Ada Tawaran Pindah Kerja, Apa yang Harus Dipertimbangkan?
Kondisi lagi tidak pasti, kok ya ndilalah, dapat tawaran pindah kerja. Enaknya terima atau tolak ya?
Mungkin ada di antara kamu yang sedang mengalami hal ini. Bisa jadi ini momen yang pas buat kamu untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, karier yang lebih jelas, gaji yang lebih tinggi, atau masuk ke kantor yang sudah diincar sejak lama. Kalau ditawari pindah kerja seperti ini rasanya memang beda dari mencari sendiri, ya kan?
Biasanya perekrut juga memberikan penawaran yang menarik, sehingga kamu pun sulit untuk menolaknya. Tak hanya gaji lebih tinggi, biasanya yang juga sering jadi andalan itu adalah kompensasi nonfinansialnya.
Well, sebelum benar-benar tergoda dan memutuskan untuk pindah kerja, ada baiknya kamu pertimbangkan dulu beberapa hal berikut ini saat ingin resign.
Pertimbangan Pindah Kerja
Gaji
Gaji memang merupakan pertimbangan terbesar mana kala kamu ingin menerjuni pekerjaan tertentu atau menapaki karier tertentu. Faktanya, alasan gaji ini sangat sering menjadi penyebab terbesar mengapa orang pindah kerja. Banyak yang punya mindset, ya ngapain pindah kerja kalau gajinya sama saja?
Pemikiran seperti itu bukannya keliru. Malahan, itu adalah pertimbangan yang sangat tepat. Apalagi, misalnya, kantor baru juga lebih jauh, atau punya aturan tertentu yang lebih demanding. Ya, harus diimbangi dengan gaji. Kalau enggak, ya tekor di kita. Karena itu, harus diperhitungkan dengan saksama, agar ketika gaji bertambah, ongkos yang meningkat juga ter-cover.
Namun, kamu juga perlu menyadari, bahwa tanggung jawab pekerjaan itu berbanding lurus dengan gaji. Kalau kamu mau pindah kerja dengan gaji yang lebih tinggi, maka kamu harus siap dengan tanggung jawab yang lebih besar pula.
Tunjangan dan fasilitas lain, terutama kesehatan
Setiap perusahaan punya kebijakan yang berbeda, termasuk soal benefit. Ada kantor yang menyediakan makan siang dalam bentuk katering, ada yang memberi uang makan. Ada yang memberikan tunjangan transportasi, ada juga yang menyediakan kendaraan shuttle. Ada yang menjanjikan insentif berupa uang dengan ketentuan tertentu, ada yang lebih suka mengajak karyawannya untuk liburan bareng sering-sering.
Masing-masing jika dikonversikan ya akan menjadi benefit yang punya nilai tertentu. So, kamu juga harus mempertimbangkan hal ini, dan sesuaikan dengan kebutuhanmu.
Biasanya yang penting untuk kamu pertimbangkan dengan baik terutama adalah fasilitas kesehatan. Pasalnya, percuma gaji lebih besar tetapi tidak ada perlindungan kesehatan. Minimal banget BPJS Kesehatan yang sudah kamu miliki dari kantor sebelumnya bisa diteruskan.
Lalu apakah ada fasilitas lain yang berbeda? Misalnya seperti pinjaman. Apakah ada fasilitas pinjaman dari kantor untuk karyawan yang membutuhkan? Jika ada, skemanya seperti apa?
Pun benefit nonfinansial lain juga harus kamu cek, misalnya ada membership gym? Atau kebijakan cuti, seperti cuti tahunan, cuti melahirkan, cuti anak sakit, dan sebagainya.
Taat aturan
Setiap perusahaan yang ada di Indonesia harus taat peraturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Seperti mengikutsertakan karyawannya dalam BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Keduanya ini wajib banget diikuti. Kalau perusahaan yang baru melanggar kewajiban ini, besar kemungkinan aturan lain juga tak akan dipedulikan.
Juga soal jam kerja. Gaji bertambah, tanggung jawab lebih besar, biasanya juga akan berhubungan dengan jam kerja. Coba pertimbangkan, berapakah jumlah jam kerja dalam seminggu yang diminta oleh perusahaan baru? Apakah kamu harus (dan akan sering) bekerja lembur atau di akhir pekan? Apakah ada uang lembur untuk tambahan jam kerja tersebut?
Standar dari pemerintah, jam kerja paling banyak adalah 40 jam per minggu. Apakah nanti jam kerjamu sesuai peraturan ini, ataukah lebih banyak? Jangan sampai terjebak ya, gaji lebih besar tetapi jam kerja jauh lebih panjang.
Budaya kantor
Working culture ini juga harus dipertimbangkan dengan baik. Setiap kantor punya budayanya sendiri-sendiri. Jangan sampai kamu shock karena perbedaan yang mencolok antara perusahaan satu dengan yang lainnya setelah kamu pindah kerja.
Misalnya, sebelumnya kamu bekerja di sebuah perusahaan yang membebaskan karyawannya untuk tampil sesuai style masing-masing, tak peduli kalau kamu mengenakan kaus sekalipun karena memang fokusnya bukan pada penampilan. Kemudian kamu pindah kerja ke bank, yang menuntutmu untuk selalu rapi, dan berpakaian seragam sesuai yang ditentukan. Hal-hal seperti ini bisa “menganggu” kamu, kalau kamu tak siap.
Belum lagi soal cara kerja. Yang biasanya sat set sat set, terus ketemu kantor yang prosedural banget, pasti akan shock juga.
Cari tahu budaya kerja yang ada di tempat baru, supaya kamu bisa bersiap untuk beradaptasi.
Jenjang karier dan peluang mengembangkan diri
Meski kamu ditawari untuk pindah kerja dengan jenjang yang lebih tinggi daripada perusahaan lama, kamu wajib tetap mencari informasi apakah ke depannya masih terbuka kesempatan untuk jenjang karier yang lebih baik.
Pastinya kamu pengin menjadi yang lebih baik kan? Karena di sini tak hanya sekadar gaji yang lebih tinggi, tetapi juga soal status dan prestise.
Jangan lupa juga soal kesempatan untuk pengembangan diri. Misalnya seperti apakah di kantor baru nantinya kamu mendapat kesempatan untuk upgrade ilmu? Apakah sering diadakan training untuk meningkatkan skill dan potensi? Apakah manajer dan HR di kantor barumu peduli dengan kondisi karyawan, apakah mereka punya antusiasme untuk ikut membantu meningkatkan kesejahteraan karyawan?
Misalnya saja, mereka secara berkala memberikan training keuangan, agar karyawannya terbebas dari berbagai masalah? Jika iya, well, sebaiknya kamu pertimbangkan ini dengan baik.
Nah, kalau memang dibutuhkan, ajak deh tim QM Financial untuk berpartner memberikan training keuangan secara berkelanjutan di kantor. Training karyawan dari QM Financial dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
Untuk detail lebih lanjut, bisa menghubungi ini ya, dan mari berdiskusi mengenai kebutuhan training keuangan karyawan.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
7 Pertanyaan Seputar Bonus Tahunan
Sudah nungguin bonus tahunan, yang dengar-dengar sebentar lagi cair ya? Duh, senengnya.
Berikut ada beberapa hal mengenai seluk-beluk bonus tahunan, yang perlu untuk diketahui oleh karyawan mana pun, agar dapat mengelolanya dengan bijak. Jangan sampai bonus ini cuma numpang lewat saja.
7 Pertanyaan yang Sering Muncul Terkait Bonus Tahunan
1. Apa itu bonus tahunan?
Bonus tahunan adalah pendapatan ekstra yang diberikan oleh perusahaan tempat kita bekerja untuk karyawannya, di luar gaji dan tunjangan rutin.
Perlu untuk kamu ketahui ya, bahwa kompensasi ini bisa berbentuk tunai maupun nontunai. Nah, onus tahunan dapat dikatakan sebagai bentuk kompensasi tambahan dari perusahaan terhadap karyawannya, yang berbentuk tunai. Sedangkan, menurut Surat Edaran Menaker No. SE-07/MEN/1990, bonus dikategorikan sebagai komponen non-upah.
2. Apa yang membuat seorang karyawan menerima bonus tahunan?
Nah, pastinya ada tujuan kenapa kompensasi berupa bonus tahunan ini diberikan.
Salah satunya adalah sebagai bentuk apresiasi perusahaan terhadap kinerja karyawan yang dinilai baik, sehingga perusahaan bisa mendapatkan laba sesuai atau melebihi target yang direncanakan.
Selain itu, bonus diberikan biasanya juga untuk tujuan agar karyawan–terutama yang memang performanya baik–loyal dan tidak meninggalkan perusahaan. Jadi, bonus diberikan sebagai pembangun loyalitas karyawan.
Alasan lainnya, dengan memberikan bonus yang menjadi kompensasi tambahan seperti ini, perusahaan berharap agar karyawan bisa terbantu hidupnya agar lebih sejahtera. Sudah tahu kan, bahwa karyawan yang memiliki keuangan yang sehat akan memberikan kinerja yang semakin baik pula?
3. Berapa besaran bonus tahunan?
Besaran bonus ini bisa ditentukan dengan dua cara, yaitu sistem persentase atau dengan sistem bagi hasil. Penjelasan lengkapnya sudah ada di salah satu artikel di web ini juga. Silakan diikuti tautannya, atau dibaca ulang buat yang sudah sempat baca sebelumnya.
4. Bagaimana jika perusahaan tidak bisa memberikan bonus tahunan?
Ada kalanya, iklim bisnis sedang lesu. Atau mungkin, memang perusahaan sedang ada masalah finansial. Atau memang, belum ada kebijakan pemberian bonus tahunan dari perusahaan kepada karyawan karena berbagai pertimbangan.
Lalu bagaimana? Ya, seharusnya tak menjadi masalah, karena pemerintah memang tidak pernah menetapkan adanya kewajiban bagi perusahaan mana pun untuk memberikan bonus tahunan, jika memang tidak memungkinkan. Berbeda dengan Tunjangan Hari Raya (THR) yang diatur dalam undang-undang, yang memberikan ancaman hukuman dan sanksi pada pemberi kerja yang tidak memberikan hak karyawan mendapatkan THR.
So, kalau karyawan memang tidak bisa mendapatkan bonus, maka ya sebagai karyawan, kita hanya bisa keep moving forward, menyelesaikan tugas-tugas sebaik mungkin. Siapa tahu, tahun depan perusahaan bisa punya laba lebih, dan bisa dishare. Iya nggak?
5. Sebaiknya, bonus tahunan digunakan untuk apa saja?
Bonus tahunan–seperti juga pengeluaran tahunan yang lain–kadang dianggap sebagai “uang kaget”, sehingga kita pun mempergunakannya tanpa rencana.
Well, enggak gitu cara mainnya.
Kalau ada penghasilan bulanan dan tahunan, ingat, ada juga pengeluaran bulanan dan pengeluaran tahunan. Dan, yang namanya pengeluaran tahunan ini biasanya juga butuh banyak, misalnya seperti Pajak Bumi dan Bangunan, premi asuransi, kebutuhan hari raya (kurban, mudik, dll.), dan sebagainya.
Jangan sampai karena menganggapnya sebagai uang kaget, akhirnya kita malah memakainya untuk kebutuhan yang nggak terlalu penting. Padahal ada kebutuhan tahunan yang bakalan butuh uang banyak seperti ini, yang akhirnya membuatmu kalang kabut untuk memenuhinya.
6. Bagaimana caranya agar karyawan bisa mendapatkan bonus tahunan?
Seperti yang sudah sempat disebutkan di atas tadi. Agar bisa mendapatkan bonus tahunan, ya kita harus menunjukkan kinerja yang baik di kantor.
Bekerja samalah dalam tim di kantor kamu, agar bersama dapat mencapai target kerja yang sudah direncanakan. Bahkan, kalau bisa, lebih! Jika memang perusahaan memiliki kebijakan untuk membagi hasil keuntungan setiap tahunnya, maka pasti namamu termasuk dalam daftar penerima bonus itu.
7. Adakah jenis bonus lain yang bisa diberikan oleh perusahaan?
Ada beberapa jenis bonus lain yang biasa diberikan oleh perusahaan-perusahaan.
Ada yang berbentuk finansial, misalnya bonus tahunan–yang kita bahas sekarang ini–atau bonus retensi, bonus referral, Tunjangan Hari Raya, dan sebagainya.
Ada pula kompensasi nonfinansial, misalnya promosi jabatan, training untuk meningkatkan skill karyawan, liburan bareng, penyediaan fasilitas kesehatan yang lengkap di kantor, dan sebagainya.
Yang mana nih, yang ada di perusahaan tempat kamu bekerja? Atau, ada yang punya bentuk lain? Boleh juga lo, ditulis di kolom komen sebagai tambahan.
Nah, itu dia seluk-beluk mengenai bonus tahunan yang perlu untuk diketahui. Semangat ya, kerjanya, supaya selalu bisa dapatkan bonus tahunan setiap tahunnya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi, supaya kamu bisa mengelola berbagai penghasilan yang kamu terima! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.