Gaji TikTok: Apa Saja Sumber Pendapatannya?
Mengetahui sumber gaji TikTok menjadi penting seiring bertumbuhnya platform ini sebagai ladang penghasilan. Banyak konten kreator menjadikan TikTok sebagai panggung utama untuk berkreasi sekaligus menghasilkan uang. Dengan variasi konten yang ditawarkan, potensi untuk mendapatkan penghasilan menjadi lebih terbuka.
Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghasilkan uang dari TikTok mulai dikenal luas. Dari iklan hingga donasi, opsi yang tersedia memberikan peluang bagi konten kreator untuk meraih penghasilan. Fokus pada pembahasan mendalam mengenai setiap metode bisa memberikan gambaran yang lebih jelas tentang cara kerja sistem monetisasi di TikTok.
Table of Contents
Pengin Dapat Gaji TikTok, Beberapa Hal yang Mesti Dipahami Dulu
TikTok telah terbukti sebagai platform yang efektif untuk menghasilkan uang. Banyak kreator di platform ini berhasil meraih kekayaan berkat popularitas mereka.
Untuk kreator baru, gaji TikTok bisa bervariasi. Seiring bertambahnya pengikut, peluang untuk mendapatkan uang juga meningkat. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghasilkan uang melalui TikTok mencakup membuat konten yang menarik dan berkolaborasi dengan merek.
Pendapatan utama dari TikTok sebagian besar sebenarnya enggak langsung berasal dari platform itu sendiri, melainkan dari aktivitas yang dilakukan di sana. TikTok belum menawarkan skema monetisasi yang stabil dan umum seperti yang ada di YouTube melalui program kemitraannya.
Dulu, TikTok pernah mengadakan Creator Fund, yang memberi insentif finansial kepada kreator dengan pengikut lebih dari 10.000. Namun, program ini sudah tidak enggak dilanjutkan lagi.
Ada juga TikTok Pulse, yang menyediakan sistem bagi hasil dari iklan. Namun, ini belum tersedia bagi kreator TikTok di Indonesia.
Jadi, bagaimana kreator TikTok bisa menghasilkan uang? Pendapatan mereka bisa datang dari berbagai sumber seperti hadiah selama siaran langsung, komisi dari program afiliasi, dan kerja sama dengan brand. Pendapatan seorang kreator bergantung pada berbagai usaha yang mereka lakukan.
Baca juga: Kalkulasi Gaji YouTuber Pemula: Memulai Karier di YouTube dengan Benar
Macam-Macam Pendapatan Gaji TikTok
Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan penghasilan atau gaji TikTok.
1. Gift saat Live
Salah satu cara kreator TikTok dengan 100 ribu pengikut menghasilkan uang adalah melalui hadiah selama siaran langsung. Hadiah ini adalah bentuk dukungan virtual yang diberikan oleh penonton.
Hadiah ini kemudian bisa ditukar menjadi ‘diamond’ yang dapat diuangkan dan ditransfer ke rekening bank yang terdaftar pada TikTok.
Untuk dapat melakukan siaran langsung dan menerima hadiah, seorang kreator harus berusia minimal 18 tahun dan memiliki minimal 1.000 pengikut. Fitur siaran langsung akan terbuka di antarmuka kamera TikTok setelah memenuhi kriteria ini.
Hadiah yang diberikan memiliki variasi harga dari $0.01 sampai $500, sehingga total pendapatan dari hadiah ini bergantung pada keikhlasan penonton.
Untuk meningkatkan penerimaan hadiah, kreator bisa menginformasikan penonton tentang sistem hadiah ini, yang merupakan praktik umum di kalangan kreator TikTok. Penting juga untuk mengucapkan terima kasih atas setiap hadiah yang diterima sebagai bentuk penghargaan kepada penonton yang telah memberikan dukungan.
2. Sponsored Content
Gaji TikTok juga bisa berasal dari konten bersponsor. Untuk bisa mendapatkannya, konten kreator bisa kerja sama dengan brand.
Konten bersponsor umumnya ditujukan untuk mempromosikan produk atau layanan dari brand yang terlibat. Rincian kerja sama dan pembayaran biasanya dibahas dan disepakati bersama sebelumnya.
Kesempatan kerja sama ini terbuka lebar jika informasi yang relevan disertakan dalam profil. Sebaiknya tuliskan di bio, seperti “Untuk kerja sama, hubungi via DM.” atau sejenisnya.
Dengan cara ini, kemungkinan untuk bermitra dengan brand bisa meningkat, dan brand berpeluang untuk bersedia mensponsori dalam periode yang telah disepakati.
3. Program Afiliasi untuk Kreator TikTok
Kreator juga dapat memperoleh gaji TikTok dari program afiliasi. Dalam program ini, kreator bisa berkolaborasi dengan brand untuk mempromosikan produk melalui video TikTok atau platform media sosial lain.
Komisi diperoleh dari setiap pembelian yang terjadi melalui rekomendasi kreator. Tingkat komisi bervariasi, mulai dari 5% hingga 30% per transaksi, memberikan kesempatan untuk pendapatan yang signifikan jika berhasil menarik banyak pembeli.
Memulai program afiliasi cukup sederhana. Untuk TikTok, kreator hanya memerlukan minimal 2.000 pengikut dan pendaftaran di TikTok Shop untuk bergabung.
Dalam setiap program afiliasi, prosesnya mirip. Kreator akan memilih produk yang ingin dipromosikan, kemudian menerima link afiliasi untuk setiap item tersebut. Link ini ditempatkan dalam deskripsi video agar audiens bisa mengakses dan melakukan pembelian dengan mudah. Penting untuk memilih produk yang relevan dengan minat dan kebutuhan pengikut di TikTok.
4. Donasi
Penggemar yang setia sering kali memberikan dukungan finansial kepada kreator favorit mereka sebagai bentuk penghargaan. Dukungan ini juga bisa dianggap sebagai gaji TikTok.
Jumlah uang yang diterima dari dukungan ini bisa beragam tiap bulan. Namun, tidak jarang penggemar memberikan sumbangan dalam jumlah besar. Hal ini lebih mungkin terjadi jika konten yang dibuat konsisten berkualitas tinggi dan menarik minat penonton.
Untuk dapat menerima dukungan ini, diperlukan platform yang memungkinkan penggemar memberikan donasi atau tip. Beruntung, saat ini tersedia banyak opsi platform yang dapat digunakan untuk mengumpulkan dukungan dari penggemar.
5. Pendapatan dari Merchandise
Salah satu cara mendapatkan gaji TikTok yang lain adalah melalui penjualan merchandise. Jika sudah memiliki followers banyak, cara ini dapat sangat menguntungkan.
Misalnya, menjual kaus dengan desain sendiri, yang disesuaikan dengan persona yang selama ini digunakan. Lalu, dari kaus bisa dikembangkan ke berbagai barang lainnya juga. Jika menambah variasi produk, potensi pendapatan bisa meningkat signifikan.
Namun, untuk sukses menjual merchandise, diperlukan jumlah follower yang besar karena tidak semua akan tertarik membeli produk yang ditawarkan.
Untuk maksimalisasi pendapatan dari merchandise, penting untuk merencanakan produk dengan baik. Produk bisa dipasarkan melalui marketplace online. Tautan penjualan bisa disertakan dalam deskripsi video agar mudah diakses oleh pengikut.
Baca juga: Mengelola Keuangan untuk Generasi TikTok: Dari FOMO ke JOMO (Joy of Missing Out)
Nah, kalau sudah dapat gaji TikTok, pastinya kemudian kamu harus belajar untuk mengelolanya dengan baik. Pasalnya, ya percuma saja kamu bisa mendapatkan penghasilan jutaan, kalau enggak tahu cara mengaturnya. Bisa-bisa, kamu kerja terus, tetapi uang enggak terkumpul.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Financial Dialogue 08: Content Creator Juga Harus Bisa Hidup Sejahtera
Zaman sekarang, pilihan karier makin banyak. Kalau mau nanya ke anak-anak soal cita-cita, semakin jarang pula terdengar pilihan untuk menjadi dokter, guru, atau sebangsanya. Rerata akan menjawab menjadi YouTuber, Tiktoker, dan sederet profesi content creator lain.
Itu baru anak-anak. Jangan tanya di kalangan generasi Z dan milenial. Sudah banyak yang merambah ke salah satu profesi di industri kreatif ini sejak media sosial “ditemukan”.
Apa Sih Itu Content Creator?
Content creator adalah orang-orang yang berkarya dengan cara membuat konten menarik dan bersifat edukasi, inspiratif, dan menghibur untuk tujuan tertentu, sehingga menciptakan minat pengikutnya akan topik yang diangkat. Konten yang dibuat semakin ke sini juga semakin beragam. Tak hanya yang bersifat statis seperti foto atau tulisan, tetapi juga konten dinamis seperti video, animasi, dan sejenisnya.
Perkembangan internet turut mendorong iklim yang sesuai bagi para content creator ini untuk berkembang, hingga mereka mampu mendapatkan penghasilan fantastis bahkan sampai miliaran rupiah setiap bulannya.
Inilah yang kian menarik generasi masa sekarang untuk mendalami profesi ini. Namun, kadang apa yang ada di “backstage” memang agak berbeda dari yang dapat dilihat secara kasatmata.
Dari luar, para content creator memang kadang tampak glamor, standout, charming, inspiratif, kreatif, lucu, dan seterusnya. Sedangkan di baliknya, ada banyak sekali hal yang menjadi PR sang content creator untuk dilakukan agar kontennya sukses menarik perhatian follower dan banyak orang lainnya.
Ada banyak kerja keras, networking, kemampuan manajemen diri, hingga kemampuan mengelola keuangan juga lo!
Ini dia yang kita ulik dalam Financial Dialogue 08: Menghasilkan Uang Kekinian Ala Kreator, yang sukses dihadiri oleh lebih dari 100 peserta di hari Sabtu, tanggal 26 Juni 2021 yang lalu.
Serunya Obrolan Para Content Creator dalam Financial Dialogue 08
Dibuka oleh Nyonya Rumah, Ligwina Hananto, yang membahas topik profesi content creator ini dari perspektif finansial.
Mba Ligwina menggarisbawahi 4 tantangan karier terbesar untuk menjadi content creator, yaitu:
- Penghasilan berkurang atau berhenti ketika sakit
- Penghasilan naik turun dan musiman
- Butuh modal untuk project atau riset
- Invoice tidak dibayar tepat waktu
Karenanya, adalah penting bagi seorang content creator untuk belajar mengelola keuangan dengan baik sejak awal. Beberapa yang harus dilakukan lebih dulu adalah mengunci pengeluaran dan tujuan finansial, memiliki sistem penampungan dana yang baik, membangun personal brand sebagai bisnis, melengkapi proteksi diri sendiri, dan juga jangan lupa, menyiapkan aset aktif yang nantinya bisa meng-generate pendapatan pasif saat kita sudah memasuki masa pensiun.
Dengan keterampilan mengelola keuangan yang baik, maka meski tak menjalani pekerjaan rutin kantoran yang menjanjikan gaji rutin dan jaminan pensiun yang besar, seorang content creator juga bisa hidup sejahtera.
Panelis 1: Ditta Amelia Saraswati, Ilustrator dan Penulis Buku
Paparan Mba Ligwina Hananto diamini oleh Ditta Amelia Saraswati, yang memulai kariernya sebagai seorang ilustrator di circa tahun 2000-an. Menyimak kisah perjalanan Ditta merupakan hiburan tersendiri. Memang, networking merupakan hal yang penting. Ini juga diakui betul oleh Ditta.
Berawal dari iseng membuat gambar-gambar kartun, Ditta akhirnya bertemu dengan banyak orang, yang sebagian besar memberikan peluan untuknya menapaki kariernya sebagai komikus dengan lebih serius.
Beberapa kali mengerjakan proyek, bahkan juga membuat konten untuk sejumlah brand ternama, akhirnya membawa Ditta juga menulis buku. Sekarang, Ditta sudah punya semakin banyak teman, dan semakin serius mendalami profesinya.
Panelis 2: Fellexandro Ruby, entrepreneur dan content creator
Sama saja dengan Ditta yang menjalani kariernya secara natural, Ruby malahan sempat menjalani 9 profesi sebelum akhirnya memilih untuk menjadi seorang content creator hingga sekarang. Tak hanya itu, Ruby bahkan juga mengembangkan dirinya menjadi seorang entrepreneur sukses.
Semua itu tak lepas dari growth mindset yang dimilikinya. Karenanya, Ruby mengajak (calon) content creator semua untuk juga memiliki growth mindset, alih-alih fixed mindset yang bisa membuat kita tak berkembang.
Apa sih contohnya growth mindset itu? Misalnya, terbuka menerima kritik dan pendapat orang lain. Tak banyak lo, yang bisa memiliki dan melakukannya.
Panelis 3: Aria Rajasa, founder Karyakarsa.com
Membuat sebuah platform yang bisa menjadi media bagi para kreator untuk berkarya tanpa batas menjadi niatnya untuk mendirikan KaryaKarsa.com. Diharapkannya, platform besutannya ini bisa menjadi Patreon rasa lokal yang dapat mewadahi hasil karya para content creator tanpa batas jenis maupun jumlahnya.
Aria menyebutkan, penghasilan terbesar dari salah seorang content creator di Karyakarsa ada yang mencapai Rp10 miliar lo! Luar biasa banget kan? Dengan ketentuan yang ringan, para kreator berhak atas 90% dari penghasilan untuk dinikmati. Yes, ini adalah nominal yang cukup besar. Mengingat banyak platform content creator lain yang memungut lebih dari 50% penghasilan kreator.
Dengan demikian, Karyakarsa menjembatani dua kebutuhan. Satu, kebutuhan para content creator untuk mendapatkan media berekspresi dan juga mendapatkan penghasilan. Dua, kebutuhan fans untuk bisa dekat dan mendukung langsung content creator yang diidolakan.
Setelah obrolan seru yang berlangsung 2 jam penuh, kita jadi tahu kan, bahwa menjadi content creator itu sekarang bisa banget dijadikan sebagai mata pencaharian utama, dan disejajarkan dengan berbagai profesi lain.
Tinggal bagaimana dari sisi si konten kreator itu sendiri, bagaimana mereka bisa responsif terhadap perkembangan zaman dan menciptakan peluang untuk mengembangkan dirinya sendiri. Apalagi dari sisi finansial, sudah seharusnya seorang content creator juga piawai mengelola keuangannya sendiri, supaya nantinya bisa hidup sejahtera dan bisa pensiun juga dengan sejahtera.
Nah, sampai ketemu di Financial Dialogue selanjutnya!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.