Mengapa Tidak Semua Tip Investasi yang Beredar di Luar Sana Itu Bisa Dipercaya?
Siapa sih yang enggak mau kaya? Meskipun berulang kali dijelaskan juga sih, bahwa ‘kaya’ itu bukan merupakan tujuan hidup, karena tak terukur dan sangat relatif. Tapi, mau enggak mau, setiap orang bisa jadi berawal dari titik niat ini. Paling enggak, kita penginnya sih bisa membeli apa saja yang kita inginkan, dan ‘menjadi kaya’ adalah solusi yang dirasa paling tepat. Karena itu, berbagai tip investasi pun dilahap, tanpa dicerna.
Nah, memang di situlah kita sering melakukan kesalahan. Perlu kamu catat nih, dengan tujuan ‘menjadi kaya’ saja, justru akan membuatmu rentan terkena scam, penipuan, dan berbagai jenis kejahatan keuangan loh! Termasuk yang “tersembunyi” di balik sebuah tip investasi.
Tapi memang sih, segala iming-iming keuntungan besar—dalam bentuk apa pun—itu akan sangat menggoda iman bagi siapa saja. Seperti para trainer QM deh, pasti juga akan tergoda sesaat ketika ada instrumen yang menawarkan keuntungan yang lebih besar. Hanya saja, karena pengalaman dan pengetahuan yang sudah sangat memadai, para trainer sudah bisa mengalkulasi, sampai seberapa wajar keuntungan sebuah instrumen itu ada. Kalau too good to be true, ya sudah seharusnya dicurigai.
Mengapa Kita Seharusnya Tak Selalu Percaya Tip Investasi
1. Tidak pernah ada jaminan ada keuntungan
Mau seperti apa pun tip investasi yang kamu dapatkan—baik dari membaca buku atau artikel, atau bahkan ikut kelas ataupun webinar—ada satu hal terbesar yang harus selalu kamu ingat: bahwa tidak akan pernah ada jaminan mendapatkan keuntungan untuk jenis instrumen investasi apa pun.
Jadi, kalau ada yang bilang, bahwa kamu pasti akan mendapatkan imbal sebesar 20% per bulan, atau bahwa “setiap orang yang sudah berinvestasi pada instrumen X ini sudah mendapatkan keuntungan sebesar 50%”, maka di sini kamu seharusnya sudah curiga.
Perusahaan sekuritas, broker, dan sejenisnya, sebagus apa pun reputasi mereka, tidak akan ada yang pernah menjanjikan keuntungan pasti, apalagi ditambah dengan durasi yang singkat.
2. Bagaimana reputasi si pemberi tip investasi?
Nah, kalau perusahaan sekuritas, broker, dan sejenisnya—yang telah memiliki jam terbang tinggi dan diakui keahliannya dalam menganalisis instrumen saja—tidak akan berani memberikan kepastian keuntungan, lalu, mengapa kita harus percaya tip investasi dari orang-orang yang rekam jejaknya saja belum pernah terdengar?
Reputasi pihak pemberi tip matters! Kamu harus mencari tahu siapa dia, seperti apa kiprahnya, bagaimana rekam jejaknya, sebelum benar-benar percaya pada tip investasi yang diberikannya. Apalagi kalau sampai yang bersangkutan memberi rekomendasi produk investasi.
Perlu kamu tahu, bahwa perlu sertifikasi khusus loh, untuk bisa memberikan rekomendasi produk investasi itu. Jadi, sebenarnya tak setiap orang boleh melakukannya.
3. Kisah suksesnya hanya settingan
Kamu tahu, apa itu social proofing? Social proofing adalah salah satu taktik marketing ketika seseorang atau pihak tertentu yang sudah sukses memberikan testimoni bahwa mereka telah berhasil melakukannya.
Kalau di marketplace, kita kan sering melihat ada review dan rating kan, kalau membeli barang? Itu adalah salah satu bentuk social proofing. Terus, gimana? Apakah kamu tetap mau berbelanja, kalau rating suatu lapak di sana cuma bintang satu, dan banyak komplain di reviewnya? Enggak kan?
Nah, hal ini juga berlaku di dunia investasi. Sayangnya, tak semua social proofing juga bisa dipercaya, karena testimoni seperti ini bisa saja di-setting.
Social proofing seperti ini membuat kita jadi merasa FOMO, alias fear of missing out; takut ketinggalan tren yang dilakukan orang-orang. Di dunia investasi, hal ini termanifestasi dalam bentuk ketakutan nggak kebagian keuntungan.
Sayangnya, berbagai bentuk isu itu memang membuat story si instrumen investasi semakin legit. Kita pun semakin yakin akan prospeknya—padahal semua itu hanya rekayasa belaka.
Lalu, Apa yang Harus Dilakukan oleh Investor Pemula?
Kalau enggak boleh percaya sama setiap tip investasi yang ada, terus gimana dong kita belajarnya?
Tenang, kamu tetap masih bisa kok membaca-baca, mendengarkan orang lain yang mau sharing, atau ikutan kelas online dan webinar. Namun, do your own research too!
Knowledge is power. Karena itu, kamu bisa belajar dari orang lain, tetapi kamu juga harus memilah, mana yang memang bisa dipraktikkan dan mana yang tidak. Tidak seharusnya kamu hanya membabi buta, mengikuti setiap tren dan kata orang lain yang hanya heboh di permukaan. Apalagi jika pihak yang mengembuskan isu ataupun memberikan tip investasi itu tidak kompeten dalam bidangnya.
Be smart, dan carilah sumber belajar yang benar. Belajarlah dari yang paling dasar dulu, dan tingkatkan seiring pengalaman investasi kamu.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!