6+ Investasi Terbaik untuk Meningkatkan Uang Pensiun
Uang pensiun adalah salah satu hal yang sangat penting untuk dipersiapkan sejak dini. Tahu kan, kalau menabung saja sering kali tidak cukup, karena inflasi dan biaya hidup yang terus meningkat.
Oleh karena itu, investasi menjadi salah satu cara yang efektif untuk memastikan masa pensiun yang nyaman dan aman. Banyak pilihan investasi yang bisa dipertimbangkan, masing-masing dengan kelebihan dan risikonya.
Table of Contents
Investasi untuk Meningkatkan Uang Pensiun
Uang pensiun yang dikelola dengan baik dapat memberikan kebebasan finansial di masa tua. Salah satu jalan untuk bisa meningkatkan uang pensiun adalah dengan berinvestasi.
Investasi yang tepat bisa memberikan imbal hasil yang signifikan sehingga kebutuhan hidup sehari-hari terpenuhi tanpa khawatir. Mulai dari reksa dana, saham, obligasi, hingga properti, semuanya menawarkan potensi untuk meningkatkan nilai uang pensiun. Pemahaman yang baik tentang berbagai instrumen investasi ini sangat penting untuk membuat keputusan yang tepat.
Investasi terbaik untuk meningkatkan uang pensiun tergantung pada berbagai faktor seperti usia, toleransi risiko, dan tujuan keuangan. Berikut adalah beberapa opsi investasi yang bisa dipertimbangkan untuk meningkatkan uang pensiun.
1. Reksa Dana
Reksa dana menawarkan diversifikasi dan dikelola oleh profesional. Diversifikasi berarti investasi tersebar ke berbagai jenis aset, sehingga risiko bisa lebih tersebar dan tidak terfokus pada satu jenis aset saja.
Pengelolaan oleh profesional memberikan keuntungan karena keputusan investasi dilakukan oleh manajer investasi yang berpengalaman dan memiliki pengetahuan lebih dalam tentang pasar.
Ada berbagai jenis reksa dana yang bisa dipilih untuk meningkatkan uang pensiun. Ada reksa dana saham, pendapatan tetap, dan campuran.
Baca juga: 4 Contoh Aset Finansial yang Cocok untuk Rencana Pensiun
2. Saham
Investasi saham dapat memberikan potensi pengembalian uang pensiun yang tinggi, tetapi juga memiliki risiko yang lebih tinggi. Saham mewakili kepemilikan di perusahaan, dan nilai saham dapat naik atau turun tergantung pada kinerja perusahaan tersebut serta kondisi pasar secara keseluruhan. Karena fluktuasi harga saham yang signifikan, penting untuk memiliki pemahaman yang baik tentang perusahaan tempat berinvestasi.
Pilih saham dari perusahaan yang stabil dan memiliki prospek pertumbuhan yang baik. Perusahaan yang stabil biasanya memiliki sejarah kinerja yang solid, manajemen yang baik, dan model bisnis yang kuat.
Prospek pertumbuhan yang baik berarti perusahaan tersebut memiliki potensi untuk berkembang lebih lanjut di masa depan, misalnya melalui ekspansi pasar, inovasi produk, atau peningkatan efisiensi operasional. Melakukan riset yang saksama dan mempertimbangkan laporan keuangan, berita industri, dan analisis pasar dapat membantu dalam memilih saham yang tepat untuk portofolio investasi.
3. Obligasi
Obligasi menawarkan pendapatan tetap dan lebih stabil dibandingkan saham, cocok untuk pengembangan uang pensiun.
Obligasi adalah instrumen utang. Prinsip kerjanya adalah investor meminjamkan uang kepada penerbit obligasi (pemerintah atau perusahaan) dengan imbalan pembayaran bunga secara berkala serta pengembalian pokok pada saat jatuh tempo.
Stabilitas obligasi berasal dari pendapatan bunga yang tetap, yang biasanya dibayarkan setiap bulan atau sesuai ketentuan. Juga dari kepastian pengembalian pokok investasi pada akhir periode obligasi.
Obligasi pemerintah relatif lebih aman dibandingkan obligasi korporasi. Pemerintah memiliki kemampuan yang lebih besar untuk membayar kembali utangnya karena bisa mengumpulkan dana melalui pajak atau menerbitkan uang. Karena itu, risiko gagal bayar obligasi pemerintah cenderung lebih rendah, terutama untuk negara dengan ekonomi yang stabil.
Di sisi lain, obligasi korporasi, meskipun sering menawarkan tingkat bunga yang lebih tinggi, datang dengan risiko yang lebih besar karena tergantung pada kesehatan finansial perusahaan penerbit. Perusahaan dapat menghadapi kesulitan keuangan yang bisa menyebabkan gagal bayar, sehingga investasi di obligasi korporasi memerlukan analisis kredit yang cermat.
4. Properti
Investasi properti, seperti membeli rumah untuk disewakan, dapat memberikan penghasilan pasif yang dibutuhkan sebagai uang pensiun, dan apresiasi nilai properti dari waktu ke waktu. Penghasilan pasif dihasilkan dari uang sewa yang diterima setiap bulan, yang dapat digunakan untuk menutupi biaya perawatan, pajak, sampai memberikan aliran pendapatan tambahan.
Apresiasi nilai properti terjadi ketika nilai properti meningkat seiring waktu. Faktor-faktor seperti lokasi, perkembangan infrastruktur, pertumbuhan ekonomi, dan permintaan perumahan dapat berkontribusi pada peningkatan nilai properti.
5. ETF (Exchange Traded Fund)
ETF mirip dengan reksa dana tetapi diperdagangkan seperti saham. ETF (Exchange Traded Fund) adalah kumpulan aset yang bisa berupa saham, obligasi, atau komoditas, yang dikelola untuk mencapai tujuan investasi tertentu.
Seperti saham, ETF diperdagangkan di bursa efek, yang memungkinkan investor untuk membeli dan menjualnya sepanjang hari perdagangan. Harganya tentu berfluktuasi berdasarkan permintaan dan penawaran di pasar.
ETF menawarkan diversifikasi dengan biaya yang lebih rendah, cocok untuk peningkatan uang pensiun. Diversifikasi dalam ETF berarti investor memiliki akses ke berbagai aset dalam satu produk investasi, mengurangi risiko yang terkait dengan kinerja aset secara individu.
Biaya yang lebih rendah dibandingkan reksa dana konvensional berasal dari struktur manajemen pasif ETF. ETF umumnya mengikuti indeks tertentu (seperti indeks LQ45) tanpa memerlukan manajemen aktif yang intensif. Artinya, biaya operasional dan manajemen ETF cenderung lebih rendah, sehingga lebih efisien bagi investor yang ingin mendapatkan diversifikasi luas dengan biaya minimal.
Baca juga: Fungsi Dana Pensiun: Mengapa Masa Depan Finansial Kita Bergantung Padanya?
6. Investasi Alternatif
Investasi alternatif mencakup berbagai jenis investasi di luar aset tradisional seperti saham, obligasi, dan properti. Contohnya apa saja? Berikut beberapa di antaranya:
- Peer-to-peer lending adalah platform yang mempertemukan peminjam dengan pemberi pinjaman secara langsung, tanpa melalui lembaga keuangan tradisional seperti bank. Investor dalam peer-to-peer lending dapat mendapatkan pengembalian yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk keuangan tradisional, tetapi juga menghadapi risiko gagal bayar yang relatif besar juga dari peminjam. Diversifikasi portofolio pinjaman dan memilih platform yang memiliki reputasi baik dapat membantu mengurangi risiko ini.
- Crowdfunding adalah metode mengumpulkan dana dari sejumlah besar orang, biasanya melalui platform online, untuk mendanai proyek atau usaha bisnis. Investor dapat memilih berbagai proyek atau perusahaan yang ingin mereka dukung, imbalannya bisa berupa ekuitas atau hadiah lain. Crowdfunding memberikan kesempatan untuk berinvestasi dalam ide-ide inovatif dan mendukung usaha kecil, tetapi juga memiliki risiko tinggi karena banyak proyek yang tidak berhasil atau gagal mencapai target.
- Investasi dalam startup melibatkan pemberian modal kepada perusahaan baru yang berada di tahap awal pengembangan. Startup memiliki potensi pertumbuhan yang besar, tetapi juga memiliki risiko kegagalan yang tinggi. Investor dalam startup biasanya mencari peluang untuk mendapatkan keuntungan besar jika perusahaan tersebut berhasil berkembang dan menjadi sukses. Memang butuh analisis yang dalam terhadap model bisnis, tim manajemen, dan potensi pasar dari startup yang dipilih.
Penting untuk menyesuaikan portofolio investasi dengan profil risiko dan tujuan keuanganmu. Yuk, belajar mengenai uang pensiun lebih jauh, agar kamu bisa menjamin masa depanmu sendiri, tanpa bergantung pada orang lain.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
4 Contoh Aset Finansial yang Cocok untuk Rencana Pensiun
Mengenali beragam contoh aset finansial sebagai langkah awal dalam merencanakan masa depan finansial sangat penting. Memilih untuk berinvestasi sebagai bagian dari rencana pensiun menjadi strategi jitu dalam memastikan keamanan finansial setelah masa kerja berakhir.
Investasi ini enggak cuma tentang menyisihkan uang, melainkan juga mencari keuntungan tambahan yang dapat menunjang hidup ketika pendapatan reguler sudah enggak ada lagi.
Table of Contents
Pentingnya Tahu Contoh Aset Finansial yang Tepat
Memilih aset yang tepat untuk investasi dana pensiun itu sangatlah penting. Aset-aset ini harus memiliki nilai yang cenderung meningkat seiring waktu, sehingga dapat memberikan keuntungan yang signifikan di masa mendatang.
So, pengelolaan dana pensiun itu memang enggak hanya sekadar menabung, tetapi juga menginvestasikan uang tersebut pada aset-aset yang dapat tumbuh nilai investasinya.
Pentingnya merencanakan dana pensiun melalui investasi enggak bisa diremehkan. Dengan persiapan yang matang, kehidupan finansial di hari tua bisa lebih aman dan nyaman.
Oleh karena itu, memahami cara berinvestasi, mengenali berbagai contoh aset finansial, dan bisa memilih yang tepat menjadi langkah fundamental dalam membangun fondasi keuangan yang kuat untuk masa pensiun.
Dengan strategi yang tepat, masa depan finansial bisa lebih terjamin.
4 Contoh Aset Finansial yang Bisa Dipertimbangkan Masuk dalam Rencana Pensiun
Memulai investasi sejak dini adalah langkah bijak untuk memastikan masa pensiun yang tenang dan nyaman. Ada berbagai contoh aset finansial yang cocok menjadi investasi dana pensiun yang bisa menjadi pilihan, masing-masing dengan kelebihan dan risikonya sendiri.
1. Saham
Contoh aset finansial yang sering menjadi topik pembicaraan kalau membahas rencana pensiun adalah saham. Aset ini dikenal dengan pergerakan nilai yang dinamis, bisa naik atau turun dengan cepat.
Ketika nilai saham dapat meningkat, potensi keuntungan untuk investor juga besar. Namun juga sebaliknya, penurunan nilai yang tajam bisa berakibat pada kerugian serius, bahkan risiko kebangkrutan.
Saham termasuk dalam kategori aset berisiko tinggi. Pengelolaan yang cermat dan strategis sangat diperlukan untuk meminimalkan risiko kerugian. Dengan karakteristiknya ini, pelaku investasi harus memahami pasar dan membuat keputusan berdasarkan analisis yang tepat.
Untuk rencana pensiun, saham bisa diandalkan dari dividennya. Jadi, perhitungkan dengan cermat, seberapa banyak kamu harus menyimpan aset ini agar nantinya dividen bisa kamu gunakan untuk menyambung hidup setelah enggak produktif lagi.
2. Reksa Dana
Contoh aset finansial untuk masa pensiun dengan risiko yang relatif rendah yang bisa banget dipertimbangkan adalah reksa dana. Aset ini menarik bagi mereka yang mencari cara untuk memenuhi kebutuhan finansial di hari tua tanpa harus menghadapi fluktuasi pasar yang ekstrem.
Reksa dana dikelola oleh manajer investasi profesional. Tugas mereka adalah mengelola dana investor untuk mencapai pertumbuhan modal yang optimal dengan risiko yang dikelola dengan baik.
Keuntungan dari reksa dana terletak pada stabilitas sistem bunganya. Hal inilah yang membuat reksa dana menjadi pilihan yang menarik bagi yang mencari pengembalian investasi yang solid dalam jangka panjang, termasuk rencana pensiun.
Penting untuk memahami bahwa nilai reksa dana terpengaruh oleh pergerakan harga efek di pasar. Efek ini termasuk saham, obligasi, dan surat berharga lainnya.
Jadi, meskipun reksa dana dianggap sebagai investasi berisiko rendah, perubahan nilai efek di pasar tetap dapat memengaruhi nilai investasi reksa dana. Oleh karena itu, meskipun risikonya lebih rendah dibandingkan dengan investasi langsung pada saham atau obligasi, masih ada kebutuhan untuk memonitor kinerja investasi secara berkala untuk memastikan bahwa tujuan keuangan tetap tercapai.
3. Obligasi
Contoh aset finansial lainnya yang sering dipilih untuk investasi dana pensiun adalah obligasi. Investasi ini menawarkan keuntungan jangka panjang yang stabil.
Keuntungan dari obligasi, atau yang sering disebut return, diatur sesuai dengan kesepakatan di awal pembelian. Ini diberikan dalam bentuk kupon, yaitu bunga yang berasal dari penerbit obligasi, yang bisa berupa lembaga pemerintah atau entitas swasta.
Meskipun obligasi dianggap sebagai pilihan investasi yang stabil, risiko tetap ada. Risiko tersebut terkait dengan kondisi finansial dari penerbit obligasi.
Jika penerbit menghadapi masalah keuangan atau bahkan kebangkrutan, dana investasi beserta keuntungannya bisa jadi tidak dapat dikembalikan. Oleh karena itu, memilih penerbit obligasi dengan kondisi finansial yang kuat sangat penting untuk mengurangi risiko kerugian.
Salah satu yang bisa dipertimbangkan adalah Surat Berharga Negara. Ada seri ORI, Sukuk Ritel, dan sebagainya. Masing-masing memiliki karakteristik dan keuntungannya sendiri-sendiri. Tinggal investor saja yang kudu jeli dalam menentukan aset mana yang hendak dimanfaatkan.
Yang perlu diingat, obligasi ada jatuh temponya. Ketika jatuh tempo tiba, maka uang pokok akan dikembalikan secara utuh. Selanjutnya, kita harus memikirkan obligasi mana lagi yang bisa dibeli untuk menyambung investasi selanjutnya. So, ini bukan skema yang sekali beli doang. Kamu harus terus memantau dan mengikuti perkembangan.
4. Properti
Contoh aset finansial yang keempat ini bisa dibilang merupakan primadona bagi kebanyakan orang yang membuat rencana pensiun. Yes, investasi properti.
Aset ini umumnya berbentuk rumah atau bangunan yang dimanfaatkan untuk disewakan. Dengan cara ini, properti berperan sebagai sumber penghasilan pasif yang tidak memerlukan kehadiran fisik untuk mengelolanya secara langsung.
Nilai properti cenderung stabil dan menunjukkan tren peningkatan setiap tahun, memberikan keuntungan signifikan atas investasi yang dilakukan.
Namun, investasi properti memerlukan komitmen modal awal yang besar. Enggak hanya biaya pembelian, tetapi juga biaya perawatan yang harus diperhitungkan.
Terutama, keberhasilan investasi properti sangat tergantung pada lokasi. Properti di lokasi strategis lebih cenderung memberikan return yang tinggi. Sebaliknya, properti di lokasi kurang strategis berisiko mengalami kerugian. Oleh karena itu, pemilihan lokasi menjadi kunci utama dalam investasi properti untuk memaksimalkan potensi keuntungan.
Contoh aset finansial yang telah dibahas menawarkan berbagai pilihan untuk investasi dana pensiun. Setiap jenis investasi memiliki karakteristik uniknya. Memilih yang paling tepat akan menjadi kunci suksesnya pensiun kita kelak.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Aset Finansial: Pengertian, Contoh, dan Perbedaannya dengan Aset Riil yang Perlu Diketahui
Pasti kamu sudah pernah mendengar istilah aset finansial, ya kan? Memang, di zaman sekarang, dari saham di perusahaan teknologi hingga obligasi pemerintah, contoh aset finansial begitu beragam dan memiliki peran krusial dalam ekonomi modern.
Aset ini, dengan sifatnya yang tidak berwujud, sering kali menjadi kontras dengan aset riil seperti properti dan barang-barang fisik. Meskipun keduanya merupakan bagian integral dari kekayaan seseorang atau entitas, ada perbedaan mendasar yang membedakan keduanya.
Nah, di artikel kali ini, kita akan mendalami pengertian, jenis dan contoh aset finansial, serta bagaimana aset jenis ini berbeda dengan aset riil yang mungkin lebih familier di kehidupan sehari-hari kita.
Pengertian Aset Finansial
Aset finansial merujuk pada aset yang mewakili klaim atas aliran kas atau pendapatan di masa depan dari suatu entitas, seperti piutang, investasi saham, obligasi, dan instrumen-instrumen keuangan lainnya.
Secara umum, aset finansial dapat didefinisikan berdasarkan beberapa karakteristik berikut:
- Tidak Berwujud: Berbeda dengan aset riil seperti tanah, bangunan, atau mesin, aset finansial tidak memiliki bentuk fisik.
- Dibentuk Berdasarkan Perjanjian: Aset finansial biasanya tercipta berdasarkan suatu kontrak atau perjanjian yang menentukan hak dan kewajiban pihak-pihak yang terlibat.
- Potensi Aliran Kas: Aset finansial memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima aliran kas di masa depan. Misalnya, jika Anda memegang obligasi, Anda berhak menerima pembayaran bunga dan pengembalian pokok pada tanggal jatuh tempo.
- Dapat Diperdagangkan: Banyak aset finansial yang dapat diperdagangkan di pasar keuangan, seperti saham dan obligasi. Namun, ada juga aset finansial yang tidak diperdagangkan secara aktif di pasar terbuka.
- Penilaian: Nilai dari aset finansial seringkali ditentukan berdasarkan ekspektasi aliran kas masa depan dan tingkat diskonto yang sesuai.
Jenis dan Contoh Aset Finansial
Dalam era globalisasi dan kemajuan teknologi, pemahaman tentang keuangan menjadi semakin penting. Salah satu konsep dasar yang sering ditemui tetapi mungkin belum sepenuhnya dimengerti oleh banyak orang adalah aset finansial.
Aset finansial memiliki berbagai jenis berdasarkan karakteristik dan fungsi masing-masing. Berikut beberapa jenis dan contoh aset finansial yang sering kita temui—atau bahkan sudah kita manfaatkan keuntungannya.
1. Uang Tunai dan Setara Kas
Aset finansial berupa uang tunai dan setara kas ini bisa dibilang adalah aset yang paling likuid yang dapat digunakan langsung untuk transaksi ataupun pembayaran.
Contoh aset finansial uang tunai atau setara kas ini misalnya uang dalam bentuk uang fisik, saldo rekening bank, ataupun deposito berjangka pendek.
2. Piutang
Piutang adalah aset yang berupa klaim atas pihak lain sebagai hasil penjualan barang atau jasa dengan pembayaran yang tertunda, yang penerimaannya sudah dijadwalkan kemudian.
Contoh aset finansial berupa piutang ini misalnya piutang usaha. Atau, bisa juga piutangmu kepada teman yang kalau ditagih lebih galakan dia daripada kamu.
3. Surat Utang
Surat utang adalah aset finansial yang mewakili pinjaman yang harus dibayar kembali dengan bunga atau kupon, sesuai dengan kesepakatan saat surat utang tersebut diterbitkan.
Contoh aset finansial surat utang ini misalnya surat utang korporasi, atau juga obligasi negara seperti ORI, SBR, Sukuk, dan sejenisnya.
4. Ekuitas (saham)
Instrumen ini adalah instrumen yang mewakili kepemilikan dalam sebuah perusahaan atau entitas. Pemilik saham umumnya berhak atas dividen yang dibagikan sesuai kebijakan, dan juga memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham.
Contoh aset finansial ini misalnya adalah saham biasa—yang bisa kamu beli melalui sekuritas yang menjadi anggota bursa—dan saham preferen.
5. Reksa Dana
Reksa dana adalah kumpulan dana yang dikumpulkan dari banyak investor, yang kemudian dikelola oleh manajer investasi dan diinvestasikan dalam portofolio aset finansial. Dalam hal ini, bisa berupa saham, obligasi, atau jenis-jenis aset lain yang ada di pasar uang maupun pasar modal.
Contoh aset finansial reksa dana misalnya reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana campuran, dan jenis lainnya.
6. Instrumen Derivatif
Aset finansial ini merupakan instrumen yang nilainya bergantung pada harga dari aset acuan atau aset lainnya. Biasanya instrumen ini digunakan sebagai lindung nilai, spekulaso, ataupun leverage.
Contoh aset finansial derivatif misalnya adalah opsi, futures, dan sejenisnya.
7. Kontrak Asuransi dan Dana Pensiun
Instrumen ini gampangnya adalah kontrak dengan satu pihak yang berjanji untuk memberikan pembayaran dengan jumlah tertentu, dengan kesepakatan tertentu, berdasarkan suatu kejadian yang tidak pasti. Misalnya seperti ada kecelakaan, pensiun, atau bahkan kematian.
Contohnya adalah polis asuransi jiwa, atau keanggotaan program dana pensiun, dan sejenisnya.
8. Deposito dan Tabungan
Deposito dan tabungan ini kadang ya dimasukkan ke dalam kategori setara kas sih, karena cukup likuid, apalagi jika dibandingkan aset lainnya. Deposito dan tabungan adalah dana yang disimpan di institusi keuangan, yang memberikan bunga sebagai imbalan penyimpanannya.
Contohnya seperti deposito berjangka ataupun sertifikat deposito.
Perbedaan dengan Aset Riil
Lalu, di atas juga disinggung aset riil. Apa bedanya aset finansial dan aset riil?
Aset finansial dan aset riil adalah dua kategori utama aset yang dimiliki oleh individu, perusahaan, atau entitas lain. Masing-masing memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda. Berikut perbedaan utama antara aset finansial dan aset riil.
1. Secara Definisi
- Aset Finansial: Aset yang mewakili klaim atas aliran kas atau pendapatan di masa depan. Ini termasuk instrumen keuangan seperti saham, obligasi, dan piutang.
- Aset Riil: Aset yang memiliki bentuk fisik dan nilai intrinsik. Ini termasuk barang-barang seperti tanah, bangunan, mesin, dan komoditas.
2. Tangibility
- Aset Finansial: Tidak berwujud. Misalnya, saham dalam perusahaan hanya merupakan klaim atas kekayaan perusahaan dan tidak memiliki bentuk fisik.
- Aset Riil: Berwujud dan bisa dilihat atau disentuh.
3. Penilaian
- Aset Finansial: Nilainya sering kali diturunkan dari ekspektasi aliran kas masa depan atau klaim atas aset riil lainnya.
- Aset Riil: Nilainya biasanya didasarkan pada kegunaan, kualitas, dan permintaan di pasar.
4. Tujuan Investasi
- Aset Finansial: Umumnya diinvestasikan untuk mendapatkan pendapatan dalam bentuk bunga, dividen, atau apresiasi modal.
- Aset Riil: Diinvestasikan untuk mendapatkan manfaat dari penggunaannya (misalnya, properti untuk disewakan) atau apresiasi nilai di masa depan.
5. Risiko
- Aset Finansial: Rentan terhadap risiko pasar, seperti fluktuasi harga saham atau suku bunga. Risiko ini sering kali lebih volatile dibandingkan dengan aset riil.
- Aset Riil: Meskipun juga terpengaruh oleh kondisi pasar, aset riil cenderung memiliki volatilitas yang lebih rendah dan mungkin memberikan perlindungan terhadap inflasi.
6. Likuiditas
- Aset Finansial: Umumnya lebih likuid, artinya dapat dengan mudah diubah menjadi uang tunai. Misalnya, saham yang diperdagangkan di bursa dapat dengan cepat dijual.
- Aset Riil: Cenderung kurang likuid. Membutuhkan waktu lebih lama untuk menjual properti atau komoditas dibandingkan dengan menjual aset finansial.
7. Contoh
- Contoh Aset Finansial: Saham Apple Inc., obligasi pemerintah, reksa dana.
- Contoh Aset Riil: Sebidang tanah di Jakarta, mesin produksi di pabrik, emas batangan.
Kedua jenis aset ini sering kali dimiliki oleh investor untuk diversifikasi portofolio dan mengurangi risiko keseluruhan. Sebagai contoh, ketika pasar saham mengalami penurunan, nilai properti atau emas mungkin tetap stabil atau bahkan meningkat.
Contoh aset finansial yang telah kita bahas menunjukkan betapa beragam dan kompleksnya dunia keuangan saat ini. Memahami perbedaan antara aset finansial dan aset riil tidak hanya membantu kita dalam membuat keputusan investasi yang tepat, tetapi juga memberikan perspektif yang lebih luas tentang bagaimana ekonomi berfungsi.
Dengan mengetahui karakteristik, kelebihan, dan kekurangan dari masing-masing aset, kita dapat mengambil langkah yang lebih bijaksana dalam mengelola keuangan dan memaksimalkan potensi keuntungan.
Semoga melalui artikel ini, pemahaman kamu tentang aset finansial dan aset riil menjadi lebih mendalam, membantumu dalam membuat perencanaan keuangan dengan lebih baik di masa depan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Mengapa Diversifikasi Penting: Contoh Investasi dan Bagaimana Cara Menyeimbangkannya
Kamu pasti pernah mendengar ungkapan “jangan taruh semua telurmu dalam satu keranjang”. Betul? Dalam dunia investasi, ungkapan ini memperoleh makna yang lebih mendalam dan menjadi prinsip utama yang harus diterapkan oleh setiap investor: diversifikasi. Sebagai contoh investasi, katakanlah kamu memiliki sejumlah uang yang ingin kamu investasikan. Alih-alih menempatkan seluruhnya pada satu jenis investasi, seperti saham teknologi, akan lebih bijaksana untuk ‘mendiversifikasi’ dan membaginya ke berbagai jenis investasi, seperti obligasi, reksa dana, atau bahkan real estat.
Kenapa sih penting banget untuk melakukan diversifikasi? Alasannya sederhana: untuk mengurangi risiko dan melindungi portofolio investasimu dari fluktuasi pasar yang tidak terduga.
Dengan diversifikasi, kerugian yang mungkin terjadi dari satu jenis investasi dapat diimbangi dengan keuntungan dari jenis investasi lain. Maka dari itu, diversifikasi tidak hanya penting, tetapi sebenarnya sangat penting, dalam strategi investasi jangka panjangmu.
So, kali ini kita bahas yuk, mengapa diversifikasi penting, memberikan beberapa contoh investasi, dan menjelaskan bagaimana cara menyeimbangkannya.
Apa yang Dimaksud dengan Diversifikasi dalam Investasi?
Dalam dunia investasi, diversifikasi adalah metode yang melibatkan pendistribusian dana investasi ke berbagai jenis aset atau contoh investasi. Inti dari diversifikasi adalah menurunkan risiko investasi dengan membagi dananya ke berbagai instrumen investasi, yang mungkin tidak semuanya bergerak seiring dengan kondisi pasar yang sama. Dengan demikian, kemungkinan kerugian dari satu contoh investasi tertentu dapat diperkecil dengan potensi keuntungan dari jenis investasi lainnya.
Diversifikasi menjadi penting dalam dunia investasi, karena berperan dalam mengendalikan risiko dan membuka kesempatan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih stabil. Dengan strategi ini, kamu bisa mendapatkan imbal hasil yang lebih baik sepanjang waktu dan mengurangi efek negatif dari fluktuasi pasar yang seringkali tak terduga.
Walaupun diversifikasi tidak dapat sepenuhnya menghindari kerugian, tetapi strategi ini bisa menjadi alat efektif untuk mencapai tujuan investasi jangka panjang kamu.
Contoh Investasi untuk Diversifikasi
Sekarang setelah kamu mengerti apa itu diversifikasi dan mengapa hal itu penting, mari kita masuk ke dalam beberapa contoh investasi yang bisa kamu pertimbangkan untuk diversifikasi.
Memilih investasi yang tepat bukan hanya tentang memilih aset dengan pengembalian tertinggi, tetapi juga tentang memilih berbagai jenis aset yang dapat bersinergi untuk membantumu mencapai tujuan finansial. Dari saham hingga properti, komoditas hingga investasi internasional, berikut ini adalah beberapa contoh investasi yang bisa kamu pertimbangkan untuk diversifikasi portofolio kamu.
1. Saham
Misalkan kamu berinvestasi dalam saham dari berbagai sektor seperti teknologi, kesehatan, manufaktur, dan keuangan. Untuk menyeimbangkannya, kamu sebaiknya memastikan bahwa enggak ada satu sektor pun yang mendominasi portofolio investasimu. Misalnya, jika teknologi menjadi 60% dari portofoliomu, maka itu tandanya kamu terlalu terpapar terhadap risiko dalam sektor teknologi.
Jadi harus gimana? Coba tengok sektor lain. Mungkin sektor perbankan, retail, atau energi, ada yang menarik? Lakukan analisis dan riset seperlunya, sesuai dengan kebutuhan investasimu.
2. Obligasi
Jika kamu berinvestasi dalam contoh investasi berbasis surat utang, seperti obligasi pemerintah dan korporasi, maka opsi menyeimbangkannya adalah berdasarkan tingkat risiko dan pengembalian.
Obligasi pemerintah biasanya lebih aman tetapi menawarkan pengembalian yang lebih rendah, sementara obligasi korporasi bisa menawarkan pengembalian yang lebih tinggi tetapi juga risiko yang lebih besar.
3. Reksa Dana
Misalkan kamu berinvestasi dalam beberapa reksa dana atau dana indeks yang mencakup berbagai sektor dan aset, kamu bisa menyeimbangkannya dengan memastikan bahwa kamu memiliki alokasi yang seimbang ke berbagai aset dan sektor yang berbeda.
4. Properti
Jika kamu berinvestasi dalam properti, kamu bisa menyeimbangkannya dengan contoh investasi lainnya. Misalnya, jika pasar properti sedang turun, kamu masih memiliki saham, obligasi, atau aset lainnya yang bisa tumbuh.
Cara umum untuk menyeimbangkan portofolio adalah dengan melakukan “rebalancing” secara berkala. Rebalancing ini merupakan penyesuaian proporsi investasi dalam portofolio untuk memastikan bahwa proporsi tersebut tetap sesuai dengan tujuan dan toleransi risiko kamu.
Misalnya, jika saham telah berperforma sangat baik dan sekarang alokasinya 70% dari portofolio kamu, padahal tujuan awalmu adalah memiliki 60% saham, maka kamu mungkin perlu untuk menjual beberapa saham dan membeli lebih banyak aset lainnya untuk membawa proporsi tersebut kembali ke 60%.
Tip untuk Menyeimbangkan Portofolio agar Tercapai Diversifikasi dengan Baik
Menyeimbangkan portofolio investasi membutuhkan pemahaman dan strategi yang tepat. Berikut adalah beberapa tips untuk menyeimbangkan portofolio investasimu dengan baik.
Pahami Tujuan Investasi
Sebelum menyeimbangkan portofolio, penting untuk memahami tujuan investasimu. Apakah kamu berinvestasi untuk pensiun, pembelian rumah, pendidikan anak, atau tujuan lainnya? Tujuan ini akan memengaruhi bagaimana kamu harus menyeimbangkan portofolio tersebut.
Tentukan Alokasi Aset Ideal
Alokasi aset ideal kamu akan bergantung pada tujuan, usia, toleransi risiko, dan jangka waktu investasi. Sebagai contoh, investor muda dengan toleransi risiko tinggi dan horizon waktu panjang mungkin akan lebih cocok untuk memiliki alokasi aset yang lebih berat ke saham. Sementara, investor dengan usia yang lebih tua dengan toleransi risiko rendah, bisa jadi akan lebih cocok ke obligasi atau aset lain yang lebih stabil.
Rebalancing Berkala
Lakukan peninjauan berkala portofolio investasimu dan buat penyesuaian jika perlu. Beberapa ahli merekomendasikan rebalancing setidaknya sekali atau dua kali setahun. Namun, keputusan ini sangat bergantung pada situasi dan kebutuhanmu.
Tetap Kalem dan Jangan Terbawa Emosi
Pasar keuangan bisa sangat volatil, sehingga tak jarang menciptakan banyak emosi, seperti ketakutan, kepanikan, keserakahan, euforia berlebihan, dan sejenisnya. So, cobalah untuk tetap kalem dan jangan biarkan emosi mengendalikan keputusan investasi kamu.
Ingatlah, tujuan utama menyeimbangkan portofolio adalah untuk memastikan bahwa investasi yang kamu lakukan tetap sejalan dengan tujuan dan rencana keuanganmu, serta risiko yang dapat kamu ambil masih dalam batas toleransimu.
So, dalam perjalanan investasi kamu, diversifikasi menjadi suatu prinsip yang penting untuk diterapkan. Dengan memahami berbagai contoh investasi dan bagaimana cara menyeimbangkan mereka dalam portofolio kamu, kamu telah mengambil langkah penting untuk mengelola risiko dan potensi pengembalian investasi kamu.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Jenis-Jenis Investasi sesuai Jangka Waktu dan Tujuan Keuangan
Mengambil langkah pertama dalam dunia investasi dapat terasa mengintimidasi, terutama dengan adanya berbagai jenis-jenis investasi yang tersedia di pasaran. Dari saham, obligasi, reksa dana, properti, hingga emas, pilihan tampaknya tak ada habisnya.
Sementara, untuk mengambil keputusan yang tepat, salah satu aspek krusial yang harus dipertimbangkan adalah jangka waktu dan tujuan keuangan dari investasi yang akan dipilih. Membedah dan memahami karakteristik masing-masing jenis-jenis investasi akan memungkinkan kita untuk mengalokasikan dana dengan lebih efisien dan efektif.
Jangka waktu investasi adalah salah satu faktor penentu dalam pemilihan instrumen investasi. Ini berkisar dari jangka pendek, menengah, hingga panjang. Investasi jangka pendek seperti deposito dan reksa dana pasar uang biasanya lebih likuid dan memiliki risiko yang relatif rendah, cocok untuk tujuan keuangan dalam jangka waktu singkat. Sementara itu, jenis-jenis investasi jangka menengah dan panjang seperti saham, obligasi, dan properti, cenderung menawarkan potensi imbal hasil yang lebih tinggi, namun dengan tingkat risiko yang lebih tinggi pula.
Di sisi lain, tujuan keuangan merupakan faktor yang tak kalah pentingnya dalam menentukan pilihan investasi. Apakah kita berinvestasi untuk dana darurat, pendidikan anak, pensiun, atau akumulasi net worth, setiap tujuan ini memerlukan strategi dan instrumen investasi yang berbeda.
Dengan menyelaraskan jangka waktu investasi dengan tujuan keuangan yang ingin dicapai, kita dapat merancang portofolio investasi yang tidak hanya mencerminkan preferensi risiko, tetapi juga memberi kita kesempatan terbaik untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Jenis-jenis investasi dapat dikategorikan berdasarkan jangka waktu dan tujuan keuangan. Berikut adalah beberapa jenis investasi berdasarkan dua aspek tersebut:
Jenis-Jenis Investasi Jangka Pendek (kurang dari 1 tahun)
Tabungan berjangka
Tabungan berjangka adalah produk perbankan di mana nasabah menyimpan uang dengan periode tetap dan tingkat bunga yang ditentukan sebelumnya. Periode penyimpanan bisa bervariasi, namun untuk jangka pendek biasanya kurang dari satu tahun. Tingkat bunganya lebih menarik dibanding tabungan biasa karena bank menggunakannya untuk investasi mereka.
Dianggap aman dengan risiko rendah, tabungan berjangka juga dilindungi oleh LPS, dan memberikan kepastian pengembalian. Cocok untuk tujuan keuangan jangka pendek seperti dana darurat, liburan, atau pembelian gadget.
Deposito
Deposito adalah salah satu jenis-jenis investasi jangka pendek di mana kita menempatkan sejumlah uang di bank untuk periode waktu tertentu dengan tingkat bunga yang tetap.
Tingkat bunga pada deposito umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan tabungan berjangka ataupun biasa. Selama periode waktu yang telah ditentukan, dana tidak dapat diambil tanpa dikenakan denda. Karena sifatnya yang relatif aman dan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan tabungan biasa, deposito sering dianggap sebagai pilihan investasi yang baik untuk tujuan keuangan seperti dana darurat, atau tujuan lain yang harus dilakukan sebelum 1 tahun.
Reksa Dana Pasar Uang
Reksa dana pasar uang adalah jenis-jenis investasi jangka pendek yang mengumpulkan dana dari banyak investor untuk diinvestasikan dalam instrumen pasar uang, seperti sertifikat deposito, surat berharga, dan instrumen utang jangka pendek lainnya.
Reksa dana pasar uang umumnya menawarkan likuiditas yang tinggi dan risiko yang relatif rendah, menjadikannya pilihan yang populer bagi investor yang mencari tempat yang aman untuk menempatkan dana dalam jangka pendek sambil mendapatkan pengembalian yang wajar.
Reksa dana pasar uang juga cocok untuk tujuan keuangan seperti membangun dana darurat, untuk mengumpulkan DP rumah atau kredit kendaraan, dan sebagainya.
Jenis-Jenis Investasi Jangka Menengah (1-10 tahun)
Obligasi
Obligasi adalah surat utang yang dikeluarkan oleh perusahaan, pemerintah, atau lembaga lainnya sebagai cara untuk mengumpulkan dana. Investor yang membeli obligasi pada dasarnya memberikan pinjaman kepada penerbit, dan sebagai gantinya, penerbit berjanji untuk membayar bunga atau kupon pada interval tertentu dan mengembalikan pokok pinjaman ketika obligasi jatuh tempo.
Obligasi biasanya memberikan pembayaran bunga yang tetap atau variabel kepada pemegangnya sebagai imbalan atas pinjaman yang diberikan. Setiap obligasi memiliki tanggal jatuh tempo, yang merupakan tanggal di mana penerbit harus mengembalikan pokok pinjaman kepada pemegang obligasi.
Obligasi memiliki tingkat risiko yang berbeda tergantung pada kredibilitas penerbit. Peringkat kredit dapat memberikan gambaran tentang risiko default penerbit. Kalau diterbitkan oleh pemerintah, termasuk dalam jenis-jenis investasi yang cenderung berisiko rendah.
Karena karakteristiknya ini, obligasi cocok dimanfaatkan untuk tujuan keuangan seperti rencana pensiun (karena mendapatkan kupon tetap), rencana dana pendidikan anak, beli kendaraan, dan sejenisnya.
Reksa Dana Pendapatan Tetap
Kalau merasa belum yakin untuk berinvestasi pada obligasi secara langsung, ada reksa dana pendapatan tetap yang bisa jadi alternatif.
Reksa dana pendapatan tetap adalah jenis investasi yang mengumpulkan dana dari sejumlah investor dan menginvestasikannya dalam portofolio beragam instrumen utang seperti obligasi, surat utang, dan sekuritas pendapatan tetap lainnya. Tujuannya adalah untuk memberikan pendapatan reguler kepada investor melalui pembayaran bunga dan, dalam beberapa kasus, apresiasi modal.
Jenis-Jenis Investasi Jangka Panjang (lebih dari 10 tahun)
Saham
Saham adalah instrumen keuangan yang mewakili kepemilikan dalam sebuah perusahaan. Ketika kita membeli saham dari sebuah perusahaan, kita menjadi pemegang saham dan memiliki bagian dari aset dan keuntungan perusahaan tersebut. Saham diperdagangkan di bursa saham dan harganya dapat berfluktuasi secara signifikan.
Beberapa perusahaan membagikan sebagian dari keuntungan mereka kepada pemegang saham dalam bentuk dividen, sementara kita juga berpeluang mendapatkan capital gain dari selisih harga jual saham dengan harga belinya. Harga saham dapat sangat fluktuatif dalam jangka pendek, sehingga investasi dalam saham merupakan risiko tinggi—yang hanya cocok untuk tujuan jangka panjang. Umumnya orang memanfaatkan saham untuk investasi dana pensiun, dana pendidikan, hingga warisan.
Reksa Dana Saham
Nah, buat yang merasa tidak yakin bisa mengelola saham sendiri, atau terlalu sibuk untuk melakukan analisis saham, ada reksa dana saham yang bisa jadi opsi.
Reksa dana saham adalah jenis investasi kolektif yang mengumpulkan dana dari sejumlah investor untuk diinvestasikan dalam portofolio saham. Dana ini dikelola oleh manajer investasi profesional yang membuat keputusan pembelian dan penjualan saham berdasarkan analisis pasar dan tujuan investasi dana tersebut.
Seperti saham, reksa dana saham juga cenderung volatil tetapi memiliki potensi keuntungan yang tinggi dalam jangka panjang. Tujuan keuangan yang cocok juga sama dengan saham.
Properti
Investasi properti melibatkan pembelian real estat seperti rumah, gedung, tanah, atau properti komersial lainnya dengan tujuan mendapatkan keuntungan melalui apresiasi harga, rental, atau keduanya. Ini adalah salah satu bentuk investasi yang telah populer selama bertahun-tahun dan sering dianggap sebagai sarana untuk membangun kekayaan dalam jangka panjang.
Salah satu keuntungan dari investasi properti adalah potensi kenaikan harga properti seiring waktu. Properti dapat disewakan untuk menghasilkan pendapatan tetap dalam bentuk sewa. Dibandingkan dengan saham atau reksa dana, properti umumnya memiliki likuiditas yang rendah, yang berarti mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk menjualnya. Memiliki properti melibatkan biaya perawatan dan, jika disewakan, manajemen properti.
Umumnya sih, investor memilih properti sebagai salah satu jenis-jenis investasi yang dimanfaatkan sebagai instrumen penambah net worth, dan sebagai dana pensiun.
Perlu diperhatikan bahwa setiap dari jenis-jenis investasi di atas memiliki tingkat risiko dan imbal hasil yang berbeda-beda. Penting untuk memahami profil risiko dan tujuan keuangan kita sendiri sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada instrumen tertentu.
Selain itu, diversifikasi portofolio juga bisa menjadi strategi yang baik untuk mengelola risiko dan mencapai tujuan keuangan dalam jangka waktu yang berbeda.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Contoh Aset Akumulatif yang Perlu Dimiliki Sejak Muda
Dalam upaya untuk mempersiapkan masa depan (baca: masa pensiun) yang sejahtera, maka selagi masih berusia produktif, kita bisa mengumpulkan aset yang sesuai. Di QM Financial, kita mengenal ada 2 jenis aset, yaitu aset akumulatif dan aset generatif.
Aset akumulatif adalah suatu bentuk aset yang memiliki kemampuan untuk meningkat nilai dalam jangka waktu yang panjang. Konsepnya—dalam konteks mengumpulkan aset sebagai dana pensiun ini—adalah kumpulkan aset akumulatif dan kemudian mengubahnya menjadi aset generatif.
Contohnya seperti properti, saham, reksa dana, asuransi jiwa dengan manfaat investasi, dan tabungan atau deposito berjangka. Aset akumulatif membutuhkan waktu dan kesabaran untuk mencapai nilai optimal, namun dapat memberikan manfaat jangka panjang dan membantu seseorang mempersiapkan masa depan finansial yang lebih baik.
Ada beberapa alasan mengapa seseorang sebaiknya memiliki aset akumulatif:
- Memiliki aset akumulatif membantu seseorang memanajemen keuangan dengan lebih baik dan memastikan bahwa mereka memiliki sumber pendapatan yang stabil di masa depan.
- Aset akumulatif dapat memberikan passive income, yaitu sumber pendapatan yang diterima secara terus-menerus tanpa harus bekerja atau melakukan aktivitas apa pun.
- Aset akumulatif membantu seseorang mempersiapkan masa depan finansial dengan lebih baik dan memastikan bahwa mereka memiliki sumber pendapatan yang stabil di masa tua.
- Memiliki aset akumulatif dapat menambah net worth seseorang, yaitu perbedaan antara aset dan utang, dan membantu seseorang membangun kekayaan jangka panjang.
- Dengan memiliki aset akumulatif, seseorang memiliki lebih banyak sumber pendapatan dan memiliki keandalan finansial yang lebih tinggi, membantu mereka mengatasi masalah keuangan yang mungkin timbul di masa depan.
Kamu sebaiknya mulai mengumpulkan aset akumulatif sejak muda, atau secepat mungkin setelah mereka memiliki sumber pendapatan yang stabil. Hal ini karena memiliki aset ini membutuhkan waktu dan kesabaran untuk mencapai nilai optimal, dan memiliki waktu yang lebih panjang memungkinkan seseorang untuk memanfaatkan potensi kenaikan nilai aset dalam jangka panjang. Selain itu, memiliki aset akumulatif sejak muda juga membantumu mempersiapkan masa depan finansial dengan lebih baik.
Contoh Aset Akumulatif untuk Dimiliki sejak Muda
Properti
Properti dapat diklasifikasikan sebagai aset akumulatif karena memiliki potensi untuk meningkat nilainya dalam jangka waktu yang panjang. Berikut adalah beberapa poin mengenai properti sebagai aset akumulatif:
- Properti memiliki nilai investasi yang relatif tinggi dan sering kali mengalami kenaikan nilai dalam jangka panjang.
- Properti dapat memberikan passive income melalui sewa atau penjualan kembali pada harga yang lebih tinggi.
- Properti dapat memberikan stabilitas finansial karena memiliki nilai investasi yang tinggi dan memberikan sumber pendapatan melalui sewa atau penjualan kembali.
- Properti memiliki kemampuan untuk memanfaatkan inflasi dan mempertahankan nilainya karena permintaan akan properti sering kali meningkat saat inflasi meningkat.
- Properti dapat menjadi bagian penting dari diversifikasi portofolio dan membantu seseorang meminimalkan risiko investasi.
Namun, perlu diingat bahwa investasi properti membutuhkan modal awal yang besar dan memerlukan waktu dan usaha untuk memahami pasar dan mengelola properti dengan baik. Oleh karena itu, kamu harus mempertimbangkan dengan cermat sebelum memutuskan untuk berinvestasi dalam properti.
Jenis properti yang baik sebagai aset akumulatif bervariasi tergantung pada tujuan dan kebutuhan masing-masing individu. Namun, beberapa jenis properti yang sering dianggap sebagai aset akumulatif yang baik meliputi:
- Rumah atau apartemen untuk disewakan
- Properti investasi komersial, seperti kantor, ruko, atau gedung
- Tanah, yang memiliki potensi kenaikan nilai yang baik dalam jangka panjang dan dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti bangunan rumah atau bisnis.
Namun, perlu diingat bahwa setiap jenis properti memiliki risiko dan potensi keuntungan yang berbeda. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan riset secara mendalam terlebih dulu sebelum memutuskan untuk berinvestasi dalam properti.
Produk pasar modal
Produk pasar modal seperti saham, reksa dana, dan obligasi juga merupakan contoh aset akumulatif yang menguntungkan jika dipilih dan dikelola dengan benar. Berikut adalah beberapa poin mengenai produk pasar modal sebagai aset akumulatif:
- Produk pasar modal memiliki potensi keuntungan yang tinggi jika dipilih dan dikelola dengan benar.
- Produk pasar modal dapat membantumu mendiversifikasikan portofolio dan meminimalkan risiko investasi.
- Produk pasar modal dapat dengan mudah diakses melalui platform investasi online atau dengan bantuan sekuritas.
- Produk pasar modal memungkinkan kamu untuk membeli dan menjual aset dengan cepat dan mudah.
Namun, perlu diingat bahwa produk pasar modal memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan aset lain seperti deposito atau emas. So, jangan lupa juga untuk do your own research ya.
Berikut adalah beberapa jenis produk pasar modal yang bisa dimanfaatkan sebagai aset akumulatif:
- Saham, atau tanda kepemilikan dalam perusahaan, yang memungkinkanmu untuk berpartisipasi dalam kenaikan harga perusahaan dan mendapatkan dividen.
- Reksa dana, yaitu wadah yang mengumpulkan dana dari banyak investor untuk berinvestasi dalam berbagai produk pasar modal, seperti saham, obligasi, atau deposito.
- Obligasi, yaitu surat utang jangka panjang yang diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah dan memberikan imbalan bunga yang tetap.
- ETF (Exchange Traded Fund), yaitu reksa dana terbuka yang diperdagangkan seperti saham dan memungkinkan seseorang untuk berinvestasi dalam berbagai jenis aset sekaligus, seperti saham, obligasi, atau komoditas.
Berikut adalah beberapa tip untuk membangun aset akumulatif sejak usia muda:
- Ingat, #TujuanLoApa. Identifikasi dan tetapkan tujuan keuangan jangka panjangmu untuk membantu menentukan jenis aset akumulatif yang sesuai untuk kebutuhanmu.
- Belajar mengelola keuangan dengan baik, sehingga kamu dapat membuat perencanaan keuangan yang komprehensif.
- Fokus pada aset yang memiliki nilai jangka panjang.
- Mulailah dengan jumlah yang kecil, dan kemudian berinvestasilah secara teratur sesuai rencana. Investasi yang teratur dapat membantu Anda mencapai tujuan keuangan jangka panjang Anda.
- Belajarlah dan terus pantau asemu. Pelajari sebanyak mungkin mengenai aset yang kamu miliki dan terus memantau kinerjanya untuk memastikan bahwa kamu membuat keputusan investasi yang bijak.
Proses membangun aset akumulatif membutuhkan waktu dan usaha yang konsisten. Jangan menyerah dan terus berusaha untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjangmu.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Instrumen Investasi untuk Pemula, Apa Saja ya yang Cocok?
Investasi semakin populer. Semoga sih tak hanya sekadar trending topic ya, tetapi benar-benar menjadi tanda bahwa semakin banyak orang sadar akan pentingnya berinvestasi. Tapi, ya memang di situlah masalahnya. Banyak yang mulai tertarik, tapi tanpa ilmu yang memadai sehingga bingung apa instrumen investasi untuk pemula yang pas.
Memang, investasi untuk pemula harus dipahami sebagai bagian dari rencana keuangan yang sangat penting, dan mesti dilakukan oleh siapa pun yang sudah berpenghasilan dan punya cita-cita atau mimpi. Selain bisa menumbuhkan aset, investasi juga dapat menghindarkan kita dari berbagai kesulitan keuangan di masa mendatang. Misalnya jadi bisa menyekolahkan anak hingga jenjang pendidikan tertinggi tanpa terganggu biaya, bisa pensiun sejahtera dan mandiri, dan seterusnya.
So, kita memang perlu mempelajari berbagai jenis instrumen investasi untuk pemula sebelum benar-benar melakukannya, agar kita bisa memilih yang pas dengan kebutuhan.
Terus, apa saja instrumen investasi untuk pemula yang pas itu? Berikut daftarnya, dan juga sedikit cara memulai investasinya.
Instrumen Investasi untuk Pemula
Deposito
Deposito ini adalah investasi rasa tabungan, cocok banget sebagai instrumen investasi untuk pemula. Pasalnya, deposito merupakan produk perbankan, yang keamanannya dijamin oleh LPS hingga nominal Rp2 miliar. Artinya, kalau ada apa-apa dengan simpanan deposito yang disebabkan oleh faktor instansinya atau kebijakannya, maka tabunganmu akan dijamin utuh. Dengan catatan, tidak lebih dari Rp2 miliar ya.
Saat artikel ini ditulis, Bank Indonesia baru saja menaikkan suku bunga acuannya ke level 4.75%, sehingga bisa jadi akan ada penyesuaian juga pada bunga deposito. Kamu bisa mengeceknya ke bank yang terkait.
Cara berinvestasi deposito:
- Untuk membuka deposito, kamu bisa datang ke bank terkait, atau jika kamu sudah menjadi nasabah dan punya mobile banking-nya, umumnya sudah disediakan fitur untuk membuka deposito secara online.
- Tentukan nominal dana yang pengin kamu depositokan.
- Pilih jenis deposito, ARO atau Non-ARO. Jika ARO maka secara otomatis deposito akan diperpanjang, Non-ARO sebaliknya.
- Tentukan juga bunganya mau diapakan. Paling menguntungkan jika bunga kembali didepositokan, sehingga kamu pun mendapatkan bunga dari bunga.
- Tentukan tenor, sesuaikan dengan tujuan keuangan. Ada 1, 3, 6, 12, dan 24 bulan.
Mudah kan?
Emas
Emas juga bisa menjadi salah satu instrumen investasi untuk pemula yang pas. Jika dibandingkan dengan instrumen, emas dianggap sebagai safe haven lantaran dianggap bernilai paling stabil. Tetapi, jika mengharapkan return yang optimal, emas cocok jika menjadi instrumen investasi jangka panjang.
Perlu kamu ketahui, bahwa harga emas tetaplah fluktuatif, tergantung pada kondisi ekonomi dunia. Namun, yang pasti, ketika dunia sedang tidak baik-baik saja, biasanya harga emas justru melambung.
Cara mulai investasi emas:
- Beli emas di penjual yang tepercaya; bisa di Butik Emas, Pegadaian, atau toko emas yang sudah bereputasi. Kamu juga bisa membeli emas online melalui marketplace ataupun logammulia.com
- Pilih gramasi emas yang pengin kamu beli. Biasanya tersedia dalam 5 gram, 10 gram, hingga 1 kilogram. Semakin besar gramasi, maka jatuhnya akan semakin murah. Tentukan sesuai kemampuan.
- Setelah disepakati harga dan gramasi, kamu bisa membayar emas yang kamu beli.
- Simpan emas di tempat yang aman.
Reksa dana
Instrumen investasi untuk pemula yang pas berikutnya adalah reksa dana. Instrumen ini cocok banget buat pemula yang masih belum pengalaman melakukan analisis, memantau pasar, dan mengelola dana investasi dengan taktis. Pasalnya, di sini akan ada manajer investasi yang akan membantu.
Cara berinvestasi di reksa dana:
- Download dan install aplikasi investasi reksa dana di smartphone. Kamu bisa memilih salah satu dari banyak nama aplikasi yang ada, tetapi jalan lupa untuk pastikan bahwa aplikasinya legal dan diawasi oleh OJK
- Lakukan registrasi dan buka akun, ikuti petunjuk yang sudah disediakan.
- Ada aplikasi yang meminta deposit awal, tetapi ada juga yang tidak. Kamu bisa mentransfer sejumlah dana jika kamu sudah melakukan pemesanan reksa dana.
- Lakukan pembayaran sesuai nominal
- Reksa dana pun sudah kamu miliki, tinggal topup secara konsisten sesuai rencana.
Obligasi
Obligasi adalah surat utang, yang juga bisa menjadi salah satu instrumen investasi untuk pemula. Ada beberapa jenis obligasi yang bisa dipilih tetapi untuk pemula yang paling pas adalah obligasi pemerintah. Ada 4 jenis obligasi pemerintah yang sering ditawarkan, yaitu ORI, SBR, Sukuk Ritel, dan Sukuk Tabungan, masing-masing dengan karakteristiknya sendiri.
Berinvestasi di obligasi relatif sangat rendah risiko. Pasalnya, surat utang ini diterbitkan oleh pemerintah, dan dijamin. Sepanjang sejarah, pemerintah belum pernah mengalami gagal bayar.
Jika kamu berminat berinvestasi di obligasi, ini caranya:
- Kamu tidak bisa sewaktu-waktu membeli obligasi pemerintah. So, pantau media sosial Kemenkeu supaya kamu enggak ketinggalan berita penawaran obligasi per serinya.
- Saat sudah diumumkan ada penawaran, kamu bisa registrasi di beberapa mitra distribusi yang sudah ditunjuk. Kalau kebetulan sudah punya akun, kamu bisa langsung membeli. Namun, jika belum, kamu harus melewati prosedur registrasi yang cukup simpel.
- Jika sudah teregistrasi, kamu bisa memesan obligasi yang sedang ditawarkan, dan tentukan nominal investasinya.
- Lakukan pembayaran sesuai petunjuk yang diberikan.
- Kamu akan mendapatkan jatah investasi, dan kupon pun akan masuk secara otomatis ke rekeningmu setiap bulan sesuai ketentuan.
Saham
Instrumen investasi untuk pemula berikutnya yang bisa dipilih adalah saham. Namun, saham termasuk instrumen risiko tinggi, sehingga kamu perlu untuk punya strategi jitu agar bisa menjaga nilainya. Salah satu strategi yang bisa dipakai oleh investor pemula adalah dengan menerapkan investasi jangka panjang.
Cara untuk mulai investasi saham pemula:
- Pilih perusahaan sekuritas yang akan menjadi perantara kamu melakukan transaksi. Jangan lupa pastikann sekuritasnya legal dan diawasi oleh OJK, serta sudah menjadi anggota bursa ya.
- Download aplikasinya di smartphone, lakukan registrasi akun sesuai ketentuan.
- Setor deposit dana sesuai ketentuan. Ada yang memberlakukan minimal deposit, ada yang tidak. Kamu bisa mencari informasinya terlebih dulu.
- Lakukan analisis saham untuk memilih yang paling potensial.
- Jika sudah memilih, lakukan pembelian. Biasanya ada tombol ‘Buy’ dan ‘Sell’ pada ticker saham yang kamu pilih.
- Setelah melakukan pembelian, secara otomatis saldomu di rekening sekuritas akan berkurang, dan portofolio saham kamu bertambah.
Nah, itu dia 5 instrumen investasi untuk pemula yang paling pas, dengan karakternya masing-masing. Sebenarnya instrumen investasi enggak hanya itu saja, tetapi masih ada banyak lagi, mulai dari properti bahkan kripto atau NFT. Kamu boleh saja memilih instrumen lain tersebut, tetapi harus betul-betul mempelajari cara kerjanya sehingga risiko bisa ditekan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Kenali 6 Jenis Risiko Investasi yang Harus Dikelola untuk Hasil Optimal
Sudah tahu kan, kalau investasi itu akan selalu ada risikonya. Mulai dari deposito, obligasi, reksa dana, saham, bahkan emas dan instrumen lainnya akan selalu memiliki risiko investasi masing-masing.
Apa sih yang dimaksud dengan risiko investasi ini?
Kalau menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, risiko artinya adalah akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan. Nah, dalam investasi, maknanya tidak jauh berbeda. Risiko dalam investasi bisa diartikan sebagai hal yang terjadi tidak sesuai dengan harapan, yang bisa menimbulkan kerugian pada investor.
Di dunia investasi, kita mengenal adanya prinsip high risk, high return. Arti dari prinsip ini adalah bahwa semakin besar imbal yang berpotensi didapatkan dari suatu instrumen investasi, maka akan semakin tinggi juga risiko yang harus dikelola.
So, kalau memang berniat berinvestasi, mengenali risiko adalah hal pertama yang penting untuk dilakukan lebih dulu. Karena, dengan mengenali risiko terlebih dulu, kamu bisa memilih instrumen yang paling tepat untuk melayani kebutuhanmu mencapai tujuan finansial, juga memudahkanmu untuk menyesuaikan dengan kemampuan finansialmu.
Investasi akan lebih efektif dan hasilnya akan optimal dengan menyelaraskan hal-hal tersebut.
Jadi, yuk, kita lihat risiko investasi apa saja yang perlu dipahami.
6 Jenis Risiko Investasi
Risiko Suku Bunga
Risiko suku bunga adalah risiko yang terjadi akibat meningkatnya suku bunga di pasaran, yang kemudian memengaruhi pendapatan atau imbal investasi.
Terutama yang terkena dampak terbesar di sini adalah instrumen obligasi atau surat utang, ataupun instrumen lain yang portofolionya didominasi oleh obligasi atau surat utang. Reksa dana pendapatan tetap, misalnya.
Karena umumnya ketika suku bunga meningkat, maka harga obligasi berbunga akan menurun, dan begitu pula sebaliknya.
Risiko Pasar
Risiko pasar terjadi ketika ada fluktuasi atau naik turunnya nilai investasi akibat ada pergerakan sentimen pasar. Perubahan sentimen pasar ini bisa disebabkan oleh banyak hal, mulai dari munculnya kebijakan-kebijakan baru, isu-isu ekonomi, sosial, hingga politik, dan berbagai hal lainnya.
Risiko jenis ini biasanya ada dalam instrumen pasar keuangan, seperti saham ataupun obligasi, dan sering disebut juga sebagai systematic risk atau risiko sistematik lantaran tidak bisa dihindari. Setiap investor akan terdampak, hingga bisa saja harus mengalami capital loss alias kerugian modal.
Contoh risiko pasar ini misalnya ketika perang Rusia dan Ukraina pecah tempo hari, otomatis pasar modal bereaksi dan anjlok nilainya. Hal ini bisa terjadi karena para investor menjadi berkurang kepercayaannya bahwa ekonomi akan baik-baik saja, sehingga mereka beramai-ramai memindahkan aset ke instrumen yang lebih rendah risiko, seperti emas.
Nah, masalahnya, kadang kita sering ikut panik saat hal seperti ini terjadi, hingga membuat kita ikut buru-buru menjual instrumen yang ada dalam portofolio lantaran takut rugi lebih banyak. Padahal, sebenarnya kondisi seperti ini tidak akan terjadi secara terus menerus.
Risiko Inflasi
Risiko investasi ini sering disebut juga sebagai risiko daya beli, yang akan membuat nilai kas dari portofolio saat ini enggak akan bernilai sama di masa depan karena adanya perubahan daya beli akibat inflasi.
Sebagai akibatnya, nilai investasi di masa depan akan turun, seiring tingkat inflasi yang terjadi. Hal ini terjadi jika kamu
Contoh, misalnya kamu memiliki cash di tabungan Rp10 juta. Dengan tingkat inflasi—asumsikanlah—sebesar 3.5% per tahun, maka kamu akan kehilangan nilai Rp350 ribu setiap tahunnya akibat inflasi ini.
Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko yang muncul karena ada pihak yang tak dapat menyelesaikan kewajiban pembayarannya.
Risiko ini terjadi misalnya pada instrumen surat utang. Ketika pihak peminjam dana tidak dapat mengembalikan pinjaman sesuai kesepakatan saat jatuh tempo, maka pihak pemberi pinjaman mendapatkan risiko likuiditas ini.
Risiko Nilai Tukar Uang
Risiko investasi ini muncul akibat adanya perubahan kurs mata uang domestik terhadap mata uang asing. Sering disebut juga dnegan exchange rate risk, atau currency risk.
Misalnya, kamu hendak membeli instrumen investasi yang perdagangannya menggunakan mata uang US Dollar. Di saat yang sama, kurs rupiah terhadap dolar ternyata melemah, sehingga kamu pun harus mengeluarkan uang lebih banyak daripada seharusnya untuk dapat membeli instrumen tersebut.
Risiko Negara
Risiko investasi juga bisa timbul akibat hal-hal yang terjadi dalam suatu negara, bisa jadi karena ada isu politik, perubahan kebijakan, dan lain sebagainya.
Contoh misalnya saja, kamu berinvestasi di sebuah pasar modal negara lain. Karena satu dan lain hal, kebijakan diubah oleh pemerintah setempat yang dapat memengaruhi nilai investasimu; bisa menurun atau malah hilang juga.
Karena itu, ada baiknya, jika kamu memang berminat untuk berinvestasi di negara lain, kamu melakukan riset mendalam terlebih dulu terkait kondisi negara yang bersangkutan untuk meminimalkan risiko investasi ini.
Nah, sekarang kamu sudah tahu apa saja risiko investasi yang bisa terjadi, dan bagaimana bisa memengaruhi nilai investasi kamu. Yang tidak termasuk dalam 6 jenis di atas juga masih ada, terutama yang datang dari diri kita sendiri. Misalnya, kita suka menyabotase bujet investasi. Nah, itu bisa jadi risiko investasi yang cukup besar loh!
So, yuk, belajar keuangan dulu sebelum benar-benar berinvestasi! Agar kamu tahu cara paling efektif mengelola risiko—terutama yang berasal dari diri kita sendiri.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Nggak Cuma Saham, 5 Instrumen Investasi Populer Ini Juga Menguntungkan!
Semakin banyak orang sadar akan pentingnya berinvestasi, tentu hal ini sangat bagus. Dan, hal ini pun didukung oleh ekosistem keuangan sendiri yang sekarang semakin berkembang dan memudahkan. Berinvestasi tak lagi sulit, bahkan semudah menggerakkan jempol belaka. Hal ini pun membuat beberapa instrumen investasi ikut menjadi populer. Salah satunya adalah saham.
Dikutip dari Katadata, sampai dengan akhir Agustus 2021, terdapat 2.6 juta lebih single investor identification (SID) khusus saham tercatat di Bursa Efek Indonesia. FYI, jumlah SID akhir tahun 2020 itu “hanya” sebanyak 1.6 juta. Ini artinya ada peningkatan sebesar 53% lebih.
Apa yang menyebabkan semakin banyak investor saham terdaftar di Bursa Efek Indonesia? Lagi-lagi dikutip dari artikel yang sama, hal ini ternyata didorong optimalisasi digital yang telah dilakukan yang dilakukan oleh seluruh elemen dalam pasar modal sejak 2019.
Tak hanya menambah jumlah SID saja. Penetrasi digital di bidang keuangan juga menggeser demografi. Data Juli 2021 dari BEI menyiratkan ada pergerakan usia investor ke yang lebih muda, karena sekitar 80% investor di bursa saat ini merupakan milenial dan gen Z.
Instrumen Investasi Saham sebagai Satu-Satunya Pilihan (?)
Ini tentu merupakan pertanda baik, ya kan? Saham semakin digemari, semoga saja diiringi dengan pemahaman dan pengetahuan yang cukup juga.
Sepertinya popularitas saham juga ikut terdongkrak karena media sosial sih. Sekarang banyak banget infulencer investasi—khususnya saham—yang suka sharing di media sosial. Followernya pun luar biasa. Sampai ratusan ribu, bahkan sudah ada yang mencapai jutaan. Keren bangetlah, pokoknya!
However, tahukah kamu, bahwa saham bukanlah satu-satunya pilihan instrumen investasi yang bisa kita miliki?
Loh, memangnya perlu juga instrumen yang lain? Saham kan sudah menawarkan banyak keuntungan? Auto tajir deh, kalau bisa investasi saham dan bisa dapatkan keuntungan!
Ya, memang benar. Saham menawarkan imbal yang tinggi, bahkan bisa sampai sekian ratus persen! Namun, kamu juga harus ingat, bahwa instrumen investasi dengan imbal tinggi biasanya juga akan disertai tingkat risiko yang juga tinggi. Nah, inilah yang harus kamu kelola dengan baik. Caranya, adalah dengan mengombinasikan beberapa jenis instrumen investasi dengan tingkat risiko dan imbal yang bervariasi, agar hasilnya bisa optimal. Tentu saja, harus disesuaikan dengan tujuan keuanganmu, serta profil risikomu.
Berikut beberapa instrumen investasi selain saham yang bisa kamu pilih.
1. Deposito
Deposito merupakan salah satu instrumen investasi yang cukup populer juga di kalangan investor sekaligus awam. Bagi yang masih pemula, dan baru saja memulai perjalanan investasinya, deposito bisa menjadi titik awal yang bagus.
Dijamin oleh negara melalui LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) sampai nominal Rp2 miliar, tingkat risiko deposito relatif sangat rendah, apalagi jika dibandingkan dengan saham. Tingkat pengembaliannya juga relatif tetap, sehingga bisa dipastikan kamu mendapatkan imbal secara teratur sesuai kesepakatan.
Dengan demikian, instrumen ini sangat cocok dikombinasikan dengan saham dalam portofolio investasi kamu.
2. Logam mulia
Logam mulia dalam hal ini emas, yang kamu beli secara legal dari Antam, Pegadaian, atau sejenisnya.
Emas logam mulia dikenal sebagai safe haven, surga penyelamat bagi para investor. Ingat ketika awal masa pandemi, ketika secara drastis indeks harga saham global anjlok dan tertekan? Harga emas pun melambung tinggi, karena para investor beralih ke emas, demi menyelamatkan aset masing-masing.
Seperti halnya saham, emas juga merupakan instrumen investasi yang cocok untuk jangka panjang, lebih dari 5 tahun.
3. Reksa dana
Buat kamu yang pengin memberi keseimbangan terhadap nilai portofolio investasi, kamu bisa mengombinasikan saham dengan reksa dana.
Reksa dana sendiri ada 4 jenis, yaitu reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, dan reksa dana saham, yang masing-masing memiliki karakter sendiri-sendiri terutama terkait tingkat risikonya.
Instrumen ini relatifnya akan lebih rendah risiko dibandingkan dengan kalau kamu mengelola sendiri investasi saham maupun obligasi, karena di sini ada peran manajer investasi yang secara profesional terus melakukan analisis dan pantauan terhadap pengembangan dana yang dilakukan.
4. Obligasi
Obligasi artinya surat utang. Ada beberapa jenis obligasi yang biasanya ditawarkan sebagai instrumen investasi, tapi yang terpopuler adalah obligasi negara dan obligasi korporasi.
Dari tingkat risikonya, obligasi negara lebih rendah risiko daripada obligasi korporasi. Pasalnya, obligasi negara dijamin oleh pemerintah, dan sejauh ini pemerintah belum pernah gagal bayar.
Obligasi menawarkan imbal yang teratur juga, seperti halnya deposito. Bahkan besaran kuponnya biasanya ditawarkan lebih tinggi daripada bunga deposito.
5. P2P Lending
Instrumen terakhir ini merupakan salah satu hasil perkembangan teknologi keuangan dewasa ini. Jadi memang masih sangat baru.
Meski masih gres, tapi imbal yang ditawarkan juga lumayan loh. Cara kerja P2P Lending ini mirip dengan marketplace tempat kita biasa belanja online, yaitu mempertemukan antara “pembeli” dan “penjual”. Namun, kalau di P2P Lending, “pembeli” adalah pemberi pinjaman, sedangkan “penjual” adalah pihak-pihak yang membutuhkan pinjaman dana.
Tak hanya perorangan atau individu, banyak peminjam dana yang berasal dari kalangan UMKM loh! Mereka ini membutuhkan tambahan modal untuk pengembangan dan pengelolaan bisnisnya, tetapi umumnya tidak dapat terlayani di bank karena satu dan lain sebab.
Pastikan saja, kamu hanya mengembangkan dana di platform P2P Lending yang terdaftar dan berizin di OJK ya, untuk menjamin dana pinjamanmu sendiri.
Ada Instrumen Investasi Lainnya?
Oh, jelas ada.
Cryptocurrencies, salah satu yang lagi naik daun banget belakangan. Meski sebagian menganggap crypto tidak termasuk instrumen investasi melainkan komoditas yang hanya bisa diperjualbelikan dalam jangka waktu pendek, tetapi nyatanya banyak yang sudah mengantongi keuntungan dari cryptocurrencies yang berfundamental bagus.
Ini juga instrumen yang masih sangat baru, sehingga perkembangannya perlu dipantau dengan lebih saksama. Lagi pula, sifatnya yang terdesentralisasi membuatnya jauh dari jangkauan otoritas mana pun di dunia ini, sehingga tanggung jawab risikonya benar-benar ada pada diri kita sendiri.
Instrumen investasi lainnya juga masih banyak yang bisa jadi opsi loh. Misalnya seperti investasi properti; bisa jadi tanah dan bangunan, juga seperti bisnis dan royalti.
Apakah harus punya semua? Tentu tidak. Kamu yang tahu kebutuhanmu, kamu juga yang menentukan, instrumen mana yang bisa melayani kebutuhanmu dengan baik.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
SR014 Bisa Mulai Dipesan Hari Ini, Ini Dia Beberapa Hal yang Penting Diketahui Sebelum Investasi
Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) mulai menawarkan salah satu surat utang negara berjenis sukuk ritel seri SR014 hari ini, Jumat 26 Februari 2021.
Penerbitan SR014 ini nantinya akan dimanfaatkan untuk pembiayaan defisit Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dalam berbagai sektor, termasuk untuk membiayai pembangunan proyek infrastruktur dan juga berbagai aktivitas dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi nasional dampak dari pandemi COVID-19.
So, ini kesempatan bagus nih buat kalian, terutama yang kemarin terlewat untuk ikut investasi di ORI019, ataupun yang pengin menambah aset instrumen investasi berbasis Syariah.
SR014: Alternatif Investasi dengan Imbal Menarik Sembari Berkontribusi untuk Negeri
FYI, besar imbal SR014 ini fixed rate, dan cukup menarik karena lebih besar daripada suku bunga deposito yang tempo hari diturunkan lagi oleh Bank Indonesia—meskipun lebih rendah daripada kupon ORI019 yang diluncurkan akhir Januari 2021 lalu, yaitu sebesar 5.47%.
Buat kamu yang tertarik untuk ikut berinvestasi, SR014 bisa dipesan mulai dari tanggal 26 Februari 2021 pukul 09.00, hingga nanti 17 Maret 2021, dengan nominal yang cukup terjangkau mulai dari Rp1 juta hingga Rp3 miliar.
Pembayaran kupon pertamanya 10 April 2021, dan SR014 juga dapat diperdagangkan di pasar sekunder setelah 3 bulan holding period.
Untuk ikut memesan SR014, kamu bisa menghubungi beberapa mitra distribusi yang sudah ditunjuk oleh Kemenkeu, dan memesan surat berharga ini secara online. Yes, nggak perlu susah-susah kan ya?
Adapun beberapa tahap pemesanannya adalah sebagai berikut:
- Menghubungi Mitra Distribusi yang sudah ditunjuk oleh Kemenkeu. Daftar Mitra Distribusinya bisa dilihat di laman Sukuk Ritel di website kemenkeu.go.id.
- Mendaftarkan diri untuk mendapatkan akun di Mitra Distribusi, dan melalui setiap tahap verifikasinya dengan baik.
- Pesan SR014 melalui menu aplikasi yang sudah disediakan.
- Melakukan pembayaran sesuai nominal yang diberikan, bisa melalui ATM, e-banking, ataupun cara payment yang lainnya.
- Setelah melakukan pembayaran, kamu akan menerima bukti terima pembelian surat berharga, dan kamu pun sudah mendapatkan “jatah” ketika tiba saatnya setelmen.
Mudah kan?
Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan Jika Ingin Berinvestasi di Surat Berharga Negara
1. Pastikan kondisi keuangan sehat
Investasi seharusnya dilakukan ketika kondisi keuangan kita sudah sehat. Jadi, ayo cek dulu sebelum akhirnya ikut memesan SR014 hari ini.
Apakah dana daruratmu sudah aman? Apakah asuransi sudah terbayar preminya semua? Arus kas positif dan lancar?
Jika hal-hal seperti di atas masih menjadi masalah, maka sebaiknya kamu fokus dulu untuk menyelesaikan masalah keuanganmu sebelum kemudian berinvestasi. Dengan demikian, investasi akan lebih lancar, dan hasilnya akan lebih optimal nantinya.
2. Sesuaikan dengan tujuan
Ingatlah untuk selalu berpijak pada #TujuanLoApa setiap kali hendak mulai berinvestasi pada salah satu instrumen, termasuk surat berharga negara. Karena jika dilakukan tanpa tujuan, pada akhirnya hasil investasi juga tidak akan dapat bermanfaat secara optimal.
Tenor seri sukuk ritel umumnya adalah 3 tahun, termasuk SR014 ini. Memang seri sukuk ritel ini bisa dijual di pasar sekunder setelah melalui minimum holding period-nya, tetapi hal ini akan membuatmu “kehilangan hak” untuk menerima kupon tetap setiap bulannya lo.
Jadi, pastikan kamu punya tujuan yang sesuai ya.
3. Sesuaikan dengan kemampuan
Berinvestasi di SR014 memang bisa dimulai dengan nominal yang cukup terjangkau, yaitu Rp1 juta. Meski demikian, akan baik adanya jika kamu juga menyesuaikan dengan kemampuan.
Berinvestasilah dengan dana yang memang dialokasikan untuk investasi, bukan dana yang dipakai untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari, apalagi dana hasil berutang. Bijak dalam mengelola dan mengalokasikan uang akan membuahkan hasil investasi yang optimal, termasuk ketika kamu ikut berinvestasi di surat berharga negara.
4. Pahami cara kerjanya
Pahami bahwa setiap investasi memiliki risiko yang datang sepaket dengan imbalnya. Tak terkecuali dengan surat berharga negara, dalam hal ini SR014.
Wah, masa instrumen dari pemerintah berisiko? Ya, meskipun relatif sangat rendah dibandingkan instrumen lain, tetapi risiko tetap ada, sehingga sudah sewajarnya jika kamu juga harus memahaminya.
Nah, demikian sedikit tentang SR014 yang akan bisa mulai dipesan sejak hari ini. Bagaimana? Sudah ada dana yang siap untuk diinvestasikan? Kalau iya, cus, segera menghubungi Mitra Distribusi yang kamu percaya ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.