5 Tanda Mandiri secara Finansial
Mandiri secara finansial artinya adalah situasi ketika seseorang sudah mampu mengurus keuangan mereka sendiri, tidak lagi membutuhkan bantuan dari orang tua atau keluarga, atau yang lain, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bisa dikatakan, hal ini adalah step pertama untuk mencapai kebebasan finansial.
Cara individu mengatur keuangannya bisa berbeda-beda. Namun bagi mereka yang sedang di usia produktif, sangat penting untuk mempelajari cara-cara mengelola keuangan pribadi. Tujuannya tidak hanya agar pendapatan bulanan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup dan gaya hidup, tetapi juga untuk menjamin kestabilan finansial di masa depan.
Walaupun masih belum ideal, tingkat literasi keuangan di Indonesia telah meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini ditunjukkan oleh generasi milenial dan gen Z yang semakin mengerti pentingnya mandiri secara finansial. Mereka mulai belajar menghasilkan uang, mulai berinvestasi, dan beberapa bahkan sudah yakin bahwa tujuan finansial akhirnya adalah bisa merasakan bebas finansial.
Mandiri secara finansial bukan tentang siapa yang memiliki gaji tertinggi, bisa berkeliling Indonesia, atau memiliki barang-barang mewah. Yang paling penting adalah kemampuan dalam mengatur keuangan. Oleh karena itu, untuk mengetahui apa yang perlu dilakukan, mari kita pelajari beberapa karakteristik orang yang sudah mandiri secara finansial.
Tanda Mandiri secara Finansial
1. Menghasilkan Pendapatan Sendiri
Poin penting dalam mandiri secara finansial adalah memiliki pendapatan, penghasilan, atau income sendiri dari pekerjaan yang dijalani. Artinya, kamu memiliki gaji atau pendapatan yang mampu membiayai semua kebutuhan hidup sehari-hari, mulai dari membayar tagihan hingga membiayai gaya hidupmu.
Jika kamu sudah memiliki penghasilan tetap setiap bulannya tetapi masih bergantung atau menerima bantuan finansial dari keluarga, berarti kamu belum bisa dikatakan mandiri secara finansial.
Tak perlu khawatir, proses ini memang memerlukan waktu dan setiap orang memiliki waktu mereka sendiri. Bagi kamu yang sudah memiliki penghasilan tetapi masih menerima bantuan, cobalah belajar lebih lanjut tentang manajemen keuangan.
Sedangkan bagi kamu yang belum memiliki pekerjaan, jangan berhenti berusaha dan jangan menyerah. Di era sekarang ini, ada banyak peluang yang bisa kamu manfaatkan untuk mendapatkan pekerjaan. Jangan lupa untuk terus meningkatkan keahlian dan pengetahuanmu.
2. Punya dana darurat
Dana cadangan atau dana darurat adalah jumlah uang yang disisihkan khusus untuk digunakan dalam situasi mendesak. Contohnya, jika kamu secara tiba-tiba harus berhenti bekerja, sakit, atau membutuhkan uang untuk kebutuhan mendesak lainnya, sementara penghasilanmu sedang tidak stabil atau tidak siap untuk menghadapi situasi yang tak terduga. Dana ini menjadi penolong dalam situasi tersebut.
Salah satu tanda mandiri secara finansial adalah kamu dapat mengalokasikan sejumlah uang setiap bulan untuk membangun dana darurat ini. Berapa sih idealnya? Tergantung pada jumlah orang yang menggantungkan hidupnya padamu, dana darurat idealnya setara dengan 3-12 kali total pengeluaran bulananmu.
Tidak perlu merasa harus langsung mencukupi 3 atau 6 kali pengeluaran sekaligus. Kamu bisa mencicil setiap bulan untuk mencapai target ideal tersebut. Konsistensi adalah kunci utamanya, dan yang penting: mulai aja dulu.
3. Mampu Membayar Cicilan dengan Tepat Waktu
Sebuah indikator lain dari mandiri secara finansial adalah kemampuanmu dalam menangani utang. Jika kamu mampu membayar semua cicilanmu, seperti KPR, kartu kredit, cicilan kendaraan, dan lainnya secara tepat waktu, maka selamat, kamu termasuk dalam kategori orang yang sudah mandiri secara finansial.
Namun, jika keadaan sebaliknya yang terjadi, cobalah untuk mengevaluasi ulang semua pengeluaran bulanan atau cicilanmu. Mungkin pengeluaranmu lebih besar daripada pendapatanmu. Perlu diingat bahwa idealnya, cicilan tidak boleh lebih dari 30% dari total pendapatan bulananmu.
4. Bisa Menabung
Menabung adalah praktik dasar pengelolaan keuangan, yang berarti menyisihkan sebagian dari pendapatan yang diperoleh untuk digunakan di masa mendatang. Ini adalah langkah awal dalam merencanakan keuangan dan penting agar dapat mandiri secara finansial.
Kemampuan untuk menabung menunjukkan bahwa seseorang mampu mengelola uangnya dengan baik, yaitu bisa mengontrol pengeluaran dan memprioritaskan alokasi penghasilan.
5. Bisa Membuat Rencana Keuangan Jangka Panjang
Membuat dan menjalankan rencana keuangan jangka panjang adalah bagian penting dari mandiri secara finansial. Rencana keuangan jangka panjang membantu seseorang untuk memahami tujuan keuangannya dan bagaimana mencapai tujuan tersebut.
Rencana keuangan jangka panjang biasanya mencakup tujuan seperti membeli rumah, pendidikan anak, dan pensiun. Memiliki dan menjalankan rencana ini menunjukkan bahwa seseorang tidak hanya memikirkan kebutuhan dan keinginannya saat ini, tetapi juga merencanakan masa depan.
Rencana keuangan jangka panjang juga akan mencakup strategi untuk mengelola utang. Baik itu utang KPR misalnya, atau utang-utang yang lainnya. Memiliki rencana dan mampu untuk membayar utang ini adalah bagian penting dari mandiri secara finansial.
Secara keseluruhan, memiliki rencana keuangan jangka panjang adalah tanda mandiri secara finansial, karena menunjukkan bahwa seseorang telah mempertimbangkan dan merencanakan masa depan mereka secara finansial, dan bukan hanya fokus pada kebutuhan dan keinginan saat ini. Ini adalah kunci untuk mencapai kesejahteraan dan keamanan finansial jangka panjang.
Mandiri secara finansial bukanlah tujuan yang dapat dicapai dalam semalam. Butuh disiplin, perencanaan, dan keterampilan manajemen keuangan yang baik untuk bisa mewujudkannya.
Namun, bukan berarti itu tidak bisa dicapai. Dengan langkah-langkah yang tepat dan komitmen yang kuat, kamu bisa mandiri secara finansial, yang pada akhirnya akan memberikan rasa keamanan, kebebasan, dan kedamaian pikiran.
Setiap langkah, mulai dari menabung secara rutin, berinvestasi untuk masa depan, hingga merencanakan secara finansial, semuanya membawa kita lebih dekat ke tujuan akhir itu. Selalu ingat, dalam perjalanan untuk bisa mandiri secara finansial, kunci utamanya adalah konsistensi dan kesabaran.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Apa yang Perlu Ditingkatkan dalam Bekerja agar Sisa Tahun Ini Jadi Lebih Baik?
Setiap awal tahun, banyak dari kita yang membuat daftar resolusi dengan harapan untuk menjadi versi terbaik dari diri kita. Kita menetapkan berbagai target yang ingin dicapai dalam karier, mulai dari mendapatkan kenaikan gaji hingga meraih posisi yang lebih tinggi. Namun, setelah melewati setengah tahun, adakah di antara kita yang mengevaluasi kembali pencapaian dan target-target tersebut? Bagaimana dengan usaha kita untuk menjadikan sisa tahun ini lebih baik? Memahami apa yang perlu ditingkatkan dalam bekerja adalah langkah penting untuk mencapai hal tersebut.
Dalam dunia kerja yang dinamis dan penuh tantangan, setiap orang dituntut untuk apa yang perlu ditingkatkan dalam bekerja, agar kualitas diri juga meningkat sehingga mampu bersaing. Bukan hanya keterampilan teknis, melainkan juga soft skills seperti kemampuan berkomunikasi, berpikir kritis, hingga manajemen waktu. Bukan hal yang mudah, namun dengan pemahaman dan tekad yang kuat, setiap orang pasti mampu mencapainya.
Lantas, apa yang perlu ditingkatkan dalam bekerja? Salah satu aspek penting mengenai apa yang perlu ditingkatkan dalam bekerja tetapi kerap terabaikan adalah pengelolaan keuangan. Bagaimana kita mengatur dan menggunakan pendapatan sangat memengaruhi kualitas hidup dan karier kita. Akan tetapi, manajemen keuangan bukanlah satu-satunya aspek soal apa yang perlu ditingkatkan dalam bekerja dan diperhatikan. Mari kita tinjau apa yang perlu ditingkatkan dalam bekerja agar sisa tahun ini menjadi lebih baik dan produktif di tempat kerja.
Apa yang Perlu Ditingkatkan untuk Sisa Tahun Ini?
Pengaturan Waktu
Pengaturan waktu atau manajemen waktu adalah proses merencanakan dan mengendalikan seberapa banyak waktu yang dihabiskan untuk aktivitas tertentu. Pengaturan waktu ini membantu siapa pun untuk bisa bekerja lebih efektif dan efisien, baik di tempat kerja atau dalam kehidupan pribadi.
Pengaturan waktu yang baik dapat membantu mengurangi stres, meningkatkan produktivitas, dan mencapai keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi. Ini adalah keterampilan penting yang akan bermanfaat di semua aspek kehidupanmu.
Prioritas
Mengatur prioritas juga merupakan salah satu dari apa yang perlu ditingkatkan dalam bekerja, lantaran hal ini adalah proses penting dalam manajemen waktu dan produktivitas. Ini berarti menentukan urutan atau tingkat penting suatu tugas atau kegiatan berdasarkan nilai, urgensi, dan dampaknya terhadap tujuan kita.
Mengatur ulang prioritas merupakan salah satu apa yang perlu ditingkatkan dalam bekerja sehingga sisa tahun ini menjadi lebih baik. Terutama: fokuskan energi dan waktumu pada tugas-tugas penting yang memberikan dampak besar.
Mengatur prioritas dengan baik dapat membantumu fokus pada apa yang benar-benar penting dan membuat kamu lebih efisien dan produktif. Ini juga dapat membantu mengurangi stres dan memberikan kepuasan lebih besar dari pekerjaan yang telah diselesaikan.
Keterampilan
Pelajari keterampilan baru yang dapat membantu kamu dalam pekerjaanmu, atau tingkatkan keterampilan yang sudah kamu miliki saat ini. Pelatihan dan pembelajaran seumur hidup adalah kunci untuk pertumbuhan karier.
Masih ada waktu sampai akhir tahun untuk ikut kelas ini itu, atau apa pun yang bisa membantumu meningkatkan keterampilan ini.
Resiliensi
Resiliensi merujuk kepada kemampuan seseorang untuk pulih atau bangkit kembali dari tekanan, tantangan, atau kesulitan yang dialami. Ini melibatkan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan, melawan rintangan, dan bertahan dalam situasi yang sulit atau stres.
Untuk meningkatkan resiliensi, ada beberapa strategi yang bisa dilakukan, seperti:
- Mengembangkan pemikiran positif dan realistis.
- Mempraktikkan teknik manajemen stres, seperti meditasi atau latihan pernapasan.
- Membangun jaringan dukungan, baik di dalam maupun di luar tempat kerja.
- Merawat kesehatan fisik, seperti makan sehat dan berolahraga secara teratur.
- Belajar dari pengalaman dan kesulitan sebelumnya.
Dengan meningkatkan resiliensi, kamu dapat lebih baik dalam menghadapi tantangan di tempat kerja dan di kehidupan sehari-hari, menjadikan sisa tahun ini dan tahun-tahun mendatang lebih baik.
Mengelola keuangan pribadi
Mengelola keuangan adalah keterampilan krusial yang berdampak pada hampir semua aspek kehidupan kita, termasuk karier. Tidak peduli seberapa besar penghasilanmu, jika kamu tidak bisa mengelolanya dengan baik, kamu bisa saja mengalami kesulitan finansial.
Berikut adalah apa yang perlu ditingkatkan dalam bekerja, dalam kaitannya dengan keterampilan dalam pengelolaan keuangan yang harus ditingkatkan untuk sisa tahun yang lebih baik:
- Budgeting, agar dapat memahami aliran uangmu—berapa banyak yang kamu hasilkan, berapa banyak yang kamu belanjakan, dan berapa banyak yang kamu simpan atau investasikan.
- Setelah mengetahui aliran uangmu, coba periksa pengeluaran. Apakah ada pengeluaran yang tidak perlu atau bisa dikurangi? Dengan mengendalikan pengeluaran, kamu bisa meningkatkan jumlah tabungan atau investasimu.
- Menabung bukan hanya untuk keadaan darurat, tetapi juga untuk tujuan jangka panjang seperti membeli rumah atau pensiun. Selain menabung, berinvestasi juga penting untuk pertumbuhan kekayaan jangka panjang. Pelajari dasar-dasar investasi dan pertimbangkan untuk berinvestasi jika kamu belum melakukannya.
- Jika kamu memiliki utang, penting untuk mengelolanya dengan baik. Buatlah rencana pembayaran utang dan berusaha untuk tidak mengambil utang baru kecuali jika sangat perlu.
- Teruslah belajar tentang keuangan. Ada banyak sumber belajar, mulai dari buku, blog, podcast, hingga kursus online. Semakin banyak kamu tahu, semakin baik kamu dalam mengelola keuangan.
- Jangan lupa untuk mempersiapkan dana pensiun. Kalau belum juga punya rencana sampai saat ini, sebaiknya segeralah mulai. Sisihkan sebagian penghasilanmu untuk dana pensiun dan pertimbangkan untuk berinvestasi dalam rencana pensiun.
- Nah, juga buat yang belum punya asuransi, terutama asuransi pokok seprti asuransi kesehatan ataupun asuransi jiwa untuk pencari nafkah. Ada baiknya segera memilih asuransi yang sesuai dengan kebutuhan. Memiliki asuransi yang tepat adalah bagian penting dari perencanaan keuangan. Asuransi dapat melindungimu dari risiko finansial yang tidak terduga, seperti sakit atau kecelakaan.
Dengan keterampilan manajemen keuangan yang baik, kamu pun dapat mencapai stabilitas finansial dan tujuan jangka panjangmu. Selain itu, keuangan yang sehat juga dapat mengurangi stres dan memberikan kamu lebih banyak kebebasan dalam membuat keputusan karier.
Untuk meraih kesuksesan dalam karier, memahami apa yang perlu ditingkatkan dalam bekerja adalah sebuah keharusan. Mengembangkan keterampilan teknis dan soft skills, mengefektifkan manajemen waktu, atur ulang prioritas, meningkatkan resiliensi, dan tentu saja, mengelola keuangan dengan bijak – semuanya memiliki peran penting.
Ingatlah, perbaikan membutuhkan waktu dan dedikasi, jadi berikan dirimu sendiri ruang untuk belajar dan tumbuh. Dan yang terpenting, jangan lupa untuk merayakan setiap kemajuan, sekecil apa pun itu.
Dengan berfokus pada perbaikan diri dan menjaga sikap positif, kamu akan melihat perubahan signifikan dalam pekerjaan kamu dan menjadikan sisa tahun ini lebih baik. Setiap langkah yang kamu ambil dalam perbaikan diri, bukan hanya meningkatkan produktivitas kerjamu, tetapi juga memberi dampak positif dalam kehidupan pribadimu.
Jadikan sisa tahun ini sebagai momentum untuk terus belajar, berkembang, dan mencapai kesuksesan yang kamu impikan dengan paham apa yang perlu ditingkatkan dalam bekerja.
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Cara Belajar Finansial Secara Cepat, Efektif dan Efisien
Buat kamu yang pengin mulai belajar finansial, begini cara belajar cepat yang bisa kamu terapkan. Cek artikel ini sampai selesai ya.
3 Tujuan Keuangan Terbesar yang Harus Segera Dimiliki oleh First Jobbers
Sebagai karyawan di entry level, barangkali para first jobber saat ini belum memiliki gaji yang sebesar mereka yang sudah lama menjalani karier. Namun, bisa dibilang di sinilah saat-saat krusial untuk segera mendapatkan keterampilan mengelola keuangan pribadi, dan segera merumuskan tujuan keuangan.
Karenanya, financial training pada level ini sangat diperlukan.
Entry level akan membentuk budaya dan etos kerja seseorang yang baru saja bekerja–yang disebut dengan first jobber ini–hingga ke masa yang akan datang.
Lalu, harus mulai dari mana? Dorong para first jobbers untuk membangun financial habit yang baik, dan membuat tujuan keuangan.
3 Tujuan Keuangan yang Seharusnya Dimiliki oleh Para First Jobber
1. Dana Darurat
Yes, inilah tujuan keuangan pertama yang seharusnya menjadi prioritas first jobbers.
Dana darurat adalah jaring pengaman saat sedang dalam kondisi darurat. Misalnya, seperti ketika kita mulai masuk ke masa pandemi. Tanpa dana darurat yang kuat, rasanya cukup susah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, sementara gaji dikurangi karena WFH, proyek-proyek berhenti, bonus juga tertunda.
Tak ada yang pernah mengira kalau tahun 2020 akan seperti ini, bukan? Ini tak terencana, dan akibatnya bisa menimbulkan risiko kerugian finansial untuk hidup kita.
Di saat-saat seperti inilah dana darurat akan berperan. Tidak ada yang bisa menjamin hidup juga akan baik-baik saja ke depannya. So, persiapkan jika hari hujan dengan sedia payung yang cukup–berupa dana darurat.
2.Dana pensiun
Yes, walaupun karyawan baru mulai bekerja, saat ini mereka pun seharusnya sudah memiliki rencana untuk membangun dana pensiun. Inilah tujuan keuangan kedua yang harus diprioritaskan.
Karena, pensiun itu sudah pasti akan datang, akan membawa dampak finansial (karena kita sudah tak bisa bekerja lagi saat itu), dan butuh persiapan yang sangat panjang.
Dana pensiun akan menjadi bekal biaya hidup menjalani masa pensiun yang mandiri dan sejahtera. Ya, masa mau menggantungkan hidup pada anak cucu? Enggak dong ya, mereka sudah punya hidup mereka masing-masing. Kita harus tetap survive sebagai pensiunan mandiri.
Nah, mulailah membuat rencana untuk menyiapkan pensiun sejak dini, karena waktu adalah teman terbaik untuk rencana jangka panjang seperti ini.
3.Rumah pertama
Apalah artinya sudah punya penghasilan sendiri, jika kamu nggak juga punya aset properti atas nama sendiri. Tsah. Karena rumah adalah simbol kemandirian.
Ya, rumah pertama di sini berarti properti. Tentu saja, bentuknya enggak harus berupa rumah petak. Kamu juga bisa mempertimbangkan untuk membeli apartemen. Setiap orang punya kebutuhan masing-masing, yang harus diakomodasi sebaik-baiknya, bukan?
Dana untuk properti pertama ini juga butuh nominal yang besar.
Kebanyakan angkatan pekerja zaman sekarang (millenials dan generasi Z) merasa ciut nyali kalau menyangkut pembelian properti. Mengapa? Karena dengan harga yang melangit setiap tahunnya, dengan gaji yang “hanya” naik sesuai inflasi, cita-cita punya rumah itu seperti terlalu tinggi untuk dijangkau.
Tanpa perencanaan yang komprehensif, memang akan mustahil. Tapi, dengan keterampilan mengelola keuangan yang cukup, dengan gaji berapa pun, tujuan keuangan paling besar juga bisa dicapai.
Caranya gimana? Nah, ya butuh financial training.
Nah, selain 3 tujuan keuangan terbesar di atas, tentu karyawan harus punya planning untuk menikmati hasil jerih payahnya. Mengapa harus ada perencanaan? Karena kebutuhan karyawan ke depannya akan semakin banyak dan berkembang seiring waktu mereka bekerja. Tanpa perencanaan, rasanya sulit banget bisa memenuhi segala kebutuhan mendesak, yang semuanya butuh uang itu.
Mau liburan ke Korea atau ke Eropa? Mau gadget tercanggih? Pengin berangkatkan umrah orang tua, jika sudah memungkinkan? Semua itu adalah pemanfaatan gaji yang memang sudah seharusnya. Memangnya bisa, merencanakan liburan ke Eropa sekaligus pengin punya rumah sendiri? Bisa dong, asalkan ada perencanaan keuangan pribadi yang komprehensif.
Lalu yang terakhir, jangan lupa lengkapi dengan proteksi, yaitu berupa asuransi.
Bisa? Bisa!
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Selamat Ulang Tahun, QM Financial! 16 Tahun Berbagi Edukasi Finansial untuk Negeri
Yay! Selamat ulang tahun, QM Financial! Nggak terasa ya, 16 tahun sudah QM Financial berbagi edukasi finansial untuk Indonesia. Rasanya mustahil banget bisa sampai sejauh ini, jika bukan karena kamu semua yang setia mendukung setiap program literasi keuangan di QM Financial.
Mimpi kami mungkin terlalu muluk: kami ingin agar masyarakat Indonesia semakin cerdas finansial. Membangun keuangan sehat dan kuat, mulai dari diri sendiri, keluarga, masyarakat pada umumnya, hingga Indonesia seluruhnya.
Namun, ternyata mimpi itu bisa diwujudkan dengan dukunganmu semua, sejak QM Financial lahir hingga sekarang.
Inilah 5 hal tentang QM Financial di tahun ke-16 menjadi bagian dari edukasi literasi keuangan Indonesia
1. Berubah menjadi financial literacy provider
Sejak tahun 2012, QM Financial berubah positioning dari konsultan keuangan menjadi financial literacy provider.
Mengapa terjadi perubahan ini?
Karena kami sangat percaya bahwa setiap orang bisa menjadi financial planner untuk dirinya sendiri. Karena kecerdasan literasi keuangan berawal dari kemauan diri sendiri untuk belajar lebih banyak tentang pengelolaan uang.
Untuk itu, QM Financial punya banyak sekali kelas finansial online yang bisa dipilih sesuai kebutuhan, mulai dari membereskan cash flow, mengenal produk investasi, mengenal asuransi, mengenal saham, mengelola dana pendidikan, dana pensiun, dan masih banyak lagi–mulai dari pengetahuan basic hingga yang advanced.
2. Proses belajar finansial yang komprehensif
Bersama QM Financial, kamu bisa belajar finansial secara menyeluruh dan komprehensif, step by step dari mulai kenalan dulu hingga ngulik sesuatu yang lebih rumit.
- Awareness: dari tak kenal menjadi kenal, dari nggak paham menjadi sayang. Dengan bahasa yang lebih mudah dimengerti, belajar finansial bareng QM Financial semakin fun dan menyenangkan.
- Knowledge: dari kenal menjadi paham, karena kemudian bisa menceritakan kembali apa hasil dari belajarnya. Bahkan, bisa menularkan pengetahuan pada yang lain.
- Action: apa artinya belajar kalau enggak dipraktikkan? Rasakan perbaikan-perbaikan keuangan yang sudah kamu pelajari dan lakukan sendiri dari hari ke hari.
3. Selalu percaya, bahwa setiap orang bisa menjadi financial planner untuk diri sendiri
Keuangan kita merupakan tanggung jawab kita sendiri. Meskipun kita membeli jasa konsultan perencana, tapi keputusan sepenuhnya di tangan kita. Jadi, mengapa enggak belajar menjadi financial planner bagi diri sendiri sekalian?
Karena pada dasarnya, teori pengelolaan keuangan itu cukup mudah dipelajari. Siapa pun bisa kok mempelajarinya, mulai dari para lajang, pasangan suami istri, keluarga, profesional, hingga para karyawan perusahaan sekalipun.
Rasakan betapa nikmatnya hidup saat kita sudah bisa benar-benar mandiri secara finansial, dan merasakan financial freedom. Kepingin apa aja, ayo!
4. Percaya, bahwa sebuah perusahaan akan kuat ketika sumber daya manusianya juga kuat
Ya, QM Financial juga percaya, bahwa di perusahaan yang kuat ada sumber daya manusia yang terampil mengelola keuangan pribadinya secara sehat.
Karena itu, QM Financial mengembangkan sistem, kurikulum dan metode #QMTraining yang interaktif, komprehensif dan menyeluruh, sekaligus fun, bagi para karyawan perusahaan baik besar maupun kecil.
Begitu affordable-nya, sehingga tak hanya perusahaan besar, perusahaan berbasis UKM pun bisa bekerja sama dengan QM Financial untuk bisa memberikan edukasi literasi keuangan pada karyawan, demi mencipta sumber daya manusia yang kuat secara finansial.
Begitu customized-nya, sehingga setiap kurikulum dan materi #QMTraining bisa diolah sedemikian rupa sehingga memenuhi kebutuhan karyawan di perusahaan yang berbeda.
5. Bisnis yang berkembang adalah bisnis dengan laporan keuangan yang sehat
Tak hanya membantu menyehatkan sisi finansial karyawan, QM Financial juga punya program untuk membantu para pemilik bisnis kecil dan UKM untuk menyehatkan bisnisnya, terutama dimulai dari laporan keuangan.
Karena perusahaan yang sehat selalu berawal dari laporan keuangan yang sehat pula. Laporan keuangan yang sehat bisa menjadi dasar bagi pemilik bisnis untuk bisa menyusun strategi pengembangan bisnisnya.
Pastinya, semua pemilik bisnis ingin agar bisnisnya sukses kan?
Banyak memang PR yang harus dikerjakan. Namun, bersama kamu semua, kami yakin bahwa kami akan bisa melalui 16 tahun lagi ke depan, dan seterusnya, memberikan edukasi finansial untuk negeri.
Siapkah kamu menemani QM Financial untuk melangkah lagi lebih jauh ke depan?
Selamat ulang tahun, QM Financial!
Menjadi Karyawan yang Baik dan Bisa Diandalkan, Ini 5 Cara untuk Meningkatkan Kualitas Diri
Menjadi karyawan yang baik itu memang nggak mudah, tapi harus diusahakan. Tak hanya perusahaan yang wajib mengelola sumber daya manusianya seoptimal mungkin, tapi dari pihak karyawannya sendiri juga harus punya kemauan dan motivasi yang cukup untuk meng-upgrade dirinya sendiri.
Rasanya, meskipun perusahaan berusaha memberikan training, benefit dan segala fasilitas yang dibutuhkan sedemikian rupa, kalau si karyawannya sendiri nggak punya niat untuk memperbaiki kualitas diri ya … nggak akan berhasil guna juga.
So, semua memang harus dijalankan secara beriringan dan kompak, oleh karyawan dan juga oleh pihak perusahaan.
Nah, untuk menjadi karyawan yang baik, yang berkompeten, dan siap berkembang (bersama perusahaan), terus apa nih yang bisa kita lakukan? Banyak sebenarnya. Mari kita lihat satu per satu.
5 Cara untuk Menjadi Karyawan yang Baik
1. Jadilah di atas rata-rata
Apakah kita selalu menyelesaikan pekerjaan yang memang sudah ada dalam job desc kita? Apakah pekerjaan itu bisa diselesaikan dengan baik, tuntas, dan tepat waktu? Apakah hasil pekerjaan sesuai dengan standar yang diberikan perusahaan?
Jika ada jawaban ‘belum’, maka sepertinya kita harus bekerja lebih keras lagi. Kalau jawabannya ‘sudah’, juga jangan dulu menepuk dada, karena itu artinya kita sudah menyelesaikan pekerjaan yang memang menjadi kewajiban kita. Kita digaji untuk menyelesaikannya bukan? Berarti itu nggak lebih dong ya.
Kalau kita sudah menyelesaikan pekerjaan yang memang jadi job desc, itu berarti kita hanya menjadi karyawan yang rata-rata saja. Untuk menjadi karyawan yang baik dan menonjol, hingga dikatakan berprestasi, kita harus menunjukkan performa ekstra. Misalnya saja, kita bisa menyelesaikan pekerjaan yang menjadi job desc kita lebih cepat dari target waktu yang diminta oleh kantor.
2. Bangun kredibilitas
Selain bisa dipercaya, menjadi karyawan yang baik itu juga harus kredibel dan bertanggung jawab. Misalnya, ketika diberikan tugas, kita nggak sekadar menyelesaikannya saja (apalagi asal cepat selesai), tetapi kita juga bertanggung jawab agar hasilnya sesuai dengan harapan.
Kredibilitas ini bisa dibangun dengan cara selalu menyesuaikan tindakan dengan apa yang kita ucapkan, atau janjikan. Jangan sampai kita dicap ‘omong doang’.
Kita juga wajib memelihara dan selalu membuka jalur komunikasi dengan orang-orang di sekitar kita. Terutama, mereka yang memiliki hubungan kerja atau bisnis dengan kita.
Selalu tanggapi email, pesan WhatsApp, panggilan telepon, atau apa pun yang kita terima dari atasan, rekan kerja, partner, ataupun stakeholder yang lain. Fast response. Kalaupun ada yang sempat tak terjawab, segeralah untuk difollow up begitu kita sempat.
3. Upgrade diri secara teratur
Untuk menjadi karyawan yang baik, kita harus selalu siap untuk belajar. Hanya karena sudah merasa ahli akan satu hal, jangan biarkan diri sendiri berhenti belajar. Pasti masih banyak hal yang bisa kita pelajari, yang bisa mendukung performa kerja.
Misalnya, sebagai seorang manajer, kita perlu paham mengenai teknik manajerial terbaru supaya proses coaching terhadap anak buah menjadi lebih efektif.
Meski bukan keharusan, tetapi pasti juga banyak hal di luar pekerjaan yang perlu untuk diketahui juga, kan? Misalnya, ada platform media sosial terbaru yang lagi ngehits. Wah, ada bagusnya juga kalau kita ikut mencoba. Siapa tahu bisa menambah networking.
4. Networking
Yes, networking juga perlu kita lakukan jika ingin menjadi karyawan yang baik dan berprestasi.
Bekerja nine to five di dalam kantor setiap hari jangan sampai membuat kita jadi menutup diri dari dunia luar. Luangkanlah waktu untuk update situasi. Meetup dengan teman-teman, juga koneksi lainnya.
Jalin persahabatan dengan siapa pun yang berniat baik. Siapa tahu bisa jadi rekanan sehingga bisa meningkatkan performa kerja kita kan?
5. Atur keuangan pribadi
Dan, yang terakhir nih, untuk menjadi karyawan yang baik, aturlah keuangan pribadi kita juga dengan baik. Sudah tahu kan, apa hubungan antara masalah keuangan yang kita hadapi dengan performa kerja? Saat kita punya masalah keuangan pribadi, maka saat itu pula pasti akan berpengaruh pada fokus dan produktivitas kita dalam bekerja.
So, merasa gaji selalu tak cukup? Merasa gaji terlalu kecil? Merasa punya gaji 1 koma 4? Mungkin masalahnya bukan karena kantor kurang memberikan apresiasi yang pantas. Mungkin karena kita belum bisa mengelola gaji dengan benar, sehingga semua tanggal jadi tanggal tua terus.
Untuk membantu mengelola keuangan pribadi, bisa lo mengusulkan ke divisi HR untuk ngadain pelatihan keuangan. Atau coba cek jadwal-jadwal kelas finansial online di QM Financial ini, siapa tahu ada yang cocok. Coba usulkan pada HR agar bisa disupport juga.
Itu dia 5 cara menjadi karyawan yang baik, yang berprestasi dan siap berkembang terus. Bersama karyawan yang berkompetensi, pastilah perusahaan akan maju dan berkembang juga.
Mengatasi Stres Kerja Seperti Jefri Nichol, Lakukan 3 Hal Ini Tanpa Narkoba
Beberapa artis kedapatan menggunakan narkoba. Yang paling hangat ada Bang Jefri Nichol, aktor muda berbakat itu. Ia mengaku menggunakan narkoba untuk mengatasi stres kerja. Konon, katanya, narkoba bisa membuatnya rileks karena ia tegang lantaran sedang mempersiapkan film. Ia butuh tidur, jadi mengonsumsi narkoba agar bisa beristirahat.
Kalau dilihat, inti alasannya menggunakan narkoba adalah untuk mengurangi stres saat bekerja.
Stres saat bekerja bisa dialami oleh siapa saja, dari para pekerja lapis terbawah, para karyawan kantoran, manajer, hingga para artis. Dan, pastinya semua orang juga sadar, bahwa setiap pekerjaan punya tingkat stres dan risikonya masing-masing. Meskipun dari luar, pekerjaan itu tampak glamor dan menyenangkan–seperti pekerjaan yang dijalani oleh para selebriti.
Menurut National Institute for Occupational Safety and Health, tingkat stres saat bekerja yang dialami oleh wanita cenderung lebih tinggi 2 kali lipat daripada para pria. Penyebabnya mulai dari beban pikiran lantaran berperan ganda juga sebagai ibu rumah tangga, hingga masalah pelik semisal diskriminasi masalah gender, pun tingginya risiko mengalami sexual harrassment di lingkungan kerja.
So, dengan demikian, tinggal bagaimana kita mengatasi stres kerja itu saja, karena masalah ini umum dialami oleh semua pekerja yang ada di muka bumi. Apakah kemudian mengonsumsi narkoba hanya menjadi satu-satunya jalan untuk mengatasi stres kerja yang terjadi, atau mengajukan resign setiap kali tertekan di kantor, ataukah kita melakukan beberapa hal yang memungkinkan kita melakukan pekerjaan secara fun?
Kalau orang ehem … waras, pastinya akan berusaha memilih opsi yang terakhir. Lalu apa yang bisa kita lakukan agar pekerjaan bisa lebih fun, dan akhirnya kita bisa mengatasi stres kerja?
3 Hal untuk mengatasi stres kerja
1. Jadwalkan liburan rutin
Liburan itu penting! Siapa yang bilang kita nggak butuh liburan? Duh, kalau ada yang bilang begitu, coba dilihat lagi ke belakang, apakah hidupnya baik-baik saja?
Sekali lagi, liburan itu penting! Karena berlibur itu nggak hanya bisa mengatasi stres kerja, tapi bahkan juga mengurangi risiko depresi dan bisa meningkatkan rasa percaya diri kita.
Tahu nggak sih, di Denmark, para pekerjanya mendapatkan waktu cuti 5 – 6 minggu per tahun lo. Pantas saja Denmark menjadi salah satu dari top 10 the most livable country karena harapan hidup yang tinggi.
Dan Buettner, penulis buku Thrive: Finding Happiness the Blue Zones Way bilang, peraturan pertama untuk mengatasi stres kerja adalah jangan pernah buang jatah cuti begitu saja. Bahkan kalau kita sedang nggak punya uang buat berfoya-foya di suatu tempat yang eksotis, kita tetap bisa memilih liburan murah meriah: staycation.
Nah, karena liburan adalah kebutuhan, maka PR terbesarnya adalah … menyiapkan dana liburan! Jengjeng! *lalu stres lagi*
2. Hangout juga penting
Kadang yang terjadi adalah, kita mengefektifkan waktu kerja sedemikian rupa sehingga kita bisa menghindari lembur dan bisa pulang tenggo, pukul 18.00 tepat, misalnya. Tapi ternyata … tydac gitu juga sih.
Ada kalanya kita perlu bersosialisasi juga dengan rekan kerja yang lain. Nggak ada salahnya kok sekali-sekali hangout bareng, karaokean, makan-makan di food court, atau ngopi di warung kopi kekinian. Ini menjadi cara yang efisien juga buat mengatasi stres kerja. Asalkan dananya ada. Nah.
Jadi, boleh dong kita punya anggaran buat ngopi, makan di luar, or nonton bareng? Boleh banget! Mbak Ligwina Hananto saja bilang boleh kok, hanya pastikan masih dalam batas 20% dari anggaran bulanan kita.
3. Hindari macet
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Princeton University, perjalanan ke kantor adalah hal yang paling tidak favorit yang dilakukan oleh kelas pekerja di pagi hari lo! Bahkan kegiatan membersihkan rumah saja masih lebih favorit ketimbang berangkat kerja.
Kenapa? Yes, macet.
Ada tambahan lain yang menarik juga nih. Scandinavian Journal of Economics menemukan, bahwa pekerja yang menghabiskan waktu sekitar 22 menit ke kantor, memiliki pengeluaran 35% lebih banyak tiap bulannya ketimbang yang tidak. Terutama buat mereka yang tinggal di kota besar, dengan segala hiruk-pikuk kemacetan yang harus dilewati setiap harinya. Wah. bisa dibayangkan deh berapa besar ekstra pengeluaran yang harus disiapkan.
So? Well, sebagian karyawan–terutama yang bekerja di Jakarta–sudah lebih memilih untuk menggunakan transportasi publik. Ada transportasi online, TransJakarta, lalu MRT. Semoga LRT juga segera menyusul diresmikan ya. Ini perubahan bagus sih, untuk mengurangi jumlah kendaraan pribadi yang beredar di jalan. Buat yang jarak dari kantor ke rumah enggak terlalu jauh, bisa bike to work dong. Selain mengurangi kemacetan, mengatasi stres kerja dengan olahraga juga. Pun, hemat energi.
Atau, kenapa nggak janjian berangkat bareng dengan rekan-rekan sekantor yang arahnya sama. Dulu sih ada komunitas Nebenger ya, entah deh sekarang masih ada atau enggak.
Well, yang pasti, masalah stres saat bekerja ini memang merupakan masalah sejuta umat pekerja di mana pun kok. Meski tingkat, penyebab, dan bentuknya bisa berbeda-beda. Kenapa kita enggak berusaha membuat semuanya jadi fun aja dijalani kan? Dan, bukan malah melarikan diri semacam dengan menggunakan narkoba ataupun memilih resign dan jadi kutu loncat.
Dan, tahu nggak sih. Salah satu pemicu stres saat bekerja itu juga adalah kurangnya keterampilan kita mengelola keuangan pribadi lo! Nah, kalau ini sih obatnya gampang. Ikutan kelas-kelas finansial online dari QM Financial aja. Kelasnya online, pakai aplikasi zoom, dan bisa diikuti di mana saja. Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA) untuk mendaftar ya.
Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas terbaru.
Dipromosikan dan Jadi Bos Baru, 5 Hal Ini Harus Segera Dilakukan
Wah, sepertinya tahun ini jadi tahun kesuksesan nih ya. Mendapatkan promosi, jadi bos baru, dan tentu saja, gaji naik! Uwuwuw! Selamat!
Selain menjadi anugerah, pastinya ada tantangan tersendiri saat kita dipercaya jadi bos baru. Terlebih kalau kita jadi bos muda, yang punya anak buah telah lebih dulu bekerja di perusahaan itu dan masuk dalam jajaran ‘senior’.
Memang agak tricky nih, kalau mau memimpin mereka yang lebih “matang”. Kita mesti punya strategi yang jitu, supaya enggak dianggap anak bawang, cuma bisa merepotkan, dan segudang stigma yang lain.
Berikut adalah beberapa hal yang harus dilakukan setelah jadi bos baru. Segera!
1. Konsolidasi dengan anak buah
Nggak ada salahnya, kalau kita yang “mendatangi” anak buah terlebih dahulu saat jadi bos baru. Lupakan strata dan struktur. We’re partners, anyway, right?
Elaborasikan lagi target-target kerja kita dengan tim, sehingga para anggota tim kerja dapat mengonfirmasikan beberapa hal sampai tercapai kesepakatan bersama dalam menentukan langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan bersama.
Kesepakatan-kesepakatan perlu dibuat sejak awal agar terbina budaya saling percaya, dan terjalin komunikasi terbuka dalam tim. Memang, jika ingin mendapatkan trust dari anak buah, maka biarkan mereka mengetahui apa saja ide dan gagasan kita. Jadi, sebaiknya sampaikan pada mereka sejak awal, lalu mintalah feedback agar mereka melengkapi gagasan kita tadi.
Dengan demikian, menjadi satu rencana praktis dan strategis demi kebaikan bersama dalam tim.
2. Menghargai anak buah
Dapatkan respek dari anak buah sebagai bos baru mereka dengan menunjukkan dulu rasa respek kita atas kinerja baik mereka. Berilah kepercayaan atas keterampilan profesional yang sudah mereka miliki dan terapkan.
Meski jadi bos baru, kita harus tetap mendengarkan saran, masukan, dan kritik mereka. Pertimbangkanlah semuanya itu sebagai salah satu usaha untuk mencapai target bersama.
3. Utamakan profesionalitas, ketegasan, taktis, dan ketenangan
Sebagai orang yang lebih muda (dan jadi bos baru), biasanya akan terlihat lebih inovatif, progresif, berambisi, dan berani ambil risiko. Namun, sering kali ini juga terlihat jadi sembrono, kurang bijak, kurang perhitungan, dan tidak hati-hati. Apalagi kalau harus menghadapi situasi yang menekan. Hal ini akan terlihat jelas di mata anak buah, terutama mereka yang lebih senior.
Tetap berpikir jernih dalam menghadapi isu pekerjaan sehari-hari. Tunjukkan bahasa tubuh dan ekspresi wajah yang tenang. Segera ambil tindakan yang bijak dan taktis saat menangani situasi sulit, sehingga anak buah merasa aman berada dalam kepemimpinan kita.
Rasa aman anak buah ini tak bisa ditumbuhkan begitu saja, memang. Mereka harus bisa merasakan bahwa kita bisa diandalkan untuk memperjuangkan kepentingan tim.
4. Fleksibel menghadapi masalah
Saat sudah jadi bos baru, anak buah yang lebih senior terkadang akan menyampaikan masalah dengan cara-cara tertentu yang mungkin enggak sama dengan yang biasa kita lakukan. Apalagi kalau kita dipromosikan dari kantor cabang lain, misalnya. Atau mungkin divisi lain. Akan ada peluang kita akan mengalami semacam shock, lantaran budaya kerja yang berbeda.
Kalau enggak bijak dalam menanganinya, hal ini bisa jadi konflik tersendiri yang lama-lama bisa mengganggu kinerja tim.
So, jika kita sudah bisa merasakan kalau hal ini akan jadi konflik, akan ada baiknya kalau langsung ditangani dan dicari solusinya sejak dini. Bersikap fleksibel dan hati-hati bisa jadi senjata ampuh. Bagaimanapun, jadi bos baru, kita akan tetap membutuhkan peran mereka, sehingga kita nggak bisa mengabaikan kepentingan mereka begitu saja.
So, pahami dan cari solusi atas permasalahan anak buah secara kasus per kasus, dengan tetap berada dalam koridor peraturan perusahaan. Intinya, lebih ke “mendengarkan”, “memperhatikan”, dan “mengelola”, ketimbang “memaksakan”, “menyuruh”, dan “menginstruksikan”.
5. Jangan terjebak gaji/jabatan naik = lifestyle naik
Nah, ini nih, the most important thing! Jadi bos baru berarti gaji dan tunjangan naik. Ini wajar, karena kita harus mengelola wewenang dan tanggung jawab yang lebih besar. Tapi bukan berarti lantas lifestyle kita juga naik.
Akan ada kemungkinan, kita akan banyak melakukan networking atau business entertaining mereka yang potensial untuk dijadikan partner. Ini wajar saja sih, kalau kita sudah jadi bos baru. Tapi pastinya kita bisa mengendalikannya. Biaya-biaya expenses yang berkaitan dengan pekerjaan seperti itu, pastinya di-cover oleh kantor. Tapi kita enggak perlu menjadikannya sebagai gaya hidup kan? Mentang-mentang biasa ngopi di kafe untuk menjamu tamu perusahaan, sekarang jadi lebih suka beli kopi di kafe untuk dibawa ke kantor. Atau, jadi langganan tetap kafe dengan mengunjunginya seminggu dua-tiga kali.
Akan lebih baik jika gaji besar kita itu dialokasikan menjadi investasi.
Nah, supaya lebih afdal jadi bos baru, yuk, beri contoh pada anak buah bagaimana mengelola keuangan pribadi dengan baik. Tunjukkan, bahwa dengan kebiasaan pengelolaan keuangan yang baik, kinerja kita bisa meningkat hingga bisa mendapatkan promosi.
Ajak anak buah untuk ikut kelas finansial online yang sesuai dengan kebutuhan dalam Financial Clinic Online Series. Silakan cek jadwalnya ya. Jangan lupa follow juga akun Instagram QM Financial.
Kalau tim kerja kita punya kebiasaan keuangan yang baik, pasti deh performa tim bisa maksimal. Well, akhir kata, selamat bekerja, bos baru! Sukses ya!