Sudah Saatnya Kita Perhatikan Kesehatan Mental, Fisik, dan Finansial secara Seimbang
Uang—tak bisa kita mungkiri—menjadi salah satu yang terpenting dalam hidup. Bukannya sok materialistis, tapi kita harus realistis. Pasalnya, untuk ngapain aja, beli apa pun yang kita butuhkan, kita harus punya uang. Saat kita nggak punya cukup uang, maka kita pun rentan terkena masalah, walaupun sering dibilang uang bukan segalanya. Pada akhirnya, uang juga memengaruhi kesehatan mental kita.
Kerasa kan, saat nggak punya uang, kita jadi gelisah. Kita merasa waswas kalau keuangan nggak lancar. Kalau berkepanjangan ya, bisa jadi akan memengaruhi hingga kita bisa terkena gangguan mental.

Pengaruh Keuangan terhadap Kesehatan Mental
Ada banyak penelitian yang sudah dilakukan untuk membuktikan fenomena ini.
Dr. Roger McIntyre, MD, seorang profesor psikiatri University of Toronto mengemukakan, bahwa kesehatan mental itu sangat erat terkait dengan kondisi keuangan seseorang. Kondisi bahagianya seseorang itu sangat bergantung pada kesehatan keuangannya.
Sedangkan penelitian lain yang dilakukan oleh UK Money and Mental Health Institute menyatakan bahwa orang yang secara mental kurang sehat akan tiga setengah kali lebih mungkin terlilit utang.
Sebuah jurnal di Clinical Psychology Review juga menghubungkan antara kecenderungan seseorang untuk mengalami masalah kesehatan mental berupa depresi, gangguan kecemasan berlebih, alkoholik, dengan kondisi keuangan yang buruk.
Hal ini masih ditambah lagi dengan pandemi COVID-19 yang belum juga usai hingga hampir dua tahun—saat artikel ini ditulis. Jutaan orang kehilangan pekerjaan, sampai-sampai para ahli dan peneliti di bidang kesehatan mental khawatir, angka bunuh diri akan memuncak jika pemerintah negara-negara di dunia tak segera bertindak.
Kalau pengin mendalami masalah ini, kamu bisa mencari lebih banyak lagi di internet, dari riset, penelitian, dan jurnal-jurnal yang secara bebas dapat diakses oleh siapa pun.
So, jika mau ditambah dengan sumber lain juga boleh, tapi dari beberapa fakta di atas saja rasanya kita sudah cukup paham, betapa eratnya kaitan antara keuangan dengan kesehatan mental, yang kemudian juga akan memengaruhi kondisi kesehatan fisik kita.

Menjaga Kesehatan Mental dan Fisik dengan Cara Menjaga Kesehatan Finansial
Keamanan finansial menjadi hal yang krusial. Tentang dana darurat misalnya saja. Kalau kita tak memilikinya, bisa jadi akses ke makanan, kebutuhan hidup yang penting, dan termasuk juga perawatan kesehatan, akan tertutup di masa krisis ini.
Hal ini akan menimbulkan stres, yang pada akhirnya bisa memunculkan gangguan pada kesehatan mental kita.
Namun juga tak hanya berhenti di situ. Banyak bukti pula bahwa mereka yang punya kesehatan mental yang kurang baik juga tak akan dapat menjaga kesehatan finansialnya. Dengan demikian, ini memang semacam “lingkaran setan”, yang kalau mau diputus, maka haruslah mencari solusi yang komprehensif, mencakup seluruh aspek yang ada dalam kesehatan mental maupun kesehatan finansial.
Apa yang bisa kita lakukan?

1. Cari akar permasalahannya
Apa yang membuatmu merasa stres? Apa yang membuatmu mengalami masalah keuangan?
Cari akar permasalahannya, dan urai satu per satu. Terlilit utang? Kalau begitu, cari jalan untuk melunasinya. Karena solusi utang itu ya dibayar.
Penghasilan berkurang? Cari cara lain untuk mendapatkan pemasukan. Berdagang, mungkin? Dagang apa saja, yang sekiranya dibutuhkan oleh orang-orang sekitar.
Memang lebih mudah diucapkan daripada dilakukan, tetapi dengan kamu punya niat untuk memperbaikinya, itu sudah langkah awal yang bagus.
2. Mulai kebiasaan baik
Mulailah dengan belajar untuk meningkatkan literasi keuanganmu. Mulailah dari yang dasar dan prinsip, seperti bagaimana mengelola cash flow yang baik, menyehatkan kondisimu—baik mental dan finansial, juga fisik—dan kemudian setelah semua siap, kamu juga bisa mulai merencanakan masa depan.
Tenang, tak perlu dilakukan semuanya sekaligus. One step at a time, dimulai dari yang sudah ada di depan mata.
3. Sayangi dirimu
Dengan memiliki keterampilan mengelola keuangan yang baik, itu sudah jadi salah satu cara untuk menyayangi diri sendiri.
Berikutnya, pastikan kamu mengonsumsi makanan yang bergizi dan rutin lakukan olahraga. Yang simpel-simpel aja, dan nggak harus bayar mahal. Jalan santai, jogging, atau yoga di rumah juga bisa.
Bicara soal kesehatan mental, fisik, dan finansial, dalam rangka ulang tahunnya yang ke-18, QM Financial punya banyak sekali program menarik buat kamu loh! Mulai dari promo yang diperpanjang, kelas-kelas gratis yang bisa diikuti oleh siapa saja, sampai konser mini!
Penasaran enggak sih? Makanya, follow akun Instagram QM Financial ya, untuk detail seluruh acaranya. Nantinya, juga akan ada liputan di website ini kok, jadi tak perlu khawatir ketinggalan.
So, terima kasih sudah menjadi bagian dari QM Financial selama 18 tahun ini, dan memperbolehkan QM Financial menjadi saksi perjalanan keuangan kamu. Stay safe, stay sane, and stay healthy mentally, physically, and financially!
52% Karyawan Perusahaan Masih Perlu Meningkatkan Financial Intelligence Mereka
Di awal tahun 2021, QM Financial mengadakan survei pada sejumlah klien korporasi, yang kemudian mengemukakan data yang menarik. Bahwa sebanyak 87.5% perusahaan merasa membutuhkan program edukasi keuangan bagi karyawan, dengan 51% karyawan perusahaan merasa bahwa gajinya tidak mencukupi, dan 42% HR perusahaan ingin agar karyawannya dapat hidup yang sesuai dengan penghasilannya.
Kemudian, kemarin di hari Selasa, 4 Mei 2021, QM Financial menyelenggarakan Media Briefing dengan tajuk Dukungan Literasi Keuangan dari Perusahaan, Penting untuk Wujudkan Karyawan Berdaya Finansial, mengungkap fakta lain yang tak kalah menariknya.
Bahwa 52% karyawan perusahaan ternyata belum memiliki financial intelligence yang memadai.
Apa itu financial intelligence?

Financial Intelligence adalah kemampuan mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan keuangan dasar untuk memiliki kehidupan finansial yang sehat. Pada dasarnya, setiap orang memang sudah seharusnya memiliki tingkat financial intelligence yang baik sekarang ini, apalagi jika mereka adalah karyawan perusahaan.
Mengapa? Karena sebagai karyawan, penghasilan itu seharusnya sudah enggak jadi masalah lagi. Satu, karena sudah pasti ada. Dua, teratur diterima. Berbeda dengan mereka yang bekerja dengan sistem harian atau project based, yang kadang dalam periode tertentu, bisa saja tak mendapat penghasilan sama sekali.
Data ini didapatkan dari responden yang menjawab kuis di academy.qmfinancial.com—platform survei dari QM Financial yang dirilis bersamaan dengan diadakannya Media Briefing Selasa pagi, yang sebanyak 3.916-nya merupakan karyawan perusahaan dari berbagai sektor.
Data-data yang didapat oleh QM Financial di atas, sepertinya mendukung penuh hasil penelitian yang dirilis oleh Lockton Retirement Services, yang menyebutkan bahwa 1 dari 5 karyawan mengalami stres akibat masalah keuangan.
Wah, semakin menarique ya?
Lalu, bagaimana caranya ya, agar karyawan perusahaan dapat terdorong untuk mau meningkatkan financial intelligence mereka?
Begini Cara Mendorong Karyawan Perusahaan untuk Meningkatkan Financial Intelligence

1. Pemberian benefit kesehatan bagi karyawan perusahaan
Benefit kesehatan dari perusahaan terhadap karyawannya ini bisa dalam beberapa bentuk. Yang pertama adalah benefit kesehatan fisik. Mengapa ini penting? Karena, kita tak bisa menutup mata, bahwa kesehatan fisik juga berpengaruh besar terhadap keuangan karyawan. Karenanya, perlu bagi karyawan untuk mendapatkan jaminan kesehatan dari perusahaan tempatnya bekerja.
Employers’ wellbeing juga seharusnya menjadi perhatian bagi perusahaan. Apalagi di zaman sekarang, ketika beban hidup begitu berat, dan tuntutan semakin besar. Kesehatan mental pada akhirnya juga dapat memberikan dampak besar terhadap produktivitas karyawan.
Yang terakhir adalah dukungan terhadap kesehatan finansial karyawan, yang akan dapat memberikan efek besar terhadap produktivitas.
Apa sih artinya sehat secara finansial bagi karyawan perusahaan? Hal ini mencakup di antaranya:
- Dengan penghasilan sekarang, karyawan dapat memenuhi kebutuhan hidup sekarang dan masa depan
- Bijak menghadapi urusan utang piutang
- Siap menghadapi kondisi darurat pribadi
- Mampu pensiun nyaman sesuai keinginan
- Tangguh menghadapi krisis finansial
Tentu mewujudkan kelima hal di atas bukanlah perkara mudah. Namun, dengan dukungan dari pihak perusahaan, setiap karyawan pasti bisa mengusahakannya—termasuk tak kalah penting adalah kemauan si karyawan itu sendiri juga.

2. Berikan pelatihan secara simultan sesuai jenjang karier
Untuk mulai memberikan benefit kesehatan finansial, maka perusahaan dapat memberikan pelatihan keuangan secara simultan alias terus menerus, sesuai dengan jenjang karier karyawannya.
Pada praktiknya, karyawan perusahaan akan melewati 3 fase dalam masa kariernya, yaitu:
- Fase Recruit, ketika karyawan diterima dan bergabung dengan suatu perusahaan.
- Fase Retain, ketika karyawan sudah bekerja lebih dari 3 tahun dan mulai memasuki level karier yang mapan.
- Fase Retreat, ketika karyawan harus mulai melakukan persiapan untuk meninggalkan perusahaan dan memasuki masa pensiun.
Dalam ketiga fase tersebut, akan muncul berbagai macam kebutuhan yang akan berbeda, yang harus segera direspons dengan rencana keuangan yang komprehensif. Karena itulah, pelatihan keuangan tidak dapat hanya diberikan satu kali saja dalam masa karier seorang karyawan perusahaan, tetapi harus simultan secara terus menerus. Hal ini bertujuan agar karyawan selalu siap menghadapi perubahan di setiap fasenya.

3. Mendorong karyawan perusahaan untuk memiliki kebiasaan baik dalam keuangan sehari-hari
Apalah artinya diberikan pelatihan, jika kemudian tidak dipraktikkan atau diterapkan dalam hidup sehari-hari? Betul, kan?
Begitu juga dalam usaha meningkatkan financial intelligence karyawan perusahaan ini. Dari kebiasaan kecil bisa jadi memberikan efek yang cukup besar bak bola salju di kemudian hari. Jadi, jangan remehkan kebiasaan-kebiasaan seperti lebih suka membawa bekal makan siang dari rumah, membuat kopi sendiri di kantor, menyisihkan penghasilan di awal untuk investasi, dan berbagai kebiasaan kecil yang baik lainnya.
Perusahaan harus memberikan apresiasi dan mendorong karyawannya agar mau melakukan berbagai kebiasaan itu dalam keseharian.
Kesimpulan
Pada akhirnya, peningkatan financial intelligence ini manfaatnya akan kembali juga kepada karyawan perusahaan itu sendiri. Sedangkan bagi perusahaan, financial intelligence karyawan akan dapat memberikan pengaruh besar terhadap bisnis bahkan dalam jangka panjang.
Apakah kantor atau komunitasmu mengalami masalah keuangan yang sama? Ataukah, punya kebutuhan training finansial yang lain? Sila kontak WA 0811 1500 688 untuk mendiskusikan kebutuhan training finansialmu. Semua modul dibuat SIMPEL, PRAKTIS, dan tentu saja FUN!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.