Jenis Pendapatan Pasif dan Aktif yang Bisa Dimiliki oleh Karyawan
Kerja keras bagai quda setiap hari sebagai karyawan, tapi penghasilan masih kurang? Mungkin kamu perlu mempertimbangkan dua jenis pendapatan ini, yaitu pendapatan pasif dan aktif.
Memiliki dua jenis pendapatan pasif dan aktif, memberimu beberapa keuntungan, sebagai karyawan. Misalnya saja, jika kamu hanya mengandalkan pendapatan aktif, kamu mungkin akan mengalami masalah jika kamu kehilangan pekerjaan atau tidak bisa bekerja karena alasan tertentu. Dengan pendapatan pasif, kamu memiliki sumber pendapatan lain yang bisa membantu menutupi kebutuhan kamu.
Memiliki dua jenis pendapatan pasif dan aktif ini juga bisa meningkatkan total pendapatan kamu. Pendapatan aktif mungkin terbatas, tergantung pada jam kerja dan gaji kamu. Tapi pendapatan pasif bisa terus mengalir, bahkan ketika kamu tidur atau berlibur. Dengan pendapatan lebih tinggi, kamu bisa lebih cepat mencapai tujuan finansial kamu, seperti membeli rumah, mobil, atau mungkin pensiun lebih awal.
Sementara, dengan mencari dan mengelola pendapatan pasif, maka hal ini bisa memberi kamu peluang untuk belajar hal baru dan mengembangkan keterampilan lebih baik lagi. Misalnya, kamu belajar tentang investasi saham atau properti, atau mungkin belajar cara menulis buku atau membuat blog.
Jadi, bagi karyawan, memiliki dua jenis pendapatan pasif dan aktif ini tidak hanya bisa memberi kamu keamanan finansial, tapi juga potensi pendapatan lebih tinggi dan peluang untuk belajar dan berkembang.
Kenalan dengan Pendapatan Pasif dan Aktif
Pendapatan Aktif
Ini pendapatan yang kamu peroleh dari kerja keras kamu sehari-hari. Misalnya, gaji dari pekerjaan kantor, bonus, atau komisi. Jadi, semakin banyak kamu kerja, semakin besar pendapatan yang kamu peroleh. Tapi ingat, badan juga butuh istirahat ya, jangan sampai overwork.
Beberapa jenis pendapatan aktif yang bisa didapatkan oleh karyawan di antaranya:
Gaji atau Upah
Ini adalah pendapatan paling umum dan paling sering ditemui. Kamu bekerja untuk sebuah perusahaan atau organisasi, dan mereka membayar kamu atas waktu dan usaha yang kamu berikan.
Komisi atau Bonus
Kalau kamu bekerja di bidang penjualan atau pemasaran, kamu mungkin mendapatkan komisi dari setiap penjualan yang berhasil kamu lakukan, sebagai bagian dari benefit pekerjaan. Atau mungkin kamu mendapatkan bonus atas kinerja kamu.
Freelancing atau Kerja Lepas
Kalau kamu punya keahlian khusus, seperti desain grafis atau penulisan, kamu bisa mendapatkan pendapatan aktif dengan menjual jasa kamu kepada orang lain.
Bisnis atau Usaha Sendiri
Kalau kamu punya bisnis atau usaha sendiri, pendapatan yang kamu peroleh dari usaha tersebut juga termasuk pendapatan aktif. Misalnya, kamu punya warung makan atau toko online.
Pekerjaan Sampingan
Banyak orang memiliki pekerjaan sampingan untuk menambah pendapatan mereka. Misalnya, mengajar privat, menjadi driver ojek online, atau mungkin menjual kue yang kamu buat sendiri.
Nah, pada prinsipnya, untuk bisa menerima pendapatan aktif, maka kamu akan perlu untuk menukarkan waktu, energi, dan usaha yang cukup besar dengan imbalannya. Jadi, penting untuk menemukan keseimbangan antara kerja dan waktu istirahat.
Pendapatan Pasif
Lalu, bagaimana dengan pendapatan pasif?
Ini nih yang banyak dicari orang. Pendapatan pasif adalah pendapatan yang kamu peroleh meskipun sedang tidur atau berlibur. Keren, kan? Misalnya, dari investasi saham atau properti, hasil sewa rumah atau apartemen, atau mungkin dari buku yang kamu tulis atau aplikasi yang kamu buat. Dengan pendapatan pasif, kamu bisa mendapatkan uang tanpa harus kerja keras setiap hari.
Pendapatan pasif adalah jenis pendapatan yang tidak memerlukan usaha yang aktif secara terus menerus. Jadi, setelah kamu melakukan investasi awal, baik dalam bentuk uang atau waktu, kamu bisa mendapatkan pendapatan secara berkala tanpa perlu banyak usaha lagi.
Berikut beberapa contoh dari pendapatan pasif yang dimungkinkan untuk didapatkan oleh karyawan.
Investasi Saham
Kamu bisa mendapatkan dividen dari kepemilikan saham di perusahaan. Jumlah dividen tergantung pada laba perusahaan dan kebijakan pembagian dividen.
Investasi Properti
Jika kamu memiliki properti seperti rumah, apartemen, atau tanah, kamu bisa menyewakannya dan mendapatkan pendapatan sewa.
Investasi Obligasi
Obligasi adalah instrumen investasi di mana kamu meminjamkan uang kamu ke pemerintah atau perusahaan, dan mereka akan membayar kamu bunga secara berkala.
Royalti
Jika kamu menulis buku, membuat musik, atau menciptakan produk lainnya yang bisa dijual, kamu bisa mendapatkan royalti dari penjualan produk tersebut.
Investasi Reksa dana atau ETF
Reksa dana dan ETF memungkinkan kamu untuk berinvestasi dalam portofolio saham atau obligasi. Kamu bisa mendapatkan pendapatan dari kenaikan nilai investasi dan dividen.
P2P Lending
Peer-to-peer lending memungkinkan kamu meminjamkan uang ke individu atau bisnis kecil melalui platform online, dan mendapatkan bunga dari pinjaman tersebut.
Blog atau YouTube
Jika blog atau channel YouTube kamu cukup populer, kamu bisa mendapatkan pendapatan dari iklan, sponsor, atau penjualan produk.
Aplikasi atau Perangkat Lunak
Jika kamu bisa membuat aplikasi atau perangkat lunak, kamu bisa menjualnya dan mendapatkan pendapatan dari penjualan atau iklan.
Ingat, meski pendapatan pasif bisa memberi kamu pendapatan tanpa harus kerja keras setiap hari, memulainya biasanya membutuhkan investasi awal yang cukup besar, baik itu uang atau waktu. Jadi, penting untuk mempertimbangkan risikonya dan melakukan penelitian sebelum memulai.
Kesimpulan
Jadi, bagaimana? Tertarik untuk mencari pendapatan pasif dan aktif? Ingat, memulainya mungkin sulit dan butuh waktu. Tapi, sekali kamu bisa mendapatkan pendapatan pasif, kamu akan memiliki lebih banyak waktu untuk beristirahat, berlibur, atau mungkin mengejar hobi kamu.
Baik pendapatan pasif dan aktif, semuanya bisa jadi alat yang ampuh untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan keuangan, termasuk di dalamnya adalah kebebasan finansial.
Tapi, ingat ya, apa pun jenis pendapatan yang kamu miliki, yang paling penting adalah bagaimana kamu mengelolanya. Uang adalah alat, bukan tujuan. Jadi, gunakanlah uang tersebut untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai rencana finansial kamu, bukan untuk memenuhi keinginan sesaat.
Nah, untuk bisa mengelola uang dengan baik, karyawan perlu punya keterampilan keuangan yang mumpuni. Untuk itu, ada baiknya kamu mengikuti financial training bareng QM Financial. Bersama trainers yang berpengalaman, kamu bisa belajar banyak hal tentang manajemen keuangan pribadi, investasi, dan perencanaan keuangan. Yuk, investasi di pengetahuan dan keterampilan keuangan untuk masa depan yang lebih baik dan lebih cerah!
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
3 Jenis Gratifikasi yang Harus Ditolak dan Beberapa yang Tidak Harus Dilaporkan oleh Karyawan
Sepertinya, sudah diketahui secara umum, bahwa menjadi PNS itu berarti juga harus wajib mewaspadai peluang terjadinya gratifikasi. Bagi PNS, ada beberapa jenis gratifikasi yang harus ditolak, lantaran masuk ke daftar pengawasan KPK. Sedangkan ada pula yang masuk golongan gratifikasi, namun masih boleh diterima dan tak harus dilaporkan pada KPK.
Itu untuk PNS. Lalu, bagaimana dengan karyawan swasta? Apakah aturan KPK ini juga berlaku bagi karyawan swasta? Well, jangan salah. Seperti berita yang dilansir oleh Liputan6, KPK saat ini sudah meratifikasi United Nations Convention Against Corruption (UNCAC) melalui Undang-undang (UU) Nomor 7 Tahun 2006. Dalam undang-undang tersebut disebutkan, bahwa KPK perlu juga untuk menangani praktik korupsi di kalangan swasta. Alasannya, jelas, saat ini perusahaan swasta masih belum tersentuh penelusuran KPK sehingga praktik korupsi sangat masif.
Meski demikian, banyak juga perusahaan swasta yang sudah mengadopsi aturan mengenai gratifikasi yang ditetapkan oleh KPK ini, dan kemudian menyesuaikannya dengan kondisi perusahaan masing-masing. Bahkan banyak yang sudah mencantumkannya dalam surat kesepakatan kerja dengan karyawan. Salah satunya di QM Financial :)
Nah, agar kita semua–para karyawan yang berdedikasi dan berkompetensi ini–bisa terhindar dari berbagai bentuk praktik gratifikasi, ada baiknya kita kenal dulu dengan berbagai jenis gratifikasi, baik yang harus ditolak maupun yang boleh tidak dilaporkan.
3 Jenis gratifikasi yang harus ditolak
1. Komisi atau cashback
Misalnya, dari pihak perusahaan melalui bagian purchaser, membeli keperluan bahan baku produksi ke vendor. Telah disepakati harga, dan juga sudah dibayar oleh perusahaan. Sebagai ucapan terima kasih, vendor pun memberikan “cashback” kepada purchaser. Jumlahnya lumayan.
Dalam hal ini, akan lebih baik jika purchaser melaporkannya dan memberikan cashback itu kepada perusahaan, sebagai hak dari perusahaan yang sudah membeli bahan produksi pada sang vendor.
Jika purchaser tidak melaporkan ataupun mengembalikan cashback ini, maka hal itu bisa dianggap sebagai gratifikasi.
Ada pula kasus, memberikan mata uang asing sebagai ucapan terima kasih, dengan alasan supaya praktis atau ringkas. Nah, hati-hati. Dalam aturan KPK, hal ini juga termasuk salah satu jenis gratifikasi.
2. Bingkisan
Pemberian bingkisan atau hadiah juga merupakan salah satu jenis gratifikasi yang harus ditolak, apalagi jika hadiah ataupun bingkisan itu seharga nominal yang cukup besar. Misalnya, hadiah rumah atau mobil.
Kalau menurut aturan KPK, bingkisan atau hadiah yang tidak harus dilaporkan adalah yang berupa barang seharga di bawah Rp1.000.000. Selebihnya, PNS wajib melaporkannya, dan kalau sangat lebih dari itu, maka PNS harus menolaknya dengan segera.
By the way, aturan ini juga ada di undang-undang beberapa negara maju di dunia lo, salah satunya Amerika Serikat. Hanya saja nominalnya yang berbeda. Batas gratifikasi di AS adalah tidak boleh melebihi $50, yang berarti–kalau dihitung dengan kurs sekarang–kurang lebih Rp700.000.
Dalam hal ini juga termasuk pemberian hadiah dalam rangka ulang tahun, pernikahan, perayaan keagamaan, atau yang lainnya. Misalnya saja, ada PNS yang menikahkan anaknya, dan kemudian biaya konsumsi ditanggung oleh pengusaha tertentu. Nah, ini juga termasuk jenis gratifikasi yang harus ditolak.
Peraturan nominal bingkisan atau hadiah yang boleh diterima atau yang harus ditolak ini sebagian juga sudah diadopsi oleh perusahaan-perusahaan swasta dalam peraturan kerja resmi, demi menjaga integritas bisnis mereka.
3. Tiket perjalanan
Jenis gratifikasi lain yang harus ditolak oleh karyawan adalah tiket perjalanan, baik dalam rangka dinas maupun pribadi.
Dalam hal ini, juga termasuk biaya atau ongkos naik haji lo.
Nah, melihat beberapa jenis gratifikasi yang harus ditolak di atas, lantas jenis gratifikasi yang boleh diterima dan tidak perlu dilaporkan itu yang seperti apa?
Beberapa di antaranya:
- Pemberian hadiah dalam hubungan karyawan dengan orang lain sebagai keluarga, asal tidak menimbulkan konflik kepentingan.
- Pemberian hadiah dalam rangka ulang tahun, pernikahan, aqiqah, dan lain sebagainya, asal tidak melebihi Rp1.000.000.
- Bantuan atas musibah, dengan nominal maksimal juga Rp1.000.000
- Mengajak makan siang, misalnya, dengan sajian atau hidangan yang biasa atau umum dijumpai.
- Penerimaan laba, keuntungan, atau bunga dari investasi atau penempatan dana pribadi yang berlaku umum
- Penerimaan manfaat dari koperasi atau organisasi yang berlaku umum
- Seminar kit atau merchandise yang didapatkan dari workshop, seminar, atau event apa saja, baik yang diikuti dalam rangka penugasan kerja ataupun pribadi
- Penerimaan beasiswa atau tunjangan, dalam rangka meningkatkan keterampilan demi prestasi kerja sesuai peraturan
- Penerimaan kompensasi di luar tugas, selama tidak menimbulkan konflik kepentingan dan tidak melanggar kode etik perusahaan.
Nah, ternyata agak rumit kan ya, membedakan antara mana jenis gratifikasi yang boleh diterima dan mana jenis gratifikasi yang sebaiknya ditolak demi integritas dan reputasi. Memang, sebagai karyawan, kita adalah aset perusahaan. Karena itu, meski mungkin tidak tertulis, menjaga integritas perusahaan itu juga menjadi tanggung jawab dan kewajiban kita, begitu kita menjadi bagian dari perusahaan tersebut.
So, menjadi bijak adalah penting. Nggak hanya dalam mengenali mana yang harus ditolak dan mana yang harus diterima, tetapi bijak dalam mengelola keuangan pribadi secara keseluruhan. Lo, hubungannya apa? Ada dong, hubungannya. Kalau kita pintar mengelola keuangan sendiri sudah pasti, apa pun jenis gratifikasinya, kita bisa dengan mudah memilah mana yang boleh diterima, dan mana yang harus ditolak (tanpa ada godaan untuk menerimanya).
Yuk, ikutan kelas finansial online-nya QM Financial! Kamu bisa belajar mengelola gaji dengan lebih baik, sehingga akan merasa tak perlu menerima jenis gratifikasi apa pun. Cek jadwalnya di web Event QM Financial ya. Dan jangan lupa, follow Instagram QM Financial untuk mendapatkan update, info, dan trik keuangan terbaru dari QM Financial.