5 Alasan Mengapa HR Harus Menjadikan Kesejahteraan Karyawan sebagai Fokus Perhatian?
Sedari kemarin ngobrolin soal tunjangan serta berbagai fasilitas demi meningkatkan kesejahteraan karyawan terus kita ya? Tapi, lupa ngobrolin soal kenapa sih kesejahteraan karyawan itu begitu penting untuk diperhatikan? Mesti bayar tunjangan ini-itu, kasih fasilitas ina-inu, bukankah malah jadi memberatkan cash flow perusahaan?
Ya memang. Ada beban cash flow dan biaya operasional deh jadinya, kalau perusahaan harus menjamin kesejahteraan karyawan tuh. Kalau dihitung-hitung mungkin bisa hampir sebesar biaya produksi, kali ya? Belum lagi, nambah-nambahin beban tugas para staf HR ya?
Tapi memang, kesejahteraan karyawan seharusnya menjadi fokus perhatian divisi HR dalam suatu perusahaan. Selain–ya namanya juga Human Resources kan ya?–untuk membantu meningkatkan kinerja masing-masing karyawan, hal ini juga demi perputaran bisnis perusahaan itu sendiri.
Jadi, meski nggak berhubungan langsung dengan proses produksi bisnis, namun HR ini sangat penting artinya dalam struktur perusahaan.
Mari kita lihat, apa pentingnya kesejahteraan karyawan yang terjamin bagi perusahaan. Setidaknya ada 5 alasan lo!
1. Kesejahteraan yang baik akan menarik karyawan baru, dan mempertahankan karyawan lama
Sering banget kalau lagi kongko bin nongkrong bareng teman-teman dekat, kita jadi tukar pengalaman kerja di kantor masing-masing. Kadang ada aja yang mengeluh, kantornya kurang begini-begitu terhadap karyawan, hingga membuat yang curhat merasa perlu untuk coba cari peruntungan di perusahaan lain yang kesejahteraannya lebih terjamin.
Kasus lain lagi, dulu pas zaman masih lamar-lamar lowongan, berbagai fasilitas yang ditawarkan menjadi daya tarik tersendiri lo. Misalnya, wih, dapat uang transport dan pulsa, disediakan kendaraan, meski kerjaan hanya sales door to door. Lumayan juga, buat ngelatih mental.
Atau misalnya, ada lowongan staf administrasi. Fasilitasnya, dapat laptop. Wah, dijamin deh, bakalan banyak yang lamar.
Yep, kesejahteraan karyawan yang baik bisa menentukan karyawan lama akan betah tinggal, pun bisa menarik angkatan kerja baru. Nggak heran kan, kalau lagi ada job fair, booth-booth yang diisi oleh bank paling laris diserbu? Ya karena kalau kita kerja di institusi keuangan seperti bank, akan ada buanyak banget fasilitas yang diberikan. Ini sudah rahasia umum.
2. Kesejahteraan yang baik akan meningkatkan produktivitas karyawan
Karyawan yang merasa diperhatikan oleh perusahaan pasti akan “membalas” perhatian tersebut dengan memberikan performa terbaiknya.
Tentu saja ini bagi karyawan yang memang bertanggung jawab ya. Meski kadang ada beberapa oknum pekerja yang nakal, tapi biasanya inilah yang terjadi. Jaminan kesehatan serta penghidupan yang layak dapat memacu karyawan untuk memberikan hasil terbaik.
3. Kesejahteraan yang baik akan menekan persentase ketidakhadiran
Ketidakhadiran karyawan di kantor memang bisa disebabkan oleh banyak alasan; mulai dari izin karena ada acara keluarga ataupun sakit. Satu dua hari izin nggak masuk sih masih wajar. Tapi kalau dalam satu bulan efektif kerja, ketidakhadirannya sampai 50%, maka kemungkinan sih ada sesuatu yang salah.
Berbagai bentuk tunjangan dan fasilitas kesehatan yang diberikan oleh kantor bisa menekan persentase ketidakhadiran karyawan karena sakit. Tunjangan dan fasilitas ini tak melulu berupa uang penggantian pengobatan ataupun BPJS lo! Ada banyak hal lain yang bisa diberikan demi menjamin kesehatan karyawan. Misalnya, tersedianya pusat kebugaran mini di kantor, ruang kerja yang nyaman, dan lain sebagainya.
Kesehatan karyawan baik, mereka terhindar dari penyakit, ketidakhadiran pun bisa ditekan, produktivitas meningkat.
4. Kesejahteraan yang baik akan mengurangi konflik
Kesejahteraan karyawan yang tidak terjamin akan berisiko meningkatkan konflik di kantor, baik antarkaryawan, maupun dengan pihak manajemen. Apalagi jika kesejahteraan tersebut tidak diberikan secara merata. Wah, bisa-bisa hubungan antarkaryawan jadi nggak harmonis.
Ya, ini jelas akan membawa pengaruh buruk pada jalannya bisnis perusahaan. Bagaimana bisa berkembang, jika para karyawannya tidak bisa saling bekerja sama kan?
Namun, dengan kesejahteraan yang baik, perusahaan dapat menjamin bahwa konflik-konflik bisa diminimalkan, sehingga kerja sama karyawan jadi terbangun dengan apik.
5. Kesejahteraan yang baik memberikan jaminan keamanan
Siapa sih yang mau kerja di kantor yang bikin insecure? Apakah kita akan aman dan nyaman bekerja, kalau dihantui perasaan waswas, seperti munculnya pertanyaan, “Kok sekarang gajinya makin terlambat ya? Jangan-jangan perusahaan lagi sulit kondisi keuangannya nih. Bisa-bisa bulan depan gulung tikar dong!” Bayangan PHK pun mulai membayangi.
Duh, siapa yang bisa bekerja dengan baik kalau dibayangi pikiran-pikiran negatif nan insecure begitu? Sepertinya nggak ada kan?
Karena itu, kesejahteraan karyawan ini sangat penting untuk menjadi fokus utama divisi HR demi memberikan perasaan aman bagi karyawannya.
Sebegitu pentingnya jaminan kesejateraan karyawan, karena itu ada baiknya mulai direncanakan mulai sekarang, program apa saja yang bisa diberikan oleh perusahaan untuk meningkatkannya. Perusahaan bisa mulai dari memberikan training keuangan bagi karyawan, karena karyawan yang terampil mengelola keuangan pribadi juga akan berpengaruh baik pada kinerjanya di kantor.
Yuk, segera hubungi nomor WA QM Financial di 0811 1500 688 (NITA), untuk bersama merencanakan training bagi karyawan Anda. Follow Instagram QM Financial juga untuk info-info kelas finansial online terbaru untuk pengelolaan keuangan pribadi yang bisa diikuti secara online dari mana pun.
Suasana dan Etos Kerja Optimal, Ternyata 3 Hal Ini yang Menjadi Rahasia Google
Perusahaan berbasis teknologi terbesar saat ini? Sudah pasti semua orang akan menjawab, Google! Raksasa teknologi ini bisa dibilang “penguasa dunia”. Banyak orang mendapatkan manfaat dari Google, pun banyak pula yang pengin bekerja di Google. Tambahan lagi, konon, suasana dan etos kerja di Google adalah yang terbaik saat ini.
Kita nggak bisa memungkiri. Misalnya saja dari sisi jaminan kesehatan dan kesejahteraan karyawan, Google sangat memperhatikannya. Google menilai, bahwa etos kerja dan performa karyawan berkaitan erat dengan kesejahteraan, kesehatan, dan juga kompetensi karyawan.
Karena itu, Google selalu menganggap karyawan sebagai aset utama perusahaan dan menjadikannya sebagai prioritas.
Mau tahu lebih jauh? Mari kita lihat beberapa hal yang dilakukan oleh Google untuk membangun suasana dan etos kerja optimal bagi karyawannya.
3 Rahasia Terbesar Google Membangun Suasana dan Etos Kerja yang Optimal
1. No micromanaging
Apa sih artinya micromanaging ini?
Menurut kamus, micromanage berarti “control every part, however small, of (an enterprise or activity)“. Sedangkan menurut Wikipedia:
In business management, micromanagement is a management style whereby a manager closely observes and/or controls the work of his/her subordinates or employees. Micromanagement is generally considered to have a negative connotation, mainly due to the fact that it shows a lack of freedom in the workplace.
Micromanaging berarti gaya manajemen dengan kontrol ketat terhadap apa pun yang dilakukan oleh karyawan hingga kemudian tak bisa memberikan kesempatan pada karyawan untuk berinovasi dan berimprovisasi. Micromanaging dipercaya bisa merusak etos kerja dan mematikan kreativitas, lantaran karyawan tidak diberikan wewenang untuk menyelesaikan masalah yang timbul.
Di awal berdirinya, sekitar tahun 2002, Google tak punya struktur organisasi. Tak ada posisi manajer maupun bawahan. Namun seiring waktu Larry Page, sang founder, merasakan betapa repotnya jika ia menjadi satu-satunya pengambil keputusan di perusahaan rintisan tersebut. Lantas ia merekrut beberapa orang untuk menjadi leader, yang bertugas mengoordinasi dan memfasilitasi aspirasi staf Google.
Cerita ini lebih lengkap bisa dibaca di situs Harvard Business Review. Di sana ada cerita perkembangan manajemen Google, dari mulai beberapa orang hingga sekarang memperkerjakan 37.000 orang.
Google percaya, dengan kebebasan berpikir dan berinovasi–tanpa ada praktik micromanaging–sikap saling menghargai antarkaryawan justru akan terbentuk, skill problem solving karyawan meningkat, etos kerja membaik, pun bisa menghasilkan ide-ide brilian yang siap dieksekusi bersama.
2. Be a good communicator
Dalam sebuah tim, komunikasi menjadi salah satu core kerja sama. Tanpa komunikasi yang baik, mustahil kerja sama yang baik juga bisa dicapai. Tanpa kerja sama yang baik, mustahil pula target bisnis perusahaan bisa diwujudkan.
Karyawan, para manajer, stakeholder, dan semua unsur yang terlibat dalam perputaran bisnis memang harus bisa bersinergi dengan baik, jika ingin perusahaan bisa maju dan berkembang.
Semua etos kerja berawal dari komunikasi.
Google menyadari penuh akan hal ini. Tahun 2011, Google merekrut Sebastien Marotte, dari Oracle, untuk meningkatkan sales. Begitu datang Marotte langsung tancap gas untuk memenuhi target sales yang diberikan padanya. Tapi, usahanya gagal. Marotte lantas ambil langkah mundur sejenak. Ia melakukan introspeksi, dan menyimpulkan bahwa ada yang salah dengan caranya berkomunikasi. Ia memperbaiki kesalahannya tersebut, dan di tahun berikutnya target sales Google bisa dicapai, bahkan lebih!
Cerita ini juga ada di artikel di situs Harvard Business Review yang sudah ditautkan di atas. Komunikasi, hal kecil yang kadang disepelekan, namun bisa berdampak besar pada etos kerja.
3. Kesejahteraan dan kompetensi karyawan adalah yang utama
Sudah bukan rahasia pula, bahwa Google sangat memperhatikan kesejahteraan karyawannya sebagai aset utama perusahaan. Salah satunya, Google menyewa tim medis khusus–lengkap dengan dokternya–untuk berkantor di dalam headquarter, demi melayani keluhan-keluhan kesehatan para karyawan.
Selain itu, Google juga menyediakan berbagai fasilitas kebugaran di dalam kantor. Mulai dari gym hingga area permainan, yang bebas digunakan oleh para karyawannya kapan pun mereka merasa jenuh dengan pekerjaan.
Selain dari sisi kesehatan, Google juga rutin mengevaluasi dan meningkatkan kompetensi karyawan.
Sekitar tahun 2011, Google meluncurkan program pengembangan SDM yang dinamai Project Oygen, untuk membantu meningkatkan etos kerja karyawan. Program ini lantas berkembang menjadi sebuah program komprehensif yang mengukur perilaku manajemen utama dan mengolahnya melalui proses komunikasi yang lebih intens dan pelatihan secara menyeluruh.
Di dalam Project Oxygen, ada program yang namanya Start Right–sebuah program workshop selama 2 jam khusus untuk para manajer baru. Juga ada Manager Flagship–yang terdiri atas beberapa paket workshop untuk meningkatkan etos kerja para manajer dalam topik-topik yang lebih spesifik. Sampai dengan saat ini, ada puluhan program pelatihan dipunyai oleh Google yang dilakukan secara rutin oleh tim instruktur khusus.
Kalau mau mengikuti cerita perkembangan bisnis Google, memang tak akan habis dalam sehari. Begitu panjang dan menarik. Banyak sekali hal yang bisa diadopsi dan diterapkan juga untuk mengembangkan perusahaan kita.
Anda tertarik untuk memberikan edukasi literasi keuangan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan dan etos kerja karyawan di perusahaan Anda seperti halnya Google? Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas terbaru.