Tips Mengatur Arus Kas
Uang memang penting tapi bukan segalanya. Namun tanpa uang kita tidak dapat melakukan banyak hal.
Kondisi keuangan yang tidak sehat akan sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Ketika melihat saldo di rekening sudah mulai sekarat walaupun belum sampai di akhir bulan, kamu akan merasa stres, pikiran penuh beban bahkan dapat menurunkan produktivitas dalam bekerja.
Masalah keuangan seperti ini biasanya disebabkan karena terlalu mengikuti gaya hidup yang sedang tren, terutama bagi mereka yang berpenghasilan tinggi, otomatis gaya hidupnya juga akan ikut meningkat. Akibatnya, mereka terjebak dalam gaya hidup yang sesungguhnya tidak sanggup mereka biayai, hingga akhirnya akan dengan sangat mudah terjebak dalam utang, baik utang kartu kredit, KTA, atau fasilitas pinjaman lainnya. Hal inilah yang disebut lebih besar pasak daripada tiang.
Lalu bagaimana cara mengendalikan pengeluaran supaya tidak lebih besar pasak daripada tiang? Berikut inilah tipsnya :
Buat Anggaran
Berapapun penghasilan yang kamu miliki, rumusnya adalah “pengeluaran harus lebih kecil dari pendapatan.” Buatlah 5 pos pengeluaran bulanan dengan persentase sebagai berikut: 10% untuk menabung, 30% untuk membayar semua cicilan, 40%-60% untuk pengeluaran rutin bulanan dan jangan lupa sisihkan untuk pengeluaran sosial sebesar 2,5% serta pengeluaran untuk gaya hidup/lifestyle maksimum 20%. Biasakan untuk memisahkan uang yang dimaksudkan untuk menabung/berinvestasi di awal ketika kamu baru menerima penghasilan. Kesalahan terbesar dalam menyisihkan untuk berinvestasi adalah saat kamu menunggu sisa di akhir bulan, karena tidak akan pernah ada gaji yang tersisa!
baca juga: Tepat Alokasi Gaji dan Tetap Belanja
Disipilin dan Jaga Komitmen
Dalam mengatur keuangan, diperlukan komitmen dan kedisiplinan dalam menerapkannya, tanpa dua hal tersebut maka semuanya akan menjadi sia-sia. Disinilah ketegaranmu diuji untuk menghadapi berbagai godaan belanja, nongkrong di kafe, dan sebagainya.
baca juga: Financial Planning for Millenials
Catat Arus Kas Keuangan
Jangan malas untuk mencatat semua pengeluaran setiap bulan, mulai dari pengeluaran yang kecil hingga pengeluaran yang besar. Memang kegiatan ini sangat membosankan, namun perlu kamu tahu bahwa dengan mencatat semua pengeluaran, kamu bisa tahu kemana saja perginya setiap rupiah dari uangmu. Dengan demikian kamu akan semakin bersemangat ketika melihat uangmu bertumbuh, dan akan lebih bijaksana mempertimbangkan pengeluaran kamu berikutnya saat dilanda paceklik keuangan.
baca juga: Ternyata Kita Tidak Perlu Repot Mencatat Pengeluaran
Bijaksana Dalam Menggunakan Kartu Kredit
Zaman sekarang kartu kredit sudah menjadi hal yang biasa. Kartu kredit memang sangat membantu dan memudahkan kamu dalam bertransaksi untuk memenuhi kebutuhan saat tidak memiliki uang tunai.
Namun, penggunaan kartu kredit akan menjadi masalah bahkan kamu bisa terjerat utang kartu kredit bila selalu digunakan untuk keperluan konsumtif dan over limit. Untuk itu bijaksanalah dalam menggunakan kartu kredit, jika perlu buat batasan dalam penggunaan nominal kartu kredit sesuai kemampuan kamu dalam membayar.
baca juga: Kartu Kredit = Tanggung Jawab!
Tentukan Target
Buatlah tujuan finansial yang asik-asik dengan jangka waktu menengah antara 6 bulan sampai satu tahun untuk menghadiahi diri sendiri atas segala kerja keras dan penghematan yang telah kamu lakukan. Dengan demikian kamu dapat lebih menghargai jerih payah yang telah kamu lakukan selama ini. Namun ingat untuk tetap rasional dalam menentukan hadiahnya.
baca juga: Blueprint of Your Money
Itulah beberapa tips agar terhindar dari besar pasak daripada tiang. Apapun yang berkaitan dengan keuangan, kamu harus selalu membuat perencanaan yang matang agar bisa membantu kamu menghindari pengeluaran yang tidak penting dan bisa membantu kamu untuk bisa menabung serta berinvestasi demi masa depan.
Kamu punya kebutuhan pelatihan finansial seperti apa? Sila hubungi tim QM Project di 0811 1500 688 untuk mendiskusikan program sesuai kebutuhanmu.
Nita Kurniawati
Saatnya Milenial Jadi Investor
Berdasarkan data terbaru dari Bursa Efek Indonesia, generasi langgas kini kuasai investasi di pasar modal. Dari sekitar 1,5 juta investor perorangan, sebanyak 34,08% teridentifikasi generasi langgas dengan rentang usia 21-30 tahun. Meskipun begitu, partisipasi investor perorangan di Indonesia terbilang paling rendah di kawasan Asia, yakni hanya 1% dari sekitar 260 juta warga Indonesia yang telah terdaftar sebagai investor saham.
Untuk meningkatkan kesadaran pentingnya investasi sejak dini bagi milenial, Sorak Gemilang Entertainment (SGE) bekerja sama dengan PT Narada Aset Manajemen mengadakan Tomorrow Today Fun(d) Festival. Gelaran ini berupa edukasi finansial yang dikemas dengan musik dan seni, akan berlangsung 1 Desember 2018 di Senayan City, Jakarta.
Acara ini menghadirkan beragam edukasi finansial mengenai pentingnya perencanaan keuangan secara matang dan bijak demi mengantisipasi permasalahan cashflow, financial checkup, menabung, berinvestasi, dan membiasakan diri tidak berutang untuk hal konsumtif.
Salah satu narasumber di acara ini adalah Founder & CEO dari QM Financial, yaitu Ligwina Hananto. Beliau menjelaskan bahwa sebelum memulai investasi, tetapkan tujuan keuangan. Setelah itu, atur penghasilan dengan baik.
Ada tiga hal agar keuangan tetap sehat:
- Biasakan catat pengeluaran. Kalau kamu malas mencatat selama 30 hari, mulai aja dari 7 hari dulu.
- Alokasikan uang untuk menabung (minimal 10% dari penghasilan bulanan), cicilan (maksimal 30% dari penghasilan bulanan), pengeluaran rutin (antara 40-60% dari penghasilan bulanan), pribadi/lifestyle (maksimal 20% dari penghasilan bulanan) dan sosial ( minimal 2,5%).
- Menjaga cicilan agar maksimal 30% dari penghasilan bulanan.
Setelah tahu keuanganmu sehat maka kamu bisa lanjut untuk merencanakan keuangan, dan saatnya menetapkan tujuan finansial. Menentukan tujuan finansial ini harus ada judulnya, ada jangka waktunya dan ada angka yang ingin dicapai. Contohnya adalah Tujuan Dana Liburan ke Eropa, butuh 30 juta dalam jangka waktu 3 tahun lagi atau Tujuan punya properti pertama, butuh 800 juta dalam jangka waktu 15 tahun lagi.
Setelah menentukan tujuan finansial, baru kita dapat menentukan produk yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Jangka waktu pencapaian tujuan finansial menjadi hal penting dalam menentukan produk investasi, kita perlu melihat bahwa masing-masing produk investasi memiliki risiko dan return yang berbeda-beda.
Biasanya untuk mengejar pencapaian tujuan dalam jumlah besar dan jangka waktu panjang menggunakan produk dengan return tinggi namun juga tinggi risiko. Produk investasi yang ada di Indonesia juga banyak sekali, kamu harus cari tahu dulu sebelum membelinya, cari tahu siapa pengelolanya, bagaimana risikonya, apa hasil investasi yang ditawarkan dan paling penting apakah diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan?
Nah gimana? Apakah kamu termasuk milenial yang siap menjadi investor? Jangan lupa tentukan dulu tujuan finansial ya sebelum memilih produk.
Selamat berinvestasi!
Risma Prismayani
3 Alasan Kamu Perlu Financial Check Up
Pada tanggal 28 November lalu, QM Financial mendapatkan kesempatan untuk memberikan pelatihan literasi keuangan bagi karyawan Australia Awards Scholarships-Indonesia. Tahu dong ya, mereka ini yang biasanya bekerja untuk membantu orang Indonesia yang ingin belajar S2 atau S3 di Australia dan mendapatkan beasiswa. Kali ini, mereka yang akan belajar dan menambah wawasan tentang pentingnya perencanaan keuangan.
Selama pelatihan berjalan, seperti biasa QM Financial menyampaikan materi disertai aktivitas sehingga tidak merasa bosan dan ngantuk, mulai dari aktivitas permainan literasi keuangan, bermain expenses cards dan ada praktek mengisi formulir data keuangan untuk mengetahui sehat atau tidaknya keuangan kita. Seperti sebuah rumah yang akan berdiri jika ada pondasinya yang kuat maka sama halnya dengan Financial Check up adalah pondasi awal dari sebuah rencana keuangan.
baca juga: Blueprint of Your Money
Financial check up adalah pemeriksaan secara keseluruhan terhadap keuangan kamu. Hal ini bisa kamu dilakukan secara periodik, baik setiap bulan, setiap enam bulan atau pun setiap tahun.
Ada 3 alasan utama mengapa Financial Check Up itu penting untuk dilakukan.
- Mengetahui Status Aset
Jika kamu akan mulai berkeluarga ataupun sudah berkeluarga, mengetahui status aset harta ini sangat penting. Tahu kan ya ada UU perkawinan tahun 1974 yang mengatur bahwa harta dalam sebuah pernikahan adalah harta bersama, jangan lupa bahwa utangnya juga jadi milik bersama loh. Financial Check up untuk mengetahui Status Aset ini biasanya dilakukan 1 tahun sekali, tujuannya untuk mengetahui berapa jumlah kekayaan bersih yang dimiliki sehingga jika terjadi apa-apa, dokumen ini yang akan ‘berbicara’.
baca juga: 5 Hal Perencanaan Keuangan Pengantin Baru
- Mengontrol Pengeluaran
Apakah kamu termasuk orang yang merasa penghasilanmu cukup untuk kebutuhan sehari-hari tapi ternyata belum sampai waktu gajian tiba, uang sudah habis. Bahkan, gak tahu uangnya habis buat apa saja. Dengan melakukan Financial check up, hal itu tidak akan terjadi, karena dengan mencatat dan mengecek setiap pengeluaran, kamu jadi tahu uangnya mengalir kemana saja sehingga pengalokasian dalam rencana keuangan kamu akan lebih tepat dan terarah.
Selain itu dengan menggunakan financial check up, kamu bisa memotong pos-pos tak penting yang bisa dihemat.
baca juga: Kiat Jitu Atasi Gajian Tak Kasat Mata
- Persiapan Menentukan Rencana Keuangan
Financial check up merupakan langkah baik demi mempersiapkan keuangan yang lebih terencana di masa depan. Sebelum kamu menentukan tujuan finansial, perlu dilihat dulu uang yang dimiliki apakah cukup untuk memenuhi semua tujuan atau prioritas beberapa tujuan.
Hasil dari financial check up dapat mengetahui berapa kemampuan kita untuk berinvestasi, juga dapat mengetahui kemampuan kita dalam mengambil cicilan misalnya.
baca juga: Banyak Manfaat Dari Financial Check Up
Rencana keuangan yang baik adalah yang dijalankan secara teratur, disiplin dan menggunakan produk investasi yang menjawab kebutuhan.
Kami percaya bahwa ada sebuah proses dalam belajar yaitu awareness-understanding-action. Tidak bisa kami jamin 100% semua akan langsung mengaplikasikannya namun ada sebuah proses pemahaman di sini dan muncul ketertarikan untuk belajar lebih lanjut.
Finance Should be Practical!
Risma Prismayani
Hindari Utang dengan Mengatur Cashflow!
Bicara soal keuangan, salah satu penyebab utama dari kegagalan kamu dalam mengaturnya adalah karena utang.
Memiliki utang memang seringkali terjadi, tapi jangan biarkan hal ini menjadi sebuah kebiasaan. Apalagi dengan adanya fasilitas kartu kredit, Kredit Tanpa Agunan (KTA), pinjaman online dan fasilitas kredit lainnya yang semakin memudahkan proses meminjam.
Memiliki utang boleh-boleh saja tapi harus diperhatikan peruntukkannya. Apabila utang diambil untuk menambah aset dalam status harta kekayaanmu itu sah-sah aja. Contohnya utang KPR, walaupun kamu punya saldo utang, namun ada aset yang bertambah yaitu rumah.
baca juga: Tiga Syarat Utang Sehat
Utang yang tidak disarankan adalah yang sifatnya konsumtif, seperti pembelian gadget, liburan, ngopi dan belanja bulanan. Kunci utama agar kamu bisa terhindar dari utang adalah dengan mengatur cashflow alias arus kas.
Buatlah anggaran bulanan menjadi 5 pos pengeluaran utama.
- Cicilan utang.Besaran cicilan utang maksimal 30% dari penghasilan bulanan. Kenapa? Karena masih banyak kebutuhan lain yang harus kamu penuhi selain membayar utang. Jika jumlah cicilanmu lebih dari 30%, maka kamu akan mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup lainnya. Baca juga: 5 Langkah Agar Merdeka Dari Utang
- Rutin. Untuk kamu yang masih single maupun yang sudah berkeluarga, kamu bisa menganggarkan biaya hidup rutin bulananmu sebesar 40%-60% untuk makan, membayar tagihan listrik/air, transportasi, bayar uang sekolah anak dan lain-lain. Baca juga: 3 Tips Mudah Berhemat Saat Harga Naik
- Menabung/investasi. Kebanyakan dari kita mengalami kekeliruan dalam hal menabung. Banyak yang beranggapan bahwa menabung bila ada sisa dari penghasilan bulanan. Padahal dalam ilmu perencanaan keuangan, menabung itu harus disisihkan di awal minimal 10% dari penghasilan bulananmu. Karena kalau tidak disisihkan di awal, belum tentu ada sisa dari penghasilan untuk ditabung/diinvestasikan demi masa depan. Baca juga: Investasi Dana Pensiun Hanya Sebesar Setengah Harga Sepatumu!
- Sosial. Sebagai makhluk sosial, dalam hidup tentulah kita harus saling tolong menolong. Besaran untuk pengeluaran sosial ini minimal 2,5% dari penghasilan bulanan. Anggaran ini biasanya digunakan untuk membantu keluarga yang sedang mengalami kesulitan ekonomi atau ada keluarga yang sakit, untuk bersedekah atau zakat. Baca juga: 3 Tips Atur Dana Sosial agar Tidak Memberatkan Keuanganmu
- Gaya Hidup (lifestyle). Ini dia pos pengeluaran terakhir yang tidak kalah penting untuk kamu anggarkan setiap bulannya, yaitu pos pengeluaran untuk menyenangkan dan memanjakan diri setelah bekerja keras. Tapi perlu kamu ingat, pos pengeluaran ini harus dijaga dengan benar agar tidak melebihi 20% dari penghasilan bulananmu ya. Karena kalau tidak dijaga, bisa-bisa keuanganmu mengalami yang namanya bocor halus dan berpotensi bagi kamu untuk memiliki utang tambahan. Baca juga: #FinClic Anggaran Lifestyle Bocor Ambyar
Itulah 5 pos pengeluaran yang bisa kamu anggarkan setiap bulan untuk mengatur arus kas bulananmu agar kamu bisa terhindar dari utang.
Semoga bermanfaat.
Nita Kurniawati
Ayo Bantu Gurumu!
Selamat Hari Guru!
Apa kenanganmu tentang guru-gurumu?
Pasti ada manis juga ada yang pahit tapi segala pengalaman di masa sekolah membentuk kita seperti sekarang ini sehingga tidak mudah bagi kita terutama untuk melupakan jasa-jasa mereka.
Setelah sekian lama kamu meninggalkan bangku sekolah dan berkarya di korporasi atau bahkan memiliki usaha sendiri, pernahkah kamu mengunjungi salah satu gurumu? Bagaimanakah keadaannya? Sebagian besar dari mereka memasuki masa pensiun. Tentunya, yang menjadi kekhawatiran apakah mereka menikmati masa pensiunnya dengan sukacita? Semoga guru-guru kita memiliki Dana Pensiun yang cukup untuk masa pensiunnya.
Agar guru bisa sejahtera maka perlu perencanaan dalam menjalani hidup agar saat pensiun tidak menjadi beban bagi orang lain. Dan kamu, bisa membantu menyebarkan informasi tentang literasi keuangan kepada gurumu yaitu,
Langkah pertama, mengenal Blueprint of Your Money. Konsep asli ini ditemukan oleh lead trainer QM Financial, Ligwina Hananto. Setidaknya ada lima hal dalam konsep ini yang harus dilakukan, yaitu
- Financial Check Up. Untuk bisa melakukan financial check up, kita perlu membuat pencatatan keuangan selama 30 hari. Dari hasil pencatatan keuangan tersebut, kita bisa mengetahui 3 rasio keuangan yang penting yaitu Rasio Cicilan, Rasio Menabung dan Rasio Aset. Baca juga: Rasio Keuangan
- Financial Plan. Apa tujuan finansial yang ingin dimiliki? Tujuan Finansial berisikan mimpi finansial yang ingin diwujudkan seperti Dana Ibadah Haji dan Dana Pensiun. Baca juga: Tentang Financial Plan
Rumus Financial Plan = Judul + Nilai + Periode Waktu
- Proteksi. Di dalam hidup ini tidak ada hal yang pasti dan semuanya mengandung risiko. Itu sebabnya kita membutuhkan perlindungan berupa asuransi terhadap tujuan keuangan yang ada. Asuransi yang penting dan perlu ada bagi semua guru adalah asuransi kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan. Baca juga: #FinClic Asuransi
- Status Harta & Utang, Akses pada saat darurat, Zakat dan Waris. Penting untuk memiliki akses yang mudah untuk hal yang sifatnya darurat. Keterbukaan status harta dan utang berpengaruh terhadap hukum waris di dalam Islam. Jadi pastikan semua jelas, tercatat dan transparan. Baca juga: Keuangan dan Akhir Kehidupan
- Kepemilikan aset. Agar guru dapat hidup sejahtera di masa tua, maka perlu menyiapkan aset. Mungkin bisa dimulai dari memiliki kontrakan kecil-kecilan atau membeli logam mulia. Baca juga: Kumpulin Aset Aktif Yuk!
Langkah kedua, melunasi utang. Untuk bisa membuat tujuan keuangan, harus ada uang yang dapat diinvestasikan maka perlu untuk segera melunasi utang. Baca juga: 5 Langkah Agar Merdeka Dari Utang
Langkah terakhir, menjadi sponsor untuk gurumu belajar finansial. Pernah kah terpikir olehmu untuk menjadi sponsor bagi gurumu agar bisa belajar literasi finansial secara mendalam? QM Financial sedang membuka kelas online tentang keuangan setiap Kamis malam melalui aplikasi zoom yang memungkinkan siap saja, di mana saja dan harga terjangkau untuk bisa belajar tentang literasi keuangan. Informasi lebih lanjut bisa kamu ikuti di instagram @QM_Financial!
Mari wujudkan pahlawan tanpa tanda jasa bisa pensiun dengan baik!
– Honey Josep –
#FinClic ASURANSI
Lead trainer QM Financial, Ligwina Hananto sering sekali mengibaratkan keuangan itu seperti kita ingin membangun rumah.
Untuk membangun rumah impian, apa saja yang harus dilakukan? Tentunya kita perlu membangun fondasi, membangun lantai pertama. Apabila kita memiliki konsep rumah tumbuh, maka saat akan membangun lantai kedua, kita akan membangun juga tiang penyangga. Saat lantai kedua sudah berdiri maka tahap selanjutnya adalah membuat atap agar rumah dan isinya terlindungi dari panas matahari serta hujan.
Inilah konsep orisinil yang ditemukan oleh Ligwina dan dinamakan Blueprint of Your Money. Di dalam Blueprint of Your Money, atap adalah proteksi (asuransi).
Dahulu, mungkin orang tidak memiliki proteksi berupa asuransi karena dia punya keluarga satu kampung kalau dia sakit, atau keluarga satu kampung yang akan membantu membangun rumahnya kalau rubuh, atau keluarga satu kampung akan memastikan makan keluarga selama satu minggu kalau si bapak harus merantau berdagang ke kota. Tapi kini keadaannya berbeda.
Nah, saya mau tanya dulu nih, kamu memiiki asuransi apa sajakah? Yuk dijawab dengan opsi berikut:
- Asuransi Jiwa
- Asuransi Kesehatan
- Asuransi Penyakit Kritis
- Asuransi Kecelakaan
- Tidak ada di dalam 1-4
Kamu bisa saja menjawab A/B/A&B atau lengkap punya semuanya.
Sadarkah kamu kalau tidak ada opsi asuransi pendidikan dari daftar di atas? Kenapa? Karena memang tidak pernah ada proteksi berupa asuransi untuk pendidikan. Hal ini dikarenakan asuransi adalah proteksi sehingga apabila terjadi sebuah kemalangan terhadap hidup kamu yang menyebabkan konsekuensi dan kerugian finansial yang besar serta gawat ada yang bersedia mengurangi risiko kerugian yang besar itu yaitu perusahaan asuransi. Maka, pendidikan itu bukan kemalangan tapi tanggung jawab orangtua.
Terus kalau ada yang menawari asuransi pendidikan, itu sebenarnya apa? Bisa jadi itu sebenarnya adalah asuransi jiwa yang bersifat endowment di mana ada pengembalian premi sesuai jenjang waktu anak masuk sekolah, 6 tahun, 12 tahun, 15 tahun, 18 tahun. Atau bisa jadi tu adalah asuransi unitlink yaitu asuransi jiwa yang ditambahkan produk investasi yang di dalamnya terdapat reksadana.
Maka kalau kamu memiliki unitlink, maka yang perlu dikhawatirkan adalah under insured, artinya membeli produk asuransi untuk fungsi investasi padahal sebenarnya kita membutuhkan proteksi dari asuransi dan investasi untuk investasi, dua hal yang berbeda fungsi.
Berikut hal apa yang menyebabkan kita membutuhkan asuransi:
Meninggal. Apakah ada financial disaster apabila ada seseorang meninggal di keluarga, misalnya orang tersebut adalah seorang bapak pemberi nafkah utama dalam keluarga yang memiliki istri dan anak. Saat bapak tersebut meninggal maka tanggungannya akan kehilangan penghasilan dari si bapak sehingga si bapak harus memiliki asuransi jiwa. Sehingga di dalam sebuah keluarga, pencari nafkah utama dalam keluarga harus memiliki asuransi jiwa tapi tidak perlu untuk anak karena seharusnya orangtua tidak hidup dari anak. Masa sih kalau anak meninggal lalu kemudian orangtuanya yang mendapatkan uang pertanggungan asuransi?
Sakit. Ada tiga jenis penyakit yang sering diderita oleh masyarakat Indonesia yaitu gangguan pencernaan, sakit dikarenakan terjangkit virus, serta dirawat inap karena harus menjalani operasi. Karena biaya perawatan yang timbul akibat tiga jenis penyakit tadi besar maka perlu dipikirkan sumber dana untuk membiayai perawatan tersebut. Kita bisa membiayai melalui Dana Darurat tapi bagaimana kalau jenis penyakit yang diderita merupakan penyakit kritis seperti jantung, kanker dan gagal ginjal? Ketiga penyakit kritis ini membutuhkan proses pengobatan yang panjang dan biaya yang sangat mahal. Sehingga semua orang perlu asuransi kesehatan dengan ditambah asuransi penyakt kritis. Perhatikan proses klaim asuransi kesehatan karena persyaratannya cukup banyak dan mendetil untuk dapat diajukan dan mendapatkan penggantian. Khusus untuk asuransi penyakit kritis, perhatikan pola hidup keluarga.
Kecelakaan. Asuransi kecelakaan seringkali dianggap remeh karena kemungkinan kejadiannya cukup kecil. Asuransi kecelakaan sangat penting apabila terjadi kecelakaan yang menyebabkan cacat permanen. Pada saat kecelakaan otomatis seseorang akan berhenti bekerja dan melakukan pemulihan dari kecelakaan dan trauma yang dialaminya maka dia butuh dana untuk bertahan sampai bisa kembali menjalani aktivitas harian secara normal. Itulah gunanya asuransi kecelakaan.
Yuk cek kamu sudah punya asuransi apa aja dari ketiga yang disebutkan di atas!
Kenyataan yang menyedihkan bahwa pembelian asuransi di Indonesia termasuk rendah karena dengan adanya BPJS Kesehatan, masyarakat semakin merasa tidak perlu memiliki asuransi kesehatan tambahan. Bahkan ada yang menunggak iuran BPJS Kesehatan sehingga saat diperlukan baru dibayarkan. Padahal iuran harus tetap dibayarkan agar terjadi normal distribution supaya orang yang membayar iuran asuransi lebih banyak dan sehat daripada yang sakit sehingga saling menolong.
Ada 3 hal yang perlu kamu ketahui sebelum memutuskan membeli sebuah asuransi:
Tertanggung. Tentukan siapa tertanggung yang akan diasuransikan. Tertanggung seharusnya merupakan orang yang paling berpengaruh secara keuangan di dalam keluarga, yang apabila dia meninggal, keluarga akan mengalami kesusahan finansial.
Uang Pertanggungan. Ketika membeli asuransi maka yang kita beli sebenarnya adalah jasa perlindungan. Misalnya membeli payung kecil karena ramalan cuaca akan hujan besar maka kepala kita akan tetap kering terlindungi tapi pundak kekaki akan basah. Itu contoh kasus under insured, di mana pembelian asuransi tapi uang pertanggungannya tidak sesuai dengan kebutuhan.
Premi. Kebanyakan masyarakat Indonesia masih merasa kalau “membeli payung tapi nanti tidak hujan, bisa kembali lagi enggak uangnya?” Logikanya kalau kamu sebagai penjual payung, apakah kamu mau mengembalikan uang si pembeli? Nah inilah yang dimanfaatkan oleh agen asuransi untuk memberikan pilihan jenis asuransi dengan “pengembalian premi” yang tentu saja harga preminya akan lebih mahal.
Jadi, apakah kamu sudah tahu asuransi apa yang akan dibeli?
Terus follow instagram QM Financial serta twitter @QM_Financial. Ada juga #FinClic dan IG Live yang seru setiap Senin!
– Honey Josep –
Menjadi Pekerja Migran Yang Mandiri
Beberapa tahun terakhir ini, QM Financial bekerjasama dengan Mandiri Sahabatku memberikan pelatihan pengaturan keuangan untuk para Pekerja Migran Indonesia (PMI). Pekerja Migran Indonesia adalah pahlawan devisa. Dari data Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), setiap tahunnya negara mendapat devisa sekitar Rp100 triliun dari pengiriman uang PMI ke dalam negeri. Terima kasih PMI.
baca juga: Berkunjung ke negara Lee Min Ho
Minggu, 11 November 2018 yang lalu merupakan kelas penutupan pelatihan Mandiri Sahabatku Penang. Ligwina Hananto, lead financial trainer QM Financial memberikan pelatihan keuangan untuk para pekerja migran agar bisa mandiri. Bekerja di luar negeri dengan gaji tinggi tidak menjamin pekerja migran sejahtera keuangannya. Ligwina mengingatkan bahwa tujuan merantau adalah mengumpulkan modal untuk kembali ke kampung halaman. Seringkali para pekerja migran terlalu sibuk membantu keluarga tapi lupa mengumpulkan uang untuk diri sendiri.
Ini adalah lima masalah keuangan yang sering dihadapi oleh para pekerja migran:
- Semua uang ditransfer ke keluarga, tapi tidak jadi aset apa-apa
- Sudah bekerja lama jadi PMI, tabungan tetap nol
- Sebelum pergi punya banyak utang, penghasilan habis untuk cicilan
- Tidak punya tujuan yang jelas, akhirnya uang tidak terkumpul
- Gaya hidup tinggi
Rejeki memang sudah ada yang mengatur, tapi kalau sudah ada di tangan kita, mari diatur.
Bagaimana caranya?
Mulai dengan mencatat pengeluaran
QM Financial membagi pengeluaran bulanan ke dalam 5 pos utama: cicilan utang, rutin, menabung/investasi, sosial, serta gaya hidup. Mengirim uang ke keluarga di kampung halaman, masuk ke pos sosial ya. Jika kita mampu membantu orang lain, kita juga harus mampu membantu diri sendiri dengan menyisihkan minimal 10% penghasilan untuk ditabung/diinvestasikan.
Menabung dengan tujuan
Uangnya mau dipakai untuk apa? Menabung dengan tujuan akan memberikan kejelasan untuk apa uangnya akan dipakai. Apakah untuk modal usaha saat kembali ke Indonesia, membeli atau membangun properti di kampung halaman, atau untuk dana pendidikan anak? Kalau tujuan jelas, kita tidak akan mudah tergoda mengambil uang di tabungan untuk keperluan yang lain.
Hati-hati saat berinvestasi
Kita semua tanpa terkecuali berhadapan dengan inflasi. Inflasi ini bisa dilawan dengan investasi. Tapi hati-hati, banyak penipuan yang berkedok tawaran investasi. Jangan mudah tergoda penawaran produk dengan imbal hasil sangat tinggi dalam waktu yang singkat. Sebelum berinvestasi, pastikan kamu mengetahui jawaban dari 3 pertanyaan ini: tujuannya apa, modalnya berapa % dari tabungan, dan kapan bisa menikmati hasilnya.
Di akhir sesi Ligwina Hananto mengajak para pekerja migran membuat janji kepada diri sendiri untuk menyisihkan minimal 10% dari penghasilannya.
Menjadi pekerja migran yang mandiri? Pasti bisa!
QM Admin
Solusi Problem Keuangan Generasi Langgas
Halo generasi langgas (millenials)!
Apakah kamu senang berbelanja barang-barang bagus tapi diam-diam ketakutan karena tidak punya tabungan?
Apakah kamu merasa memiliki pendapatan tapi selalu kehabisan uang di akhir bulan?
Apakah kamu merasa sulit sekali menabung?
Sesekali, coba deh periksa kembali apa yang menjadi gaya hidupmu. Jangan-jangan, kamu termasuk bagian dari fenomena generasi langgas yang sanggup bergaya hidup layaknya kalangan jetset, tapi selalu mengeluh kekurangan uang.
Millenials memang dikenal sebagai kaum yang kerap mengikuti gaya hidup kekinian. Mereka beranggapan bahwa hal tersebut dapat menunjang karier mereka dan dapat membuka peluang networking yang lebih baik. Apalagi kalau mereka mempunyai bisnis atau bekerja di bidang pemasaran. Mereka percaya bahwa lifestyle yang up to date akan memudahkan untuk mendapatkan penghargaan saat bertemu dengan mitra yang memiliki prospek.
Pada kenyataannya, memang benar gaya hidup demikian dapat memengaruhi dan menunjang karier seseorang. Namun ironisnya, di tengah kemampuan untuk bergaya layaknya kelas jetset, banyak generasi langgas yang selalu mengeluh kekurangan uang. Baru seminggu gajian, dompet sudah menipis dan langsung gesek kartu kredit untuk mencukupi kebutuhannya.
Inilah yang menjadi dilema bagi generasi langgas. Mereka ingin menjalani hidup sesuai keinginan mereka, tapi di saat yang bersamaan merasa frustasi karena selalu kehabisan uang. Tidak hanya itu, mereka pun menolak menurunkan standar gaya hidupnya karena gengsi dan takut dibilang culun punya (cupu).
Berikut ini ada beberapa tips dari lead trainer QM Financial, Ligwina Hananto yang dapat dijadikan solusi untuk mengatasi problem keuangan yang dihadapi oleh generasi langgas.
Pertama, Jangan bersikap cuek terhadap jumlah pendapatan dan pengeluaranmu. Ketahui berapa jumlah pendapatan yang kamu miliki setiap bulan. Setelah itu, buatlah komposisi pengeluaran bulananmu. Hal ini bermanfaat untuk modal dasar perbaikan kondisi keuanganmu.
Kedua, Bedakan antara kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan artinya prioritas dan harus segera dipenuhi sedangkan keinginan bisa kamu tunda.
Ketiga, Jangan mudah berhutang. Bagaimana kalau kamu harus berutang? Kalau harus berutang maka pastikan penggunaan utang tersebut harus sesuai dengan tujuan. Sesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan membayar dalam waktu tertentu. Jangan sekali-kali berhutang untuk kebutuhan konsumtif seperti belanja, foya-foya apalagi demi gengsi.
Keempat, Jaga Lifestyle! Millenials kerap memiliki hasrat untuk selalu menjadi yang terdepan ketika sudah berkaitan dengan liburan, teknologi, fesyen dan gadget. Boleh kok liburan kemana saja dan kapan saja, kamu juga boleh kok beli gadget apapun yang kamu mau, asal ada uangnya! Kalau belum ada uangnya, ya nabung dulu. Jadi, apakah kamu termasuk generasi langgas yang bergaya hidup ‘kaya’ tapi sebenarnya ‘miskin’ di kantong? Bila ya, segera ubah gaya hidupmu dan mulailah bijaksana dalam mengatur keuangan agar kamu bisa hidup mapan dan nyaman di hari tua.
Nita Kurniawati
5 Hal Keuangan The Grown Ups
Saya ingat benar saat hari wisuda S1 tiba, rasanya bahagia karena sudah menyelesaikan tanggung jawab sekolah tinggi kepada orangtua. Dan, sejak hari itu saya mulai membangun kehidupan saya sendiri.
Apakah kamu juga merasakan hal yang sama? Selesai kuliah, bekerja di perusahaan yang punya reputasi baik dan mulai meniti karir. Belum lagi ditambah dengan perasaan bangga bisa menghasilkan uang yang seringkali membuat grown ups, mereka yang berusia 20-30 tahun terlena dengan semboyan, “Muda foya foya, Tua kaya raya!”
But hey! Semboyan di atas adalah kesalahan terbesar yang pernah dinyatakan di bumi! Bukan berarti grown ups tidak boleh senang-senang menikmati hasil kerja kerasnya namun ada baiknya kamu the grown ups mengetahui lima hal tentang perencanaan keuangan untuk golongan yang berumur 20-30 tahun:
- Memulai Karir. Buat kamu yang fresh graduate, kamu mulai belajar menghasilkan uang. Selain menghasilkan uang, pastikan kamu juga punya tujuan mengenai karirmu.
Baca juga: Pentingnya Belajar Menghasilkan Uang
- Menabung minimal 10%. Walau kamu boleh menikmati gaji sendiri dengan memberikan self reward, tapi ingat kalau gajimu bukan hanya untuk hidup satu hari. Sisihkan di awal gajian minimal sebesar 10% dari penghasilanmu untuk tujuan keuangan finansial yang dasar seperti Dana Darurat, Dana Pensiun atau bahkan Dana Kepemilikan Rumah.
Baca juga: Atur Uang Sejak Muda
- Down Payment Rumah Pertama. Memiliki rumah pertama bisa jadi sebuah pencapaian besar bagi the grown ups. Jangan biarkan gaya hidup yang tinggi membuat kamu tidak memiliki rumah saat kehidupan berubah, misalnya memiliki keluarga.
Baca juga: Kamu Mampu Kok Memiliki Properti
- Investasi senilai harga sepatumu. Saya biasanya memberikan self reward bagi diri sendiri berupa sepatu yang nyaman yang bernilai ratusan ribu rupiah hingga jutaan di waktu tertentu, misalnya naik gaji, naik jabatan atau mendapatkan bonus tahunan. Tapi tahu kah kamu kalau nilai sepatumu itu bisa dipakai untuk memulai tujuan finansialmu yang lebih besar seperti DP Rumah Pertama, Dana Menikah atau Dana Pensiun.
Baca juga: Investasi Mulai Setengah Harga Sepatumu!
- Liburan VS Belanja. Punya penghasilan sendiri tentunya sah sah saja menggunakan uang untuk liburan atau belanja. Agar keuangan the grown ups bisa kuat untuk membiayai liburan atau belanja dan mungkin keduanya, buat saja tujuan keuangan yang berjudul Dana Liburan atau Dana Belanja.
Baca juga:
Semoga dengan memperhatikan kelima hal di atas, keuangan the grown ups bisa menjadi kuat dan terhindar dari jerat sandwich generation.
Terus bekali diri dengan belajar keuangan secara mandiri. Kini kamu bisa belajar finansial dari mana saja melalui Financial Clinic Online Series (FCOS) dengan aplikasi zoom. QM Financial menyediakan beragam topik finansial yang bisa kamu pilih. Untuk pilihan kelas dan jadwal lengkapnya, kunjungi event.qmfinancial.com.
Honnie Joseph
Krisis dalam Bisnis
Apakah kamu pemilik bisnis? Pemilik bisnis seringkali dilihat orang lain itu, keren! Karena punya perusahaan sendiri, punya karyawan, dan menjadi bos.
baca juga: Bisnis yang Sukses!
Tapi apakah kamu tahu bahwa menjadi pemilik bisnis itu pusing loh! Memikirkan strategi bisnis agar perusahaan tetap berjalan, membayar gaji & THR karyawan dan pengeluaran-pengeluaran lain yang diperlukan dalam perusahaan.
baca juga: Harap Harap Cemas Bayar THR
Pemilik bisnis juga harus siap menghadapi krisis! Krisis dalam bisnis seperti apa? Mari kita cari tahu melalui artikel ini!
20 Agustus 2018, lead trainer QM Financial, Ligwina Hananto diundang oleh perhimpunan Wali (perhimpunan waralaba dan lisensi indonesia) di Hotel Liberta Kemang yang dihadiri oleh para franchisor anggota Wali. Dalam kesempatan ini Ligwina Hananto, yang juga merupakan CEO QM Financial memaparkan mengenai krisis dalam usaha itu berawal dari pengelolaan keuangan dalam bisnis.
Pemahaman mengenai krisis dalam bisnis itu berbeda-beda bagi setiap pemilik usaha. Misalnya, krisis tidak bisa membayar gaji karyawan, krisis tidak ada untung, krisis kurangnya bahan pokok produksi dan lainnya. Namun krisis dalam bisnis dapat dicegah dengan memulai pengelolaan keuangan cashflow pribadi. Pebisnis tidak menyadari bahwa bisnis hanya merupakan salah satu elemen rencana keuangan, masih ada gambaran besar (big picture) dari elemen keuangan yaitu Blue Print Of Your Life Finance.
Apabila cashflow pribadi pemilik bisnis masih menyatu dengan cashflow keuangan dalam bisnisnya, maka kemungkinan besar krisis dalam bisnis akan melanda.
baca juga: Cari Uang Itu Gampang!
Agar terhindar dari kisis dalam bisnis, pengusaha harus memperhatikan hal berikut :
- Pisahkan Rekening Bisnis Dengan Rekening Pribadi. Ini salah satu hal yang terpenting untuk para pebisnis. Banyak pemilik usaha masih menggabungkan antara uang bisnis dan uang pribadi. Apabila hal tersebut terjadi, segeralah memisahkan antara rekening bisnis perusahaan dengan rekening pribadi. Hal ini dimaksudkan agar dapat terlihat secara terpisah yang mana pendapatan dan pengeluaran uang bisnis serta yang mana pemakaian uang pribadi.
- Punya Catatan Pengeluaran. Sama halnya dengan pengeluaran pribadi, pengeluaran dalam bisnis juga harus dicatat dan dibuat laporan keuangannya. Dengan pencatatan yang lengkap mengenai pengeluaran-pengeluaran dalam perusahaan dari jumlah yang besar sampai yang kecil tanpa terkecuali, pemilik usaha dapat melihat apakah bisnisnya meraih untung atau malah merugi.
- Anggaran Ongkos / Pengeluaran Tetap. Buatlah daftar yang termasuk pengeluaran tetap dalam bisnismu dan tentukan anggaran / ongkos pengeluaran tetap tesebut. Setiap bulannya ongkos pengeluaran tetap menjadi pengeluaran yang utama.
- Periksa Penjualan = Margin Positif. Periksa penjualan yang terjadi. Setiap bulan, hitung pendapatan dikurangi dengan pengeluaran-pengeluaran yang lainnya seperti ongkos kirim, makan, parkir dan lainnya. Apakah penjualan bisnis mempunyai margin positif atau negatif? Mudah-mudahan selalu positif!
- Hitung Profit. Nah Apabila penjualan sudah bermargin postif, hitung profit! Caranya Margin Positif tersebut/Laba Kotor di kurangi dengan pendapatan tetap setiap bulannya.
Semoga, dengan penerapan hal-hal di atas pemilik usaha dapat menghindari krisis dalam bisnis.
baca juga: Rumus Sakti Kelola Keuangan Bisnis
Namun yang tak kalah penting untuk menghindari krisis dalam bisnis adalah mempunyai tim yang solid. Dengan tim yang hebat, kerja seorang pembisnis akan lebih lancar. Perkembangan bisnis tidak saja terencana tetapi juga tereksekusi dengan baik.
baca juga: Tim Yang Solid
Ingin tahu bagaimana mengukur kinerja karyawan agar mempunyai tim yang solid? Ikuti #FinClicWorkshopBisnis modul Human Capital Management tanggal 20-21 Oktober 2018.
baca juga: Sumber Daya Manusia Tepat, Bisnis Kuat