Quiet Quitting: Yakin Mau Secukupnya? Finansial Secukupnya Juga Mau?
Baru-baru ini ramai betul bahasan tentang quiet quitting ya. Apakah kamu salah satu yang juga mengikutinya? Atau bahkan mungkin kamu salah satu yang menganutnya?
Kalau mau merenungkannya lebih jauh, sebenarnya tak ada yang salah dengan quiet quitting ini, seandainya kamu adalah salah satu penganutnya. Namun, ada baiknya, kamu juga paham konsekuensi ke depannya.
Bukankah akan selalu ada konsekuensi yang mengikuti suatu keputusan?
Apa Sih Quiet Quitting?
Kalau dilihat-lihat dari kata pembentuknya, quiet quitting artinya adalah berhenti secara diam-diam. Tapi, kalau melihat konteksnya—terutama dari perbincangan yang ramai sekarang ini—quiet quitting lebih merujuk pada sikap pasif yang ditunjukkan atau dilakukan pada saat kita bekerja di kantor. Kita hanya mengerjakan apa yang menjadi job desc, dan menolak pekerjaan lain yang tidak ada di job desc tersebut.
Jadi, kalau digambarkan, sikap quiet quitting ini merupakan kebalikan dari hustle culture. Hustle culture adalah penggambaran seseorang yang workaholic, bekerja keras tak kenal waktu, bahkan sampai mengorbankan waktu pribadinya untuk pekerjaan. Tak melulu bermotivasi uang, seorang penganut hustle culture merasa puas ketika banyak pekerjaan bisa dilakukan dan diselesaikan.
Nah, quiet quitting kebalikannya. Bekerja secukupnya, seadanya, menolak lembur, menolak mengangkat telepon di akhir pekan dari bos/klien/teman kerja, dan hanya menyelesaikan apa yang ada dalam jobnya.
Lalu, kenapa quiet quitting ini menjadi populer?
![Quiet Quitting: Yakin Mau Secukupnya? Finansial Secukupnya Juga Mau? Apa Sih Keunggulan Training Keuangan Karyawan bersama QM Financial?](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/01/training-keuangan-karyawan-1.jpg)
Quiet Quitting: Budaya Kerja yang Baru?
Gaya kerja hustle culture sering dianggap sebagaii kultur yang toxic, lantaran dengan melakukannya, kita jadi terforsir untuk bekerja terus, tanpa memedulikan kondisi psikologis dan fisik yang butuh istirahat. Ibaratnya, enggak banget untuk prinsip work life balance.
Dengan quiet quitting, kita bekerja sesuai batas, sesuai dengan bayaran yang kita terima, sesuai dengan waktu yang sudah disepakati bersama. Saat pekerjaan sudah selesai, kita bisa melakukan berbagai hal lain yang dianggap bisa meningkatkan kualitas hidup kita, seperti bisa lebih banyak liburan, melakukan hobi, quality time dengan keluarga, dan sebagainya.
Konon, gaya kerja quiet quitting ini muncul ketika orang-orang harus work from home saat pandemi. Banyak yang mengeluh, gara-gara work from home, mereka jadi bekerja dalam waktu yang lebih panjang, tanpa batasan, tidak teratur … berantakan deh pokoknya! Sementara, tidak ada uang lembur yang diberikan, mengingat saat itu memang banyak perusahaan yang mengetatkan anggaran, di samping kehadiran juga menjadi salah satu faktor penambah take home pay. Karena tidak hadir di kantor, meskipun tetap bekerja tetapi di rumah, tunjangan tidak diberikan.
Mau resign, tetapi kondisi belum memungkinkan—dan masih butuh gaji juga—akhirnya gerakan quiet quitting pun didengungkan.
![Quiet Quitting: Yakin Mau Secukupnya? Finansial Secukupnya Juga Mau? 3 Jenis Utang Jangka Pendek yang Bisa Dimanfaatkan oleh Karyawan](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2022/01/utang-jangka-pendek-karyawan-960x565.jpg)
Dampak Quiet Quitting bagi Karyawan dan Perusahaan
Sampai di sini kemudian muncul pertanyaan, kalau sudah quiet quitting apakah kita benar-benar bisa mencapai work life balance? Apakah benar lebih sehat secara mental? Bagaimana dengan kesehatan finansial kita?
Quiet quitting mungkin memang merupakan jawaban atau solusi yang tepat untuk mengatasi kinerja yang kelewat batas, produktivitas yang toxic, dan risiko burnout. Gerakan ini juga dikatakan membantu karyawan untuk punya kendali terhadap dirinya sendiri; untuk istirahat, berkembang lebih baik, dan bisa melakukan pekerjaan secara mindful. Dengan melakukan quiet quitting, seseorang juga dimungkinkan untuk bisa bersosialisasi lebih banyak, sehingga pada akhirnya juga akan memengaruhi kinerjanya. Pasalnya, banyaknya kita bisa menghabiskan waktu-waktu berkualitas bersama keluarga dan teman merupakan koentji kesehatan mental.
Namun, quiet quitting memiliki sisi lain juga. Dengan hanya seadanya, secukupnya, sesuai batas ini maka kinerja pun juga menjadi seadanya, dan akan memengaruhi kemajuan bisnis perusahaan. Jika ditarik lebih panjang, bahkan quiet quitting bisa menjadi bumerang bagi karyawan, karena lama kelamaan motivasi kerja juga akan menurun, tidak puas, dan kehilangan tujuan. Tiga hal ini juga berperan penting dalam kesehatan mental.
Jika gaya bekerja ini diteruskan, maka akan berpengaruh juga pada perkembangan karier dan gaji. Pasalnya, kenaikan gaji dan segala komponennya akan diberikan pada karyawan yang memang dapat menunjukkan kinerja yang baik, yang memberi kontribusi pada bisnis perusahaan. Mereka yang hanya bekerja minimalis tentu saja tidak akan mendapatkan kesempatan ini.
Rasanya tentu wajar kan, jika kita tidak menunjukkan kinerja yang baik, perusahaan juga bakalan berpikir dua kali untuk memberi kita bonus, insentif, hingga promosi. Akibatnya ya bisa diduga, gaji stuck. Apakah kamu rela, gaji segitu-segitu saja? Apakah yakin, puas dengan yang seadanya secara finansial?
Terus gimana dong ya? Pasalnya, banyak karyawan mengaku melakukan quiet quitting karena menganggap perusahaan sama saja kurang memperhatikan kondisi mereka, dan bahkan kurang mengapresiasi kinerja yang sudah dilakukan.
Nah, kalau sudah begini memang jadi seperti lingkaran setan, ada sebab akibat yang erat berhubungan.
![Quiet Quitting: Yakin Mau Secukupnya? Finansial Secukupnya Juga Mau? Quiet Quitting: Yakin Mau Secukupnya? Finansial Secukupnya Juga Mau?](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2022/10/quiet-quitting-960x640.jpg)
Bagaimana Melakukan Quiet Quitting yang Benar?
Pada dasarnya, siapa pun boleh melakukan quiet quitting. Karyawan mana pun berhak untuk berusaha meningkatkan kualitas hidupnya. Tetapi alangkah baiknya jika hal ini dilakukan tanpa “membahayakan” kinerja dan peluang untuk berkembang dari segi finansial dan karier.
Lalu, apa yang harus dilakukan?
Bekerja sesuai porsinya
Boleh banget kalau kamu ingin bekerja sesuai porsi. Bahkan apa yang ada dalam job desc itu memang sepenuhnya tanggung jawab kamu kan? Maka fokuslah dengan apa yang disepakati sebelumnya.
Jika kemudian kamu masih ada waktu dan energi, kamu bisa membantu tugas yang lainnya dengan tetap memberikan batasan yang wajar. Apalagi kalau tugas tersebut berpengaruh juga pada kelancaran penyelesaian tugas yang menjadi tanggung jawabmu. Nantinya, kamu sendiri juga yang akan lebih nyaman kan, kalau alur kerja menjadi lancar?
Namun batasan tetap harus ada. Tentukan sendiri sampai seberapa kamu bisa menoleransi permintaan tambahan tugas di luar job desc. Pasalnya, kamu sendiri juga yang tahu sampai seberapa kamu bisa menjalankannya.
Beri kesempatan pada diri sendiri untuk “bernapas”
Baik quiet quitting ataupun hustle culture, masing-masing memiliki sisi positif dan negatif. Tinggal bagaimana kamu menyesuaikannya, dengan mempertimbangkan dampak mana yang paling ringan yang bisa terjadi padamu.
Hustle culture mungkin bisa mengantarkanmu untukk menapaki jenjang karier lebih cepat, gaji juga berpeluang berkembang dengan lebih baik. Quiet quitting membuatmu lebih nyaman saat bekerja, mencegah burnout, dan terhindar dari produktivitas toxic. Cobalah mencari celah untuk bisa mendapatkan sisi positif dari masing-masing gaya bekerja ini.
Beri dirimu sendiri untuk bernapas jika sedang melakukan hustle culture, dan beri dirimu dorongan dan motivasi lebih ketika sedang ada dalam state quiet quitting.
Jaga kestabilan finansial
Selain keseimbangan mental, finansial akan menjadi satu hal yang pertama terdampak jika kamu melakukan quiet quitting. So, kamu harus mencari solusi untuk mengatasinya.
Misalnya, kamu memang pengin bekerja seadanya. Ini artinya kamu mungkin akan punya banyak waktu luang di luar jam bekerja. Kamu bisa memanfaatkannya untuk berusaha mendapatkan penghasilan sampingan. Misalnya freelancing atau berbisnis.
Dengan demikian, stream income kamu tetap terjaga dengan lebih stabil.
Kelola keuangan dengan baik
Mau quiet quitting atau hustle culture, yang penting kelola gaji kamu dengan baik.
Saat quiet quitting, mungkin gajimu juga akan minim. So, kamu harus bisa mengelolanya dengan cermat agar tetap bisa dipakai untuk memenuhi semua kebutuhan. Saat hustle culture, pengelolaan keuangan juga penting, agar selain bisa dipakai untuk membiaya hidup, kamu juga bisa memanfaatkannya untuk memberi reward bagi diri kamu sendiri atas kerja keras yang sudah kamu lakukan.
So, sampai di sini, kamu tim mana nih? Tim quiet quitting atau hustle culture? Dua-duanya merupakan budaya yang dibentuk oleh manusia itu sendiri, sebagai jawaban atas kondisi yang terjadi. Tidak ada keharusan bagi kamu untuk mengikuti tren, jika kamu tidak merasa cocok. Carilah yang paling nyaman untukmu dijalani.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Karyawan 37 Industri Indonesia Naik Gaji Lebih dari 40% YoY, Yuk, Dikelola dengan Baik!
Sudah tahu belum? Berdasarkan data laporan oleh JobStreet, karyawan di 37 industri dari Indonesia naik gaji hingga mencapai 40% year on year pada kuartal I-III/2021 ini loh! Dan, kondisi ini mengalahkan prevalensi kenaikan gaji karyawan di negara Asia lainnya, seperti Malaysia, Thailand, dan Hong Kong.
Adapun data laporan pekerjaan dalam negeri ini diungkap oleh Data Indonesia berdasarkan laporan dari situs JobStreet, sebuah situs lowongan kerja yang sangat populer. Tercatat secara lengkap nih, 46,3% pekerjaan mengalami peningkatan gaji, 18,9% pekerjaan tidak mengalami perubahan, dan 34,8% pekerjaan mengalami penurunan gaji.
Berdasarkan data yang sama, terungkap juga industri perbankan dan keuangan menjadi peringkat teratas terkait persentase karyawan yang naik gaji, yaitu sebesar 52%. Disusul dengan industri asuransi yang memiliki persentase sebesar 50%, dan industri pertambangan mengalami kenaikan sebesar 49%.
Nah, bagaimana menurut kamu? Apakah kamu merupakan salah satu karyawan yang naik gaji tahun ini? Pastinya kenaikan gaji membuatmu merasa senang, bukan?
Yah, memang naik gaji akan membuat hati pekerja kantoran mana pun senang, karena hasil kerja keras yang dilakukan telah diapresiasi dengan baik. Akan tetapi, kenaikan gaji juga harus diikuti dengan peningkatan dalam mengelolanya, lho. Jangan sampai kamu terjebak di dalam kondisi naik gaji, lifestyle juga naik. Alih-alih bisa menambah tabungan dan investasi, malah belanja konsumtif yang bertambah.
![Karyawan 37 Industri Indonesia Naik Gaji Lebih dari 40% YoY, Yuk, Dikelola dengan Baik! 5 Cara Belajar Finansial yang Menyenangkan dan Nggak Ngebosenin](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2022/04/belajar-finansial-960x641.jpg)
Tip Mengelola Keuangan Saat Naik Gaji
Di bawah ini, ada beberapa cara yang bisa kamu ikuti untuk mengelola keuangan ketika kamu naik gaji.
Melacak pengeluaran
Melacak pengeluaran dapat berdampak besar bagi kehidupan dan keuanganmu. Hal ini dilakukan supaya kamu dapat memantau ke mana saja uang keluar, dan barang apa saja yang kamu beli—benar-benar kebutuhan atau bukan? Pasalnya, meski naik gaji, sebisa mungkin lifestyle jangan terlalu banyak ikut naik juga.
Dengan memantau kebiasaan belanja, kamu bisa mengetahui pemicu timbulnya kebiasaan belanja yang dapat menguras isi dari tabunganmu. Kamu juga bisa menuliskan daftar belanja sebagai patokan kamu supaya nggak keluar dari batas pengeluaran. Dengan begitu, kamu bisa membatasi pengeluaran dan bisa melacak kegiatan belanja dengan mudah.
Biasakan langsung menabung dan investasi
Ketika kamu menerima gaji, biasakan untuk langsung memasukkan dana ke tabungan menggunakan fitur menabung otomatis. Fitur ini akan membantu kamu menyisihkan uang untuk ditabung secara teratur, nggak pakai lupa lagi.
Aturlah waktu yang sesuai untuk mengaktifkan fitur ini, setidaknya sebulan sekali ada pemasukan ke rekening tabungan. Dan, lakukan di awal bulan, atau setelah menerima gaji.
Menabung juga dilakukan secara bertahap, lho. Maksudnya, jika kamu naik gaji dengan jumlah yang lebih besar dari sebelumnya, kamu bisa menambah jumlah uang untuk ditabung. Ingat kan, kalau minimal pos investasi dan tabungan itu adalah 10%? Jadi, ya harus disesuaikan ya. Syukur-syukur sih bisa lebih besar dari 10%.
Dengan begitu, kamu bisa mengontrol jumlah pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan.
![Karyawan 37 Industri Indonesia Naik Gaji Lebih dari 40% YoY, Yuk, Dikelola dengan Baik! 3 Langkah Belanja Lebaran Tanpa Boncos](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/05/belanja-Lebaran-960x640.jpg)
Mengurangi belanja impulsif
Pernah tidak kamu merasa ingin belanja begitu menerima gaji? Yang tadinya ada di keranjang belanja langsung di-checkout-in semua.
Yah, sepertinya sih banyak nih yang punya kebiasaan ini, ya kan?
Yah, boleh saja, tapi jangan berlebihan sampai lupa untuk menyisihkan sebagian uang kamu untuk ditabung.
Sebenarnya, ada cara yang tepat untuk mengurangi kebiasaan belanja impulsif saat menerima gaji ini. Ini beberapa di antaranya:
- Buat rekening khusus belanja. Transfer sebagian gaji kamu ke rekening ini sesuai persentase pengeluaran semampu kamu. Lalu belanjakan uangnya sampai habis. Kalau habis, ya sudah, tunggu sampai rekeningnya ditopup lagi bulan depan.
- Tentukan satu hari dalam seminggu untuk tidak membelanjakan uang sepeser pun. Jika berhasil, secara bertahap tambahlah satu hari lagi.
Biasakan masak di rumah
Hayo, siapa yang sehari lima kali pesan layanan antar makanan atau camilan? Atau, setiap after hours nongkrong di café?
Rata-rata dari sekian banyak orang tidak sadar bahwa mereka telah mengeluarkan pengeluaran yang sangat banyak untuk delivery order atau nongkrong di café. Sadarkah kamu, bahwa untuk delivery order melalui apps, merchant sudah menaikkan dulu harga makanannya sekian persen untuk komisi aplikasi? Belum lagi ada biaya ongkos kirim dan juga platform fee. Setelah dihitung-hitung, ada loh sampai dua kali lipat harga aslinya kalau kita membeli langsung di warungnya.
Mungkin kalau dihitung total selisih harga tersebut sekarang, kamu sudah memiliki tabungan yang lebih dari cukup.
Yah, boleh saja sih pesan makanan online sesekali. Apalagi kalau lagi ribet banget, sehingga enggak sempat masak. Tapi, ada baiknya dikendalikan lagi. Masa naik gaji, malah jadi habis buat pesan makanan online, sedangkan investasinya masih sama saja?
Coba deh, mulai masak di rumah dan membeli bahan-bahan dengan harga terjangkau. Atau jika kamu tidak memiliki waktu untuk memasak, kamu bisa membeli makan langsung saja di warung makan. Kalau memang pengin banget pesan makanan online, kamu bisa melakukannya setidaknya seminggu atau sebulan sekali saja.
![Karyawan 37 Industri Indonesia Naik Gaji Lebih dari 40% YoY, Yuk, Dikelola dengan Baik! Karyawan 37 Industri Indonesia Naik Gaji Lebih dari 40% YoY, Yuk, Dikelola dengan Baik!](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2022/05/naik-gaji-960x640.jpg)
Mengendalikan utang
Apakah kamu tahu ada cara untuk mengendalikan kebiasaan berutang, termasuk menggunakan kartu kredit? Hal yang bisa kamu lakukan adalah selalu memastikan besaran pengeluaran dari kartu kredit dan limitnya.
Biasakan untuk menggunakan kartu kredit untuk kebutuhan mendesak saja dan jangan terlalu bergantung dengan kartu kredit. Jika bisa, buat limit kartu kredit lebih sedikit sehingga kamu bisa mengontrol pengeluaran. Bayarlah segera hingga lunas, sehingga kamu tak perlu membayar bunga apalagi denda.
Nah, dari sini mengerti kan, cara yang harus kamu lakukan untuk mengelola uang dari naik gaji?
Meskipun kamu menerima lebih banyak daripada jumlah gaji sebelumnya, sebaiknya tetap dikelola dengan lebih baik lagi. Di sinilah arti bersyukur atas gaji yang kamu terima.
Ya, sesekali kamu bisa membeli apapun yang kamu sukai. Namun, kamu harus ingat bahwa menabung untuk mempersiapkan masa depan itu penting. Jangan sampai kamu kehabisan uang hanya karena kebiasaan kamu berbelanja dan menyesal di akhir.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Instrumen Investasi Jangka Pendek Paling Cocok untuk yang Berpenghasilan Tak Tetap atau Tak Terlalu Besar
Ingin coba investasi, tapi masih takut untuk ambil jangka waktu panjang? Mungkin karena memang kondisi yang berbeda, atau karena memang investasi jangka panjang itu selalu merupakan instrumen risiko tinggi. Tenang, berbagai instrumen investasi jangka pendek juga bisa jadi pilihan tepat untukmu kok; bisa memberimu keuntungan juga asalkan kamu mengenali cara kerjanya.
Ada banyak jenis instrumen investasi jangka pendek yang bisa digunakan bagi investor pemula. Jenis investasi untuk waktu yang singkat ini juga mudah dipenuhi dengan gaji karyawan maupun penghasilan freelancer yang tidak terlalu besar. Selain itu, investasi ini juga relatif sangat minim risiko kerugian dan mudah dipelajari, dibandingkan dengan jenis investasi jangka panjang.
Namun, meski bisa dibilang rendah risiko, kamu harus memahami setiap jenis investasi jangka pendek dan tip jitu supaya kamu mendapatkan keuntungan maksimal. Yuk, simak lebih lanjut terkait investasi jenis ini.
![5 Instrumen Investasi Jangka Pendek Paling Cocok untuk yang Berpenghasilan Tak Tetap atau Tak Terlalu Besar Kriteria Sejahtera Saat Pensiun adalah Mencapai 5 Hal ini](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2022/01/pensiun-adalah-960x640.jpg)
Apa itu Investasi Jangka Pendek?
Investasi ini dilakukan untuk membantu kita mencapai tujuan jangka pendek, biasanya di bawah 5 tahun. Karena horizon waktunya yang singkat, maka kamu sebaiknya memang menghindari instrumen berisiko tinggi.
Pasalnya, instrumen risiko tinggi biasanya cukup sensitif terhadap kondisi pasar. Hal ini akan menimbulkan risiko pasar terhadap dana investasimu. Sedangkan, kamu butuh dana yang akan digunakan maksimal 5 tahun lagi. Jangan sampai, saat kamu butuh, nilainya justru sedang anjlok.
Saham, misalnya. Tak ada yang bisa menjamin ke mana arah pergerakannya jika kurang dari 5 tahun. Namun, saham secara historis akan bertumbuh dalam jangka waktu panjang.
Karena risiko dari investasi jangka pendek tidak bisa terlalu besar, maka imbalnya pun akan sepadan juga.
Jadi, investasi jangka pendek adalah jenis investasi yang memungkinkan investor menanamkan sejumlah dana untuk dikelola dalam waktu singkat demi mendapatkan keuntungan yang mudah dicairkan.
Umumnya, investor menggunakan investasi ini untuk pengalaman berinvestasi atau berbagai tujuan jangka pendek, misalnya liburan, ganti laptop, ganti handphone versi terbaru, dan sebagainya.
Lalu, instrumen apa saja yang cocok dimanfaatkan sebagai investasi jangka pendek, terutama bagi karyawan atau freelancer dengan penghasilan tak terlalu besar? Ini dia.
![5 Instrumen Investasi Jangka Pendek Paling Cocok untuk yang Berpenghasilan Tak Tetap atau Tak Terlalu Besar Investasi Reksa Dana dan 5 Tujuan Finansial yang Bisa Dicapai](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2022/01/investasi-reksa-dana-960x640.jpg)
5 Instrumen Investasi Jangka Pendek yang Bisa Dimanfaatkan Freelancer atau Karyawan yang Berpenghasilan Tak Terlalu Besar
Investasi jangka pendek punya banyak instrumen atau jenis yang bisa kamu pilih sesuai dengan tujuan investasi kamu.
1. Reksa Dana
Reksa dana merupakan wadah yang memungkinkan dana atau modal investor dikelola oleh manajer investasi untuk memperoleh keuntungan. Investor nantinya membeli sejumlah unit reksa dana, yang kemudian dialokasikan ke berbagai produk pasar uang, obligasi, atau saham.
Jenis reksa dana yang cocok untuk investasi jangka pendek adalah reksa dana pasar uang, atau bisa juga reksa dana pendapatan tetap. Keduanya memiliki sifat likuid dan praktis, dengan alokasi portofolio instrumen dengan periode kurang lebih satu tahun dengan tingkat risiko yang rendah.
2. Deposito
Deposito ini merupakan salah satu produk investasi jangka pendek dari perbankan yang dapat membantu nasabah menyimpan dana untuk jangka waktu tertentu sesuai ketentuan. Instrumen ini bisa dicairkan berdasarkan dengan waktu sudah disepakati sebelumnya oleh nasabah dan pihak bank.
Periode waktu deposito baik itu penyetoran maupun penarikan dapat dilakukan pada 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, hingga 2 tahun. Soal keamanan, deposito merupakan salah satu instrumen yang terjamin karena diawasi oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Meski demikian, tetap saja ada sedikit risiko yang juga harus dipahami, karena simpanan yang dijamin hanya sampai Rp2 miliar. Suku bunga dari deposito sendiri relatif lebih tinggi daripada tabungan biasa.
![5 Instrumen Investasi Jangka Pendek Paling Cocok untuk yang Berpenghasilan Tak Tetap atau Tak Terlalu Besar 5 Instrumen Investasi Jangka Pendek Paling Cocok untuk yang Berpenghasilan Tak Tetap atau Tak Terlalu Besar](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2022/02/investasi-jangka-pendek-960x549.jpg)
3. Obligasi Negara
Obligasi negara, atau surat utang negara, merupakan salah satu produk investasi jangka pendek yang dikeluarkan pemerintah dengan waktu jatuh tempo biasanya hingga 3 tahun.
Bagi investor pemula, instrumen ini sangat diminati, selain karena tingkat risiko yang relatif sangat rendah dan terjamin pemerintah, suku bunganya pun biasanya juga lebih tinggi daripada bunga deposito Bank Indonesia.
4. P2P Lending
Fintech Peer to Peer (P2) Lending menjadi salah satu wadah pengembangan dana yang cukup populer belakangan. Fintech ini akan mempertemukan kamu sebagai pemodal dengan pihak yang membutuhkan modal untuk keperluan usaha seperti UMKM.
Selain keuntungan yang bisa kamu dapatkan, kamu juga bisa ikut berkontribusi memajukan UMKM lokal lho. Bunga yang ditawarkan pun cukup besar daripada instrumen lainnya. Biasanya ada di kisaran 10-18% per tahun.
Nah, kalau kamu memang tertarik untuk memanfaatkan P2P Lending sebagai instrumen investasi jangka pendek, maka yang paling utama harus diperhatikan adalah memastikan platformnya sudah legal dan terdaftar di OJK. Jangan sampai kamu terjebak P2P Lending abal-abal. So, cek ke website OJK ya, untuk bisa melihat platform mana saja yang sudah terdaftar.
![5 Instrumen Investasi Jangka Pendek Paling Cocok untuk yang Berpenghasilan Tak Tetap atau Tak Terlalu Besar 5 Langkah Perencanaan Keuangan Perusahaan yang Harus Dilakukan oleh Pemilik Bisnis yang Ingin Sukses](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/12/perencanaan-keuangan-perusahaan-960x540.jpg)
5. Saham
Di jenis investasi jangka pendek maupun panjang, saham jadi produk investasi yang sangat populer dan diminati investor. Saham sendiri merupakan surat berharga yang menjadi bukti kepemilikan suatu aset di perusahaan.
Meski lebih dikenal di lingkup investasi jangka panjang, saham juga menyediakan peluang untuk mendapatkan keuntungan dalam jangka waktu pendek. Hanya saja, strateginya memang berbeda, yaitu dengan sistem trading.
Karena strateginya berbeda dan juga kamu harus berhadapan dengan risiko yang juga relatif tinggi, untuk trading, kamu perlu belajar lebih mendalam lagi. Pasalnya, bagian terpenting dalam menggunakan trading saham ini, kamu memang perlu keahlian dan strategi teknikal yang mumpuni agar bisa mendapatkan keuntungan.
Untuk ahli dalam trading harus paham apa saja? Nah, setidaknya kamu harus tahu mekanisme trading, termasuk analisis perkembangan saham perusahaan, dan belajar membaca berbagai chart yang bisa membantumu untuk menentukan waktu tepat membeli dan menjual saham tersebut demu keuntungan optimal.
Nah, kira-kira kamu ambil instrumen investasi jangka pendek yang mana? Perhatikan setiap instrumen dengan baik, sesuaikan dengan kemampuan keuangan kamu dan jangan lupa untuk diversifikasi investasi agar minim risiko.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Jadi Karyawan dan Susah Menabung? Mungkin Ini Sebabnya!
Sejak kecil, kita sudah dikenalkan dengan kebiasaan menabung. Biasanya sih dimulai dengan celengan receh, dengan bentuk lucu-lucu, yang terbuat dari tanah liat ataupun kaleng. Yes, menabung memang menjadi pelajaran pertama kita soal keuangan. Lalu, kenapa sekarang malah jadi susah menabung?
Tanya kenapa?
Sudah memasuki usia produktif dan bisa mendapatkan penghasilan sendiri dengan gaji yang didapatkan secara tetap, mengapa malah susah menabung? Berapa pun uang yang didapat selalu habis tak bersisa. Gajian lagi masih lama, uang di dompet tinggal selembar, dan saldo di rekening pun sudah minimal. Meskipun kadang sudah mencoba untuk menabung di awal bulan, pada akhirnya diambil juga dan digunakan.
Jika kondisi kamu seperti ini, mari kita lihat beberapa hal yang bisa membuatmu susah menabung. Barangkali salah satunya (atau malah beberapa di antaranya) menjadi biang keroknya.
![Jadi Karyawan dan Susah Menabung? Mungkin Ini Sebabnya! 3 Langkah Mengatur Keuangan dan Memperbaiki Kondisi yang Sudah Tak Sehat bagi Karyawan](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/10/mengatur-keuangan-tidak-sehat-960x640.jpg)
Mengapa Susah Menabung?
1. Nggak punya tujuan
Saat kita punya niat untuk menabung, maka saat itu pula ada kemungkinan besar kita juga dihadapkan pada kebutuhan yang lain: cicilan, kebutuhan hidup, kebutuhan sosial, dan sebagainya. Rencana menabung pun diturunkan prioritasnya, lantaran kita lebih mementingkan hal lain.
Itulah yang terjadi kalau kita tak memiliki tujuan ketika hendak mulai menabung. Lain halnya kalau kita memiliki “judul” untuk tabungan kita. Secara bawah sadar, kita akan memprioritaskan tabungan, karena bakalan ada manfaatnya. Misalnya, untuk membeli gadget terbaru. Kalau enggak menabung, gadget pun enggak akan terbeli. Dengan demikian, kita pun rela mengurangi pos lain yang kurang penting demi tabungan gadget baru.
Itu baru “judul” tabungan untuk gadget. Coba bayangkan, jika judulnya untuk sesuatu yang sangat penting. Misalnya, untuk DP rumah, atau tabungan untuk menikah. Atau yang lebih ‘grand’ lagi, seperti tabungan agar bisa bebas finansial, dan pensiun dini.
2. Terlalu banyak tanggungan
Sudah menjadi rahasia umum, ketika di masa-masa produktif seperti sekarang ini, kita banyak memiliki tanggungan. Nggak hanya keluarga kecil kita sendiri, banyak dari kita yang juga harus menanggung biaya hidup keluarga besar.
Yes, kita adalah sandwich generation.
Karena itulah, kebutuhan keuangan menjadi lebih besar daripada seharusnya. Jangankan menabung, untuk memenuhi kebutuhan dasar saja, kadang harus berjuang. Selain mendapatkan gaji, tak jarang kita juga harus melakukan side hustling demi mendapatkan tambahan pemasukan.
![Jadi Karyawan dan Susah Menabung? Mungkin Ini Sebabnya! Tetap Bebas Utang, Lakukan 5 Langkah Bertahan Ini!](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/08/langkah-bebas-utang.jpg)
3. Terlalu banyak utang
Ada banyak alasan ketika seseorang berutang. Paling banyak ya karena kepepet kebutuhan. Entah kebutuhan yang sesungguhnya, atau sekadar memenuhi gaya hidup.
Memang keduanya berbeda. Tetapi, keduanya seharusnya juga tak harus dipenuhi dengan cara berutang, apalagi yang sampai melebihi kemampuan.
Idealnya, rasio cicilan utang yang sehat adalah 30% dari penghasilan rutin setiap bulannya. Rasio ini ada sudah pasti bukan sekadar angka. Dengan membuat batasan maksimal cicilan utang 30%, maka diharapkan kita tetap bisa memenuhi kebutuhan hidup dan juga menabung.
Kalau akhirnya susah menabung, maka mungkin saja rasio utang ini lebih besar dari batas maksimal ideal.
4. Pos lifestyle terlalu tinggi
Seperti halnya cicilan utang, sebenarnya juga ada batas maksimal ideal untuk pos lifestyle, yaitu 10%.
Pos lifestyle adalah pos pengeluaran khusus untuk biaya aktivitas sosial, hobi, self reward, dan sebagainya. Kita enggak bisa memungkiri, bahwa kita juga butuh biaya-biaya ini, tetapi jangan sampai porsinya justru lebih besar daripada pos tabungan. Masa sih mengaku susah menabung, tapi gaya hidup hedon banget?
Boleh kok, kita nongkrong sesekali bareng teman-teman di kafe, atau mungkin membelikan diri sendiri berbagai barang yang memang kita inginkan. Namun, tentu harus dipikirkan dengan bijak.
![Jadi Karyawan dan Susah Menabung? Mungkin Ini Sebabnya! Jadi Karyawan dan Susah Menabung? Mungkin Ini Sebabnya!](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/10/susah-menabung-960x640.jpg)
5. Nggak punya catatan keuangan
Jika memang ingin menabung, maka kita pun harus membuat rencana keuangan yang benar. Apalagi manusia itu memang banyak maunya. Tanpa rencana keuangan, maka—seperti yang sudah dipaparkan di poin pertama di atas—bisa jadi kita memang tak punya tujuan menabung. Bahkan, kita tak tahu ke mana saja uang kita pergi.
Dengan adanya catatan keuangan—yang di dalamnya ada catatan penghasilan dan pengeluaran—kita jadi tahu, pos mana yang bisa dihemat, dikurangi, dan disesuaikan, sehingga kita pun bisa mulai menabung.
Nah, jadi, dari kelima hal di atas, manakah yang masih menjadi alasanmu susah menabung?
Apakah kantor atau komunitasmu mengalami masalah keuangan yang sama? Ataukah, punya kebutuhan training finansial yang lain? Sila kontak WA 0811 1500 688 untuk mendiskusikan kebutuhan training finansialmu. Semua modul dibuat SIMPEL, PRAKTIS, dan tentu saja FUN!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Mengapa Asuransi Jiwa Penting untuk Dimiliki Karyawan Terutama di Saat Krisis Berkepanjangan
Life is getting harder, right? Krisis berkepanjangan, pun wabah penyakit yang belum bisa dikendalikan sepenuhnya. Bahkan, ada wacana untuk menyiapkan roadmap agar bisa hidup berdampingan dengan virus ini ke depannya. Sudah seperti ini, apakah bisa kita menunda untuk memiliki asuransi jiwa?
Terutama bagi karyawan, harus banget melengkapi instrumen perlindungan diri. Apalagi di saat krisis yang belum pasti juga kapan berakhirnya ini. Segala kemungkinan buruk bisa terjadi, dan kita perlu melengkapi alat perlindungan diri. Ya, dari sisi kesehatan, juga dari sisi finansial.
Asuransi jiwa merupakan sebuah kontrak perjanjian yang dibuat antara perusahaan asuransi dengan seseorang yang menjadi tertanggung, atau pemegang polis. Perusahaan asuransi akan mengambil alih risiko keuangan jika ada yang terjadi pada diri si tertanggung, dan kemudian memberikan manfaat asuransinya kepada ahli waris.
Kenapa sih asuransi jiwa penting dimiliki oleh karyawan, terutama di masa-masa krisis berkepanjangan begini? Ini dia beberapa alasannya.
![Mengapa Asuransi Jiwa Penting untuk Dimiliki Karyawan Terutama di Saat Krisis Berkepanjangan Punya Asuransi Jiwa dan Hubungannya dengan Family Survival](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/08/asuransi-jiwa-family-survival-960x641.jpg)
Pentingnya Asuransi Jiwa bagi Karyawan
1. Adanya peluang terjadi hal yang tak terduga dan tak diinginkan
Pastinya, kita selalu berharap bahwa semua akan baik-baik saja. Tetapi bad things happen, peluangnya bisa kapan saja dan di mana saja, pada siapa saja. Fatalnya kalau hal buruk ini terjadi pada mereka yang merupakan karyawan dan menjadi tulang punggung keluarga.
Akibatnya, bisa diduga. Hal buruk ini bisa saja mengakibatkan kematian, cacat permanen, dan hal-hal lain yang membuat si tulang punggung menjadi tak bisa mencari penghasilan seperti semula lagi.
Di sinilah, santunan asuransi jiwa dapat meng-cover risiko keuangan yag bisa terjadi.
2. Melindungi dari kesulitan finansial
Saat seseorang yang menjadi tulang punggung keluarga tiba-tiba tak dapat mencari penghasilan lagi, itu artinya tak hanya kebutuhan hidupnya sendiri saja yang terancam untuk tak bisa dipenuhi. Ada banyak orang lain yang juga terancam tak dapat dipenuhi kebutuhannya.
Asuransi jiwa—jika pemegang polis sudah membayar premi sesuai kesepakatan—akan memastikan akibat dari hilangnya penghasilan ini tak terlalu fatal. Santunan yang diberikan bisa dimanfaatkan oleh para ahli waris untuk bertahan hidup sementara waktu, sembari mencari solusi terbaik.
Bahkan tak jarang, santunan asuransi ini dimanfaatkan oleh ahli waris sebagai modal usaha, demi mencari penghasilan dari jalan yang lain, setelah sang tulang punggung tak lagi dapat bekerja.
![Mengapa Asuransi Jiwa Penting untuk Dimiliki Karyawan Terutama di Saat Krisis Berkepanjangan Ada Berbagai Jenis Asuransi, Mana yang Harus Didahulukan jika Bujet Premi Terbatas?](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/08/memilih-jenis-asuransi-960x808.jpg)
3. Jaminan utang
Jika kamu seorang karyawan, dan sedang dalam proses pengajuan KPR, salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah memiliki asuransi jiwa.
Barangkali kamu berpikir, bahwa syarat ini merepotkan atau berat. Namun, sebenarnya asuransi jiwa ini merupakan bentuk perlindungan terhadap kamu sendiri sebagai debitur loh. Karena yah, balik lagi ke poin pertama, bahwa hal buruk itu bisa terjadi pada siapa saja, dan kita mesti punya langkah-langkah untuk mengelola risiko yang bisa terjadi karenanya.
Dengan adanya asuransi jiwa, jika terjadi hal-hal yang tak diinginkan, ahli waris dapat memanfaatkan santunannya untuk membayar kembali pinjaman hingga lunas, sehingga tak perlu mendapatkan beban tambahan berupa warisan utang.
4. Investasi pada diri sendiri
Punya asuransi jiwa, artinya kamu menghargai hidupmu sendiri, dan juga berarti kamu mencintai keluarga dan orang-orang terdekat seutuhnya.
Seperti halnya investasi lain, “investasi” dalam bentuk asuransi jiwa akan memberikan keuntungan kembali kepada kita. Salah satunya, pada akghirnya, asuransi ini akan bisa bermanfaat bagi keluarga kita, meskipun mungkin kita sendiri tak merasakan manfaatnya secara langsung.
Selain itu, dengan adanya “kewajiban” untuk membayar premi setiap tahunnya, asuransi jiwa bisa “memaksa” kita untuk menabung dan menghargai setiap sen dari penghasilan kita sendiri. Kita jadi punya pengelolaan keuangan yang lebih baik, betul?
![Mengapa Asuransi Jiwa Penting untuk Dimiliki Karyawan Terutama di Saat Krisis Berkepanjangan Mengapa Asuransi Jiwa Penting untuk Dimiliki Karyawan Terutama di Saat Krisis Berkepanjangan](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/09/asuransi-jiwa-karyawan-960x640.jpg)
5. Memberikan ketenangan
Siapa sih yang enggak mau hidup dengan tenang; karena tahu bahwa ada jaminan aman jika terjadi sesuatu dan menimbulkan risiko keuangan? Tak hanya bagi diri kita sendiri, tetapi juga untuk keluarga kita?
Adanya asuransi jiwa, membuat kita dapat fokus maju terus untuk mewujudkan semua tujuan keuangan yang sudah kita tentukan. Dengan memiliki asuransi jiwa, kita juga bisa fokus dalam berkarier, dan pastinya akan dapat lebih produktif dalam bekerja karena tak khawatir lagi akan adanya masalah keuangan.
Nah, melihat kelima hal di atas, sekarang sudah yakin kan, betapa pentingnya memiliki asuransi jiwa jika kita berstatus karyawan. Sekali lagi, dengan memiliki asuransi ini, kita tak hanya melindungi aset bagi diri sendiri, tetapi juga demi orang-orang yang kita sayangi.
Gimana, pengin tahu lebih detail mengenai asuransi jiwa? Misalnya seperti jenisnya, manfaatnya yang lebih banyak, juga cara kerjanya?
Tenang, kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Kepuasan Kerja Karyawan: Mengapa Penting dan Bagaimana Cara Meningkatkannya?
2016, Society for Human Resource Management (SHRM) melakukan survei atas kepuasan kerja karyawan dalam penelitian yang bertajuk Employee Job Satisfaction and Engagement Survey.
Dalam penelitian ini akhirnya fakta terungkap, bahwa ada beberapa hal terpenting yang berkontribusi besar terhadap tingkat kepuasan kerja karyawan. Gampangannya begini: kalau beberapa aspek ini dipenuhi atau terpenuhi, maka akan sangat besar kemungkinan karyawan akan enjoy bekerja di suatu perusahaan.
Aspek yang Memengaruhi Kepuasan Kerja Karyawan
![Kepuasan Kerja Karyawan: Mengapa Penting dan Bagaimana Cara Meningkatkannya? Menghadapi Kenormalan Baru: 5 Hal Keuangan yang Harus Didorong dari Karyawan](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/07/karyawan-menghadapi-kenormalan-baru.jpg)
Apa saja aspek tersebut? Yah, sebenarnya sih ada 43 aspek dengan 37 faktor yang berpengaruh sih, tapi supaya enggak kepanjangan, kita fokus saja ke 10 teratas ya.
Aspek tersebut meliputi:
- Penghargaan oleh perusahaan: 67%
- Kompensasi dan gaji: 63%
- Bentuk imbalan lain: 60%
- Keamanan kerja: 58%
- Kepercayaan antara karyawan dan manajemen: 55%
- Kesempatan untuk mempergunakan keterampilan dan keahlian: 55%
- Stabilitas finansial perusahaan: 53%
- Hubungan karyawan dengan supervisor: 53%
- Rasa aman, tanpa kecemasan terhadap kekerasan: 50%
- Apresiasi ide oleh atasan: 49%
Sampai di sini, apakah ada sesuatu yang menarik?
Iya, ternyata bukan gaji yang jadi faktor penentu kepuasan kerja karyawan yang pertama, melainkan penghargaan. Meskipun iya, gaji ada di urutan kedua, tetapi faktanya banyak karyawan sebenarnya lebih mementingkan rasa dihargai oleh perusahaan, alih-alih pemberian gaji.
So, mungkin ini berarti gaji kecil nggak masalah, toh dengan keterampilan pengelolaan uang yang benar, pasti bisalah dipakai buat hidup. Gitu ya? Hazek.
Anyway, lalu bagaimana dengan di perusahaan yang ada di Indonesia? Apakah di perusahaanmu juga ada survei tingkat kepuasan kerja karyawan? Kalau iya, bagaimana hasilnya? Kalau belum, penasaran enggak, pengin mengetahui seberapa senang karyawan bekerja di perusahaan?
Definisi dan Pentingnya Kepuasan Kerja Karyawan
![Kepuasan Kerja Karyawan: Mengapa Penting dan Bagaimana Cara Meningkatkannya? 3 Tren Rekrutmen Karyawan Baru Masa Kini yang Harus Diketahui oleh Staf HR Mana Pun](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2019/08/tren-rekruitmen-karyawan-baru.jpg)
Kepuasan kerja dapat didefinisikan sebagai kebahagiaan karyawan dalam bekerja dan kepuasan karyawan dalam memenuhi kebutuhan mereka saat bekerja. Tidak hanya gaji dan tunjangan, ada banyak faktor yang memengaruhi kepuasan kerja.
Dari sisi karyawan sendiri, tak ada yang memungkiri bahwa setiap orang pasti ingin nyaman dalam bekerja dan mendapatkan kepuasan ketika melakukan setiap jenis pekerjaannya.
Pada akhirnya, kepuasan kerja karyawan dapat berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Sayangnya, kepuasan kerja ini agak sulit dilihat secara kasatmata lantaran nggak semua karyawan mau terbuka. Bisa jadi memang kurang kesempatan untuk mengungkapkan apa yang menjadi hambatan mereka dalam bekerja, atau juga si karyawan sendiri yang merasa sungkan karena satu dan lain sebab.
Akan terlambat untuk bertindak, ketika lantas ada beberapa karyawan yang tiba-tiba mengajukan resign karena tidak mendapatkan kepuasan kerja, padahal sebelumnya tak menunjukkan tanda-tanda bahwa ada rasa kurang nyaman dalam bekerja.
Tentunya, turn over karyawan yang terlalu tinggi berdampak kurang baik untuk perusahaan, bukan?
Selain memengaruhi kinerja karyawan, kepuasan kerja juga akan memengaruhi branding perusahaan, baik secara internal atau eksternal. Karyawan yang merasa puas bekerja di perusahaan akan bangga akan tempatnya bekerja, dan memiliki kepercayaan tinggi saat membicarakan tempat kerjanya itu.
Mereka akan membicarakan hal-hal positif mengenai apa yang dirasakan selama bekerja kepada orang-orang yang mereka temui setiap hari.
Dengan demikian, dari beberapa fakta tersebut, kita bisa menyimpulkan bahwa saat kepuasan kerja karyawan tinggi maka loyalitas karyawan juga tinggi.
Cara Mengukur Tingkat Kepuasan Kerja Karyawan
![Kepuasan Kerja Karyawan: Mengapa Penting dan Bagaimana Cara Meningkatkannya? Kepuasan Kerja Karyawan: Mengapa Penting dan Bagaimana Cara Meningkatkannya?](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/02/kepuasan-kerja-karyawan.jpg)
Ketika berbicara mengenai kepuasan kerja karyawan, maka aspek terpenting adalah karyawan itu sendiri. Karena itu, survei pada karyawan bisa menjadi cara terbaik untuk mengukur tingkat kepuasan kerja mereka di perusahaan yang bersangkutan.
Berikut beberapa tip membuat survei untuk mengukur tingkat kepuasan kerja karyawan:
- Siapkan beberapa pertanyaan mengenai berbagai aspek terkait perusahaan, misalnya seperti sejauh apa mereka memahami cara kerja manajemen, juga pemahaman atas visi dan misi perusahaan, dan juga tentang motivasi mereka bekerja di perusahaan terkait.
- Jenis pertanyaannya bisa yang menggunakan angka untuk mengukur tingkat kepuasan, misalnya jawaban disediakan dari skala 1 sampai dengan 5 untuk beberapa macam pertanyaan.
- Sediakan pula beberapa pertanyaan yang memungkinkan untuk open question, artinya pertanyaan yang memungkinkan karyawan mengeluarkan pendapat mereka.
- Buatlah pertanyaan yang sejelas mungkin, sehingga karyawan dapat memahaminya dengan cepat dan jelas.
Salah satu pertanyaan yang harus ada adalah pertanyaan mengenai masalah dan kesulitan mereka saat sedang melaksanakan tugas masing-masing; cari tahu kendalanya di mana, dan apakah solusinya bisa datang dengan cepat.
Juga, tanyakan, jenis pengembangan diri seperti apa yang mereka butuhkan, sehingga mampu mendukung meningkatkan kepuasan kerja mereka.
Salah satu jenis pengembangan diri karyawan yang bisa ditawarkan oleh perusahaan agar dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan adalah training keuangan.
Mengapa Training Keuangan?
![Kepuasan Kerja Karyawan: Mengapa Penting dan Bagaimana Cara Meningkatkannya? 5 Jenis Training Karyawan yang Penting Diberikan oleh Perusahaan](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2019/04/training-karyawan.jpg)
Karena bisa dilihat sendiri kan, bahwa kompensasi dan gaji merupakan salah satu faktor penentu kepuasan kerja karyawan. Tentu saja, hal ini harus lebih didukung lagi dengan memberikan bekal keterampilan pengelolaan keuangan yang lebih baik, agar nantinya tak hanya bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di masa sekarang, tetapi juga dapat menjamin masa depan mereka nantinya. Seperti dana pensiun, misalnya.
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Motivasi Kerja Karyawan Harus Dijaga – Ini 5 Caranya!
Karyawan merupakan salah satu aset yang berharga bagi perusahaan, sehingga kinerjanya akan memberikan dampak bagi perusahaan. Salah satu hal yang memengaruhi hal ini adalah adalah motivasi kerja.
Sama seperti kendaraan yang membutuhkan bensin untuk berjalan, karyawan juga membutuhkan motivasi kerja yang harus ditumbuhkan. Memang mereka seharusnya bisa memotivasi diri mereka sendiri untuk senantiasa memberikan yang terbaik, namun adalah tugas perusahaan juga untuk memberikan dorongan positif agar mereka juga dapat berperforma baik.
Bagaimana caranya?
Berikut ini beberapa cara untuk mendorong motivasi kerja karyawan agar optimal
5 Cara Mendorong Motivasi Kerja Karyawan
![Motivasi Kerja Karyawan Harus Dijaga – Ini 5 Caranya! Training Keuangan, Kapan Dibutuhkan Karyawan? Ini 7 Tandanya](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/01/kapan-training-keuangan.jpg)
1. Mendengarkan dan menghargai ide-ide karyawan
Setiap orang pasti ingin didengarkan, termasuk para karyawan. Faktanya, merasa didengarkan dan dihargai menjadi salah satu kebutuhan emosional manusia. Oleh sebab itu, berikan waktu sejenak untuk mendengarkan ide-ide mereka.
Mungkin hal ini sepele, tetapi faktanya, motivasi kerja karyawan dapat terkatrol dari hal-hal kecil seperti ini.
Mendapatkan ide bukanlah hal yang mudah dan terkadang terdapat proses berpikir dahulu sebelum ide tersebut muncul di pikiran mereka. Tentu, effort seperti ini harus diapresiasi dengan baik. Siapa tahu juga, ide-ide tersebut dapat diterapkan di perusahaan, ya kan?
Dengan demikian, mereka ikut merasa andil terhadap kelangsungan hidup perusahaan, dan hal itu berefek baik pada motivasi kerja mereka.
2. Menjaga hubungan sosial dengan baik
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain. Dan, komunikasi dan interaksi adalah hal yang sangat penting dalam menciptakan hubungan sosial yang baik.
Peduli terhadap karyawan mampu menjaga hubungan sosial yang baik dan tentunya akan mendongkrak motivasi kerja mereka karena merasa dekat dengan perusahaan, bahkan bisa terbangun rasa ikut memiliki. Tentunya, ini hal baik yang akan memberikan efek yang baik pula bagi perusahaan.
Perusahaan dapat peduli terhadap karyawan melalui cara mengenal atau mengetahui kondisi keluarga mereka. Melalui hal tersebut maka ada peluang juga untuk mengenali kepribadian dan karakter karyawan, sehingga lebih mudah pula mengenali potensinya.
![Motivasi Kerja Karyawan Harus Dijaga – Ini 5 Caranya! Pentingnya Financial Training di Setiap Jenjang Karier Karyawan Perusahaan](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/09/financial-training.jpg)
3. Memberikan apresiasi terhadap peningkatan kerja
Setiap orang pasti ingin diperhatikan, termasuk karyawan. Tunjukkan perhatian terhadap karyawan, memberikan benefit-benefit dan kompensasi yang dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.
Apalagi jika mereka telah menunjukkan kinerja yang bagus. In fact, sekecil apa pun peningkatan kerja mereka, hal tersebut merupakan prestasi yang patut diacungi jempol.
Memberikan bonus merupakan cara yang terbukti efektif dalam mendorong motivasi kerja karyawan, sekaligus memberikan apresiasi. Tentu saja, harus sesuai dengan kebijakan perusahaan. Bagi karyawan, insentif atau bonus dapat memotivasi mereka karena mereka menganggap bahwa segala usaha yang dilakukannya dihargai perusahaan. Ada kepuasan tersendiri bagi karyawan saat mendapatkan bonus.
Karenanya, kalau memang kebijakan ini belum ada dalam perusahaan, bisa mulai dipertimbangkan.
4. Membuat suasana kerja yang menyenangkan
Suasana kerja merupakan faktor eksternal yang juga terbukti mampu mendorong motivasi kerja karyawan.
Karyawan akan mendapatkan dorongan dari luar untuk mengeluarkan semangat mereka dalam menyelesaikan beberapa pekerjaan. Suasana kerja yang nyaman tidak hanya diciptakan oleh karyawan, namun akan lebih banyak meminta peran serta perusahaan juga untuk mewujudkannya.
Kenali kebutuhan karyawan, dan ciptakan budaya kerja yang humanis. Ciptakan suasana positif di setiap kesempatannya. Memang akan ada tantangannya tersendiri, tetapi perusahaan dapat melibatkan karyawan dalam usaha menciptakan suasana kerja yang menyenangkan ini.
![Motivasi Kerja Karyawan Harus Dijaga – Ini 5 Caranya! Motivasi Kerja Karyawan Harus Dijaga – Ini 5 Caranya!](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2021/02/motivasi-kerja-karyawan.jpg)
5. Memberikan pelatihan yang sesuai
Kinerja karyawan sangat berpengaruh terhadap perusahaan. Kemampuan dan pengetahuan yang mereka berikan dapat memajukan perusahaan. Oleh sebab itu, dorong motivasi kerja mereka dengan memfasilitasi tambahan pengetahuan dan keterampilan yang mereka perlukan. Dorong karyawan untuk terus belajar dan berkembang.
Beberapa perusahaan sering memberikan pelatihan atau kursus bagi karyawan, bahkan masuk ke dalam agenda rutin. Selain untuk menambah keterampilan yang dibutuhkan, saat pelatihan ini juga jadi kesempatan perusahaan untuk lebih dekat dan memberikan semangat bagi karyawannya.
Salah satu pelatihan yang bisa diberikan oleh perusahaan adalah training keuangan.
Keuangan merupakan hal yang sangat penting bagi karyawan. Masalah keuangan yang timbul dan terjadi pada karyawan dapat memengaruhi kinerja mereka. Misalnya saja, ada yang sudah bekerja beberapa tahun namun merasa bahwa gajinya tak pernah cukup. Atau, bahkan terlibat utang.
Padahal, gaji belum cukup tidak selalu berarti perusahaan terlalu kecil dalam memberikan nominal gaji, namun bisa jadi karena mereka kurang mampu mengelola keuangan mereka dengan baik. Begitu juga soal utang. Bisa jadi, karena mereka kurang bisa mengatur cash flow dengan baik.
Perusahaan bisa memberikan pelatihan keuangan kepada karyawan supaya mereka mampu mengelola keuangan dengan lebih baik lagi, sehingga mampu mengatasi masalah-masalah keuangan ini. Minimalkan efek masalah keuangan pada karyawan, sehingga mereka lebih memiliki motivasi kerja dan lebih produktif.
Itulah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan.
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Masa Krisis, Ini Pentingnya Menyiapkan Karyawan untuk Menghadapinya
Masa krisis pandemi memaksa banyak pihak untuk mengubah kebiasaan, keputusan, dan berbagai aspek dalam hidup, termasuk dalam bisnis. Apalagi dengan prediksi pasti bahwa Indonesia sudah ikut terjebak di jurang resesi di kuartal III tahun 2020 ini. Membuat pemilik bisnis dan pihak manajemen mana pun jadi harus ekstra kerja keras menyiasati kondisi.
Ya, saat ini, semua perusahaan tampaknya harus berjuang untuk mengambil kebijakan-kebijakan tertentu agar tetap survive melalui masa krisis yang belum pasti kapan akan segera berakhir. Tapi bagaimanapun, sebisa mungkin bisnis tetap berjalan. Banyak orang sudah menggantungkan hidup mereka pada perusahaan, bukan?
Karenanya, ada beberapa hal yang seharusnya sudah mulai dilakukan, demi tetap bertahan. Salah satunya adalah dengan menyiapkan karyawan supaya tetap bisa melalui masa krisis bersama dengan baik.
Apa sih pentingnya menyiapkan karyawan menghadapi masa krisis seperti ini?
![Masa Krisis, Ini Pentingnya Menyiapkan Karyawan untuk Menghadapinya Masa Krisis, Ini Pentingnya Menyiapkan Karyawan untuk Menghadapinya](http://www.qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/10/karyawan-siap-masa-krisis.jpg)
Selain karena karyawan adalah aset terbesar perusahaan yang harus dikelola dengan baik dan mendapatkan prioritas perhatian utama, ada beberapa alasan kuat berikut mengapa perusahaan harus segera memberikan dukungan terhadap karyawan di masa krisis. Di antaranya:
- Dengan persiapan yang baik, maka tingkat kecemasan yang mungkin timbul lantaran harus menghadapi masa-masa sulit ke depannya bisa ditekan. Dengan minimnya rasa cemas dan kemudian muncul rasa aman, karyawan pun dapat tetap menjaga produktivitas kerja meskipun harus bekerja di bawah tekanan krisis.
- Dengan adanya persiapan menghadapi masa krisis yang baik, dan karena karyawan secara individu juga sudah siap dan dibekali dengan hal-hal yang diperlukan, maka perusahaan akan dapat mengambil langkah-langkah antisipatif dengan lebih dini dan strategis, sehingga akan dapat mengurangi efek krisis yang bisa memberikan dampak pada perusahaan secara keseluruhan.
- Saat karyawan sudah siap menghadapi krisis, apa pun bentuknya, maka saat itu pula karyawan sudah siap untuk diajak berkomunikasi dan bekerja sama untuk kepentingan bersama. Untuk mengubah strategi bisnis pun jadi tak ada kendala yang terlalu berarti. Karyawan sudah siap dengan konsekuensi, tinggal pihak manajemen saja yang harus menyesuaikan dengan situasi dan kondisi. Tentunya, dengan begini, perubahan akan lebih mulus untuk dijalankan. Betul?
- Dengan karyawan yang sudah siap menghadapi masa krisis, lingkungan kerja yang aman pun akan lebih mudah terwujud.
Lalu apa yang bisa dilakukan oleh perusahaan untuk menyiapkan karyawan dalam menghadapi masa krisis? Ada beberapa hal yang bisa dilakukan.
![Masa Krisis, Ini Pentingnya Menyiapkan Karyawan untuk Menghadapinya Menghadapi Kenormalan Baru: 5 Hal Keuangan yang Harus Didorong dari Karyawan](http://www.qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/07/karyawan-menghadapi-kenormalan-baru.jpg)
1. Tingkatkan intensitas dalam berkomunikasi
Komunikasi akan berperan penting dalam manajemen krisis–apa pun bentuk krisis yang dihadapi. Saat krisis datang, stres dan tekanan bisa jadi akan lebih sering muncul. Inilah yang bisa mengganggu lancarnya komunikasi. Karena itu, temukan model komunikasi yang paling baik bagi karyawan di perusahaan.
Akan lebih mudah untuk mengelola bisnis, ketika semua orang dapat terbuka dan memiliki skill komunikasi yang baik, sehingga satu sama lain bisa saling memahami dan akhirnya bisa saling mendukung.
![Masa Krisis, Ini Pentingnya Menyiapkan Karyawan untuk Menghadapinya 6 Upaya Menciptakan Budaya Kerja yang Positif untuk Mengembangkan Potensi Karyawan](http://www.qmfinancial.com/wp-content/uploads/2019/10/budaya-kerja-yang-positif.jpg)
2. Siapkan alur kerja yang fleksibel tetapi kuat
Jika memungkinkan, potong alur kerja yang terlalu panjang. Prosedur-prosedur disederhanakan, SOP dibuat lebih fleksibel, namun harus tetap kuat agar semua tetap bisa berjalan dengan lancar.
Sistem dan alur kerja yang lebih sederhana dan tidak terlalu panjang bisa jadi langkah efisiensi yang paling baik di masa krisis–menghemat energi, tenaga, pikiran, hingga cost.
Memang tak semua jenis pekerjaan bisa disederhanakan. Karena itu, kita sebut “yang fleksibel”, disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan dan tentunya kemampuan sumber daya manusia yang ada.
3. Bekali karyawan dengan training keuangan yang cukup
Coba yuk, simak dulu video berikut, yang menjelaskan masalah keuangan yang umum dihadapi oleh karyawan.
Di masa krisis ini, yang paling penting dari semuanya, bekali karyawan dengan training keuangan yang cukup. Sudah cukup aware kan, bahwa karyawan yang mengalami masalah keuangan cenderung akan menunjukkan performa kerja yang kurang optimal di kantor?
Apalagi di masa krisis, yang rentan melahirkan masalah keuangan baru bagi karyawan. Tak perlu heran, ketika masalah mereka pun muncul satu per satu ke permukaan. Momok yang paling besar di sini–yang harus segera diwaspadai–adalah utang, yang peluangnya akan membesar seiring kesulitan keuangan yang dialami oleh karyawan.
Lalu, apa saja yang perlu dibekalkan dalam training keuangan karyawan? Di antaranya:
- Pengelolaan gaji yang lebih efektif
- Pembangunan dana darurat
- Pentingnya asuransi
- Strategi investasi di masa sulit
- Pengelolaan aset
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
3 Tujuan Keuangan Terbesar yang Harus Segera Dimiliki oleh First Jobbers
Sebagai karyawan di entry level, barangkali para first jobber saat ini belum memiliki gaji yang sebesar mereka yang sudah lama menjalani karier. Namun, bisa dibilang di sinilah saat-saat krusial untuk segera mendapatkan keterampilan mengelola keuangan pribadi, dan segera merumuskan tujuan keuangan.
Karenanya, financial training pada level ini sangat diperlukan.
Entry level akan membentuk budaya dan etos kerja seseorang yang baru saja bekerja–yang disebut dengan first jobber ini–hingga ke masa yang akan datang.
Lalu, harus mulai dari mana? Dorong para first jobbers untuk membangun financial habit yang baik, dan membuat tujuan keuangan.
3 Tujuan Keuangan yang Seharusnya Dimiliki oleh Para First Jobber
![3 Tujuan Keuangan Terbesar yang Harus Segera Dimiliki oleh First Jobbers 3 Tujuan Keuangan Terbesar yang Harus Segera Dimiliki oleh First Jobbers](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/09/tujuan-keuangan-first-jobber.jpg)
1. Dana Darurat
Yes, inilah tujuan keuangan pertama yang seharusnya menjadi prioritas first jobbers.
Dana darurat adalah jaring pengaman saat sedang dalam kondisi darurat. Misalnya, seperti ketika kita mulai masuk ke masa pandemi. Tanpa dana darurat yang kuat, rasanya cukup susah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, sementara gaji dikurangi karena WFH, proyek-proyek berhenti, bonus juga tertunda.
Tak ada yang pernah mengira kalau tahun 2020 akan seperti ini, bukan? Ini tak terencana, dan akibatnya bisa menimbulkan risiko kerugian finansial untuk hidup kita.
Di saat-saat seperti inilah dana darurat akan berperan. Tidak ada yang bisa menjamin hidup juga akan baik-baik saja ke depannya. So, persiapkan jika hari hujan dengan sedia payung yang cukup–berupa dana darurat.
![3 Tujuan Keuangan Terbesar yang Harus Segera Dimiliki oleh First Jobbers 3 Langkah Menyiapkan Dana Pensiun di Masa Krisis](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/08/dana-pensiun-masa-krisis.jpg)
2.Dana pensiun
Yes, walaupun karyawan baru mulai bekerja, saat ini mereka pun seharusnya sudah memiliki rencana untuk membangun dana pensiun. Inilah tujuan keuangan kedua yang harus diprioritaskan.
Karena, pensiun itu sudah pasti akan datang, akan membawa dampak finansial (karena kita sudah tak bisa bekerja lagi saat itu), dan butuh persiapan yang sangat panjang.
Dana pensiun akan menjadi bekal biaya hidup menjalani masa pensiun yang mandiri dan sejahtera. Ya, masa mau menggantungkan hidup pada anak cucu? Enggak dong ya, mereka sudah punya hidup mereka masing-masing. Kita harus tetap survive sebagai pensiunan mandiri.
Nah, mulailah membuat rencana untuk menyiapkan pensiun sejak dini, karena waktu adalah teman terbaik untuk rencana jangka panjang seperti ini.
![3 Tujuan Keuangan Terbesar yang Harus Segera Dimiliki oleh First Jobbers Karyawan Gaji UMR Pengin Beli Rumah? Kenapa Enggak?](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/09/gaji-umr-beli-rumah.jpg)
3.Rumah pertama
Apalah artinya sudah punya penghasilan sendiri, jika kamu nggak juga punya aset properti atas nama sendiri. Tsah. Karena rumah adalah simbol kemandirian.
Ya, rumah pertama di sini berarti properti. Tentu saja, bentuknya enggak harus berupa rumah petak. Kamu juga bisa mempertimbangkan untuk membeli apartemen. Setiap orang punya kebutuhan masing-masing, yang harus diakomodasi sebaik-baiknya, bukan?
Dana untuk properti pertama ini juga butuh nominal yang besar.
Kebanyakan angkatan pekerja zaman sekarang (millenials dan generasi Z) merasa ciut nyali kalau menyangkut pembelian properti. Mengapa? Karena dengan harga yang melangit setiap tahunnya, dengan gaji yang “hanya” naik sesuai inflasi, cita-cita punya rumah itu seperti terlalu tinggi untuk dijangkau.
Tanpa perencanaan yang komprehensif, memang akan mustahil. Tapi, dengan keterampilan mengelola keuangan yang cukup, dengan gaji berapa pun, tujuan keuangan paling besar juga bisa dicapai.
Caranya gimana? Nah, ya butuh financial training.
Nah, selain 3 tujuan keuangan terbesar di atas, tentu karyawan harus punya planning untuk menikmati hasil jerih payahnya. Mengapa harus ada perencanaan? Karena kebutuhan karyawan ke depannya akan semakin banyak dan berkembang seiring waktu mereka bekerja. Tanpa perencanaan, rasanya sulit banget bisa memenuhi segala kebutuhan mendesak, yang semuanya butuh uang itu.
Mau liburan ke Korea atau ke Eropa? Mau gadget tercanggih? Pengin berangkatkan umrah orang tua, jika sudah memungkinkan? Semua itu adalah pemanfaatan gaji yang memang sudah seharusnya. Memangnya bisa, merencanakan liburan ke Eropa sekaligus pengin punya rumah sendiri? Bisa dong, asalkan ada perencanaan keuangan pribadi yang komprehensif.
Lalu yang terakhir, jangan lupa lengkapi dengan proteksi, yaitu berupa asuransi.
Bisa? Bisa!
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Pentingnya Karyawan Membangun Aset Sejak Dini
Setiap orang sudah seharusnya memiliki keinginan dan kebutuhan, yang kemudian bisa dicukupi dengan cara bekerja untuk mendapatkan imbalan. Konsep ini juga yang mendasari para karyawan untuk bekerja keras setiap harinya. Tetapi, sebenarnya nggak hanya kebutuhan sehari-hari saja yang harus dipenuhi oleh kamu yang berstatus karyawan. Kamu juga harus membangun aset sejak awal.
Apa itu aset?
Menurut Wikipedia, aset adalah sumber ekonomi yang diharapkan memberikan manfaat usaha di kemudian hari.
Kalau diterjemahkan secara bebas, aset merupakan hal-hal yang kita miliki sekarang, yang mempunyai nilai ekonomi dan akan memberikan manfaat kembali pada kita ke depannya. Singkatnya, aset adalah total harta yang kita miliki, baik yang dalam bentuk fisik (bisa dilihat) atau nonfisik, misalnya seperti aset keuangan–saham, misalnya.
Mengapa karyawan perlu membangun aset?
Ini dia beberapa alasan pentingnya:
![Pentingnya Karyawan Membangun Aset Sejak Dini Pentingnya Karyawan Membangun Aset Sejak Dini](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2020/09/karyawan-membangun-aset.jpg)
1.Aset merupakan alat untuk mencapai tujuan finansial
Di masa depan, aset akan memberikan nilai ekonomis yang besar manfaatnya untuk hidup kita. Misalnya saja, kita mempunyai aset berupa properti. Tidak hanya ditinggali, properti ini bisa disewakan, sebagai kos, rumah kontrakan untuk keluarga, bahkan juga bisa disewakan sebagai toko ataupun kantor.
Begitu juga dengan bentuk aset yang lain. Tidak semua hal yang kita miliki bisa dimasukkan ke dalam kategori aset. Hanya hal yang memberikan nilai ekonomis kembali ke kitalah yang bisa disebut dengan aset. Dengan aset bernilai ekonomis ini, kita bisa mewujudkan tujuan finansial kita.
Berinvestasi di berbagai instrumen, misalnya saham di beberapa perusahaan besar, agar nantinya bisa dipakai untuk membeli rumah. Setelah rumah terbeli, nantinya akan disewakan sebagai kamar kos. Penghasilan dari kos akan menjadi dana pensiun yang bisa kita manfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup di saat kita sudah tak produktif bekerja lagi.
That’s how assets work.
![Pentingnya Karyawan Membangun Aset Sejak Dini 5 Masalah Keuangan yang Umum Dihadapi oleh Karyawan](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2019/05/masalah-keuangan-karyawan.jpg)
2.Menghindarkan diri sendiri dari masalah keuangan
Tak ada orang yang mau mendapatkan masalah keuangan di masa depan. Konon juga, sebanyak 92% karyawan mengaku merasa nyaman dan aman dalam bekerja jika mereka merasa secure terhadap kondisi keuangan mereka.
Hal ini bisa dicapai, salah satunya, dengan cara membangun aset sejak dini.
Di saat-saat sulit, memiliki aset bisa jadi penyelamat. Setidaknya, aset bisa jadi andalan sampai kondisi membaik lagi. Perasaan jadi lebih tenang, dan bisa berpikir, mencari cara untuk survive dengan lebih baik.
![Pentingnya Karyawan Membangun Aset Sejak Dini Pentingnya Karyawan Membangun Aset Sejak Dini](https://qmfinancial.com/wp-content/uploads/2018/04/QM-Financial_Pensiun-Gak-Harus-Jadi-Pengusaha-960x540.jpg)
3.Bekal pensiun
Ya, ini adalah tujuan terbesar dari membangun aset sejak dini; sebagai bekal pensiun. Saat kita tak lagi produktif, kita mungkin tak akan bisa mendapatkan penghasilan sebanyak sebelumnya. Tetapi, yang namanya kebutuhan hidup akan terus ada–bahkan mungkin bertambah.
Dengan memiliki aset, kita bisa surviving di masa pensiun. Tentunya, kamu mau kan, jadi pensiunan mandiri, yang bisa menghidupi diri sendiri, enggak menjadi beban buat anak-anak kita, bahkan kalau mungkin malah bisa kasih uang saku meski seadanya buat cucu.
Hidup cukup; buat makan, cukup. Buat belanja ini itu sesuai kebutuhan juga ada, meskipun tanpa pemasukan aktif.
Nah, begitulah gambaran garis besar hidup kita jika kita bisa memiliki aset yang memadai. Lalu, bagaimana cara kita–yang berstatus karyawan ini–bisa membangun aset? Memangnya, gajinya cukup?
Bukan masalah gaji yang besar ataupun kecil. Semua kembali ke diri kita sendiri. Apakah kita sudah bisa mengelola keuangan dengan baik, sehingga di samping bisa cukup dipergunakan untuk membiayai kebutuhan hidup sehari-hari, gaji kita juga cukup digunakan untuk membangun aset demi masa depan?
Nah, yang bisa menjawab kan diri sendiri, ya kan? Sudahkah punya financial habit yang baik? Kalau memang sudah, maka pasti juga sudah bisa mengelola utang dengan baik, punya kebiasaan berinvestasi juga sesuai porsi, pun sudah memiliki proteksi. Ya kan? Dengan demikian, kita bisa membangun aset per tahap dengan rencana yang baik pula.
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.