Orang Indonesia Masih Suka Makan Tabungan: Apa Maksudnya dan Bagaimana Cara Mengatasinya
Di Indonesia, kebiasaan makan tabungan untuk membiayai kehidupan sehari-hari terus berlanjut hingga akhir 2023. Data dari Survei Konsumen Bank Indonesia yang dikutip oleh CNBC menyebutkan, bahwa sampai November 2023 menunjukkan bahwa rasio tabungan terhadap pendapatan menurun dari 15,7% di bulan Oktober menjadi 15,4% di bulan November.
Sementara itu, proporsi pendapatan yang digunakan untuk membayar cicilan atau utang mengalami peningkatan dari 8,8% menjadi 9,3% dalam periode yang sama.
Wah, jadi topik yang menarik untuk dibahas nih. Apalagi kalau kamu ternyata juga termasuk mereka yang makan tabungan buat hidup.
Table of Contents
Makan Tabungan buat Hidup – Yay or Nay
Dalam kondisi ekonomi yang fluktuatif, praktik makan tabungan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari jadi “gaya hidup”. Ini sih ngeri-ngeri sedap. Tapi, ya kenyataannya begitu.
Survei tersebut juga menyoroti bahwa kelompok masyarakat berpenghasilan rendah adalah yang paling banyak terdampak, rasio kemampuan menabung mereka menurun. Contohnya, bagi kelompok yang mengeluarkan Rp 1-2 juta per bulan, kemampuan menabung mereka turun dari 16,1% menjadi 15,8%.
Tidak hanya golongan berpenghasilan rendah, kelompok dengan pengeluaran di atas Rp 5 juta per bulan juga mengalami penurunan kemampuan menabung, dari 18% menjadi 16,3%.
Pada sisi lain, kelompok dengan pengeluaran bulanan antara Rp 2,1 juta hingga Rp 5 juta justru menunjukkan peningkatan dalam kemampuan menabung. Meskipun terjadi penurunan dalam rasio pendapatan yang digunakan untuk konsumsi dari 75,6% pada Oktober menjadi 75,3% pada November, kelompok dengan pengeluaran lebih dari Rp 5 juta per bulan malah mengalami kenaikan konsumsi dari 68,4% menjadi 72,6%.
Kecenderungan ini menunjukkan bahwa konsumsi menurun pada semua tingkat pengeluaran, kecuali bagi mereka yang berpengeluaran lebih tinggi.
Baca juga: Cara Menabung untuk Dapatkan 10 Juta Pertamamu
Supaya Enggak Harus Makan Tabungan, Apa yang Kudu Dilakukan?
Untuk menghindari makan tabungan untuk kebutuhan sehari-hari dan meningkatkan kestabilan keuangan, berikut beberapa tip praktis yang bisa dilakukan.
1. Budgeting
Budgeting atau membuat anggaran bulanan merupakan langkah penting untuk mengelola keuangan dengan lebih efektif. Proses ini bisa kamu mulai dengan mencatat penghasilan dan pengeluaran yang terjadi dalam sebulan. Dengan catatan ini, kamu bisa melihat bagaimana kesehatan keuanganmu.
Kalau memang belum sehat, maka kamu perlu untuk fokus dulu membuatnya jadi sehat dan positif. Buat anggaran setiap bulan berdasarkan penghasilan yang kamu buat. Masukkan tabungan sebagai salah satu pos pengeluaran wajib. Pastinya dengan memperhitungkan kebutuhan lainnya.
Kamu bisa coba formula 4-3-2-1; 40% untuk kebutuhan rutin, 30% untuk cicilan utang, 20% untuk lifestyle, dan 10% untuk tabungan. Angka ini juga bukan angka mati. Kamu bisa kok menyesuaikannya dengan kebutuhan. Yang pasti, harus ada alokasi tabungan ya.
2. Mulai Biasakan Menabung dan Jangan Disabotase
Memulai kebiasaan menabung dengan jumlah kecil merupakan strategi efektif untuk membiasakan diri dengan pengelolaan keuangan yang baik, terutama bagi mereka yang merasa sulit untuk menabung dalam jumlah besar sekaligus. Langkah ini penting karena konsistensi dalam menabung sering kali lebih berdampak daripada jumlah yang ditabung pada satu waktu.
Nah, kalau sudah berhasil menabung, ya jangan disabotase ya. Ingat, bahwa kamu sudah punya anggaran untuk berbagai keperluan. Disiplinlah dengan anggaran tersebut, dan uang yang sudah “dikeluarkan” untuk ditabung tidak bisa balik lagi, seperti kalau kamu mengeluarkan uang untuk membeli sesuatu.
Kamu juga bisa mencoba strategi menabung yang pernah dishare di web ini lo. Lumayan kan, kalau dalam satu tahun kamu bisa menabung 10 juta?
3. Kurangi Utang
Mengurangi utang dapat menekan peluang untuk menggunakan tabungan untuk kebutuhan sehari-hari. Ketika kamu memiliki banyak utang, terutama dengan bunga tinggi, pembayaran bulanan yang besar dapat menguras pendapatan bulanan kamu. Akibatnya, hanya tersisa sedikit ruang untuk pengeluaran lainnya, termasuk menabung.
Dalam situasi seperti ini, tabungan yang seharusnya digunakan untuk tujuan jangka panjang atau darurat bisa terpakai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau bahkan untuk membayar utang. Jadi, sementara kamu menyehatkan keuangan agar enggak makan tabungan, hindari dulu berutang dalam bentuk apa pun.
4. Cari Penghasilan Tambahan
Mencari sumber penghasilan tambahan adalah langkah strategis untuk memperkuat keuangan pribadi dan mengurangi peluang makan tabungan untuk biaya sehari-hari. Dengan menambahkan aliran pendapatan, kamu bisa meningkatkan total pendapatan bulanan. Hal ini secara langsung akan dapat membantu dalam mengurangi tekanan keuangan.
Pekerjaan sampingan atau memulai usaha kecil bisa sangat membantu dalam mengumpulkan uang ekstra yang tidak hanya menutup kebutuhan rutin tetapi juga memberikan ruang lebih untuk menabung. Pendapatan tambahan ini memungkinkan kamu untuk memenuhi kebutuhan tanpa harus mengganggu tabungan yang sudah ada, yang idealnya disimpan untuk tujuan jangka panjang atau situasi darurat.
5. Bikin Tujuan Keuangan yang Serius
Menetapkan tujuan keuangan yang jelas adalah langkah penting dalam membangun disiplin finansial yang kuat. Tujuan ini berfungsi sebagai motivasi untuk terus menabung dan menghindari penggunaan uang tabungan secara sembarangan.
Dengan tujuan yang spesifik, kamu lebih mungkin untuk tetap pada rencana keuangan dan membuat keputusan yang bijaksana mengenai cara mengelola uang kamu.
So, buat tabungan kamu supaya punya “judul”. Mau dipakai buat apa nanti tabungannya? Buat liburan? Buat bayar DP rumah? Judul apa pun boleh, lalu tentukan nominal targetnya. Dengan begitu, kamu akan termotivasi agar tidak mengganggu tabungan.
Baca juga: Tujuan Keuangan Jangka Pendek yang Realistis: Bagaimana Menentukan Target yang Terjangkau
Nah, makan tabungan untuk keperluan sehari-hari dapat ditekan dengan beberapa hal yang kamu lakukan di atas. Jangan lupa, setelah satu bulan menggunakan anggaran yang telah dibuat, penting untuk mengulas kembali pengeluaran kamu dan melakukan penyesuaian yang diperlukan.
Proses evaluasi ini enggak hanya membantu kamu memahami kebiasaan belanja lebih baik tetapi juga memungkinkan kamu untuk membuat perubahan strategis yang meningkatkan efisiensi pengeluaran.
Dengan demikian, kamu dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya finansial dan menghindari kebiasaan mengambil uang dari tabungan, yang pada akhirnya akan mendukung kestabilan finansialmu dalam jangka panjang.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Mengenal Pos-Pos dalam Laporan Keuangan Pribadi untuk Mengelola Keuangan dengan Bijaksana
Buat mereka yang belum terbiasa, mengelola keuangan pribadi sering kali dianggap sebagai tugas yang membingungkan dan menantang. Namun, dengan pemahaman yang tepat tentang pos-pos dalam laporan keuangan, tugas tersebut bisa menjadi lebih sederhana dan mudah dimengerti.
Catatan atau laporan keuangan pribadi bukan hanya sekadar catatan tentang pengeluaran dan penghasilan doang, melainkan juga gambaran komprehensif dari kondisi keuangan kamu saat ini. Terutama sih, soal sehat atau enggaknya.
Dengan memahami setiap detail dan pos-pos dalam laporan keuangan, kamu akan punya bekal yang diperlukan untuk membuat keputusan yang bijaksana dan strategis. Dari merencanakan pengeluaran bulanan hingga menetapkan tujuan jangka panjang, pengetahuan akan kondisi diri sendiri ini menjadi fondasi untuk mengelola keuangan dengan lebih efektif.
Apalagi kalau kamu punya tujuan untuk bisa meraih kebebasan finansial, mengenal dan memahami pos-pos dalam laporan keuangan pribadi adalah langkah pertama yang esensial.
Jenis Pos-Pos dalam Laporan Keuangan Pribadi
Nah, sebelumnya, laporan keuangan pribadi ini pastinya bersifat pribadi juga. Artinya, pos-pos dalam laporan keuangan ini bisa saja akan berbeda untuk satu orang dengan yang lainnya. Hal ini enggak jadi masalah ya, kamu bisa menyesuaikannya dengan kebutuhan. Yang penting, berikut adalah garis besarnya.
Neraca
Neraca keuangan pribadi merupakan salah satu bentuk catatan atau laporan keuangan pribadi yang memberikan gambaran tentang aset, liabilitas, dan ekuitas pribadi seseorang pada suatu titik waktu tertentu.
Pos-pos dalam laporan keuangan pribadi ini umumnya terdiri atas catatan-catatan berikut ini.
Aset Pribadi
Aset pribadi yaitu catatan segala sesuatu yang kamu miliki yang memiliki nilai ekonomis, mulai dari rumah, kendaraan, dan sebagainya. Terdiri atas:
- Aset Lancar: Aset yang mudah dikonversi menjadi kas atau yang akan digunakan dalam waktu singkat. Misalnya seperti catatan jumlah kas di tangan dan di bank, deposito berjangka, atau berbagai jenis produk investasi jangka pendek misal reksa dana pasar uang dan sejenisnya.
- Aset Tidak Lancar: Aset yang tidak dengan mudah dijual atau digunakan dalam waktu singkat. Contohnya properti seperti rumah atau tanah, kendaraan seperti mobil atau motor, perhiasan, koleksi pribadi misalnya punya koleksi tas branded.
Liabilitas Pribadi
Liabilitas pribadi adalah kewajiban atau utang yang kita miliki. Umumnya terdiri atas:
- Liabilitas Jangka Pendek: Utang yang harus dibayar dalam waktu singkat. Contohnya kartu kredit, paylater, dan sejenisnya. Termasuk utang pribadi pada teman atau keluarga. Ini jangan sampai (pura-pura) lupa ya.
- Liabilitas Jangka Panjang: Utang atau kewajiban dengan jangka waktu pembayaran yang lebih panjang. Misalnya seperti KPR, kredit kendaraan, atau sejenisnya.
Ekuitas Pribadi (Kekayaan Bersih)
Nah, di sini, kita bisa menghitung antara total aset dan total liabilitas yang dimiliki. Dengan kata lain, jika kamu menjual semua asetmu dan membayar semua utang, ekuitas pribadi ini adalah jumlah uang yang kamu miliki. Kita jadi tahu, apakah di sini positif atau negatif.
Laporan Arus Kas
Laporan arus kas atau cash flow dalam konteks keuangan pribadi akan mencatat aliran kas masuk dan keluar dari keuangan seseorang selama periode waktu tertentu. Umumnya pos-pos dalam laporan keuangan ini akan terdiri atas:
Arus Kas Masuk (Penghasilan)
Catatan keuangan ini mencerminkan semua sumber pendapatan atau penerimaan kas selama periode tertentu. Berikut adalah pos-pos dalam laporan keuangan cash flow pribadi yang umumnya ada dari pendapatan:
- Gaji dan Upah: Ini adalah pendapatan utama bagi sebagian besar orang, termasuk gaji, bonus, komisi, atau jenis pendapatan aktif lainnya.
- Investasi: Seperti dividen dari saham, bunga dari deposito berjangka, atau tabungan.
- Sewa: Jika kamu memiliki properti yang disewakan.
- Lainnya: Ini bisa mencakup hal-hal seperti hadiah uang, penjualan barang pribadi, atau pengembalian pajak.
Arus Kas Keluar (Pengeluaran)
Di sini mencakup semua pembayaran atau pengeluaran kas selama periode tertentu. Bisa terdiri atas pengeluaran:
- Rumah Tangga: Seperti sewa atau cicilan rumah, utilitas (listrik, air, gas), dan telekomunikasi (telepon, internet).
- Transportasi: Seperti cicilan mobil, bensin, perawatan, sampai asuransi kendaraan.
- Makanan: Baik untuk belanja bahan makanan atau makan di luar.
- Kesehatan: Seperti premi asuransi kesehatan, biaya dokter, dan obat-obatan.
- Hiburan dan Rekreasi: Seperti bioskop, gym, atau liburan.
- Pembayaran Utang: Meliputi pembayaran kartu kredit, pinjaman pribadi, atau pinjaman lainnya.
- Pengeluaran Lainnya: Seperti pakaian, pendidikan, sumbangan, atau pengeluaran tak terduga.
Hasil Arus Kas (Selisih antara Arus Masuk dan Arus Keluar)
Nah, setelah membandingkan antara arus kas masuk dan keluar, maka kemudian akan muncul catatan berikut:
- Surplus: Jika kamu memiliki lebih banyak uang masuk daripada uang yang keluar.
- Defisit: Jika kamu menghabiskan lebih banyak uang daripada yang kamu terima.
Tips Mengelola Keuangan dengan Bijaksana
Mengelola keuangan pribadi dengan bijaksana membutuhkan pemahaman mendalam tentang pos-pos dalam laporan keuangan kamu. Berikut adalah beberapa tip yang berhubungan dengan pos-pos dalam laporan keuangan pribadi seperti di atas.
1. Pahami Sumber Penghasilanmu
Di bawah pos pendapatan dalam laporan arus kas, catat setiap sumber pendapatan kamu, baik itu gaji, pendapatan investasi, atau pendapatan lainnya. Ini membantumu untuk mengetahui seberapa stabil penghasilan yang kamu dapatkan, dan dari mana saja sumber-sumber tersebut berasal.
2. Kategorikan Pengeluaranmu
Dengan memahami pengeluaranmu berdasarkan kategori (misalnya, makanan, transportasi, hiburan), kamu dapat menentukan area mana yang mungkin memerlukan pemangkasan atau pengelolaan lebih lanjut.
3. Tinjau Liabilitas atau Kewajibanmu
Di neraca pribadi, liabilitas adalah utang yang harus kamu bayar. Dengan memahami jumlah dan jenis utangmu, kamu dapat merencanakan strategi pembayaran yang lebih efisien.
4. Jaga Keseimbangan Aset
Kenali asetmu, baik lancar maupun tidak lancar. Aset lancar seperti tabungan harus mudah diakses untuk kebutuhan mendesak, sedangkan aset tidak lancar seperti properti atau investasi dapat memberikan imbal hasil jangka panjang.
5. Tentukan Kekayaan Bersihmu
Dengan mengurangkan total liabilitas dari total aset yang kamu miliki, kamu akan mendapatkan gambaran tentang kekayaan bersihmu. Jika angkanya positif dan meningkat dari waktu ke waktu, itu adalah tanda pengelolaan keuangan yang kamu lakukan sekarang sudah baik. Kalau belum, maka kamu masih punya waktu untuk mengutak-atiknya, hingga bisa mendapatkan hasil yang lebih baik ke depannya.
Dengan begini, kamu juga tahu, apakah kebutuhan esensialmu bisa dipenuhi dengan baik tanpa kesulitan?
6. Buat Anggaran dan Ikuti
Setelah memahami arus kas kamu, buatlah anggaran bulanan. Ini membantumu memastikan bahwa pengeluaran enggak melebihi pendapatan dan kamu dapat menabung untuk tujuan jangka panjang.
7. Evaluasi secara Berkala
Setidaknya sekali setiap kuartal, review kembali pos-pos dalam laporan keuangan kamu. Ini memberikan kesempatan untuk menyesuaikan kebiasaan yang kamu lakukan selama ini dengan perubahan dalam pendapatan atau kebutuhan.
8. Siapkan Dana Darurat
Berdasarkan laporan arus kas, tentukan sejumlah uang untuk disisihkan sebagai dana darurat. Ini akan membantumu dalam menghadapi situasi tak terduga tanpa harus berutang.
9. Fokus pada Pengurangan Utang
Jika Anda memiliki liabilitas, tentukan strategi untuk menguranginya, apakah dengan metode snowball atau avalanche. Keduanya menekankan pada pembayaran utang dengan cepat.
10. Investasikan dengan Bijaksana
Setelah memahami posisi keuangan kamu, pertimbangkan untuk mulai berinvestasi. Ini bisa membantu meningkatkan asetmu dalam jangka panjang.
Dengan pemahaman mendalam tentang pos-pos dalam laporan keuangan pribadi dan menerapkan tip di atas, kamu akan lebih siap untuk mengambil kendali penuh atas keuanganmu sendiri, dan membuat keputusan yang bijaksana untuk masa depanmu.
Pengin tahu lebih banyak tentang serba-serbi pengelolaan cash flow keuangan pribadi? Yuk, ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Strategi Mengembalikan Dana Darurat
Dana darurat memang akan menolong di saat-saat darurat. Makanya, jangan remehkan keberadaannya. Seperti di saat krisis seperti sekarang. So, it’s ok jika kita memang harus mempergunakannya, apalagi untuk memenuhi kebutuhan hidup. Penghasilan juga lagi “menyesuaikan”, bukan? Tapi, buatlah komitmen untuk mengembalikan dana darurat begitu kondisi sudah memungkinkan.
Bagaimana strategi terbaik untuk bisa mengembalikan dana darurat ini? Kamu pasti tahu, bahwa jumlah dana darurat yang paling ideal itu juga enggak sedikit kan? Besarnya adalah sebagai berikut:
- Lajang: 4 x pengeluaran bulanan
- Menikah: 6 x pengeluaran bulanan
- Menikah 1 anak: 9 x pengeluaran bulanan
- Menikah, 2 anak atau lebih/Wirausaha/Freelance: 12 x pengeluaran bulanan
Bisakah kita mengembalikan dana darurat yang sudah kita pakai dan mencapai jumlah ideal ini? Bisa! Iya, mari kita optimis, dan lakukan beberapa langkah berikut.
5 Strategi Mengembalikan Dana Darurat
1. Financial check up
Selalu awali dengan financial check up, yaitu proses untuk memeriksa kondisi keuangan kita. Setelah kemarin kita kalang kabut lantaran kebutuhan yang berubah, pun punya kebiasaan keuangan yang baru, terus kondisinya sekarang kayak apa?
Setelah financial check up, kamu akan mengetahui posisi aset lancar sekaligus berbagai kewajiban yang ada (termasuk posisi utang) sekarang. Dengan demikian, kamu akan dapat merencanakan untuk mengembalikan dana darurat dengan lebih baik.
2. Sisihkan di awal
Selalu sisihkan di awal, karena dana darurat bisa dibilang sebagai salah satu tujuan keuangan yang paling penting dan urgent untuk segera dicapai.
Jangan tunggu uang sisa setiap bulannya, karena enggak akan pernah ada uang sisa. So, begitu kamu dapat gaji atau penghasilan apa pun, selalu sisihkan di awal untuk masuk ke pos dana darurat ini.
3. Tempatkan di instrumen yang tepat
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk dapat menjadi instrumen dana darurat yang paling tepat, yaitu harus mudah diakses dan mudah dicairkan.
Setidaknya taruh dana darurat sebesar 1 bulan pengeluaran di rekening tabungan biasa. Buka rekening khusus, kalau perlu ya. Selanjutnya, kamu bisa menaruh sisa dana darurat di:
- Deposito
- Logam mulia
- Reksa dana pasar uang
- Reksa dana pendapatan tetap
Jangan taruh dana darurat di instrumen yang terlalu agresif maupun yang susah dicairkan. Nanti kalau butuh, kita malah jadi pusing sendiri.
4. Kendalikan pengeluaran
Iya, mungkin kalau mau mengembalikan dana darurat sejumlah besaran yang ideal akan berat bagi sebagian orang. Katakanlah, kita punya pengeluaran Rp7 juta/bulan, sedangkan kita sudah menikah dan punya anak satu. So, dana darurat yang ideal seharusnya mencapai Rp63 juta. Jumlah yang enggak sedikit kan?
Jangan khawatir, jumlah itu enggak harus langsung terpenuhi semuanya kok. Kamu bisa mengembalikan dana darurat sebesar 2 – 3 kali pengeluaran bulanan lebih dulu sebagai target pertama, selanjutnya asalkan kamu bisa menyisihkan sedikit demi sedikit bersama dengan tujuan keuangan lainnya, itu akan sangat baik adanya.
Tekan pengeluaran yang enggak penting, dan kendalikan belanja, agar kamu bisa lebih banyak menyisihkan uang. Memperpanjang masa penghematan tentu enggak akan terlalu sulit kan, setelah masa krisis terlewati nantinya.
5. Diversifikasi
Don’t put your eggs in one basket.
Paham kan? Jangan hanya mengandalkan satu instrumen sebagai wadah untuk mengembalikan dana darurat. Di poin ketiga di atas, ada beberapa pilihan instrumen yang bisa dimanfaatkan untuk tempat menyimpan dana darurat. Kamu bisa mengalokasikannya sesuai rencanamu.
Setelah masa krisis akibat pandemi virus korona ini berakhir, kamu pasti semakin paham betapa pentingnya memiliki dana darurat kan?
Jika kemarin kamu masih suka ‘nakal’, maka selanjutnya mungkin kamu akan bisa berpikir lebih bijak. Dana darurat itu penting banget untuk kita miliki, dan hanya boleh dipakai di saat-saat yang benar-benar genting. Dan, midnight sale, liburan, konser, dan sejenisnya itu bukan termasuk ‘kondisi darurat’.
Lesson learned, semoga kita semua semakin bijak menyikapi kondisi. Tetap semangat untuk mengembalikan dana darurat yang sudah kamu pakai ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.