9 Jenis NFT Art yang Perlu Kamu Kenali
NFT art masih tetap booming sekarang, meskipun mata uang kripto sedang anjlok nilainya.
Dari data penjualan yang dirilis oleh nonfungible.com, penjualan NFT, alias non fungible token, di kuartal pertama tahun 2022 menembus angka USD 8 miliar. Meski sebenarnya volume penjualan turun hampir 50% dibandingkan kuartal terakhir tahun 2021, tetapi pergerakan ini dinilai justru lebih stabil. Dengan demikian, bisa dianggap pasar kripto belum ditinggalkan oleh pembeli dan penjual.
NFT art memang punya banyak bentuk dan jenis. Sungguh memanjakan bagi mereka penggemar seni. Padahal sebenarnya aset digital ini tidak hanya berhenti dalam karya seni saja loh. Ada banyak. Tapi, kalau dipikir-pikir ya, semuanya bisa dibilang sebagai hasil seni sih.
Apa saja sih jenis karya NFT ini? Yuk, cari tahu, biar kamu makin kenal dan bisa memanfaatkannya jika memang perlu.
Jenis NFT Art yang Sering Dijumpai
1. Karya seni digital
Artwork digital, atau karya seni digital, merupakan salah satu bentuk NFT art yang paling populer yang dikembangkan di jaringan blockchain. Di marketplace NFT, jenis inilah yang paling tinggi volume penjualannya.
Bentuknya bisa lukisan digital, termasuk juga video pendek ataupun GIF. Salah satu seniman yang memegang rekor penjualan tertinggi untuk karya digital NFT-nya adalah Beeple, yang bernama asli Mike Winkelmann. Tak kurang dari 3 karya seni digitalnya menjadi yang termahal dibeli oleh kolektor, yaitu Everydays: the First 5000 Days, Crossroad, dan HUMAN ONE.
2. Musik
NFT art juga bisa berupa musik, dan juga bisa ditemukan di beberapa marketplace NFT yang terkenal.
Belakangan, para musisi memang lebih suka menjual karya musik mereka di platform NFT, karena harganya bisa lebih tinggi sehingga penghasilan mereka juga lebih besar, dibandingkan menjual secara konvensional seperti melalui label dan juga streaming. Ya, enggak heran sih. Kalau menjual melalui streaming dan label, mereka biasanya “hanya” mendapat royalti sekian persen saja. Dengan menjual karya via NFT, mereka bisa mendapatkan sebagian besar hak mereka.
3. Games
NFT art juga dijual dalam games. Biasanya berupa konten-konten collectibles, seperti skin, character, skill, senjata, dan lain sebagainya.
Istilah yang sering dipakai adalah Downloadable Content, alias DLC. Biasanya, meski sudah dibeli oleh pemain, tetapi publik tetap bisa membeli NFT ini di marketplace, sehingga memungkinkan pengembang untuk membuat lebih banyak lagi item untuk bisa dikoleksi oleh penggemar games-nya.
4. Digital card
NFT art jenis ini merupakan bentuk digital dari collectible card atau trading card yang sudah punya banyak penggemar. Alih-alih bentuk fisik kartu, digital card dijual juga dalam bentuk NFT.
Salah satu contoh yang banyak sekali penggemarnya adalah kartu-kartu digital NBA, atau baseball card. Harganya bisa sampai jutaan dolar AS. Para kolektor, selain bisa memperjualbelikannya melalui marketplace NFT, biasanya juga saling tukar di luar forum. Jika beruntung, kamu bisa mendapatkan edisi yang langka, yang berharga sangat mahal.
5. Video
NFT art yang juga laris manis diburu pengoleksi adalah video-video pendek, terutama yang memiliki momentum yang penting bagi si pembeli. Misalnya momen-momen epic atau fenomenal di perhelatan olahraga, konser, atau sejenisnya. Pembeli aset crypto ini adalah para penggemar olahraga, artis, atau public figure tertentu.
Misalnya, video slam dunk salah satu atlet bola basket yang fenomenal. Atau touchdown dalam pertandingan football. Atau aksi penyanyi di atas panggung di menit-menit tertentu yang menurut si pengoleksi luar biasa.
Harga video-video ini juga fantastik loh. Bisa tembus ratusan ribu dolar AS untuk beberapa detik video.
6. Memes
Memes juga banyak penggemarnya. Apalagi beberapa yang sudah sangat klasik dan fenomenal. Misalnya seperti meme Disaster Girl, Bad Luck Brian, atau Nyan Cat yang dibeli oleh pengoleksi NFT art dengan harga puluhan hingga ratusan ribu dolar AS.
Bahkan, memes termahal saat ini adalah meme doge—yang kemudian diadopsi menjadi logo Dogecoin—yang laku seharga 4 juta dolar AS.
7. Nama domain
Yes, nama domain juga termasuk item yang sering diperjualbelikan di marketplace NFT art. Ya, kalau dipikir-pikir ini bukan bentuk karya seni sih. Namun, menemukan nama domain yang “representatif”, “bisa menjual”, “menarik”, itu enggak gampang loh! So, perlu sense khusus untuk bisa menemukan nama domain yang seperti ini.
Saat dijual secara NFT, pembeli bisa langsung mengklaim hak milik eksklusif terhadap nama domain yang dibelinya.
8. Fashion
Produk fashion di sini tentu saja tidak ada fisiknya, tetapi dalam bentuk virtual. Kamu bisa menggunakannya untuk avatar virtual kamu saat sedang menjelajahi metaverse.
Lucu kan? Jangan salah, brand sekelas Gucci pun sudah menjual produk fashion virtualnya secara eksklusif yang bisa dipakai untuk avatar. Itemnya bisa dibeli di Roblox.
9. Bentuk lain
Di luar 8 bentuk NFT art di atas, juga ada jenis lain yang juga laris manis dan berharga mahal lo. Misalnya saja tweet milik Jack Dorsey yang dibeli seharga USD 2.9 juta.
So, kita bisa menyimpulkan, bahwa sebenarnya karya apa pun bisa dijual sebagai NFT art, dan bisa memberikan peluang keuntungan yang menarik. Gimana, kamu juga tertarik untuk menjual NFT art?
Jual beli NFT art memang menarik, apalagi jika kita mengingat kesuksesan Ghozali. Namun, ada banyak hal yang harus disiapkan, termasuk dari sisi keuangan pribadi.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Mengenal NFT Lebih Dekat: Pengertian, Cara Kerja, dan Penggunaannya
Apa itu NFT? Pasti istilah ini sekarang lebih sering kamu dengar ya? Ya, memang. Non Fungible Token, sekarang lagi ngehype banget. Siapa pun yang melek teknologi pasti pernah mendengarnya.
Yuk, kita kenalan lebih dekat dengan NFT di artikel kali ini, siapa tahu kamu juga kepengin kebagian keuntungannya, ya kan?
Pengertian NFT
Pertama kripto, dan kemudian sekarang NFT, yang dianggap turunan dari kripto. Sama atau beda sih?
Sama seperti mata uang kripto, Non Fungible Token sama-sama dikembangkan di jaringan teknologi blockchain. Aset ini memiliki beberapa keunggulan, di antaranya berbentuk digital, bersifat unik, dan memiliki nilai tukar yang tak dapat diganti.
Karena keunikannya, maka tak sedikit yang berani membayar aset digital ini dengan harga yang supermahal. Apalagi kalau karyanya dinilai simbolis, memiliki makna tersirat yang dalam, dan berbagai alasan subjektif lainnya. Reputasi si pembuatnya sendiri juga berperan penting dalam pembentukan harganya. Bentuk karya aset kripto ini mulai dari foto, video, aset game, musik, lukisan, dokumen, dan lain sebagainya.
Mengapa sih Orang Tertarik NFT?
Apa yang membuatnya menarik? Mengapa harganya bisa begitu mahal?
Non Fungible Token ini memang tak memiliki nilai tukar, tidak seperti cryptocurrency yang memungkinkan untuk dipakai sebagai alat pembayaran—asalkan merchant-nya menerima kripto sebagai payment method-nya.
Namun, NFT dinilai bisa menjadi instrumen investasi, terutama bagi para penggemar kripto. Ini dia keunggulannya.
1. Ada unsur langka
Karena tidak bisa dipalsukan, dan pencipta serta pemilik karya dapat dilacak dengan mudah, maka membuat karya seni NFT memiliki unsur rarity, yang bisa mendongkrak nilainya. Barangsiapa memilikinya, gengsi pun terkerek naik.
Sementara, bagi si seniman, peluang untuk mendapatkan royalti setiap kali karyanya berpindah tangan akan besar, tanpa harus khawatir dijiplak oleh orang lain.
2. Bisa dijual kembali
Jika memang bernilai tinggi, ada unsur kelangkaan, atau memiliki makna tertentu, aset digital ini bisa dijual kembali dengan harga yang semakin tinggi. Dengan demikian, keuntungan bagi penjual juga akan semakin besar.
3. Hak milik tak bisa dibatalkan
Saat sudah dipindahtangankan, maka hak kepemilikan tidak bisa dibatalkan. Jika ingin memilikinya kembali, maka kita juga harus membelinya dengan harga sesuai kesepakatan.
Cara Kerja Non Fungible Token
Pada dasarnya, NFT adalah aset digital yang tak dapat diproduksi ulang, karena sifatnya yang terbatas. So, satu karya seni digital ini enggak akan mungkin ada kembarannya. Karena itulah, harganya bisa sangat mahal. Tentu ini kembali lagi pada kualitasnya juga.
Untuk bisa diperdagangkan, karya seni NFT harus melalui proses pemgubahan dari file digital menjadi aset yang dapat disimpan dalam blockchain. Proses ini disebut minting. Setelah berada dalam blockchain, aset digital ini bisa disalin, diunduh, dan dibagikan, tetapi tidak dapat dihapus ataupun dimodifikasi lagi. Meski bisa digandakan, aset asli dan bukti kepemilikan tetaplah satu dan tersimpan di blockchain sehingga tak bisa dipalsukan.
Proses minting inilah yang terjadi di marketplace khusus, contohnya adalah OpenSea.
Pemakaian Non Fungible Token
Non Fungible Token ke depannya akan menjadi game changer. Faktanya, tak hanya bisa diterapkan di dunia seni digital, tetapi juga bisa dimanfaatkan di berbagai sektor.
1. Transaksi aset fisik
Non Fungible Token memungkinkan kita untuk menghubungkan aset fisik. Contohnya seperti tanah atau properti. Akta kepemilikan dapat disimpan di blockchain, sehingga tak dapat dipalsukan dan lebih aman. Proses prosedur pembuatannya pun tidak berbelit seperti birokrasi yang berlaku sekarang ini.
Mau jual beli? Tinggal transaksi saja, seperti layaknya kita jual beli karya digital seni.
2. Seni
Pastinya, ini sudah kamu pahami. Karakteristik uniknya memungkinkan para seniman mempublikasikan karya secara digital, tanpa waswas akan adanya pembajakan. Begitu karya seni sudah menjadi NFT, maka akan terbit pula semacam sertifikat keaslian yang bisa dilihat milik siapa.
Sistem smart contract-nya juga memungkinkan seniman bisa memantau royalti mereka.
3. Entertainment
Games juga tertolong oleh adanya NFT, terutama yang bersistem play to earn. Begitu juga dengan sektor olahraga. NBA merupakan salah satu institusi yang telah mendulang keuntungan hingga jutaan dolar dari penjualan berupa potongan video, foto, dan berbagai pernak-pernik permainannya.
Tip untuk Kamu yang Ingin Ikut Investasi NFT
1. Pastikan ada uangnya
Yes, pastikan kamu punya uang untuk membelinya. Bukan uang ‘panas’ yang hendak dipakai untuk belanja kebutuhan dapur, kebutuhan anak, tabungan, dan keperluan penting lainnya; bukan pula uang hasil utang. Sungguh, beli NFT dengan uang utang itu tidak akan sepadan.
Lebih baik, pastikan keuanganmu benar-benar sehat dulu, dan kemudian gunakan uang ‘dingin’.
2. Beli karya yang benar-benar kamu inginkan
Dengan kata lain: jangan beli NFT hanya karena FOMO atau biar gengsi kamu naik. Memang sih, ada perasaan superior banget kalau bisa ikut tren kekinian, ya kan? Tapi, percayalah, itu bukan cara yang tepat untuk “membuang” uang.
Belilah karya yang memang benar-benar kamu inginkan—yang kamu tak bisa hidup tanpanya. Tsah. Misalnya saja, kamu penggemar berat NBA, dan ada NBA digital card aksi slam dunk bintang idolamu. Sebagai fans garis keras, kamu merasa harus banget memilikinya. Satu ini saja. Setelah memastikan uangnya ada, boleh saja loh kamu beli.
3. Cek data historisnya
Setiap kali sebuah NFT berpindah tangan, maka hal tersebut akan tercatat di blockchain. Ada baiknya kamu cek juga histori ini sebelum membelinya ya. Karya digital dengan histori yang pendek tetapi punya nilai tinggi, biasanya ke depannya akan berpeluang untuk bisa dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi.
Demikian sekilas mengenai Non Fungible Token, mulai dari pengertian, cara kerja, keunggulan, hingga tip jika kamu ingin membelinya. Gimana? Sudah ada NFT incaran?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Mau Jual NFT Sesukses Ghozali, Ini yang Perlu Diperhatikan
Nama Ghozali jadi topik perbincangan hangat. Berkat jual NFT (Non-Fungible Token) berupa foto selfie dirinya selama 5 tahun berturut-turut, kini Ghozali berhasil meraih keuntungan hingga Rp1,7 miliar.
Konsistensi Ghozali dalam memposting foto selfie sejak tahun 2017 hingga 2021 menarik perhatian publik, ditambah dengan ekspresi dan tempat foto yang sama selama 5 tahun itu. Ghozali jual NFT melalui platform penjualan OpenSea dengan nama ‘Ghozali Everyday’.
NFT dan Ghozali
Dialah Sultan Gustaf Al Ghozali, seorang pria berusia 23 tahun yang merupakan mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Ia membuka akun di OpenSea sejak usia 18 tahun dan mengumpulkan 933 foto hingga akhir tahun 2021 lalu.
Awalnya, foto selfie dirinya hanya untuk dijadikan video timelapse saja. Namun, Ghozali mencoba peruntungan lewat pasar NFT. Harga jual NFT Ghozali Everyday ini awalnya hanya sebesar 0,0001 ETH (Ethereum), atau sekitar Rp45.000 saja per foto.
Namun, namanya menjadi viral dan membuat harga NFT melonjak drastis dengan harga tertinggi senilai 69,699 ETH, atau sekitar Rp 3,1 triliun. Sedangkan harga terendah berada di kisaran Rp10 juta.
Dari keisengan Ghozali yang mencari peruntungan, ia kini mendapatkan 37,7 ETH yang setara dengan Rp1,7 miliar. Ia mengaku telah mencairkan 0,8 ETH, atau sekitar Rp36 juta untuk keperluan kehidupannya saat ini.
Menjadi miliarder dari jual NFT membuat Ghozali kini berkesempatan untuk membantu orang tua melunasi utang, membayar biaya kuliah, dan meraih impiannya untuk membangun studio animasi.
Mau Jual NFT seperti Ghozali? Ada Risikonya!
Siapa pun mungkin tergiur melihat keuntungan yang diperoleh Ghozali. Hingga akhirnya, ratusan orang mulai mencoba peruntungan dengan menjual berbagai macam hal yang tidak masuk akal, termasuk foto identitas orang lain. Ckckck. Tentu hal ini tidak seharusnya terjadi. Masalah identitas ini sangat krusial dan bisa jadi kriminal.
Ya begitulah kadang. Teknologi ada untuk membantu dan memudahkan, sayangnya umat manusia kurang bijak memanfaatkannya. Seperti halnya pasar NFT ini, sebenarnya akan sangat menguntungkan apabila dimanfaatkan dengan baik. Sayangnya, banyak orang jadi gegabah dan berlomba-lomba ingin seperti Ghozali. Semua gara-gara cuan. Padahal Bang Rhoma Irama saja bilang, “Janganlah kau lengah hanya karena uang.”
Sebelum terjun langsung untuk jual NFT kamu, yuk perdalam wawasan dan seluk beluk terkait penggunaanya. Meski menggiurkan, pasar NFT juga memiliki kelemahan dan risiko yang bisa terjadi pada penggunanya.
Apa kata pakar terkait risiko NFT?
Dilansir CNN, CEO Bitocto Milken Jonathan menegaskan bahwa untuk melakukan jual beli NFT ini, kita perlu hati-hati, karena cukup banyak situs palsu yang menyebut dirinya sebagai marketplace aset digital. Padahal, bukan.
Umumnya marketplace NFT palsu itu ingin mengakses wallet kripto yang digunakan untuk bertransaksi NFT. Salah satu wallet tersebut misalnya Metamask, yang sering digunakan untuk transaksi dengan blockchain Ethereum.
Selain itu, Milken menyebutkan jual beli karya NFT ini memang mudah layaknya menjual produk di e-commerce umumnya. Namun risiko lainnya adalah pencurian karya untuk kemudian dijual oleh orang lain.
Oleh karenanya, bagi kamu yang masih pemula diharapkan untuk mendalami cara kerja mata uang kripto dan blockchain terlebih dulu, agar lebih mengerti end-to-end flow dari NFT ini. Menurutnya, pasar dan nilai NFT lebih pas digunakan untuk para kolektor yang memang gemar mengoleksi sesuatu yang unik untuk diinvestasikan.
Jual NFT bukan sekadar penjualan aset biasa, NFT digunakan untuk memasarkan karya dari para kreator yang memang paham teknologi dan ekosistem, terlebih soal copyright. Risiko lainnya adalah perihal likuiditas NFT yang cukup sulit untuk dijual kembali.
Sementara itu, Kementerian Telekomunikasi dan Informatika (Kominfo) juga mengeluarkan aturan terkait transaksi jual beli NFT. Pemerintah tidak mengeluarkan larangan untuk jual beli NFT ini, hanya saja mereka mengimbau masyarakat untuk menggunakan marketplace NFT sesuai aturan yang ada.
Kominfo menegaskan untuk tidak menggunakan platform tersebut untuk menyebarkan konten yang melanggar UU, termasuk pelanggaran penyebaran data pribadi hingga pelanggaran hak kekayaan intelektual. Peraturan tersebut tercantum dalam UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Adapun setiap pelanggaran akan dikenakan sanksi administratif dan pemutusan akses platform bagi pengguna tersebut.
Bagaimana Cara Jual NFT?
Kalau kamu sudah yakin dan memahami bagaimana cara kerja ekosistem kripto, termasuk transaksi NFT, kamu bisa memulai untuk jual NFT seperti Ghozali dengan beberapa langkah di bawah ini.
- Pastikan kamu memiliki dompet atau e-wallet untuk yang dapat menampung mata uang kripto khususnya Ethereum (ETH)
- Setelah memiliki dompet kripto, kamu masuk ke situ OpenSea.io dan buat akun OpenSea milikmu dengan klik ikon dompet atau foto profil
- Sambungkan profil OpenSea kamu dengan e-wallet yang kamu punya, misalnya MetaMask dengan klik “Connect e-wallet”
- Untuk menjual NFT, klik opsi “Create” lalu masukkan unggahan file bisa berupa gambar, foto, video, dan lainnya
- Beri nama pada koleksi NFT dan sesuaikan pengaturan konten apabila terdapat muatan sensitif serta pilih tipe dan tentukan harga NFT, kemudian atur blockchain yang akan digunakan
- Setelah selesai melakukan pengaturan, klik “Create” yang ada di bagian bawah halaman OpenSea, NFT kamu siap untuk dijual.
Bagaimana, mudah bukan? Meski mudah, jual NFT ini sama dengan kamu berinvestasi, maka pastikan kondisi keuangan kamu saat ini sehat dan menggunakan menggunakan uang dingin untuk transaksi. Selamat mencoba!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Ramai-Ramai NFT Art: Bisa Jadi Opsi Passive Income Loh!
Ngikutin tren akhir-akhir ini soal NFT art? Pastinya ya?
NFT, atau Non-Fungible Token, memang lagi naik daun banget sekarang ini. Artis berbondong-bondong membuat NFT untuk karya-karya mereka. Tak kurang dari Paris Hilton, Lindsay Lohan, Snoop Dog, Ellen Degeneres, Shawn Mendes, Eminem, dan deretan selebritis papan atas dunia lain sudah ikut meramaikan NFT craze belakangan ini.
Jangan-jangan, kamu juga salah satu penikmat NFT ini ya? Mungkin kamu penggemar mereka, atau penggemar karya seni yang lain juga?
Yes, NFT menjadi populer karena banyak alasan. Selain dapat melindungi hasil karya para seniman dan kreator dari pembajakan, NFT juga menjembatani antara penggemar dan idolanya dengan lebih dekat lagi. Karena dengan NFT, para penggemar bisa menikmati karya idolanya secara lebih eksklusif, dan bahkan bisa langsung berhubungan dengan si idolanya tersebut.
Apa Itu NFT Art?
Adalah Beeple, yang bernama asli Mike Winkelmann, yang mengawali seluruh demam NFT arti ini. Melalui pelelangan Christie’s, ia berhasil menjual salah satu karyanya yang bertajuk Everyday’s – The First 5000 Days’ yang berupa kolase dari 5.000 gambar orang yang disusun satu per satu setiap harinya. Nggak kaleng-kaleng, karya tersebut berhasil terjual seharga USD69 juta lebih!
NFT merupakan bentuk aset digital—ini jenis yang berbeda dari mata uang digital seperti bitcoin dkk ya—yang mirip seperti sertifikat digital, yang menunjukkan kepemilikan seseorang terhadap suatu karya. Kepemilikan ini tercatat dalam buku besar blockchain secara permanen. Bisa diperjualbelikan, tetapi tidak dapat dipertukarkan, bentuk NFT bisa beragam banget. Bisa jadi memes, merchandise, memoar, lukisan, tulisan, bahkan sebuah tweet pun bisa dibeli sebagai NFT.
Cara Membuat NFT Art
NFT dibuat, ditransaksikan, dan diakses melalui teknologi blockchain seperti halnya aset digital yang lain. Jika kamu memiliki suatu NFT, maka kamu akan memiliki kode unikmu sendiri. Jadi ya, semacam barang langka yang ada sertifikat keasliannya gitu.
Apakah yang boleh punya NFT art itu hanya para selebritis yang sudah terkenal saja? Enggak juga. Bahkan ada anak usia 12 tahun yang berhasil meraup keuntungan tak kurang dari Rp5 miliar dari hasil menjual karyanya melalui NFT, karena sudah dibeli oleh lebih dari 1.500 orang.
So, kamu juga bisa menjual NFT art, asalkan tahu caranya.
Buat karya senimu sendiri
Token NFT yang tak bisa dipertukarkan ini bisa mewakili bentuk aset digital seperti apa pun. Kamu bisa membuat NFT art dari video, artikel, musik, dan sebagainya. Prinsipnya memang mengubah suatu karya digital menjadi potongan digital yang unik, dan bisa diproduksi tanpa batas.
Siapkan jaringan blockchain
Sebenarnya kamu bisa membuat NFT di jaringan blockchain yang berbeda. Tapi kalau mau lebih simpel, kamu bisa pakai jaringan blockchain milik Ethereum, karena mendukung penuh pengembangan NFT.
Siapkan dompet Ethereum dan juga simpanlah Ether, karena pembuatan NFT butuh biaya dan hanya bisa dibayar menggunakan mata uang digital, yang besarnya bisa fluktuatif tergantung harga operasional hariannya.
Selain di Ethereum, kamu juga bisa membuat NFT art di OpenSea, yang prosesnya gratis karena tokennya dibuat pada jaringan yang sama. So, silakan cari informasi sebanyak-banyaknya dulu ya, sebelum akhirnya memutuskan mau membuat NFT di mana.
Pilih NFT art marketplace
Untuk menjual karyamu, maka kamu butuh lapak digital. Kamu bisa mendapatkannya di marketplace NFT art yang sekarang sudah banyak banget jumlahnya. Ada OpenSea, Rarible, Mintable, dan sederet lagi yang lain.
Intinya crypto wallet kamu harus terhubung dengan marketplace yang dipilih. Ya, mirip dengan marketplace yang biasanya, yang kemudian kamu hubungkan dengan dompet digital.
Membuat NFT art
Nah, setelah dompet terhubung, dan juga punya modal crypto sesuai yang diminta oleh jaringannya, maka kamu bisa langsung lanjut membuat NFT art kamu.
Biasanya sih, interface-nya juga sudah cukup user friendly, sehingga akan memudahkan para pemula untuk ikut membuat NFT. Tinggal ikuti saja petunjuknya, karena di setiap jaringan akan sedikit berbeda pula prosedur pembuatannya.
Selanjutnya, kamu boleh promosikan token NFT art yang sudah kamu punya, supaya pada dibeli. Ya, kurang lebih samalah seperti promosi barang di dunia nyata.
Nah, kalau memang karya seni yang kamu buat bisa menarik banyak orang, ini bisa jadi salah satu instrumen passive income yang cukup menguntungkan loh, karena banyak yang memprediksi, ke depannya, perkembangan teknologi blockchain ini akan mengglobal, dan akan menjadi bagian dari hidup kita yang semakin modern. Dengan pengembangan yang masih akan berproses lagi, tentunya hal ini juga bukan hal yang terlalu ngadi-ngadi kan?
Nah, sudah dapat penghasilan tambahan, nantinya jangan sampai lupa untuk mengelolanya dengan baik ya, agar bisa termanfaatkan untuk berbagai tujuan keuanganmu juga.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!