Perencanaan Keuangan Jangka Panjang: Apa Artinya dan Bagaimana Membuatnya?
Di tengah ketidakpastian masa depan, kamu punya kesempatan untuk membuatnya lebih terencana dengan perencanaan keuangan jangka panjang. Untuk menerapkannya pun tidak sulit, hanya bermodal konsisten dan disiplin saja.
Kamu mungkin pernah merasa panik saat uang gaji mulai menipis padahal waktu gajian masih panjang. Nah, perencanaan keuangan membantu kamu lebih bijak mengelola arus keuangan sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan tujuan kamu di masa depan.
Apa Itu Perencanaan Keuangan Jangka Panjang?
Perencanaan keuangan bisa kamu buat untuk waktu pendek dan panjang. Untuk jangka pendek umumnya digunakan untuk mengelola pemasukan dan pengeluaran rutin di kehidupan sehari-hari.
Sedangkan perencanaan keuangan jangka panjang adalah perencanaan tujuan keuangan yang lebih besar dan memakan waktu beberapa tahun atau bahkan puluhan tahun untuk dicapai. Biasanya melibatkan lebih banyak jumlah uang daripada sasaran jangka pendek.
Contoh tujuan untuk perencanaan jangka panjang misalnya uang pensiun, memulai sebuah bisnis, menabung untuk biaya kuliah anak, dan lainnya.
Perencanaan keuangan jangka panjang mungkin tampak seperti prospek yang menakutkan, terutama jika rasio menabung kita masih rendah. Bahkan mungkin tampak nggak penting banget, kalau kamu masih berusia 20-an. Namun, sebenarnya, semakin cepat kamu memulai perencanaan keuangan jangka panjang ini, semakin banyak yang bisa kamu peroleh untuk mencapai tujuan keuangan.
Lalu, bagaimana membedakan perencanaan keuangan jangka panjang dengan jangka pendek?
Meski berbeda, kedua jenis perencanaan keuangan ini bisa kok dijalankan secara bersamaan. Kamu hanya perlu membuat rencana keuangan harian (perencanaan keuangan jangka pendek) dan rencana keuangan untuk masa depan (jangka panjang).
Yang seterusnya perlu diperhatikan adalah bagaimana caranya kamu mengalokasikan sumber pendapatan kamu dengan bijak untuk memenuhi keduanya. Ada banyak cara dan metode pengelolaan keuangan yang bisa kamu pelajari.
Contohnya metode atur keuangan 50-30-20. Dengan metode ini, kamu bisa membagi pendapatan dengan alokasi 50% untuk kebutuhan rutin, 30% untuk tabungan dan investasi, dan 20% untuk lifestyle. Atau bisa juga dengan 40-30-20-10, dengan alokasi 40% kebutuhan rutin, 30% cicilan utang, 20% investasi, dan 10% biaya lifestyle. Sesuaikan saja dengan kondisi dan kemampuanmu.
Kamu nggak harus selalu menggunakan kedua metode di atas juga kok, kalau memiliki pandangan dan cara lain dalam mengaturnya. Tentunya yang memahami kondisi dan strategi terbaik untuk finansial adalah diri kita sendiri, ya kan?
Cara Membuat Perencanaan Keuangan Jangka Panjang
Setelah memahami konsep dari perencanaan keuangan jangka panjang, kini waktunya mencoba menerapkannya dengan beberapa cara berikut ini.
Buat garis besar tujuan keuangan dan target waktu
Ini adalah langkah utama dalam perencanaan keuangan jangka panjang. Kamu perlu merumuskan semua tujuan keuangan dengan rinci, beserta jangka waktunya.
Misalnya, kamu ingin pensiun pada usia 55, dengan usiamu yang 25 tahun saat ini, itu artinya 30 tahun lagi. So, kamu akan perlu menghitung dan membuat anggaran untuk dana pensiun, dengan menyesuaikannya kebutuhan kamu nantinya. Kamu bisa berpatokan dengan pengeluaranmu sekarang, yang kemudian dihitung dengan rumus Future Value dengan memperhitungkan inflasi.
Setelah itu, kamu akan mendapatkan besaran nominal yang kamu perlukan. Nah, baru deh kamu buat rencana keuangan yang sesuai untuk bisa mencapai target nominal tersebut.
Bangun dana darurat
Dana darurat adalah elemen yang sangat penting dalam perencanaan keuangan jangka panjang, agar kamu tidak menggunakan uang investasi atau tabungan ketika terjadi sesuatu yang tak terduga.
Berapa banyak? Ini jumlah idealnya, yang bisa disesuaikan dengan kondisimu:
- Lajang: 4 x pengeluaran bulanan
- Menikah: 6 x pengeluaran bulanan
- Menikah, 1 anak: 9 x pengeluaran bulanan
- Menikah, 2 anak atau lebih/Wirausaha/Freelance: 12 x pengeluaran bulanan
Simpanlah dana darurat ini di instrumen-instrumen yang mudah diakses, mudah dicairkan, dan berisiko rendah. Misalnya di reksa dana pasar uang, deposito dengan tenor pendek, atau bisa juga di tabungan bank biasa.
Lunasi utang
Saat kamu membuat rencana keuangan jangka panjang, pastikan bahwa sudah termasuk rencana untuk keluar dari utang. Kamu tidak dapat benar-benar memulai masa depan keuangan dengan tenang jika masih memiliki banyak utang.
So, gunakan strategi pelunasan utang yang tepat, dan konsistenlah agar bisa segera bebas dari utang.
Buat rencana keuangan untuk berinvestasi
Jika salah satu tujuan keuanganmu adalah mendapatkan kebebasan finansial di masa depan, maka dalam menyusun perencanaan keuangan jangka panjang, kamu harus membuat rencana membangun aset yang dapat bekerja sendiri. Dengan begini, kamu akan mendapatkan passive income.
Kenali beberapa sumber passive income yang ada, dan tentukan mana yang paling sesuai untukmu. Mulai dari investasi surat berharga, properti, ataupun bisnis.
Namun, sebelum mulai membangun passive income, adalah penting bagi kamu untuk mengenali juga kemampuan toleransi dirimu sendiri terhadap risiko investasi. Nantinya, hal ini akan memengaruhi perjalanan keuanganmu.
Miliki asuransi yang tepat
Setelah bekerja sangat keras untuk mendapatkan uang, hal terakhir yang diinginkan yaitu menjaga aset tetap aman. Asuransi pada dasarnya merupakan bagian yang penting juga dalam perencanaan keuangan jangka panjang, lantaran dapat melindungi aset jika terjadi sesuatu yang merugikan.
Cakupan asuransi ada banyak, mulai dari mobil, properti, bisnis, dan sebagainya. Namun, yang paling penting untuk dimiliki lebih dulu adalah asuransi kesehatan dan asuransi jiwa, terutama jika kamu adalah tulang punggung keluarga.
Dengan asuransi, kamu melindungi sesuatu yang sangat penting yang memiliki nilai tinggi untuk memastikan bahwa kamu terlindungi secara finansial.
Hindari pengeluaran berlebihan
Perjalanan untuk mempertahankan perencanaan keuangan jangka panjang yang baik mungkin tidak mudah. Bisa terjadi hal tak terduga dan kamu dapat kehilangan kendali untuk mempertahankan alokasi anggaran. Maka penting untuk punya perencanaan keuangan jangka panjang yang solid, disiplin, dan hindari pengeluaran berlebihan.
Nah, itulah penjelasan terkait perencanaan keuangan jangka panjang. Yuk mulai untuk menerapkan cara dan langkah di atas supaya tujuan keuangan di masa depan dapat kita amankan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Financial Freedom Bukan Garis Finis, Ini yang Harus Kamu Lakukan Kalau Nggak Mau Turun Level Lagi!
Financial freedom barangkali adalah tujuan keuangan level tertinggi yang bisa dicapai oleh seseorang. Pasalnya, ya pada level ini, kita tak lagi harus merisaukan masalah keuangan.
Kita dapat memenuhi kebutuhan hidup dasar plus menjalani gaya hidup yang kita inginkan, tanpa memusingkan lagi masalah ketersediaan dana. Bahkan dalam level ini, seandainya kita memutuskan untuk pensiun hari ini juga, kita bisa melakukannya tanpa ragu.
Berarti saat sudah mencapai level financial freedom, kita bebas mau ngapain saja? Iya, bebas. Tapi, ada satu fakta yang belum banyak disadari soal financial freedom ini. Yaitu, bahwa financial freedom itu bukanlah garis finis. Bahkan, kita bisa saja turun level, sehingga tak lagi merasakan kebebasan finansial lagi, jika kita tak berupaya mempertahankannya.
Loh, kok bisa?
Nah, yuk, disimak dulu artikel ini sampai selesai ya.
Apa Itu Financial Freedom?
Mari kita mulai dulu dari makna financial freedom itu sendiri. Sebenarnya ini akan dengan mudah kita pahami, kalau kita sudah tahu ciri dari orang-orang yang sudah mengalami kebebasan finansial.
Biasanya mereka itu:
- Sudah enggak punya utang
- Bisa menjalani gaya hidup, hobi mahal, atau hal-hal yang menarik minat tanpa khawatir tabungan berkurang
- Punya penghasilan pasif, dari aset aktif
Jadi, intinya, financial freedom adalah kondisi ketika orang sudah memiliki aset tertentu yang kemudian dapat memberinya penghasilan tanpa ia harus bekerja aktif, dan dengan penghasilan itu, ia bisa memenuhi segala kebutuhan dasar plus gaya hidup yang ingin dijalaninya.
Lalu, bagaimana cara mewujudkan kondisi financial freedom ini?
Jalan Menuju Financial Freedom
Kalau melihat definisinya, barangkali nyali bisa ciut. Tapi, sebenarnya hal ini bukan hal yang mustahil untuk dicapai oleh semua orang. Hanya butuh niat dan konsistensi.
1. Atur cash flow
Hal pertama yang harus dipastikan dulu demi bisa mencapai financial freedom adalah keuangan yang sehat. Ini artinya adalah cash flow positif, tidak besar pasak daripada tiang.
Karena itu, pengetahuan dan skill mengatur keuangan yang baik menjadi hal yang sangat penting. Mulailah belajar mengatur keuangan sejak kamu menerima gaji pertama. Namun, bukan berarti terlambat juga, bagi kamu yang sekarang baru mulai belajar mengelola keuangan dengan baik. Yang penting, mulai dulu.
2. Bangun aset aktif
Jika keuangan sudah sehat, maka step berikutnya adalah membangun aset aktif, yang nantinya dapat meng-generate penghasilan secara pasif. Dengan begini, kamu akan bisa mendapatkan pemasukan tanpa kamu harus bekerja secara aktif, dan menukarkan waktu, tenaga, dan pikiran dengan imbalan berupa uang.
Di sinilah inti dari financial freedom, yaitu ketika kamu bebas menggunakan waktumu untuk berbagai hal, tanpa mengkhawatirkan masalah keuangan.
3. Miliki jaring pengaman yang kuat
Apalah artinya memiliki penghasilan pasif, jika kamu tak punya perlindungan terhadap aset terpenting: dirimu sendiri.
So, ini juga merupakan salah satu aspek penting dalam perjalanan mewujudkan financial freedom kamu, yang tak boleh diabaikan. Yaitu memiliki asuransi yang cukup dan dana darurat yang ideal.
Setelah Mencapai Financial Freedom
Setelah mencapai financial freedom, lalu apa? Bersenang-senang? Kan, katanya, tak perlu lagi mengkhawatirkan keuangan?
Betul. Memang di level ini, kondisi keuangan kita sudah sangat baik dan sehat, sehingga tanpa kita harus bekerja secara aktif pun, kita tetap bisa memenuhi kebutuhan. Namun, ada satu hal yang perlu disadari juga: bahwa level ini bukanlah garis finis.
Mencapai financial freedom bukann akhir dari perjalanan kita. Justru, ini adalah langkah awal menapaki fase baru dalam hidup. Kalau kita tak bisa mengupayakan untuk mempertahankannya, kita bisa saja turun level dari financial freedom.
Lalu, apa yang harus kita lakukan?
1. Kelola aset dengan baik
Aset bisa habis? Bisa banget, kalau enggak dikelola dengan baik. Misalnya saja, punya bisnis resto yang bisa memberimu penghasilan pasif. Karena pengelolaannya kurang baik, resto pun bisa bangkrut. Begitu juga jika kamu memiliki surat berharga sebagai aset aktif. Risiko untuk menurun nilainya akan selalu ada.
Karena itu, kita perlu melakukan review dan evaluasi terhadap portofolio aset secara berkala, untuk memastikan, bahwa semua berjalan sesuai rencana kita. Jika ada yang kurang baik perkembangannya, kita bisa langsung mencari solusi untuk mengatasinya.
2. Tetap menabung
Meski sudah mencapai financial freedom, kita juga masih tetap perlu menabung. Mengapa? Karena kondisi bisa saja berubah.
Seperti ketika terjadi penurunan nilai surat berharga, atau bisnis terkendala, atau bisa juga properti kita belum ada yang menyewa lagi. Kondisi-kondisi yang di luar kendali kita bisa terjadi kapan pun, bukan?
Karena itulah, tabungan dan dana darurat harus selalu dipastikan aman.
3. Hidup sesuai kemampuan
Adalah penting untuk tetap bisa hidup sesuai kemampuan, meskipun kita tak perlu lagi mengkhawatirkan terjadinya masalah keuangan.
Kebiasaan hidup sesuai kemampuan membuat kita enggak halu, sehingga kita akan tetap waspada jika ada risiko-risiko yang berpotensi muncul.
Nah, bagaimana? Paham kan, kenapa financial freedom bukanlah garis finis kita dalam pengelolaan keuangan. Level financial freedom sama seperti fase lain dalam kehidupan kita; tetap perlu upaya untuk mengelola dalam mempertahankannya, agar kita tak turun level.
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Financial Freedom dan Financial Independence: Apa Sih Bedanya?
Suka dengar istilah financial freedom dan juga financial independence kan? Menurut kamu, sama atau beda?
Well, setiap orang akan menjalani fasenya masing-masing. In fact, untuk menuju sebuah kebebasan finansial, kamu juga akan melalui beberapa stages alias tahapan. Dalam tahapan itu, ada tahapan independence, dan kemudian abundance ketika kamu sudah merasakan financial freedom yang sebenarnya.
Financial Security
Financial independence dan financial freedom bisa dibilang merupakan financial milestones yang akan terjadi pada hidup seseorang.
Untuk sampai ke level independence dan freedom, seseorang harus merasa secure dengan keuangannya. Keuangannya harus aman dulu. Financially secured.
Aman itu bagaimana?
- Kalau seumpama tidak bekerja, karena alasan apa pun, masih punya cukup bekal untuk menyambung hidup selama beberapa waktu ke depan. Seberapa lama? Tergantung banyaknya perbekalan.
- Mulai punya beberapa sumber penghasilan selain pekerjaan utama. Jadi, misalnya pekerjaan utamanya kantoran, lalu punya sumber penghasilan lain berupa side hustles ataupun punya instrumen investasi lain.
Bekal untuk kondisi tanpa bekerja itu, sayangnya, ada batasnya. Mungkin 3, 6 bulan, 1 tahun ke depan, kamu masih bisa memenuhi kebutuhan, meski yang penting-penting saja. Tetapi, kamu harus segera mencari pekerjaan lagi, agar sebelum bekalmu habis, kamu sudah bisa memiliki penghasilan lagi.
Memahami Perbedaan Financial Freedom dan Financial Independence
Setelah secara keuangan aman, financially secure, milestones berikutnya adalah independence.
Ibaratnya begini. Saat ini, kamu sudah bisa pergi ke mana-mana sendiri. Tapi, untuk pergi ke tempat yang jauh, kamu perlu kendaraan. Nah, untuk itu, kamu pun memanfaatkan jasa ojek online untuk mengantarmu ke tempat tujuan. Tentu hal ini bukan masalah, karena kamu bisa dan mampu melakukannya.
Namun, jika kamu punya kendaraan sendiri, maka kamu akan lebih bebas. Mungkin sambil jalan, kamu perlu mampir ATM atau ke minimarket dulu untuk membeli sesuatu, tentunya ya bebas saja. Kamu mau berangkat kapan, secepat apa, kamu sendiri yang atur. Tiba-tiba kamu mengubah tujuan di tengah jalan pun, enggak masalah. Kalau kamu memanfaatkan ojek online, ya bisa jadi kamu kena omelan babang driver kalau misalnya tiba-tiba mengubah tujuan.
Ketika kamu pergi bersama si ojek online, tentu kamu akan merasa sudah bebas bergerak. Bisa ke mana-mana sendiri. Namun, sebenarnya masih ada ketergantungan di situ. Berbeda dengan kamu punya dan bisa mengendarai kendaraan sendiri. Bakalan lebih bebas kan, mau ke mana saja? Ya pastinya tinggal ada bensinnya atau enggak.
Seperti itulah kondisi financial independence dan financial freedom. So, kalau mau dirangkum, apa sih beda financial independence dan financial freedom?
Ciri Financial Independence
- Sudah memiliki penghasilan sendiri
- Bisa jadi masih memiliki utang, tetapi tidak menemui kesulitan untuk membayarnya
- Sudah mampu membuat berbagai keputusan finansial secara bebas, sesuai keinginanmu sendiri
- Harus bekerja secara aktif agar dapat mendapatkan imbalan yang kemudian bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup
- Sudah punya cukup investasi, dan sudah mulai meng-generate instrumen menjadi aset aktif
Ciri Financial Freedom
- Penghasilan sudah bisa didapatkan tanpa harus bekerja aktif.
- Sudah bebas utang
- Punya banyak waktu luang untuk melakukan hobi dan dekat dengan keluarga
- Mampu membuat berbagai keputusan finansial, baik untuk diri sendiri maupun keluarga dekatnya, tanpa ada kesulitan.
- Instrumen investasi sudah mampu meng-generate penghasilan pasif
Nah, jadi, kamu sekarang ada di tahap yang mana?
Masih financially secured? Atau, kamu sudah dapat pergi ke suatu tempat dengan bebas, tapi masih butuh ojek online? Ataukah kamu bisa pergi ke mana pun sesukamu, karena kamu sudah punya kendaraan sendiri?
Siapa saja pasti pengin merasakan financial freedom, dan faktanya memang siapa saja bisa mewujudkannya. Sudah pasti bukan hal yang mudah, dan nggak bisa dilakukan dalam semalam. Tapi, dengan konsistensi dan komitmen, pasti deh bisa direalisasikan.
Yuk belajar lebih jauh mengenai kebebasan finansial, terutama persiapan Dana Pensiun dan Aset Aktif, dan bagaimana kamu bisa memulai perjalananmu menuju kebebasan finansial. Kamu bisa bergabung dengan kelas Journey to Financial Freedom punya QM Financial di Udemy.
Enaknya belajar di Udemy, kamu enggak terikat oleh waktu. Kamu bisa mempelajari semua materi kapan pun, karena aksesnya lifetime untuk sekali pembayaran saja.
Asyik kan?
Yuk, belajar bareng di Udemy. Tim QM Financial tunggu di sana ya!
Kaya vs Bebas Finansial: Pilih Mana?
Banyak orang pengin menjadi kaya. Dengan menjadi kaya, katanya, banyak hal yang bisa didapatkan dengan lebih mudah. Bahkan, katanya lagi, dengan menjadi kaya, kita juga bisa punya banyak kesempatan. Benarkah? Apakah karena itu orang lebih suka bercita-cita menjadi kaya, ketimbang merasakan bebas finansial?
Well, setiap orang memang bebas menentukan cita-citanya sendiri. Mau jadi kaya, mau banyak uang, mau hidup senang, … bebas! Karena toh setiap manusia itu punya jalur hidup masing-masing kan?
Tapi, kalau mau menyandingkan dan membandingkan antara kaya dan bebas finansial, kamu sendiri pilih yang mana?
Kaya
Apa sih definisi kaya?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kaya berarti mempunyai banyak harta (uang dan sebagainya).
Memang sangat relatif, karena “banyak harta” itu tak ada ukuran pastinya, dan bisa saja berbeda untuk satu orang dengan yang lainnya. Namun, yang pasti, orang dianggap kaya jika ia memiliki banyak barang mewah, uang yang banyak, dan hal-hal yang bisa dilihat secara kasatmata. Apa yang di balik hal-hal yang terlihat itu tidak ada yang tahu.
Bebas Finansial
Menurut Robert T Kiyosaki, bebas finansial artinya kita bebas menjadi diri kita sendiri dan benar-benar melakukan apa pun yang kita sukai, tanpa mengkhawatirkan kondisi keuangan kita lagi. Mau ngapain aja, pasti bisa karena memang dananya ada dan cukup.
Financial freedom is much more than having money. It’s the freedom to be who you really are and do what you really want in life. – Kim Kiyosaki
Hmmm, seperti gimana ya? Misalnya saja, bayangkanlah kondisi-kondisi ini:
- Nggak perlu bangun pagi, demi bisa menerobos kemacetan dan bekerja di kantor sampai stres, demi tagihan dan cicilan.
- Memutuskan membeli sesuatu, dengan cara pembayaran apa pun tanpa waswas atau khawatir, dan tidak akan merasa menyesal setelah membelinya.
- Sewaktu-waktu memutuskan berlibur tanpa basa-basi, langsung cus beli tiket dan pesan hotel.
- Sehari-hari hanya melakukan apa yang disukai, karena memang bahagia banget saat menjalankannya. Tanpa memikirkan dapat imbalan berapa.
Bagaimana rasanya? So content ya?
Memang begitulah sensasi yang diberikan oleh sebuah kebebasan finansial. Kamu pasti bisa merasakan, bahwa menjadi bebas finansial itu rasanya lebih ‘dalem’ ketimbang menjadi kaya.
Kaya vs Bebas Finansial
Robert T Kiyosaki sendiri pernah bilang, sayangnya, tak semua orang bisa merasakan bebas finansial, meskipun setiap orang bisa saja kaya.
Menjadi kaya memang bisa dicapai dengan bekerja keras. Namun, menjadi bebas finansial hanya dapat dicapai oleh mereka yang mau belajar dan memang bertujuan untuk mencapai bebas finansial sedari awal. Bahkan, ditambahkan juga oleh Robert T Kiyosaki, bahwa untuk menjadi bebas finansial, kita perlu belajar terus dan terus, dan membiarkan diri kita berkembang serta mau keluar dari zona nyaman.
Seorang yang mempunyai uang atau harta yang banyak belum tentu bebas finansial. Bisa jadi ia masih menunggak pajak, juga masih ada beberapa tanggungan cicilan rumah, kendaraan, dan sebagainya. Bisa jadi ia juga harus bekerja 12 jam sehari, sampai lupa kalau punya rumah saking berada di kantor terus-terusan.
Lebay nggak sih? Sepertinya sih enggak ya, karena memang ada kasus seperti itu.
Bukannya menggeneralisasi bahwa setiap pekerja keras pasti tidak bebas finansial. Bedanya adalah pada “rasa bebas untuk melakukan apa pun yang disukai, tanpa motivasi uang”. Begitulah yang seharusnya dirasakan.
Apa Kunci Bebas Finansial?
Kunci bebas finansial ada pada pendapatan pasif.
Yes, saat kita memiliki pendapatan pasif, itu artinya uang akan datang meskipun kita tidak bekerja secara aktif. Bahkan, konon, uang akan bekerja bagi kita, saat kita tidur. Karenanya, kita bisa melakukan apa pun yang kita sukai, sementara uanglah yang bekerja bagi kita.
Untuk mendapatkan pendapatan pasif ini, maka kamu perlu memiliki aset aktif. Sedangkan, untuk bisa membangun aset aktif, maka kamu perlu untuk bekerja secara aktif lebih dahulu dan baru meng-generate penghasilan aktif kamu menjadi pendapatan pasif.
Saat aset aktif sudah meng-generate pendapatan pasif, maka di situlah kamu mulai akan merasakan bebas finansial.
Gimana? Jadi, kamu mau memilih menjadi kaya atau menjadi bebas finansial?
Pada dasarnya, setiap orang bisa kok meraih kebebasan finansial. Kalau kamu memilih yang terakhir ini, kamu bisa mulai dengan belajar bersama QM Financial di Udemy, karena pas banget ada modul Journey to Financial Freedom yang cocok buat kamu yang pengin merasakann bebas finansial secepatnya.
Enaknya belajar di Udemy, kamu enggak terikat oleh waktu. Kamu bisa mempelajari semua materi kapan pun, karena aksesnya lifetime untuk sekali pembayaran saja.
Asyik kan?
Yuk, belajar bareng di Udemy. Tim QM Financial tunggu di sana ya!
Financial Freedom: Apa Arti, dan Bagaimana Mencapainya?
Kamu pasti akrab dengan istilah financial freedom ini. Ya kan? Pasti sudah sering mendengarnya, atau mungkin kamu menjadikannya sebagai salah satu resolusi tahun baru di 2021 ini?
Yes, memang benar. Bagi Sebagian besar orang—terutama yang memiliki literasi keuangan yang baik—menjadikan financial freedom sebagai target hidup. Tapi, apa sih artinya financial freedom ini sebenarnya?
Makna Financial Freedom
Kalau dirasa-rasakan, financial freedom itu lebih dalam maknanya ketimbang sekadar “jadi kaya”, “banyak uang”, atau “hidup sejahtera”. Ketiganya barangkali memang bersinonim, tapi memiliki financial freedom itu feel-nya beda.
Dalam financial freedom, memiliki faktor “aman” yang dominan. Secure. Secure terhadap apa? Secure terhadap kondisi yang dijalani saat ini, secure terhadap masa depan yang sudah direncanakan secara detail dan menyeluruh.
Kaya, banyak uang, dan hidup sejahtera, bagaimana? Belum tentu secure secara sebenar-benarnya.
Beberapa keadaan yang diyakini merupakan bagian dari financial freedom adalah:
- Memiliki tabungan yang cukup untuk berbagai keperluan, baik kebutuhan hidup saat ini yang terencana maupun mendadak.
- Punya aset yang memadai, dengan proporsi aset aktif yang pas
- Bebas utang, terutama utang konsumtif
- Mampu memilih gaya hidup yang diinginkan
- Punya rencana masa depan yang jelas, detail, dan komprehensif
Hmmm. How does that sound?
Ya, itulah financial freedom, alias kebebasan finansial. Bisa saja sih ada tambahan lain, karena kebutuhan orang akan kenyamanan hidup masing-masing juga berbeda. Kalau kamu ada tambahan kriteria kebebasan finansial yang lain, boleh tuh ditambahkan di kolom komen ya.
Duh, memangnya bisa ya punya hidup yang senyaman itu?
Bisa dong. Kenapa enggak?
Cara Mencapai Financial Freedom
Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk dapat mencapai kebebasan finansial. Namun, masalahnya, tidak ada cara yang singkat dan mudah. Semuanya butuh perjuangan. Ya, tapi, apa sih yang nggak perlu diperjuangkan di masa sekarang? Ya kan?
So, ini dia beberapa hal yang mesti dilakukan jika kamu pengin memiliki kebebasan finansial.
Kelola cash flow sebaik-baiknya
Pengelolaan cash flow yang baik adalah kunci dari kesuksesan setiap tujuan keuangan yang kita buat. So, berikut adalah beberapa hal yang mesti diperhatikan dalam mengelola cash flow kita:
- Kelola utang dengan baik. Utang memang bisa membantu kita untuk menumbuhkan aset, tetapi utang—jika dikelola secara salah—bisa jadi financial disaster yang bakalan mengacaukan hidup kita dalam jangka waktu yang panjang.
- Hidup sesuai kemampuan. Kalau orang Barat bilang, live below your means. Bahasa slang-nya, “Gosah ngadi-ngadi!” Hidup wajar, sesuai kemampuan dan kebutuhan.
- Pertahankan tetap positif, yaitu ketika pemasukan lebih besar daripada pengeluaran. Ketika cash flow negatif terjadi, maka segeralah mencari alternatif solusi agar menjadi positif kembali.
Dengan cash flow yang terkelola dengan baik, financial freedom bukan lagi sekadar impian atau cita-cita, melainkan menjadi sebuah tujuan realistis yang terjangkau.
Investasi sebagai rutinitas
Masa depan yang aman dan pasti adalah koentji financial freedom. Karenanya, penting banget untuk memiliki rencana masa depan kita sendiri.
Investasi merupakan kendaraan untuk mencapai suatu tujuan di masa depan. Dan, seperti halnya kendaraan yang melaju di jalan raya, kita juga perlu memastikan keamanannya, untuk menjamin kita benar-benar bisa sampai di tujuan dengan selamat. Kendaraan punya risiko kecelakaan, mogok, dan lain sebagainya, investasi juga punya risikonya sendiri.
So, sebelum mulai investasi, kita wajib tahu pernak-perniknya agar bisa mengelola risiko dengan lebih baik.
Jadikan investasi sebagai rutinitas. Bulanan, bahkan. Pastikan punya alokasi khusus untuk tabungan dan investasi, sesuai tujuan keuangan kita.
Proteksi
Apalah artinya memiliki aset sedemikian rupa, tetapi kita alpa memberinya perlindungan yang diperlukan.
Perlindungan di sini ada 2 jenis, yaitu dana darurat—yang cocok untuk berbagai keperluan mendadak, tak terencana, tapi kalau diabaikan bakal menimbulkan kesulitan—dan asuransi—untuk keperluan yang lebih katastropik (terkena musibah, kecelakaan), yang bakalan menimbulkan risiko keuangan yang besar.
Milikilah dua jenis proteksi ini untuk mengamankan rencana-rencana kalian untuk meraih financial freedom.
Gimana? Terdengar rumitkah? Sebenarnya enggak loh, malahan sederhana banget.
Kalau kamu pengin belajar keuangan demi meraih financial freedom, sekarang juga sudah tersedia online course-nya di Udemy loh, yaitu Journey to Financial Freedom.
Enaknya belajar di Udemy, kamu enggak terikat oleh waktu. Kamu bisa mempelajari semua materi kapan pun, karena aksesnya lifetime untuk sekali pembayaran saja.
Asyik kan?
Yuk, belajar bareng di Udemy. Tim QM Financial tunggu di sana ya!
5 Cara Menumbuhkan Aset Aktif untuk Mencapai Kebebasan Finansial Lebih Cepat
Menumbuhkan aset aktif bisa jadi merupakan satu cara untuk kita bisa meraih kebebasan finansial lebih cepat. Ada beberapa jenis aset aktif yang bisa kita manfaatkan untuk tujuan ini, mulai dari surat berharga, properti, hingga bisnis.
Pastinya hal ini juga menjadi salah satu cita-cita terbesar kamu kan, untuk bisa menumbuhkan aset aktif? Ya, siapa sih yang enggak pengin punya penghasilan pasif dari aset aktif, bisa mencapai kebebasan finansial–hidup yang bisa kita jalani tanpa mengkhawatirkan kondisi keuangan? Kan, capek ya, qerja bagai quda terus?
Tapi, bagaimana cara menumbuhkan aset secara efektif, sedangkan sumber daya terbatas pun punya horizon waktu yang juga tak terlalu luas?
Ada kok strateginya. Yuk, ikuti artikel ini sampai selesai ya.
Cara Efektif Menumbuhkan Aset Aktif
1. Punyai tujuan
Yes, selalu ya, kembali ke #TujuanLoApa. Ini sudah menjadi salah satu “dalil” yang tak akan pernah bisa diabaikan ataupun dilupakan ketika kita hendak membuat rencana keuangan.
Karena, setiap rencana seharusnya memang punya tujuan. Nggak mungkin kan, kita punya rencana untuk traveling keluar negeri, tapi nggak punya tujuan mau ke mana? Ya, gimana atur tiket pesawatnya dong? Pada akhirnya, enggak akan ke mana-mana kan?
Demikian juga ketika kita hendak menumbuhkan aset aktif kita. Tentukanlah tujuan di awal, agar kita kemudian bisa membuat rencana yang doable dan komprehensif.
2. Bijak berutang
Utang tidak dilarang, bahkan di satu sisi, utang bisa membantu kita untuk mempunyai ataupun menumbuhkan aset. Misalnya, untuk membeli rumah.
Namun, utang memang harus dikelola dengan bijak. Karena kesalahan pengelolaan utang membuat keuangan jadi kritis, boro-boro dapat membantu menumbuhkan aset aktif. Jaga supaya rasio cicilan utang tidak lebih dari 30% dari penghasilan rutin bulanan, dan hanya berutang produktif.
Utang produktif adalah utang yang justru dapat menumbuhkan aset, karena barang yang dibeli dengan utang ini nantinya punya nilai atau value yang bisa berkembang seiring waktu. Iya, seperti rumah itu.
Kurangi utang konsumtif, terutama untuk barang-barang yang bahkan begitu kita beli, nilainya sudah langsung turun alias mengalami depresiasi.
Bukan enggak boleh, tetapi harus dipertimbangkan dengan lebih bijak.
3. Hidup sesuai kemampuan
Beberapa kesalahan pengelolaan keuangan yang terjadi, terkadang disebabkan oleh gaya hidup yang sebenarnya kurang sesuai dengan kemampuan, entah dengan tujuan apa pun.
Apalagi di zaman kebebasan berekspresi seperti sekarang. Terlalu banyak scrolling media sosial kadang membuat orang jadi lupa, bahwa kemampuan finansial ada batasannya. Peer pressure itu memang nyata.
Padahal hal ini sebenarnya simpel saja: hindari membeli barang atau hal-hal yang melebihi kemampuan. Apalagi kemudian diputuskan untuk berutang.
Ketidakmampuan kita untuk hidup sesuai kemampuan bisa membuat kita sulit untuk menumbuhkan aset aktif, lantaran akan terlalu sibuk memaksakan diri untuk mampu membiayai gaya hidup (padahal sebetulnya enggak mampu). Uang yang dikeluarkan jadi enggak tepat sasaran kan? Seharusnya bisa dipakai untuk menambah saham demi dana pensiun yang lebih baik, misalnya.
4. Pilih instrumen yang sesuai
Sesuai dengan apa?
Yang pertama, dengan tujuan, seperti yang sudah dijelaskan pada poin pertama di atas. Kesesuaian instrumen dengan tujuan ini penting. Ada banyak instrumen yang bisa dipilih, tetapi masing-masing punya karakteristik dan risikonya sendiri, sehingga kita memang mesti tahu instrumen mana yang cocok dan bisa melayani tujuan keuangan kita.
Misal, tidak semua instrumen investasi bisa melayani kebutuhan kita akan aset aktif dengan tujuan jangka panjang. Karena itu, kita perlu banget belajar mengenai berbagai instrumen aset aktif ini sebelum memutuskan hendak memilih yang mana untuk dimiliki.
Yang kedua, ya harus sesuai dengan karakter serta kondisi kita sendiri. Ingat, personal finance is very personal, sehingga aset aktif untuk satu orang belum tentu akan memberikan hasil yang sama ketika dimiliki oleh orang lain.
5. Konsisten
Menumbuhkan aset aktif bukan perkara sehari semalam, tetapi berkelanjutan dan membutuhkan konsistensi dalam waktu yang cukup lama.
Katakanlah, kamu pengin punya aset aktif dengan nilai total Rp1 miliar. Bagi sebagian orang, nilai ini mungkin mudah, tetapi buat kamu–yang termasuk dalam working class–ini termasuk angka yang wow. Tapi, bukan hal yang mustahil juga untuk diraih kok, asalkan kamu sudah punya rencana dan kemudian konsisten terhadap rencana yang sudah kamu buat sendiri.
Percaya deh, usaha tak akan mengkhianati hasil.
Nah, gimana? Mau belajar lebih lanjut untuk menumbuhkan aset aktif?
Yuk, belajar mengelola keuangan dan aset aktif! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.