5 Kesalahan Umum yang Harus Dihindari Saat Belajar Investasi
Belajar investasi itu penting demi mencapai tujuan keuangan. Namun, prosesnya ya enggak mudah. Banyak tantangannya, dan menuntutmu untuk paham semuanya dengan baik.
Pasalnya, tanpa pemahaman yang cukup dan persiapan yang tepat, risiko kesalahan dapat meningkat. Apalagi kalau kamu adalah pemula yang baru mengenal dunia investasi. So, memahami hal-hal mendasar sangat penting sebelum mulai berinvestasi.
Kesalahan kecil yang tampak sepele bisa berdampak besar pada hasil investasi. Banyak pemula terjebak karena kurang paham, kurang informasi, atau terlalu percaya pada mitos investasi.
Akhirnya, kesalahan ini menghambat pertumbuhan dana, bahkan bisa membuatmu merugi. Akhirnya lagi, motivasi untuk belajar dan berkembang pasti juga akan turun.
Jadi, mengetahui apa saja yang harus dihindari menjadi langkah awal untuk meraih hasil yang lebih optimal.
Table of Contents
Kesalahan Umum saat Belajar Investasi
Kita memang belajar dari kesalahan. Begitu juga saat belajar investasi. Kamu bisa belajar dari kesalahanmu sendiri, atau belajar dari kesalahan orang lain. Berikut beberapa kesalahan yang sering terjadi saat seseorang belajar investasi—mungkin di antaranya ada yang kamu lakukan juga.
1. Tergoda Janji Keuntungan Cepat
Siapa sih yang enggak pengin cepat kaya? Kalau bikin konten dengan kata kunci ‘cara cepat kaya’ saja langsung laris manis diserbu pembaca. Padahal isinya ya begitulah.
Salah satu janji keuntungan cepat yang sering wira-wiri saat belajar investasi adalah iming-iming investasi bodong. Biasanya ada embel-embelnya tanpa risiko, yang seharusnya menjadi tanda bahaya.
Kurangnya pemahaman tentang bagaimana investasi bekerja dapat membuatmu mudah percaya pada klaim tidak realistis. Skema semacam ini sering menggunakan strategi “FOMO” (Fear of Missing Out). Dengan strategi ini, kamu lantas merasa harus segera bergabung untuk mendapatkan keuntungan maksimal.
Akibatnya, dana yang diinvestasikan berisiko hilang sepenuhnya karena skema tersebut biasanya ilegal atau enggak ada basis aset nyata. Penting untuk selalu memeriksa legalitas investasi. Salah satunya memastikan perusahaan terdaftar di OJK atau Bappebti, dan memahami risiko sebelum mengambil keputusan.
Baca juga: Investasi Bodong: 3 Langkah untuk Menghindari Jebakannya
2. Enggak Punya Tujuan Keuangan Jelas
Belajar investasi tanpa tujuan yang spesifik bisa bikin strategi investasimu jadi enggak terarah. Ketika tujuan keuangan enggak jelas, maka kamu akan sulit menentukan instrumen investasi yang sesuai.
Selain itu, ketiadaan tujuan juga menyulitkan untuk mengukur keberhasilan investasi, sehingga progres keuangan enggak akan bisa terpantau dengan baik. Keputusan investasi juga pasti cenderung asal-asalan atau ikut-ikutan.
Untuk menghindari hal ini, tetapkan tujuan yang spesifik. Ingat, #tujuanloapa? Juga harus terukur, realistis, dan ada jangka waktunya. Dengan demikian, investasi dapat lebih terarah dan peluang mencapai target finansial menjadi lebih besar.
3. Menggunakan Uang Darurat untuk Investasi
Mengalokasikan dana darurat untuk investasi adalah keputusan berisiko tinggi. Dana darurat dirancang untuk kebutuhan mendesak, sehingga seharusnya selalu likuid dan mudah diakses.
Jika dana ini diinvestasikan, apalagi pada instrumen berisiko tinggi atau jangka panjang, ada kemungkinan kehilangan akses cepat saat kondisi darurat muncul. Selain itu, jika nilai investasi menurun, dana tersebut mungkin enggak akan cukup untuk menutupi kebutuhan mendesak.
Kesalahan belajar investasi ini sering terjadi karena keinginan untuk mendapatkan imbal hasil lebih besar tanpa mempertimbangkan konsekuensinya. Tapi tenang. Ada solusinya kok. Kamu hanya perlu memisahkan dana darurat dari dana lain-lainnya dan menyimpannya di instrumen yang berbeda. Dengan begitu, dana darurat tetap tersedia saat dibutuhkan, dan investasi dapat berjalan sesuai rencana tanpa mengorbankan keamanan finansial.
4. Gampang Menyabotase Rencana Keuangannya Sendiri
Kesalahan belajar investasi ini terjadi ketika kamu tergoda menggunakan dana investasinya untuk keperluan lain. Contohnya, misalnya gadget terbaru sudah diluncurkan. Meski smartphone yang kamu punya masih bagus, kamu pengin indent juga. Biar sama kayak teman-temanmu.
Karena belum gajian, bonus juga belum cair, pakai dulu deh dana investasi yang ada. Akhirnya, kamu pun mencairkan investasi yang bahkan belum menunjukan performa bagus. Masih rugi, sudah dicairkan demi gadget baru.
Kebiasaan seperti ini biasanya muncul dari kurangnya komitmen terhadap tujuan keuangan jangka panjang atau tidak adanya batasan yang jelas antara uang untuk investasi dan pengeluaran lainnya. Akibatnya, investasi tidak berjalan sesuai rencana, target keuangan sulit tercapai, dan potensi keuntungan jangka panjang menjadi terhambat.
Untuk mengatasi ini, penting menetapkan strategi yang jelas. Yang pertama harus dilakukan adalah memisahkan rekening untuk investasi, membuat anggaran yang ketat, dan menghindari akses mudah ke dana investasi.
Selain itu, selalu ingat tujuan keuangan yang ingin dicapai agar fokus tetap terjaga. Membiasakan disiplin keuangan adalah kunci belajar investasi yang sukses.
5. Belajar dari Sumber yang Tidak Kredibel
Zaman sekarang memang banyak sekali hal baru yang bisa kamu pelajari, dengan gratis, tak terbatas waktu dan ruang juga. Saking luasnya kesempatan, kadang kita juga enggak bisa memfilter, mana sumber yang bisa dipercaya dan yang enggak.
Ya itu juga banyak terjadi belakangan ini. Padahal, mengandalkan informasi dari sumber yang tidak terpercaya dapat menyesatkan dan meningkatkan risiko kesalahan dalam pengambilan keputusan investasi.
Sumber yang enggak kredibel, seperti grup diskusi tanpa moderator ahli, konten viral di media sosial tanpa dasar yang jelas, atau promosi dari individu tanpa sertifikasi, informasinya lebih sering enggak akuratnya dibanding benernya.
Hati-hati deh! Informasi semacam ini bisa membuatmu salah memahami risiko, potensi keuntungan, atau cara kerja suatu produk investasi.
So, buat belajar investasi, mending belajar dari sumber yang sudah tepercaya. Misalnya seperti baca-baca artikel QM Financial di sini, atau dengerin podcast, tonton video di channel YouTube QM Financial, dan follow akun-akun media sosialnya di Instagram, TikTok, sampai Threads.
Dengan begitu, pengetahuan yang diperoleh lebih akurat dan dapat mendukung proses belajar investasi jangka panjang kamu.
Baca juga: Belajar Saham untuk Pemula: Kesalahan Umum yang Harus Dihindari
Belajar investasi membutuhkan kesabaran dan disiplin untuk menghindari kesalahan yang dapat merugikan. Dengan pemahaman yang lebih baik, peluang untuk mencapai tujuan keuangan akan semakin besar. Melangkah dengan hati-hati dan terus meningkatkan pengetahuan menjadi kunci keberhasilan dalam perjalanan investasi.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Kesalahan yang Harus Dihindari Saat Negosiasi Gaji
Emang boleh negosiasi gaji? Minta naik gaji, gitu? Biar dapat lebih layak?
Lah, kenapa enggak?
Negosiasi gaji adalah langkah penting dalam setiap proses perekrutan atau perubahan pekerjaan. Banyak orang merasa ragu atau tidak nyaman saat harus membahas gaji, tetapi sebenarnya, negosiasi gaji sangat dianjurkan dan merupakan praktik yang umum di dunia kerja.
Dengan bernegosiasi, kamu enggak hanya menunjukkan pemahaman dan apresiasi terhadap nilai yang kamu bawa, tetapi juga memastikan bahwa kamu menerima kompensasi yang adil dan sesuai dengan kontribusi yang dapat kamu berikan nanti.
Table of Contents
Pentingnya Negosiasi Gaji
Salah satu alasan utama mengapa negosiasi gaji penting adalah karena hal ini memungkinkanmu untuk mendapatkan gaji yang sesuai dengan standar industri dan tingkat pengalaman.
Banyak perusahaan memberikan tawaran awal yang diharapkan akan dinegosiasikan. Dengan begitu—dengan melakukan negosiasi, kamu dapat mencapai kesepakatan yang lebih menguntungkan.
Selain itu, negosiasi gaji yang sukses dapat memiliki dampak jangka panjang pada penghasilanmu, membantu mengurangi kesenjangan gaji, dan mencerminkan profesionalisme serta keseriusanmu dalam mengejar karier.
Nah, tapi, memang enggak banyak orang yang bisa melakukannya secara taktis dan tepat.
Kesalahan Umum yang Sering Terjadi saat Negosiasi Gaji
Negosiasi gaji bisa menjadi proses yang menegangkan dan penting dalam karier seseorang. Kalau salah bertindak, salah kata, atau salah lainnya, maka efeknya bisa cukup besar.
Karena itu, hindari beberapa hal berikut yang merupakan kesalahan umum karyawan yang nego gaji tetapi caranya kurang tepat.
1. Kurangnya Persiapan
Enggak melakukan riset tentang standar gaji untuk posisi dan industri yang kamu lamar bisa membuatmu menuntut gaji yang terlalu tinggi atau terlalu rendah. Nah, ini malah dampaknya lebih besar daripada enggak negosiasi sih.
Jadi, untuk bisa sukses nego, kamu harus berbekal data. Cari tahu berapa standar gaji yang diterima oleh orang-orang yang bekerja di bidang dan level yang sama denganmu. Pastikan bahwa memang gaji yang kamu tawar itu memang ada background data. Jangan asal sebut angka.
Setelah tahu datanya, miliki angka minimum yang dapat kamu terima. Dengan begitu, kamu bisa terhindarmenerima tawaran yang tidak sesuai dengan kebutuhan atau harapan.
2. Enggak Mengetahui Nilai Diri
Penting untuk mengetahui keterampilan, pengalaman, dan nilai yang kamu bawa ke perusahaan. Tanpa pemahaman ini, kamu mungkin enggak bisa membenarkan permintaan gaji kamu.
Kamu bisa lakukan penilaian diri secara menyeluruh. Tuliskan semua keterampilan teknis dan nonteknis yang kamu miliki. Pertimbangkan juga pengalaman kerjamu sebelumnya, proyek-proyek yang telah kamu selesaikan, serta prestasi yang telah kamu capai.
Buat daftar yang mencakup semua aspek ini untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang apa yang akan kamu tawarkan pada perusahaan.
3. Terlalu Cepat Menerima Tawaran Pertama
Tawaran pertama biasanya merupakan titik awal untuk negosiasi. Menerima tawaran pertama tanpa mencoba untuk negosiasi bisa membuat kamu kehilangan potensi gaji yang lebih tinggi.
Dengan melakukan negosiasi, kamu dapat menunjukkan bahwa kamu serius terhadap posisi tersebut dan memiliki harapan yang realistis serta adil berdasarkan riset pasar dan pengalaman yang kamu miliki.
Dengan begitu, kamu berkesempatan menetapkan dasar yang lebih baik untuk kenaikan gaji dan perkembangan karier di masa depan.
4. Mengabaikan Paket Kompensasi Secara Keseluruhan
Gaji memang merupakan komponen penting dari kompensasi, tetapi bukan satu-satunya aspek yang perlu dipertimbangkan. Ketika menilai penawaran pekerjaan, penting untuk melihat keseluruhan paket kompensasi dan benefit.
Misalnya seperti tunjangan-tunjangan, bonus, waktu libur, fleksibilitas kerja, potensi pengembangan karier, dan sebagainya.
Dengan mempertimbangkan semua komponen ini, kamu dapat mengevaluasi tawaran pekerjaan secara lebih komprehensif dan memastikan bahwa kamu enggak hanya fokus pada gaji pokok saja. Keseluruhan paket kompensasi yang baik dapat memberikan kepuasan kerja yang lebih tinggi dan kesejahteraan finansial yang lebih baik dalam jangka panjang.
Baca juga: Pertimbangan Kenaikan Gaji vs. Benefit Lainnya: Lebih Menguntungkan yang Mana?
5. Bersikap Emosional atau Terlalu Agresif
Negosiasi gaji adalah momen penting dalam proses penerimaan pekerjaan, dan sangat penting untuk melakukannya dengan profesionalisme dan ketenangan. Negosiasi yang dilakukan dengan tenang dan terarah enggak hanya membantu kamu mencapai kesepakatan yang menguntungkan. Namun, juga memperkuat hubungan baik dengan calon atasan. Selain itu, kalau kamu bisa nego gaji dengan baik, kamu juga sudah menunjukkan kemampuan komunikasi kamu lo.
6. Mengungkapkan Angka Gaji Sebelumnya
Jika memungkinkan, hindari mengungkapkan gajimu sebelumnya. Pasalnya, hal ini bisa memengaruhi tawaran yang akan kamu terima dan membatasi potensi kamu mendapatkan gaji yang sepadan.
7. Mengabaikan Timing yang Tepat
Memilih waktu yang tepat untuk negosiasi sangat penting. Negosiasi di saat yang kurang tepat, seperti saat perusahaan sedang mengalami kesulitan finansial, kemungkinan besar sih enggak akan berhasil.
Jadi, coba, sebelum kamu nego gaji, lihat-lihat dulu situasi dan kondisi perusahaan ya. Jangan sampai kamu malah dinilai nirempati karena minta naik gaji, pas kantor lagi terombang-ambing keuangannya.
8. Tidak Mendokumentasikan Kesepakatan
Setelah negosiasi selesai dan kesepakatan dicapai, pastikan semua detail ditulis dan dikonfirmasi secara tertulis. Ini membantu menghindari kesalahpahaman di kemudian hari.
Kamu bisa mem-follow up-nya dengan email, atau minta pembaruan surat kontrak. Pastikan bahwa semua kesepakatan yang sudah dilakukan telah tercakup di dalamnya.
Menghindari kesalahan-kesalahan ini dapat membantu Anda dalam mencapai hasil yang lebih baik dalam negosiasi gaji dan memastikan bahwa Anda mendapatkan kompensasi yang sesuai dengan nilai Anda.
Negosiasi gaji adalah langkah krusial dalam memastikan bahwa kamu telag mendapatkan kompensasi yang sesuai dengan nilai dan kontribusi di perusahaan. Namun, mendapatkan gaji yang baik hanyalah langkah awal. Penting untuk juga memiliki keterampilan dalam mengelola keuangan pribadi kamu agar manfaat dari hasil negosiasi tersebut dapat dioptimalkan.
Untuk itu, mengusulkan pada kantor untuk mengundang QM Financial untuk memberikan kelas keuangan di kantor bisa menjadi langkah cerdas. Dengan begitu, kamu dan karyawan lain mendapatkan wawasan tentang bagaimana mengelola pendapatan secara efektif, menabung, berinvestasi, dan merencanakan masa depan keuangan dengan lebih baik.
Dengan demikian, setelah negosiasi gaji disepakati, kamu enggak hanya mendapatkan kompensasi yang layak, tetapi juga memiliki kemampuan untuk mengelolanya dengan bijaksana, memastikan stabilitas dan kesejahteraan finansial jangka panjang.
Ingin meningkatkan kesejahteraan finansial dan produktivitas karyawan di kantor? Yuk, undang QM Financial untuk mengadakan kelas keuangan yang komprehensif dan praktis di kantor. Hubungi QM Financial sekarang ya!
Kesalahan Umum dalam Mengambil Pinjaman Karyawan, Akibat yang Bisa Terjadi, dan Cara Menghindarinya
Pinjaman karyawan sering dianggap menjadi solusi cepat bagi banyak pekerja yang membutuhkan dana tambahan untuk berbagai keperluan. Ada yang butuh untuk kebutuhan mendesak, ada juga yang butuh untuk melunasi utang yang lain.
Memang memprihatinkan sih. Namun, kita tak bisa menutup mata. Fenomena ini benar-benar terjadi, dan meningkat seiring dengan semakin rumitnya kehidupan modern.
Inilah salah satu hal yang membuat keterampilan mengelola keuangan itu menjadi penting. Bukannya dilarang, pinjaman karyawan kadang memang perlu diambil—apalagi jika nantinya bisa menambah aset.
Namun, tanpa pemahaman dan perencanaan yang tepat, pengambilan pinjaman karyawan bisa berubah menjadi beban finansial yang berat.
Table of Contents
Kesalahan Umum dalam Mengambil Pinjaman Karyawan
Dari pengamatan, ada beberapa kesalahan yang sering terjadi saat karyawan mengambil pinjaman untuk berbagai keperluan. Kesalahan ini sepertinya kecil dan tidak berarti pada awalnya, tetapi menjadi sangat signifikan di kemudian hari.
Tentu saja, kesalahan ada untuk dipelajari dan kemudian diperbaiki. Bahkan, mungkin kita memang perlu untuk salah dulu, sebelum akhirnya melakukan hal yang benar, bukan? Begitu juga soal keuangan.
Mengambil pinjaman karyawan bukan hal yang dilarang, tetapi sekali lagi perlu kebijakan untuk melakukannya.
Kesalahan #1: Tidak Membaca Syarat dan Ketentuan dengan Teliti
Salah satu kesalahan paling umum yang dilakukan karyawan saat mengambil pinjaman adalah tidak memperhatikan detail syarat dan ketentuan. Pentingnya membaca secara teliti terletak pada pemahaman terhadap berbagai aspek penting seperti:
- Bunga dan Biaya: Memahami tingkat bunga dan biaya terkait lainnya adalah krusial. Bunga yang tinggi dapat meningkatkan jumlah pembayaran secara signifikan.
- Syarat Pembayaran: Memahami jadwal pembayaran, termasuk tenggat waktu, dan denda keterlambatan.
- Ketentuan Khusus: Beberapa pinjaman bisa jadi memiliki ketentuan khusus seperti penalti atas pelunasan dini atau syarat tertentu saat kondisi finansial berubah, seperti kehilangan pekerjaan.
Segala macam ketentuan ini—termasuk yang diberi huruf kecil-kecil—mesti dipahami dengan baik lo!
Kesalahan #2: Mengambil Pinjaman Lebih dari Kebutuhan
Mengambil pinjaman lebih dari yang sebenarnya dibutuhkan dapat menimbulkan beban finansial yang tidak perlu. Risiko dari kesalahan ini antara lain:
- Ketergantungan Finansial: Mengambil lebih banyak uang daripada yang dibutuhkan bisa menciptakan siklus utang yang berpeluang enggak ada habisnya.
- Pembayaran Bunga yang Lebih Tinggi: Semakin besar jumlah pinjaman, semakin besar juga jumlah bunga yang harus dibayar.
- Tekanan Finansial Jangka Panjang: Pembayaran bulanan yang lebih tinggi dapat mengganggu anggaran bulanan dan menyebabkan tekanan keuangan jangka panjang.
Kesalahan #3: Mengabaikan Kemampuan Pembayaran
Kesalahan kritis lainnya adalah mengabaikan kemampuan sendiri untuk membayar kembali pinjaman. Risiko yang bisa timbul dari kesalahan ini di antaranya adalah:
- Peningkatan Utang: Kegagalan membayar cicilan pinjaman tepat waktu dapat mengakibatkan penambahan bunga dan denda. Hal ini bisa meningkatkan jumlah utang secara signifikan, membuatnya semakin sulit untuk dilunasi.
- Dampak terhadap Skor Kredit: Pembayaran pinjaman yang terlambat atau tidak lengkap bisa berdampak negatif pada skor kredit. Skor kredit yang rendah akan menyulitkan untuk mendapatkan pinjaman di masa depan atau bisa mengakibatkan dikenakannya suku bunga yang lebih tinggi.
- Stres dan Kecemasan: Kesulitan finansial dan tekanan untuk memenuhi kewajiban pembayaran dapat menyebabkan stres dan kecemasan yang signifikan. Hal ini tidak hanya berdampak pada kesehatan mental, tetapi juga bisa mempengaruhi kinerja kerja dan hubungan pribadi.
Cara Menghindari Kesalahan dalam Mengambil Pinjaman
Terus, kalau melakukan kesalahan-kesalahan seperti di atas, harus bagaimana dong?
Ya yang pasti, harus diperbaiki kesalahannya, dan belajar dari kesalahan tersebut. Jangan sampai terulang lagi.
Untuk bisa menghindarinya, maka butuh pengetahuan yang cukup mengenai kondisi finansial kita sendiri dan juga cara kerja pinjaman karyawan yang berlaku. Terutama, jangan mager membaca syarat dan ketentuan.
Berikut ini penjelasan selengkapnya mengenai cara menghindari kesalahan yang bisa terjadi saat melakukan pinjaman karyawan.
Strategi #1: Membuat Rencana Pembayaran
Merencanakan pembayaran pinjaman secara efektif adalah kunci untuk mengelola hutang dengan bijak. Langkah-langkah ini dapat membantu:
- Menentukan Jumlah Pembayaran: Hitung jumlah total pembayaran termasuk bunga dan tentukan jumlah bulanan yang realistis sesuai dengan pendapatan kamu.
- Jadwal Pembayaran: Buat jadwal pembayaran yang konsisten, dan pertimbangkan untuk membayar lebih dari jumlah minimum jika memungkinkan untuk mengurangi total bunga.
- Otomatisasi Pembayaran: Pertimbangkan untuk menggunakan fasilitas pembayaran otomatis untuk menghindari keterlambatan pembayaran yang dapat menimbulkan denda.
Strategi #2: Membuat Anggaran Keuangan yang Realistis
Mengelola keuangan dengan bijak melalui anggaran yang realistis dapat mencegah terjebak dalam utang yang tidak terkendali. Ikuti tip berikut ini:
- Evaluasi Pendapatan dan Pengeluaran: Catat semua sumber pendapatan dan semua pengeluaran rutin untuk memahami aliran keuanganmu.
- Prioritaskan Pengeluaran: Tentukan kebutuhan dibandingkan dengan keinginan, dan alokasikan dana untuk pengeluaran esensial terlebih dahulu.
- Sisihkan Dana Darurat: Sisihkan sebagian pendapatan untuk dana darurat, yang dapat membantu dalam situasi tak terduga tanpa harus mengambil pinjaman lebih lanjut.
Strategi #3: Mencari Alternatif Pinjaman atau Bantuan Keuangan
Sebelum mengambil pinjaman karyawan, pertimbangkan alternatif lain yang mungkin lebih menguntungkan. Misalnya:
- Pinjaman Tanpa Bunga: Cari sumber pinjaman yang mungkin menawarkan suku bunga rendah atau bahkan tanpa bunga, seperti lembaga kredit mikro atau mungkin keluarga.
- Bantuan Keuangan dari Pemerintah atau LSM: Teliti program bantuan keuangan yang disediakan oleh pemerintah atau organisasi non-profit, khususnya untuk situasi darurat atau bantuan pendidikan.
- Pinjaman koperasi: Pertimbangkan pinjaman koperasi komunitas sekitar, misalnya di RT atau RW, yang mungkin menawarkan kondisi yang lebih fleksibel dibandingkan dengan pinjaman bank tradisional.
Mengadopsi strategi-strategi ini tidak hanya membantu dalam menghindari kesalahan umum saat mengambil pinjaman karyawan, tetapi juga memperkuat kesehatan finansialmu secara keseluruhan.
Membuat rencana pembayaran yang efektif, mengelola anggaran dengan bijak, dan mengeksplorasi alternatif pinjaman adalah langkah-langkah penting untuk mengelola keuangan pribadi dan menghindari beban utang yang tidak perlu.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Kesalahan Umum dalam Belajar Finansial dan Cara Menghindarinya
Belajar finansial merupakan tahap penting dalam meraih financial independence jangka panjang. Memiliki pengetahuan dan edukasi tentang keuangan sangat penting karena dapat mengendalikan pengeluaran dan mendukung pertumbuhan kekayaan.
Sayangnya, masih banyak orang yang melakukan kesalahan umum yang menghambat perkembangan finansial mereka. Padahal, sejatinya belajar finansial harus dilakukan oleh semua orang dari berbagai kalangan. Ketrampilan mengelola uang yang baik dan bijak harus dimiliki agar pendapatan yang diperoleh setiap bulan tidak habis begitu saja tanpa adanya perencanaan.
Oleh karena itu, mari mengulik lebih lanjut tentang beberapa kesalahan umum dalam belajar finansial yang sering terjadi dan cara menghindarinya.
Kesalahan Umum dalam Belajar Finansial
Kesalahan umum dalam belajar finansial penting untuk digali agar dapat diperbaiki untuk ke depannya. Adapun macam-macam kesalahan tersebut di antaranya sebagai berikut.
1. Tidak Menyusun Rencana Keuangan
Salah satu kesalahan paling umum dalam mempelajari finansial adalah tidak membuat rencana keuangan. Tanpa perencanaan yang jelas, sulit bagi seseorang untuk mengatur pengeluaran, tabungan, atau berinvestasi dengan efektif.
Cara menghindarinya yaitu dengan menyusun anggaran bulanan yang meliputi tabungan, pengeluaran rutin, dan investasi. Perencanaan tersebut harus realistis dan bisa disesuaikan dengan perubahan kondisi keuangan.
2. Tidak Mengasah Wawasan Finansial
Banyak orang yang mudah berpuas diri dengan wawasan finansial yang dimilikinya saat ini. Padahal, mengasah pengetahuan secara terus menerus sangat penting untuk memperoleh perspektif yang segar tentang keuangan.
Oleh karena itu, penting sekali menginvestasikan waktu untuk menggali fondasi keuangan pribadi, investasi, hingga manajemen risiko yang tepat. Kamu juga bisa mempelajari tentang rencana pensiun, pajak, dan berbagai aspek finansial lainnya.
Tentunya, tidak sulit untuk menemukan sumber pengetahuan finansial karena kamu bisa menemukannya di buku, kursus, postingan media sosial, podcast, atau video YouTube. Di QM Financial saja ada banyak!
3. Berpikir Jangka Pendek
Tidak sedikit orang memiliki kebiasaan berpikir pendek karena lebih mengutamakan kesenangan instan dibanding menyusun rencana untuk masa depan. Contohnya, seperti pengeluaran impulsif, tidak menabung, dan lain-lain.
Cara menghindari masalah umum ini yaitu dengan mengembangkan pemikiran jangka panjang dan fokus pada tujuan keuangan. Misalnya, seperti membeli rumah, menabung untuk pendidikan anak-anak, menyiapkan pensiun nyaman, dan lain-lain. Pertimbangkan pula konsekuensi jangka panjang dari keputusan finansial yang diambil saat ini.
4. Tidak Mengelola Utang dengan Bijak
Kesalahan umum lain yang sering dilakukan dalam belajar finansial adalah tidak mengelola utang dengan bijak. Alhasil, hal ini dapat menjadi beban keuangan yang sangat berat. Tidak sedikit orang yang mengajukan pinjaman tanpa mempertimbangkan keputusannya dengan matang.
Agar bisa menghindari kesalahan ini, diperlukan analisis yang cermat sebelum mengajukan utang. Kamu juga perlu memahami suku bunga, syarat-syarat pembayaran, dan rencana pelunasan utang yang efisien.
5. Tidak Menyimpan Dana Darurat
Tidak menyisihkan dana darurat termasuk kesalahan yang cukup serius dalam pengelolaan keuangan. Tanpa memiliki dana darurat, kamu akan kesulitan ketika menghadapi berbagai kendala finansial, seperti perawatan kesehatan yang mendesak, kehilangan pekerjaan, dan lain-lain.
Solusi yang bisa diterapkan adalah membuat dana darurat yang sekiranya mampu menutupi biaya hidup dalam beberapa bulan. Dana darurat perlu disimpan di rekening terpisah agar tetap terjaga jumlahnya.
6. Tidak Melakukan Diversifikasi Investasi
Kesalahan besar dalam mempelajari keuangan yang berikutnya adalah berinvestasi tanpa diversifikasi dengan baik. Menginvestasikan uang yang dimiliki pada satu instrumen saja akan meningkatkan risiko menurunnya nilai investasi.
Diversifikasi atau menyebarkan investasi ke beberapa instrumen cukup membantu dalam meminimalisir risiko portofolio. Oleh karena itu, penting sekali memahami profil risiko dan merencanakan portofolio investasi yang efektif.
7 Disimpan Sendiri
Well, masalah keuangan memang hal yang sensitif sih. Makanya enggak heran jika ada yang merasa tabu untuk membahasnya dengan orang lain. Namun, kalau merasa tabu untuk mengobrolkannya dengan pasangan sendiri, ini bisa jadi salah satu kesalahan yang akan berefek cukup fatal di kemudian hari.
Padahal, dengan terbuka dengan pasangan soal keuangan, maka kamu dan pasanganmu pun akan lebih mudah menentukan tujuan bersama dan mengatasi masalah-masalah yang mungkin timbul nantinya.
Cara menghindari masalah ini yaitu mulai membuka pikiran dan hati untuk menyadari, bahwa dalam keluarga, peran serta kedua belah pihak—baik suami maupun istri—ini sama pentingnya. Keduanya adalah partner untuk membawa keluarga mencapai tujuan bersama.
So, ayo, mulai ajak obrol pasangan soal keuangan, bahkan kalau perlu belajar finansial bareng; ikut kursus bareng, kelas bareng, seminar, dan sebagainya bareng. Biar wawasannya sama-sama terbuka. Dengan demikian, kamu dan pasanganmu bisa sama-sama membuat keputusan finansial dengan lebih cerdas.
Berbagai kesalahan umum belajar finansial yang disebutkan di atas sangat rentan dialami oleh setiap orang. Tidak mudah berpuas diri dengan kondisi keuangan yang dimiliki saat ini dan senantiasa melakukan evaluasi adalah kunci untuk belajar finansial dengan lebih bijak.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!