Pentingnya Kesehatan Mental dalam Mengelola Keuangan Pribadi Karyawan
Siapa nih yang masih belum percaya bahwa kesehatan mental itu ada hubungannya dengan pengelolaan keuangan pribadi?
Kesehatan mental itu punya peran penting dalam segala aspek hidup, termasuk dalam hal keuangan. Bisa dikatakan begini. Jika ada masalah keuangan, kesehatan mental bisa terpengaruh. Kesehatan mental terpengaruh, akhirnya membuat kita enggak bisa membuat keputusan keuangan yang baik.
Akibatnya, muncullah masalah keuangan yang lebih besar lagi. Begitu terus ra uwis uwis.
Table of Contents
Hubungan Antara Kesehatan Mental dan Pengelolaan Keuangan Pribadi Karyawan
Apalagi bagi karyawan, kesehatan mental jelas memiliki pengaruh langsung terhadap keuangan pribadinya. Tekanan pekerjaan acap menjadi penyebab kondisi kesehatan mental karyawan menurun. Akhirnya bisa memengaruhi performa, yang jadinya ngefek juga ke keuangan pribadinya.
So, seimbang secara mental itu jadi kunci. Karena bagaimanapun, tekanan pekerjaan itu akan selalu ada. Sebagai karyawan, kita “hanya” bisa membuatnya seimbang.
Nah, ayo kita lihat, sejauh mana hubungan antara kesehatan mental dapat memengaruhi pengelolaan keuanganmu, yang kemudian bisa ngefek ke stabilitas hidup secara keseluruhan.
1. Kemampuan Mengambil Keputusan
Enggak ada orang yang bisa mengambil keputusan dengan bijak kalau kondisi mentalnya buruk. So, kesehatan mental yang baik akan membuatmu bisa berpikir jernih. Kamu bisa mempertimbangkan berbagai opsi, dan membuat keputusan finansial berdasarkan analisis yang logis.
Kondisi mental yang stabil juga membantu mengurangi pengaruh emosi negatif, seperti kecemasan atau ketakutan, yang dapat menyebabkan keputusan tergesa-gesa atau tidak rasional. Dengan mental yang sehat, fokus terhadap tujuan keuangan jangka pendek maupun jangka panjang menjadi lebih terarah. Dengan begitu, alokasi dana untuk kebutuhan, tabungan, dan investasi dapat dilakukan dengan strategi yang tepat.
Baca juga: Persiapan Keuangan dan Mental saat Usia Pensiun Karyawan Swasta Tiba
2. Pengendalian Pengeluaran
Kondisi mental yang stabil memungkinkanmu lebih bijak dalam membedakan antara kebutuhan dan keinginan, sehingga pengeluaran dapat dikelola secara lebih terarah. Kesehatan mental yang baik juga bisa membantumu mengurangi dorongan untuk belanja impulsif yang biasanya kamu lakukan karena pelarian dari stres atau emosi negatif.
Dengan kestabilan emosi, prioritas pengeluaran bisa lebih jelas. Uang yang kamu punya bisa digunakan untuk hal-hal yang benar-benar penting.
3. Perencanaan Keuangan Jangka Panjang
Yang ini seharusnya gampang dijelaskan. Kalau kamu punya kondisi mental yang buruk, mana mungkin bisa mikirin masa depan?
Dengan kesehatan mental yang baik, akan mudah bagi untuk disiplin dan konsisten dalam menjalankan rencana keuangan jangka panjang. Kamu bisa menetapkan tujuan keuangan secara realistis. Kamu bisa pengin punya rumah, pengin punya pendidikan tinggi, juga pengin anakmu sekolah di sekolah terbaik, bahkan kamu bisa membayangkan pension dreams kamu seperti apa.
Kamu juga siap menghadapi tantangan keuangan, seperti misalnya kalau ternyata investasimu belum sesuai harapan pertumbuhannya, atau tiba-tiba ada pengeluaran tak terduga. Kamu tetap bisa manage, tanpa kehilangan fokus pada tujuan hidup terbesarmu.
4. Produktivitas Kerja
Kesehatan mental yang baik juga akan bisa membuatmu fokus pas kerja. Kamu bisa efisien dan kreatif.
Lingkungan mental yang positif mengurangi risiko kelelahan, stres, atau kehilangan motivasi, sehingga kinerja tetap optimal meskipun menghadapi tekanan pekerjaan. Dengan produktivitas yang tinggi, peluang untuk mendapatkan penghasilan lebih tinggi juga jadi lebih bagus.
Selain itu, mental yang sehat juga membuatmu mampu membangun hubungan kerja yang baik, dengan rekan kerja, dengan atasan, dan semua yang ada di kantor.
5. Manajemen Stres
Kesehatan mental yang baik memberikan kemampuan untuk mengelola stres secara lebih efektif. Termasuk ketika ada tekanan muncul. Misalnya seperti utang, pengeluaran mendadak, atau tiba-tiba mengalami penurunan atau kehilangan penghasilan.
Dengan mental yang sehat, kamu dapat menghadapi masalah keuangan tanpa merasa kewalahan. Kamu pun dapat mencari solusi dengan tenang dan logis.
6. Mencegah Kesalahan Keuangan
Dengan kesehatan mental yang terjaga, kamu bisa menekan risiko melakukan kesalahan finansial yang bisa berdampak jangka panjang. Kamu bisa mengelola kewajiban finansial dengan baik. Kayak enggak pernah lupa bayar cicilan, enggak utang sembarangan, dan tahu betul apa syarat utang sehat.
Dengan menjaga kesehatan mental, risiko kesalahan seperti salah hitung anggaran atau memilih utang berbunga tinggi dapat diminimalkan, sehingga stabilitas finansial lebih terjamin.
7. Dukungan Lingkungan Kerja
Nah, dari sisi perusahaan juga sama. Perusahaan yang peduli terhadap kesehatan mental karyawan akan dapat menciptakan lingkungan kerja yang mendukung produktivitas dan kesejahteraan karyawannya.
Dukungan ini dapat berupa program kesehatan mental, fleksibilitas kerja, akses ke konseling, atau pelatihan pengelolaan stres. Lingkungan kerja yang sehat membantu karyawan tetap fokus, mengurangi risiko kelelahan, dan meningkatkan kepuasan kerja. Dengan begitu, produktivitas meningkat. Penghasilan yang stabil akibat produktivitas meningkat pada akhirnya juga akan membuat karyawan semakin bagus kinerjanya.
Perusahaan yang menyediakan fasilitas untuk membantu karyawan mengelola tekanan pekerjaan secara efektif turut mendorong stabilitas finansial. Karyawan dapat lebih optimal dalam merencanakan dan mengelola keuangan. Dukungan semacam ini juga menciptakan loyalitas dan rasa aman, yang berkontribusi pada keseimbangan mental dan finansial jangka panjang.
Baca juga: Tak Hanya Butuh Seminar Keuangan, Karyawan Juga Butuh 7 Hal Ini
So, gimana? Setuju kan, bahwa menjaga kesehatan mental adalah langkah penting untuk mencapai keseimbangan dalam hidup dan keuangan. Dengan kondisi mental yang terjaga, pengelolaan keuangan menjadi lebih terarah, efektif, dan mendukung kestabilan finansial jangka panjang.
Ingin meningkatkan kesejahteraan finansial dan produktivitas karyawan di kantor? Yuk, undang QM Financial untuk mengadakan kelas keuangan yang komprehensif dan praktis di kantor. Hubungi QM Financial sekarang ya!
Budaya Kerja Positif dapat Memengaruhi Kebiasaan Finansial Pribadi Karyawan: Ini Alasan dan Cara Membangunnya
Budaya kerja dan pengelolaan keuangan pribadi karyawan memiliki hubungan yang erat.
Kok bisa? Iya, karena kita adalah makhluk sosial. So, sedikit banyak yang kita lakukan akan mendapat pengaruh dari lingkungan di mana kita berada. Nggak percaya? Coba deh, baca artikel tentang money scripts ini.
Jadi, apa yang kita lalui di kantor sedikit banyak juga akan memengaruhi kehidupan pribadi kita. Ya, gimana enggak kan? Sebagian besar dari kita itu menghabiskan minimal 8 jam di kantor lo! Itu sama artinya dengan sepertiga waktu seharian kan? Maka enggak heran, kadang pas berangkat sih fine-fine saja. Sampai di kantor, suntuk karena kerjaan nggak beres, banyak masalah, endebre endebre. Maka terbawalah kesuntukan itu kembali ke rumah.
Hayo, siapa yang suka gitu?
Nah, lebih jauh lagi. Apa yang menjadi budaya kerja di kantor dan pola pengelolaan keuangan pribadi kita sebagai karyawan itu juga saling memengaruhi.
Loh, kok bisa?
Hubungan Budaya Kerja dan Pengelolaan Keuangan Pribadi
Lingkungan kerja yang positif dan mendukung dapat memengaruhi kebiasaan finansial pribadi karyawan. Begitu pula sebaliknya, kebiasaan finansial pribadi karyawan dapat memengaruhi budaya kerja di tempat kerja.
Sadar Pentingnya Mengelola Keuangan
Pertama-tama, budaya kerja yang positif dapat memengaruhi pengelolaan keuangan pribadi karyawan dengan menciptakan kesadaran tentang pentingnya mengelola keuangan dengan baik.
Dalam lingkungan kerja yang positif, karyawan akan lebih terdorong untuk memikirkan keuangan mereka dan mencari cara untuk mengelola keuangan secara bijaksana. Misalnya, perusahaan yang menawarkan pelatihan dan sumber daya tentang manajemen keuangan dapat membantu karyawan untuk lebih sadar akan kebutuhan mereka dalam mengelola keuangan pribadi mereka.
Menumbuhkan Kebiasaan Finansial yang Baik
Budaya kerja yang positif juga dapat membantu karyawan mengembangkan kebiasaan finansial yang lebih baik.
Karyawan yang bekerja di lingkungan kerja yang positif cenderung memiliki pola pikir yang lebih positif juga, disiplin dalam pekerjaan mereka, dan hal ini juga dapat tercermin dalam kebiasaan finansial pribadi mereka.
Misalnya, karyawan yang disiplin dalam membuat anggaran dan menabung untuk masa depan dapat mengembangkan kebiasaan yang sama dalam pekerjaan mereka, seperti mengelola waktu dengan baik atau menyelesaikan proyek dengan teliti.
Sebaliknya, kebiasaan finansial pribadi karyawan juga dapat memengaruhi budaya kerja di tempat kerja. Karyawan yang mengalami kesulitan keuangan atau stres keuangan yang tinggi akan memberikan performa kerja mereka yang juga kurang optimal. Mereka mungkin lebih mudah terganggu, kurang fokus, atau kurang produktif.
Cara Perusahaan Berperan Membangun Budaya Kerja yang Positif
Perusahaan dapat membantu membangun budaya kerja yang baik dan berdampak positif pada pengelolaan keuangan pribadi karyawan dengan mengambil beberapa tindakan berikut ini.
Memberikan Financial Training
Perusahaan dapat menyediakan akses ke sumber daya dan pelatihan tentang manajemen keuangan yang baik. Bisa dilakukan secara internal, maupun mengundang yang lebih profesional. Seperti QM Financial.
Dalam financial training tersebut, karyawan akan dilatih manajemen keuangan secara komprehensif, mulai dari membuat anggaran, menabung, atau menginvestasikan uang. Dengan begini, perusahaan dapat membantu meningkatkan kesadaran karyawan tentang keuangan mereka dan membantu mereka mengembangkan kebiasaan keuangan yang lebih baik.
Memberikan insentif dan bantuan kepada karyawan untuk mencapai tujuan keuangan
Perusahaan dapat memberikan bantuan bagi karyawan yang ingin mencapai tujuan keuangan mereka. Misalnya saja, memberikan fasilitas pinjaman dengan bunga lunak untuk membeli rumah. Atau memberikan bantuan pendidikan untuk jenjang-jenjang sekolah tertentu bagi anak-anak karyawan. Termasuk juga memberikan berbagai fasilitas program kesehatan kerja untuk karyawan beserta seluruh keluarganya.
Hal ini dapat memotivasi karyawan untuk mengembangkan kebiasaan keuangan yang lebih baik dan merasa didukung oleh perusahaan.
Menawarkan program karyawan untuk manajemen keuangan
Perusahaan dapat menawarkan program karyawan untuk manajemen keuangan, seperti konseling keuangan atau membuatkan program pensiun.
Program-program ini dapat membantu karyawan mengembangkan rencana keuangan yang lebih teratur dan membantu mereka mencapai tujuan keuangan mereka.
Menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan mendukung
Perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan mendukung, di mana karyawan merasa didukung dan termotivasi untuk mencapai tujuan keuangan mereka.
Hal ini dapat mencakup menciptakan lingkungan yang positif dan kolaboratif, mendukung pengembangan karier, dan memberikan dukungan karyawan dalam memenuhi kebutuhan mereka.
Meningkatkan komunikasi dan transparansi dalam keuangan perusahaan
Perusahaan dapat meningkatkan komunikasi dan transparansi dalam keuangan perusahaan, seperti memberikan laporan keuangan yang teratur atau menawarkan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan tentang keuangan perusahaan.
Hal ini dapat membantu karyawan merasa lebih terhubung dengan perusahaan mereka dan merasa lebih yakin tentang kondisi keuangan perusahaan.
Dengan mengambil tindakan-tindakan seperti ini, perusahaan dapat membantu membangun budaya kerja yang baik dan berdampak positif pada pengelolaan keuangan pribadi karyawan. Hal ini dapat membantu meningkatkan produktivitas karyawan, membantu mereka mencapai tujuan keuangan pribadi mereka, dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih positif dan inklusif.
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
7 Cara Cepat Kaya ala Buku “Rich Dad, Poor Dad”
Siapa yang tidak ingin cepat kaya? Yah, semua pasti ngacung deh. Namun, cepat kaya bukanlah sesuatu yang mudah dicapai loh!
Yes, kaya ini sebenarnya adalah istilah yang ambigu, karena levelnya bisa berbeda banget pada setiap orang. Sudah begitu, banyak orang pengin cepat kaya, sayangnya tidak dibarengi dengan pemahaman yang cukup juga. So, kalau membahas soal cepat kaya, kita memang harus punya standar dulu nih, dan kemudian harus siap bekerja keras juga. Pasalnya, seperti hukum alam yang berlaku—easy come, easy go—bahwa setiap hal yang terlalu cepat didapat, maka akan terlalu cepat pula terlepas.
Emang mau, cepat kaya tapi cepat miskin juga?
Buku “Rich Dad Poor Dad” karya Robert Kiyosaki menawarkan tip dan strategi yang dapat membantu membangun kekayaan. Bukan hanya dengan lebih cepat, tetapi juga lebih efektif dan efisien. Apakah kamu sudah pernah membaca buku ini?
Buku ini bisa dibilang sebagai “buku wajib” bagi siapa pun yang peduli terhadap pengelolaan keuangan pribadi. Dalam buku ini ada dibahas tentang perbedaan pola pikir antara orang kaya dan orang miskin, mengajarkan cara membangun aset dan menghindari utang yang tidak produktif, serta memberikan wawasan tentang menjadi pengusaha atau investor cerdas.
So, jika kamu siap memulai perjalananmu untuk meningkatkan kekayaan—cepat kaya tapi dengan cara yang cerdas, maka buku ini bisa menjadi panduan yang tepat untukmu.
Tentang Buku Rich Dad Poor Dad
“Rich Dad Poor Dad” adalah buku terkenal yang ditulis oleh Robert Kiyosaki. Buku ini diterbitkan pertama kali pada tahun 1997 dan telah terjual lebih dari 32 juta kopi di seluruh dunia. Buku ini merupakan panduan praktis tentang bagaimana membangun kekayaan dan mengubah pola pikir tentang uang.
Dalam buku ini, Kiyosaki menceritakan pengalamannya ketika dia masih muda dan memiliki dua figur ayah yang berbeda. Ayah kaya (rich dad) adalah seorang pengusaha dan investor yang sukses, sedangkan ayah miskin (poor dad) adalah seorang pegawai negeri. Melalui perbandingan antara kedua ayahnya, Kiyosaki mengajarkan pembaca untuk memahami bagaimana pola pikir tentang uang dan kekayaan memengaruhi keberhasilan finansial seseorang.
Buku ini berisi beberapa konsep penting, seperti perbedaan antara aset dan utang, pentingnya menghindari utang yang tidak produktif, dan cara membangun bisnis atau investasi yang sukses. Buku ini juga menekankan pentingnya pendidikan keuangan dan cara berpikir yang berbeda tentang uang dan investasi.
Secara keseluruhan, “Rich Dad Poor Dad” adalah buku yang sangat inspiratif dan informatif bagi mereka yang ingin cepat kaya dan mengubah cara berpikir mereka tentang uang. Buku ini telah menginspirasi banyak orang di seluruh dunia untuk memperbaiki situasi keuangan dan membangun kekayaan yang berkelanjutan.
Cara Cepat Kaya ala Buku Rich Dad Poor Dad
Sebelumnya, sekali lagi perlu diingat bahwa enggak ada jalan pintas untuk menjadi kaya. Namun, ada beberapa tip yang dapat membantu kamu meningkatkan kekayaan dengan memperbaiki pola pikir dan tindakan keuangan Anda, seperti yang dijelaskan dalam buku “Rich Dad Poor Dad” karya Robert Kiyosaki.
Enggak ada cara instan untuk menjadi kaya, tetapi ada cara cepat kaya secara cerdas seperti yang dijelaskan oleh Robert Kiyosaki.
1. Ubah pola pikir kamu tentang uang
Menurut Kiyosaki, orang yang kaya memiliki pola pikir yang berbeda tentang uang dari orang yang miskin. Orang kaya tidak hanya mencari pekerjaan yang baik, tetapi juga mencari peluang untuk membangun bisnis dan menghasilkan uang dari aset. Mereka juga tidak takut mengambil risiko dan memperoleh pengetahuan yang lebih dalam tentang keuangan.
2. Fokus pada aset, bukan utang
Orang kaya fokus pada membangun aset, sedangkan orang miskin lebih sering memikirkan utang. Kiyosaki menganjurkan untuk menghindari utang yang tidak produktif seperti kartu kredit dan pinjaman konsumen, dan sebaliknya membangun aset aktif seperti properti, saham, atau bisnis.
3. Belajarlah untuk mengelola keuangan kamu sendiri
Kiyosaki menekankan pentingnya mempelajari bagaimana mengelola keuanganmu sendiri. Ini termasuk mengatur anggaran, memahami pajak, dan mengetahui cara menginvestasikan uang yang kamu miliki. Jangan hanya mengandalkan saran atau keputusan orang lain dalam hal keuangan.
4. Jadilah pengusaha
Menurut Kiyosaki, menjadi pengusaha adalah salah satu cara terbaik untuk menjadi cepat kaya. Kamu dapat memulai bisnis kecil, mengembangkannya, dan menghasilkan penghasilan yang stabil darinya. Selain itu, sebagai pengusaha, kamu juga dapat memanfaatkan pajak yang lebih rendah dan berbagai insentif yang ditawarkan pemerintah.
5. Jadilah investor cerdas
Investasi adalah cara lain untuk cepat kaya, namun harus dilakukan dengan hati-hati. Kiyosaki menyarankan untuk mempelajari berbagai jenis investasi, termasuk saham, obligasi, dan properti, dan melakukan diversifikasi portofolio investasi kamu.
6. Jangan biarkan emosi memengaruhi keputusan keuanganmu
Orang kaya mampu mengontrol emosi mereka dan membuat keputusan keuangan yang rasional. Kiyosaki menyarankan untuk mempertimbangkan faktor-faktor yang objektif, seperti risiko dan potensi penghasilan, daripada hanya mengikuti emosi atau insting semata.
7. Teruslah belajar dan berkembang
Akhirnya, Kiyosaki menekankan pentingnya terus belajar dan mengembangkan diri kalau ingin cepat kaya. Termasuk di dalamnya seperti mengambil kelas keuangan, membaca buku, dan mengikuti seminar atau konferensi tentang keuangan atau bisnis. Dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, kamu dapat memaksimalkan potensi penghasilan yang kamu miliki, sehingga lebih cepat kaya.
Nah, jadi kalau kamu ingin mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana cara cepat kaya dan mengelola keuanganmu dengan lebih efektif, maka kamy dapat mempertimbangkan untuk mengikuti kelas keuangan QM Financial. Kelas ini menawarkan pengetahuan praktis tentang manajemen keuangan pribadi dan investasi, dengan fokus pada membangun aset dan menghindari utang yang tidak produktif. Dalam kelas ini, kamu akan belajar bareng para trainer yang berpengalaman, serta mendapatkan wawasan yang berguna dari sesi diskusi dengan peserta lainnya. Jangan ragu untuk bergabung dengan QM Financial dan mulailah perjalanan kamu menuju kekayaan finansial yang berkelanjutan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Bangun Loyalitas Karyawan dengan 5 Hal Berikut
Karyawan merupakan salah satu aset yang sangat berharga bagi perusahaan. Namun, jika tidak dikelola dengan baik, maka loyalitas karyawan akan rendah dan tingkat turnover karyawan bisa tinggi.
Loyalitas karyawan yang rendah akan membawa dampak kurang baik bagi perusahaan, baik itu secara materi ataupun bukan.
Jika sebuah perusahaan ingin agar karyawan betah, sehingga tak harus kehilangan karyawan yang sudah berpengalaman dan menghabiskan banyak waktu untuk rekrutmen, maka perusahaan tersebut perlu membangun loyalitas karyawan.
Lalu, bagaimana cara membangun loyalitas karyawan yang paling efisien?
Berikut ini adalah beberapa cara untuk membangun loyalitas karyawan
Memberikan Kesempatan Kepada Karyawan untuk Terlibat
Karyawan adalah aset terbesar karena mereka dapat menjadi keunggulan kompetitif perusahaan. So, membuat karyawan merasa bahwa mereka merupakan bagian dari perusahaan adalah penting.
So, libatkan mereka dalam misi atau proyek besar perusahaan. Jika perusahaan memiliki proyek, sebaiknya berikanlah mereka tugas yang tepat.
Tugas yang tepat adalah tugas yang sesuai dengan kemampuan mereka. Karyawan akan merasa dihargai jika mendapat kepercayaan untuk menyelesaikan suatu proyek. Jika karyawan merasa dihargai maka karyawan akan semakin loyal terhadap perusahaan.
Apresiasi
Nah, yang kedua ini ada kaitannya dengan poin pertama di atas.
TinyPulse telah melakukan survei dengan subjek karyawan. Hasil survei tersebut cukup menarik, karena hanya 12,4 % karyawan semakin loyal setelah mereka sukses melakukan pekerjaan besar dan diberi pengakuan dan apresiasi dari perusahaan
Ya memang sih. Salah satu kebutuhan emosional manusia adalah merasa dihargai.
Mungkin hal ini sepele, namun memberikan apresiasi kepada karyawan akan memberikan dampak yang cukup signifikan lho. Jika selama ini perusahaan belum terbiasa memberikan apresiasi, maka mulailah untuk memberikan apresiasi dari hal-hal kecil dulu. Seperti sapaan dan pujian. Berikutnya, bonus.
Apresiasi seperti ini dapat membuat karyawan merasa apa yang telah dia lakukan kepada perusahaan terlihat sehingga akan meningkatkan loyalitas karyawan.
Gaji yang Seimbang
Hal pertama yang dapat digunakan untuk membangun loyalitas karyawan adalah memberikan gaji sesuai peraturan dan kesepakatan.
Tak dapat dimungkiri kan, bahwa salah satu alasan mengapa karyawan mau bertahan di sebuah perusahaan adalah upahnya. Bagaimanapun, karyawan bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Uang adalah elemen penting yang dapat digunakan sebagai kontrol yang signifikan untuk kehidupan.
Belum lagi, untuk karyawan yang sudah berkeluarga. Mereka tentunya berusaha memberikan apa yang terbaik bagi keluarganya—anak-anaknya. Mereka juga akan melakukan apa pun untuk memastikan bahwa anak-anaknya memiliki masa depan yang cemerlang.
Karena itu, mereka akan mengukur layak tidaknya sebuah perusahaan diberikan loyalitas dari gaji yang diberikan.
Pengembangan Karyawan
Namun, kadang, meski gaji yang diberikan sudah sesuai kesepakatan dan aturan resmi, rasanya gaji masih kurang terus juga.
Nah, perlu diketahui, bahwa salah satu alasan yang juga dapat menyebabkan rendahnya loyalitas karyawan terhadap perusahaan adalah karyawan merasa kurang dipahami kebutuhannya oleh perusahaan. Seperti misalnya, dalam hal gaji yang kurang memuaskan ini.
Namun, kalau memang sudah sesuai dengan kesepakatan dan aturan, menaikkan gaji lagi bukanlah solusi yang pas. Lalu, bagaimana cara membantu mereka?
Untuk memenuhi “kebutuhan” karyawan yang satu ini, sekaligus memberikan pembimbingan terhadap pengelolaan gaji, maka training pengelolaan keuangan pribadi bisa jadi solusi yang baik.
Pelatihan atau training keuangan dapat membantu karyawan untuk belajar mengelola keuangan dengan baik. Jika karyawan terbebas dari masalah keuangan, dan merasa puas dengan gajinya, maka mereka pun akan bisa bekerja dengan lebih fokus dan produktif. Tak hanya gaji yang harus dikelola dengan baik lo, tetapi juga bonus-bonus.
Semakin produktif karyawan, semakin mereka merasa ikut andil dalam kesuksesan bisnis perusahaan, loyalitas karyawan pun semakin tinggi.
Jenjang Karier
Hidup ini seperti berjalan di antara anak tangga. Seseorang harus bergerak ke atas untuk mencapai tujuan. Bekerja di perusahaan yang memiliki jenjang karier yang jelas bagi karyawannya akan membangun loyalitas karyawan dengan cepat.
Sebaiknya setiap perusahaan memiliki rencana bagi setiap karyawannya di masa yang akan datang. Jenjang karier bagi karyawan ini bisa disesuaikan dengan kemampuannya dan berapa lama dia bekerja. Lama waktu bekerja tentunya akan memengaruhi pengalaman kerja seseorang. Oleh sebab itu seseorang yang telah lama bekerja di perusahaan akan berharap lebih pada perusahaan yaitu peningkatan karier.
Jika dari awal jenjang karier ini sudah jelas, karyawan akan lebih termotivasi untuk melakukan pekerjaannya dengan baik, dan berpotensi tidak tergiur untuk pindah ke perusahaan lain.
Itulah hal-hal yang dapat membangun loyalitas karyawan.
Ingin memberikan training keuangan untuk membangun loyalitas karyawan? Ataukah, punya kebutuhan training finansial yang lain? Sila kontak WA 0811 1500 688 untuk mendiskusikan kebutuhan training finansialmu. Semua modul dibuat SIMPEL, PRAKTIS, dan tentu saja FUN!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
3 Metode Training Karyawan yang Bisa Diterapkan untuk Memberikan Pelatihan Pengelolaan Keuangan Pribadi
Adalah menjadi kewajiban perusahaan untuk dapat mengelola aset terbaiknya dengan sebaik mungkin. Iya, aset terbaik berupa sumber daya manusia, alias karyawan, dengan memberikan berbagai training karyawan yang sesuai.
Salah satu jenis training karyawan yang disarankan untuk diberikan adalah training finansial atau pelatihan pengelolaan keuangan pribadi.
Mengapa Training Karyawan Ini Penting?
Virginia Tech Study pernah melakukan penelitian, dan hasilnya menunjukkan bahwa salah satu yang menjadi sebab menurunnya produktivitas karyawan adalah adanya masalah keuangan pribadi yang menjadi beban pikiran sehari-hari. Bahkan tak tanggung-tanggung, data menyebutkan bahwa satu dari 4 karyawan mengalami stres karenanya. Akibatnya, 80% karyawan–di Amerika Serikat ya terutama, karena penelitian ini diadakan di AS–bekerja tanpa fokus. Lebih parahnya, hal ini lantas meningkatkan persentase ketidakhadiran karyawan, bahkan hingga meningkatkan peluang fraud.
Penelitian lain yang diadakan oleh International Foundation of Employee Benefit Plans (IFEBP) di Brookfield Wisconsin juga memberikan hasil yang kurang lebih sama, bahwa karyawan kebanyakan memiliki masalah keuangan, dengan komposisi sebagai berikut:
- Utang: 66%
- Dana pensiun: 60%
- Dana pendidikan anak: 51%
- Untuk menutup kebutuhan sehari-hari: 48%
- Dana kesehatan: 36%
Hasilnya tentu saja merugikan perusahan.
Apalagi di saat-saat yang cukup sulit seperti sepanjang tahun 2020 ini. Banyak perusahaan yang struggling untuk bisa survive bisnisnya, sekaligus harus bisa menyiapkan karyawan untuk menghadapi hal yang sama dari sisi keuangan pribadi. Tentu bukan hal yang mudah. Bisa dibilang, PR-nya jadi berlipat ganda.
Solusi paling tepat untuk berbagai masalah keuangan karyawan ini salah satunya adalah dengan memberikan training karyawan terkait pengelolaan keuangan pribadi.
Tak hanya bisa mengatasi masalah produktivitas yang menurun, training karyawan pengelolaan keuangan pribadi juga akan dapat mengatasi masalah timbulnya peluang fraud hingga utang berlebihan pada karyawan, meningkatkan komitmen bisnis karyawan sehingga mereka siap untuk bekerja sama melalui krisis dengan baik, sampai dengan meningkatkan loyalitas.
Berikut beberapa metode training karyawan yang bisa diadopsi jika hendak memberikan pelatihan pengelolaan keuangan pribadi yang cukup efektif.
1. Kelas
Metode training karyawan jenis ini merupakan metode yang paling banyak diadopsi untuk memberikan pelatihan pengelolaan keuangan pribadi. Metode yang old school, tapi cukup efektif terutama jika ada banyak peserta. Modelnya bisa macam-macam, mulai dari model kuliah, konferensi, belajar dari studi kasus, hingga bermain peran atau role play.
Sejak masa pandemi dimulai, kelas training karyawan juga perlu disesuaikan dengan kondisi, dari offline menjadi online. Tetapi hal ini justru lebih menguntungkan. Dari sisi biaya, kelas online jadi lebih terjangkau, sehingga tak perlu bujet yang terlalu besar untuk bisa menyelenggarakannya.
Selain itu, dari segi efektivitas juga lebih baik, karena training karyawan dengan peserta yang besar hingga ratusan orang pun tetap bisa dilaksanakan, dan tetap bisa fun dan efektif.
2. Demonstrasi
Metode ini dilakukan dengan cara menunjukkan sesuatu secara langsung, lebih banyak menguraikan apa yang harus dilakukan, dan kemudian memperagakannya dengan contoh-contoh.
Untuk training keuangan, misalnya cara membuat catatan pengeluaran harian. Dengan membuat contoh dan memperagakannya langsung, biasanya akan memudahkan para peserta training untuk memahami secara praktis, sehingga lebih efektif penyampaian materinya. Apalagi jika dikombinasikan dengan berbagai alat bantu belajar, mulai dari diagram-diagram, infografis, worksheet, hingga video.
Untuk penyelenggaraan training secara online, metode ini juga bisa dengan mudah dilakukan, karena aplikasi meeting online seperti Zoom, Google Meet, dan sebagainya itu juga menyediakan fitur sharing screen yang sangat useful untuk memungkinkan pemakaian metode ini.
3. Simulasi
Metode training karyawan dengan simulasi biasanya merupakan kelanjutan dari metode demonstrasi di atas.
Setelah diberikan contoh-contoh dan diperlihatkan cara melakukan sesuatu, maka peserta training akan diminta langsung mencoba melakukan apa yang sudah dicontohkan. Simulasi ini menjadi pelengkap satu rangkaian training karyawan, yang diharapkan setelah praktik, peserta akan langsung bisa menerapkannya setelah training berakhir.
Dalam training keuangan online, hal ini juga tak sulit untuk dilakukan. Hanya butuh fasilitator untuk menyediakan media untuk simulasi, misalnya berupa worksheet yang bisa diisi oleh peserta, dan mengirimkannya pada peserta. Bisa melalui email, Google Drive, ataupun langsung disebar di WhatsApp group.
Bagaimana? Tertarik?
Kesemua hal tersebut bisa didapatkan dalam pelatihan pengelolaan keuangan pribadi bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Menjadi Karyawan yang Baik dan Bisa Diandalkan, Ini 5 Cara untuk Meningkatkan Kualitas Diri
Menjadi karyawan yang baik itu memang nggak mudah, tapi harus diusahakan. Tak hanya perusahaan yang wajib mengelola sumber daya manusianya seoptimal mungkin, tapi dari pihak karyawannya sendiri juga harus punya kemauan dan motivasi yang cukup untuk meng-upgrade dirinya sendiri.
Rasanya, meskipun perusahaan berusaha memberikan training, benefit dan segala fasilitas yang dibutuhkan sedemikian rupa, kalau si karyawannya sendiri nggak punya niat untuk memperbaiki kualitas diri ya … nggak akan berhasil guna juga.
So, semua memang harus dijalankan secara beriringan dan kompak, oleh karyawan dan juga oleh pihak perusahaan.
Nah, untuk menjadi karyawan yang baik, yang berkompeten, dan siap berkembang (bersama perusahaan), terus apa nih yang bisa kita lakukan? Banyak sebenarnya. Mari kita lihat satu per satu.
5 Cara untuk Menjadi Karyawan yang Baik
1. Jadilah di atas rata-rata
Apakah kita selalu menyelesaikan pekerjaan yang memang sudah ada dalam job desc kita? Apakah pekerjaan itu bisa diselesaikan dengan baik, tuntas, dan tepat waktu? Apakah hasil pekerjaan sesuai dengan standar yang diberikan perusahaan?
Jika ada jawaban ‘belum’, maka sepertinya kita harus bekerja lebih keras lagi. Kalau jawabannya ‘sudah’, juga jangan dulu menepuk dada, karena itu artinya kita sudah menyelesaikan pekerjaan yang memang menjadi kewajiban kita. Kita digaji untuk menyelesaikannya bukan? Berarti itu nggak lebih dong ya.
Kalau kita sudah menyelesaikan pekerjaan yang memang jadi job desc, itu berarti kita hanya menjadi karyawan yang rata-rata saja. Untuk menjadi karyawan yang baik dan menonjol, hingga dikatakan berprestasi, kita harus menunjukkan performa ekstra. Misalnya saja, kita bisa menyelesaikan pekerjaan yang menjadi job desc kita lebih cepat dari target waktu yang diminta oleh kantor.
2. Bangun kredibilitas
Selain bisa dipercaya, menjadi karyawan yang baik itu juga harus kredibel dan bertanggung jawab. Misalnya, ketika diberikan tugas, kita nggak sekadar menyelesaikannya saja (apalagi asal cepat selesai), tetapi kita juga bertanggung jawab agar hasilnya sesuai dengan harapan.
Kredibilitas ini bisa dibangun dengan cara selalu menyesuaikan tindakan dengan apa yang kita ucapkan, atau janjikan. Jangan sampai kita dicap ‘omong doang’.
Kita juga wajib memelihara dan selalu membuka jalur komunikasi dengan orang-orang di sekitar kita. Terutama, mereka yang memiliki hubungan kerja atau bisnis dengan kita.
Selalu tanggapi email, pesan WhatsApp, panggilan telepon, atau apa pun yang kita terima dari atasan, rekan kerja, partner, ataupun stakeholder yang lain. Fast response. Kalaupun ada yang sempat tak terjawab, segeralah untuk difollow up begitu kita sempat.
3. Upgrade diri secara teratur
Untuk menjadi karyawan yang baik, kita harus selalu siap untuk belajar. Hanya karena sudah merasa ahli akan satu hal, jangan biarkan diri sendiri berhenti belajar. Pasti masih banyak hal yang bisa kita pelajari, yang bisa mendukung performa kerja.
Misalnya, sebagai seorang manajer, kita perlu paham mengenai teknik manajerial terbaru supaya proses coaching terhadap anak buah menjadi lebih efektif.
Meski bukan keharusan, tetapi pasti juga banyak hal di luar pekerjaan yang perlu untuk diketahui juga, kan? Misalnya, ada platform media sosial terbaru yang lagi ngehits. Wah, ada bagusnya juga kalau kita ikut mencoba. Siapa tahu bisa menambah networking.
4. Networking
Yes, networking juga perlu kita lakukan jika ingin menjadi karyawan yang baik dan berprestasi.
Bekerja nine to five di dalam kantor setiap hari jangan sampai membuat kita jadi menutup diri dari dunia luar. Luangkanlah waktu untuk update situasi. Meetup dengan teman-teman, juga koneksi lainnya.
Jalin persahabatan dengan siapa pun yang berniat baik. Siapa tahu bisa jadi rekanan sehingga bisa meningkatkan performa kerja kita kan?
5. Atur keuangan pribadi
Dan, yang terakhir nih, untuk menjadi karyawan yang baik, aturlah keuangan pribadi kita juga dengan baik. Sudah tahu kan, apa hubungan antara masalah keuangan yang kita hadapi dengan performa kerja? Saat kita punya masalah keuangan pribadi, maka saat itu pula pasti akan berpengaruh pada fokus dan produktivitas kita dalam bekerja.
So, merasa gaji selalu tak cukup? Merasa gaji terlalu kecil? Merasa punya gaji 1 koma 4? Mungkin masalahnya bukan karena kantor kurang memberikan apresiasi yang pantas. Mungkin karena kita belum bisa mengelola gaji dengan benar, sehingga semua tanggal jadi tanggal tua terus.
Untuk membantu mengelola keuangan pribadi, bisa lo mengusulkan ke divisi HR untuk ngadain pelatihan keuangan. Atau coba cek jadwal-jadwal kelas finansial online di QM Financial ini, siapa tahu ada yang cocok. Coba usulkan pada HR agar bisa disupport juga.
Itu dia 5 cara menjadi karyawan yang baik, yang berprestasi dan siap berkembang terus. Bersama karyawan yang berkompetensi, pastilah perusahaan akan maju dan berkembang juga.