Selain Jadi Karyawan Kantoran, Ini Dia 3 Jenis Profesi dengan Potensi Karier Cemerlang
Profesi sebagai karyawan kantoran mungkin masih menjadi jalan karier yang dipilih oleh banyak orang saat ini. Meskipun ada keuntungan memiliki pekerjaan tetap seperti stabilitas dan kepastian, tetapi tidak dapat dimungkiri bahwa ada banyak profesi lain yang menawarkan peluang yang sama baiknya, jika tidak lebih baik, dan sering kali memberikan kepuasan yang lebih dalam pekerjaan.
Masa depan kerja tidak lagi berarti menjadi bagian dari mesin korporasi yang besar. Sebaliknya, kita bergerak menuju masyarakat yang lebih berorientasi pada keterampilan. Di sini, kemampuan untuk beradaptasi dan inovasi menjadi lebih penting daripada keamanan pekerjaan jangka panjang. Dalam dunia ini, profesi alternatif bisa menjadi pilihan karier yang menarik dan berpotensi besar.
Pilihan profesi ini bisa sangat beragam, mulai dari berkecimpung dalam dunia seni, menjadi wirausaha, hingga merambah bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Semua profesi ini membutuhkan dedikasi, keterampilan, dan passion. Umumnya, memang menawarkan pengembangan diri yang besar, di samping—tentu saja—penghasilan yang sebanding.
Dalam artikel ini, kita akan melihat beberapa profesi yang berpotensi bagus ini selains ebagai karyawan kantoran. Pun akan dibahas mengenai apa yang diperlukan untuk bisa sukses, agar ada gambaran tentang berbagai pilihan karier yang ada di luar pekerjaan menjadi karyawan kantoran.
Profesi dengan Potensi Perkembangan Karier yang Bagus, selain Karyawan Kantoran
1. Pengusaha/wirausaha
Menjadi wirausaha atau pengusaha adalah salah satu pilihan karier yang bisa dikatakan sangat menantang. Mengapa? Karena, menjalankan bisnis milik sendiri itu butuh keberanian, keterampilan, dan dedikasi yang besar. Namun, penghasilannya juga bisa jauh melampaui gaji tetap karyawan kantoran.
Pertama, menjadi wirausaha berarti memiliki kebebasan dan fleksibilitas yang tidak tersedia dalam pekerjaan kantoran. Kita bebas menentukan jadwal kerja sendiri, dan menjual produk yang dibutuhkan orang sekaligus kita suka.
Kedua, wirausaha juga memberikan kesempatan untuk meraih potensi penghasilan yang tidak terbatas. Berbeda dengan karyawan kantoran, yang penghasilannya dibatasi oleh gaji dan bonus. Penghasilan sebagai wirausaha berbanding lurus dengan kesuksesan bisnis yang dikelola. Semua tergantung pada diri kita sendiri, sebagai pemilik dan manajer bisnis.
Ketiga, dengan menjadi pengusaha, kita punya kesempatan untuk mengejar passion kita. Kita bisa membangun bisnis di sekitar apa yang kita cintai dan apa yang kita yakini.
Namun, menjadi wirausaha juga ada tantangannya. Ada risiko kegagalan, dan kita juga mungkin perlu bekerja keras selama beberapa tahun sebelum bisnis mulai menghasilkan keuntungan. Kita juga perlu siap untuk mengatasi berbagai masalah yang mungkin muncul, mulai dari masalah keuangan hingga manajemen sumber daya manusia.
Tapi, bukankah akan selalu ada masalah dan tantangan di setiap hal dalam hidup?
2. Pekerja mandiri/freelancer
Menjadi freelancer atau pekerja mandiri adalah salah satu pilihan karier yang menawarkan kebebasan dan fleksibilitas. Mau menentukan jam kerja sendiri, memilih proyek atau klien yang hendak dikerjakan, dan mau bekerja dari mana saja, semua tergantung pada diri kita sendiri.
Freelancing adalah tentang menjual keterampilan dan jasa langsung kepada klien atau perusahaan, tanpa perantara. Kamu bisa bekerja dalam berbagai bidang, termasuk penulisan, desain, pengembangan web, pemasaran digital, konsultasi, fotografi, dan banyak lagi. Di era digital ini, permintaan untuk pekerjaan freelance semakin meningkat, karena perusahaan mencari cara yang lebih fleksibel dan biaya efektif untuk mendapatkan pekerjaan yang dilakukan.
Dengan menjadi freelancer, ada kesempatan untuk membangun portofolio yang kuat, dan kemampuan untuk menetapkan tarif. Bagi banyak orang, kebebasan dan otonomi ini adalah salah satu aspek paling menarik dari pekerjaan freelance, yang tidak bisa didapatkan dari menjadi karyawan kantoran.
Dan, tentu saja, ada tantangan tersendiri jika ingin menjadi freelancer. Stabilitas pendapatan bisa menjadi masalah pertama, karena pekerjaan mungkin datang dan pergi. Kita juga harus mengurus semua aspek bisnis kita sendiri, termasuk pencarian klien, penagihan, dan administrasi. Beban pajak juga bisa menjadi tantangan, karena harus mengurus semua kewajiban pajak sendiri. Juga asuransi kesehatan, tabungan pensiun, KPR, dan sebagainya; semua harus disiapkan sendiri.
3. Pekerja kreatif
Menjadi pekerja kreatif adalah karier yang memberi peluang lebih banyak ruang untuk berekspresi, mengejar passion, dan memberi banyak nilai tambah melalui karya yang kita buat.
Pekerjaan kreatif mencakup banyak sekali bidang lo! Mulai dari seni visual, musik, penulisan, desain, fotografi, film, dan banyak lagi. Pekerja kreatif sering kali bekerja sebagai freelancer atau wiraswasta, tetapi juga dapat bekerja di studio, agensi, atau organisasi.
Salah satu aspek yang paling menarik dari pekerjaan kreatif adalah kebebasan untuk menciptakan dan mengeksplorasi ide-ide kita sendiri. Kita memiliki kendali atas apa yang kita buat, dan kita dapat mengekspresikan diri dan visi melalui karya kita. Hal ini bisa menjadi sangat memuaskan secara pribadi, dan bisa memberi kita kesempatan untuk bisa mencapai lebih banyak tujuan.
Pekerjaan kreatif juga bisa sangat bervariasi dan menantang. Setiap proyek atau tugas baru memerlukan solusi kreatif, dan kita pun jadi harus terus-menerus belajar dan berkembang untuk tetap relevan dan kompetitif. Ini bisa membuat pekerjaan ini tetap menarik dan menantang. Tinggal kita sendiri saja sih, bisa cukup lincar beradaptasi dengan banyak hal baru atau enggak.
Nah, itu juga yang jadi tantangan tersendiri sebagai pekerja kreatif, yang akan lebih banyak dihadapi dibandingkan menjadi karyawan kantoran biasa. Belum lagi soal penghasilan yang enggak stabil. Selain itu, pekerjaan kreatif sering kali memerlukan lebih banyak waktu dan energi, dan bisa menuntut kerja keras secara fisik dan mental.
So, mau jadi karyawan kantoran atau profesi alternatif seperti yang disebutkan di atas? Semua kembali pada tujuan dan kebutuhan masing-masing. Masalah penghasilan, tentunya bisa diatur, apalagi kalau kamu punya keterampilan pengelolaan keuangan yang baik. Dengan rencana keuangan yang komprehensif, meskipun penghasilan tak stabil, kamu tetap bisa punya asuransi kesehatan, asuransi jiwa, bahkan sampai dana pensiun yang memadai.
Kalau yang karyawan kantoran bisa panggil QM Financial untuk financial training, kamu bisa ikut kelas-kelas FCOS sesuai kebutuhanmu.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Memahami 3 Masalah Pajak yang Sering Terjadi agar Terhindar dari Konflik dengan Otoritas Pajak
Masalah pajak seakan menjadi momok belakangan ini ya kan? Tapi, kalau dipikir-pikir, masalah pajak yang sering terjadi itu juga cuma 3: salah hitung, nggak paham aturan pajak, dan nggak melaporkan sumber penghasilan.
Masalah pajak yang sering terjadi dapat menimbulkan konsekuensi yang merugikan bagi wajib pajak, baik dalam bentuk sanksi dan denda, maupun dampak yang lebih besar terhadap reputasi. Seiring dengan kompleksitas aturan pajak yang semakin tinggi dan tuntutan pemerintah untuk memenuhi target penerimaan pajak, kesalahan dalam penghitungan pajak dan pelaporan pajak tak sengaja dilakukan hingga menjadi masalah pajak yang semakin sering terjadi.
So, memang penting bagi kita, sebagai wajib pajak, untuk memahami kesalahan-kesalahan apa saja yang dapat dihindari dan cara mengatasinya. So, kali ini kita akan membahas tentang cara menghindari masalah pajak yang sering terjadi tersebut, dan memahami kesalahan yang dapat dihindari.
Dengan memahami masalah pajak yang sering terjadi dan cara mengatasinya, maka kita dapat memastikan bahwa kita bisa memenuhi semua kewajiban pajak dengan benar dan menghindari sanksi dan denda dari otoritas pajak. Ngeri banget lo, soalnya!
So yuk, kita belajar keuangan tentang pajak untuk artikel kali ini.
3 Masalah Pajak yang Sering Terjadi
Kesalahan Penghitungan Pajak
Kesalahan dalam menghitung pajak adalah masalah yang sering terjadi di antara wajib pajak. Beberapa masalah pajak yang sering terjadi dalam penghitungan pajak ini terjadi meliputi:
Kesalahan dalam mengklasifikasikan sumber penghasilan
Salah mengklasifikasikan sumber penghasilan dapat mengakibatkan masalah pajak yang sering terjadi, yakni kesalahan dalam perhitungan jumlah pajak yang harus dibayar.
Sebagai contoh, jika penghasilan dari pekerjaan lepas dikenakan pajak lebih tinggi dibandingkan penghasilan dari pekerjaan tetap, tetapi wajib pajak mengklasifikasikan penghasilan lepas sebagai penghasilan tetap, maka jumlah pajak yang harus dibayar akan jadi salah.
Mengabaikan potongan pajak yang seharusnya
Pajak memiliki berbagai potongan pajak yang dapat mengurangi jumlah pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak. Beberapa potongan pajak yang sering dilupakan oleh wajib pajak meliputi potongan pajak atas biaya pendidikan, biaya kesehatan, dan sumbangan amal.
Jika wajib pajak tidak menggunakan potongan pajak ini, maka jumlah pajak yang harus dibayar akan menjadi lebih tinggi dari seharusnya.
Salah menghitung jumlah pajak yang harus dibayar
Salah menghitung jumlah pajak yang harus dibayar dapat mengakibatkan wajib pajak membayar pajak lebih atau kurang dari seharusnya. Misalnya, salah menghitung tarif pajak atau salah menghitung pengurangan pajak dapat menghasilkan jumlah pajak yang tidak akurat.
Untuk menghindari masalah pajak yang sering terjadi seperti ini, kamu harus memahami dengan benar aturan pajak dan tarif pajak yang berlaku. Selain itu, kamu juga harus memastikan bahwa penghasilanmu dilaporkan dengan benar, termasuk penggunaan potongan pajak yang seharusnya.
Periksa kembali pengajuan pajakmu sebelum mengirimkannya ke otoritas pajak. Hal ini akan membantumu memastikan bahwa penghitungan pajak yang sudah kamu lakukan adalah benar dan bahwa semua informasi yang diperlukan telah dilampirkan.
Ketidaktahuan akan Aturan Pajak
Ketidaktahuan aturan pajak juga menjadi masalah pajak yang sering terjadi. Beberapa aturan pajak yang sering dilupakan oleh wajib pajak meliputi:
Aturan pajak bagi pekerja lepas
Pekerja lepas atau freelancer sering kali tidak memahami aturan pajak yang berlaku bagi mereka. Sebagai contoh, mereka mungkin tidak menyadari bahwa mereka harus membayar pajak sendiri dan tidak ada yang memotong pajak mereka, nggak kayak karyawan perusahaan yang biasanya punya divisi accounting atau finance yang bisa membantu.
Akibatnya, mereka sering kali tidak membayar pajak secara tepat waktu atau membayar pajak kurang dari seharusnya.
Pajak atas keuntungan investasi
Wajib pajak sering kali tidak menyadari bahwa keuntungan yang diperoleh dari investasi seperti saham, obligasi, atau properti harus dikenakan pajak. Akibatnya, mereka sering kali tidak melaporkan keuntungan ini dengan benar atau tidak membayar pajak yang seharusnya.
Pajak atas hibah dan warisan
Wajib pajak juga kadang tidak menyadari bahwa hibah dan warisan di atas batas tertentu harus dikenakan pajak. Akibatnya, mereka seringkali tidak membayar pajak yang seharusnya dan dapat terkena sanksi dari otoritas pajak.
Untuk menghindari ketidaktahuan aturan pajak ini, kamu harus mempelajari aturan pajak yang berlaku, dan memastikan bahwa kamu memahami dengan benar aturan-aturan tersebut.
Jika memang perlu, kamu bisa juga mencari bantuan dari konsultan pajak yang terlatih dan berpengalaman untuk memastikan bahwa kamu memenuhi semua kewajiban pajak dengan benar dan tepat waktu.
Selain itu, kamu pun harus selalu memeriksa peraturan pajak baru dan perubahan yang terjadi untuk memastikan bahwa kamu enggak kehilangan informasi penting kalau ada update.
Tidak melaporkan penghasilan
Tidak melaporkan sumber penghasilan adalah masalah serius dalam perpajakan yang dapat menyebabkan konsekuensi yang signifikan bagi wajib pajak. Beberapa contoh sumber penghasilan yang sering kali tidak dilaporkan dengan benar oleh wajib pajak misalnya:
Penghasilan dari pekerjaan lepas
Pekerja lepas atau freelancer, atau bisa juga mereka yang punya side hustle, sering kali nggak melaporkan semua penghasilan yang diperoleh.
Ini dapat terjadi karena mereka nggak menyadari bahwa penghasilan jenis ini harus dilaporkan, atau ya bisa juga karena mereka berusaha menghindari pajak. Namun, tidak melaporkan penghasilan dari pekerjaan lepas dapat mengakibatkan wajib pajak dikenakan sanksi dan denda oleh otoritas pajak.
Penghasilan dari investasi
Penghasilan dari investasi seperti saham, obligasi, dan properti juga sering kali nggak dilaporkan dengan benar oleh wajib pajak.
Hal ini dapat terjadi karena wajib pajak tidak menyadari bahwa penghasilan ini harus dilaporkan atau karena mereka menganggap bahwa pajak atas penghasilan dari investasi enggak signifikan. Namun, tidak melaporkan penghasilan dari investasi dapat mengakibatkan wajib pajak dikenakan sanksi dan denda oleh otoritas pajak.
Penghasilan dari bisnis
Wajib pajak yang memiliki bisnis juga banyak yang enggak melaporkan semua penghasilan yang diperoleh. Ya penyebabnya kurang lebih seperti penghasilan dari pekerjaan lepas di atas sih, yaitu merasa bahwa penghasilan ini belum seberapa sehingga enggak perlu dilaporkan.
Untuk menghindari masalah pajak yang sering terjadi ini, kamu harus memastikan bahwa kamu melaporkan semua sumber penghasilan yang kamu peroleh, termasuk penghasilan dari pekerjaan lepas, investasi, dan bisnis. Perlu kamu tahu, bahwa penghasilan yang dilaporkan dalam SPT Tahunan itu adalah keseluruhan hal yang membuatmu menerima penghasilan dalam satu tahun. So, kalau kamu adalah seorang employee by day freelancer by night, ya kamu harus menjumlahkan keseluruhan penghasilan yang kamu terima dari menjadi karyawan dan pekerja lepas tersebut.
Dengan menghindari kesalahan dalam penghitungan pajak dan pelaporan pajak, kamu dapat menghindari sanksi dan denda dari otoritas pajak dan menjaga kepatuhan perpajakanmu. Semoga artikel ini memberikan informasi yang bermanfaat dan membantumu dalam menghindari masalah pajak yang sering terjadi ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Belajar Mengatur Keuangan untuk Kamu yang Berpendapatan Tidak Tetap
Ingat dengan drama Korea Hometown Cha Cha Cha? Di situ ada kisah Du Sik, si pekerja serabutan yang menawan. Pekerjaannya serabutan. Apa saja dikerjakannnya, secara fleksibel, tak terikat kontrak. Karena itu, pastinya pendapatan Du Sik juga tak menentu. Tapi, bisa-bisa saja dipakai buat biaya hidup. Du Sik pasti sudah belajar mengatur keuangan dengan baik, karena dia kan dulunya … Ups, spoiler.
Yes, enggak cuma ada pekerja atau karyawan yang ngantor teratur, karier berjenjang jelas, punya bos, punya coworkers, pergi pagi pulang malam, dan dengan gaji yang rutin ada setiap bulan, ternyata masih ada pekerja seperti Du Sik. Mereka memilih bekerja tanpa ikatan. Pekerja lepas, begitu sebutannya. Freelancer, begitu istilah kerennya.
Biasanya orang-orang yang memilih jalur profesi sebagai freelancer mempertimbangkan soal fleksibilitas waktu dan tempat untuk bekerja. WFA, begitu katanya. Work from anywhere. Bisa dikerjakan kapan saja, di mana saja, dengan cara apa saja, asalkan bisa setor sesuai target yang sudah disepakati dengan klien masing-masing
However, fleksibilitas waktu dan tempat ini ada trade off-nya. Yaitu penghasilan yang “fleksibel” juga. Fleksibel artinya di sini enggak tetap. Enggak kayak orang-orang yang kerja kantoran, mereka secara rutin menerima gaji Rp5 juta, Rp20 juta, Rp250 juta, … Rp1 miliar. Pekerja lepas tidak seperti itu. Penghasilan pekerja lepas tidak tentu; bulan ini dapat Rp30 juta, bulan depan Rp3 juta. Bulan depannya lagi Rp10 juta, bulan berikutnya zonk karena nggak ada klien yang jatuh tempo pembayaran.
Sebenarnya, hal ini adalah hal yang lumrah terjadi di dunia kreatif. Tapi, kadang ya bikin kaget juga, terutama buat para pemula. Tenang, yang harus dilakukan sekarang adalah mencari tahu cara belajar mengatur keuangan dengan baik.
Belajar Mengatur Keuangan untuk yang Berpendapatan Tidak Tetap
Belajar mengatur keuangan sebenarnya tak terbatas bagi orang-orang tertentu. Namun, belajar keuangan itu penting terlebih bagi mereka yang sekarang dalam usia produktif, sudah bisa memiliki penghasilan, maka belajar mengatur keuangan hukumnya wajib.
Namun ya harus diakui, bahwa belajar mengatur keuangan itu bukanlah hal yang mudah. Apalagi kalau pendapatan kita enggak tetap. Seperti yang dimiliki oleh para pekerja lepas alias freelance. Tapi sebenarnya, yang punya pendapatan tidak tetap itu enggak hanya pekerja lepas saja lo! Ada profesi lain yang juga berpendapatan tidak tetap dan harus belajar mengatur keuangan dengan baik. Biasanya ini dialami oleh profesi yang upahnya dihitung berdasarkan hasil yang disetorkan.
Lalu, bagaimana cara belajar mengatur keuangan yang baik untuk pendapatan yang tidak tetap ini? Yuk, ikuti langkah-langkah berikut.
Buat anggaran yang tetap
Pendapatan boleh saja tidak tetap, tetapi anggaran keuangan bisa dibuat tetap. Lha, caranya terus gimana untuk membuat anggaran ini? Kan pendapatan enggak tetap?
Tenang. Ada caranya, yaitu dengan berpatokan pada pengeluaran. Buatlah catatan pengeluaran yang cukup mendetail setiap hari yang kemudian direkap setiap bulan. Dengan demikian, kamu bisa melihat rata-rata pengeluaranmu setiap bulannya.
Ingat, karena pendapatan yang tidak tetap, maka setiap pengeluaran kan harus dilakukan dengan cermat. Pisahkan mana yang merupakan kebutuhan, dari keinginan. Buat pengeluaran seminimal mungkin, atau seefisien mungkin. Ini penting, karena pengeluaran tersebut akan dihitung menjadi pengeluaran rata-rata. Jangan sampai nih, pengeluaran rata-ratanya justru besar banget dan tidak efisien, karena ke depannya pasti akan menyulitkanmu.
Jika pada rekapnya kamu sudah bisa menemukan rata-rata pengeluaran, maka jadikanlah ini sebagai patokan untuk membuat anggaran di bulan berikutnya. Dengan begini juga, kamu bisa tahu berapa minimal pendapatan yang harus kita dapatkan setiap bulan agar tetap survive.
Dana darurat adalah wajib
Kalau pekerja kantoran, adanya gaji yang teratur dan rutin setiap bulan akan memudahkan mereka untuk mengatur keuangan. Namun, buat pekerja yang berpendapatan tidak tetap, bisa jadi harus ekstra dalam belajar mengatur keuangan. So, dana darurat adalah wajib.
Yes, dana darurat adalah tujuan keuangan utama dan pertama yang harus dimiliki dulu kalau kamu berpendapatan tidak tetap. Dan, jumlah idealnya bisa jadi lebih besar daripada para pekerja kantoran, karena pendapatanmu yang naik turun setiap bulan. Dengan demikian, kalau—semoga tidak—penghasilan sempat terhenti, kamu bisa menggunakannya dulu untuk menyambung napas.
Kalau sempat ada lebihnya pada penghasilan di bulan tertentu, jangan anggap sebagai uang nganggur. Anggaplah itu menjadi peluangmu untuk mengumpulkan dana darurat lebih cepat atau lebih besar. Buat kamu yang masih single, milikilah dana daruratt 4 – 6 kali penghasilan rata-ratamu setiap bulan. Kumpulkan per tahap, agar terasa lebih ringan.
Lengkapi asuransi
Kalau pekerja kantoran, biasanya mereka secara otomatis mendapatkan jaminan kesehatan. Minimal secara otomatis diikutkan di BPJS Kesehatan. Buat pekerja dengan pendapatan tidak tetap, asuransi kesehatan harus diupayakan sendiri. Kamu bisa mengambil BPJS Kesehatan secara mandiri.
Perlu tambahan asuransi kesehatan swasta enggak? Nah, itu kembali lagi pada kemampuanmu. Prinsipnya, jangan sampai justru menambah beban keuangan. Jadi, sesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan.
Bagaimana dengan asuransi jiwa? Jika kamu adalah tulang punggung keluarga, asuransi jiwa is a must. Tetapi teteup ya, harus disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan. Seenggaknya ya, premi dan uang pertanggungan minimal ya enggak apa-apa deh, daripada enggak ada sama sekali.
Jangan lupa juga untuk memberikan asuransi kesehatan bagi anggota keluarga atau siapa pun yang menjadi tanggunganmu, agar beban finansialmu juga lebih ringan.
Belanja bijak
Karena berpendapatan tidak tetap, kamu bisa mulai belajar mengatur keuangan dengan mulai bijak dalam berbelanja. Pastikan semua barang yang kamu beli adalah memang yang menjadi kebutuhan.
Namun, bukan berarti lantas kamu enggak boleh memberi reward pada diri sendiri. Boleh banget dong, kan kamu sudah bekerja keras sedemikian rupa untuk mencukupi kebutuhan. Tapi buat pos khusus untuk keperluan ini, dan tentukan alokasinya. Kamu boleh menghabiskan pos ini untuk semua kebutuhan reward, dan kalau habis, tunggu sampai jatahnya di-topup lagi.
Jangan belanja di luar kemampuan. Terutama, hindari utang konsumtif.
Semangat mencari proyekan!
Bekerja secara lepas harus rajin memperluas peluang sendiri untuk mendapatkan proyekan. Setiap proyekan akan menawarkan peluang yang berbeda. Pertimbangkan dengan baik, proyek mana yang akan dikerjakan, tidak hanya berarti nominal saja.
Seperti halnya Du Sik yang punya banyak keterampilan, kamu juga perlu upgrade diri secara periodik. Tambah pengetahuan, tambah skill, sehingga memperluas peluang untuk menjadi pekerja lepas yang “mahal”. Selain itu, jangan berhenti untuk networking, karena ini juga bisa mendatangkan peluang lainnya.
Memang, belajar mengatur keuangan bagi pekerja yang berpendapatan tidak tetap ini enggak semata-mata mengatur cash flow. Tetapi, juga berkaitan dengan banyak hal.
Semangat ya! Meski berpendapatan tidak tetap, kamu pasti bisa mengaturnya dengan baik, sehingga nantinya juga berpeluang untuk mencapai semua tujuan keuanganmu—termasuk pensiun sejahtera.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Atur Penghasilan Freelancer Selama Krisis Pandemi COVID-19
Sejumlah proyek batal mengakibatkan penghasilan freelancer terkena imbas selama pandemi COVID-19. Para pekerja lepas rugi puluhan hingga ratusan juta karenanya.
Survei yang pernah dilakukan di Inggris juga memberikan fakta, sebanyak 46% pekerja lepas di negaranya Prince William itu sudah kehilangan pekerjaan selama krisis ini berlangsung sejak awal tahun. Dalam survei ini, 83% responden adalah pekerja film, televisi, live tour, teater, dan galeri seni.
Dengan diprediksinya pelarangan untuk berkumpul dalam event pertunjukan dan seni sampai batas waktu yang belum pasti ini, tak bisa dibayangkan juga seberapa panjang harus bertahan hidup tanpa penghasilan freelancer mereka.
Bagaimana di Indonesia? Sepertinya tak jauh berbeda. Pemerintah memang sudah menyiapkan beberapa jaring pengaman sosial agar masyarakat bisa terbantu. Tetapi, sejauh ini, bantuan baru menyasar pada mereka yang bekerja di sektor informal dan para buruh yang terkena PHK. Para pekerja lepas, yang bahkan sering harus bekerja tanpa kontrak, masih belum termasuk dalam daftar penerima bantuan sosial.
Jadi, harus bagaimana?
Ya, tak bisa tidak, harus bertahan, bantu diri sendiri dengan penghasilan freelancer yang ada sekarang. Setidaknya, kita harus bertahan sampai kondisi dinyatakan aman bagi kita untuk kembali berkarya–meski belum jelas juga kapan.
5 Hal Mengatur Keuangan dan Penghasilan Freelancer Selama Pandemi COVID-19
1. Tetap tenang
Mari kita join no panic panic club. Susah memang, tapi mulailah dengan tenang. Kalau kita tenang menghadapi situasi, maka kita bisa mencari solusi yang paling tepat.
Tidak panik juga akan menghindarkan kita dari hal-hal impulsif, yang bisa jadi akan kita sesali kemudian.
So, penghasilan freelancer memang menurun, tetapi jangan panik dulu. Mari kita hadapi, dan cari solusinya.
2. Evaluasi pemasukan
Pada dasarnya, penghasilan freelancer memang merupakan pendapatan tidak tetap. Setiap bulannya bisa berbeda nominalnya, tergantung proyek yang dikerjakan. Kadang, bahkan bisa jadi enggak ada pemasukan sama sekali dalam sebulan, sedangkan di waktu lain, pemasukan bak air bah membanjiri rekening.
Kamu pasti sudah paham, bahwa kalau penghasilannya tidak tetap, maka yang harus dibikin tetap adalah pengeluarannya.
Jadi, mari evaluasi penghasilan freelancer selama pandemi yang masuk ke rekeningmu. Apakah benar-benar sudah hilang alias zero income? Ataukah, ada sih pemasukan, meski sedikit? Cek, jika masih ada pemasukan, bagaimana posisinya terhadap pengeluaran bulanan rutinmu. Apakah masih bisa meng-cover? Jika tidak, seberapa besar yang tidak ter-cover?
Setelah itu, mari kita buat budgeting baru dengan menyesuaikan kondisi yang berubah ini. Apa saja yang perlu diperhatikan? Yuk, lihat poin berikutnya.
3. Menyesuaikan diri the ‘the new normal’
Kebiasaan hidup sudah berubah. So, kita harus segera bisa menyesuaikan diri. Karena penghasilan freelancer kamu berubah, maka ayo segera sesuaikan pengeluarannya juga.
Mulai dari menurunkan standar hidup. Carilah barang-barang substitusi. Yang biasanya pakai produk impor, coba cari merek lokal. Biasa pakai produk-produk merek super, sekarang gantilah dengan merek second grade.
FYI yah, kalau kamu belanja di minimarket, supermarket, atau hipermarket, kadang mereka punya beberapa produk private label. Produk-produk ini harganya bisa sampai 30% lebih rendah ketimbang produk-produk store brand lo.
Beberapa pos pengeluaran lain juga mungkin akan terhapus atau dikurangi, bisa juga ditunda. Cek lagi catatan pengeluaranmu bulan-bulan sebelumnya, dan lakukan penghematan di sana-sini. Prinsipnya: sebanyak mungkin uang bisa dialokasikan ke kebutuhan utama atau pokok, yaitu makanan dan kesehatan.
4. Kelola klien dan cari klien baru
Tetaplah menjalin kontak dengan klien kamu yang sekarang masih ada. Bisa jadi mereka memotong fee atau menunda pencairan invoice, sehingga penghasilan freelancer juga menurun. Tetapi, kita harus maklum juga dengan kondisi mereka. Prinsipnya: Pertahankan sebisa mungkin klien yang ada.
Alih-alih, berikanlah penyesuaian harga atau diskon pada klien. Beri mereka ide-ide segar, agar bisnis mereka bisa bertahan. Ingat, bisnis mereka survive, kamu pun akan survive juga lo. Jadi, sejenak lupakan orientasi cuan semata, tapi mari saling bantu untuk bisa bertahan.
Cobalah untuk mencari klien baru, karena meski semua sektor dan bisnis terpengaruh, tapi ada juga yang malah moncer perkembangan bisnisnya. Kamu bisa menyesuaikan jenis servis jasa atau produk yang kamu jual dengan kebutuhan (calon) klien. Misalnya, kamu terbiasa bekerja untuk urusan branding produk, sekarang coba tawarkan jasa untuk mengelola akun media sosial mereka juga.
Uliklah apa yang kamu bisa berikan, meski mungkin itu di luar area jasamu sekarang.
5. Cari alternatif sumber pemasukan lain
Sebenarnya kondisi paceklik seperti ini adalah kondisi yang harus siap dihadapi oleh freelancer mana pun, bahkan sejak sebelum pandemi terjadi. So, meski skalanya berbeda, tetapi mereka biasanya lebih siap mental untuk menghadapi kondisi dengan penghasilan freelancer menurun (bahkan hilang) seperti ini.
Yuk, coba cari alternatif sumber pemasukan lain selama masa krisis ini berlangsung. Siapa tahu, kalau berhasil, malah bisa jadi penghasilan sampingan dari profesi pekerja lepasmu kan?
Yang pasti, persiapkan dana daruratmu! Dana darurat seorang freelancer idealnya adalah sebesar 12 kali pengeluaran bulanan. Dan sekaranglah saatnya kamu bisa memanfaatkan dana darurat yang besar itu. Setidaknya kamu bisa bertahan hidup sampai 12 bulan ke depan, sembari kamu bisa mencari alternatif lain.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Hal tentang Pajak Pekerja Lepas atau Freelancer
Sudah ngomongin pajak penghasilan karyawan kantoran, lalu bagaimana dengan pajak pekerja lepas? Atau, malah ada yang baru tahu kalau pekerja lepas juga kena pajak?
Ya, iyalah. Pekerjaan sih memang freelancer, tapi kan tetap sebagai warga negara Indonesia kan–yang salah satu kewajibannya adalah membayar pajak?
Nah, faktanya, sebagai pekerja lepas atau freelancer, memang ada beberapa hal yang bikin males untuk mengurus pajak. Salah satunya adalah perhitungan yang rumit, yang harus dilakukan secara mandiri.
Yes, memang enggak semua orang punya “passion” dengan matematika dan angka. Apalagi buat pekerja lepas, yang penghasilannya tidak tentu jumlahnya. Bahkan, kadang tak tentu pula dalam sebulan dapat job. Bisa jadi bulan ini dapat job full sampai keteteran, bulan depan zonk sama sekali. Males banget ngitung deh. Makanya, banyak pajak pekerja lepas yang tidak terurus.
Well, coba baca beberapa hal tentang pajak pekerja lepas berikut ini ya. Siapa tahu, dengan begini, kamu mengerti dan paham arti pentingnya kita membayar pajak, meski kita adalah para pekerja lepas yang penghasilannya tidak tetap setiap bulannya.
5 Hal tentang Pajak Pekerja Lepas yang Harus Diketahui
1. Pentingnya punya NPWP
Banyak di antara pekerja lepas yang pajaknya langsung dipotong oleh klien atau pemberi kerja saat invoice mereka cair. Di sini baru deh ketahuan juga, bahwa banyak dari pekerja lepas yang bahkan nggak punya NPWP, entah apa pun alasannya.
Tahukah kamu, tidak punya NPWP justru akan membuatmu harus membayar pajak lebih banyak. Pajak pekerja lepas yang tidak memiliki NPWP akan ditambah 2% daripada mereka yang memiliki NPWP.
Selain itu, ada beberapa kesulitan lain yang juga bisa kamu alami jika tidak punya NPWP, salah satunya kamu akan kesulitan mengajukan pinjaman bank, atau bahkan saat mengajukan visa untuk mengunjungi negara lain.
So, yuk, bikin NPWP. Kan bisa dilakukan secara online, lebih praktis dan mudah.
2. Formulir yang digunakan
Untuk melaporkan pajak pekerja lepas, kamu bisa menggunakan Formulir 1770, yang khusus diperuntukkan bagi para pekerja yang menerima penghasilan tidak dari satu sumber saja.
Formulir 1770 ini juga digunakan untuk wajib pajak yang dikenakan PPh final, penghasilan dalam negeri lain, dan penghasilan luar negeri.
Jadi, jangan salah isi formulir ya.
3. Ketahui tentang penghasilan yang kena dan tidak kena pajak
Salah satu hal yang bikin males untuk lapor dan bayar pajak pekerja lepas adalah penghasilan yang dari banyak sumber, pun mungkin besarnya yang masing-masing enggak seberapa. Bukan apa-apa, males banget nyatet-nya!
Tapi ini penting, jadi catatlah. Lagi pula, kalau enggak punya catatan penghasilan, bagaimana juga kita akan bisa mengatur cash flow harian, right? Kalau perlu, miliki satu akun rekening bank khusus yang dipakai untuk menerima fee jasa, sehingga kamu akan lebih mudah lagi nge-trace-nya.
Setelah itu, pahami juga bahwa ada yang namanya penghasilan kena pajak. Kalau setelah dihitung ternyata tidak lebih dari ketentuan penghasilan tidak kena pajak, maka kamu sebagai seorang freelancer bisa bebas untuk tidak membayar pajak.
Tapi, ini bukan berarti lantas kamu nggak perlu lapor ya. Tetap harus melapor, tetapi ada Surat Pemberitahuan Nihil.
4. Mandiri membayar dan melapor
Lalu, gimana cara menentukan besaran pajak yang harus disetorkan, kan kita juga kesulitan untuk menentukan penghasilan yang nggak tetap ini?
Untuk masalah ini, Dirjen Pajak memberikan angka fix pengali yang disebut Norma Penghitungan Penghasilan Netto. Untuk pekerja lepas di kota-kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Palembang, Denpasar, Pontianak, Manado, dan Makassar, besarnya adalah 40% dari total penghasilan selama satu tahun. Di luar kota-kota tersebut dikenakan 35%.
Nah, jadi enggak sulit dong, menentukan pajak pekerja lepas ini ya?
Misalnya, dalam satu tahun–menurut catatanmu–penghasilanmu Rp96.000.000, maka penghasilan neto yang terkena pajak adalah 40% x Rp96.000.000 = Rp38.400.000.
Angka ini nanti masih diperhitungkan dengan penghasilan tidak kena pajak jika kita sudah berkeluarga, ataupun ketika penghasilan sudah dipotong pajak sekalian oleh pemberi kerja.
5. Jangan lupa minta bukti potong
Dari poin 4 di atas, kita jadi tahu deh bahwa penting untuk meminta bukti potong pada klien, jika memang fee kita sudah nett, tanpa pajak lagi. Bukti potong ini nantinya harus dilampirkan saat pelaporan SPT Tahunan sebagai faktor pengurang pajak.
Jadi, jangan sampai lupa untuk diminta ya, bukti potongnya.
Nah, itu dia beberapa hal yang penting untuk diketahui terkait pajak pekerja lepas.
Gimana, masih bingung? Coba cek jadwal kelas finansial online QM Financial yuk, siapa tahu ada kelas pajak yang bisa kamu ikuti. Atau, kalau belum ada, kamu bisa mengusulkannya melalui Instagram QM Financial. Kalau memang banyak yang request, pasti akan dipertimbangkan untuk diadakan. Kamu bisa belajar tentang serba-serbi pajak, dan juga belajar mengisi SPT Tahunan supaya nggak terjadi kesalahan yang nggak perlu.
Stay tuned juga di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
3 Jenis Pendapatan yang Kita Terima, Baik Sebagai Karyawan Maupun Pekerja Lepas
Sebagai manusia yang punya kebutuhan, kita harus bekerja demi mendapatkan penghasilan atau pendapatan yang kemudian bisa kita gunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kebanyakan orang pasti setuju akan hal ini, bukan? Tapi, ternyata ada juga jenis pendapatan lain yang juga kita terima lo, yang kadang “enggak kerasa”.
Kenapa enggak kerasa? Karena kita mendapatkannya tanpa harus bekerja secara aktif.
So, supaya kita bisa mengoptimalkan apa yang ada, yuk, kita lihat beberapa jenis pendapatan yang sebenarnya bisa kita dapatkan, baik sebagai karyawan sebuah perusahaan maupun sebagai pekerja lepas yang bekerja berdasarkan proyek. Karena menurut Robert T. Kiyosaki, kebanyakan orang hanya memiliki 1 pendapatan, padahal sebenarnya kita bisa mendapatkan dari beberapa sumber sekaligus lo.
3 Jenis Pendapatan yang Bisa Kita Terima Sebagai Karyawan Maupun Pekerja Lepas
1. Pendapatan aktif
Pendapatan aktif adalah jenis pendapatan yang kita terima sebagai imbalan dari usaha atau sesuatu yang kita kerjakan.
Berdasarkan sumbernya, pendapatan aktif bisa dibagi lagi dalam beberapa jenis:
- Gaji dan upah, yaitu imbalan yang kita terima setelah bekerja di sebuah perusahaan untuk bagian tertentu, oleh pemberi kerja. Gaji diterima secara rutin, biasanya sih setiap bulan di tanggal tertentu, sesuai kesepakatan. Upah diberikan sesuai perjanjian kerja. Lah, emang beda upah sama gaji? Beda, meski tipis-tipis. Bisa dilihat di sini nih, apa beda upah dan gaji. Sudah ditulis dengan cukup lengkap.
- Bonus dan tunjangan. Bonus adalah pembayaran nonupah yang biasanya diberikan oleh perusahaan terhadap karyawannya yang berkaitan dengan kinerja dan prestasinya yang membawa kebaikan untuk perusahaan. Kalau tunjangan adalah subsidi dari perusahaan terkait kesejahteraan karyawannya. Besar bonus dan tunjangan ini bisa berbeda-beda, tergantung kebijakan perusahaan dan kinerja karyawan itu sendiri.
- Fee profesional, adalah imbalan yang diberikan atas keahlian tertentu yang kita berikan. Biasanya sih ini diterima oleh para pekerja lepas dan profesional, seperti misalnya pengacara, dokter, arsitek, desainer, dan sebagainya. Besarnya tentu saja disesuaikan dengan hasil kerja kita sendiri.
Ada pula pendapatan aktif untuk para pemilik usaha yaitu yang berupa hasil penjualan. Misalnya ibu-ibu yang suka berjualan pernak-pernik di online shop miliknya di Instagram. Mereka mendapatkan pendapatan aktif dari hasil jualan mereka.
Begitu juga dengan abang bakso, abang tukang mi ayam, kerak telor, dan sebagainya. Mereka mendapatkan jenis pendapatan ini dari hasil mereka berdagang.
2. Pendapatan pasif
Pendapatan pasif–atau sering juga disebut dengan passive income–adalah jenis pendapatan yang kita dapatkan tanpa kita harus bekerja secara aktif. Kita mendapatkan uang/imbalan dari sistem yang sudah berjalan sedemikian rupa, yang bekerja sehingga menghasilkan uang.
Termasuk dalam jenis pendapatan ini adalah pendapatan dari hasil sewa properti, royalti dari menulis buku atau menjual aplikasi, atau bisa juga dari bisnis, dan lainnya. Coba cek artikel tentang pendapatan pasif ini ya. Siapa tahu nih, kamu juga punya sesuatu yang bisa dikaryakan hingga bisa mendatangkan passive income seperti halnya Taylor Swift.
3. Pendapatan investasi
Nah, jenis pendapatan yang ketiga sebenarnya bisa juga sih dimasukkan ke dalam pendapatan pasif di atas. Tetapi karena sumbernya juga banyak, jadi kenapa tidak kita beri poin tersendiri saja supaya lebih jelas?
Pendapatan investasi–atau pendapatan portofolio–adalah jenis pendapatan yang bisa kita terima dari hasil investasi yang kita lakukan. Bisa dari reksa dana, deposito, saham, P2P Lending, dan sebagainya. Instrumen investasi semakin beragam kan ya, dewasa ini? Tinggal pilih saja sesuai profil risiko kita dan juga tujuan yang sudah direncanakan.
Masih menurut Robert T. Kiyosaki, kita bisa dikatakan telah menerima pendapatan investasi, jika hasil dari investasi sudah bisa kita rasakan secara rutin. Misalnya setiap bulan (untuk investasi di obligasi pemerintah, misalnya), ataupun setiap tahun (dengan adanya dividen dari saham perusahaan yang kita miliki, misalnya).
Jadi, buat kamu yang sekarang sudah mulai berinvestasi, apakah sudah merasakan hasilnya? Belum? Enggak masalah dan jangan menyerah! Keep investing, sesuai dengan #TujuanLoApa dan juga sesuai waktu yang sudah kamu rencanakan.
Nah, dari ketiga jenis pendapatan di atas, manakah yang belum kamu miliki? Well, ayo segera rencanakan sekarang, agar kamu bisa mengoptimalkannya untuk mencapai tujuan keuanganmu. Jika kamu butuh bantuan, kamu bisa menghubungi tim QM Financial di nomor WhatsApp 0811 1500 688.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.