Menyiapkan Perjalanan Mudik Lebaran Bujet Hemat Selamat
Siapa nih yang udah nggak sabar pengin mudik Leabran? Sabar, ya. Mending siap-siap saja dulu yuk.
Mudik Lebaran memang menjadi momen yang ditunggu-tunggu untuk berkumpul kembali bersama keluarga. Nah, dalam banyak kasus, mudik itu merupakan salah satu pengeluaran di bulan puasa yang paling besar.
Karena itu, untuk mudik, kita butuh membuat perencanaan matang agar bisa berjalan lancar tanpa menguras dompet. Persiapannya mulai kapan? Mulai sekarang.
Table of Contents
Membuat Rencana Mudik Lebaran
Menyambut Lebaran dengan perjalanan mudik enggak harus menguras dompet jika dilakukan dengan perencanaan yang tepat. Membekali diri dengan strategi hemat namun aman untuk mudik bisa menjadi kunci untuk merasakan kehangatan berkumpul bersama keluarga tanpa kekhawatiran finansial.
Untuk itu, kamu bisa mulai dari sini.
1. Menetapkan Anggaran
Mulailah dengan mengevaluasi keuanganmu secara keseluruhan. Dengan begitu, kamu bisa menentukan berapa banyak yang dapat dialokasikan untuk mudik tanpa mengganggu cash flow dan keuangan jangka panjang.
Buatlah daftar semua biaya potensial yang akan dikeluarkan, termasuk transportasi, akomodasi, makanan, dan hiburan. Jangan lupa untuk memasukkan biaya kecil yang sering terlupakan, seperti segala macam tip, biaya tol, hingga biaya parkir.
Setelah ketemu berapa kebutuhannya, jangan lupa untuk menambahkan dana cadangan sebagai biaya tak terduga. Besarnya bisa disesuaikan kondisi, tetapi sekitar 10-20% sudah cukup.
2. Memilih Waktu dan Moda Transportasi
Hari-hari gini sudah ada bocoran perkiraan kapan puncak mudik akan terjadi. Kamu bisa pantau agar bisa merencanakan untuk berangkat beberapa hari sebelum atau setelahnya. Pertimbangkan juga jadwal liburan sekolah dan cuti bersama ya.
Jika memang belum memutuskan, ada baiknya membuat pertimbangan plus minus mudik Lebaran dengan berbagai moda transportasi, seperti bus, kereta, pesawat, mobil pribadi. Terutama dari sisi keamanan dan kenyamanan. Ingat, opsi termurah mungkin enggak selalu yang teraman atau paling nyaman. Gunakan review dan rating online untuk menilai keandalan dan keamanan penyedia layanan transportasi yang akan dipilih.
3. Pemesanan Tiket Dini
Kalau sudah ada keputusan mau mudik Lebaran naik apa, segeralah pesan tiket jauh-jauh hari jika memang sudah memungkinkan. Selain mengamankan kursi, tiket biasanya lebih murah jika kita memesan jauh-jauh hari sebelum tanggal keberangkatan.
Gunakan situs agregator tiket seperti Skyscanner, Kayak, tiket.com atau Traveloka untuk membandingkan harga tiket dari berbagai maskapai atau penyedia jasa transportasi lainnya.
Dengan merencanakan dengan cermat dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia, kamu bisa mengurangi stres dan biaya yang terkait dengan mudik, memastikan perjalanan yang lancar dan menyenangkan untuk kamu dan juga keluarga.
Persiapan Mudik
Setelah rencana perjalanan mudik Lebaran sudah siap, selanjutnya kamu bisa mulai menyiapkan printilan untuk berangkat nanti.
1. Bikin Daftar Bawaan
Bikin daftar bawaan mulai sekarang, sehingga nantinya enggak ada yang ketinggalan dan kamu harus membelinya di perjalanan.
Memilih pakaian serbaguna untuk perjalanan membantu mengurangi jumlah bawaan. Bawa pakaian yang dapat dipadupadankan untuk berbagai situasi. Dengan begini, bagasi bisa diirit.
Perlengkapan mandi ukuran traveling atau produk isi ulang dalam botol kecil juga efektif menghemat ruang dan biaya. Jangan lupa juga untuk membawa obat-obatan dasar seperti obat sakit kepala, antidiare, dan plester.
Cari cara untuk bisa menekan biaya ini dan itu. Misalnya saja, untuk minuman selama perjalanan, akan lebih hemat jika kamu membawa satu galon air mineral dan beberapa tumbler untuk masing-masing anggota keluarga. Dengan demikian, selain bisa mengurangi pembelian air kemasan, kamu juga bisa mengurangi sampah plastik.
2. Pelajari Cara Packing yang Hemat Ruang
Cara packing yang hemat ruang ini sebaiknya jangan disepelekan. Kalau misalnya kita mau mudik Lebaran menggunakan pesawat, ini bisa menentukan apakah kita perlu membayar ekstra untuk bagasi atau tidak. Begitu juga kalau mau mudik dengan bus. Jika bisa menghemat ruang dalam tas bawaan, perjalanan akan lebih nyaman.
Ada banyak cara packing hemat ruang yang bisa dipelajari. Salah satunya adalah menggulung pakaian alih-alih melipat. Kalau membawa sepatu, ruang di dalam sepatu juga bisa difungsikan. Di media sosial, sering banget orang sharing bagaimana cara packing hemat ruang. Kamu bisa menemukannya dengan mudah.
3. Kesehatan dan Keselamatan
Kesehatan, kenyamanan, dan keselamatan adalah yang paling utama harus diprioritaskan jika kita melakukan perjalanan, termasuk perjalanan mudik lebaran.
So, pastikan kesehatan dalam kondisi prima ketika hendak berangkat nanti. Kalau perlu, lakukan check-up kesehatan. Kalau punya kondisi khusus, konsultasikan dengan dokter.
Lalu, siapkan beberapa barang demi keamanan, kesehatan, dan kenyamanan ini:
- Kit P3K: Selalu bawa kit P3K dasar yang berisi antiseptik, plester, obat luka, dan barang-barang esensial lainnya.
- Hand Sanitizer dan Masker: Mengingat situasi saat ini, membawa hand sanitizer dan masker masih disarankan, demi menjaga higiene dan mencegah penyebaran kuman.
- Senter atau Lampu Kepala: Barang ini bisa sangat berguna dalam situasi darurat, terutama jika berada di area yang kurang penerangan.
Mempersiapkan barang bawaan dengan cerdas dan mengutamakan kesehatan serta keselamatan tidak hanya akan membuat perjalanan lebih nyaman tetapi juga dapat menghemat biaya dan menghindarkan dari banyak kesulitan selama perjalanan.
Mudik Lebaran dengan bujet hemat dan tetap selamat memungkinkan berkumpul bersama keluarga tanpa kekh
awatiran finansial. Persiapan yang matang dan strategi yang tepat menjadi kunci sukses perjalanan yang berkesan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Lebaran Tanpa ART, Ngaruh ke Keuangan Pasti! Simak Tipnya!
Siapa nih, yang sudah ditinggal mudik si mbak? Nasib ya, keluarga sendiri mungkin malah enggak mudik saat Lebaran, karena keluarga besar sudah di kota yang sama. Ya, paling ngumpul sehari, terus pulang. Alamat, bakalan di rumah tanpa ART nih selama Lebaran.
Langsung deh, kebayang repotnya! Dan, pasti akan ngaruh juga ke keuangan. Weekend saja biasanya beda bujet dengan hari-hari biasa, apalagi ini libur panjang. 2 mingguan, kurang lebih. Wah, kayak apa pembengkakan pengeluarannya?
Ini sebenarnya adalah lagu lama. Setiap Lebaran, bisa jadi kejadian kayak begini. Seharusnya sih, sudah pada hafal kebiasaan masing-masing. Namun, di tahun ini mungkin juga agak berbeda. Pasalnya, sekarang harga kebutuhan pokok melesat karena berbagai sebab, plus ada kenaikan PPN juga. Intinya, ekonomi kita belum beres, belum pulih seperti sediakala. Masih banyak tantangan!
Terus, gimana ya, menyikapi dan juga mengatasinya? Yang jelas, seharusnya, di rumah tanpa ART itu kita baik-baik saja. Seharusnya, ini malah jadi momen bagi anggota keluarga untuk semakin mendekatkan diri satu sama lain. Punya quality time, dan memperbarui bonding.
Dua Minggu Tanpa ART, 3 Macam Skenario yang Bisa Dilakukan
Beberapa hal yang pasti terjadi ketika kita di rumah tanpa ART di masa Lebaran adalah biaya hidup menjadi (sedikit) lebih tinggi.
Di Rumah atau di Luar?
Pertama, enggak mungkin bertahan di rumah melulu selama 2 minggu. Apalagi sekarang, kita sudah dilonggarkan untuk bisa halalbihalal, bepergian, makan di resto, meski dengan prokes yang ketat. Yang paling menyenangkan, mumpung sepi, kita bisa ke mal dan makan sekalian. Atau, malas beberes, cuci piring, dan lain sebagainya, jadi memutuskan untuk staycation?
Boleh saja, tapi ingat, kalau enggak disiapkan, pengeluaran bisa gawat. Liburan sudah pasti pengeluaran akan bengkak, baik kalau kita di rumah saja ataupun ketika memutuskan untuk staycation.
Dibantu atau Kerjakan Sendiri?
Kedua, skenarionya tetap di rumah, dibuat nyaman. Supaya enggak kerepotan, salah satu mesti “dibantu”.
Alternatif satu, beli katering buat makan. Pastinya harganya akan berbeda dengan kalau kita masak sendiri. Tapi, katering ini bisa jadi alternatif lebih baik ketimbang pesan makanan online—yang harga makanannya sudahlah lebih mahal di aplikasinya, masih ditambah dengan ongkir, biaya platform, dan lain sebagainya. Masalahnya, harga katering di saat Lebaran juga akan berbeda.
Alternatif dua, masak sendiri, tapi untuk bebersih dan beberes rumah, panggil cleaning service atau sewa jasa ART infal. Untuk ART infal, biayanya bervariasi. Antara Rp100.000 – Rp200.000 per hari. Cukup besar, tapi biasanya job desc-nya sudah termasuk beberes dan memasak. Cleaning service biasanya tergantung pada area yang akan dibersihkan.
Bagi Tugas
Ketiga, bisa jadi ini peluang untuk memperkenalkan berbagai tugas rumah tangga untuk anak-anak yang juga lagi libur sekolah. Sesuaikan dengan kemampuan anak-anak ya, boleh bagi tugas karena ini juga bagus untuk melatih tanggung jawab, tapi jangan sampai membebani juga. Kasihan, kalau kecapaian, nanti malah sakit.
So, untuk makan di luar, staycation, sewa jasa cleaning service atau ART infal, atau juga katering, pasti akan butuh pengeluaran ekstra, betul? Mari kita ceki-ceki beberapa tip berikut, agar liburan tetap menyenangkan mesti tanpa ART di rumah.
Tip Atur Keuangan Selama Lebaran tanpa ART
1. Diskusikan dengan keluarga
Memang ada 3 skenario di atas yang bisa jadi opsi, tapi tak menutup kemungkinan ada opsi lain. Pasalnya, kebutuhan setiap keluarga juga berbeda. So, pastikan bersepakat dengan keluarga terlebih dulu, mau dijalani seperti apa liburan Lebaran kali ini tanpa ART. Yang mana yang lebih baik dibantu, mana yang dikerjakan sendiri?
Setiap keluarga punya kondisi masing-masing, sehingga jangan merasa perlu untuk membandingkan dengan keluarga lainnya.
Sepakati: kapan jalan-jalan, kapan di rumah saja. Mau makan apa, pesan, atau bikin sendiri? Lebih baik beberes sendiri, atau dibantu? Kalau dibantu, yang dibantu sebelah mana? Bisa enggak kalau sebagian dibantu, sebagian beberes sendiri? Dan seterusnya.
Begitu ada kesepakatan, semua harus berkomitmen. Demi kenyamanan bersama.
2. Buat bujet
Buat bujet untuk setiap keperluan selama di rumah tanpa ART. Misalnya, kalau makan di luar, sebisa mungkin jangan sampai lebih dari sekian ratus ribu. Atau, kalau pesan katering yang sekian ribu per orang. Untuk cleaning service, plafonnya sekian puluh atau ratus ribu per hari, atau sesuai dengan kebutuhan.
Dengan adanya bujet dan plafon, akan lebih mudah bagi kamu untuk memilih mana yang sesuai, dan pastinya pengeluaran pun terkendali.
3. Ke ATM seminggu sekali saja
Ke ATM seminggu sekali saja, maksimal. Pegang uang cash bisa jadi jalan untuk berhemat juga loh, karena kita lantas tahu, seberapa banyak uang yang tersisa dan terpakai, sehingga bisa lebih gercep mengaturnya.
Tapi, kalaupun cashless, pastikan kamu mencatat juga pengeluaran selama tanpa ART. Soalnya, kalau liburan—entah karena euforia atau penyebab yang lain—biasanya kendali juga loss.
4. Manfaatkan THR
Untuk keperluan hari raya, kamu boleh banget pakai THR. Buat yang jatahnya enggak mudik, dananya bisa dipakai untuk keperluan yang lain. Misalnya, untuk makan di luar atau untuk anggaran katering.
Lagi-lagi buat plafon bujetnya ya, supaya THR juga enggak habis tanpa faedah.
5. Nikmati quality time
Haduh, bener-bener repot tanpa ART! Capek! Nggak kuat!
Ssst … daripada mengeluh terus, lebih baik syukuri saja. Dengan tanpa ART, sekeluarga jadi bisa gotong royong merawat rumah. Rumah yang ditinggali bareng, jadi benar-benar tanggung jawab bersama, ya kan?
Nikmati quality time-nya. Jarang-jarang, misalnya bisa beberes rumah bareng, cuci mobil bareng, memasak bareng. Ya kan? Nikmati saja!
Nah, dengan beberapa tip di atas, semoga hari Lebaran tanpa ART kamu bisa jadi tetap menyenangkan. Capek sih iya, enggak debat kok. Tapi yang penting, bisa tetap happy bareng keluarga, betul?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Menyusun Anggaran Hari Lebaran di Tengah Pandemi
Lebaran sebentaaar lagi! *autonyanyi* Apa kabar puasamu sampai dengan hari ini? Semoga lancar, meski harus menjalaninya di tengah pandemi dan ‘the new normal’ ini. Dan, iya, kira-kira satu minggu lagi, kita akan segera merayakan hari Lebaran.
Dan, pastinya, kita juga akan merayakan hari Lebaran dengan kondisi the new normal. Lalu, bagaimana menyusun anggarannya? Pasti juga berbeda dengan anggaran Lebaran tahun lalu. Apa saja yang beda?
Well, semoga sih kamu benar-benar enggak merencanakan mudik di momen Lebaran tahun ini. Coba tunggu saja sampai kondisi aman dan memungkinkan. Kamu juga harus membatalkan niat untuk silaturahmi ke sanak saudara, teman-teman, dan kolega-kolega. Mungkin juga, kalau memang butuh baju baru, kamu harus belanja secara online, bukan lagi beramai-ramai ke mal atau ke Tanah Abang.
Belum lagi, soal THR yang diterima. Bisa jadi enggak sebanyak sebelumnya juga, atau malah enggak bisa terima uang THR tahun ini dengan berbagai alasan yang harus kita maklumi juga.
Dengan berbagai kondisi yang berubah, maka kita pun harus menyiapkan diri. Ada banyak pengeluaran barangkali yang bisa kamu hemat karena kondisi ini, sehingga kamu bisa mengalokasikannya ke pos pengeluaran yang lain.
Tetaplah bersyukur dengan apa yang ada, setidaknya kita masih bertemu dengan bulan Ramadan dan hari Lebaran tahun ini. Jadi, yuk, coba kita menyusun anggaran Lebaranmu tahun ini, supaya enggak mubazir dan tetap terkendali.
5 Pos untuk Anggaran Merayakan Hari Lebaran dengan Kondisi The New Normal
1. Bayar zakat dan sedekah
Alhamdulillah, jika kamu masih mendapatkan uang THR tahun ini ya. Karena hak kamu sudah dipenuhi, maka pemenuhan hak orang lain harus menjadi prioritasmu juga sekarang. Kalau kamu mampu, iringi juga dengan sedekah.
Bayarlah zakat sesuai ketentuan. Jadikanlah ini sebagai prioritas utama, selain karena perintah agama.
Seandainya kamu tidak mendapatkan THR pun, bukan berarti kita bisa “libur” memberi zakat. Jadi, anggarkan ya.
2. Hidangan Lebaran
Of course kamu harus menyiapkan hidangan hari Lebaran di rumah, sebagai wujud dari rasa syukur telah menjalani bulan puasa dengan baik dan lancar.
Untuk tahun ini, coba buat sendiri hidangan hari Lebaran di rumah dengan bahan-bahan yang sederhana dan mudah. Toh, kamu hanya akan menikmatinya bersama keluarga inti (atau bahkan kamu nikmati sendiri karena enggak bisa mudik). Enggak apa, yang penting ada dan halal semuanya.
Begitu juga dengan kue Lebaran. Nggak perlu pesan atau beli berlebihan. Cukuplah sediakan untuk dicemal-cemil sendiri di rumah bersama keluarga. Bagaimanapun, momen Lebaran adalah momen penting yang harus dirayakan. Tetapi, merayakan enggak selalu berarti dengan yang mewah-mewah kan. Kali ini, kita buat suasana yang berbeda, sembari berprihatin agar kondisi lekas membaik.
3. Kirim parsel
Karena enggak mungkin bersilaturahmi atau mudik, maka kirim parsel Lebaran bisa jadi pengganti.
Coba cari informasi layanan-layanan penyedia parsel Lebaran yang bisa mengantar parselmu sampai tujuan dan bisa dipesan melalui online. Dengan begini, meski raga di rumah aja di hari Lebaran, tetapi kamu tetap bisa menjalin komunikasi dan menyampaikan perhatian pada mereka yang kamu kirimi parsel.
Atau, kamu juga bisa membuat parsel sendiri di rumah, lalu kirim dengan memanfaatkan ojol atau kurir yang lain.
4. Beli kuota
Karena enggak bisa bersilaturahmi secara langsung juga, maka siapin deh kuota biar bisa video call-an sama teman-teman, saudara, bahkan keluarga di kampung.
Karena lagi-lagi deh, kita mesti melakukan physical distancing selama hari Lebaran besok, tapi bukan berarti kita enggak bisa menghubungi dan mengobrol asyik dengan orang-orang tercinta itu kan?
5. Perkuat dana darurat
Jika masih ada anggaran, maka alokasikan ke dana darurat yang akan berguna banget untuk bertahan hidup sampai kondisi stabil lagi. Karena, entah sampai kapan kondisi ini harus kita jalani.
Ketidakpastian ini membuat kita harus benar-benar bijak dalam mengatur anggaran dan juga pengeluaran setiap harinya. Kalau di hari Lebaran ini kamu masih mendapatkan THR, maka sebaiknya kamu juga atur dengan amat hati-hati, agar tak mubazir. Simpan bersama dana daruratmu yang lain akan lebih baik untuk sekarang ini.
Nah, selamat menyambut hari Lebaran yang tinggal menghitung hari ini ya. Semoga kita semua selalu diberkahi kesehatan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 + 4 Jurus Atur Uang Anti Tekor Pasca Lebaran untuk Karyawan
Sepertinya THR sudah kelihatan banget hilalnya ya? Sebagian pasti sudah terima. Yang belum, semoga segera diterima minggu ini. Setelah THR diterima, maka sekaranglah saatnya mengeluarkan jurus-jurus atur uang yang sudah dipelajari. Supaya apa? Supaya keuangan nggak defisit pasca Lebaran.
Apa yang harus dilakukan? Mari kita bagi jurusnya dalam 2 bagian besar: sebelum Lebaran dan pasca Lebaran.
5 Jurus Atur Uang Sebelum Lebaran
1. Tak harus baru
THR sudah diterima, saatnya belanja baju! Buat suami, istri, anak-anak, keponakan-keponakan, dan tentunya diri sendiri! Tapi, eits, Lebaran nggak selalu identik dengan semua yang baru lo. Iya nggak? Termasuk baju.
Coba bongkar lemari masing-masing. Barangkali ada baju-baju lama yang terlupakan. Barangkali juga ada beberapa yang bisa dibenahi sedikit saja supaya tampak baru.
Biasanya sih baju anak-anak bisa banget ya, dijahit-jahit, ditambah ini itu, pernak-pernik yang lucu. Jadi deh baju lama rasa baru. Lumayan ngirit juga tuh.
2. Manfaatkan sale
Kalau memang terpaksa harus membeli apa-apa yang baru, lakukan jurus atur uang kedua: manfaatkan momen sale yang sering diadakan oleh butik-butik, department store, dan toko-toko.
Tapi ingat ya, jangan sampai kebablasan. Jangan sampai terjadi yang sebaliknya, dompet bocor. Apalagi kalau belanjanya pakai kartu kredit, duh bisa jebol gara-gara lapar mata sale.
3. Bikin kue sendiri
Untuk camilan saat Lebaran, biasanya kita sudah pesan nastar, kastangel, dan kue-kue Lebaran lainnya sejak jauh-jauh hari.
Nah, supaya lebih hemat, gimana kalau Lebaran tahun ini buat saja kue-kue sendiri? Resep-resepnya bisa ditemukan dengan mudah di Gòogle. Kalau ada anak-anak, coba karyakan mereka juga di dapur. Lumayan tuh, bisa bantu menakar-nakar, atau mencampur-campur bahan kue. Apalagi mereka juga libur. Sibukkan mereka di rumah, biar nggak minta liburan terlalu jauh. Hihihi.
4. Angpao dan bingkisan
Nah, ini dia salah satu pos pengeluaran khas di hari Lebaran. Bisa saja ini anggarannya paling besar di antara yang lain, kalau keponakan-keponakan yang jumlahnya sekompi itu juga dihitung. Bener-bener butuh jurus atur uang yang jitu supaya semua kebagian.
Tapi, angpao kan nggak melulu uang? Bagaimana kalau untuk tahun ini, diganti dengan bingkisan-bingkisan kecil? Kita bisa membelanjakan isi bingkisan saat ada sale di department store. Lumayan menghemat juga lo!
5. Sisihkan jatah THR
Nah, ini yang sering kita lupakan. Kalau sudah menerima THR, yang kita pikirkan selalu saja soal belanja. Habiskan semua, tapi terus tekor saat pasca Lebaran. Duh, jurus atur uang yang enggak banget deh.
Sisihkan dulu uang THR tersebut. Ada nggak cicilan atau tagihan yang bisa dilunasi dengan THR? Lalu, setidaknya sisihkan 10%-nya untuk ditabung. Ingat, pasca Lebaran nanti, kita masih harus hidup. Jangan sampai, setelah Lebaran kita malah jadi panik karena uang habis, tabungan ikut terambil, plus masih menyisakan utang di kartu kredit. Kelar.
4 Jurus Atur Uang Pasca Lebaran
Atur uang kembali pasca Lebaran, dengan beberapa tip berikut.
1. Merencanakan
Salah satu cara paling efektif dalam jurus atur uang adalah dengan merencanakannya terlebih dahulu. Mau ke mana saja kita akan membelanjakan uang, untuk keperluan apa saja, dan kapan. Ketahui dengan pasti sejak awal, ke mana larinya si uang.
Catat setiap rupiah yang dikeluarkan dalam sebuah catatan harian. Dengan memiliki catatan, niscaya, kitaakan lebih berhati-hati dalam pengeluaran uang. Apalagi kalau kelihatan, bahwa uang yang dibelanjakan sudah melebihi bujet. Langsung deh ter-alarm.
2. Evaluasi dan Batasi
Setelah merencanakan, jurus atur uang berikutnya adalah mengevaluasi pengeluaran pasca Lebaran.
Agar beban bisa sedikit berkurang, maka lakukanlah evaluasi terhadap catatan keuangan yang sudah dibuat. Pelajari mana saja yang bisa dikurangi bujetnya, atau bahkan bisa dihapus sama sekali. Misalnya, kurangi jatah jajan makan siang di luar sebulan ke depan, dan sebaiknya mulai membawa bekal sendiri dari rumah. Kurangi ngopi-ngopi di kafe bareng teman-teman hangout dulu beberapa hari ini.
Sedangkan untuk biaya transportasi, mungkin bisa lebih banyak menggunakan transportasi publik dulu, supaya bisa lebih hemat BBM dan juga biaya parkir.
3. Jatah harian
Jurus atur uang ketiga yang bisa kita lakukan pasca Lebaran adalah menjatah pengeluaran harian. Hitunglah ulang berapa biaya yang dikeluarkan setiap hari. Setelah itu, buatlah jatah biaya harian.
Misalnya, untuk makan selama satu harinya–mau makan di warung dekat kantor atau mau masak sendiri–jatahnya Rp 150.000. Transportasi, misalnya, Rp 100.000. Hitung juga keperluan sepanjang satu hari yang lainnya, kemudian total berapa jumlahnya. Masukkan uang ini dalam satu dompet khusus harian.
Jangan lupa, siapkan uang cadangan, yang hanya boleh dipakai HANYA jika ada keperluan darurat. Simpan dalam dompet yang terpisah.
Selanjutnya, disiplin. Biasakan hanya membelanjakan uang dalam dompet harian, tanpa harus mengambil uang cadangan.
4. Puasa shopping
Shopping sudah pasti bikin lapar mata. Apalagi kalau shopping-nya bareng teman-teman.
Lebih aman, untuk sementara waktu, jangan ke mal atau pusat perbelanjaan sama sekali terlebih dahulu, sampai kondisi dompet sudah stabil kembali atau sudah memungkinkan. Biaya untuk jalan-jalan itu sangat besar, kadang karena suasana hati kita lagi senang, kita dengan mudah mengeluarkan uang.
Demi kesehatan dan kemaslahatan bersama, sebaiknya tunda dulu mengunjungi tempat-tempat belanja sama sekali ya.
Nah, semoga dengan beberapa jurus atur uang di atas, kondisi kita jadi nggak terlalu kebobolan selama libur Lebaran dan pasca Lebaran nanti ya.
Yang tetap diingat, sekali lagi, adalah pasca Lebaran besok, kita masih punya hari-hari yang harus dijalani, yang juga memerlukan biaya tak sedikit.
Jadi, jangan jadikan momen Lebaran semacam ‘akhir hidup’ atau ‘kapan lagi sih bisa begini?’. Yang kayak gini, udah pasti akan bikin dompet kita ‘berakhir’.
Tetap pantau akun Instagram QM Financial ya, supaya nggak ketinggalan info-info seputar tip keuangan–baik keuangan pribadi, korporasi, maupun UKM. Cek juga kelas-kelas finansial online terbarunya, dan segera daftar sesuai kebutuhan.
Selamat menjelang Lebaran!
Bingkisan Lebaran untuk Karyawan – Perlukah? 5 Pertimbangan Berikut Bisa Membantu
Lebaran hampir datang. Sudahkah THR di tangan? Kalau sudah, mungkin para karyawan sekarang tinggal menunggu bingkisan Lebaran yang sering juga diberikan oleh perusahaan.
Di sini, kadang pertanyaan muncul. Sudah ada THR, masih perlukah ada bingkisan Lebaran lagi dari perusahaan untuk karyawan? Dobel dong–dobel senang untuk karyawan, dobel pusing untuk perusahaan. Hihihi.
Apakah pemberian bingkisan Lebaran ini wajib hukumnya? Jawabannya, tidak. Dalam peraturan Undang-Undang Ketenagakerjaan yang berlaku, hanya dijelaskan mengenai Tunjangan Hari Raya, sedangkan kewajiban perusahaan untuk memberikan bingkisan Lebaran pada karyawan tidak pernah disebutkan. Karena itu, pemberian ini bersifat opsional, kembali pada kebijakan masing-masing perusahaan.
Namun, bingkisan Lebaran adalah tradisi. Sebuah perusahaan media di Dubai, Gulf News, pun memelihara tradisi untuk memberikan parcel pada seluruh karyawannya yang berjumlah ribuan ketika Lebaran tiba. Sang CEO menjelaskan, bahwa tradisi memberikan bingkisan Lebaran ini tak hanya sebatas memberikan penghargaan pada karyawan semata, namun lebih untuk menunjukkan tanggung jawab sosial perusahaan dan mempererat tali silaturahmi serta komunikasi antara pihak manajemen dengan karyawan perusahaan untuk jangka waktu yang panjang.
Hmmm, kalau dilihat dari sisi tersebut, memang benar adanya sih. Karyawan senang mendapatkan bingkisan, rasa percaya dan cinta pada perusahaan tempatnya bekerja akan tumbuh seiring waktu juga kan?
Nah, bagi perusahaan yang memang berencana untuk memberikan bingkisan Lebaran bagi karyawan, pastinya banyak pilihan parcel yang bisa dipertimbangkan ya? Mulai dari parcel Lebaran berisi makanan, bedding set, pecah belah, bahkan gadget. Semua tentu tergantung pada anggaran dan kebijakan perusahaan masing-masing.
Jika ada yang sampai dengan hari ini belum ada ide bingkisan Lebaran seperti apa yang pas untuk diberikan pada karyawan–sedangkan kalau mau paket makanan kok ya gitu-gitu aja–barangkali 5 pertimbangan berikut bisa membantu.
5 Pertimbangan Memilih Bingkisan Lebaran untuk Karyawan
1. Bermanfaat
Pertimbangan pertama untuk memilih item-item yang akan menjadi bingkisan Lebaran adalah manfaatnya bagi si penerima.
Nah, di sini yang paling mudah memang makanan, minuman, ataupun paket sembako. Tapi sebenarnya masih banyak opsi item bingkisan lain yang juga sama bergunanya, misalnya produk fashion untuk dipakai saat hari raya Lebarannya, atau kebutuhan rumah tangga, seperti cangkir, piring, stoples dan sebagainya. Hmmm, dikasih bingkisan Lebaran berisi skincare kayaknya juga nggak akan ditolak. Hihihi.
Yang pasti, pertimbangkan, supaya manfaatnya bisa dirasakan oleh si karyawan sendiri, keluarganya, ataupun dalam jangka panjang.
2. Tahan lama
Jika hendak membeli bingkisan Lebaran yang sudah jadi di toko-toko maupun supermarket, kita juga sebaiknya teliti. Coba perhatikan tanggal kedaluwarsanya, kemasannya apakah masih rapi masing-masing produknya, dan sebagainya.
Sudah tahu kan, banyak produk tak layak yang dikemas dijadikan parcel menjelang Lebaran begini? Jangan sampai nih, memberikan barang-barang yang sudah lewat waktu dikonsumsinya.
Jika memang belum kedaluwarsa, tetap perhatikan tanggalnya. Jangan terlalu mepet juga.
3. Berkualitas
Akan lebih baik jika bingkisan Lebaran ini terdiri atas item-item jumlahnya sedikit, tetapi kualitasnya bagus, ketimbang banyak tetapi kualitasnya meragukan.
Tujuan dari diberikannya bingkisan Lebaran ini kan untuk bersama berbagi kebahagiaan menjelang hari raya. Jangan sampai nih jadinya malah bikin orang bersungut-sungut dan mengeluh setelah menerima bingkisannya. Citra buruk akan melekat di benak penerima bingkisan.
Memang sih, ini ada kaitannya dengan rasa syukur, tapi tentunya akan lebih baik jika bisa memilih produk yang berkualitas, bukan? Manfaatnya pasti juga lebih banyak.
4. Beri beberapa opsi
Barangkali perusahaan Anda memperkerjakan ratusan karyawan, dan ada jatah bingkisan Lebaran untuk semuanya. Luar biasa yah?
Untuk jumlah karyawan yang besar, perusahaan bisa menyiapkan beberapa opsi bingkisan Lebaran sesuai posisi masing-masing karyawan, pun kebutuhannya. Jadi, bisa saja satu karyawan akan menerima bingkisan yang berbeda dengan yang lainnya.
Hal ini akan mempermudah perusahaan dalam menyiapkan bingkisan-bingkisan yang banyak itu. Nggak perlu pusing harus mencari item yang sama.
5. Anggarkan bujetnya sejak jauh hari
Seperti halnya Tunjangan Hari Raya–atau THR–akan butuh anggaran yang besar untuk menyiapkan bingkisan, apalagi kalau karyawannya banyak. Karena itu, perusahaan sebaiknya sudah menyiapkan anggaran ini jauh-jauh hari.
Dengan mempersiapkannya jauh hari pula, perusahaan dapat memilih bingkisan apa yang paling pas untuk diberikan pada karyawan.
Nah, bagaimana nih? Sudah menemukan ide bingkisan Lebaran seperti apa yang hendak diberikan pada karyawan di perusahaan Anda? Atau Anda baru berencana untuk memberikan bingkisan tahun depan? Nggak masalah, malahan berarti ada waktu yang cukup longgar untuk mempersiapkannya.
Tertarik untuk mengundang QM Financial untuk memberikan program edukasi keuangan di perusahaan Anda? Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Follow Instagram QM Financial untuk info-info kelas terbaru.
Liburan Panjang Segera Tiba, Segera Bereskan Pekerjaan dalam 5 Langkah
Minggu depan sebagian kantor sudah ada yang mulai liburan panjang. Jadi gimana? Dana liburan sudah ada? THR sudah di tangan? Sudah menyiapkan bekal buat mudik?
Semoga semua persiapan untuk menikmati liburan panjang sudah matang. Eits, tapi, jangan sampai nih, sibuk mempersiapkan liburan, eh kerjaan dilupain. Padahal mau ditinggal satu minggu lebih lo!
So, mumpung masih ada waktu beberapa hari, ayo segera selesaikan tugas dan persiapkan diri, biar nanti liburan panjang nggak kepikiran.
5 Langkah Segera Bereskan Pekerjaan Sebelum Liburan Panjang
1. Bikin to do list
Duh, belum-belum udah berasa malesnya karena pekerjaan terasa jadi lebih banyak kalau menjelang liburan panjang begini. Tapi, rasa malas itu nggak akan bikin pekerjaan kelar. Jadi, ayo, jangan piara rasa malesnya, segera ambil kertas, agenda, atau smartphone untuk membuat to do list.
Catat apa saja pekerjaan yang tersisa hingga saat hari terakhir sebelum liburan panjang tiba. Tulis sampai tugas yang paling kecil. Terlihat banyak? Tak mengapa, justru itulah tujuannya agar semua bisa kita ketahui dengan pasti.
Kalau sudah tercatat semua, maka selanjutnya kita ke langkah kedua berikut ini.
2. Bikin skala prioritas
Hmmm, setelah dicatat kok banyak ya? Yah, itu biasa. Namanya juga kerjaan. Kalau sedikit, itu namanya remahan #ehgimana
Nggak perlu pusing, coba diteliti lagi. Apa yang harus dikerjakan ASAP, mana yang bisa ditunda hingga hari terakhir, dan apa saja yang bisa menunggu dan dikerjakan ketika sudah masuk kantor lagi setelah liburan panjang.
Ini dia skala prioritas kita. Dengan punya skala prioritas, kita pun bisa menyelesaikan pekerjaan satu per satu. Sesuaikan dengan tenaga dan energi juga ya. Jangan sampai karena kejar prioritas, akhirnya semua juga jadi prioritas. Percuma bikin to do list dong.
Pastikan saja, kita bisa mengerjakan semuanya tepat waktu dengan tenaga yang ada.
3. Koordinasi dengan atasan dan coworkers lain
Pasti ada satu dua pekerjaan yang kita harus berkoordinasi dengan divisi lain, atasan, atau rekan kerja lainnya. Segera lakukan koordinasinya.
Kadang sih, yang perlu koordinasi dengan orang lain ini yang justru agak susah diselesaikan, karena kadang skala prioritas orang bisa berbeda-beda. Terus gimana dong? Yah, yang perlu kita lakukan adalah menyadari betul hal ini dan berusaha maklum kalau banyak yang masih menunda pekerjaannya.
Intinya: sabar, tapi tagih terus. Hihihi.
4. Kirim notes untuk klien / customer
Jangan lupa untuk mengirimkan pemberitahuan pada klien, customer, supplier, ataupun stakeholder yang lain kalau liburan panjang segera tiba dan kita akan meninggalkan pekerjaan selama beberapa hari. Terutama sih bagi pekerja yang berada di divisi marketing, sales, ataupun divisi-divisi lain yang berhubungan langsung dengan pihak di luar perusahaan.
Penting lo, pemberitahuan ini. Tak hanya sebagai pengumuman libur, tapi lebih pada percepatan penyelesaian tugas sebelum mulai liburan panjang–atau juga berarti notifikasi penundaan pekerjaan hingga liburan selesai.
5. Bersihkan meja kerja
Ingat, liburan panjang–apalagi libur Lebaran–adalah waktu para pekerja untuk kembali ke rumah dalam arti yang sebenarnya. So, jangan bawa pulang pekerjaan ya, apalagi bawa pekerjaan ikut liburan. Duh.
Sebelum mulai liburan, ingat juga untuk membersihkan dulu meja kerja yang biasa dipakai. Rapikan paper files, jangan hanya ditumpuk berantakan begitu saja di atas meja. Ingat, para OB pun juga libur. Jadi tidak akan ada orang yang bisa membersihkan kantor seperti biasanya. Rapikan juga alat tulis, jika ada. Masukkan ke tempatnya, atau laci.
Memang ini sepintas sepele ya. Hal kecil. Tapi ini nanti akan kerasa saat sudah balik kerja setelah liburan panjang lo. Bayangkan, habis liburan, having fun, belum move on, tahu-tahu pas balik kantor, lihat meja kerja berantakan. Eww! Semangat pasti susah bangkit lagi. Yang ada rasa malas buat mulai kerja, dan berkhayal seandainya liburannya masih diperpanjang.
Padahal target kerja nggak mau peduli, klien udah berbaris minta diurusin. Si bos udah minta ini itu. Oh tidak!
Makanya, sebelum mulai liburan, jangan lupa ya, bereskan meja kerja dulu. Dan, juga jangan lupa tuh cabutin kabel-kabel listriknya juga ya. Demi keamanan.
Nah, kalau sudah begini, sudah siap untuk menyambut liburan panjang nih. Tapi, meski liburan, tetap pantau akun Instagram QM Financial ya, supaya nggak ketinggalan info-info seputar tip keuangan–baik keuangan pribadi, korporasi, maupun UKM. Ikuti juga info kelas-kelas finansial online terbarunya ya.
Selamat berlibur!
#FinClic Pengeluaran di Bulan Puasa
Sebenarnya semua orang sudah tahu di bulan puasa apa yang terjadi tapi banyak yang tidak sadar sebegitu besarnya perubahan yang terjadi di dalam kehidupan saat menjalankan puasa penuh selama 30 hari.
Pengeluaran Yang Berubah Di Bulan Ramadan:
Ikuti Tiga Langkah Ini Untuk Membuat Dana Liburan
Siapa yang mau liburan?
Saat mendengar kata liburan, apa yang ada benakmu? Bersenang-senang, jalan-jalan, foto-foto, makan-makan, pengalaman baru. Tapi juga butuh uang dan menguras tabungan.
Pertanyaan itu sering muncul di pikiran saya. Jangan sampai sesudah pulang liburan saya enggak punya uang, atau malah ada beban utang. Sebenarnya liburan itu tidak harus dipaksakan kok tapi bisa direncanakan dan disesuaikan dengan kantong kita.
Bagaimana kita tetap bisa liburan dengan banyak keinginan tapi anggaran terbatas ya? Nah saya selalu menggunakan 3 jurus ampuh #TujuanLoApa ala Ligwina Hananto agar saya selalu fokus dengan tujuan awal.
- Judul atau tujuan keuangannya apa? Menabung Untuk Liburan Ke Bali. Setiap libur Lebaran saya selalu mengajak keluarga saya untuk pergi liburan. Maklum kami orang Betawi, enggak pernah pulang kampung. Biasanya kami jalan-jalan di seputar Jawa Barat. Namun tahun ini saya ingin jalan-jalan keluar dari Pulau Jawa. Anak saya, Irshad, ingin tahu lebih banyak tentang Bali. Bali tidak serta merta muncul begitu saja di pikiran Irshad. Keingintahuan Irshad tentang Bali diawali dari pengalaman Irshad mengikuti kegiatan marching band. Disinilah Irshad belajar lagu dan gerakan tari Bali. Muncullah ide untuk liburan ke Bali. Karena ide Irshad ini saya membuat satu program “Menabung Untuk Liburan Ke Bali.”
- Berapa lama jangka waktu pencapaiannya? Juni 2017-Mei 2018. Tabungan ini kami mulai setelah Lebaran tahun 2017 sampai Mei 2018 (1 tahun).
- Berapa jumlah dana yang dibutuhkan? Rp2.500.000 per orang. Untuk menentukan berapa jumlah dana yang dibutuhkan, saya mencari informasi harga tiket pesawat, hotel/penginapan, sewa mobil, tiket masuk wisata dan anggaran makan untuk 3 hari. Perjalanan wisata di Bali selama 3 hari 2 malam menghabiskan dana sebesar Rp2.500.000/orang. Artinya kami perlu menabung Rp210.000/bulan atau Rp7.000/hari selama 1 tahun ke depan. Irshad bersedia menyisihkan sebesar Rp5.000/hari dari uang jajannya.
Program “Menabung Untuk Liburan Ke Bali” ini awalnya saya coba terapkan di keluarga inti. Namun, saat Irshad bercerita kepada Nenek dan saudara-saudara kami yang lain, mereka pun tertarik untuk ikut. Total ada 16 orang yang bergabung dalam program ini.
Agar program ini bisa berjalan dengan lancar, saya membuat whatsapp group untuk meng-update posisi tabungan per bulan dan mengirimkan foto destinasi wisata sebagai penyemangat. Alhamdulillah dari 16 orang yang mengikuti program ini, 8 orang berhasil berangkat liburan ke Bali. Kami berlibur dari tanggal 24-26 Juni 2018 dan menginap di Villa Uma Mandi, Ubud.
Destinasi wisata yang kami kunjungi selama tiga hari di Bali:
Garuda Wisnu Kencana (GWK)
Yang menarik dari wisata ini kami melihat proyek pengerjaan gedung dan patung GWK yang nantinya menjadi patung tertinggi ke-3 di dunia. Pembangunan patung akan selesai Agustus 2018. Selain itu kami juga melihat pertunjukan GWK menceritakan seekor burung Garuda yang menjadi tunggangan Dewa Wisnu.
Pantai Pandawa
Sepanjang jalan menuju pantai di tebing batu ada patung 5 Pandawa. Pantainya pun bersih dan indah. Di sini anak-anak bisa berenang dan bermain canoe.
Tegalalang (Terasering di Ubud)
Sayang sekali cuaca hujan saat sampai di lokasi. Karena medan yang curam dan licin, kami tidak bisa berkeliling terlalu jauh. Akhirnya kami memutuskan untuk berbelanja di lokasi wisata. ☺
Danau Brantan
Danau Brantan adalah ikon wisata yang ada di uang Rp50.000 edisi lama. Senang sekali bisa melihat langsung. Pemandangan di danau sangat indah serta banyak spot bagus dan lucu untuk bisa berfoto bersama.
Tana Lot
Tana Lot terkenal dengan dua pura yang terletak di atas batu besar – tempat ini sangat bagus untuk melihat matahari terbenam. Tapi sayang kami datang kesini pada siang hari sehingga tidak bisa menikmati matahari terbenam.
Tiga hari adalah waktu yang sangat singkat untuk menikmati Bali. Masih banyak destinasi wisata yang belum sempat kami kunjungi. Sepulang dari liburan ke Bali, Irshad bilang “Mamah, tahun depan aku mau ke Bali lagi.” Boleh kok nak, nabung lagi ya tapi. Hihihi.
Program “Menabung Untuk Liburan ke Bali” tidak hanya tentang bersenang-senang semata. Dari program ini, saya bisa mengajarkan kepada Irshad:
- Keinginan bisa terwujud dengan usaha.
- Mewujudkan mimpi membutuhkan waktu.
- Angka besar itu bisa dicapai dengan mengumpulkan sedikit demi sedikit dari uang saku.
- Belajar fokus untuk mencapai tujuan.
- Belajar menahan keinginan sesaat untuk tujuan yang lebih besar.
Selanjutnya program dan kegiatan menabung ini bisa digunakan untuk mencapai tujuan keuangan lain yang kita inginkan. Kamu tertarik mencoba?
Marhaini / financial trainer
Ingin Berbisnis Setelah Pensiun? Siapkan Dengan Lima Hal Ini
Berbisnis menjadi pilihan bagi banyak orang untuk mengisi dan menambah penghasilan di masa pensiun. Sayangnya, banyak orang memulai bisnisnya mendekati atau bahkan setelah memasuki usia pensiun. Padahal bisnis kan tidak selalu sukses, banyak juga gagalnya.
Berdasarkan pengalaman Ibu Lestie, pemilik bisnis Kopi Kioen, mereka yang baru memulai bisnis menjelang atau saat pensiun, usahanya gulung tikar di bulan ke-6! Penyebabnya antara lain tenaga yang tak lagi kuat dan pikiran yang tidak secermerlang sewaktu masih muda.
Ingin berbisnis setelah pensiun nanti? Siapkan dengan lima hal ini.
Mulai dengan apa yang disuka. Membangun usaha sendiri membutuhkan banyak waktu dan energi. Tidak semuan proses bisa berjalan dengan mulus. Ada saja hambatan dan rintangan yang menghadang. Namun, kalau kita mengerjakan apa yang disuka, tentu langkah kita akan lebih ringan.
Ibu Lestie memulai bisnisnya dari hobi memasak. Ibu kelahiran Palembang ini suka sekali memasak pempek. Dia memulai bisnisnya dari berjualan pempek online dengan sistem PO, membuka warung tenda di tepi jalan protokol, menyewa ruko, hingga akhirnya mampu membuka warung sendiri.
baca juga: Manisnya Bisnis Kuliner saat Ramadan dan Idul Fitri
Kalau kamu, hobi apa yang menurutmu bisa dijadikan bisnis?
Mulai sejak dini. Jika ingin menjadikan bisnis sebagai penghasilan di masa pensiun, Ibu Lestie menyarankan untuk mulai membangun bisnis jauh-jauh hari. Idealnya 10 tahun atau minimal 5 tahun sebelum pensiun. Panjang ya persiapannya. Waktu persiapan panjang ini untuk membantu kita beradaptasi dalam bisnis agar saat pensiun nanti bisnis sudah dalam kondisi stabil dan bisa memberikan penghasilan rutin.
Gunakan modal sendiri. Tidak semua bisnis langsung berhasil di awal. Oleh karena itu, gunakan modal sendiri saat membangun bisnis. Hindari utang agar tidak semakin dipusingkan dengan pembayaran cicilan.
Saat memulai bisnisnya, Ibu Lestie menyisihkan dana darurat untuk gaji karyawan selama 6 bulan. Jika omzet tidak sesuai target, ia akan tetap mampu membayar gaji karyawan. Dana ini dipisahkan dari dana operasional bisnis. Tidak boleh diutak-atik dan hanya digunakan saat keadaan darurat kesulitan cash flow.
Jangan tanggung. Walaupun menggunakan modal sendiri, Ibu Lestie menyarankan agar tidak tanggung saat memulai bisnis. Berdasarkan pengalamannya, kalau skalanya tangung, hasilnya pun akan tanggung. Kalau skalanya besar, hasilnya pun akan besar. Bisnis perlu totalitas. Modal usahanya sudah dikumpulkan lama semenjak masih menerima pesanan via online.
Berdayakan masyarakat sekitar. Sebaik-baik manusia adalah yang mereka yang bisa bermanfaat untuk sesamanya. Saat membangun bisnis, kita akan membutuhkan pekerja. Artinya kita sedang membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain. Kalau kita bisa memberdayakan masyarakat di sekitar lokasi usaha kita, tentu dampak sosialnya akan baik. Itu pula yang dilakukan Ibu Lestie dengan bisnisnya. Mulai dari koki hingga pramusaji, semuanya adalah penduduk sekitar. Ah, indahnya berbagi kesempatan menjemput rezeki.
Ternyata banyak yang harus dipersiapkan untuk membangun bisnis sebagai sumber penghasilan di masa pensiun.
Ayo mulai dari sekarang!
Fransisca Emi / financial trainer
Anti Panik Saat Ditinggal ART Mudik
Siapa di sini yang enggak mudik saat Lebaran dan jadi tim jaga kandang? Masa-masa libur Lebaran adalah saat untuk berleha-leha di rumah. Eh, tunggu dulu! Asisten Rumah Tangga (ART) kan mudik ya. Gawat! Kita harus bisa survive liburan dua minggu tanpa ART di rumah. Jangan panik dulu. Ditinggal ART mudik justru bisa jadi momen quality time bersama keluarga dan juga momen diskusi atur pengeluaran saat liburan di rumah.
Biaya tinggi saat ART mudik
Gak mungkin kan dua minggu bertahan di rumah melulu? Pasti adalah makan di luar, jalan-jalan ke mal mumpung sepi atau sekalian menginap di hotel karena malas masak dan cuci piring? Bisa gawat loh ini pengeluarannya.
Libur panjang itu ongkosnya memang tinggi. Kalau libur, anak enggak sekolah, AC akan nyala lebih lama, paket data dipakai lebih banyak, otomatis tagihan listrik lebih tinggi. Jadi gimana biar liburan panjangnya enggak bokek?
Harus sepakat dulu di keluarga ya. Diskusi bersama tentang cara kita hidup. Ini bisa jadi momen belajar cara memperkenalkan uang pada anak loh. Anggap saja seperti sedang liburan di luar kota. Kalau kita mau liburan, semuanya kan dihitung. Mulai dari kebutuhan transportasi, makan sampai jalan-jalan. Nah pas liburan di rumah juga gitu.
Jadi selama liburan itu disepakati kapan jalan-jalan, kapan di rumah aja. Bikin penghematan misalnya dengan makan di rumah dulu sebelum jalan-jalan ke mal biar irit biaya makan. Jangan salah, enggak mudik bukan berarti pengeluarannya gak besar. Kalau tiap hari makan di luar atau jalan-jalan di mal, ya tekor juga.
Seharusnya gajian tanggal 25 Mei kemarin bisa dipakai untuk biaya hidup bulanan sampai 24 Juni. Bikin perkiraan anggaran setiap minggu. Ambil ATMnya seminggu sekali aja ya. Jangan kayak minum obat, 3 x sehari ke ATM. Hihihi.
Buat keperluan hari raya, pakai THR deh. Buat yang enggak mudik, porsi dananya bisa dialihkan untuk liburan yang dekat atau menginap di hotel. Kalau mau menginap di hotel pun sudah diperhitungkan juga mau berapa lama. Atau mungkin mau ganti menginap di rumah orang tua atau mertua aja, buat ngirit gitu? Kalau sudah diatur begini, kemungkinan keplesetnya sih masih ada tapi lebih minim. Enggak akan ganggu anggaran terlalu banyak.
Saatnya quality time
Dibalik semua keribetan yang ditimbulkan, ditinggal ART mudik sebenarnya menjadi momen yang berharga untuk keluarga. Setelah sebelumnya orang tua sibuk bekerja, anak sibuk dengan urusan sekolah, sekarang saatnya quality time bersama keluarga inti. Dengan suami istri yang sama-sama bekerja bisa berada di rumah dan meluangkan waktu dengan keluarga adalah sebuah kenikmatan tersendiri.
Liburan di rumah juga jadi kesempatan untuk mengerjakan hal-hal kreatif bersama. Misal membuat DIY project kolase foto-foto lama, menata ulang ruangan atau beberes rumah ala Marie Kondo. Biar urusan pekerjaan rumah tangga tidak terlalu berat, bagi-bagi tugas aja. Misal Ibu masak, Adik cuci piring, Kakak cuci baju, Bapak menyapu dan mengepel. Sekalian mengajari anak bertanggung jawab kan? Dengan merasakan beratnya pekerjaan rumah tangga, anak-anak bisa belajar berempati. Kalau malas beberes pun sekarang sudah ada jasa bersih-bersih online yang bisa dipanggil ke rumah dengan bayaran per jam. Praktis ya.
Sebenarnya ada satu opsi lagi sih kalau ditinggal ART mudik: cari ART infal. Kelebihannya kita tak perlu ribet masak dan beberes rumah. Semuanya sudah siap sedia. Kekurangannya, tentu saja ada tambahan biaya. Belum tentu juga orangnya langsung cocok. Kalau ternyata masakannya enggak cocok di lidah dan keluarga memilih makan di luar, bisa jadi berlipat ongkosnya.
Kamu pilih yang mana? Silakan ambil pilihan yang sesuai untukmu. Kamu bebas menentukan pilihan tapi gak bebas memilih konsekuensi.
Jadi, gak perlu panik ditinggal ART mudik ya!
QM Admin