Pertengkaran Rumah Tangga Bisa Dipicu oleh 5 Masalah Keuangan Ini – Beresin Yuk!
Namanya rumah tangga, biasalah jika terjadi riak-riak kecil di sana-sini. Namun, dari semua akar permasalahan, akan terasa lebih berat dan kompleks ketika ada hubungannya dengan masalah keuangan. Sepertinya ini memang menjadi penyebab klasik pertengkaran rumah tangga.
Memang kan, begitu kita mulai membangun rumah tangga dan keluarga–saat sudah punya anak–kebutuhan hidup juga akan meningkat. Sebenarnya ini wajar, dan terjadi pada semua orang. Hanya saja, pada beberapa pasangan, kurang lancarnya komunikasi juga ikut “membumbui” sehingga akhirnya pertengkaran rumah tangga pun terjadi.
Apa saja masalah keuangan yang bisa memicu pertengkaran rumah tangga ini? Kita lihat satu per satu yuk!
5 Masalah Keuangan yang Dapat Memicu Pertengkaran Rumah Tangga
1. Sandwich generation
Ini adalah masalah yang biasa dialami oleh generasi milenial di zaman sekarang; menjadi sandwich generation.
Seharusnya sih enggak masalah untuk membantu keluarga. Bagus, malah. Namun, kadang karena begitu menjiwai perannya sebagai sandwich generation, ada lo yang lantas “melupakan” keluarganya sendiri. Ini dia yang lantas menjadi bibit pertengkaran rumah tangga, apalagi jika pasangan sudah mulai merasa dinomorduakan.
Kalau mau membantu keluarga besar, pastikan keuangan kita sehat terlebih dahulu. Alokasikan dana sesuai kesanggupan–bicarakan hal ini dengan pasangan ya–di pos pengeluaran sosial. Misalnya, 5 – 10% dari penghasilanmu. Lalu, berani menolak ketika bantuanmu sudah melebihi jatah yang disepakati.
2. Penghasilan istri lebih besar ketimbang penghasilan suami
Yang sering terjadi di Indonesia adalah suami seharusnya berperan sebagai tulang punggung keluarga, yang menafkahi keluarga untuk segala kebutuhan hidupnya.
Namun, di zaman sekarang, peran ini sudah banyak bergeser. Kadang, para istri juga turut bekerja di luar rumah–bahkan punya karier yang lebih bagus sehingga penghasilan pun menjadi lebih tinggi ketimbang suami.
Seharusnya hal ini juga enggak jadi masalah, ketika keduanya sepakat untuk pembagian peran yang adil pada masing-masing pihak. Toh, rezeki itu selalu berputar. Mungkin akan tiba saatnya, si suami menanjak pula kariernya sehingga bisa mendapat gaji yang sepadan.
Diskusikan hal ini dengan pasangan secara terbuka. Jangan biarkan ada gaji di antara kita. Jangan jadikan hal ini sebagai penyebab pertengkaran rumah tangga. Ingat, yang penting kebutuhan bisa terpenuhi. Masalah pintu rezeki dari mana pun, harus disyukuri. Sepakat kan?
3. Peran yang kurang seimbang
Pembagian peran keuangan antara pasangan suami istri memang penting untuk dilakukan. Bahkan hal ini harus dilakukan sejak awal menikah dan masih berstatus sebagai pengantin baru.
Pembagian peran ini haruslah seimbang dan atas dasar kesepakatan bersama. Jangan sampai salah satu pihak merasa bebannya lebih besar ketimbang yang lain, karena bisa memicu pertengkaran rumah tangga. Ini bukanlah hal yang sepele lo!
Kalau ada yang merasa kurang adil, segeralah duduk dan berdiskusi, sebelum pertengkaran rumah tangga terjadi. Sepakati, siapa bertugas di bagian apa, siapa in-charge di mana. Misalnya saja, suami berperan di topup investasi setiap bulannya dan membayar asuransi. Istri memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Ingat, tujuan keluarga kan sama, jadi harus ditanggung dan diperjuangkan bersama juga.
4. Masing-masing memiliki rahasia keuangan
Beberapa waktu yang lalu, sempat viral di media sosial, pengakuan-pengakuan para suami yang punya hobi tertentu dan belanja keperluan hobinya di online shop, yang meminta pada admin olshop untuk “memalsukan” nota pembelian.
Lucu sih. Kebanyakan beralasan supaya enggak dibawelin istri. Tapi, waspada, karena hal seperti ini bisa menjadi masalah besar lo. Pertengkaran rumah tangga bisa terjadi, kalau istri merasa dibohongi.
Begitu juga dengan istri. Sering ada kasus, istri berutang untuk panci, tas branded, atau apa pun deh, tanpa sepengetahuan suami. Ketika nunggak cicilan, istri kabur, eh … suaminya yang ditelpon dan ditagih. Wah, bisa kebayang deh akhirnya gimana. Ya kan?
Yuk, kurangi kebiasaan ini. Bukankah semua bisa didiskusikan bareng pasangan? Apalagi masalah keuangan seperti ini.
5. Gaya hidup yang enggak sinkron satu sama lain
Namanya suami istri, biarpun sudah disatukan dalam ikatan pernikahan, tetap saja terdiri atas 2 kepala dan 2 hati. Kadang ya kurang sinkron satu sama lain. Sebenarnya juga wajar, tinggal bagaimana kompromi satu sama lain demi tujuan keuangan keluarga bersama.
Jika salah satu merasa kurang sreg dengan keputusan yang diambil oleh pasangannya, ya enggak ada jalan lain selain mendiskusikannya dengan duduk bareng. Kalau enggak, ya bisa jadi pertengkaran rumah tangga terjadi. Kalau sudah begini, masing-masing pasti saling menyalahkan, bukan?
Jadi, terbukalah dengan pasangan kamu, tentang apa pun itu. Terutama jika menyangkut masalah keuangan.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Penyebab Masalah Keuangan Pengantin Baru yang Perlu Diwaspadai Sejak Awal
Masa-masa masih berstatus pengantin baru itu rasanya memang luar biasa: bahagia, excited, … membuncah aja gitu semuanya. Bener nggak? Tapi eh tapi … jangan kelamaan terlena. Sepulang dari honeymoon, ada beberapa PR yang harus segera dikerjakan. Salah satunya masalah keuangan. Yes, masalah keuangan pengantin baru ini kadang malah sudah menghantui sejak sebelum pesta pernikahan dimulai lo!
Kok bisa? Iya, misalnya saja masalah utang. Nah lo. Misalnya kayak salah satu (atau malah kedua) pasangan membawa utang lajang, atau misalnya utang biaya pernikahan yang harus segera diselesaikan.
Adduh! Kalau sudah begini, rasa bahagianya jadi “terkontaminasi” deh.
Well, take a deep breath, atur napas, tenangkan diri. Mari kita lihat dulu beberapa masalah keuangan pengantin baru yang sering muncul yang mesti diwaspadai–untuk kemudian dicari jalan keluarnya.
5 Penyebab Masalah Keuangan Pengantin Baru yang Harus Diwaspadai Sejak Awal
1. Merahasiakan kondisi keuangan masing-masing
Masalah keuangan pengantin baru yang pertama ini contohnya sudah sempat disebutkan di atas. Misalnya, setelah menikah dan jadi pengantin baru, baru deh ketahuan masing-masing punya utang yang mencekik.
Duh. Masalah besar kalau ini sampai kejadian.
Seharusnya, masalah kondisi keuangan ini justru harus dibicarakan sejak sebelum pernikahan dilangsungkan. Tapi, misalnya terlambat, ya sudah, sekaranglah waktunya untuk duduk berdua dan ngobrol. Tinggalkan jaket egonya ya.
2. Anggap tabu membicarakan masalah keuangan
Mungkin ini kalau zaman dulu ya maklum. Semacam ada perasaan sungkan untuk ngomongin duit. Takut dibilang matre, kali ya? Tapi, untuk zaman now, ini justru jadi potensi masalah keuangan pengantin baru yang bisa berefek domino panjang.
Bukannya matre, tapi kita hidup mesti realistis. Harus ada rencana, supaya enggak deg-degan. Harus punya proteksi, biar terlindungi. Harus punya cita-cita, supaya jadi lebih baik lagi. Betul nggak?
Dan semua rencana, proteksi, serta cita-cita itu butuh uang. Sekali lagi, uang memang bukan segalanya, tapi buat hidup, segalanya butuh uang. Jadi, jangan tabu ngobrol soal duit. Banyak loh, yang harus direncanakan dengan duit berdua ini.
3. Hidup tanpa rencana jangka panjang
Besok ya dipikirin besok saja. Sekarang kita pikir dulu hari ini.
Emang bener sih, manusia itu hidup di masa sekarang. Konon kan katanya gitu ya? Tapi, ini enggak berlaku untuk keuangan. Kamu dan pasangan kamu akan hidup berdua sampai tua lo (berharapnya selalu begitu kan, sebagai pengantin baru?).
Jadi, ayo, segera duduk berdua dan buat rencana jangka panjang. Mau hidup seperti apa ke depannya? Bagaimana nanti dengan anak-anak? Bagaimana nanti dengan kita kalau sudah tua? Mau diisi apa saja nih sepanjang hidup keluarga nih?
Jangan biarkan masalah keuangan pengantin baru yang ketiga ini terlalu lama tak terselesaikan.
4. Malas mencatat
Mencatat pengeluaran dan pendapatan, tentu saja. Padahal ini penting banget!
Catatan keuangan keluarga akan bermanfaat ketika nanti kita harus mengevaluasi rencana-rencana mana yang sudah bisa dijalankan dan mana yang harus terus diusahakan. Juga, untuk melihat apakah semua tujuan keuangan sudah mulai kelihatan hilalnya. Pun untuk mereview, aset apa saja yang sudah kita miliki, nanti setelah hidup berkeluarga selama beberapa, beberapa belas, dan beberapa puluh tahun.
Jadi, jangan anggap remeh masalah keuangan pengantin baru keempat ini ya. Sebaiknya, mulailah segera membuat catatan keuangan yang sederhana. Bisa diawali dari mencatat berapa uang yang dikeluarkan setiap harinya, mulai dari jajan sampai parkir mobil. Lalu direkap semuanya di akhir bulan sesuai pos-posnya, baru kemudian kita bisa mengevaluasi apakah kondisi keuangan keluarga sudah sehat. Setelah itu, kita bisa melanjutkan dengan membuat anggaran untuk bulan berikutnya.
5. Tidak saling percaya
Biasanya masalah keuangan pengantin baru yang kelima ini akan terjadi sebagai akibat dari masalah seperti yang dijelaskan di poin 1 dan 2 di atas. Yes, akar permasalahannya sebenarnya cuma satu, yakni komunikasi.
Komunikasi yang tidak lancar bisa menjadikan kedua belah pihak menjadi tidak saling percaya. Kalau dibiarkan terjadi, bakalan susah juga nih untuk bisa berbagi peran secara adil dan berimbang antara pasangan suami istri.
Nah, bagaimana? Apakah kalian masih mengalami kelima akar masalah keuangan pengantin baru di atas? Kalau iya, segera sadari kondisinya dan ambil beberapa tindakan untuk memperbaiki. Jangan tunda lagi ya, semua ini demi hidup keluarga juga ke depannya.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Pengantin Baru, Lakukan 5 Langkah Mengatur Keuangan Ini!
Selamat menempuh hidup baru! Begitu akad ataupun janji perkawinan telah diucapkan, maka saat itu pula, sepasang laki-laki dan perempuan menjadi keluarga baru, menjadi pengantin baru. Bahagia, pastinya. Bayangan “live happily ever after” semakin jelas di pelupuk mata.
Begitulah yang sering terjadi. Apalagi dengan persiapan yang menguras energi dan akhirnya bisa menyelenggarakan pesta pernikahan yang meriah, kadang bikin sang pasangan pengantin baru ini lupa bahwa ada banyak hal lain yang lebih penting untuk segera dipikirkan setelah pesta.
Yah, memang. Kadang hidup setelah menikah itu malah dilupakan, padahal justru di situlah awal hidup yang sebenarnya. Banyak PR yang harus segera dipikirkan agar ke depannya hidup kita jadi terjamin.
Sudah bagus kalau pesta pernikahannya enggak pakai utang. So, tinggal menata saja mau gimana hidup ke depannya. Lah, kalau masih menyisakan utang? Ya berarti harus segera dibereskan! Jadikan sebagai top priority, begitu hidup berpasangan sudah mulai.
So, yuk, segera moveon dari pesta-pesta dan juga honeymoon-nya. Segera bersiap untuk menghadapi tantangan baru sebagai pasangan pengantin baru–sepasang suami istri yang sama-sama belajar dari nol lagi.
5 Langkah Mengatur Keuangan Pengantin Baru
1. Bangun komunikasi
Segera luangkan waktu untuk ngobrol berdua soal kondisi keuangan masing-masing. Malahan ya, ngobrol berdua ini sebenarnya sih sudah harus dilakukan sebelum menjadi pengantin baru sih.
Tapi, kalau memang baru sekarang bisa dilakukan, ya enggak masalah. Enggak pernah terlambat untuk tujuan baik kan?
So, segera ajak pasangan kamu untuk mulai ngobrolin uang. Mulailah dari saling terbuka dengan penghasilan masing-masing, apakah ada utang di antara kalian, sudah punya aset apa saja, punya mimpi dan cita-cita apa ke depannya, pengin hidup seperti apa, dan seterusnya.
Jangan khawatir, meski bahasannya serius, tapi sebagai pengantin baru, kalian pasti masih bisa membawa romansa romantis dalam obrolan kalian. Percaya deh. Jadikan sesi ngobrol keuangan ini menjadi salah satu agenda wajib yang rutin dilakukan. Bisa kalian agendakan sambil dinner berdua, atau sambil jalan-jalan, rekreasi, dan sebagainya. Atau mau di rumah saja pas weekend juga bisa kan?
2. Rumuskan tujuan keuangan bersama
Nah, langkah kedua ini lantas menjadi follow up dari ngobrolin soal cita-cita. Bisa jadi, kalian sebagai pengantin baru punya cita-cita dan visi yang berbeda, dan baru ketahuan sekarang.
Enggak masalah, balik lagi ke poin satu di atas: komunikasikan dan kompromikan.
Yes, it’s all about compromizing kok. Nggak ada yang nggak bisa dibicarakan kan? Apalagi kalau ngobrolnya sambil ngadem. Duh.
Jadi, apa yang kalian cita-citakan? Berapa lama lagi target kalian untuk mencapainya? Sudah punya cita-cita dan jangka waktu target, lalu rumuskan jalan menuju ke cita-cita.
Saran sih, sebagai langkah awal pengantin baru, buatlah dulu dana darurat keluarga. Ini adalah hal yang paling penting, dan yang paling mudah untuk dicapai lebih dulu. Baru setelah itu, apakah kalian pengin punya rumah pertama atau mau segera membuat dana pendidikan anak, tergantung pada hasil obrolan kalian.
3. Segera tentukan peran
Sebagai pengantin baru, nantinya kalian harus berbagi peran dalam rumah tangga. Jadi, segera putuskan, siapa membayar apa, siapa berkewajiban apa.
Sebagai pasangan suami istri, kamu dan pasanganmu adalah partner hidup. Sudah seharusnya kalian saling membahu agar bisa segera mewujudkan mimpi dan cita-cita yang sudah dibuat.
4. Buat anggaran
Mumpung masih pengantin baru, segeralah buat catatan pengeluaran keluarga. Kalian bisa membuatnya dengan excel di PC, atau dengan aplikasi smartphone yang sekarang semakin mudah diunduh dan digunakan. Atau mau pakai cara old school: dicatat di buku tulis.
Enggak masalah caranya mau gimana, yang penting kalian mesti punya catatan pengeluaran dan kemudian membuat anggaran untuk belanja sampai tiba waktunya ada penghasilan masuk lagi.
Jangan tunggu sampai minus, baru mencatat ya.
5. Evaluasi dan perbaiki terus
Evaluasi catatan keuangan itu penting, untuk mengetahui apakah ada yang perlu diperbaiki. Jika memang sudah dibagi tugas, siapa yang bertugas ini-itu, dan kamulah yang bertugas membuat catatan keuangan, maka partnermu pun harus tahu bagaimana kondisi keuangan kalian.
So, kebiasaan untuk mengobrol keuangan seperti yang disebutkan di poin pertama memang harus diteruskan, iya kan? Seenggaknya, kamu bisa mengajak pasanganmu untuk menganalisis, sisi sebelah mana yang harus kalian perbaiki dalam catatan keuangan tersebut.
Nah, gimana? Semoga dengan 5 langkah awal mengatur keuangan pasangan pengantin baru di atas, kamu dan pasanganmu bisa mendapatkan gambaran dari mana harus mulai ya? Kalau sudah mulai, maka seterusnya tentu akan lebih lancar.
Selamat menempuh hidup baru, sekali lagi! Semoga kamu bisa segera moveon dari ingar bingar pesta, dan segera bisa merencanakan hidup yang lebih baik lagi bersama pasanganmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Yuk, Review Pengelolaan Keuangan Pribadi di Akhir Tahun 2019
Sebentar lagi, 2019 berakhir. Dan, kita akan segera harus menyambut datangnya 2020. How do you feel, gaes? Excited untuk tahun yang baru? Ataukah malah deg-degan? Lalu, bagaimana dengan pengelolaan keuangan pribadi kamu di tahun 2019 kemarin?
Apakah ada pertumbuhan yang baik? Sudahkah kamu melakukan semua rencana keuangan yang mungkin sudah kamu buat di awal tahun dulu? Ataukah, masih ada beberapa hal yang belum bisa optimal kamu lakukan?
Yes, akhir tahun begini memang menjadi waktu tertepat untuk melakukan review terhadap pengelolaan keuangan pribadi, dan keuangan keluarga jika kamu sudah berkeluarga. Kita lihat, apakah rencana-rencanamu sudah terlaksana dengan baik, tujuan finansialmu semakin dekat terwujud, ataukah kamu perlu melakukan beberapa perbaikan di tahun depan?
Lalu, apa saja yang harus direview? Mari kita lihat satu per satu.
Lakukan Review Pengelolaan Keuangan Pribadi Akhir Tahun terhadap 5 Hal Berikut!
1. Cash flow
Cek buku catatanmu. Seharusnya di sana tercatat 5 pos pengeluaran, yang terdiri atas cicilan dan tagihan, investasi, kebutuhan rutin, sosial, dan lifestyle. Adakah yang kurang seimbang di antara kelimanya?
Yang pasti sih, jika pengeluaran lifestylemu jauh lebih besar ketimbang investasi, maka ada baiknya kamu ulik lagi rencana anggaranmu untuk tahun depan. Masa sih, pengeluaran lifestyle rata-rata sampai Rp6 juta per bulan, sedangkan investasi kamu hanya bisa Rp500 ribu saja setiap bulan, misalnya? Seharusnya sih bisa lebih. Coba lakukan restrukturisasi pos pengeluaranmu ya.
Cek juga pendapatanmu, dan juga kalau perlu proyeksinya tahun depan. Apakah kamu masih saja merasa kalau gajimu cuma numpang lewat doang? Kalau iya, ya mesti kamu review dan cek lagi di catatan pengeluaranmu.
2. Kinerja Investasi
Sudah berinvestasi apa saja di tahun 2019 ini? Sudah bertambahkah portofolio kamu? Atau setidaknya, seberapa pertumbuhan nominalnya? Apakah positif? Atau, malah negatif?
Kinerja investasi yang negatif bisa jadi juga bukan kesalahanmu semata lo. Bisa juga dipengaruhi oleh kondisi eksternal yang tidak dapat dikendalikan. Kondisi pasar modal yang sangat fluktuatif di tahun ini, salah satunya.
Meski demikian, kamu tetap bisa melakukan review terhadap pengelolaan investasinya. Dengan kondisi yang penuh kejutan seperti itu, apakah kamu perlu untuk melanjutkannya di tahun depan, ataukah perlu mengganti produk investasimu?
Untuk hal ini, kamu sendiri yang tahu ya. Jadi, lakukan review dengan saksama, karena uangmu adalah tanggung jawabmu pribadi. Bukan tanggung jawab manajer investasi, bukan tanggung jawab financial planner-mu, bukan pula tanggung jawab perusahaan sekuritas.
Apalagi kalau setahun ini kamu sudah ikut kelas-kelas finansial online QM Financial. Pastinya pengetahuanmu seputar investasi bertambah dong, sehingga kamu pasti bisa melakukan review akhir tahun dengan baik.
3. Aset
Sudah bertambah aset apa saja tahun ini? Apakah aset yang sudah kamu miliki sekarang ini mampu memberimu pendapatan tambahan?
Jika belum, mungkin nggak nih menambah aset di tahun 2020 yang dapat memberimu pemasukan sampingan?
Jangan sampai kamu terlalu banyak membeli aset yang justru menggerogoti kesehatan keuanganmu lantaran kamu membelinya dengan berutang, tapi tidak bisa menambah positif neraca keuanganmu. Kalau banyak yang begini, mungkin tahun depan kamu harus banyak-banyak mempertimbangkan setiap kali bernafsu untuk membeli sesuatu, kebutuhankah atau sekadar keinginan?
4. Rasio Kesehatan Keuangan
Seharusnya sih aset-asetmu bisa menutup rasio utang yang kamu punya. Kalau enggak, ya berarti harus dicek lagi nih rasio kesehatan keuanganmu, sebagai bagian dari review pengelolaan keuangan pribadi akhir tahun.
Kamu pasti sudah tahu kan, bahwa ada 3 rasio kesehatan keuangan, yaitu rasio cicilan utang, rasio menabung atau investasi, dan rasio likuiditas. Lakukan review terhadap keuanganmu di tahun 2019, apakah ketiga rasio itu sudah terpenuhi dengan baik.
Kalau belum, segera buat perencanaan agar keuanganmu lebih sehat di tahun 2020 mendatang.
5. Review terhadap Tujuan Keuangan
Setelah semua kamu lakukan, yang terakhir harus kamu cek dalam review pengelolaan keuangan pribadi akhir tahun ini adalah posisimu terhadap tujuan keuangan yang sudah pernah kamu tentukan sebelumnya.
Are you getting there, or not?
Berapa pertumbuhannya, kalau perlu dibandingkan dengan posisi review akhir tahun 2018–jika kamu juga sudah melakukan review di akhir tahun 2018. Bagaimana posisinya? Bertumbuh, atau justru malah melangkah mundur dari tujuan awal?
Jika memang butuh perbaikan, maka segeralah merencanakan apa saja yang harus dilakukan di tahun 2020 untuk membuatnya jadi lebih baik. Mengubah tujuan keuangan (lebih tepatnya: menyesuaikan) juga enggak salah lo!
Menurut saya sih, review pengelolaan keuangan pribadi di akhir tahun seperti ini menyenangkan. Mengapa? Karena kita jadi tahu, seberapa dekatkah kita dengan tujuan dan cita-cita kita? Kalau masih jauh, jadi menambah motivasi untuk genjot lebih kenceng. Kalau sudah dekat, juga jadi bahan bakar buat ngegas.
So, apa pun kondisinya tetap semangat ya! Segera rumuskan rencana keuangan baru untuk dilakukan di tahun 2020 yang lebih baik!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Menikah, Justin Bieber dan Hailey Baldwin Harus Selalu Mengingat 5 Hal Keuangan Ini
Meski sudah menikah di hadapan hukum setahun yang lalu, ternyata pasangan Justin Bieber dan Hailey Baldwin enggak merasa cukup. Katanya, mereka pengin menikah di depan Tuhan. Hmmm, enggak nyangka sih berdua ini religius juga ya.
Welcome, the new relationship goal! Setelah Song Song couple bercerai, tampaknya kita memang butuh role model baru untuk sebuah relationship goal. Bener nggak sih? Yah, semoga The Biebers bisa samawa selamanya yah. Amin!
Tapi oh tapi, sebuah pernikahan itu bukanlah ending dari suatu cerita. Kalau di dongeng sih, Cinderella happy ending dengan pernikahannya. Akan tetapi, itu sayangnya enggak berlaku di dunia nyata yang penuh dengan kepahitan hidup ini.
Di kenyataan, sebuah pernikahan justru merupakan awal hidup yang sebenarnya. Karena di depan nanti, pasangan yang sudah menikah harus siap dengan berbagai tantangan baru–yang enggak pernah dirasakan atau dibayangkan saat masih lajang. Mulai dari punya anak, nyekolahin anak, masalah rumah, masalah pendapatan, sampai soal selera makanan yang ternyata enggak cocok.
Keuangan memang bisa menjadi akar masalah yang paling besar dialami oleh pasangan suami istri mana pun, tak terkecuali Justin Bieber dan Hailey Baldwin–meski keduanya adalah artis dunia, yang bisa dipastikan enggak bakal kekurangan uang.
Nggak bakal kekurangan uang? Yakin? Bukankah sifat dasar manusia itu selalu merasa enggak cukup?
So, Justin Bieber semoga sih sudah punya perencana keuangan sendiri ya, yang bisa bantuin untuk mengelola keuangan setelah menikah sama Hailey Baldwin. Kalau belum, well, barangkali bisa mulai dari beberapa langkah berikut untuk menjadi perencana keuangan untuk keluarga sendiri.
5 Langkah Mengelola Keuangan Setelah Menikah untuk Justin Bieber dan Hailey Baldwin
1. Terbuka soal keuangan
Apalagi ini berdua kan sama-sama artis. Justin Bieber adalah penyanyi kelas dunia, sedangkan Hailey adalah seorang model profesional, dan sesekali main film–selain terkenal sebagai anak dari Stephen Baldwin.
Keduanya harus saling terbuka soal riwayat keuangan masing-masing sejak awal, demi menghindari konflik-konflik yang tak perlu. Misalnya, ada saja kemungkinan pendapatan Hailey lebih banyak ketimbang Justin–wah, barangkali kalau di Indonesia hal ini sudah jadi perkara besar ya, yang harus dibicarakan sejak awal.
Begitu juga dengan riwayat utang. Jika masing-masing membawa riwayat utang ke dalam pernikahan, maka hal ini juga harus diungkapkan sejak awal.
2. Kompak merumuskan tujuan finansial
Setelah mengetahui kebiasaan dan riwayat masing-masing terkait kondisi keuangan, Justin Bieber dan Hailey Baldwin harus duduk bersama–kalau Mbak Ligwina Hananto menyebutnya dengan Money Date–untuk membicarakan masalah keuangan keluarga ini bareng-bareng.
Mulai dari mencari solusi terhadap masalah keuangan yang mungkin sudah ada sejak keduanya belum menikah, sampai menentukan tujuan finansial jauh ke depan. Bagaimana berdua harus menyelesaikan utang, menyiapkan dana pendidikan–apalagi kalau berencana untuk segera punya anak. Dan, dana pensiun pastinya. Bukan nggak mungkin kan, baik Justin Bieber maupun Hailey Baldwin pengin pensiun dari profesi artis.
Capek juga kali jadi artis kan. Jangan dikira cuma santai-santai atau hura-hura kayak di foto mereka di media sosial doang lo!
3. Berbagi peran
Meski keduanya punya pendapatan yang besar, tapi pasti biaya hidup mereka juga lebih banyak ketimbang para rakyat jelata. Sehingga pembagian peran dalam pengelolaan keuangan keluarga ini tetap harus ada.
Apalagi nanti di saat sulit. Namanya manusia, katanya punya hidup bagaikan roda. Kadang di atas, kadang di bawah. Suami dan istri adalah partner, punya posisi yang sejajar. Karena itu, susah senang harus ditanggung bersama. Kan katanya, “I will love you for better or worse.” kan?
Tanpa pembagian peran yang baik, hal ini enggak akan bisa dilakukan.
4. Saling melupakan ego
Ego masing-masing akan mulai tampak–biasanya–di masa-masa setelah acara pernikahan berlangsung. Setelah honeymoon berlalu, nah … di situlah biasanya kenyataan hidup berkeluarga yang rumit mulai muncul sedikit demi sedikit.
Ego bisa juga muncul, hingga menghambat upaya berkomunikasi. Padahal, untuk bisa terbuka dan berkompromi, komunikasi harus lancar.
5. Saling mengingatkan
Ego dikurangi, selanjutnya harus saling mengingatkan terhadap peran masing-masing. Komunikasi adalah koentji. Dalam hal apa pun di hidup berkeluarga, akan memerlukan usaha komunikasi yang intens. Apalagi kalau masalahnya tentang keuangan.
Bisa saja di awal sudah bisa saling terbuka perihal masalah keuangan masing-masing, ternyata kemudian ada yang punya tabungan rahasia untuk keperluan rahasia. Ckckck.
Kalau masih bermasalah dengan komunikasi, ada baiknya barangkali Justin Bieber ataupun Hailey Baldwin ceki-ceki jadwal kelas finansial online QM Financial. Bulan Oktober ini sih ada kelas couple nih, kelas yang khusus didedikasikan untuk para pasangan suami istri agar bisa mendiskusikan masalah keuangan keluarga.
So, happy wedding, Justin Bieber dan Hailey Baldwin. Semoga enggak seperti couple goals lain–misalnya Song Song Couple atau Brangelina–yang telah mengaburkan arti cinta sejati dengan perpisahan mereka. Tsah.
Samawa ya!
5 Masalah Keuangan yang Teratasi dalam Satu Voucher Diskon 16%
Di QM Financial, kami terbiasa mendengar (dan membaca) curhat orang-orang seputar masalah keuangan mereka. Latar belakangnya juga begitu beragam, mulai dari para karyawan, profesional, hingga para bos dan manajer; dari para lajang, ibu rumah tangga, hingga yang mulai memikirkan dana pensiun; dari yang pengin liburan hingga yang pengin punya rumah sendiri.
Masalah keuangan kita memang kompleks ya, bahkan bisa dibilang enggak ada yang sama betul. Inilah justru yang membuat QM Financial selalu semangat membantu; mulai dari mengedukasi melalui konten-konten di website hingga media sosial, dan pastinya, melalui kelas-kelas finansial online yang kami selenggarakan di setiap bulannya.
Nyadar enggak sih, bahwa setiap bulan kami selalu punya jadwal kelas finansial online yang berbeda? Itu adalah sebagai usaha kami agar dapat menyentuh semua orang yang membutuhkan pengetahuan literasi finansial untuk mengatasi masalah keuangan mereka masing-masing.
Nah, di bulan Oktober depan, setidaknya ada 5 masalah keuangan yang akan kita coba bahas dalam kelas finansial online. Apakah salah satunya adalah permasalahanmu? Kalau iya, kayaknya sekarang nih waktunya untuk segera mendaftarkan diri deh. Kenapa? Karena ada yang spesial banget di akhir bulan September ini! Makanya, simak sampai akhir artikel ya!
5 Masalah keuangan yang akan kita ulik di bulan Oktober
1. Masalah keuangan klasik: cash flow, bingung tujuan finansial, dan ngeblank soal investasi
Diawali dengan masalah keuangan klasik, yang bisa saja dialami oleh siapa pun. Lucunya, kadang enggak cukup bermasalah sekali, tapi berkali-kali sampai bener-bener baru sadar kalau butuh belajar literasi keuangan.
Semua masalah keuangan selalu berawal dari cash flow kok. Jadi, untuk mengatasi masalah keuangan apa pun, ya berawal dulu dari membereskan cash flow. Saat cash flow lancar dan sehat, kepingin apa pun ayo aja.
Masalah keuangan klasik kedua adalah bingung tujuan finansial. Karena mau ngapain aja, selalu berawal dari #TujuanLoApa. Kalau tujuan enggak jelas, kita juga nggak bisa pergi ke mana-mana kan? Begitu juga dengan keuangan.
Sudah punya tujuan, maka kita bisa merencanakan jalan atau caranya mencapai tujuan. Sudah punya tujuan finansial, selanjutnya kita bisa melakukan apa? Salah satunya menabung dan investasi. Tapi, sebelum benar-benar nyemplung ke kolam investasi, ada baiknya mengenal kolamnya dulu.
2. Mau investasi saham, mulai dari mana?
Sudah yakin dengan tujuan finansial, terus kepikiran, nabung aja enggak cukup. Misalnya buat DP rumah, dana pendidikan, bahkan sesepele dana liburan.
Investasi saham bisa jadi salah satu alternatif bagi kita untuk mencapai tujuan finansial. Tapi, investasi saham itu menakutkan! Karena saham identik dengan rugi.
Well, mindset itu biasanya muncul kalau kita belum belajar soal seluk beluk saham. Coba deh, mulai kenalan dulu, baru belajar analisis fundamental dan analisis teknikalnya. Kalau belajar dari ahlinya, pasti akan lebih baik. Apalagi kalau ditambah dengan simulasi saham, bisa main-main dulu sebelum beneran nyebur ke kolam investasi.
3. Mewujudkan mimpi
Setiap orang punya cita-cita yang pastilah maunya diwujudkan. Sudah biasa tuh, maunya banyak, tapi duitnya enggak. Namanya juga manusia. Kalau dibilang pemasukan enggak pernah cukup untuk mewujudkan cita-cita, ya pasti enggak akan pernah cukup.
Makanya, harus ada perencanaan. Apa cita-cita terbesarmu? Punya rumah pertama? Anak-anak bisa sekolah setinggi-tingginya–tanpa berharap dapat beasiswa? Bisa pensiun sejahtera?
Aduh, bener-bener banyak! Terus, mana yang harus diprioritaskan? Ini juga menjadi masalah keuangan yang bisa terjadi pada siapa saja. Punya cita-cita itu harus, bagaimana mewujudkannya, nah, itu bisa direncanakan bareng QM Financial.
4. Keuangan para lajang
Hal apa yang biasanya menjadi masalah para lajang–selain mencari pasangan? Yes, masalah keuangan, pastinya. Jadi lajang itu memang enak, bebas, apalagi kalau sudah mandiri–artinya sudah bisa mencukup kebutuhan sendiri.
Tapi, apakah benar-benar cukup? Gaji, apa kabar? Kalau masih ngalamin yang namanya tanggal tua dan tanggal muda, berarti masih ada yang harus diperbaiki dari pengelolaan gajimu. Apalagi soal utang. Belum ada tanggungan, kok utang konsumtif sudah banyak? Masih sendiri, kok nggak bisa nabung?
Nah, masalah keuangan para lajang ini memang kadang dianggap remeh. Ah, masih sendiri ini. Padahal justru dari sinilah awal perencanaan keuangan yang sehat untukmu. Seharusnya di saat masih lajanglah kamu mulai investasi dan punyai proteksi. Jangan nunggu nanti-nanti.
5. Keuangan keluarga
Lajang punya masalah keuangan sendiri, yang sudah berpasangan–apalagi sudah punya anak–punya masalah keuangan yang kompleks juga. Soal pembagian peran dalam urusan keuangan saja biasanya sudah rumit. Apalagi kalau keduanya enggak pernah ngobrol soal keuangan sebelumnya.
Well, kalau biasanya susah untuk mulai ajak ngobrol pasangan seputar masalah keuangan, QM Financial menyediakan tempat khusus di bulan Oktober ini di salah satu seri kelas finansial online-nya. Ajak saja pasangan untuk ikutan kelasnya, terus bisa dilanjut deh ngobrol berdua. Enggak bingung mulai lagi kan?
Siapa nih yang masih punya salah satu atau bahkan beberapa masalah keuangan di atas? Bulan Oktober nanti bisa jadi adalah waktunya kamu membereskan semuanya.
Mumpung ada diskon 16% nih untuk Kelas Financial Clinic Onlise Series dari QM Financial, dalam rangka ulang tahun QM Financial yang ke-16! Duh, kapan lagi kan, bisa membereskan masalah keuangan dengan ikut kelas finansial online dan dapat diskon? Cukup gunakan kode voucher: QM16TH dan nikmati diskonnya! Kode voucher berlaku dari 26-30 September 2019, ya!
Segera cek jadwal kelas finansial online di bulan Oktober di web ini, dan pilih sesuai kebutuhanmu!
#FinClic Perempuan dan Uang
Kalau kalian perempuan menikah dan punya anak biasanya timbul kegalauan mulai dari mau tetap bekerja di kantor, mengundurkan diri atau mendedikasikan diri untuk keluarga.
Perempuan mau jadi apa pun, mau memiliki bisnis sendiri, menjadi filantropis atau menjadi ibu rumah tangga saja, hal terpenting yang perlu mereka lakukan adalah mengelola keuangan dengan baik dan benar.
Beberapa alasan mengapa perempuan penting untuk dapat mengelola keuangan:
Kenali 5 Masalah Keuangan Keluarga Agar Tak Menjadi Retaknya Hubungan Rumah Tangga
Dalam kehidupan berumah tangga, masalah keuangan seringkali jadi masalah yang memicu pertengkaran dan tidak jarang menjadi penyebab berakhirnya hubungan rumah tangga.
Memang perlu diakui bahwa uang punya peran penting di dalam hidup tapi jangan sampai hanya gara-gara uang hubungan harmonis berakhir tragis!
Masalah rumah tangga yang diawali dengan masalah keuangan tidak hanya mengintai mereka yang berpenghasilan minim. Pasangan yang memiliki penghasilan selangit pun tidak lepas dari risiko masalah keuangan ini.