5 Jenis Utang yang Paling Sering Menjebak dan Bikin Masalah
Utang is lyfe. Rasanya, kurang afdal kalau nggak punya utang. Utang jadi motivasi untuk kerja. Karena punya utang, makanya harus kerja. Sampai-sampai, saking lyfe-nya nih, semua jenis utang pernah dipunya.
Yes, jangan salah, masih banyak orang yang menganut faham ini.
Jadi, apakah berutang itu salah? Enggak sama sekali. Apalagi kalau memang kita tak punya uang, sedangkan kita ada kebutuhan yang sangat penting. Namun, tentu saja enggak sembarang utang. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, agar utang kita sehat. Nah, ini sih bisa kamu cek di artikel yang lalu ya.
Utang memang boleh-boleh saja. Yang harus diwaspadai adalah jebakannya, yang justru muncul karena kesalahan kita sendiri.
Ini dia beberapa jenis utang yang paling sering menjebak dan bikin masalah, terutama belakangan ini
1. Kredit tanpa jaminan
Jenis utang kredit ini memang sangat menggiurkan, pada awalnya. Sudahlah tanpa butuh jaminan atau agunan, prosesnya cepat, plafonnya juga lumayan. Cocok banget deh, untuk kebutuhan mendesak jangka pendek.
Banyak orang memanfaatkan kredit tanpa jaminan ini untuk berbagai keperluan, dari mulai tambahan modal usaha hingga keperluan pribadi–misalnya untuk biaya menikah, membeli barang, renovasi rumah, sampai liburan.
Tapi, awas jebakannya!
Kredit tanpa jaminan punya bunga yang tinggi banget, rata-rata antara 10% – 23% per tahun, dengan bunga tetap. Bunga yang tinggi ini sebagai “harga” dari risiko pemberian pinjaman yang tanpa jaminan atau agunan.
Dan, jangan salah. Jika kita mau melunasinya lebih cepat, ada biaya penalti yang harus kita bayar juga lo!
Pantas saja kan, kalau jadi menjebak?
2. Utang kartu kredit
Jenis utang yang kedua ini biasanya akan menjebak mereka yang punya mindset, “Punya kartu kredit berasa kayak punya kartu ATM tanpa harus menabung dulu.” Jadi, kebutuhan apa pun, tinggal gesek saja. Praktis dan mudah.
Ya, dan “praktis dan mudah” itu biasanya ada harganya, tentu saja. Bunga utang kartu kredit juga cukup tinggi, apalagi jika kita hanya mampu membayar minimum payment setiap bulannya.
Lalu, ada juga lo jebakan utang kartu kredit ini selain bunga. Apa hayo? Limit.
Sebelum diapprove, pihak bank biasanya akan melakukan survei terhadap calon pemegang kartu kredit. Biasanya sih syaratnya punya gaji minimal Rp3 juta. Saat akhirnya diapprove permohonan kartu kreditnya, limit utang kartu kredit bisa 2 kali lipat–bahkan mungkin lebih–dari gaji kita.
Wah, bisa belanja sampai 2 kali lipat dari gaji lo! Misal gaji Rp10 juta. Limitnya bisa sampai Rp20 juta. Betapa menggiurkan!
3. Utang atas nama arisan
Biasanya sih yang suka ikut arisan itu ibu-ibu (saya enggak suka ikut arisan, tapi ibu-ibu juga sih). Dan biasanya ibu-ibu paling hobi sama sesuatu yang bisa dibayar secara kredit.
Nah, ini nih biasanya juga menjadi hal menarik. Syahdan, ada penjual panci. Pancinya kalau di toko dibanderol dengan harga Rp500.000. Karena si penjual tahu banget kalau ibu-ibu suka arisan dan suka panci, maka dibikinlah “arisan”. Arisannya Rp50.000 per bulan selama setahun. Nanti yang dapat arisan, hadiahnya panci.
Sounds great, huh?
Tapi tunggu. Rp50.000 per bulan selama setahun? Berarti, jadi berapa itu harga pancinya?
Jeng jeng! Yep, ini adalah salah satu jenis utang yang biasanya nasabahnya adalah ibu-ibu memang.
4. Pinjaman online
Pernah baca seorang PNS yang gantung diri lantaran tercekik pinjaman online? Ngeri banget kan ya? Di kasus lain lagi, ada yang mengaku, terjerat utang di–nggak tanggung-tanggung nih–15 aplikasi pinjaman online.
Pinjaman online ini sebenarnya sih si kredit tanpa jaminan yang sudah disebutkan di poin pertama di atas itu juga sih. Hanya saja, kredit ini dilakukan secara online melalui aplikasi mobile.
Masih soal kepraktisan, kepastian untuk disetujui, prosesnya yang cepat dan mudah juga yang bikin orang jadi terjebak.
Tapi, “efek” dari pinjaman online ini enggak berhenti di diri yang meminjam uang aja lo, tetapi bisa berefek sampai ke orang-orang terdekatnya, kenalannya juga. Karena ketika kita instal aplikasi online ini, kita akan menyetujui syarat yang menyebutkan, bahwa si pemilik aplikasi online akan dapat mengakses semua data diri kita. Termasuk kontak!
Nah, makanya, kalau si peminjam enggak bisa bayar, yang ditagih adalah semua orang yang ada di daftar kontaknya. Waduh!
5. Pay Later
Jenis utang yang terakhir ini adalah utangnya para milenial dan gen Z nih. Kok gitu? Iya, soalnya jenis utang ini ada bareng aplikasi-aplikasi favorit para milenial; mulai dari aplikasi ojek online, marketplace, sampai aplikasi liburan.
Bunga Pay Later bervariasi, tergantung platform mana yang dipakai. Yang terbesar adalah yang dipakai di platform aplikasi liburan. Limit utangnya bisa sampai Rp50 juta, dengan bunga sekitar 4%. Maksimal banget deh.
Jadi, jenis utang mana yang sekarang masih jadi mimpi burukmu? Semoga sih sudah enggak ada lagi.
Kalau masih ada, ayo, segera cari jalan keluar untuk segera bebas dari utang. Benahi keuanganmu segera, mulai dari mengatur cash flow hingga nantinya juga berinvestasi. Pilih kelas finansial online QM Financial yang sesuai dengan kebutuhanmu ya.
Kalau kita bisa bebas utang itu rasanya … hidup jadi ringan banget lo! Kamu nggak pengin?
6 Jenis Utang yang Biasa Melilit Para Karyawan
Dalam artikel yang sudah agak lama tayang di web ini, pernah disebutkan mengenai survei yang dilakukan oleh International Foundation of Employee Benefit Plans (IFEBP) di Brookfield Wisconsin. Dalam survei tersebut, terungkap fakta bahwa sebanyak 66% working class people harus menghadapi masalah yang sama: utang. Nah, jenis utang yang melilit saja nih yang beda-beda.
Kadang ya miris sih, bahkan sampai-sampai ada lo yang karena punya utang sana-sini, pada akhirnya si pekerja atau karyawan tersebut gaji yang dibawa pulang sama dengan 0, alias nihil. Alias habis, tak bersisa.
Terus, gimana masa pensiunnya nanti ya? Jangankan pensiun, kebutuhan hidup sekarang saja mungkin nggak tercukupi.
Berikut 6 jenis utang yang biasanya melilit orang-orang kelas pekerja
1. Kartu kredit
Ada lo yang punya kebiasaan belanja bulanan dengan menggunakan kartu kredit. Bahkan kartu kreditnya juga dipakai untuk membayar biaya membership ini itu (salah satunya gym, yang bahkan jarang didatangi), hingga membayar perawatan mobil. Padahal kondisi dana darurat nggak ada.
Alhasil, hanya bisa membayar cicilan dalam jumlah minimal. Akibatnya? Bunga kartu kredit yang 27% per tahun itu pun bergulung-gulung, mengempaskan keuangan ke kondisi bak terkena hantaman tsunami.
2. Utang koperasi
Jenis utang kedua yang biasanya dilakukan oleh para pekerja adalah utang koperasi. Pasti sudah umumlah ya, di perusahaan–terutama yang sudah besar–selalu ada koperasi karyawan. Biasanya koperasi karyawan ini didirikan untuk membantu karyawan juga sih; mereka menyediakan barang-barang kebutuhan dengan harga murah, pun menyediakan fasilitas simpan pinjam.
Tingkat bunga pinjaman koperasi sih bisa saja berbeda, tergantung kebijakan masing-masing. Tapi selalu lebih rendah ketimbang bunga utang pada umumnya, pastinya. Perhitungannya bisa memakai cara perhitungan bunga menurun (yang dipengaruhi oleh besarnya pinjaman pokok yang masih ada pada si peminjam) atau dengan cara perhitungan bunga menurun efektif.
Tujuannya sangat baik, tapi kalau dimanfaatkan tidak dengan bijak, ya akan sama saja. Namanya pinjaman, pasti ada bunga. Meski hitungannya bisa menurun sesuai kondisi pinjaman pokok, tapi tetap saja harus dikembalikan dan ada sejumlah bunga tambahan, bukan? Kalau jumlahnya besar, tentu bunga juga akan mengikuti.
3. Kasbon
Selain ada koperasi karyawan, kadang dari pihak perusahaan sendiri juga menyediakan fasilitas pinjaman lunak pada karyawannya untuk berbagai keperluan, bisa jangka panjang maupun jangka pendek.
Aturan pengambilan pinjaman atau kasbon ini biasanya juga tergantung pada kebijakan masing-masing, tapi umumnya tidak boleh melebihi sepertiga gaji yang diterima oleh karyawan. Bunganya sudah pasti rendah. Tapi seperti halnya koperasi, meskipun rendah, tapi tetap ada dan harus dibayarkan bersama pengembalian pinjaman. Jika pinjamannya berjumlah besar, maka beban bunga dan pengembalian pun akan semakin besar.
4. Kredit barang konsumtif
Jenis utang yang sering dilakukan oleh para pekerja yang berikutnya adalah kredit, yang langsung dilakukan oleh perseorangan.
Misalnya, sering terlihat di perkantoran ada orang-orang yang berkeliling menawarkan kredit panci, kredit blender, atau apa pun, yang kemudian akan ditagih setiap bulan. Seperti panci presto, misalnya. Harganya Rp500.000. Para karyawan tersebut boleh mengambilnya dengan mencicil Rp50.000 per bulan selama 12 bulan.
Nah, berarti bunganya berapa tuh?
5. Pay later
Nah, ini nih jenis utang yang paling kekinian karena bisa dilakukan secara online, dan diadopsi oleh banyak aplikasi online yang laris digunakan oleh kita-kita, termasuk para pekerja.
Dengan fitur kredit online ini, semua orang bisa melakukan apa pun–mulai dari beli barang, memanfaatkan jasa, hingga pesan tiket dan hotel buat liburan–dan membayarnya bulan depan.
Apakah ada bunganya?
Oh, tentu saja. Namanya juga kredit, selalu ada bunga dong. Bunga fitur kredit online ini bervariasi sih pada masing-masing aplikasi. Kalau dilihat di kondisi sekarang, rata-rata berada di kisaran 2,14% – 4,8%, dengan tenor 1 – 12 bulan.
Wah, mau ngopi-ngopi kekinian makin mudah, ya kan? Nggak cuma bisa eksis, tapi bayarnya bisa ditunda lo! Sungguh menggoda. Tapi, kalau kebanyakan pay later sana-sini, duh, bisa tekor juga tuh gaji kan? Bunganya juga lumayan.
6. Utang teman
Sudah utang kartu kredit, tagihannya dibayar pakai utang koperasi atau kasbon. Hari ini, mau ngopi ah. Pakai pay later-nya. Bisa dibayar pake gaji bulan depan kan? Tapi, masih utang panci Rp500.000, yang dicicil Rp50.000 per bulan setahun ke depan. Sudah beberapa bulan nunggak nih. Utang teman ah! Nanti kalau ditagih, kan tinggal pasang muka yang lebih galak ketimbang yang diutangin.
Lengkap sudah nih, jenis utang yang dipunya.
Yuk, atur cash flow kita! Sudah 74 tahun Indonesia merdeka, masa kita belum juga merdeka dari utang sih? Mulai diberesin pelan-pelan yuk!
Dengan biaya terjangkau, dan bisa dilakukan sambil apa saja, ada kelas-kelas finansial online yang bisa dipilih sesuai kebutuhan lo. Mulai dari dasar Blueprint of Your Money, mengatur cash flow, asuransi, hingga investasi.
Yuk, gabung di kelas-kelas finansial online QM Financial. Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk berbagai info dan tip keuangan yang praktis.
Jurus Tepat Kartu Kredit Bermanfaat
Bagaimana pengalamanmu dengan kartu kredit? Manis, pahit atau ada asam-asamnya dikit? ☺
Sebenarnya kartu kredit itu banyak manfaatnya lho. Untuk kemudahan transaksi saat travelling: pesan tiket atau deposit hotel, bisa dapat diskon atau poin di merchant tertentu. Tak ketinggalan fungsi praktisnya untuk online shopping. Pembayaraan dengan kartu kredit juga memudahkan kita mengontrol ke mana saja uang dibelanjakan. Kalau pakai cash, hilang tak berbekas karena enggak sempat mencatat kan? Untuk mendapatkan manfaat dari kartu kredit, kamu bisa praktekkan jurus-jurus ini.
Berani gesek, berani bayar.
Mekanisme penggunaan kartu kredit itu sederhana kok. Berani gesek, berani bayar. Lunas ya. Enggak ada ceritanya gesek kalau enggak ada uang di tabungan buat melunasinya. Jangan membelanjakan uang yang enggak ada. Itu halu namanya. ☺
Tips yang satu ini, untuk beberapa orang mudah saja. Tapi masih banyak sekali orang yang kesulitan melunasi tagihan kartu kreditnya karena punya kebiasaan buruk: gesek dulu, bayarnya belakangan. Diberi jalan pula sama penyedia kartu kreditnya dengan fasilitas boleh bayar minimal 10% dari tagihan total. Kamu termasuk tipe yang mana: bayar lunas atau minimal pembayaran saja?
Perhatikan tanggal
Ada tiga tanggal yang wajib kamu perhatikan ketika berurusan dengan kartu kredit: tanggal cetak tagihan, deadline pembayaran dan tanggal gajian untuk melunasi tagihan.
Misal tagihan Juli dicetak tanggal 20. Deadline bayar 5 Agustus. Kalau kamu gajian tanggal 25 Juli, pastikan di awal Agustus tagihan ini sudah dilunasi. Jangan sampai telat. Meskipun tagihannya hanya Rp300ribu, telat bayar sehari saja akan dikenakan denda loh. Belum lagi bunganya. Sebel kan.
Batasi jumlah kartu
Berapa banyak kartu kredit dalam dompetmu?
Mulai tahun 2014, Bank Indonesia menerapkan pembatasan kepemilikan kartu kredit sebagai langkah manajemen risiko kredit, baik di sisi penerbit kartu kredit maupun pengguna kartu kredit. Dari sisi pendapatan, individu dengan pendapatan < Rp3 juta tidak diperbolehkan memiliki kartu kredit. Individu dengan pendapatan antara Rp3 juta – Rp10 juta boleh memiliki kartu kredit dari maksimal 2 (dua) penerbit, dengan pembatasan total plafon kredit dari seluruh kartu kredit yang dimilikinya yaitu maksimal 3 (tiga) kali pendapatan tiap bulan. Sementara individu dengan pendapatan >Rp10 juta tidak dibatasi kepemilikan kartu kreditnya namun mempertimbangkan analisis risiko masing-masing penerbit kartu.
Kalau kamu punya lebih dari satu kartu, bedakan penggunaannya. Misal 1 kartu untuk pengeluaran rutin, 1 untuk shopping dan 1 lagi untuk berjaga saat keadaan darurat.
Hindari utang kartu kredit
Intinya, jangan berutang pada kartu kredit! Silakan pakai sampai puas, tapi pada saat deadline bayar, harus lunas! Kamu tahu enggak berapa banyak bunga kartu kredit yang kamu bayarkan? Bisa sampai 35% loh. Aturan BI di Juni 2017 sudah menurunkan basis bunga kartu kredit jadi maksimal 27% per tahun. Tapi tetap saja angka ini jauh lebih besar imbal hasil investasimu kan? Jadi, apa gunanya investasi kalau bunga kartu kredit menggerogoti keuanganmu?
Kalau sudah terlanjur berutang pada kartu kredit = lunasi! Berani utang, berani bayar. Cek langkah-langkah untuk melunasi kartu kreditmu di sini: https://qmfinancial.com/2007/01/kartu-kredit-siapa-takuuut/
Yuk ceritakan pengalamanmu memanfaatkan kartu kredit di media sosial dan tag @QM_Financial. Janji ya gak utang kartu kredit lagi. ☺
Fransisca Emi
Kartu Kredit = Tanggung Jawab!
Punya kartu kredit memang asyik. Cuma perlu gesek, kita bisa mendapatkan barang dan jasa yang kita perlukan. Tapi tunggu dulu, kalian tahu nggak, apa plus dan minusnya pengunaan kartu kredit?
Gift Voucher: Hadiah Spesial Untuk Orang Tersayang di Valentine’s Day
Salah satu momen yang paling ditunggu-tunggu, terutama untuk kamu yang memiliki pasangan, adalah Valentine’s Day yang dirayakan setiap tanggal 14 Februari. Selain meluangkan waktu mengatur kencan istimewa di hari Valentine, sudahkah kamu menyiapkan hadiah spesial untuk orang tersayang?