Kesalahan Umum Saat Belajar Finance untuk Pemula yang Harus Dihindari
Belajar finance bukan cuma soal hitung-hitungan atau tahu cara investasi. Banyak pemula yang semangat di awal, tapi malah terjebak kesalahan yang bikin proses belajarnya jadi berantakan.
Ada yang langsung buru-buru investasi tanpa paham dasarnya, ada juga yang percaya mitos keuangan tanpa cek kebenarannya.
Kesalahan belajar finance seperti ini bisa bikin salah langkah, rugi, atau bahkan kapok belajar keuangan.
Table of Contents
Belajar Finance dan Kesalahan yang Sering Dilakukan

Biar enggak jatuh ke jebakan yang sama, penting buat tahu kesalahan umum belajar finance yang sering terjadi. Dengan begitu, bisa lebih siap dan punya strategi belajar yang lebih efektif.
Artikel ini bakal membahas apa aja kesalahan yang sering dilakukan pemula saat mereka mulai belajar finance. Kalau paham dari awal, belajar keuangan bisa lebih lancar dan hasilnya pun lebih maksimal.
1. Belajar Hanya dari Satu Sumber
Hanya mengandalkan satu sumber bisa bikin pemahaman jadi sempit, apalagi kalau sumbernya kurang objektif. Finance itu bidang yang luas dan terus berkembang, jadi penting untuk membandingkan berbagai perspektif. Dengan begitu, bisa lebih kritis dalam menyaring informasi dan menemukan strategi yang benar-benar cocok.
Baca juga: Belajar Ilmu Finansial: Konsep Dasar yang Harus Dipahami
2. Enggak Belajar dari Dasar Dulu
Langsung terjun ke investasi seperti saham atau kripto tanpa memahami konsep dasar keuangan saat belajar finance sering kali membuat pemahaman menjadi setengah-setengah dan berisiko tinggi.
Contohnya, sebelum mulai berinvestasi dan memikirkan untuk punya penghasilan pasif, orang harus paham konsep dasar keuangan. Karena, tanpa keuangan dasar yang sehat, enggak ada orang yang akan sukses berinvestasi.
Ligwina Hananto, Lead Trainer di QM Financial, mengembangkan “Blueprint of Your Money”. Konsep ini menekankan pentingnya memulai dengan Financial Check Up untuk menilai kesehatan keuangan, kemudian menetapkan Financial Plan dengan tujuan yang jelas, memastikan adanya Proteksi melalui asuransi, memahami Status Harta dan Utang serta akses darurat, dan akhirnya membangun Aset Aktif seperti bisnis atau investasi lainnya.
Tanpa memahami dan menerapkan langkah-langkah dasar ini, pemula mungkin akan kesulitan menentukan instrumen investasi yang tepat sesuai dengan tujuan keuangan mereka. Akhirnya, berpotensi mengambil keputusan yang kurang tepat.

3. Pengin Serbacepat
Banyak yang pengin cepat kaya tanpa sadar kalau belajar finance itu butuh waktu, proses, dan strategi yang matang. Langsung lompat ke investasi tanpa paham prinsip dasar seperti manajemen risiko, diversifikasi, dan perencanaan keuangan justru bikin langkah jadi ngawur. Akibatnya, bukannya untung, malah gampang terjebak investasi bodong atau keputusan finansial yang gegabah.
Serbacepat dalam keuangan sering berujung pada ekspektasi yang nggak realistis dan keputusan emosional. Misalnya, buru-buru beli aset karena FOMO tanpa riset, atau ikutan tren investasi tanpa tahu apakah itu cocok buat kondisi keuangan sendiri. Lebih baik pelan tapi paham, bangun fondasi yang kuat, dan ambil keputusan dengan kepala dingin supaya hasilnya benar-benar menguntungkan di jangka panjang.
4. Enggak Cek dan Ricek
Banyak yang langsung percaya info dari media sosial atau grup investasi tanpa cek dulu sumbernya, padahal belum tentu benar. Mitos seperti “utang itu selalu buruk” atau “saham selalu untung” bisa bikin keputusan jadi salah arah. Bahkan, ada yang terjebak skema investasi bodong karena tergiur janji profit tinggi tanpa risiko.
Di era digital, informasi menyebar cepat, tapi enggak semuanya valid atau relevan buat kondisi keuangan pribadi. Sebelum mengikuti saran finansial, pastikan informasinya datang dari sumber tepercaya dan bisa dibuktikan. Selalu luangkan waktu buat riset sendiri agar keputusan keuangan lebih matang dan terhindar dari jebakan.
5. Melupakan Aspek Psikologis
Banyak yang fokus belajar finance dari sisi angka, strategi, dan analisis, tapi lupa kalau emosi dan pola pikir juga berperan besar dalam keputusan keuangan.
Bias kognitif bisa bikin seseorang merasa terlalu percaya diri atau takut mengambil risiko, padahal situasinya belum tentu sesuai. FOMO sering membuat orang terburu-buru membeli aset karena takut ketinggalan tren, tanpa riset yang cukup.
Emotional spending juga jadi jebakan. Biasanya terjadi karena keputusan belanja diambil berdasarkan perasaan, bukan kebutuhan. Misalnya, belanja impulsif setelah stres atau ikut-ikutan gaya hidup teman tanpa mempertimbangkan kondisi keuangan sendiri.
Memahami aspek psikologi ini penting agar bisa mengelola keuangan dengan lebih rasional dan disiplin, bukan sekadar mengikuti emosi sesaat.

6. Enggak Konsisten
Finance bukan ilmu yang cukup dipelajari sekali lalu selesai, karena dunia keuangan selalu berubah dan berkembang. Banyak pemula yang awalnya antusias, baca buku, ikut webinar, atau belajar investasi, tapi setelah beberapa waktu, semangatnya menurun dan akhirnya berhenti. Akibatnya, pemahaman mereka stagnan, padahal tanpa update ilmu, strategi yang dulu efektif bisa jadi sudah enggak relevan lagi.
Misalnya, investasi yang dulu menguntungkan bisa berubah karena kondisi pasar atau regulasi baru, dan tanpa terus belajar, sulit untuk beradaptasi. Selain itu, mindset keuangan juga perlu diperbarui seiring dengan perubahan kondisi pribadi, seperti naik gaji, menikah, atau merencanakan pensiun.
Konsistensi dalam belajar dan mengikuti perkembangan finansial membuat keputusan keuangan lebih matang dan sesuai dengan situasi terkini.
Baca juga: 7 Pertanyaan tentang Pengelolaan Keuangan Karyawan yang Paling Sering Muncul dalam Training
Belajar finance bukan soal cepat paham atau langsung cuan, tapi tentang membangun pemahaman yang kuat dan kebiasaan yang benar. Kesalahan itu wajar, asal bisa dijadikan pelajaran buat langkah berikutnya.
Yang penting, jangan malas buat terus belajar, cari sumber yang kredibel, dan sesuaikan dengan kondisi keuangan sendiri. Dengan pendekatan yang tepat, perjalanan belajar finance untuk memahami keuangan bisa lebih lancar dan keputusan yang diambil pun lebih bijak.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Mitos tentang Belajar Finansial untuk Pemula
Memulai belajar finansial untuk pemula memang bisa terasa menakutkan. Banyak orang beranggapan bahwa memahami dunia keuangan membutuhkan bakat khusus atau akses eksklusif ke informasi tertentu.
Mitos ini, sayangnya, mendorong banyak orang menjauh dari upaya meningkatkan literasi keuangannya. Padahal, dengan pemahaman yang benar, setiap langkah kecil dalam mempelajari dasar-dasar keuangan dapat berdampak besar pada kestabilan dan kemakmuran finansial di masa depan.
So, mari kita bahas beberapa mitos yang sering menghalangi dan menghambat orang dalam memulai perjalanan finansialnya. Ya, barangkali termasuk kamu juga. Tujuannya jelas, untuk menghilangkan intimidasi tentang belajar finansial untuk pemula, dan menunjukkan bahwa belajar tentang keuangan adalah akses terbuka untuk semua. Seperti tagline-nya QM Financial, belajar finansial bareng semua.
Table of Contents
Mitos seputar Belajar Finansial untuk Pemula yang Perlu Diempaskan

So, kalau kamu masih percaya dengan mitos-mitos tentang belajar finansial ini, maka sekarang saatnya kamu empaskan saja.
1. Butuh Uang Banyak untuk Mulai Investasi
Belajar finansial untuk pemula sering kali terhambat oleh anggapan bahwa memulai investasi memerlukan banyak uang.
Nyatanya, perkembangan teknologi dan munculnya berbagai platform investasi telah mengubah pandangan ini. Sekarang, dengan hanya sejumlah uang yang relatif kecil, siapa pun bisa memulai. Bahkan dari Rp10.000 saja loh.
Berbagai instrumen investasi dirancang khusus untuk memudahkan pemula. Misalnya, ada reksa dana yang memungkinkan investasi dengan modal awal yang sangat terjangkau. Dengan begitu, terbuka pintu bagi lebih banyak orang untuk tumbuh finansial tanpa harus menunggu sampai punya banyak uang.
2. “Apanya yang Diatur? Duitnya Aja Nggak Ada!”
Banyak orang enggan belajar finansial untuk pemula, dan malah bilang, “Apanya yang diatur? Duitnya aja nggak ada.”
Padahal, ya justru ketika masih sedikit, uang harus mulai diatur. Jangan-jangan, duitnya enggak ada karena memang enggak pernah diatur? Jadi enggak tahu, ke mana saja uangnya pergi.
Pengetahuan finansial adalah kebutuhan yang berlaku universal, enggak peduli seberapa tebal dompet seseorang. Semua orang berhak dan perlu mengerti cara mengelola keuangan dengan baik, bahkan (atau apalagi) jika saat ini merasa tidak memiliki cukup uang.
Literasi keuangan adalah alat penting dalam membangun fondasi ekonomi yang kuat, terlepas dari jumlah uang yang dimiliki saat memulai.

3. Terlalu Rumit untuk Dipelajari
Belajar finansial untuk pemula kerap kali dianggap sebagai hal yang terlalu rumit. Namun, kenyataannya berbeda.
Banyak sumber daya yang tersedia, baik online maupun offline, yang menyajikan materi keuangan dengan cara yang mudah dimengerti. Dari buku-buku yang ditulis untuk pemula hingga kursus online yang interaktif, semuanya dirancang untuk memecahkan konsep-konsep keuangan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan lebih mudah dicerna.
Di QM Financial, kamu bisa mengakses banyak sekali format belajar finansial. Mulai dari artikel-artikel yang ada di website ini, video-video di kanal YouTube, podcast di Spotify, sampai e-book juga ada loh!
Untuk memulai, cukup fokus pada dasar-dasar keuangan seperti pengelolaan anggaran, pentingnya menabung, dan dasar-dasar investasi. Akan lebih baik lagi, jika kamu mulai dengan belajar Blueprint of Your Money.
Dengan mengambil langkah kecil, belajar finansial enggak lagi terasa sebagai beban, melainkan sebagai perjalanan menarik menuju kemandirian dan kebebasan finansial. Tip praktis seperti mengatur pengeluaran harian atau menentukan tujuan keuangan jangka pendek dapat menjadi titik awal yang baik untuk membangun kebiasaan finansial yang sehat.
4. Saham Itu Judi
Banyak orang yang menganggap bahwa pasar saham sama dengan judi. Persepsi ini enggak tepat, apalagi kalau kemudian membuatmu terhambat dalam belajar finansial untuk pemula.
Ada perbedaan mendasar antara berinvestasi di pasar saham dan berjudi. Investasi dilakukan berdasarkan pada penelitian, analisis, dan strategi jangka panjang yang bertujuan untuk pertumbuhan modal di masa depan. Sebaliknya, judi bergantung pada keberuntungan dan peluang instan tanpa dasar analisis yang kuat.
Untuk bisa berinvestasi di pasar saham, kita harus paham tentang nilai perusahaan, kondisi ekonomi, dan faktor lain yang memengaruhi harga saham. So, harus dilakukan riset dengan saksama dan punya strategi investasi jangka panjang.
Berinvestasi di pasar saham bisa menjadi sarana efektif untuk membangun kekayaan. Hal yang sangat berbeda dengan judi.

5. Masih Muda Enggak Butuh Asuransi
Kan, masih sehat! Gitu katanya.
Padahal, memiliki asuransi sejak dini justru merupakan langkah strategis dalam belajar finansial untuk pemula. Dengan memiliki asuransi sesuai kebutuhan, risiko keuangan bisa dikelola dan melindungi dirimu dari kejadian tak terduga yang bisa mengganggu stabilitas finansial.
Asuransi kesehatan adalah asuransi yang wajib dimiliki terlebih dulu. Baru kemudian, jika kamu merupakan orang yang menjadi andalan banyak jiwa untuk bergantung hidup, kamu akan butuh asuransi jiwa.
Memiliki asuransi sejak usia muda bukanlah pemborosan, melainkan investasi dalam merencanakan masa depan yang lebih aman dan stabil. Asuransi itu penting sebagai bagian dari strategi keuangan yang komprehensif, bukan sekadar opsi tambahan.
Mematahkan mitos seputar belajar finansial untuk pemula membutuhkan pengertian yang benar tentang keuangan.
Dengan mengatasi kesalahpahaman ini, jalan menuju kebebasan finansial menjadi lebih jelas dan terjangkau. Mulai dari investasi dengan modal kecil hingga pentingnya asuransi bagi semua usia, langkah-langkah praktis ini membuka pintu untuk siapa saja yang ingin memperkuat dasar keuangannya.
Meluangkan waktu untuk belajar dan menerapkan prinsip-prinsip finansial yang sehat adalah investasi terbaik untuk masa depan. Bukan cuma tentang uang, tetapi juga tentang menciptakan kehidupan yang lebih aman dan berkualitas.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!