Punya Rumah di Usia 20-an: Memangnya Harus?
Ada yang sekarang berusia 20-an? Apakah kamu berencana untuk punya rumah di usia 20-an seperti sekarang?
Ah, mimpi! Orang baru mulai dapat kerjaan, juga. Mana bisa?
Bisa dong. Punya rumah di usia mudah itu nggak mustahil untuk diwujudkan kok! Justru, ketika kamu sudah membangun aset pribadi kamu sejak usia muda, waktu akan jadi teman terbaikmu. Banyak keuntungan yang bisa kamu dapatkan, jika kamu sudah punya planning untuk punya rumah selagi muda. Karena kemudaan adalah privilege.
Nggak percaya? Coba simak artikel ini sampai selesai ya.
5 Alasan Mengapa Kamu Perlu Punya Rumah di Usia 20-an
1. Waktu adalah teman terbaik
Seperti yang sudah disebutkan di atas, waktu akan jadi teman terbaik buat kamu yang sudah berniat untuk membangun aset pribadi sejak masih muda. Waktu memang bisa jadi musuh, tetapi bisa juga jadi teman. Tinggal kita sendiri kan, yang memilih?
Maksudnya begini. Misalnya saja, kamu memilih untuk membeli rumah secara kredit dengan KPR. Kamu bisa memilih atau menentukan tenor yang lebih panjang untuk cicilannya. Hal ini berarti beban cicilan setiap bulannya akan lebih ringan.
Jika kamu mengajukan KPR di usiamu yang masih muda, pihak bank juga akan lebih besar kemungkinannya untuk menyetujuinya, karena masalah waktu ini.
2. Hidup mandiri lebih cepat
Punya rumah adalah simbol kemandirian dan kemapanan yang hqq. Begitulah yang berlaku di Indonesia. Rasanya belum berhak menyandang status ‘mapan’, kalau belum punya rumah sendiri.
Dengan kamu hidup mandiri lebih cepat, pastinya kamu juga akan punya banyak waktu untuk mengejar mimpi dan cita-citamu supaya kualitas hidup juga menjadi lebih baik dengan segera.
Kamu bisa merasakan kesuksesan di usiamu yang masih muda. Bahkan mungkin, bisa pensiun dini dan bebas finansial lebih cepat juga.
3. Masih produktif, sehingga cicilan pasti aman
Misalnya saja, kamu mengajukan KPR ke sebuah bank. Faktor usia akan menjadi salah satu pertimbangan yang menentukan bagi mereka.
Dengan usiamu yang masih muda, maka masa produktifmu tentunya akan masih panjang. Dengan demikian, cicilan KPR akan lebih aman baik bagi pihak pemberi kredit (yaitu bank) dan juga bagi kamu sendiri.
Jika misalnya, kamu baru mengajukan KPR di usiamu yang ke-45, dengan asumsi pensiun di usia 50-an, maka hanya ada waktu 5 tahun saja untukmu melunasi KPR, yang berarti cicilannya setiap bulan akan berat banget. Jika tenormu lebih panjang, pastinya bank akan harus menanggung risiko yang lebih tinggi karena saat kamu sudah masuk masa pensiun, cicilanmu belum beres.
4. Beli sekarang, sebelum Senin harga naik
Kamu tahu kan, bahwa harga properti itu naik dari tahun ke tahun. Naiknya seiring dengan inflasi yang berjalan, bahkan kadang lebih besar dari inflasi. Harga rumah incaran yang sekarang Rp500 juta, 5 tahun lagi bisa berkali-kali lipat. Apalagi jika lokasinya memang strategis dan berkembang.
Kalau kamu menunda niat untuk beli rumah hingga nanti-nanti, menunggu sampai uang tabungan cukup, maka kamu bagai mengejar bayang yang tak pasti. Tsah.
Jadi, rencanakanlah beli rumah sekarang, karena “setiap Senin harganya naik”.
5. Lebih enteng jodoh
Sudah bukan rahasia lagi, kalau kamu sudah punya “bekal” rumah, maka calon pasanganmu akan langsung percaya bahwa kamu serius menjalani hubungan kalian.
Ya, siapa yang enggak yakin, kalau di usia 20-an saja kamu sudah punya rumah, berarti ke depannya semua hal akan autoaman saja, tampaknya. Ya kan?
Jadi, siapa nih yang sekarang masih jomlo? Coba deh, punya rumah. Siapa tahu tahun depan udah bisa menikah. #eh
Namun, semuanya tentu harus disesuaikan dengan kemampuanmu. Jangan dipaksakan. Karena itu, perencanaan sejak dini adalah cara terbaik untuk meraih mimpi satu ini.
Jadi, bagaimana sebenarnya kondisi pasar properti saat ini? Apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum membeli properti? Apa bedanya saat properti kita tinggali atau sewakan? Dan bagaimana caranya memiliki properti di usia muda?
Mari diskusikan semuanya di Financial Dialogue dari perspektif finansial, investor, dan pasar properti.
, karena tempat terbatas.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Dana Pensiun Karyawan: Mengapa Perusahaan Sebaiknya Mempersiapkannya Sejak Dini?
Masa pensiun seharusnya bisa dinikmati dengan damai sejahtera. Tapi, dengan apa para pensiunan itu bisa menikmati hidup dengan damai sejahtera? Pastinya dengan dana pensiun.
Memang sudah ada program JHT dan JP (Jaminan Pensiun) dari BPJS, yang telah dialokasikan sebesar 2% dari gaji karyawan ditambah 3,7% dari perusahaan yang dibayarkan sebelumnya. Tapi apakah itu cukup?
Padahal, menurut data statistik yang ada, konon angka harapan hidup di Indonesia kini cukup tinggi. Di Jakarta saja, misalnya, angka harapan hidupnya ternyata mencapai 73,56 tahun, dan termasuk dalam 5 kota dengan angka harapan hidup tertinggi lo. Padahal katanya hidup di Jakarta itu keras.
Ini berarti orang-orang Jakarta setidaknya panjang usia sampai usia 70 – 80-an tahun. Nah, ini menarik, karena rata-rata karyawan akan mulai pensiun di kisaran usia 55 – 65 tahun. Dengan demikian, ada waktu sekitar 10 – 15 tahun untuk menikmati masa istirahat pascakerja, yang dibiayai oleh dana pensiun.
Karena itulah pentingnya bagi para karyawan perusahaan untuk bisa mulai membuat dana pensiun mereka sendiri sejak dini. Namun, hal ini tak hanya menjadi tanggung jawab pribadi masing-masing karyawan. Perusahaan pun sebaiknya juga mempersiapkan dana pensiun bagi karyawannya.
Ada lo kaitan langsung antara persiapan dana pensiun bagi karyawan sejak dini dengan kondisi perusahaan saat ini. Apa saja? Mari kita lihat.
3 Alasan Mengapa Perusahaan Sebaiknya Menyiapkan Dana Pensiun Karyawan Sejak Dini
1. Perusahaan berkewajiban untuk membayarkan pesangon pascakerja
Hal ini sejalan dengan UU 13/2003 tentang ketenagakerjaan, bahwa cepat ataupun lambat, perusahaan atau pihak pemberi kerja pasti akan sampai pada kewajiban membayarkan imbalan pascakerja, entah apa pun penyebabnya. Mungkin pensiun, atau mungkin pemutusan hubungan kerja.
Jika dananya tak dipersiapkan dengan baik terlebih dahulu, maka akan bisa menjadi masalah karena nilainya akan semakin besar setiap tahunnya. Mengandalkan iuran JHT dan JP pun menjadi tak cukup lagi.
2. Arus kas perusahaan bisa terganggu
Bayangkan jika secara mendadak perusahaan harus memberikan pesangon pada karyawan yang harus berhenti bekerja mendadak. Jika dananya tidak dipersiapkan sejak dini, bisa-bisa perusahaan harus mengambil dana dari kas kantor.
Jika cash flow terganggu, maka pastinya efek terburuk bisa terjadi, bukan?
Dengan demikian, paling baik adalah memisahkan dana yang dialokasikan sebagai dana pascakerja, termasuk di dalamnya adalah dana pensiun, dan harus sudah dipersiapkan sejak dini.
3. Bisa memberikan nilai tambah pada perusahaan itu sendiri
Kondisi perusahaan yang sehat bisa dilihat dari kesejahteraan karyawannya, baik yang masih aktif bekerja maupun mereka yang sudah pensiun. Hal ini akan menjadi nilai tambah bagi perusahaan itu sendiri.
Coba bayangkan, jika sebuah perusahaan mengalami turnover yang besar lantaran karyawan keluar masuk, entah karena resign atau sebab pemutusan hubungan kerja yang lain. Bahkan saat karyawan itu terlihat stres ketika ia akan berangkat kerja pun bisa menjadi indikasi bahwa perusahaan tempat ia bekerja kurang nyaman.
Memang bisa banyak penyebabnya, tapi persentase terbesar karyawan stres di kantor adalah karena masalah keuangan pribadi mereka.
Bisa jadi juga salah satu masalah keuangan pribadi yang sedang membuat para karyawan gundah adalah tidak adanya jaminan pensiun bagi diri mereka.
Nah, karena 3 sebab di atas adalah beberapa alasan mengapa perusahaan perlu mempersiapkan dana pensiun bagi karyawannya. Sudahkah perusahaan Anda menyiapkan dana pensiun ini? Kalau belum, yuk, jangan tunda lagi. Segera susun rencana mulai dari sekarang.
Tertarik untuk mengundang QM Financial untuk memberikan program edukasi keuangan di perusahaan Anda? Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas terbaru.
-Carolina Ratri-
Setelah Resign, Ke Manakah Alokasi Dana Pensiun?
Akhir bulan Januari lalu saya resign dari perusahaan tempat saya bekerja. Perusahaan saya mengelola dana pensiunnya sendiri. Setiap bulan gaji saya dipotong untuk iuran dana pensiun. Dana pensiun yang saya ikuti memberikan manfaat pasti. Besaran dana pensiun yang saya terima didasarkan pada perhitungan gaji terakhir dan masa kerja.
Pentingnya Asuransi Kesehatan di Masa Pensiun
“Pensiun? Duh masih jauh, gak usah dibahas sekarang deh, toh saya masih muda dan masih kuat bekerja. Nanti aja kalau sudah menjelang usia 50 tahun.”