Halo! Hampir dua bulan berlalu di tahun 2017 ini. Nggak berasa, ya?
Nah, untuk urusan keuangan, apakah kamu sudah sempat melakukan check-up?
Sama halnya seperti pemeriksaan kesehatan yang rutin dilakukan setiap tahun, financial check-up juga nggak kalah penting, lho! Bisa jadi, kamu yang merasa baik-baik saja, setelah melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, ternyata hasilnya menunjukkan situasi yang berbeda. Begitu juga dengan cek keuangan. Hasil check-up inilah yang kemudian bisa ditindaklanjuti, agar kondisimu menjadi lebih baik.
Pada dasarnya, cek keuangan sederhana akan memberikan indikasi mengenai kondisi keuanganmu, yaitu nilai bersih (networth), yaitu jumlah harta dan utang, serta arus kas (cashflow) yaitu lalu lintas keluar masuk uang, baik yang bersifat bulanan maupun tahunan. Walaupun terdengar sederhana, ternyata manfaatnya BANYAK, lho!
Kalau sudah cek keuangan, kamu akan bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini :)
1. Sudah bisa menabung?
Terlalu banyak orang yang merasa kesulitan menabung.
“Aduh, boro-boro nabung, mana mungkin di akhir bulan ada sisa uang.”
“Sekarang apa-apa mahal, padahal gaji ya segitu-gitu aja.”
Kamu begitu juga, nggak?
Atau, kamu sudah berusaha menyisihkan uang untuk ditabung, tapi mudah tergoda untuk menggunakan tabunganmu?
Melalui financial check-up kamu bisa melihat situasi keuanganmu. Idealnya, kamu mampu rutin menabung minimal 10% dari penghasilanmu. Menabung juga ada triknya, lho! Menabung di awal, bukan dari sisa. Nggak cukup? Hmm, lanjut baca poin berikutnya, ya!
2. ‘Bocor halus’nya di mana?
Untuk kamu yang merasa kesulitan menabung, financial check-up seharusnya bisa memperlihatkan lalu lintas uang keluar masuk. Coba perhatikan, pos pengeluaran mana yang menjadi ‘kelemahan’mu? Ada yang hobi ngopi cantik tiga kali seminggu? Atau nggak bisa melewatkan film bioskop terbaru? Kalap setiap sale? Terus-menerus makan di restoran? Pengeluaran terbesarmu adalah ongkos transportasi?
Yuk, bedakan antara kebutuhan dan keinginan. Kurangi frekuensi hura-huramu, termasuk frekuensi mendatangi mal ketika sale. Pindah tempat ke cafe, restoran atau bioskop dengan harga yang lebih terjangkau, atau yang sedang ada promo. Belajar memasak atau potluck dengan teman-teman. Sesekali naik ojek, bis TransJakarta atau kereta CommuterLine kalau kamu biasa naik taksi atau menyetir mobil sendiri? Bisa juga carpooling dengan teman yang searah pulang denganmu. Kreatif supaya bisa menghemat, dong!
3. Apa kabar cicilan?
Kemungkinan berikutnya, kamu kesulitan menyisihkan uang untuk ditabung, karena kamu terbebani cicilan utang yang jumlahnya terlalu besar.
Idealnya, cicilan utang maksimum 30% dari penghasilan. Lebih dari itu, kamu akan ‘sesak nafas’ untuk bertahan hidup setiap bulannya.
Kalau sudah terlanjur, gimana dong? Selain berusaha ‘mengencangkan ikat pinggang’, kamu juga bisa mencari tambahan penghasilan di luar pekerjaan utama, agar bisa menabung. Nah, kalau cicilan utang sudah selesai, hati-hati ketika akan mengambil utang baru, ya!
4. Sudah umur segini/sudah kerja sekian tahun, sudah punya apa saja?
Nah, ini juga pertanyaan penting. Beda umur dan jumlah tanggungan, tentunya situasinya berbeda juga. Yang first jobber lajang bisa jadi baru mulai berinvestasi, tetapi yang sudah bekerja hampir sepuluh tahun dengan dua anak, sudah sewajarnya sedang mencicil properti, memiliki kendaraan pribadi dan rekening investasi untuk pendidikan anak-anak dan persiapan pensiun.
Jangan sampai jerih payahmu menghasilkan uang lenyap begitu saja karena gaya hidup konsumtif dan keterbatasan pengetahuan dan wawasan finansial. Belajar yuk, ah!
5. What’s Next?
Setelah melakukan cek keuangan, angka-angka di hadapanmu nggak akan bohong! Hehehe..
Berdasarkan hasilnya, kamu akan bisa melakukan action dan berkomitmen untuk memperbaiki kondisi keuanganmu, dan tentunya menjadi lebih bijak dalam mengelola keuangan.
Tunggu apa lagi? Yuk, cek keuanganmu!
Mia Damayanti / Sales & Project Officer
Diskon 20% untuk konsultasi keuangan di QMFinancial hingga 31 Maret 2017. Hubungi kami di 08111500688 atau [email protected]