Atur Keuangan Setelah Lebaran Biar Nggak Auto Bokek Berkepanjangan
Hai halo! Setelah Lebaran, ada cerita apa aja nih? Semoga semuanya seru ya, termasuk dari sisi finansialmu.
Yes, semoga setelah Lebaran, kamu enggak auto bokek. Kalaupun iya, ya wajar sih. Pasalnya, pengeluaran memang pasti luar biasa ya. Pasti memengaruhi kondisi keuangan rumah tangga secara keseluruhan. Namanya juga Lebaran, sekaligus liburan. Yang enggak mudik Lebaran, pasti juga ada saja yang ekstra di saat-saat seperti ini.
So, sekarang saatnya kita menata ulang keuangan keluarga lagi. Pasalnya, hidup di depan sudah menunggu. Mau enggak mau, kita punya kebutuhan yang harus segera dipenuhi. Jangan sampai kesulitan datang. Segera moveon dari liburan, dan lakukan beberapa cara mengatur keuangan berikut.
Atur Keuangan Setelah Lebaran
1. Financial check up
Yang pertama harus kamu lakukan untuk mengelola keuangan lagi setelah Lebaran adalah melakukan financial check up.
Yuk, buat rekap pengeluaran selama libur Lebaran kemarin. Pasti banyak pengeluaran tak terduga. Buat rinciannya sedetail mungkin, sehingga nantinya akan lebih mudah kamu evaluasi. Setelah itu, cek juga sisa uang yang masih ada saat ini. THR apa kabar? Apakah masih ada sisa?
Jadi, habis berapa? 20 juta seperti cerita yang lagi viral itu?
Semoga sih, kamu tidak perlu mengganggu dana darurat ya di masa liburan kemarin. Tetapi, jika misalnya dana darurat ikut terpakai, maka sekaligus buatlah rencana untuk memulihkannya kembali setelah Lebaran ini. Pasalnya, dana darurat ini adalah pos paling penting dan tidak boleh sampai kosong, karena merupakan safety net untuk keuangan pribadimu sewaktu-waktu.
2. Lunasi utang
Financial check up yang kamu lakukan seperti di atas termasuk juga mengecek apakah ada utang baru selama liburan Lebaran kemarin. Jika memang ada, setelah Lebaran ini, ada baiknya untuk segera kamu bayar. Jika bisa dilunasi akan lebih bagus.
Ingat kan, bahwa untuk berutang, kamu harus yakin mampu membayarnya? Jadi, supaya enggak jadi beban tambahan buat hidup yang sudah berat, sebaiknya segera lunasi utang libur Lebaran. Apalagi utang kartu kredit untuk kebutuhan konsumtif. Jangan sampai nih manfaat barangnya sudah habis, kamu masih saja berurusan dengan cicilannya.
3. Buat anggaran sesuai kemampuan
Sudah cek pengeluaran, syukur-syukur masih ada sisa THR setelah Lebaran. Juga sudah melunasi utang. Jadi, sekarang tinggal membuat anggaran dan mengatur gaji yang masih ada untuk beberapa waktu ke depan, setidaknya sampai akhir bulan lagi.
Yang sudah biasa membuat anggaran bulanan, pastinya sudah gampang. Yang belum, yuk, segera dibiasakan membuat anggaran agar kamu punya kendali atas pengeluaranmu. Apalagi kalau setelah Lebaran, tabungan juga berkurang. Wah, harus bener-bener diatur lagi, dan membuat anggaran adalah awal pengelolaan keuangan yang benar.
4. Hemat
Yuk, waktunya berhemat lagi! Apalagi kalau ternyata pengeluaran sudah begitu banyak. Jadi, harus kencangkan ikat pinggang lagi setelah Lebaran.
Beberapa trik menghemat yang bisa kamu lakukan:
- Buat prioritas, geser yang kebutuhan yang bisa ditunda atau dikurangi.
- Manfaatkan promo atau diskon member untuk belanja berbagai kebutuhan esensial
- Cari produk pengganti, dengan harga yang lebih murah tetapi kualitasnya sama. Misalnya produk-produk lokal
- Kurangi jajan di luar. Sebisa mungkin memasak sendiri dan makan di rumah saja.
- Jangan belanja dalam kondisi perut kosong
- Buat catatan belanja, dan hanya belanja barang yang ada dalam daftar
Apa lagi ya? Kamu punya trik menghemat pengeluaran yang lain? Silakan ditulis di kolom komen ya, untuk melengkapi trik di atas.
5. Mulai menabung dan investasi lagi
Kalau memang ada dana tabungan atau investasi yang terpakai, setelah Lebaran ini, yuk, kita kembalikan! Perhitungkan seberapa besar kamu bisa menyisihkan uang yang ada sesuai kemampuan.
Of course, ini bukan keharusan ya, karena kembali lagi pada kemampuan masing-masing. Kalau dana yang ada memang masih dipakai untuk memenuhi kebutuhan pokok, ya tak mengapa belum ditabung lagi. Namun, kamu harus membuat komitmen terhadap dirimu sendiri, kapan hendak mengembalikannya. Dan, kamu harus disiplin dengan komitmenmu sendiri.
Kalau masih ada sisa dana, yuk, segera ditransfer ke rekening tabungan atau investasi yang kamu punya. Ingat loh, setelah Lebaran, kamu harus sudah menyiapkan kurban! Jangan sampai tahun ini enggak kurban, hanya karena dananya sudah habis untuk libur Lebaran.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Mengatur Gaji 5 Juta per Bulan: Ini Trik Terbaiknya
Gaji 5 juta per bulan itu bisa saja relatif bagi setiap orang. Yang hidup di daerah yang taraf hidupnya memang tidak tinggi, gaji 5 juta per bulan itu cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sekeluarga sehari-hari. Ya, pastinya harus tetap diatur ya, karena kebutuhan kita memang enggak pernah ada habisnya.
Namun, bagi mereka yang hidup berjuang di Jakarta, atau daerah-daerah lain dengan taraf hidup yang tinggi, maka gaji 5 juta bisa jadi sangat pas-pasan. Bahkan, bisa jadi juga kurang memadai. Belum lagi soal tanggungan.
Memang itulah inti dari personal finance, alias pengelolaan keuangan pribadi, yang memang sangat personal. Setiap orang memiliki kondisinya masing-masing, sehingga soal keuangan pun penanganannya bisa sangat berbeda antara satu orang dengan yang lain. Sama-sama punya gaji 5 juta, bisa jadi strategi pengelolaan yang cocok dilakukan oleh A, tidak cocok dilakukan oleh B.
Jadi, gimana dong? Gimana cara atur gaji 5 juta yang bisa diterapkan oleh semua orang? Well, berikut adalah formula yang bisa kamu coba untuk atur gaji 5 juta, dengan tetap memperhatikan kondisimu pribadi.
Atur Gaji 5 Juta Biar Cukup untuk Kebutuhan Sehari-hari
1. Rutin: 40%
Untuk kebutuhan rutin, kamu bisa mulai dengan bujet 40% dari gaji yang dialokasikan. Kalau gajimu sebesar Rp5 juta per bulan, maka ini berarti sebesar Rp2.000.000.
Nah, berarti Rp2 juta ini harus kamu alokasikan lagi sesuai kebutuhan hidup yang biasanya harus kamu penuhi. Misalnya, kamu bagi lagi ke dalam alokasi makan, pulsa, transportasi, token listrik, dan sebagainya.
Dirasa tipis? Coba cek lagi, lebih baik kurangi hal-hal yang dirasa kurang penting. Misalnya, setop kebiasaan jajan, dan lebih baik bawa bekal sendiri dari rumah. Minum kopi? Boleh saja, dibatasi seminggu sekali, atau puaskan saja dengan kopi sachet.
Kamu sendiri yang tahu sebelah mana yang bisa dihemat.
2. Cicilan utang: 30%
Memang yang namanya utang itu sebaiknya diputuskan dengan bijak. Kalau memang tak mampu secara finansial, justru jangan memaksakan diri untuk berutang. Prinsip pertama ketika hendak mengambil pinjaman kan memastikan dulu bahwa kita mampu mengembalikan dana plus bunganya.
Jangan dibalik ya, karena nggak punya uang lalu utang. Bayarnya? Besok aja, gampang.
Jangan gitu ya.
Nyatanya kadang, utang memang perlu juga, untuk membeli aset yang nominalnya besar. Rumah, misalnya. Tetapi, utang untuk beli rumah nantinya akan membuat kita memiliki aset yang nilainya bertambah seiring waktu.
Untuk cicilan utang, upayakan agar tak lebih dari 30% penghasilan. Ini artinya sebesar Rp1.500.000. Ini berlaku untuk semua jenis utang, mulai dari kredit HP, kredit panci, utang teman, koperasi, sampai kartu kredit.
3. Investasi: 20%
Demi masa depan, maka meski “hanya” memiliki gaji 5 juta, tapi kamu juga harus mengupayakan agar bisa menabung, terlebih lagi berinvestasi.
Tabungan akan berguna buatmu sebagai dana darurat, sedangkan investasi dapat membantumu untuk mewujudkan tujuan keuangan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Ingat pepatah klise, “Sedikit-sedikit, lama-lama menjadi bukit” kan? Meski klise, tapi pepatah itu masih relevan banget sampai sekarang loh. Jangan remehkan tabungan dan investasi yang berawal dari 20% gaji 5 juta, yang berarti Rp1.000.000. Dengan uang Rp1.000.000 ini, kamu bisa punya investasi reksa dana atau juga saham setiap bulan.
Belajarlah lebih banyak lagi tentang investasi; mengenali instrumen-instrumennya, memahami cara kerja dan risikonya, serta belajar membuat strategi menabung dan investasi yang efektif.
4. Lifestyle: 10%
Nah, di pos sebesar 10% inilah, kamu bisa menggunakannya untuk memanjakan diri sendiri.
Yes, menikmati jerih payah sendiri itu juga penting, terutama buat kesehatan mental. Jadi, bukannya enggak boleh menggunakan uang buat bersenang-senang sama sekali. Boleh kok, tapi batasilah hanya 10% dari gaji, yang berarti Rp500.000 saja setiap bulannya.
Dicukupkan, dan syukurilah bahwa kamu masih bisa menikmatinya untuk berbagai hal yang kamu minati.
5. Tambah pemasukan
Selain mengelola keuangan yang disesuaikan dengan kebutuhan pribadi, seperti yang sudah dijabarkan di atas, kamu juga bisa menambah pemasukan.
Ada banyak peluang yang bisa kamu coba loh. Misalnya dengan melakukan berbagai pekerjaan sampingan, atau mungkin berdagang.
Nah, itu dia sedikit tip untuk mengelola gaji 5 juta.
Sekali lagi, personal finance is very personal. Alokasi gaji di atas, tentu bisa kamu utak atik lagi sesuai kondisi dan kebutuhanmu. Kamu sendiri yang tahu bagaimana yang terbaik untukmu, bukan? Dan ingat, apa yang baik untuk orang lain belum tentu sesuai juga kamu lakukan. Jadi tak perlu terlalu banyak membandingkan diri sendiri dengan orang lain yang jelas-jelas berbeda kondisi.
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!