Investasi Online dengan AI: Emang Bisa?
Zaman sekarang, apa-apa online. Investasi juga investasi online.
Lebih jauh lagi, sekarang kecerdasan buatan, alias AI, juga berkembang begitu pesat. Sampai mau investasi pun, sekarang bisa dengan bantuan AI.
Apakah kamu salah satu tech savvy yang juga pengin bisa memanfaatkan AI untuk keperluan investasi? Boleh saja kok, tetapi—seperti halnya strategi investasi yang lain—kamu perlu paham dulu dasar-dasar dan prinsip investasi online dengan AI. Karena risiko investasi dengan AI juga besar, sehingga kalau enggak dipahami betul, hal ini tidak dapat membuatmu mendapatkan hasil yang diharapkan.
Table of Contents
Enaknya Pakai AI dalam Investasi Online
AI memang sudah berkembang begitu pesat. Sepertinya tak berapa lama lagi, AI juga akan menjadi bagian dari hidup kita, seperti halnya teknologi yang lain. Mau investasi online pakai AI? Bisa saja, karena kecerdasan buatan ini menawarkan banyak kemudahan. Berikut ulasannya, dengan bersumber dari tulisan yang ada di Nasdaq.
1. Pemilihan Saham
Penggunaan kecerdasan buatan memungkinkan para investor untuk menganalisis data pasar saham secara lebih efisien. Fitur penyaring saham membantu dalam memilah saham berdasarkan data fundamental dan teknis. Kriteria pemilihan bisa beragam, mulai dari kapitalisasi pasar hingga volume perdagangan dan rasio keuangan.
Kecepatan kecerdasan buatan dalam mengolah data investasi online jauh melampaui kemampuan manusia. Selain itu, kecerdasan buatan sangat cakap dalam mengidentifikasi pola yang sering terlewat oleh analisis manusia.
Baca juga: 7 Kesalahan Umum dalam Cara Main Saham Pemula
2. Manajemen Risiko
Kecerdasan buatan membantu dalam manajemen risiko investasi dengan menganalisis data historis pasar, volatilitas, dan koreksi yang mungkin memengaruhi return. Cara berpikir mesin dapat meningkatkan efisiensi dan memotong biaya.
Kecerdasan buatan dapat mengolah dataset besar dengan cepat dan akurasi prediksi yang lebih baik dibandingkan model tradisional. Kecerdasan buatan juga mampu mengidentifikasi faktor risiko dengan variabel lain, asal trainingnya bagus.
3. Trading dengan Algoritma
Algoritma kecerdasan buatan memungkinkan trading dengan analisis dataset besar dan bertransaksi dengan kecepatan tinggi. Trading algoritmik dapat memanfaatkan perbedaan harga, seperti spread harga jual dan beli, ketika keuntungan kecil harus dilakukan dalam volume besar.
Kecerdasan buatan tidak terpengaruh oleh bias manusia. Algoritma ini menggunakan tren dan pola pasar untuk merekomendasikan serta melakukan transaksi tertentu.
4. Optimalisasi Portofolio
Dalam mengelola portofolio, pengelola dana akan berupaya untuk menjaga keseimbangan antara risiko, diversifikasi, pendapatan, dan pertumbuhan. Kecerdasan buatan dapat mendukung upaya ini. Program investasi berbasis kecerdasan buatan dapat memberi nasihat kepada pengelola dana tentang apa yang perlu ditambahkan ke dalam portofolio untuk mencapai keseimbangan yang lebih baik.
5. Analisis Sentimen Pasar
Sentimen pasar merupakan pandangan saat ini terhadap saham atau seluruh pasar. Faktor-faktor seperti laporan keuangan, isu politik, data makroekonomi, dan suku bunga, bersama dengan sentimen pasar, dapat memengaruhi pergerakan pasar secara signifikan.
AI dapat membantu trader dan investor untuk menilai sentimen pasar dengan mengumpulkan artikel berita, postingan media sosial, dan aktivitas online lainnya untuk menganalisis sentimen pasar dan memprediksi pergerakan.
6. Interpretasi Data dan Prediksi
Algoritma kecerdasan buatan dapat digunakan untuk memprediksi pergerakan saham selanjutnya. Investor menggunakan algoritma kecerdasan buatan berdasarkan pemahaman mereka tentang pasar. Misalnya, investor yang percaya bahwa siklus pasar berulang dapat menggunakan alat kecerdasan buatan untuk mengidentifikasi siklus tersebut.
Kecerdasan buatan juga membantu dalam membuat perintah beli dan jual otomatis berdasarkan alat analisis teknis untuk memasukkan pesanan.
7. Saran Investasi Personal
Program kecerdasan buatan ini menawarkan saran investasi secara real-time melalui antarmuka obrolan. Hal ini memungkinkan investor, terutama yang belum banyak berpengalaman, untuk mendapatkan jawaban investasi pribadi secara langsung.
Risiko Penggunaan AI dalam Investasi Online
Menggunakan alat bantu kecerdasan buatan dalam strategi investasi online memang menawarkan banyak peluang menarik. Namun, juga terdapat beberapa risiko yang tidak boleh diabaikan. Berikut adalah risiko utamanya.
1. Membangun Kepercayaan Palsu
Akses mudah ke program AI yang kompleks dalam membantu keputusan investasi dapat menimbulkan rasa percaya diri yang berlebihan, sehingga mengarahkan pada investasi yang lebih berisiko tanpa persiapan yang memadai.
Meskipun sistem kecerdasan buatan sangat canggih, sistem ini tidak selalu dapat memprediksi perubahan ekonomi. Hal ini dapat menyebabkan pengambilan risiko yang tidak perlu karena kepercayaan palsu terhadap kemampuan investasi.
2. Regulasi
Alat berbasis kecerdasan buatan dan penasihat robo semakin populer. Namun hukum dan regulasi dalam hal ini belum kuat, mengingat industri investasi diatur secara ketat. Kekhawatiran tentang etika kecerdasan buatan dapat menyebabkan investor menghadapi risiko finansial tanpa perlindungan hukum.
3. Algoritma Bisa Bias
Sama seperti mindset manusia, algoritma AI juga bisa bias. Bias ini akan dapat memengaruh data training AI, yang berakibat dapat menyesatkan pelanggan tentang potensi pengembalian.
Baca juga: Tip Memilih Aplikasi Investasi Saham yang Sesuai untuk Pemula
Nah, gimana? Apakah kamu tertarik menggunakan kecerdasan buatan ini dalam investasi online? Atau malahan kamu sudah mencoba, karena beberapa platform memang sudah beberapa lama mulai mengadopsi mesin ini?
Perlu dipahami, bahwa penggunaan kecerdasan buatan dalam investasi adalah pilihan pribadi. Beberapa orang mungkin tidak nyaman melibatkan kecerdasan buatan dalam investasi yang dilakukannya, sementara yang lain ingin menggunakan kecerdasan buatan untuk meningkatkan strategi investasi agar dapat mengotomatisasi dan menyederhanakan prosesnya.
Yang pasti, teknologi akan berkembang. Bisa jadi kita memang tak mungkin bisa menghindar untuk berteman dengan AI, alih-alih memusuhinya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Budaya Pengelolaan Keuangan dari Warga 7 Negara Dunia yang Bisa Dipelajari
Pernah penasaran enggak, gimana orang-orang di luar sana—di luar Indonesia, maksudnya—mengelola keuangannya? Pasalnya, kita tahu dong pasti, bahwa basic budaya itu sedikit banyak memengaruhi cara pengelolaan keuangan pribadi orang tersebut. Bisa jadi karena ada tradisi tertentu, atau kondisi sosialnya, atau bahkan kondisi alam di mana orang tinggal, yang memengaruhi cara mengelola uang masing-masing.
Seru banget pasti, kalau kita bisa tahu bagaimana cara pengelolaan keuangan mereka masing-masing. Siapa tahu, bisa belajar hal baru, iya nggak sih?
Table of Contents
Budaya dan Kebiasaan Pengelolaan Keuangan dari 7 Warga Negara di Dunia
Budaya dan kebiasaan itu berkaitan erat. Termasuk dalam hal pengelolaan keuangan. So, dari hasil penelusuran ke beberapa sumber, warga dari beberapa negara ternyata punya kebiasaan pengelolaan keuangan yang khas dan menarik lo. Yuk, coba kita lihat.
1. Jepang: Menabung sebagai Kebiasaan Inti
Di Jepang, kebiasaan menabung telah menjadi bagian inti dari budaya mereka, yang mewakili nilai-nilai seperti kehati-hatian dan perencanaan untuk masa depan.
Masyarakat Jepang sudah memulai kebiasaan ini sejak usia muda, dengan tujuan untuk mengumpulkan tabungan yang dapat digunakan dalam situasi darurat atau untuk investasi jangka panjang.
Kebiasaan pengelolaan keuangan dengan menabung ini enggak hanya menunjukkan sikap bertanggung jawab terhadap keuangan pribadi, tetapi juga mencerminkan filosofi hidup yang lebih luas yang menghargai kesederhanaan dan kehidupan yang bebas dari utang. Dengan mengutamakan pengeluaran yang bijaksana dan menghindari pemborosan, masyarakat Jepang menunjukkan komitmen mereka terhadap stabilitas finansial dan kesejahteraan jangka panjang, baik secara individu maupun sebagai komunitas.
2. Amerika Serikat: Fokus pada Investasi dan Kredit
Di Amerika Serikat, orang-orang punya kecenderungan kuat dalam hal penggunaan kredit dan partisipasi aktif dalam pasar saham.
Penggunaan kredit, baik melalui kartu kredit maupun pinjaman, dianggap sebagai alat yang vital dalam membangun dan memelihara skor kredit, yang berperan penting dalam ekonomi Amerika.
Di sisi lain, investasi di pasar saham enggak cuma dilihat sebagai cara untuk mengamankan masa depan finansial tetapi juga sebagai sarana untuk berpartisipasi dalam pertumbuhan ekonomi negara.
Dengan adanya berbagai sumber daya dan platform yang memudahkan akses ke pasar saham, semakin banyak orang Amerika yang melihat investasi sebagai cara untuk meningkatkan kekayaan pribadi mereka. Budaya ini menggambarkan sebuah masyarakat yang berani mengambil risiko dan inovatif dalam pengelolaan keuangan, selalu mencari peluang untuk tumbuh secara finansial melalui berbagai bentuk investasi.
3. India: Emas sebagai Investasi dan Simbol Status
Di India, emas memegang posisi yang sangat khusus dan multifaset dalam kehidupan sosial dan ekonomi. Lebih dari sekadar investasi yang aman, emas dianggap sebagai simbol kemakmuran, status, dan bagian tak terpisahkan dari banyak tradisi budaya.
Keluarga di India umumnya memiliki dan mengakumulasi emas sebagai instrumen atau aset jangka panjang. Mereka memanfaatkannya sebagai pengaman terhadap ketidakpastian ekonomi dan inflasi.
Selain itu, emas memiliki peran penting dalam berbagai upacara dan perayaan, terutama dalam pernikahan. Pemberian perhiasan emas enggak cuma dianggap sebagai hadiah, tetapi juga sebagai simbol berkah dan keinginan baik.
Investasi dalam emas di India enggak terbatas pada perhiasan. Emas batangan dan yang berbentuk koin juga sama populernya.
4. Jerman: Kecenderungan untuk Menghindari Utang
Orang Jerman terkenal memiliki disiplin yang kuat, nyaris sama dengan orang Jepang dalam hal pengelolaan keuangan. Masyarakat Jerman secara umum dikenal memiliki kecenderungan untuk menghindari utang, menunjukkan preferensi yang jelas untuk hidup sesuai dengan kemampuan finansial mereka.
Konsep ini juga tercermin dalam kebiasaan sehari-hari mereka yang cenderung menghindari hal-hal seperti belanja impulsif. Mereka lebih memprioritaskan nilai dan ketahanan suatu barang, ketimbang beli harga murah tapi mudah rusak.
Fokus pada tabungan juga sangat menonjol, dengan banyaknya orang Jerman memilih untuk menabung secara konsisten untuk masa depan, daripada menghabiskan uang untuk kepuasan jangka pendek.
Mentalitas ini mencerminkan nilai-nilai seperti ketanggungan, ketelitian, dan perencanaan jangka panjang, yang telah menjadi bagian penting dari budaya Jerman.
5. Tiongkok: Menabung untuk Masa Depan
Di China, konsep menabung uang enggak sekadar kebiasaan, tetapi merupakan sebuah tradisi yang berakar kuat.
Menabung sering kali dilihat sebagai cara paling efektif untuk memastikan keamanan finansial di masa depan. Prinsip ini sudah diajarkan dari generasi ke generasi.
Menabung bagi orang Tiongkok adalah tanggung jawab sosial dan keluarga. Ada pemahaman, bahwa setiap orang memiliki kewajiban untuk merawat anggota keluarga yang lebih tua. Jadi, menabung dianggap penting demi memenuhi tanggung jawab ini, memastikan bahwa ada sumber daya yang cukup untuk menyokong kehidupan keluarga, terutama pada masa pensiun orang tua.
Praktik ini mencerminkan nilai-nilai konfusianisme tentang penghormatan dan perawatan terhadap orang tua. Dengan demikian, dalam konteks ini, menabung tak hanya dilihat sebagai keputusan finansial yang bijak, tetapi juga sebagai ekspresi cinta dan rasa tanggung jawab terhadap keluarga.
6. Brasil: Kegembiraan dan Kehidupan Sosial
Budaya Brasil dikenal dengan semangat komunitasnya. Mereka cenderung selalu bersemangat, hangat, dan punya jiwa sosial tinggi.
Di negara ini, pentingnya menjalin hubungan sosial dan merayakan kehidupan tercermin dalam cara pengelolaan keuangan penduduknya. Mereka umumnya spontan dan fleksibel dalam pengeluaran, dengan menekankan pentingnya menikmati momen sekarang, dan banyak berpartisipasi dalam aktivitas sosial dan budaya. Mulai dari pertemuan keluarga yang besar, pesta jalanan, hingga acara-acara musik dan tari yang meriah.
Dalam banyak keluarga Brasil, kebiasaan menabung dan pengelolaan anggaran yang bijaksana tetap menjadi prioritas. Keseimbangan antara menikmati kehidupan dan bertanggung jawab secara finansial merupakan bagian dari etos masyarakat Brasil.
7. Swedia: Investasi dalam Kesejahteraan Sosial
Swedia, dikenal sebagai salah satu negara dengan sistem kesejahteraan sosial yang paling maju di dunia. Warga negara ini umumnya paham, bahwa pajak tinggi merupakan trade-off terhadap sarana untuk mendanai layanan sosial yang luas dan inklusif.
Pendekatan ini mencerminkan nilai-nilai kolektif dan komitmen terhadap kesejahteraan bersama. Mereka melihat bahwa kesehatan, pendidikan, dan jaminan sosial yang berkualitas merupakan hak dasar setiap warga.
Warga Swedia memandang penting setiap anggota masyarakat, termasuk anak-anak, orang tua, dan mereka yang membutuhkan perawatan khusus. Karena itu, ada berbagai program dan inisiatif yang didanai oleh pajak.
Di Swedia, orang percaya bahwa kesejahteraan adalah tanggung jawab bersama masyarakat. Secara bersama inilah, mereka punya standar kualitas hidup yang tinggi dan rasa keamanan sosial yang kuat.
Setiap negara dan budayanya menawarkan perspektif yang unik terhadap pengelolaan keuangan pribadi, mencerminkan nilai, sejarah, dan kondisi ekonomi masing-masing.
Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Hmmm …
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Tanya Jawab tentang Pasar Modal #2: Ketika Krisis Pasar Datang
Saat krisis datang, yang kemudian membuat pasar modal menjadi bergejolak, umumnya akan membuat panik sebagian investor, terutama yang masih pemula. Sebelumnya, kita pernah bahas beberapa tanya jawab tentang pasar modal yang paling sering muncul di Google. Kali ini, kita akan masuk lebih dalam ke pasar modal, dan mengulik apa yang bisa kita lakukan saat krisis pasar terjadi.
Well, kita tak mengharapkannya untuk terjadi sih. Namun, yang namanya risiko kan akan selalu ada sepaket dengan keuntungan investasi? Nah, krisis pasar merupakan salah satu risiko yang bisa terjadi tersebut.
So, shall we?
Tanya Jawab tentang Pasar Modal: Apa yang Harus Dilakukan saat Pasar Bergejolak?
1. Apa saja yang bisa menyebabkan ketidakstabilan harga di pasar saham?
Ketidakstabilan harga di pasar saham bisa disebabkan oleh banyak faktor. Bisa jadi karena berita ekonomi; laporan tentang pertumbuhan ekonomi, inflasi, atau tingkat pengangguran bisa bikin pasar saham bereaksi. Dari pihak perusahaan penerbit saham, kalau ada pengumuman akan aksi yang tak terduga, baik positif maupun negatif, dapat menggerakkan harga saham perusahaan yang bersangkutan.
Faktor politik juga memainkan peran kritis. Seperti misalnya, jelang pemilu seperti sekarang. Di tingkat global, kalau terjadi krisis di satu negara juga bisa berdampak pada pasar saham di seluruh dunia. Misalnya ketika Rusia mulai berperang melawan Ukraina.
Bencana alam, lalu misalnya ada masalah pada perusahaan—seperti ketika Twitter gonjang-ganjing karena Elon Musk bertingkah yang berdampak pada harga saham Twitter di bursa saham AS.
Jadi, intinya, pasar saham adalah refleksi dari beragam faktor yang saling berinteraksi, dan volatilitas adalah bagian tak terhindarkan dari dinamika tersebut.
2. Apa strategi diversifikasi aset yang paling efektif selama pasar bergejolak?
Diversifikasi aset memang merupakan kunci utama untuk melindungi portofolio investasi. Bukan hanya sekadar memiliki berbagai jenis saham.
Pertama-tama, diversifikasi antar kelas aset penting untuk dipertimbangkan. Misalnya membagi antara saham, obligasi, hingga properti dan mata uang asing, kalau perlu. Dengan demikian, misalnya nih, pasar saham sedang tertekan, maka obligasi pemerintah bisa lebih stabil atau bahkan positif.
Diversifikasi sektoral juga dapat membantu. Sebagai contoh, saat sektor teknologi menghadapi tekanan, sektor kesehatan atau utilitas bisa jadi tetap stabil.
3. Bagaimana cara menentukan alokasi aset yang sesuai untuk profil risiko?
Pertama, identifikasi dulu profil risikomu, apakah kamu konservatif, moderat, atau agresif? Coba cek dengan menggunakan kuesioner atau alat online yang bisa kamu cari di internet, untuk mengukur seberapa nyaman kamu dengan fluktuasi investasi jangka pendek.
Biasanya banyak ditemukan di web-web investasi atau asuransi. Dengan begini, kamu akan tahu apa kamu termasuk profil risiko konservatif, moderat, atau agresif.
Jangka waktu juga akan memengaruhi pemilihan instrumen yang sesuai. Misalnya, jika kamu ingin berinvestasi di pasar saham sebagai dana pensiun, sementara kamu sekarang berada di usia 20-an tahun, maka kamu punya jangka waktu sekitar 30 tahun untuk beirnvestasi. Dengan jangka waktu sepanjang ini, kamu mungkin bisa menoleransi alokasi saham yang lebih tinggi dibandingkan dengan instrumen konservatif yang cocok untuk jangka pendek.
Untuk profil risiko konservatif, kamu bisa mengalokasikan sebagian besar aset instrumen rendah risiko, seperti reksa dana atau obligasi pemerintah. Untuk profil moderat, kamu bisa alokasikan antara obligasi dan saham secara seimbang. Sementara untuk profil agresif, alokasi bisa didominasi oleh saham.
4. Apakah ada sektor atau industri yang cenderung tahan terhadap volatilitas atau krisis ekonomi?
Ada dong! Beberapa sektor atau industri yang secara tradisional dianggap lebih tahan terhadap volatilitas atau krisis ekonomi. Sering kali, sektor ini disebut sebagai sektor defensif atau non-siklikal. Beberapa contohnya adalah:
- Sektor kesehatan, yang akan selalu diperlukan, mulai dari perawatan medis, obat-obatan, dan produk kesehatan lainnya, tidak peduli bagaimana kondisi ekonomi.
- Sektor utilitas, yaitu sektor-sektor yang bergerak pada kebutuhan dasar, seperti air, listrik, dan gas. Produk ini akan tetap dibutuhkan konsumen, bahkan saat ekonomi melambat.
- Sektor consumer goods, yang mencakup perusahaan yang menjual barang kebutuhan sehari-hari, seperti makanan, minuman, dan produk rumah tangga lainnya. Karena barang-barang ini selalu dibutuhkan, permintaannya cenderung kurang sensitif terhadap fluktuasi ekonomi.
Meski demikian, tetap ingat ya, bahwa tidak ada investasi yang sepenuhnya bebas risiko. Kinerja masa lalu tidak selalu menjamin kinerja masa depan, dan keadaan tertentu bisa menyebabkan sektor-sektor ini berperilaku berbeda dari ekspektasi.
5. Bagaimana cara menilai dampak volatilitas pada investasi jangka panjang saya?
Menilai dampak volatilitas pada investasi jangka panjang bisa dianalogikan seperti mengendarai mobil di jalan berliku dengan kondisi cuaca yang berubah-ubah. Kadang matahari bersinar terang, kadang mendung, dan kadang hujan lebat. Volatilitas di pasar investasi mirip dengan cuaca yang tak menentu tersebut.
Lalu, harus gimana nih?
Sebelum khawatir dengan hujan (volatilitas), ingatlah tujuan perjalananmu. Jika kamu berinvestasi untuk pensiun yang masih 30 tahun lagi, hujan sekarang tidak seharusnya mengganggumu terlalu banyak, asalkan kamu tetap berada di jalur yang benar.
Melihat sejarah, pasar saham telah meningkat nilainya seiring waktu meskipun ada periode volatilitas. Dengan kata lain, meskipun cuaca bisa buruk hari ini, matahari biasanya akan bersinar kembali.
Yang penting ingat, jangan taruh taruh semua telur dalam satu keranjang. Dengan memiliki investasi di berbagai kelas aset dan sektor, kamu dapat mengurangi dampak buruk jika salah satu area mengalami kesulitan. Ibaratnya seperti memiliki payung, jas hujan, dan kaca mata hitam di mobil, kamu siap menghadapi cuaca apa pun.
Volatilitas adalah bagian dari investasi. Fokus pada tujuan jangka panjang dan jangan terlalu khawatir dengan fluktuasi jangka pendek. Seperti perjalanan jauh, yang penting adalah kamu tiba di tujuan dengan selamat, bukan bagaimana cuacanya di tengah jalan.
6. Seberapa seringkah kita harus meninjau dan menyesuaikan portofolio selama periode ketidakstabilan?
Selama periode ketidakstabilan, keinginan untuk terus-menerus memeriksa dan menyesuaikan portofolio mungkin akan meningkat. Namun, frekuensi tinjauan yang berlebihan bisa mengarah pada keputusan impulsif dan emosional yang tidak optimal.
Sebenarnya, ketika dalam kondisi pasar yang tidak stabil, meninjau portofolio setiap kuartal atau setidaknya setengah tahunan sudah cukup bagi kebanyakan investor. Dengan begini, ada kesempatan bagimu untuk menilai kinerja aset dan memastikannya masih sejalan dengan tujuan.
Salah satu alasan utama mengapa perlu untuk meninjau portofolio adalah agar kamu bisa melakukan rebalancing. Jika satu kelas aset tumbuh lebih cepat daripada yang lain, bisa jadi akan muncul ketidakseimbangan, yang akhirnya bisa memengaruhi nilai keseluruhan. Bisa jadi juga, menjadi enggak sesuai lagi dengan profil risikomu.
Jadi, dengan rebalancing, kamu bisa menjual aset yang telah tumbuh dan membeli yang telah menurun, membantumu untuk bisa membeli saat rendah dan menjual saat tinggi.
7. Bagaimana menghindari kepanikan saat investasi di pasar modal?
Menghadapi ketidakstabilan pasar bisa menimbulkan kecemasan bagi banyak investor. Namun, ada langkah-langkah yang dapat diambil untuk menghindari kepanikan dan tetap mempertahankan ketenangan pikiran.
Fokus pada Tujuan Jangka Panjang
Ingatlah bahwa investasi kamu adalah untuk tujuan jangka panjang, seperti pensiun, bukan untuk keuntungan jangka pendek. Pasar mungkin turun sekarang, tetapi sejarah menunjukkan bahwa pasar juga cenderung pulih seiring waktu.
Hindari Memeriksa Portofolio Terlalu Sering
Meskipun mungkin sulit, coba hindari kebiasaan memeriksa portofoliomu setiap hari. Melihat fluktuasi harian dapat meningkatkan kecemasanmu.
Edukasi Diri dan Cari Informasi
Coba pahami alasan di balik ketidakstabilan pasar. Kadang-kadang, menyadari bahwa penurunan pasar adalah respons normal terhadap berita atau peristiwa tertentu bisa membantu meredakan kecemasan.
Rebalancing
Pertimbangkan untuk rebalancing portofoliomu jika alokasi aset berubah secara signifikan karena fluktuasi pasar. Bisa jadi, ini adalah kesempatan untuk membeli aset yang ‘murah’ dan menjual yang ‘mahal’.
Tahan Diri dari Keputusan Impulsif
Jangan membuat keputusan berdasarkan reaksi emosional terhadap berita atau rumor. Ambil waktu untuk mempertimbangkan informasi dan konsultasikan dengan sumber tepercaya sebelum mengambil tindakan.
Dengan menjaga perspektif jangka panjang, tetap edukatif, dan mendekati keputusan dengan cara yang dipikirkan dengan baik, kamu akan lebih siap untuk menghadapi ketidakstabilan pasar dengan tenang dan rasional.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Investasi Saham Selama Bulan Puasa Ramadan: Peluang dan Risiko
Bulan puasa Ramadan merupakan bulan suci bagi umat Islam di seluruh dunia. Selama bulan ini, umat Islam menjalani puasa dari fajar hingga maghrib. Nah, ternyata ya, gaes, bulan puasa Ramadan itu juga dapat memengaruhi pasar saham secara langsung maupun tidak langsung karena perubahan perilaku konsumen dan investor lo!
Seperti apa misalnya?
Yes, mumpung sudah semakin mendekati bulan suci, yuk, kita bahas ya. Siapa tahu, selain mempertebal iman, kamu juga pengin memanfaatkan momen demi mempertebal aset. Ya kan? Enggak ada salahnya kok, karena faktanya, memang ada momen-momen tertentu yang kalau kita jeli, bisa membawa berkah juga buat kita.
Pengaruh Bulan Puasa Ramadan terhadap Pasar Saham dan Peluangnya
Berikut adalah beberapa pengaruh bulan puasa Ramadan terhadap pasar saham yang menarik untuk dicermati.
Fenomena Ramadan Rally
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pasar saham di negara-negara mayoritas Muslim cenderung mengalami kenaikan selama bulan puasa. Hal ini dikenal sebagai “Ramadan Rally.”
Alasannya sih sebenarnya masih belum pasti, tetapi beberapa analis berpendapat bahwa faktor-faktor seperti suasana positif, rasa optimisme, dan nilai-nilai religius dapat memengaruhi perilaku investor dan meningkatkan kepercayaan pasar.
So, sebagai investor, kamu dapat memanfaatkan fenomena ini dengan membeli saham pada awal bulan puasa dan menjualnya ketika harganya meningkat.
Penurunan volatilitas pasar
Selama bulan puasa Ramadan, aktivitas perdagangan di pasar saham mungkin menurun. Hal ini karena jam kerja yang lebih pendek dan penurunan energi fisik dan mental para pelaku pasar.
Nah, penurunan volatilitas ini dapat mengurangi risiko investasi jangka pendek dan memberi kesempatan kepada investor untuk mengambil keputusan yang lebih matang.
Peningkatan konsumsi jelang Lebaran
Menjelang akhir bulan puasa Ramadan, konsumsi masyarakat umumnya meningkat karena persiapan hari raya Idulfitri atau Lebaran. Hal ini dapat meningkatkan pendapatan perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor konsumsi, seperti ritel, makanan, dan minuman, serta perbankan dan keuangan.
Nah, di sini artinya, kamu bisa mempertimbangkan investasi pada perusahaan yang bergerak di sektor konsumsi, seperti ritel, makanan, dan minuman, yang berpotensi mendapatkan keuntungan dari peningkatan konsumsi tersebut.
Pengaruh terhadap sektor tertentu
Beberapa sektor mungkin lebih terpengaruh oleh bulan puasa daripada sektor lain. Contohnya, sektor perbankan dan keuangan mungkin melihat peningkatan aktivitas karena pinjaman konsumen dan perusahaan untuk kebutuhan jelang Lebaran.
So, sebagai investor, kamu juga bisa melirik perusahaan-perusahaan dalam sektor perbankan dan keuangan yang berpotensi memperoleh keuntungan dari peningkatan permintaan pinjaman tersebut.
Sementara itu, sektor pariwisata dan transportasi mungkin mengalami penurunan aktivitas karena jumlah perjalanan yang berkurang selama bulan puasa. Cuma, nanti saat menjelang libur Lebaran, bisa jadi naik lagi juga.
So, pengaruh bulan puasa terhadap pasar saham memang bervariasi, dan dapat berbeda antar daerah dan sektor. Namun, investor yang memahami tren dan perubahan perilaku selama bulan puasa dapat memanfaatkannya untuk mengambil keputusan investasi yang lebih bijaksana.
Serta, yang terpenting, tetap aware dengan risiko yang sudah “sepaket” dengan keuntungan investasi saham. Apa saja risikonya?
Risiko Investasi di Bulan Puasa Ramadan
Berinvestasi selama bulan puasa juga memiliki risiko yang perlu diwaspadai agar potensi kerugian bisa diminimalkan. Berikut adalah beberapa risiko yang perlu diperhatikan.
Fluktuasi pasar saham yang tak terduga
Meski dari data-data historis, pasar saham akan lebih lowkey, tapi seperti investasi pada waktu lain, fluktuasi pasar saham selama bulan puasa tetap saja bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor. Misalnya seperti kejadian ekonomi global, kebijakan pemerintah, dan perubahan suku bunga.
Oleh karena itu, penting untuk memonitor berita dan perkembangan ekonomi secara berkala.
Faktor risiko berbasis perusahaan
Kinerja keuangan perusahaan, reputasi, dan tata kelola perusahaan dapat memengaruhi nilai saham. Pastikan untuk melakukan analisis fundamental perusahaan sebelum berinvestasi untuk mengurangi risiko terkait faktor ini.
Risiko sektor
Beberapa sektor mungkin lebih terpengaruh oleh bulan puasa daripada sektor lain. Sebagai contoh, sektor pariwisata dan transportasi mungkin mengalami penurunan aktivitas selama bulan puasa Ramadan.
Oleh karena itu, penting untuk memahami dinamika sektor yang kamu investasikan dan mempertimbangkan risiko yang mungkin timbul.
Faktor risiko psikologis
Emosi dan perilaku kamu sebagai investor dapat memengaruhi keputusan investasi. FOMO (Fear of Missing Out) dan kurangnya disiplin dalam berinvestasi bisa mengakibatkan keputusan yang buruk.
So, penting untuk tetap objektif dan tidak terbawa emosi saat berinvestasi.
Tip Investasi Saham di Bulan Puasa Ramadan
Nah, jadi, selama bulan puasa, terdapat beberapa contoh investasi yang bisa dimanfaatkan untuk mencapai keuntungan ya. Agar bisa mengoptimalkan keuntungan, coba lakukan beberapa hal berikut.
#TujuanLoApa
Yes, selalu ingat yang satu ini dulu ya, untuk mau mulai berinvestasi apa saja, kapan saja, di mana saja.
Selalu tentukan tujuan investasi, sehingga kamu pun bisa membuat rencana keuangan untuk bisa berinvestasi yang lebih optimal.
Diversifikasi portofolio
Diversifikasi portofolio investasi kamu dengan menginvestasikan dana pada berbagai sektor dan instrumen investasi. Hal ini membantumu mengurangi risiko dan memanfaatkan peluang yang ada di berbagai sektor selama bulan puasa.
Analisis fundamental perusahaan
Sebelum mengambil keputusan investasi, lakukan analisis fundamental perusahaan yang kamu minati. Pertimbangkan kinerja keuangan, prospek pertumbuhan, dan tata kelola perusahaan.
Dengan menganalisis perusahaan secara mendalam, kamu dapat menemukan peluang investasi yang lebih menguntungkan.
Investasi jangka panjang
Fokus pada investasi jangka panjang dengan memilih perusahaan yang memiliki prospek pertumbuhan yang baik dan fundamental yang kuat.
Investasi jangka panjang cenderung lebih menguntungkan dan mengurangi risiko yang dihadapi selama periode fluktuasi pasar, seperti yang mungkin terjadi selama bulan puasa.
Manfaatkan reksa dana atau ETF
Jika kamu enggak ingin mengelola investasi secara aktif, pertimbangkan untuk berinvestasi melalui reksa dana atau exchange-traded funds (ETF) yang mencakup berbagai sektor yang berpotensi tumbuh selama bulan puasa.
Hal ini memudahkan kamu dalam mengakses berbagai peluang investasi dengan risiko yang lebih terkendali.
Kesimpulan
Bulan puasa Ramadan memberikan peluang unik bagi investor untuk memanfaatkan tren pasar yang khas selama periode ini. Namun, penting untuk memahami dan mengantisipasi risiko yang mungkin dihadapi agar investasi tetap aman dan menguntungkan.
Dengan melakukan analisis fundamental perusahaan, diversifikasi portofolio, dan fokus pada investasi jangka panjang, kamu dapat mengurangi risiko dan memaksimalkan potensi keuntungan. Selalu ingat untuk memonitor perkembangan pasar dan perusahaan yang kamu investasikan agar kamu dapat menyesuaikan strategi jika diperlukan. Tetap objektif dan disiplin dalam pengambilan keputusan investasi.
Semoga peluang untuk berinvestasi di pasar saham di bulan puasa Ramadan ini bisa membantumu mencapai tujuan investasi jangka panjang lebih cepat ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Apa Itu Saham LQ45? Yuk, Kenalan!
Kalau kamu sudah berinvestasi saham, barangkali kamu sudah sering mendengar tentang indeks saham LQ45. Indeks saham ini adalah daftar saham yang biasanya paling banyak direkomendasikan untuk dibeli oleh investor pemula.
Mengapa begitu ya? Nah, sekalian saja kita berkenalan yuk! Bisa menambah pengetahuan, plus siapa tahu bisa jadi bahan pertimbangan juga nanti kalau ingin menambah koleksi portofolio.
Apa Itu Indeks Saham LQ45?
Indeks saham adalah daftar saham yang dikelompokkan berdasarkan kategori tertentu, yang bisa menjadi alat pengukur nilai pada pasar saham. Ada beberapa jenis indeks saham terdapat di Bursa Efek Indonesia, seperti Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), IDX30, JII, IDX80, Sri Kehati, dan sebagainya. Termasuk di dalamnya ada indeks saham LQ45.
Masing-masing dikelompokkan dalam kategori tertentu, LQ45 merupakan indeks saham dari kumpulan 45 emiten yang memiliki likuiditas tinggi, kapitalisasi pasar besar, dan fundamental perusahaan yang baik. Indeks saham LQ45 ini diperbarui setiap 6 bulan, dengan ada yang keluar dan masuk ke dalam daftar sesuai ketentuan dan riset tim BEI.
Bagaimana sebuah emiten bisa masuk ke dalam indeks saham LQ45? Berikut kriterianya:
- Termasuk 60 perusahaan kapitalisasi tertinggi 12 bulan terakhir
- Menjadi salah satu dari 60 perusahaan dengan nilai transaksi tertinggi 12 bulan terakhir
- Tercatat di Bursa Efek Indonesia minimal 3 bulan
- Memiliki kondisi keuangan, prospek, dan nilai transaksi yang sangat baik.
Indeks saham LQ45 menjadi pelengkap dari Indeks Harga Saham Gabungan, atau IHSG, terutama untuk membantu investor, baik yang mandiri maupun melalui manajer investasi, untuk screening saham dan memantau pergerakan harga saham yang aktif diperjualbelikan. Dengan demikian, pengambilan keputusan tentang saham mana yang berpotensi memberikan keuntungan dan bisa melayani kebutuhan investor menjadi lebih mudah.
Samakah Saham LQ45 dengan Saham Blue Chip?
Nah, kalau kamu sudah berinvestasi saham, barangkali kamu juga sudah sering mendengar istilah ‘saham blue chip’, ya kan? Apakah LQ45 sama dengan saham blue chip?
Mungkin banyak yang bilang, sama. Karena sama-sama merupakan saham dengan fundamental bagus. Padahal keduanya berbeda. Saham blue chip tidak pernah secara resmi diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia. Istilah ‘blue chip’ adalah jargon yang biasa ada di lingkup investor. Sedangkan indeks saham LQ45 adalah indeks harga saham resmi yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia.
Saham LQ45 belum tentu masuk sebagai saham blue chip, sementara kebanyakan saham blue chip ada dalam indeks saham LQ45. Saham blue chip seluruhnya merupakan market leader, sementara tidak selalu dengan saham yang ada dalam indeks LQ45.
Indeks saham LQ45 difokuskan pada saham-saham dengan likuiditas tinggi, artinya transaksinya cepat dan tinggi di bursa saham. Sementara, saham blue chip lebih difokuskan pada fundamental perusahaan. Dengan kedua kriteria tersebut, bisa dilogika, bahwa saham LQ45 bisa berganti daftarnya dengan cepat, yaitu 6 bulan sekali. Sementara untuk saham blue chip biasanya lebih stabil. Untuk bisa masuk ke deretan saham blue chip, emiten juga harus membutkikan untuk mampu mempertahankan keuntungan stabil dalam jangka waktu yang lama.
Daftar Saham di Indeks LQ45 Terbaru
Nah, seperti yang sudah disebutkan di atas, bahwa indeks saham LQ45 diperbarui setiap 6 bulan sekali. Pas banget, ketika artikel ini ditulis, Bursa Efek Indonesia baru saja mengupdate indeks saham LQ45 yang paling baru, yang berlaku sejak Agustus 2022 hingga Januari 2023.
Dalam indeks saham terbarunya, ada 3 saham yang harus keluar dari daftar, yaitu saham GGRM milik Gudang Garam Tbk., PTPP milik PP (Persero) Tbk., dan TKIM milik Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk.
Ada yang keluar, berarti ada yang masuk dong ya? Betul sekali, emiten baru yang masuk dalam indeks saham LQ45 adalah ARTO milik Bank Jago, INDY milik Indika Energy Tbk., dan BRIS milik Bank Syariah Indonesia Tbk.
Berikut 45 saham yang terdaftar di Indeks LQ45 terbaru mulai dari Agustus 2022 – Januari 2023 secara lengkap:
ADRO Adaro Energy Indonesia Tbk.
AMRT Sumber Alfaria Trijaya Tbk.
ANTM Aneka Tambang Tbk.
ARTO Bank Jago Tbk.
ASII Astra International Tbk.
BBCA Bank Central Asia Tbk.
BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
BFIN BFI Finance Indonesia Tbk.
BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk.
BRIS Bank Syariah Indonesia Tbk.
BRPT Barito Pacific Tbk.
BUKA Bukalapak.com Tbk.
CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk
EMTK Elang Mahkota Teknologi Tbk.
ERAA Erajaya Swasembada Tbk.
EXCL XL Axiata Tbk.
GOTO GoTo Gojek Tokopedia Tbk.
HMSP H.M. Sampoerna Tbk.
HRUM Harum Energy Tbk.
ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
INCO Vale Indonesia Tbk.
INDF Indofood Sukses Makmur Tbk.
INDY Indika Energy Tbk.
INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.
INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk.
JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk.
KLBF Kalbe Farma Tbk.
MDKA Merdeka Copper Gold Tbk.
MEDC Medco Energi Internasional Tbk.
MIKA Mitra Keluarga Karyasehat Tbk.
MNCN Media Nusantara Citra Tbk.
PGAS Perusahaan Gas Negara Tbk.
PTBA Bukit Asam Tbk.
SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk.
TBIG Tower Bersama Infrastructure Tbk.
TINS Timah Tbk.
TLKM Telkom Indonesia (Persero) Tbk.
TOWR Sarana Menara Nusantara Tbk.
TPIA Chandra Asri Petrochemical Tbk.
UNTR United Tractors Tbk.
UNVR Unilever Indonesia Tbk.
WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Nah, sudah mengenal apa itu indeks saham LQ45 kan?
Sudah siap berinvestasikah sekarang? Eits, sebelum benar-benar investasi saham, pastinya kamu perlu belajar pengelolaan keuangan dulu ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Fluktuasi Harga Saham IHSG: Apa yang Memengaruhinya?
Jika kamu berniat atau sudah berinvestasi di pasar saham, kamu pasti sudah melihat bahwa ada satu hal yang hampir selalu menjadi perhatian para investor dan trader. Ya, harga saham IHSG, dan fluktuasinya. Yah, apalagi belakangan, ketika banyak isu dan rumor ini itu, bikin investasi saham jadi semakin “menarik”.
Fluktuasi harga saham IHSG ini pada praktiknya terus dipantau. Kamu bisa lihat, berbagai media massa dan online—apalagi yang punya kanal ekonomi dan bisnis—harga saham IHSG ini selalu jadi konten yang laris. Belum lagi ditambah influencer-influencer di media sosial juga banyak yang membahas berbagai hal mengenai investasi saham. Lagi-lagi harga saham ina inu yang naik turun juga jadi topik yang selalu ramai komentar.
So, apa sih yang membuat harga saham IHSG ini naik turun? Tapi, apa sih IHSG itu? Nah, yuk, kita bahas satu per satu.
IHSG: Indeks Harga Saham Gabungan
IHSG adalah singkatan dari Indeks Harga Saham Gabungan, yang merupakan salah satu indeks harga saham yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia, yang digunakan untuk patokan trader dan investor untuk melihat rata-rata pergerakan saham di hari itu. Di dunia internasional IHSG dikenal juga dengan istilah Indonesia Composite Index, atau IDX Composite.
Singkatnya—dengan bahasa yang lebih sederhana—IHSG merupakan rangkuman dari harga-harga saham yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan diperdagangkan secara aktif setiap harinya. Jadi, ketika kamu melihat harga saham IHSG diberitakan naik, maka bisa disimpulkan bahwa sebagian besar saham yang ada juga naik harganya, karena IHSG merupakan harga rata-rata seluruh saham tersebut. Sebagian besar ya, bisa jadi tidak seluruhnya.
Dengan demikian, bisa dikatakan juga, bahwa IHSG menjadi gambaran umum kondisi bursa saham di hari yang sama.
Fluktuasi Harga Saham IHSG
Ada beberapa faktor penyebab terjadinya perubahan harga saham setiap harinya. Mulai dari faktor internal hingga eksternal.
Supaya lebih sederhana, mari kita lihat satu per satu faktornya berikut ini.
1. Kebijakan pemerintah
Nah, ini nih salah satu faktor eksternal penyebab harga saham IHSG berfluktuasi. Lah, apa hubungannya kebijakan pemerintah dengan harga saham? Mengapa kebijakan pemerintah bisa memengaruhi harga saham?
Banyak orang yang enggak terlalu peduli untuk mau mendengarkan kebijakan-kebijakan yang sering diumumkan oleh pemerintah. Padahal, hal ini bisa berpengaruh banget loh di pasar modal. Terutama jika kebijakan-kebijakan itu berkaitan dengan utang piutang negara, ekspor dan impor, hingga berbagai hal soal investasi asing. Masih banyak perkara lain yang juga bisa memengaruhi harga saham.
So, jika kamu merupakan salah satu pemegang saham, sudah selayaknya kamu peka terhadap berbagai kondisi negara, dan kebijakan-kebijakan pemerintah yang dikeluarkan. Dengan demikian, kamu bisa menentukan peluang berinvestasi dengan akurat.
Beberapa indikator ekonomi yang harus diperhatikan terkait hal ini di antaranya:
- Tingkat inflasi
- Pergerakan indeks harga konsumen
- Suku bunga acuan dari Bank Indonesia dan dunia
2. Nilai tukar rupiah
Fluktuasi nilai tukar rupiah dengan mata uang asing juga merupakan salah satu faktor eksternal penyebab fluktuasi harga saham IHSG. Apalagi kalau kamu memegang saham dari perusahaan yang memiliki utang piutang dalam kurs mata uang asing. Bisa jadi sangat memengaruhi banget.
Perusahaan yang biasanya terkena imbas dari faktor ini adalah perusahaan yang bergerak dalam ekspor impor. Saat terjadi penurunan aktivitas ekspor maupun impor akibat penurunan nilai tukar rupiah ini, maka penjualan produk akan menurun juga. Hal ini tentu akan memengaruhi pendapatan dan laba perusahaan. Laba yang menurun akan membuat para investor menjadi hilang kepercayaan, sehingga mereka akan menjual sahamnya. Sebagai akibatnya, nilai saham pun turun.
Begitu juga cara kerja sebaliknya, ketika terjadi peningkatan aktivitas ekspor dan impor, yang kemudian akan memengaruhi juga nilai saham.
3. Isu-isu di media massa
Pemberitaan di media juga berpengaruh besar dalam pergerakan harga saham IHSG lantaran bisa membentuk opini masyarakat. Opini tertentu bisa membuat resah investor, atau bisa juga justru membawa euforia. Keduanya akhirnya memengaruhi nilai saham yang diperjualbelikan di lantai bursa.
Keputusan investor yang biasanya dipengaruhi oleh emosi—baik panik atau euforia ini—justru harus jadi hal yang benar-benar diperhatikan, karena bisa sangat memengaruhi harga saham. Kadang, malah pasar jadi termanipulasi; harga saham yang fundamentalnya kurang bagus malah melambung, tetapi tak berlangsung lama langsung terjun bebas. Sering kali terjadi, hal ini membuat banyak investor merugi, sementara beberapa “pemain” sudah kabur dan mendapatkan keuntungan yang sangat besar akibat manipulasinya.
Untuk mengatasi hal ini, ada baiknya kamu menyaring dan melakukan riset setiap kali ada isu yang berpotensial memengaruhi portofolio kamu. Jauhi mengambil keputusan berdasarkan emosi sesaat, selalu lakukan analisis fundamental sebelumnya.
4. Proyeksi di masa depan
Setelah melihat 3 faktor eksternal penyebab fluktuasi harga saham IHSG, kita perlu melihat juga faktor internalnya—yang tak kalah pentingnya. Salah satunya adalah performa perusahaan, dan proyeksi bisnisnya di masa depan.
Kesehatan keuangan perusahaan terkait erat dengan layak tidaknya sahamnya untuk kita miliki. Pasalnya, pastinya kita mau dong punya saham yang akan meningkat terus nilainya, seiring semakin berkembangkan bisnis perusahaan. Ada beberapa hal yang patut diperhatikan dalam kaitannya dengan kesehatan keuangan perusahaan, di antaranya:
- Rasio utang
- Rasio dividen tunai
- Harga saham yang dibandingkan dengan nilai buku (price to book value)
- Rasio pendapatan dibandingkan jumlah saham
Demikian penjelasan mengenai faktor-faktor penyebab fluktuasi harga saham IHSG yang tak boleh luput dari perhatianmu sebagai investor pasar modal.
Gimana? Semoga mudah dipahami ya, penjelasannya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Jam Bursa Saham di Tahun 2022, Berikut Strategi Terbaik Jual Beli Saham
Sudah mulai masuk ke dunia saham tapi masih bingung, kapan ya waktu jual beli saham terbaik dan menguntungkan? Yap, jam bursa saham ini memang merupakan hal dasar yang wajib diketahui investor dan trader saham. Kamu juga wajib tahu, apalagi buat kamu yang memang belum pernah bertransaksi saham di bursa.
Yes, sebagai investor tentunya kamu harus tahu peraturan dan informasi mendasar yang berlaku dalam dunia saham. Pasalnya, transaksi jual beli saham memang harus berdasarkan waktu yang ditentukan. Mau transaksi saham di luar jam bursa saham yang berlaku? Ya, enggak akan bisa. Semacam kita mau ke teller bank, tapi ke banknya pukul 20.00. Ya, tutup dong. Tapi kan, transaksi saham bisa online? Internet banking kan tetap bisa walaupun sudah malam pun? Ya, sistemnya beda, karena transaksi saham akan berpedoman pada harga pasar real time yang fluktuatif. Selain itu, transaksi dalam bursa juga harus di bawah pengawasan mereka yang berwewenang untuk berbagai kebijakan.
Apa Itu Jam Bursa Saham?
So, jam bursa saham adalah waktu yang ditentukan oleh lembaga pengawas untuk melakukan aktivitas transaksi jual beli saham bagi para investor dan trader, yang mencakup penawaran jual maupun permintaan beli saham. Waktu standarnya sih disesuaikan dengan berpedoman pada waktu Jakarta Automated Trading System (JATS).
Jam bursa saham terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu jam perdagangan pasar reguler, jam perdagangan pasar tunai, dan jam perdagangan negosiasi. FYI, jam bursa saham ini bisa berubah ya, mengikuti situasi dan kondisi yang terjadi saat ini. Contohnya selama masa pandemi COVID-19 dan masa PPKM, ketika jam bursa saham juga berubah, meski hanya dikurangi beberapa menit.
Jam Bursa Saham di Tahun 2022
Dilansir IDX, jam bursa saham di tahun 2022 ini masih mengikuti Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor: Kep-00031/BEI/03-2020 tentang Perubahan Waktu Perdagangan atas Transaksi Bursa. Jam perdagangan ini berlaku setiap Hari Bursa dengan pedoman dari JATS.
Jam Perdagangan Pasar Reguler (Senin-Jumat)
- Sesi 1: Pukul 09.00 – 11.30
- Sesi 2: Pukul 13.30 – 14.49
Jam Perdagangan Pasar Tunai (Senin-Jumat)
- Sesi 1: Pukul 09.00 – 11.30
Jam Perdagangan Pasar Negosiasi (Senin-Jumat)
- Sesi 1: Pukul 09.00 s/d 11.30
- Sesi 2: Pukul 13.30 s/d 15.30
Namun, seperti yang sudah sempat disebutkan di atas, jam bursa saham yang sudah ditetapkan tersebut bisa berubah seiring keputusan dari lembaga-lembaga pengawas, yang menyesuaikan dengan situasi dan kondisi di lapangan. Dikutip dari CNBC, Bursa Efek Indonesia (BEI) memperkirakan akan ada perubahan jam perdagangan yang berubah ke jam normal sebelum pandemi, yaitu hingga pukul 16.00 WIB, jika memang memungkinkan.
Meski saat ini yang berlaku masih hingga pukul 15.00 WIB, namun BEI memastikan akan berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait kemungkinan perubahan jam perdagangan di bursa ini.
So, pantengin saja update-nya di akun media sosial IDX ya.
Terkait Jam Bursa Saham, Kapan Waktu Terbaik Jual Beli Saham?
Lalu, kalau sudah tahu jam bursa saham, pertanyaan selanjutnya akan muncul: apakah ada waktu terbaik untuk beli dan jual saham?
Ada yang bilang, bahwa periode terbaik untuk membeli saham adalah di bulan Mei, Agustus, November, dan Februari. Pasalnya, di bulan-bulan tersebutlah waktunya perusahaan merilis laporan keuangan kuartalan, dan hal itu bisa digunakan untuk pertimbangan kamu dalam pembelian saham.
Selain itu, meski tidak pernah bisa dipastikan, tetapi ada kecenderungan-kecenderungan tertentu yang terjadi dalam pasar saham, terkait waktu terbaik untuk bertransaksi. Ya, terutama sih ini bakalan cukup signifikan kalau kamu seorang trader.
Pagi hari
Pasar masih relatif volatil, yang diakibatkan oleh banyaknya order yang dilakukan oleh trader sehingga banyak pula terjadi penyesuaian harga. Nah, kondisi ini biasanya dimanfaatkan oleh para trader yang ingin memanfaatkan fluktuasi untuk mendapatkan keuntungan kilat.
Siang hari
Jelang istirahat jam bursa saham, fluktuasi harga tidak akan setinggi pagi ataupun sore. Kebanyakan trader memilih wait and see. Meski demikian, ada juga yang memanfaatkannya untuk menjual saham, kalau memang sudah melampaui target harga yang ditetapkan.
Sore hari
Sore biasanya menjadi momen ketika harga saham akan bergerak volatil lagi. Bisa jadi naik, karena para bandar ramai-ramai mengangkat harga saham pilihan mereka. Tetapi bisa juga para bandar ini melakukan aksi marking the close dengan menjual saham secara besar-besaran, setelah dirasa keuntungan sudah cukup. Hal ini sudah pasti akan menyebabkan harga saham jatuh di penghujung jam bursa saham.
Buat investor jangka panjang, apakah waktu-waktu kecenderungan di atas penting untuk dipertimbangkan? Tidak selalu, karena time frame investor jangka panjang adalah lebih dari 5 tahun, bahkan 10 tahun. Mau jual atau beli saham di pagi, siang, atau sore hari, tidak jadi masalah, karena fokusnya adalah tujuan keuangan, kebutuhan dan kemampuan pribadi masing-masing.
Tip Jitu Menentukan Waktu Membeli Saham
Nah, berikut ini beberapa tip dan cara untuk menentukan waktu pembelian saham yang tepat, untuk kamu para investor jangka panjang.
1. Beli Saham di Tiap Kuartal
Pertimbangan pertama untuk membeli saham yaitu setiap kuartal atau 3 bulan sekali, artinya kamu bisa membeli saham 4 kali dalam setahun. Di waktu-waktu tertentu, kamu bisa membeli saham jika ada yang murah dengan fundamental yang baik.
Jangan lupa untuk melakukan riset dan analisis ya, berdasarkan tujuan keuangan, kebutuhan, dan kemampuanmu sendiri.
2. Perusahaan Incaran dalam Kondisi Bagus
Sebelum membeli saham, tentunya kamu telah memastikan dan melakukan analisis fundamental sederhana terkait kondisi perusahaan incaran kamu. Kamu bisa menganalisis dari berbagai berita terkait perusahaan tersebut.
Apakah perusahaan incaran kamu memiliki perkembangan yang sehat atau sebaliknya? Apakah perusahaan tersebut saat ini tengah untung atau justru rugi? Pastikan kamu mempelajari rencana bisnis perusahaan mulai dari ekspansi, akuisisi perusahaan lain, hingga penyusutan dalam bisnis.
3. Beli Saham di Tengah Sentimen Negatif
Akan selalu ada naik dan turun di saham perusahaan. Sebaik apa pun fundamental saham perusahaan tersebut, tetap masih ada kemungkinan kena sentimen negatif yang membuat harganya anjlok ke harga terendah.
Jika kamu pengin memanfaatkan diskon saham seperti ini, boleh saja. Asal pastikan kamu sudah punya semua data dan lakukan analisis mendalam hingga yakin bahwa memang fundamentalnya bagus. Jangan lupa untuk melakukan manajemen risiko lainnya juga ya.
Loh, anjlok kok malah dibeli?
Ingat, hal ini hanya bisa kamu lakukan pada saham yang memang awalnya memiliki reputasi bagus dan prospek yang cerah. Saham yang tiba-tiba anjlok padahal fundamentalnya bagus, umumnya tak perlu menunggu lama untuk harga saham tersebut merangkak naik lagi, karena biasanya “hanya” diterpa oleh isu miring yang bisa jadi sebenarnya tak memengaruhi kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Nah, kesimpulannya jam bursa saham ini memang bisa menentukan waktu-waktu ketika kamu bisa mendapatkan keuntungan, tetapi juga bukan hal yang wajib dijadikan patokan. Apalagi jika kamu memang berinvestasi saham untuk jangka panjang. Akan lebih baik jika kamu fokus pada tujuan keuangan, dan lakukan sesuai rencana.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Apakah Sekarang Waktu yang Tepat untuk Mulai Investasi Saham? 3 Situasi untuk Dipahami
Yes, saham lagi diskon sekarang. Bagi sebagian investor, ini berarti waktu yang sangat ideal untuk meningkatkan portofolio. Namun bagi sebagian yang lain, hal ini bisa jadi waktunya buat mengerem. Lalu bagaimana dengan kamu yang baru mau mulai investasi?
Termasuk yang manakah kamu; mereka yang mau ngegas atau mengerem?
Kita, saat ini, memang sedang menghadapi situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pandemi global yang disebabkan oleh virus corona dan dimulai pada bulan Maret 2020, dalam hitungan minggu, telah mengubah seluruh aktivitas hidup.
Sebagian besar perusahaan “dipaksa” untuk mengubah strategi; karyawan diharuskan bekerja dari rumah kecuali mereka yang memang harus tetap bekerja karena pekerjaannya berkaitan dengan hajat hidup orang banyak. Yah, bisa dibilang, yang tetap bekerja ini termasuk cukup beruntung. Yang lain bahkan terpaksa harus kehilangan pekerjaan.
Luar biasa memang ya.
Guncangan terhadap sistem ekonomi bergitu terasa. Angka pengangguran melonjak ke rekor tertinggi, dan dengan demikian, semakin banyak pula orang yang mengalami masalah keuangan.
Dan pasti sudah pada paham, bahwa situasi di pasar saham itu sedikit banyak merupakan “mirroring” dari kondisi ekonomi negara kita. Nggak hanya ekonomi sih, karena pada dasarnya pasar saham akan selalu bereaksi terhadap semua update yang terjadi dari sektor mana pun. Apalagi kalau ada berita-berita suram dan ketidakpastian yang berkelanjutan. Investor jadi bak naik roller-coaster dan mengakhiri Q1 dengan angka pertumbuhan ekonomi sebesar 2.97% saja.
Jadi, apakah ini waktu yang tepat untuk mulai investasi saham?
Memang kalau melihat grafik harga saham IHSG, kita akan melihat hal-hal yang bisa membuat kita ter-demotivasi. Ditambah dengan berbagai isu dan prediksi perlambatan pertumbuhan ekonomi di segala bidang, plus ketidakpastian kapan semua ini bisa diatasi dengan baik, membuat kamu yang sekarang sedang ancang-ancang untuk mulai investasi jadi galau.
Dengan segala situasi yang terjadi belakangan, para investor pemula pastilah jadi kembali ragu untuk mulai investasi karena ketidakpastian ini. Padahal yang namanya tujuan keuangan tak mungkin ditunda lagi.
Namun, jika kamu adalah seorang investor jangka panjang–dan sudah dapat mengelola emosi dan risiko dengan baik–maka ini bisa jadi waktu yang paling tepat untuk mulai investasi lagi.
Kamu bisa mempertimbangkan, apakah akan terus berkontribusi pada instrumen investasi kamu sekarang, atau bahkan memperbanyak diversifikasi investasimu. Intinya adalah average down.
Apa itu average down?
Average down adalah strategi investasi saham, ketika investor membeli saham yang sama dengan harga rendah, sehingga ketika dirata-rata, harga saham dalam portofolio tidak seanjlok sebelumnya.
Kapan-kapan kita bisa membahas mengenai strategi ini secara khusus.
Tapi, tidak setiap orang memiliki kondisi yang memungkinkan mereka untuk average down dan terus berinvestasi. Tapi bagaimana dengan kamu, para investor pemula yang baru mulai investasi?
Kamu sebaiknya mempertimbangkan niat untuk mulai investasi jika situasi ini terjadi padamu
1. Horizon waktu singkat
Jika dana investasi tersebut akan segera digunakan, maka tidak disarankan untuk menginvestasikannya di instrumen dengan risiko tinggi seperti saham, di situasi yang seperti sekarang ini.
Investasi saham adalah instrumen yang cocok untuk tujuan keuangan jangka panjang, karena dengan demikian kamu “memberikan” waktu yang lebih longgar pada investasimu untuk ikut berfluktuasi sesuai dengan kondisi pasar, tetapi pada akhirnya dapat bertumbuh dengan baik.
Tetapi, untuk tujuan keuangan jangka pendek, pilihlah instrumen investasi dengan risiko yang paling minim. Misalnya deposito. Memang imbalnya tidak sebesar saham, tetapi kita akan lebih butuh “rasa aman” jika ini terkait dengan horizon waktu yang pendek.
Kita tahu tren pasar naik dari waktu ke waktu, tetapi “waktu” adalah kata kunci di sini. Itu bisa berarti 20 hingga 30 tahun ke depan. Jika kamu bakalan membutuhkan danamu ini tahun depan dan tetap kamu investasikan di instrumen agresif, maka akan ada terlalu banyak risiko kehilangan yang harus ditanggung. Saran terbaik adalah carilah “kendaraan” lain yang lebih aman untuk menyelamatkan dana demi tujuan keuangan yang ingin dicapai.
2. Penghasilanmu masih belum stabil
Bahkan jika kamu memiliki uang tunai “dingin”–yaitu uang yang tidak akan kamu gunakan selama bertahun-tahun ke depan, mungkin sekarang juga bukan waktu yang tepat untuk mulai investasi jika kondisimu belum stabil secara penghasilan.
Misalnya, kamu yang saat ini masih dirumahkan. Kantor belum memberikan sinyal, kapan bisa bekerja seperti biasa lagi, seperti sebelumnya.
Akan lebih baik untukmu, jika kamu fokus pada dana daruratmu lebih dulu. Apakah saat ini jumlah dana daruratmu sudah ideal? Bisa dipakai untuk memperpanjang napas sampai kapan? Bisakah kamu bertahan dengan dana darurat itu setidaknya sampai tahun depan dengan zero income?
Ingat, di situasi darurat, cash is king! Jadi, penuhi dulu kebutuhan primermu, kuatkan dana darurat, baru deh mempertimbangkan untuk mulai investasi.
3. Tidak sesuai dengan profil risikomu
Jika kamu adalah investor konservatif yang suka senam jantung melihat pergerakan pasar yang menurun seperti ini, maka sudah pasti, sekarang belum saatnya kamu mulai investasi saham.
Jika kamu belum mempunyai toleransi yang cukup lebar untuk risiko, kamu mungkin enggak akan menyukai apa yang bakalan terjadi pada pasar saham dalam beberapa bulan ke depan. Bahkan masih banyak pihak yang memprediksikan situasi setidaknya akan bertahan hingga 2 tahun ke depan. Nggak ada yang memastikan, bahwa pasar sudah mencapai titik terendah, yang berarti apakah bisa bounce back dengan segera.
Enggak ada yang tahu pasti, apa yang akan terjadi besok. So, yeah, jika kamu belum bisa menoleransi hal-hal seperti ini, sebaiknya kamu cari kondisi nyaman dengan berinvestasi di instrumen yang tidak se-volatile pasar saham.
Nah, terus gimana dong? Pusing kan? Padahal investasi dibutuhkan untuk kita bisa mencapai tujuan finansial. Jadi mesti gimana dong?
Gabung sajalah yuk, di kelas-kelas finansial online QM Financial, dan pilih sesuai kebutuhanmu! Banyak yang bisa kamu pelajari dan akhirnya bisa membantumu memutuskan apa yang terjadi dengan rencana keuanganmu di masa tidak pasti ini. Segera daftar ya! Tempat terbatas loh!
Stay tuned juga di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Review Dana Pendidikan Anak di Tengah Pandemi COVID-19
Curhatan para orang tua semakin sering terdengar akhir-akhir ini. Sudah susah payah membangun dana pendidikan anak dalam instrumen investasi berimbal tinggi (yang pastinya juga berisiko tinggi) tapi harus menghadapi kenyataan pahit, lantaran hasil investasinya kurang menggembirakan.
Enggak heran sih, karena pasar saham kan terkena imbas pandemi COVID-19 sehingga nilai-nilai saham pun anjlok drastis. Duh, pengin nangys.
Terus, gimana dong? Enggak mungkin kan, kita menunda pendidikan anak ‘hanya’ karena investasinya belum mencapai target? Masa iya, anak ditunda masuk sekolah ke tahun depan, atau malah 5 tahun lagi? Enggak mungkin banget kan ya?
So, inilah saatnya kita melakukan review terhadap dana pendidikan anak; apakah masih mungkin diteruskan, atau harus diambil langkah solutif agar target tetap tercapai? Yuk, kita bahas.
5 Langkah Review Dana Pendidikan Anak
1. Ricek kebutuhan
Langkah pertama adalah review kembali kebutuhan kita. Sebenarnya, apa sih yang kita butuhkan untuk memberikan pendidikan terbaik untuk anak-anak kita?
Sebenarnya, siapa sih yang membutuhkan pendidikan? Anak-anak kita, tentunya. Namun, untuk usia sedini mereka, mereka pastinya masih kesulitan untuk menentukan kebutuhannya sendiri. Karena itu, orang tua, sebagai pihak terdekat, membantu mereka untuk mengenali kebutuhan tersebut. Jadi, bertolaklah dari kebutuhan anak-anak, bukan kebutuhan orang tua ya.
Dari sini, kita lantas bisa mengidentifikasi, mana yang dibutuhkan oleh anak, sehingga pendidikan akan lebih efektif untuk mereka. Ini bukan soal apa yang menjadi keinginan orang tua. Orang tua bertugas untuk membantu anak mengenali diri sendiri, mendampingi, dan memfasilitasi.
Dari titik inilah, kita lantas bisa memutuskan, pendidikan seperti apa yang dibutuhkan oleh anak, sesuai minat dan karakter mereka.
2. Cek posisi sekarang
Selanjutnya, yuk, lakukan cek kondisi keuangan kita.
Dana pendidikan anak yang sudah kita buat tersebar di instrumen apa saja? Kalau terkena imbas dari anjloknya pasar modal dan kondisi ekonomi, seberapa besarkah kerugiannya? Lalu, hitung berapa kekurangan yang harus ditutup untuk mencapai target dana pendidikan anak, dengan kondisi yang sekarang? Masih punya waktu berapa lama untuk menutup kekurangan ini?
Lakukan check up dana pendidikan anak secara menyeluruh, termasuk memperhitungkan dengan kondisi penghasilan kita yang sekarang.
Iya, kemungkinan bikin hati keder ya, kekurangannya. Tapi, percaya deh, tahu secara pasti akan lebih membuat hati tenang, karena kita lantas bisa berpikir mencari solusinya, ketimbang enggak tahu sama sekali kondisinya. Betul?
Kalau misalnya, posisi investasi dana pendidikan anak sekarang sangat tidak menguntungkan, coba cek dana darurat dan aset lancar yang lain. Pertimbangkan dengan saksama, jika misalnya cut loss investasi saham–katakanlah selama ini berinvestasi di saham–dan kemudian ditambah dengan dana darurat dan aset lancar lainnya, apakah bisa dipergunakan untuk menutup kekurangannya?
Cek juga alternatif-alternatif solusi yang lain.
3. Ubah target
Dengan mengetahui kebutuhan dan juga posisi investasi untuk dana pendidikan anak secara pasti, kita lantas bisa kembali mereview target.
Jika memang memungkinkan dan juga mengingat akan kemampuan, barangkali kita bisa mengubah target sekolah untuk anak-anak.
Misalnya, yang tadinya pengin banget menyekolahkan anak di sekolah berstandar internasional, mungkin bisa dipertimbangkan ulang. Apa sih yang dicari di sekolah berstandar internasional itu? Mungkin enggak fasilitas yang sama bisa diperoleh di sekolah lain yang lebih terjangkau biayanya?
Atau, mungkin kita bisa mencari alternatif sekolah dengan biaya terjangkau, dan kemudian mencari tambahan? Misalnya, sekolah A diincar, karena ada ekstrakurikuler bahasa Mandarin yang terkenal bagusnya. Mungkinkah kita mencarikan kursus bahasa Mandarin khusus anak-anak di luar, agar bisa “mengurangi” biaya sekolahnya? Dengan mencari kursus di luar, kita juga bisa memiliki fleksibilitas lo, kalau misalnya si kecil ternyata enggak terlalu berminat terhadap kursusnya. Kita bisa saja berhenti dan mencari alternatif lain lagi.
Ingat, anak-anak kadang masih suka berubah-ubah minat. Akan lebih baik, jika ia tidak dipaksa mengikuti pendidikan–baik formal maupun informal–jika memang ia kurang berminat.
Balik lagi kan, ke poin pertama? Kebutuhan si kecil apa? Bedakan kebutuhannya dengan keinginan kita sebagai orang tua.
4. Sesuaikan instrumen dan diversifikasi
Jika investasimu masih punya jangka waktu yang cukup, misalnya 5 tahun lagi, dana pendidikan anak ini baru dibutuhkan, maka no worries, kamu masih tetap bisa melanjutkannya. Tetap optimislah bahwa kondisi akan membaik sesegera mungkin.
Sementara itu lakukan review lagi. Pertimbangkan, apakah instrumennya memang sudah sesuai? Perlukah dipindahkan ke instrumen lain yang enggak terlalu volatile alias lebih aman? Perlu didiversifikasi ke instrumen lainkah? Atau sektor lain?
5. Fokus pada esensi pendidikan anak
Langkah terakhir ini semacam penegasan kembali dari poin ketiga di atas. Jangan memutuskan hanya karena gengsi atau sekadar status sosial. Kita dan anak-anaklah yang akan menjalani kehidupan ke depannya kan? Orang lain bahkan tak akan ikut mendonasikan dana untuk pendidikan anak kita loh!
Kebutuhan kita berbeda, prioritas hidup pun berbeda, dan setiap orang memiliki linimasa yang berbeda. Satu sama lain enggak bisa dibandingkan karena masing-masing punya perjuangan sendiri-sendiri.
So, akan lebih baik kalau kita belajar mengelola keuangan kita sendiri dan keluarga deh. Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi, agar tujuan keuanganmu bisa tercapai, termasuk dalam menyiapkan dana pendidikan anak. Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Seputar Pasar Modal: 5 Pertanyaan Paling Sering Diajukan
Tahukah kamu, bahwa setiap tanggal 3 Juni, kita memperingati Hari Pasar Modal Indonesia?
Sejarahnya, pada tanggal 3 Juni 1952, Bursa Efek Jakarta–atau yang sekarang dikenal dengan nama Bursa Efek Indonesia–dibuka kembali di era pemerintahan Ir. Sukarno, pasca kemerdekaan Indonesia. So, enggak terasa, genap 68 tahun Bursa Efek Indonesia berdiri.
Well, kita enggak akan bahas sejarah Bursa Efek Indonesia sebagai satu-satunya pasar modal di Indonesia sih di artikel ini. Alih-alih, kita akan membahas beberapa pertanyaan yang paling sering diajukan seputar pasar modal, terutama oleh kamu yang masih cukup asing dengan topik ini tapi tertarik dan pengin belajar lebih jauh.
Siapa tahu, setelah kenal dengan beberapa hal yang dasar banget berikut ini, next kamu lantas ingin ikut berpartisipasi investasi di pasar modal Indonesia–ikut menyumbang untuk perekonomian Indonesia. Ya kan?
So, mulai saja yuk!
5 Pertanyaan yang Paling Sering Diajukan Seputar Pasar Modal
1. Apa itu pasar modal?
Pasar modal adalah tempat terjadinya transaksi atau jual beli instrumen keuangan antara para penerbit surat berharga dengan para investor. Sering juga disebut dengan pasar saham, ataupun bursa efek.
Pasar ini memberi alternatif investasi lain pada para investor selain cara menabung dan investasi lainnya melalui perbankan; seperti tabungan, deposito, giro, dan lain sebagainya.
Kegiatan transaksi di pasar ini sebenarnya sudah berlangsung sejak abad ke-19 lo, tepatnya di tahun 1892. Dan yes, kamu pasti sudah bisa menebak, bahwa pasar modal pertama di Indonesia dijalankan oleh pemerintah kolonial Belanda. Hanya saja, waktu itu pencatatan transaksinya belum selengkap dan secanggih (tentu saja!) sekarang.
Sekarang, di Indonesia, hanya ada satu bursa efek sebagai transaksi antara penerbit surat berharga dan investor ini, yaitu Bursa Efek Indonesia.
2. Siapa pelaku pasar modal di Indonesia?
Ada beberapa pihak yang saling berinteraksi dalam aktivitas di pasar saham ini, yaitu:
- Menteri keuangan, sebagai regulator segala aktivitas yang terjadi di pasar modal.
- Badan pengawas pasar modal, dalam hal ini OJK
- Si bursa efek itu sendiri, sebagai fasilitator dan pengontrol aktivitas perdagangan
- Investor, yaitu pihak yang menanamkan modalnya dengan membeli berbagai bentuk surat berharga yang diperdagangkan.
- Emiten, yaitu pihak yang memperjualbelikan surat berharga atau melakukan emisi di bursa saham.
- Lembaga penunjang, yang terdiri atas kustodian, biro administrasi efek, dan wali amanat.
- Lembaga kliring dan penjaminan, yaitu KPEI atau Kliring Penjaminan Efek Indonesia.
- Lembaga penyimpanan dan penyelesaian, yaitu KSEI atau Kustodian Sentral Efek Indonesia.
- Perusahaan efek, yang terdiri atas penjamin (underwriter), broker, dan para manajer investasi.
- Profesi lain, seperti akuntan, pengacara, notaris, dan sebagainya.
Wah, banyak ya? Iya, karena pasar modal sendiri mewadahi aktivitas yang sangat besar dan penting artinya bagi negara.
3. Instrumen investasi apa saja yang bisa kita beli di pasar modal?
Setidaknya ada 4 instrumen investasi yang umum diperjualbelikan di bursa efek, yaitu:
- Saham. Nah, instrumen yang satu ini pasti enggak asing ya? Di web QM Financial ini juga sudah beberapa kali dibahas beberapa hal mendasar mengenai saham. Bisa dilihat lagi: 13 Istilah Investasi Saham Paling Dasar yang Harus Dipahami Lebih Dahulu dan 5 Hal Tentang Investasi Saham yang Harus Diketahui oleh Pemula. Lanjutkan dengan artikel-artikel lain yang setopik, agar kenal lebih jauh tentang saham.
- Obligasi, boleh baca lagi juga: 4 Hal Tentang Investasi Obligasi yang Harus Investor Pemula Ketahui.
- Reksa dana, yang ada 4 jenis yaitu Reksa Dana Pasar Uang, Reksa Dana Pendapatan Tetap, Reksa Dana Saham, dan Reksa Dana Campuran.
- Derivatif, yaitu surat berharga turunan dari saham dan obligasi.
Nah, mana nih yang kamu sudah punya? Saham, obligasi, reksa dana, atau keempatnya sudah punya semua?
4. Apa saja risiko berinvestasi di pasar modal?
Nah, ini yang harus dipahami betul sebelum kamu benar-benar berpartisipasi di perdagangan efek. Kamu pasti sudah tahu kan, bahwa setiap bentuk investasi selalu memiliki risiko, baik tinggi maupun rendah. Untuk berinvestasi di pasar modal, risikonya cukup besar apalagi jika kamu langsung terjun di dalamnya, tanpa melalui manajer investasi yang biasanya sudah sarat dengan pengalaman.
Apa saja risikonya?
- Risiko capital loss, yaitu kerugian yang harus kita tanggung akibat adanya selisih harga jual saham yang lebih rendah daripada harga belinya.
- Risiko likuidasi, yaitu risiko yang terjadi jika emiten yang sahamnya kita miliki dinyatakan pailit dan dilikuidasi. Investor akan menjadi prioritas terakhir untuk dikembalikan dananya.
Sekali lagi, risiko ini harus benar-benar dipahami sebelum mulai berinvestasi, agar kita kemudian bisa mengelolanya dengan baik juga ya. Rata-rata investor yang gagal disebabkan oleh kurang baiknya mengelola emosi ketika terjadi fluktuasi pasar. Padahal pergerakan harga yang sangat cepat adalah hal yang wajar terhadi di pasar modal.
5. Bagaimana cara investasi di pasar modal?
Mudah kok. Kamu hanya tinggal menemukan perusahaan sekuritas yang menurutmu paling cocok. Bagaimana cara menemukannya? Pastinya kamu harus melakukan riset dan bisa melihat dari track record-nya. Apakah pernah terlibat masalah yang cukup serius?
Zaman sekarang, banyak perusahaan sekuritas yang memiliki aplikasi yang dengan mudah diunduh di smartphone. Selanjutnya, kamu tinggal daftar, ikuti prosedurnya, dan enggak lama kemudian kamu pun bisa mulai bertransaksi langsung untuk membeli ataupun menjual saham.
Mau belajar lebih jauh soal investasi saham?
Yuk, cek jadwal kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu. Kamu juga bisa stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Nah, itulah beberapa hal seputar pasar modal yang harus kamu pahami sebelum mulai berinvestasi di dalamnya. Enggak terlalu rumit kan?