Perempuan Belajar Menghasilkan Uang
Setiap orang akan melewati tahapan kehidupan seperti lahir, sekolah, bekerja, berkeluarga, menua sampai kemudian meninggal. Sebagian orang mungkin memilih untuk tidak berkeluarga. Kamu sedang ada di tahapan hidup yang mana? Sudah bekerja namun belum menikah atau sudah bekerja dan sudah menikah tapi belum memiliki anak atau sudah bekerja, menikah dan memiliki anak?
Di tahapan hidup apa pun, belajar menghasilkan uang merupakan hal penting. Termasuk untuk perempuan. Mulai dari fresh graduate, ibu rumah tangga, keluarga mapan, hingga pensiunan. Tak ada kata berhenti untuk terus belajar menghasilkan uang. Jangan sampai kamu menutup diri akan berbagai kesempatan yang tersedia. Pintu penghasilan ini sekarang tidak berhenti di satu titik lagi, namun bisa tersedia dalam jumlah banyak.
Jaman dulu, seorang karyawan bank hanya bekerja sebagai karyawan bank. Coba lihat sekarang, banyak perempuan yang bisa sukses menekuni dua profesi sekaligus. Contohnya penulis Ika Natassa sukses menjadi penulis buku sambil tetap bekerja di sebuah bank BUMN.
Contoh lainnya juga ada dr. Grace Judio. Sebagai seorang dokter, Grace adalah orang yang sangat scientific. Tetapi dr. Grace juga memiliki intuisi bisnis yang sangat tajam. Ia mendirikan Lighthouse Clinic, sebuah klinik pelangsingan tubuh. Dulu dr. Grace harus menghadapi semua pasien yang datang. Namun, sekarang ia sudah memiliki tim dengan sistem yang solid, sehingga bisa tetap praktek sebagai dokter, tetapi juga menikmati perkembangan bisnisnya tanpa perlu tenggelam dalam antrean pasien.
Banyak perempuan yang memutuskan untuk mendedikasikan dirinya bagi keluarga setelah menikah dan memiliki anak. Walau begitu, seharusnya tidak ada halangan bagi perempuan untuk menghasilkan uang. Namun kenyataannya, tak sedikit pula perempuan yang tidak memiliki akses keuangan dan tidak bisa menghasilkan uang sendiri.
Pentingnya perempuan untuk menghasilkan uang
Perempuan harus belajar menghasilkan uang agar bisa tetap survive jika terjadi hal yang tidak diinginkan pada suami, si kepala rumah tangga. Perempuan juga harus punya akses keuangan untuk dirinya sendiri dan keluarga. Jangan sampai saat pasangan meninggal, sang istri tidak mempunyai akses pada keuangan keluarga. Bagaimana dia dan anaknya akan melanjutkan hidup kalau tidak punya penghasilan? Anaknya tetap perlu bersekolah kan?
Alternatif cara perempuan menghasilkan uang
Ada beberapa alternatif untuk perempuan yang saat ini menjadi stay-at-home-mom agar bisa menghasilkan uang. Alternatif pertama adalah menjadi pekerja freelance. Salah satu keuntungan jadi freelancer adalah jam kerja yang fleksibel. Mereka bisa mengambil pekerjaan yang disuka dan mengerjakannya dari rumah. Konsekuensinya, fasilitas seperti ruang dan sarana kerja, transportasi, asuransi kesehatan, semuanya serba harus diusahakan sendiri.
Alternatif kedua menjadi pekerja self employed. Buat kamu yang pernah sekolah profesi seperti dokter, pengacara, notaris, guru, mungkin sekarang saatnya mulai mengaplikasikan kembali ilmu yang sudah didapat sekaligus menghasilkan uang.
Alternatif ketiga adalah membuat bisnis. Kalau ingin berbisnis, siapkan dulu rencana bisnis yng terdiri dari APA, SIAPA, dan BAGAIMANA. Ada banyak sekali pekerjaan rumah menanti jika kamu ingin serius menekuni bisnis. Satu hal lagi, kamu juga harus siap untuk segera gagal dan segera bangkit.
Baca juga: Rencana Bisnis (APA – SIAPA – BAGAIMANA)
Yuk! Pastikan kamu jadi perempuan mandiri yang bisa menghasilkan uang sendiri. Mau pilih alternatif cara menghasilkan uang yang mana nih? Atau mau mencoba kombinasi dari berbagai cara? Silakan saja! Tapi, pastikan juga bahwa Anda pandai mengatur energi untuk berkembang optimal di bidang apa pun yang dipilih.
Ingin mendapatkan informasi seputar pengelolaan keuangan lebih lanjut? Kamu bisa dengerin Financial Talk bersama QM Trainer Titis Syahluddin di Move On Pagi Radio DFM Jakarta 103.4 FM setiap Kamis jam 8 pagi.
– Honey Josep / Social Media –
Perempuan dan Tujuan Finansial: Tujuan Lo Apa?
Berhubung bulan ini kita memperingati hari lahir Kartini, tepatnya pada tanggal 21 April, kita bahas segala yang perempuan yuk. Setelah minggu lalu kita membahas tentang pentingnya perempuan belajar mengelola uang, kali ini kita akan bahas tentang perempuan dan tujuan finansial.
Definisi tujuan finansial
Apa sih tujuan finansial itu? Tujuan finansial itu berawal dari mimpi. Supaya mimpi jadi kenyataan nih perlu target yang jelas. Dalam perencanaan keuangan, ini berarti kita perlu menentukan dulu mimpi apa yang ingin dicapai. Bukan sekedar ‘ingin menabung atau ‘ingin kaya’ saja.
Seperti konsep ‘Tujuan Lo Apa’ yang didengungkan oleh lead QM Trainer Ligwina Hananto, tujuan finansial ini tidak bisa dibuat abu-abu. Setiap tujuan finansial harus punya ‘muatan’, sebuah judul agar uang yang sedang kita upayakan bermanfaat untuk hidup kita. Selain harus memiliki makna dalam hidup kita, tujuan finansial juga erat kaitannya dengan nilai di masa depan. Karena itu, tujuan finansial juga memiliki jangka waktu.
Tujuan finansial=judul+nilai masa depan+jangka waktu
Contohnya mau beli rumah dengan cara kredit. Berarti ada sejumlah tertentu DP yang harus dikumpulkan untuk jangka waktu tertentu. Nah ini bisa disebut Tujuan Finansial Dana DP Rumah Baru.
Sayangnya belum semua orang menyadari pentingnya menetapkan tujuan finansial. Alhasil sudah bertahun-tahun bekerja tapi belum punya aset. Rasanya sudah bekerja keras tapi kok tabungan enggak nambah-nambah. Pasti deh itu karena enggak ada tujuan finansial yang jelas.
Kenapa perempuan perlu punya tujuan finansial?
Pernahkah kita membayangkan kehilangan pekerjaan? Di dunia ini enggak ada yang pasti lho! Kalau tidak punya penghasilan, apa yang akan dilakukan untuk bertahan hidup sampai mendapatkan pekerjaan baru? Atau ingin punya rumah sendiri gak sih? Emang betah terus-terusan tinggal di Pondok Mertua Indah? Udah siap pensiun belum? Pertanyaan-pertanyaan ini bisa dijawab dengan tujuan finansial lho!
Supaya tetap bisa bertahan hidup jika terjadi hilangnya penghasilan atau keadaan darurat lain, ada tujuan finansial berupa Dana Darurat. Dana ini dipakai untuk hal-hal yang sifatnya darurat seperti plafond rumah rubuh, mobil mogok harus masuk bengkel, resign dari kantor lama dan belum mendapatkan pekerjaan baru. Tujuan finansial Dana Darurat merupakan tujuan finansial paling dasar yang wajib dimiliki semua orang. Besaran Dana Darurat dihitung berdasarkan pengeluaran bulanan. Untuk lajang jumlahnya 3-4x, menikah belum punya anak 6x, menikah dengan 1 anak 9x, menikah dengan 2 anak atau lebih 12x. Untuk freelancer yang penghasilan per bulannya tidak pasti disarankan punya Dana Darurat sebesar 12x pengeluaran bulanan.
Tak perlu khawatir dengan besarnya Dana Darurat yang harus disiapkan. Kembali lagi ke konsep tujuan finansial = judul + nilai masa depan + jangka waktu.
Misalnya Dana Darurat untuk keluarga dengan 2 anak sebesar 12x pengeluaran bulanan. Katakanlah pengeluarannya Rp5.000.000 per bulan. Maka Dana Darurat yang perlu dikumpulkan sebesar Rp60.000.000. Tinggal ditarget saja mau dicapai kapan, apakah dalam 1,2, atau 3 tahun? Kemudian, cara mencapainya bisa dengan menabung atau berinvestasi.
Dengan adanya tujuan finansial yang jelas, mengatur keuangan jadi lebih gampang. Perempuan juga jadi lebih disiplin karena ada mimpi yang mau diraih. Tujuan finansial lainnya seperti Dana Liburan misalnya, bisa banget! Tentukan dulu mau kemana, anggarannya berapa, dan kapan berangkat. Dari situ kita bisa hitung berapa jumlah uang yang harus ditabung atau diinvestaikan per bulannya.
Selain itu yang enggak kalah penting juga adalah Dana Pensiun. Kelihatannya sih masih lama tapi jumlahnya raksasa lho kalau enggak dipersiapkan dari sekarang! Dengan jumlah yang raksasa sulit sekali untuk di-cover dengan tabungan pensiun dari kantor. Padahal kalau mulai investasi dari sekarang untuk Dana Pensiun hanya sebesar setengah harga sepatu lho!
Dengan punya tujuan finansial, keuangan kita juga semakin kuat sehingga bisa juga membantu orang lain lebih banyak dan lebih lama. Selain itu, kita akan berpikir ulang kalau mau menyabotase dana untuk tujuan finansial tertentu yang sudah terkumpul. “Wah, kalau uang ini dipake, enggak jadi jalan-jalan dong atau wah kalau dana ini dipake, siap-siap enggak pensiun nih!”
Yuk! Pastikan kamu jadi perempuan yang bisa mengatur keuangan dan punya tujuan finansial yang jelas.
QM Admin –
Beli Rumah VS Traveling: Pilih Mana?
Menurut kamu mending beli rumah dulu atau mendingan traveling dulu? Bagi para anak lama, jawaban dari pertanyaan ini akan sangat telak: ‘Ya rumah dulu lah’. Tapi bisa berbeda untuk millenials. Untuk millenials, beli rumah itu bisa jadi sesuatu yang menakutkan. Apalagi standar sekarang, beli rumah itu enggak dapat banyak likes di Instagram. Kalau travelling kan dapat konten menarik untuk masuk medsos. Kamu berpendapat yang sama kah?
Padahal punya rumah sendiri itu adalah bagian penting dalam sebuah financial plan. Mempunyai rumah sendiri adalah simbol kemandirian. Dengan mempunyai rumah sendiri, kita juga bisa mendukung perekonomian negeri. Karena dari setiap rumah yang terjual, banyak lapangan pekerjaan terbuka, banyak bahan bangunan yang digunakan, dan ada kredit rumah yang tersalurkan.
Yang perlu diwaspadai, harga rumah ini makin lama makin mencekik loh. Kenaikannya jauh lebih tinggi daripada harga tiket pesawat ☺ . Gak mau kan nanti pas udah berumur 40-an masih ngontrak?
Boleh kok traveling. Tapi travelingnya pake PLAN ya. Jalan-jalannya yang terencana dan sudah disiapkan dananya. Jangan sampai feed Instagram bisa jadi keren karena jalan-jalan terus tapi saldo rekening tergerus.
Coba, kamu pengen liburan kemana dan kapan? Kita buat tujuan finansial dana liburan. Misalnya tahun depan mau liburan ke Bangkok, butuh dana Rp12.000.000. Kamu punya waktu setahun untuk mengumpulkan dananya. Kalau periodenya hanya setahun, nabung aja cukup sih. Untuk mendapatkan dana liburan sebesar Rp12.000.000, kamu bisa menabung Rp1.000.000 per bulan selama 12 bulan.
Jadi, kalau kamu sekarang belum berminat membeli rumah dan masih ingin jalan-jalan, silakan. Tapi mulai nabung dulu ya. Siapa tahu dalam 1 tahun atau lebih kamu berubah pikiran. Tahun berikut mungkin sudah tertarik untuk beli rumah. Nah uang hasil nabung untuk liburan ini bisa dialihkan jadi DP rumah!
Dan ini kejadian beneran ya. Dalam salah satu studi kasus yang dibahas Ligwina Hananto, dana liburan ini bisa beralih jadi DP apartmen loh!
Sebut saja namanya Ayu. Setelah setahun mengumpulkan dana liburan, Ayu merasa udah kebanyakan jalan-jalan. Setahun kemudian Ayu merasa lebih berani untuk punya rumah pertamanya!
Mulainya hanya dari niat mau liburan, tapi nabung dulu. Buat si Ayu, malah berbuah bisa beli apartemen. Bahkan sekarang Ayu mau beli apartemen lebih besar. Apartemen lamanya dijual dan dijadikan DP untuk apartemen kedua.
Kamu pengen seperti Ayu? Yang penting adalah mulai nabung aja dulu. Mulai dengan tujuan yang kamu suka; nanti kalau berubah pikiran dan sudah berani uang ini bisa dialihkan jadi DP. Jadi, liburan jalan terus, rumah pun tetap terbeli. Seru kan!
Mau tau lebih banyak pembahasan tentang topik-topik finansial? Yuk ikutan, Financial Clinic Online Series. – kelas finansial online yang memungkinkanmu belajar finansial di mana saja. Cek jadwalnya di event.qmfinancial.com dan ikuti terus updatenya di IG @qm_financial.
QM Admin –
Cara Praktis Mengatur Keuangan Keluarga
Edukasi keuangan, khususnya bagi mereka yang memasuki dunia kerja sangatlah penting. Ada perubahan fase dari mengelola uang saku menjadi mengelola penghasilan sendiri. Dengan mengetahui ilmu perencanaan keuangan sejak dini, mereka dapat pula mengatur penghasilan agar dapat dimanfaatkan untuk pencapaian tujuan keuangan.
Bulan Maret yang lalu, QM Financial berkesempatan memberikan edukasi keuangan bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Badan Informasi Geospasial (BIG) di Cibinong.
Peserta yang berjumlah 70 orang sebagian besar belum menikah. Untuk para CPNS yang belum menikah dan berusia di bawah 30 tahun, Ligwina Hananto – lead trainer QM Financial menyarankan untuk segera menginvestasikan minimal setengah dari harga sepatu untuk kebutuhan masa depan. Tak perlu khawatir hilang atau rugi. Tanpa diinvestasikan pun, uang sejumlah itu akan dengan mudah terkonversi menjadi makanan atau barang lain yang tidak jelas fungsinya.
read more: Investasi untuk Dana Pensiun: Mulai Dengan Setengah Harga Sepatumu
Bagi mereka yang sudah berkeluarga atau berencana menikah dalam waktu dekat, Ligwina memberikan 5 cara praktis untuk mengatur keuangan keluarga.
1. Mengatur Cashflow.
Untuk mengatur cashflow bulanan keluarga, rasio yang disarankan adalah menabung minimal 10% dari penghasilan, cicilan maksimal 30%, dan lifestyle maksimal 20%. Dalam hal ini harus ada pembicaraan dan kesepakatan yang baik antar pasangan dalam hal mengatur keuangan. Apakah semua penghasilan dikelola salah satu pihak atau ada pembagian tugas, misal suami mengatur dana untuk menabung atau berinvestasi sedangkan istri mengatur dana untuk pengeluaran bulanan.
2. Menyiapkan Dana Darurat.
Dana darurat adalah dana yang diparkir dan hanya digunakan dalam keadaan darurat, misal kehilangan pekerjaan. Dana darurat dihitung berdasarkan pengeluaran bulanan. Nilai ini menyatakan berapa bulan keluarga sanggup bertahap hidup jika terjadi keadaan darurat. Besaran dana darurat yang disarankan adalah sebagai berikut:
STATUS |
BESARAN |
Menikah belum memiliki anak |
6x Pengeluaran Bulanan |
Menikah dengan satu orang anak |
9x Pengeluaran Bulanan |
Menikah dengan dua orang anak atau lebih |
12x Pengeluaran Bulanan |
Bagi yang masih lajang juga disarankan mempunyai dana darurat sebesar 4x Pengeluaran Bulanan.
3. Mempersiapkan Dana Pendidikan Anak
Biaya pendidikan semakin lama semakin mahal. Inflasi biaya pendidikan bisa mencapai 10% hingga 16% per tahun. Biasanya untuk jenjang PG-SD kita masih bisa mencapai target dana pendidikan dengan menabung. Namun untuk jenjang selanjutnya menabung saja tidak cukup. Kita perlu mengambil risiko dengan berinvestasi.
4. Mempersiapkan Dana Pensiun
Dana Pensiun ini terlihat sepele karena jangka waktunya masih sangat panjang. Kadang kita berasumsi bahwa pengeluaran saat pensiun akan lebih kecil dari pengeluaran sekarang. Pada saat kita pensiun, seharusnya semua cicilan sudah lunas, sehingga beban pengeluaran lebih ringan. Namun, jangan salah, pengeluaran saat pensiun bisa lebih besar karena faktor kesehatan dan kenaikan harga bahan pokok setiap tahunnya. Kebutuhan dana pensiun ini bisa sangat besar loh. Siapkan sejak dini agar kita bisa pensiun dengan sejahtera.
read more: Dana Pensiun Dari Kantor Bukan Jaminan Pensiun Sejahtera
5. Memiliki Asuransi
Perencanaan keuangan tidak lengkap tanpa proteksi. Di masa produktif, saat kita berjuang mencapai berbagai tujuan finansial, bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti sakit dan kematian. Risiko inilah yang kita alihkan ke perusahaan asuransi. Setiap orang wajib memiliki asuransi kesehatan. Apabila kantor tempat kita bekerja saat ini tidak memberikan fasilitas asuransi kesehatan, cari lah asuransi kesehatan swasta yang sesuai dengan kebutuhan. Jika, asuransi kesehatan swasta dirasa mahal, maka asuransi pemerintah seperti BPJS kesehatan bisa dipertimbangkan. Sedangkan fungsi asuransi jiwa adalah untuk menggantikan penghasilan yang hilang jika tertanggung meninggal, sehingga keluarga yang ditinggalkan bisa tetap melanjutkan hidup. Jadi, asuransi jiwa penting untuk mereka yang menjadi pencari nafkah utama keluarga.
Nah! Itu tadi 5 cara mengatur keuangan keluarga bagi para CPNS Badan Informasi Geospasial.
Ingin kantormu didatangi tim QM Finansial juga? Hubungi QM Training di 0811 1500 688 untuk berdiskusi tentang kebutuhan pelatihan keuangan!
Mia Damayanti / Financial Trainer
7 Tips Liburan Anti Utang dan Anti Bokek Paska Liburan
Asyiknya liburan di akhir tahun, apalagi bertepatan dengan libur Natal. Di QM Financial, menjelang Natal dan Tahun Baru kami biasanya libur hampir 2 minggu. Sebenarnya antara senang tapi juga pusing! Kenapa? Karena liburan yang berbarengan dengan liburan sekolah anak biasanya butuh pengeluaran yang besar. Jadi sebaiknya sebelum liburan benahi dulu kondisi keuangan dan jangan sampai keuangan babak belur setelah liburan.
read more: Liburan Seru
Berikut TIPS Agar Liburan Jalan Keuangan Lancar :
- Persiapkan dana liburan dengan menabung setiap bulannya.
Apabila memang ada rencana liburan, persiapkan dana liburan sebelumnya. Sisihkan penghasilan untuk liburan pada rekening khusus. Lakukan hal ini sebelum membayar biaya pengeluaran setiap bulan. Intip rekening liburan hanya pada saat mendekati waktu liburannya agar tidak tergoda digunakan untuk kebutuhan lain.
read more: Serba serbi Dana Liburan
- Perhitungkan pengeluaran liburan sebelum berangkat
Perhitungkan biaya-biaya yang akan keluar selama liburan, dari mulai akomodasi dan transportasi, biaya tiket masuk tempat wisata, makan minum serta belanja. Carilah informasi mengenai biaya tersebut agar dapat memperkirakan jumlah anggaran yang akan keluar. Apabila tabungan tidak mecukupi biaya yang akan keluar, maka cari alternatif liburan yang lebih terjangkau. Atau menabunglah dengan jangka waktu lebih lama agar tabungan mencukupi untuk membiayai liburan ke tempat yang diinginkan.
read more: Senang Liburan
- Pisahkan antara rekening liburan dengan rekening penghasilan.
Bedakan tabungan untuk liburan dengan rekening gaji agar uang tidak tercampur. Simpan ATM untuk dana liburan di tempat yang aman agar tidak tergoda untuk diambil sewaktu-waktu. Ingat, hanya diintip pada saat mendekati waktu liburan saja.
- Pastikan pengeluaran rumah tangga dan dana pendidikan anak tidak diganggu
Pengeluaran rumah tangga yang sudah dicatat setiap bulannya serta dana pendidikan anak jangan diganggu gugat. Bayarkan terlebih dahulu tagihan yang datang secara penuh. Jangan membawa ATM untuk kebutuhan rumah tangga saat liburan agar tidak terpakai.
- Rem jalan jalan setelah liburan.
Setelah liburan usai, kencangkan ikat pinggang kembali. Rem dahulu jalan-jalan saat akhir pekan dan hindari membeli barang yang belum dibutuhkan.
- Menambah penghasilan apabila memang dibutuhkan
Dana Darurat seringkali dibongkar karena terpakai untuk liburan? Ini saatnya mengembalikan sejumlah Dana Darurat dengan melakukan pekerjaan tambahan di luar pekerjaan utamamu. Saat ini banyak sekali cara untuk menambah penghasilan seperti berdagang, ikut bergabung dengan transportasi online dan sebagainya.
read more: Jastip, peluang usaha saat traveling
- Menabung kembali untuk liburan berikutnya
Kalau kamu berhasil menabung untuk Dana Liburan kali ini, pasti deh kamu juga akan berhasil untuk mempersiapkan Dana Liburan selanjutnya. Ingat ya, saat terima gaji, segera sisihkan penghasilan ke rekening terpisah untuk destinasi wisata selanjutnya.
Dapatkan DISKON KHUSUS PROGRAM #MyQMPlan untuk semua Konsultasi dan PLAN
Hubungi QM Financial di WA 08111500688
Jadi, mau kemana liburan selanjutnya? Mau kemana pun, pastikan kamu punya uangnya dan anti hutang!
Selamat liburan!
Mia Damayanti /Sales
Cerdas Finansial Agar Mimpi Anak Terwujud
Hai ayah bunda, sekarang musim daftar anak sekolah!
Apakah sudah ada bayangan mau menyekolahkan anak kemana, atau sudah ada bayangan uang pangkal masuk sekolah diambil dari rekening yang mana?
Kata dana pendidikan memang sangat horor, apalagi di zaman sekarang. Ingin memasukkan sekolah swasta yang terbaik tapi uang sekolahnya selangit! Sehingga orang tua tidak bisa menutup mata dengan biaya dana pendidikan anak sekarang ini.
Pertanyaannya ayah bunda, apakah sudah siap dengan dana pendidikan anak?
related article: Rencanakan Dana Pendidikan Anak Sejak Dini
Nah agar dana pendidikan tidak menjadi momok, Anda butuh perencanaan keuangan!
Kenapa? Karena penghasilan (kemampuan) terbatas sedangkan kebutuhan dan keinginan tidak terbatas! Bener gak? Iya apa iya?
Contohnya biaya pendidikan. Dengan adanya inflasi, kenaikan biaya sekolah tidak tanggung-tanggung, bisa mencapai 10%-20% per tahun.
Apakah Anda bisa menyediakan uang sekolah anak yang mahal dengan instan? Apakah bisa menyediakan uang untuk anak sekolah keluar negeri langsung sekarang juga? Tentunya terlebih dahulu harus merencanakan tujuan finansial dana pendidikan anak dengan menabung atau berinvestasi.
related article: Siapkan Jalan Menuju Semua Tujuan Finansialmu
Nah agar dana pendidikan tidak menjadi momok, Anda butuh perencanaan keuangan!
Kenapa? Karena penghasilan (kemampuan) terbatas sedangkan kebutuhan dan keinginan tidak terbatas! Bener gak? Iya apa iya?
Contohnya biaya pendidikan. Dengan adanya inflasi, kenaikan biaya sekolah tidak tanggung-tanggung, bisa mencapai 10%-20% per tahun.
Apakah Anda bisa menyediakan uang sekolah anak yang mahal dengan instan? Apakah bisa menyediakan uang untuk anak sekolah keluar negeri langsung sekarang juga? Tentunya terlebih dahulu harus merencanakan tujuan finansial dana pendidikan anak dengan menabung atau berinvestasi.
related article: Siapkan Jalan Menuju Semua Tujuan Finansialmu
Bagaimana sih cara Cerdas Finansial agar tujuan dana pendidikan anak tercapai?
Bereskan Cashflow
Merencanakan keuangan tidak luput dari mengatur cashflow. Bereskan cashflow bulanan keluarga, jangan sampai besar pasak daripada tiang! Apabila terlanjur besar pasak daripada tiang cari tahu penyebabnya. Kalau penyebabnya kebutuhan lebih besar dari penghasilan sebaiknya mencari penghasilan tambahan. Untuk prosentase pengaturan cashflow bulanan ideal adalah sebagai berikut : Menabung/Investasi 10%, Cicilan 30%, Rutin 20-40% dan Pribadi/lifestyle 20%.
related article: Karyawan Bisa Gampang Belajar Atur Pengeluaran
Ngobrol dengan Pasangan
Merencanakan sekolah anak jauh-jauh hari itu sangat berguna lho ayah bunda. Coba deh ngobrol dengan pasangan tentang rencana anak mau disekolahkan kemana. Kalau sudah mengetahui kemana anak kita akan bersekola, kita dapat menyiapkan dana pendidikan sejak anak masih di dalam kandungan. Ayah bunda dapat menghitung kira-kira berapa biaya yang perlu disiapkan dan mulai menabung dengan jangka waktu yang lebih lama sehingga jumlah yang diinvestasikan lebih ringan.
related article: 5 Kesalahan Orangtua Dalam Menyiapkan Dana Pendidikan
Menabung saja tidak cukup
Tahukah ayah bunda bahwa dalam merencanakan dana pendidikan, menabung saja tidak cukup. Karena apabila kita mengandalkan tabungan, penghasilan kita hanya untuk menabung saja, padahal ada kebutuhan lain dalam keluarga. Investasi dapat kita gunakan sebagai instrumen untuk mencapai tujuan keuangan dengan waktu yang lebih panjang seperti biaya kuliah anak (10-15 tahun), atau jangka waktu menengah (5-7) tahun, untuk biaya anak SD atau SMP.
Financial Check Up
Financial Check Up dibutuhkan untuk mengetahui kondisi keuangan. Ibarat ke dokter, kita bisa mengetahui kondisi kesehatan setelah melakukan check up kesehatan. Nah, untuk Financial Check Up, kita dapat mengetahui “sakitnya” keuangan di mana. Dari sana kita akan tahu apa yang harus dibenahi dari keuangan sehingga lebih terarah.
Jadi dana pendidikan tidak sehoror dengan yang dibayangkan kan?
Apabila kita sudah siap dengan dana pendidikan dan sudah cerdas finansial, kita pasti sudah siap dengan dana pendidikan pada saat anak mau masuk sekolah di mana pun dan ke mana pun.
Mia Damayanti / Sales
Kiat Jitu Atasi Gajian Tak Kasat Mata
Halo, apa kabar? Kayaknya ada yang lagi senang nih karena habis gajian!
Atau,
Malahan lagi sedih karena mengalami yang namanya gajian tidak kasat mata?
Duh kasian… ibaratnya punya pacar tapi gak bisa diajak jalan alias cuma pacar khayalan yang disimpan dalam hati saja *eaaaaaa
“Udah bekerja bertahun-tahun tapi tidak punya aset. Setiap bulan terima gaji tetapi selalu habis. Gaji cuma numpang lewat rekening habis itu menghilang kayak mantan…. Tuh kan jadi baper!”
Pernah atau sedang mengalami kondisi seperti di atas? Mau menyalahkan gaji karena jumlahnya yang kamu terima kecil? Hei, tunggu dulu! Kondisi di atas bisa juga terjadi karena caramu dalam mengelola keuangan yang belum tepat.
Coba deh, diingat-ingat…. Saat terima gaji, apa yang kamu lakukan?
Apakah kamu langsung menyisihkannya untuk membayar utang dan tagihan lainnya?
atau
Langsung cuss membeli barang yang sudah diincar sejak bulan lalu sampai barang tersebut terbawa mimpi?
Apapun yang dilakukan dengan gajimu, jangan sampai sudah bersusah payah mendapatkannya tapi hanya numpang lewat dan tidak jadi apa-apa!
Simak 5 tips mencegah gajian tak kasat mata!
Buat 4 pos pengeluaran bulanan
Saat kamu terima gaji, hal yang pertama yang bisa dilakukan adalah membuat 4 pos pengeluaran. Hitung dan sisihkan gajimu ke dalam 4 pos pengeluaran tersebut sesuai dengan kewajiban yang harus dibayarkan.
Jenis Pos Pengeluaran | % dari gaji | Keterangan |
Menabung / Investasi | Minimal 10% | Tabungan bank, logam mulia, deposito dsb |
Cicilan Utang | Maksimal 30% | KPR/KPA, Kendaraan, gadget |
Rutin | Idealnya 35% – 40% | Asuransi, Rumah Tangga, Transportasi, Anak, Sosial |
Gaya Hidup | Maksimal 20% | Makan di luar (fine dining), Nonton etc |
related article: 5 Pengeluaran Bulanan Yang Harus Kamu Ketahui
Memisahkan Tabungan
Saya tipe orang yang kalau lihat uang di rekening bawaannya pengen diambil saja. Kalau kamu termasuk tipe yang seperti ini juga maka sebaiknya kamu membuat dua akun rekening bank. Rekening pertama untuk pos tabungan/investasi dan yang kedua untuk pos pengeluaran yang lainnya.
related article: Mari Menabung
Bijak Menggunakan Kartu Kredit
Sudah punya dua rekening tabungan tapi gaji masih habis juga? Mungkin tanpa sadar kamu berbelanja tidak menggunakan uang tunai melainkan dengan kartu kredit. Banyak yang menjuluki kartu kredit sebagai “kartu setan.” Padahal pada kenyataannya, kartu kredit bisa dijadikan andalan saat kondisi darurat. Kamu bisa memakai kartu kredit untuk kebutuhan mendesak seperti mobil mogok dan harus diperbaiki di bengkel terdekat. Tapi ingat, berani gesek harus berani bayar!
related article: Tentang Kartu Kredit
Punya Asuransi / BPJS Kesehatan
Gaji biasanya cuma numpang lewat saat ada kejadian tak terduga yang menimpamu. Misalkan, kamu atau ada anggota keluargamu tiba-tiba jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Sedangkan kamu dan keluarga tidak memiliki asuransi ataupun BPJS, mau gak mau kamu harus menanggung beban biayanya dengan uang pribadimu. Kejadian ini kerap kali dialami oleh seseorang sehingga dia terpaksa harus menggunakan uang tabungannya bahkan berhutang untuk membayar biaya rumah sakit. Oleh sebab itu, penting sekali untuk mempunyai asuransi atau BPJS Kesehatan supaya kamu bisa terhindar dari biaya sakit yang dapat mengacaukan keuanganmu.
related article: Seperti Ini Asuransi yang Harus Dimiliki Oleh Seorang Karyawan
Financial Check Up
Yang juga penting agar terhindar dari gajian tak kasat mata adalah dengan melakukan financial check up sehingga kamu bisa mengidentifikasi pos mana saja yang memiliki pengeluaran paling besar. Dan periksa juga apakah pengeluaran tersebut masuk ke dalam kategori kebutuhan atau keinginan.
related article: Siapkan Jalan Menuju Semua Tujuan Finansialmu!
Nah, sudah melakukan langkah yang mana dari 5 tips di atas untuk keuanganmu? Semoga kondisi keuanganmu semakin baik setelah melakukan tips di atas.
Dapatkan DISKON KHUSUS PROGRAM #MyQMPlan untuk semua Konsultasi dan PLAN
Hubungi QM Financial di WA 08111500688
Nita Kurniawati / Sales
Ternyata Film Pengabdi Setan Ada Hubungannya Dengan Keuangan
Udah lihat film Pengabdi Setan?
Udah dong yaaa….
Yang udah nonton pasti tau kalau setting awal cerita adalah kemunduran finansial suatu keluarga, yang dimana si Ibu dulunya penyanyi, lalu uang keluarga mereka habis untuk biaya pengobatan sang Ibu. Lalu diceritakan mereka sekeluarga harus pindah ke rumah Nenek yang terletak di kampung, anak pertamanya putus kuliah, endebre endebre.
Personally I hate horror movie.
Di dalam film ini rasanya saya pengen towel manja si Bapak sembari ngomong “BPJS keleus, ga bakal deh kejadian rumah abis buat pengobatan.” Zzzz ganteng-ganteng kok nggak tau BPJS sih.. LOL.
Anyway, to me the real horror thing in that movie that can happen in our life is any of us can experience bankruptcy.
Seperti di dalam film Pengabdi Setan, kadang sebenarnya bukan penghasilannya yang sedikit, namun pengelolaan keuangannya yang belum tepat.
Believe me, it is not only how to earn money, but also how to manage it.
Saya termasuk orang yang percaya bahwa pengelolaan keuangan yang baik itu berawal dari rumah, dari pengelolaan uang jajan kita semasa SD, dari contoh orangtua kita bagaimana caranya membelanjakan uang, dan yang paling penting lifestyle.
Every mother is a financial planner, dari seorang Ibu lah perencanaan keuangan keluarga terbentuk dan terealisasikan.
Nggak percaya?
Seperti ini contohnya. Bayangkan satu keluarga kecil, Ayah dan Ibu bekerja, berpenghasilan total Rp20juta/bulan. Anehnya, hanya mampu untuk menyekolahkan anak di sekolah gratis (sekolah negeri sekarang gratis), belum mampu untuk punya rumah (masih mengontrak), dan tidak punya tabungan.
Gaji habis hanya untuk hidup per bulan saja. Tidak ada yang tahu kondisi sebenarnya keluarga ini, karena mereka masih rajin liburan 3x setahun, ke luar negeri pula. Foto-foto di akun media sosialnya pun terlihat rumah mereka yang asri dengan furniture kekinian. Siapa yang tahu, ternyata mereka masih mengontrak.
related articles: Sudah punya aset apa?
Sounds weird, right? Tapi percaya deh, hal ini masih banyak sekali terjadi di lingkungan sekitar kita.
Hello, siapa yang merasa jleb jleb di hatinya membaca deskripsi keluarga di atas? No worries, saya menulisnya dengan hati seperti tersayat sembilu karena menyadari, hey my family is one of those families.
Di saat seperti ini saya tidak terlalu takut lagi menonton film horor, karena ternyata.. Hidupku lebih horor qaqa.
Kenapa horor? Karena Pengabdi Lifestyle ternyata lebih serem dari Pengabdi Setan.. LOL.
Fear not, fellas! Yuk sama-sama kita belajar karena #LiterasiFinansial dimulai dari rumah dan dari kita sendiri.
*tulisan ini diambil dari pemenang writing competition #QMquiz #QMAnniversary yang bernama Askiiasari
Hubungi WA 08111500688 untuk jasa konsultasi serta perencanaan keuangan pribadi / bisnis / organisasi-korporasi
Menjadi Jagoan Finansial (Batch 1 – Guru)
Kalian masih ingat kan dengan Pesta Pendidikan (PEKAN) pada 21 Mei 2017 yang bertempat di fX Sudirman, Jakarta?
Menjadi Jagoan Finansial (MJF) adalah kelanjutan dari Janji Publik di acara tersebut yang merupakan kegiatan pelatihan guru (workshop) tentang konsep literasi keuangan. Workshop yang diadakan di Jakarta, Lampung dan Maluku akan mengajarkan contoh pengelolaan uang yang bijak kepada guru-guru serta ajakan untuk menjalankan program konsep literasi keuangan bersama dengan peserta didiknya.
Pelatihan MJF pertama telah dilaksanakan pada Sabtu, 26 Agustus 2017 yang dihadiri sebanyak 21 orang guru mulai dari jenjang TK sampai dengan Menengah Atas. Workshop dimulai tepat pukul 08.00 dan Najelaa Shihab, pendiri Cikal, sebuah institusi pendidikan bertaraf internasional sebagai narasumber yang pertama. Najelaa berbagi bahwa semua guru harus memiliki dan mencapai cita-citanya. Menurutnya, untuk menuju cita-cita, para guru harus memiliki 4K yaitu Kemerdekaan, Kompetensi, Kolaborasi, dan Karir.
Narasumber kedua adalah Ligwina Hananto, pendiri sekaligus CEO QM Financial mengajarkan pengelolaan keuangan yang bijak kepada para guru. Tidak berhenti di situ, Ligwina juga mengenalkan konsep Menghasilkan uang – Belanja – Beramal – Menabung (MBBM) sehingga anak tahu bagaimana menyikapi kebutuhan serta pengelolaan keuangan yang bijak sejak usia dini.
Di akhir workshop, para guru dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok sesuai dengan tingkatan mengajarnya di sekolah yaitu TK – 3SD, 4-6 SD, dan SMP – SMA.
Kelompok TK – 3 SD membuat kegiatan yang dinamakan “Pre – Primary Got Talent”. Dalam kegiatan ini peserta didik diajak untuk unjuk kebolehan dengan pementasan seni dan memasak. Uang yang didapatkan dari kegiatan ini akan disumbangkan dan sebagian lagi disimpan untuk modal kegiatan selanjutnya.
Tema “Market Day” dipilih oleh kelompok kedua (4-6 SD) yang menjadi penjual barang dagang yang mereka produksi kepada adik-adik kelas. Kakak kelas 5-6 SD akan membantu sebagai kasir dan melaporkan pencatatan keuangan secara sederhana. Sama seperti halnya kelompok pertama, uang hasil kegiatan ini akan disumbangkan dan sebagian lagi disimpan untuk modal kegiatan berikutnya.
Kelompok terakhir juga memilih tema “Market Day” dengan melakukan penjualan secara offline maupun online. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan beragam profesi sebagai sumber penghasilan.
Related article: Pesta Pendidikan 2016
Ingin bisa “Menjadi Jagoan Finansial” yang sebenarnya? Karena antusiasme yang besar, workshop ini akan kembali diadakan pada 23 September 2017!
Yuk, buruan daftar dan sampai bertemu!
-Marhaini-
Finance Department
3 Tips Keuangan Ciamik sebagai Smart First-Jobber
Kamu baru saja lulus kuliah? Sudah dapat pekerjaan pertama? Wah, SELAMAT yaaa! Nah, sebagai first-jobber, apa saja sih yang harus kamu ketahui dan lakukan dari segi keuangan? Simak tips keuangan berikut untuk menjadi smart first-jobber!