Apa Artinya Advanced Literate dan Bagaimana Mencapainya?
Dalam literasi finansial, dikenal beberapa level tingkatan literasi. Ada not literate, less literate, sufficient literate, dan well atau advanced literate. Kamu bisa membaca penjelasan lengkapnya di artikel yang membahas khusus tentang literasi finansial ini.
Kamu bisa lihat bahwa tingkatan terendah dalam literasi ini adalah not literated, dan yang paling tinggi adalah well atau advanced literate.
Nah, mari kita mengulik si advanced literate ini.
Apa Itu Advanced Literated?
Advanced literate adalah kondisi ketika tingkat literasi kamu sudah sangat baik. Tingkatnya advanced, alias mahir, begitu istilahnya kalau di kursus, elearning dan sebangsanya.
Seseorang yang sudah mencapai advanced literate dalam keuangan berarti sudah punya cukup banyak pemahaman mengenai berbagai produk, layanan, jasa, dan lembaga keuangan yang bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya, seoptimal-optimalnya, untuk mencapai tujuan hidup. Tak hanya sudah menggunakan banyak produk dan layanan keuangan, seseorang dengan advanced literate sudah sadar keuntungan, manfaat, hingga risiko yang harus dihadapi. Tak sekadar sadar, ia juga mampu melakukan manajemen risiko dengan baik, sehingga potensi kerugian tersebut bisa ditekan juga dengan optimal.
Nah, secara singkat, seseorang yang well atau advanced literate adalah orang yang pintar atur keuangan.
Cara untuk Bisa Menjadi Advanced Literate
Pastinya kamu pengin dong bisa menjadi advanced literate? Dengan menjadi pintar mengelola keuangan, nantinya kamu bisa terbebas dari semua masalah finansial yang bisa terjadi. Kamu enggak ada masalah dengan persiapan dana pendidikan anak, kamu juga bisa membeli rumah, punya asuransi yang memadai, bisa investasi dengan baik, bisa menyiapkan dana pensiun, dan masih banyak lagi.
Ibaratnya, lama kelamaan kamu bisa mengambil banyak keputusan hidup tanpa khawatir soal uang. Karena pas; pas dibutuhkan, selalu ada.
Simak cara untuk bisa advanced literate berikut ini.
Sisihkan waktu untuk membuat perencanaan
Kalau kata kerennya kencan keuangan. Kalau biasanya kencan kita lakukan bareng pacar atau pasangan, kali ini kita kencan dengan duit.
Nah, lo. Katanya cinta rupiah kan? Makanya, kencan keuangan ini juga penting untuk dilakukan, supaya hubungan kita dengan rupiah selalu baik-baik saja; saling pengertian, gitu.
Dari sebuah artikel di Dental Economics menunjukkan hasil riset bahwa para miliuner rata-rata menghabiskan waktu 8.4 jam dalam satu bulan untuk sekadar duduk dan membuat perencanaan keuangan.
Nah, kamu bisa berapa lama melakukannya? Well, enggak sekadar angka sih, tetapi di sini kita bisa menarik kesimpulan, bahwa merencanakan keuangan itu butuh waktu tersendiri. Harus dilakukan dengan serius, secara mindful. Di situlah letak poin upaya untuk advanced literate ini.
Dalam kencan keuangan tersebut, kamu bisa melakukan review, menyesuaikan bujet, membuat rencana baru, menyesuaikan rencana dengan kondisi terkini, cek tagihan dan cicilan, hingga berdiskusi dengan pasangan (jika sudah menikah) tentang berbagai hal keuangan yang terjadi.
Jadikan agenda kencan keuangan ini menjadi menyenangkan. Misalnya sambil memasang backsound musik yang relaxing, bahkan bisa juga kamu lakukan sambil candle light dinner sama pasangan. Pokoknya dibikin asyik, biar enggak emosi dan ngebosenin.
Jadikan agenda ini sebagai jadwal tetap, misalnya sebulan sekali atau seminggu sekali, menyesuaikan dengan situasi dan kondisi.
Belajar berbagai hal keuangan yang baru
Perkembangan belakangan ini memang luar biasa, termasuk dalam teknologi dan keuangan. Aware-lah dengan berbagai update yang terjadi, agar kamu bisa dengan mudah menyesuaikan juga dan menjadi well atau advanced literate.
Misalnya, ada produk atau layanan jasa keuangan baru. Mungkinkah dimanfaatkan agar tujuan keuanganmu lebih cepat tercapai? Atau, misalnya ada produk investasi baru yang sepertinya menjanjikan; coba cek apakah valid dan legal? Seberapa besar potensinya untuk bisa membantumu mencapai tujuan keuangan? Dan lain sebagainya.
Berdiskusi dan mengobrol
Cara berikutnya untuk bisa advanced literate adalah dengan berdiskusi dengan orang lain—bisa yang memang lebih ahli atau pengalaman, bisa juga dengan orang-orang yang terlibat langsung denganmu terutama dalam hal keuangan. Misalnya pasangan.
Berdiskusi dengan mereka yang lebih ahli dan pengalaman bisa memberimu insight baru terkait berbagai hal keuangan. Misalnya, ikut kelas keuangan sesuai kebutuhanmu, seperti FCOS. Di dalamnya pasti banyak informasi keuangan yang bisa kamu dapatkan.
Berdiskusi dengan orang-orang terdekatmu tentu saja penting agar kamu bisa meningkatkan literasi menjadi advanced literate. Terutama dengan pasangan jika kamu sudah menikah. Tak perlu merasa malu atau tabu, karena hal keuangan ini adalah hal penting dan normal untuk didiskusikan. Apalagi menyangkut masa depan keluarga. Segera cari cara supaya acara ngobrolnya enak ya.
Praktik!
Setelah banyak belajar dan menyerap ilmu, tentu saja agenda berikutnya untuk bisa meningkatkan literasi menuju level advanced literate adalah praktik.
Apa artinya semua ilmu yang sudah kamu dapatkan tersebut kalau cuma disimpan sebagai teori saja, tanpa dipraktikkan. So, segera praktik dan amati perkembangannya. Kadang kamu melakukan kesalahan, dan hal itu wajar. Ambil pelajarannya, dan coba lagi. Evaluasi apa saja yang sudah kamu lakukan dalam hal keuangan secara berkala, misalnya sebulan sekali. Dari situ, kamu akan bisa melihat apa saja yang perlu diperbaiki agar tak mengulang kesalahan yang sama.
Nah, itu dia beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk meningkatkan literasi keuangan kamu hingga bisa mencapai level advanced literate. Pastinya, ke depannya banyak hal akan lebih mudah kamu lakukan saat kamu bisa memanfaatkan berbagai layanan jasa keuangan itu dengan baik.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Produk Asuransi yang Harus Dimiliki untuk Setiap Stage of Life
Mengelola risiko itu adalah bagian dari perencanaan keuangan lo! Kok bisa? Iya, karena rata-rata risiko yang bisa terjadi dalam hidup selalu ada kaitannya dengan keuangan. Karena itu, ada baiknya kita mengenal berbagai produk asuransi yang sesuai.
Nggak percaya?
Coba kita lihat. Misalnya sakit, maka akan muncul risiko keuangan di situ. Kita harus membayar biaya perawatan dan obat, belum lagi kalau ternyata harus opname. Jelas bakalan ada biaya rawat inap. Misalnya kena bencana alam, juga akan muncul risiko keuangan ketika rumah atau isinya ada yang rusak. Apa lagi ya? Banyak kan?
Terus, siapa yang mau mengalami kerugian besar karena munculnya risiko-risiko tersebut? Pastinya kita nggak mau kan ya, tabungan terkuras, aset habis, bahkan terjerat utang karena dipakai untuk mengatasi dampak risiko-risiko itu?
Nah, salah satu cara untuk meminimalkan efek terjadinya risiko adalah dengan memiliki produk asuransi yang sesuai dan memadai.
Namun, kita enggak harus punya semua produk asuransi kok untuk bisa meminimalkan dampak risiko yang terjadi. Faktanya, kita bisa punya asuransi sesuai tahapan hidup kita, karena saat kita menginjak stage of life yang berbeda, maka risikonya juga akan berbeda. Contoh yang paling jelas, risiko yang bisa terjadi pada lajang akan berbeda dengan dengan yang bisa terjadi pada yang sudah menikah. So, kebutuhan akan perlindungannya juga akan berbeda.
Untuk lebih jelasnya, ikuti penjabaran berikut ini.
Kebutuhan Asuransi di Setiap Tahapan Hidup
Baru bekerja dan masih lajang
Si lajang biasanya baru saja menyelesaikan pendidikan dan siap untuk bekerja untuk mendapatkan penghasilan pertama. Biasanya masih entry level, dan baru saja lepas dari tanggungan orang tua, baru first step untuk menjadi mandiri. Kisaran penghasilan mungkin masih sekitar UMR.
So, perlindungan pertama yang dibutuhkan oleh si lajang adalah produk asuransi kesehatan. Ini penting supaya kalau sakit, kita enggak harus mengambil tabungan atau mencairkan investasi hanya untuk membayar pengobatan dan perawatan.
Preminya biasanya masih cukup rendah, karena usia yang masih muda dan fisik yang masih fit membuat tertanggung ini menjadi lebih rendah risiko. Umumnya, kalau si lajang bekerja di sebuah perusahaan, maka secara otomatis akan diikutkan dalam BPJS Kesehatan. Sebenarnya ini sudah sangat cukup, mengingat coverage BPJS Kesehatan cukup luas. Namun, jika memang ada kondisi tertentu, boleh saja menambah asuransi kesehatan swasta.
Sudah berkeluarga
Kalau sudah menikah, maka kebutuhan perlindungannya bisa jadi berubah. Pastinya, harus memilih produk asuransi yang manfaatnya lebih luas.
Pertama, tentu saja, masih akan butuh asuransi kesehatan. Tapi, enggak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk seluruh keluarga: pasangan dan anak. Pastikan cakupan perlindungannya memadai. Paling basic memang punya BPJS Kesehatan. Tapi, jika ada kondisi lainnya, boleh saja menambah asuransi kesehatan swasta. Yang pasti, harus disesuaikan dengan kebutuhan.
Produk asuransi kedua yang harus dimiliki adalah asuransi jiwa, terutama bagi si pencari nafkah. Fungsinya, jika suatu kali si pencari nafkah tidak dapat mencari penghasilan lagi, maka asuransi akan dapat memberikan uang pertanggungan pada keluarga yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Karena itu, di sini fokusnya bukan lagi sekadar premi murah, tetapi apakah uang pertanggungannya memadai. Namun, tentu saja tetap harus memperhatikan kemampuan finansial kita sendiri.
Selain dua produk tersebut, ada baiknya melengkapi dengan beberapa asuransi yang berfungsi melindungi aset lain, sesuai kepemilikan. Misalnya asuransi mobil, asuransi rumah jika memang rumahnya ada di lokasi yang tinggi risiko, atau mungkin butuh juga asuransi perjalanan, jika memang sangat sering harus bepergian.
Masa pensiun
Sesudah pensiun apakah itu berarti kita bisa bebas dari risiko hidup? Enggak, justru ada risiko kesehatan yang semakin meningkat. Karena itu, penting bagi para pensiunan untuk tetap melanjutkan asuransi kesehatan yang sudah dimiliki sejak masih muda.
Jangan sampai terputus iurannya ya. Ada kemungkinan harga premi akan naik, tetapi pasti tidak akan sebanyak kalau kita baru punya asuransi saat usia sudah menjelang senja.
Nah, itu dia berbagai produk asuransi yang sebaiknya kita miliki seiring kita menapaki tahapan hidup, dari mulai masih lajang dan baru bekerja, sudah menikah dan punya anak, hingga nanti saatnya pensiun.
Bagaimana? Kamu sudah masuk ke tahapan hidup yang mana? Apakah kamu sudah punya produk asuransi yang sesuai, yang bisa memberimu perlindungan yang dibutuhkan? Jika belum, masih ada waktu untuk mulai mempertimbangkannya lo. Tak pernah ada kata terlambat untuk memproteksi diri kita sendiri dari segala macam risiko hidup yang bisa terjadi.
Yang pasti, punya asuransi itu harus sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, dan kondisi. Jangan lupa untuk mempelajari polis asuransi dengan cermat, agar kamu tahu semua hak dan kewajibanmu.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Contoh Literasi Keuangan Paling Sederhana yang Perlu Kamu Tahu
Tahukah kamu seberapa penting peran literasi keuangan dalam kehidupan sehari-hari? Memahami literasi keuangan sama pentingnya dengan menerapkan perencanaan keuangan. Contoh literasi keuangan yang paling mudah ditemukan misalnya ketika seseorang mampu membedakan mana kebutuhan dan keinginan dalam mengelola finansial.
Memang ada bedanya? Keduanya jelas berbeda. Kebutuhan merupakan berbagai hal yang harus diprioritaskan dan tidak dapat ditunda. Sementara keinginan datang dari hasrat dan nafsu konsumtif kita semata.
Meski terlihat sepele, jika memahami konsep dasar contoh literasi keuangan tersebut, kamu dapat mengubah cara pandang dalam mengelola keuangan. Singkatnya, begitulah literasi keuangan bekerja.
Namun, dampak dari pemahaman literasi keuangan oleh seseorang bisa begitu signifikan. Ketika satu individu menyadarinya, maka ini dapat menciptakan reaksi berantai dan menciptakan kesadaran di antara teman, keluarga, kolega, tetangga, hingga klien.
Lantas, apa itu literasi keuangan?
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengartikan literasi keuangan sebagai proses individu dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan dalam mengelola keuangan dengan baik.
Dengan kata lain, literasi keuangan merupakan kemampuan untuk memahami produk dan konsep yang dibutuhkan untuk mengelola keuangan. Tujuan di balik memahami literasi keuangan adalah untuk membantu orang mengembangkan pemahaman tentang konsep keuangan dasar agar dapat menangani uang dengan lebih baik.
Kita tahu, sangat penting untuk mewujudkan tujuan jangka panjang seperti pendidikan anak, membeli rumah, atau pensiun. Tak hanya itu, literasi keuangan juga mencakup pemahaman yang baik soal dana darurat, asuransi, dan perencanaan perumahan.
Dengan kesadaran akan pentingnya literasi keuangan, maka datanglah perencanaan, tujuan keuangan, dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Selain itu, literasi keuangan membuka pintu ke pendapatan pasif, pembuatan anggaran, pengurangan strategi pengeluaran, investasi yang rajin, dan risiko minimalisasi kredit.
Mengapa Literasi Keuangan Penting?
Kurangnya literasi keuangan dapat menyebabkan sejumlah jebakan, seperti akumulasi beban utang yang tidak berkelanjutan, baik melalui keputusan pengeluaran yang buruk atau kurangnya persiapan jangka panjang. Ini, pada gilirannya, dapat menyebabkan kredit yang buruk, kebangkrutan, penyitaan perumahan, atau konsekuensi negatif lainnya.
Lalu, bagaimana cara kita meningkatkan literasi keuangan? Untuk meningkatkan pengetahuan keuangan, kamu dapat memulainya dengan membaca majalah dan surat kabar keuangan. Saat ini pun, banyak kursus online jangka pendek khusus di bidang keuangan, kayak FCOS punya QM Financial. Kamu juga bisa membaca artikel keuangan seperti yang ada di web QM Financial ini. Belum lagi berbagai jenis konten lainnya, seperti nonton YouTube, dengerin podcast, dan sebagainya, yang bisa free kamu lakukan.
Tingkat Literasi Keuangan
OJK memberikan 4 tingkatan dalam literasi keuangan untuk mengukur tingkat pemahaman seseorang terkait hal tersebut. Berikut ini 4 tingkat literasi keuangan yang perlu diketahui:
1. Well Literate
Seseorang yang berada di tingkat ini artinya pengetahuan dan keyakinan terkait berbagai produk dan jasa keuangannya sudah cukup kuat. Bahkan, individu di tingkat ini memahami dan menerapkan fitur, manfaat, risiko, hak dan kewajiban terkait produk dan jasa keuangan dengan baik.
2. Sufficient Literate
Di tingkat ini, seseorang telah disebut memiliki pengetahuan dan keyakinan terkait lembaga jasa keuangan termasuk produk dan jasa keuangan yang ditawarkan. Dalam hal ini, dia juga memahami fitur, manfaat risiko, hak, dan kewajiban terkait produk tersebut namun belum benar-benar menerapkannya.
3. Less Literate
Seseorang di tingkat ini hanya memiliki pengetahuan terkait lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan saja. Tanpa mengetahui apa saja fitur hingga manfaat yang dapat diperolehnya.
4. Not Literate
Seseorang di tingkat ini masih belum menyadari pentingnya pengetahuan terkait lembaga jasa keuangan termasuk produk dan jasanya. Mereka tidak memahami apalagi menggunakan keterampilan dalam memanfaatkan berbagai produk dan jasa keuangan.
Contoh Literasi Keuangan
Nah, supaya jelas, mari kita lihat satu contoh literasi keuangan yang paling sederhana. Mari kita asumsikan bahwa Meri dan Reni menghasilkan Rp7.000.000 setiap bulan. Meri merupakan seseorang yang berada di tingkat well literate (melek finansial). Oleh karena itu, dia mengalokasikan gajinya sebagai berikut:
Pengeluaran = Rp3.800.000
Berinvestasi dalam reksa dana = Rp1.000.000
Dana darurat = Rp600.000
Rekening tabungan = Rp800.000
Pada akhir tahun, Meri menginvestasikan Rp1.200.000 dalam reksa dana, dan Rp960.000 ke dalam rekening tabungannya. Rata-rata, total apresiasi uang dalam reksa dana adalah 13%, yaitu Rp1.600.000 dan rekening tabungan menghasilkan bunga Rp360.000.
Reni, di sisi lain, tidak memiliki pengetahuan keuangan yang baik, sehingga dia pun menghabiskan secara impulsif dan tanpa perencanaan apa pun. Dia meninggalkan sisanya di rekening gajinya. Akibatnya, Reni menghabiskan uang untuk barang-barang yang tidak perlu dan kehabisan uang tunai dalam waktu singkat.
Intinya, literasi keuangan adalah pengetahuan tentang bagaimana membuat keputusan cerdas dengan uang. Ini termasuk menyiapkan anggaran, mengetahui berapa banyak yang harus ditabung, memutuskan persyaratan pinjaman yang menguntungkan, memahami dampak terhadap kredit, hingga membuat perencanaan untuk pensiun. Keterampilan ini membantu individu membuat keputusan yang lebih cerdas dan bertindak lebih bertanggung jawab dengan keuangan pribadi mereka.
Nah, sudah jelas ya tentang contoh literasi keuangan ini? Gimana, kamu terwakilkan oleh Meri atau Reni nih?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Ini Dia Contoh Perencanaan Keuangan Pribadi yang Mudah Dilakukan
Masih bingung bagaimana contoh perencanaan keuangan pribadi yang benar itu? Seperti apa?
Yes, perencanaan keuangan pribadi itu penting. In fact, setiap orang seharusnya punya perencanaan keuangan masing-masing. Pasalnya, dengan adanya perencanaan keuangan, kita jadi lebih mudah juga untuk merencanakan tujuan hidup kita. Mimpi-mimpi dan cita-cita juga mungkin banget diwujudkan dengan adanya perencanaan keuangan ini. Pokoknya, apa yang kayaknya enggak terjangkau, ternyata bisa direalisasikan dengan rencana keuangan.
Tool terbaik banget deh, buat kamu yang pengin hidup meningkat kualitasnya dari waktu ke waktu.
Bingung gimana bikinnya? Jangan. Dalam artikel kali ini, kita akan belajar bersama mengenai cara membuat sekaligus melihat contoh perencanaan keuangan pribadi yang paling sederhana.
Contoh Perencanaan Keuangan Pribadi yang Paling Sederhana
Untuk bisa membuat perencanaan keuangan pribadi, ada beberapa komponen dan langkah yang perlu diperhatikan.
1. Tujuan keuangan
Tujuan keuangan harus ditentukan pertama kali, karena inilah nanti yang akan menjadi target rencana keuanganmu. Seperti yang biasa QM Financial tanyakan di setiap kesempatan, #TujuanLoApa?
So, mari kita lihat penerapannya dalam contoh perencanaan keuangan pribadi.
Misalnya, sebut saja Mawar, seorang karyawan yang baru bekerja 1 tahun lamanya, mempunyai beberapa tujuan keuangan di antaranya: biaya menikah, beli rumah, dan beli mobil. Mawar berencana untuk menikah 3 tahun lagi, beli rumah 5 tahun lagi dengan KPR—yang berarti ia harus menyiapkan DP rumah, dan beli mobil secara cash 6 tahun lagi.
Setelah melakukan survei, dan diperhitungkan dengan Future Value dari inflasi rata-rata, maka Mawar pun membuat contoh perencanaan keuangan pribadi berikut ini untuk ke-3 tujuan keuangannya.
Tujuan keuangan | Target nominal (Rp) | Jangka waktu | Tabungan per bulan (Rp) |
Biaya menikah | 100.000.000 | 3 tahun (36 bulan) | 2.778.000 |
DP rumah (target harga Rp500 juta) | 75.000.000 (15% harga rumah) | 5 tahun (60 bulan) | 1.250.000 |
Beli mobil | 200.000.000 | 6 tahun (72 bulan) | 2.778.000 |
4.028.000 |
Nah, kamu bisa mengganti tujuan dan angka sesuai keinginanmu ya.
2. Pemasukan
Mari kita selanjutnya cek pemasukan. Dengan begini, kita tahu seberapa sebenarnya kemampuan finansial kita, dan kemudian kalau memang kurang, kita harus melakukan apa.
Masih dengan contoh Mawar saja.
Mawar—sebagai karyawan entry level—mendapatkan gaji sebesar Rp5.5 juta. Sementara, selain bekerja di kantornya pada jam kerja, Mawar juga bekerja sambilan sebagai tutor les privat untuk anak-anak usia SD di malam hari dan weekend. Penghasilan sampingannya ini tidak tentu, tergantung berapa anak yang diajar. Jika dirata-rata, Mawar bisa mengumpulkan penghasilan sebesar Rp 1.750.000 per bulan.
Dengan demikian, komposisi pemasukan Mawar dalam contoh perencanaan keuangan pribadi miliknya adalah seperti berikut ini.
Sumber penghasilan | Nominal (Rp) |
Gaji tetap | 5.000.000 |
Penghasilan tambahan (rata-rata) | 1.750.000 |
Total | 6.750.000 |
Buat rencana
Dari tujuan yang sudah ditentukan dan melihat sumber penghasilan, Mawar lantas memutuskan untuk menggunakan gaji tetapnya sebagai sumber dana tujuan keuangannya, dan menggunakan sisa dari gaji tetap tersebut ditambah dengan penghasilan tambahan untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
Untuk kebutuhan rutin = (5.000.000 – 4.028.000) + 1.750.000
= 972.000 + 1.750.000
= 2.722.000
Untuk saat ini, kebetulan Mawar masih tinggal di rumah orang tua, belum ada utang apa pun, dan bukan merupakan sandwich generation. Untuk mengatur cash flow, Mawar membagi pos pengeluarannya menjadi 60% kebutuhan rutin (makan, minum, pulsa, transportasi, skincare, dan lain sebagainya), 20% lifestyle (jajan, beli buku, dan sebagainya), dan 10% tabungan dana darurat.
Dengan demikian, skema anggaran dalam contoh perencanaan keuangan pribadi Mawar adalah sebagai berikut.
Rutin | Rp1.633.200 |
Lifestyle | Rp544.400 |
Dana darurat | Rp272.200 |
Di sini, kamu juga bisa mengubah komponennya sesuai kebutuhanmu ya.
Jika ternyata besar pasak daripada tiang, maka kamu bisa mengatasinya dengan:
- Mengatur dan menekan lagi pengeluaranmu, berhemat, dan menyusun prioritas lagi
- Menurunkan target tujuan keuangan. Misalnya dalam contoh perencanaan keuangan pribadi ini, biaya menikah mungkin tidak harus Rp100 juta. Bikin private party saja, undangan diundang secara virtual. Dan berbagai opsi lain.
- Menambah penghasilan
Lengkapi Contoh Perencanaan Keuangan Pribadi dengan Investasi
Dalam membuat rencana keuangan, kita perlu mengusahakan agar tujuan bisa tercapai lebih cepat. Ya pastinya juga dengan memperhitungkan kemampuan ya.
Semakin cepat tercapai, maka kita bisa semakin berkurang bebannya. Kamu bisa lihat kan, bahwa tujuan keuangan Mawar saat ini baru sampai ke beli mobil. Belum mempersiapkan dana pendidikan anak, belum juga dana pensiun. Nah, masih banyak PR deh. So, semakin cepat tercapai, maka lebih cepat pula kita bisa membuat rencana keuangan lagi untuk tujuan yang lainnya.
Misalnya, untuk beli mobil 6 tahun lagi, Mawar memanfaatkan instrumen investasi yang cocok untuk jangka menengah. Untuk instrumen dengan imbal sebesar 8% seperti reksa dana pendapatan tetap, maka dalam 6 tahun, Mawar berpeluang mendapatkan total Rp261.832.971. Ini cukup banget kan, untuk membeli mobil dengan target Rp200 juta seperti yang direncanakan?
Sementara, jika Mawar “hanya” mengandalkan tabungan biasa sebesar Rp2.778.000 per bulan, setelah 6 tahun—jika bisa disiplin dan konsisten, Mawar akan mendapatkan Rp200.016.000. Wah, ini nanti belum termasuk biaya administrasi ini itu, atau jika ia juga pengin memodifikasi mobil barunya, ya bisa-bisa harus merogoh tabungan lagi.
Nah, namun harus ingat ya, bahwa setiap investasi akan datang bersama risiko. Untuk instrumen jangka menengah seperti reksa dana pendapatan tetap, risikonya memang tak setinggi saham, tetapi lebih tinggi daripada deposito, tabungan berjangka, ataupun jenis instrumen jangka pendek lainnya. Tetapi, untuk memastikan tujuan keuangan tercapai dengan baik, kita memang perlu menyesuaikannya. So, risiko harus dikelola dengan baik.
Demikian contoh perencanaan keuangan pribadi paling sederhana yang bisa kamu lihat. Boleh lo, kalau mau disontek. Sesuaikan jenis kebutuhannya dan juga besarnya nominal dengan kondisi masing-masing.
Mau belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi? Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Apa sih Kecerdasan Finansial Itu? Bagaimana Cara Meningkatkannya?
Sudah pernah dengar financial intelligence, kan? Atau, kecerdasan finansial. Kalau sudah beberapa waktu suka mantengin QM Financial, pasti enggak asing deh dengan istilah ini.
Kecerdasan finansial adalah keterampilan seseorang untuk bisa memahami pentingnya pengelolaan dan perencanaan keuangan, sehingga ia mampu memenuhi kebutuhan dengan baik dan mewujudkan impiannya.
Tolok ukur dari baiknya kecerdasan finansial ini bisa beragam, mulai dari kemampuan menabung yang tinggi, memiliki aset yang bertumbuh, hingga kemampuannya untuk mendapatkan penghasilan, terutama penghasilan pasif. Kalau mau dilihat dari hasil akhirnya, maka seseorang yang memiliki kecerdasan finansial yang baik, maka ia pun akan mandiri finansial, dan semakin dapat memenuhi kebutuhan hidup sekaligus gaya hidup tanpa kesulitan. Bahkan, ia bisa melakukannya tanpa harus menukarkan energi dan waktunya dengan bekerja secara fisik. Dengan kata lain, semakin tinggi kecerdasan finansialnya, semakin dekat pula ia ke level financial freedom.
Kecerdasan Finansial = Bakat?
Enggak, kecerdasan finansial bukan termasuk bakat. Kecerdasan finansial dapat dipelajari, dilatih, disempurnakan, dan diupdate secara terus menerus. Siapa pun bisa berkesempatan untuk meningkatkan kemampuan dan kecerdasan finansialnya.
Dan, jangan salah. Sebenarnya kecerdasan finansial ini bukan berfokus pada uang, kekayaan, aset, harta, dan sebagainya. Justru kecerdasarn finansial adalah mindset; pola pikir yang dimiliki oleh manusia. Pasalnya, bukan uang yang membuat kita jadi orang sukses, tetapi pada mindset yang benar. Bukan sekadar banyak uang, tetapi apakah kita berhasil mencapai tujuan akhir yang sesuai dengan harapan; atau, apakah kita berhasil mewujudkan mimpi-mimpi kita.
Cara Meningkatkan Kecerdasan Finansial
Sayangnya, finansial memang tak pernah masuk ke dalam kurikulum sekolah. Padahal kita tahu, bahwa literasi finansial merupakan salah satu dari 6 literasi dasar yang wajib dikuasai oleh kita yang ingin punya hidup yang semakin berkualitas ke depannya.
Memang ada sih sekolah keuangan. Tapi di sekolah tersebut, kita akan belajar akuntansi, dan targetnya agar bisa bekerja di perusahaan. Bukan pengelolaan keuangan pribadi untuk meningkatkan kecerdasan finansial. Karena itulah, QM Financial berkomitmen untuk mengelola ceruk yang belum tersentuh ini.
Berikut beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk bisa meningkatkan tingkat kecerdasan finansial kita, meskipun tidak pernah ada sekolah formal untuk itu.
Belajar dari pengalaman
Ya, pengalaman adalah guru yang sangat berharga. Siapa pun pasti setuju dengan ungkapan ini, bukan?
Memang banyak yang membuktikan, mereka bisa meningkatkan kecerdasan finansial masing-masing dengan memiliki pengalaman ini dan itu. Misalnya, mereka pernah merasakan kehilangan pekerjaan, sehingga kemudian mereka sadar pentingnya untuk punya tabungan yang bisa digunakan di masa darurat. Mereka merasakan terlilit utang, sehingga kemudian mereka berusaha untuk bijak dalam berutang. Ada yang coba-coba untuk berinvestasi, dan kemudian senang sekali ketika hasilnya bisa digunakan untuk berbagai keperluan. Ada yang belajar dari pengalaman pribadi, ada pula yang belajar dari pengalaman orang lain.
Pengalaman tidak selamanya manis, tetapi pasti banyak pelajaran yang bisa didapatkan. Jangan dianggap tak butuh biaya, karena justru dari pengalaman, learning cost-nya bisa sangat mahal. Ibaratnya, orang harus rugi ratusan juta dulu, sebelum menyadari bahwa cara yang dilakukannya salah. Untuk memperbaikinya, tak jarang mereka harus kembali ke titik nol, dan melakukannya dari awal lagi.
Belajar dari orang lain
Ada orang lain yang lebih ahli daripada kita, dalam bidang apa saja. Termasuk keuangan atau finansial. Mereka adalah orang-orang yang sudah memiliki pengalaman yang lebih banyak. Kita juga bisa meningkatkan kecerdasan finansial dari mereka.
Dengan belajar dari mereka yang sudah berpengalaman, membuat peluang untuk kita melakukan banyak kesalahan seperti halnya ketika learning by doing akan dapat ditekan. Kita enggak perlu trial and error terlalu banyak, karena ada yang memberi panduan ataupun petunjuk bagaimana melakukannya dengan benar.
Seperti kalau kamu ikut kelas-kelas finansial online yang diadakan oleh QM Financial, atau ikut #QMTraining. Bersama trainers QM Financial yang berpengalaman, kamu bisa tahu banyak ilmu mengelola keuangan yang benar. Selanjutnya, kamu tinggal praktikkan saja di kehidupan sehari-hari.
Meski memang bisa menekan kesalahan yang berpotensi terjadi, belajar keuangan dari orang lain juga harus dilakukan tidak dengan sembarangan. Pasalnya, yang namanya personal finance sudah pasti akan personal sifatnya. Apa yang bisa dilakukan dengan baik oleh orang lain, belum tentu cocok untuk kamu lakukan dan memberikan efek yang sama. Semua ini bisa terjadi karena kondisi dan kemampuan keuangan individu yang berbeda.
Karena itu, meski kita bisa belajar dari orang lain, kita juga perlu kecerdasan dari diri sendiri dulu; harus bisa memilah, mana yang cocok dan mana yang tidak. Mana yang baik efeknya untuk kita, dan mana yang tidak.
Belajar dari buku, video, ataupun sumber yang bisa didapatkan dari mana saja
Kita juga bisa meningkatkan kecerdasan finansial kita dengan belajar mandiri dari artikel, buku, video, dan berbagai sumber lain yang sekarang bisa didapatkan dengan mudah. Thank to technology!
Kamu bisa menambah ilmu keuangan dari membaca-baca artikel website ataupun konten-konten media sosial. Kamu juga bisa menonton berbagai video yang sekarang banyak ditemukan, pun mendengarkan audio dalam bentuk podcast secara gratis bak siaran radio. Topiknya beragam, kamu bisa pilih sesuai kebutuhan.
However, belajar meningkatkan kecerdasan finansial melalui buku, video, dan sumber-sumber sejenis ini akan butuh disiplin dan konsistensi yang besar. Tanpa komitmen, belajar mandiri akan hanya sekadar lewat saja ilmunya. Belum lagi kalau tulisan atau kontennya terlalu rumit. Jadi malas kan ya, buat membaca, mendengar, atau menontonnya?
Nah, semua memang kembali ke diri sendiri, pada akhirnya kan? Seberapa kita berniat untuk belajar keuangan lebih banyak, dan seberapa besar kita mampu berkomitmen untuk meningkatkan kecerdasan finansial kita sendiri.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Perencanaan Keuangan Jangka Pendek: Pengertian, Contoh, dan Tip Terbaiknya
Namanya hidup, harusnya sih ada tujuan. Untuk mencapai tujuan itu, nggak jarang kita perlu biaya. Nggak selalu sedikit malah, kadang buat mewujudkan apa yang kita mau, butuh biaya besar. Karena itu, kita butuh membuat perencanaan keuangan pribadi. Pasalnya, nggak cuma buat cita-cita, kita perlu juga untuk memenuhi kebutuhan hidup saat ini. Nah, di sinilah kita membagi perencanaan keuangan menjadi dua: perencanaan jangka panjang dan perencanaan keuangan jangka pendek.
Untuk perencanaan keuangan jangka panjang, kita sudah membahasnya di sini. Boleh dibaca lagi ya, kalau misalnya lupa atau memang belum dibaca.
Perencanaan Keuangan Jangka Pendek: Apa Maksudnya?
Pastinya kita punya rencana-rencana. Misalnya saja, pengin pensiun nanti tinggal di kampung halaman, punya lahan luas buat ditanami berbagai sayuran. Mau masak, tinggal petik. Nah, untuk mewujudkannya, kamu perlu membuat rencana keuangan. Karena pensiunnya 20 – 30 tahun lagi, maka ini termasuk perencanaan keuangan jangka panjang.
Nah, kalau misalnya, kamu pengin liburan ke Labuan Bajo tahun depan. Butuh tiket sekian juta PP, butuh sekian juta lagi untuk hotel, sekian juta untuk jalan-jalannya, sekian ratus ribu untuk makan, total semuanya butuh sekian juta untuk liburan, dan harus dipenuhi setahun ke depan. Ini namanya perencanaan keuangan jangka pendek.
Perencanaan keuangan jangka pendek adalah step by step cara kita mengatur keuangan demi mewujudkan keinginan yang harus segera dipenuhi dalam waktu kurang dari 3 tahun. Bisa dua tahun, satu tahun, bahkan beberapa bulan ke depan.
Jangan salah, meski hanya pendek, tujuan finansial ini perlu dibuatkan rencana loh. Namanya juga manusia, ya kan? Sumber daya kita (baca: uang) itu terbatas. Sedangkan maunya banyak. Mesti beli makanan dan minuman untuk hari ini, kudu menyiapkan pensiun beberapa puluh tahun ke depan, pun harus berlibur juga dan keperluan lain 2 – 3 tahun ini supaya happy!
Berbagai Tujuan Finansial Jangka Pendek
Apa saja sih tujuan keuangan yang termasuk ke dalam jangka pendek? Ya, semua yang hendak kamu lakukan atau wujudkan dalam waktu kurang dari 3 tahun. Bisa jadi:
1. Dana darurat ideal
Dana darurat ideal itu kan antara 4 – 12 kali pengeluaran rutin bulanan, tergantung banyaknya tanggungan. Ini bukan jumlah yang kecil loh. Misalnya, untuk keluarga dengan 2 anak, idealnya itu 12 kali pengeluaran bulanan. Kalau pengeluaran bulanan Rp10 juta, artinya dana darurat idealnya Rp120 juta!
Tapi, dana darurat memang penting sekali, sehingga angka ideal ini memang harus diusahakan. Enggak harus sekaligus, kamu bisa membuat target bertahap. Misalnya, setahun ini harus bisa 4 kali pengeluaran bulanan dulu. Tahun depan bisa 8 kali, dan seterusnya.
2. Menikah
Dana menikah juga bisa menjadi salah satu tujuan yang harus didukung dengan perencanaan keuangan jangka pendek, jika akan dilaksanakan kurang dari 3 tahun.
Tentukan bujetnya dengan menghitung kebutuhan, lalu baru ditarik ke saat ini. Nantinya, akan ketemu deh berapa banyak dana yang harus dikumpulkan setiap bulan untuk mencapai target bujet.
Yuk, dihitung, biar nggak perlu terlalu tergantung orang tua kalau memang sudah serius.
3. Lanjut S2
Buat yang mau lanjut S2, kalau mau mulai kurang dari 3 tahun lagi, boleh loh dimasukkan ke perencanaan keuangan jangka pendek. Sekolah itu butuh biaya banyak, karena itu bener banget kalau harus direncanakan dengan baik.
Cari informasi selengkap dan sedetail mungkin tentang biayanya, agar kemudian kamu bisa membuat rencana keuangan yang komprehensif.
4. Liburan
Liburan harus buat rencana dulu? Iya dong, apalagi kalau liburannya jauh yang berarti biayanya juga akan semakin besar. Liburan yang direncanakan akan membuatmu lebih nyaman, terutama dari segi keuangan. Bukan berarti yang spontan itu nggak bagus ya. Tentu saja, semua kembali pada preferensi masing-masing.
Jika kamu pengin liburan yang aman terkendali, ada baiknya buat rencana dulu. Apalagi jika memang keuangan cukup terbatas, tapi merasa healing itu perlu banget. So, tentukan mau liburan ke mana, biayanya berapa, dan buat rencananya sekarang.
5. Lunasi kartu kredit
Pernah nggak ngebayangin bebas utang kartu kredit? Nyaman banget loh! So, kalau misalnya ini adalah keinginanmu, kenapa tak kamu masukkan ke dalam perencanaan keuangan jangka pendek? Dengan adanya rencana, kamu bisa menjaga konsistensi pelunasan sampai benar-benar tuntas loh.
So, yuk, mulai buat target kapan mau lunas, dan buat rencananya.
Selain 5 tujuan keuangan jangka pendek di atas, tentu masih ada banyak lagi tujuan lain yang bisa kamu rencanakan untuk setidaknya 3 tahun ke depan. Apa pun itu, buat “judul”-nya, tentukan target nominal dan waktunya, lalu buat rencananya.
Tip dan Metode Perencanaan Keuangan Jangka Pendek
1. Tentukan tujuan dan kebutuhan
Tujuan dari perencanaan keuangan ini harus ditentukan dulu untuk kemudian kamu bisa mengetahui kebutuhan biayanya. Baru dari kebutuhan ini ditarik mundur ke saat ini, dan dihitung berapa yang harus kamu sisihkan untuk memenuhinya.
Semoga sampai di sini cukup jelas ya.
2. Cek kondisi keuangan saat ini
Meskipun membuat perencanaan keuangan jangka pendek dan jangka panjang akan dapat membantumu membuat prioritas sehingga bisa mencukupkan sumber dayanya, tetapi bukan berarti lantas bisa halu. Tetap sesuaikan dengan kemampuanmu ya.
Jangan sampai mengorbankan kebutuhan lain yang sama pentingnya, agar kamu tak menemui kesulitan keuangan ke depannya.
3. Cari instrumen yang sesuai
Setelah mengetahui target nominal dan waktu, selanjutnya kamu bisa mencari instrumen yang sesuai. Karena tujuannya jangka pendek, maka direkomendasikan untuk kamu memilih instrumen dengan tingkat risiko yang paling rendah. Misalnya seperti reksa dana pasar uang, deposito, atau tabungan berjangka.
Begitulah cara membuat perencanaan keuangan jangka pendek yang bisa dilakukan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Bikin Rekening Bersama Suami Istri: Yay or Nay?
Rekening bersama kadang menjadi salah satu opsi perencanaan keuangan yang dipilih pasangan suami istri. Bahkan, bisa jadi model rekening bersama ini sangat cocok untuk mereka yang suka merencanakan sesuatu bersama pasangan.
Memang, rekening bersama dapat membantu keuangan keluarga lebih mudah dikendalikan. Nantinya pada rekening bersama yang dimiliki suami istri, masing-masing punya kuasa untuk menambah dan menarik dana yang ada pada rekening tersebut.
Tapi, ternyata model perencanaan keuangan dengan model rekening yang dibuat bareng ini nggak selalu cocok untuk setiap pasangan, pun kondisi loh. Kenapa? Nah, kita bahas saja yuk, secara khusus dalam artikel kali ini.
Konsep Rekening Bersama
Rekening bersama merupakan sebuah konsep layanan keuangan yang digunakan untuk menyimpan dana pada pihak ketiga sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui antara pihak pertama dan pihak kedua. Dana yang disimpan di dalam rekening ini hanya bisa dicairkan jika ada instruksi dari penyetor atau sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati sebelumnya.
Biasanya, rekening jenis ini sering digunakan untuk jual beli online saat pelaku transaksi—penjual dan pembeli—tidak dapat bertemu secara langsung, yang digunakan untuk menghindari tindak penipuan dari kedua belah pihak. Jadi, fungsi rekening bersama ini menjadi sebuah jembatan. Kamu pasti enggak asing sih dengan sistem ini, kalau kamu hobi belanja online di marketplace-marketplace, yang mengharuskanmu untuk transfer duluan. Lalu, ketika barang sudah dikirimkan dan sampai ke tanganmu dengan selamat, dana baru diteruskan pada pihak penjual.
Nah, ternyata bukan hanya dapat membantu dalam transaksi jual beli online, rekening bersama ini dapat dibuat oleh pasangan suami istri di bank secara mandiri. Dana dalam rekening ini hanya bisa diambil saat kedua belah pihak mencantumkan tanda tangan bersamaan. Contohnya saat suami istri menabung bareng untuk biaya pendidikan anak. Dana hanya bisa dicairkan jika biaya pendidikan tersebut sudah dibutuhkan dan kedua belah pihak menyetujui pencairannya.
Kelebihan dan Kekurangan Rekening bersama
Sebagai produk keuangan, rekening bersama tentu ada plus minusnya. Kamu tinggal menentukan apakah cocok untuk memenuhi kebutuhanmu bersama pasangan atau tidak. Berikut beberapa kelebihan dan kekurangannya.
Kelebihan:
- Mudah dikelola, semua informasi berada pada satu tempat. Pengeluaran dan pemasukan juga menjadi lebih mudah dipantau.
- Adil, rekening bersama membuat kedua pihak punya keleluasaan yang sama dalam hal menyimpan atau membelanjakan uangnya untuk keluarga. Bahkan bisa menjadi solusi bagi pasangan yang hanya memiliki penghasilan dari satu sumber atau salah satunya punya penghasilan yang rendah (beberapa kasus perceraian terjadi karena hal ini).
- Kerja sama dalam berumah tangga. Suami istri bukan lagi berbicara tentang dirinya masing-masing dalam hal apa pun. Rekening bersama menjadi salah satu cara pasangan untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan keuangan. Caranya bisa dengan menabung, berinvestasi, dan yang lainnya. Cara ini bisa saling mengoreksi kebiasaan pengelolaan keuangan yang salah dan saling menjaga.
- Hemat, terutama biaya administrasi hingga denda. Beberapa bank biasanya menentukan batas simpanan minimal pada rekening yang dibuat. Rekening bersama ini dapat meminimalkan hal tersebut sehingga menjadi lebih efisien.
- Rekening bersama hanya bisa diambil saat kedua belah pihak menyetujuinya, sehingga tidak ada kecurigaan antar keduanya, atau salah satunya mengambil diam-diam dana yang dimiliki.
- Rekening bersama membuat suami istri punya kewajiban yang sama untuk memenuhi rekening tersebut. Jadi masing-masing akan bertanggung jawab dalam mengelola keuangan keluarga
- Tujuan bersama dapat lebih mudah dicapai dengan rekening bersama. Hal ini membantu karena suami istri telah berkomitmen dan keduanya harus juga mematuhinya.
Kekurangan:
Ada kelebihan sudah pasti ada kekurangannya. Rekening bersama ini jelas berbeda dengan rekening biasa, khususnya dari segi aturan yang disepakati bersama, yaitu:
- Semakin besar dana yang disimpan, maka semakin ketat juga aturan yang ditetapkan oleh bank dibandingkan dengan tabungan biasa. Hal ini mungkin akan mengurangi kenyamanan kedua belah pihak, tapi tetap harus dilakukan demi keamanan di kemudian hari.
- Potensi pertengkaran karena uang bisa bertambah juga, karena kemungkinan apa pun wajib didiskusikan bersama pasangan. Komunikasi yang baik menjadi sebuah kunci.
- Berkurangnya privasi karena rekening bersama akan diketahui pasangan mjulai dari jumlah yang dihasilkan hingga yang dibelanjakan. Bagi beberapa orang hal ini akan membuat terasa kurang nyaman karena merasa ingin tetap menyimpan uang sendiri dari sebagian yang dihasilkan.
Tip Membuat Rekening Bersama
Saat membuka rekening atas nama bersama, beberapa hal berikut ini harus menjadi pertimbangan. Apa saja? Mari kita lihat.
Komunikasi yang baik dan lancar
Bicarakan mengenai pengaturan keuangan secara transparan kepada pasangan, khususnya untuk kamu yang baru mulai berumah tangga, atau yang ingin mulai serius mengatur finansial. Komunikasi bersama pasangan menjadi kunci dalam menjalankan rekening bersama.
Siapkan waktu untuk serius membahas kesepakatan membuka rekening bersama, sampaikan dengan jujur tentang penghasilan dan ekspektasi apa yang ingin dicapai dan diharapkan.
Tentukan jumlah tabungan dan tujuannya
Menentukan tujuan menabung dan pembuatan rekening bersama harus didiskusikan di depan. Ini nantinya akan berhubungan dengan komitmen loh. Jadi, tentukan jumlah uang yang akan dikirim setiap bulannya pada tabungan, sesuaikan dengan penghasilan dan tujuan, atau sesuai kesepakatan bersama.
Nggak mesti harus menabungkan jumlah uang yang sama juga kok. Kamu bisa saja menentukan berdasarkan persentase. Ya, kalau gajinya beda jauh, kan jadi beban berat juga untuk yang berpenghasilan lebih rendah. Tapi kalau keduanya sama-sama rendah, bisa jadi tujuan keuangan juga lebih sulit dicapai.
So, bersepakatlah. Cobalah hitung perkiraan pengeluaran setiap bulannya dan diskusikan berapa jumlah tabungan yang harus disetorkan tiap bulannya ke rekening tersebut.
Lakukan review berkala
Ingatlah untuk selalu mengecek jumlah tabungan bersama secara berkala. Pantau mutasi masuk dan keluarnya. Pastikan juga supaya sama-sama nggak lupa untuk mengirimkan sejumlah uang yang telah disepakati sebelumnya agar rencana keuangan dijalankan dengan baik.
Keputusan membuka rekening bersama memang dikembalikan kembali pada setiap pasangan suami istri. Tapi, rekening jenis ini juga bisa jadi salah satu pertimbangan yang baik untuk membuat perencanaan keuangan keluarga yang solid. Banyak kok kelebihannya, sedangkan kamu bisa mengatur dan mencari solusi untuk mengatasi kelemahannya.
Selain untuk menata keuangan keluarga, rekening bersama juga bisa menguatkan chemistry dan kekompakan dalam rumah tangga lho! Jadi gimana, kamu pilih yay or nay?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Perencanaan Keuangan Jangka Panjang: Apa Artinya dan Bagaimana Membuatnya?
Di tengah ketidakpastian masa depan, kamu punya kesempatan untuk membuatnya lebih terencana dengan perencanaan keuangan jangka panjang. Untuk menerapkannya pun tidak sulit, hanya bermodal konsisten dan disiplin saja.
Kamu mungkin pernah merasa panik saat uang gaji mulai menipis padahal waktu gajian masih panjang. Nah, perencanaan keuangan membantu kamu lebih bijak mengelola arus keuangan sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan tujuan kamu di masa depan.
Apa Itu Perencanaan Keuangan Jangka Panjang?
Perencanaan keuangan bisa kamu buat untuk waktu pendek dan panjang. Untuk jangka pendek umumnya digunakan untuk mengelola pemasukan dan pengeluaran rutin di kehidupan sehari-hari.
Sedangkan perencanaan keuangan jangka panjang adalah perencanaan tujuan keuangan yang lebih besar dan memakan waktu beberapa tahun atau bahkan puluhan tahun untuk dicapai. Biasanya melibatkan lebih banyak jumlah uang daripada sasaran jangka pendek.
Contoh tujuan untuk perencanaan jangka panjang misalnya uang pensiun, memulai sebuah bisnis, menabung untuk biaya kuliah anak, dan lainnya.
Perencanaan keuangan jangka panjang mungkin tampak seperti prospek yang menakutkan, terutama jika rasio menabung kita masih rendah. Bahkan mungkin tampak nggak penting banget, kalau kamu masih berusia 20-an. Namun, sebenarnya, semakin cepat kamu memulai perencanaan keuangan jangka panjang ini, semakin banyak yang bisa kamu peroleh untuk mencapai tujuan keuangan.
Lalu, bagaimana membedakan perencanaan keuangan jangka panjang dengan jangka pendek?
Meski berbeda, kedua jenis perencanaan keuangan ini bisa kok dijalankan secara bersamaan. Kamu hanya perlu membuat rencana keuangan harian (perencanaan keuangan jangka pendek) dan rencana keuangan untuk masa depan (jangka panjang).
Yang seterusnya perlu diperhatikan adalah bagaimana caranya kamu mengalokasikan sumber pendapatan kamu dengan bijak untuk memenuhi keduanya. Ada banyak cara dan metode pengelolaan keuangan yang bisa kamu pelajari.
Contohnya metode atur keuangan 50-30-20. Dengan metode ini, kamu bisa membagi pendapatan dengan alokasi 50% untuk kebutuhan rutin, 30% untuk tabungan dan investasi, dan 20% untuk lifestyle. Atau bisa juga dengan 40-30-20-10, dengan alokasi 40% kebutuhan rutin, 30% cicilan utang, 20% investasi, dan 10% biaya lifestyle. Sesuaikan saja dengan kondisi dan kemampuanmu.
Kamu nggak harus selalu menggunakan kedua metode di atas juga kok, kalau memiliki pandangan dan cara lain dalam mengaturnya. Tentunya yang memahami kondisi dan strategi terbaik untuk finansial adalah diri kita sendiri, ya kan?
Cara Membuat Perencanaan Keuangan Jangka Panjang
Setelah memahami konsep dari perencanaan keuangan jangka panjang, kini waktunya mencoba menerapkannya dengan beberapa cara berikut ini.
Buat garis besar tujuan keuangan dan target waktu
Ini adalah langkah utama dalam perencanaan keuangan jangka panjang. Kamu perlu merumuskan semua tujuan keuangan dengan rinci, beserta jangka waktunya.
Misalnya, kamu ingin pensiun pada usia 55, dengan usiamu yang 25 tahun saat ini, itu artinya 30 tahun lagi. So, kamu akan perlu menghitung dan membuat anggaran untuk dana pensiun, dengan menyesuaikannya kebutuhan kamu nantinya. Kamu bisa berpatokan dengan pengeluaranmu sekarang, yang kemudian dihitung dengan rumus Future Value dengan memperhitungkan inflasi.
Setelah itu, kamu akan mendapatkan besaran nominal yang kamu perlukan. Nah, baru deh kamu buat rencana keuangan yang sesuai untuk bisa mencapai target nominal tersebut.
Bangun dana darurat
Dana darurat adalah elemen yang sangat penting dalam perencanaan keuangan jangka panjang, agar kamu tidak menggunakan uang investasi atau tabungan ketika terjadi sesuatu yang tak terduga.
Berapa banyak? Ini jumlah idealnya, yang bisa disesuaikan dengan kondisimu:
- Lajang: 4 x pengeluaran bulanan
- Menikah: 6 x pengeluaran bulanan
- Menikah, 1 anak: 9 x pengeluaran bulanan
- Menikah, 2 anak atau lebih/Wirausaha/Freelance: 12 x pengeluaran bulanan
Simpanlah dana darurat ini di instrumen-instrumen yang mudah diakses, mudah dicairkan, dan berisiko rendah. Misalnya di reksa dana pasar uang, deposito dengan tenor pendek, atau bisa juga di tabungan bank biasa.
Lunasi utang
Saat kamu membuat rencana keuangan jangka panjang, pastikan bahwa sudah termasuk rencana untuk keluar dari utang. Kamu tidak dapat benar-benar memulai masa depan keuangan dengan tenang jika masih memiliki banyak utang.
So, gunakan strategi pelunasan utang yang tepat, dan konsistenlah agar bisa segera bebas dari utang.
Buat rencana keuangan untuk berinvestasi
Jika salah satu tujuan keuanganmu adalah mendapatkan kebebasan finansial di masa depan, maka dalam menyusun perencanaan keuangan jangka panjang, kamu harus membuat rencana membangun aset yang dapat bekerja sendiri. Dengan begini, kamu akan mendapatkan passive income.
Kenali beberapa sumber passive income yang ada, dan tentukan mana yang paling sesuai untukmu. Mulai dari investasi surat berharga, properti, ataupun bisnis.
Namun, sebelum mulai membangun passive income, adalah penting bagi kamu untuk mengenali juga kemampuan toleransi dirimu sendiri terhadap risiko investasi. Nantinya, hal ini akan memengaruhi perjalanan keuanganmu.
Miliki asuransi yang tepat
Setelah bekerja sangat keras untuk mendapatkan uang, hal terakhir yang diinginkan yaitu menjaga aset tetap aman. Asuransi pada dasarnya merupakan bagian yang penting juga dalam perencanaan keuangan jangka panjang, lantaran dapat melindungi aset jika terjadi sesuatu yang merugikan.
Cakupan asuransi ada banyak, mulai dari mobil, properti, bisnis, dan sebagainya. Namun, yang paling penting untuk dimiliki lebih dulu adalah asuransi kesehatan dan asuransi jiwa, terutama jika kamu adalah tulang punggung keluarga.
Dengan asuransi, kamu melindungi sesuatu yang sangat penting yang memiliki nilai tinggi untuk memastikan bahwa kamu terlindungi secara finansial.
Hindari pengeluaran berlebihan
Perjalanan untuk mempertahankan perencanaan keuangan jangka panjang yang baik mungkin tidak mudah. Bisa terjadi hal tak terduga dan kamu dapat kehilangan kendali untuk mempertahankan alokasi anggaran. Maka penting untuk punya perencanaan keuangan jangka panjang yang solid, disiplin, dan hindari pengeluaran berlebihan.
Nah, itulah penjelasan terkait perencanaan keuangan jangka panjang. Yuk mulai untuk menerapkan cara dan langkah di atas supaya tujuan keuangan di masa depan dapat kita amankan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Kriteria Sejahtera Saat Pensiun adalah Mencapai 5 Hal ini
Pensiun adalah satu hal yang sering kali terlintas waktu kita sedang mumet bekerja. Rasanya waktu dan energi sudah banyak terkuras hingga ingin segera berhenti untuk kemudian menikmati hidup. Tapi, setelah melihat kondisi keuangan, lagi-lagi kita meringis dibuatnya.
Memang, keputusan untuk pensiun adalah bukan persoalan yang mudah ya. Apalagi untuk kamu yang juga punya tanggungan untuk menghidupi keluarga. Semua harus diperhitungkan matang-matang mulai dari anggaran, sumber pemasukan, hingga tujuan apa yang ingin kamu lakukan saat pensiun nanti.
Lalu, kapan waktu ideal untuk pensiun?
Dalam UU No. 20/2021 tentang Cipta Kerja, waktu untuk pensiun adalah menjadi keputusan pribadi masing-masing, pun di berbagai undang-undang maupun peraturan tidak ada yang mengatur detail tentang usia pensiun.
Hanya saja, yang diatur adalah hak atas manfaat pensiun, disebutkan dalam Permenaker No.02/1995 bahwa usia pensiun adalah 55 tahun bagi mereka yang berstatus PNS. Jika pekerjaan tetap diperoleh saat mencapai usia 55, maka maksimal pensiun pada 60 tahun. Namun, ketentuan usia pensiun ini kembali lagi pada hak pekerja dan disesuaikan dengan kebijakan internal dari pemberi kerja, terutama bagi karyawan swasta.
Lagi pula, yang penting dari pensiun adalah bukan tentang waktu saja, melainkan keadaan atau kondisi kamu setelah tidak bekerja. Siap enggak kamu menjalaninya? Kehidupan seperti apa yang kamu inginkan nantinya?
Hal yang Harus Dipersiapkan Saat Pensiun Adalah …
Ada baiknya sebelum saat merencanakan pensiun, kamu sudah mempersiapkan hal-hal berikut ini yang dapat menunjang kehidupan di masa setelah selesai bekerja. Supaya apa? Agar kamu dapat menikmati masa pensiun dengan tenang tanpa kekhawatiran.
Dana Pensiun
Buatlah rekening untuk menyimpan tabungan dana pensiun. Umumnya, kamu bisa mengikuti program dana pensiun dari tempat kamu bekerja.
Sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia, Dana pensiun adalah dana yang keuangannya diperoleh dari iuran tetap para peserta ditambah penghasilan perusahaan yang disisihkan dan para peserta berhak memperoleh bagian keuntungan itu setelah pensiun.
Sementara mungkin kantormu sudah memiliki program pensiun yang tersistemasi dengan baik, kamu juga bisa mempersiapkannya secara mandiri. Dana ini bisa diperoleh dari penyisihan 10% dari pendapatan bulanan kamu, atau berapa pun sesuai kondisimu dan juga setelah kamu melakukan analisis keuangan, tentunya.
Berapa yang harus dipersiapkan? Semua tergantung pada gaya hidup seseorang. Ini nantinya akan memengaruhi besarnya pengeluaran rutin, yang kemudian akan jadi faktor penghitung kebutuhan selama masa pensiun.
Jadi, berapa? Sudah berhitung belum? Kalau sudah ikut kelas Dana Pensiun QM Financial sih, pasti sudah ketemu angkanya.
Selesaikan Utang
Salah satu hal yang mestinya bereskan sebelum pensiun adalah kewajiban membayar utang. Ini berlaku baik untuk utang jangka pendek maupun panjang.
Ingat, di masa pensiun, asumsinya kamu sudah tak berpenghasilan aktif loh. Gaji pensiunan biasanya ya diambil dari dana pensiun yang sudah ada. Besarannya pastilah enggak sama dengan besarnya gaji sebelum kamu pensiun. Konon, malahan, kamu setidaknya “hanya” menerima 30%-nya saja kalau hanya mengandalkan Jaminan Pensiun dari BPJS Ketenagakerjaan.
Ouch! Jauh banget nggak tuh?
Buat Perencanaan Keuangan
So, sebaiknya, jangan tunda lagi. Sekaranglah saatnya mulai membuat rencana keuangan untuk pensiun agar kamu semakin terdorong untuk mencapai tujuan.
Apa tujuan kamu setelah pensiun? Liburan, melakukan kegiatan baru? Tentunya untuk memulai hal baru kamu harus punya finansial yang mumpuni untuk bisa meraihnya. Rencanakan tujuan setelah pensiun, agar kamu bisa memperkirakan dan mempersiapkan berapa biaya yang harus kamu punya.
Kriteria Sejahtera di Masa Pensiun Adalah Saat Mencapai 5 Hal Ini
Merdeka Finansial
Pensiun adalah waktunya kamu menikmati hasil kerja kerasmu. Merdeka secara finansial jadi kriteria terpenting untuk bisa mendapatkan masa pensiun yang sejahtera. Artinya dalam hal keuangan kamu sudah siap dan tidak bergantung pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupmu. Tidak juga pada anak-anakmu.
Hal ini—pertama-tama—berarti kamu terbebas dari utang, aset yang cukup, dan gaya hidup yang sesuai.
Dapat Melakukan Hobi atau Kegiatan Baru dengan Leluasa
Pensiun adalah masa ketika kamu bisa memulai kembali kehidupanmu, setelah bertahun-tahun bekerja keras, dan menata kembali apa yang ingin kamu lakukan di dunia. Misalnya kamu ingin ikut kegiatan volunteer atau kegiatan sosial yang bermanfaat bagi banyak orang.
Atau kamu pernah punya cita-cita jadi penulis? Kamu bisa memulainya dengan membuat blog atau naskah cerita untuk kemudian diterbitkan. Carilah kegiatan baru yang dapat menghibur, menambah kualitas diri, dan jadi pengalaman baru kamu.
Tinggal di Tempat yang Diinginkan
Kamu mungkin memiliki keinginan untuk menghabiskan masa pensiun di tempat yang nyaman. Mau tetap di kota? Atau melipir ke desa? Atau pengin punya beach house? Atau rumah dengan lahan yang luas untuk berkebun dan menanam pohon buah?
Apa pun yang kamu inginkan, adalah target yang harus kamu capai sebelum masa pensiun tiba. So, pilihan lokasi saat membeli rumah itu sangat penting. Sesuaikan dengan rencana keuangan yang sudah kamu buat ya.
Punya Pendapatan Pasif
Meski sudah menyiapkan dana pensiun, kadang ini juga nggak cukup untuk memenuhi kebutuhan darurat. Sejahtera menjalani pensiun adalah ketika kamu memiliki bekal yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Salah satunya dengan memiliki pendapatan pasif, alias passive income.
Pendapatan pasif bisa diperoleh dari investasi saham, sewa properti, atau memiliki usaha yang memungkinkan kamu dapat menikmati hasil tanpa harus bekerja mengeluarkan waktu dan tenaga.
Meraih Impian yang Lama Terpendam
Pernahkah kamu berangan-angan untuk berkeliling dunia? Atau sesederhana ingin pergi ke taman hiburan Disneyland di Jepang? Ya, meski terlihat sederhana, kadang impian tersebut susah diraih saat masih produktif bekerja.
Pensiun adalah saatnya untuk kamu meraih impian yang sempat kamu pendam lama. Persiapkan biaya akomodasi dalam perencanaan keuangan pensiun.
Namun, jangan lengah dan gunakan masa produktif kamu saat ini untuk bekerja dan menggali potensi diri. Sejahtera saat pensiun adalah impian semua orang, tapi hal itu tidak bisa kita capai jika saat ini masih menyia-nyiakan waktu yang ada.
Yuk, persiapkan dengan sebaik-baiknya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
4 Prinsip Perencanaan Keuangan Syariah yang Wajib Diketahui
Konsep keuangan syariah di Indonesia saat ini memiliki potensi yang optimis, terutama di berbagai jasa keuangan. Tapi, kamu juga bisa loh menerapkan konsep ini dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya dengan membuat perencanaan keuangan syariah.
Kamu pasti sudah paham seberapa penting perencanaan keuangan dalam kehidupan pribadi maupun keluarga. Sebuah rencana, bisa membuat kita mengubah pola pikir untuk mengelola keuangan dengan baik dan bijak. Terutama dengan prinsip syariah, proses pengelolaan nantinya akan sejalur dengan ajaran agama yang tidak hanya berorientasi pada dunia semata.
Perencanaan Keuangan Syariah, Apa itu?
Tak berbeda jauh dengan konsep secara umum, perencanaan keuangan syariah adalah kegiatan merencanakan, menyimpan, mengatur, dan menginvestasikan harta dengan prinsip syariah Islam.
Selain membantu kelola keuangan, kamu juga diarahkan untuk memanfaatkan harta yang kamu miliki dengan optimal dan bisa memberikan manfaat sesuai dengan ajaran Islam. Mulai dari mengatur arus kas, membuat tujuan keuangan, menggunakan produk syariah, hingga warisan.
Ciri-ciri perencanaan keuangan syariah yang menjadi pembeda dengan konsep umum yaitu tidak melanggar ajaran agama, tidak ada riba, tidak merugikan pihak lain, dan ada akad baik di setiap transaksi yang dilakukan.
Salah satu contoh dalam penerapan syariah dalam arus kas misalnya dengan membuat alokasi zakat, prioritas pelunasan utang, hingga alokasi investasi syariah secara rutin. Sementara tujuan keuangan misalnya seperti ibadah haji ke tanah suci, atau biaya pendidikan anak.
Penggunaan produk-produk investasi dalam perencanaan keuangan syariah misalnya diperhatikan mulai dari sukuk, deposito syariah, atau reksa dana syariah. Di sisi lain, rencana warisan juga harus mengikuti aturan waris dalam Islam.
4 Prinsip Perencanaan Keuangan Syariah
Sejak awal sering disinggung terkait prinsip syariah, sebenarnya apa itu? Dan bagaimana penerapannya dalam perencanaan keuangan? Kamu dapat menerapkan sistem ini di rencana keuangan.
1. Dari Mana Harta Diperoleh
Bagaimana kamu memperoleh harta yang kamu miliki saat ini? Dari mana saja sumber keuanganmu?
Pertanyaan tersebut menjadi dasar dari prinsip pertama. Pasalnya, untuk mengelola keuangan kamu wajib memperhatikan asal usul uang yang kamu dapatkan. Dalam Islam, umatnya diajarkan untuk mengonsumsi makanan halal dan baik.
Hal itu disebutkan dalam Qs. al-Baqarah ayat 168 yang menjelaskan, makanan dalam hal ini diartikan sangat luas, termasuk harta yang kita punya untuk mendapatkan makanan. Apakah itu bersumber dari hal-hal yang baik?
So, bisa dibilang, secara tidak langsung, perencanaan keuangan syariah ini mengimbau kamu untuk mencari uang dari pekerjaan yang halal, baik itu dari gaji, honor, maupun imbal hasil investasi.
2. Bagaimana Harta Dilindungi
Melindungi harta di sini artinya membuat harta kamu bersih dengan cara menunaikan zakat, sedekah atau infak. Selain untuk membersihkan kekayaan, hal ini juga diyakini dapat memperlancar rezeki dan menolak musibah.
Selain itu, kamu juga bisa melindungi harta kekayaan dengan prinsip ta’awun atau tolong menolong yang merupakan bagian dari proteksi syariah.
3. Ke Mana Harta Dikeluarkan
Pengeluaran harta secara syariah yaitu dengan menentukan adil dan objektif menentukan prioritas keuangan. Kamu harus mendahulukan apa yang menjadi kebutuhan primer atau pokok dibanding kebutuhan sekunder.
Dengan begitu, kebutuhan primer seperti makan, tempat tinggal, dan yang keperluan wajib lainnya dapat terpenuhi. Menentukan priorita keuangan erat kaitannya dengan piramida finansial.
Apa itu piraminda finansial?
Piramida finansial yaitu terdiri dari zona aman, nyaman dan mapan. Kamu berada di zona aman ketika cash flow sehat, utang terlunasi tepat waktu, dan kamu punya dana darurat. Sementara mapan, artinya kamu sudah berada di tahap tak lagi mengkhawatirkan masalah finansial.
4. Harta yang Dikelola
Harta yang dimiliki harus dikelola dan dialokasikan ke hal-hal yang bermanfaat dan berdampak baik untuk sesama. Misalnya dengan investasi pada produk syariah berdasarkan fatwa dari Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia.
Saat ini sudah banyak instrumen produk syariah yang tersedia, seperti deposito syariah, reksa dana syariah, saham syariah, bahkan kredit pemilikan rumah syariah, dan lainnya pun tersedia.
Tip Membuat Perencanaan Keuangan Syariah
1. Mengelola Aset dengan Baik
Untuk mengelola aset dengan prinsip syariah, kamu harus bisa adil dan seimbang. Selain itu, perhatikan segala hal dari aspek syariahnya.
Kelolah uang dengan baik; jumlah yang kamu keluarkan sebaiknya tidak lebih banyak dari jumlah yang kamu dapatkan. Selain itu juga ingat, bahwa penting untuk melunasi utang sesegera mungkin. Terlalu lama terjerat dengan utang tidak akan baik untuk kondisi finansial kamu. So, pastikan untuk menjauhi riba agar harta yang kamu miliki sekarang lebih berkah.
2. Membuat Tabungan dan Mulai Investasi
Sama halnya dengan penerapan perencanaan keuangan konvensional, kamu harus menabung dan berinvestasi namun dalam prinsip syariah gunakan kaidah Islam mulai dari pembiayaan hingga penggunaan jasa investasi yang sah dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
3. Berzakat
Tip lainnya adalah rutin melakukan zakat, sedekah, atau infaq untuk membersihkan harta kamu dan menjadikannya lebih bermanfaat untuk orang lain. Diajarkan pula dalam prinsip agam Islam, bahwa harta yang kita miliki saat ini sedikitnya milik orang lain di luar sana.
4. Pahami Risiko dan Beli Asuransi Syariah
Banyak hal tak terduga selama manusia hidup. Masalah bisa saja datang silih berganti dan kita harus siap menghadapinya. Untuk mengurangi risiko keuangan, sebaiknya kamu menggunakan asuransi syariah, yang dapat menjamin kerugian ketika kamu ditimpa musibah.
Dengan penjelasan prinsip perencanaan keuangan syariah di atas, kamu tentunya sudah memahami apa saja yang harus diperhatikan dan dilakukan. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk buat perencanaan keuangan sendiri!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!