5 Langkah Mengendalikan Turnover Karyawan untuk Kestabilan Bisnis Perusahaan
Karyawan merupakan aset perusahaan yang harus dijaga, dikembangkan, dan dirawat. Pasti semua setuju ya, dengan hal ini? Sudah berusaha merawatnya–misalnya dengan memberikan gaji dan tunjangan yang baik–tapi kenapa masih tetap terjadi turnover karyawan yang tinggi?
Well, penyebabnya bisa bermacam-macam. Beberapa penyebab turnover karyawan, seperti yang dipaparkan dalam sebuah artikel di situs HRDive, di antaranya:
- Lack of belonging: kurangnya rasa memiliki dari karyawan terhadap perusahaan.
- Lack of confidence in company leadership: kurang percayanya karyawan terhadap manajemen dan kemampuan memimpin atasan mereka di kantor.
- Bad first impressions: kesan pertama kurang menggoda–eh ini sih iklan parfum ya?
Selain ketiga sebab di atas, bisa jadi turnover karyawan terjadi karena adanya perubahan perilaku angkatan kerja millenial yang punya mindset berbeda dengan angkatan kerja-angkatan kerja sebelumnya.
Lalu, apa yang bisa dilakukan oleh perusahaan terkait turnover karyawan ini? Tak mungkin kan, akan dibiarkan tetap tinggi? Mesti segera merumuskan langkah-langkah untuk menurunkannya segera, karena turnover karyawan yang tinggi bisa memengaruhi kestabilan bisnis perusahaan.
Berikut beberapa langkah yang bisa ditempuh untuk memperbaiki tingkat turnover karyawan agar kestabilan bisnis perusahaan terjaga
1. Rekrut yang sesuai kebutuhan
Pertama-tama, perlu dipahami, bahwa tak hanya karyawan dengan kualitas terbaik saja yang harus direkrut oleh perusahaan, tetapi mereka yang punya kemampuan sesuai yang dibutuhkan. Karena terbaik belum tentu punya skill yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Jikalau antara karyawan dan perusahaan saling membutuhkan, maka sudah pasti, akan ada ikatan emosional dan profesional yang terjalin kuat antara keduanya.
Nah, proses ini akan dimulai sejak perusahaan merekrut atau hiring karyawan sedari awal, meliputi:
- Bagaimana menentukan employer branding, tentang gaji dan benefit yang bisa ditawarkan pada calon karyawan, kejelasan jenjang karier, budaya kerja yang suportif, dan sebagainya.
- Memetakan kebutuhan perusahaan. Ada survei yang menyebutkan, bahwa perusahaan yang memperkerjakan karyawan berlatar belakang, pendidikan dan karakter yang beragam terbukti bisa meningkatkan kinerja secara keseluruhan sebesar 35% ketimbang perusahaan dengan karyawan homogen.
- Persiapan rekrutmen, yang disesuaikan dengan kebutuhan; seperti perlukan tes tertulis, psikotes, dan seterusnya?
- Evaluasi dan shortlisting, memilih kandidat-kandidat yang sesuai dengan yang dibutuhkan.
2. Dengarkan kebutuhan mereka
Setelah merekrut dan hiring karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, selanjutnya perusahaan harus membuka telinga untuk mendengarkan kebutuhan karyawan sehingga mereka bisa memberikan kinerja yang baik.
Dengan mendengarkan aspirasi karyawan, perusahaan akan lebih mudah menjalin komunikasi dan keterikatan, sehingga bisa membangun loyalitas karyawan dan tingkat turnover karyawan bisa dikurangi.
3. Berikan fasilitas yang dibutuhkan
Karyawan akan bisa bekerja dengan lancar, kreatif, dan produktif jika mereka didukung oleh fasilitas yang memadai.
Saya pernah bekerja di sebuah perusahaan, dan saya mesti membawa laptop sendiri setiap kali ke kantor. Sebagai desainer produk inhouse, saya justru enggak mendapatkan jatah PC, karena dianggap desain bisa dengan sketsa tangan. Kalau laptop rusak, ya saya harus memperbaiki sendiri, atau minta tolong sama tenaga IT lepasan yang biasa dipanggil kantor kalau ada apa-apa. Oke sih kalau bisa diperbaiki sekalian, sayangnya kadang ya selesainya lama banget, sedangkan saya keburu butuh untuk bekerja.
Ya, saat itu, saya mencoba bertahan beberapa lama sih, tapi ya sambil mencari peluang lain. Begitu ada kesempatan lebih baik, saya pun resign.
Alat-alat kerja ini kadang memang disepelekan, apalagi jika sejak awal memang ada persyaratan rekrutmen yang mewajibkan calon karyawan punya alat kerja sendiri. Tentunya ini tergantung kebijakan perusahaan, tetapi karyawan yang difasilitasi dengan baik biasanya akan timbul rasa memiliki terhadap perusahaan di mana ia bekerja.
So, alat-alat kerja yang lengkap ini penting untuk dilengkapi, jika ingin menekan tingkat turnover karyawan. Demikian pula dengan ruang kerja dan lingkungan yang sehat serta nyaman juga harus menjadi prioritas.
4. Beri apresiasi
Bonus dan bentuk-bentuk reward lainnya bisa menjadi salah satu cara juga untuk menekan turnover karyawan. Karyawan yang merasa dihargai kerja kerasnya–tanpa perlu diminta–akan loyal dan selalu berusaha memberikan hasil terbaik untuk perusahaan.
Bentuk bonus dan reward ini bisa bermacam-macam. Yang sudah umum diberikan misalnya seperti bonus tahunan, THR, atau bagi hasil. Pastinya semua sudah dibicarakan dan disepakati di awal antara perusahaan dengan karyawan.
Reward bisa juga dalam bentuk car ownership program. Atau yang sangat lazim, liburan karyawan bareng.
5. Beri kesempatan untuk mengembangkan diri
Selain bonus, reward, fasilitas dan berbagai benefit, tingkat turnover karyawan juga bisa ditekan dengan memberikan kesempatan pada karyawan untuk mengembangkan diri menambah skill dan wawasan mereka, dengan memberikan pelatihan misalnya.
Ada banyak pelatihan karyawan yang bisa diberikan. Mulai dari training untuk orientasi perusahaan, training kepemimpinan dan manajerial, hingga training keuangan.
Nah, khusus untuk training keuangan, ini penting banget ya. Karena, sudah tahu pasti kan, bahwa karyawan yang bebas masalah keuangan pribadi adalah karyawan yang happy dan produktif dalam bekerja.
Khusus untuk training keuangan, Anda bisa menghubungi tim QM Financial untuk mengadakan #QMTraining, sebuah program pelatihan interaktif untuk karyawan yang disusun bersama konsultan dan pembicara dari QM Financial, sesuai dengan kebutuhan literasi finansial perusahaan.
Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688 (NITA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Demikian beberapa hal yang bisa dilakukan oleh perusahaan untuk memperbaiki tingkat turnover karyawan, sehingga stabilitas bisnis perusahaan terjaga dengan baik.
Semoga bermanfaat ya.
5 Tip Mengadakan Pelatihan dan Pengembangan SDM Agar Tepat Sasaran
Dalam artikel yang lalu disebutkan, bahwa 1 dari 3 pekerja sungkan untuk mengusulkan pengadaan pelatihan dan pengembangan SDM demi meningkatkan kompetensi diri mereka.
Hal ini sungguh ironis, mengingat 1 dari 2 pekerja mengaku pernah mendapatkan punishment terkait inkompetensi masing-masing, dan kurangnya kesadaran pentingnya pelatihan dan pengembangan SDM ini dari pihak perusahaan sendiri.
Alasannya bisa bermacam-macam. Mungkin dari pihak perusahaan sendiri khawatir, jika pelatihan yang diadakan akan mengganggu workload maupun jam kerja karyawan, atau mungkin belum menemukan cara bagaimana mengadakan pelatihan dan pengembangan SDM secara efektif dan efisien.
Karena itu, berikut ada sedikit tip untuk mengadakan pelatihan dan pengembangan SDM agar lebih tepat sasaran. Simak sampai selesai ya.
5 Tip untuk Memberikan Pelatihan dan Pengembangan SDM di Perusahaan agar Lebih Tepat Sasaran
1. Ketahui kebutuhan karyawan
Karena sasaran pelatihan dan pengembangan SDM ini adalah karyawan, maka kita harus mengetahui dulu dengan pasti, apa yang menjadi kebutuhan karyawan dalam meningkatkan kompetensi mereka. Kemampuan dan skill seorang karyawan tentulah berbeda satu dengan yang lainnya, pun yang menjadi kebutuhan masing-masing bagian atau divisi juga berbeda.
Maka dari itu, dari pihak HR sendiri harus memetakan dulu kekuatan maupun kelemahan karyawan dalam divisi masing-masing ini. Saat kekuatan dan kelemahan sudah bisa diketahui dengan pasti, saat itulah akan bisa diketahui pula pelatihan dan pengembangan SDM seperti apa yang dibutuhkan.
2. Kenali jenis-jenis pelatihan
Ada beberapa jenis pelatihan yang umum diberikan untuk meningkatkan kompetensi karyawan, di antaranya training orientasi, training product knowledge, training manajerial, training teknis, training keuangan, dan lain-lain.
Pihak HR dapat memilih dan menentukan jenis pelatihan ini yang sesuai dengan kebutuhan karyawan seperti yang sudah dipetakan di poin pertama di atas. Mungkin saja akan butuh untuk diselenggarakan beberapa pelatihan, namun tidak harus sekaligus dalam satu waktu. Tentukan prioritas sesuai dengan kebutuhan.
3. Pilih waktu dan tempat yang tepat
Proses pelatihan dan pengembangan SDM yang diselenggarakan demi meningkatkan kompetensi karyawan ini tentu membutuhkan waktu. Tak hanya satu atau dua jam dalam sehari, mungkin saja akan makan waktu sampai beberapa jam.
Bahkan banyak perusahaan melakukan pelatihan dan pengembangan SDM beberapa hari, hingga mereka harus menyewa tempat khusus agar lebih fokus. Kadang, yah, sambil refreshing juga di luar kantor. Banyak yang mengadakan pelatihan ini di lokasi-lokasi wisata yang adem dan nyaman.
Ada beberapa jenis pelatihan yang memang bisa dilakukan di dalam ruangan, namun ada pula pelatihan yang paling baik jika dilakukan di luar ruangan atau outdoor. Biasanya jenis pelatihan interpersonal skill ini paling bagus jika dilakukan sambil outbond atau camping.
Di mana pun perusahaan memutuskan untuk mengadakannya, tentu ini menjadi pertimbangan masing-masing. Yang penting adalah hasil akhir yang harus sesuai dengan yang diharapkan. Untuk waktunya, bisa disesuaikan dengan workload masing-masing karyawan ataupun divisi. Pastinya kan nggak akan sibuk sepanjang tahun kan?
4. Ukur kompetensi sebelum pelatihan diadakan
Sebelum pelatihan dan pengembangan SDM benar-benar dilaksanakan, lakukan dulu semacam pretest terhadap kompetensi karyawan untuk mendapatkan data-data terkait kondisi sebelum ada training. Hal ini penting untuk mengukur tingkat efisiensi dan efektivitas training nantinya.
Akan lebih baik jika perusahaan bekerja sama dengan lembaga-lembaga penyedia jasa pelatihan dan pengembangan SDM ini, karena metode dan hasilnya biasanya akan lebih objektif. Pastikan materinya benar-benar sesuai dengan yang dibutuhkan oleh karyawan.
5. Lakukan observasi menyeluruh setelah pelatihan diadakan
Setelah proses pelatihan dan pengembangan SDM dilaksanakan, maka tiba waktunya untuk melakukan observasi, apakah menampakkan hasil seperti yang diharapkan. Perhatikan apakah ada perubahan yang lebih baik, berapa lama efek dari pelatihan yang sudah diadakan akan bertahan, kemudian lakukan evaluasi bersama atasan masing-masing divisi.
Perusahaan dapat melakukan review terhadap hasil pelatihan ini secara periodik. Buka diskusi dengan para atasan pun dengan karyawan yang mengikuti pelatihan, apakah hasil pelatihan sudah bisa mereka rasakan manfaatnya ataukah perlu dilakukan pelatihan lanjutan lagi.
Yang paling penting dari diadakannya pelatihan dan pengembangan SDM ini bahwa manfaat yang diperoleh setelahnya tidak hanya untuk kepentingan perusahaan semata, namun kembali pada pribadi karyawan masing-masing. Saat mereka rajin meng-upgrade diri sendiri, maka saat itulah kualitas mereka sebagai individu–tak hanya sekadar menjadi karyawan–juga akan meningkat.
Khusus untuk training keuangan, Anda bisa menghubungi tim QM Financial untuk mengadakan #QMTraining, sebuah program pelatihan interaktif untuk karyawan yang disusun bersama konsultan dan pembicara dari QM Financial, sesuai dengan kebutuhan literasi finansial perusahaan.
Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
1 dari 3 Pekerja Takut Mengusulkan Training Karyawan – Coba Lakukan 3 Tip Ini untuk Yakinkan Perusahaan
Ada data yang cukup membuat miris. Menurut Sitel–sebuah perusahaan penyedia jasa outsourcing terkemuka di Amerika–ternyata 1 dari 3 orang pekerja takut meminta pihak perusahaan tempat mereka bekerja untuk mengadakan training karyawan atau pelatihan, karena mereka takut dianggap inkompeten. Padahal, satu dari 2 pekerja ini mengaku, pernah menerima penalti ataupun punishment akibat kurangnya kompetensi ini.
Begitulah hasil survei Sitel terhadap lebih dari 1000 orang responden yang berstatus pekerja dalam binaan mereka. Data lainnya menyebutkan–masih dari Sitel–bahwa satu dari 4 pekerja mengaku, belum pernah sekali pun mengikuti training karyawan, lantaran perusahaan tempat mereka bekerja tidak menjadikan hal ini sebagai prioritas utama dalam usaha mengembangkan bisnis.
Padahal 1 dari 3 orang pekerja tersebut percaya, bahwa dengan training karyawan yang diberikan oleh perusahaan, maka kompetensi mereka akan meningkat, dan mereka akan dapat memberikan hasil kerja yang lebih baik lagi dari sekarang. Dan, dengan porsi perbandingan yang sama–satu dari 3 orang–para pekerja memilih untuk hengkang dari perusahaan jika memang mereka tak diberi kesempatan untuk bisa mengembangkan diri mereka.
Wah, data yang cukup lengkap ya? Dan, seperti lingkaran setan berefek domino.
Agar lebih mudah dipahami, mari kita simpulkan. Dari hasil survei Sitel tersebut kita dapat menemukan beberapa fakta sebagai berikut:
- Pihak perusahaan terkadang masih menempatkan training karyawan sebagai prioritas kesekian dalam usaha pengembangan bisnis.
- Karyawan takut mengusulkan diadakan training, lantaran adanya kekhawatiran dianggap tidak kompeten.
- Sebagian mengaku, pernah menerima punishment karena kurangnya kompetensi ini.
- Padahal, para pekerja percaya, training karyawan dapat membantu mereka untuk memberikan kinerja yang lebih baik.
- Sebagian besar karyawan memilih resign kalau kesempatan untuk mengembangkan diri tertutup.
Wah wah wah.
Padahal, tidak pernah ada larangan bagi karyawan untuk mengusulkan pada pihak perusahaan–dalam hal ini, melalui HR–untuk mengadakan training atau pelatihan sesuai kebutuhan mereka lo. Bahkan, kalau usulan training ini datang dari pihak karyawan, bukankah ini lebih baik? Karena pihak perusahaan lantas tahu, apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh para karyawan agar mereka bisa mengembangkan diri dan bisa lebih produktif lagi.
Mari kita lihat, beberapa trik untuk mengusulkan diadakannya training karyawan pada pihak perusahaan ini
1. Ketahui apa yang dibutuhkan
Untuk bisa mengusulkan training karyawan pada pihak perusahaan, dari pihak karyawannya sendiri harus sudah tahu dulu, kompetensi apa yang ingin ditingkatkan. Dengan demikian, pihak perusahaan dapat mencarikan jenis training karyawan yang paling tepat. Mungkinkah training manajerial, training teknis, atau juga training keuangan?
Ada beberapa jenis training karyawan yang umum diadakan di perusahaan-perusahaan. Tapi, tentunya hal ini disesuaikan dengan kebutuhan. Jika ada jenis training lain yang diperlukan, ya mengapa tidak diadakan secara khusus?
2. Pastikan training tidak mengganggu jam kerja
Selanjutnya, setelah mengenali kebutuhan, adalah menentukan waktu yang tepat. Pastinya training karyawan ini tidak hanya akan memakan waktu satu dua jam saja, apalagi jika materinya cukup rumit. Mungkin bahkan membutuhkan beberapa hari.
Karena itu, coba pastikan training diadakan di kala workload tidak terlalu tinggi. Dengan demikian, target kerja tetap bisa tercapai, sembari meng-upgrade diri sendiri.
3. Pastikan pihak perusahaan paham apa keuntungannya bagi mereka
Dalam ilustrasi data di atas, kita sudah melihat, bahwa banyak perusahaan masih belum paham mengenai arti pentingnya training karyawan. Untuk alasan pastinya, hanya perusahaan sendiri yang tahu tentunya ya?
Nah, di sinilah karyawan harus bisa meyakinkan pihak perusahaan bahwa mereka membutuhkan training yang sesuai untuk dapat meningkatkan kompetensi. So, coba berikan argumen dengan berdasarkan data, bahwa perkembangan bisnis perusahaan akan baik jika karyawan diperbaiki kompetensinya. Ungkapkan apa saja keuntungan yang bisa dirasakan oleh perusahaan nantinya jika training karyawan ini berhasil.
Misalnya saja, training keuangan. Jika karyawan diberikan pelatihan literasi keuangan yang baik, maka karyawan akan bebas stres yang diakibatkan oleh masalah keuangan, karyawan bisa bebas utang, bisa mengalokasikan gaji untuk dana darurat, tabungan, dan investasi sehingga tak lagi mengeluhkan gaji yang kurang.
Sekali lagi, karyawan merupakan aset perusahaan. Makanya, perlu banget untuk dikelola dengan baik, bahkan harus dikembangkan supaya lebih baik lagi. Salah satu caranya adalah dengan memberikan training karyawan sesuai dengan kebutuhan mereka.
Tertarik untuk mengundang QM Financial untuk memberikan program edukasi keuangan di perusahaan Anda? Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Follow Instagram QM Financial untuk info-info kelas terbaru.
QMPC Syariah, Batch 3
QM PLANNING CERTIFICATION Syariah
Membuat Rencana
Keuangan Pribadi Secara Syariah
LEVEL 1 Batch 3
2-Day-Workshop
ingin bisa membuat rencana keuangan sendiri?
ingin mempertahankan gaya hidup di masa pensiun?
ingin dapat menyekolahkan anak hingga perguruan tinggi?
ingin dapat liburan tiap tahun?
LET’S CREATE
A PLAN
for better quality of life
Objective
Mengenal perencanaan keuangan secara syariah.
Mengenal rumus dalam pembuatan Rencana Keuangan sendiri.
Mempelajari dan mempraktekan Rencana Keuangan syariah untuk diri sendiri.
Berkenalan dengan produk-produk investasi, pembiayaan dan asuransi syariah
Target Participant
Program ini dirancang untuk semua orang yang mempunyai keinginan untuk memperbaiki kondisi keuangannya dan mengenal Rencana Keuangan Syariah
Training Fee
Umum:
Rp3.500.000 / orang
Early Bird :
Rp2.500.000 / orang (pembayaran paling lambat 1 minggu sebelum Training)
Harga khusus untuk Klien aktif maupun non-aktif:Rp3.000.000/ orang (non transferable)
Date, Venue & Requirements
Sabtu, 4 Agusuts 2012
Minggu, 5 Agustus 2012
Pukul 09.00-17.00
Tempat: Hotel Morrisey ( to be confirmed )
Peserta diharapkan untuk membawa laptop sendiri untuk dapat melakukan perhitungan langsung
Outline
Day One : Mengenal Perencanaan Keuangan & Studi Kasus
Pada hari pertama ini peserta diajak untuk:
- Introduction : Becoming an Independent Financial Planner
- Introduction to Financial Planning secara Syariah
- Mengisi formulir data keuangan
- Mempelajari cara melakukan Financial Check Up
- Time Value of Money – mempelajari rumus-rumus keuangan
- Studi Kasus 1 & Studi Kasus 2
Day Two : Pelatihan Dalam Pembuatan Perencanaan Keuangan
Pada hari kedua peserta diajak untuk:
- Introduction : Produk Reksadana, Sukuk, Saham, Discretionary Fund dan Asuransi Syariah
- Mendiskusikan Rencana Keuangan Anda dengan QM Planner dalam sesi one on one.
Contact Us
PT QUANTUM MAGNA
Gedung Menara Prima Lantai 2 Unit A-B, Jl Lingkar Mega Kuningan Blok 6.2, Jakarta 12950
Telp: +62 21 5794 8040
Fax: +62 21 5794 8045
Email: [email protected]
QMPC Level 1 Batch 21
QM PLANNING CERTIFICATION
Membuat Rencana Keuangan Pribadi
LEVEL 1 Batch 21
2-Day-Workshop
- ingin bisa membuat rencana keuangan sendiri?
- ingin mempertahankan gaya hidup di masa pensiun?
- ingin dapat menyekolahkan anak hingga perguruan tinggi?
- ingin dapat liburan tiap tahun?
LET’S CREATE
A PLAN
for better quality of life
Objective
- Dapat membuat Rencana Keuangan sendiri.
- Mengenal rumus dalam pembuatan Rencana Keuangan sendiri.
- Mempelajari dan mempraktekan Rencana Keuangan sendiri.
- Berkenalan dengan produk-produk investasi.
Target Participant
Program ini dirancang untuk semua orang yang mempunyai keinginan untuk memperbaiki kondisi keuangannya.
Training Fee
Umum:
Rp3.500.000 / orang
Early Bird :
Rp2.500.000 / orang (pembayaran paling lambat 1 minggu sebelum Training)
Harga khusus untuk Klien aktif maupun non-aktif:Rp3.000.000/ orang (non transferable)
Date, Venue & Requirements
Sabtu, 23 Juni 2012
Minggu, 24 Juni 2012
Pukul 09.00-17.00
Tempat: Hotel Morrisey
Peserta diharapkan untuk membawa laptop sendiri untuk dapat melakukan perhitungan langsung
Outline
Day One : Mengenal Perencanaan Keuangan & Studi Kasus
Pada hari pertama ini peserta diajak untuk:
- Introduction : Becoming an Independent Financial Planner
- Introduction to Financial Planning
- Mengisi formulir data keuangan
- Mempelajari cara melakukan Financial Check Up
- Time Value of Money – mempelajari rumus-rumus keuangan
- Studi Kasus 1 & Studi Kasus 2
Day Two : Pelatihan Dalam Pembuatan Perencanaan Keuangan
Pada hari kedua peserta diajak untuk:
- Mengisi data keuangan pribadi masing-masing
- Mempraktekkan rumus-rumus yang telah dipelajari pada keuangan pribadi masing-masing.
- Introduction : Produk Reksadana, Obligasi, Saham & Discretionary Fund.
- Recommendation Page
- Mendiskusikan Rencana Keuangan Anda dengan QM Planner dalam sesi one on one.
Contact Us
PT QUANTUM MAGNA
Gedung Menara Prima Lantai 2 Unit A-B, Jl Lingkar Mega Kuningan Blok 6.2, Jakarta 12950
Telp: +62 21 5794 8040
Fax: +62 21 5794 8045
Email : [email protected]