Strategi Cara Main Saham Pemula agar Cepat Paham dan Berhasil
Banyak yang mengira main saham itu kayak judi, padahal kenyataannya sangat berbeda. Dalam cara main saham pemula, ada banyak strategi dan analisis yang bisa digunakan untuk mengurangi risiko sekaligus meningkatkan peluang keuntungan.
Enggak kayak judi yang sepenuhnya bergantung pada keberuntungan, cara main saham pemula melibatkan perhitungan yang matang. Kalau dilakukan dengan benar, fluktuasi harga pasar enggak akan mudah membuatmu panik.
Table of Contents
Cara Main Saham Pemula, Kuncinya: Praktik dan Catat!

Cara main saham pemula membutuhkan pemahaman dasar dan kedisiplinan. Ada cara main saham pemula yang bisa membantu memilih saham yang potensial dan waktu terbaik untuk membeli atau menjual. Dengan belajar dan mempraktikkan analisis seperti fundamental atau teknikal, keputusan investasi jadi lebih terarah.
Untuk pemula, memulai dengan langkah yang tepat adalah kunci agar lebih cepat paham dan berhasil di dunia saham. Lalu, dari mana kita bisa mulai? Dari sini.
Disclaimer: Penyebutan nama-nama saham hanya untuk contoh untuk tujuan literasi, bukan merupakan rekomendasi.
1. Mulai dengan Blue Chip
Cara main saham pemula sebaiknya mulai dari yang paling aman. Contoh saham blue-chip misalnya seperti BBRI, BBCA, dan TLKM bisa jadi pilihan tepat.
Saham ini berasal dari perusahaan besar yang punya kinerja stabil dan reputasi kuat. Risiko kerugiannya lebih kecil dibanding saham lainnya. Cocok untuk pemula yang ingin belajar tanpa stres berlebihan.
Selain itu, saham-saham ini sering jadi favorit investor, jadi lebih likuid atau gampang dijual kapan saja. Dengan memilih saham blue-chip, proses belajar investasi akan terasa lebih tenang dan terarah.
Baca juga: Tip Menggunakan Aplikasi Investasi Saham untuk Pemula
2. Mulai dari Lot Minimum
Untuk cara main saham pemula, mulai investasi saham dengan lot minimum adalah langkah aman. Satu lot saham terdiri dari 100 lembar. Jadi, kalau harga saham BBRI Rp5.000 per lembar, modal yang dibutuhkan hanya Rp500.000.
Nominal ini cukup terjangkau untuk belajar tanpa merasa terbebani. Fokus utama adalah memahami cara kerja pasar, bukan langsung mengejar keuntungan besar. Dengan modal kecil, risiko juga lebih terkendali. Ini membantu mengurangi rasa takut saat pasar berfluktuasi. Jadi, enggak perlu buru-buru menaruh modal besar. Mulai pelan-pelan saja sambil belajar dan menambah pengalaman.
3. Cek Saham Dividen
Mencari saham dividen adalah salah satu cara main saham pemula yang cocok jika ingin mendapatkan penghasilan tambahan dari saham. Dividen ini biasanya dibagikan oleh perusahaan yang memiliki keuntungan stabil dan kinerja yang baik. Contohnya adalah saham seperti BBRI atau UNVR, yang dikenal rutin membagikan dividen kepada pemegang sahamnya.
Keuntungan dividen cukup menarik, apalagi kalau tujuan investasimu adalah untuk pendapatan pasif. Selain mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga saham, kamu juga bisa menikmati pembagian dividen setiap periode tertentu. Jumlahnya memang tergantung pada laba perusahaan, tapi saham yang rajin memberikan dividen biasanya lebih stabil dan tepercaya.
Untuk pemula, memilih saham yang rajin membagikan dividen adalah strategi aman. Selain mengurangi risiko, ini juga memberikan manfaat nyata yang bisa langsung dirasakan. Jadi, sambil menunggu harga saham naik, kamu tetap mendapat pemasukan tambahan dari dividen. Cocok untuk investasi jangka panjang yang santai tapi tetap menguntungkan.
4. Perhatikan Waktu Pembelian
Memperhatikan waktu pembelian saham itu penting untuk mendapatkan harga terbaik. Salah satu cara main saham pemula untuk mengelola risiko adalah dengan memahami level support dan resistance.
Level support adalah harga terendah yang cenderung bertahan karena banyak pembeli masuk di level ini. Biasanya, ini waktu yang bagus untuk membeli karena harga punya peluang naik lagi. Sebaliknya, level resistance adalah harga tertinggi yang sulit ditembus karena banyak yang menjual di level ini. Membeli di dekat resistance berisiko karena harga cenderung turun setelah menyentuh level ini.
Dengan memahami dua level ini, kamu bisa mengatur strategi pembelian yang lebih aman. Jangan buru-buru beli hanya karena harga kelihatannya murah. Tunggu sampai harga mendekati support untuk mendapatkan peluang keuntungan lebih besar. Belajar membaca grafik harga bisa membantu menentukan waktu terbaik untuk masuk pasar. Sabar dan teliti adalah kunci.

5. Manfaatkan Moving Average
Moving Average atau MA adalah salah satu cara main saham pemula sederhana yang bisa membantu memahami tren harga saham. Indikator ini cocok untuk pemula karena mudah dipahami. Cara kerjanya adalah menghitung rata-rata harga saham dalam periode tertentu, seperti 50 atau 200 hari terakhir.
Misalnya, kalau garis MA 50 hari berada di atas MA 200 hari, itu tandanya tren harga sedang naik atau bullish. Sebaliknya, kalau MA 50 hari berada di bawah MA 200 hari, artinya tren sedang turun atau bearish. Dengan melihat pola ini, kamu bisa tahu kapan waktu yang tepat untuk membeli atau menjual saham.
Menggunakan MA bisa mengurangi kebingungan saat melihat grafik saham. Kamu enggak perlu menganalisis setiap kenaikan atau penurunan kecil. Fokus saja pada tren utama yang ditunjukkan oleh garis MA. Dengan rutin menggunakan indikator ini, pemahaman tentang pergerakan saham akan semakin terasah. Cocok banget untuk belajar sambil praktik.
6. Tetapkan Cut Loss
Mengelola risiko adalah hal penting dalam investasi saham, dan salah satu cara main saham pemula yang efektif adalah dengan menerapkan cut loss. Ini adalah strategi untuk membatasi kerugian dengan menjual saham saat harganya turun hingga batas tertentu. Dengan begitu, kamu enggak akan kehilangan lebih banyak uang jika harga terus anjlok.
Misalnya, jika kamu membeli saham ABCD di harga Rp4.000, tetapkan batas kerugian sebesar 5%. Artinya, jika harga saham turun menjadi Rp3.800, segera jual meski belum untung. Ini mungkin terasa sulit, terutama saat berharap harga akan naik lagi. Tapi, disiplin dalam cut loss sangat penting untuk melindungi modal.
Strategi ini membantu mengontrol emosi saat pasar sedang enggak stabil. Dengan menentukan batas kerugian sejak awal, keputusan investasi jadi lebih rasional. Selain itu, cut loss memungkinkan kamu untuk fokus pada peluang lain yang lebih menjanjikan, tanpa terbebani oleh saham yang terus merugi. Ingat, melindungi modal sama pentingnya dengan mencari keuntungan.
7. Pantau Kalender Ekonomi
Memantau kalender ekonomi adalah langkah penting untuk memahami pergerakan pasar saham. Kalender ini berisi jadwal pengumuman penting yang bisa memengaruhi harga saham, seperti laporan keuangan emiten, keputusan suku bunga, atau kebijakan pemerintah. Informasi ini membantu memprediksi arah pasar dan menentukan strategi yang tepat.
Misalnya, pada sektor perbankan, harga saham biasanya naik saat suku bunga turun. Hal ini disebabkan oleh suku bunga rendah mendorong peningkatan kredit dan menguntungkan bank. Sebaliknya, saat suku bunga naik, saham perbankan mungkin melemah karena biaya pinjaman menjadi lebih mahal.
Selain itu, laporan keuangan emiten juga bisa jadi sinyal penting. Jika perusahaan melaporkan laba tinggi, harga sahamnya cenderung naik. Dengan rutin memantau jadwal ini, kamu bisa mengambil keputusan investasi yang lebih baik. Informasi yang tepat waktu akan membantumu memanfaatkan peluang pasar dan menghindari kerugian besar.

8. Catat Portofolio
Mencatat portofolio investasi saham itu penting untuk menjaga kejelasan dan membantu evaluasi. Cara main saham pemula termudah adalah menggunakan Excel atau aplikasi khusus yang dirancang untuk mencatat aktivitas investasi. Catat semua pembelian saham, mulai dari harga beli, jumlah lot, hingga harga jual nantinya.
Dengan catatan ini, kamu bisa melihat secara detail berapa keuntungan atau kerugian yang didapat dari setiap transaksi. Data ini berguna untuk memahami pola investasimu. Misalnya, apakah sering membeli di harga terlalu tinggi atau terlalu cepat menjual saat harga mulai naik.
Analisis dari catatan ini juga membantu memperbaiki strategi ke depan. Kamu bisa belajar dari kesalahan dan menemukan cara yang lebih efektif untuk berinvestasi. Selain itu, mencatat portofolio juga membuatmu lebih disiplin dan tertata. Jadi, keputusan investasi lebih terukur dan enggak asal-asalan.
Baca juga: 7 Pertanyaan tentang Pengelolaan Keuangan Karyawan yang Paling Sering Muncul dalam Training
Menguasai cara main saham pemula butuh waktu, kesabaran, dan konsistensi. Mulai dari langkah kecil, pelajari dasar-dasarnya, dan terus evaluasi strategi yang digunakan. Dengan pendekatan yang tepat, risiko bisa dikelola, dan peluang keuntungan lebih besar. Ingat, kunci sukses dalam saham adalah belajar, disiplin, dan enggak mudah terbawa emosi.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Langkah Awal Bermain Saham untuk Pemula yang Praktis
Ada yang menyebut bahwa instrumen investasi di pasar saham kurang bersahabat bagi investor bermodal kecil. Karena, yang memegang kendali terhadap harga saham hanyalah investor kakap. Tapi, benarkah pemula tidak punya peluang? Faktanya, dengan langkah yang tepat, siapa pun bisa kok memulai investasi saham tanpa harus menunggu modal besar. Kuncinya ada pada memahami cara bermain saham dengan benar sejak awal.
Begitu juga dengan anggapan bahwa bermain saham itu sama dengan judi. Faktanya, investasi apa pun akan bisa menjadi judi kalau caranya keliru.
Memulai investasi saham memang terdengar rumit. Banyak istilah baru, grafik naik-turun, dan risiko yang perlu diperhitungkan. Tapi jangan khawatir, semua bisa dipelajari secara bertahap.
Yang penting, pahami dulu langkah-langkah cara bermain saham awal sebelum terjun ke pasarnya. Dengan begitu, risiko bisa lebih terkontrol, dan keuntungan jangka panjang lebih mungkin diraih.
Table of Contents
Langkah Awal Cara Bermain Saham yang Benar
Memahami cara bermain saham bukan hanya soal membeli lalu menunggu harga naik. Ada langkah-langkah dasar yang perlu dilakukan agar investasi lebih aman dan terarah. Berikut ini langkah awal yang praktis untuk memulai investasi saham dengan benar, terutama bagi pemula yang ingin belajar dari nol.

1. Pahami Cara Kerja Saham
Langkah pertama dalam memahami cara bermain saham adalah mengenali apa itu saham dan bagaimana risikonya. Saham bukan sekadar angka yang bergerak di layar, tetapi bukti bahwa kamu punya sebagian kecil kepemilikan di sebuah perusahaan. Nilai saham bisa naik ketika perusahaan berkembang, tetapi bisa juga turun saat kondisi bisnis atau ekonomi memburuk.
Risiko investasi saham memang ada, tapi bisa dikelola kalau kamu paham cara kerjanya. Penting untuk tahu bahwa pasar saham sangat dinamis — pergerakan harga bisa dipengaruhi banyak hal, dari laporan keuangan perusahaan sampai isu global. Jadi, jangan asal ikut-ikutan beli saham tanpa tahu dasar-dasarnya. Pahami dulu, baru mulai melangkah.
Baca juga: Investasi Sama dengan Judi? Ini 5 Perbedaan Besar Keduanya
2. Pilih Perusahaan Sekuritas
Setelah paham dasar investasi, langkah penting berikutnya dalam cara bermain saham adalah memilih perusahaan sekuritas yang tepat. Sekuritas ini ibarat “jembatan” yang menghubungkan investor dengan pasar saham. Jadi, pastikan pilih sekuritas yang sudah terdaftar di OJK biar lebih aman dan terjamin.
Pilih sekuritas yang menawarkan biaya transaksi rendah agar keuntungan investasi nggak tergerus biaya. Selain itu, cek juga apakah platformnya mudah digunakan, terutama buat pemula.
Banyak sekuritas yang sekarang sudah punya aplikasi mobile dengan fitur lengkap. Jadi, kamu bisa pantau investasi sahammu dan bertransaksi kapan saja, langsung dari ponsel. Intinya, jangan asal pilih, cari yang tepercaya dan sesuai kebutuhanmu.
3. Siapkan Dananya
Setelah punya rekening saham, jangan buru-buru beli saham dengan modal besar. Langkah penting dalam cara bermain saham adalah menyiapkan dana investasi dengan bijak. Gunakan uang dingin alias dana yang nggak akan bikin keuangan sehari-hari berantakan kalau terjadi kerugian.
Nggak perlu langsung setor banyak. Mulai saja dengan nominal kecil untuk belajar memahami pola pasar dan mengelola risiko. Jangan sampai pakai dana darurat atau uang yang seharusnya buat kebutuhan penting seperti bayar cicilan atau belanja bulanan ya.
Ingat, investasi saham itu maraton, bukan sprint. Jadi, fokus saja untuk belajar dulu sambil perlahan-lahan menambah portofolio.

4. Kenali Jenis-Jenis Saham
Sebelum terjun lebih jauh, langkah berikutnya dalam cara bermain saham adalah kenali dulu jenis-jenis saham yang beredar di pasar. Biar nggak bingung, bayangkan saham itu seperti kategori pemain bola. Ada pemain bintang yang stabil dan sering diandalkan — nah, ini yang disebut saham blue chip. Biasanya, saham ini dari perusahaan besar yang punya kinerja bagus dan tahan banting di segala situasi ekonomi.
Lalu, ada saham second liner, yang mirip pemain muda berbakat. Potensinya besar, tapi risikonya juga lebih tinggi dibanding blue chip. Terakhir, ada saham growth, yang berkembang cepat seperti pemain yang tiba-tiba jadi top scorer. Saham jenis ini punya peluang cuan besar, tapi pergerakannya lebih fluktuatif.
Buat pemula, sebaiknya fokus dulu ke saham yang fundamentalnya baik dan stabil. Jangan cuma tergiur harga murah atau tren sesaat. Pahami dulu kondisi perusahaan yang kamu incar. Ingat, di dunia saham, yang penting itu bukan sekadar beli, tapi tahu apa yang kamu beli.
5. Belajar Analisis
Dalam cara bermain saham, nggak cukup hanya sekadar beli dan berharap harga naik. Kamu perlu tahu cara membaca peluang, dan di sinilah pentingnya belajar analisis fundamental dan teknikal. Kedua analisis ini bakal jadi senjata utama biar kamu nggak cuma asal ikut tren.
Analisis fundamental itu seperti mengecek kesehatan perusahaan. Mulai dari laporan keuangannya, siapa yang memimpin, sampai prospek bisnis di masa depan. Intinya, kamu mau pastikan bahwa perusahaan yang sahamnya kamu beli memang punya potensi cuan jangka panjang.
Sementara analisis teknikal lebih mirip baca peta pergerakan harga saham di pasar. Lewat grafik, kamu bisa lihat kapan waktu terbaik untuk beli atau jual saham. Meski terlihat rumit di awal, lama-lama kamu akan terbiasa membaca pola.
Gabungan dari kedua analisis ini bikin keputusan investasimu lebih terukur dan nggak sekadar tebak-tebakan. Jadi, belajar pelan-pelan, jangan skip langkah penting ini. Seiring waktu, meski pasar saham berfluktuasi, kamu akan tetap tenang menghadapinya. Enggak akan stres, kalau cara bermainmu safe.
6. Jangan FOMO
Salah satu jebakan paling umum dalam cara bermain saham adalah FOMO — fear of missing out. Ini terjadi saat lihat saham tertentu harganya naik terus, langsung panik dan buru-buru beli karena takut ketinggalan. Padahal, keputusan yang didasari emosi sering kali berakhir dengan penyesalan. Saham yang naik cepat, bisa turun lebih cepat.
Tenang aja, pasar saham selalu punya peluang. Daripada ikut-ikutan beli saham yang lagi heboh di media sosial, lebih baik ambil waktu untuk analisis. Cek dulu apakah saham itu memang punya fundamental yang baik atau cuma “gorengan” sementara.
7. Latihan Trading dengan Simulasi
Sebelum terjun langsung ke pasar saham, coba latihan dulu pakai fitur simulasi atau virtual trading. Ini seperti main game saham, tapi dengan data real-time dari pasar bursa. Bedanya, kamu nggak perlu keluar uang beneran. Jadi, kalau rugi, nggak bakal bikin dompet bolong. Banyak aplikasi saham yang sekarang ada simulasinya seperti ini. Kamu bisa cek ke aplikasnya dulu.

8. Diversifikasikan
Dalam cara bermain saham, ada satu trik yang sering disebut investor berpengalaman: jangan taruh semua telur di satu keranjang. Artinya, jangan cuma beli satu jenis saham atau dari satu sektor saja. Inilah yang disebut diversifikasi portofolio, yaitu menyebar investasi ke berbagai saham agar risiko kerugian bisa lebih terkontrol.
Misalnya, jangan cuma beli saham dari sektor teknologi. Kombinasikan juga dengan saham dari sektor perbankan, consumer goods, atau energi. Jadi, kalau satu sektor lagi turun, investasi kamu tetap aman karena sektor lain mungkin masih stabil.
Dengan strategi ini, portofolio jadi lebih seimbang, dan kamu nggak gampang panik saat pasar lagi fluktuatif. Jadi, jangan cuma fokus ngejar cuan cepat, pastikan juga kamu punya rencana untuk mengurangi risiko.
Baca juga: Tanya Jawab tentang Pasar Modal #2: Ketika Krisis Pasar Datang
Memahami cara bermain saham memang butuh waktu dan proses belajar. Tapi, dengan langkah yang tepat dan keputusan yang terukur, investasi saham bisa jadi cara efektif untuk menumbuhkan aset jangka panjang.
Jangan terburu-buru dan tetap fokus pada strategi yang sesuai dengan profil risikomu. Ingat, yang penting konsisten belajar, pantau pasar, dan jangan takut memulai. Semua investor sukses juga pernah jadi pemula.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Belajar Saham untuk Pemula: Kesalahan Umum yang Harus Dihindari
Belajar saham untuk pemula memang menarik, tetapi banyak tantangannya. Kesalahan kecil bisa berakibat pada kerugian besar. Sebelum memulai perjalanan investasi ini, pemahaman yang cukup tentang pasar saham sangat penting.
Memulai dengan pemikiran yang benar dan informasi yang akurat adalah kunci untuk menghindari kesalahan yang umum terjadi. Proses pembelajaran ini membutuhkan kesabaran dan konsistensi. Informasi yang akan dijelajahi selanjutnya dapat membantu dalam mengambil langkah yang tepat dalam dunia investasi saham.
Table of Contents
Kesalahan Umum Belajar Saham untuk Pemula

Memasuki dunia saham sebagai investor pemula memang penuh dengan peluang, tetapi juga dihiasi berbagai rintangan. Kesalahan-kesalahan tertentu cenderung muncul, acap kali karena kurangnya pengalaman atau pemahaman tentang bagaimana pasar bekerja.
Dalam belajar saham untuk pemula, sangat penting untuk mengenali dan memahami kesalahan umum ini sehingga dapat dihindari. Berikut adalah beberapa kesalahan yang sering terjadi yang perlu diwaspadai oleh setiap investor baru.
1. Kurang Riset
Kurangnya riset merupakan salah satu kesalahan umum yang sering dilakukan investor pemula. Saat belajar saham untuk pemula, ada banyak orang yang membeli saham hanya berdasarkan rekomendasi dari teman, analis, atau media sosial tanpa melakukan analisis lebih lanjut.
Hal ini berisiko karena rekomendasi tersebut bisa jadi enggak sesuai dengan kondisi keuangan atau toleransi risiko mereka sendiri. Padahal, penting bagi investor untuk mempelajari laporan keuangan perusahaan, memahami prospek industri, dan menilai kinerja saham dalam jangka panjang sebelum membuat keputusan investasi.
Baca juga: 32 Istilah Bursa Saham yang Harus Diketahui Setiap Investor Pemula
2. Tergiur Saham Murah
Tergiur saham murah juga jadi kesalahan yang umum terjadi saat belajar saham untuk pemula. Investor pemula sering menganggap bahwa saham dengan harga rendah otomatis merupakan kesempatan bagus untuk berinvestasi, tanpa mempertimbangkan faktor-faktor penting lainnya.
Padahal, harga saham yang rendah enggak selalu menandakan bahwa saham itu undervalued atau memiliki potensi pertumbuhan. Bisa jadi, harga tersebut rendah karena perusahaan menghadapi masalah keuangan serius atau ada isu negatif di industri yang bersangkutan.
So, penting bagi investor untuk menganalisis kesehatan keuangan perusahaan, melihat tren pertumbuhan, dan mempertimbangkan risiko sebelum membeli saham hanya karena harganya tampak menarik.

3. Emosi
Pengaruh emosi juga sering menjadi penghalang dalam pengambilan keputusan investasi yang rasional. Saat belajar saham untuk pemula, investor sering rentan terhadap dua emosi dasar: ketakutan dan keserakahan.
Ketakutan dapat menyebabkan investor menjual saham terlalu cepat saat ada sedikit gejolak pasar, sehingga berpotensi kehilangan peluang saat pemulihan harga. Di sisi lain, keserakahan juga bisa mendorong investor untuk terlalu lama menahan saham atau membeli lebih banyak saham dalam fase puncak pasar, sehingga berisiko kehilangan uang saat harga akhirnya turun.
Dengan demikian, adalah penting untuk mengembangkan strategi investasi yang didasarkan pada analisis objektif dan menghindari membuat keputusan impulsif yang didorong oleh emosi sesaat.
4. Mengabaikan Diversifikasi
Mengabaikan diversifikasi adalah kesalahan umum yang dapat meningkatkan risiko investasi secara signifikan saat belajar saham untuk pemula.
Investor yang enggak menyebarkan investasi ke berbagai sektor atau jenis aset cenderung lebih rentan terhadap fluktuasi pasar yang tajam. Sebagai contoh, jika seorang investor hanya menanamkan modal pada saham teknologi, maka ini cukup berisiko jika terjadi perubahan dalam industri tersebut.
Diversifikasi membantu mengurangi risiko ini dengan menyebarkan investasi ke berbagai sektor dan jenis aset. Jika ada penurunan nilai di satu area, kestabilan dapat dipertahankan dan diimbangi area lain. Mempraktikkan diversifikasi yang baik adalah kunci untuk membangun portofolio yang tahan banting dalam berbagai kondisi pasar.
5. Enggak Sabaran
Kurangnya kesabaran saat belajar saham untuk pemula juga sering menjadi hambatan. Banyak orang tergoda untuk mengejar keuntungan cepat dan mengabaikan potensi pertumbuhan jangka panjang yang bisa diperoleh dari investasi yang matang.
Akhirnya, aktivitasnya mengarah pada pembelian dan penjualan saham yang sering (trading), yang enggak hanya menambah biaya transaksi tapi juga meningkatkan risiko kehilangan uang. Trading seperti ini bukannya salah, tetapi kurang pas untuk kamu yang berinvestasi saham untuk jangka panjang.
Investasi saham yang sukses akan membutuhkan waktu untuk berkembang dan menyesuaikan diri dengan fluktuasi pasar. Kesabaran untuk menahan investasi dalam jangka panjang adalah kunci untuk memanfaatkan pertumbuhan perusahaan dan akumulasi kekayaan yang berkelanjutan.

6. Investasi Tanpa Tujuan dan Rencana
Kegagalan membuat tujuan dan rencana investasi yang jelas juga menjadi penyebab kegagalan bagi banyak investor pemula. Tanpa strategi atau rencana jangka panjang, investor cenderung membuat keputusan yang reaktif dan enggak konsisten, yang dapat mengurangi efektivitas dan efisiensi investasi.
Rencana yang baik harus mencakup tujuan investasi yang spesifik, kriteria seleksi saham, metode diversifikasi, dan parameter untuk masuk dan keluar dari investasi. Juga, penting untuk menetapkan batasan risiko dan mekanisme untuk menilai kinerja portofolio secara berkala.
Rencana yang terstruktur membantu investor tetap fokus pada tujuan jangka panjang dan mengurangi pengaruh emosi dalam pengambilan keputusan, memaksimalkan potensi pengembalian investasi.
Baca juga: Berpikir Jangka Panjang saat Investasi di Pasar Saham: Pentingnya Sabar dan Disiplin
Belajar saham untuk pemula memerlukan waktu dan kesabaran, serta pemahaman mendalam tentang kesalahan yang harus dihindari. Dengan mengetahui apa yang perlu diwaspadai, langkah pertama dalam investasi dapat dijalani dengan lebih aman.
Semoga panduan ini membantu mempersiapkan jalur investasi yang sukses dan minim risiko.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Harga Saham Hari Ini vs Tren Jangka Panjang: Mana yang Harus Diperhatikan?
Memahami harga saham hari ini sangat penting untuk menunjang strategi investasi. Pasalnya, harga saham terus mengalami fluktuasi, sehingga dapat memberikan informasi tentang sentimen pasar, nilai perusahaan, hingga tren investasi.
Pergerakan harga saham yang berubah-ubah juga membuat kamu perlu menyusun strategi terbaik untuk memaksimalkan profit. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan membaca tren pergerakan harga saham untuk mengetahui apakah akan turun atau naik.
Bukan cuma itu, seorang investor juga perlu memahami tren pergerakan harga saham untuk membantu mengidentifikasi waktu yang tepat untuk menjual atau membeli saham. Lalu, antara harga saham sekarang dan tren saham jangka panjang, mana yang harus diperhatikan?
Table of Contents
Relevansi Harga Saham Hari Ini dengan Tren Jangka Panjang

Harga saham hari ini mampu mendeskripsikan naik-turunnya nilai saham perusahaan dalam satu hari perdagangan. Meskipun mampu memberikan pengetahuan tentang aktivitas pasar yang lebih singkat, tetapi harga saham harian umumnya turut dipengaruhi faktor-faktor jangka pendek.
Misalnya, seperti sentimen pasar, aksi korporasi, laporan keuangan terupdate, dan lain-lain. Fluktuasi harian bahkan bisa sangat volatil dan tidak stabil dalam jangka pendek. Jadi, aset yang bersifat volatil dapat naik atau turun secara ekstrem dalam tempo yang singkat.
Jika dibandingkan dengan tren jangka panjang, hal ini mampu merepresentasikan pergantian nilai saham perusahaan dalam waktu yang lebih lama. Misalnya, dalam jangka waktu bulanan, tahunan, hingga puluhan tahun.
Tren jangka panjang memang bersifat lebih mendasar dan mampu menggambarkan kinerja perusahaan secara menyeluruh. Tidak hanya itu, tren jangka panjang juga bisa berasal dari berbagai faktor makroekonomi maupun strategi bisnis perusahaan.
Dengan begitu, maka dapat diketahui bahwa harga saham harian dengan tren jangka panjang memiliki relevansi. Hal ini dapat disesuaikan dengan tujuan investor dalam berinvestasi.
Jika kamu termasuk investor jangka pendek, maka memahami pola harga saham harian mungkin akan lebih berguna. Namun, jika kamu termasuk investor jangka panjang yang menitikberatkan pertumbuhan investasi yang berkelanjutan, maka harga saham harian mungkin tidak akan begitu berperan dalam analisismu.
Investor jangka panjang umumnya lebih fokus pada kondisi fundamental perusahaan, seperti pertumbuhan bisnis dalam waktu yang lebih lama. Perlu diketahui bahwa fluktuasi harga harian merupakan hal yang biasa di pasar saham. Namun, berfokus pada tren jangka panjang akan lebih membantu meminimalkan dampak terjadinya volatilitas harian. Alhasil, kamu akan mampu membuat keputusan berinvestasi yang lebih cerdas.
Pengaruh Harga Saham Hari Ini vs Tren Jangka Panjang terhadap Strategi Investasi

Membandingkan harga saham hari ini dengan tren jangka panjang cukup penting untuk menciptakan strategi investasi. Sebab, perbedaan antara harga harian dengan tren jangka panjang mampu memberikan wawasan berinvestasi yang berharga bagi investor. Adapun cara kedua faktor ini memengaruhi strategi investasi di antaranya sebagai berikut.
Harga Saham Hari Ini
Bagi trader yang mementingkan harga harian, maka volatilitas harga saham hari ini dapat dijadikan sebagai peluang dalam memperoleh keuntungan cepat. Umumnya, mereka menerapkan analisis teknikal ataupun pola harga harian untuk mengetahui kapan harus masuk atau keluar.
Sementara itu, investor jangka panjang lebih memanfaatkan pergantian harga saham harian untuk mengidentifikasi waktu terbaik dalam membeli saham. Jika harga saham turun secara drastis dalam satu hari, maka investor akan melihat hal tersebut sebagai kesempatan untuk membeli saham yang dinilai mampu memberikan nilai jangka panjang yang menguntungkan.

Tren Jangka Panjang
Investor jangka panjang umumnya lebih berfokus pada tren jangka panjang. Jika tren tersebut menampakkan pertumbuhan yang konsisten, maka investor akan mempertahankan investasinya dalam waktu lebih lama.
Tren jangka panjang juga dapat dipakai untuk mengetahui mana saham perusahaan yang berfundamental kuat.
Tidak hanya itu, mengalkulasi tren jangka panjang juga dapat membantu investor untuk merencanakan diversifikasi portofolio. Langkah ini sangat efektif dalam melindungi portofolio dari risiko fluktuasi harga harian.
Apa pun pilihannya, setiap trader atau investor perlu memahami bahwa strategi investasi terbaik membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang potensi dan risiko berinvestasi. Dengan memperhatikan harga saham hari ini dan tren jangka panjang, maka bisa membantu investor untuk membuat keputusan yang rasional untuk mengelola portofolio.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Ini Dia Cara Membeli Saham bagi Pemula yang Paling Mudah Dilakukan
Membangun aset aktif sehingga bisa memiliki penghasilan pasif dari investasi memang menjadi salah satu cara untuk bisa merealisasikan kebebasan finansial dan pensiun sejahtera. Sayangnya, masih banyak yang belum paham dengan baik cara kerja investasi ini. Termasuk cara membeli saham bagi pemula yang memang harus dilakukan jika kamu pengin punya aset aktif berbasis surat berharga.
So, mengapa tidak kita ulas secara lengkap sekarang di artikel ini, ya kan?
Cara membeli saham bagi pemula itu sebenarnya simpel, tetapi kamu harus punya rekening dulu di perusahaan sekuritas, yang akan menjadi perantaramu untuk membeli saham. Pasalnya, memang hanya perusahaan sekuritas yang diperbolehkan untuk membeli saham secara langsung di Bursa Efek Indonesia. Kita sebagai investor ritel—istilahnya—harus melalui perantara dulu untuk bisa membeli saham.
Lalu, bagaimana cara membeli saham bagi pemula di perusahaan sekuritas? Berikut urutan langkahnya.

Tahap Membuka Rekening Sekuritas – Cara Membeli Saham bagi Pemula
Pilih yang legal
Untuk memilih perusahaan sekuritas yang akan membantumu berinvestasi saham, pastikan perusahaan tersebut terdaftar di OJK dan Bursa Efek Indonesia. Cari informasi mendalam mengenai latar belakangnya, reputasinya, apakah pernah terlibat kasus-kasus besar, dan sebagainya. Google-lah dengan kata kunci “nama perusahaan penipuan”. Ganti “nama perusahaan” dengan sekuritas yang kamu incar.
Ingat ya, nantinya kamu akan berinvestasi melalui perusahaan ini. Jadi, benar-benar pastikan perusahaanya tepercaya.
Perhatikan kebijakan-kebijakan perusahaan
Salah satunya tentang biaya transaksi. Biaya transaksi merupakan sumber penghasilan bagi perusahaan sekuritas, yang dikenakan setiap kali kamu melakukan pembelian atau penjualan saham. Besarannya antara 0.15% hingga 0.35%.
Cara menghitungnya, misalnya kamu hendak membeli saham ASDF total Rp10 juta, dengan biaya transaksi sebesar 0.15%, maka dari Rp10 juta itu akan dipotong Rp15.000 untuk biaya transaksi. Begitu juga jika kamu hendak menjual saham, biasanya biaya transaksi akan lebih tinggi daripada biaya transaksi beli. Misalnya kamu hendak menjual saham senilai total Rp10 juta, maka akan ada potongan Rp35.000 sebagai biaya transaksi.
Nah, saran terbaik tentu saja, carilah perusahaan sekuritas dengan biaya transaksi yang rendah, karena nantinya kalau kamu sering bertransaksi, biaya ini juga akan lumayan juga besarnya.
Yang kedua, adanya setoran awal. Masing-masing punya kebijakan sendiri mengenai besarannya. Ada yang sekian juta, ada yang hanya sekian puluh atau sekian ratus ribu saja. Sesuaikan dengan kemampuan kamu ya.
Perhatikan fitur aplikasi
Pilihlah perusaan sekuritas yang memiliki aplikasi untuk membeli saham di smartphone, sehingga akan memudahkanmu bertransaksi ke depannya.
Cermati fitur-fitur yang ada dalam aplikasi, karena masing-masing biasanya menawarkan fasilitas yang berbeda sekaligus mirip. Baca-baca review aplikasinya di PlayStore atau AppStore, pastikan ratingnya tinggi.

Cara Membeli Saham bagi Pemula di Aplikasi
So, kalau kamu sudah memilih sekuritas yang akan menjadi perantaramu dalam cara membeli saham bagi pemula, maka selanjutnya kamu bisa membuka akun di perusahaan tersebut dan kemudian membeli saham.
Ini tahapan cara membeli saham bagi pemula.
1. Buka rekening dana nasabah
RDN atau Rekening Dana Nasabah adalah rekening yang akan dipakai untuk jual beli saham melalui sekuritas.
Cermati syarat yang diminta, karena bisa jadi bisa berbeda satu sama lain. Tapi umumnya meminta kamu untuk melengkapi:
- KTP/KITAS/Paspor
- NPWP, kalau belum punya bisa pakai NPWP pasangan/orang tua.
- Fotokopi halaman depan buku tabungan
Cermati lagi jika ada syarat lainnya, penuhi, dan submit sesuai ketentuan. Berikutnya, besar kemungkinan akan ada proses KYC, seperti kamu akan diminta berswafoto sendiri dan sambil memegang kartu identitas.
Ikuti semua prosedur cara membeli saham bagi pemula yang ada. Jika lengkap, rekeningmu dengan segera akan siap digunakan. RDN ini berada di bank kustodian, bukan berada di perusahaan sekuritas ya.
2. Setor deposit
Umumnya, kamu akan diminta untuk menyetor deposit lebih dulu ke RDN sebagai modal untuk membeli saham. Cermati syarat dan ketentuannya pada sekuritas yang sudah kamu pilih, berapa minimal setoran yang diminta. Ada yang cukup dengan Rp100.000, ada yang sekian juta.

3. Pilih dan beli saham
Selanjutnya, kamu bisa mulai melakukan cara membeli saham bagi pemula. Lakukan analisis terhadap emiten saham tersebut, dan mempertimbangkannya dengan baik.
Memang, kalau salah pilih, kamu bisa menjual saham kapan saja. Namun ingat, bahwa ada risiko tinggi dalam investasi saham. Jika salah pilih dan kamu harus menjualnya saat harga saham jatuh, kamu bisa mengalami kerugian.
Karena itu, cara membeli saham bagi pemula tidak boleh sembarangan, asal cap cip cup atau hanya mengikuti kata orang lain. Kamulah yang harus melakukan riset mandiri, analisis, dan bertanggung jawab atas keputusan investasi yang kamu buat.
Untuk beli, biasanya kamu harus masuk dulu ke bagian emiten sahamnya dan akan menemukan opsi atau tombol “Beli” atau “Buy”, atau sejenisnya. Kamu tinggal klik, isi berapa lot saham ingin kamu beli (1 lot = 100 lembar saham). Pastikan deposit kamu mencukupi ya.
4. Menjual saham
Jika tujuan finansialmu sudah dekat, sebaiknya kamu pindahkan dana investasimu dari saham ke instrumen yang lebih rendah risiko untuk menekan risiko dan mencegah penurunan nilai yang bisa terjadi akibat fluktuasi pasar.
Untuk itu, kamu perlu menjual sahamnya lebih dulu. Masuk ke bagian portofolio saham, lalu pilih saham yang hendak dijual. Biasanya akan ada tombol “Jual”, atau “Sell”, atau sejenisnya. Klik, lalu isikan berapa lot saham yang hendak dijual, lalu submit.
Dana hasil penjualan saham akan masuk ke RDN, yang kemudian bisa kamu transfer ke rekening pribadi yang lebih rendah risiko.
Nah, itu dia cara membeli saham bagi pemula yang paling mudah dilakukan. Simpel kan? Selanjutnya, kamu hanya butuh konsistensi dan disiplin untuk bisa membeli saham dengan rutin, hingga mencapai target tujuan keuanganmu.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Ini Cara Main Saham yang Sesuai untuk Pemula, Bikin Nggak Takut Rugi!
Punya banyak mau? Ya, biasalah ya. Namanya juga manusia. Yang penting, rencana keuangan harus komprehensif, meliputi tujuan dan instrumen yang bisa dimanfaatkan untuk mencapai tujuan tersebut. Nah, salah satu cara untuk mempercepat proses mencapai tujuan adalah kalau kamu tahu cara main saham yang benar.
Tapi kan, cara main saham itu berisiko! Takut rugi!
Ingat berita tentang seorang penjaga sekolah yang uang simpanannya untuk umrah habis dimakan rayap karena disimpan di celengan kan? Yah, memang, yang namanya menyimpan uang akan selalu ada risikonya. Yang menyimpan uang di celengan saja ada risikonya. Apalagi investasi.
Namun, risiko bisa dikelola. Kalau pengelolaannya baik, cara investasi—yang salah satunya dengan cara main saham—akan memberikan keuntungan yang optimal, sehingga memungkinkan kita mencapai tujuan keuangan dengan sukses dan lebih cepat.
Hal ini memang kudu dipahami betul, begitu kamu mulai belajar literasi keuangan.
Memangnya kenapa sih dengan menabung saja? Mengapa harus investasi?
Karena menabung saja enggak cukup. Ada inflasi, ada kenaikan harga ini itu, ada kebutuhan lain juga yang perlu dipenuhi. Semua itu harus “dilawan” dengan instrumen yang bisa memberikan imbal di atasnya.
So, saham ini memang hanya salah satu instrumen. Kamu punya berbagai jenis pilihan yang lain, tapi di artikel kali ini kita akan membahas mengenai cara main saham yang benar, agar kamu tak perlu takut rugi.

Keuntungan dan Risiko Cara Main Saham
Sebelum ke tip dan trik cara main saham yang baik dan benar, yuk, pahami dulu apa saja keuntungan dan risiko investasi saham. Keuntungan di sini akan memberimu motivasi untuk bisa berinvestasi secara konsisten, sementara risiko perlu dipahami agar bisa dikelola dengan baik sehingga bisa menekan peluangnya hingga seminimal mungkin.
So, ini dia keuntungan dan risiko yang harus siap dihadapi kalau kamu mau tahu cara main saham yang benar.
Dividen
Dividen adalah salah satu keuntungan yang bisa kamu dapatkan dari berinvestasi saham.
Beberapa perusahaan besar secara konsisten membagikan dividen atau laba perusahaan kepada para pemegang saham sesuai jumlah kepemilikan masing-masing. So, semakin banyak saham yang kamu miliki, maka semakin banyak pula dividen yang bisa kamu dapatkan.
Dengan strategi reinvestasi, maka kamu pun bisa mempercepat pertumbuhan portofoliomu di sini.
Capital gain
Capital gain adalah keuntungan yang didapatkan dari selisih harga jual ketika kamu menjual saham dengan harga yang lebih tinggi daripada harga belinya.
Capital gain ini bisa kamu peroleh ketika harga saham yang kamu miliki sudah bertumbuh seiring waktu, dan sudah mendekati tujuan jangka panjangmu.
Misalnya begini.
Kamu membeli saham QWER dengan harga per saham Rp1.000 sebanyak 5 lot, yang berarti 500 lembar. Artinya, kamu berinvestasi dengan nominal sebesar Rp500.000. Beberapa lama kemudian, kamu sudah mendekati tujuan keuanganmu, dan bermaksud ingin mencairkan dana di saham. Ternyata, harga saham QWER sudah menembus Rp3.000 per lembar. Kamu bermaksud menjual 5 lot, dan berarti kamu mendapatkan dana sebesar Rp1.500.000.
Dari penjualan saham tersebut, artinya kamu sudah mengantongi untung sebesar Rp1.000.000.

Capital loss
Namanya berinvestasi, kamu harus siap menghadapi risiko juga. Risiko pertama dari cara main saham adalah capital loss, yaitu kerugian yang bisa terjadi karena menjual saham dengan harga jual yang lebih rendah daripada harga belinya.
Misalnya, masih saham QWER. Ternyata setelah beberapa waktu, harga saham anjlok menjadi Rp900 per lembar. Maka kerugian investasi tak dapat dihindari.
Namun, risiko ini bisa diatasi atau diminimalkan dengan kamu melakukan average down secara teratur, yaitu membeli saham QWER saat harganya anjlok. Dengan demikian, kamu akan mendapatkan harga rata-ratanya. Memang cara main saham yang paling baik bagi kita yang berorientasi pada tujuan keuangan adalah dengan jangka waktu yang panjang. Dengan demikian, fluktuasi harga saham bisa diatasi seiring waktu.
Risiko likuidasi
Risiko likuidasi terjadi ketika perusahaan yang sahamnya ada dalam portofolio kamu dinyatakan bangkrut atau delisting dari bursa saham. Artinya, sahamnya tidak bisa dijual ataupun dibeli lagi oleh publik.
Untuk itu, sebenarnya perusahaan ada kewajiban untuk melunasi berbagai pembayaran, tetapi sayangnya, pembayaran pada investor ada di prioritas terakhir. Artinya, kalau tidak aset tersisa setelahnya, maka modal dari investor hilang dan tidak bisa dikembalikan.
Tenang, risiko ini pun bisa diminimalkan, dengan cara main saham yang benar, yaitu melakukan analisis mendalam terhadap bisnis perusahaan yang bersangkutan ke depannya. Pastikan mereka punya pasar yang bagus dan bertumbuh, sehingga bisnis tetap berjalan bahkan semakin maju.

Jadi, Bagaimana Cara Main Saham yang Benar?
Tepat dalam memilih saham
Pemilihan saham yang tepat menjadi koentji terbesar cara main saham yang menguntungkan. So, jangan sampai salah deh, di sini.
Lalu, bagaimana cara memilih saham yang benar?
Sebenarnya ada banyak cara sih, tetapi sebagai pemula, kamu bisa lakukan cara main saham berikut:
- Pilih saham yang termasuk dalam indeks LQ45 ataupun IDX30—yang isinya juga saham-saham berkualitas seperti halnya LQ45. Dengan shortlist ini, kamu sudah bisa mulai melakukan analisis terhadap fundamentalnya.
- Pilih saham yang bisnis perusahaannya long lasting, tahan banting terhadap krisis, dan sudah berusia cukup matang. Misalnya saham-saham perusahaan consumer goods atau perbankan. Setelah ada shortlist lagi, kamu kemudian bisa melakukan analisis fundamental terhadap saham yang kamu incar.
Disclaimer: saham-saham di atas bukan merupakan rekomendasi ya. Lakukan riset mendalam dan sesuaikan dengan profil risiko, tujuan keuangan, kebutuhan, dan kemampuanmu.
Intinya, buat shortlist terhadap saham tertentu, dan lakukan analisis fundamental. Dengan demikian, kamu bisa menekan peluang muncul risiko-risiko seperti yang sudah dijelaskan di atas.
Pilih sekuritas yang tepercaya
Pastikan kamu hanya melakukan cara main saham di platform sekuritas yang sudah tepercaya dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan.
Sekuritas akan menjadi perantara kamu saat kamu hendak membeli ataupun menjual saham. Sekuritas akan mengambil dana investasi yang sudah kamu simpan di Rekening Dana Investor yang ada di bank kustodian yang sudah ditunjuk, dan kemudian membeli saham yang kamu inginkan. Demikian pula ketika kamu menjual saham, dananya akan disimpan ke Rekening Dana Investor di bank kustodian.
Mengingat pentingnya peranan mereka, maka pilihlah yang tepercaya. Jauhi yang abal-abal.
Sesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan
Cara main saham sebagian besar akan berhubungan dengan sisi psikologis kita masing-masing. So, akan lebih baik jika kamu selalu berpegang pada kebutuhan (tujuan) dan kemampuanmu sesuai rencana keuangan yang sudah dibuat.
Karena kalau tidak, kita akan mudah terbawa euforia ketika harga saham naik, pun akan mudah panik kalau harganya anjlok. Hal ini bisa membuat kita melakukan panic buying ataupun panic selling, yang pastinya tidak akan membuat portofolio investasi kamu bertumbuh dengan baik.
Selalu lakukan riset, berpeganglah pada rencana keuangan yang sudah ada. Jikalau memang harus diubah portofolionya, pastikan memang sudah diperhitungkan dengan cermat, bukan FOMO semata.
Beli saat murah, jual saat mahal
Nah, ini dia prinsip cara main saham yang benar. Dan, ini pula dampak yang bisa kita dapatkan jika kita dapat mengelola emosi dan faktor psikologis yang muncul saat berinvestasi saham.
Jika kita melakukan panic buying atau panic selling bisa jadi malah terbalik, kita menjual saham saat harganya murah, dan membeli saat harganya tinggi. Ya pastinya akan rugi dong, kalau begini cara main saham yang kita lakukan.
Karena itu, sekali lagi, analisis itu penting untuk dilakukan sebelum mulai berinvestasi maupun sebelum mulai melakukan aktivitas membeli ataupun menjual saham
Nah, itu dia cara main saham yang ramah pemula, dan tidak membuat takut rugi. Simpel saja, kan, sebenarnya?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Buyback Saham, Apa sih Artinya?
Kamu mungkin sering membaca berita bahwa beberapa perusahaan yang sudah melantai di Bursa Efek Indonesia hendak melakukan aksi korporasi yang disebut dengan buyback saham. Sering baca, tapi mungkin masih bingung akan artinya. Betul, begitu?
Well, meski kamu bukan trader aktif, kamu perlu tahu juga beberapa istilah penting yang sering digunakan di pasar modal. Supaya apa? Ya, agar kemudian kamu tahu, apa pengaruhnya pada portofoliomu. Apalagi kalau ada kaitannya dengan saham yang sudah kamu koleksi. Ya, wajib banget buat paham seluk-beluknya, meskipun belum bisa terlalu mendetail.
So, kalau kamu pernah mendengar istilah buyback saham, kamu harus baca artikel ini sampai selesai supaya tahu, apa artinya dan apa pengaruhnya.
Apa itu Buyback Saham?
Buyback saham diartikan sebagai proses pembelian kembali saham yang berada di tangan investor, oleh perusahaan atau emiten itu sendiri yang merupakan penerbit sahamnya. Sederhananya, perusahaan penerbit saham membeli kembali saham yang sudah beredar.
Umumnya, buyback saham ini dilakukan untuk berbagai tujuan. Di antaranya mencegah penurunan harga yang terlalu dalam, dijual kembali ke karyawan atau diberikan sebagai reward pada karyawan, menaikkan laba bersih per saham, sampai bertujuan mengurangi jumlah pemegang saham perusahaan untuk mengurangi dividen yang dibagikan pada pemegang saham.

Mekanisme Buyback Saham
Setidaknya ada dua mekanisme dalam melakukan buyback saham, yaitu:
1. Tender Offer
Perusahaan memberikan penawaran pada para pemegang saham jika perusahaan akan membeli saham investor dengan kisaran harga tertentu.
Kisaran harganya biasanya ditentukan oleh perusahaan, keuntungannya bagi investor yaitu harga yang ditentukan perusahaan biasanya memiliki harga di atas pasaran. Bagi pemegang saham yang tertarik untuk menjual saham kembali pada emiten, bisa melakukannya melalui perusahaan sekuritas.
2. Pembelian Secara Reguler di Saham Terbuka
Perusahaan membeli saham di pasar reguler sesuai dengan harga yang berlaku di pasar. Namun pengumuman tentang adanya buyback ini sering kali membuat harga melonjak karena sentimen peningkatan permintaan di saham tersebut.
So, ya, kalau mau menjual, kamu juga bisa menjualnya melalui akun investasi saham seperti yang biasanya kamu lakukan.

Keuntungan Buyback Saham
Bagi perusahaan, buyback saham mampu menghemat pembayaran dividen, karena dengan berkurangnya saham yang beredar di masyarakat, emiten akan membayarkan dividen lebih rendah.
Selain itu, aksi ini juga dilakukan sebagai salah satu cara dalam menggagalkan upaya dari pengambilalihan oleh pihak lain. Maksudnya gimana? Beberapa perusahaan pernah melakukan buyback saham hanya karena memiliki cadangan kas yang berlebih dan tidak mau jika ada pihak lain yang membeli sahamnya secara besar-besaran.
Keuntungan buyback saham bukan hanya dirasakan oleh perusahaan saja, tapi juga bagi pihak investor. Beberapa di antaranya, yaitu:
1. Mendapatkan saham gratis bagi investor karyawan
Beberapa emiten melakukan buyback untuk karyawannya sendiri, seperti yang dilakukan oleh INDF dan BBCA. Pemberian saham ini biasanya disebut dengan program ESOP (Employee Stock Option Program). Program ESOP ini sering menjadi bentuk benefit bagi karyawan yang bertindak sekaligus investor bagi perusahaan tempatnya bekerja.
Saham ESOP bisa dijual kembali oleh karyawan ketika harganya sedang naik. Saham ESOP ini diberikan secara gratis untuk mengikat karyawan agar loyal dan lebih giat lagi bekerja di perusahaan.
2. Meningkatkan harga saham
Buyback saham juga kerap kali dilakukan untuk meningkatkan harga saham. Hal ini ada kaitannya dengan EPS atau laba per saham yang bisa membesar saat harganya naik.
Perhitungan laba per saham ini didapat dari membagi laba bersih dengan jumlah saham yang beredar. Jika jumlah saham yang telah beredar berkurang karena ada aksi buyback, maka EPS ini akan terlihat membesar. Akan tetapi, jika dilakukan dalam rangka pemberian insentif pada karyawan maka EPS tidak akan terpengaruh juga sih.
3. Meredam kepanikan pasar
Masih ingat dengan kejadian saat IHSG terjun bebas ketika di tengah pandemi? Kala itu, sejumlah emiten melakukan buyback saham untuk meredam kepanikan pasar. Akhirnya aksi ini memang benar mampu memberikan sinyal positif pada pasar, yang secara eksplisit menunjukkan bahwa keadaan emiten-emiten ini sebenarnya masih baik-baik saja.
Buyback saham berhasil meredam kepanikan pasar dan pasar modal pun secara keseluruhan memulih.

Contoh Buyback Saham
Supaya lebih jelas, coba yuk, kita lihat sebuah contoh proses buyback saham.
Perusahaan PT ASDF Tbk. melakukan initial public offering alias IPO sebanyak 1000 lembar saham untuk dibeli oleh investor di bursa saham. Ternyata ada pihak—sebut saja, ZXCV—yang membeli langsung sejumlah 200 lembar. Artinya 200 dari 1000 lembar saham (20%) dimiliki oleh ZXCV.
Selang beberapa waktu, ASDF hendak melakukan buyback terhadap 200 lembar saham yang dimiliki oleh ZXCV.
Nah, ketika 200 lembar saham sudah diambil kembali, sementara 800 lembar sisanya masih beredar di tangan pemilik masing-masing, maka perusahaan ASDF memiliki persentase kepemilikan saham sebesar 25%, yaitu 200 lembar dari 800 lembar saham yang beredar.
Sampai di sini cukup jelas kan? Semoga lain kali kamu menjumpai istilah buyback saham, kamu enggak bingung lagi ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Cara Investasi Saham Pemula, Tekan Risiko Deg-Degan!
Namanya juga investasi. Pasti selalu akan ada risiko yang menyertai. Begitu juga saham. So, kalau kamu adalah salah satu yang baru mulai, cara investasi saham pemula yang benar adalah dengan memahami risiko investasi.
Risiko investasi saham sebenarnya adalah hal yang lazim. Lumrah. Buat yang jam terbangnya sudah tinggi, bisa dipastikan pernah mengalaminya. Dan saham bukan satu-satunya instrumen berisiko loh. Misalnya kamu memilih investasi properti, tetap saja akan muncul risiko misalnya kena bencana. Mau deposito? Ya tetap saja ada risikonya, misalnya bank yang bersangkutan tiba-tiba dilikuidasi, dan simpanan kita lebih dari Rp2 miliar, yang berarti tidak dijamin LPS.
See? Benar kan, bahwa setiap instrumen punya risiko? Yang membedakan memang potensinya. Potensi bencana alam tentulah tidak setinggi fluktuasi pasar saham. Bank dilikuidasi pun tak setiap waktu terjadi. Meski demikian, risiko bukannya tidak bisa dikelola. Risiko di pasar saham pun demikian.
So, memang ada baiknya bagi investor pemula untuk tahu cara investasi saham pemula yang benar, agar bisa menekan risiko deg-degan dan senam jantung.

Mengenal Jenis-jenis Risiko Investasi
Memulai cara investasi saham pemula, kamu perlu mengenali dulu jenis risikonya.
Risiko Pasar
Cara investasi saham pemula yang benar yang pertama adalah dengan memahami risiko pasar. Risiko pasar terjadi ketika terjadi perubahan suku bunga, nilai tukar mata uang, inflasi, dan berbagai peristiwa yang kemudian menyebabkan harga komoditas di pasar anjlok. Biasanya hal ini juga akan sangat memengaruhi pasar keuangan.
Misalnya seperti di awal tahun 2020, ketika pandemi COVID-19 dimulai. Pasar pun bergejolak, bereaksi terhadap segala kondisi yang berubah. Saat The Fed menaikkan suku bunga di bulan Juni 2022 yang lalu, Wall Street juga runtuh, yang akhirnya memengaruhi pasar modal di negara lainnya.
Jika kamu menjual saham saat harganya terkena koreksi karena berbagai sebab seperti di atas, maka kerugianmu ini akan disebut capital loss.
Risiko Likuidasi
Risiko likuidasi terjadi jika perusahaan yang kamu tanami modal harus bangkrut. Sebagai investor dan pemegang saham, kamu berada di urutan atau prioritas terakhir untuk mendapatkan kembali modalmu sesudah perusahaan menuntaskan kewajibannya pada kreditur dan stakeholder lainnya.
Jika tidak ada aktiva yang tersisa, berarti modalmu tidak akan kembali.
Risiko delisting
Emiten atau perusahaan terbuka yang memperdagangkan sahamnya di lantai Bursa Efek Indonesia, karena berbagai alasan, juga bisa dihapus pencatatannya. Istilahnya delisting. Akibatnya, saham perusahaan tersebut tidak akan bisa diperjualbelikan lagi. Memang ada imbauan pada emiten untuk bisa buyback saham sebelum delisting, tetapi sifatnya ya hanya imbauan.

Bagaimana Cara Mengurangi Risiko Investasi?
So, sudah mengetahui berbagai risiko investasi di atas, lalu pertanyaannya: cara investasi saham pemula seperti apa yang bisa dilakukan, agar risiko tersebut bisa ditekan? Biar kita enggak senam jantung terus-terusan?
Banyak investor pemula yang lebih memilih instrumen rendah risiko demi menjaga “kewarasan”. Tapi faktanya, instrumen rendah risiko perkembangan nilai asetnya juga akan lambat. Padahal, kita punya tujuan keuangan besar yang butuh pengembangan aset yang lebih besar potensinya. Mau tidak mau, memilih instrumen tinggi risiko menjadi solusinya.
Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menekan risiko sebagai cara investasi saham pemula yang benar.
Lakukan analisis sebelum membeli saham
Sebelum mulai cara investasi saham pemula, ada baiknya bagi kita untuk selalu melakukan analisis terlebih dulu. Apalagi untuk instrumen tinggi risiko.
Analisis sangat penting, karena akan menjadi dasar pertimbangan kita apakah saham tertentu layak dan bisa memenuhi kebutuhan investasi kita. Ibaratnya seperti membeli barang, kita perlu tahu dulu spesifikasinya, cara kerjanya, sampai dengan ada garansi atau tidak. Jika memang sesuai dengan yang dibutuhkan, baru kita beli. Begitu, bukan?
Saham juga sama. Fokusnya adalah pada instrumen yang mampu melayani kebutuhan, bukan sekadar cuan-cuan-cuan. Karena itu, fokuslah pada fundamental perusahaan atau emitennya. Pastikan perusahaannya memang punya pengelolaan operasional dan keuangan yang baik.
Investasi jangka panjang
Investasi pada instrumen risiko tinggi akan lebih tinggi peluangnya untuk mendapatkan keuntungan jika dilakukan dalam jangka panjang. Dengan demikian, risiko fluktuasi harga bisa ditekan karena time frame yang lebar. Jika ada fluktuasi harga, dalam jangka panjang, ada harapan harga sudah rebound dan bahkan bertumbuh lebih baik.

Pakai alokasi dana investasi
Di QM Financial, kita menggunakan proporsi investasi minimal sebesar 10% dari penghasilan rutin. Bisa lebih besar tentu lebih bagus, semuanya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing.
Cara investasi saham pemula yang benar adalah menggunakan dana yang sudah teralokasi untuk investasi, dan yang mampu kamu tanggung jika risiko terjadi. Artinya, gunakan dana dingin. Bukan dana yang mau dipakai untuk kebutuhan lainnya, misalnya uang SPP anak, uang belanja bulanan, uang kontrakan, dan sebagainya.
Diversifikasi
10% dari penghasilan rutin sebaiknya juga tak dihabiskan semuanya untuk membeli saham. Bagilah 10% tersebut ke dalam beberapa instrumen dari berbagai tingkat risiko dan sektor. Misalnya dibagi untuk reksa dana, obligasi negara, dan saham. Atau bisa juga instrumen lainnya.
Ini namanya adalah diversifikasi, salah satu teknik manajemen risiko investasi yang banyak direkomendasikan. Dengan begini, ketika salah satu nilai aset investasimu menurun, kamu masih punya aset lain yang bertahan dan memberimu keuntungan.
Kelola emosi
Cara investasi saham pemula juga termasuk mengelola emosi dengan baik. Dalam perjalanan investasimu, kamu akan menemui banyak fenomena dan peristiwa yang entah bikin panik berlebihan atau mengalami euforia. Jika tidak dikelola dengan baik, kamu bisa jadi melakukan panic buying ataupun panic selling. Dua hal yang seharusnya dihindari kalau kita hendak berinvestasi saham.
Jadi kembali lagi ke poin pertama di atas setiap kali kamu hendak membeli atau menjual saham, yaitu lakukan analisis mendalam. Ambillah keputusan saat kepala dingin dan tidak dalam posisi emosi.
Itu dia cara investasi saham pemula yang benar untuk menekan risiko investasi yang bisa terjadi.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Apa Kamu Benar-Benar Sudah Paham Pengertian Saham yang Sebenarnya?
Apa sih pengertian saham? Bagaimana cara kerjanya? Kok bisa saham menguntungkan? Jangan-jangan hoaks!
Masa sih saham saja enggak tahu?
Well, memang begitu faktanya pada masyarakat tanah air kita. Masih banyak yang awam terhadap pengertian saham. So, jangankan bisa memanfaatkannya untuk mencapai tujuan keuangan, memilihnya saja hanya ikut-ikutan influencer, dan—parahnya lagi—pompomer. Ada pula yang menganggap pengertian saham sebagai judi, sehingga memandang negatif mereka yang berinvestasi saham.
Karena itu, penting ya, untuk tahu seluk beluk dan pengertian saham sedari basic-nya, agar kemudian bisa memanfaatkan instrumen ini secara optimal, terlebih lagi enggak judging. Kalaupun memang merasa investasi saham tidak cocok atau tidak sesuai dengan visi misi, ya enggak masalah. Yang penting, paham pengertian saham dan tahu instrumen ini seperti apa.

Pengertian Saham
Saham adalah salah satu jenis instrumen investasi, yang menjadi bukti kepemilikan modal dalam sebuah perusahaan. Bisa dikatakan, kamu sebagai pemilik saham adalah pemilik perusahaan penerbit saham tersebut. So, kalau kamu punya saham yang diterbitkan oleh Telkom, kamu bisa menganggap dirimu sebagai pemilik Telkom. Nah loh. Kurang hebat gimana?
So, membeli saham tidak sama dengan berjudi, apalagi jika dalam membeli, kamu ada tujuannya. Pasalnya, membeli saham bukan dengan tebak-tebak buah manggis, atau cap cip cup kembang kucup, bukan sulap bukan pula sihir. Membeli saham ada ilmu dan cara analisisnya. Hal yang sangat jauh berbeda dengan berjudi. Kamu takut riba? Tenang, ada juga kok saham syariah. Bahkan ada indeks saham khusus syariah.
Dengan kamu memiliki saham perusahaan terbuka yang melantai di Bursa Efek Indonesia, maka ada beberapa hak yang juga kamu dapatkan. Seperti:
- Berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham
- Punya suara untuk menentukan arah bisnis, tentu saja tergantung kepemilikan sahammu
- Berhak mendapatkan pembagian laba atau dividen
Untuk bisa membeli saham, maka kamu perlu untuk bekerja sama dengan perusahaan sekuritas, yang akan menjadi perantara jual beli saham di pasar modal.

Sektor Saham
Sudah tahu pengertian saham, sekarang yuk, berkenalan dengan sektor saham.
Dari website resmi Bursa Efek Indonesia, ada 12 sektor saham yang diperdagangkan setiap harinya, yaitu:
- Energi, mencakup perusahaan yang bergerak pada produk dan layanan jasa yang terkait dengan energi tak terbarukan dan energi alternatif. Misalnya seperti perusahaan minyak bumi, gas alam, baru bara, dan industri pendukungnya.
- Barang baku, mencakup perusahaan yang memproduksi barang dan jasa yang digunakan oleh industri lain untuk membuat barang jadi. Misalnya bahan-bahan kimia, material konstruksi, pertambangan logam dan mineral, produk kayu, kertas, dan lain sebagainya.
- Perindustrian, mencakup perusahaan dengan produk dan jasa dengan target pasar pelaku industri. Misalnya produk kelistrikan, mesin, percetakan, pengelola lingkungan, dan sebagainya.
- Barang konsumen primer dasar, misalnya perusahaan ritel makanan, obat-obatan, supermarket, minuman kemasan, produk pertanian, rokok, keperluan rumah tangga, dan perawatan pribadi. Produksi sektor ini tidak dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi. Artinya, dibutuhkan terus menerus oleh masyarakat karena sifatnya yang sangat dasar.
- Barang nonprimer, mencakup perusahaan yang memproduksi barang siklis atau sekunder, yang permintaan pasarnya berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi. Misalnya seperti pakaian, sepatu, barang olahraga, hobi, pariwisata, pendidikan, media, dan sebagainya.
- Kesehatan, misalnya seperti produsen peralatan kesehatan, penyedia layanan kesehatan, farmasi, dan riset yang juga tentang kesehatan.
- Keuangan, mulai dari bank, modal ventura, jasa investasi, asuransi, dan sejenisnya.
- Properti dan real estate, mencakup saham perusahaan developer properti, real estate, dan berbagai perusahaan jasa penunjang.
- Teknologi, misalnya seperti penyedia koneksi internet, konsultan TI, pengembang software, produsen perangkat, dan sejenisnya.
- Infrastruktur, mencakup perusahaan-perusahaan penyedia sarana dan prasarana transportasi, konstruksi bangunan, perusahaan utilitas, perusahaan telekomunikasi, dan sebagainya.
- Transportasi dan logistik, seperti ekspedisi dan penyedia transportasi.
- Produk investasi tercatat di Bursa Efek Indonesia.

Berinvestasi Saham untuk Jangka Panjang
Ya, pengertian saham enggak cuma jual dan beli saham saja, melainkan lebih pada alat untuk mencapai tujuan keuangan. Di sini berlaku hukum ekonomi: kita harus membeli saham di harga rendah, untuk kemudian mendapatkan keuntungan dari nilainya yang mengalami peningkatan. Terlebih lagi jika emiten saham tersebut mampu memberikan dividen secara teratur.
Jadi, dengan pengertian saham seperti di atas, investasi jangka panjangnya bisa dilakukan dengan:
- Tentukan tujuan keuanganmu, ingat selalu ada “judul”, nominal, dan jangka waktu.
- Sadari risiko investasi saham yang tinggi, karena itu disarankan untuk investasi jangka panjang.
- Mulai dengan modal kecil, dan kamu bisa tingkatkan seiring waktu. Kamu bisa coba strategi dollar cost averaging, untuk meminimalkan pengaruh fluktuasi pasar terhadap nilai investasi.
- Belajar analisis, agar kamu bisa memilih dan membeli saham yang sesuai untuk tujuan keuanganmu.
- Lakukan review secara berkala, dan lakukan rebalancing sesuai tujuan keuangan dan profil risikomu.
Nah, itu dia penjelasan singkat mengenai pengertian saham, sektornya, serta tip berinvestasi jangka panjang dengan memanfaatkan saham. Gimana? Apakah cukup mudah dimengerti?
Jika masih merasa ada yang kurang, kamu bisa langsung belajar dengan trainers QM Financial yang berpengalaman. Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Main Saham: 5 Hal Ini Bisa Membuatmu Rugi Terus
Investasi adalah salah satu cara untuk kita bisa mencapai tujuan finansial. Saham, salah satunya, kerap menjadi salah satu instrumen pilihannya. Tapi, kalau tidak hati-hati, main saham bisa membuat kita justru rugi, sehingga tujuan keuangan menjadi batal tercapai.
Pasalnya, instrumen seperti saham adalah instrumen dengan karakteristik high risk, high return. Artinya, saham memang memiliki risiko tinggi, tetapi sepadan juga dengan hasilnya. Risiko yang tinggi dari saham terutama datang dari fluktuasi harganya yang bisa naik atau turun hanya dalam beberapa jam.
Namun sebenarnya, jika jendela waktu investasi saham kita tarik melebar, instrumen ini memiliki pertumbuhan yang eksponensial dari waktu ke waktu. Terutama saham-saham perusahaan besar yang sudah melantai di Bursa Efek Indonesia, yang sudah mapan dengan keuangan yang stabil. Karena itu, saham selalu direkomendasikan untuk dimanfaatkan sebagai instrumen jangka panjang.
So, yeah, saham bagi pemula bisa membuat rugi. Bisa jadi karena memang kondisi pasar lagi mengalami sentimen negatif, seperti saat artikel ini ditulis ketika bank sentral Amerika Serikat menaikkan suku bunga acuan ke 0.75%. Bisa jadi juga kita rugi karena melakukan beberapa kesalahan dalam main saham.
Kesalahan seperti apa saja yang bisa membuat kita rugi saat main saham? Yuk, kita lihat satu per satu.

Main Saham Pemula Bisa Membuatmu Rugi, Jika Ada 5 Hal Ini
1. Memilih saham yang tidak potensial
Terkadang, orang memilih saham hanya dengan melihat harganya saja. Ini sebenarnya wajar, karena kita akan selalu cenderung memilih yang murah, termasuk dalam cara trading saham. Entah karena modal kecil, atau berharap dari yang murah, nanti bisa mengambil keuntungan yang besar.
Hal ini sebenarnya wajar, termasuk saat kita main saham. Memang seharusnyalah kita membeli saham yang murah, untuk kemudian menjualnya di harga tinggi. Tapi, sayangnya, main saham online tidak hanya soal mahal dan murah. Pasalnya, tidak semua saham murah berpotensi naik harganya di masa depan. Bahkan ada banyak sekali saham murah, yang justru semakin terpuruk harganya seiring waktu.
2. Hanya ikut-ikutan
Belakangan, orang memang semakin mengenal investasi. Beberapa instrumen dilirik, karena dikatakan dapat memberikan keuntungan yang besar. Termasuk saham.
Sayangnya kemudian, banyak orang ikut-ikutan main saham, tetapi tidak diiringi dengan ilmu dan pemahaman yang cukup. Mereka hanya memburu rekomendasi saham dari orang lain yang dianggap “pakar”, hanya karena punya follower bejibun. Padahal, soal pemilihan instrumen—termasuk memilih saham—seharusnya disesuaikan dengan kondisi dan tujuan keuangan masing-masing.

3. Tergiur transaksi jangka pendek
Cara bermain saham ada yang dikenal dengan istilah short selling, yaitu trading saham jangka pendek. Banyak orang memang terbukti bisa mendulang keuntungan dengan melakukan aktivitas ini. Namun, yang masih juga banyak yang belum diketahui, bahwa untuk melakukan short selling dengan sukses, seseorang harus memiliki ketajaman analisis yang mumpuni.
Dan, hal ini tidak begitu saja bisa dilakukan. Butuh waktu yang cukup lama untuk bisa menguasai hal ini, dan jam terbang yang tinggi.
Untuk mendapatkan keuntungan yang optimal, saham dapat memberikan hasil positif jika dimanfaatkan untuk instrumen investasi jangka panjang, di atas 5 tahun. Transaksi jangka pendek, atau short selling, akan sangat menguras waktu. Kecuali jika kita memang berprofesi utama sebagai seorang trader.
4. Tidak didiversifikasi
Akan sangat riskan bagi seorang investor kalau hanya terpaku pada satu saham, atau satu instrumen saja. Risiko kerugian akan meningkat.
Mengapa bisa begitu? Karena sekali nilai instrumen satu-satunya itu jatuh, maka seluruh dana investasi kita juga akan terpengaruh.
Beda halnya jika kita melakukan diversifikasi ke berbagai instrumen, sesuai kebutuhan dan tingkat risiko masing-masing. Untuk main saham pun, seyogyanya kita memiliki beberapa saham dari beberapa sektor yang punya karakteristik berbeda. Hal ini penting, karena nantinya jika salah satu nilai investasi harus turun, kamu masih punya instrumen lain yang berpotensi memberikan pertumbuhan yang positif. Dengan demikian, portofolio kamu masih terselamatkan.

5. Tidak melakukan analisis fundamental
Untuk main saham, terutama saat sedang menimbang keputusan untuk membeli saham, kita seharusnya memahami fundamental perusahaan yang bersangkutan. Hal ini penting untuk dilakukan karena kita harus mengetahui potensi saham yang akan kita pilih; akankah berpotensi memberikan hasil seperti yang kita harapkan dalam jangka waktu tertentu.
Fundamental perusahaan juga penting untuk dipahami, agar kita bisa melakukan manajemen risiko dengan baik, untuk menekan peluang mengalami kerugian.
Memang, tren itu menggoda. Ketika harga saham naik, kita jadi terpicu untuk ikutan beli. Padahal, saat kita mulai beli, harga saham sudah berada di puncak. Karena memang fundamental perusahaan kurang bagus, besoknya harga saham pun anjlok karena banyaknya aksi jual dilakukan oleh investor besar. Kita tinggal gigit jari deh.
Nah, itu dia beberapa hal yang bisa membuat kita terus menerus rugi saat main saham. So, buat kamu yang mau mulai berinvestasi saham, jangan sampai ya melakukan beberapa hal di atas. Akan lebih baik jika kamu belajar dulu memahami karakteristik berbagai instrumen investasi agar kemudian bisa menyesuaikannya dengan kebutuhanmu. Jangan melulu berorientasi pada cuan, tetapi lebih fokuslah pada pencapaian tujuan keuangan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!