5 Tip Mengatur Arus Kas Pribadi dengan Ilmu Perilaku
Mengatur arus kas pribadi memang nggak semudah kita membaca postingan media sosial tentang keuangan, ataupun webinar yang diikuti. Karena perihal ini berkaitan erat dengan perilaku kita dalam mengelola keuangan, entah itu menyimpan uang atau melakukan pengeluaran.
Padahal, salah salah satu kunci menuju tahapan bebas finansial adalah bisa mengatur arus kas. So, ini merupakan tantangan bagi kita semua yang ingin mencapai fase tersebut; yang bisa menikmati hidup tanpa memikirkan beban utang, memiliki waktu luang untuk melakukan hal yang disukai dan memiliki penghasilan yang bisa dipakai untuk memenuhi biaya hidup.
Mari simak dulu, video berikut ini sebelum lanjut.
Pengaturan Pengeluaran Uang
Robert T. Kiyosaki pernah mengungkapkan di salah satu bukunya Rich Dad, Poor Dad bahwa salah satu kunci jika kamu ingin meraih bebas finansial adalah mengatur kebiasaan pengeluaran atau spending habit. Jadi, bisa dibilang, spending habit ini merupakan hal esensial yang penting untuk kita kelola sebelum lanjut ke tahapan berikutnya seperti berinvestasi. Jangan dibalik ya urutannya.
Di masyarakat sekarang ini dikenal adanya dua bias yang sering terjadi dan memengaruhi pengeluaran. Apa saja?
Optimism bias
Ini berkaitan dengan kecenderungan manusia dalam melihat masa depan dengan semangat yang terlalu positif. Contohnya, ada anggapan bahwa pekerjaan yang sekarang kita lakukan ini bisa memberikan penghasilan stabil, dan ketika masuk usia pensiun, pengeluaran kita akan menurun hingga tak butuh banyak uang.
Padahal kenyataannya, tidak ada penghasilan yang benar-benar stabil. Pun di usia pensiun nanti, kebutuhan kita bisa jadi tak menurun, hanya berubah saja posnya.
Optimism bias ini wajar terjadi, jadi nggak perlu khawatir. Bahkan untuk sekelas investor senior pun bisa terjebak di bias ini. Yang perlu kamu catat adalah bias ini akan memengaruhi kita, hingga kita akan hanya bisa menabung lebih sedikit untuk pos dana pensiun, tapi justru melakukan investasi terlalu banyak untuk hal yang bersifat spekulatif.
Mental Accounting
Sekarang ini seiring teknologi semakin maju, maka cara untuk menabung pun menjadi bervariasi. Di sinilah mental accounting akan terjadi.
Mental accounting bisa menyebabkan kamu menilai subjektif penghasilan ataupun pos keuangan yang dimiliki.
Maksudnya gimana tu?
Begini, kita sudah menyisihkan sumber pendapatan ke beberapa rekening untuk pos pengeluaran juga tabungan. Rasanya semua sudah baik-baik saja karena menyisihkan gaji, sehingga ketika melakukan impulsive buying, ya nggak apa deh, aman. Padahal, yang kayak gini bisa sangat memengaruhi kondisi keuangan.
Mengutip dari The Decision Lab, cara kita memberikan respons dari uang yang diperoleh akan memengaruhi cara kita belanja. Karena itu, sering terjadi ketika penghasilan naik, maka biaya lifestyle pun naik, sehingga bisa mengacaukan keuangan.
Kedua bias ini sebaiknya kamu waspadai dalam hal mengatur arus kas pribadi. Di sinilah Ilmu Perilaku dalam mengatur arus kas akan berperan.
![5 Tip Mengatur Arus Kas Pribadi dengan Ilmu Perilaku 5 Alasan Mengapa Kita Perlu Cek Cash Flow Berkala](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/03/cek-cash-flow.jpg)
Pendekatan Ilmu Perilaku
Ada 3 pendekatan yang bisa kita lakukan untuk bisa mengatur arus kas dengan berpedoman pada Ilmu Perilaku ini.
Commitment device
Dari penelitian Universitas Harvard, penggunaan commitment device bisa memberikan pengaruh secara signifikan akan perubahan perilaku.
Commitment device adalah suatu alat untuk membuatmu bisa berkomitmen terhadap perilaku pengaturan keuanganmu. So, temukan commitment device versi kamu agar bisa termotivasi dalam mengatur arus kas yang sehat.
Bentuk commitment device ini bisa beragam. Salah satunya kamu bisa memanfaatkan aplikasi, seperti money manager sebagai bentuk komitmen mencatat semua pengeluaran juga pendapatan bulanan.
Salience
Salience adalah kecenderungan individu untuk lebih waspada akan hal-hal yang terlihat jelas. Nah, perilaku ini juga bisa kita manfaatkan sebagai alat menjaga arus kas agar tetap sehat.
Mudahnya, semakin kita sadar bahwa ada tujuan yang mesti dicapai, maka secara tidak langsung akan membentuk sebuah kebiasaan baru di diri. Ketika kita sudah sering melakukannya, percayalah yang awalnya terasa berat akan menjadi ringan.
Jadi, coba temukan tujuan untuk setiap perilaku dan keputusan keuanganmu. Mau bikin anggaran supaya apa, mau investasi untuk apa, mau mengeluarkan uang manfaatnya apa, dan seterusnya. Dengan begini, kalau memang tak ada tujuannya, kamu bisa mencoretnya dari keputusan keuangan.
Endowment Effect
Ini adalah kecenderungan individu dalam menahan sesuatu yang sudah dimiliki. Endowment effect akan terjadi ketika kita menabung di awal.
Uang tabungan memang seharusnya bukan dari sisa uang bulanan. Dengan menabung di awal waktu, kita akan memiliki kecenderungan untuk menahan keinginan untuk tidak berbelanja dengan uang tersebut.
Endowment effect bisa mengendalikan kita untuk tidak melakukan pembelian yang tak terkontrol dan bisa menjaga arus kas tetap sehat hingga akhir bulan.
![5 Tip Mengatur Arus Kas Pribadi dengan Ilmu Perilaku 5 Tip Mengatur Arus Kas Pribadi dengan Ilmu Perilaku](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/07/mengatur-arus-kas-960x540.jpg)
5 Tip Mengatur Arus Kas Pribadi
Jadi, apa yang bisa kita lakukan untuk mengatur kas pribadi dengan berdasarkan pada Ilmu Perilaku ini?
Alokasikan pendapatan
Bisa dibilang membuat anggaran bulanan ini hal yang membosankan dan bikin pening. Tapi, jika kamu ingin sukses mengelola arus kas maka lakukan budgeting ini.
QM Financial punya formula pembagian pos pengeluaran seperti ini:
- Kebutuhan hidup: 40%
- Cicilan utang: 30%
- Sosial: 2.5%
- Investasi: 20%
- Lifestyle 10%
Kamu bisa menggunakannya, atau bisa juga menyesuaikannya dengan kondisimu. Yang pasti, apabila kamu punya cicilan, maka prioritaskan untuk membayarnya, ya.
Memisahkan antara kebutuhan dan keinginan
Inilah yang sering kali membuat banyak orang terjebak ke dalam utang dan pengeluaran membengkak.
Coba kamu lihat tagihan utang bulanan, apakah nominalnya bertambah atau berkurang? Jika terus bertambah, maka kamu harus evaluasi lagi apa saja yang sudah dibelanjakan.
Contohnya nih, godaan flash sale di e-commerce ini kuat banget, kamu ingin membeli skincare A karena diskon, padahal di meja rias skincare dengan bahan sama masih sebotol penuh. Inilah yang kerap membuat ‘bocor halus’ dalam pengelolaan keuangan.
Cara terbaik adalah mengendalikan diri, tahan sejenak dan berpikir ulang apakah barang tersebut benar-benar dibutuhkan atau tidak.
![5 Tip Mengatur Arus Kas Pribadi dengan Ilmu Perilaku 1 2 3 Prinsip Mengelola Keuangan untuk Kamu yang Produktif](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/07/prinsip-mengelola-keuangan-960x640.jpg)
Sisihkan di awal
Membuat anggaran dan menentukan formula akan sangat membantu untuk mengalokasikan pendapatan. So, ketika gaji sudah masuk ke rekening, langsung bagi semua ke pos-pos yang sudah ditentukan.
Karena jika ditahan dan menunggu di akhir, yakin deh semua itu nggak akan bersisa.
Buatlah catatan keuangan
Mencatat pengeluaran itu ngeri-ngeri sedap, memang. Tapi, tak perlu takut karena justru inilah yang akan menyelamatkan arus kas kamu.
Dengan mencatat segala pengeluaran harian juga bulanan, kamu akan memiliki catatan apa saja yang bisa dipangkas untuk pengeluaran bulan depan agar tidak over budget. Kalaupun ada berlebihan dalam pengeluaran, dicek kembali apakah itu penting atau tidak untuk dilakukan di bulan berikutnya.
Tahan diri dari transaksi online
Teknologi sekarang sungguh memanjakan kita. Betul?
Sekali swipe, kita bisa memesan makanan di aplikasi delivery online. Dan teknologi pun menumbuhkan kebiasaan baru di masyarakat. Seperti lebih memilih transaksi lewat internet banking dibandingkan mesti ke bank. Atau lebih senang belanja online daripada ke mal.
Tak ada yang salah dengan munculnya kebiasaan tersebut, tapi mesti diingat, kita harus bisa mengendalikan diri agar tidak terjerumus melakukan banyak transaksi online yang justru bisa membuat pengeluaran membengkak dan terjerat utang.
Cara terbaik adalah alokasikan dana untuk transaksi online, misalnya Rp500 ribu sebulan. Sisihkan uang ini ketika menerima gaji, apabila sudah habis ya tahan diri untuk tidak melakukan transaksi online hingga bulan berikutnya.
Pengalaman dalam mengatur arus kas akan membawa kita ke next level karena ada banyak hal positif yang bisa kita peroleh salah satunya adalah mengerem kebiasaan. Memang sih, ini semua butuh proses yang tidak mudah, tapi yakinlah kalau kita bisa untuk melaluinya.
Mengatur arus kas dan menjaganya agar tetap sehat, kelak akan membawa kita masuk ke fase bebas finansial.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Jangan lupa juga follow Instagram QM Financial untuk berbagai update kelas finansial online dan tip praktis lainnya.
Malas Belajar Keuangan: 3 Alasannya, dan Bagaimana Solusinya?
Sudah tahu kan ya, bahwa literasi keuangan itu penting banget, bahkan menjadi salah satu dari 6 literasi dasar yang harus kita pelajari demi bisa survive menjalani hidup? Sayangnya, orang juga tidak terlahir dan langsung bisa mengelola keuangan dengan baik begitu saja. Kita perlu belajar keuangan step by step, jika pengin bisa menguasainya.
Yah, namanya belajar akan selalu butuh proses. Butuh waktu untuk menyerap informasi dan pengetahuan, pun butuh waktu juga untuk mencernanya. Selain kapasitas penyerapan otak orang yang berbeda-beda, ini juga ada kaitannya dengan minat dan niat.
So, dengan segala alasan, kadang orang jadi skip proses ini. Maunya kalau bisa sih ya, sudah langsung piawai, gitu aja. Contohnya, paling gampang nih, soal investasi saham. Kalau bisa sih, langsung dapat untung besar. Males banget kalau harus lihat laporan keuangan atau grafik pergerakan pasar. Pusing!
Tapi, nggak gitu mainnya!
Mau terampil dalam hal apa pun, proses tetap butuh. Begitu juga dengan keuangan. Mau pinter kelola keuangan—dan terbebas dari berbagai masalahnya—ya harus menjalani proses belajar dulu.
Ini dia beberapa hal yang kadang bikin orang menunda-nunda terus keinginan untuk belajar keuangan.
![Malas Belajar Keuangan: 3 Alasannya, dan Bagaimana Solusinya? Pentingnya Literasi Keuangan dan 5 Cara untuk Meningkatkannya](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/07/meningkatkan-literasi-keuangan-960x596.jpg)
Alasan Tidak Belajar Keuangan
1. Sibuk
Ya, manusia zaman sekarang, mana ada sih yang enggak sibuk? Rasa-rasanya 24 jam dalam sehari saja enggak cukup. Tuntutan zaman dan juga keinginan untuk memiliki masa depan yang baik menjadi motivasi orang untuk menyibukkan diri bekerja.
Rezeki memang sudah diatur. Tetapi, ketika kita sudah mendapatkannya, alangkah baiknya—sebagai ungkapan rasa syukur—kita kelola dengan baik, sehingga bisa bermanfaat bagi kita dan orang-orang yang di sekitar kita.
Boleh saja kok sibuk bekerja dan melakukan berbagai hal, tapi seharusnya ini enggak jadi alasan bagi kita untuk mau belajar keuangan. Karena, ada banyak cara kok untuk belajar keuangan itu. Bahkan ada yang bisa sambil dengan mengerjakan hal lain.
![Malas Belajar Keuangan: 3 Alasannya, dan Bagaimana Solusinya? 7 Jenis Pekerjaan dan Profes di Industri Kreatif yang Lagi Ngehype](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/06/profesi-industri-kreatif-960x640.jpg)
2. Jadwal nggak sesuai
Salah satu cara belajar keuangan yang dinilai cukup efektif memberikan hasil adalah dengan ikut kelas finansial online, seperti halnya Financial Class Online Series dari QM Financial. Dalam kelas ini, modul sudah dibuat sedemikian rupa, sehingga akan mudah dipelajari oleh peserta kelas.
Ditambah adanya interaksi dengan trainer berpengalaman, pemahaman tentang bagaimana pengelolaan keuangan akan bisa diserap dengan baik. Biasanya, trainer juga akan memberikan contoh-contoh aplikasi atau cerita-cerita yang relevan, sehingga peserta kelas bisa mendapatkan gambaran riil bagaimana mengelola uang yang baik itu. Untuk beberapa kelas, bahkan dilengkapi juga dengan berbagai worksheet yang bisa diisi langsung oleh peserta.
Namun, untuk bisa mengikuti kelas finansial online seperti ini, kita mesti menyesuaikan diri dengan jadwal yang sudah ditentukan. Sayangnya, sering kali jadwal ini kurang bersahabat karena tak cocok dengan jadwal kita sendiri.
Jadilah menunda-nunda belajar keuangan, karena mencari jadwal yang pas.
![Malas Belajar Keuangan: 3 Alasannya, dan Bagaimana Solusinya? Malas Belajar Keuangan: Apa Alasannya, dan Bagaimana Solusinya?](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/07/belajar-keuangan-sambil-rebahan-960x640.jpg)
3. Membosankan
Memang, belajar keuangan itu terdengar dan terlihat tak seseksi belajar bahasa, misalnya. Atau belajar desain. Sekilas, belajar keuangan ini bukan merupakan “investasi” karena toh nanti keterampilannya tidak bisa dijual lagi. Berbeda dengan belajar desain, yang kemudian kita bisa membuat desain yang bisa dijual kembali dalam bentuk jasa, misalnya.
Tetapi, jangan salah. Masuknya literasi keuangan ke dalam 6 jenis literasi dasar yang wajib dipelajari ini bukan tanpa alasan. Dengan literasi keuangan yang baik, seseorang bisa terhindar dari banyak sekali masalah yang berpotensi muncul dalam hidupnya.
Tapi kan, belajar keuangan membosankan? Betul, untuk sebagian orang. Tapi, karena wajib, kita bisa kok mencari cara belajar keuangan yang lebih fun dan tidak membosankan. Apalagi sekarang didukung dengan teknologi yang sudah berkembang, ada banyak sekali cara untuk bisa belajar keuangan dengan lebih asyik.
![Malas Belajar Keuangan: 3 Alasannya, dan Bagaimana Solusinya? Malas Belajar Keuangan: 3 Alasannya, dan Bagaimana Solusinya?](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/02/levio-banner.jpg)
Cara Belajar Keuangan sambil Rebahan
Mau belajar keuangan sambil rebahan?
Memangnya bisa? Bisa dong.
Belajar keuangan sekarang enggak serem dan membosankan kok! Malahan fun banget, bisa kamu lakukan sembari rebahan. Apalagi ada yang model gamified microlearning ini. Sudah pernah coba belum? Namanya Levio. Di dalamnya ada berbagai stage belajar yang harus kamu selesaikan. Layaknya main games, kamu pasti akan dengan segera tenggelam dalam pembelajaranmu.
Nggak akan terasa kalau lagi belajar. Yuk, segera daftarkan dirimu segera dan belajar keuangan secara fun!
Jangan lupa juga follow Instagram QM Financial untuk berbagai update kelas finansial online dan tip praktis lainnya.
Keuangan Ideal ala Pasangan Menikah Zaman Dulu vs Zaman Sekarang
Menikah adalah salah satu momen paling membahagiakan dalam hidup. Menjadi pasangan menikah ada banyak hal yang mesti diperhatikan, dikomunikasikan dan juga saling menghormati. Termasuk di dalamnya tentang masalah keuangan.
Masalah keuangan ini jangan dianggap sepele karena bisa berujung pertengkaran dan yang tak mengenakan adalah perpisahan. Duh, jangan sampai deh ya.
Sebenarnya jika dilihat ada banyak perubahan yang terjadi dengan pasangan menikah sekarang ini dibandingkan zaman dulu. Ini tak lepas dari peran arus informasi yang kini sangat terbuka. Banyak pasangan menikah mendapatkan insight baru dalam hal pengelolaan keuangan.
Contoh kecil nih, dulu kaum perempuan sangat minim akan pengetahuan tentang investasi. Sekarang ini menurut Menteri Keuangan, Sri Mulyani, investor perempuan meningkat signifikan sebesar 55,8% untuk pembelian instrumen obligasi ritel seri ORI017, 57,82% untuk ORI018 dan 58,25 sukuk ritel seri SR014.
Apa saja perubahan yang terjadi terhadap keuangan ideal pasangan menikah zaman dulu vs zaman sekarang? Berikut ulasannya!
Keuangan Ideal ala Pasangan Menikah Zaman Dulu vs Zaman Sekarang
![Keuangan Ideal ala Pasangan Menikah Zaman Dulu vs Zaman Sekarang Setelah Lama Menikah, Pasangan Suami Istri Harus Cek 5 Hal Keuangan Ini](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/02/pasangan-suami-istri-yang-sudah-lama-menikah.jpg)
Zaman Dulu
1. Suami sebagai pencari nafkah utama
Sudah menjadi mindset umum bahwa suami adalah pencari nafkah utama di keluarga. Semua beban keuangan ada di pundak suami. Berat? Sudah pasti.
Inilah yang sering kali menjadi pemicu terjadinya ‘jarak’ antara ayah dan anak karena minimnya waktu untuk berinteraksi karena tuntutan hidup seorang ayah mesti memenuhi kebutuhan keluarga. Seorang ayah, bekerja tanpa lelah demi kesejahteraan keluarga.
2. Istri atur uang
Ya, suami menjadi pencari nafkah utama, istri yang mengatur uang. Ini udah pakem pasangan menikah zaman dulu.
Di zaman dulu memang kedua hal inilah yang menjadi financial goals dari pasangan menikah. Tak ada muluk-muluk karena zaman dulu belum secanggih saat ini. Belum ada kafe kekinian, teknologi pun belum semaju sekarang ini.
Sayangnya, sering ditemui ‘lubang’ di keuangan ideal ala pasangan zaman dulu, yaitu tidak terbukanya masalah keuangan. Banyak kasus terjadi ketika seorang istri tidak mengetahui dengan pasti berapa besaran gaji suaminya.
Belum lagi soal sangat minimnya pengetahuan akan investasi. Jika dilihat, pasangan menikah zaman dulu lebih menyukai instrumen investasi berupa emas dan properti. Tak heran kan, kalau orang kaya zaman dulu memiliki itu banyak tanah.
Bagaimana dengan keuangan ideal ala pasangan menikah zaman now?
Ternyata terjadi banyak pergeseran. Selain karena arus informasi yang terbuka lebar, sekarang ini sudah adanya kesadaran dari pasangan menikah ingin memperbaiki hal-hal yang mereka lihat dari orang tua zaman dulu.
Ya, memperbaiki agar tidak terjadi hal yang sama. Lalu, apa saja nih keuangan ideal ala pasangan menikah zaman now?
Zaman sekarang
![Keuangan Ideal ala Pasangan Menikah Zaman Dulu vs Zaman Sekarang Keuangan Ideal ala Pasangan Menikah Zaman Dulu vs Zaman Sekarang](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/07/pasangan-menikah-zaman-duluu-960x640.jpg)
1. Jujur akan keuangan
Sekarang ini sudah jamak terjadi suami-istri bekerja, maka diperlukan keterbukaan akan keuangan masing-masing. Gaji yang diterima dibuka secara rinci pada pasangan.
Dengan mengetahui pendapatan masing-masing, akan dengan mudah merinci pengelolaan keuangan seperti apa dan juga menentukan tujuan keuangan ke depannya bagaimana.
2. Pendapatan utama
Jika kedua pasangan sama-sama bekerja, tentukan mana yang akan dijadikan pendapatan utama. Ini yang nantinya akan menjadi fondasi utama dalam keuangan, sedangkan gaji lainnya akan menopang agar fondasi ini tetap kuat.
3. Memiliki bujet bersama juga punya bujet pribadi
Yang namanya menikah berarti keuangannya harus dikelola bersama. Sebaiknya memiliki bujet bersama untuk keperluan seperti dana pendidikan, dana darurat dan lain-lain. Misalnya, untuk dana pendidikan dari gaji suami sebesar 20%, dari istri 20% juga. Pembagian ini sesuai kesepakatan, setiap keluarga bisa jadi berbeda.
Tapi, selain punya bujet bersama, banyak pasangan menikah zaman sekarang juga punya pemisahan bujet untuk kebutuhan sendiri-sendiri. Bujet ini biasanya digunakan untuk melakukan hobi, misalnya. Seperti membeli tanaman, buku, dan lain sebagainya. Dengan demikian, hobi tersalurkan, bujet keluarga tak terganggu.
![Keuangan Ideal ala Pasangan Menikah Zaman Dulu vs Zaman Sekarang Kenali 5 Masalah Keuangan Keluarga Agar Tak Menjadi Retaknya Hubungan Rumah Tangga](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2019/02/dad-1716160_1920-960x640.jpg)
4. Pembagian tugas keuangan
Kalau dulu istri yang menangani semua pembayaran ini-itu, sekarang bisa jadi berbeda. Yang penting memang kesepakatan. Mau semua diatur istri, boleh. Diatur suami, bisa. Atau mau dibagi, suami urus keperluan A, istri B.
Yang penting, samakan pandangan dan buat kesepakatannya, seperti gaji suami membayar cicilan, kebutuhan bulanan, gaji istri untuk investasi dan menabung. Atau suami membayar cicilan secara online tanpa menunggu istri yang melakukannya.
Ini juga berlaku akan pembagian keuangan ke masing-masing keluarga jika masih menanggung kebutuhan orang tua atau saudara yang masih sekolah.
5. Financial goals
Setiap pasangan menikah wajib memiliki financial goals atau tujuan keuangan yang ingin dicapai. Tujuan keuangan ini bisa berupa dana pendidikan, dana pensiun, dana darurat. Dengan adanya tujuan keuangan, kamu akan lebih detail dalam memilah keinginan dan kebutuhan.
Kamu akan lebih disiplin lagi dalam mengelola keuangan dan nantinya bisa saja kamu akan mencapai fase bebas finansial.
![Keuangan Ideal ala Pasangan Menikah Zaman Dulu vs Zaman Sekarang Keuangan Ideal ala Pasangan Menikah Zaman Dulu vs Zaman Sekarang](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/07/pasangan-menikah-zaman-duluu-960x640.jpg)
Kunci: Komunikasi dan punya visi yang sama
Yang namanya menikah, mau cara aturnya apa saja, sebaiknya memiliki visi yang sama, terutama dalam visi keuangan. Pasalnya, keuangan itu sensitif. Ada masalah kecil, efeknya bisa ke mana-mana dan akhirnya jadi sandungan.
Jadi, sebelum menikah, bicarakan dengan pasangan, seperti apa masalah keuangan nanti. Sekarang ini sudah tidak tabu lagi kok membicarakan keuangan. Apabila dalam perjalanan pernikahan ada yang tidak sesuai, komunikasikan dengan pasangan jangan dipendam. Karena yang namanya pernikahan pasti akan ada ups and downs.
Nah, kalau dilihat-lihat, ternyata banyak juga ya pergeseran pengaturan keuangan ideal antara pasangan zaman dulu dengan zaman sekarang. Tentunya ini terjadi dengan harapan agar pasangan menikah zaman sekarang bisa lebih bisa mengelola keuangan lebih baik karena kehidupan sekarang ini lebih kompleks dibanding zaman dulu.
![Keuangan Ideal ala Pasangan Menikah Zaman Dulu vs Zaman Sekarang Udemy](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/06/QM_Financial_-_Website_Banner_Udemy__FD-02-960x224.jpg)
Agar kamu dan pasangan bisa mengelola keuangan dengan baik agar terwujud financial goals, yuk belajar keuangan sendiri di Udemy. QM Financial punya modul khusus untuk pasangan yang sudah menikah yaitu Journey for Married Couples. Di kursus ini kamu akan belajar menyusun rencana pencapaian prioritas tujuan finansial keluargamu.
Enaknya belajar di Udemy, kamu enggak terikat oleh waktu. Kamu bisa mempelajari semua materi kapan pun, karena aksesnya lifetime untuk sekali pembayaran saja.
Asyik kan?
Yuk, belajar bareng di Udemy. Tim QM Financial tunggu di sana ya!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Cara Belajar Finansial Secara Cepat, Efektif dan Efisien
Buat kamu yang pengin mulai belajar finansial, begini cara belajar cepat yang bisa kamu terapkan. Cek artikel ini sampai selesai ya.
Fast Track Program: Belajar Finansial Cepat buat Kamu yang Nggak Sempat
Salah satu cara belajar finansial di QM Financial yang dapat kamu pilih adalah belajar melalui webinar Zoom dengan metode kelas, dalam FCOS (Financial Clinic Online Series).
Dalam metode ini, kamu akan dimungkinkan untuk belajar langsung bersama trainer, dengan modul-modul yang sudah dipersiapkan sesuai dengan silabus dan kurikulum berjenjang. Yes, belajar berjenjang FCOS ini merupakan salah satu kekuatan dari kelas finansial online dari QM Financial, karena akan memungkinkanmu untuk bisa memahami secara mendalam berbagai materi yang ada secara perlahan tapi pasti.
Harapannya, sudah pasti, dengan pendalaman materi yang cukup, dipelajari secara bertahap, hasil belajarnya pun akan lebih optimal.
Tetapi, bagaimana dengan kamu yang nggak punya waktu untuk belajar step by step secara berjenjang dalam FCOS? Kamu yang terlalu sibuk untuk sekadar meluangkan waktu di malam hari, belajar selama satu jam bersama para trainer QM Financial? Kamu yang sudah urgent banget untuk segera bisa mengelola keuanganmu sendiri, menentukan tujuan keuangan, dan membuat rencana keuangan sendiri secepatnya?
Kabar Gembira! Telah Hadir Fast Track Program untukmu!
![Fast Track Program: Belajar Finansial Cepat buat Kamu yang Nggak Sempat Fast Track Program: Belajar Finansial Cepat buat Kamu yang Nggak Sempat](https://event.qmfinancial.com//resources/media/QM_Content_-_Fast_Track_-_Print_Ad-08.jpg)
Perkenalkan, Fast Track program, sebuah program yang dirancang khusus buat kamu yang tak punya banyak waktu, tetapi butuh belajar finansial secara mendalam.
Apa keunggulan Fast Track Program dibandingkan FCOS biasa, atau juga program dan platform belajar lainnya?
1. Cocok buat kamu yang sibuk tapi pengin belajar finansial secara seru
Kebutuhan manusia itu berbeda, begitu juga kondisinya. Memang betul, untuk belajar, akan lebih baik kalau kita investasikan waktu tanpa batas, agar materi yang dipelajari bisa dicerna dan meresap dengan baik ke otak.
Tentu, ini bukan masalah besar bagi sebagian orang, yang memang punya banyak waktu tersisa dalam kesehariannya. Ketimbang dipakai untuk hal-hal yang unfaedah, pastinya akan lebih bermanfaat kalau dipakai untuk belajar—belajar apa pun itu, termasuk belajar mengelola keuangan. Banyak banget hal yang bisa diperoleh dari belajar keuangan. Kamu pasti juga setuju tentang ini kan?
Namun, kondisi bisa berbeda untuk sebagian yang lain. Kamu, yang termasuk dalam kelompok ini, sudah sadar betul pentingnya belajar mengelola keuangan, mulai dari dasar hingga lanjut ke level advanced—yang kesemuanya bisa dipelajari dalam FCOS QM Financial. Namun, waktu luang bukan merupakan privilege untukmu. Membuat waktu untuk sekadar belajar 1 jam di malam hari terasa berat untukmu, karena satu dan lain sebab.
Nah, buat kamu yang termasuk ke kelompok terakhir ini, Fast Track program adalah jawabannya.
![Fast Track Program: Belajar Finansial Cepat buat Kamu yang Nggak Sempat Fast Track Program: Belajar Finansial Cepat buat Kamu yang Nggak Sempat](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/03/belajar-finansial-fast-track-960x540.jpg)
2. Paket komplit
Fast Track program merupakan paket komplit. Komplit apanya? Mari kita lihat.
Dari sisi materi, cakupan Fast Track program ini sama dengan cakupan FCOS reguler yang biasa diadakan di malam hari dalam durasi satu jam.
Apa saja yang dipelajari di Fast Track program ini? Antara lain:
- Konsep dasar perencanaan keuangan
- Cara mengecek kondisi kesehatan keuangan pribadi
- Bagaimana cara menghitung kebutuhan proteksi
- Cara menentukan kebutuhan investasi untuk tujuan finansial utama, mulai dana rumah, dana pendidikan, sampai dana pensiun (dengan 4% rules).
- Bagaimana menyusun skenario jika jumlah dana tersedia kurang dari kebutuhan investasi
- Berkenalan dengan berbagai pilihan produk investasi mulai dari yang dasar hingga yang kekinian tanpa FOMO, mulai dari P2P Lending, Equity Crowdfunding, hingga Cryptocurrency
- Aturan kunci dalam berinvestasi
- Cara menyusun rencana keuangan sederhana
- Bagaimana melakukan review rencana keuangan pribadi
Komplit kan? Mulai dari basic, intermediate, hingga level advanced semua sudah ada dalam satu program.
Selain bisa mengikuti sesi webinar yang akan membahas topik-topik di atas, Fast Track program juga sudah termasuk akses 3 bulan Levio untuk belajar modul basic finansial, serta ada juga opsi untuk mentoring 1 on 1.
Komplit, spesial pakai telur!
![Fast Track Program: Belajar Finansial Cepat buat Kamu yang Nggak Sempat Apa Beda Belajar Finansial di FCOS, Levio, dan Udemy?](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/03/belajar-finansial-di-mana-960x640.jpg)
3. Cukup luangkan waktu di hari Sabtu
Lalu, berapa lama untuk bisa belajar semua materi itu? Sementara FCOS saja, dengan materi berjenjang yang sama, butuh waktu satu bulan untuk diikuti?
Nah, itu dia bedanya Fast Track program dengan FCOS. Dalam Fast Track program, kamu hanya perlu meluangkan waktu dua kali hari Sabtu, yang masing-masing terdiri atas dua sesi @ 2 jam, untuk belajar kesemua materi itu.
Sekali duduk, materi yang akan kamu dapat setara dengan dua kelas FCOS!
Gimana? Cocok kan, buat kamu yang sibuk tapi urgent banget butuh belajar mengelola keuangan, sampai bisa membuat rencana keuangan sendiri?
Yuk, segera daftarkan dirimu untuk bergabung di Fast Track program! Klik link yang sudah ditautkan, dan ikuti saja petunjuknya ya.
Sampai jumpa di kelas Fast Track!
Jangan lupa, stay tuned juga di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Pensiun Sejahtera di Usia 50 Tahun? Bisa Dong!
Dengan memastikan hal-hal ini telah dipenuhi dengan baik, maka goals untuk bisa pensiun sejahtera di usia 50 tahun bukan jadi impian semata lagi.
Training Keuangan, Kapan Dibutuhkan Karyawan? Ini 7 Tandanya
Sudah tahu kan, pentingnya memberikan training keuangan pada karyawan? Di samping untuk memperkenalkan habit baru yang baik terhadap pengelolaan keuangan, training keuangan karyawan juga dapat meningkatkan kinerja dan produktivitas karyawan.
Lalu, kapan waktu terbaik untuk memberikan training keuangan ini? Simak ulasannya sampai selesai berikut ini yuk!
Tanda dan Kapan Perlu Memberikan Training Keuangan untuk Karyawan
Ketika karyawan baru saja mulai masuk untuk bekerja (entry level)
![Training Keuangan, Kapan Dibutuhkan Karyawan? Ini 7 Tandanya 5 Jenis Training Karyawan yang Penting Diberikan oleh Perusahaan](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2019/04/training-karyawan.jpg)
Adalah penting bagi karyawan yang baru mulai masuk kerja dan menerima gaji pertama untuk segera dapat mengelola keuangan dengan baik. Ini berlaku baik bagi yang memang sudah berpengalaman kerja di perusahaan lain sebelumnya, ataupun yang baru pertama kali kerja alias fresh graduates dan first jobbers.
Kesadaran dan keterampilan mengelola keuangan akan sangat lebih baik jika dimiliki sejak dini. Dengan demikian, karyawan masih punya banyak waktu untuk menyusun berbagai tujuan finansial dan kemudian membuat rencana yang komprehensif.
Ketika produktivitas karyawan mulai menurun
Salah satu penyebab produktivitas karyawan yang menurun adalah ketika mereka mengalami financial insecurities dalam hidup mereka. Financial insecurities ini bisa jadi kecemasan terhadap cash flow yang mereka khawatirkan tidak cukup, memiliki utang yang tak kunjung lunas, hingga kekhawatiran menghadapi masa depan yang tak jelas.
Ada data penelitian yang membuktikan, bahwa 1 dari 4 karyawan di kantor mengalami stres dan penurunan produktivitas karena masalah keuangan.
So, ketika produktivitas karyawan dirasa mulai menurun, bisa jadi ini adalah salah satu indikator bahwa mereka sedang ada masalah yang membuat kurang fokus. Besar kemungkinan masalah tersebut adalah masalah keuangan. Itulah waktu yang tepat untuk mengadakan training keuangan bagi mereka.
Ketika karyawan mulai terlalu sering kasbon atau memiliki terlalu banyak utang
![Training Keuangan, Kapan Dibutuhkan Karyawan? Ini 7 Tandanya Jadi Karyawan dan Terlilit Utang? Cek, Apakah Punya 3 Kesalahan Berikut?](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2019/04/karyawan-terlilit-utang.jpg)
Kadang perusahaan memang menyediakan fasilitas pemberian pinjaman dana pada karyawan dengan bunga lunak, demi membantu kesejahteraan karyawan. Pinjaman ini bisa berupa pinjaman dengan jangka tertentu, ataupun yang berupa kasbon.
Namun, kadang ada saja satu dua karyawan yang kasbon terus menerus, atau malah terlibat dengan pinjaman online ilegal yang dewasa ini marak terjadi.
Kalau sudah begini, bisa dipastikan bahwa karyawan pasti memiliki masalah keuangan yang cukup besar. Ada baiknya, perusahaan membantu dengan memberikan training keuangan agar karyawan lebih terampil mengelola keuangannya sendiri tanpa harus utang lagi.
Saat karyawan mendapatkan kenaikan gaji
Kenaikan gaji memang menjadi hal yang paling ditunggu. Tetapi, tak jarang, kenaikan gaji juga diikuti dengan kenaikan lifestyle—gaya hidup yang kalau tidak dikelola dengan baik bisa menjebak karyawan hingga hidup melebihi kemampuan.
Ini tentu saja membawa kerugian bagi diri karyawan sendiri.
So, ada baiknya, saat perusahaan berencana untuk menaikkan gaji para karyawan, saat itu juga direncanakan untuk memberikan training keuangan agar karyawan dapat mengelola gajinya dengan lebih baik lagi.
Ketika karyawan sudah bekerja cukup lama di perusahaan yang sama
![Training Keuangan, Kapan Dibutuhkan Karyawan? Ini 7 Tandanya 5 Alasan Mengapa HR Harus Menjadikan Kesejahteraan Karyawan sebagai Fokus Perhatian?](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2019/07/kesejahteraan-karyawan.jpg)
Ketika karyawan sudah cukup lama bekerja di suatu perusahaan—misalnya sudah beberapa tahun—maka saat itulah ia memasuki fase retain.
Training keuangan karyawan akan sangat baik jika diberikan lagi, untuk mengingatkan karyawan agar mereview apa yang sudah dicapai sejauh ini. Selanjutnya, karyawan juga perlu diingatkan lagi untuk terus membangun aset, sehingga pada waktunya nanti dapat dikonversi menjadi aset aktif menjelang pensiun.
Ketika lifestyle karyawan terlihat melebihi kemampuan finansialnya
Memang menjadi hak karyawan mana pun untuk memanfaatkan gajinya untuk keperluan apa pun. Namun, ketika ada tanda-tanda bahwa karyawan hidup dengan lifestyle yang melebihi kemampuannya, maka saat itu pula perusahaan wajib mengingatkannya.
Salah satu caranya adalah dengan memberikan training keuangan yang sesuai dengan kondisi si karyawan.
Jangan sampai sudah terlanjur terlilit utang, baru diberi training. Bisa jadi, saat itu sudah terlambat.
Ketika karyawan perlu disadarkan tentang pentingnya dana pensiun
![Training Keuangan, Kapan Dibutuhkan Karyawan? Ini 7 Tandanya Training Keuangan, Kapan Dibutuhkan Karyawan? Ini 7 Tandanya](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/01/kapan-training-keuangan.jpg)
Sering terjadi ketika karyawan merasa belum perlu memikirkan dana pensiun, karena mereka merasa masih muda, masih punya banyak sekali waktu untuk berkarya dan menghasilkan uang.
Well, pendapat ini enggak salah, tetapi perlu untuk membuat mereka sadar, bahwa masa pensiun perlu untuk direncanakan sejak dini.
Mereka punya privilege pada jangka waktu yang masih panjang, sehingga beban untuk menabung masih akan ringan. Jangan tunggu sampai berusia 45 tahun dulu, baru kemudian berencana untuk pensiun. Khawatirnya, beban menabung akan lebih berat, dan waktunya terlalu singkat untuk membangun aset.
Nah, itulah tanda karyawan perusahaan perlu mendapatkan training keuangan.
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
5 Skill yang Dibutuhkan di Dunia Kerja di Tahun 2021
Ada beberapa skill yang dibutuhkan di dunia kerja di tahun 2021 ini. Mungkin tidak baru, tetapi sekarang menjadi lebih penting.
Memangnya beda? Well, di tahun 2020, kita terpaksa banyak menyesuaikan diri dengan perubahan cepat yang terjadi. Salah satunya konversi dari offline menjadi online, dalam sebagian besar hal yang kita kerjakan.
Termasuk di dunia kerja.
Perusahaan mau enggak mau juga harus beradaptasi. Jika memang sejauh ini, karyawannya sudah dapat “diajak” untuk naik kelas, maka itu hal bagus. Dan, kalaupun berniat untuk menambah lagi sumber daya manusia, maka ya sebaiknya mempertimbangkan hal dan kebiasaan baru yang ada sekarang, demi kelancaran operasional pekerjaan.
Berikut beberapa skill yang dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan untuk bertahan di tahun 2021 ini. Dan, beberapa di antaranya adalah soft skill yang bisa dikembangkan dengan training yang pas dengan kebutuhan.
5 Skill yang Dibutuhkan di Dunia Kerja
![5 Skill yang Dibutuhkan di Dunia Kerja di Tahun 2021 5 Skill yang Dibutuhkan di Dunia Kerja di Tahun 2021](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/01/skill-yang-dibutuhkan-di-dunia-kerja.jpg)
Familier dengan berbagai bentuk teknologi dan bisa belajar dengan cepat
Kalau mau bertahan, dan kemudian bisa berkembang, maka mau tak mau setiap aset dalam perusahaan juga disesuaikan dengan kondisi terkini. Termasuk para karyawannya.
Pada akhirnya, seleksi alam juga berlaku. Mereka yang tak bisa belajar teknologi dengan cepat harus pasrah digantikan. Tak hanya digantikan oleh sesama manusia, tetapi digantikan oleh mesin dan robot. Memang menyedihkan sih, tapi ya ini tuntutan zaman.
Kecerdasan emosional (EQ)
Keterampilan ini barangkali bukan tuntutan yang baru. Tetap dengan kondisi yang sekarang, maka keterampilan untuk mengelola emosi menjadi skill yang dibutuhkan di dunia kerja juga. Pasalnya, dengan kondisi sekarang, orang dengan kecerdasan emosional yang baik akan lebih mampu beradaptasi.
In fact, meskipun nantinya sebagian besar pekerjaan akan dilakukan oleh robot ataupun mesin, tetapi mereka juga tetap tidak dapat menggantikan peran manusia yang memiliki rasa dan indera yang lebih tajam.
Karenanya, di masa teknologi canggih, tak hanya IQ saja yang berperan, para karyawan dituntut untuk memiliki EQ yang juga sama tingginya.
![5 Skill yang Dibutuhkan di Dunia Kerja di Tahun 2021 Menghadapi Kenormalan Baru: 5 Hal Keuangan yang Harus Didorong dari Karyawan](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/07/karyawan-menghadapi-kenormalan-baru.jpg)
Kreativitas
Pandemi COVID-19 yang terjadi di tahun 2020 menuntut setiap bisnis, baik yang dijalankan oleh perusahaan maupun perseorangan, untuk kreatif agar bisa bertahan. Kebanyakan merasa perlu untuk mengubah strategi bisnisnya. Tentunya, strategi perusahaan yang berubah ini tidak akan mulus dilakukan tanpa adanya kreativitas sumber daya manusia yang ada di dalamnya.
Tanpa kreativitas karyawan, perusahaan tidak akan lincah mencari celah untuk bertahan.
Ini juga bukan termasuk keterampilan baru, tetapi menjadi skill yang dibutuhkan di dunia kerja di tahun 2021 ini.
Berkomunikasi secara efektif
Dalam sebuah perusahaan, teamwork itu akan selalu menjadi hal penting. Tanpa keterampilan berkomunikasi yang baik, teamwork tidak akan bisa terbangun dengan baik.
Keterampilan untuk berkomunikasi secara efektif juga bukan skill yang dimiliki oleh setiap orang loh. Ada banyak orang yang cukup kesulitan untuk mempelajari salah satu skill yang dibutuhkan di dunia kerja ini. Jika saat ini karyawan masih kurang dapat menguasai keterampilan ini, ada baiknya diberikan training yang pas.
![5 Skill yang Dibutuhkan di Dunia Kerja di Tahun 2021 5 Cara Perusahaan Mempertahankan Karyawan Terbaik](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2019/10/cara-mempertahankan-karyawan-terbaik.jpg)
Kepemimpinan
Skill yang dibutuhkan di dunia kerja lainnya adalah kepemimpinan.
Well, kan, enggak semua karyawan harus jadi pemimpin? Kalau semua pemimpin, siapa dong anak buahnya?
Ya, bukan gitu juga sih artinya. Setidaknya, jika karyawan memiliki keterampilan memimpin, maka mereka juga akan mahir memimpin diri mereka sendiri. Dengan demikian, mereka akan kaya inisiatif, punya kemampuan problem solving yang baik juga, dan tak harus menunggu instruksi untuk bekerja dan menghasilkan yang terbaik.
Itulah arti keterampilan kepemimpinan yang sesungguhnya.
Di samping kelima keterampilan di atas, ada lagi skill yang dibutuhkan di dunia kerja di tahun 2021 ini yang juga sangat penting. Yaitu keterampilan untuk mengelola keuangan pribadi.
Mengapa sangat penting?
Ini juga berkaitan dengan kondisi dan kebiasaan yang berubah. Pandemi tahun 2020 masih menyisakan dampak sampai sekarang, hingga ke soal keuangan. Banyak orang tak siap menghadapi krisis lantaran mereka belum memiliki literasi keuangan yang baik. Di antaranya, tidak memiliki dana darurat yang memadai, sedangkan ada utang juga yang menjadi beban.
Karyawan yang mampu mengelola keuangannya dengan baik, akan siap menghadapi situasi apa pun. Hal ini tentunya akan memberikan keuntungan tersendiri bagi perusahaan. Betul kan ya?
Kabar baiknya, seperti halnya skill yang lain, keterampilan mengelola keuangan ini juga bisa dilatih melalui training keuangan.
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Punya Penghasilan Sampingan Selain Pekerjaan Utama, Mengapa Penting?
Banyak dari kita yang sudah merasa puas dengan memiliki satu pintu penghasilan, apalagi jika ternyata gaji yang kita terima sudah sangat cukup untuk membiayai kebutuhan hidup sehari-hari. Bahkan sampai “tumpah-tumpah”. Di sini kita lantas lupa, bahwa penting juga bagi kita untuk punya penghasilan kedua, alias penghasilan sampingan.
Tapi mengapa ini penting?
Mengapa Kita Harus Punya Penghasilan Kedua atau Penghasilan Sampingan?
![Punya Penghasilan Sampingan Selain Pekerjaan Utama, Mengapa Penting? Punya Penghasilan Sampingan Selain Pekerjaan Utama, Mengapa Penting?](http://www.qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/11/pentingnya-penghasilan-tambahan.jpg)
1. Tidak ada yang 100% dijamin aman
Dalam hidup, kita harus menghadapi banyak kemungkinan. Ada kemungkinan yang baik, tapi kemungkinan yang buruk juga kadang lebih banyak. Begitu juga ketika kita sedang membicarakan mengenai penghasilan.
Mari belajar dari pandemi yang menyerang kita di sepanjang tahun 2020 ini. Tidak ada yang pernah menduga kan, kalau dunia bakalan sempat lumpuh selama beberapa waktu akibat COVID-19?
Hal ini tak pelak memengaruhi perekonomian global, hingga akhirnya banyak negara terjerumus ke jurang resesi. Tak ketinggalan pula Indonesia.
Bisnis gulung tikar, perusahaan ditutup. Karyawan dirumahkan, sampai sudah diputus PHK. Ini adalah bukti bahwa sestabil apa pun penghasilan kita saat normal tetap tak akan bisa lepas dari risiko jika kondisinya seperti ini.
2. Lebih cepat mencapai tujuan keuangan
Pernahkah kamu menghitung, dengan satu penghasilan sekarang dan sudah dibantu dengan investasi, masih berapa lama lagi kamu bisa mencapai tujuan keuanganmu?
Mungkin kamu memang sudah menentukan horizon waktunya ya? Ya, itu sudah bener sih. Tapi, kalau bisa lebih cepat mencapai tujuan dengan bantuan penghasilan sampingan atau tambahan, pastinya akan lebih baik kan?
Misalnya, tujuan keuanganmu setahun ke depan adalah bebas semua utang konsumtif. Nah, akan ada baiknya, tujuan keuangan seperti ini dipercepat, supaya kamu bisa segera merasakan bebas dari beban utang. Hal ini bisa kamu capai dengan menambah penghasilan.
![Punya Penghasilan Sampingan Selain Pekerjaan Utama, Mengapa Penting? Pentingnya Melakukan Review Rencana Keuangan secara Berkala](http://www.qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/11/review-rencana-keuangan.jpg)
3. Memperluas networking
Dengan memiliki penghasilan sampingan–baik itu berupa bisnis ataupun pekerjaan lain–yang berbeda dengan pekerjaan utama akan membuka peluang networking yang lebih luas untukmu.
Berinteraksi dengan orang baru itu semacam suntikan semangat baru juga loh. Kamu pun bisa mencoba untuk keluar dari zona nyaman, dan upgrade diri sendiri agar lebih baik.
Nantinya, hal ini juga akan menjadi keuntungan tersendiri untuk karier–dan pasti akan berpengaruh juga pada penghasilanmu secara keseluruhan.
4. Menambah semangat kerja
Konon katanya, punya penghasilan sampingan di luar pekerjaan utama itu melelahkan. Bahkan bisa menambah stres.
Nah, kalau begini, ya kembali ke pertanyaan: penghasilan sampingannya berupa apa?
Untuk menghindari stres tambahan, carilah penghasilan sampingan dari sesuatu yang kamu sukai, what you’re passionate about. Mengerjakan hal yang kita sukai di sela-sela rutinitas pekerjaan utama pastinya akan menyenangkan kan ya? Bahkan bisa jadi, capek pun hilang.
Pada akhirnya, hal ini akan memengaruhi tingkat kebahagiaan kita, dan akhirnya berpengaruh juga pada semangat kerja di pekerjaan utama. Kalau semangatnya bagus, produktivitas akan mengikuti. Betul?
![Punya Penghasilan Sampingan Selain Pekerjaan Utama, Mengapa Penting? Cara Menyusun Skala Prioritas Ketika Bujet Keuanganmu Terbatas](http://www.qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/11/menentukan-skala-prioritas-960x641.jpg)
5. Mengembangkan minat
Kadang kita bekerja di sektor yang memang kurang kita minati. Tetapi, karena sudah jadi rezeki, ya harus ditekuni.
Tetapi bukan berarti lantas kita harus melupakan minat kita loh. Sebisa mungkin harus tetap diasah. Sayang banget kan, sudah dikasih bakat, talenta, atau minat, tapi disia-siakan.
Dengan mempunyai pekerjaan sampingan di luar pekerjaan utama yang sesuai dengan minat, bakat, dan talenta, maka kita pun bisa mengembangkan keahlian, wawasan, dan pengetahuan kita di sektor tersebut dengan lebih baik.
Banyak sekali memang alasan mengapa penting buat kita untuk punya penghasilan tambahan di luar pekerjaan utama. Kamu barangkali punya opini lain selain yang sudah disebutkan di atas? Yuk, share di kolom komen!
Secure your income dengan memiliki penghasilan tambahan yuk! Dengan demikian, kamu sudah mengamankan kondisi keuangan pribadi dengan lebih baik lagi.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Cara Menyusun Skala Prioritas Ketika Bujet Keuanganmu Terbatas
Namanya manusia, maka wajar saja kalau BM–banyak mau. Tapi ya, sayangnya, kadang sumber dayanya terbatas. Iya, kita lagi membicarakan tentang uang, pastinya. Maunya banyak, cita-citanya tinggi, tapi uang ya kan sudah “dijatah”. Makanya kita harus bisa mengelola keuangan dengan baik. Salah satunya dengan cara menyusun skala prioritas.
Dengan adanya skala prioritas, kita lantas bisa memilih, mana yang bisa didahulukan dan mana yang bisa ditunda sembari menunggu rezeki masuk lagi.
Apa Sih Skala Prioritas?
![Cara Menyusun Skala Prioritas Ketika Bujet Keuanganmu Terbatas Cara Menyusun Skala Prioritas Ketika Bujet Keuanganmu Terbatas](http://www.qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/11/menentukan-skala-prioritas-960x641.jpg)
Prioritas, di Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya adalah “yang didahulukan dan diutamakan daripada yang lain”.
Sedangkan, skala menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “lajur yang dipakai untuk menentukan tingkatan atau banyaknya sesuatu (seperti pada peraturan gaji dan pada daftar bunga uang), ukuran”.
Nah, kalau diterjemahkan secara bebas, skala prioritas berarti adalah ukuran untuk menentukan mana yang didahulukan dan diutamakan daripada yang lain. Kalau dalam konteks yang akan kita bahas sekarang ya soal kebutuhan hidup serta apa saja yang kita ingin raih.
Tujuan adanya skala prioritas dalam keuangan pribadi ini adalah menghindari pemenuhan kebutuhan yang tidak tepat sasaran. Pendeknya, dengan menentukan skala prioritas, kita lantas bisa melihat mana yang lebih penting untuk dipenuhi lebih dahulu dengan sumber daya yang ada.
Nah, untuk lebih jelasnya, coba cek diagram berikut deh. Ini adalah tabel yang dibuat oleh Stephen R. Covey yang sebenarnya dibuat sebagai panduan bagi kita untuk manajemen waktu. Tetapi, diagram ini juga dapat kamu gunakan untuk membantumu menentukan skala prioritas.
![Cara Menyusun Skala Prioritas Ketika Bujet Keuanganmu Terbatas Manajemen skala prioritas Stephen Covey](http://www.qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/11/management-matrix-stephen-r-covey.png)
Dalam diagram di atas, kita dapat melihat ada 4 kuadran sifat kebutuhan hidup.
- Penting dan mendesak, misalnya seperti makanan, rumah tempat tinggal
- Penting tetapi tidak mendesak, misalnya baju kerja yang pantas dan formal
- Kurang penting tetapi mendesak, misalnya beli handphone yang didiskon 90% hari ini
- Kurang penting dan tidak mendesak, misalnya main games, jajan boba, dan sejenisnya
Nah, ketahuan kan, bedanya ya??
“Ilmu” dari Stephen R. Covey ini bisa banget kita gunakan untuk keuangan kita, mulai ketika kita sedang menyusun tujuan keuangan dan kemudian membuat rencana realistisnya, sampai menentukan belanja sehari-hari. Tentu saja, kamu harus mendahulukan apa yang sifatnya penting dan mendesak lebih dulu. Yang sifatnya kurang penting dan tidak mendesak adalah hal terakhir yang dipenuhi setelah yang lainnya.
Bagaimana Cara Menyusun Skala Prioritas Agar Keuangan Terkelola secara Efisien?
Ada beberapa hal yang biasanya menjadi pertimbangan kita dalam menentukan skala prioritas ini.
Urgensi
![Cara Menyusun Skala Prioritas Ketika Bujet Keuanganmu Terbatas Belajar Finansial di Udemy](http://www.qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/11/belajar-finansial-di-udemy.jpg)
Urgensi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya keharusan yang mendesak; hal sangat penting. Jadi, pertimbangan urgensi bisa kamu lakukan ketika memilih sesuatu harus segera dilakukan, kalau tidak, maka akan “membahayakan” hal lainnya. Kalau dalam tabel Steven R. Covey di atas, bisa jadi yang masuk dalam tingkat urgensi tinggi adalah yang bersifat penting dan mendesak.
Contohnya begini. Sudah biasa bagimu untuk pergi ke kantor dengan menggunakan kendaraan pribadi. Namun, pagi ini ternyata ban kendaraanmu bocor. Padahal pagi ini, kamu sudah ada meeting appointment dengan klien penting. Maka, tak bisa lain, kamu harus segera berangkat dengan moda transportasi yang lain, yang juga cepat meski mungkin agak mahal. Dengan taksi online, misalnya.
Kesempatan
![Cara Menyusun Skala Prioritas Ketika Bujet Keuanganmu Terbatas Begini Cara Karyawan Merumuskan Tujuan Keuangan Jangka Pendek di Tahun 2020](http://www.qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/10/tujuan-keuangan-penting.jpg)
Kesempatan juga bisa jadi satu hal yang penting dipertimbangkan untuk menentukan skala prioritas pemenuhan kebutuhan.
Maksudnya begini. Sering kali kita menemui kesempatan untuk memenuhi suatu kebutuhan yang datang hanya sekali. Maka, ini bisa kamu ubah skala prioritasnya, dibandingkan hal-hal lain yang kesempatan untuk memenuhinya bisa datang berkali-kali.
Misalnya, jarang ada kelas bisnis di rangkaian kelas finansial online QM Financial. Suatu kali, ternyata ada jadwal kelas bisnis di minggu ini, sudah begitu ada promonya juga. Diskon! Karenanya, kamu yang sudah berniat ikut kelas lain, yang secara reguler diadakan setiap bulannya–yang bisa kamu ambil lagi bulan depan, memprioritaskan untuk ikut kelas bisnis dulu karena kamu memang berniat memulai bisnis bulan ini.
Masa Depan
![Cara Menyusun Skala Prioritas Ketika Bujet Keuanganmu Terbatas Pentingnya Financial Training di Setiap Jenjang Karier Karyawan Perusahaan](http://www.qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/09/financial-training.jpg)
Maksudnya di sini adalah pertimbangan jangka panjang ke depan. Masa depan adalah waktu jauh ke depan, yang harus disiapkan sedari sekarang. Karena, kalau tidak, bisa jadi di masa depan kita akan mengalami masalah.
Sering kali kita merasa menyesal akan sesuatu yang terjadi sekarang, karena salahnya pilihan yang kita ambil di masa lalu. Karena itu, dalam menentukan skala prioritas, masa depan juga menjadi pertimbangan yang sangat penting, apalagi jika berpotensi mendatangkan masalah.
Contohnya begini. Kamu mendapatkan bonus tahunan dari kantor. Kebetulan sudah banyak wishlist yang menunggu untuk dipenuhi nih. Tetapi, enggak mungkin juga bisa memenuhi semuanya. Di dalam wishlist itu ada poin membayar premi asuransi jiwa. Di antara beberapa pilihan, kamu pun menempatkan pembayaran premi asuransi jiwa menjadi prioritas utama untuk dipenuhi lebih dulu. Baru jika ada sisa, maka wishlist yang lain bisa dipenuhi sesuai skala prioritas.
Kamu menempatkan “masa depan” sebagai pertimbangan untuk menentukan skala prioritas di sini, karena kalau sampai premi tak terbayar, bisa jadi kamu akan mengalami masalah keuangan ke depannya.
Kemampuan
![Cara Menyusun Skala Prioritas Ketika Bujet Keuanganmu Terbatas 3 Tujuan Keuangan Terbesar yang Harus Segera Dimiliki oleh First Jobbers](http://www.qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/09/tujuan-keuangan-first-jobber.jpg)
Kemampuan diri juga bisa menjadi salah satu pertimbangan dalam menentukan skala prioritas ini. Justru sepertinya, pertimbangan inilah yang terpenting–apalagi hidup di masa sekarang.
Prioritaskan hal-hal yang memang kamu mampu melakukannya. Yang enggak mampu, ya lebih baik tunda saja, sampai kamu mampu.
Ngomongin soal kemampuan merely ngomongin soal memahami dan jujur pada diri sendiri. Nggak usah memaksakan diri “memenuhi kebutuhan” yang sebenarnya kamu tak mampu. Sesuaikan saja dengan kemampuan.
Kamu tak perlu harus punya handphone keluaran paling baru yang harganya sampai dua puluh juta hanya karena teman-temanmu sudah membelinya. Uang Rp20 juta itu bisa kamu gunakan untuk memenuhi kebutuhan lain yang lebih penting. Jika memang butuh handphone, yang seharga lima jutaan pun sudah cukup canggih dan punya banyak fitur yang pas dengan kebutuhanmu.
Nah, itu dia beberapa hal tentang menentukan skala prioritas ketika kamu punya bujet terbatas. Enggak sulit kan? Enggak dong. Dengan mengatur skala prioritas, kamu pun bisa mengelola keuanganmu dengan lebih baik.
Semoga artikel ini bermanfaat ya.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.