Mengenal Pos-Pos dalam Laporan Keuangan Pribadi untuk Mengelola Keuangan dengan Bijaksana
Buat mereka yang belum terbiasa, mengelola keuangan pribadi sering kali dianggap sebagai tugas yang membingungkan dan menantang. Namun, dengan pemahaman yang tepat tentang pos-pos dalam laporan keuangan, tugas tersebut bisa menjadi lebih sederhana dan mudah dimengerti.
Catatan atau laporan keuangan pribadi bukan hanya sekadar catatan tentang pengeluaran dan penghasilan doang, melainkan juga gambaran komprehensif dari kondisi keuangan kamu saat ini. Terutama sih, soal sehat atau enggaknya.
Dengan memahami setiap detail dan pos-pos dalam laporan keuangan, kamu akan punya bekal yang diperlukan untuk membuat keputusan yang bijaksana dan strategis. Dari merencanakan pengeluaran bulanan hingga menetapkan tujuan jangka panjang, pengetahuan akan kondisi diri sendiri ini menjadi fondasi untuk mengelola keuangan dengan lebih efektif.
Apalagi kalau kamu punya tujuan untuk bisa meraih kebebasan finansial, mengenal dan memahami pos-pos dalam laporan keuangan pribadi adalah langkah pertama yang esensial.
Jenis Pos-Pos dalam Laporan Keuangan Pribadi
Nah, sebelumnya, laporan keuangan pribadi ini pastinya bersifat pribadi juga. Artinya, pos-pos dalam laporan keuangan ini bisa saja akan berbeda untuk satu orang dengan yang lainnya. Hal ini enggak jadi masalah ya, kamu bisa menyesuaikannya dengan kebutuhan. Yang penting, berikut adalah garis besarnya.
Neraca
Neraca keuangan pribadi merupakan salah satu bentuk catatan atau laporan keuangan pribadi yang memberikan gambaran tentang aset, liabilitas, dan ekuitas pribadi seseorang pada suatu titik waktu tertentu.
Pos-pos dalam laporan keuangan pribadi ini umumnya terdiri atas catatan-catatan berikut ini.
Aset Pribadi
Aset pribadi yaitu catatan segala sesuatu yang kamu miliki yang memiliki nilai ekonomis, mulai dari rumah, kendaraan, dan sebagainya. Terdiri atas:
- Aset Lancar: Aset yang mudah dikonversi menjadi kas atau yang akan digunakan dalam waktu singkat. Misalnya seperti catatan jumlah kas di tangan dan di bank, deposito berjangka, atau berbagai jenis produk investasi jangka pendek misal reksa dana pasar uang dan sejenisnya.
- Aset Tidak Lancar: Aset yang tidak dengan mudah dijual atau digunakan dalam waktu singkat. Contohnya properti seperti rumah atau tanah, kendaraan seperti mobil atau motor, perhiasan, koleksi pribadi misalnya punya koleksi tas branded.
Liabilitas Pribadi
Liabilitas pribadi adalah kewajiban atau utang yang kita miliki. Umumnya terdiri atas:
- Liabilitas Jangka Pendek: Utang yang harus dibayar dalam waktu singkat. Contohnya kartu kredit, paylater, dan sejenisnya. Termasuk utang pribadi pada teman atau keluarga. Ini jangan sampai (pura-pura) lupa ya.
- Liabilitas Jangka Panjang: Utang atau kewajiban dengan jangka waktu pembayaran yang lebih panjang. Misalnya seperti KPR, kredit kendaraan, atau sejenisnya.
Ekuitas Pribadi (Kekayaan Bersih)
Nah, di sini, kita bisa menghitung antara total aset dan total liabilitas yang dimiliki. Dengan kata lain, jika kamu menjual semua asetmu dan membayar semua utang, ekuitas pribadi ini adalah jumlah uang yang kamu miliki. Kita jadi tahu, apakah di sini positif atau negatif.
Laporan Arus Kas
Laporan arus kas atau cash flow dalam konteks keuangan pribadi akan mencatat aliran kas masuk dan keluar dari keuangan seseorang selama periode waktu tertentu. Umumnya pos-pos dalam laporan keuangan ini akan terdiri atas:
Arus Kas Masuk (Penghasilan)
Catatan keuangan ini mencerminkan semua sumber pendapatan atau penerimaan kas selama periode tertentu. Berikut adalah pos-pos dalam laporan keuangan cash flow pribadi yang umumnya ada dari pendapatan:
- Gaji dan Upah: Ini adalah pendapatan utama bagi sebagian besar orang, termasuk gaji, bonus, komisi, atau jenis pendapatan aktif lainnya.
- Investasi: Seperti dividen dari saham, bunga dari deposito berjangka, atau tabungan.
- Sewa: Jika kamu memiliki properti yang disewakan.
- Lainnya: Ini bisa mencakup hal-hal seperti hadiah uang, penjualan barang pribadi, atau pengembalian pajak.
Arus Kas Keluar (Pengeluaran)
Di sini mencakup semua pembayaran atau pengeluaran kas selama periode tertentu. Bisa terdiri atas pengeluaran:
- Rumah Tangga: Seperti sewa atau cicilan rumah, utilitas (listrik, air, gas), dan telekomunikasi (telepon, internet).
- Transportasi: Seperti cicilan mobil, bensin, perawatan, sampai asuransi kendaraan.
- Makanan: Baik untuk belanja bahan makanan atau makan di luar.
- Kesehatan: Seperti premi asuransi kesehatan, biaya dokter, dan obat-obatan.
- Hiburan dan Rekreasi: Seperti bioskop, gym, atau liburan.
- Pembayaran Utang: Meliputi pembayaran kartu kredit, pinjaman pribadi, atau pinjaman lainnya.
- Pengeluaran Lainnya: Seperti pakaian, pendidikan, sumbangan, atau pengeluaran tak terduga.
Hasil Arus Kas (Selisih antara Arus Masuk dan Arus Keluar)
Nah, setelah membandingkan antara arus kas masuk dan keluar, maka kemudian akan muncul catatan berikut:
- Surplus: Jika kamu memiliki lebih banyak uang masuk daripada uang yang keluar.
- Defisit: Jika kamu menghabiskan lebih banyak uang daripada yang kamu terima.
Tips Mengelola Keuangan dengan Bijaksana
Mengelola keuangan pribadi dengan bijaksana membutuhkan pemahaman mendalam tentang pos-pos dalam laporan keuangan kamu. Berikut adalah beberapa tip yang berhubungan dengan pos-pos dalam laporan keuangan pribadi seperti di atas.
1. Pahami Sumber Penghasilanmu
Di bawah pos pendapatan dalam laporan arus kas, catat setiap sumber pendapatan kamu, baik itu gaji, pendapatan investasi, atau pendapatan lainnya. Ini membantumu untuk mengetahui seberapa stabil penghasilan yang kamu dapatkan, dan dari mana saja sumber-sumber tersebut berasal.
2. Kategorikan Pengeluaranmu
Dengan memahami pengeluaranmu berdasarkan kategori (misalnya, makanan, transportasi, hiburan), kamu dapat menentukan area mana yang mungkin memerlukan pemangkasan atau pengelolaan lebih lanjut.
3. Tinjau Liabilitas atau Kewajibanmu
Di neraca pribadi, liabilitas adalah utang yang harus kamu bayar. Dengan memahami jumlah dan jenis utangmu, kamu dapat merencanakan strategi pembayaran yang lebih efisien.
4. Jaga Keseimbangan Aset
Kenali asetmu, baik lancar maupun tidak lancar. Aset lancar seperti tabungan harus mudah diakses untuk kebutuhan mendesak, sedangkan aset tidak lancar seperti properti atau investasi dapat memberikan imbal hasil jangka panjang.
5. Tentukan Kekayaan Bersihmu
Dengan mengurangkan total liabilitas dari total aset yang kamu miliki, kamu akan mendapatkan gambaran tentang kekayaan bersihmu. Jika angkanya positif dan meningkat dari waktu ke waktu, itu adalah tanda pengelolaan keuangan yang kamu lakukan sekarang sudah baik. Kalau belum, maka kamu masih punya waktu untuk mengutak-atiknya, hingga bisa mendapatkan hasil yang lebih baik ke depannya.
Dengan begini, kamu juga tahu, apakah kebutuhan esensialmu bisa dipenuhi dengan baik tanpa kesulitan?
6. Buat Anggaran dan Ikuti
Setelah memahami arus kas kamu, buatlah anggaran bulanan. Ini membantumu memastikan bahwa pengeluaran enggak melebihi pendapatan dan kamu dapat menabung untuk tujuan jangka panjang.
7. Evaluasi secara Berkala
Setidaknya sekali setiap kuartal, review kembali pos-pos dalam laporan keuangan kamu. Ini memberikan kesempatan untuk menyesuaikan kebiasaan yang kamu lakukan selama ini dengan perubahan dalam pendapatan atau kebutuhan.
8. Siapkan Dana Darurat
Berdasarkan laporan arus kas, tentukan sejumlah uang untuk disisihkan sebagai dana darurat. Ini akan membantumu dalam menghadapi situasi tak terduga tanpa harus berutang.
9. Fokus pada Pengurangan Utang
Jika Anda memiliki liabilitas, tentukan strategi untuk menguranginya, apakah dengan metode snowball atau avalanche. Keduanya menekankan pada pembayaran utang dengan cepat.
10. Investasikan dengan Bijaksana
Setelah memahami posisi keuangan kamu, pertimbangkan untuk mulai berinvestasi. Ini bisa membantu meningkatkan asetmu dalam jangka panjang.
Dengan pemahaman mendalam tentang pos-pos dalam laporan keuangan pribadi dan menerapkan tip di atas, kamu akan lebih siap untuk mengambil kendali penuh atas keuanganmu sendiri, dan membuat keputusan yang bijaksana untuk masa depanmu.
Pengin tahu lebih banyak tentang serba-serbi pengelolaan cash flow keuangan pribadi? Yuk, ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
2 + 2 Jenis Laporan Keuangan dari Pribadi hingga Bisnis yang Perlu Kamu Ketahui
Jenis laporan keuangan perlu banget jadi tambahan pengetahuan, apalagi buat mereka yang pengin mengelola keuangan dengan lebih baik lagi. Baik itu individu atau bisnis, pun yang berpengalaman atau yang awam dalam dunia keuangan.
Mengapa? Karena laporan keuangan itu enggak hanya soal mengelola dan mengendalikan keuangan pribadi saja, tetapi juga berperan dalam pengambilan keputusan keuangan yang lebih baik.
Ya, dalam mengelola keuangan, kita memang akan banyak melibatkan pemantauan dan analisis berbagai laporan keuangan, seperti neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas. Jangan salah, hal ini enggak hanya dalam bisnis, tetapi juga dalam keuangan pribadi loh.
Dalam konteks keuangan pribadi, laporan keuangan membantu seseorang atau keluarga mengevaluasi kekayaan bersih yang dimiliki, mengelola utang, dan membuat rencana keuangan yang efektif. Sementara bagi bisnis, laporan keuangan memberikan gambaran tentang kesehatan keuangan perusahaan, profitabilitas, dan potensi pertumbuhan.
Meskipun dunia keuangan mungkin tampak rumit dan membingungkan, memiliki pemahaman dasar tentang jenis laporan keuangan itu sangatlah bermanfaat. Dengan mengetahui jenis laporan keuangan mana yang harus digunakan dalam berbagai situasi dan bagaimana cara membacanya, kita akan merasa lebih percaya diri dalam mengelola keuangan dan merencanakan masa depan yang lebih baik.
So, artikel ini akan membahas berbagai jenis laporan keuangan, baik untuk keuangan pribadi maupun bisnis, dan menjelaskan mengapa hal ini penting untuk dipahami, sekalipun oleh yang awam dengan dunia keuangan. Untuk apa? Untuk menambah wawasanmu dong.
Jenis Laporan Keuangan, Pribadi maupun Bisnis
Laporan Arus Kas
Dalam konteks keuangan pribadi, laporan arus kas adalah dokumen yang mencatat aliran uang masuk dan keluar selama periode waktu tertentu, seperti bulanan atau tahunan. Dengan adanya jenis laporan keuangan ini, kita akan lebih mudah dalam mengelola keuangan, melacak penghasilan dan pengeluaran, dan memantau perubahan saldo keuangan kita.
Jika pemasukan lebih besar dari pengeluaran, maka hal tersebut juga akan terlihat pada laporan arus kas ini. Begitu pun kalau pengeluaran lebih besar dari pemasukan. Dengan mengetahuinya, kita pun akan lebih mudah menentukan cara untuk mengatasi berbagai masalah atau dampak yang muncul karena kondisi keuangan tersebut.
Neraca
Dalam konteks keuangan pribadi, neraca adalah ringkasan atau gambaran dari aset, kewajiban, dan ekuitas (nilai bersih) individu atau rumah tangga pada titik waktu tertentu.
Neraca pribadi ini bisa membantu kita kalau ingin mengevaluasi kekayaan bersih yang kita miliki. Juga akan membantu kita juga dalam memahami posisi keuangan secara keseluruhan. Membuat dan memperbarui jenis laporan keuangan ini secara berkala dapat membantu kita mencapai tujuan keuangan dan menjaga keseimbangan antara aset dan kewajiban.
Neraca keuangan pribadi biasanya terdiri dari tiga komponen utama:
- Aset, mencakup semua yang dimiliki dan memiliki nilai, seperti uang tunai, tabungan, investasi (saham, obligasi, reksadana), properti (rumah, tanah), kendaraan (mobil, motor), dan barang berharga lainnya (perhiasan, koleksi seni). Aset dibagi menjadi dua kategori: aset lancar (likuid) dan aset tetap (jangka panjang).
- Kewajiban, yang mencakup semua utang dan kewajiban yang ada, seperti pinjaman perumahan, pinjaman kendaraan, kartu kredit, dan sebagainya.
- Ekuitas (nilai bersih), yaitu rasio antara total aset dan total kewajiban. Nilai bersih mencerminkan kekayaan bersih yang dimiliki pada titik waktu tertentu. Jika nilai bersih Anda positif, itu berarti aset lebih besar dari kewajiban, sementara nilai bersih negatif menunjukkan bahwa kewajiban lebih besar dari aset.
Laporan Laba Rugi
Nah, kalau di bisnis, ada jenis laporan keuangan laba rugi, yang juga dikenal sebagai laporan pendapatan atau laporan hasil usaha. Laporan ini adalah salah satu laporan keuangan utama yang digunakan oleh perusahaan untuk mengukur kinerja keuangan mereka selama periode waktu tertentu, seperti kuartal atau tahun fiskal.
Jenis laporan keuangan ini menyediakan ringkasan pendapatan, biaya, dan laba (atau rugi) yang dihasilkan perusahaan selama periode tersebut. Komponen utamanya antara lain:
- Pendapatan (revenue), yang mencakup semua pendapatan yang diperoleh perusahaan dari penjualan barang atau jasa. Pendapatan ini sering disebut sebagai “pendapatan kotor” atau “pendapatan atas penjualan.”
- Biaya pokok penjualan, yang mencakup biaya langsung yang terkait dengan produksi barang atau penyediaan jasa, seperti bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Biaya ini dihitung untuk menentukan “laba kotor” (pendapatan dikurangi biaya pokok penjualan).
- Biaya operasional, yang mencakup biaya yang tidak langsung terkait dengan produksi barang atau penyediaan jasa, seperti biaya penjualan, administrasi, pengembangan produk, pemasaran, dan lain sebagainya. Biaya operasional dihitung untuk menentukan “laba operasional” (laba kotor dikurangi biaya operasional).
- Pendapatan dan biaya non-operasional, yang mencakup item yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan bisnis utama perusahaan, seperti pendapatan bunga, keuntungan atau kerugian dari investasi, atau biaya bunga atas pinjaman.
- Pajak penghasilan, yang mencakup estimasi jumlah pajak yang harus dibayar perusahaan atas laba yang dihasilkan selama periode tersebut.
- Laba bersih, yaitu laba (atau rugi) yang dihasilkan perusahaan setelah mengurangi semua biaya, termasuk biaya pokok penjualan, biaya operasional, pendapatan dan biaya non-operasional, serta pajak penghasilan. Laba bersih sering disebut sebagai “laba bersih” atau “hasil bersih.”
Laporan laba rugi sangat penting bagi pemegang saham, investor, dan kreditur, karena menyediakan informasi tentang profitabilitas, efisiensi, dan pertumbuhan perusahaan. Analisis laporan laba rugi juga membantu manajemen perusahaan dalam membuat keputusan tentang strategi bisnis, pengendalian biaya, dan alokasi sumber daya.
Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas, juga dikenal sebagai laporan perubahan modal pemegang saham atau laporan perubahan posisi pemilik, adalah salah satu jenis laporan keuangan utama yang digunakan oleh perusahaan untuk melacak perubahan nilai ekuitas (modal) pemegang saham selama periode waktu tertentu, seperti kuartal atau tahun fiskal.
Jenis laporan keuangan ini menunjukkan bagaimana laba bersih, dividen, dan transaksi modal lainnya mempengaruhi saldo ekuitas pemegang saham dalam perusahaan.
Komponen utama laporan perubahan ekuitas meliputi:
- Saldo awal ekuitas, mencakup saldo ekuitas pemegang saham pada awal periode pelaporan.
- Laba bersih, yaitu laba atau rugi yang dihasilkan perusahaan selama periode pelaporan.
- Dividen, yaitu pembayaran yang dibuat oleh perusahaan kepada pemegang saham dari laba yang dihasilkan.
- Transaksi modal lainnya, yang mencakup berbagai transaksi yang memengaruhi ekuitas pemegang saham.
- Saldo akhir ekuitas, yaitu saldo ekuitas pemegang saham pada akhir periode pelaporan, setelah memperhitungkan laba bersih, dividen, dan transaksi modal lainnya.
Laporan perubahan ekuitas memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang kinerja keuangan perusahaan daripada hanya melihat laba bersih saja. Ini membantu pemegang saham, investor, dan kreditur memahami bagaimana perusahaan mengelola sumber daya pemiliknya dan bagaimana keputusan manajemen tentang dividen dan transaksi modal memengaruhi nilai perusahaan. Analisis laporan perubahan ekuitas juga dapat membantu perusahaan dalam merencanakan strategi pertumbuhan dan pengelolaan modal secara lebih efisien.
Memahami jenis laporan keuangan dalam pengelolaan keuangan pribadi atau bisnis adalah keterampilan penting yang perlu dimiliki oleh setiap orang dan pemilik bisnis.
Sekaranglah saatnya untuk mengambil langkah proaktif dalam menguasai keterampilan ini, terutama untuk mengoptimalkan potensi pertumbuhan kekayaanmu ke depannya.
QM Financial hadir untuk membantumu dalam perjalanan ini dengan menawarkan berbagai kelas keuangan yang mencakup topik bermanfaat dan relevan untuk memperluas pengetahuan di dunia keuangan. Dengan bergabung bersama QM Financial, kamu akan diberikan kesempatan untuk belajar dari para trainer yang berpengalaman dan mendapatkan wawasan yang akan membantumu mengambil keputusan keuangan yang tepat.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Asuransi Unit Link Penipuan? Ini Fakta dan 4 Cara Memilihnya Agar Tak Kecele
Asuransi unit link masih menjadi polemik. DPR sudah melontarkan usul untuk melakukan moratorium, yaitu penundaan pembayaran hingga batas waktu yang ditentukan, agar tak semakin meresahkan. Mereka yang mengaku menjadi korban bahkan sudah membentuk asosiasi, dan meminta agar produk ini dihapus.
Tetapi, sampai dengan saat ini, produk asuransi yang digabung dengan investasi ini masih menjadi produk unggulan, diminati oleh pasar. Bahkan nasabah juga semakin bertambah.
Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu juga salah satu nasabah asuransi unit link ini? Atau, jangan-jangan kamu adalah salah satu yang mengaku korban?
Keluh Kesah Korban Asuransi Unit Link
Masalah asuransi unit link ini memang seperti tak ada habisnya. Bulan berganti, tahun berlalu, masih banyak saja yang mengaku rugi setelah menjadi nasabahnya. Banyak yang bingung, dana investasi yang disetorkan berkurang, alih-alih berkembang sesuai yang diilustrasikan di awal.
OJK, atau Otoritas Jasa Keuangan, telah menerima 593 laporan pengaduan dari masyarakat soal asuransi unit link ini di tahun 2020. Angka ini meningkat dibandingkan tahun 2019, yang sejumlah 360 laporan.
Kebanyakan korban asuransi unit link mengaku, bahwa mereka tidak tahu skema dan cara kerja produk asuransi yang digabung dengan investasi ini. Yang jelas, mereka dijanjikan hanya melakukan pembayaran premi selama sekian tahun, dan jika tidak ada klaim, maka uang akan kembali dengan jumlah tertentu setelahnya. Jika masih tidak ada klaim, nasabah juga masih akan bisa mendapatkan manfaat hingga 90 tahun, atau seumur hidup. Biasanya, nasabah juga “diiming-imingi” gratis premi asuransi jiwa jika mampu membayar premi tanpa cuti.
Asuransi vs Tabungan
Kasus asuransi unit link ini sampai juga ke DPR, yang kemudian mengadakan pertemuan dengan komunitas korban asuransi unit link dan juga OJK. Dari pertemuan ini, DPR lantas mengusulkan diadakannya moratorium untuk produk asuransi satu ini.
Salah satu alasannya adalah karena masyarakat sendiri masih belum kuat tingkat literasinya, sehingga masih sering bingung dengan cara kerja produk dan jenis asuransi ini. Selain itu, penjelasan dari pihak agen asuransi juga masih kurang memadai. Dengan tak ketemunya tingkat pemahaman (calon) nasabah dan tingkat keterampilan agen asuransi untuk memberi penjelasan ini, maka terjadilah miss-selling atau kesalahan menjual.
Sebagai informasi, OJK sendiri pernah mengadakan survei nasional literasi dan inklusi keuangan (SLINK) tahun 2019, dan menunjukkan data bahwa tingkat literasi keuangan di Indonesia baru mencapai 38.03%. Terkhusus untuk tingkat literasi keuangan pada asuransi baru 19% saja. Sementara, tingkat inklusi keuangan sebenarnya sudah mencapai 76.19%, sayangnya tingkat inklusi dalam produk asuransi hanya 13% saja.
Literasi keuangan adalah tingkat kemampuan seseorang untuk memahami dan memanfaatkan berbagai produk layanan jasa keuangan. Sedangkan, inklusi keuangan artinya tingkat aksesibilitas seseorang terhadap berbagai produk dan layanan keuangan yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan.
Kondisi ini menggambarkan, bahwa kita sebenarnya sudah tahu ada bank, bisa dan percaya untuk menyimpan uang di bank. Sayangnya, pemahaman soal asuransi masih sangat rendah.
Karena tingkat pemahaman terhadap prinsip dan cara kerja asuransi rendah, maka ketika ada penawaran produk unit link, yang “tertangkap” oleh calon nasabah adalah bahwa produk ini adalah tabungan. Padahal, sebenarnya bukan. Tabungan dan asuransi adalah dua hal yang sama sekali berbeda. Apalagi, asuransi yang digabungkan dengan investasi, di situ akan disertai risiko juga.
Lantas, bagaimana cara memilih asuransi unitlink agar tidak kecele?
1. Kenali prinsip dan cara kerja asuransi unit link
Untuk selalu dipahami dan diingat, bahwa asuransi unit link adalah produk keuangan yang menggabungkan manfaat asuransi dengan investasi. Karena itu, seperti dalam investasi pada umumnya, akan datang juga risiko dan tak pernah ada jaminan keuntungan yang pasti. Jika memang ada imbal hasil, maka hal tersebut akan tergantung pada kompetensi pengelola investasi, yakni si perusahaan asuransi.
Bagi nasabah, pembelian produk asuransi unit link sama saja dengan berinvestasi, tetapi ada potongan yang kemudian menjadi preminya. Cara kerja dan skema dalam jenis asuransi ini sebenarnya tidak salah. Namun, karena kurangnya tingkat literasi nasabah, maka kemudian muncul ketidaksesuaian antara kebutuhan dengan jenis manfaat yang diberikan. Inilah yang kemudian tampak sebagai kerugian.
2. Sesuaikan dengan kebutuhan
Produk asuransi unit link memang praktis, efisien, dan fleksibel, sehingga cocok banget untuk kamu yang nggak punya banyak waktu tapi pengin memanfaatkan dua produk sekaligus, yaitu untuk perlindungan dan investasi. Dengan sekali setor, dua fungsi bisa didapatkan.
Memang menguntungkan, tetapi di sisi lain, juga harus berhati-hati. Pasalnya, ketika nilai investasi sedang tak sesuai harapan, maka bisa saja manfaat perlindungan juga kena efek. Apalagi jika ternyata manfaatnya juga tak sesuai dengan kebutuhanmu.
Dengan demikian, semua memang harus kembali pada kebutuhan. Misalnya, kamu pengin memanfaatkan asuransi unit link sebagai instrumen untuk dana pendidikan anak 5 tahun ke depan, umrah 3 tahun ke depan, dan perlindungan jiwa, maka produknya harus dipilih yang bisa mengakomodasi ketiga kebutuhan tersebut.
Asuransi unit link pada dasarnya merupakan instrumen yang idealnya dimanfaatkan untuk jangka panjang. Jika ternyata kebutuhanmu adalah untuk jangka pendek, maka perlu kamu perhatikan nilai investasinya. Jika kurang dari angka harapan hidup, akan ada risiko nilai investasi habis, yang berakibat polis menjadi tidak aktif. Jika ini terjadi, kalau kita mengajukan klaim, maka akan ada risiko tidak dibayar.
3. Sesuaikan dengan kemampuan
Premi yang ideal adalah yang sesuai dengan kemampuan dan kondisi finansial setiap orang. Semakin pendek jangka waktunya, maka premi juga akan semakin mahal. Semakin berisiko hidup seseorang, maka premi juga akan semakin mahal.
Harga premi memang dipengaruhi oleh banyak hal, selain juga kebijakan perusahaan asuransi masing-masing. Karena itu, jika ilustrasi premi yang diberikan oleh satu perusahaan dirasa kurang sesuai dengan kemampuan, cobalah untuk mendapatkan ilustrasi dari perusahaan yang lain, dan kemudian lakukan komparasi.
Ingat, hak kamu sebagai nasabah produk asuransi apa pun adalah mendapatkan perlindungan sebaik-baiknya, dengan premi yang serendah-rendahnya.
4. Lakukan riset terhadap perusahaan dan produk
Ada 3 cara untuk memilih produk asuransi unit link:
- Pilih perusahaan yang sehat, dengan rasio kecukupan modal terhadap risiko, atau RBC, sekurang-kurangnya 120% pada laporan keuangannya.
- Cek kinerja investasinya, dengan menelusuri fund fact sheet yang biasanya disediakan. Bandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis.
- Cermati setiap syarat dan ketentuan polis asuransi. Jika ada hal yang tidak jelas, bertanyalah pada agen asuransi yang bersangkutan. Jika agen kurang dapat memberikan jawaban yang memuaskan, ada baiknya mencari alternatif produk asuransi lain dengan agen yang lebih berkompeten.
Nah, itu dia seluk beluk asuransi unit link dan kondisinya yang harus dipahami. Sekali lagi, tak ada yang salah dengan produk ini, hanya saja kamu perlu untuk mencermatinya agar dapat menyesuaikan dengan kebutuhanmu.
Tak hanya asuransi unit link, produk keuangan apa pun juga tak akan dapat memberikan manfaat yang baik jika tidak sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan. So, ada baiknya memang kita perlu untuk mempelajarinya lebih dulu, sehingga kita tahu dan paham betul bagaimana cara kerja, risiko, serta keuntungan dari produk tersebut sebelum mulai menggunakannya. Produk apa pun itu.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Investasi Saham: Pengertian, Keuntungan, Risiko, dan 5 Tip Terbaiknya
Investasi saham merupakan salah satu jenis instrumen yang paling banyak diminati berbagai kalangan. Mulai dari anak muda hingga orang-orang tua, semua pengin berinvestasi saham. Sayangnya, banyak yang mengaku nggak punya waktu untuk belajar investasi dulu.
Nah, ini nih. Maunya dapat cuan, tapi cara investasi yang dilakukan kurang bener. Cuma ikut-ikutan atau FOMO. Jadilah, rugi.
Padahal ya, saham adalah salah satu instrumen yang legit banget buat bantu kita wujudkan tujuan keuangan, terutama jangka panjang. Pasalnya, pertumbuhan saham dalam jangka waktu panjang, secara historis, itu memang menguntungkan banget loh. Belum lagi ada elemen compound interest.
Tertarik untuk investasi saham? Yuk, belajar dulu! Setidaknya, kemudian kamu akan dapat mengambil tanggung jawab terhadap keputusan investasimu sendiri, enggak sekadar ikut-ikutan. Simak hal-hal yang perlu kamu ketahui berikut ini.
Pengertian Investasi Saham
Investasi saham adalah penanaman modal berbentuk penyetaraan sejumlah dana yang dilakukan oleh perorangan maupun badan usaha. Nantinya, melalui instrumen tersebut, investor otomatis memiliki klaim dari aset dan penghasilan perusahaan, serta berhak menghadiri rapat RUPS atau Rapat Umum Pemegang Saham.
Sebagai investor, kamu bisa membeli dan menjual saham melalui perantaraan perusahaan sekuritas atau broker saham. Laba menjadi keuntungan yang akan diperoleh untuk pemegang investasi saham. Laba tersebut adalah laba atas modal awal yang disetorkan beserta peningkatan ekonomi bisnis. Maka, kinerja perusahaan yang baik akan sangat memengaruhi untung rugi.
Perbedaan Investasi Saham dan Trading Saham
Meskipun sama-sama melakukan transaksi saham, investasi dan trading saham berbeda. Perbedaannya terletak pada beberapa hal.
Yang pertama, jangka waktunya. Trading saham biasa dilakukan jika seseorang ingin mendapatkan untung dalamm waktu yang lebih pendek. Cara investasi saham biasanya akan memiliki horizon waktu yang lebih panjang.
Karena horizonnya berbeda, maka strateginya pun berbeda. Perlakuan dan pengamatan terhadap pasar juga berbeda.
Pada investasi saham, investor akan mendapatkan fasilitas seperti dividen, dan juga hak pemecahan saham. Trader saham bisa jadi tidak akan “sempat” mendapatkan dividen, karena rata-rata dari mereka hanya memegang saham dalam waktu yang singkat dengan mengejar keuntungan berupa capital gain, sedangkan dividen biasanya dibagikan setahun satu kali saja.
Buat kamu yang masih pemula, strategi investasi saham dalam jangka panjang akan lebih sesuai. Apalagi jika kamu sudah menetapkan tujuan keuangan, yang lebih dari 10 tahun. Saham bisa jadi instrumen yang paling pas.
Bagaimana Cara Kerja Investasi Saham?
Investasi saham yang punya risiko yang terbilang cukup tinggi ini sejalan dengan besar keuntungan yang didapatkan apabila berhasil. Sebab itu,untuk meminimalkan kerugian, adalah penting untuk mengetahui cara kerja instrumen ini.
Saat kamu memutuskan untuk investasi saham, maka kamu menjadi pemilik dari sebagian perusahaan yang kamu beli sahamnya. Contohnya, jika ada 10 ribu lembar saham terbuka untuk publik, dan kamu memiliki seribu lembar di antaranya, artinya kamu menjadi pemilik 10% saham dari perusahaan tersebut. Dana yang didapatkan dari penawaran saham kepada publik akan dipakai oleh perusahaan untuk mengelola bisnis.
Apa Tujuan Investasi Saham?
Setiap orang biasanya memiliki tujuan investasi yang berbeda-beda. Namun, pada umumnya tujuan investasi, yaitu:
- Menyiapkan dana untuk tujuan keuangan tertentu
- Mengembangkan aset
- Membangun sumber passive income
- Rencana waris
- Dan sebagainya
Kamu sendiri, pasti juga memiliki tujuan investasimu sendiri. Tujuan investasi sangat penting untuk dimiliki sejak kamu berniat untuk mulai investasi. Dengan demikian, aktivitas investasi kamu tertarget, dan kamu pun bisa lebih konsisten melakukannya.
Jenis-Jenis Investasi Saham yang Perlu Diketahui
Ada beberapa sektor bisnis yang biasanya dijadikan sebagai ketagori investasi. Sampai dengan saat ini, setidaknya tercatat 711 perusahaan yang telah mendaftarkan perusahaannya di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang datang dari berbagai sektor.
Secara umum, sektor bisnis ini terbagi menjadi 9, yaitu:
- Finance
- Mining
- Property and real estate
- Agrikultur
- Consumer goods industry
- Trade, service, and investment
- Miscellaneous industry
- Chemical and Basic Industry
- Infrastructure, utility and transportation
Sektor mana yang paling berpotensi menguntungkan? Nah, di sinilah kamu perlu untuk melakukan analisis. Meliputi bagaimana kondisi industri saat ini, bagaimana perkembangan ke depannya, apakah ada kebijakan pemerintah yang mendukung, tantangan terbesar apa yang harus dihadapi, dan seterusnya. Hal-hal inilah yang nantinya akan memengaruhi perkembangan nilai saham emiten yang bergerak di sektor industri yang kamu minati.
Selain berdasarkan sektor bisnis, snvestasi saham juga dibagi lagi menjadi dua kategori menurut karakteristik pemiliknya, yaitu biasa dan preferen. Jika saham biasa, kamu akan memegang kepemilikan dari perusahaan yang telah dinyatakan dalam lembaran surat berharga. Sedangkan investasi saham preferen yaitu pemegangnya diberikan kedudukan prioritas dalam pembagian dividen dan berkesempatan untuk mendapatkan hak terkait penentuan kebijakan perusahaan tersebut.
Keuntungan Investasi Saham
Sudah beberapa kali disinggung sebelumnya, bahwa nvestasi saham memiliki return yang terbilang tinggi. Keuntungan saham umumnya didapat dari:
- Dividen saham, yaitu keuntungan yang didapatkan investor atas pembagian dividen sesuai dengan banyaknya modal yang ditanamkan, atau kepemilikan saham.
- Capital gain, yaitu keuntungan yang didapatkan selisih antara harga jual dengan harga beli. Semakin banyak dana yang diinvestasikan, semakin besar pula potensi capital gain yang didapatkan.
Risiko Investasi Saham
Di balik keuntungan besar yang diberikan pada investasi saham, ada risiko tinggi di baliknya yang harus dikelola. Salah satunya adalah kerugian yang pergerakannya sangat fluktuatif, membuat harga jualnya bisa anjlok sewaktu-waktu. Kalau kamu menjual saham dengan harga yang lebih rendah ketimbang saat membelinya, maka risiko pasar yang disebut dengan capital loss ini akan kamu alami.
Risiko lainnya, jika perusahaan bangkrut berdasarkan putusan pengadilan, itu artinya harus dilikuidasi. Jika terjadi, biasanya pemegang saham hanya akan mendapatkan sisa harta dari perusahaan setelah semua kewajiban ditunaikan oleh perusahaan kepada para stakeholder lain, kecuali jika memang kreditur preferen.
Terakhir, investasi saham bisa mengalami delisting. Delisting merupakan kondisi ketika harus dihapus dari bursa saham oleh BEI.
Tips Investasi Saham untuk Pemula
Berikut beberapa hal yang mesti diperhatikan, jika kamu memang ingin berinvestasi pada instrumen ini:
- Lakukan analisis terhadap perusahaan penerbit sahamnya, jangan malas untuk baca juga laporan keuangannya.
- Investasi sesuai tujuan, kebutuhan, dan kemampuanmu, sehingga nantinya jika untung ya kamu nikmati sendiri, jika rugi pun tanggung jawabnya ada padamu sendiri juga.
- Kelola keuanganmu agar tetap sehat, sehingga investasi juga lancar
- Pilih sekuritas yang tepercaya, legal, dan diawasi oleh OJK. Beli saham secara online saja, supaya lebih praktis.
- Diversifikasikan sesuai kemampuan dan profil risikomu.
Nah, itulah hal-hal yang perlu kamu ketahui jika tertarik terjun dalam dunia investasi saham. Investasi saham ini memang sangat menjanjikan dengan memberikan return yang tinggi. Tapi bisa sangat merugikan jika tidak disertai pengetahuan yang cukup.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Keuangan Bisnis yang Baik Menghasilkan Strategi Usaha yang Matang, Ini 3 Prinsipnya!
Di masa-masa krisis seperti ini, bisa survive dalam berbisnis menjadi perjuangan tersendiri. Selain harus me-maintain pasar yang sekarang sudah ada, seorang pemilik bisnis juga harus sigap dalam pengelolaan keuangan bisnis miliknya. Apalagi ketika ia ingin agar usahanya berkembang, sehingga berencana untuk melakukan ekspansi.
Ya, salah satu tantangan terbesarnya memang soal modal.
Biaya operasional—seperti biaya sewa tempat—menjadi salah satu hal yang paling krusial dalam bisnis, di samping masih banyaknya kesalahan yang dilakukan menambah berat beban keuangan bisnis. Salah satu kesalahan yang masih sering terjadi adalah campur aduknya keuangan bisnis dengan keuangan pribadi, sehingga menyebabkan cash flow menjadi tidak jelas dan mengakibatkan bisnis jadi rentan bangkrut bahkan di tahun pertamanya.
Padahal, strategi bisnis—terutama jika ingin melakukan ekspasi—yang baik selalu berawal dari pengelolaan keuangan yang baik. Ini berlaku baik ketika baru mulai ataupun ketika hendak mengembangkannya.
Berikut 3 hal yang seharusnya diperhatikan oleh pemilik bisnis mana pun, agar bisnisnya terhindar dari jebakan gulung tikar di tahun pertama, dan bisa membuat strategi bisnis yang matang dengan berawal dari pengelolaan keuangan bisnis yang baik.
3 Prinsip Pengelolaan Keuangan Bisnis
1. Pisahkan keuangan bisnis dan keuangan pribadi
Yups, ini adalah prinsip yang pertama dan paling dasar, karenanya harus segera diperbaiki jika memang saat ini pemilik bisnis masih mencampuradukkan keuangan bisnis dengan keuangan pribadinya.
Milikilah setidaknya dua rekening bank yang berbeda; yang satu untuk menyimpan uang bisnis dan yang lain untuk keperluan pribadi. Dengan demikian, cash flow masing-masing memiliki jalurnya sendiri-sendiri, sehingga pengalokasiannya juga menjadi lebih jelas.
Jika kita bisa memisahkan keduanya, saat ada sesuatu yang terjadi pada salah satunya, maka yang lain tidak akan banyak terpengaruh dan tetap terkondisikan dengan baik.
2. Miliki laporan keuangan yang rapi dan detail
Saat memutuskan untuk mengekspansi bisnis, atau berniat untuk menambah modal, maka pemilik bisnis harus mengevaluasi dulu kondisi keuangan bisnisnya. Di sinilah ia akan membutuhkan laporan keuangan bisnis yang detail.
Karenanya, usahakan untuk memiliki catatan keuangan yang rapi dan detail sejak awal. Percayalah, mungkin akan terdengar membosankan ya, mencatat pengeluaran, pemasukan, inventaris, dan sebagainya. Tetapi pada akhirnya, laporan keuangan ini bisa menjadi salah satu senjata untuk pengembangan strategi bisnis yang matang dan komprehensif.
Cari informasi bagaimana cara membuat laporan keuangan yang baik, dan belajar melakukannya dengan saksama.
3. Amankan dana darurat bisnis
Setiap pemilik bisnis tentu ingin usahanya berkembang; menjangkau pasar lebih luas, menambah variasi produk sehingga lebih banyak pilihan bagi konsumennya, dan sudah pasti, dengan usaha yang berkembang, keuntungan pun semakin banyak.
Namun, sebelum sampai ke situ, ada yang perlu diperhatikan dan dilakukan dulu, yaitu memastikan keamanan keuangan bisnis. Selain dengan mengevaluasi laporan keuangan yang sudah ada, dana darurat bisnis juga harus dalam kondisi aman.
Kelola dan maksimalkan seluruh sumber daya yang ada dulu, agar keuangan bisnis menjadi lebih aman, sebelum akhirnya memutuskan untuk ekspansi. Karena aktivitas ekspansi bisnis akan membutuhkan modal yang lebih besar, dan sudah tentu berisiko. Jangan sampai, kita sudah berekspansi, tetapi ternyata modal tergerus sampai habis. Apalagi jika kemudian kita juga melakukan pinjaman modal. Kalau tanpa terkelola dengan baik, bisa jadi tuh, kelangsungan bisnis terancam.
Upgrade Skill Yuk!
Memang, sebagai pemilik bisnis, kita harus selalu optimis dan visioner. Tetapi, itu saja tidak cukup. Pastikan dulu support system kita mendukung, keuangan bisnis aman, baru deh kita bisa menjalankan strategi dan rencana ekspansi yang sudah disusun.
Sebagai pemilik bisnis, kita memang harus siap untuk selalu belajar; upgrade ilmu dan keterampilan dalam pengelolaan bisnis. Satu dua kesalahan masih kita lakukan tentu tak mengapa, asalkan kita juga kemudian bisa sigap untuk memperbaikinya.
Mau survive di masa krisis? Atau malah berniat ekspansi di saat-saat seperti ini? Enggak masalah kok. Kita pasti bisa melakukannya. Yuk, bergabung di FCOS Business Class QM Financial; sebuah kelas yang khusus dirancang bagi para pemilik bisnis. Ada berbagai topik yang ditawarkan, dan bisa dipilih sesuai kebutuhan. Cek jadwalnya, dan segera daftar ya.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Memulai Bisnis di Tahun 2021 dan Mengembangkannya di Masa Krisis
Apakah sekarang waktunya bagi para (calon) pebisnis untuk “hidup” kembali; memulai bisnis dan mengembangkannya sementara kondisi krisis masih sepenuhnya belum teratasi? Mengingat sebagian besar aktivitas kita sudah kembali seperti semula, meski harus tetap melakukan protokol kesehatan secara ketat.
Di Amerika sendiri tercatat, bahwa meskipun 43.9% dari pemilik bisnis kecil bersikap “wait and see” selama pandemi berlangsung—artinya, mereka menunda ekspansi bisnis, dan hanya mengelola dan mengerjakan apa yang sudah ada—tapi ada sejumlah 18.4%-nya justru mengalami pertumbuhan bisnis yang luar biasa selama pandemi, dan hanya 2.6% saja yang akhirnya menyerah dan menutup bisnisnya.
Lalu, bagaimana dengan Indonesia?
Tak bisa dimungkiri, bahwa UMKM merupakan nadi dari pergerakan ekonomi Indonesia. Sebesar 99.9% dari keseluruhan usaha yang ada di Indonesia merupakan UMKM. Data ini merupakan data yang dirilis oleh BPS di tahun 2020.
Pandemi COVID-19 tak pelak juga menghajar sektor UMKM, dan memberikan dampak signifikan. Dilaporkan oleh Kementerian Koperasi, ada 30% UMKM yang operasionalnya sangat terganggu. Namun, ternyata 50 – 70%-nya mampu menciptakan banyak inovasi dan pivot-pivot kreatif selama pandemi, sehingga mereka berhasil bertahan, bahkan beberapa di antaranya mampu mengekspansi bisnis dan akhirnya melejitkan penjualan dengan memanfaatkan kebutuhan baru masyarakat.
Ini adalah bukti bahwa wirausahawan atau para pemilik bisnis adalah “ras” yang mandiri dan bertekad, tak mau menyerah pada kondisi, dan punya daya survival yang tinggi.
Luar biasa, bukan?
Memulai Bisnis dan Mengembangkannya di Saat Krisis
Mungkin kamu pernah mendengar pepatah, “When life hands you lemon, make lemonade.” Atau seperti kata Matshona Dhliwayo—seorang entrepreneur sekaligus penulis buku best seller, “When life hands you dirt, plant seed.”
Intinya bahwa kita pasti bisa survive—apa pun kondisinya—asalkan kita cukup kreatif untuk menemukan solusi dengan memanfaatkan apa yang ada, dan tetap berusaha.
Saat pandemi melanda, pemilik bisnis yang cerdas akan segera belajar untuk mencari solusi agar bisnis tetap bertahan, sementara (calon) pemilik bisnis yang lain dapat memulai bisnis dengan berusaha “mencuri” peluang yang ditinggalkan oleh mereka yang menyerah.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh kamu, yang saat ini berniat untuk memulai bisnis meski masih krisis.
1. Mulailah dengan sumber daya yang ada
Start small. Ini akan menjadi langkah yang bijak jika kamu hendak memulai bisnis sekarang. Mimpi boleh saja besar, tujuan boleh saja jangka panjang, tetapi titik awal boleh kecil dulu.
Salah satunya, cek sumber daya yang sekarang sudah ada dan manfaatkanlah apa yang ada ini semaksimal mungkin. Kamu bisa mempertimbangkan untuk merekrut para freelancer dulu, alih-alih langsung merekrut staf tetap. Secara operasional, biaya menyewa freelancer akan lebih ringan karena mereka dibayar per project atau per job. Ketika job tak ada, mereka bisa istirahat dulu.
Begitu juga kalau kamu butuh peralatan kerja. Pertimbangkan untuk mencari yang bekas dulu tetapi dalam kondisi baik. Memang akan sedikit tricky, tetapi luangkan waktu agar bisa teliti sebelum membeli.
2. Perkuat keuangan
Mulai bisnis berarti harus mulai mengelola keuangan dengan benar sejak awal. Pisahkan keuangan bsinis dari keuangan pribadi, agar tak tercampur aduk sehingga akan menyulitkan untuk menelusur, mana yang merupakan laba bisnis dan mana yang jadi uang pribadi.
Jangan sampai malah semua tersabotase lantaran nggak jelas, mana yang seharusnya dipakai untuk perputaran bisnis dan mana yang bisa dipakai untuk keperluan pribadi.
Mulai belajar membuat laporan keuangan yang rapi dan detail ya.
3. Mulai dari rumah
Yes, memulai bisnis, mulai saja dulu dari rumah. Sulap salah satu atau beberapa sudut rumah menjadi tempat kerja yang nyaman.
Kalaupun kamu punya beberapa karyawan, mungkin nggak untuk dikerjakan di rumah masing-masing? Ya, paling sesekali bisa berkumpul untuk meeting—meskipun meeting pun bisa juga dilakukan secara daring. Yang penting, tekan dulu biaya operasional untuk sewa tempat jika masih memungkinkan.
4. Strategi pemasaran yang efisien dan efektif
Manfaatkan metode pemasaran gratis atau yang berbiaya rendah untuk mempromosikan bisnis. Media sosial, misalnya.
Lakukan market research, target pasar seperti apa yang akan disasar, dan target audience seperti apa yang hendak dirangkul, dan di mana mereka biasa “berkumpul”? Karena masing-masing platform media sosial punya massanya sendiri-sendiri. Agar kita bisa menjual produk atau jasa tempat yang tepat, ya silakan ditelusuri orang-orang seperti apa yang berkumpul di masing-masing platform.
5. Go digital
Zaman now—apalagi di masa pandemi, ketika setiap orang diminta untuk melakukan physical distancing—go digital menjadi syarat mutlak jika kamu hendak memulai bisnis.
Berinvestasilah pada teknologi digital secara lebih agresif. Manfaatkan semua tools yang bisa dipakai, dan buat alur kerja yang lebih efisien dan efektif dengan mempergunakan teknologi yang sudah ada.
Nah, bagaimana? Siap untuk memulai bisnis kamu? Agar lebih siap lagi, ikut kelas FCOS Business Class yuk! Cek jadwal kelas-kelas finansial online QM Financial, dan pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Pentingnya Laporan Keuangan Bisnis untuk Pengembangan Usaha
Laporan keuangan bisnis adalah hal yang sangat penting, terutama jika kamu hendak naik kelas dari berdagang menjadi berbisnis. Laporan keuangan ini juga yang menjadi perbedaan mendasar antara berdagang dan berbisnis.
Apa Itu Laporan Keuangan Bisnis?
Laporan keuangan bisnis adalah catatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi dalam periode tertentu untuk keperluan bisnis.
Untuk perusahaan yang besar, pembuatan laporan keuangan bisa jadi proses yang cukup panjang, melalui proses audit dan diuji liabilitasnya. Tetapi untuk bisnis kecil enggak harus serumit itu juga. Yang penting, arus kas keluar dan masuk, begitu juga dengan stok, aset, serta kewajiban tercatat semua dengan detail dan jelas, sehingga terlihat neraca secara keseluruhan. Dengan demikian, jika ada ketidakseimbangan, bisa langsung diketahui dengan cepat.
Pentingnya Laporan Keuangan Bisnis
Tolok Ukur Kinerja
Laporan keuangan bisnis bisa menjadi alat untuk mengukur kinerja bisnis yang sudah kamu jalankan, karena dalam laporan bisnis akan ada catatan kas keluar dan masuk, juga ada catatan aset serta kewajiban yang harus dilakukan.
Dari sini kemudian terlihat berapa laba yang didapatkan oleh bisnis dalam jangka waktu tertentu. Dengan diketahuinya laba, kamu bisa mengukur seberapa berhasilnya kamu dalam berusaha. Dari catatan itu pula, kamu bisa tahu, bagian mana yang perlu diperbaiki.
Untuk Menghitung Laba
Dalam laporan keuangan, tercatat dengan jelas semua aktivitas transaksi yang terjadi selama periode tertentu, sehingga akan lebih mudah juga bagi kita untuk menghitung laba bisnis yang kita dapatkan.
Pastinya, kamu berharap bisnismu mendatangkan laba dong ya? Kalau enggak, ya, namanya bukan bisnis dong. Nah, laba ini tidak hanya serta merta didapat dari hasil jualan dikurangi hasil kulakan saja dalam bisnis, tetapi ada perhitungan yang komprehensif meliputi semua proses bisnis yang terjadi.
Tanpa laporan keuangan, rasanya cukup sulit lho bisa menentukan laba dengan akurat.
Untuk Menentukan Gaji/Komisi Pemilik Bisnis
Sebagai pemilik bisnis, kamu punya hak atas gaji atau komisi dari jerih payahmu mengelola bisnismu itu. Iya dong, boleh saja kalau mau diambil. Kan kamu sudah bekerja keras. Nah, meskipun nanti gaji atau komisi kamu itu dikembalikan lagi ke modal, itu tentunya adalah keputusanmu sendiri.
Untuk menentukan gaji atau komisi si pemilik bisnis, laporan keuangan bisnislah yang menjadi acuan. Nggak boleh dong sembarang jumput. Jumput sikit jumput sikit, lama-lama habis deh modal.
Untuk Menambah Modal
Laporan keuangan bisnis merupakan salah satu “senjata” bagi pemilik bisnis untuk menambah modal, sekiranya ia mempertimbangkan untuk mencari investor lagi.
Misalnya, pengin mengajukan pinjaman modal ke bank, maka apa yang ada dalam laporan keuangan bisnislah yang akan menjadi bahan pertimbangan pertama bagi pihak bank untuk meloloskan pengajuan pinjaman tersebut.
Jika laporan keuangannya ternyata kurang menjanjikan, apalagi prospek bisnis ke depan juga kurang meyakinkan, bisa jadi pengajuan pinjaman modal akan ditolak.
Untuk Ekspansi
Dari mencermati laporan keuangan bisnis, kamu sebagai pemilik bisnis bisa merencanakan ekspansi ke arah yang lebih baik. Dari kondisi keuangan bisnis, kamu bisa menentukan strategi bisnis seperti apa yang kamu butuhkan untuk mengembangkan bisnis.
Tentunya, kamu mau dong, bisnis berkembang, ya kan?
Nah itu dia beberapa pentingnya laporan keuangan bisnis untuk dibuat. Apakah kamu sekarang sudah memiliki laporan keuangan bisnis? Ataukah, kamu masih berdagang, karena kamu belum punya laporan keuangan bisnis yang komprehensif?
Sebenarnya juga tak ada salahnya dengan berdagang. Yang penting kan, kamu sudah mulai usaha. Sedikit demi sedikit, tingkatkan saja manajemen dan juga keterampilanmu untuk mengelola bisnis dan mengembangkannya supaya lebih baik lagi.
Ikutan Financial Dialogue Vol. 05 yuk! Temanya cocok banget buat kamu, para pemilik bisnis, yang pengin naik kelas, yaitu Life & Money: Dari Dagang Menjadi Bisnis.
Menghadirkan berbagai pakar multidisiplin, mulai dari Ligwina Hananto – Lead Financial Trainer QM Financial dari perspektif finansial, Mo Sidik – Standup Comedian, Founder Ketawa Comedy Club, Online Seller, serta Kania A. Anggiani — Entrepreneur & Mom of 2 dari perspertif bisnis, dan William Budiman – Founder Aethra Learning Center, Positive Psycology Practitioner dari perspektif psikologis. Event ini akan diadakan di hari Sabtu, 28 November 2020, pukul 13.00 – 15.00 WIB via Webinar Zoom. Segera ini ya, supaya enggak kehabisan tempat! ya!
Jangan lewatkan diskusi seru ini!
Fund Fact Sheet Reksa Dana: Begini Cara Membaca dan Memahaminya
Reksa dana merupakan salah satu instrumen investasi yang banyak disarankan untuk dimanfaatkan oleh investor pemula. Nah, jika kamu sudah menjadi investor reksa dana, maka penting buat kamu untuk memahami kinerjanya dan paham bagaimana memantau perkembangannya. Hal ini bisa kamu lihat dari fund fact sheet reksa dana yang kamu miliki.
Sayangnya, masih banyak investor pemula yang belum tahu apa dan bagaimana pemanfaatan fund fact sheet reksa dana ini sampai sekarang. Padahal ini penting. Banget. Karena dengan paham fund fact sheet reksa dana ini, kamu bisa menganalisis manajer investasi yang paling pas kebutuhanmu dan juga bisa kamu manfaatkan juga ketika kamu melakukan review terhadap investasi reksa dana yang sudah kamu lakukan.
Apa Itu Fund Fact Sheet Reksa Dana?
Bisa dibilang, fund fact sheet reksa dana merupakan laporan keuangan produk reksa dana di mana kamu investasikan danamu. Fund fact sheet ini dikeluarkan oleh manajer investasi, yang meliputi ringkasan kinerja dan operasional reksa dana yang mereka kelola secara keseluruhan. Biasanya sih terdiri atas satu halaman saja, tapi sangat full informasi.
Laporan ini pada prinsipnya sama saja sih antara manajer investasi satu dengan yang lainnya. Yang membedakan cuma desain layoutnya saja. Jadi, enggak akan masalah, sekali belajar kamu akan paham bagaimana cara membacanya, untuk semua fund fact sheet reksa dana yang ada.
Kamu dapat melihat fund fact sheet ini di aplikasi ataupun situs manajer investasi mana pun yang mengelola investasi reksa dana. Kamu bisa bebas memeriksanya, karena memang salah satu syarat untuk bisa beroperasi adalah manajer investasi menyediakan informasi yang setransparan mungkin mengenai dana kelolaan mereka.
Jadi, kalau ada yang mengaku manajer investasi, tetapi laporan keuangannya enggak ada, wah … itu sangat patut dicurigai deh.
Apa Saja yang Ada dalam Laporan Keuangan Reksa Dana Ini?
Ada beberapa data yang bisa kamu temukan dalam laporan keuangan reksa dana, di antaranya:
- Prospektus reksa dana, yaitu dokumen yang berisi informasi penawaran instrumen investasi–dalam hal ini reksa dana. Dalam prospektus ini ada dasar hukum investasi reksa dana, profil pengelola, kebijakan investasi, risiko yang harus dipahami, cara jual dan beli, biaya-biaya, dan informasi penting lainnya. OJK sangat menyarankan pada investor pemula untuk membaca dan memahami prospektus ini sebelum mulai berinvestasi, agar benar-benar paham atas segala risiko yang bisa terjadi dalam prosesnya nanti.
- Laporan keuangan dan laporan tahunan, yang diaudit oleh kantor akuntan publik terkait dana kelolaannya.
- Fund fact sheet, yang akan kita bahas dalam artikel kali ini. Fund fact sheet bisa dikatakan layaknya buku manual terkait investasi reksa dana yang kamu lakukan. Dengan memahaminya, kamu akan dapat menganalisis, apakah reksa dana yang kamu pilih tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan dan tujuan keuanganmu.
Apa Saja yang Harus Dipahami dalam Fund Fact Sheet Reksa Dana?
Sekali lagi, fund fact sheet reksa dana bisa berbeda satu manajer investasi satu dengan yang lainnya, tetapi bagian-bagian penting berikut ini akan selalu ada.
- Nilai Aktiva Bersih (NAB), yang menunjukkan nilai total aset bersih kamu setiap harinya. Jika angka dalam nilai aktiva bersih ini ada peningkatan dalam periode tertentu, maka kamu berarti mendapatkan imbal yang besarannya dari selisih NAB hari ini dikurangi NAB semula.
- Unit Penyertaan, yang menunjukkan tingkat pembelian dan penjualan produk reksa dana yang dilakukan oleh manajer investasi.
- Kinerja reksa dana, yang dilihat dari data historis pengelolaan dana investasi dari para investornya dalam periode tertentu, yaitu 1, 3, 6, 12 bulan hingga 3 dan 5 tahun, bahkan sejak peluncuran. Di bawah grafik kinerja reksa dana, ada informasi pembanding atau tolok ukur sebagai benchmark atau indikator kinerja produk reksa dana terkait; apakah lebih tinggi atau lebih rendah dari produk sejenisnya.
- Komposisi portofolio, yang merupakan informasi proporsi penempatan dana kelolaan yang diinvestasikan oleh si manajer investasi dalam instrumen tertentu. Misalnya, manajer investasi reksa dana pasar uang ada yang menempatkan dana investasinya dalam produk deposito sebesar 71% dan obligasi jatuh tempo kurang dari 1 tahun sebesar 29%. Dari sini kita bisa mengukur tingkat risikonya, dan bisa disesuaikan dengan profil risiko kita sendiri.
- Daftar 10 kepemilikan efek terbesar dalam portofolio manajer investasi, di mana terdapat informasi 10 produk investasi dengan proporsi terbesar yang teralokasi dari dana kelolaan manajer investasi yang bersangkutan.
Nah, itulah sedikit seluk-beluk fund fact sheet reksa dana yang perlu dipahami oleh investor pemula. Dengan membaca fund fact sheet ini, kamu bisa memutuskan manajer investasi mana yang bisa kamu manfaatkan untuk membantu memenuhi kebutuhan dan tujuan keuanganmu.
Cukup sederhana dan mudah memahaminya kan? Iyalah, lebih mudah daripada memahami mantan. #ehgimana
Jangan tunda lagi investasinya ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Mau Jadi Perencana Keuangan untuk Diri Sendiri? 7 Hal Ini Harus Dipelajari Dulu!
Seorang perencana keuangan dibutuhkan ketika kita merasa kesulitan mengatasi permasalahan keuangan yang terjadi, atau ketika kita merasa kewalahan mengelola keuangan pribadi kita. Mereka akan membantu menawarkan berbagai macam solusi, agar kemudian kita bisa sukses meraih tujuan-tujuan finansial kita.
Pernahkah kamu mempertimbangkan untuk menjadi perencana keuangan untuk dirimu sendiri?
Hmmm, sounds interesting ya? Iyaps, karena dengan menjadi perencana keuangan bagi diri sendiri (dan keluarga), kita bisa membuat berbagai keputusan keuangan sendiri. Semua bisa dipertimbangkan menurut kebutuhan dan keinginan kita sendiri. Kita juga bisa bertanggung jawab atas keputusan-keputusan itu terhadap diri sendiri. Rasanya, bebas banget mau menentukan, pengelolaan seperti apa yang kita inginkan dan bisa mengoptimalkannya sesuai kemampuan dan kebutuhan kita.
Yes banget kan? Nah, mari kita lihat beberapa hal yang perlu kamu pelajari jika kamu ingin menjadi perencana keuangan untuk dirimu sendiri.
7 Hal untuk Menjadi Perencana Keuangan Bagi Diri Sendiri
1. Membuat catatan atau laporan keuangan
Nah, kamu pasti sudah tahu, apa pentingnya membuat laporan arus kas keuangan pribadi ini kan?
Yes, catatan atau laporan keuangan yang detail dan rapi dapat membantumu untuk mencermati jika ada hal-hal yang perlu diperbaiki dalam keuangan, bisa mencari solusinya, dan dengan catatan pengeluaran, kamu juga bisa mengendalikan belanja sehingga kamu bisa lebih banyak menabung demi tujuan finansialmu.
2. Membuat anggaran
Anggaran belanja ini sepenting catatan pengeluaran. Buku catatan keuanganmu belumlah lengkap tanpa adanya anggaran belanja.
Untuk bisa menjadi perencana keuangan untuk diri sendiri–dan kemudian membuat rencana keuangan yang komprehensif–kamu harus bisa membuat anggaran untuk berbagai macam keperluan.
Ingat, kebutuhan akan selalu lebih banyak daripada sumber daya yang kita miliki. Tanpa anggaran, kita bisa salah prioritas, sehingga bisa jadi kita malah terlalu banyak membelanjakan uang ke hal-hal yang kurang penting.
3. Merumuskan tujuan keuangan
Tak semua orang tahu apa yang mereka inginkan. Banyak loh, yang hanya sekadar menjalani hidup, tanpa ada intensi untuk meningkatkan kualitasnya, karena menjadikan penghasilan yang pas-pasan sebagai alasan.
Padahal, dengan pengelolaan keuangan yang baik, gaji atau penghasilan seberapa besar pun tak akan menjadi masalah. Ini bisa diatasi jika kamu mau menjadi perencana keuangan untuk dirimu sendiri.
Salah satunya, kita harus memiliki tujuan keuangan yang disusun berdasarkan prioritas. Ini butuh keterampilan khusus, karena yah, sekali lagi, keinginan dan kebutuhan akan selalu lebih banyak daripada sumber daya. Jadi, kita mesti pintar-pintar mengatur sumber daya itu agar semua kebutuhan bisa terpenuhi.
4. Memilih instrumen investasi yang tepat
Untuk merealisasikan tujuan keuangan yang sudah kamu susun, kamu perlu bantuan beberapa instrumen investasi yang tepat. Hal ini harus kamu pelajari betul jika ingin menjadi perencana keuangan bagi diri sendiri.
Jangan mikir yang ribet dulu. Belajar investasi itu layaknya sekolah. Kamu enggak bisa tahu-tahu duduk di bangku SMA, tapi harus menjalani pendidikan di playgroup dulu, kemudian TK, SD, SMP, dan kemudian baru SMA dan melanjutkan ke perguruan tinggi. Yes, bertahap.
Jadi, belajar investasi itu seharusnya bisa dilakukan oleh semua orang, apalagi buat mereka yang sudah punya niat kuat untuk menjadi perencana keuangan untuk diri sendiri dan keluarga. Pasti akan terasa lebih mudah ketika kamu belajar one step at a time. Yang penting, kenalan dulu!
5. Bijak kelola utang
Utang bisa jadi penghambat besar untukmu, jika kamu tidak bisa mengelola keuangan dengan baik. Padahal, di sisi lain, utang juga dibutuhkan agar kita bisa meraih hal-hal di luar jangkauan yang dapat meningkatkan kualitas hidup kita di depan.
Karenanya, kalau mau menjadi perencana keuangan bagi diri sendiri, bisa bijak mengelola utang adalah satu skill yang mutlak untuk dimiliki.
6. Mengenal berbagai jenis proteksi
Tanpa proteksi, rencana keuangan bisa hanya tinggal rencana. Tujuan keuangan bisa gagal dicapai. Karenanya, proteksi ini mutlak dimiliki, seperti yang sudah dijelaskan dalam Blueprint of Your Money.
Ada 2 jenis proteksi yang wajib kamu miliki sebagai jaring pengaman rencana keuanganmu: asuransi kesehatan dan asuransi jiwa. Bagaimana cara memilih asuransi yang paling cocok, dan bagaimana perhitungannya? Kamu bisa mempelajarinya dengan mudah kok.
7. Memotivasi diri sendiri
Menjadi perencana keuangan untuk diri sendiri pastinya bukan proses yang mudah, tetapi juga enggak sesulit yang dibayangkan. Setidaknya, kamu enggak perlu sertifikat-sertifikat tertentu untuk menjadi seorang perencana keuangan untuk diri sendiri, karena kamu “hanya” perlu bertanggung jawab pada dirimu sendiri, terhadap keputusan-keputusanmu sendiri.
Tentunya, kamu mau yang terbaik dong untuk dirimu sendiri?
Karena itu, kamu perlu belajar untuk memotivasi diri sendiri untuk terus belajar mengelola keuangan. Tanpa motivasi, rasanya mustahil untuk bisa konsisten, ya kan? Padahal konsistensi sangat diperlukan, terutama untuk mewujudkan rencana jangka panjang.
Nah, tertarik untuk menjadi perencana keuangan untuk diri sendiri dan juga untuk keluarga?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Memulai Bisnis Kecil di Masa New Normal: 5 Hal yang Harus Disiapkan
Pemerintah telah menetapkan bahwa Indonesia sudah memasuki masa the new normal, demi bisa mengembalikan kegiatan ekonomi seperti semula. Lalu, bagaimana dengan kamu yang sudah memiliki cita-cita untuk memulai bisnis di tahun 2020, tetapi harus terhambat karena pandemi COVID-19? Apakah sekarang waktu yang tepat untuk mulai membangun bisnis kecil yang sudah kamu idamkan?
Ya, kenapa enggak? Selalu ada waktu terbaik untuk memulai bisnis, termasuk sekarang: pasca pandemi. Hanya saja, memang perlu persiapan yang berbeda. Nah, kita bahas yuk! Kamu boleh menambahkan jika sekiranya ada hal yang terlewatkan di kolom komen nanti.
5 Persiapan untuk Memulai Bisnis Kecil Kamu di Masa New Normal
1. Buat rencana bisnis
Rencana bisnis adalah hal terpenting yang harus kamu buat saat hendak memulai bisnis, kapan pun, terlebih sekarang saat kamu akan membangun bisnis di masa new normal.
Mengapa? Karena kebiasaan orang (yang mungkin termasuk dalam target pasarmu) yang berubah.
Jadi, milikilah rencana dan strategi bisnis yang realistis, yang kemudian bisa kamu breakdown atau pecahkan dalam beberapa tahap.
Misalnya, kamu ingin mulai bisnis online jualan baju ala-ala Korea. Satu bulan ke depan, kamu targetkan untuk sudah punya beberapa saluran penjualan online, mulai dari membuat Instagram, membuat Facebook Page (supaya bisa jualan di marketplace-nya), dan buka lapak di beberapa platform marketplace yang paling ramai.
Dalam 3 bulan ke depan, semua lapak sudah harus aktif transaksi. Enam bulan lagi, sudah bisa bekerja sama dengan beberapa ecommerce besar di Indonesia. Satu tahun nanti, kamu sudah punya website ecommerce sendiri. Dan seterusnya.
Dengan rencana yang realistis, kamu akan bisa menentukan langkah-langkah pengembangan bisnis kecil ini dengan sistematis.
2. Survei pasar
Nah, ini juga adalah hal yang sangat penting untuk kamu lakukan. Temukan kebutuhan dan permasalahan orang-orang yang akan menjadi target pasarmu.
Jangan sampai, kamu buka bisnis yang tidak dibutuhkan pasar, karena bisnis pada dasarnya adalah “membantu” orang lain menemukan solusi atas permasalahan yang mereka alami atau rasakan.
Berbekal permasalahan pasar ini, maka berikutnya, kamu akan mudah untuk berinovasi dalam pengembangan produk, pun untuk mengembangkan bisnis kecil yang kamu rintis ini.
3. Go digital
Inilah yang dimaksud dengan perubahan perilaku pasar. Selama pandemi, sudah bisa dilihat, bahwa orang-orang lebih suka berbelanja secara online ketimbang offline dengan mengunjungi toko konvensional.
So, kamu harus bersiap pula dengan hal ini.
Belajar menggunakan berbagai perangkat teknologi yang bisa membantumu memasarkan produk yang kamu jual. Jangan lupa untuk sediakan juga layanan antar, dengan menggunakan fitur apa pun.
Banyak bisnis yang harus terhambat aktivitasnya, lantaran belum siap untuk berpindah ke platform digital loh.
4. Siapkan laporan keuangan
Yes, laporan keuangan, meski bisnismu adalah bisnis kecil, itu sangat penting untuk disiapkan sejak awal, karena inilah yang akan membedakan bahwa kamu sedang berbisnis, dan bukan sekadar berdagang.
Enggak ada yang salah dengan berdagang, karena bisa dibilang setiap bisnis kecil selalu berawal dari berdagang. Tetapi ternyata, tidak semua usaha dagang bisa berkembang menjadi bisnis yang mendatangkan keuntungan dalam jangka panjang.
Dan, biasanya, yang membuat usaha dagang itu failed adalah laporan keuangan.
Dengan laporan keuangan yang rapi sejak awal, banyak hal bisa kamu dapatkan dan gunakan untuk mengembangkan bisnis kecil yang kamu bangun. Misalnya saja, untuk bisa mendapatkan suntikan modal dari investor, kamu harus bisa mengajukan laporan keuangan bisnis yang komprehensif pada mereka.
Untuk lebih detailnya, kamu bisa membaca artikel tentang berdagang versus berbisnis yang sudah ditautkan di atas.
5. Update, update, update!
Perubahan akan sering terjadi, seiring pemulihan ekonomi yang terjadi. So, sebagai pemilik bisnis kecil yang serius menggarap bisnisnya, kamu harus selalu update dengan perkembangan yang ada, supaya kamu pun bisa menyesuaikan model bisnismu sesuai kebutuhan pasar.
Menjadi pemilik bisnis kecil, berarti kamu mesti siap untuk bekerja keras dan terus berinovasi. Sudah terlalu banyak kasus bisnis gagal, hanya karena strategi bisnisnya tidak dikembangkan.
Sayang kan, sudah berusaha sejauh itu, tapi hanya karena kurang disesuaikan dengan kebutuhan pasar, akhirnya ditinggalkan oleh pelanggannya. Pasti kamu juga tidak pengin bisnis yang dirintis akan berakhir seperti ini.
Nah, bagaimana? Sudah semakin besar niatmu untuk memulai bisnis kecil yang kamu idamkan di masa new normal ini?
Semoga bisnis kecil yang kamu bangun ini memberi kontribusi positif untuk negeri ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.