membeli asuransi jiwa dengan masa kontrak polis selama 20 tahun, maksimal.
5. Jenis asuransi
Jenis asuransi yang dipilih juga menentukan harga premi. Paling mudah adalah ketika kita hendak membeli polis asuransi jiwa. Ada term life insurance atau asuransi jiwa berjangka, ada pula asuransi whole life, dan masih ditambah dengan asuransi unit link yang merupakan paket fungsi proteksi dan investasi.
Jenis asuransi jiwa berjangka memiliki harga premi yang lebih murah ketimbang unit link. Mengapa? Karena unit link menuntut kita untuk membayar premi fungsi ganda, yaitu sebagai proteksi dan sebagai investasi. Hal yang sama juga terjadi jika kamu membayar premi untuk fungsi proteksi dan tabungan.
Nah, itu dia beberapa faktor yang memengaruhi harga premi asuransi, ada yang mahal dan ada yang murah.
Lebih lanjut, yuk, simak video berikut ini.
Sampai di sini masihkah kamu bingung? Jika iya, bergabung saja dengan kelas online finansial QM Financial untuk mengenal asuransi lebih mendalam, sehingga kamu bisa menyesuaikannya dengan kebutuhanmu.
Stay tuned juga di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.