Ini 4 Dampak Terbesar Persiapan Masa Pensiun yang Mepet, Jangan Menunda!
Masa pensiun harus direncanakan dengan cermat jauh sebelum hari pensiun tiba. Ironisnya, banyak perusahaan baru memulai persiapan program pensiun hanya satu tahun sebelum karyawan pensiun. Padahal, ada banyak hal yang perlu disiapkan, sehingga masa satu tahun saja tidak cukup untuk karyawan mempersiapkan segala aspek kehidupan pasca-kerja secara menyeluruh.
Masa pensiun bisa jadi momen untuk menikmati waktu luang tanpa beban pikiran tentang keuangan. Namun, perencanaan yang mepet membuat banyak orang merasa tidak siap menghadapi perubahan besar dalam hidup mereka.
Memulai lebih awal memungkinkan pengumpulan dana yang lebih besar dan waktu yang lebih panjang untuk mempersiapkan transisi karier atau pengembangan keahlian baru.
Saat masa pensiun yang dipersiapkan dengan matang, maka akan membawa ketenangan dan keamanan finansial. Hal ini sangat penting mengingat jangka waktu persiapan yang singkat sering kali tidak cukup untuk mengatasi semua tantangan yang mungkin timbul.
Dengan memulai persiapan dari sekarang, risiko kekurangan dana atau kehilangan kesempatan untuk mengembangkan potensi diri di masa pensiun dapat diminimalkan.
Table of Contents
Dampak yang Bisa Terjadi jika Persiapan Masa Pensiun Kurang Matang
1. Kekurangan Dana Pensiun
Kalau persiapan pensiun tak dimulai secara dini dan dilakukan dengan serius, maka bisa jadi merepotkan nantinya. Salah satunya, dana pensiun bisa jadi kurang.
Hal ini logis. Kalau dari awal sudah tak menyetor dengan nominal yang cukup, ya pasti akhirnya dana yang terkumpul juga enggak bakal cukup buat hari tua. Hal ini bisa bikin susah banget untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari ketika sudah tak bekerja lagi.
Selain itu, jika kita sampai telat menyiapkan dana pensiun, kita juga kehilangan kesempatan buat mendapatkan keuntungan dari bunga majemuk yang bisa membantu banget dalam pengembangan aset untuk dana pensiun. Akibatnya, dana pensiun yang terkumpul bisa jadi lebih dikit.
Gara-gara kurangnya dana pensiun, ada juga kemungkinan karyawan yang sudah seharusnya pensiun harus tetap kerja, atau malah mencari kerjaan sampingan lagi untuk menutup kekurangan tersebut. Tapi, mencari kerja di usia lanjut itu enggak hanya susah, tapi juga bisa bikin capek banget, baik fisik maupun mental. Makanya, penting banget buat menyiapkan pensiun dari dini supaya karyawan enggak mengalami stres di hari tua.
2. Produktivitas Menurun
Kalau perusahaan tak segera memberikan persiapan rencana pensiun, hal ini bisa bikin karyawan khawatir banget soal masa depan finansial mereka saat pensiun nanti. Kekhawatiran ini bukan cuma masalah pribadi saja, tetapi bisa langsung memengaruhi kerjaan mereka di kantor.
Ketidakpastian tentang uang di masa depan bisa bikin stres dan gelisah terus-terusan. Kalau stres sudah melanda, karyawan bisa jadi susah fokus dan konsentrasi saat bekerja. Alhasil, kualitas pekerjaannya bisa menurun dan jadi lebih sering melakukan kesalahan. Hal ini enggak hanya bikin hasil kerja mereka jadi kurang bagus, tetapi juga bisa lebih banyak blunder.
Kesalahan yang sering terjadi dan menurunnya kualitas pekerjaan ini bisa merugikan perusahaan dan bikin reputasinya jadi buruk dalam jangka panjang. Karena itu, penting banget buat perusahaan untuk menangani masalah ini dengan baik, merencanakan dan melaksanakan persiapan pensiun yang tepat waktu dan efektif untuk karyawan, biar mereka bisa lebih tenang dan tetap produktif dalam bekerja.
3. Kesulitan Alih Profesi
Di dunia kerja yang cepat berubah ini, skill bisa cepat banget ketinggalan zaman. Karyawan yang sudah bertahun-tahun bekerja di satu bidang, pada akhirnya skill-nya akan enggak cocok lagi dengan yang dibutuhkan pasar kerja kemudian.
Jika enggak dipersiapkan dengan baik, karyawan pun akan sulit survive untuk alih profesi saat memasuki masa pensiun. Jika perusahaan tempat karyawa bekerja enggak memberi kesempatan buat belajar atau mengembangkan skill baru dalam masa persiapan masa pensiun, karyawan akan stuck.
Apalagi, pastinya di masa pensiun, pasti karyawan pengin ganti ke pekerjaan yang lebih santai atau lebih memuaskan secara pribadi. Tapi, kalau kondisi keuangan enggak stabil, mereka bisa jadi terbatas pilihannya buat explore karier baru yang mungkin saja gajinya lebih kecil.
4. Kesulitan Penggantian Posisi
Saat banyak karyawan memilih menunda pensiun karena tak siap, bakalan sulit juga bagi perusahaan untuk mengganti posisi dan memberikan kesempatan ke karyawan baru. Ketidakpastian tentang kapan karyawan bakal pensiun bakalan mempersulit perusahaan untuk merencanakan regenerasi. Padahal regenerasi adalah penting, apalagi jika perusahaan berniat untuk tetap menjalankan bisnis dalam jangka panjang.
Ditambah lagi, dengan karyawan yang sudah senior tetapi memilih untuk terus bekerja, kesempatan buat promosi atau pengembangan buat karyawan yang lebih muda bisa jadi terbatas. Hal ini bisa bikin karyawan muda atau yang punya potensi besar jadi frustrasi karena kariernya jadi stagnan.
Karyawan yang kerja terus meskipun sudah seharusnya pensiun juga bikin komposisi tenaga kerja jadi lebih tua. Ini bisa berpengaruh ke dinamika tim, cara komunikasi, sampai energi kerja timnya.
Baca juga: Mau Pensiun Sejahtera? Bisa kok, Tapi Ada Syaratnya!
Memulai persiapan jauh-jauh hari sebelum masa pensiun sebenarnya tiba bukan hanya pilihan, tetapi keharusan.
Menginvestasikan waktu dan upaya sekarang dalam merencanakan keuangan, mengasah keahlian, dan mempersiapkan transisi profesional akan membayar dividen besar di hari-hari pensiun. Setiap langkah yang diambil hari ini merupakan fondasi untuk masa pensiun yang stabil dan memuaskan. Selalu ingat, persiapan yang lebih baik adalah kunci menuju masa pensiun yang lebih cerah dan tenang.
Ingin meningkatkan kesejahteraan finansial dan produktivitas karyawan di kantor, ternasuk menyiapkan karyawan agar bisa pensiun sejahtera? Yuk, undang QM Financial untuk mengadakan kelas keuangan yang komprehensif dan praktis di kantor. Hubungi QM Financial sekarang ya!
3 Solusi Ajak Orang Terdekat Kita Kuat Finansial Bersama-sama
Apakah kamu sudah menjaga keuangan orang sekitarmu?
Kok agak beda ya obrolan kita bulan ini.
Jadi ternyata bukan cuma keuangan pribadi kita saja yang penting untuk kita jaga, tapi juga keuangan orang sekitar kita.
Ada banyak masalah keuangan yang terjadi, saat keuangan orang lain yang hancur. Misalnya saat asisten rumah tangga kesulitan membayarkan uang sekolah anaknya, adik kandung masuk rumah sakit, hingga saat orang tua kita tidak bisa membayarkan biaya hidupnya sendiri.
Siapa yang akan menanggung semua masalah keuangan orang lain ini?
Jawabannya kemungkinan besar adalah… kita!
Ya. Kita yang keuangannya teratur, sudah rajin investasi, punya asuransi, gak ada masalah. Akhirnya kita juga yang akan turun tangan saat orang terdekeat tidak dalam kondisi keuangan yang baik.
Gak ada salahnya lho membantu orang-orang terdekat ini. Orang tua kita, saudara kandung kita, bahkan asisten rumah tangga tersayang yang sudah mendukung kelangsungan hidup kita selama ini. Menjadi kuat, untuk orang lain, adalah suatu anugerah yang sangat membahagiakan. Tapi tentu artinya, kita perlu mempersiapkan orang-orang terdekat ini juga ya.
Ada 3 solusi untuk membantu orang sekitar kita – kuat finansial bersama-sama.
1. Good Money Habit
Fondasi terbaik saat belajar mengatur keuangan adalah memiliki kebiasaan keuangan yang baik. Mulai ajak orang sekitar dengan kebiasaan baik. Hal-hal kecil yang akan berdampak besar. Misalnya tidak terbiasa ngutang, menabung sedikit demi sedikit, dan merencanakan hidup.
Orang terdekat seperti asisten rumah tangga, bisa mulai kita perkenalkan tentang merencanakan beli tanah di kampung, sehingga dia bisa menikmati hasil kerja kerasnya.
2. Beli Asuransinya, Yuk!
Saat ada keluarga besar yang sakit, siapa orang pertama yang akan turun membantu? Ya kita juga kan. Maka saat kita perhatian untuk membeli asuransi kesehatan bagi keluarga inti, kenapa tidak “perpanjang” perhatian ini pada keluarga besar. Mulai dari mendaftarkan semua anggota keluarga besar ke BPJS Kesehatan, hingga menyiapkan asuransi kesehatan jika membutuhkan perlindungan lebih. Saat terjadi sakit atau kecelakaan, kita pasti bisa fokus pada upaya pemulihan. Jangan biarkan urusan keuangan menambah pusing keluarga kita.
3. Persiapan Pensiun
Nah untuk yang ini memang gak gampang. Bahas pensiun untuk diri sendiri aja bingung, mesti bahas pensiun untuk orang lain? Masalahnya saat orang tua sudah sepuh, tidak bisa pensiun, kita juga yang akan turun tangan mengurusi segala kebutuhan mereka. Muncullah istilah “sandwich generation”. Kalau mampu ya gak masalah – tapi kalau untuk diri sendiri saja kekurangan, membantu orang tua sendiri jadi berat, kan sedih. Topik “sandwich generation” ini jadi bahasan seru di acara Financial Dialogue Volume 07 di bulan Maret 2021.
Dulu saya pikir, atur keuangan sendiri saja. Ternyata atur keuangan ini tidak bisa berdiri sendiri. Namanya orang Indonesia, terbiasa hidup semi komunal. Kita hidup bersama orang tua kita, bersama keluarga besar kita, juga bersama asisten rumah tangga kita. Kita perlu mengajak orang sekitar kita untuk ikut juga mengatur keuangan. Dengan begitu kita tidak kuat sendirian. Kita kuat bersama-sama.
Bagaimana dengan kamu?
Adakah orang-orang terdekat yang ingin kamu ajak belajar atur keuangan dengan lebih baik?
Mari diskusi soal cara atur uang ini bersama QM Financial.
Ajak keluarga dan kerabat terdekat ikut mengatur keuangan dengan baik.
Mari kita wujudkan sehat di 2021.
Sehat fisik, sehat mental, dan sehat finansial.
Ligwina Hananto