3 Tipe Burnout yang Bisa Terjadi pada Setiap Karyawan dan Bagaimana Solusinya
Adalah biasa bagi para karyawan kalau mengalami kejenuhan saat bekerja, atau yang sekarang populer dengan istilah burnout. Penyebab burnout bisa berbeda-beda, meski akhirnya “hasilnya” sama: nggak fokus dan nggak produktif selama bekerja. Penyebab burnout ini akhirnya “melahirkan” beberapa tipe burnout.
Hmmm, kalau dipikir-pikir ya, mana ada kerja yang bener-bener bebas masalah, yang santuy abuis tanpa beban kerja, tanpa stres? Iya nggak sih? Dari rutinintas yang dilakukan setiap hari saja, kita akhirnya bisa merasakan jenuh. Coba saja melakukan aktivitas yang sama terus, tanpa ada masalah sama sekali setiap hari, setiap jam. Rasanya bosen juga kan?
So, burnout itu biasa. Wajar terjadi, pada siapa saja, di mana saja, kapan saja. Tapi kalau dibiarkan berlama-lama, itu dia yang enggak sehat untuk kesehatan mental. Dibiarkan lebih lama lagi? Wah, makin parah deh.
Jadi gimana dong? Ya, harus segera diatasi, sebelum memengaruhi kinerja kita di kantor. Jangan sampai nih, bonus melayang hanya karena kita yang enggak bisa memenuhi target deh. Bisa kacau kan, tujuan finansial yang sudah dibikin bareng di kelas-kelas finansial online QM Financial kemarin? DP rumah pertama jadi mundur, enggak jadi liburan ke Eropa, nggak jadi nonton konser Shawn Mendes … Aduh!
Tapi, harus diatasi dari mana dulu? Well, kita bisa mulai dari mencari penyebabnya.
Berikut adalah beberapa tipe burnout yang biasa dialami oleh para karyawan berdasarkan penyebabnya
1. Burnout karena beban kerja
Tipe burnout pertama ini sebenarnya juga bukan hal yang istimewa. Sudah lumrah kalau beban kerja memang tinggi maka kita pun kecapekan, apalagi kalau kita juga punya gaji besar. Besaran gaji biasanya memang berbanding lurus dengan wewenang dan tanggung jawab.
Karena itu, seharusnya kita sudah tahu solusi terbaik untuk mengatasi burnout akibat beban kerja yang luar biasa itu. Ambil cuti sejenak, lalu liburan. Atau manfaatkan saja weekend-nya. Sesekali pergi keluar kota, melipir ke daerah-daerah pinggiran menikmati suasana berbeda.
Enggak perlu jauh-jauh juga kan? Kalau kebetulan kerjanya di Jakarta, ya cari saja lokasi wisata sekitaran Jabodetabek. Yang murah meriah banyak, bahkan ada juga yang gratis tiket masuk. Lokasi wisata alam, misalnya, seperti curug-curug atau taman kekinian yang instagrammable.
Alokasikan sedikit anggaran agar bisa melakukan quick escape seperti ini di akhir pekan.
2. Burnout karena kurang tantangan
Nah, tipe burnout ini nih yang sempat disebutkan di atas. Burnout karena kurang tantangan, setiap hari terlalu stagnan saja kerjanya. Jenis-jenis pekerjaan yang rentan burnout karena kurang tantangan seperti ini biasanya adalah pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan paper works atau administrasi.
Sesuatu yang terjadi terus menerus, stagnan, tanpa masalah sama sekali memang bisa banget menimbulkan kebosanan. Jangan dikira deh, kerjaan yang tampaknya enggak ada masalah itu enak. Tantangannya saja yang beda.
Nah, kalau sudah begini, terus gimana?
Well, ya coba mencari cara atau celah supaya bisa mengatasi tipe burnout yang kedua ini. Kalau dari pengalaman dan pengamatan teman-teman yang sempat dan masih bekerja sebagai staf administrasi, biasanya mereka mengatasi kejenuhan kerja dengan cara mencari celah untuk side job, atau usaha sampingan. Misalnya saja, ke kantor sambil jualan–entah keripik, atau camilan, atau apa pun deh.
Hanya saja untuk punya side job ini ada beberapa etika terhadap pekerjaan utama yang harus diperhatikan ya, utamanya mengenai fokus dan produktivitas. Jangan sampai, karena punya pekerjaan atau usaha sampingan, tugas utama malah jadi terbengkalai.
Dan yang paling penting, apakah pihak perusahaan memang mengizinkan kita untuk melakukan side job? Nah, ini yang perlu dicari tahu lebih dulu ya.
3. Burnout karena masalah di luar pekerjaan
Tipe burnout ketiga adalah kejenuhan kerja akibat hal-hal yang justru terjadi di luar area kerja. Seperti apa misalnya? Keuangan.
Masalah keuangan yang membelit para karyawan bisa menjadi satu alasan besar mengapa produktivitas menurun dan jadi sering lost focus. Bahkan survei dari International Foundation of Employee Benefit Plans (IFEBP) di Brookfield Wisconsin membuktikan lo, bahwa 1 dari 5 pekerja mengalami stres di kantor bukan lantaran work load atau beban kerja mereka yang tinggi, melainkan disebabkan oleh masalah keuangan. Surprise-nya lagi, 66% pekerja yang bermasalah dengan produktivitas itu ternyata mengalami masalah utang.
Aduh! Padahal hal ini pastinya enggak perlu terjadi kan? Memang sih, utang itu ada perlunya juga, tapi tujuannya untuk apa dulu dong? Utang apa? Apakah memenuhi syarat utang sehat? Jangan-jangan malah enggak tahu kalau utang itu punya 3 syarat supaya tetap sehat?
Tipe burnout ketiga ini solusinya ya hanya satu: tambah wawasan literasi keuangan pribadi. Bisa diberikan secara kolektif, bareng-bareng karyawan lain dalam satu perusahaan dalam bentuk training keuangan, atau ikutan saja kelas finansial online QM Financial.
Kalau dalam bentuk training keuangan, QM Financial punya program #QMTraining yang interaktif dengan silabus yang komprehensif. Bisa disesuaikan dengan kebutuhan karyawan. Untuk kelas finansial online, siapa pun bisa ikutan, di mana pun mereka berada. Tinggal pilih saja sesuai kebutuhan.
Ketiga tipe burnout di atas sebaiknya sih jangan dibiarkan berlarut-larut tanpa solusi, karena kalau semakin menumpuk, maka bisa saja ini berarti kita menyimpan bom waktu. Akibatnya, karier kita bisa terancam lo.
Jadi, yuk, mau belajar finansial apa hari ini?