8 Aset yang Bekerja untuk Kita dan Bisa Mendatangkan Penghasilan
Memiliki aset yang bekerja untuk kita merupakan salah satu strategi keuangan yang paling cerdas untuk menciptakan kekayaan jangka panjang.
Investasi di berbagai instrumen yang menghasilkan pendapatan pasif enggak hanya bisa mengamankan masa depan finansial, tetapi juga memberi peluang untuk menikmati kebebasan dalam mengatur waktu dan usaha.
Dalam mencari sumber pendapatan yang berkelanjutan, pemilihan aset yang tepat sangatlah penting.
Table of Contents
Apa Arti Aset yang Bekerja untuk Kita?
Istilah aset yang bekerja untuk kita merujuk pada konsep memiliki aset yang dapat menghasilkan pendapatan atau keuntungan tanpa memerlukan partisipasi aktif terus-menerus dari pemiliknya.
Dengan kata lain, aset ini menjadi sumber pendapatan pasif, yang memungkinkanmu dapat menerima penghasilan secara teratur tanpa perlu bekerja setiap hari untuk mendapatkannya.
Nah, enggak semua aset bisa masuk ke kategori ini. Beberapa karakteristik aset yang bekerja untuk kita meliputi beberapa hal berikut:
- Menghasilkan Aliran Pendapatan: Aset tersebut harus bisa menghasilkan uang secara konsisten, seperti sewa dari properti, dividen dari saham, atau pendapatan dari penjualan produk digital.
- Bisa Mandiri secara Operasional: Aset tersebut idealnya beroperasi dengan sedikit intervensi sehari-hari, yang berarti kamu tidak perlu secara aktif terlibat dalam prosesnya untuk mendapatkan hasil.
- Pertumbuhan Nilai: Selain menghasilkan pendapatan, aset tersebut juga bisa meningkat nilai atau kapitalnya seiring waktu, memberikan dua sumber keuntungan: penghasilan pasif dan apresiasi nilai.
Aset yang bekerja untuk kita penting untuk dimiliki. Pasalnya, aset dengan karakteristik seperti ini akan membantu membangun kekayaan dan mengamankan keuangan jangka panjang dengan menyediakan sumber pendapatan yang stabil dan potensi untuk pertumbuhan nilai.
Baca juga: 5 Cara Menumbuhkan Aset Aktif untuk Mencapai Kebebasan Finansial Lebih Cepat
Contoh Aset yang Bekerja untuk Kita
Nah, seperti yang sudah disebutkan di atas, bahwa tak semua aset bisa masuk ke dalam kategori aset yang bekerja untuk kita. Ada beberapa yang bersifat sebagai penjaga nilai melawan inflasi. Berikut adalah beberapa contoh aset yang dapat bekerja untuk kamu dan berpotensi mendatangkan penghasilan.
1. Properti Sewaan
Memiliki properti untuk disewakan merupakan merupakan salah satu contoh aset yang bekerja untuk kita. Metode ini termasuk metode tradisional. Banyak orang tua kita yang memiliki aset ini, dan bisa menghasilkan pendapatan pasif.
Ada beberapa bentuk aset properti sewaan. Mulai dari rumah, apartemen, hingga ruang komersial. Semua aset tersebut dapat menyediakan sumber pendapatan yang stabil melalui pembayaran sewa bulanan.
Pendapatan ini terus mengalir selama ada penyewa yang menempati properti tersebut. Pemilik properti mendapatkan keuntungan tanpa harus terlibat secara aktif dalam pengelolaan sehari-hari, selama properti tersebut terawat dengan baik dan selalu terisi oleh penyewa.
2. Saham yang Memberikan Dividen
Saham yang rutin memberikan dividen juga merupakan salah satu jenis aset yang bekerja untuk kita. Ini juga cara yang cukup efektif untuk memperoleh pendapatan pasif.
Dividen merupakan bagian dari keuntungan yang dibagikan perusahaan kepada pemilik saham. Pendapatan ini tergantung pada kinerja perusahaan; jika perusahaan memperoleh keuntungan, pemegang saham akan mendapatkan dividen secara periodik.
Hal ini memungkinkan pemilik saham untuk mendapatkan penghasilan tambahan tanpa harus terlibat langsung dalam operasional perusahaan tersebut.
Baca juga: Bagaimana Cara Menemukan Rekomendasi Saham Dividen Tinggi untuk Pendapatan Pasif
3. Obligasi
Memilih obligasi atau instrumen reksa dana pendapatan tetap lainnya juga bisa menjadi strategi investasi yang stabil. Produk obligasi juga termasuk jenis aset yang bekerja untuk kita dan menawarkan pengembalian melalui pembayaran bunga yang diberikan secara periodik.
Ketika berinvestasi di obligasi, dana yang diinvestasikan dipinjamkan kepada penerbit obligasi seperti pemerintah atau perusahaan, yang kemudian membayar bunga sebagai imbalan atas pinjaman tersebut. Pembayaran bunga ini biasanya dilakukan dengan jadwal tetap, memberikan aliran pendapatan yang dapat diprediksi bagi pemegang obligasi.
Investasi jenis ini cocok bagi mereka yang mencari sumber pendapatan tetap dan memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan saham.
4. Website atau Blog
Memiliki website atau blog yang menarik banyak pengunjung membuka peluang untuk menghasilkan pendapatan. Pendapatan ini bisa datang dari berbagai sumber seperti iklan yang dipasang di situs, program afiliasi yang memberi komisi saat pengunjung membeli produk melalui link di situs, atau melalui penjualan produk digital langsung dari website.
Untuk mencapai tingkat pengunjung yang memadai, diperlukan upaya awal untuk mengembangkan konten yang menarik dan relevan serta optimisasi untuk mesin pencari, yang membantu meningkatkan visibilitas situs di internet.
Prosesnya memang enggak mudah dan bukan jalan yang singkat. But, hey, mana ada sih yang instan dan gratis hari gini?
5. Buku atau Kursus Online
Menerbitkan buku atau membuat kursus online juga bisa menjadi aset yang bekerja untuk kita. Produk-produk tersebut, ketika dikembangkan dengan baik dan menarik minat banyak orang, dapat terus menghasilkan uang dalam bentuk royalti atau penjualan berulang.
Fokus utama dalam proses ini adalah menciptakan konten yang relevan dan menarik yang dapat menarik perhatian dan memenuhi kebutuhan pembeli atau mereka yang sedang mempelajari keahlian yang kita tawarkan.
Proses ini juga enggak mudah, terutama di awal. Namun setelah itu, produk dapat terus menghasilkan pendapatan tanpa perlu keterlibatan aktif kita. Dengan begitu, si pembuat konten bisa fokus pada proyek baru sambil terus mendapatkan manfaat dari pekerjaan sebelumnya.
6. Usaha Franchise
Memiliki usaha franchise menawarkan peluang untuk memperoleh pendapatan dari model bisnis yang sudah teruji. Keuntungan utama dari usaha ini adalah adanya struktur dan dukungan yang sudah mapan dari franchisor.
Biaya investasi awal mungkin besar, tetapi imbal hasil bisa sangat menggiurkan. Hal ini terutama efektif bila manajemen harian dijalankan oleh tim yang ahli, memungkinkan pemilik untuk tidak terlibat secara langsung dalam operasi sehari-hari.
Dengan demikian, franchise bisa menjadi salah satu aset yang bekerja untuk kita, terutama yang ingin berinvestasi di sektor yang memiliki risiko lebih terkendali.
7. Pembuatan Aplikasi atau Perangkat Lunak
Mengembangkan aplikasi atau perangkat lunak yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan tertentu bisa membuka peluang pendapatan pasif melalui skema penjualan atau berlangganan. Proses ini dimulai dengan identifikasi kebutuhan pengguna yang belum terpenuhi, diikuti oleh pengembangan solusi yang efektif.
Setelah aplikasi atau perangkat lunak diluncurkan, pendapatan dapat diperoleh dari pengguna yang membayar untuk mengakses atau menggunakan produk tersebut. Keberhasilan usaha ini sangat bergantung pada kemampuan produk untuk menarik dan mempertahankan pengguna, yang banyak dipengaruhi oleh kualitas dan relevansi solusi yang ditawarkan.
8. Investasi Peer-to-Peer Lending
Investasi dalam platform pinjaman peer-to-peer menawarkan kesempatan untuk memberi pinjaman kepada bisnis atau orang lain. Melalui sistem ini, pemilik dana dapat memilih untuk meminjamkan uangnya dan mendapatkan pengembalian berupa bunga.
Strategi ini menciptakan sumber pendapatan pasif, karena pengembalian bunga diperoleh selama periode pinjaman. Platform ini biasanya mengelola semua aspek administratif, dari pengkreditan hingga pengumpulan pembayaran, membuat proses ini relatif mudah bagi investor. Keuntungan dari model ini adalah fleksibilitas dalam memilih pinjaman dan tingkat risiko yang relatif dapat dikontrol, tergantung pada profil peminjam.
Memilih aset yang bekerja untuk kita memerlukan pertimbangan matang dan pemahaman cukup tentang setiap opsi yang tersedia.
Membangun portofolio aset yang terdiversifikasi enggak hanya meningkatkan potensi penghasilan pasif, tetapi juga mengurangi risiko keuangan. Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip investasi yang solid, setiap orang dapat memaksimalkan manfaat dari aset-aset tersebut. Yuk, mulai dengan langkah kecil, evaluasi hasil, dan sesuaikan strategi untuk mencapai tujuan finansial yang diinginkan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Bagaimana Cara Menemukan Rekomendasi Saham Dividen Tinggi untuk Pendapatan Pasif
Salah satu saran investasi saham yang paling sering kamu dapatkan barangkali adalah: beli saham yang dividennya tinggi. Betul apa betul? Makanya, kamu terus mencari rekomendasi saham dividen tinggi seperti apa yang seharusnya kamu beli.
Sayangnya (atau untungnya?), rekomendasi saham itu sebenarnya adalah bersifat personal. Artinya, belum tentu saham yang direkomendasikan oleh orang lain akan works dengan hasil yang sama untukmu. Iya, meskipun sama-sama merupakan saham dividen tinggi.
Dan, hal ini bukanlah mitos belaka.
Karena itu, ada baiknya kamu paham apa itu saham dividen tinggi, bagaimana karakteristiknya, dan kemudian kamu tak perlu repot mencari rekomendasi saham dari orang lain. Kamu bisa membuat rekomendasi saham ala kamu sendiri.
Table of Contents
Memahami Rekomendasi Saham Dividen
Saham dividen adalah saham yang diterbitkan oleh perusahaan yang membayar dividen secara rutin kepada para pemegang saham.
Dividen merupakan bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham sebagai bentuk apresiasi atas investasi mereka. Dividen dapat dibayarkan secara berkala, seperti bulanan, kuartalan, atau tahunan, tergantung pada kebijakan perusahaan. Ya, kalau di Indonesia sih, sepertinya hampir semuanya memberikan dividen secara tahunan.
Jenis-Jenis Dividen
Ada beberapa jenis dividen yang dikenal di Indonesia. Mari kita lihat sekilas-sekilas saja.
- Dividen tunai, artinya dividen yang dibayarkan oleh perusahaan dalam bentuk uang tunai langsung kepada para pemegang saham. Pembayaran ini biasanya dilakukan melalui transfer bank atau cek.
- Dividen saham, adalah dividen yang dibayarkan dalam bentuk tambahan saham. Misalnya, jika seorang investor memiliki 100 saham dan perusahaan mengumumkan dividen saham 5%, investor tersebut akan menerima 5 saham tambahan.
- Dividen properti, dibayarkan dalam bentuk aset fisik selain uang tunai atau saham. Jenis dividen ini jarang terjadi dan biasanya digunakan dalam situasi khusus.
- Dividen skrip, yaitu dividen yang diberikan dalam bentuk surat utang atau janji untuk membayar dividen tunai di masa depan. Ini biasanya terjadi ketika perusahaan ingin mempertahankan kas tetapi tetap ingin memberikan dividen kepada pemegang saham.
Keuntungan Berinvestasi pada Saham Dividen Tinggi
Kenapa sih harus mencari rekomendasi saham dividen tinggi?
Perusahaan yang mampu membayar dividen tinggi secara konsisten biasanya adalah perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik dan stabil. Ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki arus kas yang kuat dan manajemen yang efektif.
Saham dividen tinggi memberikan aliran pendapatan pasif yang relatif lebih stabil bagi investor. Dividen yang diterima secara berkala ini dapat menjadi sumber pendapatan tambahan yang bisa digunakan untuk berbagai keperluan, seperti menutupi biaya hidup atau reinvestasi.
Selain itu, investor juga bisa mendapatkan keuntungan dari apresiasi harga saham. Kombinasi dividen dan kenaikan harga saham dapat memberikan pengembalian total yang lebih tinggi.
Dividen yang diterima dapat membantu melindungi daya beli investor dari inflasi. Dengan menerima pembayaran dividen secara berkala, investor dapat menjaga nilai investasi mereka terhadap kenaikan harga barang dan jasa.
Dividen yang diterima juga dapat diinvestasikan kembali ke dalam saham yang sama atau saham lainnya. Inilah yang namanya reinvestasi. Strategi ini dapat mempercepat pertumbuhan portofolio investasi melalui efek bunga majemuk.
Dengan memahami apa itu saham dividen, jenis-jenis dividen yang ada, dan keuntungan dari berinvestasi pada saham dividen tinggi, investor dapat membuat keputusan yang lebih terinformasi dan efektif dalam upaya membangun portofolio investasi yang menguntungkan dan stabil.
Baca juga: Apa Kamu Benar-Benar Sudah Paham Pengertian Saham yang Sebenarnya?
Strategi Membuat Rekomendasi Saham Dividen Tinggi untuk Diri Sendiri
Terus gimana? Apa yang harus dilakukan agar bisa memilih dividen yang sesuai, dan membuat rekomendasi saham untuk diri sendiri?
1. Diversifikasi Portofolio
Diversifikasi adalah strategi investasi dengan investor menyebarkan dana investasinya di berbagai aset untuk mengurangi risiko. Dalam konteks saham dividen tinggi, diversifikasi dapat dilakukan dengan beberapa cara:
- Jangan hanya fokus pada satu sektor industri. Sebar investasi kamu ke sektor-sektor yang berbeda seperti teknologi, keuangan, kesehatan, utilitas, dan lainnya. Pastikan kamu melakukan analisis saham sebelum membelinya ya.
- Jika memungkinkan, pertimbangkan untuk berinvestasi di saham dividen dari berbagai negara untuk mengurangi risiko terkait dengan kondisi ekonomi di satu negara tertentu. Memang bisa kita di Indonesia berinvestasi saham di luar negeri? Bisa banget, kamu bisa pilih bursa saham Amerika, Jepang, atau Hong Kong. But of course, harus paham betul cara kerjanya ya.
- Selain saham, sertakan obligasi dan instrumen pendapatan tetap lainnya dalam portofoliomu untuk stabilitas yang lebih baik.
2. Memilih Sektor Industri yang Stabil
Beberapa sektor industri lebih stabil dan cenderung lebih mampu membayar dividen yang konsisten dibandingkan sektor lain. Hal ini sudah sewajarnya menjadi salah satu pertimbangan dalam memilih rekomendasi saham.
Salah satu sektor yang banyak dikatakan cukup layak dipertimbangkan adalah utilitas. Yang termasuk di sektor ini seperti listrik, air, dan gas. Perusahaan di bidang ini biasanya memiliki pendapatan yang stabil karena kebutuhan masyarakat yang terus menerus.
Sektor lain yang juga banyak direkomendasikan adalah sektor consumer’s good. Perusahaan yang memproduksi barang-barang kebutuhan sehari-hari, seperti makanan dan produk rumah tangga, sering kali memiliki arus kas yang stabil.
Selain dua sektor di atas, sektor perbankan dan kesehatan juga dikatakan sebagai sektor yang cukup bisa diandalkan. Karena keduanya merupakan sektor yang akan selalu dibutuhkan oleh masyarakat umum.
3. Mengecek Rasio Pembayaran Dividen
Kalau sudah mendapatkan shortlist rekomendasi saham kamu sendiri, cek rasio pembayaran dividen yang sudah-sudah.
Rasio pembayaran dividen adalah persentase laba bersih perusahaan yang dibayarkan sebagai dividen. Rasio ini perlu diperhatikan, karena beberapa alasan berikut:
- Rasio yang terlalu tinggi, yakni lebih dari 80%, bisa menjadi tanda bahwa perusahaan mungkin tidak memiliki cukup laba yang tersisa untuk reinvestasi dan pertumbuhan. Perusahaan dengan rasio pembayaran yang sangat tinggi bisa jadi nantinya terpaksa mengurangi atau menghentikan pembayaran dividen jika terjadi penurunan laba.
- Rasio yang sehat menurut situs Dividend.com adalah antara 35% hingga 55%. Rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu membayar dividen yang stabil sambil tetap memiliki cukup laba untuk mendanai operasional dan pertumbuhan di masa depan.
4. Menganalisis Tren Pasar dan Prospek Pertumbuhan Perusahaan
Analisis tren pasar dan prospek pertumbuhan perusahaan sangat penting dalam memilih rekomendasi saham dividen tinggi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
- Periksa tren laba perusahaan dalam beberapa tahun terakhir. Perusahaan dengan pertumbuhan laba yang konsisten cenderung lebih dapat mempertahankan atau meningkatkan dividen dalam jangka panjang.
- Evaluasi apakah perusahaan telah meningkatkan dividen mereka secara konsisten selama beberapa tahun terakhir. Peningkatan dividen yang stabil menunjukkan manajemen yang kuat dan komitmen untuk memberikan nilai kepada pemegang saham.
Nah, dengan menerapkan strategi-strategi di atas, kamu sebagai investor dapat menyeleksi rekomendasi saham dividen tinggi yang enggak hanya memberikan pendapatan pasif yang stabil tetapi juga memiliki potensi untuk pertumbuhan jangka panjang.
Pusing ya? Jangan. Enggak semua harus kamu kuasai sekaligus kok. Faktanya, berinvestasi itu adalah proses belajar sambil jalan. Akan ada kesalahan dan trial error dalam perjalanannya, tetapi itu wajar.
Baca juga: Belajar Saham Pemula: Perhatikan Modal dan 5 Langkahnya
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Bebas Finansial Artinya Tinggal Ongkang-Ongkang? Ini yang Kamu Harus Tahu!
Banyak orang mengira, bebas finansial artinya adalah sebuah kondisi ketika seseorang bisa hidup tanpa bekerja keras lagi, menghabiskan hari-hari dengan santai, ongkang-ongkang sambil menikmati hasil jerih payah masa lalu. Namun, seberapa tepatkah pengertian ini?
Di balik anggapan populer, pada dasarnya, bebas finansial artinya jauh lebih mendalam dan kompleks. Konsep ini bukan hanya tentang memiliki uang yang cukup untuk tidak perlu bekerja, melainkan tentang memperoleh kebebasan untuk membuat keputusan hidup tanpa dibatasi oleh kekhawatiran finansial.
Hal ini mencakup kemampuan untuk memilih bagaimana seseorang ingin menghabiskan waktu, dengan siapa, dan untuk apa, menjadikan kebebasan finansial sebuah tujuan yang didambakan tetapi sering disalahpahami.
Table of Contents
Apa Itu Bebas Finansial?
Ketika kita mendengar istilah ini, sering kali yang terlintas dalam pikiran adalah bebas finansial artinya gambaran hidup tanpa kekhawatiran akan uang, ketika kita bisa melakukan apa saja sesuka hati.
Namun, sebenarnya, apa sih arti sebenarnya dari bebas finansial itu?
Secara umum, bebas finansial artinya adalah keadaan ketika seseorang memiliki cukup kekayaan atau sumber daya keuangan untuk hidup tanpa perlu bekerja secara aktif untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Artinya ya bukan berhenti bekerja sama sekali, melainkan memiliki kebebasan untuk memilih apakah ingin bekerja atau tidak, serta kapan dan bagaimana ingin melakukannya.
Namun, interpretasi dari bebas finansial ini bisa sangat beragam dan sering kali disalahpahami. Bagi sebagian orang, bebas finansial berarti memiliki kemampuan untuk membeli apa saja yang diinginkan, kapan saja. Sementara bagi yang lain, bebas finansial berarti memiliki waktu luang yang lebih banyak untuk menghabiskan waktu bersama keluarga atau untuk hobi.
Di sisi lain, ada juga kesalahpahaman bahwa begitu mencapai kebebasan finansial, seseorang dapat hidup tanpa melakukan apa pun, alias ‘ongkang-ongkang’ tanpa kegiatan produktif. Padahal, kebebasan finansial sesungguhnya lebih kepada pencapaian kemandirian ekonomi yang memungkinkan seseorang untuk membuat pilihan hidup yang lebih luas, bukan sekadar kemewahan atau kemalasan.
Jadi, meskipun konsepnya tampak sederhana, realitas bebas finansial itu jauh lebih kompleks dan memerlukan pemahaman yang mendalam tentang apa arti kebebasan tersebut bagi kehidupan kita masing-masing.
Langkah Menuju Bebas Finansial
So, untuk bisa bebas finansial artinya seseorang harus berupaya. Effortnya jangan dikira gampang—kadang bahkan butuh waktu bertahun-tahun untuk persiapannya.
1. Merencanakan Keuangan dengan Bijak
Bebas finansial artinya punya rencana keuangan yang komprehensif. So, salah satu langkah fundamental dalam perjalanan menuju kebebasan finansial adalah merencanakan keuangan dengan bijak. Enggak cuma soal menghemat uang atau memotong pengeluaran, melainkan membangun strategi keuangan yang komprehensif hingga jangka panjang.
Perencanaan keuangan yang bijak dimulai dengan memahami cash flow; dari mana uang datang, ke mana perginya, dan bagaimana dapat mengoptimalkan kedua aspek tersebut. Termasuk di dalamnya adalah membuat anggaran yang realistis dan disiplin dalam mengikutinya, sambil tetap memperhitungkan kebutuhan dan keinginan pribadi.
Selain itu, penting juga untuk membangun dana darurat, yang akan memberikan bantalan finansial di masa-masa tak terduga.
2. Investasi dan Membangun Sumber Pendapatan Pasif
Langkah penting lainnya menuju kebebasan finansial adalah melalui investasi dan pembangunan sumber pendapatan pasif.
Investasi adalah tentang menempatkan uang kita untuk bekerja, sehingga menghasilkan lebih banyak lagi. Instrumennya bisa beragam, seperti pasar saham, obligasi, properti, kekayaan intelektual, atau bahkan dalam bisnis pribadi. Kunci dari investasi yang sukses adalah diversifikasi dan pemahaman mendalam tentang risiko dan potensi keuntungan dari setiap pilihan investasi.
Adalah penting bagi kita untuk menyesuaikan pilihan instrumen sehingga tak sekadar investasi, tetapi menjadi aset aktif yang akhirnya memberikan penghasilan pasif. Penghasilan pasif ini bisa berasal dari sewa properti, dividen saham, pendapatan dari bisnis yang tidak memerlukan kehadiran konstan, atau bahkan dari hak cipta dan royalti.
Dengan adanya pendapatan pasif, kita dapat secara bertahap mengurangi ketergantungan pada pendapatan dari pekerjaan reguler dan mendekati realisasi kebebasan finansial. Namun, perlu diingat bahwa membangun sumber pendapatan pasif sering membutuhkan investasi awal, baik dalam bentuk waktu, uang, atau keduanya. Oleh karena itu, pendekatan yang bijak dan terinformasi sangat penting dalam langkah ini menuju kebebasan finansial.
3. Disiplin dan Mengelola Risiko
Pada inti dari perjalanan menuju kebebasan finansial, terletak dua prinsip penting: disiplin dan pengelolaan risiko.
Disiplin finansial bukan hanya tentang mengikuti anggaran atau rencana investasi yang telah ditetapkan, tetapi juga tentang menjaga konsistensi dalam jangka panjang. Ini berarti menahan diri dari pengeluaran impulsif, mengevaluasi ulang prioritas keuangan secara berkala, dan menyesuaikan strategi investasi sesuai dengan perubahan kondisi pasar dan keadaan pribadi.
Disiplin juga berarti memiliki kesabaran untuk menunggu hasil investasi dan tidak tergoda oleh solusi ‘cepat kaya’ yang sering kali berisiko tinggi.
Sementara itu, pengelolaan risiko adalah tentang mengenali, memahami, dan mengurangi potensi kerugian keuangan. Di dalamnya melibatkan diversifikasi portofolio investasi untuk menyebarkan risiko, serta memastikan bahwa setiap investasi sesuai dengan toleransi risiko dan tujuan keuangan individual.
Pengelolaan risiko juga berarti mempersiapkan diri untuk skenario terburuk, misalnya dengan memiliki dana darurat atau asuransi yang memadai, untuk melindungi diri dari kejadian tak terduga yang bisa memengaruhi kestabilan keuangan. Dengan menggabungkan disiplin yang konsisten dan pengelolaan risiko yang efektif, seseorang dapat secara bertahap membangun keamanan finansial dan bergerak lebih dekat menuju pencapaian kebebasan finansial.
Jadi, Bebas Finansial Artinya Apa?
Dalam esensinya, bebas finansial artinya lebih dari sekadar memiliki kekayaan untuk bersantai tanpa batas. Ini adalah tentang menciptakan keseimbangan antara kekayaan dan kualitas hidup, memungkinkan kita untuk membuat pilihan berdasarkan keinginan, bukan kebutuhan.
Bebas finansial artinya bukan cuma ongkang-ongkang kaki doang, tetapi kita akan dituntut untuk selalu memantau, meng-update, dan menyesuaikan sumber pendapatan kita sepanjang waktu. Ada kalanya, aset ada yang dijual, atau nilainya turun. Maka perlu effort lagi untuk bisa menyeimbangkannya.
So, PR-nya enggak cuma sampai mengumpulkan aset aktif, dan selesai. Di belakangnya, ada berbagai upaya lagi untuk bisa membuat kita aman secara finansial hingga akhirnya tak membutuhkannya lagi. Sebuah pekerjaan sepanjang hidup kan?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Jenis Pendapatan Pasif dan Aktif yang Bisa Dimiliki oleh Karyawan
Kerja keras bagai quda setiap hari sebagai karyawan, tapi penghasilan masih kurang? Mungkin kamu perlu mempertimbangkan dua jenis pendapatan ini, yaitu pendapatan pasif dan aktif.
Memiliki dua jenis pendapatan pasif dan aktif, memberimu beberapa keuntungan, sebagai karyawan. Misalnya saja, jika kamu hanya mengandalkan pendapatan aktif, kamu mungkin akan mengalami masalah jika kamu kehilangan pekerjaan atau tidak bisa bekerja karena alasan tertentu. Dengan pendapatan pasif, kamu memiliki sumber pendapatan lain yang bisa membantu menutupi kebutuhan kamu.
Memiliki dua jenis pendapatan pasif dan aktif ini juga bisa meningkatkan total pendapatan kamu. Pendapatan aktif mungkin terbatas, tergantung pada jam kerja dan gaji kamu. Tapi pendapatan pasif bisa terus mengalir, bahkan ketika kamu tidur atau berlibur. Dengan pendapatan lebih tinggi, kamu bisa lebih cepat mencapai tujuan finansial kamu, seperti membeli rumah, mobil, atau mungkin pensiun lebih awal.
Sementara, dengan mencari dan mengelola pendapatan pasif, maka hal ini bisa memberi kamu peluang untuk belajar hal baru dan mengembangkan keterampilan lebih baik lagi. Misalnya, kamu belajar tentang investasi saham atau properti, atau mungkin belajar cara menulis buku atau membuat blog.
Jadi, bagi karyawan, memiliki dua jenis pendapatan pasif dan aktif ini tidak hanya bisa memberi kamu keamanan finansial, tapi juga potensi pendapatan lebih tinggi dan peluang untuk belajar dan berkembang.
Kenalan dengan Pendapatan Pasif dan Aktif
Pendapatan Aktif
Ini pendapatan yang kamu peroleh dari kerja keras kamu sehari-hari. Misalnya, gaji dari pekerjaan kantor, bonus, atau komisi. Jadi, semakin banyak kamu kerja, semakin besar pendapatan yang kamu peroleh. Tapi ingat, badan juga butuh istirahat ya, jangan sampai overwork.
Beberapa jenis pendapatan aktif yang bisa didapatkan oleh karyawan di antaranya:
Gaji atau Upah
Ini adalah pendapatan paling umum dan paling sering ditemui. Kamu bekerja untuk sebuah perusahaan atau organisasi, dan mereka membayar kamu atas waktu dan usaha yang kamu berikan.
Komisi atau Bonus
Kalau kamu bekerja di bidang penjualan atau pemasaran, kamu mungkin mendapatkan komisi dari setiap penjualan yang berhasil kamu lakukan, sebagai bagian dari benefit pekerjaan. Atau mungkin kamu mendapatkan bonus atas kinerja kamu.
Freelancing atau Kerja Lepas
Kalau kamu punya keahlian khusus, seperti desain grafis atau penulisan, kamu bisa mendapatkan pendapatan aktif dengan menjual jasa kamu kepada orang lain.
Bisnis atau Usaha Sendiri
Kalau kamu punya bisnis atau usaha sendiri, pendapatan yang kamu peroleh dari usaha tersebut juga termasuk pendapatan aktif. Misalnya, kamu punya warung makan atau toko online.
Pekerjaan Sampingan
Banyak orang memiliki pekerjaan sampingan untuk menambah pendapatan mereka. Misalnya, mengajar privat, menjadi driver ojek online, atau mungkin menjual kue yang kamu buat sendiri.
Nah, pada prinsipnya, untuk bisa menerima pendapatan aktif, maka kamu akan perlu untuk menukarkan waktu, energi, dan usaha yang cukup besar dengan imbalannya. Jadi, penting untuk menemukan keseimbangan antara kerja dan waktu istirahat.
Pendapatan Pasif
Lalu, bagaimana dengan pendapatan pasif?
Ini nih yang banyak dicari orang. Pendapatan pasif adalah pendapatan yang kamu peroleh meskipun sedang tidur atau berlibur. Keren, kan? Misalnya, dari investasi saham atau properti, hasil sewa rumah atau apartemen, atau mungkin dari buku yang kamu tulis atau aplikasi yang kamu buat. Dengan pendapatan pasif, kamu bisa mendapatkan uang tanpa harus kerja keras setiap hari.
Pendapatan pasif adalah jenis pendapatan yang tidak memerlukan usaha yang aktif secara terus menerus. Jadi, setelah kamu melakukan investasi awal, baik dalam bentuk uang atau waktu, kamu bisa mendapatkan pendapatan secara berkala tanpa perlu banyak usaha lagi.
Berikut beberapa contoh dari pendapatan pasif yang dimungkinkan untuk didapatkan oleh karyawan.
Investasi Saham
Kamu bisa mendapatkan dividen dari kepemilikan saham di perusahaan. Jumlah dividen tergantung pada laba perusahaan dan kebijakan pembagian dividen.
Investasi Properti
Jika kamu memiliki properti seperti rumah, apartemen, atau tanah, kamu bisa menyewakannya dan mendapatkan pendapatan sewa.
Investasi Obligasi
Obligasi adalah instrumen investasi di mana kamu meminjamkan uang kamu ke pemerintah atau perusahaan, dan mereka akan membayar kamu bunga secara berkala.
Royalti
Jika kamu menulis buku, membuat musik, atau menciptakan produk lainnya yang bisa dijual, kamu bisa mendapatkan royalti dari penjualan produk tersebut.
Investasi Reksa dana atau ETF
Reksa dana dan ETF memungkinkan kamu untuk berinvestasi dalam portofolio saham atau obligasi. Kamu bisa mendapatkan pendapatan dari kenaikan nilai investasi dan dividen.
P2P Lending
Peer-to-peer lending memungkinkan kamu meminjamkan uang ke individu atau bisnis kecil melalui platform online, dan mendapatkan bunga dari pinjaman tersebut.
Blog atau YouTube
Jika blog atau channel YouTube kamu cukup populer, kamu bisa mendapatkan pendapatan dari iklan, sponsor, atau penjualan produk.
Aplikasi atau Perangkat Lunak
Jika kamu bisa membuat aplikasi atau perangkat lunak, kamu bisa menjualnya dan mendapatkan pendapatan dari penjualan atau iklan.
Ingat, meski pendapatan pasif bisa memberi kamu pendapatan tanpa harus kerja keras setiap hari, memulainya biasanya membutuhkan investasi awal yang cukup besar, baik itu uang atau waktu. Jadi, penting untuk mempertimbangkan risikonya dan melakukan penelitian sebelum memulai.
Kesimpulan
Jadi, bagaimana? Tertarik untuk mencari pendapatan pasif dan aktif? Ingat, memulainya mungkin sulit dan butuh waktu. Tapi, sekali kamu bisa mendapatkan pendapatan pasif, kamu akan memiliki lebih banyak waktu untuk beristirahat, berlibur, atau mungkin mengejar hobi kamu.
Baik pendapatan pasif dan aktif, semuanya bisa jadi alat yang ampuh untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan keuangan, termasuk di dalamnya adalah kebebasan finansial.
Tapi, ingat ya, apa pun jenis pendapatan yang kamu miliki, yang paling penting adalah bagaimana kamu mengelolanya. Uang adalah alat, bukan tujuan. Jadi, gunakanlah uang tersebut untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai rencana finansial kamu, bukan untuk memenuhi keinginan sesaat.
Nah, untuk bisa mengelola uang dengan baik, karyawan perlu punya keterampilan keuangan yang mumpuni. Untuk itu, ada baiknya kamu mengikuti financial training bareng QM Financial. Bersama trainers yang berpengalaman, kamu bisa belajar banyak hal tentang manajemen keuangan pribadi, investasi, dan perencanaan keuangan. Yuk, investasi di pengetahuan dan keterampilan keuangan untuk masa depan yang lebih baik dan lebih cerah!
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Ini Dia Contoh Aset Aktif yang Bisa Dibangun Selagi Muda
Memiliki penghasilan tidak melulu tentang gaji, ada aset aktif yang bisa memberikan kamu penghasilan dan menopang kehidupan kamu di kemudian hari. Barangkali kamu akan bertanya, apa saja contoh aset aktif?
Sekarang ini kamu bekerja dan mempunyai gaji, itu disebut pemasukan aktif. Tapi, apakah gaji ini bisa mencukupi kebutuhan kamu di masa yang akan datang? Apakah kamu akan terus-terusan bekerja dari pukul 8 pagi hingga 5 sore? Yakin enggak pengin menikmati hidup di masa pensiun tanpa memikirkan harus bekerja aktif?
Nah, di sinilah peran penting aset aktif. Selagi kamu masih kuat bekerja, kondisi fisik masih bugar, bangunlah aset aktif demi mendapatkan pendapatan pasif sebagai persiapan untuk masa pensiun nanti.
Aset aktif adalah aset yang dimiliki seseorang di mana bisa mendatangkan penghasilan tambahan tanpa perlu bekerja secara aktif. Ringkasnya nih, aset aktif ini akan memberikan kamu uang walaupun kamu sedang tidur.
3 Alasan Mengapa Aset Aktif Perlu Dimiliki Selagi Muda
Memberikan waktu
Pernah mendengar kalimat, waktu tidak bisa dibeli dengan uang?
Yup, kalimat ini memang benar adanya. Waktu adalah aset bagi semua orang dan jauh lebih berharga daripada uang. Uang bisa kamu habiskan dalam satu waktu dan bisa dicari dengan berbagai cara, namun waktu hanya bisa habis tapi sekali saja. Ketika waktu berlalu, maka kita tidak bisa kembali lagi.
Itulah mengapa membangun aset aktif selagi muda itu penting. Lantaran ini bisa memberikan kamu kebebasan waktu.
Akan ada satu titik, kamu tidak perlu lagi terburu-buru ke kantor, kamu memiliki kebebasan waktu melakukan hal yang ingin dilakukan sejak lama seperti traveling bersama pasangan. Dan semuanya bisa terwujud dengan memiliki contoh aset aktif.
Mengurangi kecemasan tentang masa depan
Kecemasan akan gaji yang tidak bisa mencukupi kebutuhan di masa yang akan datang itu nyata terjadi. Apakah uang kita bisa mencukupi biaya kuliah anak-anak? Apakah kebutuhan primer keluarga bisa tercukupi? Apa bisa menikmati masa senja dengan nyaman? Ini hanyalah sekelumit kecil pertanyaan tentang keuangan yang berujung kecemasan dalam diri.
Itulah mengapa kita perlu memiliki passive income dari aset aktif untuk bisa menambah nominal di tabungan dan bisa meredakan kecemasan. Jadikan kecemasan tersebut sebagai bentuk motivasi dalam membangun aset aktif.
Bisa bekerja here, there and everywhere
Ada sebagian besar orang yang bekerja di perusahaan maupun instansi tidak bisa melakukan traveling atau mengunjungi satu kota karena alasan pekerjaan. Ya, pekerjaannya tidak bisa ditinggal dalam waktu yang lama karena berpengaruh terhadap gaji. Makin banyak izin, maka makin banyak pula potongan gajinya.
Berbeda dengan orang-orang yang bisa melakukan pekerjaan di mana saja. Maka mereka memiliki waktu yang fleksibel untuk melakukan berbagai hal.
Pengin bisa seperti golongan orang bekerja di mana saja? Maka bagunlah salah satu contoh aset aktif yang akan memberikanmu pekerjaan yang tidak terbatas waktu dan tempat.
Salah satu contoh aset aktif yang lagi tren beberapa tahun belakangan ini adalah menjadi vloger. Selain menjadi vloger, apa saja contoh aset aktif yang bisa kamu mulai selagi muda? Berikut ulasannya.
4 Contoh Aset Aktif untuk Dibangun Sejak Muda
Ada banyak jalan menuju Roma, begitu pula dalam membangun aset aktif. Ada beberapa contoh aset aktif yang bisa kamu jadikan rujukan untuk memperoleh pendapatan pasif.
Surat Berharga
Contoh aset aktif pertama adalah investasi surat berharga.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa investasi bisa menghasilkan pendapatan pasif. Kamu bisa memilih berbagai instrumen investasi surat berharga, mulai dari saham, surat utang negara, reksa dana, deposito dan lain sebagainya.
Tapi, perlu diingat gunakan uang dingin ya untuk memulai investasi dan pastikan memilih instrumennya disesuaikan dengan profil risiko bukan bermodalkan ikut-ikutan. Jangan lupa, tentukan dulu #TujuanLoApa, agar kamu bisa berinvestasi secara fokus karena adanya tujuan.
Bisnis
Sejak pandemi, banyak yang banting setir ke bisnis dengan memanfaatkan media sosial dan berbagai e-commerce untuk jualan. Memang sih kalau dibilang bisnis sebagai contoh aset aktif, cakupannya sangat luas. Kamu bisa kurasi bisnis apa saja sesuai dengan modal yang kamu miliki. Nah, kuncinya, kamu harus menyesuaikan jenisnya dengan tujuanmu untuk mendapatkan aset aktif. Karena tidak semua bisnis berpeluang menjadi aset aktif.
Salah satu contoh bisnis yang bisa menjadi aset aktif adalah bisnis waralaba atau franchise. Ada banyak pilihan untuk bisnis waralaba seperti produk ayam crispy, kopi kekinian, jasa pengiriman, kedai kopi, es krim, crepes dan lain sebagainya.
Tentukan model bisnis yang sustainable, artinya bisa berkelanjutan, hingga nantinya kamu tak perlu terlibat terlalu banyak lagi tetapi bisa mendapatkan dividen. Dengan begini, nantinya kamu bisa mendapatkan penghasilan pasif dari bisnis tersebut.
Properti
Penjualan properti sejak pandemi mengalami kelesuan. Banyak yang menjual properti tapi sedikit peminatnya. Apabila kamu memiliki properti daripada dijual sebaiknya disewakan atau membuat bisnis kos-kosan.
Tidak bisa dimungkiri bisnis kos-kosan ini contoh aset aktif yang everlasting lantaran dicari banyak orang dan memberikan kamu pendapatan pasif rutin setiap bulannya.
Jenis properti lain yang bisa dijadikan sebagai sumber penghasilan pasif adalah menyewakan rumah atau bangunan untuk difungsikan sebagai ruko, rukan, hingga disewakan untuk hunian. Jika kamu punya apartemen, kamu juga bisa menyewakannya sebagai hunian ataupun bergabung di jaringan penginapan seperti Air BnB.
Kekayaan Intelektual
Selain 3 contoh aset aktif di atas, ada satu lagi jenis yang sekarang juga menjanjikan penghasilan pasif yang cukup menarik. Yaitu kekayaan intelektual.
Misalnya saja, kamu bisa menulis buku, menulis lagu, mengomposisi musik, membuat desain web, hingga fotografi. Penghasilan dari kekayaan intelektual bisa didapatkan dari royalti.
Misalnya, kamu unggah foto-fotomu di situs penyedia image CC0, seperti ShutterStock, maka saat ada orang yang mengunduh fotomu, kamu akan mendapatkan royalti. Begitu juga dengan lagu, atau berbagai karya intelektual lainnya.
Nah, itu dia contoh aset aktif yang bisa dibangun sejak masih muda.
Dari 4 contoh aset aktif di atas, yang mana nih mau kamu lakukan sekarang ini? Selamat memulai, semangat!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Kriteria Sejahtera Saat Pensiun adalah Mencapai 5 Hal ini
Pensiun adalah satu hal yang sering kali terlintas waktu kita sedang mumet bekerja. Rasanya waktu dan energi sudah banyak terkuras hingga ingin segera berhenti untuk kemudian menikmati hidup. Tapi, setelah melihat kondisi keuangan, lagi-lagi kita meringis dibuatnya.
Memang, keputusan untuk pensiun adalah bukan persoalan yang mudah ya. Apalagi untuk kamu yang juga punya tanggungan untuk menghidupi keluarga. Semua harus diperhitungkan matang-matang mulai dari anggaran, sumber pemasukan, hingga tujuan apa yang ingin kamu lakukan saat pensiun nanti.
Lalu, kapan waktu ideal untuk pensiun?
Dalam UU No. 20/2021 tentang Cipta Kerja, waktu untuk pensiun adalah menjadi keputusan pribadi masing-masing, pun di berbagai undang-undang maupun peraturan tidak ada yang mengatur detail tentang usia pensiun.
Hanya saja, yang diatur adalah hak atas manfaat pensiun, disebutkan dalam Permenaker No.02/1995 bahwa usia pensiun adalah 55 tahun bagi mereka yang berstatus PNS. Jika pekerjaan tetap diperoleh saat mencapai usia 55, maka maksimal pensiun pada 60 tahun. Namun, ketentuan usia pensiun ini kembali lagi pada hak pekerja dan disesuaikan dengan kebijakan internal dari pemberi kerja, terutama bagi karyawan swasta.
Lagi pula, yang penting dari pensiun adalah bukan tentang waktu saja, melainkan keadaan atau kondisi kamu setelah tidak bekerja. Siap enggak kamu menjalaninya? Kehidupan seperti apa yang kamu inginkan nantinya?
Hal yang Harus Dipersiapkan Saat Pensiun Adalah …
Ada baiknya sebelum saat merencanakan pensiun, kamu sudah mempersiapkan hal-hal berikut ini yang dapat menunjang kehidupan di masa setelah selesai bekerja. Supaya apa? Agar kamu dapat menikmati masa pensiun dengan tenang tanpa kekhawatiran.
Dana Pensiun
Buatlah rekening untuk menyimpan tabungan dana pensiun. Umumnya, kamu bisa mengikuti program dana pensiun dari tempat kamu bekerja.
Sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia, Dana pensiun adalah dana yang keuangannya diperoleh dari iuran tetap para peserta ditambah penghasilan perusahaan yang disisihkan dan para peserta berhak memperoleh bagian keuntungan itu setelah pensiun.
Sementara mungkin kantormu sudah memiliki program pensiun yang tersistemasi dengan baik, kamu juga bisa mempersiapkannya secara mandiri. Dana ini bisa diperoleh dari penyisihan 10% dari pendapatan bulanan kamu, atau berapa pun sesuai kondisimu dan juga setelah kamu melakukan analisis keuangan, tentunya.
Berapa yang harus dipersiapkan? Semua tergantung pada gaya hidup seseorang. Ini nantinya akan memengaruhi besarnya pengeluaran rutin, yang kemudian akan jadi faktor penghitung kebutuhan selama masa pensiun.
Jadi, berapa? Sudah berhitung belum? Kalau sudah ikut kelas Dana Pensiun QM Financial sih, pasti sudah ketemu angkanya.
Selesaikan Utang
Salah satu hal yang mestinya bereskan sebelum pensiun adalah kewajiban membayar utang. Ini berlaku baik untuk utang jangka pendek maupun panjang.
Ingat, di masa pensiun, asumsinya kamu sudah tak berpenghasilan aktif loh. Gaji pensiunan biasanya ya diambil dari dana pensiun yang sudah ada. Besarannya pastilah enggak sama dengan besarnya gaji sebelum kamu pensiun. Konon, malahan, kamu setidaknya “hanya” menerima 30%-nya saja kalau hanya mengandalkan Jaminan Pensiun dari BPJS Ketenagakerjaan.
Ouch! Jauh banget nggak tuh?
Buat Perencanaan Keuangan
So, sebaiknya, jangan tunda lagi. Sekaranglah saatnya mulai membuat rencana keuangan untuk pensiun agar kamu semakin terdorong untuk mencapai tujuan.
Apa tujuan kamu setelah pensiun? Liburan, melakukan kegiatan baru? Tentunya untuk memulai hal baru kamu harus punya finansial yang mumpuni untuk bisa meraihnya. Rencanakan tujuan setelah pensiun, agar kamu bisa memperkirakan dan mempersiapkan berapa biaya yang harus kamu punya.
Kriteria Sejahtera di Masa Pensiun Adalah Saat Mencapai 5 Hal Ini
Merdeka Finansial
Pensiun adalah waktunya kamu menikmati hasil kerja kerasmu. Merdeka secara finansial jadi kriteria terpenting untuk bisa mendapatkan masa pensiun yang sejahtera. Artinya dalam hal keuangan kamu sudah siap dan tidak bergantung pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupmu. Tidak juga pada anak-anakmu.
Hal ini—pertama-tama—berarti kamu terbebas dari utang, aset yang cukup, dan gaya hidup yang sesuai.
Dapat Melakukan Hobi atau Kegiatan Baru dengan Leluasa
Pensiun adalah masa ketika kamu bisa memulai kembali kehidupanmu, setelah bertahun-tahun bekerja keras, dan menata kembali apa yang ingin kamu lakukan di dunia. Misalnya kamu ingin ikut kegiatan volunteer atau kegiatan sosial yang bermanfaat bagi banyak orang.
Atau kamu pernah punya cita-cita jadi penulis? Kamu bisa memulainya dengan membuat blog atau naskah cerita untuk kemudian diterbitkan. Carilah kegiatan baru yang dapat menghibur, menambah kualitas diri, dan jadi pengalaman baru kamu.
Tinggal di Tempat yang Diinginkan
Kamu mungkin memiliki keinginan untuk menghabiskan masa pensiun di tempat yang nyaman. Mau tetap di kota? Atau melipir ke desa? Atau pengin punya beach house? Atau rumah dengan lahan yang luas untuk berkebun dan menanam pohon buah?
Apa pun yang kamu inginkan, adalah target yang harus kamu capai sebelum masa pensiun tiba. So, pilihan lokasi saat membeli rumah itu sangat penting. Sesuaikan dengan rencana keuangan yang sudah kamu buat ya.
Punya Pendapatan Pasif
Meski sudah menyiapkan dana pensiun, kadang ini juga nggak cukup untuk memenuhi kebutuhan darurat. Sejahtera menjalani pensiun adalah ketika kamu memiliki bekal yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Salah satunya dengan memiliki pendapatan pasif, alias passive income.
Pendapatan pasif bisa diperoleh dari investasi saham, sewa properti, atau memiliki usaha yang memungkinkan kamu dapat menikmati hasil tanpa harus bekerja mengeluarkan waktu dan tenaga.
Meraih Impian yang Lama Terpendam
Pernahkah kamu berangan-angan untuk berkeliling dunia? Atau sesederhana ingin pergi ke taman hiburan Disneyland di Jepang? Ya, meski terlihat sederhana, kadang impian tersebut susah diraih saat masih produktif bekerja.
Pensiun adalah saatnya untuk kamu meraih impian yang sempat kamu pendam lama. Persiapkan biaya akomodasi dalam perencanaan keuangan pensiun.
Namun, jangan lengah dan gunakan masa produktif kamu saat ini untuk bekerja dan menggali potensi diri. Sejahtera saat pensiun adalah impian semua orang, tapi hal itu tidak bisa kita capai jika saat ini masih menyia-nyiakan waktu yang ada.
Yuk, persiapkan dengan sebaik-baiknya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
3 Jenis Pendapatan yang Kita Terima, Baik Sebagai Karyawan Maupun Pekerja Lepas
Sebagai manusia yang punya kebutuhan, kita harus bekerja demi mendapatkan penghasilan atau pendapatan yang kemudian bisa kita gunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kebanyakan orang pasti setuju akan hal ini, bukan? Tapi, ternyata ada juga jenis pendapatan lain yang juga kita terima lo, yang kadang “enggak kerasa”.
Kenapa enggak kerasa? Karena kita mendapatkannya tanpa harus bekerja secara aktif.
So, supaya kita bisa mengoptimalkan apa yang ada, yuk, kita lihat beberapa jenis pendapatan yang sebenarnya bisa kita dapatkan, baik sebagai karyawan sebuah perusahaan maupun sebagai pekerja lepas yang bekerja berdasarkan proyek. Karena menurut Robert T. Kiyosaki, kebanyakan orang hanya memiliki 1 pendapatan, padahal sebenarnya kita bisa mendapatkan dari beberapa sumber sekaligus lo.
3 Jenis Pendapatan yang Bisa Kita Terima Sebagai Karyawan Maupun Pekerja Lepas
1. Pendapatan aktif
Pendapatan aktif adalah jenis pendapatan yang kita terima sebagai imbalan dari usaha atau sesuatu yang kita kerjakan.
Berdasarkan sumbernya, pendapatan aktif bisa dibagi lagi dalam beberapa jenis:
- Gaji dan upah, yaitu imbalan yang kita terima setelah bekerja di sebuah perusahaan untuk bagian tertentu, oleh pemberi kerja. Gaji diterima secara rutin, biasanya sih setiap bulan di tanggal tertentu, sesuai kesepakatan. Upah diberikan sesuai perjanjian kerja. Lah, emang beda upah sama gaji? Beda, meski tipis-tipis. Bisa dilihat di sini nih, apa beda upah dan gaji. Sudah ditulis dengan cukup lengkap.
- Bonus dan tunjangan. Bonus adalah pembayaran nonupah yang biasanya diberikan oleh perusahaan terhadap karyawannya yang berkaitan dengan kinerja dan prestasinya yang membawa kebaikan untuk perusahaan. Kalau tunjangan adalah subsidi dari perusahaan terkait kesejahteraan karyawannya. Besar bonus dan tunjangan ini bisa berbeda-beda, tergantung kebijakan perusahaan dan kinerja karyawan itu sendiri.
- Fee profesional, adalah imbalan yang diberikan atas keahlian tertentu yang kita berikan. Biasanya sih ini diterima oleh para pekerja lepas dan profesional, seperti misalnya pengacara, dokter, arsitek, desainer, dan sebagainya. Besarnya tentu saja disesuaikan dengan hasil kerja kita sendiri.
Ada pula pendapatan aktif untuk para pemilik usaha yaitu yang berupa hasil penjualan. Misalnya ibu-ibu yang suka berjualan pernak-pernik di online shop miliknya di Instagram. Mereka mendapatkan pendapatan aktif dari hasil jualan mereka.
Begitu juga dengan abang bakso, abang tukang mi ayam, kerak telor, dan sebagainya. Mereka mendapatkan jenis pendapatan ini dari hasil mereka berdagang.
2. Pendapatan pasif
Pendapatan pasif–atau sering juga disebut dengan passive income–adalah jenis pendapatan yang kita dapatkan tanpa kita harus bekerja secara aktif. Kita mendapatkan uang/imbalan dari sistem yang sudah berjalan sedemikian rupa, yang bekerja sehingga menghasilkan uang.
Termasuk dalam jenis pendapatan ini adalah pendapatan dari hasil sewa properti, royalti dari menulis buku atau menjual aplikasi, atau bisa juga dari bisnis, dan lainnya. Coba cek artikel tentang pendapatan pasif ini ya. Siapa tahu nih, kamu juga punya sesuatu yang bisa dikaryakan hingga bisa mendatangkan passive income seperti halnya Taylor Swift.
3. Pendapatan investasi
Nah, jenis pendapatan yang ketiga sebenarnya bisa juga sih dimasukkan ke dalam pendapatan pasif di atas. Tetapi karena sumbernya juga banyak, jadi kenapa tidak kita beri poin tersendiri saja supaya lebih jelas?
Pendapatan investasi–atau pendapatan portofolio–adalah jenis pendapatan yang bisa kita terima dari hasil investasi yang kita lakukan. Bisa dari reksa dana, deposito, saham, P2P Lending, dan sebagainya. Instrumen investasi semakin beragam kan ya, dewasa ini? Tinggal pilih saja sesuai profil risiko kita dan juga tujuan yang sudah direncanakan.
Masih menurut Robert T. Kiyosaki, kita bisa dikatakan telah menerima pendapatan investasi, jika hasil dari investasi sudah bisa kita rasakan secara rutin. Misalnya setiap bulan (untuk investasi di obligasi pemerintah, misalnya), ataupun setiap tahun (dengan adanya dividen dari saham perusahaan yang kita miliki, misalnya).
Jadi, buat kamu yang sekarang sudah mulai berinvestasi, apakah sudah merasakan hasilnya? Belum? Enggak masalah dan jangan menyerah! Keep investing, sesuai dengan #TujuanLoApa dan juga sesuai waktu yang sudah kamu rencanakan.
Nah, dari ketiga jenis pendapatan di atas, manakah yang belum kamu miliki? Well, ayo segera rencanakan sekarang, agar kamu bisa mengoptimalkannya untuk mencapai tujuan keuanganmu. Jika kamu butuh bantuan, kamu bisa menghubungi tim QM Financial di nomor WhatsApp 0811 1500 688.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
9 Istilah Keuangan Pribadi Paling Sederhana yang Harus Dipahami
Susah juga, kalau mau mengelola keuangan tapi belum paham betul apa saja yang dibahas. Bener nggak? Mau baca tip segala macam, tapi beberapa istilah keuangan pribadi enggak paham artinya. Ya bhay saja deh akhirnya.
Pemahaman memang menjadi hal pertama yang harus dicapai lebih dulu. Kalau kita paham betul dengan apa yang kita baca, dan juga apa yang kita omongkan, biasanya sih ya lebih mudah memahami hal-hal lainnya juga.
Banyak istilah keuangan pribadi yang masih terdengar asing di telinga, tapi sudah mencoba belajar investasi, akhirnya ketemulah beberapa istilah dalam saham yang lebih rumit … ya bakalan susah juga.
So, ayo belajar dari yang paling basic dulu, yaitu memahami beberapa istilah keuangan pribadi yang bakalan paling sering kamu temui–terutama sih, kalau kamu suka baca-baca artikel di situs ini ataupun follow akun Instagram QM Financial.
Kamu bakalan banyak menemukan istilah keuangan pribadi berikut ini.
1. Pengeluaran
Dalam laporan keuangan pribadi, pengeluaran berarti adalah uang-uang yang kita belanjakan untuk berbagai keperluan.
Di QM Financial, kita membagi pengeluaran dalam 5 pos:
- Cicilan/utang, yaitu uang yang digunakan untuk mencicil atau membayar kembali utang yang kita lakukan. Misalnya cicilan KPR, cicilan kartu kredit, dan sebagainya.
- Investasi/tabungan, yaitu sejumlah uang yang kita sisihkan untuk disimpan–biar enggak ikut terbelanjakan demi tujuan tertentu. Kadang tak hanya menabung, kita juga berinvestasi, yaitu menanam uang di suatu tempat agar bisa berkembang atau menguntungkan.
- Pengeluaran rutin, yaitu uang-uang yang kita belanjakan untuk keperluan rutin, seperti listrik, groceries, dan sebagainya.
- Dana sosial, adalah uang-uang yang dikeluarkan demi tujuan sosial, seperti zakat, donasi, dan sebagainya.
- Lifestyle, adalah uang yang dibelanjakan untuk kebutuhan tersier, yang penting nggak penting, yang kadang hanya untuk memenuhi keinginan alih-alih kebutuhan.
2. Pendapatan
Pendapatan atau pemasukan atau penghasilan adalah uang atau materi yang kita dapatkan sebagai hasil usaha atau jerih payah kita.
Kalau karyawan ada gaji, untuk freelancer ada fee. Kalau pebisnis? Gaji juga, dari bisnisnya. Kalau investor, dari capital gain ataupun dari deviden.
3. Kekayaan bersih
Istilah keuangan pribadi yang ketiga ini berarti adalah selisih dari pendapatan keseluruhan plus aset, kemudian dikurangi dengan pengeluaran, termasuk posisi utang.
Nilai kekayaan bersih inilah yang akan menentukan apakah kita punya kondisi keuangan yang sehat atau enggak. Kalau hasilnya positif, maka kita punya arus keuangan yang sehat karena berarti pendapatan dan aset kita lebih besar daripada pengeluaran plus utang. Tapi, kalau negatif, berarti kondisi keuangan kita kurang sehat sehingga harus segera dicari cara untuk memperbaikinya.
4. Financial check up
Financial check up merupakan istilah keuangan pribadi yang berarti hal-hal yang kita lakukan dalam rangka cek kondisi kesehatan keuangan kita.
Dalam financial check up, kita akan mengecek status harta serta utang yang kita miliki, yang kemudian hasil data tersebut kita olah menjadi neraca dan arus kas.
Financial check up ini biasanya dilakukan setahun sekali–meski kalaupun lebih sering itu juga bagus. Kita bisa melakukannya sembari membuat review laporan keuangan akhir tahun, atau pada saat kita hendak membuat laporan SPT sebagai wajib pajak.
5. Neraca
Kamu pasti enggak terlalu asing juga dengan istilah keuangan pribadi yang kelima ini, karena sering disebut kalau kita lagi ngomongin soal keuangan di mana pun.
Neraca di sini bukan berarti timbangan, tetapi catatan perbandingan untung rugi, utang piutang, pemasukan dan pengeluaran, dan sebagainya (sumber: Kamus Besar Bahasa Indonesia). Neraca inilah hasil dari financial checkup yang kita lakukan, yang menampakkan posisi kekayaan bersih kita yang kemudian bisa menunjukkan kondisi kesehatan keuangan kita.
6. Bocor halus
Istilah ‘bocor halus’ mungkin banyak kamu dengar kalau kamu lagi ngobrol sama trainer-trainer QM Financial saja ya? Inilah istilah yang kami gunakan untuk menyebut sejumlah uang yang enggak ketahuan rimbanya, ngilang gitu aja dari dompet atau tabungan kita tanpa tercatat atau termonitor.
Tahu-tahu duit berkurang aja.
“Saudara” dari bocor halus adalah bocor ambyar, yaitu istilah untuk menyebut arus kas keluar yang tak terkendali.
7. Aset
Masih menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, aset berarti:
- sesuatu yang mempunyai nilai tukar
- modal; kekayaan
Aset (aktif) ada beberapa macam yang bisa dijadikan sebagai andalan finansial, yaitu surat berharga, properti, dan bisnis. Dengan memiliki aset aktif, kamu akan mempunyai pendapatan pasif. Biasanya orang-orang membangun aset aktif ini demi menjamin masa pensiun mereka, masa ketika mereka tidak produktif lagi menghasilkan uang.
Sudahkah kamu mempunyai aset aktif milikmu sendiri sekarang?
8. Likuiditas
Kalau dalam istilah keuangan pribadi, likuiditas berarti adalah kemampuan kita untuk membayar utang yang sekarang sedang kita miliki tepat pada waktunya.
9. Inflasi
Istilah keuangan pribadi kesembilan ini akan sering kita dengar terutama kalau lagi bahas mengenai berbagai tujuan finansial jangka panjang, seperti dana pendidikan anak, dana pensiun, juga dana kepemilikan rumah.
Inflasi adalah kemerosotan nilai uang (kertas) karena banyaknya dan cepatnya uang (kertas) beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang-barang.
Lagi-lagi ini menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ya.
Inflasi merupakan hal yang pasti terjadi di setiap negara di dunia–termasuk Indonesia. So, inflasi memang harus selalu diperhitungkan, terutama jika kamu sedang merencanakan masa depanmu.
Sebenarnya masih banyak istilah keuangan pribadi lain yang seharusnya ikut dijelaskan di sini, tapi akan jadi panjang banget. So, mungkin kita akan sambung lagi di artikel yang lain ya.
Semoga bisa sedikit membantumu saat belajar mengelola keuangan pribadimu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Taylor Swift Punya Passive Income dari Royalti Albumnya, Kamu Bisa Juga dari 3 Sumber Ini!
Duh, Taylor Swift lagi-lagi kena drama. Kali ini urusannya cukup pelik, karena ada kaitannya dengan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang bisa menjadi passive income seumur hidupnya.
Singkat ceritanya sih, Taylor yang dulu berusia 15 tahun saat memulai kariernya sebagai pencipta lagu, musisi, dan penyanyi, menandatangani kontrak untuk 6 album. Salahnya si kecil Taylor–yang saat itu belum paham betul dengan seluk-beluk kontrak yang rumit–langsung saja tanda tangan, tanpa menyadari adanya klausul bahwa hak cipta semua lagu dalam 6 album akan menjadi hak milik label, begitu kontrak ditandatangani.
Saat Taylor menyadari kekeliruannya, nasi sudah menjadi bubur. Taylor berusaha untuk mendapatkan kembali hak cipta atas semua karyanya, namun menemui jalan buntu. Dan sekarang, pihak label telah menjual 6 master album Taylor pada pihak lain tanpa sepengetahuan Taylor.
Dengan demikian, Taylor terancam kehilangan haknya untuk memperoleh passive income dari kerja kerasnya sendiri selama bertahun-tahun. Well, sebagai seorang yang sangat kreatif, Taylor tentu saja tak akan berhenti berkarya. Namun, ia memang harus berjuang menuntut kembali haknya sebagai pencipta.
Karena kalau tidak, proses dan daya kreatifnya tidak akan berharga lagi. Selain tentunya, ia akan kehilangan passive income yang bisa menjamin hidupnya.
Passive Income, Alternatif Penambah Pendapatan
Hmmm, berbicara tentang passive income, jenis pendapatan ini memang merupakan salah satu yang bisa kita lakukan demi menjamin hidup kita di masa depan. Pendapatan aktif adalah pendapatan yang kita miliki dari hasil bekerja secara aktif–kerja, menghasilkan sesuatu, lalu dibayar atas hasil kerja kita. Sedangkan, pendapatan pasif ini adalah jenis pendapatan yang akan terus menerus mendatangkan pemasukan tanpa kita harus menukarkan waktu, tenaga, dan pikiran seperti halnya kalau kita bekerja secara aktif.
Pendapatan pasif, atau passive income, ini layaknya kita menanam benih, lalu benih tersebut tumbuh dengan sendirinya (tentu saja di bawah pantauan kita), bahkan saat kita tidur sekalipun. Hingga suatu saat, kita bisa memetik hasilnya untuk dinikmati.
Taylor Swift punya puluhan lagu dan musik yang sudah diciptakannya sebagai passive income, lantaran ia akan menerima royalti ketika lagu dan musik tersebut diperbanyak dan dipublikasikan untuk kita dengarkan. Taylor menerima kira-kira sebesar Rp4 T hanya untuk royalti albumnya hanya di Spotify saja. Sekarang, bayangkan jika hak cipta 6 album Taylor berpindah tangan. Berapa banyak passive income yang hilang darinya? Kalkulator saja mungkin nggak akan muat angkanya.
Itu adalah cerita Taylor Swift, si seksi cantik penyanyi muda dunia. Bagaimana dengan kita? Apakah kita harus menjadi seperti Taylor Swift untuk bisa punya passive income? Nggak juga kok. Kita juga bisa punya passive income dari 3 sumber pendapatan berikut ini.
3 Sumber Passive Income yang Bisa Kita Dapatkan Sehingga Bisa Sekaya Taylor Swift
1. Royalti dan Hak Pembelian
Ya, mungkin kita enggak bisa mencipta lagu, main musik, ataupun nyanyi seperti Taylor Swift. Tapi kita bisa berkarya dalam bentuk yang lain.
Salah satunya adalah buku. Banyak kan, penulis buku terkenal yang sukses yang bisa kita lihat sekarang? Sebut saja Dee, Tere Liye, … terus kalau yang luar negeri ya JK Rowling. Setiap kali buku mereka diterbitkan, diedarkan, dicetak ulang, dan dibeli oleh pembacanya, mereka akan mendapatkan royalti dalam persentase yang sesuai dengan kesepakatan.
Taruh saja royaltinya 10%, harga bukunya Rp100.000, berarti dari satu buku mereka akan menerima Rp10.000. Kalau bukunya terjual 50.000 kopi, maka mereka akan menerima Rp500 juta (dikurangi pajak, tentunya). Jika buku dicetak ulang–artinya mereka tak perlu menulis lagi–mereka akan menerima minimal jumlah yang sama.
Menggiurkan, bukan? Tapi, jangan salah. Ada banyak usaha dan kerja keras menyertai penulisan sebuah buku lo. Satu judul buku nggak serta merta juga bisa terjual 50.000 kopi dalam waktu singkat. Itu beneran angka fantastis. Apalagi kalau kita belum punya nama. Banyak banget PR yang harus dikerjakan.
Selain buku, kita yang punya keterampilan membuat aplikasi juga bisa menjualnya kita melalui Google Play. Bentuknya bisa aplikasi yang bisa memudahkan, ataupun games. Semakin banyak yang mendownload aplikasi kita, pemasukan pun akan semakin lancar mengalir.
2. Investasi
Cara lain untuk mendapatkan passive income adalah dengan berinvestasi. Semua produk investasi bisa memberikan passive income yang lumayan lo.
Salah satunya P2P Lending. Program investasi ini memungkinkan kita untuk “menitipkan” sejumlah dana untuk kemudian dipinjamkan pada pihak lain yang membutuhkan. Tentu saja, titipan tersebut akan berbuah berupa bunga. Dalam tahap waktu tertentu, dana kita akan kembali berkali lipat.
Produk investasi lain yang juga bisa menjadi sumber passive income adalah saham dan reksa dana.
3. Menyewakan properti
Selain royalti dan investasi, kita juga bisa mendapatkan passive income dari sewa-menyewa properti, seperti kos-kosan atau kontrakan rumah.
Dengan menyewakan properti, setiap bulan kita akan mendapatkan pemasukan tambahan. Satu modal yang harus kita pikirkan untuk investasi sewa-menyewa properti ini adalah perawatannya saja. Lainnya, kita tinggal menunggu saja setoran setiap bulan, atau setiap periode tertentu sesuai kesepakatan.
Nah, apakah kamu sudah memiliki salah satu atau bahkan semua sumber pendapatan berupa passive income di atas, dan apakah sudah dikelola dengan baik?
Kalau belum, kebetulan nih, QM Financial punya jadwal kelas finansial online baru “Membangun Aset Aktif untuk Pendapatan Pasif”. Di kelas ini, kamu bisa mempelajari apa saja alternatif produk investasi untuk memberikan penghasilan pasif, dan juga tools apa saja untuk menghitung penghasilan pasif dari aset aktif. Cek di sini untuk tahu detail dan juga pendaftarannya ya. Yuk, belajar bareng mengelola aset hingga bisa mendatangkan passive income seperti Taylor Swift.
Follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas terbaru.