Kebiasaan Para Pekerja di 6 Negara Paling Produktif di Dunia
LinkedIn pernah mengadakan survei terhadap 18.000 pekerja di 26 negara, termasuk Indonesia, mengenai kondisi dan kebiasaan para pekerja pada umumnya. Hasil survei ini menunjukkan bahwa sebanyak 84% pekerja di Indonesia (sekitar tahun 2014 itu) merasa puas dengan pekerjaan yang mereka miliki saat ini.
Namun, ada kebiasaan para pekerja yang juga terdata–yang menjadi sisi lain dari kondisi para pekerja ini. Ternyata, kepuasan terhadap pekerjaan ini tidak serta merta menjamin kesetiaan para pekerja pada si pemberi kerja, dalam hal ini perusahaan tempat mereka bekerja. Jika mereka mendapatkan tawaran kesempatan untuk menjajaki karier yang lebih baik ataupun tunjangan dan benefit yang lebih tinggi, maka tak tertutup kemungkinan mereka akan melompat ke perahu yang lain itu.
Hmmm. Menarik ya, faktanya?
Lalu, bagaimana dengan kondisi dan kebiasaan para pekerja di negara lain, utamanya negara-negara yang dikenal orang-orangnya sangat produktif? Samakah dengan kondisi dan kebiasaan para pekerja di Indonesia? Mari kita lihat.
Kondisi dan Kebiasaan Para Pekerja di 6 Negara Paling Produktif di Dunia
1. Amerika Serikat
Secara umum, budaya kerja dan kebiasaan para pekerja di Amerika dipuji karena menekankan pada kreativitas. Banyak perusahaan yang memprioritaskan sisi imajinatif dan rasa ingin tahu karyawan sehingga mereka menciptakan ruang kerja berdesain unik.
Tujuannya adalah untuk menciptakan suasana bekerja yang nyaman dan stimulatif untuk membantu para pekerjanya memiliki ide-ide yang lebih baik.
Kita juga bisa mencontoh kebiasaan para pekerja dan budaya kerja mereka. Jangan ragu untuk mengubah tata letak kubikel agar lebih kreatif dan berwarna. So, coba lakukan langkah kecil ini hari ini, supaya kita termotivasi bekerja lebih baik lagi.
2. Swedia
Peneliti di Departemen Ekonomi di Goteborg University, Swedia, mengatakan bahwa memanfaatkan kesempatan untuk belajar dan menambah wawasan adalah hal yang sangat penting dan menjadi kebiasaan para pekerja di Swedia.
Hampir seluruh perusahaan yang ada di sana selalu mendorong dan mendukung para pekerjanya untuk melanjutkan pendidikan ataupun mengembangkan keterampilan yang berhubungan dengan pekerjaan. Bahkan, para pekerja juga didorong untuk memperdalam hobi masing-masing, untuk kebaikan bisnis perusahaan juga.
Menarik banget ya?
3. Norwegia
Negara lainnya dengan ranking tinggi di OECD Better Life Index adalah Norwegia. Di negara ini, budaya kerja ditandai dengan berlakunya flat structure, atau non-hierarki. Wah, ini baru nih, karena di Indonesia, hal yang seperti ini kayaknya jarang (atau bahkan, belum pernah) ditemui.
So, buat yang baru bekerja di Norwegia, barangkali akan sulit membedakan antara atasan dan anak buah, karena semuanya berfokus pada kesetaraan.
Selain itu, kebiasaan para pekerja lainnya di Norwegia yang cukup menarik adalah perusahaan selalu berusaha untuk memberdayakan karyawannya dengan kemandirian dan menghargai prestasi individu. Hal ini sesuai dengan studi yang pernah dilakukan oleh California State University, yang menyebutkan bahwa kebiasaan para pekerja untuk mandiri dalam bekerja ini akan meningkatkan semangat mereka untuk menyelesaikan tugas.
4. Australia
Sebuah studi lain menunjukkan, bahwa tiga dari empat pekerja di Australia merasa puas terhadap pekerjaan mereka. Ada beberapa alasan. Salah satunya adalah kebiasaan para pekerja di Australia dalam menjunjung tinggi kejujuran.
Penelitian dari University of Montreal menunjukkan, bahwa ada hubungan positif antara kesejahteraan dan kejujuran para pekerja di tempat kerja masing-masing. Jika para pekerja merasakan keterbukaan dan kejujuran di tempat kerja, maka mereka pun akan merasa bahwa keberadaan mereka di kantor dianggap berarti.
Well, secara teori sih memang ya, bersikap jujur ini nampak mudah saja. Tapi pada praktiknya, hmmm … susah. Setuju nggak? Tapi seharusnya tetap bisa kok dijadikan sebagai kebiasaan para pekerja di Indonesia juga. Kita bisa memulainya dengan tidak menutupi sesuatu yang tidak menyenangkan yang terjadi di kantor. Misalnya saja, jangan menutupi ketidakmampuan kita dalam menyelesaikan satu tugas. Jika kita jujur, maka pastinya rekan kerja akan bisa turun tangan membantu kita, bukan?
5. Spanyol
Kebiasaan para pekerja di Spanyol adalah mereka memulai hari di pukul 09.00 dan berakhir di pukul 19.00, dengan istirahat panjang selama dua jam, mulai dari pukul 14.00.
Saat makan siang pun, para pekerja akan berhenti total dari pekerjaannya dan menikmati waktu untuk rileks to the fullest. Mereka akan menghindari segala topik percakapan yang berhubungan dengan pekerjaan. Mereka pun tidak akan membuat janji meeting antara pukul 14.00 hingga pukul 16.00, demi terpenuhinya waktu istirahat mereka.
Menurut Prof. John Traugakos dari University of Toronto, istirahat adalah kunci untuk memastikan produktivitas jangka panjang dan menghindari burn out.
Hmmm, apa kabar kita, para pekerja di Indonesia? Lunch biasa banget sambil meeting kan ya? Istirahat pukul 12.00 – 13.00, biasa banget kalau dihabiskan dengan tetap berada di kubikel untuk menyelesaikan pekerjaan. Bahkan, jangan salah, pekerjaan juga dibawa pulang untuk dikerjakan sambil santai di atas kasur. Ehem.
6. Denmark
Ternyata, para pekerja Denmark adalah termasuk ke dalam daftar pekerja paling bahagia sedunia lo. Hal ini berkaitan dengan jumlah benefit luar biasa yang mereka dapatkan dari hasil kerja mereka.
Selain itu, menurut laporan Randstand Workmonitor, orang-orang di Eropa Utara menunjukkan kepuasan bekerja yang tinggi karena merasa sangat cocok dengan posisi masing-masing saat ini. Menurut survei, hampir setengah pekerja di seluruh dunia merasa overqualified untuk pekerjaan yang mereka lakukan saat ini. Tapi, para pekerja di Denmark hanya 28% merasakan hal yang sama.
Nah, gimana nih? Sampai di sini, sudah “gatal” belum dengan kondisi dan kebiasaan diri sendiri dalam bekerja? Sudah mikir, “Dih, pantes aja jadi nggak produktif sehari-harinya!” belum?
Well, kita bisa juga kok mengubah kebiasaan kita dalam bekerja mulai hari ini, mengikuti beberapa kebiasaan para pekerja di negara-negara paling produktif di atas. Misalnya, kita bisa mulai dengan menambah wawasan baru dengan mengikuti training ataupun workshop yang pas dengan kebutuhan.
Untuk training keuangan, Anda bisa mengundang QM Financial untuk memberikan program edukasi keuangan dan HR di perusahaan Anda. Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru yang sesuai kebutuhan.